• Tidak ada hasil yang ditemukan

AN PENU KATA PA AS XI SM AN BARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "AN PENU KATA PA AS XI SM AN BARA"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

iv

Persembahan

Tiada kata terindah yang dapat kuucap selain puji dan syukur. Skripsiku ini

kupersembahkan untuk:

1. Yesus Kristus dan Bunda Maria yang tidak pernah berhenti menyertai

tiap langkahku,

2. Bapak, Ibu, Kakak, dan Adikku tercinta

(6)

v

Moto

Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)

Jangan sia-siakan waktu Anda untuk ragu-ragu dan takut. Laksanakanlah

pekerjaan yang ada di depan mata, sebab tugas saat ini yang dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya akan menjadi persiapan terbaik untuk masa-masa yang

akan datang.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telag disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Mei 2011

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Elisabet Inang

Nomor mahasiswa : 051224010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Kesalahan Penulisan dalam Diksi dan Pembentukan Kata pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang, Kalimantan Barat, Tahun Ajaran 2010/2011

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 4 Mei 2011 Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

Inang, Elisabet. 2011. Kesalahan Penulisan dalam Diksi dan Pembentukan Kata pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang, Kalimantan Barat Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi S-1. FKIP-PBSID. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji kesalahan penulisan dalam diksi dan pembentukan kata pada karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang Kalimantan Barat tahun ajaran 2010/2011. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan penulisan dalam diksi dan pembentukan kata yang mencakup: (1) kesalahan kata asing dan kata serapan, (2) kesalahan kata baku dan nonbaku, (3) kesalahan afiksasi, (4) kesalahan reduplikasi, dan (5) kesalahan pemajemukan.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Melalui metode deskriptif kualitatif peneliti melakukan analisis terhadap kesalahan yang terdapat pada data yang ada, kemudian mendeskripsikan hal yang ditemukan sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Sumber data dalam karangan ini adalah karangan siswa kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang, Kalimantan Barat tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 90 orang. Ada 4 siswa yang tidak hadir pada saat pengambilan data. Dari 86 karangan yang dapat diteliti sebanyak 79 karangan karena ada 7 karangan yang tidak memenuhi syarat sebagai karangan argumentasi. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata seluruh kalimat karangan argumentasi siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas membuat karangan argumentasi sebanyak tiga paragraf.

Dari analisis data diperoleh sebanyak 198 kesalahan dari 79 karangan, yang meliputi: (1) kesalahan penulisan dalam diksi (177) dan (2) kesalahan pembentukan kata (21). Kesalahan penulisan dalam diksi meliputi, kesalahan unsur dari bahasa asing (11), kesalahan unsur asing yang pengucapan dan penulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia (7), kesalahan aspek ortografi (115), dan kesalahan ragam bahasa (44). Kesalahan pembentukan kata mencakup: kesalahan afiksasi, meliputi: kesalahan pembentukan kata dengan meN- (3), kesalahan pembentukan kata dengan ber- (1), kesalahan pembentukan

kata dengan di- (9), kesalahan pembentukan kata dengan akhiran-nya (2), kesalahan pembentukan kata dengan ber-an (1). Kesalahan pembentukan kata

dengan reduplikasi (5).

(10)

ix ABSTRACT

Inang, Elisabet. 2011. The Mistakes on the Diction Writing and the Words Forming in the Argumentative Composition of the Students of Grade XI of SMA St. Yohanes Ketapang, West Kalimantan, Year 2010/2011. Undergraduate Thesis (S-1). Yogyakarta: Sanata Dharma University.

This research studied the mistakes on the diction writing and the words forming in the argumentative compositions made by the students of grade XI of SMA St. Yohanes Ketapang, West Kalimantan, year 2010/2011. The aim of this research is to describe the mistakes on the diction writing and the words forming which include the mistakes on: (1) the foreign and absorbed words, (2) the standard and nonstandard words, (3) the affixation, (4) reduplication, and (5) compounding.

This is a descriptive-qualitative research. Thus, the writer conducted an analysis on the mistakes in the provided data and described the findings based on the problems formulated. The source of the data was the compositions made by the total of 90 students of grade XI of SMA St. Yohanes Ketapang, West Kalimantan, year 2010/2011. There were four students who were absent during the data collection. From the 86 compositions collected, seven were not the argumentative composition. Therefore, there were 79 compositions left to be researched. The data of this research is all words of sentences contained in students argumentation essay. The instrument used in this research was the assignment of making three-paragraph argumentative composition.

From the data analysis, its found 198 mistakes from 79 compositions, which cover the mistakes on diction writing (177) and words forming (21). The mistakes on diction include the mistake on the elements of the foreign words (11), the mistake on the foreign elements which pronunciation and writing have been adjusted to the rules of Bahasa Indonesia (7), the mistake on the orthography aspect (115), and the mistake on the language variety (44). As for the words forming, the mistakes were on the affixation, such as the mistake in forming words with prefix meN- (3), with prefix ber- (1), with prefix di- (9), with suffix –nya (2), and with affix ber-an (1); and lastly, the mistake on the words forming with reduplication (5).

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas Rahmat Tuhan yang memampukan penulis menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Kesalahan Penulisan dalam Diksi dan Pembentukan Kata pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas XI SMA St.Yohanes,

Ketapang, Kalimantan Barat Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar dan tulus membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini,

2. Bapak Drs. G. Sukadi, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar dan tulus membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini,

3. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSID,

4. Bapak dan Ibu Dosen PBSID yang telah membimbing penulis selama belajar di PBSID,

5. Drs. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC.,MA., selaku Kepala Sekolah SMA St. Yohanes, Ketapang Kalimantan Barat, yang telah memberi izin penelitian

kepada penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini,

(12)

xi

7. Siswa kelas XI IPS 2 dan IPS 4 SMA St. Yohanes Ketapang, yang telah membantu penulis untuk menjadi subjek penelitian.

8. F.X. Sudadi selaku staf di sekretariat PBSID yang selama ini telah membantu dalam melayani dan memberikan kemudahan dalam administrasi.

9. Bapak dan Ibuku tercinta, Hendrikus Sara dan Margareta Are yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku, tidak pernah lelah mendoakan dan menguatkanku dalam menyelesaikan skripsi ini,

10. Kakakku Rosalia Seti dan adikku Theofilus Lanang, serta keponakanku Brigita Daria Tuto, kalian merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku,

11. Bapak Joseph Ara dan Ibu Maryam, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan kepadaku,

12. Suryanti dan Marselina Riol, saudara angkatku, yang telah memberikan semangat,

13. Suster Benedicte yang telah menjadi orangtua yang selalu membimbing dan mendoakanku,

14. Teman-teman PBSID angkatan 2005, Prima, Nita, Reni, Deta, Weni, Novi, Refti, Ana, Natania, Yeni, Maria, Ony kalian memberikan pengalaman berharga dalam hidupku,

(13)

xii

16. Semua pihak yang telah mendukung, semoga Tuhan membalas semua kebaikan kalian.

Demikianlah ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis haturkan kepada semua orang yang telah menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Walau demikian, semoga apa yang disampaikan dalam skripsi ini kelak berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, 4 Mei 2011

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Istilah ... 5

1.6 Sistematika Penyajian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Penelitian yang Relevan ... 8

2.2 Kajian Teori ... 10

2.2.1 Kesalahan Berbahasa ... 10

(15)

xiv

2.2.3 Kata Asing dan Kata Serapan ... 13

2.2.4 Kata Baku dan Nonbaku ... 15

2.2.4.1 Aspek Fonologis ... 15

2.2.4.2 Aspek Ortografi ... 16

2.2.4.3 Aspek Jati Diri Kata ... 16

2.2.4.4 Ragam Bahasa ... 19

2.2.5 Pembentukan Kata ... 20

2.2.5.1 Afiksasi ... 20

2.2.5.2 Reduplikasi ... 22

2.2.5.3 Pemajemukan ... 24

2.2.6 Karangan Argumentasi ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Subjek Penelitian ... 28

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian ... 29

3.4 Instrumen Penelitian ... 29

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.6 Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Deskripsi Data ... 32

4.2 Analisis Data ... 35

4.2.1 Kesalahan Ketepatan dalam Pemilihan Kata ... 35

4.2.2 Kesalahan Kesesuaian dalam Pemilihan Kata ... 36

4.2.2.1 Kesalahan Aspek Ortografi ... 36

4.2.2.2 Kesalahan Aspek Ragam Bahasa ... 37

4.2.3 Kesalahan Afiksasi ... 37

(16)

xv

4.3 Pembahasan ... 41

BAB V PENUTUP ... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Implikasi ... 45

5.3 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

DAFTAR LAMPIRAN ... 49

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel perbedaan kesalahan dan kekeliruan ... 12

Tabel 2 Contoh kata serapan ... 14

Tabel 3 Kesalahan diksi ... 33

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Kesalahan Penulisan dalam Diksi dan Pembentukan Kata ... 49 Daftar Kata Serapan ... 62

Lampiran 2

Instrumen Penelitian ... 64 Contoh Karangan Argumentasi Siswa ... 83

Lampiran 3

(19)

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi antar-anggota masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1991: 2). Sejak manusia dilahirkan, bahasa sudah digunakan untuk menyampaikan apa yang dirasakan, dipikirkan dan diinginkan. Dalam proses komunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan idenya. Mustakim (1994:1) mengatakan dalam kehidupan bermasyarakat, manusia dapat menyatakan keberadaan dirinya, mengekspresikan kepentingan, menyatakan pendapat dan mempengaruhi orang lain.

(20)

Karangan merupakan media komunikasi antara penulis dan pembaca. Akan tetapi, komunikasi hanya akan berlangsung dengan baik selama pembaca mengartikan kata dan rangkaian kata-kata yang sesuai dengan maksud penulis. Jika pembaca mempunyai tafsiran yang berbeda dengan tafsiran penulis tentang kata atau rangkaian kata-kata yang dipakai, komunikasi itu akan terputus. Maka, akan terjadi salah paham, kesenjangan komunikasi. Oleh karena itu, perlu berhati-hati dalam memilih kata-kata yang dipergunakan di dalam tulisan (Akhadiah, 1989: 83)

Agar dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran secara tepat dalam berbahasa baik lisan maupun tertulis, pemakaian bahasa hendaknya memenuhi beberapa kriteria dalam pemilihan kata. Kriteria yang dimaksud adalah ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan dalam pemilihan kata terkait dengan konsep, logika, dan gagasan yang akan ditulis dalam karangan. Kesesuaian dalam pemilihan kata menyangkut kecocokan antara kata yang dipakai dengan situasi yang akan diciptakan sehingga tidak mengganggu suasana batin, emosi, atau psikis, atau penulis dan pembacanya, pembicara dan pendengarnya (Widjono, 2007: 100-101).

(21)

kesalahan penulisan dalam diksi yang meliputi ketepatan dalam pemilihan kata (kata asing dan kata serapan) dan kesesuaian dalam pemilihan kata (kata baku dan non baku).

Peneliti memilih karangan argumentasi karena karangan argumentasi menerangkan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal benar atau tidak. Tulisan argumentatif bersifat kritis dan logis. Oleh karena itu, dengan fakta yang benar dapat dirangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Keraf, 2007: 3-4). Dalam menulis karangan argumentasi penulis harus berusaha untuk menyampaikan pendapatnya secara teratur dan kritis, hal ini sesuai dengan sifat ragam bahasa baku yaitu kecendikiaan yang lebih mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal (Alwi, 2003: 14).

Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI St. Yohanes Ketapang tahun ajaran 2010/2011. Peneliti memilih siswa SMA kelas XI karena siswa kelas XI sudah mendapat teori mengenai karangan argumentasi pada waktu kelas X.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut.

1) Kesalahan penulisan dalam diksi apa saja yang terdapat pada karangan

(22)

2) Kesalahan pembentukan kata (afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan) apa

saja yang terdapat pada karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St. Yohanes, Ketapang, Kalimantan Barat, tahun ajaran 2010/2011?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan kesalahan penulisan dalam diksi yang ada pada karangan

argumentasi siswa kelas XI SMA St. Yohanes, Ketapang, Kalimantan Barat, tahun ajaran 2010/2011.

2) Mendeskripsikan kesalahan pembentukan kata (afiksasi, reduplikasi, dan

pemajemukan) pada karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St. Yohanes, Ketapang, Kalimantan Barat, 2010/2011.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa calon guru bahasa Indonesia, guru Bahasa Indonesia (kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang), dan peneliti lain.

1) Bagi mahasiswa calon guru bahasa Indonesia

(23)

2) Bagi guru Bahasa Indonesia (kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru Bahasa Indonesia mengenai kesalahan penulisan dalam diksi dan pembentukan kata yang dilakukan siswa SMA kelas XI. Dengan demikian, guru dapat memberikan motivasi dan memacu siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam memilih kata yang tepat sewaktu berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.

3) Bagi Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber acuan sehingga dapat mengembangkan penelitian selanjutnya yang lebih baik.

1.5Batasan Istilah

Berikut ini diuraikan beberapa istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini agar terjadi kesatuan pemahaman yang mempermudah mencerna dan memahami penelitian ini.

a. Kesalahan

“Kesalahan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tidak betul menurut norma, tidak menurut aturan yang ditentukan.” (Hastuti, 1989: 75).

b. Afiksasi

“Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk, baik tunggal maupun kompleks, untuk membentuk kata.” (Ramlan, 1979: 30).

c. Reduplikasi

(24)

fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak.” (Masnur, 2007: 48).

d. Komposisi

“Komposisi merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan arti.”(Keraf, 1991: 154).

e. Diksi

Diksi adalah ketepatan dan kesesuaian dalam memilih kata untuk menyampaikan suatu gagasan (Keraf, 1984: 24).

f. Kata asing dan kata serapan

Kata asing ialah unsur-unsur bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia sedangkan kata-kata atau unsur-unsur serapan ialah unsur-unsur bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud/struktur bahasa Indonesia (Akhadiah, 1989: 90).

g. Kata baku dan kata nonbaku

Kata baku adalah kata yang penggunaanya dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis, sesuai dengan kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan/dilazimkan. Kata nonbaku ialah kata yang penggunannya dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis, tidak sesuai dengan kaidah/ragam bahasa yang telah ditentukan/dilazimkan (Soedjito, 1988: 44).

h. Karangan argumentasi

(25)

1.6Sitematika Penyajian

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II Landasan Teori, berisi penelitian yang relevan dan kajian teori yang meliputi (1) kesalahan berbahasa (2) perbedaan kesalahan dan kekeliruan, (3) diksi, (4) ketepatan

pemilihan kata, (5) kesesuaian pemilihan kata, (6) afiksasi, (7) reduplikasi, dan (8) pemajemukan. Bab III Metodologi Penelitian, berisi jenis penelitian, subjek

(26)

8  

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan beberapa penelitian yang relevan dan teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini.

2.1 Penelitian yang Relevan

Peneliti memperoleh dua penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti

lain.Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Lodovika Meci (2006) dengan judul

Kesalahan Pemakaian Kata Ditinjau dari Teori Komponen Makna pada

Karangan Siswa Kelas X SMA Kolose De Britto Yogyakarta Tahun Ajaran

2005/2006. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan kata yang

mencakup: (1) kesalahan diksi, (2) kesalahan makna akibat kesalahan bentuk kata, dan (3) kesalahan pemakaian kata berdasarkan jenis kata dalam karangan siswa. Hasil penelitian menampilkan sebanyak 267 kesalahan. Kesalahan-kesalahan itu meliputi: (1) kesalahan diksi sebanyak 224, (2) kesalahan makna akibat kesalahan bentuk kata sebanyak 43 kesalahan.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Imaculata Sri Purwaningrum

(1998) dengan judul Kesalahan Berbahasa Siswa Kelas 1 dan Kelas II SMA

Katolik di Kotamadya Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan meneliti (1) tipe-tipe

(27)

perubahan unsur-unsur tertentu, kata-kata yang mubazir, dan kata-kata yang tidak tepat pemakaiannya. Tataran frase hanya meliputi kelompok kata yang tidak sesuai dengan hukum D-M beserta kekecualiannya. Tataran klausa meliputi kelengkapan dan urutan unsur-unsurnya. Tataran kalimat menyangkut masalah kalimat tunggal dan kalimat majemuk, (2) kesalahan-kesalahan tersebut karena kurangnya pengertian siswa terhadap kaidah, adanya interferensi bahasa daerah

dan bahasa asing, hiperkorek, analogi yang keliru, sikap tidak serius, (3) perbedaan tipe kesalahan antara kelas I adalah kata-kata mubazir, sedangkan

kelas II adalah kata-kata yang tidak tepat pemakaiannya. Perbedaan sebab-sebab kesalahan antara kelas I dan kelas II terletak pada sikap sembrono, sikap sembrono pada kelas I menduduki urutan kelima, sedangkan kelas II menduduki urutan keempat.

(28)

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Kesalahan Berbahasa

Dalam proses belajar bahasa, sering terdapat penyimpangan yang dibuat oleh pembelajar. Penyimpangan yang terjadi dapat berupa kesalahan dan kekeliruan. Di bawah ini akan dijelaskan perbedaan kesalahan dan kekeliruan.

a. Kesalahan

Kesalahan “error” disebabkan oleh faktor kompetensi, yang biasanya

terjadi secara konsisten (Tarigan & Tarigan, (1988: 76-77). Kesalahan disebabkan oleh kompetensi kebahasaan siswa yang bersifat sistematis dan terjadi pada tempat-tempat tertentu. Pada umumnya kesalahan menunjukkan tingkat kemampuan kebahasaan siswa (Nurgiyantoro, 2001: 192). Tarigan & Tarigan (1988: 75-76) mengatakan kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, yang berarti siswa memang belum memahami sistem bahasa yang digunakan.

(29)

faktor ekstralinguistik, semacam kegagalan ingatan, emosi yang meningkat, kelelahan mental atau fisik dan lain-lain.

Kesalahan dapat berlangsung lama jika tidak diperbaiki. Biasanya perbaikan akan dilakukan oleh guru melalui pengajaran remedial, latihan, praktek, dan sebagainya. Kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajarinya. Jika pemahaman siswa akan sistem bahasa yang dipelajarinya kurang, kesalahan akan sering terjadi dan akan berkurang apabila tahap pemahaman semakin meningkat (Tarigan dan Tarigan 1988: 76).

b. Kekeliruan

Kekeliruan adalah proses psikologis yang menandai seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya (Hastuti, 1989: 75).

Nurgiyantoro (2001:192) mengatakan kekeliruan (mistakes) berbahasa lebih

berhubungan dengan masalah penampilan (performance). Oleh karena itu

(30)

Agar lebih jelas, Tarigan dan Tarigan (1988: 75) menggambarkan secara ringkas perbandingan antara kesalahan dan kekeliruan.

Tabel Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan Kategori

Sudut pandang Kesalahan Kekeliruan

1. Sumber 2. Sifat 3. Durasi

4. Sistem Linguistik 5. Hasil

Dibantu oleh guru: latihan, pengajaran remedial Siswa sendiri: pemusatan perhatian

Dalam penelitian ini peneliti tidak meneliti kekeliruan pemakaian kata pada karangan siswa. Penelitian ini lebih tertuju pada kesalahan berbahasa tertulis yang dilakukan siswa dalam berbahasa, meliputi pembentukan kata (afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan) dan penulisan dalam diksi (pilihan kata) yang meliputi ketepatan dalam pemilihan kata (kata asing dan kata serapan) dan kesesuaian dalam pemilihan kata (kata baku dan nonbaku).

2.2.2 Diksi

(31)

kata, tetapi juga membahas apakah kata yang dipilih itu dapat diterima atau tidak, sehingga tidak merusak suasana yang ada (Keraf, 1980:23-24).

Pemilihan kata harus dilakukan secara tepat dan sesuai karena dalam kegiatan berbahasa pilihan kata merupakan aspek yang sangat penting. Pilihan kata yang tidak tepat menyebabkan ketidakefektifan bahasa yang digunakan serta dapat mengganggu kejelasan informasi yang disampaikan. Dalam pemakaiannya kata-kata itu dirangkaikan menjadi kelompok kata, klausa, dan kalimat.

Akhadiah, (1989: 83) mengemukakan bahwa dalam memilih kata ada dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan, yaitu aspek ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Secara khusus ketepatan pilihan kata akan membahas tentang kata asing atau kata serapan. Kesesuaian dalam pemilihan kata menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan pembaca. Secara khusus kesesuaian dalam pilihan kata ini akan membahas kata-kata baku dan nonbaku.

2.2.3 Kata Asing dan Kata Serapan

Kata asing ialah kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia.

Contohnya, kata option. Kata serapan ialah unsur-unsur bahasa asing yang telah

(32)

Contoh kata serapan menurut buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah

(2001: 60).

Tabel Kata Asing dan Kata Serapan

Kata-kata yang tidak ditulis miring, yang terdapat pada tabel di atas merupakan contoh kata serapan. Kata serapan harus digunakan secara berhati-hati serta makna dan cara penulisannya harus dipahami agar kata-kata tersebut dapat digunakan secara tepat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987 tanggal 9 September 1987, taraf integrasi unsur serapan kata asing dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan sebagai berikut.

1) Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa

Indonesia, seperti: reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I’homme par

I’homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi

pengucapannya masih mengikuti cara asing.

2) Unsur pinjaman yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan

dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya

Istilah Asing Istilah Indonesia

(33)

hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

2.2.4 Kata-kata Baku dan Nonbaku

Kata baku adalah kata yang penggunaannya dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis, sesuai dengan kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan /dilazimkan, sedangkan kata nonbaku ialah kata yang penggunannya dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis, tidak sesuai dengan kaidah/ragam bahasa yang telah ditentukan/dilazimkan (Soedjito, 1988: 44).

Menurut Sabariyanto (1994: 366), ada beberapa aspek yang dapat digunakan untuk mengetahui ketidakbakuan kata, yaitu aspek fonologis, aspek ortografi, aspek jati diri kata, dan ragam bahasa.

2.2.4.1 Aspek fonologis

Perbedaan fonem-fonem pada kata tertentu dapat dipergunakan untuk membedakan kebakuan dan ketidakbakuan kata. Berikut ini contoh kata baku dan tidak baku dalam aspek fonologis.

Baku Tidak Baku

privat/privat prifat/prifat/ 

presensi/presεnsi prisensi/prisεnsi/ 

primitif/primitive primitip/primitip 

praktik/praktik/ praktek/praktεk

Kata praktek tidak baku karena mengandung fonem /ε/ sebagai ganti

fonem /i/ pada kata praktik, kata prisensi tidak baku karena mengandung fonem /i/

(34)

mengandung fonem /p/ sebagai ganti fonem /f/ pada kata primitif, dan kata prifat

tidak baku karena mengandung fonem /f/ sebagai ganti fonem /v/ pada kata privat.

2.2.4.2 Aspek ortografi

Perbedaan ortografi atau huruf pada kata-kata tertentu dapat digunakan untuk membedakan kebakuan dan ketidakbakuan kata.

Berikut ini contoh kebakuan dan ketidakbakuan kata dalam aspek ortografi.

(1a) Di Supermarket tersebut banyak prodek yang tidak layak pakai.

(2a) Penanaman padi di sawah tersebut, sangatlah produktip.

(3a) Ana sedang membaca propil Soeharto.

Kata prodek (1a), produktip (2a), dan propil (3a) pada kalimat di atas

seharusnya:

(1b) Di supermarket tersebut banyak produk yang tidak layak pakai.

(2b) Penanaman padi di sawah tersebut, sangatlah produktif.

(3b) Ana sedang membaca profil Soeharto

Kata prodek (1a), produktip (2a), dan propil (3a) merupakan kata tidak

baku berdasarkan aspek ortografi. Kata produk (1b), produktif (2b), dan profil

(3b) merupakan contoh penggunaan kata baku berdasarkan aspek ortografi.

2.2.4.3 Aspek jati diri kata

(35)

1) Kata bahasa Jawa Contoh:

(4a) Wajah Maria pucet ketika melihat darah.

(5a) Tolong diputer lagi ban motor itu!

(6a) Candi Prambanan selalu rame pengunjungnya, apalagi saat libur

sekolah.

(7a) Puser anak itu kotor sekali.

Kata pucet (4a), puter (5a), rame (6a), dan puser (7a) pada kalimat di

atas seharusnya:

(4b) Wajah Maria pucat ketika melihat darah.

(5b) Tolong diputar lagi ban motor itu!

(6b) Candi Prambanan selalu ramai pengunjungnya, apalagi saat libur

sekolah.

(7b) Pusar anak itu kotor sekali.

Kata pucet (4a), puter (5a), rame (6a), dan puser (7a) merupakan kata

tidak baku karena masih menggunakan bahasa Jawa. Kata pucat (4b), putar

(5b), ramai (6b), dan pusar (7b) merupakan kata baku.

2) Kata bahasa Belanda/Inggris

Contoh:

(8a) Bu Nuning mengambil raport Dian di SD Kanisius.

(9a) Pertengkaran hebat yang terjadi antara kakak beradik itu harus diselesaikan secara ratio.

(36)

Kata raport (8a), ratio (9a),riskant (10a), pada kalimat di atas seharusnya:

(8b) Bu Nuning mengambil rapor Dian di SD Kanisius.

(9b) Pertengkaran hebat yang terjadi antara kakak beradik itu harus diselesaikan secara rasio.

(10b) Permainan yang diambilnya sangat riskan untuk dilakukan

Kata raport (8a), ratio (9a), riskant (10a) merupakan contoh penggunaan

kata yang tidak baku karena masih menggunakan bahasa Belanda/Inggris

sedangkan kata rapor (8b), rasio (9b), riskan (10b) merupakan kata baku.

3) Kata bahasa Arab

Contoh:

(11a) Lagu ruhani yang dibawakan oleh Mike Mohede sangat

menyentuh hati.

(12a) Sebaiknya penomoran pada makalah itu menggunakan angka

Rumawi.

Kata ruhani (11a), Rumawi (12a), pada kalimat di atas seharusnya:

(11b) Lagu rohani yang dibawakan oleh Mike Mohede sangat

menyentuh hati.

(12b) Sebaiknya penomoran pada makalah itu menggunakan angka

Romawi.

Kata ruhani (11a) dan Rumawi (12 a) adalah contoh penggunaan kata

yang tidak baku karena masih menggunakan bahasa Arab, sedangkan kata rohani

(37)

2.2.4.4 Ragam Bahasa

Ragam bahasa ada bermacam-macam, misalnya ada ragam bahasa resmi, dan ragam bahasa santai, ragam tulis dan ragam lisan, serta ragam bahasa baku dan ragam tidak baku. Kata baku dan tidak baku berikut ini dibedakan oleh ragamnya.

Contoh:

(13a) Tota dihukum ayahnya, karena males pergi ke sekolah.

(14a) Ayo kita kerja bakti membersihkan kampung kita!

(15a) Sejak umur empat tahun, Shinta diajarkan untuk nabung.

(16a) Tiada usaha yang percumah.

(17a) Rudal buatan Korea Utara nyasar ke perumahan penduduk.

Kata males (13a), ayo (14a), nabung (15a), percumah (16a),dan nyasar (17a)

pada kalimat di atas seharusnya:

(13b) Tota dihukum ayahnya, karena malas pergi ke sekolah.

(14b) Mari kita kerja bakti membersihkan kampung kita!

(15b) Sejak umur empat tahun, Shinta diajarkan untuk menabung.

(16b) Tiada usaha yang percuma.

(17b) Rudal buatan Korea Utara menyasar ke perumahan penduduk.

Kata males (13a), ayo (14a), nabung (15a), percumah (16a), nyasar

(17a) merupakan contoh kata yang tidak baku karena menggunakan ragam

bahasa santai, sedangkan kata malas (13b), mari (14b), menabung (15b),

percuma (16b), menyasar (17b) merupakan kata baku dengan menggunakan

(38)

2.2.5 Pembentukan Kata

Menurut Masnur (2007:35), dalam bahasa Indonesia, peristiwa pembentukan kata ada tiga macam, yaitu:

(1)pembentukan kata dengan menambahkan morfem afiks pada bentuk dasar,

(2)pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar,

(3)pembentukan kata dengan menggabungkan dua atau lebih bentuk dasar.

2.2.5.1 Afiksasi

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sesuatu bentuk bahasa, baik bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata (Ramlan, 1979:30). Menurut Ramlan (1979:30-31), bentuk dasar adalah bentuk yang dilekati afiks atau bentuk yang menjadi dasar pembentukan bagi bentuk yang

lebih besar. Sebagai contoh bentuk dasar kata berjalan ialah jalan, bentuk dasar

kata berkepemimpinan ialah kepemimpinan. Dalam proses pembubuhan afiks,

bentuk dasar merupakan salah satu dari unsur langsung yang bukan afiks. Afiks merupakan bentuk linguistik pada suatu kata yang merupakan unsur langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Sebagai contoh

kata minuman. Kata minuman ini terdiri dari dua unsur langsung, yaitu kata

minum, yang merupakan bentuk bebas, dan –an yang merupakan bentuk terikat.

Maka morfem –an merupakan afiks. Afiks dibagi menjadi empat yaitu prefiks

(awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), simulfiks.

(39)

meN- + batu = membatu

ber- + sepeda = bersepeda

di- + sapu = disapu

ter- + surat = tersurat

peN- + tari = penari

pe- + tani = petani

se- + kelas = sekelas

per- + besar = perbesar

ke- + sana = kesana

Menurut Niknik (2007: 121) infiks bahasa Indonesia yaitu –el-, -er-, -em-, -in-. Berikut contoh pemakaian infiks.

-el- + tunjuk = telunjuk

-er- + sabut = serabut

-em- + kilau = kemilau

-in- + kerja = kinerja

Menurut Keraf (1991: 137) sufiks adalah morfem nondasar yang secara struktural dilekatkan pada akhir sebuah kata dasar. Sufiks yang ada dalam bahasa Indonesia adalah –kan, -i, -an, -nya dan sejumlah sufiks serapan yang terbatas distribusinya seperti –man, -wan, -wati.

menaik + -kan = menaikkan

memasuk + -i = memasuki

manis + -an = manisan

obat + -nya = obatnya

(40)

seni + -wati = seniwati

negara + -wan = negarawan

Konfiks merupakan afiks yang sebagian terletak di depan bentuk dasar, dan sebagian lagi terletak di belakang bentuk dasar (Ramlan, 1979: 34).

Menurut M. Ramlan konfiks dalam bahasa Indonesia adalah ke-an, peN-an, per-peN-an, ber-peN-an, dan se-nya.

aman + ke-an = keamanan

ambil + peN-an = pengambilan

hitung + per-an = perhitungan

pakaian + ber-an = berpakaian

harus + se-nya = seharusnya

2.2.5.2 Pengulangan (Reduplikasi)

Pengulangan merupakan proses pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak (Masnur, 2007: 48).

Menurut Masnur (2007: 52) berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, pengulangan dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks, dan pengulangan dengan perubahan fonem.

(1)Pengulangan seluruh

(41)

perubahan fonem. Berikut ini contoh pengulangan seluruh dalam bahasa Indonesia.

batu ---> batu-batu

sembilan ---> sembilan-sembilan

persatuan ---> persatuan-persatuan

(2)Pengulangan sebagian

Pengulangan sebagian ialah pengulangan bentuk dasar secara sebagian, tanpa perubahan fonem. Menurut Ramlan (1979: 42) pengulangan sebagian, bentuk dasar tidak diulang seluruhnya tetapi hampir semua bentuk dasar pengulangan golongan bentuk ini berupa bentuk kompleks.

Berikut contoh pengulangan sebagian dalam bahasa Indonesia.

memanggil ---> memanggil-manggil

menulis ---> menulis-nulis

mengukur ---> mangukur-ukur

berkata ---> berkata-kata

(3)Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.

Pada pengulangan ini bentuk dasar disertai dengan penambahan afiks secara bersama-sama atau serentak dan bersama-sama pula mendukung satu arti. Berikut ini adalah contoh pengulangan dengan pembubuhan afiks dalam bahasa Indonesia.

rumah ---> rumah-rumahan

kuda ---> kuda-kudaan

kuning ---> kekuning-kuningan

(42)

(4)Pengulangan dengan perubahan fonem

Pengertiannya adalah pengulangan bentuk dasar dengan disertai perubahan fonem. Kata ulang dengan golongan ini hanya sedikit ditemukan dalam bahasa Indonesia.

Misalnya:

gerak ---> gerak-gerik

sayur ---> sayur-mayur

serba ---> serba-serbi

ramah ---> ramah-tamah

2.2.5.3 Proses Pemajemukan

Pemajemukan ialah gabungan dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan arti (Keraf, 1991: 154). Misalnya: jantung hati, panjang tangan, mata air, kambing hitam, rumah besar, dan orangtua.

Menurut Ramlan (1979: 48), untuk membedakan bentuk mana yang merupakan kata majemuk dan bentuk mana yang tidak merupakan kata mejemuk. Ciri-ciri sebagai berikut.

1) Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata.

Pokok kata ialah bentuk linguistik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatis tidak memiliki sifat bebas, yang dapat dijadikan

bentuk dasar bagi semua kata. misalnya bentuk-bentuk juang, temu, alir, lomba,

dan sebagainya. Bentuk linguistik yang unsurnya berupa kata dan pokok kata, atau pokok kata semua, berdasarkan ciri ini merupakan kata majemuk. Misalnya

bentuk kolam renang. Bentuk kolam merupakan kata, sedangkan renang

(43)

Contoh-contoh lain, misalnya pasukan tempur, barisan tempur, medan tempur, lomba lari, kamar kerja, terima kasih.

2) Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah

strukturnya.

Bentuk kursi malas kelihatannya sama dengan orang malas, keduanya

terdiri dari kata benda atau kata sifat, tetapi apabila diteliti, kedua bentuk tersebut

berbeda. Pada orang malas, dapat disisipkan kata yang sebagai penanda di antara

kedua unsurnya, menjadi orang yang malas, tetapi unsur-unsur pada kursi malas

tidak dapat dipisahkan. Bentuk kursi yang malas, kursi itu malas, tidak terdapat

dalam pemakaian bahasa Indonesia. Demikian, berdasarkan ciri ini, kursi malas

merupakan kata majemuk, sedangkan orang malas merupakan frase.

2.2.6 Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para penulis atau pembicara (Keraf, 2007: 3). Pengarang berusaha agar hubungan antara berbagai macam fakta dengan ide yang akan dikemukakan harus kelihatan logis dan kritis. Dengan argumentasi pengarang berusaha menyusun fakta-fakta, agar dapat menunjukkan apakah suatu pendapat atau cara dibenarkan atau tidak.

(44)

mengenai hal tersebut, dan terakhir adalah penetapan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan. Kedua, bagian tubuh argumentasi berisi pembahasan masalah dengan menyajikan fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara induksi, deduksi, dan analogi. Ketiga, simpulan yang berisi kesimpulan-kesimpulan suatu pembahasan (Niknik, 2007: 245).

Menurut Sulistyowati (2001: 24-25), sebuah karangan argumentasi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Untuk meyakinkan pembaca, pengarang lebih menekankan pada alasan,

contoh, dan bukti.

b. Gaya penulisan harus meyakinkan pembaca atau pendengar sehingga

tujuan tercapai.

c. Bahasa yang digunakan harus bersifat rasional, denotatif (arti

sesungguhnya), dan objektif.

d. Fakta digunakan untuk membuktikan kebenaran.

Gorys Keraf (2007: 101-102), mengemukakan dasar yang harus diperhatikan sebagai titik tolak karangan argumentasi yaitu:

a. pengarang harus mengetahui sedikit tentang subjek atau hal-hal yang akan

dikemukakan sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya,

b. pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau

pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri,

c. penulis harus berusaha untuk mengemukakan pokok persoalannya dengan

jelas,

d. penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih diperlukan bagi

(45)
(46)

28  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul Kesalahan Penulisan dalam Diksi dan

Pembentukan Kata pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas XI SMA St.

Yohanes Ketapang, Kalimantan Barat, Tahun Ajaran 2010/2011 ini termasuk

jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif hanya berdasarkan pada fakta-fakta yang ada untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarfenomena yang diselidiki; tidak ada maksud untuk mancari atau menjelaskan hubungan-hubungan, membuat ramalan, menguji hipotesis, atau menentukan makna dan implikasi (Nazir, 1983: 63). Penelitian ini tidak bermaksud menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang kesalahan diksi dan kesalahan pembentukan kata yang meliputi ketepatan dalam pemilihan kata dan kesesuaian dalam pemilihan kata serta afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan.

3.2 Subjek Penelitian

(47)

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data penelitian ini berupa karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang tahun ajaran 2010/2011. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 43 siswa dan kelas XI IPS 4 dengan jumlah 44 siswa. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata seluruh kalimat karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang tahun ajaran 2010/2011. Data yang diperoleh oleh peneliti digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Dari hasil karangan argumentasi siswa tersebut, dapat diketahui jenis kesalahan diksi dan pembentukan kata apa saja yang dibuat oleh siswa.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Untuk mendapatkan karangan, siswa diberi tugas untuk menyusun karangan argumentasi. Sebelum siswa mengerjakan soal, peneliti memberi pengantar bahwa karangan harus menggunakan bahasa baku. Siswa harus mengarang dalam tiga paragraf karena karangan argumentasi harus memiliki pendahuluan, isi, pembuktian (tubuh argumentasi) dan kesimpulan atau ringkasan. Alasan peneliti mengambil tema

karangan “Perlukan Pelajar Memiliki Facebook?“ karena pada saat ini facebook

merupakan suatu hal yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.

Berikut petunjuk penulisan karangan:

1. Tulislah nama, kelas, dan nomor urut Anda di sudut kanan atas pada kertas

karangan!

2. Buatlah karangan berisi pendapatmu mengenai facebook dengan tema

karangan “Perlukah Pelajar Memiliki Facebook?”

(48)

4. Panjang karangan minimal tiga paragraf!

5. Waktu yang tersedia untuk menulis karangan 2 jam pelajaran (2 X 45

menit).

6. Jagalah kebersihan dan kerapian dalam tulisan Anda!

Selamat mengerjakan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara peneliti memberi tugas kepada siswa untuk menyusun karangan argumentasi dengan tema yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan hanya satu kali, yaitu pada hari Rabu, 3 November 2010. Penelitian untuk kelas XI IPS 2 pada pukul 07.00-08.30 WIB dan kelas XI IPS 4 pada pukul 09.15-10.45 WIB. Setelah sumber data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan proses pengumpulan data. Langkah-langkah pengumpulan data dilakukan sebagai berikut.

1) Mengumpulkan karangan siswa.

2) Membaca karangan siswa.

3) Menggarisbawahi kesalahan penulisan dalam diksi dan pembentukan

kata pada karangan argumentasi siswa.

4) Memasukkan data kesalahan ke dalam tabel data.

3.6 Teknik Analisis Data.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi. Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang

dapat ditiru (replicabel) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya

(49)

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini, sebagai berikut.

1) Membaca dan meneliti karangan argumentasi siswa.

2) Mengelompokkan jumlah kesalahan ke bagian yang lebih khusus sesuai

dengan jenis-jenis kesalahan pembentukan kata yang meliputi: (a) kesalahan afiksasi, (b) kesalahan reduplikasi, (c) kesalahan komposisi dan kesalahan diksi yang meliputi ketepatan dalam pemilihan kata (kata asing dan kata serapan) dan kesesuaian dalam pemilihan kata (kata baku dan nonbaku).

3) Memberikan kode sesuai dengan jenis kesalahan, yaitu kesalahan

pembentukan afiksasi (A), kesalahan pembentukan reduplikasi (R), kesalahan pembentukan pemajemukan (P) dan kesalahan penulisan dalam diksi (DI).

4) Menghitung frekuensi kesalahan siswa sesuai dengan jenis-jenis kesalahan

(50)

32  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada bab III, peneliti akan menyajikan data yang dikumpulkan mengenai kesalahan penulisan dalam diksi

dan pembentukan kata pada karangan argumentasi siswa kelas XI, SMA St.Yohanes Ketapang. Analisis kesalahan penulisan dalam diksi dan pembentukan

kata sebagaimana diuraikan di atas, secara garis besar dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu (1) kesalahan ketepatan (dalam) pemilihan kata yang mencakup kata asing dan kata serapan, (2) kesalahan kesesuaian (dalam) pemilihan kata yang mencakup aspek kata baku dan nonbaku yang meliputi kesalahan aspek ortografi, kesalahan aspek jati diri kata, dan kesalahan aspek ragam bahasa, (3) kesalahan pembentukan kata yang mencakup kesalahan afiksasi, kesalahan reduplikasi, dan kesalahan pemajemukan.

Data yang terkumpul berupa hasil karangan argumentasi siswa sebanyak 86 karangan yang diambil dari dua kelas dengan jumlah siswa 90 orang. Ada 4 siswa yang tidak hadir pada saat pengambilan data. Dari 86 karangan yang dapat diteliti sebanyak 79 karangan karena ada 7 karangan yang tidak memenuhi syarat sebagai karangan argumentasi.

(51)

Kesalahan penulisan dalam diksi dan pembentukan kata pada karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St. Yohanes Ketapang, menurut jenis kesalahannya diperoleh sebanyak 198, yang meliputi: (1) kesalahan penulisan dalam diksi 177, (2) kesalahan pembentukan kata sebanyak 21 kesalahan. Kedua jenis kesalahan di atas masih dikelompokkan lagi menjadi bagian yang lebih khusus. Berikut rincian masing-masing bagian kesalahan diksi dan pembentukan kata.

Berdasarkan uraian di atas, berikut tabel-tabel dengan jumlah kesalahan

yang telah dikelompokkan menurut dengan jenis kesalahannya.

Tabel 1

Kesalahan Penulisan dalam Diksi

No. Kesalahan ketepatan dalam pemilihan kata yang mencakup kata asing dan kata serapan

Jumlah

1. Kesalahan unsur asing 11

2. Kesalahan unsur serapan 7

No. Kesalahan kesesuaian dalam pemilihan kata yang

mencakup aspek kata baku dan nonbaku

Jumlah

1. Kesalahan ortografi 115

2. Kesalahan ragam bahasa 44

Jumlah 177

Kesalahan yang terdapat pada tabel 1 menunjukkan bahwa kesalahan

(52)

serapan ada 7, (3) kesalahan ortografi ada 115 dan (4) kesalahan ragam bahasa ada 44.

Tabel 2

Kesalahan Pembentukan Kata

No. Kesalahan Afiksasi Jumlah

1. Kesalahan pembentukan meN- 3

2. Kesalahan pembentukan ber- 1

3. Kesalahan pembentukan di- 9

5. Kesalahan pembentukan akhiran -nya 2

6. Kesalahan pembentukan ber-an 1

No. Kesalahan Reduplikasi

1. Kesalahan pembentukan reduplikasi 5

Jumlah 21

Kesalahan yang terdapat pada tabel 2 menunjukkan bahwa kesalahan

pembentukan kata pada karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St.Yohanes diperoleh sebanyak 21 buah. Kesalahan pembentukan kata tersebut

(53)

4.2Analisis Data

Bagian ini akan menganalisis kesalahan penulisan dalam diksi dan pembentukan kata pada karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St.Yohanes, Ketapang. Analisis tersebut meliputi kesalahan ketepatan dalam pemilihan kata yang mencakup kesalahan unsur asing dan serapan, kesalahan kesesuaian dalam pemilihan kata yang mencakup kesalahan kata baku dan nonbaku, dan kesalahan pembentukan kata yang meliputi kesalahan afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan. Oleh karena itu, dari seluruh jenis kesalahan yang ditemukan, akan diambil masing-masing satu kesalahan yang sudah dianalisis sebagai contoh.

4.2.1 Kesalahan ketepatan dalam pemilihan kata

4.2.1.1Kesalahan unsur asing yang penulisannya belum terserap ke dalam bahasa

Indonesia

Kata yang mengandung kesalahan unsur asing yang penulisannya belum terserap ke dalam bahasa Indonesia terdapat dalam kalimat:

(83) Sebelum adanya facebook kita mengenal frienster yang dulu cukup marak di masyarakat.

Pada kalimat di atas terdapat kesalahan penulisan unsur asing yang belum terserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu kata frienster. Penulisan yang benar adalah friendster. Berikut pembetulannya.

(54)

4.2.1.2Kesalahan unsur asing yang pengucapan dan penulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Kata yang mengandung kesalahan unsur asing yang penulisannya belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesaia terdapat dalam kalimat:

(85) Dengan adanya facebook, pergaulan dalam komunikasi lebih luas dan wawasan kita lebih terbuka sehingga pelajar-pelajar lebih termotifasi untuk belajar..

Pada kalimat di atas terdapat kesalahan unsur asing yang pengucapan dan penulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu kata termotifasi. Kata termotifasi berasal dari kata motivasi. Menurut KBBI dan daftar

unsur serapan bahwa v tetap ditulis v. Maka, kata termotifasi ditulis menjadi

termotivasi. Berikut pembetulan kalimatnya.

(85) Dengan adanya facebook, pergaulan dalam komunikasi lebih luas dan wawasan kita lebih terbuka sehingga pelajar-pelajar lebih termotivasi untuk belajar..

4.2.2 Kesalahan Kesesuaian dalam Pemilihan Kata

4.2.2.1Kesalahan Aspek Ortografi

Kata yang mengandung kesalahan aspek ortografi terdapat dalam kalimat: (5) Facebook merupakan wadah bagi si pengguna untuk saling berkomunikasi antar sesama dalam dunia maya, sebagai tampat untuk mencari atau mendapatkan teman-teman baru…

(55)

Seharusnya vokal /a/ diganti dengan vokal /e/. Maka kata tampat menjadi tempat. Berikut pembetulan kalimat:

(5) Facebook merupakan wadah bagi si pengguna untuk saling berkomunikasi antar sesama dalam dunia maya, sebagai tempat untuk mencari atau mendapatkan teman-teman baru…

4.2.2.2Kesalahan Aspek Ragam Bahasa

Kata yang mengandung kesalahan aspek ragam bahasa terdapat dalam kalimat:

(83)…tergantung pada diri kita gimana kita menggunakan facebook tersebut…

Pada kalimat di atas terjadi kesalahan aspek ragam bahasa, yang terdapat pada kata gimana. Kata gimana merupakan ragam bahasa santai, oleh karena itu tidak baik digunakan dalam karangan ilmiah. Oleh sebab itu kata gimana diganti dengan kata bagaimana, sehingga sangat baik untuk sebuah tulisan dalam karangan ilmiah. Berikut perbaikannya.

(83)…tergantung pada diri kita bagaimana kita menggunakan facebook tersebut…

4.2.3 Kesalahan Afiksasi

4.2.3.1 Kesalahan pembentukan kata dengan meN-

(67) Pelajar boleh memiliki facebook untuk memambah wawasan…

(56)

(67) Pelajar boleh memiliki facebook untuk menambah wawasan…

4.2.3.2 Kesalahan pembentukan kata dengan ber-

Kata yang mengandung kesalahan pembentukan ber- terdapat dalam kalimat:

(64) Facebook memiliki beberapa fungsi yaitu bisa membuat kita memiliki

banyak teman, dapat saling ber tukar informasi sesama teman…

Pada kalimat di atas terdapat kesalahan pembentukan awalan ber- yang terdapat pada kata ber tukar. Kata ber tukar berasal dari kata tukar. Kata bertukar memiliki makna ‘melakukan suatu tindakan’, sehingga prefiks ber- dan kata tukar tidak ditulis terpisah. Oleh karena itu kata ber tukar ditulis menjadi bertukar. Berikut pembetulan kalimat di atas.

(64) Facebook memiliki beberapa fungsi yaitu bisa membuat kita memiliki

banyak teman, dapat saling bertukar informasi sesama teman…

4.2.3.3 Kesalahan pembentukan kata dengan di-

Kata yang mengandung kesalahan pembentukan di- terdapat dalam kalimat:

(23)…facebook sangat di minati oleh masyarakat terutama bagi para pelajar…

Pembentukan kata yang menggunakan di- sebagai afiks seharusnya tidak

ditulis terpisah karena penulisan di- yang terpisah merupakan kata depan. Berikut

perbaikannya:

(23)…facebook sangat diminati oleh masyarakat terutama bagi para pelajar…

4.2.3.4 Kesalahan pembentukan kata dengan akhiran –kan

Kata yang mengandung kesalahan pembentukan akhiran -kan terdapat

(57)

(46) Coba kita membayang kan orang-orang yang bergabung dalam facebook, mereka adalah orang-orang yang sebagian besar mempunyai wawasan luas.

Pada kalimat di atas terdapat kesalahan pembentukan akhiran –kan yang terdapat pada kata membayang kan. Kata membayang kan, berasal dari kata bayang. Kata bayang mendapat awalan meN- dan akhiran –kan. Sehingga dalam penulisan kata tersebut tidak dipisah. Berikut perbaikan kalimat di atas.

(46) Coba kita membayangkan orang-orang yang bergabung dalam facebook, mereka adalah orang-orang yang sebagian besar mempunyai wawasan luas.

4.2.3.5 Kesalahan pembentukan kata dengan akhiran –nya

Kata yang mengandung kesalahan pembentukan sufiks –nya yang terdapat dalam kalimat:

(15) …facebook memiliki dampak yang sangat besar bagi pelajar, seperti pada saat membuka aplikasi game, para pelajar bisa lupa waktu dalam penggunaanya.

Pada kalimat di atas terdapat kesalahan pembentukan akhiran –nya yang terdapat pada kata pengguanaanya. Kata penggunaanya berasal dari kata guna.

Fonem /n/ pada sufiks –nya yang terdapat pada kata penggunaanya tidak hilang

ketika bertemu dengan konfiks peN-an. Sufiks –nya pada kata penggunannya berfungsi membentuk kata keterangan. Berikut pembetulannya.

(58)

4.2.3.6 Kesalahan pembentukan kata dengan ber-an

Kata yang mengandung kesalahan pembentukan konfiks ber-an terdapat dalam kalimat:

(57) …janganlah terlalu mudah dibohongi oleh seseorang untuk

ber kenalan di facebook lalu melakukan hal-hal yang tidak baik.

Pada kalimat di atas terdapat kesalahan konfiks ber-an pada kata ber

kenalan. Kata berkenalan berasal dari kata kenal. Jika ditambah dengan konfiks

ber-an, maka akan menjadi kata berkenalan. Kata berkenalan menyatakan “tindakan itu dilakukan oleh dua pihak yang saling mengenai. Dengan demikian afiks ini menyatakan ‘saling’. Oleh karena itu, prefiks ber- tidak ditulis terpisah dengan kata kenalan. Berikut perbaikannya.

(57) …janganlah terlalu mudah dibohongi oleh seseorang untuk

berkenalan di facebook lalu melakukan hal-hal yang tidak baik.

4.2.4 Kesalahan pembentukan kata dengan Reduplikasi

Kata yang mengandung kesalahan reduplikasi terdapat dalam kalimat:

(59)…facebook dapat membuka wawasan kita sehingga dapat mengetahui perkembang-perkembangan zaman…

Pada kalimat di atas terdapat kesalahan reduplikasi pada kata

perkembang-perkembangan. Kata perkembangan berasal dari kata dasar kembang dan

mengalami pembentukan kata dengan reduplikasi yaitu pengulangan yang

berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks per-an. Pengulangan pada kata

(59)

menghilangkan fonem. Pada pengulangan tidak disertai dengan pengurangan bentuk dasarnya, hasil pengulangan kata tersebut menjadi perkembangan-perkembangan. Jadi perbaikan pada kalimat di atas adalah:

(59)… facebook dapat membuka wawasan kita sehingga dapat mengetahui perkembangan-perkembangan zaman…

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian, masih terdapat kesalahan penulisan dalam diksi dan

pembentukan kata pada karangan argumentasi siswa kelas XI di SMA St. Yohanes Ketapang, Kalimantan Barat. Kesalahan yang ditemukan adalah

kesalahan unsur serapan, kesalahan unsur asing, kesalahan ortografi, kesalahan ragam bahasa, kesalahan afiksasi, dan kesalahan reduplikasi.

(60)

menggunakan aspek ragam bahasa resmi dan baku, seperti kata ketimbang, kalo, gimana, jadul.

Kesalahan ketepatan dalam pemilihan kata mencakup kata asing dan kata serapan ditemukan sebanyak 18 kesalahan, yang terdiri dari kesalahan unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia sebanyak 11 kesalahan dan kesalahan unsur asing yang pengucapan dan penulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia sebanyak 7 kesalahan. Kesalahan kata asing dan kata serapan pada umumnya disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa mengenai kata yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia. Kata asing yang belum terserap ke dalam bahasa Indonesia dan pengucapannya masih mengikuti cara asing dan di dalam penulisan siswa tidak mengurangi atau

mengubah salah satu huruf, seperti kata yahoo messenger seharusnya yahoo

messenger; faceboox seharusnya facebook. Pengetahuan yang terbatas mengenai

kata asing yang sudah tererap ke dalam bahasa Indonesia seperti negative, tehnologi, motifasi.

(61)
(62)

44  

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Hasil penelitian kesalahan penulisan dalam diksi dan pembentukan kata pada karangan argumentasi siswa kelas XI SMA St.Yohanes Ketapang, Kalimantan Barat sebanyak 198 kesalahan dari 86 karangan, yang meliputi: (1) kesalahan penulisan dalam diksi ada 177 dan kesalahan pembentukan kata ada 21.

(63)

6.2 Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak kesalahan penulisan

dalam diksi dan pembentukan kata yang dilakukan oleh siswa kelas XI SMA St. Yohanes dalam menulis karangan argumentasi. Ada beberapa implikasi yang

dapat dikemukakan, tentunya dapat membantu guru dalam kegiatan pengajaran berbahasa.

Kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh siswa adalah kesalahan kesesuaian dalam pemilihan kata yang mencakup aspek kata baku dan kata nonbaku, terutama kesalahan aspek ortografi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang mengerti dan kurang memahami diksi. Implikasi penelitian ini adalah perlu diadakan peningkatan teori-teori dan latihan mengenai kata ataupun kosa kata serta latihan tentang pembentukan kata agar pengetahuan siswa mengenai diksi dan pembentukan kata semakin meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

(64)

6.3 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran kepada guru bahasa Indonesia, SMA St. Yohanes Ketapang, dan peneliti lain.

1) Guru Bahasa Indonesia

Untuk menghindari kesalahan berbahasa, peneliti menyarankan agar guru lebih banyak memberikan latihan berbahasa dengan bimbingan secara terus menerus mengenai penulisan kata yang tepat dan benar dalam diksi dan pembentukan kata beserta alasannya agar dimengerti oleh siswa. Dengan demikian, siswa dapat menyampaikan gagasan dengan tepat dan dapat dimengerti oleh pembaca/pendengar. Hal tersebut diajukan oleh peneliti karena kurangnya pemahaman siswa mengenai pemakaian diksi dan pembentukan kata.

2) SMA St. Yohanes Ketapang, Kalimantan Barat

Pihak sekolah perlu memperhatikan dan menyediakan buku-buku yang berkaitan dengan pengajaran berbahasa, agar dapat digunakan untuk memenuhi fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar (KBM). Buku-buku tersebut misalnya tentang morfologi, sintaksis dan diksi. Hal ini digunakan untuk membantu siswa menambah pengetahuan dan kemampuannya dalam berbahasa.

3) Peneliti lain

(65)

47  

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud, 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.

Hastuti, P.H. Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.

Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Keraf, Gorys.1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende: Arnoldus Nusa Indah.

Keraf, Gorys.1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Keraf, Gorys.2007. Argumentasi dan Narasi. Komposisi Lanjutan III. Jakarta:

Gramedia.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Krippendorff, Klaus. 1991. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Kuntarto, M. Niknik. 2007. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Masnur, Muslich. 2007. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah

Tatabahasa Deskriptif. Malang: Bumi Aksara.

Meci, Lodovika. 2006. Kesalahan Pemakaian Kata Ditinjau dari Komponen

Makna pada Karangan Siswa Kelas X SMA Kolose De Britto Yogyakarta

Tahun Ajaran 2005/2006. Sripsi PBSID, FKIP, Sanata Dharma

Yogyakarta.

Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra.

(66)

Purwaningrum, Imaculata, Sri. 1998. Kesalahan Berbahasa Siswa Kelas I dan

Kelas 2 SMA Katolik di Kotamadya Yogyakarta. Skripsi S1. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Ramlan, M. 1979. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: U.P

Karyono.

Sabariyanto, Dirgo. 1994. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku.

Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Sulistyowati, Lidia Dela. 2001. Kemampuan Siswa Kelas III SLTP Stella Duce II

Yogyakarta tahun ajaran 2000/2001 dalam Membuat Paragraf

Argumentasi. Skripsi S1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Soedjito. 1988. Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengmbangan Kepribadian di

(67)
(68)

A.

Data Kesalahan Penulisan dalam Diksi

1.

Kesalahan ketepatan dalam pemilihan kata yang meliputi kata asing dan

kata serapan.

No

Data

Kesalahan unsur asing yang

penulisannya belum terserap ke

dalam bahasa Indonesia

Pembetulan

K.02 …sebuah

web yang merupakan

situs jejaring sosial…

…sebuah website yang merupakan

situs jejaring sosial…

K.13 …seseorang juga dapat berbagi

perasaannya melalui meng-apdate

status…

…seseorang juga dapat berbagi

perasaannya melalui meng-update

status…

K.16 …jejaring sosial yang

berkembang dan diciptakan oleh

manusiaseperti yahoo mesengger..

…jejaring sosial yang berkembang

dan diciptakan oleh manusia seperti

yahoo messenger…

K.16 …beralih lagi ke twiter yang saat

ini sedang populer.

…beralih lagi ke twitter yang saat ini

sedang populer.

K.47

…melakukan penyalahgunaan pada facebok…

…melakukan penyalahgunaan pada facebook…

K.50

…gunakanlah facebok dengan baik dan benar.

…gunakanlah facebook dengan baik dan benar.

K.52

…tujuan menggunakan facebok kita dapat…

…tujuan menggunakan facebook kita dapat…

K.69

…bisa lewat komentar maupun pesan dan chating…

…bisa lewat komentar maupun pesan dan chatting…

K.74

…seseorang untuk memiliki faceboox…

…seseorang untuk memiliki facebook…

K.74

…bahwa dengan adanya faceboox… …bahwa dengan adanya facebook…

K.74

…tidak memiliki faceboox tersebut…

…tidak memiliki facebook tersebut…

K.74

…sangat tidak tertarik untuk memiliki faceboox…

…sangat tidak tertarik untuk memiliki facebook…

K.83

…sebelum adanya facebook kita mengenal frienster…

…sebelum adanya facebook kita mengenal friendster…

No.

Data

Kesalahan unsur asing yang

pengucapan dan penulisannya

telah disesuaikan dengan

kaidah bahasa Indonesia

Pembetulan

K.31 Dari sisi negativ facebook

membuat orang ketagihan…

Dari sisi negatif facebook membuat

orang ketagihan…

Gambar

Tabel 2 Contoh kata serapan  ...............................................................................
Tabel Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan
Tabel Kata Asing dan Kata Serapan
Tabel 1 Kesalahan Penulisan dalam Diksi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “PENGELOLAAN ZAKAT MENURUT UNDANG–UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KUDUS” untuk mengetahui

Pada peternak sapi perah di DIY diketahui bahwa sumber informasi mengenai TTG yang paling utama adalah berasal dari petugas koperasi. Petugas koperasi adalah sumber yang

Setelah penelitian dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya Perancangan sistem kontrol yang dilakukan pada home industri Wahyu Jaya Abadi dapat berjalan dengan baik

Babad Tanah Sunda Babad Cirebon menyatakan bahwa berdirinya Kesultanan Cirebon yang bersemayam di Keraton Kasepuhan adalah seiring pengangkatan Sunan Gunung Jati sebagai

Activity Diagram Lihat Jadwal Diagram activity pada gambar 8 menjelaskan tentang alur dari user jika ingin melihat jadwal yang telah dibuat dan diisi

Pemberantasan vektor penyakit DBD pada waktu terjadi wabah sering dilakukan dengan fogging atau penyemprotan lingkungan rumah dengan insektisida malathion yang ditujukan

Adanya residu bahan organik yang bersumber dari sisa-sisa pupuk kandang sapi serta gulma yang dibenamkan dan akar tanaman jagung di dalam kombinasi media tanam akan

Oleh karena terletak di Kelurahan tersebutlah maka nama Puskesmas pun diberikan dengan nama yang sama yaitu Puskesmas Ambacang yang untuk selanjutnya sesuai