• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA,

PORTAL DENGAN BRESING “V” DAN

PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

Oleh :

Fajar Nugroho

Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Padang fajar_nugroho17@yahoo.co.id

Abstrak

Bangunan gedung yang terletak di daerah rawan gempa khususnya di Sumatera Barat sebaiknya didesain lebih kaku agar dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa. Salah satu cara yang dilakukan agar struktur menjadi lebih kaku adalah dengan memberikan bresing pada portal. Dalam penelitian ini akan dianalisis perbandingan respon dinamis struktur antara portal terbuka, portal dengan bresing “V”, dan portal dengan bresing diagonal, diantaranya adalah nilai perpindahan (displacement), simpangan antar lantai (drift) dan gaya-gaya dalam pada bangunan gedung beton bertulang. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bangunan gedung beton bertulang 4 lantai, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan bresing pada struktur portal dapat mengurangi nilai displacement. Simpangan antar lantai yang terjadi masih memenuhi batas yang diisyaratkan. Nilai gaya geser yang terjadi dapat dikurangi dengan menambah bresing pada struktur portal.

Kata kunci: Respon dinamis, bresing, gedung beton bertulang

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu kriteria dalam merencanakan struktur bangunan gedung bertingkat adalah kekuatan bangunan terhadap beban yang bekerja. Saat ini, mayoritas pembangunan gedung bertingkat dengan berbagai fungsi masih menggunakan struktur beton bertulang. Secara umum, sistem struktur dalam suatu konstruksi terdiri dari sistem struktur penahan beban gravitasi dan sistem penahan beban lateral. Sistem struktur penahan beban gravitasi terdiri dari sistem moment resisting frame, sistem open frame, braced frame (pengaku diagonal), shear wall (dinding geser) dan lain-lain. Sistem open frame (portal terbuka) terdiri dari kolom dan balok. Kekakuan lateral dari portal terbuka cenderung tergantung dari kekakuan lentur pada kolom, balok dan sambungannya. Bangunan gedung yang terletak di daerah rawan gempa sebaiknya didesain lebih kaku agar dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa. Salah satu cara yang dilakukan agar struktur menjadi lebih kaku adalah dengan memberikan bresing pada portal.

1.2. Tujuan Penelitian

antara portal terbuka, portal dengan bresing “V” dan portal dengan bresing diagonal, diantaranya adalah nilai perpindahan (displacement), simpangan antar lantai (drift) dan gaya-gaya dalam pada bangunan gedung beton bertulang 4 lantai.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. State Of The Art

Beberapa penelitian tentang respon dinamis struktur pada bangunan gedung telah banyak dilakukan. Nugroho, dkk (2017) melakukan analisis respon dinamis struktur pada portal terbuka, portal dinding bata dan portal dinding geser pada bangunan gedung beton bertulang. Dari hasil analisis didapatkan perbandingan hasil nilai displacement arah x menunjukkan bahwa portal terbuka dan portal dinding bata memiliki nilai perilaku yang lebih baik dari pada portal dinding geser. Nilai displacement arah x pada portal dengan dinding geser lebih berpengaruh terhadap kekuatan dan kekakuan karena memilki nilai displacement terkecil. Displacement arah y pada portal dengan dinding bata dan portal dengan dinding geser lebih berpengaruh terhadap kekuatan dan kekakuan, dikarenakan pada portal arah y

(2)

digunakan pada suatu gedung akan mempengaruhi terhadap kekakuan gedung. Agus, dkk (2016) melakukan perbandingan analisis respon struktur gedung antara portal beton bertulang, struktur baja dan struktur baja menggunakan bresing terhadap beban gempa. Dari hasil analisis struktur didapatkan rasio simpangan antar lantai pada masing-masing model struktur masih dalam batas izin, dengan momen dan gaya geser struktur open frame portal beton lebih besar dari model struktur open frame portal baja, namun perbandingan displacement struktur open frame portal beton lebih kecil dari model struktur open frame portal baja. Sedangkan pada model struktur baja menggunakan bresing momen, gaya geser dan perpindahan jauh lebih kecil dibandingkan model struktur portal open frame baja apalagi struktur open frame beton. Penelitian menunjukkan bahwa model struktur baja menggunakan bresing merupakan model struktur yang efektif, karena displacement dan gaya dalam elemen struktur yang lebih kecil dibandingkan model struktur open frame beton dan struktur open frame baja dalam menahan beban gempa. Agus, dkk (2015) melakukan perbandingan analisis struktur model portal open frame, bresing dan dinding geser pada struktur gedung beton bertulang terhadap beban gempa. Dari hasil analisis struktur didapatkan rasio simpangan antar lantai pada masing-masing model struktur masih dalam batas izin, dengan perpindahan (displacement) dan gaya dalam struktur open frame lebih besar dari model struktur portal yang menggunakan bresing dan dinding geser. Selanjutnya dilakukan pemodelan ulang dengan memperkecil dimensi elemen struktur kolom dan balok, didapatkan rasio simpangan antar lantai pada model struktur open frame lebih besar dari batas izin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model struktur menggunakan bresing dan dinding geser merupakan model struktur yang efektif, karena displacement dan gaya dalam elemen struktur yang lebih kecil dibandingkan model struktur open frame dalam menahan beban gempa.

2.2. Studi Pendahuluan 2.2.1. Sifat dan Sistem Struktur

Sifat khusus dari struktur yang berhubungan dengan tingkat layanan bangunan akibat gempa adalah :

1. Kekakuan (Stiffness)

Jika deformasi akibat gaya lateral, dihitung dan dikontrol maka harus dibuat perhitungan yang nyata dari hubungan sifat kekakuan. Deformasi pada struktur dipengaruhi oleh besar beban yang bekerja. Hubungan ini dibentuk dari prinsip dasar dari mekanika struktur, yaitu menggunakan sifat geometri dan modulus elastisitas beban.

2. Kekuatan (Strength)

Istilah kekuatan secara umum digunakan untuk menjelaskan ketahanan dari struktur atau komponen struktur atau bahan yang digunakan, terhadap beban yang membebaninya. Penentuan sifat kekuatan yang akan dibuat tergantung daripada maksud dan kegunaan struktur tersebut.

a. Kekuatan perlu (required strength) Kekuatan perlu merupakan kekuatan yang timbul akibat pembebanan yang ada atau bekerja pada struktur tersebut, Seperti beban mati (dead load), beban hidup (live load) dan beban gempa yang telah dikalikan dengan faktor pembebanan yang berlaku.

b. Kekuatan ideal (ideal strength)

Kekuatan ideal dari suatu komponen struktur, didasarkan pada perkiraan secara teoritis terhadap kekuatan bebas dari keruntuhan suatu komponen struktur.

c. Probable strength

Kekuatan yang dapat dipikul dan diperoleh dari kekuatan bahan yang sebenarnya, yang dapat dipikul oleh sesuatu komponen struktur.

d. Kekuatan lebih (over strength)

Nilai kekuatan lebih dihitung untuk semua faktor yang terjadi yang melebihi kekuatan nominal.

Sistem struktur dasar penahan beban lateral secara umum dapat dibedakan atas Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM), Sistem Dinding Struktural (SDS) dan Sistem Ganda (gabungan SRPM dan SDS).

(3)

1. Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) a. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa

(SRPMB), Sistem rangka ini pada dasarnya memiliki tingkat daktilitas terbatas dan hanya cocok digunakan di daerah dengan resiko gempa yang rendah.

b. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), suatu sistem rangka yang selain memenuhi ketentuan-ketentuan untuk rangka pemikul momen biasa juga memenuhi ketentuan-ketentuan detailing yang ketat sesuai SNI 1726-2012. Sistem ini memiliki daktilitas sedang dan cocok digunakan di daerah dengan resiko gempa sedang.

c. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), suatu sistem rangka yang selain memenuhi ketentuan-ketentuan untuk rangka pemikul momen biasa juga memenuhi ketentuan-ketentuan detailing yang ketat sesuai SNI -1726-2012. Sistem ini memiliki daktilitas penuh dan cocok digunakan di daerah dengan resiko gempa kuat.

2. Sistem Dinding Struktural (SDS)

a. Sistem Dinding Struktural Biasa (SDSB), suatu dinding struktural yang memenuhi ketentuanketentuan SNI -1726-2012. Dinding ini memiliki tingkat daktilitas terbatas dan cocok digunakan di daerah dengan resiko gempa yang rendah sampai sedang. b. Sistem Dinding Struktural Khusus

(SDSK), suatu dinding struktural yang selain memenuhi ketentuan untuk dinding struktural biasa juga memenuhi ketentuan SNI-1726-2012. Sistem ini pada prinsipnya memiliki tingkat daktilitas penuh dan digunakan di daerah dengan resiko gempa yang kuat.

3. Sistem Ganda

Sistem ini terdiri dari sistem rangka yang digabung dengan sistem dinding struktural. Rangka ruang lengkap berupa Sistem Rangka Pemikul Momen berfungsi memikul beban gravitasi. Sistem rangka pemikul momen pada sistem ganda ini

struktur bangunan. Sedangkan sistem dinding struktural menahan 75% gaya lateral tersebut.

2.2.2. Struktur Portal Terbuka (Open Frame)

Bangunan harus didesain supaya mampu menahan beban gempa yang kira-kira akan terjadi di daerahnya. Dalam memilih jenis struktur yang tepat, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya tinggi bangunan, arsitektural, dan fungsi bangunan. Dengan mendesain bangunan sesuai dengan berbagai ketentuan yang ada di SNI diharapkan struktur bangunan tersebut tidak mengalami keruntuhan pada saat terjadi gempa. Struktur portal open frame terdiri dari kolom dan balok yang digabungkan dengan sambungan tahan momen. Kekakuan lateral dari portal kaku cenderung tergantung dari kekakuan lentur dari kolom, balok dan sambungannya.

Keunggulan dari struktur open frame : 1. Adanya bukaan penuh atau segiempat

pada susunan struktur, yang mana memberikan keleluasaan dan kemudahan dalam perencanaan arsitektural.

2. Sistem disipasi energi yang baik

Kekurangan dari struktur open frame adalah ukuran balok dan kolom serta harga material menjadi sangat mahal pada bangunan dengan ketinggian lebih dari 30 tingkat. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi bangunan maka aspek kekakuan menjadi lebih dominan daripada kekuatan untuk menjaga simpangan dalam nilai yang diijinkan.

Gambar 2.1. Deformasi Geser Terhadap Lentur Pada Portal

(4)

menjadikan struktur portal lebih kaku (tidak bergoyang). Bresing direncanakan memikul beban aksial yang dapat menyebabkan tarik dan tekan. Pada saat terjadi gempa, bresing memiliki dua kemungkinan perilaku yakni perilaku tekuk akibat tekan dan leleh atau fraktur akibat tarik. Ada berbagai macam pemasangan bresing diantarnya adalah Single Diagonal Braced, Two Story X-Bracing, V-Bracing dan Inverted V-V-Bracing.

Gambar 2.2. Konfigurasi Bresing 2.2.4. Respon Dinamis Struktur

Ketentuan terhadap kekakuan lateral yang memadai merupakan pertimbangan utama dalam disain bangunan tinggi. Pada kondisi batas ultimit, deformasi lateral harus dibatasi untuk mencegah efek P-delta akibat beban gravitasi menjadi sangat besar dan menyebabkan keruntuhan serta mencegah benturan berbahaya antar-gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah. Sedangkan pada kondisi batas layan, defleksi harus dibatasi, pertama agar komponen komponen non struktural seperti elevator dan pintu dapat berfungsi dengan sempurna, kedua adalah untuk menghindari adanya retak yang berlebihan dan konsekuensi kehilangan kekakuan, ketiga struktur harus cukup kaku untuk mencegah getaran dinamik menjadi cukup besar yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan pada penghuni.

Di Indonesia, ketentuan yang mengatur tentang kekakuan dan pembatasan drift termuat di SNI-1726-2012. Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain (∆)

harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang ditinjau. Simpangan antar lantai tingkat desain (∆) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin (∆a) untuk semua tingkat.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan pada bangunan gedung kantor 4 lantai yang terletak di koordinat S 0°54'14.7492'', E 100°21'31.338'' di Kota Padang Sumatera Barat. Gedung ini menggunakan struktur utama (kolom, balok dan pelat) berjenis struktur beton bertulang (reinforced concrete structure), dengan mutu f’c = 30 MPa dan mutu tulangan baja Fy =

400 MPa.

Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer (software). Analisis dilakukan pada struktur atas bangunan. Pada langkah awal penelitian ini dilakukan analisis ulang terhadap struktur tersebut berdasarkan gambar dan spesifikasi yang ada (portal terbuka). Kemudian dilanjutkan analisis struktur dengan menambahkan bresing “V” dan bresing diagonal pada daerah tertentu. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik 3 dimensi serta pembebanan meliputi beban mati, beban hidup dan beban gempa dinamik respon spektrum.

Dalam penelitian ini akan dianalisis perbandingan respon dinamis struktur antara portal terbuka, portal dengan bresing “V”, dan portal dengan bresing diagonal, diantaranya adalah nilai perpindahan (displacement), simpangan antar lantai (drift) dan gaya-gaya dalam pada bangunan gedung beton bertulang. Prosedur penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan alir berikut :

(5)

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian 3.2. Pemodelan Struktur Gedung

Gambar 3.2. Pemodelan Struktur Portal Terbuka

Gambar 3.3. Pemodelan Struktur Portal Dengan Bresing V

Gambar 3.3. Pemodelan Struktur Portal Dengan Bresing Diagonal 3.3. Pembebanan Pada Model Struktur

Gedung

1. Pembebanan Gravitasi

a. Beban mati / Dead Load (DL)

b. Beban mati tambahan / Super Impose Dead Load (SIDL)

c. Beban hidup / Live Load (LL) 2. Pembebanan Gempa

Pembebanan gempa sesuai dengan SNI 1726:2012 dan sesuai Peta Hazard Gempa Indonesia 2010, penentuan wilayah gempa diambil pada level periode ulang gempa 2% dalam 50 tahun (periode ulang 2500 tahun).

3.4. Kombinasi Pembebanan

1. Ketahanan struktur terhadap pembebanan vertikal :

a. U = 1,4 D

(6)

a. U = 1,2 D + 0,5 L ± E b. U = 0,9 D + 0,5 L ± E

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Perpindahan (Displacement)

Tabel 4.1. Displacement Arah X dan Arah Y

Gambar 4.1. Perbandingan Displacement Arah X dan Arah Y

Dari Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan bresing pada struktur portal dapat mengurangi nilai displacement.

4.2. Simpangan Antar Lantai (Drift) Tabel 4.2. Simpangan Antar Lantai Arah X

dan Arah Y Pada Struktur Portal Terbuka

Tabel 4.3. Simpangan Antar Lantai Arah X dan Arah Y Pada Struktur Portal dengan Bresing “V”

(7)

Tabel 4.4. Simpangan Antar Lantai Arah X dan Arah Y Pada Struktur Portal dengan Bresing Diagonal

Berdasarkan Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4 simpangan antar lantai (drift) yang terjadi tidak ada yang melebihi nilai simpangan antar lantai yang diizinkan sehingga masih memenuhi persyaratan.

4.3. Gaya-Gaya Dalam

Lokasi peninjauan gaya-gaya dalam diambil berdasarkan posisi kolom dan balok tiap lantai.

Gambar 4.2. Perbandingan Gaya Aksial Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.3. Perbandingan Gaya Geser Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.4. Perbandingan Momen Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.5. Perbandingan Gaya Aksial Tabel 4.4. Simpangan Antar Lantai Arah X

dan Arah Y Pada Struktur Portal dengan Bresing Diagonal

Berdasarkan Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4 simpangan antar lantai (drift) yang terjadi tidak ada yang melebihi nilai simpangan antar lantai yang diizinkan sehingga masih memenuhi persyaratan.

4.3. Gaya-Gaya Dalam

Lokasi peninjauan gaya-gaya dalam diambil berdasarkan posisi kolom dan balok tiap lantai.

Gambar 4.2. Perbandingan Gaya Aksial Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.3. Perbandingan Gaya Geser Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.4. Perbandingan Momen Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.5. Perbandingan Gaya Aksial Tabel 4.4. Simpangan Antar Lantai Arah X

dan Arah Y Pada Struktur Portal dengan Bresing Diagonal

Berdasarkan Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4 simpangan antar lantai (drift) yang terjadi tidak ada yang melebihi nilai simpangan antar lantai yang diizinkan sehingga masih memenuhi persyaratan.

4.3. Gaya-Gaya Dalam

Lokasi peninjauan gaya-gaya dalam diambil berdasarkan posisi kolom dan balok tiap lantai.

Gambar 4.2. Perbandingan Gaya Aksial Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.3. Perbandingan Gaya Geser Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.4. Perbandingan Momen Kolom Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

(8)

Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.6. Perbandingan Gaya Geser Balok Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.7. Perbandingan Momen Balok Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Penambahan bresing pada struktur portal dapat mengurangi nilai displacement. 2. Simpangan antar lantai yang terjadi masih

memenuhi batas yang diisyaratkan. 3. Nilai gaya geser yang terjadi dapat

dikurangi dengan menambah bresing pada struktur portal.

5.2. Saran

1. Struktur portal dengan bresing menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi displacement pada bangunan tinggi 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai struktur portal dengan bresing pada bangunan yang tidak simetris

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Gushendra, R. 2015. Perbandingan Analisa Struktur Model Portal Open

Frame, Bresing dan Dinding Geser Pada Struktur Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa. Jurnal Momentum, 17 (2): 6-13.

Agus, Syafril. 2016. Perbandingan Analisis Respon Struktur Gedung Antara Portal Beton Bertulang, Struktur Baja dan Struktur Baja Menggunakan Bresing Terhadap Beban Gempa. Jurnal Teknik Sipil ITP, 3 (1): 60-67.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727:2013. Jakarta: Standar Nasional Indonesia.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013. Jakarta: Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata

Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726:2012. Jakarta: Standar Nasional Indonesia.

Nugroho, F., Rizki, M.A.P. 2017. Respon Dinamis Struktur Pada Portal Terbuka, Portal Dinding Bata dan Portal Dinding Geser. Prosiding Abstrak Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SeNASTek 2017) : 145. Tim Revisi Peta Gempa Indonesia. 2010.

Peta Hazard Gempa Indonesia 2010 Sebagai Acuan Dasar Perencanaan dan Perancangan Infrastruktur Tahan Gempa. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.6. Perbandingan Gaya Geser Balok Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.7. Perbandingan Momen Balok Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Penambahan bresing pada struktur portal dapat mengurangi nilai displacement. 2. Simpangan antar lantai yang terjadi masih

memenuhi batas yang diisyaratkan. 3. Nilai gaya geser yang terjadi dapat

dikurangi dengan menambah bresing pada struktur portal.

5.2. Saran

1. Struktur portal dengan bresing menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi displacement pada bangunan tinggi 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai struktur portal dengan bresing pada bangunan yang tidak simetris

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Gushendra, R. 2015. Perbandingan Analisa Struktur Model Portal Open

Frame, Bresing dan Dinding Geser Pada Struktur Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa. Jurnal Momentum, 17 (2): 6-13.

Agus, Syafril. 2016. Perbandingan Analisis Respon Struktur Gedung Antara Portal Beton Bertulang, Struktur Baja dan Struktur Baja Menggunakan Bresing Terhadap Beban Gempa. Jurnal Teknik Sipil ITP, 3 (1): 60-67.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727:2013. Jakarta: Standar Nasional Indonesia.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013. Jakarta: Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata

Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726:2012. Jakarta: Standar Nasional Indonesia.

Nugroho, F., Rizki, M.A.P. 2017. Respon Dinamis Struktur Pada Portal Terbuka, Portal Dinding Bata dan Portal Dinding Geser. Prosiding Abstrak Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SeNASTek 2017) : 145. Tim Revisi Peta Gempa Indonesia. 2010.

Peta Hazard Gempa Indonesia 2010 Sebagai Acuan Dasar Perencanaan dan Perancangan Infrastruktur Tahan Gempa. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.6. Perbandingan Gaya Geser Balok Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

Gambar 4.7. Perbandingan Momen Balok Antara Portal Terbuka, Portal Dengan Bresing Diagonal dan Portal Dengan Bresing “V”

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Penambahan bresing pada struktur portal dapat mengurangi nilai displacement. 2. Simpangan antar lantai yang terjadi masih

memenuhi batas yang diisyaratkan. 3. Nilai gaya geser yang terjadi dapat

dikurangi dengan menambah bresing pada struktur portal.

5.2. Saran

1. Struktur portal dengan bresing menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi displacement pada bangunan tinggi 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai struktur portal dengan bresing pada bangunan yang tidak simetris

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Gushendra, R. 2015. Perbandingan Analisa Struktur Model Portal Open

Frame, Bresing dan Dinding Geser Pada Struktur Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa. Jurnal Momentum, 17 (2): 6-13.

Agus, Syafril. 2016. Perbandingan Analisis Respon Struktur Gedung Antara Portal Beton Bertulang, Struktur Baja dan Struktur Baja Menggunakan Bresing Terhadap Beban Gempa. Jurnal Teknik Sipil ITP, 3 (1): 60-67.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727:2013. Jakarta: Standar Nasional Indonesia.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013. Jakarta: Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata

Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726:2012. Jakarta: Standar Nasional Indonesia.

Nugroho, F., Rizki, M.A.P. 2017. Respon Dinamis Struktur Pada Portal Terbuka, Portal Dinding Bata dan Portal Dinding Geser. Prosiding Abstrak Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SeNASTek 2017) : 145. Tim Revisi Peta Gempa Indonesia. 2010.

Peta Hazard Gempa Indonesia 2010 Sebagai Acuan Dasar Perencanaan dan Perancangan Infrastruktur Tahan Gempa. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

Gambar

Gambar 2.1. Deformasi Geser Terhadap Lentur Pada Portal
Gambar 2.2. Konfigurasi Bresing 2.2.4. Respon Dinamis Struktur
Gambar 3.2. Pemodelan Struktur Portal Terbuka
Gambar 4.1. Perbandingan Displacement Arah X dan Arah Y
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saya tidak kesulitan dalam menyesuaikan perilaku yang tepat untuk masing-masing peran yang saya jalankan walaupun keduanya menuntut hal yang berbeda dalam waktu bersamaan..

Dengan bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara bukti

pendidikan dan keahlian masyarakat Nias Utara dalam segala sektor

Metode penelitian ini adalah dengan membuat usulan geometri pengeboran yaitu merubah batang bor dengan diameter 41 mm dan panjang 2,00 meter dan membuat

Perekonomian pada kondisi tunak yang unik dilambangkan dengan ternyata nilai yang berada di bawah kondisi tunak, modal per tenaga kerja meningkat dari waktu ke waktu dan

Semakin rendah tingkat kekeliruan dan kesalahan yang terjadi, tentunya akan semakin mendekati ketepatan dalam pelaksanaan setiap aktivitas pekerjaan (tugas) yang

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Dan Perancangan