PE RI I Yogyak
Skrip
uk Memenu eh Gelar Sa m Studi Pen
uhi Salah Sa arjana Pendi s XI semest
ABSTRAK
Supatmi. 2010. Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa Dalam Belajar Fisika Pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gravitasi ( Pada SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI semester I )”. Skripsi S-1. Yogyakarta: Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan. Universitas Sanata Dharma.
Penelitan ini bersifat kuantitatif. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika.
Metode penelitian yang di ambil oleh peneliti adalah peneliti melakukan tes pemahaman konsep dengan dua cara yaitu menggunakan tes soal esai sebagai pembanding dan tes menggunakan peta konsep. Tes dilakukan setelah siswa selesai menerima materi pelajaran yang diujikan dan dua tes tersebut diberikan pada siswa yang sama. Metode analisis data dilakukan dengan perhitungan statistik (koefisien korelasi pearson). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Sampel penelitian ini terdiri dari 21 siswa.
ABSTRACT
Supatmi.2011. The concept map as an evaluation of students‘ understanding on physics learning in the class XI of the subject matter Newton laws of gravity ( in BOPKRI 1 Yogyakarta junior High School class XI First Semester ) . Scription S-1 . Yogyakarta: Physics Education. Science and math Education Department. Science and Teaching Faculty . Sanata Dharma University.
This research is a quantitative research. This Study aims to determine whether the concept maps can be used as one of evaluation tool of students’ understanding of physics learning.
The research methods that was adopted by the researcher is the researcher tested two ways of understanding the concept of using the test’s essay question as a comparison and test using concept maps. Tests conducted after the students completed receiving course materials are tested and the two tests are rendered on the same student. Methods of data analysis done by calculating statistics (Pearson correlation coefficient). The subjects of this study are student class XI IPA 2 of BOPKRI 1 Yogyakarta Junior High School. This study sample consisted of 21 students.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberi penerang dalam memperoleh inspirasi untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir. Atas segala kekuatan dan kemudahan yang telah Tuhan berikan selama peyusunan skripsi yang berjudul ” Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa Dalam Belajar Fisika Pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gravitasi ( Pada SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI semester I )”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis di Program Studi pendidikan fisika, Jurusan Fisika, Fakutas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta guna mencapai gelar sarjana pendidikan.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Bapak F.Y. Kartika Budi selaku dosen pembimbing dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran, semangat, dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis
Bapak Domi selaku dosen pembimbing akademik dan kepala program studi JPMIPA
Seluruh dosen Fakultas JP MIPA : Ibu Maslichah, Romo Paul, Pak Rohandi, Pak Atmadi, pak Sarkim, terima kasih atas segala ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
Bapak dan ibu yang sangat aku cintai Priyo Martono dan Partini, kalianlah sumber semagat hidupku dan penerang disetiap langkahku. Terimakasih atas dukungan moril dan materil serta doa yang tulus sampai saya dapat menyelesaikan belajar dan skripsi ini.
Keluarga Kakakku (mbak atun, mas darno dan bayu ) terima kasih atas doa dan semangat yang selalu kalian berikan padaku.
Mas Lan suamiku tercinta terimakasih atas kesetiaanya dalam menemani, memberi semangat dan doa dalam menyusun skripsi ini. Nanda babyku tersayang yang menjadi sumber semangatku dalam menyelesaikan study dan skripsi ini.
Mas juni terima kasih atas penghiburan dan dorongan dalam memberi semangat dalam menyusun skripsi ini
Teman-teman kos lama (B-cost) : mbak weni, mbak asih, mbak shinta, mbak sinta, mbak melon, mbak yuni, mbak nia, tari, dan amel terima kasih atas kasih sayang, perhatian, bimbingan dan warna hidup yang telah kalian berikan.
Teman-teman P.fis 04 : vera, dwi W, dwi A, wiwi, yayuk, wulan, lu2t, paul, ucok, yoseph, teguh, budi S, heru, budi W, fredy, ita, uwil, deny, san, mareta, mbak hetti, made dan seluruh teman-teman P. Fis 04 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaannya selama kita menempuh kuliah.
Bapak sugeng dan seluruh staf sekre JPMIPA terima kasih atas bantuan yang telah diberikan untuk kelancaran penulisan skripsi ini Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu karya ini juga saya persembahkan buat kalian semua...
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan masalah……… 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II DASAR TEORI ... 4
B. Pemahaman ... 5
C. Pemahaman Konsep ... 5
D. Evaluasi ... 7
1. Pengertian Evaluasi ... 7
2. Tujuan Evaluasi ... 7
3. Metode Evaluasi ... 8
4. Fungsi Evaluasi ... 8
5. Jenis-jenis Evaluasi ... 9
6. Evaluasi Dalam Belajar-mengajar... 10
7. Proses Evaluasi ... 11
E. Peta Konsep ... 13
1. Pengertian Peta Konsep ... 13
2. Ciri-ciri Peta Konsep ... 14
3. Cara Membuat Peta Konsep ... 15
4. Fungsi Membuat peta konsep dalam dunia pendidikan khususnya pada proses mengelola kegiatan belajar mengajar ... 15
5. Penerapan-penerapan Peta Konsep ... 6
F. Materi Hukum Newton Tentang Gravitasi ... 20
a. Hukum Gravitasi Umum Newton ... 20
i. Gaya gravitasi ... 20
ii. Medan gravitasi ... 23
b. Penerapan Hukum Newton Pada Planet Dan Satelit ... 27
2. gaya pada satelit ... 28
G. Modul Pemberian Penjelasan Tentang Peta Konsep Oleh Peneliti untuk Siswa ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITI ... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Tempat dan Subjek Penelitian... 36
C. Desain Penelitian... 36
D. Metode Penelitian ... 37
E. Instrumen Penelitian ... 37
F. Treatment Penelitian ... 38
G. Metode Analisis Data ... 39
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ... 50
A. Pelaksanaan Penelitian ... 50
B. Deskripsi Data ... 52
C. Analisis Data ... 54
D. Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Keterbatasan penelitian ... 64
C. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN- LAMPIRAN ... 68
Lampiran ut bacaan te untuk latiha r uji pemaha awaban tes d r uji pemaha awaban uji
pearson.... -tes (two tai h jawaban s h jawaban s
udah melak entang peta an pembuata aman siswa dengan peta aman siswa pemahaman an peta kons dengan pet a konsep ... dengan tes n siswa den ... ... an tes peta k an tes esai ...
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Kriteria Pemahaman Siswa ... 44
Tabel 2. Tabel Skor Siswa Tes Peta Konsep dan Tes Esai ... 52
Tabel 3. Tabel Analisis Skor Siswa secara Statistik ... 56
Tabel 4. Tabel Analisis Uji t-test ... 58
Tabel 5. Tabel Analisis Kesalahan ... 61
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1. Diagram Skematik Neraca Cavendish ... 22
GAMBAR 2. Visualisasi medan gravitasi disekitar benda titik bermassa M .. 26
GAMBAR 3. Orbit Bumi Berbentuk Lingkaran ... 27
GAMBAR 4. Orbit Satelit Mengelilingi Bumi ... 27
1 BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan sudah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat efisiensi pelaksanaanya. Dalam proses evaluasi itu sendiri selalu berhubungan dengan keputusan nilai. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian dapat dilaksanakan melalui berbagai cara seperti tes tertulis (papper and pencil test), penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa (portofolio), penilaian produk 3 dimensi dan penilaian unjuk kerja (performance) siswa.(DEPDIKNAS, 2004: 11&12)
Menurut Carter V. Good dalam bukunya “dictionary of education”
evaluasi adalah suatu proses pertimbangan penentuan nilai atau penentuan
Selama ini mulai dari sekolah dasar sampai ke universitas proses evaluasi pemahaman siswa atau mahasiswa, yang digunakan oleh para guru maupun dosen untuk mengetahui sejauh mana siswa atau mahasiswa memahami konsep suatu materi yang telah diajarkan khususnya fisika, alat evaluasi yang digunakan selalu test pilihan ganda atau soal-soal uraian. Meskipun tidak ada penekanan bahwa alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar harus dengan test soal-soal pilihan ganda atau soal uraian, tetapi selama ini test pemahaman siswa yang digunakan cenderung hanya dengan dua cara tersebut.
Evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika sebaiknya dilakukan dengan berbagai cara agar guru dapat mengetahui apakah pemahaman siswa sudah mencapai kompetensi yang telah ditentukan atau belum sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan dapat diketahui dengan lebih akurat Evaluasi sebaiknya dilakukan tidak hanya dengan menggunakan tes pilihan ganda dan soal-soal uraian. Masih banyak alat-alat lain yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika salah satunya adalah peta konsep.
Menurut Ross dan munby (1991) dalam (http//- cmap.coginst.uwf.edu/info/.) Peta konsep memiliki kemampuan yaitu dapat mendeteksi atau menggambarkan "kesalahpahaman" pelajar-pelajar yang
mungkin mereka peroleh ketika penjelasan-penjelasan isi materi. Peta
konsep yang digambar oleh para siswa menyatakan konsepsi-konsepsi yang
dapat membantu instruktur mendiagnose kesalahpahaman-kesalahpahaman
yang diakibatkan oleh instruksi yang tidak efektif. Oleh karena itu Peta Konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi pemahaman hasil belajar.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui apakah peta konsep benar-benar dapat digunakan untuk evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika.
B. Rumusan Masalah
Apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika?
C. Tujuan Penelitian
¾ Untuk mengetahui apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika.
D. Manfaat Penelitian Bagi guru dan calon guru:
1. Sebagai pengetahuan baru bagi guru dan calon guru dalam menentukan alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika. 2. Sebagai alternatif baru alat evaluasi pemahaman siswa dalam
belajar fisika
4 BAB. II
DASAR TEORI
A. Konsep
Konsep didefinisikan oleh Hulse, Egeth, dan Deese (1981) dalam Suharnan, MS (2005) sebagai sekumpulan atau seperangkat sifat yang dihubungkan oleh aturan-aturan tertentu. Sifat yang dimaksud merupakan setiap aspek dari suatu objek atau kejadian yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan objek atau kejadian lain.
Konsep dalam kehidupan sehari-hari memiliki dua arti yang berbeda. Satu arti konsep adalah “rancangan”. Arti yang lain adalah “pengertian”. Konsep adalah sesuatu yang terbentuk di dalam pikiran manusia mengenai sesuatu objek. Konsep adalah segala yang ada mengenai benda-benda, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi, dan ciri-ciri (Euwe , 1991 dalam Windarto 2007).
kata lain suatu konsep merupakan suatu bentuk abstraksi mental yang mewakili kumpulan stimulus-stimulus.
Konsep adalah sekumpulan klasifikasi-klasifikasi sejumlah objek, peristiwa, atau ide yang serupa menurut sifat-sifat atau atribut-nilai tertentu dalam satu kategori.
B. Pemahaman
Pemahaman adalah hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan misalnya menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri dari sesuatu yang telah dibaca atau didengarnya. Pemahaman dibedakan dalam tiga kategori yaitu pemahaman tingkat pertama ( pemahaman terjemahan) yaitu terjemahan dalam arti yang sebenarnya, pemahaman tingkat kedua (pemahaman penafsiran ) yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dan tingkat ketiga (pemahaman eksplorasi) pada tingkat ini seseorang diharapkan mampu untuk mengetahui dibalik yang tertulis, dapat membuat prediksi tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.(sudjana, 2010 : 24)
C. Pemahaman Konsep
makna dari konsep yang bersangkutan kepada orang lain, (3) dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum, (4) dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus, (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis, (c) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi; (5) dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (6) dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan, (7) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan (Hurt, 1970; Martin, 1972; Berg, 1991 dan Kartika Budi, 1990 dalam Kartika Budi, 1992:114)
D. Evaluasi
1. Pengertian evaluasi
Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.(Stufflebeam, 1971 dalam Daryanto, 2007:2)
Evaluasi adalah proses mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu, patokan-patokan tersebut adalah patokan yang mengandung baik atau tidak baik, memadai atau tidak memadai, memenuhi kriteria atau tidak memenuhi kriteria dan sebagainya (Subiyanto, 1988: 7).
Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi dan mempertim- bangkan dari suatu program yang telah dilaksanakan dengan meng- gunakan patokan-patokan tertentu yang mengandung baik atau ti- dak baik, memenuhi kriteria atau tidak dan sebagainya.
2. Tujuan evaluasi
Proses evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan efektif atau tidak, dan dari evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan pengajaran (khususnya tujuan instruksional khusus) dapat tercapai atau tidak. Dalam proses belajar mengajar ada enam tujuan yang ingin dicapai yaitu :
• Menilai ketercapaian tujuan
• Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang yang siswa telah ketahui.
• Memotivasi belajar siswa
• Menyediakan informasi untuk bimbingan konseling
• Menjadikan evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum 3. Metode evaluasi
Secara garis besar metode evaluasi dalam bidang pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam tipe, yaitu tipe yang pertama dalam tipe tes yang biasanya direalisasikan dengan tes tertulis, tes ini digunakan untuk memperoleh data, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Tes tertulis ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes esai. Tes tertulis juga digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif pengetahuan secara komprehensif dan fakta penggunaannya, serta dapat pula digunakan untuk menganalisis dan mensintesiskan informasi tentang siswa dan yang kedua adalah tipe non tes yang biasanya direalisasikan dengan bentuk observasi, wawancara/kuesioner, skala sikap, skala minat, skala penilaian, sosiometri, studi kasus, catatan harian, otobiografi, dan checklist.
4. Fungsi evaluasi
• Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan atau keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru
• untuk memberikan umpan balik pada guru mengenai program pengajaran yang telah dilaksanakannya, ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar serta menyelenggarakan remedial untuk siswa-siswa tertentu.
• Untuk menentukan hasil atau kemajuan belajar tiap siswa, antara lain berupa nilai yang dicantumkan dalam rapor, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan bagi siswa lulus atau tidak dari jenjang pendidikan tertentu.
• Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, dan sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing siswa. Misalnya proses penjurusan disekolah apakah anak tersebut masuk IPA, IPS atau Bahasa.
• Untuk mengenali latar belakang kesulitan belajar para siswa, sehingga evaluasi dapat digunakan sebagai dasar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
5. Jenis-jenis Evaluasi
• evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan umpan balik yang dimaksudkan untuk bahan memperbaiki proses belajar-mengajar.
• Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan pemberian nilai, merupakan penentuan atau keputusan mengenai hasil belajar siswa
• Evaluasi penempatan, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan usaha penempatan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat
• Evaluasi diagnostik, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan usaha membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya
6. Evaluasi dalam belajar-mengajar
Evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah kegiatan yang diwajibkan oleh undang-undang yaitu pasal 58 ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, yang menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan (Sukardi, 2008 : 12). Menurut Sukardi dalam bukunya Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya untuk mencapai tujuan tersebut ada empat
a. Mengidentifikasi tujuan yang dapat dijabarkan dari (1) prosedur evaluasi dan hubungannya dengan mengajar, (2) pengembangan interes kebutuhan individu, (3) kebutuhan individu siswa, (4) kebutuhan yang dikembangkan komunitas/masyarakat, (5) dikembangkan evaluasi hasil belajar pendahulunya, (6) dikembangkan dari analisis pekerjaan, dan (7) pertimbangan dari para ahli evaluasi.
b. Menentukan pengalaman belajar yang biasanya direalisasikan dengan pretes sebagai awal, pertengahan dan pengalaman hasil belajar (postes).
c. Menentukan standar yang bisa dicapai dan “menantang” siswa belajar lebih giat. Pembuatan standar yang dapat diajarkan melalui penilaian materi, penggunaan alat Bantu visual. Selain itu standar juga dapat dibuat melalui pengembangan dan pemakaian alat observasi yang sering dilakukan oleh seorang guru untuk memenuhi kepentingan mereka.
d. Mengembangkan keterampilan dan mengambil keputusan guna (1) memilih tujuan, (2) menganalisis pertanyaan problem solving, dan (3) menentukan nilai seorang siswa.
7. Proses Evaluasi
tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini yang dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiensinya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku.
Alat penilaian dikatakan berkualitas apabila alat tersebut memiliki dua hal yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas alat penilaian adalah ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga menilai apa yang seharusnya dinilai, sedangkan reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Validitas dibedakan menjadi empat bagian yaitu validitas isi, validitas bagun pengertian, validitas ramalan dan validitas kesamaan. Sedangkan reliabilitas itu sendiri juga dibedakan atas empat jenis yaitu reliabilitas tes ulang, reliabilitas pecahan setara, reliabilitas belah dua, dan kesamaan rasional.
dibahas lebih lanjut karena peneliti hanya ingin menekankan persoalan pada proses evaluasi dan mengujikan peta konsep sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman hasil belajar siswa dalam belajar fisika khususnya pada pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi.
E. Peta Konsep
1. Pengertian Peta Konsep
Peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk mereprentasi- kan suatu rangkaian konsep dan kaitan antara konsep-konsep tersebut. Peta tersebut mengungkapkan hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. (Novak &Gowin, 1984; Feldsine, 1987; Fowler, 1987; Moreira, 1987 dalam Suparno 2005:111)
Sedangkan menurut Paul Suparno (1998:99) dalam bukunya PENDIDIKAN SAINS YANG HUMANIS menyatakan bahwa peta konsep adalah suatu alat skematis untuk merepresentasikan suatu
yang salah dan tidak adanya hubungan yang lengkap antar konsep (Novak & Gowin, 1984 dalam Suparno, 1998: 99)
Peta konsep adalah gambaran grafis dimana titik-titik (kotak atau lingkaran) yang menunjukkan konsep-konsep dan garis-garis (lengkung atau lurus) yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep tersebut. Garis-garis antara konsep-konsep-konsep-konsep dapat satu jalan, dua jalan atau tidak berarah.
2. Ciri-ciri Peta Konsep
Menurut Ratna Wilis Dahar (1989 : 125) peta konsep memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, sehingga bidang studi lebih jelas dan mem- pelajarinya lebih bermakna
b. merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi
c. menunjukkan hubungan-hubungan yang jelas antara konsep yang satu dengan yang lain.
3. Cara Membuat Peta Konsep
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat peta konsep yakni sebagai berikut :
a. Memilih topik atau pokok bahasan yang akan dibuat peta konsep
b. Menentukan konsep-konsep yang relevan atau berhubungan dengan konsep pokok bahasan yang telah dipilih.
c. Meletakkan konsep-konsep sesuai dengan hubungannya mulai dari yang paling umum ke yang paling khusus
d. Menggambar garis-garis penghubung dan menyatakan hubungan pada garis penghubung tersebut
Dengan menerapkan langkah-langkah diatas, diharapkan dapat dihasilkan peta konsep yang benar-benar dapat membantu siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
4. Fungsi Peta Konsep dalam dunia pendidikan khususnya pada proses mengelola kegiatan belajar-mengajar IPA (Fisika). Menurut Kartika Budi (1990) Dalam kegiatan belajar mengajar Peta konsep dapat digunakan dalam banyak hal antara lain sebagai berikut :
• Untuk menghubungkan ide-ide yang kompleks
• Untuk membantu pengetahuan (buku pelajaran) dalam pengintegrasian secara eksplisit ilmu pengetahuan yang baru dan yang lama.
• Untuk menaksir pemahaman atau meramalkan ketidakpahaman. 5. Penerapan-penerapan Peta Konsep
a. Sebagai alat kreativitas : Menggambar suatu peta konsep dapat dibandingkan dengan mengambil bagian di suatu sesi pengungkapan pendapat. Ketika satu orang menurunkan gagasan secara tertulis, gagasan-gagasan tersebut menjadi lebih jelas dan pikiran dapat mengeluarkan gagasan-gagasan baru. Gagasan-gagasan yang baru terhubung dengan gagasan-gagasan yang sudah ada, akhirnya mereka dapat juga mencetuskan asosiasi-asosiasi baru mendorong ke arah gagasan-gagasan baru
b. Untuk hiperteks mendisain alat : Untuk menciptakan dokumen hiperteks dengan sambungan dengan dokumen yang lain. Surat menyurat yang struktural antara desain hiperteks dan peta konsep membuat pemetaan konsep suatu alat yang bisa duduk untuk merancang struktur yang konseptual dari hiperteks
gagasan-gagasan. Suatu peta konsep dihasilkan sekelompok orang menunjukkan gagasan untuk kelompok. Di dalam kasus apapun, pemetaan konsep dapat digunakan sebagai suatu komu- nikasi untuk orang-orang yang terbiasa dengan mendiskusikan konsep-konsep dan hubungan-hubungan antara konsep-konsep.
d. Sebagai alat pelajaran : Penyusun teori pelajaran menyatakan bahwa pengetahuan baru harus terintegrasi ke dalam struktur yang telah ada untuk diingat dan memiliki makna. Jonassen (1996) dalam (http//cmap.ihmc.us/Publications/Research-Papers/TheoryUnderlyingConceptMap.pdf) menyatakan bahwa yang ditunjukkan oleh para siswa sebagian dari pemikiran mereka yang terbaik, ketika mereka mencoba untuk menunjukkan sesuatu dengan nyata, dan berpikir adalah suatu syarat perlu untuk belajar.
membantu instruktur mendiagnosa kesalahpahaman-kesalahpahaman bahwa instruksi yang telah dibuat tidak efektif (Ross dan Munby, 1991 dalam http//cmap.coginst. uwf.edu/info/.)
kaitan-kaitan silang (cross links) antara kumpulan konsep-konsep.(Ratna Wilis Dahar :1989)
Menurut Novak dan Gowin (1985) dalam Ratna Wilis Dahar (1989 : 132) dalam menilai peta konsep yang telah dibuat oleh siswa ada empat kriteria penilaian yang harus diperhatikan yaitu : (1) kesahihan proposisi yaitu hubungan antara konsep-konsep yang ditunjukkan dengan garis-garis Penghubung dan keterangan kata hubung; (2) adanya hierarki yaitu peta konsep yang dibuat mulai dari konsep-konsep yang paling umum diletakkan pada bagian paling atas dan yang paling khusus diletakkan pada bagian yang paling bawah; (3) adanya kaitan silang, yaitu peta konsep menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara satu bagian hierarki dari hierarki konnsep dengan bagian yang lain; (4) adanya contoh-contoh yaitu objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang dilukiskan dalam tingkatan konsep.
apakah pelajaran yang sudah diajarkan telah dipahami oleh siswa dengan baik, sehingga pelaksana pendidikan (Guru) dapat mengetahui sejauh mana kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Selain itu guru juga dapat menentukan langkah selanjutnya dalam menentukan metode pembelajaran, apakah metode yang telah diterapkan baik untuk diterapkan lagi atau tidak, atau guru harus menentukan metode lain untuk pembelajaran berikutnya. Dengan kata lain peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin meneliti peta konsep digunakan sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar siswa khususnya dalam belajar fisika. Materi yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah materi kelas XI pada pokok bahasan Hukum-hukum Newton Tentang Gravitasi.
F. Materi Hukum Newton Tentang Gravitasi a) Hukum gravitasi umum Newton
i. Gaya Gravitasi
III Newton) pada tahun 1687 Newton mempublikasikan hukum gravitasi yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
“ gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya berbanding lurus dengan hasil kali
massa-massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak keduanya”
Hukum gravitasi tersebut apabila kita tuliskan dalam bentuk persamaan adalah :
2 2 1
r m m G
F = ………..(3.1)
Dimana : F = gaya tarik gravitasi (N)
m1,m2 = massa masing-masing benda (kg) r = jarak antara kedua benda (m)
G = konstanta gravitasi umum yang selanjutnya diketahui besarnya adalah 6.67x10-11Nm2/kg2.
Gambar 1. Diagram Skematik Neraca Cavendish
mM
Dengan nilai F yang ditentukan oleh percobaan Cavendish maka dengan mudah massa bolo-bola timbal (M dan m) dan jarak antara keduanya dari pusat-ke pusat (r) dapat diketahui. Dengan demikian besar G dapat dihitung dengan mudah. Sehingga didapatkan konstanta yaitu 6.67x10-11Nm2/kg2.
ii. Medan Gravitasi
Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa gaya gravitasi yang dialami oleh benda bermassa m yang terpisah sejauh r dari benda lain dari benda lain yang bermassa M dirumuskan :
Berdasarkan hukum gerak Newton (hukum II Newton) gaya yang bekerja pada benda bermassa m dan mengalami percepatan a dirumuskan sebagai berikut :
F = ma ………(4.2) Dengan menyamakan persamaan (4.1) dan (4.2) maka diperoeh:
r Mm G
2
r GM
a = ………(4.3)
Percepatan yang timbul akibat gaya gravitasi bumi ini disebut percepatan gravitasi, yang biasanya diberi symbol dengan huruf g. Sebagai contoh, untuk percepatan gravitasi bumi berdasarkan data-data berikut
G = 6.67x10-11Nm2/kg2, massa bumi MB = 5.98x1024 kg, dan
Apabila benda berada pada jarak r dari pusat bumi, maka perbandingan g’ pada jarak r dan g pada permukaan bumi adalah :
Untuk benda yang berada pada ketinggian h dari permukaan bumi, artinya berjarak RB + h dari pusat bumi, maka
P
Jika nilai h jauh lebih kecil daripada jari-jari bumi, maka persamaan (4.5) dapat ditulis sebagai berikut :
g
Untuk memahami medan gravitasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Taruh benda bermassa M dalam suatu ruang, maka benda itu akan menghasilkan medan yang menyebar disekitar benda itu dalam ruang. Medan itu ada meskipun tidak ada benda lain di dalam ruang tersebut. Medan yang menyebar dari benda bermassa dan memenuhi ruang inilah yang disebut sebagai
medan gravitasi. Jadi medan gravitasi dapat diartikan sebagai ruang disekitar suatu benda bermassa dimana bila benda
g’
bermassa lain yang berada dalam ruang tersebut mengalami gaya gravitasi atau tarik- menarik. Perhatikan gambar berikut :
Gambar 2. Visualisasi medan gravitasi disekitar benda titik bermassa M
Gambar diatas adalah gambar visualisasi medan gravitasi disekitar benda titik bermassa M tiap anak panah menunjukkan besar dan arah medan tepat pada ekornya. Untuk memvisualisasikan medan gravitasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Disetiap titik medan gravitasi memiliki besar dan arah, sehingga kita dapat menampilkan secara visual dengan bantuan garis-garis berarah (anak panah) yang menunjukkan besar dan arah medan gravitasi pada berbagai titik dalam ruang tersebut, seperti ditunjukkan pada gambar diatas.
gaya adalah garis-garis kontinu yang selalu berarah menuju ke massa sumber gravitasi). Cara ini dapat membantu kita untuk menunjukkan bahwa semakin besar jarak medan gravitasi ke massa sumber maka kuat medan semakin berkurang atau semakin kecil.
b) Penerapan hukum Newton pada planet dan satelit 1. Gaya antara Matahari dan Planet
Dengan adanya gaya gravitasi, menjaga planet bergerak tetap pada orbitnya. Selain itu juga bekerja gaya sentripetal yang arah- nya menuju pusat orbit planet. Dan dengan adanya gaya gravitasi dan gaya sentripetal inilah kita dapat menghitung massa matahari. Jika dianggap orbit bumi mengitari matahari berbentuk lingkaran, maka yang bertindak sebagai gaya sentripetal adalah gaya tarik matahari terhadap bumi.
Gambar 3. Orbit bumi berbentuk lingkaran
Fsp = FG 2.Gaya pada Satelit
Sebuah satelit bermassa m mengitari planet yang massanya M dengan orbit lingkaran, gaya sentripetal yang dialami satelit adalah gaya gravitasi planet yang bekerja pada satelit tersebut.
Dengan memasukkan nilai GM ke persamaan (9.1) maka diperoleh :
r gr V
2 2 =
………...………(9.2)
Jika satelit berada didekat bumi dengan ketinggian tertentu (h), maka persamaannya menjadi :
gr r gr
V = =
2 2
gr
menjelaskan
Biasa dikenal
mengakibatkan Hukum Newton
tentang Gravitasi Hukum Gravitasi Universal
Gerak peredaran Satelit
= ; =F maka Gaya gravitasi planet :
Gaya Sentripetal Planet : = ; = konstan menarik antara dua benda
G. Modul Pemberian Penjelasan Tentang Peta Konsep Oleh Peneliti untuk Siswa
Pengertian peta konsep
Peta konsep adalah gambaran grafis dimana titik-titik (kotak atau lingkaran) yang menunjukkan konsep-konsep dan garis-garis (lengkung atau lurus) yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep tersebut. Garis adalah tanda pada peta konsep. Garis-garis antara konsep-konsep da- pat satu jalan, dua jalan atau tidak berarah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat peta konsep a. Memilih topik atau pokok bahasan yang akan dibuat peta
konsep
b. Menentukan konsep-konsep yang relevan atau berhubungan dengan konsep pokok bahasan yang telah dipilih.
c. Meletakkan konsep-konsep sesuai dengan hubungannya mu- lai dari yang paling umum ke yang paling khusus
d. Menggambar garis-garis penghubung dan menyatakan hubu- ngan pada garis penghubung tersebut
Contoh-contoh membuat peta konsep :
Contoh I.1 (membuat peta konsep sederhana) bentuk 1: Pokok bahasan : Perubahan Wujud Benda
Gas berubah wujud menjadi cair disebut mengembun
Dapat berubah menjadi
mengembun menguap membeku
mencair
menyublim
Benda padat berubah menjadi benda cair disebut mencair Benda cair berubah menjadi benda padat disebut membeku Gambar peta konsep :
Contoh I.2 (membuat peta konsepdalam bentuk lain dengan pokok baha- san sama) bentuk 2 :
Pokok bahasan : Perubahan Wujud Benda
Ada tiga jenis wujud benda yaitu benda padat, benda cair, dan gas Gas dapat berubah wujud menjadi cair misalnya peristiwa pengembunan Gas berubah menjadi benda padat misalnya peristiwa terbentuknya jelaga pada bagian atap ruang pembakaran
Benda padat berubah menjadi gas contohnya peristiwa menyublim pada kapur barus
Benda cair berubah menjadi gas misalnya peristiwa penguapan pada pro- ses pemanasan cairan.
Benda padat dapat berubah menjadi benda cair misalnya peristiwa men- cairnya es batu menjadi air es
Benda padat Benda cair
Dapat berupa
Dapat berubah menjadi
contohnya contohnya
Dapat berubah menjadi
contohnya contohnya
Dapat berubah menjadi
contohnya contohnya
Benda cair dapat berubah menjadi benda padat misalnya peristiwa pem- buatan es batu, dari air (cair) menjadi es batu (padat):
Gambar peta konsep :
Benda padat Gas Benda cair
Wujud benda
Benda cair Gas
Air berubah jadi es batu Peristiwa es
batu yang mencair
Kapur barus (kamper) yang semakin lama semakin kecil
Gas
Adanya jelaga pada atap ruang pembakaran
Contoh II (mengembangkan peta konsep pada contoh satu menjadi lebih kompleks ) :
Pokok bahasan : wujud benda
Dapat berwujud
memiliki
Berbeda
Adalah
Adalah
menyebabkan Contoh lain
Gambar peta konsep:
Benda
Padat Cair Gas
Massa Berat
Gaya Tarikan
/Dorongan
Percepatan
36 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti ini merupakan penelitian
statistik korelatif. Kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis data
statistik.
B. Tempat dan Subjek Penelitian
Penellitian dilaksanakan di SMA BOPKRI I Yogyakarta dan subjek
yang diambil adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara tes pemahaman siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan tes
esai dengan tes pemahaman dalam belajar fisika dengan menggunakan
peta konsep. Penelitian ini menggunakan satu kelas siswa sebagai sampel.
Siswa-siswa diberi tes pemahaman dengan tes esai dan tes dengan
peta konsep tetapi materi tes yang diberikan sama. Ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada korelasi antara hasil tes pemahaman siswa dengan
menggunakan tes asai dengan tes pemahaman siswa dengan tes
Sebelum tes pemahaman dengan menggunakan peta konsep
dilaksanakan terlebih dahulu siswa diajari bagaimana cara membuat peta
konsep, dan diberi latihan-latihan cara membuat peta konsep dengan
materi lain. Kemudian setelah siswa mengusai cara membuat atau terampil
membuat peta konsep, siswa disuruh membuat peta konsep dari materi
yang diujikan. Selanjutnya dilakukan pengukuran korelasi antara tes
pemahaman dengan menggunakan tes esai dengan tes pemahaman dengan
menggunakan peta konsep. Pengukuran korelasi tersebut menggunakan
koefisien korelasi pearson. Kemudian ditentukan korelasi antara tes
menggunakan soal esai dengan tes menggunakan peta konsep apakah
significant atau tidak significant.
D. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti
melakukan tes pemahaman konsep dengan dua cara yaitu menggunakan
tes soal esai sebagai pembanding dan tes menggunakan peta konsep. Tes
dilakukan setelah siswa selesai menerima materi pelajaran yang diujikan
dan dua tes tersebut diberikan pada siswa yang sama.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini tes kontrol yang digunakan adalah tes soal
esai, dan tes yang yang diuji cobakan adalah tes dengan peta konsep,
gambar hierarki peta konsep yang lengkap dengan hubungan-hubungannya
dengan materi pokok bahasan yang sama yang sebelum diujikan telah
dikonsultasikan pada dosen pembimbing dan guru pengampu mata
pelajaran fisika. Tes pemahaman konsep dengan tes soal esai terdiri dari
10 soal dan masing-masing soal bila jawabannya benar di beri skor sesuai
skor maksimal soal dan jika salah bernilai 1.
Soal tes yang akan diberikan pada siswa untuk uji pemahaman
terlampir Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti tidak mengajarkan
materi yang digunakan untuk penelitian, tetapi Peneliti hanya mengajarkan
bagaimana cara membuat Peta konsep yang baik dan benar.
F. Treatment Penelitian
1. Sebelum siswa di tes dengan peta konsep, terlebih dahulu siswa diberi
penjelasan tetang peta konsep
2. Peneliti menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
membuat peta konsep
3. Peneliti memberikan contoh bagaimana cara membuat peta konsep
yang baik secara sederhana
4. Peneliti memberikan latihan-latihan membuat peta konsep dengan
materi selain materi yang diujikan kepada siswa.
5. Setelah peneliti yakin bahwa siswa sudah mampu membuat peta
konsep dengan baik dan benar peneliti mangadakan tes dengan peta
6. Kemudian yang terakhir siswa diberi tes soal esai dengan materi yang
sama dengan materi yang diujikan dengan peta konsep.
G. Metode Analisis Data
Hasil penelitian ini akan berupa skor pemahaman siswa dengan tes
menggunakan peta konsep sebagai hasil eksperimen yang kemudian akan
dibandingkan dengan skor tes pemahaman siswa dengan tes soal esai
sebagai kontrol.
Untuk mengolah data tersebut digunakan analisis statistik yaitu
dengan menggunakan analisis koefisien korelasi pearson. Untuk
mengetahui apakah hasil tes pemahaman dengan soal esai berbeda atau
sama dengan hasil tes dengan peta konsep digunakan cara hitung seperti
berikut :
Keterangan : xi: skor siswa hasil tes dengan peta konsep
i
y : skor siswa hasil tes dengan soal esai
Untuk mengetahui apakah korelasi antara tes soal esai dengan tes
peta konsep signifikan atau tidak signifikan digunakan testing korelasi
dengan cara sebagai berikut:
a. Ho:ρxy =0 (hipotesa nol) ; ρ =koefisien korelasi
d. Df = derajat kebebasan = N – 2 (N = jumlah pasangan)
e. rcrit (koefisien critikal) di cari dari tabel korelasi dan di daerah
rejeksi
f. . Koefisien korelasi hasil perhitungan (robs) data dibandingkan
dengan rcrit
g. Bila robs lebih besar maka significan berarti ada korelasi antara
kemampuan siswa membuat peta konsep dengan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran fisika khususnya pada pokok bahasan
Hukum newton tentang gravitasi.
Untuk menunjukkan bahwa hasil kedua uji pemahaman yang sudah
dilaksanakan berbeda atau sama dalam penelitian ini juga dilakukan uji
T-test untuk kelompok yang dependent. Baerikut adalah bentuk persamaan
yang digunakan oleh peneliti untuk uji t-test.
(
)
Untuk mengetahui apakah kedua kelompok skor tersebut adalah
benar-benar sama atau berbeda maka dilakukakn analisis t-tes sebagai berikut :
a. Ho : µ1 = µ2
c. Signifikan level α =0,05 d. Mencari t critikan dari tabel t
e. Mencari daerah rejection
f. Menghitung t observerd dan mengambil keputusan tentang Ho
Adapun kiteria-kriteria dalam menskor pemahaman siswa baik
dengan tes soal esai maupun dengan menggunakan peta konsep yang
digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut
a) Kriteria penskoran terhadap peta konsep yang dibuat oleh siswa :
1. Setiap konsep yang muncul pada bagian menuliskan konsep yang
berkaitan yang benar ( soal nomor 1) diberi skor 1dan jika salah
diberi skor 0
2. Setiap menunjukkan hierarki yang benar pada gambar peta konsep
diberi skor 4
3. Jika menunjukkan hierarki yang kurang tepat diberi skor 2
4. Setiap konsep yang muncul dan benar pada peta konsep diberi skor
4
5. Setiap konsep yang muncul dan kurang tepat diberi skor 0
6. Setiap garis penghubung yang muncul dan benar diberi skor 2
7. Setiap kalimat keterangan garis penghubung yang muncul dan
benar diberi skor 2
8. Setiap kalimat keterangan garis penghubung yang muncul dan
kurang tepat diberi skor 0
10.Untuk kepentingan evaluasi peneliti juga menentukan skor
maksimal peta konsep yang mendapat skor 100, minimal peta
konsep yang dibuat oleh siswa konsep-konsep yang tercakup
menjelaskan
Hukum Newton tentang Gravitasi
Gerak peredaran Satelit
= ;
=F maka Gaya gravitasi planet :
Gaya Sentripetal Planet :
= ; = konstan menarik antara dua benda
b) Kriteria penskoran terhadap pemahaman siswa dengan tes soal esai
1. Jika jawaban tepat diberi skor sesuai skor maksimal soal
2. Jika jawaban kurang tepat diberi skor kurang dari skor maksimal
soal sesuai dengan tingkat kebenaran jawaban siswa.
3. jika jawaban salah diberi skor 1
Kriteria pemahaman siswa untuk tes pemahaman dengan soal esai ditunjukkan
oleh beberapa indikator pada tabel berikut :
Tabel 1 : Kriteria Pemahaman Siswa
Materi kriteria
dari suatu
konsep
1) Dapat dapat
menjelaskan
makna
gambar kuat
medan
gravitasi
dengan
bahasa
sendiri.
1.Perhatikan gambar
berikut!
Di atas adalah
gambar medan
gravitasi, gambar
anak panah tersebut
adalah gambar besar
medan gravitasi.
Jelaskan makna dari
M1 M2
garis tersebut
mengapa ada yang
panjang dan mengapa
ada yang pendek?
2.Perhatikan gambar
berikut :
Tuliskan
persamaan gaya
tarik menarik
antara dua benda
diatas!
3. Sebuah benda
bermassa m
memiliki berat w
terletak berjarak r
dari pusat bumi,
jika massa bumi
adalah M tentukan
besar percepatan 5
gravitasi bumi!
2.Dapat
menyatakan
pengertian
suatu konsep
dengan
konsep kuat
medan
grvitasi
dengan
bahasa
sendiri dan
Dapat
menuliskan
persamaan
konsep kuat
medan
4. Jelaskan pengertian
kuat medan
gravitasi dengan
bahasamu sendiri
dan tuliskan
persamaanya!
5. Jelaskan pengertian
percepatan
gravitasi!
6. Jelaskan pengertian
menjelaskan
ajukan oleh
Newton
dengan benar
7. Berdasarkan
hukum gravitasi
universal benarkah
pernyataan berikut
:
” Setiap dua
benda di dunia ini
mengalami gaya
tarik menarik
yang besarnya
berbanding lurus
dengan massa
dan berbading
terbalik dengan
jarak antara
keduanya”. jika
salah bagian mana
yang salah coba
betulkan!
4.Dapat
menerapkan
konsep untuk
menganalisis
dan
menjelaskan
gejala-gejala
alam secara
khusus,meme
cahkan
masalah
fisika baik
secara
teoritis
maupun
secara
praktis, dan
memprediksi
kemungkinan
-kemungkinan
yang bakal
terjadi pada
6)Dapat
menganalisis
apa yang
akan terjadi
pada benda
jika suatu
keadaan
tertentu telah
dipenuhi
8. Dua buah planet P
dan Q mengorbit
Matahari.
Penbandingan
antara jara planet P
dan Q ke matahari
adalah 6:11
apabila periode
planet P adalah 24
hari tentukan
periode planet Q.
9. Sebuah benda
bermassa 15 kg di
bawa ke ketinggian
135 km di atas
permukaan bumi.
Jika jari-jari bumi
6370 km, berapa
berat benda itu
dalam ketinggian
suatu system
bila kondisi
tertentu
dipenuhi
10. Jika percepatan
gravitasi
dipermukaan bumi
adalah 9.8m/s2.
tentukan massa
bumi yang
berbentuk bola
dengan jari-jari
bumi adalah 6370
km. (G = 6.67 x
10-11N m2 kg-2 )
50
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan september sampai oktober 2009 di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Peneliti mengambil pokok bahasan Hukum Newton tentang Gravitasi pada penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa 21 orang.
Berikut adalah gambaran pelaksanaan penelitian yang telah penenliti laksanakan :
konsep yang baik dan benar. Sehingga peta konsep yang dibuat tidak mampu mewakili pemahaman mereka tentang konsep suhu tersebut. Kesalahan yang terjadi pada siswa adalah mereka tidak menuliskan kalimat keterangan garis penghubung antar konsep, yang dilakukan hanya menggambarkan garis-garis penghubung antar konsep dan sebagian siswa ada yang membuat peta konsep tidak memperhatikan hierarki.
2. Pertemuan kedua : Mengerjakan secara bersama-sama peta konsep yang sudah dibuat oleh siswa sebagai latihan 1, proses ini berlangsung selama 1 jam pelajaran, siswa sudah mampu membuat peta konsep dengan baik dan benar kemudian untuk memperlancar kemampuan siswa membuat peta konsep dilanjutkan dengan latihan membuat peta konsep yang kedua dengan materi Kalor .
3. Hari ketiga : Mengerjakan secara bersama-sama peta konsep yang sudah dibuat oleh siswa sebagai latihan 2 proses ini berlangsung selama 1 jam pelajaran. Peneliti sudah yakin bahwa siswa sudah benar-benar mampu membuat peta konsep dengan baik dan benar. Sehingga pertemuan berikutnya sudah dapat dilakukan penelitian yang sesungguhnya.
4. Pertemuan kelima : pengujian pemahaman siswa dengan tes pemahaman peta konsep
Grafik :
Grafik distribusi skor siswa
Keterangan grafik :
= Distribusi skor peta konsep
= Distribusi skor pemahaman siswa dengan test esai
C. Analisis Data
Berdasarkan hasil peta konsep yang telah dibuat oleh siswa peneliti memdapatkan beberapa kesalahan-kesalahan siswa dalam membuat peta konsep yaitu sebagai berikut:
1. Siswa menuliskan kalimat penghubung yang salah antara dua konsep yang berhubungan sehingga salah konsep yang terjadi pada siswa dapat diketahui. Misalnya dalam peta konsep yang dibuat oleh siswa menunjukkan bahwa penerapan hukum newton tentang gravitasi dibagi atas dua hal yaitu gerak peredaran planet dan gerak 0
1 2 3 4 5 6 7 8
10‐20 21‐30 31‐40 41‐50 51‐60 61‐70 71‐80 81‐90
X
peredaran satelit padahal seharusnya tidak dibagi menjadi dua tetapi diterapkan dalam dua hal yaitu gerak peredaran planet dan gerak peredaran satelit, ada lagi pada peta konsep yang dibuat oleh siswa lain menuliskan bahwa medan gravitasi dipengaruhi kuat medan gravitasi padahal seharusnya medan gravitasi besarnya disebut kuat medan gravitasi. Pada peta konsep yang lain lagi menunujukkan bahwa gerak peredaran satelit dipengaruhi oleh gerak peredaran planet padahal seharusnya gerak peredaran satelit dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada peta konsep lain ada yang menunjukkan bahwa medan gravitasi bergantung pada jarak terhadap pusat massa benda dan massa padahal seharusnya kuat medan gravitasi yang bergantung pada jarak terhadap pusat massa benda dan massa benda
2. Ada konsep yang sudah ditulis pada bagian I tapi tidak muncul pada peta konsep yang telah dibuatnya sehingga peneliti dapat mengetahui bahwa siswa yang bersangkutan belum memahami kaitan atau hubungan antara dua konsep atau lebih yang terdapat dalam konsep hukum Newton tentang gravitasi
20
dak maka pe
gnifican lev
bel korelasi)
perhitunga
erarti ada k
ngan pemah
n dengan an
or tersebut
i t-test pad
yang dibua
7,95
4,95
ah hasil dar
kukan testin
da kedua ke
at oleh pene
7,9 63
6,9 24
7720,9
ri hitungan d
ng korelasi y
– 2 = 21-2 =
xy > rcrit ma
mpuan sisw
p materi fis
elasi untuk
nar sama a
data di atas
yaiti sebaga
= 19 ; rcrit =
aka korelas
wa membu
sika pokok
mengetahu
uat peta ko
bahasan hu
ui apakah k
da peneliti
t. Berikut a
Tabel 4. analisis uji t-test
No Skor peta konsep = x1 Skor esai =x2 D= x1-x2 D2
1 37 49 -12 144
2 65 63 2 4
3 10 47 -37 1369
4 30 46 -16 256
5 70 69 1 1
6 60 59 1 1
7 64 56 8 64
8 37 36 1 1
9 88 62 26 676
10 89 75 14 196
11 28 38 -10 100
12 44 43 1 1
13 45 60 -15 225
14 55 56 -1 1
15 60 53 7 49
16 70 46 24 576
17 75 45 30 900
18 48 50 -2 4
19 58 60 -2 4
20 63 62 1 1
21 60 61 -1 1
05
Tcrit = 2,086 (menurut tabel two tailed test) dengan signifikan level = 0,05
Daerah rejection : trel ≤ -2,086 atau ≥ +2,086
Karena trel ada diantara tcrit maka tidak signifikan. Berarti kedua kelompok skor
tersebut tidak berbeda atau sama. dengan demikian uji t-test ini juga menunjukkan
bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evauasi
pemahamansiswa dalambelajar fisika khusunya pada pokok bahasan hukum
nedwton tentang gravitasi
Berdasarkan dari hasil dua analisis yang telah dilakukan di atas dapat
disimpulkan bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat
evaluasi hasil belajar siswa dalam belajar fisika khususnya pada pokok bahasan
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan data di atas ditunjukkan bahwa ada korelasi antara kemampuan siswa membuat peta konsep dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran fisika pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi. Ini berarti bahwa jika siswa mampu membuat peta konsep dari konsep pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi dengan baik, lengkap, dan benar maka siswa tersebut sudah memahami konsep pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar siswa dalam belajar fisika khususnya pada pokok bahasan Hukum Newton tentang Gravitasi.
Standard deviasi pada skor peta konsep lebih besar daripada standard deviasi pada skor tes esai karena skor peta konsep lebih variatif atau tidak mendekati mean, sedangkan skor tes seai lebih mendekati mean. Variasi skor siswa dapat dilihat dari grafik distribusi skor siswa.
Selain dari hasil perhitungan data di atas dengan peta konsep yang telah dbuat oleh siswa peneliti dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika pada pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam membuat peta konsep.
Tabel 5 : Analisis Kesalahan Siswa
No siswa Jenis kesalahan pada
peta konsep
Jenis kesalahan pada tes
esai
1, 3, 4, 11,12,19,20,21 Menyebutkan bahwa
medan gravitasi
dipengaruhi oleh jarak
terhadap pusat massa
benda dan massa benda
padahal yang
dipengaruhi oleh dua
hal tersebut yang lebih
tepat adalah kuat
medan gravitasi
Mengartikan makna
gambar medan gravitasi
disekitar benda bermassa
M
3, 11 Tidak menuliskan
rumus-rumus yang ada
dalam konsep tersebut
Siswa tidak mampu
menerapkan rumus untuk
menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan
konsep yang berkaitan
gravitasi.
1,2,3,4,5,7,
8,9,12,13,14,15 ,16,20
Beberapa garis
penghubung antara
konsep tidak diberi
kalimat keterangan
garis penghubung atau
diberi keterangan garis
penghubung tetapi
tidak tepat
Siswa tidak tepat dalam
menggunakan rumus untuk
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
hukum newton tentang
gravitasi
1,,4,5,7,8,9, 17,18,21 Pada peta konsep yang
telah dibuat bunyi
hukum newton tentang
gravitasi tidak muncul
Siswa tidak mampu
menuliskan hukum newton
tentang gravitasi dengan
benar
1, ,8,11,13,1,10,18,19,20 Pada peta konsep yang
telah dibuat pengertian
kuat medan gravitasi
tidak muncul
Siswa tidak mampu
menuliskan pengertian
kuat medan gravitasi
dengan benar
1,7,
8,9,12,14,16,17,18,19,21
Pada peta konsep yang
telah dibuat pengertian
percepatan gravitasi
tidak muncul
Siswa tidak mampu
menuliskan pengertian
percepatan gravitasi
dengan benar
1,7,8,14,15,17,18,19,21 Pada peta konsep yang
telah dibuat pengertian
medan gravitasi tidak
muncul
Siswa tidak mampu
menuliskan pengertian
medan gravitasi dengan
Berdasarkan tabel analisis kesalahan diatas dapat ditunjukkan bahwa kesalahan yang dibuat oleh siswa pada uji pemahaman dengan peta konsep dan tes esai sejalan ( hampir sama ). Sehingga ini dapat meyakinkan peneliti bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi pemahaman hasil belajar siswa khususnya pelajaran fiska pada pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi.
64 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
• Peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar siswa dalam belajar fisika khususnya pada pokok bahasan Hukum Newton tentang Gravitasi. Ini dapat ditunjukkan dari adanya korelasi yang significan antara kemampuan siswa membuat peta konsep dengan pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran fisika khususnya pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi
B. Keterbatasan Hasil Penelitian
Adapun beberapa keterbatasan yang terdapat baik pada hasil maupun proses penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses pengambilan data peneliti tidak melakukan test wawancara kepada siswa sehingga hasil analisis dari data yang diperoleh hanya terfokus pada skor hasil test pemahaman dengan peta konsep dan hasil test dengan uji pemahaman esai.
3. Materi terlalu sempit sehingga belum dapat menggambarkan kemampuansiswa yang sebenarnya dalam membuat peta konsep.
C. Saran
o Untuk penelitian selanjutnya dapat juga dilakukan test wawancara
terhadap subjek penelitian sehingga pemahaman siswa dapat sungguh-sungguh terukur dengan baik tidak hanya berdasarkan hasil test esai dan peta konsep saja. Dalam penelitian ini tidak dilakukan tes wawancara karena peneliti hanya ingin mengetahui korelasi antara kemampuan siswa membuat peta konsep dengan pemahaman siswa terhadap konsep fisika khususnya pada pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi.
o Untuk penelitian yang kurang lebih sama sebaiknya variasi atau
jumlah soal untuk test esai diberikan lebih banyak sehingga hasilnya dapat diharapkan lebih akurat.
o Perlu adanya variasi alat yang digunakan sebagai alat test
pemahaman siswa sehingga alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika tidak bersifat monoton dengan test esai atau pilihan ganda saja.
o Untuk penelitian selanjutnya materi diperluas sehingga
66
DAFTAR PUSTAKA
Carter V. Good. 1959. Ed, Dictionary Of Education. New York : McGraw-Hill Book Company
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
_______________. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Kartika Budi, Fr. Y. 1987. 1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam
(SAINS). Widya Dharma. Yogyakarta. Sanata Dharma.
Sri Harmi. 2008. Lebih Akrab dengan IPA untuk kelas IV. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
_______. 2008. Lebih Akrab dengan IPA untuk kelas V. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Subiyanto. 1988. Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DEPDIKBUD Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta Timur : Bumi Aksara
Sumaji dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta : Kanisius Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi & perubahan konsep pendidikan fisika. Jakarta
: Gramedia
__________. 2006. Diktat Statistik Untuk mahasiswa Pendidikan Fisika.
Yogyakarta : Sanata Dharma
Windarto, P. Edi. 2007. Latihan Soal Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pada
Pokok Bahasan Kalor. Yogyakarta : Sanata Dharma Zaelani, Ahmad dkk. 2006. 1700 Bank Soal Fisika . Bandung : Yrama Widya http//cmap.ihmc.us/Publications/ResearchPapers/TheoryUnderlyingConceptMap. pdf
68
Lampiran 3 : Hand out Bacaan Tentang Peta Konsep untuk Siswa
Bacaan Tentang Peta Konsep yang diberikan Oleh Peneliti untuk Siswa Pengertian konsep
Konsep adalah sekumpulan klasifikasi-klasifikasi sejumlah objek, peristiwa, atau ide yang serupa menurut sifat-sifat atau atribut-nilai tertentu dalam satu kategori. Konsep dibedakan menjadi tiga kelompok :
1. Konsep logika matematis yaitu konsep yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap objek. Misalnya perkalian, penjumlahan, pengurangan dll.
2. konsep filosofis yaitu konsep yang berkaitan dengan sifat manusia. Misalnya bohong, jujur, sedih, senang, kagum dll. 3. konsep fisis yaitu konsep yang mengacu pada objek, sifat yang
menyatu dengan objek, proses/peristiwa yang terjadi pada objek, dan hubungan antar konsep yang satu dengan yang lain Dalam fisika, konsep adalah segala sesuatu yang sudah mengenai tentang peristiwa-peristiwa dan ciri-ciri yang menjadi objek dalam pembelajaran fisika dan penerapannya untuk dapat digunakan dalam berbagai kepentingan. Dalam pembelajaran fisika konsep yang dibahas adalah konsep fisis.
a. Konsep yang mengacu pada objek ada dua jenis yaitu konkret dan abstrak. Konsep yang mengacu pada konkret misalnya lensa, cahaya, zat padat, zat cair dll, sedangkan konsep yang mengacu pada abstrak adalah misalnya kalor, suhu, gravitasi, medan listrik dll.
b. Konsep yang mengacu pada sifat yang menyatu dengan objek. Misalnya panjang, massa, intensitas cahaya, panjang gelombang dll. c. Konsep yang mengacu pada proses misalnya pemuaian, mendidih,
mencair, membeku dll.
Dapat berubah Pengertian peta konsep
Peta konsep adalah gambaran grafis dimana titik-titik (kotak atau lingkaran) yang menunjukkan konsep-konsep dan garis-garis (lengkung atau lurus) yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep tersebut. Garis adalah tanda pada peta konsep. Garis-garis antara konsep-konsep dapat satu jalan, dua jalan atau tidak berarah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat peta konsep a. Memilih topik atau pokok bahasan yang akan dibuat peta
konsep
b. Menentukan konsep-konsep yang relevan atau berhubungan dengan konsep pokok bahasan yang telah dipilih.
c. Meletakkan konsep-konsep sesuai dengan hubungannya mulai dari yang paling umum ke yang paling khusus
d. Menggambar garis-garis penghubung dan menyatakan hubungan pada garis penghubung tersebut
Contoh-contoh membuat peta konsep :
Contoh I. (membuat peta konsep sederhana) bentuk 1: Pokok bahasan : Perubahan Wujud Benda
Gas berubah wujud menjadi cair disebut mengembun
Gas berubah menjadi benda padat atau sebaliknya disebut menyublim Benda cair berubah menjadi gas disebut menguap
Benda padat berubah menjadi benda cair disebut mencair Benda cair berubah menjadi benda padat disebut membeku Gambar peta konsep :
Benda padat Benda cair
Dapat berwujud
memiliki
Berbeda
Adalah
Adalah menyebabkan
Contoh lain
Contoh II (mengembangkan peta konsep pada contoh satu menjadi lebih kompleks ) :
Pokok bahasan : wujud benda
Ada tiga jenis wujud benda yaitu padat, cair dan gas. Ketiga jenis wujud benda tersebut memiliki massa dan berat, massa dan berat memiliki makna yang berbeda, berat adalah gaya (gaya berat). Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dialami oleh benda. Contoh-contoh gaya yaitu gaya gravitasi, gaya pegas, gaya listrik, dan gaya magnet. Gaya dapat menyebabkan percepatan atau perlambatai pada suatu benda.
Gambar peta konsep:
Benda
Padat Cair Gas
Massa Berat
Gaya Tarikan
/Dorongan
Percepatan
Lampiran 4 : Bahan untuk Latihan Pembuatan Peta Konsep
Latihan I membuat peta konsep
SUHU
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda.benda panas memiliki suhu yang tinggi dan benda dingin memiliki suhu yang rendah.
Skala suhu
Untuk menentukan skala suhu, cara umum yang biasa digunakan yaitu dengan cara memilih dua titik acuan tetap. Titik beku dan titik didih air digunakan untuk titik acuan pengukuran thermometer dan fahrenheit. Untuk thermometer titik beku air di tandai dengan 00C dan titik didihnya ditandai dengan 1000C sedangkan pada fahrenheit titik beku air ditandai dengan 32F dan titik didihnya ditandai dengan 212F.
Perbandingan antara skala suhu celcius, reanmur dan Fahrenheit :
Pemuaian Zat
Sebagian besar benda jika dipanaskan akan memuai dan jika didinginkan akan menyusut. Besar penyusutan atau pemuaian bergantung pada jenis bahan.
1. Pemuaian Panjang
Eksperiment menunjukkan bahwa perubahan panjang sebesar (∆L) pada hampir semua benda berbanding lurus dengan perubahan suhu (∆T). Perubahan ini juga sebanding dengan panjang mula-mula dari benda tersebut (Lo). artinya pada perubahan suhu yang sama , pertambahan panjang untuk besi yang panjang mula-mulanya 4 m adalah 2 kali disbanding besi dengan panjang mula-mula 2 m. Kesebandingan dapat ditulis :
T L
L= ⋅ ⋅∆
∆ 0 α dengan α= koefisien muai linier / panjang
2. Pemuaian Luas
Jika sebuah benda berbentuk lempengan, maka bila benda dipanaskan akan mengalami pemuaian luas. Persamaan pemuaian luas ∆A= A0⋅β⋅∆T; dengan β =koefisien muai luas=2α
3. Pemuaian Volume
Perubahan volume yang dialami oleh suatu benda jika dipanaskan juga digambarkan dengan persamaan yang mirip dengan persamaan sebelumnya yaitu :
T V
V = ⋅ ⋅∆