TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Oleh : R. Bayu Nugroho NIM : 055214031
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
FINAL PAPER
Presented as Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering Study Programme
By :
R. Bayu Nugroho Student Number : 055214031
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAMME SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
v
1. Tuhan yang selalu berperan dalam hidupku 2. Bapak dan Ibu tercinta
3. Kakakku yang selalu mendukungku
vi
.…..“ Jangan setengah-setengah dalam melakukan sesuatu “……
…..“ Hadapi permasalahan, maka solusi akan muncul “…..
…..“ Kerjakan apa yang bisa dikerjakan, pelajari apa yang bisa dipelajari “…..
ix
dibelah dengan sudut busur tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari unjuk kerja turbin aliran silang yang digunakan untuk pembangkit listrik.
Peralatan yang digunakan adalah sebuah turbin aliran silang. Sudu turbin dibuat dari pipa dengan diameter 1,75 inch. Diameter runner adalah 98 mm dengan panjang runner 104 mm. Jumlah sudu pada runner 22 buah dan busur sudu 740. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan debit yaitu 7 l/s; 7,9 l/s; 8,2 l/s; 8,6 l/s;9,5 l/s; 9,6 l/s; 10,7 l/s ; 11,3 l/s dan 12 l/s. Untuk menghasilkan listrik, turbin dihubungkan dengan generator. Pengukuran daya yang dihasilkan turbin dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus yang dihasilkan generator pada kondisi generator diberi variasi pembebanan dari 10 W, 20 W, 30 W, 40 W, 50 W, 60 W, 70 W, dan 80 W. Pada setiap pembeban, putaran turbin diukur dengan tachometer.
x
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian untuk Tugas Akhir
dengan judul “TURBIN ALIRAN SILANG DENGAN BUSUR SUDU 74o YANG
DIBUAT DARI PIPA DIBELAH DENGAN RADIUS SUDU 0,875 INCI DAN
JUMLAH SUDU 22 ”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
meraih gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kapada:
1. Yosef Agung Cahyanta, S.T.,M.T, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi dan
Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Budi Sugiharto, S.T.,M.T, ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma, serta sebagai Dosen Pembimbing
Akademik.
3. Segenap Dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memberikan banyak bantuan selama proses penelitian Tugas Akhir ini.
4. Drs. Dwi Sujoko M.T., Guru STM Pembangunan yang telah membantu dalam
proses pembuatan runner.
5. Kedua Orang Tua dan kakak yang telah banyak memberikan dorongan dan
xi saran kepada penulis.
8. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu
diperbaiki dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan
masukan dan kritik, serta saran yang membangun dari berbagai pihak demi
kesempuranaan Tugas Akhir ini. Semoga penulisan Laporan Kerja Praktek ini dapat
bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.
Yogyakarta, 22 Juli 2009
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii
INTISARI ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 2
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II. DASAR TEORI ... 4
xiii
2.3.2 Pergerakan Air Turbin Aliran Silang ... 11
2.3.3 Perhitungan Dimensi Turbin ... 15
BAB III. METODE PENELITIAN ... 23
3.1. Diagram Alir Penelitian ... 23
3.2. Perancangan Turbin Aliran Silang ... 24
3.3. Pembuatan Alat Uji ... 31
3.3.1 Pembuatan Kerangka Alat Uji ... 31
3.3.2 Pembuatan Roda Jalan ... 32
3.3.3 Perakitan Alat Uji ... 37
3.4. Pengambilan Data ... 39
3.4.1 Alat yang Digunakan ... 39
3.4.2 Cara Kerja Alat Uji ... 40
3.4.3 Variabel yang Diukur ... 42
3.4.4 Variabel yang Divariasikan ... 42
3.4.5 Langkah Kerja Pengambilan Data ... 43
3.4.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1. Data Hasil Penelitian ... 46
4.2. Perhitungan Data Hasil Penelitian ... 49
xiv
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
xv
Gambar 2.1. Runner ... 8
Gambar 2.2. Nozzle ... 9
Gambar 2.3. Rumah Runner ... 9
Gambar 2.4. Motor Induksi ... 10
Gambar 2.5. Turbin Crossflow... 11
Gambar 2.6. Aliran Air Pada Turbin Crossflow ... 12
Gambar 2.7. Defleksi Pergerakan Air Paa Turbin Aliran Silang ... 13
Gambar 2.8. Segitiga Kecepatan pada Turbin Crossflow ... 13
Gambar 2.9. Gabungan Segitiga Kecepatan pada Turbbin Aliran Silang... 14
Gambar 2.10. Kelengkungan Sudu ... 16
Gambar 2.11. Jarak Antar Sudu ... 17
Gambar 2.12. Alur Pancaran Air... 18
Gambar 2.13. Penampang Nozzle... 19
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ... 23
Gambar 3.2. Sketsa Alat Uji ... 31
Gambar 3.3. Gambar Mal yang Digunakan untuk Membelah Pipa ... 33
Gambar 3.4.Sudu yang Sudah Dibelah ... 33
Gambar 3.5. Piringan Runner ... 34
Gambar 3.6. Poros Runner ... 35
xvi
Gambar 3.11. Diagram Alir Pengambilan Data ... 44
Gambar 4.1. Grafik Daya vs Putaran pada Tinggi Bukaan Nozzle 9 mm ... 56
Gambar 4.2. Grafik Daya vs Putaran pada Tinggi Bukaan Nozzle 14 mm ... 56
Gambar 4.3. Grafik Daya vs Putaran pada Tinggi Bukaan Nozzle 19 mm ... 57
Gambar 4.4. Perbandingan Beban Terpakai pasa Variasi Pembebanan ... 60
Gambar 4.5. Grafik Daya vs Putaran Menurut Mockmore ... 61
Gambar 4.6. Grafik Effisiensi vs Putaran pada Tinggi Nozzle 9 mm... 62
Gambar 4.7. Grafik Effisiensi vs Putaran pada Tinggi Bukaan Nozzle 14 mm ... 63
Gambar 4.8. Grafik Effisiensi vs Putaran pada Tinggi Bukaan Nozzle 19 mm ... 63
xvii
Tabel 3.1. Beberapa Pilihan Ukuran Panjang dan Lebar Runner ... 26
Tabel 3.2 Variasi Debit ... 42
Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian dengan Debit 8,2 l/s ... 46
Tabel 4.2. Data Hasil Penelitian dengan Debit 10,7 l/s ... 47
Tabel 4.3. Data Hasil Penelitian dengan Debit 12 l/s ... 47
Tabel 4.4. Data Hasil Penelitian dengan Debit 7,9 l/s ... 48
Tabel 4.5. Data Hasil Penelitian Dengan Debit 9,5 l/s... 48
Tabel 4.6. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 8,2 l/s ... 50
Tabel 4.7. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 10,7 l/s ... 51
Tabel 4.8. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 12 l/s ... 51
Tabel 4.9. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 7,9 l/s ... 51
Tabel 4.10. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 9,5 l/s ... 52
Tabel 4.11. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 10,7 l/s ... 52
Tabel 4.12. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 8,2 l/s ... 53
Tabel 4.13. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 9,5 l/s ... 54
Tabel 4.14. Tabel Hasil Perhitungan dengan Debit 12 l/s ... 54
Tabel 4.15. Daya Keluaran Turbin Aliran Silang dengan Busur sudu 74º dan Jumlah Sudu 22 Buah ... 58
1
1.1 Latar Belakang
Listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan utama manusia. Jarang sekali
melihat peralatan yang tidak menggunakan listrik. Tidak dapat dipungkiri bahwa
listrik memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan. Tetapi kebutuhan
manusia dalam energi listrik tidak diimbangi oleh ketersediaan energi listrik yang
memadahi, sebagai contoh di Indonesia yang masih sering terjadi pemadaman
bergilir khususnya di luar pulau jawa dan di daerah-daerah terpencil.
Krisis energi yang melanda dunia dewasa ini sebagai akibat menipisnya
persediaan batubara dan minyak bumi membuat manusia banyak beralih ke energi
alternatif, salah satunya adalah dengan pemanfaatan energi yang berasal dari air.
Tapi penggunaan energi alternatif ini belum banyak dikenal oleh
masyarakat luas. Hal ini dikarenakan ketergantungan masyarakat atas bahan bakar
yang berasal dari batu bara dan minyak bumi sangat tinggi. Selain itu penggunaan
energi elternatif mempunyai effisiensi yang jauh lebih kecil dan biaya perawatan
yang tidak sebanding dengan hasil yang didapat.
Oleh karena itu penelitian-penelitian tentang pemanfaatan energi alternatif
yang memanfaatkan tenaga air sangat berguna bagi perkembangan teknologi saat
ini yang mengutamakan keramahan lingkungan dan yang terutama mengurangi
Pada umumnya pemanfaatan energi air adalah dengan menggunakan
turbin, diantaranya turbin aliran silang. Kesulitan pembuatan turbin aliran silang
salah satunya adalah pembuatan sudu yang biasanya menggunakan plat yang
dilengkung. Agar lebih mudah dan murah, pada penelitian ini akan dicoba sudu
bukan dibuat dari plat yang dilengkung melainkan pipa yang dibelah. Diharapkan
hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan oleh masyarakat luas.
1.2 Rumusan Masalah
Pada umumnya sudu turbin aliran silang dibuat dari plat yang dilengkung.
Pada penelitian ini akan dicoba dibuat sudu turbin dari pipa yang dibelah dengan
busur sudu 74°, radius sudu 0,875 inci dan jumlah sudu 22 buah. Turbin akan
diteliti unjuk kerjanya pada variasi debit dan beban alternator.
1.3 Tujuan
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk :
1. Mengetahui unjuk kerja turbin aliran silang dengan busur sudu 74°, radius
sudu 0,875 inchi dan jumlah sudu 22 buah pada kisaran putaran turbin 386
rpm - 421 rpm. Unjuk kerja yang dimaksud adalah mengetahui daya dan
effisiensi terbesar dari turbin tersebut.
2. Membandingkan unjuk kerja yang dihasilkan dengan unjuk kerja dari
turbin aliran silang yang sudunya terbuat dari plat yang dilengkung dengan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Menambah kepustakaan teknologi pembangkit tenaga listrik.
2. Ikut serta dalam upaya memasyarakatkan pemanfaatan energi alternatif.
terutama pemanfaatan energi yang berasal dari air.
3. Menjadi referensi dalam pembuatan turbin aliran silang di daerah-daerah
4 2.1 Tinjauan Pustaka
Unjuk kerja turbin crossflow dipengaruhi oleh banyak parameter antara lain jumlah sudu, sudut pancaran air masuk, sudut keluar, posisi pancaran air masuk,
lintasan aliran air di dalam turbin, rasio lebar dan diameter runner, rasio diameter dalam dan diameter luar serta manufaktur runner maupun nozzle. Penelitian tentang turbin crossflow banyak dilakukan untuk sudu yang dibuat dari plat yang dilengkung. Turbin crossflow yang dilengkapi dengan saluran pengarah di dalam runnernya pernah dibuat dan diuji (Olgun, 2000). Saluran pengarah dibuat dengan tujuan untuk
mengumpulkan dan mengarahkan air yang keluar dari sudu atas agar dapat menuju
sudu bawah dengan lebih baik. Tiga bentuk saluran telah dibuat dan diuji dengan
berbagai variasi posisi saluran pengarah serta variasi bukaan nozzle. Penambahan saluran didalam runner ternyata tidak menaikkan efisiensi tetapi justru menurunkan efisiensi turbin crossflow sebesar 5 %.
Penelitian terhadap pengaruh perbandingan diameter dalam dan diameter luar
adalah 0,75; 0,67; 0,58; dan 0,54. Sudut masuk pancaran air dipilih sebesar 16o. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa efisiensi tertinggi dicapai pada perbandingan 0,75 dan
terendah pada perbandingan 0,54 dengan perbedaan sebesar 3%. Efisiensi tertinggi
yang bisa dicapai adalah sebesar 72%.
Penelitian terhadap pengaruh sudut nozzle menunjukkan bahwa efisiensi akan semakin besar jika sudut nozzle semakin besar (Khosrowpanah, 1988). Penelitian ini menggunakan 3 buah runner dengan jumlah sudu 20, 15 dan 10 serta 1 buah runner dengan diameter setengah dari diameter runner yang lain, sedangkan jumlah sudunya 20. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa efisiensi tertinggi dari tiap runner dicapai pada kecepatan spesifik yang sama. Semakin banyak jumlah sudu akan
memberikan efisiensi yang semakin tinggi, namun jumlah sudu tersebut ada batasnya.
Untuk sudut nozzle tertentu efisiensi maksimum dicapai pada jumlah sudu tertentu. Ada jumlah sudu optimum untuk sudut nozzle tertentu (Joshi,1995).
Penelitian turbin menggunakan sudu yang dibuat dari pipa dibelah telah
dilakukan (Sutarja, 2009). Runner yang diuji memiliki sudut busur sudu 74º, radius sudu 0,875 inci dan jumlah sudu 18 buah. Diameter luar runner 98 mm dan panjang runner 104 mm. Hasil dari penelitian menunjukkan daya maksikmal yang dapat dicapai adalah 68,9 Watt dan effisiensi terbesar adalah 17,26 %.
2.2 Pengertian Turbin Air
Turbin air adalah suatu alat yang mengkonversi energi potensial menjadi
energi mekanik. Karena energi yang dimanfaatkan adalah energi yang berasal dari
air, maka energi potensial yang dimaksud adalah energi potensial air sedangkan
energi mekanik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan generator yang
dapat menghasilkan listrik.
Turbin air secara umum dapat dikelompokkan menjadi turbin impuls dan
turbin reaksi. Macam-macam turbin impuls antara lain : turbin pelton, turbin turgo,
dan turbin aliran silang ( crossflow ) sedangkan macam-macam turbin reaksi antara lain : turbin francis dan turbin Kaplan. Untuk selanjutnya yang akan dibahas adalah
mengenai turbin aliran silang ( crossflow ).
2.3 Turbin Aliran Silang
Dikatakan turbin aliran silang karena turbin jenis ini mengambil energi air dua
kali yaitu melalui sudu atas dan sudu bawah. Pancaran air masuk turbin melalui
bagian atas, memberikan energi ke sudu sehingga sudu berputar menggerakkan
runner, kemudian masuk secara menyilang ke bagian dalam turbin dan keluar melalui
bagian bawah turbin.
atau ada juga yang menyebut dengan nama turbin Ossberger sesuai dengan nama
perusahaan yang memproduksinya.
Turbin Crossflow atau turbin aliran silang merupakan salah satu jenis turbin impuls. Dapat disebut turbin impuls karena setelah membentur sudu, kecepatan aliran
berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impuls). Pada turbin impuls tekanan
aliran air yang keluar dari nozzle sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua
energi tinggi tempat dan tekanan yang ada diubah menjadi energi kecepatan.
Turbin crossflow terdiri dari dua bagian utama yaitu nosel dan runner. Turbin crossflow menggunakan nosel persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel. Pancaran air dari nosel masuk turbin dan mengenai sudu sehingga
terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.
Turbin crossflow baik sekali digunakan untuk pusat tenaga air kecil dengan
daya ± 750 kW, tinggi jatuh air 1 m sampai dengan 200 m, kapasitas aliran air antara
0,02 m3 / detik sampai dengan 7 m3 / detik dan kecepatan putarnya antara 60 rpm
sampai dengan 200 rpm tergantung pada diameter roda.
2.3.1 Bagian-Bagian Turbin Aliran Silang
1. Roda Jalan
Roda jalan ( runner ) merupakan bagian turbin yang paling penting karena pada bagian inilah yang dapat mengerakkan generator sehingga dapat
menghasilkan listrik. Roda jalan (runner) turbin aliran silang terdiri dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel. Dalam penelitian
ini, sudu yang digunakan berasal dari pipa hitam yang dibelah.
Gambar 2.1 Runner
2. Nozzle
Nozzle berfungsi untuk mengarahkan air agar sudu sepanjang runner seluruhnya terkena air yang masuk, oleh karena itu diusahakan panjang nozzle sama dengan panjang runner . Fungsi lain dari nozzle adalah untuk mengatur
Gambar 2.2 Nozzle
3. Rumah Runner
Rumah runner adalah tempat untuk menempatkan runner agar dapat berputar dengan baik. Pada rumah runner terdapat bantalan untuk mengurangi gesekan ketika poros runner berputar dan membuatnya berputar pada posisi
yang sama ( tidak oleng ).
Untuk dapat menghasilkan listrik, turbin harus dilengkapi dengan generator.
Generator terdiri dari 2 macam yaitu generator sinkron dan generator asinkron. Untuk
pembangkit listrik pada PLTMH dengan kapasitas yang kecil, generator asinkron
lebih handal dibandingkan dengan generator sinkron. Namun kelemahan utama
generator asinkron adalah tidak adanya magnet permanen. Generator asinkron yang
biasa digunakan adalah motor induksi. Motor induksi inilah yang juga digunakan
dalam penelitian ini.
Motor induksi umumnya berputar dengan kecepatan konstan mendekati
kecepatan sinkronnya. Perubahan beban pada motor induksi akan mempengaruhi
putaran motor induksi. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi
yang menimbulkan perubahan tegangan. Semakin bertambah beban yang diterima
motor induksi, tegangan akan semakin turun. Dari motor induksi dapat di ukur arus
(I) dan tegangan keluaran (V) yang kemudian digunakan untuk menentukan besarnya
daya yang dihasilkan.
2.3.2 Pergerakan Air pada Turbin Aliran Silang
Gambar 2.5 Turbin Crossflow (http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf )
Dari Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa pancaran air dari nosel masuk ke
rumah runner dan mengenai sudu turbin, memutar runner sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Pancaran air masuk turbin
melalui bagian atas, memberikan energi ke sudu kemudian masuk ke bagian
dalam turbin dan keluar melalui bagian bawah turbin. Turbin mengambil
energi air dua kali yaitu melalui sudu atas dan sudu bawah. Pada bagian atas
turbin mengambil energi sebesar 72 % dan pada bagian bawah turbin
Gambar 2.6 Aliran air pada turbin Crossflow (Mockmore, 1949, hal. 6)
Pada Gambar 2.6 diasumsikan bahwa air yang masuk membentur sudu
runner pada titik A membentuk sudut α terhadap kecepatan kelilingnya. Indeks
u pada gambar 2 adalah kecepatan keliling runner dan β adalah sudut antara kecepatan relatif air dengan kecepatan keliling runner. Kecepatan air yang masuk runner ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
V1=C (2gH)½ (Mockmore,1949,hal 6) ..……... 2.1
Dengan :
V1 = kecepatan air masuk runner kecepatan absolut ( ft / s )
C = Koefisien kerugian pada nozzle
g = Percepatan grafitasi ( ft / s2 )
Namun pada prakteknya, alur pergerakan air pada turbin aliran silang
tidak seperti yang terdapat dalam Gambar 2.6 karena ternyata terdapat
defleksi sebesar θ seperti dalam Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Defleksi pada pergerakan air pada Turbin Aliran Silang (Mockmore, 1949, hal. 8)
Untuk menganalisis pergerakan air pada saat melintasi sudu runner suatu
turbin aliran silang dapat menggunakan segitiga kecepatan.
Sudut β1 pada gambar 2.6 ditentukan oleh nilai α1, V1, dan u1.
Jika u1 = ½ V1 cos α1 (Mocmore, 1949, hal.10)... 2.2
maka tan β2 = 2 tan α1 (Mocmore, 1949, hal.10)... 2.3
Untuk menghasilkan effisiensi tertinggi sudut masuk α1 dibuat 16º dan
biasanya untuk perhitungan-perhitungan, sudut α1 di asumsikan 16º.
Jika α1 = 16º, maka harga β1 = 29o, 30o atau 50o atau nilai pendekatan.
(Mockmore, 1949, hal 10).
Β2’ adalah sudut sudut keluar sisi atas pada keliling dalam runner. Dengan asumsi v1 = v2 dan α1 = α2, maka besarnya β2’ = 90o untuk membuat
aliran pancaran air radial.
2.3.3 Perhitungan Dimensi Turbin
C = Koefisien nosel, biasanya bernilai 0,98
k = Faktor koreksi, biasanya bernilai 0,087
H = Head ketinggian (ft)
N = Putaran turbin (rpm), dan L dalam inchi
c. Perbandingan panjang dan diameter turbin
Q = Debit aliran air (cfs)
H = Head ketinggian (ft)
D1 = Diameter luar runner ( inchi )
d. Jari-jari kelengkungan sudu (ρ)
1
326 ,
0 ⋅r
=
ρ (Mockmore, 1949, hal 15)...2.7
Dengan :
r1 = jari-jari luar runner (inci), ρ dalam inchi
e. Lebar sudu (a )
1
17 ,
0 D
a = ⋅ (Mockmore, 1949, hal.12)...2.8
f. Jarak antar sudu (t)
1 1 k D
s = ⋅ (Mockmore, 1949, hal .14) ...2.9
1 1
sin ⋅
=
β
s t
(Mockmore, 1949, hal.10) ...2.10
S1 = Jarak antar sudu pada pancaran air masuk ( inchi ), t dalam inchi
g. Jumlah sudu (n)
j. Efisiensi maksimal turbin (εmax )
k. Tinggi Penampang Nosel
Penampang nozzle berbentuk persegi panjang. Panjang nozzle sama dengan panjang runner.
1
Gambar 2.13 Penampang Nozzle
Dengan :
l. Sudut pusat sudu jalan (δ)
Urutan dalam menghitung diameter poros yang diperlukan adalah :
2
s τ (Sularso,2004,hal.8)...2.22
Dengan :
Kt = Faktor koreksi
Cb = Faktor koreksi akibat pembebanan, ds dalam mm
n. Rumus perhitungan untuk pengolahan data
Dengan :
V = Tegangan terukur ( volt )
I = Arus terukur ( ampere ), Pout dalam watt
• Effisiensi total ( η )
Pin Pout
=
η
• Kecepatan spesifik ( nq )
75 , 0 H
Q N
nq = ( Fritz Dietzel, 1993, hal.20 ) ...2.24
23
3.1 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir untuk penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
MULAI
STUDI PUSTAKA
PERANCANGAN TURBIN ALIRAN SILANG
PEMBUATAN TURBIN ALIRAN SILANG
PENGAMBILAN DATA
PENGOLAHAN DATA
PEMBAHASAN DAN PENARIKAN KESIMPULAN
3.2 Perancangan Turbin Aliran Silang
Dalam perancangan turbin aliran silang diperlukan parameter yang sudah
diketahui sebagai dasar untuk perhitungan-perhitungan parameter lain. Dalam
perancangan ini, parameter yang sudah diketahui adalah :
a. Tinggi tekan / head ( H ) = 4,5 meter = 14, 765 ft
h. Percepatan gravitasi = 32,18 ft/s2
b. Radius sudu ( ρ )
Radius sudu yang akan diteliti pada awalnya adalah 0,75 inci. Untuk
mendapatkan radius sudu 0,75 inci, diameter pipa yang digunakan adalah 1,5
inci. Tetapi ukuran tersebut adalah ukuran nominal saja karena pada
kenyataannya diameter pipa tersebut adalah 1,75 inci. Sehingga radius sudu
kenyataan adalah :
ρ =0,5×d1 digunakan perbandingan harga L dan D1 dimana harga L/D1 dicari yang
mendekati 1 dan hasil perkaliannya adalah 15,466 inci ( hasilperhitungan di
atas ).
Berikut ini adalah beberapa pilihan ukuran panjang dan diameter runner
Tabel 3.1. Beberapa Pilihan Ukuran Panjang dan Lebar Runner
Dari beberapa pilihan di atas, ukuran yang dipilih adalah 3,86 inci untuk
diameter luar runner. Sehingga didapatkan panjang runner 4,01 inci. Tetapi karena menyesuaikan dengan ukuran rumah runner, maka panjang runner
yang digunakan adalah 4,094 inci. d. Kecepatan putar runner ( N )
Kecepatan runner di atas adalah kecepatan putar runner tanpa beban.
e. Lebar nozzle ( so )
a inch ( dalam penelitian, lebar sudu yang dipakai adalah 0,95 inci )
k. Diameter dalam runner ( D2 )
o. Perhitungan Poros
Harga sf2 brnilai 1,3-3 untuk mempertimbangkan pengaruh konsentrasi
= 3
= 15,27 mm ( Diameter poros yang digunakan 25 mm ).
Kt dipilih = 1,5 karena diperkirakan terjadi sedikit kejutan atau
tumbukan (Sularso,2004, hal.8).
Cb = 1,2 karena diperkirakan terjadi sedikit pembebanan lentur
(Sularso,2004, hal.8).
Dari perhitungan-perhitungan di atas, didapatkan geometri turbin :
a. Radius sudu = 0,875 inci
3.3 Pembuatan Alat Uji
3.3.1 Pembuatan Kerangka Alat Uji
Kerangka turbin digunakan untuk menempatkan generator, puli, pompa,
bak penampungan air, dan unit turbin.
Proses pembuatan kerangka turbin adalah sebagai berikut:
1. Mengukur rangka dudukan generator, puli, rumah turbin dan bak
penampungan air.
2. Membuat sketsa rangka dan menggambar kerangka.
3. Membeli bahan yang diperlukan, di antaranya besi L dan plat besi.
4. Memotong bahan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
5. Membuat lubang untuk baut dengan mesin bor.
6. Semua potongan dilas dan dibentuk sesuai dengan sketsa.
7. Mengelas dudukan roda dan memasang roda.
8. Bak penampungan air dibuat dan dipasang pada rangka sesuai sketsa.
9. Pengecatan kerangka turbin.
3.3.2 Pembuatan Roda Jalan
Bagian penting dari turbin aliran silang yaitu runner atau roda jalan. Proses pembuatan roda jalan memerlukan tahapan-tahapan tertentu dan berbeda-beda.
Tahapan yang dilakukan penulis dalam membuat roda jalanyaitu :
1. Pembuatan Sudu
Sudu turbin dibuat dari pipa yang dibelah. Pipa yang digunakan
berdiameter 1,75 inci, panjang pipa untuk sudu adalah 104 mm sesuai panjang
runner perancangan dan tebal 1,5 mm. Pipa yang akan dibelah diberi mal dan
digaris. Tujuannya untuk memudahkan dalam pembelahan. Mal dibuat dengan
menggunakan program solidwork. Pipa kemudian dibelah dengan
Gambar 3.3 Gambar Mal yang Digunakan untuk Membelah Pipa
Dari gambar 3.2 dapat dilihat bahwa dari 1 buah pipa berdiameter 1,75
inci yang dibelah dengan sudut masing-masing 74º menghasilkan 4 buah sudu
dan satu bagian yang dihilangkan. Jumlah sudu yang dibutuhkan adalah 22
buah.
Gambar 3.4 Pipa yang sudah dibelah Menjadi Sudu Bagian pipa yang tidak
2. Pembuatan Piringan
Piringan digunakan sebagai tempat menempelnya sudu-sudu turbin.
Piringan roda jalan dibuat dari plat besi dengan diameter 98 mm dan tebal 5
mm dan berjumlah 2 buah.
Gambar 3.5 Piringan Runner
Piringan yang dibuat menyerupai piringan pada roda jalan turbin buatan
Cihanjuang baik ukuran maupun bentuknya. Hal ini bertujuan agar roda jalan
dapat dipasang pada rumah runner. 3. Pembuatan Poros
Poros dibuat dari besi pejal dengan panjang 290 mm dan diameter 28
mm. Pembuatan poros menggunakan mesin bubut. Poros dibentuk sesuai
Gambar 3.6 Poros Runner
Bagian tengah poros yang digunakan dalam penelitian kali ini dibuat
kecil dengan diameter 9 mm. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
pancaran air terhambat oleh poros sehingga mengakibatkan aliran tidak silang.
4. Pembuatan Alur Sudu
Alur yang dibuat pada piringan bertujuan untuk memudahkan
pemasangan sudu pada kedua piringan sehingga sudu yang dipasang dapat
presisi. Alur dibuat menggunakan mesin CNC dan berjumlah 22 buah sesuai
dengan jumlah sudu.
5. Perakitan Roda Jalan (runner)
Komponen runner yang sudah dibuat kemudian dilas dengan menggunakan las listrik. Piringan dipasang pada poros, berhadapan dengan
jarak 104 mm. Pengelasan harus dilakukan dengan benar dan teliti agar
hasilnya simetris dan tidak oleng.
Piringan yang sudah di buat alur kemudian dipasangi sudu satu persatu
dengan cara dilas listrik. Langkah terakhir adalah finishing dengan menggunakan mesin bubut dan gerinda tangan, tujuannya agar permukaan
turbin dan harapannya runner dapat berputar seimbang (balance).
3.3.3 Perakitan Alat Uji
Tahap terakhir sebelum penelitian dilakukan adalah perakitan alat uji. Alat
uji yang akan dirakit meliputi : unit turbin, unit generator, transmisi dari turbin ke
generator yang berupa pulley dan belt, pompa dan pipa saluran air, dan unit
kelistrikan.
a. Pemasangan unit turbin dan unit pulley turbin
Rumah turbin dipasang pada kerangka dan dudukan yang telah
ditetapkan. Rumah turbin dipasang tepat diatas bak penampungan air. Sebelum
pemasangan rumah turbin pada kerangka, sebaiknya diberi sealan agar tidak terjadi kebocoran pada sambungan selanjutnya baut dipasang.
Setelah rumah turbin dipasang, pulley turbin dipasang. Pemasangan pulley harus lurus dengan poros turbin. Tujuannya agar putaran turbin dapat maksimal.
b. Pemasangan unit generator dan unit pulley generator
Pemasangan pertama yang dilakukan yaitu pemasangan pulley generator. Pulley generator harus dipasang simetris dengan pulley turbin. Pulley generator diatur agar sabuk tidak kendur. Hal ini bertujuan agar pada saat pulley berputar sabuk tidak lepas. Bila sudah pas kemudian dikencangkan dengan baut.
Tahap selanjutnya adalah pemasangan generator. Saat pemasangan
dengan poros turbin agar putaran balance. Jika sudah tepat, generator dikencangkan dengan baut.
c. Pemasangan pompa dan pipa saluran air
Pompa yang digunakan ada dua buah dan dipasang paralel. Pompa
dipasang pada tempat yang telah ditentukan. Saluran hisap pompa harus
dipasang sejajar dengan lubang pada bak penampungan. Saluran buang pipa
dibuat dua, satu untuk masuk nozzle dan satu untuk pembuangan ke bak. Pemasangan pipa harus sejajar dengan masukan nozzle dan tegak lurus agar tidak terjadi kebocoran.
d. Pemasangan rangkaian listrik
Rangkaian listrik yang digunakan sederhana, hanya menghubungkan
rangkaian dari generator ke Panel Hubung Bagi (PHB) dan selanjutnya ke
Gambar 3.9 Alat Uji
3.4 Pengambilan Data 3.4.1 Alat yang Digunakan
a. Runner yang akan diteliti unjuk kerjanya
b. Rumah turbin yang sudah menjadi kesatuan dengan nozzle yang penampangnya berbentuk persegi panjang.
c. Dua buah pompa air berkapasitas masing-masing 600 liter/menit, daya
d. Motor induksi 3 phase, daya 0,5 HP, dan putaran 1390 rpm. Motor induksi
ini yang akan dijadikan generator.
e. Lampu sebagai beban dengan daya masing-masing lampu 10, 20, 30, 40,
50, 60 watt, dst.
f. Transmisi sabuk dan pulley dengan angka transmisi 1 : 2.
g. Pipa PVC berdiameter 2 inch dan water mur sebagai pipa penstock..
h. Tang ampere yang digunakan untuk mengukur arus yang menuju ke
beban.
i. Alat ukur rpm (tachometer). j. Panel Hubung Bagi (PHB).
3.4.2 Cara Kerja Alat Uji
Turbin aliran silang akan bekerja jika ada aliran air yang memiliki
ketinggian head seperti aliran sungai atau air terjun. Pada penelitian ini, aliran sungai akan diganti dengan pompa listrik yang berkapasitas 10 l/s dan head 22 m. Pompa yang digunakan berjumlah dua buah. Penambahan pompa dikarenakan
Gambar 3.10 Sistem Kerja Alat Uji Turbin
Keterangan :
: Aliran air
: Urutan kerja alat uji
Turbin aliran silang yang digunakan dalam penelitian menggunakan
sistem aliran tertutup. Air yang melewati turbin akan digunakan kembali dalam
proses selanjutnya. Pompa akan megalirkan air yang ditampung pada sebuah bak
dengan kapasitas 240 liter. Air akan dipompa menuju ke nozzle melalui pipa penstock berdiameter 2 inch. Untuk mengatur debit dipasang dua buah kran pada sisi buang dan sisi masuk nozzle. Sedangkan untuk mengatur nozzle menggunakan kontrol yang terdapat pada rumah turbin.
Pompa Air
Nozzle Turbin Generator
PHB
Beban Bak Penampungan
Air yang masuk ke nozzle akan menyembur mengenai sudu-sudu turbin. Air akan memutar turbin dan akan kembali dalam bak penampungan. Turbin yang
berputar akan menggerakan pulley turbin dan selanjutnya akan menggerakkan pulley generator dan memutar generator. Generator yang berputar akan menyebabkan terjadinya perbedaan medan magnet sehingga menghasilkan listrik.
Arus listrik akan disalurkan menuju PHB (Panel Hubung Bagi). Dari PHB arus
akan dialirkan menuju beban. Beban akan bekerja ( menyala ) jika tegangan yang
dihasilkan mencukupi.
3.4.3 Variabel yang Diukur
1. Putaran Generator
2. Tegangan yang dihasilkan generator.
3. Arus yang dihasilkan generator.
4. Tekanan air.
3.4.4 Variabel yang Divariasikan
1. Variasi debit air pada bukaan kran penuh, setengah dan kecil untuk setiap
tinggi bukaan nozzle nozzle. Tinggi bukaan nozzle yang digunakan adalah
: 9 mm, 14 mm, 19 mm.
Debit air terukur untuk bukaan kran penuh, setengah dan kecil pada
Tabel 3.1 Variasi Debit
Bukaan : Penuh Bukaan : Setengah Bukaan : Terkecil T.Bukaan Debit T.Bukaan Debit T.Bukaan Debit
Nosel Nosel Nosel
9 mm 8,2 l/s 9 mm 7,9 l/s 9 mm 7 l/s 14 mm 10,7 l/s 14 mm 9,5 l/s 14 mm 8,6 l/s 19 mm 12 l/s 19 mm 11,3 l/s 19 mm 9,6 l/s
2. Beban generator, berupa lampu dengan daya: 10 watt, 20 watt, 30 watt, 40
watt, 50 watt, 60 watt, dst ( kelipatan 10 watt ).
3.4.5 Langkah Kerja Pengambilan Data
Langkah kerja untuk pengambilan data adalah seperti diagram alir pada
Gambar 3.11 Diagram Alir Pengambilan Data 7. Hidupkan beban 10W
d
c
b
13. Matikan pompa air
Selesai 11. Variasi tinggi Bukaan nozzle : 14 mm;19 mm 9. Variasi beban : 20;30;40;50 ;60W,dst
10. Matikan beban
12. Variasi bukaan kran :
6. Ukur tekanan air
8. Ukur V,I, Ngenerator 1. Pasang runner
padarumah runner
3.4.6 Pengolahan dan Analisis Data
Setelah pengambilan data dilakukan, maka dilakukan pengolahan data sebagai
berikut :
1. Menghitung daya yang tersedia untuk setiap variasi debit dan beban.
2. Menghitung daya yang dihasilkan generator untuk tiap variasi beban dan
debit.
3. Menghitung efisiensi total untuk tiap variasi beban dan debit.
4. Membandingkan daya maksimum dan effisiensi total dengan turbin aliran
silang dengan sudu yang dibuat dari plat dilengkung, busur sudu 74°, dan
46 4.1. Data Hasil Penelitian
Turbin yang akan diuji unjuk kerjanya berjumlah 2 buah. Pertama adalah
turbin buatan sendiri, yaitu turbin yang sudunya terbuat dari pipa dibelah dengan
busur sudu 74°, radius sudu 0,875 inci dan jumlah sudu 22 buah. Sedangkan turbin
kedua adalah turbin buatan cihanjuang, yaitu turbin yang sudunya terbuat dari plat
dilengkung dengan busur sudu 74° dan jumlah sudu 28 buah. Hal ini bertujuan
sebagai perbandingan dari unjuk kerja turbin buatan sendiri yang menjadi objek
penelitian tersebut.
Data hasil penelitian dari turbin aliran silang dengan sudu yang dibuat dari
pipa yang dibelah dengan busur 74°, radius sudu 0,875 inchi dan jumlah sudu 22
buah adalah :
a. Bukaan kran penuh dengan variasi tinggi nozzle 9 mm, 14 mm, dan 19
mm ( debit 8,2 l/s, 10,7 l/s, 12 l/s )
.
Tabel 4.1 “lanjutan”
Debit = 8,2 l/s T,Nozzle = 9 mm Beban
(watt) Tegangan (volt)
Arus
Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian dengan Debit 10,7 l/s Debit = 10,7 l/s T.Nozzle = 14 mm
b. Bukaan kran sebagian dengan variasi tinggi nozzle 9 mm, 14 mm, dan
19 mm ( debit 7,9 l/s, 9,5 l/s, 11,3 l/s ).
Tabel 4.4 Data Hasil Penelitian dengan Debit 7,9 l/s Debit = 7,9 l/s T.Nozzle = 9 mm
Tabel 4.5 Data Hasil Penelitian dengan Debit 9,5 l/s Debit = 9,5 l/s T,Nozzle = 14 mm
Untuk variasi debit 11,3 l/s tidak didapatkan data.
c. Bukaan kran kecil dengan variasi tinggi nozzle 9 mm, 14 mm, dan 19
mm ( debit 7 l/s, 8,6 l/s, 9,6 l/s ).
4.2 Perhitungan Data Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian, kemudian dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan daya yang tersedia ( Pin ), daya yang dihasilkan turbin ( Pout ),
effisiensi total ( ηtot ), dan kecepatan spesifik ( nq ).
Contoh perhitungan debit 8,2 l/s untuk beban 10 W :
Tegangan terukur ( V ) = 175 V
Hasil perhitungan untuk beban lainnya disajikan dalam tabel-tabel berikut :
a. Pada bukaan kran penuh :
Tabel 4.7 Tabel Hasil Perhitungan Data dengan Debit 10,7 l/s
Tabel 4.8 Tabel Hasil Perhitungan Data dengan Debit 12 l/s Head = 2,11 m H2O
b. Pada bukaan kran setengah :
Tabel4.9 “ Lanjutan”
Tabel 4.10 Tabel Hasil Perhitungan Data dengan Debit 9,5 l/s Head = 2,81 m H2O
Untuk perbandingan, maka akan disertakan juga hasil penelitian turbin
aliran silang dengan busur sudu 74º dan jumlah sudu 28 buah. Tetapi data yang
disajikan hanya data yang dijadikan perbandingan saja.
Tabel 4.11 Tabel Hasil Perhitungan Data dengan Debit 10,7 l/s Head = 3,87 m H2O
Beban P in P out η total nq
( Watt ) ( Watt ) ( Watt ) ( % ) ( rpm )
10 405,90 22,8 4,31 32,08
Tabel 4.11 “ Lanjutan”
Tabel 4.13 Tabel Hasil Perhitungan Data dengan Debit 9,5 l/s
Tabel 4.14 Tabel Hasil Perhitungan Data dengan Debit 12 l/s Head = 2,11 m H2O
Pembahasan nanti akan banyak berbicara mengenai daya dan effisiensi turbin
terbesar yang dapat dicapai oleh turbin aliran silang dengan sudu yang dibuat dari
Unjuk kerja turbin tersebut akan dibandingkan dengan turbin aliran silang
dengan sudu yang dibuat dari plat dilengkung dengan busur sudu 74° dan jumlah
sudu 28 buah.
Dari data-data hasil penelitian dan perhitungan, dapat dilihat bahwa semakin
bertambah daya, maka tegangan akan semakin turun. Hal ini sesuai dengan teori
awal yang sudah dibahas pada bab II, bahwa semakin besar beban yang diterima
motor induksi,maka tegangan akan semakin turun.
Dari tabel data hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa arus akan semakin
besar seiring dengan bertambahnya beban. Hal ini sesuai dengan teori, semakin
besar beban semakin besar arus yang dibutuhkan.
Semakin besarnya arus yang dibutuhkan beban pada akhirnya tidak dapat
disediakan oleh generator meskipun tegangan masih terbaca (masih ada nilainya).
Hal inilah yang membuat beban tidak menyala ketika tegangan turun hingga
mencapai 130 volt.
Kemungkinan lain adalah panel hubung bagi tidak dapat bekerja ketika
tegangan hanya sekitar 130 volt ( alat hanya bekerja ketika tegangan mencapai 130
V atau lebih ).
4.3.1 Pembahasan Daya
Dari data hasil perhitungan-perhitungan diatas dapat dibuat grafik antara
daya dan putaran generator untuk turbin aliran silang dengan busur sudu 74° dan
Gambar 4.1 Grafik Daya vs Putaran pada Tinggi Bukaan Nozzle 9 mm
Gambar 4.3 Grafik Daya vs Putaran pada Tinggi Bukaan Nozzle 19 mm
Dari perhitungan data, didapatkan bahwa daya keluaran terbesar yang
didapatkan oleh turbin aliran silang dengan sudu dari pipa dibelah dengan
busur sudu 74°, radius sudu 0,875 dan jumlah sudu 22 buah adalah 54,6 watt.
Daya tersebut didapatkan pada variasi debit 10,7 l/s.
Putaran yang dipakai pada grafik adalah putaran turbin, yaitu setengah
dari putaran generator. Hal ini disebabkan karena angka perbandingan
Tabel 4.15 Daya Keluaran Terbesar pada Turbin Aliran Silang dengan Busur Sudu 74° dan Jumlah Sudu 22 Buah
Head = 3,52 m H2O
Sebagai perbandingan, pada variasi debit yang sama untuk turbin aliran
silang dengan sudu dari plat yang dilengkung dengan busur sudu 74° dan
jumlah sudu 28 buah ( turbin buatan cihanjuang ) daya keluaran terbesar
yang didapatkan adalah sebesar 66,3 watt.
Tabel 4.16 Daya Keluaran Turbin Aliran Silang dengan Busur Sudu 74° dan Jumlah Sudu 28 Buah pada Variasi Debit 10,7 l/s
Tabel 4.16 “ lanjutan”
Head = 3,87 m H2O
Beban P in P out η total nq
( Watt ) ( Watt ) ( Watt ) ( % ) ( rpm )
100 405,90 60,75 14,97 31,43
110 405,90 66,30 16,33 31,03
Apabila dibuat persentase untuk variasi debit yang sama, maka daya
keluaran turbin dengan busur sudu 74° dan jumlah sudu 28 buah 21,43%
lebih baik dibanding daya keluaran dari turbin dengan busur sudu 74° dan
jumlah sudu 22 buah.
Sedangkan untuk perbandingan daya keluaran terbesar yang dapat
dicapai oleh turbin dengan busur sudu 74° dan jumlah sudu 28 buah terjadi
peningkatan daya sebesar 28,57 % dibandingkan dengan turbin dengan busur
sudu 74° dan jumlah sudu 22 buah. Daya keluaran terbesar yang dapat
dicapai oleh turbin dengan busur sudu 74° dan jumlah sudu 28 buah adalah
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Daya pada Variasi Debit 10,7 l/s dan variasi beban
Menurut Mockmore, daya akan bertambah seiring dengan
bertambahnya putaran hingga mencapai titik maksimum. Setelah itu daya
akan turun meskipun putaran bertambah.
Dari Gambar 4.1, belum terlihat titik maksimum yang dimaksud karena
grafik belum berbentuk parabola. Hal ini berarti sebenarnya daya terbesar
yang didapat, yaitu sebesar 54,6 W bukanlah daya maksimum yang dapat
Jika mengacu pada grafik daya vs putaran menurut mockmore, kisaran
putaran pada percobaan ini adalah sekitar 300-400 rpm saja. Dapat dikatakan
bahwa batasan untuk percobaan yang dilakukan masih sangat kecil.
Gambar 4.5 Grafik Daya vs Putaran Menurut Mockmore
Tidak didapatkannya daya maksimum yang mestinya dicapai turbin ini
karena beban tidak menyala pada saat tengangan turun hingga mencapai 130 volt
Jika ingin mendapatkan daya terbesar dan grafik seperti Gambar 4.5 maka
seharusnya daya keluaran yang dihitung adalah daya keluaran langsung dari turbin,
bukan dari generator.
4.3.2 Pembahasan Effisiensi
Dari data hasil perhitungan-perhitungan diatas dapat dibuat grafik antara
effisiensi dan putaran generator untuk turbin aliran silang dengan busur sudu 74°
dan jumlah sudu 22 buah:
Gambar 4.7 Grafik Effisiensi vs Putaran pada Tinggi Bukaan Nozzle 14 mm
Dari perhitungan data didapatkan effisiensi terbesar yang didapatkan
oleh turbin aliran silang dengan sudu dari pipa dibelah dengan busur sudu
74°, radius sudu 0,875 dan jumlah sudu 22 buah adalah 16,368 %. Effisiensi
terbesar tersebut didapatkan pada variasi debit 9,5 l/s.
Tabel 4.17 Tabel Effisiensi Terbesar Turbin Aliran Silang dengan Busur Sudu 74° dan Jumlah Sudu 22 Buah
P in
Effisiensi terbesar tersebut tidak dicapai pada variasi debit dimana daya
keluaran terbesar terjadi.
Sebagai perbandingan, pada variasi debit yang sama untuk turbin aliran
silang dengan sudu dari plat yang dilengkung dengan busur sudu 74° dan
jumlah sudu 28 buah ( turbin buatan cihanjuang ) effisiensi terbesar yang
didapatkan adalah 18,54 % atau 13,3 % lebih besar dibanding effisiensi
terbesar yang dicapai oleh turbin aliran silang dengan busur sudu 74° dan
jumlah sudu 22 buah. Sedangkan effiensi terbesar yang dapat dicapai turbin
aliran silang dengan busur sudu 74° dan jumlah sudu 28 adalah 23,1 % atau
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Effisiensi pada Variasi Debit 10,7 l/s dan variasi Beban
Sama dengan permasalahan pada pembahasan tentang daya terbesar,
effisiensi maksimum juga tidak bias didapatkan karena keterbatasan alat.
Effisiensi total yang didapat sebesar 16,4 % dari penelitian sangatlah
kecil jika dibandingkan effisiensi yang dapat dicapai oleh turbin aliran silang
yaitu sekitar 80 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal :
Effisiensi total yang didapatkan adalah gabungan effisiensi-effisiensi
mulai dari penstock hingga generator yaitu : η Penstok, η nozzle, η turbin, η
transmisi dan η generator. Dari beberapa effisiensi tersebut, yang
Generator yang digunakan adalah motor induksi 3 phasa 0,5 HP.
Karakteristik motor indusi adalah apabila beban tidak sampai setengah dari
beban motor indusi, maka effisiensi motor induksi akan turun drastis. Kita
lihat bahwa beban terbesar yang mampu dicapai pada penelitian adalah 110
watt atau hanya sekitar 0,15 HP, tidak sampai setengah dari daya motor
induksi. Hal inilah yang menyebabkan effisiensi yang dicapai turbin sangat
kecil.
Hal lain yang berpengaruh adalah generator tidak berputar pada
putaran efektifnya. Putaran efektif generator adalah sekitar 1390 rpm.
Sementara pada penelitian, putaran generator hanya berkisar 700 rpm – 850
67
5.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Daya terbesar yang mampu dicapai oleh turbin aliran silang dengan busur
sudu 74° dan jumlah sudu 22 buah pada kisaran putaran turbin 386 rpm - 421
rpm adalah 54,6 Watt. Hal ini lebih rendah 28,57 % dibandingkan daya
terbesar yang dicapai oleh turbin aliran silang dengan busur sudu 74° dan
jumlah sudu 28 buah yang menghasilkan daya 70,2 watt. Daya tersebut
dicapai pada debit 10,7 l/s.
2. Effisiensi terbesar yang mampu dicapai oleh turbin aliran silang dengan busur
sudu 74° dan jumlah sudu 22 buah pada kisaran putaran turbin 386 rpm - 421
rpm adalah 16,368 %. Hal ini lebih rendah 41,25 % dibandingkan effisiensi
terbesar yang dicapai oleh turbin aliran silang dengan busur sudu 74° dan
jumlah sudu 28 buah yang menghasilkan effisiensi 23,12 %. Effisiensi
tersebut dicapai pada debit 9,5 l/s.
5.2 SARAN
Beberapa saran yang penting untuk penelitian selanjutnya adalah :
1. Mengganti transmisi generator dan turbin dengan perbandingan angka
dengan mengganti transmisi, daya maksimum dan effisiensi maksimum dari
turbin dapat mencapai hasil yang lebih besar.
2. Mengganti panel hubung bagi yang digunakan, agar pada saat tegangan
berapapun beban tetap menyala sehingga daya dan effisiensi maksimum dapat
terbaca.
3. Mengganti generator dengan daya yang lebih rendah. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi turunnya effisiensi akibat dari daya yang dibebankan ke generator
tidak sampai setengah dari daya generator itu sendiri.
69
http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf
Joshi, C. B., Seshadri, V., Singh, S. N., Parametric Study on Performance of Cross-Flow , Journal of Energy Engineering, Vol. 121, No. 1, April 1995, pp. 28-45 Khosrowpanah, S, Fiuzat, A. A., Albertson, M., L., Experimental Study of
Cross-Flow Turbine, Journal of Hydraulic Engineering, Vol. 114, No. 3, March 1988,
pp. 299-314
Mockmore, CA., 1949, The Banki Water Turbine, Oregon State College.
Olgun , H, 2000, Effect of interior guide tubes in cross-flow turbine runner on
turbine performance, International Journal of Energy Research, Volume 24
Issue 11 , September 2000, Pages 935 – 964
Olgun, H , 1998, Investigation of the performance of a cross-flow turbine, International Journal of Energy Research, Volume 22 Issue 11 , Pages 935 – 964
Sularso, 2004, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Penerbit : PT. Pradnya Paramita, Jakarta
Kurva Daya Turbin Banki Untuk Head Dibawah 16 ft
Kurva Efisiensi Turbin Banki Untuk Head Dibawah 16 ft
Debit = 7.9 l/s T.Nozzle = 9 mm Tekanan = 8 Psi
Beban Tegangan Arus Putaran P in P out Eff nq
Watt Volt Ampere rpm Watt Watt % rpm
10 170 0.1 824.5 435.90 17.00 3.90 10.03
20 155 0.27 816.7 435.90 41.85 9.60 9.94
30 150 0.3 815.7 435.90 45.00 10.32 9.93
40 140 0.31 805.4 435.90 43.40 9.96 9.80
50 139 0.35 803.3 435.90 48.65 11.16 9.77
60 135 0.38 803.2 435.90 51.30 11.77 9.77
70 130 0.4 802 435.90 52.00 11.93 9.76
Debit = 9.5 l/s T.Nozzle = 14 mm Tekanan = 4 Psi
Beban Tegangan Arus Putaran P in P out Eff nq
Watt Volt Ampere rpm Watt Watt % rpm
10 165 0.1 813.1 262.09 16.50 6.30 18.25
20 150 0.12 811.4 262.09 18.00 6.87 18.21
30 145 0.13 809.9 262.09 18.85 7.19 18.17
40 135 0.15 807.1 262.09 20.25 7.73 18.11
50 135 0.3 804.7 262.09 40.50 15.45 18.06