• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
225
0
0

Teks penuh

(1)

P

PENERAP

TE

MENIN

DI

JUR F

PAN MOD

TEAMS

GA

NGKATKA

PEM

I KELAS

M P PROGRA RUSAN PEN FAKULTA UN

DEL PEM

AMES TO

AN PRES

MBELAJ

XI SMA N

S

Diajukan un Memperoleh G rogram Stud R NIM AM STUDI NDIDIKAN S KEGURU NIVERSITA YO

MBELAJA

URNAME

STASI BE

JARAN AK

NEGERI

SKRIPSI

ntuk Salah S Gelar Sarjan di Pendidika Oleh: Rima Utami M: 0713340 PENDIDIK N ILMU PE UAN DAN I AS SANATA

GYAKART

ARAN KO

(2)

P

PENERAP

TE

MENIN

DI

JUR F

PAN MOD

TEAMS

GA

NGKATKA

PEM

I KELAS

M P PROGRA RUSAN PEN FAKULTA UN

DEL PEM

AMES TO

AN PRES

MBELAJ

XI SMA N

S

Diajukan un Memperoleh G rogram Stud R NIM AM STUDI NDIDIKAN S KEGURU NIVERSITA YO

MBELAJA

URNAME

STASI BE

JARAN AK

NEGERI

SKRIPSI

ntuk Salah S Gelar Sarjan di Pendidika Oleh: Rima Utami M: 0713340 PENDIDIK N ILMU PE UAN DAN I AS SANATA

GYAKART

ARAN KO

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Allah Azza Wa Jalla yang menjadi kekuatan dalam perjuangan hidupku. Ibuku tersayang yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk

keberhasilan hidupku.

Om-omku dan bulek-bulekku tersayang yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk keberhasilan hidupku.

Saudaraku tersayang dan tercinta. Teman-temanku tersayang dan terkasih.

(6)

MOTTO

“Hidup adalah sebuah perjuangan” (penulis)

“Saya mendengar dan saya lupa. Saya melihat dan saya ingat. Saya melakukan dan saya mengerti”

(Confucius)

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 September 2011 Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Rima Utami

Nomor Mahasiswa : 071334070

Demi pengembangan ilmu pengetahun, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI

DI KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 28 September 2011

Yang menyatakan,

(9)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

Rima Utami

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi pembelajaran akuntansi melalui penerapan metode kooperatif tipe teams games tournament

(TGT).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 di SMA Negeri 11 Yogyakarta, Jln. AM Sangaji No. 50, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta 55233. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 32 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan kelas dan lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa, dan instrumen refleksi. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi pembelajaran akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan rata-rata pre test = 5,9 dan hasil post test = 8,1. Hasil pengujian statistik terhadap hasil pre test

dan post test tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata

(10)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING TEAMS GAMES TOURNAMENT MODEL TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING IN THE ELEVENTH GRADE OF SOCIAL SCIENCES DEPARTMENT AT 11 STATE SENIOR

HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Rima Utami

Sanata Dharma University Yogyakarta

The purpose of this study is to determine the level of student achievement of the 11 th grade of social sciences department at 11 state Senior High School Yogyakarta on the accounting subject through the implementation of cooperative teams games tournament method.

The type of this research is a classroom action research. The research was conducted in February 2011 at 11 State Senior High School Yogyakarta, Jl. A.M Sangaji no.50, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta 55233. The subject of this study is the students at 11 State Senior High School which consist of 32 students. The implementation of classroom action research done in a cycle which included four phases. They are planning, action, observation, and reflection. The data were collected by using observation sheet of teacher activities, observation sheet of classroom activities and observation sheet of student activities, observation sheet of teacher activities in learning process, class observation instrument, observation sheet of students learning activities, and reflection instrument. The data were obtained by using descriptive analysis and comparative analysis.

The result of this study shows that the application of cooperative learning Teams Games Tournament (TGT) improves student achievement at 11 State Senior High School Yogyakarta on the accounting subject. It is shown from the calculation of the result of the average pre-test = 5,9 and the result of post test = 8,1. The result of statistical test on pre-test and post-test shows that there is a significant change between the average of pre-test and post-test (2-tailed), is 000 <

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Azza Wa Jalla yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan secara langsung dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini, penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing penulis dalam proses membuat skripsi.

(12)

6. Bapak Bambang Supriyono, M.M. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta.

7. Ibu Hj. Siti Nurjanah, S.Pd. selaku Guru Ekonomi/Akuntansi SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.

8. Para siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta yang bersedia bekerja sama membantu peneliti untuk menelitinya.

9. Mbak Aris selaku staf sekretariat Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu melayani dalam administrasi.

10. Ibu Eko Hartati selaku orang tua yang selalu memberikan motivasi dan nasihat-nasihat untuk kemajuan hidup penulis.

11. Om Sunu, Om Widodo, Om Mul, Om Hendro, Bulek Tari, Bulek Ning, Bulek Kris, Bulek Kesi dan Bulek Heni, selaku Om-omku dan bulek-bulekku yang selalu memberiku motivasi dan nasihat-nasihat untuk kemajuan hidup penulis.

12. Ari Wibowo, Adik Bayu, adik Aji dan adik Rama selaku saudara penulis yang selalu menghibur ketika penulis sedang penat.

13. Teman dekatku mas Isnan yang selalu mendukung, memotivasi dalam penyusunan skripsi dan kemajuan hidup penulis.

(13)

15. Teman-temanku Novi, Vera, Tere, Ira, Erni, Eta, Irin, Retno, Ratna, Yosi, Martina, Rini, Laras, Tia, Melisa, Dian, Suster Ana dan semua teman-teman dari prodi Pendidikan Akuntansi kebersamaan kita selalu mengajarkan penulis banyak hal mulai pengetahuan ilmu, belajar bersama dan lain-lain. 16. Kakak Arta, Kakak Vey, Kakak Sesil, Kakak Puput, Kakak Milka, Agnes,

Dik Sandra, Dik Puput, dan semua teman-teman Pink House Kos lainnya yang selalu memotivasi dan memberikan dorongan untuk kelancaran skripsi penulis.

17. Kakak Puput yang membantu mentransletkan abstrak terima kasih ya kak. 18. Teman-temanku FKM Budi Utama Kakak Ida, Kakak Nur, Kakak Tia, Kakak

Wahyu, Kakak Agus, Kakak Atom, Novi, Atik, Tika, Wahtini, Adik Yosi, Adik Helen, Adik Bayu, Adik Fathur, Adik Wanda, Adik Wahyu, dan semua teman-teman FKM Budi Utama yang lainnya yang sudah memberikan motivasi dan dorongan untuk kemajuan penulis.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN.... ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... ... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... . vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(15)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 7 

B. Metode Teams Games Tournament (TGT)………... ... 11

C. Prestasi Belajar ... 18

D. Mata Pelajaran Akuntansi ... 22

E. Kerangka Teoritik ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ... 26

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAHAN A. Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan Satuan SMA Negeri 11 Yogyakarta .. 41

B. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta .. 45

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 46

(16)

F. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Yogyakarta ... 55

G. Kondisi Fisik, Lingkungan kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 57

H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 59

I. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah... 61

J. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta dan Instansi Lain ... 62

K. Usaha-usaha Peningkatan Kelulusan ... 64

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 66

B. Analisis Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 93

C. Pengujian Prasyarat Analisis ... 95

D. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 96

E. Pembahasan ... 97

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 99

B. Keterbatasan Penelitian ... 99

C. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik ... 56

Tabel 4.2 Jumlah Input dan Output NEM ... 56

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru sebelum penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) ... 68

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas sebelum penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) 71 Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran sebelum penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) ... 74

Tabel 5.4 Aktivitas Guru pada Siklus Pertama ... 85

Tabel 5.5 Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran pada Siklus Pertama ... 88

Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas ... 89

Tabel 5.7 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Metode TGT………... 90

Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT ... 92

Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 94

Tabel 5.10 Pengujian Normalitas berdasrkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 96

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 103

Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 104

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 105

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru di Kelas Sebelum Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) ... 106

Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas ... 108

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa ... 109

Lampiran 7 Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 110

Lampiran 8 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 111

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 112

Lampiran 10 Soal Pre Test... 119

Lampiran 11 Soal Post Test ... 126

Lampiran 1a Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 136

Lampiran 2a Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 138

Lampiran 3a Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 140

Lampiran 1b Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 142

Lampiran 2b Lembar Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 144

Lampiran 3b Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 146

Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ... 148

Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas ... 150

Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa.... ... 151

Lampiran 7a Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... ... 152

Lampiran 8a Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tip TGT... 153

(19)

Lampiran 13 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait dengan Metode

Pembelajaran Yang Biasa Digunakan ... 157

Lampiran 14 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Tentang Keadaan Kelas Selama Pembelajaran ... 158

Lampiran 15 Hasil Wawancara dengan Guru Tentang Keadaan Kelas ... 159

Lampiran 16 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Tentang Keadaan Kelas ... 160

Lampiran 17 Hasil Wawancara Guru Mengenai Prestasi Belajar Siswa ... 161

Lampiran 18 Perangkat Games ... 162

Lampiran 19 Perangkat Tournament... 175

Lampiran 20 Jumlah Skor dari Games dan Tournament ... 178

Lampiran 21 Papan Urut Nomor ... 179

Lampiran 22 Nama Kelompok ... 181

Lampiran 23 Hasil Refleksi Siswa ... 182

Lampiran 24 Hasil Refleksi Guru Mitra ... 189

Lampiran 25 Hasil Pre test dan Post Test ... 190

Lampiran 26 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 204

Lampiran 27 Uji Paired Sample Test ... 205

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan aktivitas yang harus dilakukan siswa setiap saat karena dengan belajar siswa akan mendapatkan pengetahuan apa saja secara menyeluruh. Belajar tidak hanya dilakukan ketika siswa akan menghadapi ulangan saja, tetapi belajar juga harus dilakukan siswa kapan saja dan di mana saja, baik belajar di luar maupun di dalam kelas. Belajar perlu dilakukan terus-menerus agar hasil belajar siswa lebih optimal.

Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku siswa baik dari sikap kognitif, afektif maupun psikomotorik. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa) yang meliputi keinginan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan faktor

eksternal (dari luar siswa) yang meliputi guru yang mengajarkan dengan menggunakan metode-metode yang tepat.

(21)

tersebut, maka guru dapat memberikan pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila guru mampu mengajarkan target yang ingin dicapai berhasil dengan baik. Pembelajaran biasanya tidak tercapai, apabila guru cenderung menggunakan metode yang sama sehingga siswa cenderung bosan dan melakukan berbagai aktivitas di dalam kelas seperti: menggambar di dalam buku, bermain handphone, bercakap-cakap dengan teman satu bangku dan melakukan berbagai aktivitas lainnya yang mengabaikan guru ketika guru sedang mengajar. Akibatnya siswa tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga prestasi belajar siswa mengalami penurunan.

Pembelajaran yang terjadi di kelas XI 1PS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta biasanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, hal itu dirasakan monoton oleh siswa. Tidak semua siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa sering mengabaikan penjelasan guru, bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, dan sibuk melakukan berbagai aktivitasnya di dalam kelas. Sehingga membuat siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran akuntansi. Dengan adanya masalah yang timbul di atas, peneliti menerapkan metode teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai hasil sesuai yang telah ditentukan.

(22)

together, teams games tournament (TGT), dan masih banyak metode pembelajaran kooperatif lainnya yang bisa digunakan dalam pembelajaran siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif proses belajar mengajar memungkinkan interaksi antara dua atau lebih siswa yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin akan berlangsung dengan baik.

(23)

Dalam hal ini, penulis tertarik untuk menggunakan metode teams games tournament (TGT) dengan alasan sebagai berikut:

1. Dengan adanya TGT siswa dilatih untuk bekerja sama dan bertanggung jawab di dalam team.

2. Siswa dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya.

3. Siswa dapat menaati prosedur-prosedur permainan yang diterapkan dan memanfaatkan permainan yang sedang dilaksanakan untuk membantu dalam memahami materi yang diajarkan.

4. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, penulis percaya metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi. Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta”.

B. Batasan Masalah

Penerapan metode kooperatif bisa menggunakan berbagai tipe, tetapi dalam penelitian ini penulis menggunakan metode teams games tournament (TGT)

(24)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan: bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi pembelajaran akuntansi melalui penerapan metode kooperatif tipe teams games tournament

(TGT).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru bisa menerapkan metode pembelajaran TGT agar siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil belajar yang lebih baik. Selain itu, manfaat penelitian ini adalah sebagai landasan guru untuk menyusun sebuah karya ilmiah yang berguna untuk pengembangan profesi keguruan.

2. Bagi peneliti

(25)

3. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi dan terbantu dalam memahami mata pelajaran akuntansi sehingga dapat mencapai hasil yang ditentukan.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Pada hakikatnya PTK merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan”, yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Berikut ini disajikan beberapa pengertian tentang PTK:

a. Suharsimi Arikunto (2006: 2-3) menjelaskan bahwa pengertian PTK adalah:

1) Penelitian adalah mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2) Tindakan adalah mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

3) Kelas adalah mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang kelas, tetapi pada pengertian yang lebih spesifik.

b. Sarwiji Suwandi (2010: 11) menjelaskan bahwa pengertian PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

(27)

mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

d. Masnur Muslich (2009: 14) menyatakan bahwa PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya.

e. Susilo (2007: 16) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan classroom action research

(CAR) dalam bahasa Inggris. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

f. Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010: 9), PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

(28)

kreativitas dan kekritisan guru terhadap apa yang sehari-hari diamati dan dialaminya sehubungan dengan profesinya untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang lebih baik sehingga mencapai hasil yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009: 17):

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

(29)

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting

dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau

reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.

4. Tujuan PTK dilakukan

Secara umum, Mulyasa (2009: 89-90) menyatakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK

Manfaat PTK menurut Sarwiji dan Suwandi (2010: 16) adalah: a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.

(30)

c. Melalui PTK guru akan terlatih untuk mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah.

d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru.

B. Metode Teams Games Tournament (TGT)

1. Tipe pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan,

gender, karakter), ada kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009: 51-52): a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

b. Menyajikan informasi.

c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja.

e. Evaluasi.

f. Memberikan penghargaan.

Metode pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda. Tipe metode pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009: 52-57):

a. Tipe STAD (StudentTeams Achievement Division)

(31)

tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.

Ciri-ciri pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4-5 aggota yang heterogen, dan belajar dengan metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. STAD adalah salah satu model pembelajaran koopertif dengan langkah-langkah berikut:

1) Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok. 2) Membuat kelompok heterogen (4-5 orang).

3) Mendiskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolaboratif. 4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi diskusi

kelas.

5) Mengadakan kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok.

6) Mengumumkan rekor tim dan individual. 7) Memberikan penghargaan.

Secara ringkas sintak pembelajaran tipe STAD, yaitu: (1) mengajar, (2) belajar dalam tim, (3) tes, dan (4) penghargaan tim.

b. Tipe NHT (Numbered Head Together)

Tipe NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan langkah sebagai berikut:

(32)

2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu.

3) Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.

4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.

5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa.

6) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.

c. Tipe Jigsaw

(33)

Metode pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan ke dalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu: (1) setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok asal, (2) kelompok asal tersebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli, (3) kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai keahliannya, dan (4) kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.

d. Tipe TGT (Teams Games Tournament)

TGT merupakan metode yang berkaitan dengan STAD, dimana siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point untuk skor tim mereka.

(34)

ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.

Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian rapor. Sintaknya adalah sebagai berikut;

1) Buat kelompok siswa heterogen 4-5 orang kelompok kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.

2) Siapkan meja tournament secukupnya, misal 10 meja untuk tiap meja ditempati 4-5 siswa yang berkemampuan setara, meja 1 diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-x ditempati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.

3) Selanjutnya adalah pelaksanaan tournament, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misalnya 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tournament sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good,

good, medium.

4) Bumping, pada tournament kedua (begitu juga untuk

(35)

pergeseran tempat duduk pada meja tournament yang sama, begitu pula untuk meja tournament yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.

5) Setelah selesai, hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan pengharaan kelompok dan individual.

e. Role Playing

Sintak dari model pembelajaran ini adalah guru menyiapkan skenario pembelajaran, menunjuk kelompok siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan dan refleksi.

2. Pembelajaran tipe Times Games Tournament (TGT)

(36)

struktur STAD yang biasanya. Ada 5 komponen utama dalam komponen TGT yaitu (Slavin, 2008: 166-174):

a. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat

games karena skor games akan menentukan skor kelompok. b. Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games.

c. Permainan

(37)

yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

d. Turnamen

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

e. Penghargaan hadiah

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

C. Prestasi Belajar

1. Belajar

(38)

Imron, 1996: 3-5). Pertama, pandangan yang berasal dari aliran psikologi behavioristik. Menurut pandangan ini, belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari lingkungan. Guru mengkondisikan sedemikian sehingga pembelajar atau siswa mau belajar. Mengajar, dengan demikian dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan dan peniruan. Kedua, pandangan yang berasal dari psikologi humanistik. Dalam pandangan ini, belajar dilakukan sendiri oleh siswa. Dalam belajar demikian, siswa senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru. Peranan guru dalam mengajar dan belajar relatif rendah. Kedaulatan siswa dalam belajar demikian relatif tinggi, sementara kedaulatan guru relatif rendah. Ketiga, pandangan yang berasal dari psikologi kognitif. Menurut pandangan ini belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan kontrol instrumen yang berasal dari lingkungan. Keempat, dari pandangan gestalt, belajar adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu, oleh karena totalitas lebih bermakna dengan sebagian-sebagian.

(39)

W.S. Winkel (1991: 36) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran. Menurutnya belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu secara relative dan konsisten.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991: 121).

Dari pengertian belajar menurut beberapa ahli, maka belajar dapat disimpulkan bahwa proses daripada perkembangan hidup manusia. Dalam belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.

2. Prestasi belajar

(40)

sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa, Muhibbin Syah (2003: 216).

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130-131) menyatakan bahwa Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130-131):

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

(41)

Yang tergolong faktor eksternal, ialah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas:

a. Lingkungan keluarga; b. Lingkungan sekolah; c. Lingkungan masyarakat; d. Lingkungan kelompok.

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

D. Mata Pelajaran Akuntansi

(42)

Transaksi yang terjadi dalam perusahaan dianalisis untuk menentukan akun apa yang terlibat berapa besarnya pertambahan/pengurangan yang terjadi. Selanjutnya hasil analisis dicatat dalam jurnal.

1. Fungsi jurnal a. Fungsi historis

Jurnal merupakan tempat mencatat menurut urutan tanggal terjadinya transaksi dan kejadian.

b. Fungsi mencatat

Jurnal akan mencatat semua transaksi dan kejadian di dalam perusahaan.

c. Fungsi analisis

Analisis dalam jurnal akan menghasilkan berapa debit dan berapa kredit.

d. Fungsi instruksi

Jurnal memerintahkan pencatatan debit dan kredit dalam buku besar sesuai dengan jumlahnya.

e. Fungsi informatif

Jurnal memberi keterangan tentang kegiatan perusahaan sehari-hari. 2. Kegunaan jurnal

(43)

3. Jenis jurnal

Jurnal terdiri dari jurnal umum dan jurnal khusus. Dalam jurnal umum dapat juga dicatat jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal pembalik.

E. Kerangka Teoritik

Bagi sebagian guru PTK merupakan metode yang sulit dan rumit untuk dilakukan. Padahal dengan adanya metode PTK, membantu siswa untuk memahami materi yang diberikan, selain itu juga dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam pembelajaran. Guru tidak melakukan PTK disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai PTK, guru cenderung malas menyiapkan perangkat yang dibutuhkan di dalam pembelajaran dan guru sibuk dengan berbagai rutinitas kegiatan lainnya.

Penelitian tindakan dipandang sebagai suatu cara untuk menandai sebuah bentuk kegiatan yang dirancang untuk memperbaiki kualitas pendidikan serta dijadikan suatu program untuk merefleksikan diri terhadap penerapan tujuan pengembangan yang dilakukan. Perspektif ini dimaksudkan untuk mengidentifikasikan kriteria-kriteria serta persyaratan termasuk metode maupun teknik-teknik dalam melakukan suatu kegiatan penelitian dan program refleksi diri (Mulyasa, 2009: 4).

(44)

TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam games

temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Materi yang sama yang digunakan dalam STAD digunakan sebagai games dalam TGT.

Pendekatan kooperatif tipe TGT menurut Slavin (2008: 166-174) adalah penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Menurut Rusman (2011: 224) TGT adalah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.

Melalui pendekatan metode kooperatif tipe teams games tournament

(TGT) dirasakan mampu membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi, karena di dalam pembelajaran terdapat permainan dan turnamen. Umumnya siswa senang belajar sambil bermain, sehingga siswa lebih termotivasi pada saat pembelajaran.

Dengan demikian dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa, 2009: 11). Penelitian ini dimaksudkan memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga peneliti ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 11 Yogyakarta, Jln. AM Sangaji No. 50, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta 55233.

2. Waktu Penelitian

(46)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta kelas XI IPS 1.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode teams games tournament (TGT).

D. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Pra Penelitian

(47)

2. Kegiatan Penelitian

Penelitian akan dilakukan melalui dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah, sebagai berikut:

a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali tatap muka di kelas yang meliputi:

1) Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi presentasi, soal-soal latihan, lembar jawab siswa dan lembar observasi.

b) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data, meliputi:

(48)

(4) Instrumen refleksi 2) Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana awal, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Penyajian kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar–benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b) Kelompok (teams)

(49)

berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games atau

tournament. c) Permainan

(50)

pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing–masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan diberikan poin.

d) Turnamen

(51)

e) Penghargaan kelompok

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam permainan dan turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapatkan dengan cara menjumlahkan poin pada skor lembar permainan setiap anggotanya, ditambah dari poin turnamen dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.

3) Observasi

(52)

pekerjaan siswa setelah TGT selesai diterapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan video camcorder.

4) Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap hasil prestasi belajar siswa. Refleksi dilakukan sebanyak dua kali. Refleksi yang pertama dilakukan segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya. Refleksi yang kedua dilaksanakan pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknis, peneliti melakukan self-reflection

dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan masing-masing fase, kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan pada pertemuan berikutnya.

b. Siklus kedua

(53)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut: 1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap guru (observing teachers)

Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Catatan anekdotal merupakan catatan terperinci yang dilakukan untuk mengamati aktivitas guru. Misalnya, pada saat guru memulai pelajaran mengucapkan salam atau tidak, mengabsen siswa atau tidak, menyiapkan materi dengan baik atau tidak dan sebagainya (catatan anekdotal, lampiran 1 hal 103).

b. Pengamatan terhadap siswa (observing students)

Pengamatan dilakukan terhadap siswa tentang kejadian atau perilaku yang dilakukan siswa ketika proses belajar sedang berlangsung. Saat guru memasuki kelas pengamatan siswa sudah mulai diamati. Disamping mengajar, guru juga mengamati perilaku siswa di dalam kelas (catatan anekdotal, lampiran 2 hal 104).

c. Pengamatan terhadap kelas (observing classroom)

(54)

pengamatan yaitu berupa catatan anekdotal yang berupa catatan rinci dan lugas (catatan anekdotal, lampiran 3 hal 105)

d. Soal pre- test

Sebelum penelitian dilakukan sebelumnya peneliti memberikan soal

pre test guna menguji kemampuan siswa, peneliti memberikan soal

pre-test yang sesuai dengan materi yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10 hal 119).

2. Pelaksanaan tindakan a. Perencanaan (planning)

Perencanaan ini merupakan perencanaan yang akan digunakan untuk proses pembelajaran di kelas. Peneliti menyiapkan berbagai aspek yang diperlukan untuk melakukan penelitian dan peneliti dibantu oleh guru dalam menyiapkan aspek-aspek yang dibutuhkan di dalam penelitian seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media yang dibutuhkan dan berbagai macam aspek lainnya yang diperlukan di dalam proses pembelajaran. Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tercatat di dalam lampiran 9 hal 112.

b. Tindakan (acting)

(55)

menerapkan metode yang digunakan. Instrumen yang dibutuhkan di dalam tindakan ini adalah penilaian yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa (lampiran 4 hal 106, dan lampiran 5 hal 108). Selain itu guru dibantu oleh fasilitator membagikan soal post test

yang digunakan untuk mengukur prestasi siswa setelah melaksanakan tindakan dengan menggunakan metode TGT (lampiran 11 hal 126).

c. Observasi (observing)

Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri atau dibantu oleh orang yang ditunjuk untuk membantu peneliti di dalam mengamati kegiatan yang berlangsung. Adapun objek yang diamati seperti tindakan guru saat melakukan pembelajaran di kelas, situasi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung, dan perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran, penyajian atau pembahasan materi yang diajarkan (lampiran 6 hal 109).

d. Refleksi (reflection)

(56)

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dari penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan (format, daftar, cek), catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas (cf. Mills, 2004: 19 dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009: 52). Pengamatan sangat cocok untuk merekan data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan dapat digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk melukiskan suatu proses.

2. Wawancara

Untuk memperoleh hasil yang lebih rinci peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada kepala sekola, guru, dan siswa. Wawancara dilaksanakan untuk memperolah data yang dibutuhkan (berhubungan dengan sikap, pendapat, atau wawasan). Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur.

3. Dokumentasi

(57)

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data siswa, hasil belajar siswa serta rekaman proses tindakan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.

1. Analisis deskriptif yaitu analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat. Data tersebut biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada tabel tersebut.

2. Analisis komparatif

Analisis komparatif dilakukan untuk mengukur:

a. Mengukur minat peserta didik sebelum dan sesudah adanya implementasi TGT terhadap materi analisis bukti transaksi dan jurnal dengan cara memberikan soal pre test dan post test. Adapun soal pre test yaitu soal dibagikan terlebih dahulu sebelum menggunakan metode TGT. Sedangkan post test yaitu soal dibagikan setelah menerapkan metode TGT.

b. Mengukur prestasi belajar peserta didik sebelum dan sesudah adanya implementasi TGT terhadap materi analisis bukti transaksi dan jurnal dengan cara memberikan soal pre test dan soal post test.

(58)

pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal tersebut maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov (Algifari, 2003: 297):

D = Maks │Fe – Fo│

Keterangan :

D = Deviasi absolut yang tertinggi Fe = Frekuensi harapan

Fo = Frekuensi observasi

d. Pengujian hipotesis penelitian 1. Rumusan hipotesis penelitian

Ho = tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum

dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT.

Ha = terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan

setelah diterapkan model pembelajaran TGT.

2. Pengujian hipotesis penelitian

(59)

Rumus untuk menguji hal tersebut (Sugiyono, 2008: 122):

2

√ √

Keterangan :

= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2

s1 = Simpangan baku sampel 1

s2 = Simpangan baku sampel 2 = Varians sampel 1

= Varians sampel 2

r = Korelasi antara dua sampel

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu apabila thitung

< ttabel maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung > ttabel maka Ho

(60)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11

Yogyakarta

1. Sejarah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Gedung dibangun pada tahun 1897 dan digunakan sebagai gedung Kweekschool (Sekolah Guru Zaman Belanda). Tanggal 3–5 Oktober 1908 dijadikan ajang Kongres Boedi Utomo yang pertama dan menempati ruang makan Kweekschool (aula). Tahun 1927 kompleks gedung ini digunakan sebagai sekolah guru 4 tahun dan 6 tahun (HIK). Selama penjajahan Jepang digunakan untuk SGL dan ditutup pada masa Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tahun 1946 sekolah dibuka kembali dengan nama SGB dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru dengan kependidikan 6 tahun pada bulan November 1947, pemerintah membuka sekolah guru A (SGA) sehingga kompleks gedung menjadi SGA/SGB dipimpin oleh Bapak Sikum Pribadi. Pada saat clash II pecah, sekolah terpaksa ditutup kembali dan dibuka ketika Yogyakarta kembali ke Pemerintahan Republik Indonesia (Juni 1949).

(61)

kampus Jalan AM Sangaji dan diadakan pemisahan yaitu SGB di Jalan AM Sangaji 38 dan SGA di Jalan AM Sangaji 42.

Tahun 1959 SGA kembali menempati kampus Jalan AM Sangaji 38, karena SGB tidak menerima siswa baru lagi dan berubah fungsi menjadi SMP 6 Yogyakarta yang berada di Jalan Cemoro Jajar No. 1. Dengan meningkatnya kebutuhan tenaga guru pada tahun 1953/1954 dibuka SGA II yang lokasinya sama dengan SGA I, tetapi untuk SGA II masuk setiap sore hari. Tahun 1959/1960 kedua SGA menjadi SGA I. Tahun 1967 diadakan Intregrasi SGA, SGTK menjadi SPG I dan SGTK menjadi SPG II.

Tahun 1970 SPG Negeri I Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat latihan guru SD dan pada tahun 1971 dijadikan sebagai home base I di DIY. Pada tahun 1979 di kompleks sekolah didirikan Perpustakaan Perintis. Pada tahun 1989 pemerintah mengalihfungsikan SPG menjadi SMA, SPG Negeri 1 menjadi SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Kepemimpinan sekolah sejak 1947 sampai dengan sekarang a. 1947-1948 : Sikun Pribadi

b. Yogya Kembali : Ali Murni c. 1952 : Supoyo

(62)

h. 1980-1987 : Drs. Soemarjono i. 1987-1989 : Drs. Soejono

j. 1987-1989 : Drs. Slamet Suwidyo (masa peralihan SPG dialihfungsikan menjadi SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun 1989)

k. 1989-1992 : Drs. Slamet Suwidyo (masa peralihan SPG dialihfungsikan menjadi SMA Negeri 11 Yogyakarta 1989)

l. 1993-1995 (SMA 11) : Drs. Gatut Sugiono m. 1995-1999 (SMU 11) : Eddy Sugiarto

n. 2000-2007 : Drs. H Randi Wijiatno

o. 2007-2009 : Drs. Bambang Supriyono, M.M p. 2009-sekarang : Drs. Bambang Supriyono, M.M 2. Visi Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Terwujudnya sekolah unggul serta memiliki intelektualitas, intregritas, santun berwawasan kebangsaan dan bercakrawala global.

3. Misi Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta SMA Negeri 11 Yogyakarta memiliki misi yaitu:

a. Menerapkan sistem layanan pendidikan yang bermutu berpedoman pada 8 Standar Nasional pendidikan.

(63)

c. Mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik secara optimal dan berakar pada nilai-nilai agama dan budaya nasional Indonesia sesuai dengan tuntutan globalisasi.

d. Menciptakan budaya sekolah yang sportif, kreatif, menyenangkan dan santun dengan penuh rasa kekeluargaan.

e. Membangun kerjasama dengan pihak luar sekolah sesuai dengan tuntutan globalisasi.

4. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta adalah untuk mendidik siswa supaya:

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Tujuan Khusus

1) Tercapainya seluruh civitas akademika yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.

2) Meningkatkan prestasi akademik melalui kegiatan peningkatan mutu pembelajaran dan sarana pembelajaran.

3) Meningkatkan kualitas kompetensi lulusan, dalam mencapai hasil Ujian Nasional dan Ujian Sekolah yang optimal.

(64)

5) Meningkatkan keterampilan dan apresiasi peserta didik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya, dan seni melalui “Contruktivisme Learning” dan interaksi sosial.

6) Meningkatkan layanan informasi pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

7) Terkondisinya lingkungan sekolah dalam mewujudkan Wawasan Wiyata Mandala.

B. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP Nomor 29 tahun 1990 lama pendidikan sekolah menengah umum adalah tiga tahun. Seperti itu juga di SMA Negeri 11 Yogyakarta lama pendidikan yang harus ditempuh adalah tiga tahun, yaitu di kelas X, XI, dan XII. Saat menginjak kelas XI, para siswa diberikan kesempatan untuk memilih jurusan bidang studi yang ditawarkan di SMA Negeri 11 Yogyakarta adalah jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jurusan yang telah dipilih siswa di kelas XI ini kemudian dilanjutkan saat siswa naik kelas XII.

(65)

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Di dalam penyelenggaraan pendidikan, SMA Negeri 11 Yogyakarta menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dimulai pada tahun pelajaran 2006/2007.

Penerapan KTSP dalam program reguler SMA Negeri 11 Yogyakarta didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan kurikulum yang memberi kewenangan dan tanggung jawab penuh pada sekolah untuk menyusun sendiri pelaksanaan kegiatan pembelajarannnya sesuai visi, misi dan potensi masing-masing, dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dengan KTSP, kepala sekolah, para guru dan komite sekolah dapat terlibat langsung dalam merumuskan tujuan pembelajaran, materi, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar mangajar.

Muatan Kurikulum SMA Negeri 11 Yogyakarta meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dasar yang ditetapkan oleh daerah dan sekolah serta kegiatan pengembangan diri.

1. Struktur Kurikulum

(66)

a. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia

b. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian c. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi d. Kelompok mata pelajaran Estetika

e. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah raga dan Kesehatan

Penyusunan Standar Kurikulum didasarkan atas standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

2. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum SMA Negeri 11 Yogyakarta meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP, dan muatan lokal yang dikembangkan oleh daerah dan sekolah serta kegiatan pengembangan diri.

a. Mata Pelajaran

Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan sebagai berikut:

1) Mata Pelajaran Wajib

(67)

2) Mata Pelajaran Pilihan

Pembekalan terhadap keterampilan siswa pada masa era globalisasi sekarang ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar. Keterampilan siswa yang berorientasi pada kecakapan hidup sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan hidup masa yang akan datang.

Dengan pertimbangan di atas, maka SMA Negeri 11 Yogyakarta pada pilihan pelajaran pilihan menentukan mata pelajaran pilihan keterampilan (Desain Grafis dan Tata Boga). Pilihan mata pelajaran ini dimungkinkan dengan adanya sumber daya manusia yang memadai dan kehidupan masyarakat yang menunjang program pembelajaran tersebut.

b. Muatan Lokal

Letak geografis SMA Negeri 11 Yogyakarta yang berada di kawasan Yogyakarta, oleh karena itu program muatan lokal yang dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi kota pelajar dari kota budaya.

(68)

D. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Untuk memperlancar jalannya pendidikan, SMA Negeri 11 Yogyakarta mengadakan pembagian struktur organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta dijabat oleh Bapak Drs. Bambang Supriyono, M.M. Kepala sekolah memiliki tugas sebagai berikut:

a. Sebagai adminitrator yang bertanggung jawab kepada pelaksanaan kurikulum, ketatausahaan, administrasi personalia, pemerintah dan pelaksana instruksi dari atasannya.

b. Sebagai pimpinan untuk memimpin usaha sekolah supaya dapat bekerja dengan baik.

c. Sebagai supervisor yang memberikan pengawasan dan bimbingan kepada guru, karyawan, dan siswa agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan bertanggung jawab.

2. Wakil dan Kepala Sekolah

a. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Wakil kepala sekolah bidang urusan kurikulum dijabat oleh Bapak Drs. Budi Basuki, M.Ag. tugas-tugasnya sebagai berikut:

(69)

2) Mengkoordinasi dan mengarahkan penyusunan program pelajaran, menyediakan daftar buku acuan dan siswa serta menyusun laporan secara berkala.

b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dijabat oleh Ibu Hj. Martin Mugiwati, S.Pd. tugas-tugasnya sebagai berikut:

1) Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS, program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan terinci serta laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

2) Melaksanakan bimbingan, pengarahan, pengendalian kegiatan siswa, pemilihan calon siswa teladan dan calon penerima beasiswa.

3) Membina dan melaksanakan koordinasi, keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan.

4) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS. 5) Memberikan pembinaan pengurus OSIS dalam organisasi. c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat

Wakil kepala sekolah urusan hubungan masyarakat dijabat oleh Bapak Drs. Harjendro ESJ. Tugas-tugasnya sebagai berikut:

1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orangtua/wali.

(70)

3) Membina hubungan antar sekolah dengan BP3, pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga sosial lain.

4) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan dengan masyarakat secara berkala.

d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana Pendidikan Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana pendidikan dijabat oleh Bapak Drs. H. Bidrun Fathoni. Tugas-tugasnya sebagai berikut: 1) Menginventariskan barang-barang milik sekolah.

2) Mendayagunakan sarana dan prasarana di sekolah. 3) Pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah. 3. Guru

Selaku tenaga pendidik, setiap guru bertanggung jawab dalam tugas pendidikannya:

a. Bimbingan dan penyuluhan

Tugas bimbingan dan penyuluhan adalah membantu kelancaran sekolah dalam bidang kesiswaan dan urusan sekolah.

b. Urusan pembinaan kesiswaan

Urusan pembinaan kesiswaan memiliki tugas sebagai berikut: 1) Melayani pendaftaran siswa baru.

(71)

4. Guru Bidang Studi

Guru bidang studi diatur oleh wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum. Sesuai dengan kedudukan dan status tertentu, setiap guru mengajar berdasarkan keahlian bidang studi masing-masing.

5. Wali Kelas

Guru wali kelas bertanggung jawab terhadap kelasnya sendiri, dalam arti setiap wali kelas mampu memelihara suasana pembelajaran yang kondusif di kelasnya, serta melakukan pendampingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar berupa komunikasi.

Selain itu, wali kelas juga memiliki tanggung jawab mengenai pengelolaan kelas, penyelenggaraan administrasi kelas, penyusunan atau pembuatan statistik bulanan siswa, pengisian daftar kumpulan nilai siswa, pembuatan catatan khusus tentang siswa, pengisian buku laporan penilaian hasil belajar, dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar.

6. Kepala Tata Usaha

Kepala tata usaha memiliki tugas-tugas sebagai berikut: a. Menyusun program tata usaha sekolah

b. Menyusun keuangan sekolah dan kepegawaian

c. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah d. Menyusun perlengkapan sekolah

(72)

7. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Menyusun program pelaksanaan bimbingan dan konseling

b. Melakukan koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar c. Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi

dalam kegiatan belajar.

d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.

e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling. f. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling. g. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar.

h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling.

i. Mengikuti kegiatan musyawarah guru pembimbing (MGP), dan menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.

8. Pustakawan Sekolah

Pustakawan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

(73)

c. Merencanakan pengembangan perpustakaan.

d. Memelihara dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka/media elektonika.

e. Menginventarisasi dan mengadministrasikan buku-buku/bahan-bahan pustaka/media elektronika.

f. Menyimpan buku-buku perpustakaan/media elektronika. g. Menyusun tata tertib perpustakaan.

h. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala. 9. Koordinator Pengelola Laboratorium atau Ruang AVA

Koordinator pengelola laboratorium atau ruang AVA membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Merencanakan pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA, Bahasa, Komputer dan AVA.

b. Mengkoordinasikan jadwal tata tertib pendayagunaan atau pemanfaatan laboratorium atau ruang AVA secara terpadu.

c. Menyusun dan mengkoordinasikan program tugas setiap penanggung jawab pengelola laboratorium dan AVA.

d. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium dan AVA

Gambar

Jumlah Tabel 4.2 Input dan Output NEM
Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru
Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas
    Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis software, ketiga model pembebanan tersebut, model pembebanan kedua dan ketiga merupakan model pembebanan yang mendekati keadaan sesungguhnya,

INSIDEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HITUNG LEUKOSIT PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2015 DI RUMAH SAKIT

Another Disisis, utilization of the graphics card into the era of General Purpose Graphical Processing Units ( GPGPU ) , namely the use of graphics cards to work umum.GPU

, “Android Application Development for GPS Based Location Tracker &amp; NITR Attendance Management System,” Tesis Electronics &amp; Communication Engineering National

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

[r]

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.

yang disampaikan secara online melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) untuk paket kegiatan: Pada hari ini Senin Tanggal Dua Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua Belas, kami