• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KRITERIA PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER DAN PENGARUHNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBILE BROADBAND Studi Kasus Pada Komunitas KASKUS Regional Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Progra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EVALUASI KRITERIA PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER DAN PENGARUHNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBILE BROADBAND Studi Kasus Pada Komunitas KASKUS Regional Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Progra"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KRITERIA PEMILIHAN

INTERNET SERVICE

PROVIDER

DAN PENGARUHNYA PADA KEPUTUSAN

PEMBELIAN

MOBILE BROADBAND

Studi Kasus Pada Komunitas KASKUS Regional Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh

Anisa Kusumawardani NIM: 072214055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

(2)
(3)

Skripsi

Evaluasi Kriteria Pemilihan Internet Service Provider dan Pengaruhnya pada Keputusan Pembelian Mobile Broadband

Studi Kasus pada Komunitas KASKUS Regional Yogyakarta

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Anisa Kusumawardani NIM: 072214055

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 24 Agustus 2011

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan

(4)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anisa Kusumawardani

Nomor Mahasiswa : 072214055

Demi kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

“EVALUASI KRITERIA PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER DAN

PENGARUHNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBILE BROADBAND.

Studi Kasus pada Komunitas KASKUS Regional Yogyakarta” beserta perangkat yang

diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelola dalam pangkalan data, mendistribusikannya diinternet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama masih mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 26 Agustus 2011

Yang menyatakan

(5)

motto dan Persembahan

Do is the beginning of done (Anonymus

)

The ending is just the beginning (The Living End)

Draw the line once and for all, for the sake of living on

(Penulis)

Hidup harus disyukuri, bahwa hidup harus dihidupi. Sebab

pada

akhirnya

menghidupi

hidup

adalah

obat

sesungguhnya yang diperlukan setiap makhluk di dunia

(Sinta Ridwan)

Karya Sederhana ini kupersembahkan bagi

:

Bapak, Ibu, dan Kedua Adhekku

you’’re the best in my life ever after...

(6)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juli 2011

Penulis

Anisa Kusumawardani

(7)

ABSTRAK

EVALUASI KRITERIA PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER DAN PENGARUHNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBILE BROADBAND

Studi Kasus pada Komunitas Kaskus Regional Yogyakarta

Anisa Kusumawardani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung antara demografi dengan keputusan pembelian mobile broadband. Pengumpulan data dilakukan dengan memposting kuesioner online melalui website

www.kaskus.us pada forum Kaskuser Regional/INDONESIA/JATENGDIY/ Yogyakarta pada tanggal 8-20 April 2011 dan diambil 100 kuesioner yang telah diisi oleh Kaskuser pengguna mobile broadband untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Convenience Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Jalur (Path Analysis) dengan menggunakan dua software yang berbeda yaitu AMOS 7.0 dan SPSS 17.0 Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan langsung antara demografi dan keputusan pembelian. Namun terdapat hubungan tidak langsung karakteristik demografi terhadap keputusan pembelian mobile broadband melalui evalusi kriteria pemilihan internet service provider.

(8)

ABSTRACT

AN EVALUATION ON THE CONSUMER BUYING CRITERIA AND ITS IMPACT ON THE PURCHASE OF MOBILE BROADBAND

Case Study of Kaskus Community Yogyakarta Region

Anisa Kusumawardani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study aims to determine direct and indirect relationships between demographics and mobile broadband buying decision. Data collection was done by posting the questionnaire online via the website on the forum of www.kaskus.us Kaskuser Regional / INDONESIA / JATENGDIY / Yogyakarta from 8 to 20 April 2011.The research distributed 100 questionnaires completed by Kaskuser mobile broadband users to be used as research samples. The sampling technique used was purposive convenience sampling. The data analysis technique used was Path Analysis by using two different software namely SPSS 17.0 and AMOS 7.0. The results of data analysis showed that there was no direct relationship between demography and the purchase decision. But, there is an indirect relationship on the demographic characteristics of the purchase decision of mobile broadband through the evaluation criteria for selecting an internet service provider.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Evaluasi Kriteria Pemilihan Internet Service Provider dan Pengaruhnya pada

Keputusan Pembelian Mobile Broadband” Studi Kasus pada Kaskuser Regional

Yogyakarta dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

melalui kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan

terimakasih dengan tulus kepada:

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,

masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan penuh perhatian dan

kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(10)

5. Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan

dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak John Philio S. SE, MM, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menguji pendadaran sehingga

saya dapat mempertahankan skripsi ini sekaligus meraih banyak ilmu baru.

7. Seluruh dosen dan staf sekre yang telah membagi ilmu yang dimiliki dan

membimbing mahasiswa agar memiliki keunggulan akademik & humanistik.

8. Seluruh responden, agan-agan Kaskuser yang telah membantu penulis dengan

mengisi kuesioner guna melengkapi data yang penulis butuhkan dan untuk

postingannya yang menyegarkan hati, keep going on!!!! Gan!!

9. Bapak dan ibu paling TOP sedunia, Rochman Nur Yani dan Wiji Aryani.

Terimakasih untuk menjadi orangtua yang paling hebat untukku.

10. Kedua adhekku, Vizoe dan Adwin yang selalu menjadi support bagi kakaknya

walaupun kita bertiga saat ini tidak tinggal di satu atap karena masing-masing

mengejar mimpinya sendiri-sendiri. Terus berjuang adhek-adhekku. miss you..

11. Kedua simbahku yang telah berada di alam baka, aku yakin doa kalian terus

mengalir untukku dari sana. Dan untuk kedua simbahku yang berada disini

mendampingiku, terimakasih atas doa yang senantiasa terucap. Aishiteru yo...

12. Kepada orang-orang penting dalam hidupku yang berada disekitarku terutama

untuk Om Win, Mas Imam, Budhe Nana... sekeluarga, Mbak Alit, Bulek

Ratna, Mas Wiby yang terkasih, Mister Yansky, sahabat” baikku Nindi,

Anita, Preti, Zulfa, Eria, Elsa dan Inna. Without you all, I feel an empthyness...

(11)

13. Teman-temanku tersayang di Sanata Dharma yang banyak memberi ide,

saran, yang terkadang sanggup menjadi badut maupun tong sampah bagiku.

Arigatou ne... Felex Billi, Erika, Adnan, Bryan, Mega, Tokrat, Hendi, Dedi,

Prita, Galih’07, Mas Dicky, Sigith, dan lainnya yang tak bisa tersebutkan.

14. Teman-teman hidupku selama 2 minggu sekaligus teman KKP tersayang.

Teman tidurku, Dias dan Erlis. Mas Geri dan Irawan sang pembawa canda^^.

15. Teman-temanku di UGM. Utami dan Widya di Prodi Statistika, makasih

banyak untuk ajaran analisis statistik nya. Mas Fandy sang SE, thx for the

advice. Juga temanku Terra di Atmajaya yang telah menemani aku mencari

literatur di perpustakaan Atma, thx buat pinjaman password ProQuestnya.

16. Nihon tomodachi o benkyoshimashita to Bani sensei. Arigatou buat hari-hari

yang indah selama kita belajar bersama. Jika ada kesempatan, mari berlibur ke

Jepang bersama-sama. Nihon e ikimashoo ne...

17. Teman-temanku di Semarang yang selalu ada untukku. Thanks to Wiznu,

Woeland, Inna, Mizmazaya, Desi, Guliz, Mas Kithink, Mas Faiz.

18. Yang telah menemani waktu-waktu dikala aku stres. Uknow Yunho TVXQ,

CNBLUE, Wee_be, Sheilla On 7 dan Running Man.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 17 Juni 2011

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... ... xii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

(13)

BAB III METODE PENELITIAN ...48

A Jenis Penelitian ...48

B Waktu dan Lokasi Penelitian ...49

C Variabel Penelitian ...49

D Definisi Operasional ...50

E Populasi dan Sampel ...57

F Metode Pengambilan Sampel ...58

G Teknik Pengumpulan Data ...58

H Teknik Pengujian Instrumen ...59

I Uji Asumsi Dasar ...60

J Teknik Analisis Data...62

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...66

A. Gambaran Umum Kaskus ...66

B. Gambaran Umum Internet Service Provider ...70

C. Gambaran Umum Teknologi Mobile Broadband di Indonesia ...84

D. Mobile Broadband di indonesia ...89

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...90

A. Analisis Deskriptif ...91

B. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ...99

C. Hasil Uji Asumsi Analisis Jalur ... 107

D. Uji Analisis Jalur ... 110

E. Pembahasan ... 125

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 129

(14)

DAFTAR TABEL

V.1 Karakteristik Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 91

V.2 Karakteristik Demografi Berdasarkan Pendidikan ... 92

V.3 Karakteristik Demografi Berdasarkan Kompetensi Teknologi ... 93

V.4 Karakteristik Demografi Berdasarkan Pendapatan dan Uang Saku... 94

V.5 Persebaran Merek Mobile Broadband ... 96

V.6 Jangka Waktu Penggunaan Mobile Broadband ... 97

V.7 Peringkat Evaluasi Kriteria Pemilihan Internet Service Provider ... 97

V.8 Peringkat dalam Keputusan Pembelian Mobile Broadband ... 98

V.9 Hasil Uji Validitas Demografi ... 100

V.10 Hasil Uji Validitas Evaluasi Kriteria Pemilihan ISP ... 102

V.11 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian ... 103

V.12 Hasil Uji Reliabilitas Demografi ... 104

V.13 Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi Kriteria Pemilihan ISP ... 105

V.14 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian ... 106

V.15 Hasil Uji Asumsi Analisis Jalur Linearitas ... 108

V.16 Hasil Uji Analisis Jalur Menggunakan Amos ... 112

V.17 Standarized Direct Effects ... 112

V.18 Standarized Indirect Effects ... 113

V.19 Standarized Total Effects ... 113

V.20 Tabel Matriks Korelasi ... 117

V.21 Hasil Uji Analisis Jalur SPSS Korelasi Point Biserial ... 117

V.22 Hasil Uji Analisis Jalur SPSS Regresi Linier Berganda ... 118

V.23 Output Amos Konstruk Model Jalur Baru ... 123

(15)

DAFTAR GAMBAR

II.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 44

IV.1 Gambar Kaskus ... 66

IV.2 Gambar Telkomsel ... 71

IV.3 Gambar Indosat ... 75

IV.4 Gambar XL ... 79

IV.5 Gambar Three (3) ... 82

V.1 Gambar Scatter Plot ... 107

V.2 Gambar Scatter Plot Korelasi Residual ... 109

V.3 Model Analisis Jalur Amos ... 111

V.4 Model Analisis Jalur SPSS ... 116

V.5 Output Model Analisis Jalur SPSS ... 120

V.6 Konstruk Model Jalur Baru ... 121

V.7 Output Model Konstruk Jalur Baru Menggunakan Amos ... 122

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 139

Lampiran 2 Kuesioner Online ... 146

Lampiran 3 Output AMOS ... 154

Lampiran 4 Output SPSS ... 160

Lampiran 5 Output AMOS Konstruk Model Jalur Baru ... 166

Lampiran 6 Tampilan Post Kaskus Regional Yogyakarta ... 172

Lampiran 7 Hasil Unduh Data Kuesioner Online ... 174

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi yang sedemikian cepat menuntut

masyarakat, baik yang berkedudukan sebagai produsen maupun konsumen untuk

tidak tertinggal dalam mengukuti arus jaman. Persaingan demi persaingan oleh

produsen sebenarnya ikut berkontribusi besar dalam tumbuhnya laju

perkembangan teknologi dan informasi itu sendiri.

Berkembang pesatnya teknologi informasi ditandai dengan makin

mudahnya masyarakat berhubungan satu sama lain tanpa dibatasi jarak dan waktu.

Fenomena tersebut mendorong terjadinya suatu trend baru dalam kehidupan

masyarakat dimana kafe-kafe dan tempat umum menyediakan hotspot wi-fi bagi

para pengunjungnya. Hal tersebut menandai tibanya era mobilitas akses internet di

seluruh lapisan masyarakat, yang selanjutnya merupakan kode bagi pemasar dan

industri teknologi informasi untuk dapat mengambil peluang dan mencari

terobosan baru, dan tentu saja bagaimana perkembangan-perkembangan tersebut

pastinya akan mempengaruhi pola pemasaran perusahaan.

Besarnya pengguna internet di Indonesia menunjukkan pertumbuhan

diawali dari 9 pengguna per 1000 penduduk di tahun 2000 hingga mencapai

130/1000 penduduk di tahun 2008. Diestimasi bahwa sekitar 50% dari pengguna

(18)

internet di Indonesia mengakses internet melalui warung internet (warnet). Pada

semester pertama tahun 2009, jumlah pelanggan broadband masih tergolong

sedikit yaitu sekitar 600.000 pelanggan. Namun memasuki semester ketiga,

pengguna layanan internet bergerak (mobile broadband) semakin berkembang

pesat. Senior Director of Services GSM Association (GSMA), Jaikishan

Rajaraman, memproyeksi bahwa layanan internet bergerak bakal menembus angka

45 juta pelanggan pada 2013 mendatang. Dikarenakan pertumbuhan pengguna

akses internet yang stabil, produsen industri teknologi informasi semakin sengit

berlomba-lomba untuk meraih konsumen potensial.

Masyarakat tentunya sudah mengenal tiga pemain besar industri teknologi

informasi di Indonesia yang telah mempunyai reputasi besar. Sebut saja provider

seperti Telkomsel, Indosat, dan XL yang telah memiliki pelanggan lebih dari 10

juta jiwa. Provider - provider tersebut selain berkompetisi sebagai operator

telekomunikasi, tentunya saat ini mereka juga sedang berlomba-lomba untuk

meraih pengguna maupun pelanggan akses internet bersaing dengan industri

telekomunikasi baru yang mulai naik daun, seperti Hutchinson dengan merek

3-nya dan NTS dengan Axis-3-nya.

Konsumen adalah unik. Dikatakan demikian karena setiap individu

memiliki ciri khas berbeda baik dari segi demografi, psikografi maupun psikologi.

Kecenderungan ini bermakna bahwa pemasar harus memahami perilaku konsumen

ditambah pemahamannya pada peran merek (Chan, 2003:15-17). Konsumen

(19)

karena mereka memiliki kebutuhan yang berbeda pula satu dengan lainnya. Akibat

dari perbedaan ini, ada perbedaan stimuli akan persepsi mereka terhadap merek

yang melekat pada produk. Persepsi itulah yang konsumen proses lebih lanjut

untuk mengevaluasi kriteria pemilihan merek terhadap produk yang akan dibeli.

Bagi beberapa perusahaan telekomunikasi dan informasi; teknologi, desain

industri, dan manfaat yang ditawarkan oleh suatu produk boleh saja berbeda

sedikit dalam hal tertentu atau bahkan sama dengan milik perusahaan lainnya,

tetapi tidak pada merek. Karena merek menunjukkan identitas asal suatu produk

dan mengasosiasikan kualitas yang melekat padanya. Oleh karena itu konsumen

cenderung mengevaluasi produk yang akan mereka beli berdasarkan persepsi

mereka akan merek, kualitas, dan harga pada image merek tersebut.

Ouwersloot, Hans & Anamaria Tudorica dalam penelitiannya (2001)

mengemukakan bahwa dalam hubungan konsumen-merek, konsumen cenderung

mencari merek yang memiliki kepribadian yang mirip dengan mereka sendiri, atau

kepribadian yang mewakili kepribadian yang ideal, dalam hal psikologis dan

emosional sebelum memutuskan pembelian. Maka dari itu dalam penelitian ini

penulis tertarik untuk melihat adakah bentuk hubungan langsung dan tidak

langsung antara demografi dengan evaluasi kriteria pemilihan merek produk

berbasis IT, yang pada penelitian ini adalah produk akses internet secara mobile,

(20)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Evaluasi Kriteria Pemilihan Internet Service Provider dan

Pengaruhnya pada Keputusan Pembelian Mobile Broadband

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah

yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Apakah terdapat hubungan langsung antara Demografi dengan Keputusan

Pembelian Mobile Broadband?

b. Apakah terdapat hubungan tidak langsung antara Demografi dengan

Keputusan Pembelian Mobile Broadband melalui Evaluasi Kriteria Pemilihan

Internet Service Provider?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan masalah untuk menghindari

pembahasan yang meluas. Batasan masalah tersebut antara lain :

a. Responden yang diteliti adalah komunitas KASKUS Yogyakarta pengguna

mobile broadband pra-bayar kategori personal yang membeli layanan akses

(21)

b. Pada Variabel Demografi akan diteliti 4 indikator, yaitu: Jenis Kelamin,

Tingkat Pendidikan, Kompetensi Teknologi dan Pendapatan/Uang Saku.

c. Pada Variabel Evaluasi Kriteria Pemilihan ISP akan diteliti 3 indikator, yaitu:

Kesesuaian Harga, Persepsi Kualitas, dan Persepsi Reputasi Merek

d. Pada Variabel Keputusan Pembelian Mobile Broadband akan diteliti 2

indikator, yaitu: Brand Reliability, dan Brand Intention

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka peneliti mengadakan

penelitian dengan tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan langsung antara Demografi

dengan Keputusan Pembelian Mobile Broadband.

b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tidak langsung antara Demografi

dengan Keputusan Pembelian Mobile Broadband melalui Evaluasi Kriteria

(22)

E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pelaku Bisnis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para

pelaku bisnis dalam rangka menyusun strategi bisnis yang lebih beragam,

meningkatkan permintaan dan memperendah biaya promosi dengan

memahami perilaku pembelian oleh konsumen mobile broadband.

b. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat

bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma serta sebagai sumber referensi

bagi mahasiswa khususnya dibidang studi manajemen

c. Bagi teman-teman Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sarana untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga mahasiswa dapat mengetahui

tentang efek langsung dan tidak langsung antara Variabel Demografi,

Evaluasi Kriteria Pemilihan ISP dan Keputusan Pembelian Mobile Broadband

dengan menggunakan uji analisis jalur.

d. Bagi Penulis

Sebagai bahan penambah pengetahuan dan perbandingan antara praktek yang

(23)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian itu dan

hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mengemukakan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan

sampel, teknik pengambilan sampel penelitian, teknik pengujian instrumen

penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang uraian gambaran umum lokasi penelitian dan

perusahaan.

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini dikemukakan tentang proses penganalisaan data dan

pembahasannya dari hasil analisis jalur.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Dimana

pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk

mendapatkan laba (Kotler dan Armstrong, 2003:7).

Menurut Boyd, Walker dan Larrece (2000:4) pemasaran adalah suatu

proses dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak-pihak lain dan untuk

mengembangkan hubungan pertukaran.

Menurut Kotler (2000: 11) pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu

yang bernilai satu sama lain.

(25)

2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan proses manajemen yang dilakukan

perusahaan yang juga merupakan usaha dasar untuk mencapai hasil

pertukaran yang diinginkan oleh pasar.

Menurut Boyd dkk (2000:18), manajemen pemasaran adalah proses

mengenal, merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan

program-program yang mencakup pengonsepan, penetapan harga, promosi dan

distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan

tujuan bersama.

Banyak orang beranggapan bahwa manajemen pemasaran adalah

mencari pelanggan yang cukup banyak untuk output perusahaan saat itu juga,

namun pandangan ini terlalu sempit. Perusahaan memiliki suatu tingkat

harapan permintaan atas produk-produknya. Pada suatu saat tertentu mungkin

saja tidak ada permintaan, permintaan memadai, permintaan tidak teratur atau

terlalu banyak permintaan dan manajemen pemasaran harus mencari tahu

(26)

3. Konsep Pemasaran

Pada awalnya pemasaran tidak jauh dengan penjualan. Tetapi

kesadaran bahwa memenuhi kebutuhan tertentu dari konsumen adalah lebih

penting sebagai upaya memperoleh keberhasilan, telah menggeser perhatian

dari sudut pandang produsen ke sudut pandang konsumen. Konsep

mengutamakan kepuasan konsumen sasaran dinamakan dengan konsep

pemsaran.

Konsep pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008: 12) adalah

filosofi manajemen yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi

tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan

memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada pesaing.

Tiga unsur pokok konsep pemasaran menurut Basu Swasta dan Hani

Handoko (2000: 6-8) adalah:

a. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen harus:

a) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani

dan dipenuhi.

b) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran

penjualan

c) Menentukan produk dan program pemasarannya

d) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur,

(27)

e) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau

desain yang menarik

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integrated marketing)

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang

dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu

usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen,

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

c. Kepuasan Konsumen

Faktor yang menentukan apakah perusahaan dalam jangka

panjang akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan

konsumen yang dapat dipenuhi. Ini bukanlah berarti perusahaan harus

berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen, tatapi perusahaan harus

mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.

B. Segmentasi, Targeting dan Positioning

Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta

aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu

pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Menurut Kotler dan Armstrong

(2008: 58-61), strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap

yaitu : Segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting) dan

(28)

Segmenting, membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda yang

mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan mungkin

memerlukan produk atau program pemasaran terpisah. Segmen pasar adalah

sekelompok orang yang merespon dengan cara yang sama terhadap sejumlah

usaha pemasaran tertentu.

Targeting merupakan proses mengevaluasi daya tarik masing-masing

segmen pasar dan memilih satu atau lebih jumlah segmen yang dimasukkan.

Positioning, pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas,

berbeda, dan diinginkan relatif lebih baik tarhadap produk pesaing dalam pikiran

konsumen sasaran. Positioning merupakan elemen yang sangat utama dalam

suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui

persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga akan

dihasilkan peta persepsi.

C. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

James F. Engel, Roger D. Blackwell dan Paul W.Miniard (1994:3),

mengemukakan pengertian perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung

terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan produk dan jasa,

(29)

Sedangkan menurut Shiffman dan Kanuk (2000) “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”.

Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan

produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk

dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa

yang ditawarkan.

Basu Swasta dan T. Hani Handoko (2000:25) mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,

membeli, mengunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa

yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang

secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan

barang-barang serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang

mendahului dan menetukan tindakan-tindakan tersebut (Mangkunegara,

2003:3).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologi

yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika

membeli, menggunakan produk dan jasa setelah hal-hal tersebut diatas atau

(30)

Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses

pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu melibatkan

individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan

jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang melakukan pembelian

untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya dapat

dinamakan konsumen akhir. Tetapi bukan berarti orang lain tidak terlibat

dalam proses terjadinya pembelian, bagaimanapun juga banyak orang yang

akan terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Dimana

masing-masing orang yang terlibat dan mempunyai peranan sendiri-sendiri. Adapun

macam peranan dalam perilaku konsumen adalah sebagai berikut (Philip

Kotler dan AB Susanto, 1999:246) :

a. Pencetus Ide (Initiator)

Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu

produk atau jasa tertentu

b. Pemberi Pengaruh (Influencer)

Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan

pembelian.

c. Pengambilan Keputusan (Decider)

Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan

pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di

(31)

d. Pembeli (Buyer)

Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

e. Pemakai (User)

Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa

tersebut.

Diantara peranan-peranan dalam pembelian tersebut yang terpenting

adalah peranan ketiga karena perusahaan dapat meneliti siapa dalam keluarga

yang memutuskan suatu pembelian untuk kemudian mengarahkan promosi

kepada keluarga itu.

2. Model-model Perilaku Konsumen

Memahami perilaku konsumen adalah sesuatu yang sangat kompleks,

disebabkan banyaknya variabel yang saling mempengaruhi dan

kecenderungan untuk saling berinteraksi. Agar dapat memahami perilaku

konsumen yang baik diperlukan suatu kerangka model yang merupakan

penyederhanaan keadaan nyata serta secara jelas menerangkan arus proses

pengambilan keputusan. Dengan model yang diharapkan dapat membantu

analisis untuk berfikir secara logis dan sistematis (Swasta dan Irawan,

(32)

Menurut Kotler & Amstrong (2001:196), model perilaku konsumen

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3

Model Perilaku Konsumen Kotler & Amstrong

Berdasarkan gambar tersebut inti dari permasalahan tersebut adalah

bagaimana konsumen memberi jawaban terhadap berbagai rangsangan

pemasaran yang diatur oleh perusahaan. Rangsangan dari luar terdiri dari

pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, promosi dan lingkungan

(33)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler & Amstrong (2001:197-212), ada empat faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen yaitu budaya, sosial, pribadi dan

psikologis. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang cukup signifikan

terhadap konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya.

a. Faktor Budaya

Faktor Budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam

terhadap perilaku, mencakup budaya (kultur, sub budaya dan kelas sosial).

Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku

yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi

penting lainnya.

Setiap perilaku konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai

dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan

harus tahu produknya itu dipasarkan pada suatu daerah yang

berkebudayaan bagaimana.

Sub budaya (sub culture) adalah sekelompok orang dengan sistem

nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama

(Kotler & Amstrong, 2001:198). Sub kebudayaan meliputi

kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Bagian

pemasaran harus merancang produk dan program pemasaran yang

(34)

b. Faktor Sosial

Kelas sosial (social classes) adalah bagian-bagian masyarakat

yang relatif permanen dan tersusun rapi dan anggota-anggotanya memiliki

nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama (Kotler & Amstrong,

2001:202). Kelas sosial tidak ditentukan oleh satu faktor saja, misalnya

pendapatan, tetapi ditentukan sebagai suatu kombinasi pekerjaan,

pendapatan, pendidikan dan kesejahteraan.

c. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti umur pembeli, tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Usia juga berhubungan erat dengan

perilaku dan selera seseorang, dengan bertambahnya usia seseorang diikuti

pula dengan berubahnya selera terhadap produk, begitu juga dengan faktor

pekerjaan dan keadaan ekonominya. Gaya hidup menggambarkan

keseluruhan dari seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungnya

sedangkan kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda

dari setiap orang.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu

motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap. Seorang

konsumen yang termotivasi akan siap untuk bertindak, bagaimana seorang

(35)

situasi tertentu. Menurut Kotler (2003), persepsi adalah proses yang

digunakan oleh konsumen untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterprestasikan masukan-masukan informasi. Pengaruh persepsi

konsumen terhadap suatu produk maupun pemasar dapat mempengaruhi

motivasi konsumen untuk mengevaluasi kriteria merek yang tepat untuk

kebutuhannya.

Dalam perilaku konsumen yang dipengaruhi faktor budaya,

sosial, pribadi dan psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

pembelian suatu produk khususnya dalam pengambilan keputusan, para

pembeli dipengaruhi oleh empat faktor tersebut meskipun pada setiap

konsumen berbeda-beda.

Untuk itu dalam melakukan promosi, perusahaan harus

mempertimbangkan keempat faktor tersebut. Strategi promosi yang

dilakukan perusahaan akan mejadi lebih efektif dan efisien dalam

mempengaruhi konsumen dengan mempertimbangkan perilaku konsumen

(36)

D. Demografi

Konsumen adalah unik. Dikatakan demikian karena setiap individu

memiliki ciri khas berbeda baik dari segi demografi, psikografi maupun psikologi.

Kecenderungan ini bermakna bahwa pemasar harus memahami perilaku

konsumen ditambah pemahamannya pada peran merek (Chan, 2003:15-17). Jelas

bahwa perilaku beli dari konsumen dapat dilihat melalui faktor demografinya.

Pemasar pun menyadari bahwa untuk memudahkan menggolongkan konsumen

yang akan disasar, referensi yang pertamakali dilihat adalah faktor dari demografi

konsumen itu sendiri.

1. Pengertian Demografi

Demografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari

keadaan manusia yang dapat diukur (Evans, 1995:228). Pembagian pasar ke

dalam kelompok berdasarkan variabel demografi dapat diuraikan misalnya

menurut usia, jenis kelamin, jumlah keluarga, daur hidup keluarga,

pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras maupun kebangsaan.

“Demographics are factors describing a population in terms of its size (the number of people in a society), structure (age, income, education, and occupation), and distribution (the physical location of people interms of geographic region and rural, suburban and urban location). (Hawkin, Best and Coney, 1998)”

Artinya demografi merupakan faktor yang menggambarkan populasi

(37)

pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan), dan distribusi (lokasi fisik rakyat di

kawasan geografis dan pedesaan, pinggiran kota dan perkotaan lokasi)

Variabel demografi merupakan dasar paling populer untuk

membedakan kelompok-kelompok konsumen. Salah satu alasan bahwa

tingkat keinginan, pilihan dan pemakaian konsumen seringkali dikaitkan

dengan demografinya.

2. Segmentasi Demografi

Pemasar melakukan pembagian pasar dalam kelompok atas dasar

variabel demografi sangatlah penting, dengan memfokuskan pada sebagian

dari pangsa pasar diharapkan pemasar dapat melayani dan memuaskan target

pasarnya dengan baik karena dapat diketahui tanggapan dan kebutuhan dari

setiap kelompok konsumen. Berikut ini beberapa gambaran bagaimana

variabel demografi tertentu telah ditetapkan pada segmentasi pasar.

a. Tingkat Usia dan Daur Hidup

Keinginan dan kapasitas konsumen berubah seiring dengan

bertambahnya usia. Bahkan anak-anak usia enam bulan berbeda dengan

anak-anak berusia tiga bulan dalam potensi mereka mengkonsumsi

(38)

“The age distribution of populations reflects the number and proportion of people in different phases of the life cycle. These are mirrored in differences in income and consumption patterns. The ageing process leads to product substitution partly as a result of changes in income, occupation and levels of physical and social functioning (Banks et al., 1998). Further, given population have common social and economic experiences that influence their behavior as consumers and prevail during life time (Miniaci et al., 2003”).

Artinya bahwa populasi dari distribusi umur mencerminkan jumlah

dan proporsi orang dalam fase yang berbeda dari siklus kehidupan. Ini

tercermin dalam perbedaan dalam pola pendapatan dan konsumsi. Proses

penuaan menyebabkan produk tersubstitusi sebagian sebagai akibat dari

perubahan pendapatan, pekerjaan dan tingkat fungsi fisik dan sosial

(Banks et al., 1998) Selanjutnya, populasi tertentu memiliki pengalaman

sosial dan ekonomi umum yang mempengaruhi perilaku mereka sebagai

konsumen dan berlaku sepanjang waktu mereka hidup (Miniaci et al.,

2003)

b. Jenis Kelamin

”Sex, another demographic differentiating characteristic, offers a basis for the identification of similarities and diversity in the consumer behavior of males and females during their life cycle. Although some of the differences are due to biological characteristics and ineaquality of income between males and females, others are the result of learned perceptions of males and females and their manifestation in consumer behavior (USBLS 2006)”.

Artinya bahwa jenis kelamin, karakteristik lain yang membedakan

demografi, menawarkan dasar untuk identifikasi persamaan dan

(39)

mereka. Meskipun beberapa perbedaan adalah karena karakteristik biologi

dan perbedaan pendapatan antara pria dan wanita, yang lainnya adalah

hasil dari persepsi belajar laki-laki dan perempuan dan manifestasi mereka

dalam perilaku konsumen.

Sebagai contoh bahwa segmentasi jenis kelamin telah lama

diterapkan dalam pakaian, tata rambut, kosmetika dan majalah. Terkadang

para pemasar juga akan memperhatikan sebuah kesempatan untuk

membuat segmentasi berdasarkan jenis kelamin. Misalnya, pasar rokok

lambat laun mengeluarkan merek feminim seperti Virginia Slims yang

mengandalkan kemasan dan iklan untuk memperkuat citra wanita.

Singkatnya, perspektif demografis berevolusi menyediakan baik

dimensi kuantitatif dan kualitatif untuk memahami perilaku konsumen.

Hal ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk memahami

segmentasi pasar dan prioritas dan preferensi konsumen yang berbeda

jenis kelamin, serta perbedaan usia, jenis rumah tangga, dan tingkat

pendapatan mereka bervariasi di seluruh siklus hidup mereka. Selanjutnya,

ia menyampaikan wawasan mengenai bagaimana dinamika populasi dapat

mempengaruhi ukuran pasar dari waktu ke waktu untuk berbagai produk,

menerangi efek yang berbeda tingkat pertumbuhan penduduk dan

pendapatan per-kepala penduduk, dan struktur umur populasi beragam

(40)

E. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Carty dalam bukunya Kotler (2000:125) mengemukakan bauran pemasaran

adalah kiat pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya

dalam pasar sasaran. Kotler & Armstrong (2008) selanjutnya juga

mengemukakan kiat yang ada pada bauran pemasaran terdiri dari empat faktor

yang disebut 4 Ps: Products, Prices, Places, dan Promotions.

a. Products

Produk menurut Kotler & Armstrong (2008: 266) adalah semua hal yang

dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi,

penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang

berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk juga meliputi objek fisik,

jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide maupun bauran-bauran entitas.

b. Prices

Harga menurut Kotler & Armstrong (2008: 345) adalah sejumlah uang

yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa. Harga juga merupakan faktor yang

(41)

terhadap nilai-nilai dari produk menjadi batas atas dari harga. Bila

pelanggan beranggapan bahwa harga yang dibayar lebih tinggi daripada

nilai produk, maka mereka tidak akan melakukan pembelian.

c. Places

Beberapa keputusan terkadang mempunyai pengaruh yang cukup besar

dan mampu bertahan dalam jangka waktu panjang pada sebuah bisnis.

Seperti keputusan akan pemilihan tempat yang mungkin sulit untuk

diubah. Oleh karena itu perusahaan harus membuat keputusan yang tepat

secara hati-hati.

Menurut Canon, Perreault dan McCarthy (2008: 384), tempat adalah

membuat barang dan jasa tersedia dalam kuantitas dan pada lokasi yang

sesuai dengan keinginan pelanggan.

Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (1999: 353), lokasi adalah

tempat untuk menciptakan, memelihara atau mengubah sikap dan

perilaku terhadap penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada

konsumen atau pasar sasaran.

d. Promotions

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Promosi menurut Kotler (2008: 63) berarti aktivitas yang

(42)

Sedangkan menurut Tjiptono (2002: 219) pada hakikatnya promosi

adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas pemasaran

yang berusaah menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau

meningkatkan pasar sasaran atas produknya.

Bauran Pemasaran dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :

Produk Tempat

Harga Promosi

Gambar 1

Bagan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran

Pasar sasaran Bauran pemasaran

(43)

Strategi bauran pemasaran oleh Kotler (1997:83) dijelaskan melalui bagan

perusahaan selau menetapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan

pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk dapat

mencapai sasaran perusahaan, yang dapat berupa tingkat laba yang diperoleh

perusahaan dalam jangka panjang dan share pasar tertentu serta total unit

dan total panjang dan share pasar tertentu serta total unit dan total volume

penjualan tertentu dalam satu jangka waktu tertentu (Assauri, 1999:180).

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran

pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang

berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran

produk pada segmen tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Marketing

(44)

Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari

sistem pemasaran, variabel mana yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Strategi

pemasaran adalah suatu himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan

layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai pasar sasaran yang

dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka

pendek dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini,

terdapat strategi bauran pemasaran yang menetapkan komposisi yang terbaik

dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai

sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran

perusahaan.

F. Merek

1. Pengertian Merek

Merek yang melekat pada suatu produk menjadi identitas yang khas

bagi suatu produk untuk mencerminkan apa yang akan didapatkan konsumen

dengan mengkonsumsi produk tersebut. Janji produsen terhadap konsumen

juga diwakilkan oleh merek produk.

American Marketing Association (dalam Rangkuti, 2002:1)

mendefinisikan merek sebagai nama, istilah tanda, simbol atau rancangan atau

(45)

mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari

produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.

Menurut Aaker ( 1991:7) menyatakan bahwa

A brand is a distinguishing name and/or symbol intended to identify the goods or services of either one seller or a group of seller, and to differentiate those goods or services from those of competitors. A brand thus signals to the costumer the source of product, and protects both the costumer and the producer from competitors who attempt to provide products that appear to be identical”.

Aaker mengasumsi bahwa nama merek adalah kunci utama dalam

mengidentifikasi barang dan jasa, dan yang membedakan antara produk satu

dengan produk lainnya

Sedangkan menurut Kotler (2002:575), pengertian merek adalah nama,

istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut,

yang dimasukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau

sekelompok penjual untuk membedakanya dari produk pesaing.

Dalam masa persaingan yang semakin ketat saat ini, merek telah

menjadi salah satu hal penting yang membedakan produk tersebut dengan

produk sejenis yang diproduksi oleh pesaingnya. Hal ini mengingat semua

produk sejenis yang ditawarkan oleh produsen pada dasarnya menawarkan

manfaat yang sama atau hampir sama. Setiap produsen bisa saja menawarkan

produk yang mirip atau bahkan sama, namun konsumen sendirilah yang akan

mempersepsikan perbedaan kualitas produk-produk tersebut melalui merek

(46)

”Consumers play an active role in building the brand name’s perception. It is virtually impossible for the industry to totally control consumer behaviors because sometimes a certain kind of consumer-led interaction may take place. Consumers may be able to create a certain symbolic meaning in commodities.” ( Peppers, 1996, Presentation – Identity and Desire in Consumption )

Artinya konsumen lah yang memainkan peran yang aktif dalam

membangun persepsi pada nama merek. Tidak mungkin bahwa industri lah

yang mengontrol perilaku konsumen secara total karena terkadang interaksi

antar konsumen turut mempengaruhi proses pembentukan arti simbol dalam

produk.

2. Manfaat Merek

Merek memegang peranan sangat penting salah satunya adalah

menjadi penghubung antara harapan dari konsumen dengan janji yang

diberikan oleh produsen. Merek membuat adanya suatu ikatan emosional

antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk

Merek merupakan aset perusahan yang sangat penting karena merek

memainkan peranan yang cukup besar dalam keberhasilan suatu produk di

pasar, terlebih pada kondisi saat ini dimana nilai suatu merek yang telah

mapan sebanding dengan kenyataan makin sulitnya menciptakan dan

menempatkan suatu merek di pasaran. Beberapa manfaaat merek bagi

(47)

a. Kepferer (dalam Tjiptono, 2005:21) bagi konsumen, merek memiliki

peran sebagai berikut:

1). Identifikasi, bisa dilihat jelas, memberi makna bagi produk, gampang

mengidentifikasi produk yang dibutuhkan.

2). Praktikalitas, memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui

pembelian ulang identik dan loyalitas.

3). Jaminan, memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa

mendapatkan kualitas yang sama walau pembelian dilakukan di waktu

dan tempat yang berbeda.

4). Optimisasi, memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli

alternatif terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik

untuk tujuan yang spesifik.

5). Karakterisasi, memberikan konfirmasi mengenai citra diri konsumen

atau citra yang ditampilkannya pada orang lain.

6). Kontinuitas, kepuasan terwujud melalui familiaritas dan informasi

dengan merek yang telah digunakan oleh pelanggan.

7). Hedonistik, kepuasan terkait daya tarik merek, logo dan

komunikasinya.

8). Etis, kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung jawab oleh

merek yang bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat.

b. Aaker & Joachimstahler (2000), merek menawarkan 2 jenis manfaat

(48)

mengacu pada kemampuan fungsi produk yang ditawarkan. Sedangkan

manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk membuat

penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau selama

konsumsi.

c. Heggelson & Suphelen (dalam Ferrinadewi, 2008:139) menyatakan

merek menawarkan manfaat simbolis kepada konsumen. Manfaat

simbolis mengacu pada dampak psikologi yang akan diperoleh konsumen

ketika ia menggunakan merek tersebut, artinya merek tersebut akan

mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada konsumen lain.

Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung

dengan merek tersebut, artinya konsumen akan membawa serta citra dari

penggunaan sekaligus karakteristik merek itu sendiri.

Jadi pentingnya sebuah merek bagi konsumen tidak sebatas sebagai

pembeda antara satu produk dengan produk lainnya, tapi juga menyangkut

hal-hal lain seperti efisiensi dan kepuasan emosional.

3. Reputasi Merek

Merek memegang peran penting ketika tanda atau atribut intrinsik

menjadi sulit untuk ditampilkan. Termasuk dalam tanda intrinsik adalah

wujud fisik atau komposisi teknis dari sebuah produk.

Reputasi merek didefinisikan sebagai suatu persepsi tentang kualitas

(49)

merupakan persaingan persepsi, bukan hanya persaingan produk saja. Dan

membangun persepsi suatu produk dapat dilakukan melalui merek (Durianto,

dkk. 2001). Penelitian sikap mendapati bahwa sikap naik dalam nilai prediktif

karena sikap menjadi lebih dapat diakses dalam memori. Pengalaman

langsung memiliki pengaruh kuat pada reputasi merek karena sikap lebih

dapat diakses dalam memori jangka panjang.

Zeithmal dan Shapiro (1998) menyatakan bahwa kualitas yang

diterima dari suatu produk atau jasa berkaitan dengan reputasi yang

selanjutnya berkaitan dengan nama merek. Pada beberapa industri, segmen

pasar atau konsumen bisa digambarkan atas dasar kemampuannya untuk

mengevaluasi produk atau kinerja atau kualitas suatu produk yang memiliki

kemampuan terbatas untuk mengevaluasi kinerja atau kualitas suatu produk

atau memiliki sedikit pengalaman pada suatu kategori produk, maka reputasi

merek dari produk tersebut akan diperhatikan oleh konsumen.

Beberapa segmen konsumen dapat menjadi loyal karena dipengaruhi

oleh kepuasan selama mengkonsumsi suatu produk, tetapi ada segmen

konsumen yang dapat menjadi loyal karena dipengaruhi oleh reputasi merek

dari produk yang digunakannya (Selnes, 1993).

Menurut Dick, et al (Sutanto, 2005), konsumen lebih sering memilih

untuk menggunakan suatu produk berdasarkan atas informasi yang ia terima

dari luar. Dalam kondisi seperti ini, maka reputasi merek dari produk

(50)

akan memilih untuk tetap loyal menggunakan produk yang memiliki reputasi

merek paling baik.

G. Proses Pembelian Konsumen

Perilaku konsumen, akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam

pembelian konsumen. keputusan pembelian menurut Kotler & Amstrong (2001:

226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana

konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu

kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang yang ditawarkan. Ada beberapa tahapan dalam proses

pembelian yang dilakukan oleh konsumen yaitu:

a) Menganalisis kebutuhan dan keinginan konsumen

Penganalisisan kebutuhan dan keinginan konsumen ini ditujukan

terutama untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan konsumen

yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut belum

terpuaskan, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang

belum segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya serta

kebutuhannya yang sama-sama harus segera dipenuhi.

b) Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber

Pencarian informasi dapat aktif atau pasif, internal atau eksternal.

(51)

berkaiatan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk

membeli.

c) Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian

Tahap ini meliputi dua kegiatan, yaitu menetapkan tujuan pembelian

dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian

berdasarkan tujuan pembeliannya. Setelah tujuan pembelian ditetapkan,

konsumen perlu mengidentifikasi alternatif-alternatif pembeliannya.

Learning constructs are strongly influenced by preceding perceptual constructs. Four learning constructs exist, each driving different reaction, although each equally driving choice: a) motivation b) brand comprehension c) confidence and d) attitude. Consumers are motivated to satisfy a perceived need, and it is this internal motivation that influences the evaluative criteria used to select the appropriate product to purchase (Warner, 1997)

Artinya bahwa konstruksi belajar sangat dipengaruhi oleh konstruksi

persepsi sebelumnya. Empat pembelajaran konstruksi yang ada, setiap

reaksi berjalan berbeda , meskipun masing-masing pilihan yang sama

dijalani: a) motivasi b) pemahaman merek c) keyakinan dan d) sikap.

Konsumen termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, dan

inilah motivasi internal yang mempengaruhi kriteria evaluatif digunakan

untuk memilih produk yang sesuai untuk dibeli

Sedangkan menurut Eva L. Mueller dalam penelitiannya (1985)

menunjukkan bahwa evaluasi dalam proses membeli berimplikasi terutama

(52)

juga menghubungkan pendapat tentang kualitas dan desain barang, tingkat

daya beli, kondisi kredit, dan sejenisnya.

d) Keputusan pembelian

Keputusan untuk membeli dalam hal ini merupakan proses dalam

pembelian nyata. Konsumen harus mengambil keputusan untuk membeli

atau tidak membeli.

Bila konsumen memutuskan untuk membeli, maka konsumen akan

menghadapi serangkaian keputusan yang harus diambil, yang menyangkut

evaluasi jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara

pembayaran. Saat semua informasi yang diperoleh telah sesuai maka suatu

keputusan pembelian akan terjadi, karena keputusan pembelian merupakan

hasil perhitungan yang rasional sehingga konsumen akan memilih produk

yang dapat memberikan kegunaan yang paling besar, sesuai dengan selera,

biaya yang relatif, dan keyakinan konsumen terhadap produk yang akan

mereka beli.

e) Perilaku sesudah pembelian

Ada kemunkinan bahwa pembeli tidak memiliki ketidaksesuaian

sesudah ia melakukan pembelian karena harganya terlalu mahal, atau

mungkin karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran konsumen

(53)

Gambar 4

Pengambilan Keputusan Konsumen

H. Penelitian – Penelitian Sebelumnya

1) Rachel V. McClary, Ph.D.2007. An Evaluation of Consumer Buying Criteria

and Its Impact on the Purchase of Commoditized Laptops.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara merek laptop yang konsumen pilih dengan beberapa

demografi seperti umur, tingkat pendidikan, dan tingkatan kompetensi

teknikal pada proses seleksi mempertimbangkan kriteria pemilihan merek atau

dapat disebut juga sebagai evaluasi alternatif kriteria pemilihan merek.

Rumusan masalah yang diangkat oleh penulis terdapat 9 macam

pertanyaan dengan 2 kategori. Kategori pertama mengenai Demografi, yaitu:

a) Adakah hubungan antara demografi pengguna laptop dan pembelian

(54)

laptop dengan evaluasi alternatif kriteria yang diidentifikasi oleh konsumen

dalam peranannya pada keputusan pemilihan merek laptop? c) Adakah

hubungan antara berbagai macam sumber informasi dengan demografi dari

pemilik laptop? d) Apakah terdapat hubungan antara demografi pengguna

laptop dengan bukti terlihat ( tangible ), seperti atribut produk dalam

mempertimbangkan keputusan pemilihan merek laptop? e) Apakah terdapat

hubungan antara demografi pengguna laptop dengan bukti yang tidak terlihat

( intangible ), seperti saran dari orang lain/ pemilik toko dalam

mempertimbangkan keputusan pemilihan merek laptop? Kategori yang kedua

mengenai Merek ( brand ), yaitu: a) Adakah hubungan antara pemilihan

merek laptop dengan berbagai macam sumber informasi oleh konsumen? b)

Apakah terdapat hubungan antara bukti terlihat ( tangible ), seperti atribut

produk dalam mempertimbangkan keputusan pemilihan laptop dengan merek

laptop yang dipilih? c) Apakah terdapat hubungan antara bukti yang tidak

terlihat ( intangible ), seperti saran dari orang lain/ pemilik toko dalam

mempertimbangkan keputusan pemilihan laptop dengan merek laptop yang

dipilih? d) Adakah hubungan antara merek laptop yang dipilih dengan

kriteria penting dalam evaluasi alternatif yang diidentifikasi oleh konsumen

pada keputusan pemilihan merek?

Populasi penelitian ini adalah responden pemilik laptop yang telah

terdaftar pada komunitas Survey Sampling International (SSI) dengan

(55)

untuk dijadikan sampel yaitu responden yang baru saja membeli laptop pada

atau setelah 2005 ( dua tahun terakhir ). Namun pada akhirnya diambil 595

responden yang membeli satu diantara lima merek ( Apple, Compaq, Dell,

HP, Toshiba ) yang menjadi fokus penelitian ini. Metode pengambilan

sampel yang digunakan peneliti adalah PurposiveSampling. Untuk menguji

hipotesis penelitian maka analisis data yang digunakan adalah Chi-square.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konsumen mencari

sumber informasi dengan cara yang berbeda-beda dan bisa dilihat

hubungannya antara apa yang konsumen kerjakan dan siapa konsumen

tersebut. Konsumen yang berbeda memilih merek laptop yang berbeda dan

untuk alasan yang berbeda pula. Data penelitian menunjukkan bahwa

ditemukannya hubungan yang signifikan antara variabel demografi dari

konsumen dan sumber informasi yang mereka kumpulkan untuk keputusan

pemilihan merek laptop yang akan mereka beli. Tingkat kompetensi teknikal

dari konsumen ikut berperan dalam penentuan sumber-sumber yang mereka

gunakan, sama seperti jenis kelamin dan umur.

2) Md. Enayet Hossain. An Evaluation of Brand Image, Product Attributes and

Perceived Quality of a Selected Consumer Non-durable Product.

Administration and Management Review volume 19, No.2, August 2007 page

47-63

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris

(56)

kualitas yang dirasakan dari minuman ringan yang dianggap sebagai produk

tidak tahan lama. Sepuluh atribut telah dipertimbangkan dalam penelitian ini.

Temuan mendukung evaluasi merek untuk produk yang sama dengan faktor

yang berbeda.

Atribut produk serta mekanisme psikologis dapat mempengaruhi

pembelian produk. Tujuan keseluruhan dari penelitian ini adalah untuk

menguji secara empiris evaluasi merek oleh konsumen termasuk citra merek,

sikap merek dan persepsi kualitas. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

pertama; untuk mengukur citra merek, kedua; untuk menyelidiki dampak dari

citra merek dan atribut pada preferensi merek; dan ketiga,untuk

menyampaikan usulan kepada manajer merek dan badan-badan terkait lainnya

untuk pengukuran praktis dari brand image berdasarkan atribut yang berbeda

dari persepsi kualitas oleh konsumen.

Data dikumpulkan dari mahasiswa tahun dan departemen yang berbeda

di Universitas Rajshahi, Bangladesh. Ukuran sampel kurang lebih 300

responden. Selain itu, 80 responden memberikan pendapat mereka untuk

kuesioner pra-pengujian. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan

menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan "Analisis Faktor" untuk identifikasi dari "faktor kunci"

yang disukai oleh konsumen. Analisis Faktor dimensi umum mengidentifikasi

faktor dari variabel pengamatan yang mempunyai korelasi tinggi dengan

(57)

Pada dasarnya penelitian ini mempertimbangkan pengaruh atribut

intangible and tangible pada pengembangan citra merek serta hubungannya

dengan preferensi konsumen. Kesimpulannya bahwa ada hubungan yang kuat

antara citra merek dan preferensi setiap tindakan yang digunakan dalam

penelitian ini. Pada gilirannya, merek dengan image yang lebih tinggi pada

kategori menghasilkan preferensi secara signifikan lebih besar. Seperti yang

telah diduga sebelumnya, bahwa nama merek memiliki kepentingan lebih

besar dari preferensi keseluruhan untuk merek produk kategori ini. Dari

analisis statistik, ditemukan bahwa 10 atribut pada 3 komponen yang

menciptakan citra produk dan menunjukkan persepsi kualitas produk yang

dirasakan oleh konsumen.

3) Erna Ferrinadewi.2005.Pengaruh Keterlibatan Konsumen terhadap

Kepercayaan Merek.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh

keterlibatan konsumen terhadap kepercayaan merek sehingga konsumen

melakukan keputusan pembelian. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 : Diduga tipe keterlibatan konsumen mempengaruhi kepercayaan

konsumen terhadap merek secara signifikan. H2 : Diduga tingkat keterlibatan

konsumen mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap merek secara

signifikan. Objek penelitian yang dipilih adalah kosmetik dengan

pertimbangan karena produk ini memungkinkan semua tipe dan tingkat

Gambar

Gambar 3 Model Perilaku Konsumen Kotler & Amstrong
Bagan Bauran Pemasaran (Gambar 1 Marketing Mix)
Gambar 4 Pengambilan Keputusan Konsumen
Kerangka Konseptual PenelitianGambar 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada pengujian pembebanan dengan menggunakan generator dc yang dihubungkan dengan lampu pijar maka diketahui bahwa apabila tegangan medan pada generator dc diubah-ubah

Pengembangan Bahan Ajar Sains Biologi dengan Pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gedangan Kabupaten Sidoarjo..

sewaktu hidrasi merupakan faktor penentu bagi keutuhan beton. Tipe V: Semen penangkal sulfat. Digunakan untuk beton yang lingkungannya mengandung sulfat, terutama pada tanah/air

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Mulkan Dede (2007 ) Pola Ideal Hubungan Dokter dan Pasien.Sebuah Analisis Kritis dengan Pendekatan Obyektif Kualitatif tentang Komunikasi yang dilakukan antara Dokter dengan

Ruang lingkup kajian perkembangan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A Dharma Tirta) Privinsi Jawa Tengah akhir tahun 2000 difokuskan pada partisipasi petani dalam melaksanakan

 Untuk mendapatkan alternatif rancangan bangunan fungsi kantor sewa yang menggunakan prinsip arsitektur hemat energi untuk dapat merespon kondisi.