• Tidak ada hasil yang ditemukan

Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada Batuan Karbonat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada Batuan Karbonat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti Vol. 3, No. 1, Januari 2018, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada

Batuan Karbonat

Masrin Damanik1), Sugiatmo Kasmungin2), Rahmat Sudibjo3)

1), 2), 3)Magister Teknik Perminyakan Universitas Trisakti

masrin.me@gmail.com, sugiatmo_ftke@trisakti.co.id, r_sudibjo@yahoo.com

ABSTRAK

Tahapan pengembangan perolehan lapangan minyak memiliki tiga tahapan yaitu: primary

reocovery, secondary recovery, dan tertiary recovery (Enhanced Oil Recovery). Penelitian

menggunakan metode Enhanced Oil Recovery. Penelitian dengan menginjeksikan minyak atau paraffin kedalam batuan yang sudah disaturasi dengan larutan brine, kemudian batuan karbonat tersebut diinjeksikan dengan larutan surfaktan sehingga diperoleh oil recovery setelah diinjeksi dengan surfaktan, setelah itu, dilanjutkan dengan menginjeksikan dengan larutan polimer dan diperoleh oil recovery, selanjutnya dilakukan injeksi brine atau flushing untuk membersihkan minyak ataupun parutan yang masih tertinggal di dalam core. Percobaan dilakukan pada skala laboratorium dengan melakukan percobaan untuk mengetahui nilai oil recovery setelah diinjeksi dengan surfaktan dan polimer. Dari hasil penelitian diperoleh setelah menginjeksikan surfakan diperoleh oil recovery yang lebih besar dari pada oil recovery setelah injeksi polimer dan pada saat proses flushing tidak ada lagi minyak yang diperoleh sweep efficiency dan displacement efficiency. Kata Kunci: Enhanced Oil Recovery, oil recovery, sweep efficiency, displacement

efficiency, core.

I. PENDAHULUAN

Prinsip dari EOR yaitu menggunakan teori dari Hukum Darcy, dengan melakukan injeksi material dari luar reservoir untuk mengubah sifat-sifat kimia batuan dan fluida reservoir yaitu dengan cara meningkatkan nilai: k, kro, A, dan menurunkan nilai

µ

o. Akibat

injeksi material dari luar reservoir, batuan dan fluida reservoir akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika-kimia dan disertai dengan adanya penambahan tekanan reservoir.

Tujuan dari penggunaan surfaktan adalah untuk menurunkan tegangan permukaan antar muka (IFT) sehingga efisiensi displacement bertambah, sedangkan penggunaan dari polimer adalah menambah viskositas fluida pendesak dan meningkatkan permeabilitas batuan sehingga meningkatkan efisiensi penyapuan (sweep efficiency).

II. STUDI PUSTAKA

Enhanced oil recovery atau produksi tahap lanjut merupakan tenaga buatan yang

diinjeksikan ke dalam reservoir melalui sumur injeksi dengan tujuan untuk mendorong minyak atau gas yang tersisa menuju sumur produksi dengan harapan jumlah minyak yang diperoleh dapat meningkat sehingga recovery factor dapat ditingkatkan. Pada tahapan Enhanced oil recovery ada beberapa macam fluida yang diinjeksikan ke dalam reservoir, seperti: injeksi gas, injeksi kimia, dan injeksi uap. Injeksi kimia bertujuan untuk menurunkan tegangan permukaan minyak dengan batuan, dengan turunya tegangan permukaan sehingga minyak dapat mengalir dan recovery factor dapat ditingkatkan. Injeksi surfaktan dan polimer bertujuan untuk meningkatkan perolehan minyak, pada injeksi surfaktan bertujuan untuk meningkatkan displacement efficiency dengan cara menurunkan tegangan antar muka Inter Facial Tension (IFT), sedangkan penggunaan polimer adalah untuk meningkatkan sweep efficiency dengan memperbaiki permeabilitas batuan dan menaikan viskositas fluida pendesak. Penggunaan surfaktan dan polimer bertujuan untuk menurunkan teganan antar muka (IFT), memperbaiki permeabilitas batuan dan menaikkan viskositas fluida pendesak.

(2)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Design penelitian ini adalah dengan melakukan penelitian atau melakukan variasi percobaan untuk mencari pengaruh konsentrasi surfaktan dan polimer terhadap batuan karbonat, dari penelitian ini akan diperoleh larutan konsentrasi yang optimum untuk meningkatkan recovery factor.

Gambar 1.Skematik Peralatan.

Pada penelitian ini menggunakan core batuan carbonat sebagai media penghantar atau penyimpan minyak dan larutan brine, surfaktan dan polimer yang berfungsi untuk mendorong atau mengeluarkan minyak dari batuan. Berikut sistem peralatan yang digunakan seperti pada Gambar 1. Skematik Peralatan. Metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. diagram alir penelitian

(3)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada umumnya reservoir memiliki karakteristik fluida yang berbeda-beda tergantung dari komposisi, temperatur dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya. Suatu reservoir minyak bisaanya mempunyai tiga sifat utama yaitu viskositas, densitas dan volume formasi.

Pelaksanaan penelitian diharapkan dapat memberikan referensi baik terhadap pendidikan maupun terhadap praktisi.

Sifat fisik fluida larutan surfaktan dan polimer dapat dilihat pada Grafik 1. sampai dengan Grafik 6.

Grafik 1. viskositas surfaktan.

Pada pengukuran viskositas diperoleh nilai viskositas paling tinggi adalah 0,653 pada konsentrasi 1% dengan salinitas 2000 ppm diukur pada 30oC dan nilai paling rendah adalah 0,426 pada konsentrasi 0,1% dengan salinitas 4000 ppm diukur pada 80oC

(4)

Pada pengukuran densitas diperoleh nilai densitas paling tinggi adalah 1,056 pada konsentrasi 1% dengan salinitas 20.000 ppm diukur pada 40oC dan nilai paling rendah adalah 0,948 pada konsentrasi 0,1% dengan salinitas 4000 ppm diukur pada 80oC

Grafik 3. viskositas Polimer.

Pada pengukuran densitas diperoleh nilai densitas paling tinggi adalah 2,432 pada konsentrasi 2000 ppm dengan salinitas 20.000 ppm diukur pada 30oC dan nilai paling rendah adalah 0,571 pada konsentrasi 400 ppm dengan salinitas 4000 ppm diukur pada 70oC

Grafik 4. Densitas Polimer.

Pada pengukuran densitas diperoleh nilai densitas paling tinggi adalah 1,523 pada konsentrasi 2000 ppm dengan salinitas 20.000 ppm diukur pada 30oC dan nilai paling rendah adalah 0,935 pada konsentrasi 400 ppm dengan salinitas 4000 ppm diukur pada 80oC

Setelah mengukur viskositas, kemudian dilakukan pengukuran tegangan permukaan pada larutan surfaktan dan polimer, adapun hasil pengukuran dapat dilihat pada table berikut:

(5)

Tabel 1. Larutan Surfaktan (NP 10).

Larutan Surfaktan Viskositas (cp) Densitas (gram/cc) IFT (mN/m)

8000 ppm+ NP 10 0.5% 0.530928 0.9832 33.0 8000 ppm+ NP 10 0.75% 0.555734 0.9836 32.0 8000 ppm+ NP 10 1% 0.56879 0.9892 31.8 12000 ppm+ NP 10 0.5% 0.532872 0.9868 32.2 12000 ppm+ NP 10 0.75% 0.55822 0.988 32.1 12000 ppm+ NP 10 1% 0.56902 0.9896 31.2 16000 ppm+ NP 10 0.5% 0.55176 1.0032 31.2 16000 ppm+ NP 10 0.75% 0.572052 1.0036 31.0 16000 ppm+ NP 10 1% 0.582436 1.0042 30.5

Pada pengukuran surfaktan diperoleh nilai IFt paling tinggi adalah 33 mN/m pada konsentrasi 0.5 % dengan salinitas 8000 ppm dan nilai IFT paling kecil adalah 30,5 mN/m pada konsentrasi 1 % dengan salinitas 16.000 ppm

Tabel 2. Larutan Polimer (SPA).

LarutanPolimer Viskositas (cp) Densitas (gram/cc) IFT (mN/m)

8000 ppm + SPA 800 ppm 0.8802 0.9672 35.6 8000 ppm + SPA 1200 ppm 1.4024 0.9672 32 8000 ppm + SPA 1600 ppm 1.5480 0.9675 34 12000 ppm + SPA 800 ppm 0.8809 0.9680 36.5 12000 ppm + SPA 1200 ppm 0.9014 0.9692 35 12000 ppm + SPA 1600 ppm 1.7945 0.9700 38 16000 ppm + SPA 800 ppm 0.8806 0.9784 39 16000 ppm + SPA 1200 ppm 0.9310 0.9800 37 16000 ppm + SPA 1600 ppm 1.9624 0.9812 37

Pada pengukuran surfaktan diperoleh nilai IFt paling tinggi adalah 37 mN/m pada konsentrasi 1.200 ppm dan 1.600 ppm dengan salinitas 16000 ppm dan nilai IFT paling kecil adalah 32 mN/m pada konsentrasi 1.200 ppm dengan salinitas 8.000 ppm.

Tahapan injeksi yang dilakukan adalah injeksi Brine dengan saturasi brine ke dalam core kemudian ditimbang berat core untuk mengetahui jumlah brine yang masuk ke dalam core, kemudian dilakukan injeksi minyak atau paraffin lalu dilakukan injeksi surfaktan kemdudian dilakukan lagi injeksi polimer dan terakhir dilakukan injeksi brine untuk membersihkan core atau flushing. Nilai hasil oil recovery yang diperoleh adalah paling tinggi RF adalah 28% dan paling kecil RF 14%, diperoleh konsentrasi yang paling optimum adalah surfaktan NP 10 dengan konsentrasi 1% pada salinitas 12000 ppm dan polimer dengan konsentrasi pada 1600 ppm pada salinitas 12000 ppm.

(6)

Tabel 3. Hasil Recovery Faktor (RF).

Salinitas Surfaktan NP 10 Polimer SPA RF Total

8000 ppm 0.50% 800 14% 8000 ppm 0.75% 1200 16% 8000 ppm 1% 1600 20% 12000 ppm 0.50% 800 24% 12000 ppm 0.75% 1200 26% 12000 ppm 1% 1600 28% 16000 ppm 0.50% 800 22% 16000 ppm 0.75% 1200 24% 16000 ppm 1% 1600 25% V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah:

a. Larutan surfaktan dengan konsentrasi yang menghasilkan recovery yang paling tinggi adalah larutan surfaktan NP 10 1% + laurtan polimer SPA 1600 ppm pada salinitas 12000 ppm dengan recover faktor 84%.

b. Larutan polimer dengan konsentrasi yang paling optimal dalam meningkatkan permeabilitas batuan, sehingga minyak lebih mudah mengalir adalah larutan polimer 800 ppm, 1200 ppm & 1600 ppm pada salinitas 16000 ppm

c. Larutan surfaktan dan polimer yang optimal penyapuan adalah larutan polimer 800 ppm, 1200 ppm & 1600 ppm pada salinitas 16000 ppm terbukti dapat meningkatkan efisiensi area dengan menignktanya reocery faktor

d. Salinitas paling optimal pada lurutan surfaktan adalah pada salinitas 12000 ppm dan 16000 ppm pada salinitas polimer

DAFTAR PUSTAKA

Adams, W.T and Vernon H. Schievelbein., Surfaktan An Flooding Carbonates Reservoir, Texaco,1987

Agus Widyarso, Boni Swadesi, Wisnu Aji Wibowo, Sudarmoyo, UPN Veteran Yogyakarta.

Studi Laboratorium Pengaruh Injeksi Polimer Terhadap Peningkatan Perolehan Minyak Pada Reservoir Karbonat. IATMI 2006-TS- 20.

Alsofi, Abdulkareem M., Jim S Liu., dan Ming Han, Numerical Simulation of

Surfaktan-Polymer Core flooding Experiments for Carbonates, SPE-154659 Oman,2012.

Bennetzen, Martin Vad., and Syed Furqan, Gilani., Succesfull Polymer Flooding Of

Low-Permeability, Oil-Wet, Carbonate Reservoir Cores, SPE-171849-MS, Abu Dhabi, 10-13

November,2014.

Cao, Dongqing., Jinxung, Wang., Ming, Han., and Amar J, Lashenri., Comprehensive

Effects On The Propagation Of Surfaktan And Polymer Flow In Carbonate Porous Media,

Malaysia, 11-13, August, 2015.

Felix, Uwari.,Taiwo Oluwaseun Ayodele., dan Olafuyi Olalekan., Surfaktan-Polymer

(7)

Han, Ming., Alhasan,Fuseni., Badr, Zahrani., and Jinxung, Wang., Laboratory Study On

Polymer For Chemical Flooding In Carbonate Reservoirs, Oman, 31, March, 2014.

James, J, Sheng., Modern Chemical Enhanced Oil Recovery, 1st Edition, [Publisher Unknown].

Kasmungin, S. (2015). Buku Praktikum Laboratorium EOR Enhanced Oil

Recevory. Jakarta: Fakultas Teknik Energi dan Kebumian, Trisakti University.

Li, Zhengquan., A Successful Pilot Of Dilute Surfaktan-Polymer Flooding In Shengli Oil

Filed, SPE-154034, USA, 2012.

Tobing, E. M. (2012, Desember 31). Peningkatan Perolehan Reservoir Minyak Dengan

Injeksi Polimer Skala Laboratorium. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi

Minyak Dan Gas Bumi “LEMIGAS” , pp. 1 - 12.

Zhu, Youyi., Effect Of Main Factors On Oil Recovery Of Surfaktan-Polymer Flooding. IPTC-16433, China, 2013.

Gambar

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
Grafik 1. viskositas surfaktan.
Grafik 3. viskositas Polimer.
Tabel 1. Larutan Surfaktan (NP 10).
+2

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Pamflet Bertema Pendidikan di Lingkungan UMS dan Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah

Dilakukan pengelompokan karena analisis pendahuluan menunjukkan periode laktasi berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap keragaman produksi susu kumulatif sebagian di

Bagi Masyarakat Semoga dengan adanya Pembangunan Pelabuhan Internasional Jiipe Gresik membuat Masyarakat sekitar yang terkena dampak perubahan sosial dalam berbagai

Penunjukan perwalian terhadap anak kepada pihak lain melalui penetapan pengadilan dengan menunjuk seseorang atau badan hukum yang memenuhi persyaratan sebagai

BUKU PANDUAN BUKU PANDUAN PERTUNJUKAN PERTUNJUKAN KESENIAN KESENIAN Kentrung Solokuro Kentrung Solokuro -- -- -- ---- ---- --- ---  Kesenian Daerah  Kesenian Daerah  Lamongan,

• Diskrit , yaitu bila suatu ruang contoh mengandung jumlah titik contoh yang terhingga atau suatu barisan unsur yang tidak pernah berakhir tetapi yang sama banyaknya dengan

(4) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,

Sejalan dengan itu, berdasarkan ketetapan yang berlaku di Politeknik Negeri Sriwijaya, maka salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana