• Tidak ada hasil yang ditemukan

AH SATU A LAM BELA XI POKOK NTANG GR karta Kelas si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "AH SATU A LAM BELA XI POKOK NTANG GR karta Kelas si"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PE RI I Yogyak

Skrip

uk Memenu eh Gelar Sa m Studi Pen

uhi Salah Sa arjana Pendi s XI semest

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Supatmi. 2010. Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa Dalam Belajar Fisika Pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gravitasi ( Pada SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI semester I )”. Skripsi S-1. Yogyakarta: Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan. Universitas Sanata Dharma.

Penelitan ini bersifat kuantitatif. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika.

Metode penelitian yang di ambil oleh peneliti adalah peneliti melakukan tes pemahaman konsep dengan dua cara yaitu menggunakan tes soal esai sebagai pembanding dan tes menggunakan peta konsep. Tes dilakukan setelah siswa selesai menerima materi pelajaran yang diujikan dan dua tes tersebut diberikan pada siswa yang sama. Metode analisis data dilakukan dengan perhitungan statistik (koefisien korelasi pearson). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Sampel penelitian ini terdiri dari 21 siswa.

(7)

ABSTRACT

Supatmi.2011. The concept map as an evaluation of students‘ understanding on physics learning in the class XI of the subject matter Newton laws of gravity ( in BOPKRI 1 Yogyakarta junior High School class XI First Semester ) . Scription S-1 . Yogyakarta: Physics Education. Science and math Education Department. Science and Teaching Faculty . Sanata Dharma University.

This research is a quantitative research. This Study aims to determine whether the concept maps can be used as one of evaluation tool of students’ understanding of physics learning.

The research methods that was adopted by the researcher is the researcher tested two ways of understanding the concept of using the test’s essay question as a comparison and test using concept maps. Tests conducted after the students completed receiving course materials are tested and the two tests are rendered on the same student. Methods of data analysis done by calculating statistics (Pearson correlation coefficient). The subjects of this study are student class XI IPA 2 of BOPKRI 1 Yogyakarta Junior High School. This study sample consisted of 21 students.

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberi penerang dalam memperoleh inspirasi untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir. Atas segala kekuatan dan kemudahan yang telah Tuhan berikan selama peyusunan skripsi yang berjudul ” Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa Dalam Belajar Fisika Pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gravitasi ( Pada SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI semester I )”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis di Program Studi pendidikan fisika, Jurusan Fisika, Fakutas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta guna mencapai gelar sarjana pendidikan.

Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Bapak F.Y. Kartika Budi selaku dosen pembimbing dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran, semangat, dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis

(10)

Bapak Domi selaku dosen pembimbing akademik dan kepala program studi JPMIPA

Seluruh dosen Fakultas JP MIPA : Ibu Maslichah, Romo Paul, Pak Rohandi, Pak Atmadi, pak Sarkim, terima kasih atas segala ilmu pengetahuan yang telah diberikan.

Bapak dan ibu yang sangat aku cintai Priyo Martono dan Partini, kalianlah sumber semagat hidupku dan penerang disetiap langkahku. Terimakasih atas dukungan moril dan materil serta doa yang tulus sampai saya dapat menyelesaikan belajar dan skripsi ini.

Keluarga Kakakku (mbak atun, mas darno dan bayu ) terima kasih atas doa dan semangat yang selalu kalian berikan padaku.

Mas Lan suamiku tercinta terimakasih atas kesetiaanya dalam menemani, memberi semangat dan doa dalam menyusun skripsi ini. Nanda babyku tersayang yang menjadi sumber semangatku dalam menyelesaikan study dan skripsi ini.

Mas juni terima kasih atas penghiburan dan dorongan dalam memberi semangat dalam menyusun skripsi ini

(11)

Teman-teman kos lama (B-cost) : mbak weni, mbak asih, mbak shinta, mbak sinta, mbak melon, mbak yuni, mbak nia, tari, dan amel terima kasih atas kasih sayang, perhatian, bimbingan dan warna hidup yang telah kalian berikan.

Teman-teman P.fis 04 : vera, dwi W, dwi A, wiwi, yayuk, wulan, lu2t, paul, ucok, yoseph, teguh, budi S, heru, budi W, fredy, ita, uwil, deny, san, mareta, mbak hetti, made dan seluruh teman-teman P. Fis 04 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaannya selama kita menempuh kuliah.

Bapak sugeng dan seluruh staf sekre JPMIPA terima kasih atas bantuan yang telah diberikan untuk kelancaran penulisan skripsi ini Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu karya ini juga saya persembahkan buat kalian semua...

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan masalah……… 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II DASAR TEORI ... 4

(13)

B. Pemahaman ... 5

C. Pemahaman Konsep ... 5

D. Evaluasi ... 7

1. Pengertian Evaluasi ... 7

2. Tujuan Evaluasi ... 7

3. Metode Evaluasi ... 8

4. Fungsi Evaluasi ... 8

5. Jenis-jenis Evaluasi ... 9

6. Evaluasi Dalam Belajar-mengajar... 10

7. Proses Evaluasi ... 11

E. Peta Konsep ... 13

1. Pengertian Peta Konsep ... 13

2. Ciri-ciri Peta Konsep ... 14

3. Cara Membuat Peta Konsep ... 15

4. Fungsi Membuat peta konsep dalam dunia pendidikan khususnya pada proses mengelola kegiatan belajar mengajar ... 15

5. Penerapan-penerapan Peta Konsep ... 6

F. Materi Hukum Newton Tentang Gravitasi ... 20

a. Hukum Gravitasi Umum Newton ... 20

i. Gaya gravitasi ... 20

ii. Medan gravitasi ... 23

b. Penerapan Hukum Newton Pada Planet Dan Satelit ... 27

(14)

2. gaya pada satelit ... 28

G. Modul Pemberian Penjelasan Tentang Peta Konsep Oleh Peneliti untuk Siswa ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITI ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Tempat dan Subjek Penelitian... 36

C. Desain Penelitian... 36

D. Metode Penelitian ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Treatment Penelitian ... 38

G. Metode Analisis Data ... 39

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ... 50

A. Pelaksanaan Penelitian ... 50

B. Deskripsi Data ... 52

C. Analisis Data ... 54

D. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan penelitian ... 64

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN- LAMPIRAN ... 68

(15)

Lampiran ut bacaan te untuk latiha r uji pemaha awaban tes d r uji pemaha awaban uji

pearson.... -tes (two tai h jawaban s h jawaban s

udah melak entang peta an pembuata aman siswa dengan peta aman siswa pemahaman an peta kons dengan pet a konsep ... dengan tes n siswa den ... ... an tes peta k an tes esai ...

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Kriteria Pemahaman Siswa ... 44

Tabel 2. Tabel Skor Siswa Tes Peta Konsep dan Tes Esai ... 52

Tabel 3. Tabel Analisis Skor Siswa secara Statistik ... 56

Tabel 4. Tabel Analisis Uji t-test ... 58

Tabel 5. Tabel Analisis Kesalahan ... 61

DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1. Diagram Skematik Neraca Cavendish ... 22

GAMBAR 2. Visualisasi medan gravitasi disekitar benda titik bermassa M .. 26

GAMBAR 3. Orbit Bumi Berbentuk Lingkaran ... 27

GAMBAR 4. Orbit Satelit Mengelilingi Bumi ... 27

(17)

1 BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan sudah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat efisiensi pelaksanaanya. Dalam proses evaluasi itu sendiri selalu berhubungan dengan keputusan nilai. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian dapat dilaksanakan melalui berbagai cara seperti tes tertulis (papper and pencil test), penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa (portofolio), penilaian produk 3 dimensi dan penilaian unjuk kerja (performance) siswa.(DEPDIKNAS, 2004: 11&12)

Menurut Carter V. Good dalam bukunya “dictionary of education”

evaluasi adalah suatu proses pertimbangan penentuan nilai atau penentuan

(18)

Selama ini mulai dari sekolah dasar sampai ke universitas proses evaluasi pemahaman siswa atau mahasiswa, yang digunakan oleh para guru maupun dosen untuk mengetahui sejauh mana siswa atau mahasiswa memahami konsep suatu materi yang telah diajarkan khususnya fisika, alat evaluasi yang digunakan selalu test pilihan ganda atau soal-soal uraian. Meskipun tidak ada penekanan bahwa alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar harus dengan test soal-soal pilihan ganda atau soal uraian, tetapi selama ini test pemahaman siswa yang digunakan cenderung hanya dengan dua cara tersebut.

Evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika sebaiknya dilakukan dengan berbagai cara agar guru dapat mengetahui apakah pemahaman siswa sudah mencapai kompetensi yang telah ditentukan atau belum sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan dapat diketahui dengan lebih akurat Evaluasi sebaiknya dilakukan tidak hanya dengan menggunakan tes pilihan ganda dan soal-soal uraian. Masih banyak alat-alat lain yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika salah satunya adalah peta konsep.

Menurut Ross dan munby (1991) dalam (http//- cmap.coginst.uwf.edu/info/.) Peta konsep memiliki kemampuan yaitu dapat mendeteksi atau menggambarkan "kesalahpahaman" pelajar-pelajar yang

mungkin mereka peroleh ketika penjelasan-penjelasan isi materi. Peta

konsep yang digambar oleh para siswa menyatakan konsepsi-konsepsi yang

(19)

dapat membantu instruktur mendiagnose kesalahpahaman-kesalahpahaman

yang diakibatkan oleh instruksi yang tidak efektif. Oleh karena itu Peta Konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi pemahaman hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui apakah peta konsep benar-benar dapat digunakan untuk evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika.

B. Rumusan Masalah

™ Apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika?

C. Tujuan Penelitian

¾ Untuk mengetahui apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika.

D. Manfaat Penelitian Bagi guru dan calon guru:

1. Sebagai pengetahuan baru bagi guru dan calon guru dalam menentukan alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika. 2. Sebagai alternatif baru alat evaluasi pemahaman siswa dalam

belajar fisika

(20)

4 BAB. II

DASAR TEORI

A. Konsep

Konsep didefinisikan oleh Hulse, Egeth, dan Deese (1981) dalam Suharnan, MS (2005) sebagai sekumpulan atau seperangkat sifat yang dihubungkan oleh aturan-aturan tertentu. Sifat yang dimaksud merupakan setiap aspek dari suatu objek atau kejadian yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan objek atau kejadian lain.

Konsep dalam kehidupan sehari-hari memiliki dua arti yang berbeda. Satu arti konsep adalah “rancangan”. Arti yang lain adalah “pengertian”. Konsep adalah sesuatu yang terbentuk di dalam pikiran manusia mengenai sesuatu objek. Konsep adalah segala yang ada mengenai benda-benda, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi, dan ciri-ciri (Euwe , 1991 dalam Windarto 2007).

(21)

kata lain suatu konsep merupakan suatu bentuk abstraksi mental yang mewakili kumpulan stimulus-stimulus.

Konsep adalah sekumpulan klasifikasi-klasifikasi sejumlah objek, peristiwa, atau ide yang serupa menurut sifat-sifat atau atribut-nilai tertentu dalam satu kategori.

B. Pemahaman

Pemahaman adalah hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan misalnya menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri dari sesuatu yang telah dibaca atau didengarnya. Pemahaman dibedakan dalam tiga kategori yaitu pemahaman tingkat pertama ( pemahaman terjemahan) yaitu terjemahan dalam arti yang sebenarnya, pemahaman tingkat kedua (pemahaman penafsiran ) yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dan tingkat ketiga (pemahaman eksplorasi) pada tingkat ini seseorang diharapkan mampu untuk mengetahui dibalik yang tertulis, dapat membuat prediksi tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.(sudjana, 2010 : 24)

C. Pemahaman Konsep

(22)

makna dari konsep yang bersangkutan kepada orang lain, (3) dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum, (4) dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus, (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis, (c) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi; (5) dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (6) dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan, (7) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan (Hurt, 1970; Martin, 1972; Berg, 1991 dan Kartika Budi, 1990 dalam Kartika Budi, 1992:114)

(23)

D. Evaluasi

1. Pengertian evaluasi

Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.(Stufflebeam, 1971 dalam Daryanto, 2007:2)

Evaluasi adalah proses mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu, patokan-patokan tersebut adalah patokan yang mengandung baik atau tidak baik, memadai atau tidak memadai, memenuhi kriteria atau tidak memenuhi kriteria dan sebagainya (Subiyanto, 1988: 7).

Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi dan mempertim- bangkan dari suatu program yang telah dilaksanakan dengan meng- gunakan patokan-patokan tertentu yang mengandung baik atau ti- dak baik, memenuhi kriteria atau tidak dan sebagainya.

2. Tujuan evaluasi

Proses evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan efektif atau tidak, dan dari evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan pengajaran (khususnya tujuan instruksional khusus) dapat tercapai atau tidak. Dalam proses belajar mengajar ada enam tujuan yang ingin dicapai yaitu :

• Menilai ketercapaian tujuan

(24)

• Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang yang siswa telah ketahui.

• Memotivasi belajar siswa

• Menyediakan informasi untuk bimbingan konseling

• Menjadikan evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum 3. Metode evaluasi

Secara garis besar metode evaluasi dalam bidang pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam tipe, yaitu tipe yang pertama dalam tipe tes yang biasanya direalisasikan dengan tes tertulis, tes ini digunakan untuk memperoleh data, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Tes tertulis ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes esai. Tes tertulis juga digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif pengetahuan secara komprehensif dan fakta penggunaannya, serta dapat pula digunakan untuk menganalisis dan mensintesiskan informasi tentang siswa dan yang kedua adalah tipe non tes yang biasanya direalisasikan dengan bentuk observasi, wawancara/kuesioner, skala sikap, skala minat, skala penilaian, sosiometri, studi kasus, catatan harian, otobiografi, dan checklist.

4. Fungsi evaluasi

(25)

• Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan atau keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru

• untuk memberikan umpan balik pada guru mengenai program pengajaran yang telah dilaksanakannya, ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar serta menyelenggarakan remedial untuk siswa-siswa tertentu.

• Untuk menentukan hasil atau kemajuan belajar tiap siswa, antara lain berupa nilai yang dicantumkan dalam rapor, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan bagi siswa lulus atau tidak dari jenjang pendidikan tertentu.

• Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, dan sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing siswa. Misalnya proses penjurusan disekolah apakah anak tersebut masuk IPA, IPS atau Bahasa.

• Untuk mengenali latar belakang kesulitan belajar para siswa, sehingga evaluasi dapat digunakan sebagai dasar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.

5. Jenis-jenis Evaluasi

(26)

• evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan umpan balik yang dimaksudkan untuk bahan memperbaiki proses belajar-mengajar.

• Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan pemberian nilai, merupakan penentuan atau keputusan mengenai hasil belajar siswa

• Evaluasi penempatan, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan usaha penempatan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat

• Evaluasi diagnostik, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan usaha membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya

6. Evaluasi dalam belajar-mengajar

Evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah kegiatan yang diwajibkan oleh undang-undang yaitu pasal 58 ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, yang menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan (Sukardi, 2008 : 12). Menurut Sukardi dalam bukunya Evaluasi Pendidikan Prinsip dan

Operasionalnya untuk mencapai tujuan tersebut ada empat

(27)

a. Mengidentifikasi tujuan yang dapat dijabarkan dari (1) prosedur evaluasi dan hubungannya dengan mengajar, (2) pengembangan interes kebutuhan individu, (3) kebutuhan individu siswa, (4) kebutuhan yang dikembangkan komunitas/masyarakat, (5) dikembangkan evaluasi hasil belajar pendahulunya, (6) dikembangkan dari analisis pekerjaan, dan (7) pertimbangan dari para ahli evaluasi.

b. Menentukan pengalaman belajar yang biasanya direalisasikan dengan pretes sebagai awal, pertengahan dan pengalaman hasil belajar (postes).

c. Menentukan standar yang bisa dicapai dan “menantang” siswa belajar lebih giat. Pembuatan standar yang dapat diajarkan melalui penilaian materi, penggunaan alat Bantu visual. Selain itu standar juga dapat dibuat melalui pengembangan dan pemakaian alat observasi yang sering dilakukan oleh seorang guru untuk memenuhi kepentingan mereka.

d. Mengembangkan keterampilan dan mengambil keputusan guna (1) memilih tujuan, (2) menganalisis pertanyaan problem solving, dan (3) menentukan nilai seorang siswa.

7. Proses Evaluasi

(28)

tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini yang dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiensinya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku.

Alat penilaian dikatakan berkualitas apabila alat tersebut memiliki dua hal yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas alat penilaian adalah ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga menilai apa yang seharusnya dinilai, sedangkan reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Validitas dibedakan menjadi empat bagian yaitu validitas isi, validitas bagun pengertian, validitas ramalan dan validitas kesamaan. Sedangkan reliabilitas itu sendiri juga dibedakan atas empat jenis yaitu reliabilitas tes ulang, reliabilitas pecahan setara, reliabilitas belah dua, dan kesamaan rasional.

(29)

dibahas lebih lanjut karena peneliti hanya ingin menekankan persoalan pada proses evaluasi dan mengujikan peta konsep sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman hasil belajar siswa dalam belajar fisika khususnya pada pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi.

E. Peta Konsep

1. Pengertian Peta Konsep

Peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk mereprentasi- kan suatu rangkaian konsep dan kaitan antara konsep-konsep tersebut. Peta tersebut mengungkapkan hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. (Novak &Gowin, 1984; Feldsine, 1987; Fowler, 1987; Moreira, 1987 dalam Suparno 2005:111)

Sedangkan menurut Paul Suparno (1998:99) dalam bukunya PENDIDIKAN SAINS YANG HUMANIS menyatakan bahwa peta konsep adalah suatu alat skematis untuk merepresentasikan suatu

(30)

yang salah dan tidak adanya hubungan yang lengkap antar konsep (Novak & Gowin, 1984 dalam Suparno, 1998: 99)

Peta konsep adalah gambaran grafis dimana titik-titik (kotak atau lingkaran) yang menunjukkan konsep-konsep dan garis-garis (lengkung atau lurus) yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep tersebut. Garis-garis antara konsep-konsep-konsep-konsep dapat satu jalan, dua jalan atau tidak berarah.

2. Ciri-ciri Peta Konsep

Menurut Ratna Wilis Dahar (1989 : 125) peta konsep memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, sehingga bidang studi lebih jelas dan mem- pelajarinya lebih bermakna

b. merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi

c. menunjukkan hubungan-hubungan yang jelas antara konsep yang satu dengan yang lain.

(31)

3. Cara Membuat Peta Konsep

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat peta konsep yakni sebagai berikut :

a. Memilih topik atau pokok bahasan yang akan dibuat peta konsep

b. Menentukan konsep-konsep yang relevan atau berhubungan dengan konsep pokok bahasan yang telah dipilih.

c. Meletakkan konsep-konsep sesuai dengan hubungannya mulai dari yang paling umum ke yang paling khusus

d. Menggambar garis-garis penghubung dan menyatakan hubungan pada garis penghubung tersebut

Dengan menerapkan langkah-langkah diatas, diharapkan dapat dihasilkan peta konsep yang benar-benar dapat membantu siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

4. Fungsi Peta Konsep dalam dunia pendidikan khususnya pada proses mengelola kegiatan belajar-mengajar IPA (Fisika). Menurut Kartika Budi (1990) Dalam kegiatan belajar mengajar Peta konsep dapat digunakan dalam banyak hal antara lain sebagai berikut :

(32)

• Untuk menghubungkan ide-ide yang kompleks

• Untuk membantu pengetahuan (buku pelajaran) dalam pengintegrasian secara eksplisit ilmu pengetahuan yang baru dan yang lama.

• Untuk menaksir pemahaman atau meramalkan ketidakpahaman. 5. Penerapan-penerapan Peta Konsep

a. Sebagai alat kreativitas : Menggambar suatu peta konsep dapat dibandingkan dengan mengambil bagian di suatu sesi pengungkapan pendapat. Ketika satu orang menurunkan gagasan secara tertulis, gagasan-gagasan tersebut menjadi lebih jelas dan pikiran dapat mengeluarkan gagasan-gagasan baru. Gagasan-gagasan yang baru terhubung dengan gagasan-gagasan yang sudah ada, akhirnya mereka dapat juga mencetuskan asosiasi-asosiasi baru mendorong ke arah gagasan-gagasan baru

b. Untuk hiperteks mendisain alat : Untuk menciptakan dokumen hiperteks dengan sambungan dengan dokumen yang lain. Surat menyurat yang struktural antara desain hiperteks dan peta konsep membuat pemetaan konsep suatu alat yang bisa duduk untuk merancang struktur yang konseptual dari hiperteks

(33)

gagasan-gagasan. Suatu peta konsep dihasilkan sekelompok orang menunjukkan gagasan untuk kelompok. Di dalam kasus apapun, pemetaan konsep dapat digunakan sebagai suatu komu- nikasi untuk orang-orang yang terbiasa dengan mendiskusikan konsep-konsep dan hubungan-hubungan antara konsep-konsep.

d. Sebagai alat pelajaran : Penyusun teori pelajaran menyatakan bahwa pengetahuan baru harus terintegrasi ke dalam struktur yang telah ada untuk diingat dan memiliki makna. Jonassen (1996) dalam (http//cmap.ihmc.us/Publications/Research-Papers/TheoryUnderlyingConceptMap.pdf) menyatakan bahwa yang ditunjukkan oleh para siswa sebagian dari pemikiran mereka yang terbaik, ketika mereka mencoba untuk menunjukkan sesuatu dengan nyata, dan berpikir adalah suatu syarat perlu untuk belajar.

(34)

membantu instruktur mendiagnosa kesalahpahaman-kesalahpahaman bahwa instruksi yang telah dibuat tidak efektif (Ross dan Munby, 1991 dalam http//cmap.coginst. uwf.edu/info/.)

(35)

kaitan-kaitan silang (cross links) antara kumpulan konsep-konsep.(Ratna Wilis Dahar :1989)

Menurut Novak dan Gowin (1985) dalam Ratna Wilis Dahar (1989 : 132) dalam menilai peta konsep yang telah dibuat oleh siswa ada empat kriteria penilaian yang harus diperhatikan yaitu : (1) kesahihan proposisi yaitu hubungan antara konsep-konsep yang ditunjukkan dengan garis-garis Penghubung dan keterangan kata hubung; (2) adanya hierarki yaitu peta konsep yang dibuat mulai dari konsep-konsep yang paling umum diletakkan pada bagian paling atas dan yang paling khusus diletakkan pada bagian yang paling bawah; (3) adanya kaitan silang, yaitu peta konsep menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara satu bagian hierarki dari hierarki konnsep dengan bagian yang lain; (4) adanya contoh-contoh yaitu objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang dilukiskan dalam tingkatan konsep.

(36)

apakah pelajaran yang sudah diajarkan telah dipahami oleh siswa dengan baik, sehingga pelaksana pendidikan (Guru) dapat mengetahui sejauh mana kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Selain itu guru juga dapat menentukan langkah selanjutnya dalam menentukan metode pembelajaran, apakah metode yang telah diterapkan baik untuk diterapkan lagi atau tidak, atau guru harus menentukan metode lain untuk pembelajaran berikutnya. Dengan kata lain peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin meneliti peta konsep digunakan sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar siswa khususnya dalam belajar fisika. Materi yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah materi kelas XI pada pokok bahasan Hukum-hukum Newton Tentang Gravitasi.

F. Materi Hukum Newton Tentang Gravitasi a) Hukum gravitasi umum Newton

i. Gaya Gravitasi

(37)

III Newton) pada tahun 1687 Newton mempublikasikan hukum gravitasi yang dapat dinyatakan sebagai berikut :

gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya berbanding lurus dengan hasil kali

massa-massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat

jarak keduanya”

Hukum gravitasi tersebut apabila kita tuliskan dalam bentuk persamaan adalah :

2 2 1

r m m G

F = ………..(3.1)

Dimana : F = gaya tarik gravitasi (N)

m1,m2 = massa masing-masing benda (kg) r = jarak antara kedua benda (m)

G = konstanta gravitasi umum yang selanjutnya diketahui besarnya adalah 6.67x10-11Nm2/kg2.

(38)

Gambar 1. Diagram Skematik Neraca Cavendish

(39)

mM

Dengan nilai F yang ditentukan oleh percobaan Cavendish maka dengan mudah massa bolo-bola timbal (M dan m) dan jarak antara keduanya dari pusat-ke pusat (r) dapat diketahui. Dengan demikian besar G dapat dihitung dengan mudah. Sehingga didapatkan konstanta yaitu 6.67x10-11Nm2/kg2.

ii. Medan Gravitasi

Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa gaya gravitasi yang dialami oleh benda bermassa m yang terpisah sejauh r dari benda lain dari benda lain yang bermassa M dirumuskan :

Berdasarkan hukum gerak Newton (hukum II Newton) gaya yang bekerja pada benda bermassa m dan mengalami percepatan a dirumuskan sebagai berikut :

F = ma ………(4.2) Dengan menyamakan persamaan (4.1) dan (4.2) maka diperoeh:

r Mm G

(40)

2

r GM

a = ………(4.3)

Percepatan yang timbul akibat gaya gravitasi bumi ini disebut percepatan gravitasi, yang biasanya diberi symbol dengan huruf g. Sebagai contoh, untuk percepatan gravitasi bumi berdasarkan data-data berikut

G = 6.67x10-11Nm2/kg2, massa bumi MB = 5.98x1024 kg, dan

Apabila benda berada pada jarak r dari pusat bumi, maka perbandingan g’ pada jarak r dan g pada permukaan bumi adalah :

Untuk benda yang berada pada ketinggian h dari permukaan bumi, artinya berjarak RB + h dari pusat bumi, maka

(41)

P

Jika nilai h jauh lebih kecil daripada jari-jari bumi, maka persamaan (4.5) dapat ditulis sebagai berikut :

g

Untuk memahami medan gravitasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Taruh benda bermassa M dalam suatu ruang, maka benda itu akan menghasilkan medan yang menyebar disekitar benda itu dalam ruang. Medan itu ada meskipun tidak ada benda lain di dalam ruang tersebut. Medan yang menyebar dari benda bermassa dan memenuhi ruang inilah yang disebut sebagai

medan gravitasi. Jadi medan gravitasi dapat diartikan sebagai ruang disekitar suatu benda bermassa dimana bila benda

g’

(42)

bermassa lain yang berada dalam ruang tersebut mengalami gaya gravitasi atau tarik- menarik. Perhatikan gambar berikut :

Gambar 2. Visualisasi medan gravitasi disekitar benda titik bermassa M

Gambar diatas adalah gambar visualisasi medan gravitasi disekitar benda titik bermassa M tiap anak panah menunjukkan besar dan arah medan tepat pada ekornya. Untuk memvisualisasikan medan gravitasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Disetiap titik medan gravitasi memiliki besar dan arah, sehingga kita dapat menampilkan secara visual dengan bantuan garis-garis berarah (anak panah) yang menunjukkan besar dan arah medan gravitasi pada berbagai titik dalam ruang tersebut, seperti ditunjukkan pada gambar diatas.

(43)

gaya adalah garis-garis kontinu yang selalu berarah menuju ke massa sumber gravitasi). Cara ini dapat membantu kita untuk menunjukkan bahwa semakin besar jarak medan gravitasi ke massa sumber maka kuat medan semakin berkurang atau semakin kecil.

b) Penerapan hukum Newton pada planet dan satelit 1. Gaya antara Matahari dan Planet

Dengan adanya gaya gravitasi, menjaga planet bergerak tetap pada orbitnya. Selain itu juga bekerja gaya sentripetal yang arah- nya menuju pusat orbit planet. Dan dengan adanya gaya gravitasi dan gaya sentripetal inilah kita dapat menghitung massa matahari. Jika dianggap orbit bumi mengitari matahari berbentuk lingkaran, maka yang bertindak sebagai gaya sentripetal adalah gaya tarik matahari terhadap bumi.

Gambar 3. Orbit bumi berbentuk lingkaran

(44)

Fsp = FG 2.Gaya pada Satelit

Sebuah satelit bermassa m mengitari planet yang massanya M dengan orbit lingkaran, gaya sentripetal yang dialami satelit adalah gaya gravitasi planet yang bekerja pada satelit tersebut.

(45)

Dengan memasukkan nilai GM ke persamaan (9.1) maka diperoleh :

r gr V

2 2 =

………...………(9.2)

Jika satelit berada didekat bumi dengan ketinggian tertentu (h), maka persamaannya menjadi :

gr r gr

V = =

2 2

gr

(46)

menjelaskan

Biasa dikenal

mengakibatkan Hukum Newton

tentang Gravitasi Hukum Gravitasi Universal

Gerak peredaran Satelit

= ; =F maka Gaya gravitasi planet :

Gaya Sentripetal Planet : = ; = konstan menarik antara dua benda

 

(47)

G. Modul Pemberian Penjelasan Tentang Peta Konsep Oleh Peneliti untuk Siswa

Pengertian peta konsep

Peta konsep adalah gambaran grafis dimana titik-titik (kotak atau lingkaran) yang menunjukkan konsep-konsep dan garis-garis (lengkung atau lurus) yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep tersebut. Garis adalah tanda pada peta konsep. Garis-garis antara konsep-konsep da- pat satu jalan, dua jalan atau tidak berarah.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat peta konsep a. Memilih topik atau pokok bahasan yang akan dibuat peta

konsep

b. Menentukan konsep-konsep yang relevan atau berhubungan dengan konsep pokok bahasan yang telah dipilih.

c. Meletakkan konsep-konsep sesuai dengan hubungannya mu- lai dari yang paling umum ke yang paling khusus

d. Menggambar garis-garis penghubung dan menyatakan hubu- ngan pada garis penghubung tersebut

Contoh-contoh membuat peta konsep :

Contoh I.1 (membuat peta konsep sederhana) bentuk 1: Pokok bahasan : Perubahan Wujud Benda

Gas berubah wujud menjadi cair disebut mengembun

(48)

Dapat berubah menjadi

mengembun menguap membeku

mencair

menyublim

Benda padat berubah menjadi benda cair disebut mencair Benda cair berubah menjadi benda padat disebut membeku Gambar peta konsep :

Contoh I.2 (membuat peta konsepdalam bentuk lain dengan pokok baha- san sama) bentuk 2 :

Pokok bahasan : Perubahan Wujud Benda

Ada tiga jenis wujud benda yaitu benda padat, benda cair, dan gas Gas dapat berubah wujud menjadi cair misalnya peristiwa pengembunan Gas berubah menjadi benda padat misalnya peristiwa terbentuknya jelaga pada bagian atap ruang pembakaran

Benda padat berubah menjadi gas contohnya peristiwa menyublim pada kapur barus

Benda cair berubah menjadi gas misalnya peristiwa penguapan pada pro- ses pemanasan cairan.

Benda padat dapat berubah menjadi benda cair misalnya peristiwa men- cairnya es batu menjadi air es

Benda padat Benda cair

(49)

Dapat berupa

Dapat berubah menjadi

contohnya contohnya

Dapat berubah menjadi

contohnya contohnya

Dapat berubah menjadi

contohnya contohnya

Benda cair dapat berubah menjadi benda padat misalnya peristiwa pem- buatan es batu, dari air (cair) menjadi es batu (padat):

Gambar peta konsep :

Benda padat Gas Benda cair

Wujud benda

Benda cair Gas

Air berubah jadi es batu Peristiwa es

batu yang mencair

Kapur barus (kamper) yang semakin lama semakin kecil

Gas

Adanya jelaga pada atap ruang pembakaran

(50)

Contoh II (mengembangkan peta konsep pada contoh satu menjadi lebih kompleks ) :

Pokok bahasan : wujud benda

(51)

Dapat berwujud

memiliki

Berbeda

Adalah

Adalah

menyebabkan Contoh lain

Gambar peta konsep:

Benda

Padat Cair Gas

Massa Berat

Gaya Tarikan

/Dorongan

Percepatan

(52)

36 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti ini merupakan penelitian

statistik korelatif. Kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis data

statistik.

B. Tempat dan Subjek Penelitian

Penellitian dilaksanakan di SMA BOPKRI I Yogyakarta dan subjek

yang diambil adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antara tes pemahaman siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan tes

esai dengan tes pemahaman dalam belajar fisika dengan menggunakan

peta konsep. Penelitian ini menggunakan satu kelas siswa sebagai sampel.

Siswa-siswa diberi tes pemahaman dengan tes esai dan tes dengan

peta konsep tetapi materi tes yang diberikan sama. Ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ada korelasi antara hasil tes pemahaman siswa dengan

menggunakan tes asai dengan tes pemahaman siswa dengan tes

(53)

Sebelum tes pemahaman dengan menggunakan peta konsep

dilaksanakan terlebih dahulu siswa diajari bagaimana cara membuat peta

konsep, dan diberi latihan-latihan cara membuat peta konsep dengan

materi lain. Kemudian setelah siswa mengusai cara membuat atau terampil

membuat peta konsep, siswa disuruh membuat peta konsep dari materi

yang diujikan. Selanjutnya dilakukan pengukuran korelasi antara tes

pemahaman dengan menggunakan tes esai dengan tes pemahaman dengan

menggunakan peta konsep. Pengukuran korelasi tersebut menggunakan

koefisien korelasi pearson. Kemudian ditentukan korelasi antara tes

menggunakan soal esai dengan tes menggunakan peta konsep apakah

significant atau tidak significant.

D. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti

melakukan tes pemahaman konsep dengan dua cara yaitu menggunakan

tes soal esai sebagai pembanding dan tes menggunakan peta konsep. Tes

dilakukan setelah siswa selesai menerima materi pelajaran yang diujikan

dan dua tes tersebut diberikan pada siswa yang sama.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini tes kontrol yang digunakan adalah tes soal

esai, dan tes yang yang diuji cobakan adalah tes dengan peta konsep,

(54)

gambar hierarki peta konsep yang lengkap dengan hubungan-hubungannya

dengan materi pokok bahasan yang sama yang sebelum diujikan telah

dikonsultasikan pada dosen pembimbing dan guru pengampu mata

pelajaran fisika. Tes pemahaman konsep dengan tes soal esai terdiri dari

10 soal dan masing-masing soal bila jawabannya benar di beri skor sesuai

skor maksimal soal dan jika salah bernilai 1.

Soal tes yang akan diberikan pada siswa untuk uji pemahaman

terlampir Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti tidak mengajarkan

materi yang digunakan untuk penelitian, tetapi Peneliti hanya mengajarkan

bagaimana cara membuat Peta konsep yang baik dan benar.

F. Treatment Penelitian

1. Sebelum siswa di tes dengan peta konsep, terlebih dahulu siswa diberi

penjelasan tetang peta konsep

2. Peneliti menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

membuat peta konsep

3. Peneliti memberikan contoh bagaimana cara membuat peta konsep

yang baik secara sederhana

4. Peneliti memberikan latihan-latihan membuat peta konsep dengan

materi selain materi yang diujikan kepada siswa.

5. Setelah peneliti yakin bahwa siswa sudah mampu membuat peta

konsep dengan baik dan benar peneliti mangadakan tes dengan peta

(55)

6. Kemudian yang terakhir siswa diberi tes soal esai dengan materi yang

sama dengan materi yang diujikan dengan peta konsep.

G. Metode Analisis Data

Hasil penelitian ini akan berupa skor pemahaman siswa dengan tes

menggunakan peta konsep sebagai hasil eksperimen yang kemudian akan

dibandingkan dengan skor tes pemahaman siswa dengan tes soal esai

sebagai kontrol.

Untuk mengolah data tersebut digunakan analisis statistik yaitu

dengan menggunakan analisis koefisien korelasi pearson. Untuk

mengetahui apakah hasil tes pemahaman dengan soal esai berbeda atau

sama dengan hasil tes dengan peta konsep digunakan cara hitung seperti

berikut :

Keterangan : xi: skor siswa hasil tes dengan peta konsep

i

y : skor siswa hasil tes dengan soal esai

Untuk mengetahui apakah korelasi antara tes soal esai dengan tes

peta konsep signifikan atau tidak signifikan digunakan testing korelasi

dengan cara sebagai berikut:

a. Hoxy =0 (hipotesa nol) ; ρ =koefisien korelasi

(56)

d. Df = derajat kebebasan = N – 2 (N = jumlah pasangan)

e. rcrit (koefisien critikal) di cari dari tabel korelasi dan di daerah

rejeksi

f. . Koefisien korelasi hasil perhitungan (robs) data dibandingkan

dengan rcrit

g. Bila robs lebih besar maka significan berarti ada korelasi antara

kemampuan siswa membuat peta konsep dengan pemahaman siswa

terhadap materi pelajaran fisika khususnya pada pokok bahasan

Hukum newton tentang gravitasi.

Untuk menunjukkan bahwa hasil kedua uji pemahaman yang sudah

dilaksanakan berbeda atau sama dalam penelitian ini juga dilakukan uji

T-test untuk kelompok yang dependent. Baerikut adalah bentuk persamaan

yang digunakan oleh peneliti untuk uji t-test.

(

)

Untuk mengetahui apakah kedua kelompok skor tersebut adalah

benar-benar sama atau berbeda maka dilakukakn analisis t-tes sebagai berikut :

a. Ho : µ1 = µ2

(57)

c. Signifikan level α =0,05 d. Mencari t critikan dari tabel t

e. Mencari daerah rejection

f. Menghitung t observerd dan mengambil keputusan tentang Ho

Adapun kiteria-kriteria dalam menskor pemahaman siswa baik

dengan tes soal esai maupun dengan menggunakan peta konsep yang

digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut

a) Kriteria penskoran terhadap peta konsep yang dibuat oleh siswa :

1. Setiap konsep yang muncul pada bagian menuliskan konsep yang

berkaitan yang benar ( soal nomor 1) diberi skor 1dan jika salah

diberi skor 0

2. Setiap menunjukkan hierarki yang benar pada gambar peta konsep

diberi skor 4

3. Jika menunjukkan hierarki yang kurang tepat diberi skor 2

4. Setiap konsep yang muncul dan benar pada peta konsep diberi skor

4

5. Setiap konsep yang muncul dan kurang tepat diberi skor 0

6. Setiap garis penghubung yang muncul dan benar diberi skor 2

7. Setiap kalimat keterangan garis penghubung yang muncul dan

benar diberi skor 2

8. Setiap kalimat keterangan garis penghubung yang muncul dan

kurang tepat diberi skor 0

(58)

10.Untuk kepentingan evaluasi peneliti juga menentukan skor

maksimal peta konsep yang mendapat skor 100, minimal peta

konsep yang dibuat oleh siswa konsep-konsep yang tercakup

(59)

menjelaskan

Hukum Newton tentang Gravitasi

Gerak peredaran Satelit

= ;

=F maka Gaya gravitasi planet :

Gaya Sentripetal Planet :

= ; = konstan menarik antara dua benda

 

(60)

b) Kriteria penskoran terhadap pemahaman siswa dengan tes soal esai

1. Jika jawaban tepat diberi skor sesuai skor maksimal soal

2. Jika jawaban kurang tepat diberi skor kurang dari skor maksimal

soal sesuai dengan tingkat kebenaran jawaban siswa.

3. jika jawaban salah diberi skor 1

Kriteria pemahaman siswa untuk tes pemahaman dengan soal esai ditunjukkan

oleh beberapa indikator pada tabel berikut :

Tabel 1 : Kriteria Pemahaman Siswa

Materi kriteria

dari suatu

konsep

1) Dapat dapat

menjelaskan

makna

gambar kuat

medan

gravitasi

dengan

bahasa

sendiri.

1.Perhatikan gambar

berikut!

Di atas adalah

gambar medan

gravitasi, gambar

anak panah tersebut

adalah gambar besar

medan gravitasi.

Jelaskan makna dari

(61)

M1 M2

garis tersebut

mengapa ada yang

panjang dan mengapa

ada yang pendek?

2.Perhatikan gambar

berikut :

Tuliskan

persamaan gaya

tarik menarik

antara dua benda

diatas!

3. Sebuah benda

bermassa m

memiliki berat w

terletak berjarak r

dari pusat bumi,

jika massa bumi

adalah M tentukan

besar percepatan 5

(62)

gravitasi bumi!

2.Dapat

menyatakan

pengertian

suatu konsep

dengan

konsep kuat

medan

grvitasi

dengan

bahasa

sendiri dan

Dapat

menuliskan

persamaan

konsep kuat

medan

4. Jelaskan pengertian

kuat medan

gravitasi dengan

bahasamu sendiri

dan tuliskan

persamaanya!

5. Jelaskan pengertian

percepatan

gravitasi!

6. Jelaskan pengertian

(63)

menjelaskan

ajukan oleh

Newton

dengan benar

7. Berdasarkan

hukum gravitasi

universal benarkah

pernyataan berikut

:

” Setiap dua

benda di dunia ini

mengalami gaya

tarik menarik

yang besarnya

berbanding lurus

dengan massa

dan berbading

terbalik dengan

jarak antara

keduanya”. jika

salah bagian mana

yang salah coba

betulkan!

(64)

4.Dapat

menerapkan

konsep untuk

menganalisis

dan

menjelaskan

gejala-gejala

alam secara

khusus,meme

cahkan

masalah

fisika baik

secara

teoritis

maupun

secara

praktis, dan

memprediksi

kemungkinan

-kemungkinan

yang bakal

terjadi pada

6)Dapat

menganalisis

apa yang

akan terjadi

pada benda

jika suatu

keadaan

tertentu telah

dipenuhi

8. Dua buah planet P

dan Q mengorbit

Matahari.

Penbandingan

antara jara planet P

dan Q ke matahari

adalah 6:11

apabila periode

planet P adalah 24

hari tentukan

periode planet Q.

9. Sebuah benda

bermassa 15 kg di

bawa ke ketinggian

135 km di atas

permukaan bumi.

Jika jari-jari bumi

6370 km, berapa

berat benda itu

dalam ketinggian

(65)

suatu system

bila kondisi

tertentu

dipenuhi

10. Jika percepatan

gravitasi

dipermukaan bumi

adalah 9.8m/s2.

tentukan massa

bumi yang

berbentuk bola

dengan jari-jari

bumi adalah 6370

km. (G = 6.67 x

10-11N m2 kg-2 )

(66)

50

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan september sampai oktober 2009 di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Peneliti mengambil pokok bahasan Hukum Newton tentang Gravitasi pada penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa 21 orang.

Berikut adalah gambaran pelaksanaan penelitian yang telah penenliti laksanakan :

(67)

konsep yang baik dan benar. Sehingga peta konsep yang dibuat tidak mampu mewakili pemahaman mereka tentang konsep suhu tersebut. Kesalahan yang terjadi pada siswa adalah mereka tidak menuliskan kalimat keterangan garis penghubung antar konsep, yang dilakukan hanya menggambarkan garis-garis penghubung antar konsep dan sebagian siswa ada yang membuat peta konsep tidak memperhatikan hierarki.

2. Pertemuan kedua : Mengerjakan secara bersama-sama peta konsep yang sudah dibuat oleh siswa sebagai latihan 1, proses ini berlangsung selama 1 jam pelajaran, siswa sudah mampu membuat peta konsep dengan baik dan benar kemudian untuk memperlancar kemampuan siswa membuat peta konsep dilanjutkan dengan latihan membuat peta konsep yang kedua dengan materi Kalor .

3. Hari ketiga : Mengerjakan secara bersama-sama peta konsep yang sudah dibuat oleh siswa sebagai latihan 2 proses ini berlangsung selama 1 jam pelajaran. Peneliti sudah yakin bahwa siswa sudah benar-benar mampu membuat peta konsep dengan baik dan benar. Sehingga pertemuan berikutnya sudah dapat dilakukan penelitian yang sesungguhnya.

4. Pertemuan kelima : pengujian pemahaman siswa dengan tes pemahaman peta konsep

(68)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(69)
(70)

Grafik :

Grafik distribusi skor siswa

Keterangan grafik :

= Distribusi skor peta konsep

= Distribusi skor pemahaman siswa dengan test esai

C. Analisis Data

Berdasarkan hasil peta konsep yang telah dibuat oleh siswa peneliti memdapatkan beberapa kesalahan-kesalahan siswa dalam membuat peta konsep yaitu sebagai berikut:

1. Siswa menuliskan kalimat penghubung yang salah antara dua konsep yang berhubungan sehingga salah konsep yang terjadi pada siswa dapat diketahui. Misalnya dalam peta konsep yang dibuat oleh siswa menunjukkan bahwa penerapan hukum newton tentang gravitasi dibagi atas dua hal yaitu gerak peredaran planet dan gerak 0

1 2 3 4 5 6 7 8

10‐20 21‐30 31‐40 41‐50 51‐60 61‐70 71‐80 81‐90

X

(71)

peredaran satelit padahal seharusnya tidak dibagi menjadi dua tetapi diterapkan dalam dua hal yaitu gerak peredaran planet dan gerak peredaran satelit, ada lagi pada peta konsep yang dibuat oleh siswa lain menuliskan bahwa medan gravitasi dipengaruhi kuat medan gravitasi padahal seharusnya medan gravitasi besarnya disebut kuat medan gravitasi. Pada peta konsep yang lain lagi menunujukkan bahwa gerak peredaran satelit dipengaruhi oleh gerak peredaran planet padahal seharusnya gerak peredaran satelit dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada peta konsep lain ada yang menunjukkan bahwa medan gravitasi bergantung pada jarak terhadap pusat massa benda dan massa padahal seharusnya kuat medan gravitasi yang bergantung pada jarak terhadap pusat massa benda dan massa benda

2. Ada konsep yang sudah ditulis pada bagian I tapi tidak muncul pada peta konsep yang telah dibuatnya sehingga peneliti dapat mengetahui bahwa siswa yang bersangkutan belum memahami kaitan atau hubungan antara dua konsep atau lebih yang terdapat dalam konsep hukum Newton tentang gravitasi

(72)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(73)

20

dak maka pe

gnifican lev

bel korelasi)

perhitunga

erarti ada k

ngan pemah

n dengan an

or tersebut

i t-test pad

yang dibua

7,95

4,95 

ah hasil dar

kukan testin

da kedua ke

at oleh pene

7,9 63

6,9 24

7720,9

ri hitungan d

ng korelasi y

– 2 = 21-2 =

xy > rcrit ma

mpuan sisw

p materi fis

elasi untuk

nar sama a

data di atas

yaiti sebaga

= 19 ; rcrit =

aka korelas

wa membu

sika pokok

mengetahu

uat peta ko

bahasan hu

ui apakah k

da peneliti

t. Berikut a

(74)

Tabel 4. analisis uji t-test

No Skor peta konsep = x1 Skor esai =x2 D= x1-x2 D2

1 37 49 -12 144

2 65 63 2 4

3 10 47 -37 1369

4 30 46 -16 256

5 70 69 1 1

6 60 59 1 1

7 64 56 8 64

8 37 36 1 1

9 88 62 26 676

10 89 75 14 196

11 28 38 -10 100

12 44 43 1 1

13 45 60 -15 225

14 55 56 -1 1

15 60 53 7 49

16 70 46 24 576

17 75 45 30 900

18 48 50 -2 4

19 58 60 -2 4

20 63 62 1 1

21 60 61 -1 1

(75)

05

Tcrit = 2,086 (menurut tabel two tailed test) dengan signifikan level = 0,05

Daerah rejection : trel ≤ -2,086 atau ≥ +2,086

Karena trel ada diantara tcrit maka tidak signifikan. Berarti kedua kelompok skor

tersebut tidak berbeda atau sama. dengan demikian uji t-test ini juga menunjukkan

bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evauasi

pemahamansiswa dalambelajar fisika khusunya pada pokok bahasan hukum

nedwton tentang gravitasi

Berdasarkan dari hasil dua analisis yang telah dilakukan di atas dapat

disimpulkan bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat

evaluasi hasil belajar siswa dalam belajar fisika khususnya pada pokok bahasan

(76)

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan data di atas ditunjukkan bahwa ada korelasi antara kemampuan siswa membuat peta konsep dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran fisika pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi. Ini berarti bahwa jika siswa mampu membuat peta konsep dari konsep pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi dengan baik, lengkap, dan benar maka siswa tersebut sudah memahami konsep pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar siswa dalam belajar fisika khususnya pada pokok bahasan Hukum Newton tentang Gravitasi.

Standard deviasi pada skor peta konsep lebih besar daripada standard deviasi pada skor tes esai karena skor peta konsep lebih variatif atau tidak mendekati mean, sedangkan skor tes seai lebih mendekati mean. Variasi skor siswa dapat dilihat dari grafik distribusi skor siswa.

(77)

Selain dari hasil perhitungan data di atas dengan peta konsep yang telah dbuat oleh siswa peneliti dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika pada pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam membuat peta konsep.

Tabel 5 : Analisis Kesalahan Siswa

No siswa Jenis kesalahan pada

peta konsep

Jenis kesalahan pada tes

esai

1, 3, 4, 11,12,19,20,21 Menyebutkan bahwa

medan gravitasi

dipengaruhi oleh jarak

terhadap pusat massa

benda dan massa benda

padahal yang

dipengaruhi oleh dua

hal tersebut yang lebih

tepat adalah kuat

medan gravitasi

Mengartikan makna

gambar medan gravitasi

disekitar benda bermassa

M

3, 11 Tidak menuliskan

rumus-rumus yang ada

dalam konsep tersebut

Siswa tidak mampu

menerapkan rumus untuk

menyelesaikan masalah

yang berhubungan dengan

konsep yang berkaitan

(78)

gravitasi.

1,2,3,4,5,7,

8,9,12,13,14,15 ,16,20

Beberapa garis

penghubung antara

konsep tidak diberi

kalimat keterangan

garis penghubung atau

diberi keterangan garis

penghubung tetapi

tidak tepat

Siswa tidak tepat dalam

menggunakan rumus untuk

menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan

hukum newton tentang

gravitasi

1,,4,5,7,8,9, 17,18,21 Pada peta konsep yang

telah dibuat bunyi

hukum newton tentang

gravitasi tidak muncul

Siswa tidak mampu

menuliskan hukum newton

tentang gravitasi dengan

benar

1, ,8,11,13,1,10,18,19,20 Pada peta konsep yang

telah dibuat pengertian

kuat medan gravitasi

tidak muncul

Siswa tidak mampu

menuliskan pengertian

kuat medan gravitasi

dengan benar

1,7,

8,9,12,14,16,17,18,19,21

Pada peta konsep yang

telah dibuat pengertian

percepatan gravitasi

tidak muncul

Siswa tidak mampu

menuliskan pengertian

percepatan gravitasi

dengan benar

1,7,8,14,15,17,18,19,21 Pada peta konsep yang

telah dibuat pengertian

medan gravitasi tidak

muncul

Siswa tidak mampu

menuliskan pengertian

medan gravitasi dengan

(79)

Berdasarkan tabel analisis kesalahan diatas dapat ditunjukkan bahwa kesalahan yang dibuat oleh siswa pada uji pemahaman dengan peta konsep dan tes esai sejalan ( hampir sama ). Sehingga ini dapat meyakinkan peneliti bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi pemahaman hasil belajar siswa khususnya pelajaran fiska pada pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi.

(80)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

• Peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar siswa dalam belajar fisika khususnya pada pokok bahasan Hukum Newton tentang Gravitasi. Ini dapat ditunjukkan dari adanya korelasi yang significan antara kemampuan siswa membuat peta konsep dengan pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran fisika khususnya pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi

B. Keterbatasan Hasil Penelitian

Adapun beberapa keterbatasan yang terdapat baik pada hasil maupun proses penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam proses pengambilan data peneliti tidak melakukan test wawancara kepada siswa sehingga hasil analisis dari data yang diperoleh hanya terfokus pada skor hasil test pemahaman dengan peta konsep dan hasil test dengan uji pemahaman esai.

(81)

3. Materi terlalu sempit sehingga belum dapat menggambarkan kemampuansiswa yang sebenarnya dalam membuat peta konsep.

C. Saran

o Untuk penelitian selanjutnya dapat juga dilakukan test wawancara

terhadap subjek penelitian sehingga pemahaman siswa dapat sungguh-sungguh terukur dengan baik tidak hanya berdasarkan hasil test esai dan peta konsep saja. Dalam penelitian ini tidak dilakukan tes wawancara karena peneliti hanya ingin mengetahui korelasi antara kemampuan siswa membuat peta konsep dengan pemahaman siswa terhadap konsep fisika khususnya pada pokok bahasan hukum newton tentang gravitasi.

o Untuk penelitian yang kurang lebih sama sebaiknya variasi atau

jumlah soal untuk test esai diberikan lebih banyak sehingga hasilnya dapat diharapkan lebih akurat.

o Perlu adanya variasi alat yang digunakan sebagai alat test

pemahaman siswa sehingga alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar fisika tidak bersifat monoton dengan test esai atau pilihan ganda saja.

o Untuk penelitian selanjutnya materi diperluas sehingga

(82)

66

DAFTAR PUSTAKA

Carter V. Good. 1959. Ed, Dictionary Of Education. New York : McGraw-Hill Book Company

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga.

_______________. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Kartika Budi, Fr. Y. 1987. 1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam

(SAINS). Widya Dharma. Yogyakarta. Sanata Dharma.

Sri Harmi. 2008. Lebih Akrab dengan IPA untuk kelas IV. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

_______. 2008. Lebih Akrab dengan IPA untuk kelas V. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Subiyanto. 1988. Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DEPDIKBUD Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :

Remaja Rosdakarya

(83)

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta Timur : Bumi Aksara

Sumaji dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta : Kanisius Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi & perubahan konsep pendidikan fisika. Jakarta

: Gramedia

__________. 2006. Diktat Statistik Untuk mahasiswa Pendidikan Fisika.

Yogyakarta : Sanata Dharma

Windarto, P. Edi. 2007. Latihan Soal Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pada

Pokok Bahasan Kalor. Yogyakarta : Sanata Dharma Zaelani, Ahmad dkk. 2006. 1700 Bank Soal Fisika . Bandung : Yrama Widya http//cmap.ihmc.us/Publications/ResearchPapers/TheoryUnderlyingConceptMap. pdf

(84)

68

(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)

Lampiran 3 : Hand out Bacaan Tentang Peta Konsep untuk Siswa

Bacaan Tentang Peta Konsep yang diberikan Oleh Peneliti untuk Siswa Pengertian konsep

Konsep adalah sekumpulan klasifikasi-klasifikasi sejumlah objek, peristiwa, atau ide yang serupa menurut sifat-sifat atau atribut-nilai tertentu dalam satu kategori. Konsep dibedakan menjadi tiga kelompok :

1. Konsep logika matematis yaitu konsep yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap objek. Misalnya perkalian, penjumlahan, pengurangan dll.

2. konsep filosofis yaitu konsep yang berkaitan dengan sifat manusia. Misalnya bohong, jujur, sedih, senang, kagum dll. 3. konsep fisis yaitu konsep yang mengacu pada objek, sifat yang

menyatu dengan objek, proses/peristiwa yang terjadi pada objek, dan hubungan antar konsep yang satu dengan yang lain Dalam fisika, konsep adalah segala sesuatu yang sudah mengenai tentang peristiwa-peristiwa dan ciri-ciri yang menjadi objek dalam pembelajaran fisika dan penerapannya untuk dapat digunakan dalam berbagai kepentingan. Dalam pembelajaran fisika konsep yang dibahas adalah konsep fisis.

a. Konsep yang mengacu pada objek ada dua jenis yaitu konkret dan abstrak. Konsep yang mengacu pada konkret misalnya lensa, cahaya, zat padat, zat cair dll, sedangkan konsep yang mengacu pada abstrak adalah misalnya kalor, suhu, gravitasi, medan listrik dll.

b. Konsep yang mengacu pada sifat yang menyatu dengan objek. Misalnya panjang, massa, intensitas cahaya, panjang gelombang dll. c. Konsep yang mengacu pada proses misalnya pemuaian, mendidih,

mencair, membeku dll.

(91)

Dapat berubah Pengertian peta konsep

Peta konsep adalah gambaran grafis dimana titik-titik (kotak atau lingkaran) yang menunjukkan konsep-konsep dan garis-garis (lengkung atau lurus) yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep tersebut. Garis adalah tanda pada peta konsep. Garis-garis antara konsep-konsep dapat satu jalan, dua jalan atau tidak berarah.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat peta konsep a. Memilih topik atau pokok bahasan yang akan dibuat peta

konsep

b. Menentukan konsep-konsep yang relevan atau berhubungan dengan konsep pokok bahasan yang telah dipilih.

c. Meletakkan konsep-konsep sesuai dengan hubungannya mulai dari yang paling umum ke yang paling khusus

d. Menggambar garis-garis penghubung dan menyatakan hubungan pada garis penghubung tersebut

Contoh-contoh membuat peta konsep :

Contoh I. (membuat peta konsep sederhana) bentuk 1: Pokok bahasan : Perubahan Wujud Benda

Gas berubah wujud menjadi cair disebut mengembun

Gas berubah menjadi benda padat atau sebaliknya disebut menyublim Benda cair berubah menjadi gas disebut menguap

Benda padat berubah menjadi benda cair disebut mencair Benda cair berubah menjadi benda padat disebut membeku Gambar peta konsep :

Benda padat Benda cair

(92)

Dapat berwujud

memiliki

Berbeda

Adalah

Adalah menyebabkan

Contoh lain

Contoh II (mengembangkan peta konsep pada contoh satu menjadi lebih kompleks ) :

Pokok bahasan : wujud benda

Ada tiga jenis wujud benda yaitu padat, cair dan gas. Ketiga jenis wujud benda tersebut memiliki massa dan berat, massa dan berat memiliki makna yang berbeda, berat adalah gaya (gaya berat). Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dialami oleh benda. Contoh-contoh gaya yaitu gaya gravitasi, gaya pegas, gaya listrik, dan gaya magnet. Gaya dapat menyebabkan percepatan atau perlambatai pada suatu benda.

Gambar peta konsep:

Benda

Padat Cair Gas

Massa Berat

Gaya Tarikan

/Dorongan

Percepatan

(93)

Lampiran 4 : Bahan untuk Latihan Pembuatan Peta Konsep

Latihan I membuat peta konsep

SUHU

Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda.benda panas memiliki suhu yang tinggi dan benda dingin memiliki suhu yang rendah.

Skala suhu

Untuk menentukan skala suhu, cara umum yang biasa digunakan yaitu dengan cara memilih dua titik acuan tetap. Titik beku dan titik didih air digunakan untuk titik acuan pengukuran thermometer dan fahrenheit. Untuk thermometer titik beku air di tandai dengan 00C dan titik didihnya ditandai dengan 1000C sedangkan pada fahrenheit titik beku air ditandai dengan 32F dan titik didihnya ditandai dengan 212F.

Perbandingan antara skala suhu celcius, reanmur dan Fahrenheit :

(94)

Pemuaian Zat

Sebagian besar benda jika dipanaskan akan memuai dan jika didinginkan akan menyusut. Besar penyusutan atau pemuaian bergantung pada jenis bahan.

1. Pemuaian Panjang

Eksperiment menunjukkan bahwa perubahan panjang sebesar (∆L) pada hampir semua benda berbanding lurus dengan perubahan suhu (∆T). Perubahan ini juga sebanding dengan panjang mula-mula dari benda tersebut (Lo). artinya pada perubahan suhu yang sama , pertambahan panjang untuk besi yang panjang mula-mulanya 4 m adalah 2 kali disbanding besi dengan panjang mula-mula 2 m. Kesebandingan dapat ditulis :

T L

L= ⋅ ⋅∆

∆ 0 α dengan α= koefisien muai linier / panjang

2. Pemuaian Luas

Jika sebuah benda berbentuk lempengan, maka bila benda dipanaskan akan mengalami pemuaian luas. Persamaan pemuaian luas ∆A= A0⋅β⋅∆T; dengan β =koefisien muai luas=2α

3. Pemuaian Volume

Perubahan volume yang dialami oleh suatu benda jika dipanaskan juga digambarkan dengan persamaan yang mirip dengan persamaan sebelumnya yaitu :

T V

V = ⋅ ⋅∆

Gambar

Gambar 1. Diagram Skematik Neraca Cavendish
Gambar 2. Visualisasi medan gravitasi disekitar benda titik
Gambar 3. Orbit bumi
Gambar peta konsep :
+7

Referensi

Dokumen terkait

meliputi catatan Lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen (laporan, biografi, artikel). Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah didahului dengan

3.6 Melalui kegiatan meronce dengan sedotan anak mampu mengumpulkan 3 macam warna bendera negaraa. 4.6 Melalui kegiatan meronce dengan sedotan anak

Jika diketahui suatu matriks A=a ij berukuran mxn maka transpose dari A adalah matriks A T berukuran nxm yang didapat dari A dengan menuliskan baris ke-i dari A sebagai kolom ke-i

Metode yang dilakukan oleh Tim IbM dalam melaksanakan solusi dari permasalahan Mitra asosiasi peternak kelinci ”Mandiri” untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki

Timbangan ini dipasang pada bagian luar pabrik Casting (Penuangan) yang digunakan untuk menimbang MTC (Metal Transportation Car), yang digunakan untuk membawa ladle yang

Guru mengadakan refleksi berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan pembelajaran yang dilakukan guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tingkat

kami tidak akan beriman kepadamu ..." Ini adalah logika orang musyrik dalam meminta mukjizat, dengan kalimat lain, orang-orang musyrik itu berkata kepada

Ekspresi adalah pernyataan yang menghasilkan nilai dengan tipe tertentu, contoh ekspresi yang paling sederhana adalah operasi aritmatika seperti 5 + 2 (ekspresi yang menghasilkan