• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI TINGKAT TANGGUNG JAWAB PARA SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK -TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI TINGKAT TANGGUNG JAWAB PARA SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK -TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Skripsi"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

DESI MARIYANI

NIM: 041114001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

”TAK ADA SATU HALPUN YANG KEBETULAN DALAM HIDUPKU”

Dan

“MENJADI TUA ITU PASTI TETAPI MENJADI DEWASA ADALAH SEBUAH

PILIHAN”.

SKRIPSI ini dipersembahkan kepada :

♥ Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia (ADM)

♥ Bapak, ibu, kakak dan adik-adik tercinta

♥ Almamater USD Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk menimba ilmu.

(5)
(6)
(7)

vii Desi Mariyani

Universitas Sanata Dharma 2009

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian dijadikan dasar atau titik tolak untuk membuat usulan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai untuk para siswi kelas X sekolah tersebut.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Subyek penelitian ini adalah para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 92 siswi.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tanggung jawab yang disusun oleh penulis. Jumlah item sebanyak 60 item. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan 10 aspek tanggung jawab.

Teknik analisis data yang ditempuh adalah dengan membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total masing-masing item, menghitung mean

(8)

viii

AND ITS IMPLICATIONS ON SUGGESTION FOR THE TOPICS OF GROUP GUIDANCE

Desi Mariyani

Sanata Dharma Universityy 2009

This study aims to obtain a picture of the responsibility level of the tenth grade students of Santa Maria High School Yogyakarta, academic year 2009/2010. The results of research became basic or starting point to make appropriate suggestion for the topics of group guidance for the tenth grade students.

This research includes descriptive study using survey method. The Subjects of this research were the tenth grade students of Santa Maria High School Yogyakarta, academic year 2009/2010: 92 students.

Instruments used are questionnaire of the responsibility that prepared by the author. The numbers of items are 60 items. Research instrument are developed based on 10 aspects of responsibility. Data analysis techniques that are applied is make the score tabulation of each item, calculate the total score of each item, calculate the mean of group on the whole, and calculating the mean of each aspect, further, categorize the level of responsibility into two, namely: high and low.

(9)

ix

merupakan anugerah yang indah dari Allah yang penulis syukuri. Anugerah yang indah ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, baik berupa doa, dukungan, masukan,dan kritikan. Segala bantuan tersebut membuat penulisan skripsi ini menjadi semakin baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Drs.T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah berkenan mengesahkan skripsi ini.

2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling yang memberikan kesempatan untuk menulis skripsi dan memberikan dukungan penuh kepada penulis.

3. Sr. Cornelia.OSF, selaku kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Santa Maria Yogyakarta

4. A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A., selaku pembimbing dalam penulisan skripsi yang telah memberikan bimbingan dengan kesabaran dan kasih keibuannya, sehingga penulisan ini dapat terwujud dengan baik.

(10)

x

7. Suster Propinsial Amalkasih Darah Mulia dan dewannya, yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, berkat, dan doanya kepada penulis untuk menimba pengetahuan di program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Suster Herwida dan para suster komunitas Kotabaru yang telah memberikan dukungan, semangat, kepercayaan, berkat dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

9. Para suster Amalkasih Darah Mulia yang telah memberikan dukungan, doa, dorongan semangat, pengertian, dan cinta yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas perutusan ini.

10.Mas Andre, Romo Marto, mama Cory, adek Dimas, adek Monik, frater Pendi, Dine, mbak Indri, adek Ayu, teman-teman BK khususnya angkatan 2004 dan sahabat-sahabatku yang setia, yang senantiasa mendoakan, menanyakan, mendukung, menghibur, dan memberikan semangat pada penulis.

11.Bapak, ibu, mbak, mas dan adik-adik tercinta, yang dengan penuh kasih dan pengertiannya telah memampukan penulis bertahan dengan setia menekuni penulisan skripsi ini.

(11)
(12)

xii

HALAM PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAM PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABTSRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii-x LEMBAR PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI ... xi

DAFTAR ISI ... xii-xiii DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1- 4 B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfat penelitian ... 5

E. Definisi operasional ... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

(13)

xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 26 B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26-27 C. Instrumen Penelitian ... 27-34 D. Prosedur Pengumpulan Data ... 35-37 E. Teknik Analisis Data ... 37-39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian... 40-42 B. Pembahasan hasil penelitian ... 42-52 BAB V USULAN TOPIK - TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK BAGI PARA

SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... 53-54 BAB VI PENUTUP

(14)

xiv

Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010……….27

Table 2 Daftar aspek-aspek kuesioner tanggung jawab………. 28-30 Tabel 3 Daftar indeks Kualifikasi Reliabilitas……….34 Tabel 4 Jadwal Pengumpulan Data Penelitian……….36 Tabel 5 Kategori Tingkat Tanggung jawab para Siswi Kelas X SMA Santa

Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010………..40

Tabel 6 Tinggi-Rendahnya Tingkat Tanggung jawab para Siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010...41 Tabel 7 Usulan Topik Bimbingan Kelompok untuk para Siswi Kelas X SMA

(15)

xv

Lampiran 2 Professional Judgment dalam Pelaksanaan Validitas Kuesioner….65 Lampiran 3 Tabulasi Skor Tanggung Jawab………...66-73 Lampiran 4 Penghitungan Koefisien Korelasi dan Reliabilitas Kuesioner…..74-81 Lampiran 5 Rincian Tingkat Tanggung Jawab para Siswi Kelas X SMA

Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010………….82-104

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah.

Periode masa remaja akhir menurut Hurlock (2007:206) dimulai pada usia 16-18 tahun. Saat itu remaja mulai memasuki masa sekolah menengah atas, dan sedang mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Remaja yang berada pada tahap ini menurut Hurlock (2007:225) idealnya sudah menunjukkan kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri, sehingga apa yang menjadi tugasnya dapat terselesaikan dengan baik, dan mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya serta mempertanggungjawabkannya. Pada tahap ini remaja tidak hanya belajar untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri tetapi juga terhadap orang lain.

(17)

mampu mengendalikan diri, mau menerima dan melaksanakan tugas, dan sebagainya (Havighurst, 2002: 93).

Jika pada tahap ini remaja tidak dapat mencapai tugas perkembangan ini dengan baik maka tugas perkembangan berikutnya (sebagai orang dewasa yang bisa mengatur dirinya sendiri tanpa harus terus dibimbing, diawasi, didorong) menjadi terhambat. Selain itu akan banyak tugas-tugasnya sebagai pelajar tidak dapat terselesaikan dengan baik, seperti tidak mengumpulkan tugas, tidak berani menentukan pilihan dan mengambil keputusan sendiri dan lain sebagainya.

(18)

”...menyelenggarakan pendidikan dengan memadukan intelektual,

humaniora, dan nilai-nilai kepribadian untuk membentuk pribadi para siswi yang utuh, siap memasuki jenjang perguruan tinggi maupun berkarya dalam hidup bermasyarakat.”

Dalam rangka mewujudkan visi itu, SMA Santa Maria Yogyakarta menjabarkan komponen intelektual, humaniora, dan nilai-nilai kepribadian dalam misinya. Dalam segi humaniora yang mau dikembangkan adalah kepribadian yang jujur, bertanggung jawab dan disiplin. Menjadi pribadi yang bertanggung jawab menjadi bagian dari segi humaniora yang akan dikembangkan karena selain dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, mereka juga diharapkan menjadi pribadi yang dapat mengembangkan sifat-sifat kemanusiannya, dan lebih menghargai martabat manusia.

Menjadi pribadi yang bertanggung jawab itu harus dilatih terus menerus. Oleh karena itu remaja perlu belajar dan berlatih dalam membuat rencana, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Remaja diharapkan berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang tua atau orang dewasa lainnya dalam banyak hal.

Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui tingkat tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan sebagai berikut:

(19)

2. Peneliti merasa tertarik dengan visi misi SMA ini, yang sejalan dengan visi-misi karya pendidikan yang dikelola oleh para suster Amalkasih Darah Mulia yang mau memadukan segi intelektual, humaniora, dan nilai-nilai kepribadian, dalam rangka mendidik anak untuk menjadi pribadi yang utuh. Peneliti adalah anggota kongregasi Suster-Suster Amalkasih Darah Mulia.

3. Hasil penelitian ini dapat ditindak lanjuti dalam upaya membantu membentuk pribadi siswa yang utuh.

Sedangkan yang menjadi pertimbangan penulis melakukan penelitian pada kelas X supaya hasil penelitian ini dapat ditindak lanjuti di kelas berikutnya karena menginggat untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab perlu dilatih sejak awal. Melalui penelitian ini pula, penulis dapat memperoleh gambaran mengenai tingkat tanggung jawab para siswi yang akan dijadikan sebagai dasar untuk memberikan usulan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai untuk para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010?

(20)

C. Tujuan

1. Mengetahui tingkat tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Mengusulkan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai untuk para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak: 1. Guru pembimbing

Guru pembimbing SMA Santa Maria Yogyakarta dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam rangka mengembangkan tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Kepala Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta

Kepala Sekolah dapat memperoleh masukan mengenai tingkat tanggung jawab yang dimiliki oleh para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

3. Bagi subjek penelitian

(21)

E. Definisi operasional 1. Tingkat tanggung jawab:

Tingkat tanggung jawab siswi adalah tinggi rendahnya kesediaan siswi untuk menerima dan melaksanakan tugas yang mencakup berani menanggung konsekuensi, kontrol diri, membuat perencanaan dan menentukan tujuan, memilih sikap positif, melakukan kewajiban, mandiri, berusaha mencapai hasil yang baik, bersikap proaktif, bersikap tekun, dan reflektif (Josephson, Peter, Dowd, 2003:103-104). Ada dua tingkat yaitu: tinggi dan rendah.

(22)

7 BAB II KAJIAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan pengertian tanggung jawab, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tanggung jawab remaja, dan bimbingan kelompok.

A. Pengertian Tanggung jawab

Dalam bahasa Inggris tanggung jawab disebut responsibility. Responsibility

mempunyai dua akar kata response dan ability yang artinya kurang lebih adalah kemampuan untuk memberi tanggapan atau respon, seperti tidak menyalahkan keadaan (Covey 1994: 61). Kemampuan dan kemauan untuk memberikan respon ini merupakan hasil dari pilihan sadar yang berdasarkan nilai bukan berdasarkan perasaan.

(23)

tugas-tugas dari sekolah serta mentaati aturan yang belaku di sekolah. Dengan pemahamannya itu, ia diharapkan dapat menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya dengan baik.

(24)

Aspek pribadi dalam tanggung jawab adalah kesediaan seseorang menerima apa yang menjadi kewajibannya dengan segala konsekuensinya. Oleh karena itu ia menggunakan seluruh kemampuannya untuk melaksanakan kewajibannya dengan baik. Hal ini dapat tampak misalnya dalam perilaku remaja yang berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas dari sekolah dengan baik dan mengumpulkannya tepat waktu. Untuk itu ia mesti mengatur waktu belajarnya dengan baik dan tidak menunda-nunda mengerjakan tugas.

Selanjutnya aspek sosial dalam tanggung jawab dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan hak dan kewajibannya, sehingga ia mampu untuk bersikap adil, menghormati dan menghargai orang lain, serta rela berbagi dengan orang lain. Sebagai contohnya, seorang siswa yang pandai dalam mata pelajaran Kimia dengan senang hati membantu teman yang kurang mampu dalam bidang mata pelajaran itu.

Sedangkan aspek moral diartikan sebagai kesediaan seseorang untuk melakukan sesuatu yang baik, untuk menghormati mahkluk hidup lain dan menjaga lingkungannya. Contohnya, di sekolah dalam rangka menanggapi pemanasan global para siswa mulai melakukan gerakan penghijauan lingkungan, dengan menanam pohon di sekitar lingkungan sekolah.

(25)

1994:125; Malins, 2006:58; Nuryoto, 1992:2; Tilman, 2004:216-219). Seorang siswa yang merasa kemampuan bahasa Inggrisnya kurang, ia akan mengalokasikan waktunya lebih banyak untuk belajar bahasa Inggris sehingga ia bisa lulus ujian dengan baik.

Sedangkan (Moekijat 1994:223; Sobur 1987:1) menambahkan segi lain dari definisi tanggung jawab di atas, selain ada unsur kesediaan, ada juga unsur kesadaran untuk melakukan tugas-tugasnya. Unsur kesediaan dan kesadaran akan tampak jelas dalam perilaku seseorang yang bertanggung jawab. Misalnya siswa yang sadar akan pentingnya belajar meskipun tidak diminta oleh orang tua atau gurunya dia akan tetap belajar meskipun dia mempunyai kesempatan untuk menghabiskan waktunya bermain bersama teman-temannya.

Secara lebih mendalam lagi (Josephson, Peter, Dowd, 2003:103-104) mengatakan bahwa tanggung jawab mempunyai beberapa aspek. Aspek-aspek itu diuraikan sebagai berikut:

1. Berani menanggung konsekuensi.

(26)

berani untuk mengakui kesalahan tanpa alasan yang dibuat-buat dan iapun mau menanggung konsekuensi dari perbuatannya.

2. Kontrol diri.

Kontrol diri berarti mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan dari dalam maupun dari luar sehingga dapat bertindak dengan benar, Borba (2008:95). Remaja yang bertanggung jawab memiliki kontrol diri yang

kuat ia mampu untuk mengatakan ”tidak” pada hal-hal yang dapat merugikan

(27)

Siswanto (1997:30-31) menyebutkan indikator remaja yang memiliki kontrol diri yaitu: ia dapat menguasai diri, yang berarti tidak ditaklukkan oleh perasaan-perasan dan emosinya, berani bangkit ketika mengalami kegagalan. 3. Menentukan tujuan dan membuat perencanaan

Menentukan tujuan merupakan sebuah langkah penting yang harus kita buat sebelum kita melangkah, karena dengan menentukan tujuan lebih dahulu kita menjadi tahu kemana harus melangkah. Tujuan dapat membantu seseorang menentukan arah yang akan diambil, dan kita menjadi tahu hal-hal apa yang saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan kita.

(28)

Dengan demikian seorang remaja mampu menunjukkan perilakunya yang bertanggung jawab sebagai seorang siswa.

4. Memilih sikap positif.

Remaja yang bertanggung jawab akan memilih sikap positif seperti: antusias, jujur, murah hati, optimis, gigih/tidak menyerah, mau berusaha, dan kreatif daripada sikap negatif seperti putus asa, mencari jalan pintas, pesimis, tidak jujur dan lain sebagainya. Sikap-sikap positif ini dapat mendukung perilaku-perilakunya yang bertanggung jawab. Misalnya seorang siswa kemampuan kurang dalam hal mengerjakan soal-soal hitungan, dengan sikapnya yang gigih, mau berusaha dan kreatif, mendorongnya untuk berusaha mencari soal-soal latihan dan belajar untuk mengerjakannya, dan ketika mengalami kesulitan ia berani bertanya pada guru atau teman yang lebih bisa.

5. Mandiri

(29)

tergantung pada orang lain, dengan demikian ia juga belajar untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya.

6. Melakukan kewajiban.

Menjadi remaja yang bertanggung jawab berarti ia tahu apa yang menjadi kewajibannya dan melakukan kewajibannya itu dengan sebaik-baiknya, sekalipun itu bukan tugas yang menyenangkan baginya. Ia akan tetap berusaha meskipun mengalami kesulitan, ia mempunyai komitmen untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut Elia (2008:1-2) remaja yang bertanggung jawab itu semestinya sudah memahami apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang siswa dan ia tahu apa yang harus dilaksanakannya yaitu menggunakan sebagian besar waktunya untuk belajar, maka ia akan belajar dengan sebaik-baiknya tanpa harus diminta dan diawasi oleh orang tua maupun gurunya.

7. Mencapai hasil yang baik.

Remaja yang bertanggung jawab itu tidak minimalis dan asal-asalan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kesadaran akan tugas-tugasnya mendorongnya untuk menggunakan seluruh kemampuan yang ada dalam dirinya untuk mencapai hasil yang baik.

8. Bersikap proaktif.

(30)

(2006:223). Remaja yang proaktif akan mengambil inisiatif memikirkan jalan keluar dari pilihannya dan ia bertindak untuk mewujudkan pilihannya itu. Remaja yang bertanggung jawab mempunyai inisiatif untuk meningkatkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Sebagai contohnya ketika remaja memilih untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memasak, namun waktunya untuk mendapat pengetahuan dari guru dan berpraktek kurang, maka ia akan mencari waktu untuk bisa belajar sendiri mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masakan melalui membaca dari buku, majalah atau dari internet. Sikap proaktif ini mendorongnya untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya, ia tidak menunggu orang lain meminta untuk mengerjakannya. 9. Tekun

(31)

mempelajari bahan pelajaran yang akan diberikan esok hari. Sehingga ia menjadi lebih siap dalam mengikuti pelajaran di sekolah, dan dapat menunjukkan perilakunya yang bertanggung jawab sebagai siswa.

10.Reflektif.

(32)

bagi dirinya untuk memperbaiki perilakunya sehingga ia dapat menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab.

Dari berbagai pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa tanggung jawab itu adalah sebuah kemampuan, kesadaran, kemauan seseorang untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya dengan segala konsekuensinya. Oleh karena itu dibutuhkan ketekunan, perencanaan, dan komitmen yang kuat untuk menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya tanpa harus selalu diawasi dan dikontrol oleh orang lain.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tanggung jawab remaja. Sukmaningrum (2005:3-4) menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan menghambat perkembangan tanggung jawab remaja yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Keluarga.

Keluarga menjadi pilar yang utama dan pertama dalam membentuk remaja yang memiliki tanggung jawab. Dalam keluargalah remaja untuk pertama kalinya belajar tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Orang tua berperan dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan remaja agar bisa memiliki tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat.

(33)

jawab. Mulai sejak dini orang tua mendidik, melatih dan memberi kesempatan kepada anak untuk mulai memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sebagai contoh orang tua melatih anak sejak dini untuk membereskan sendiri kamar tidurnya, menyiapkan pakaian yang akan dipakainya dan lain-lain. Setelah anak mampu bertanggung jawab terhadap terhadap dirinya sendirinya anak dilatih untuk memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan terdekatnya yaitu lingkungan rumah (tetangga) dan sekolah. Dengan demikian anak diharapkan bisa tumbuh menjadi remaja yang memiliki tanggung jawab.

(34)

bagian dalam mengerjakan urusan rumah tangga dengan demikian remaja akan merasa memiliki peran di dalam keluarga, dan dari situ ia dapat belajar untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan bertanggung jawab sebagai anggota keluarga.

Pendapat itu didukung oleh Krismanto (2006:3-4) yang mengatakan bahwa, pola asuh yang demokratis akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dalam diri seseorang anak dan akan mendorong munculnya perilaku yang bertanggung jawab sehingga ia dapat tumbuh menjadi remaja yang mandiri dan bertanggung jawab.

Demikian sebaliknya faktor pola asuh orang tua yang permisif akan membentuk anak menjadi pribadi yang cenderung tidak mengindahkan aturan yang berlaku baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Karena aturan yang ada begitu longgar untuk dilanggar, tidak ada sanksi yang jelas dan tegas maka remaja akan cenderung bersikap seenaknya dalam mengerjakan apa yang menjadi tugasnya sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab.

2. Sekolah

(35)

waktunya, membuat perencanaan dalam menyelesaikan tugas-tugas itu sehingga dapat diselesaikan dan dapat dikumpulkan tepat pada waktunya. Disisi lain peraturan sekolah yang sangat longgar, kurang disiplin dan tidak konsisten dengan aturan dan tidak adanya sanksi yang tegas bagi yang melanggar peraturan akan dapat menghambat perkembangan tanggung jawab dalam diri remaja. Misalnya ketika siswa tidak mengumpulkan tugas dan terlambat masuk sekolah tidak mendapat sanksi dari sekolah, maka ia akan cenderung untuk terus mengulangi perbuatannya tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan akan sering terlambat masuk sekolah. Dengan demikian ia tidak akan belajar bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Sekolah juga dapat membantu siswa untuk bertanggung jawab dengan memberikan materi-materi bimbingan yang berkaitan dengan tanggung jawab seperti: mengatur waktu, menentukan tujuan dan membuat perencanaan, membuat prioritas, kejujuran dan lain-lain. 3. Masyarakat

(36)

orang yang mempunyai arti dan peran dalam masyarakat akan membantu dalam mengembangkan tanggung jawab pada diri remaja, misalnya dalam kehidupan bermasyarakat remaja mulai dilibatkan untuk ikut kerja bakti, dalam kegiatan penghijauan lingkungan, dalam menyelenggarakan perayaan peringatan hari kemerdekaan dan lain sebagainya. Dengan keterlibatan dan peran yang diberikan masyarakat pada remaja, akan sangat membantu dalam mengembangkan tanggung jawab mereka sebagai anggota masyarakat. Sejalan dengan itu Prianto (2007:1) mengatakan bahwa perkembangan tanggung jawab dalam diri remaja selain dipengaruhi oleh faktor internal dipengaruhi juga oleh faktor eksternal yaitu masyarakat disekitarnya. Masyarakat disekitar akan ikut memegang peran dalam membentuk sikap remaja yang bertanggung jawab.

C. Bimbingan Kelompok.

(37)

kecil maupun dalam kelompok besar. Meskipun yang dihadapai adalah sekelompok siswa namun yang akan dituju bukanlah perkembangan kelompok sebagai kelompok tetapi perkembangan optimal dari masing-masing individu dalam suatu kelompok. Hal ini ditegaskan oleh Winkel dan Hastuti (2004:565)

yang berpendapat bahwa, “…..tekanan bimbingan kelompok masih terletak pada

pelayanan terhadap masing-masing pribadi”.

Melihat tujuan dari bimbingan kelompok di atas, maka sangat tepatlah bila kegiatan tersebut dapat dilaksanakan di sekolah. Kegiatan bimbingan kelompok dijenjang pendidikan menengah mempunyai manfaat baik bagi tenaga bimbingan/guru pembimbing maupun bagi para siswa, Winkel (1991:466).

1. Bagi guru pembimbing: ia mendapat kesempatan untuk bertatap muka/ berinteraksi dengan siswa secara bersama-sama, sehingga ia lebih dapat dikenal oleh para siswa; ia dapat lebih menghemat waktu dan tenaga; lebih banyak siswa yang dilayani.

2. Bagi siswa: ia semakin menyadari tantangan yang dihadapi; ia lebih rela menerima diri sebab dalam kelompok ia dapat mengetahui bahwa orang lain mengalami tantangan yang sama; ia lebih berani mengungkapkan pendapat; ia mendapat kesempatan untuk berdiskusi dan memecahkan masalah tertentu; ia terdorong mengatasi masalah yang dirasa sulit dengan membicarakannya kepada guru pembimbing.

(38)

1. Bimbingan klasikal, yaitu guru pembimbing menghadapi kelompok siswa yang sudah dibentuk untuk keperluan pengajaran. Jadi tidak pengelompokan kembali, tetapi mempertahankan para siswa pada satuan kelas yang sudah ada. Pada jam tertentu (yang sudah ditentukan dalam jadwal) guru pembimbing masuk kelas dan memberikan pelayanan bimbingan, yang biasanya berupa pembahasan tentang suatu masalah yang tidak termasuk materi bidang pelajaran yang lain, misalnya kiat-kiat belajar yang baik, pergaulan yang sehat, dan nilai-nilai hidup. Dalam pelajaran bimbingan, siswa dapat lebih terlibat dalam kegiatan bimbingan. Yang penting dalam pelajaran bimbingan adalah kebutuhan-kebutuhan siswa yang berkaitan dengan perkembangan pribadi dan pergaulan sosialnya, serta perubahan dalam sikap dan cara bergaul mereka.

(39)

masalah dalam kelompok diskusi kecil sangat berguna, karena masing-masing siswa dapat mengambil manfaat dari pengalaman dan gagasan teman, pemecahan masalah yang ditemukan bersama akan diterima dengan lebih rela daripada ahli bimbingan langsung mengemukakan pemecahan masalah tertentu.

3. Kelompok kerja, yaitu siswa mengerjakan tugas bersama (ada tugas yang dikerjakan). Tugas itu dapat berupa tugas studi maupun tugas aksi. Penggunaan kelompok terutama diarahkan ke perkembangan kepribadian para siswa dan pemupukkan rasa sosial.

4. Home room: Pertemuan kelompok siswa tertentu (25-30 orang), di ruangan tertentu pada jam-jam tertentu, yang telah ditentukan dalam jadwal pelajaran, guna melaksanakan kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan dapat berupa suatu masalah, sosio-drama, atau persiapan suatu acara ekstrakurikuler.

Berdasarkan uraian tentang bentuk-bentuk bimbingan kelompok di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan di dalam kelas (pelajaran bimbangan/bimbingan klasikal) atau di luar kelas (kelompok diskusi, kelompok kerja, dan home room).

Menurut Winkel dan Hastuti (2004:582-585)isi, materi, dan topik-topik bimbingan dapat bersumber dari:

(40)

2. Hasil refleksi konselor sendiri dan tokoh-tokoh masyarakat terhadap keadaan masyarakat diberbagai bidang kehidupan, termasuk bidang di luar sekolah. 3. Perumusan tujuan pendidikan dan tujuan institusional

4. Aneka daftar masalah yang dihadapi kaum muda, yang disusun oleh para ahli dibidang pendidikan dan psikolog.

5. Usulan/masukan para siswi sendiri.

(41)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas jenis penelitian, populsi penelitian, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan (Furchan, 2005:447). Penelitian ini dilakukan untuk mendeskrisikan tingkat tanggung jawab para siswi SMA Santa Maria kelas X Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian ini dijadikan dasar atau titik tolak untuk membuat usulan topik-topik bimbingan kelompok.

B. Populasi dan Sampel

(42)

Tabel 1

Rincian Jumlah Para Siswi Kelas X

SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun pelajaran 2009/2010 Kelas X Jumlah Populasi Sampel

X A 22 18

X B 20 19

X C 21 19

X D 21 17

X E 21 19

Total 105 92

Sampel insidental sejumlah 92 siswi, menurut rencana semua siswi menjadi responden tetapi pada waktu pengisian kuesioner yang hadir sebanyak 92 (87,62%). Ada 12 (11,43%) siswi tidak hadir karena: ada yang sakit, ada yang mengikuti kegiatan sego segawe di balai kota dan lomba bahasa Inggris antar sekolah.

C. Instrumen Penelitian 1. Alat pengumpul data

(43)

260), sehingga responden tinggal memilih alternatif jawaban untuk setiap item pertanyaan.

Penyusunan butir-butir kuesioner ini bertolak dari aspek-aspek tanggung jawab yaitu : berani menanggung resiko, memiliki kontrol diri, menentukan tujuan dan membuat perencanaan, memilih sikap positif, mandiri, melakukan apa yang menjadi kewajiban, mencapai hasil yang baik, sikap proaktif, bertekun, dan reflektif.

Tabel 2

Kisi-kisi Kuesioner Tanggung Jawab

SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/ 2010

No Aspek -Aspek

Tanggung jawab

No item Total

Favorabel Unfavorabel

1 Berani menanggung konsekuensi.

Berarti berani menanggung resiko atas pilihannya, termasuk berani menghadapi akibat buruk jika tidak bisa menyelesaikan tugasnya.

56, 12, 7 20, 22, 27 6

2 Kontrol diri.

Kontrol diri berarti dapat mengendalikan pikiran dan tindakan sehingga dapat menahan dorongan dari dalam maupun dari luar sehingga dapat bertindak dengan benar, Borba (2008:95).

39, 24, 31, 50

29, 10 6

3 Menentukan tujuan dan membuat perencanaan.

Tujuan yang jelas membuat kita menjadi tahu kemana harus melangkah. Sedangkan dengan

(44)

perencanaan kita mencari cara bagaimana mengerjakannya dengan tepat dan efisien.

4 Memilih sikap positif.

Remaja yang bertanggung jawab akan memilih sikap positif seperti: antusias, jujur, murah hati, gigih/tidak menyerah, mau berusaha, dan kreatif daripada sikap negatif seperti putus asa, mencari jalan pintas, tidak jujur dan lain sebagainya.

38, 34, 15 4, 58, 18 6

5 Mandiri:

Mandiri diartikan sebagai kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha dan melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.

28, 60, 3 49, 44, 52 6

6 Melakukan apa yang menjadi kewajibannya.

berarti ia tahu apa yang menjadi kewajibannya dan melakukan kewajibannya itu dengan sebaik-baiknya, sekalipun itu bukan tugas yang menyenangkan baginya

47, 21, 19 9, 40, 41 6

7 Mencapai hasil yang baik. Berarti tidak minimalis dan asal-asalan dalam mengerjakan tugas- tugasnya.

46, 51, 5 36, 25, 6 6

8 Bersikap proaktif.

Proaktif berarti menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai dan bukan berdasarkan

(45)

suasana hati dan kondisi disekitar kita, Covey (2006:223)

9 Tekun.

Tekun berarti rajin, bersungguh-sungguh, tetap berpegang teguh,

Tim penyusun kamus

(2005:1159).

32, 1, 2 23, 54, 17 6

10 Reflektif.

Reflektif berarti melihat kembali apa yang sudah dilakukan.

45, 42, 48 26, 33, 16 6

Total jumlah item 60

Jadi keseluruhan item yang digunakan sebagai alat penelitian berjumlah 60 item. Kuesioner alat ukur dapat dilihat dalam lampiran 1

2. Skala Pengukuran

Kuesioner ini menggunakan skala Likert untuk mengukur tingkat tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Item-item kuesioner terdiri atas dua macam pernyataan, yaitu pernyataan yang

favorabel dan unfavorabel. Peryataan favorabel adalah pernyataan yang isinya menunjukkan tanggung jawab. Sedangkan pernyataan unfavorabel adalah pernyataan yang isinya menunjukkan tidak adanya tanggung jawab.

(46)

modifikasi skala Likert menjadi empat kategori alternatif jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terdapat pada skala lima tingkat.

Skor untuk masing-masing alternatif jawaban untuk item yang favorabel

adalah: Selalu (SL) memperoleh skor 4, Sering (SR) memperoleh skor 3, Jarang (JR) memperoleh skor 2 dan Tidak pernah (TP) memperoleh skor 1. Sebaliknya, skor untuk masing-masing alternatif jawaban untuk item yang

unfavorabel adalah: Selalu (SL) memperoleh skor 1, Sering (SR) memperoleh skor 2, Jarang (JR) memperoleh skor 3 dan Tidak pernah (TP) memperoleh skor 4.

3. Validitas Kuesioner

Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan, 2005: 293). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. (Validitas isi adalah sejauh mana item-item dalam skala mencakup keseluruhan kawasan objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi skala mencerminkan aspek yang hendak diukur dengan melihat konstruk teoritik dari aspek-aspek yang ada pada variabel yang akan diukur (Azwar 1999:52). Dalam penelitian ini variabel yang diukur yaitu variabel tanggung jawab. Suryabrata (2008:61) mengatakan bahwa validitas isi ditentukan dengan analisis rasional atau lewat professional Judgment (penilaian professional). Daftar nama ahli untuk melakukan

(47)

4. Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya (Furchan 2005:310). Jadi, reliabilitas menunjukkan apakah instrumen yang bersangkutan secara konsisten memberikan hasil.

Metode yang digunakan dalam penentuan taraf reliabilitas adalah metode belah dua (Split-half Method), pengukuran (pegisian kuesioner) hanya satu kali untuk satu kelompok. Langkah-langklah yang ditempuh untuk menentukan reliabilitas adalah sebagai berikut:

a. Memberi skor pada tiap-tiap item dan memasukannya dalam data tabulasi. Data tabulasi penelitian terdapat pada lampiran 3

b. Memberi kode (X) untuk item-item yang bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kode (Y) pada item-item yang bernomor genap dan dimasukan dalam belahan kedua. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan dan akhirnya diperoleh skor total X dan skor Y.

c. Skor total belahan pertama dikorelasikan dengan skor total belahan kedua. Penghitungan koefisian korelasi item total menggunakan formula Product Moment dari Pearson dengan rumus:

xy

r =

 

 

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

(48)

rxy : Korelasi skor-skor belahan gasal dan genap N : Jumlah subjek

X : Skor item belahan gasal Y : Skor belahan genap

XY : Hasil perkalian antara skor X dan Y

xy r

=

2

2

7936 695184 92 8164 733892 92 ) 7936 )( 8164 ( 713476 92       xy r

=

67518064 66650896



63956928 62980096

6478950400 6563979200    xy r

=

867168



976832

8502880000 xy r

=

8470774517 8502880000 xy

r

=

0,92

11 , 920368 8502880000

d. Setelah koefisien korelasi antara item belahan gasal dan item-item belahan genap ditem-itemukan, selanjutnya adalah menghitung koefisien reliabilitas mengunakan rumus Spearman Brown (Furchan, 1982:295):

r

tt =2x rxy

1+ r xy

r

tt = Koefisien reliabilitas
(49)

tt r = 92 , 0 1 92 , 0 2   tt r = 92 , 1 84 , 1

rtt = 0,96

Untuk melihat taraf reliabilitas digunakan pedoman indeks kualifikasi reliabilitas (Masidjo, 2007: 243). Daftar indeks reliabilitas disajikan dalam tabel 3

Tabel. 3

Daftar indeks Kualifikasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 - 1,00 Sangat Tingi

0,71 - 0,90 Tinggi

0,41 - 0,70 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

Negatif - 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil penghitungan taraf reliabilitas diperoleh taraf
(50)

D. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa usaha sebagai persiapan untuk melakukan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Peneliti menyusun kuesioner tanggung jawab

b. Peneliti mengkonsultasikan kuesioner tanggung jawab kepada dosen pembimbing, para guru BK SMA Santa Maria Yogyakarta dan guru Bahasa Indonesia. Hal yang dikonsultasikan adalah bahasa sejauh mana kuesioner sudah mengungkap hal yang akan diukur dan kejelasan kuesioner.

c. Peneliti merevisi kuesioner tanggung jawab.

d. Peneliti meminta surat izin penelitian kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling.

e. Menghubungi pihak kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta untuk membicarakan rencana penelitian sekaligus meminta izin bantuan untuk penelitian.

2. Tahap pengumpulan data

(51)

Tabel 4

Jadwal Pengumpulan Data Penelitian Tanggal

Pengumpulan Data

Waktu Pengumpulan Data

Kelas Jumlah Siswi

29 April 2009 12.45 - 13.30 X C 19

30 April 2009 12.00 - 12.45 X D 17

1 Mei 2009 07.00 -07.45 X B 19

1 Mei 2009 07.45 - 08.30 X A 20

1 Mei 2009 08.30 – 09.15 X E 17

Jumlah 92

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyebaran dan pengisian kuesioner ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti bersama guru BK SMA Santa Maria memberikan penjelasan tentang maksud pengisian kuesioner penelitian.

b. Peneliti membagikan lembar kuesioner dengan lembar jawaban yang terpisah disertai dengan petunjuk pegisiannya.

c. Peneliti menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian kuesioner. Peneliti memberi kesempatan kepada para siswi untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.

d. Peneliti memberikan kesempatan kepada para siswi untuk mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk.

(52)

mengerjakannya serta mengumpulkannya kembali setelah selesai mengerjakan.

D. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah dan menganalisa data penelitian tingkat tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skor

Peneliti memberikan skor pada masing-masing jawaban dengan kunci jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Kemudian membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden serta menghitung skor masing-masing butir item.

(53)

3. Menghitung Mean

Mean merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan karena itu digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu skor. Skor yang < Mean dikategorikan rendah. Skor yang ≥ Mean dikategorikan tinggi. Penghitungan mean skor total menggunakan rumus:

N X M

Keterangan Rumus :

M : Mean

X : Jumlah skor

N : Jumlah siswa

92 15815

M

92 15815

M = 171,90 dibulatkan = 172

4. Menentukan kategori

(54)
(55)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan memuat hasil penelitian yaitu jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana tingkat tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai tingkat tanggung jawab para siswi kelas X SMA santa Maria Yogyakarta pada tahun pelajaran 2009/2010 ada dua kategori yaitu: kategori tinggi dan rendah. Patokan yang digunakan untuk menentukan skor yang termasuk kategori tinggi adalah Mean. Mean = 172, skor ≥ mean termasuk kategori tinggi dan skor < mean termasuk kategori rendah. Hasil analisis disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5

Tingkat Tanggung Jawab

para Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010

Kategori Jumlah Siswi Prosentase

Tinggi 51 55,43%

Rendah 41 44,57%

(56)

Berdasarkan tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah siswi yang memiliki tanggung jawab tinggi lebih banyak daripada jumlah siswi yang memiliki tanggung jawab rendah. Rincian tingkat tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ada pada lampiran 5

Setelah mengetahui tingkat tanggung jawab yang dimiliki oleh para siswi secara keseluruhan, berikut ini adalah tabel tingkat tangung jawab pada masing-masing aspek.

Tabel 6

Tinggi – Rendahnya Tingkat Tanggung Jawab

para Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 pada Masing-masing Aspek

No Aspek Rendah Tinggi Total

1 Berani menanggung resiko

31 (33,70%) 61 (66,30%) 92 (100%) 2 Kontrol diri 34 (36,96%) 58 (63,04%) 92 (100%) 3 Menentukan tujuan dan

membuat perencanaan

39 (42,39%) 53 (57,61%) 92 (100%) 4 Memilih sikap positif 49 (53,26%) 43 (46,74%) 92 (100%)

5 Mandiri 46 (50,00%) 46 (50,00%) 92 (100%)

6 Melakukan kewajiban 32 (34,78%) 60 (65,22%) 92 (100%) 7 Mencapai hasil yang baik 39 (42,39%) 53 (57,61%) 92 (100%)

8 Proaktif 44 (47,83%) 48 (52,17%) 92 (100%)

9 Tekun 38 (41,30%) 54 (58,70%) 92 (100%)

10 Reflektif 41 (44,57%) 51 (55,43%) 92 (100%)

92 (100%)

Dari tabel di atas tampak bahwa:

(57)

pada kategori rendah. Kecuali pada aspek memilih sikap positif tingkat tanggung tanggung jawab para siswi dalam kategori rendah lebih banyak daripada kategori tinggi.

2. Urutan tingkat tanggung jawab para siswi kelas X dalam kategori tinggi adalah pertama aspek berani menanggung konsekuensi, kedua aspek melakukan kewajiban, ketiga aspek kontrol diri, keempat aspek tekun, kelima aspek menentukan tujuan dan membuat perencanaan, dan aspek mencapai hasil yang baik, keenam aspek reflektif, ketujuh aspek proaktif, kedelapan aspek mandiri, kesembilan aspek memilih sikap positif.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil data statistik penelitian yang telah diuraikan di atas diketahui bahwa ada siswi yang telah memiliki tingkat tanggung jawab tinggi namun ada pula siswi yang tingkat tanggung jawabnya masih rendah. Selain itu diketahui juga bahwa dari sepuluh aspek tanggung jawab yang dimiliki oleh para siswi SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ada sembilan aspek yang dalam kategori tinggi lebih banyak daripada kategori rendah.

1. Siswi yang tanggung jawabnya tinggi

(58)

mempengaruhi para siswi dalam mencapai tingkat tanggung jawab tinggi antara lain:

a. Keluarga.

Rasa tanggung jawab yang tinggi tidak dengan tiba-tiba ada dalam diri seorang remaja. Rasa tanggung jawab yang dimiliki anak berawal dari keluarga. Orang tua mengasuh, membimbing dan membantu anak tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab melalui latihan-latihan yang sejak kecil diperolehnya dalam keluarga. Orang tua yang tidak selalu mendikte tetapi memberi kepercayaan kepada remaja untuk membuat pilihan tentang apa yang akan dilakukan, membuat remaja belajar bertanggung jawab dengan tindakan dan pilihan-pilihan yang diambilnya sehingga ia tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab.

Gunadi (2008:5) menegaskan bahwa keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri remaja. Keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai tanggung jawab dan peluang yang besar untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri remaja sejak dini.

b. Sekolah.

(59)

masyarakat. Sekolah menjadi lingkungan kondusif yang memungkinkan para siswa untuk belajar dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Hal ini juga ditegaskan oleh Suparjo (2004:1-2) yang mengatakan bahwa sekolah ikut membentuk dan mempengaruhi perkembangan tanggung jawab remaja.

Sekolah menjadi lingkungan kondusif bagi perkembangan tanggung jawab remaja karena pertama, sekolah memiliki aturan yang harus ditaati oleh para siswa dan sekolah juga memberi konsekuensi kepada para siswa jika melanggar aturan itu. Aturan dan konsekuensi itu dibuat tidak hanya untuk memperlancar proses belajar mengajar tetapi juga untuk membantu siswa melihat kaitan antara tindakannya dengan hal yang terjadi setelahnya. Dengan adanya konsekuensi itu, siswa belajar untuk memahami hubungan sebab akibat dari apa yang dia lakukan dengan apa yang akan terjadi karena tindakannya itu.

(60)

Ketiga, adanya kegiatan organisasi di sekolah seperti OSIS, klub seni, pencinta alam, palang merah remaja dan lain-lain membantu para siswa untuk belajar berinteraksi dengan orang lain dan belajar bertanggung jawab terhadap tugas dan peranannya dalam organisasi itu. Keterlibatan para siswa dalam organisasi sekolah juga melatih para siswa untuk bisa membagi waktu dengan bertanggung jawab.

Keempat, adalah perlakuan para guru yang memberikan dukungan positif kepada para siswi. Hal yang memungkinkan para siswi mencapai tingkat tanggung jawab tinggi adalah dukungan positif yang diberikan oleh para guru berupa kata-kata pujian, ketika mereka mematuhi aturan yang berlaku, memperoleh hasil belajar yang baik, mengumpulkan tugas tepat pada wakktunya dan lain-lain. Dukungan positif yang diberikan oleh para guru kepada para siswa akan mendorong mereka untuk semakin bertanggung jawab dengan tugas - tugas dan tindakannya.

Hal ini sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang Pendidikan no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 3 yang mengatakan bahwa:

”...berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab” (Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2006:5-6).

(61)

Tujuan pendidikan ini sejalan dengan misi SMA Santa Maria yang dalam segi humaniora mau mengembangkan kepribadian yang jujur, tanggung jawab dan disiplin.

Ada beberapa manfaat jika remaja para siswi memiliki tanggung jawab yang tinggi yaitu: menjadi orang yang dapat diandalkan karena ia dapat melakukan tugas dan kewajibanya tanpa harus diminta oleh orang lain, melakukannya dengan sebaik-baiknya, dipercaya orang, dan ia lebih mudah masuk dalam kelompok sosial tertentu karena jujur, berani mengakui kesalahan yang telah dilakukannya, menghargai orang lain dan lain-lain.

2. Siswi yang tanggung jawabnya rendah

(62)

kepercayaan dari orang lain, karena apa yang menjadi tugasnya tidak dilakukan dengan baik/ia tidak menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan. Akibat lain yang terjadi jika para siswi tidak memiliki rasa tanggung jawab yaitu: suka mengkambing hitamkan orang lain jika terjadi kesalahan, lemah dalam berusaha/tidak punya daya tahan ketika berhadapan dengan kesulitan, suka meremehkan orang lain maupun benda, tugas dan kewajibanya sebagai pelajar tidak tidak dilakukan dengan baik. Selain itu para siswi juga akan mengalami kesulitan untuk menguasai tugas perkembangan selanjutnya sebagai orang dewasa yang sudah tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan orang tua maupun guru.

Rendahnya tanggung jawab yang dimiliki para siswi dipengaruhi oleh: sikap orang tua dalam mendidik anak, teman sebaya. Lie dan Prasasti (2004:104) mengatakan bahwa, perkembangan rasa tanggung jawab remaja dipengaruhi oleh: sikap orang tua dalam mendidik anak, masyarakat, dan teman sebaya.

(63)

terlibat tawuran, orang tua justru berjuang keras dengan segala cara membebaskan anaknya dari tahanan, sehingga anak tidak belajar bertanggung jawab atas perilaku yang diperbuatnya. Hal ini didukung oleh pendapat Megawangi (2007:10) yang mengatakan bahwa orang tua yang memanjakan remaja, dan jadi super solver problem bagi mereka akan menghambat perkembangan sikap tanggung jawab dalam diri remaja.

(64)

kepercayaan dan kesempatan bagi remaja untuk ikut terlibat dalam hidup bermasyarakat justru akan menghambat perkembangan rasa tanggung jawab dalam diri remaja.

Tanggung jawab remaja yang rendah juga dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan kepribadiannya. Menurut Hurlock (1996:223) karena remaja sering berada di luar rumah bersama dengan teman sebayanya berpengaruh pada sikap dan perilakunya. Kelompok teman sebaya kurang baik, seperti kelompok yang suka menghabiskan waktu untuk jalan-jalan di mall, shoping, chating, dan lain sebagainya akan berpengaruh kurang baik pada perkembangan tanggung jawab dalam diri remaja. Mereka menjadi kurang bisa memilih yang mana yang prioritas dan yang tidak yang harus mereka lakukan, kurang mempunyai perencanaan dalam mengerjakan tugas-tugasnya, karena waktunya habis untuk bersama kelompok teman-teman sebayanya.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh para pendidik khususnya konselor di sekolah untuk membantu meningkatkan tanggung jawab yang dimiliki oleh para siswa. Menurut Lie dan Prasasti (2004:105-123) ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tanggung jawab remaja yaitu dengan:

(65)

Konselor/para pendidik tidak mengambil alih tugas-tugas para siswa tetapi membimbing mereka untuk dapat mengelola waktu dengan lebih baik misalnya dengan membuat jadwal kegiatan hariannya.

b. Mengajak para siswa untuk belajar refleksikan peristiwa-peristiwa yang dialami baik keberhasilan maupun kegagalan. Para siswa dibimbing untuk menemukan nilai-nilai dari setiap peristiwa hidupnya.

c. Mengajak para siswa membuat komitmen untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya dan juga membuat komitmen untuk mematuhi aturan yang berlaku dimanapun mereka berada.

d. Mengajak para siswa menetukan tujuan dari setiap kegiatan yang akan dilakukan dan membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum mereka mengambil keputusan atau sebelum melakukan suatu tugas atau pekerjaan. e. Mengajak para siswa untuk berani mengambil keputusan.

Konselor dapat membantu para siswa untuk berani mengambil keputusan sendiri dengan segala konsekuensinya.

f. Mengajak siswa untuk belajar jujur dan berani mengakui kesalahan. Konselor dapat melatih para siswa agar mereka bersikap jujur dan berani

untuk mengakui kesalahan yang telah dilakukan serta tidak menyalahkan orang lain ketika mengalami kegagalan.

(66)

Adanya diolag dengan para siswa tentang tugas-tugas dan pelajarannya di sekolah, dapat menumbuhkan kesadaran mengenai tanggung jawab pribadinya sebagai seorang pelajar.

h. Memberikan sanksi.

Pada saat siswa melanggar aturan atau kesepakatan yang sudah dibuat bersama mereka diberi sanksi yang jelas dan mendidik. Dengan demikian siswa diharapkan menyadari kesalahannya dan belajar untuk setia pada komitmennya.

i. Memberi para siswa tanggung jawab di luar dirinya

Konselor dapat melatih para siswa agar mereka tidak hanya bertanggungjawab pada dirinya sendiri melainkan juga terhadap orang lain.

j. Bersikap membesarkan hati

Konselor dapat membesarkan hati para siswa dengan memberikan pujian jika mereka melakukan hal-hal yang baik, dan memberi dukungan serta kepercayaan pada para siswa.

Lighter (1999:68-86) mengungkapkan cara yang dapat dilakukan untuk membina dan meningkatkan tanggung antara lain yaitu:

a. Memberi batasan yang jelas

(67)

b. Memberikan konsekuensi positif.

Konsekuensi positif diberikan pada siswi yang mematuhi aturan misalnya dengan memberikan pujian

c. Bersikap konsisten

(68)

53 BAB V

USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

BAGI PARA SISWI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Dalam bab ini disajikan usulan topik bimbingan kelompok. Usulan topik-topik bimbingan kelompok ini merupakan jawaban atas masalah penelitian yang kedua, yaitu: Topik-topik bimbingan kelompok manakah yang sesuai untuk para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010?

(69)

Tabel 7

Usulan topik-topik Bimbingan Kelompok bagi para Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010

No Usulan Topik-Topik

1 Sikap positif

a. Manfaat sikap positif dalam kehidupan sehari-hari b. Kiat-kiat menumbuhkan sikap positif

2 Kejujuran

a. Manfaat kejujuran dalam hidup sehari-hari b. Tindakan yang menghambat kejujuran

c. Upaya-upaya untuk mengembangkan kejujuran

3 Optimisme

a. Manfaat sikap optimis dalam hidup sehari-hari b. Kiat-kiat membangun sikap optimis dalam diri

4 Kreativitas

a. Hakikat kreativitas b. Ciri-ciri orang kreatif

c. Hal-hal yang menghambat perkembangan kreativitas d. Upaya-upaya untuk mengembangkan kreativitas

5 Kebaikan hati

a. Makna dan nilai kebaikan hati b. Manfaat kebaikan hati

(70)

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran. A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada umumnya tingkat tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 sudah cukup baik. Hal ini tampak dalam hasil penelitian yaitu: 51 siswi (55,43%) memiliki tanggung jawab tinggi, dan 41 siswi (44,57%) memiliki tanggung jawab rendah. Namun demikian tanggung jawab para siswi masih perlu ditingkatkan agar mencapai tingkat tanggung jawab yang tinggi. 2. Tanggung jawab para siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta,

(71)

para siswi yang memiliki tingkat tanggung jawab rendah dapat mencapai tingkat tanggung jawab yang tinggi sedangkan para siswi yang sudah memiliki tingkat tanggung jawab tinggi diharapkan terus mengembangkannya.

B. Saran

Selanjutnya peneliti mengusulkan beberapa hal sebagi berikut: 1. Saran bagi pihak sekolah:

a. Guru pembimbing/konselor dapat mempertimbangkan topik-topik bimbingan kelompok yang diusulkan oleh penulis dan melatih tanggung jawab para siswi dengan berbagai kegiatan bimbingan kelompok, dalam upaya untuk meningkatkan tanggung jawab para siswi kelas X

b. Setiap guru hendaknya berusaha meningkatkan rasa tanggung jawab siswi antara lain dengan memberikan konsekuensi positif (pujian, dukungan, nilai) kepada para siswi yang melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

2. Bagi peneliti yang lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.

a. Melakukan ujicoba alat ukur penelitian terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian agar dapat mengetahui mutu dari alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian.

(72)
(73)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saiffudin. 1999. Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______________ 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______________ 1997. Reliabilitas dan Validitas Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Borba, Michele. 2008. Membangun Kecerdasan Moral. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Clemes, Bean. 2001. Melatih Anak Bertanggung Jawab (Terjemahan). Jakarta: Mitra Utama.

Covey, Stephen.1994. 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

____________.2006. The 8th Habith Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan. Jakarta: Gramedia.

Elia, Heman. 2008. Sikap Tanggung Jawab. Telaga, 02, 1-2.

Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Gunadi, Paul. 2008. Lima Faktor Pribadi Sehat. TELAGA. 165, 5.

______________ Menanamkan Tanggung jawab pada Anak. TELAGA, 054, 1.

Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen: Angket, Tes dan Skala Nilai. Yogyakarta: Andi Offset.

(74)

Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan). Jakarta:Erlangga.

Josephson, Peter, dan Dowd. 2003. Menumbuhkan 6 Sikap Remaja Idaman. Bandung: KAIFA.

Krismanto, Clara Istiwidiarum. 2006, 27 September. 4 Tipe Pola Asuh Orang Tua. Nakita. 062, 3- 4.

Lewis, Barbara A. 2004. Character Building untuk Remaja. Batam Centre : Kharisma Publishing Group.

Lewis, Paul. 1993. Anak Belajar tentang Tanggung Jawab. Kalam hidup, 04, 70-80.

Lighter, Dawn. 1999. Cara Efektif Menanamkan Tingkah Laku Positif pada Anak. Yogyakarta: Kanisius.

Malins, Joseph. 2006. Meraih Sukses Sejati. Jakarta: Karakter Prima Indonesia.

Masijo, Ign. 2007. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Megawangi, Ratna. 2007, 3 Mei. Membangun Karakter Remaja. Makalah dipresentasikan dalam seminar pembentukan karakter, Jakarta.

Moekijat.1984. Kamus Management. Bandung: ALUMNI

Musa, Elly Risma. 2006, 6 September. Ajari Anak Bertanggung Jawab. Inpire Kids. 09, 2-6.

Nuryoto, Sartini. 1992. Kemandirian Remaja Ditinjau dari Tahap Perkembangan, Jenis Kelamin dan Peran Jenis. Disertasi. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Prianto, Puji Lestari. 2007, 13 Januari. Life Skill Modal untuk Mengemas Diri. Primanita 01, 1.

(75)

Sobur, Alex. 1987. Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Stoltz, Paul G. 2000. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo

Sukmaningrum, Evi. 2005, 4 April. Membentuk Anak Bertanggung Jawab. Ayah Bunda. 09, 3-4.

Suryabarata, Sumardi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Raja grafindo Persada.

Suparjo. 2004, 7 September. Penanaman Tanggung Jawab pada Anak. Inpire Kids. 03, 1-2.

Tanlain, Wens.dkk. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Tilman, Diane. 2004. Pendidikan Nilai untuk Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.

Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media Yusuf, Syamsu. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Jakarta: Grasindo.

____________1985. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta:Gramedia.

Winkel, W.S. & Sri Hastuti, M.M. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Media Baru

(76)
(77)

Skala Tanggung Jawab

Oleh:

Desi Mariyani

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(78)

Petunjuk:

Di bawah ini ada 60 pernyataan tentang tanggung jawab. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat. Berilah tanda centang (√) pada lembar jawaban tersendiri yang tersedia sesuai dengan keadaan diri anda. Tidak ada jawaban yang salah semua pilihan jawaban adalah benar maka jangan sampai ada yang terlewatkan.

Tujuan dari skala ini adalah untuk mengukur seberapa besar tanggung jawab yang telah anda miliki saat ini.

Adapun arti pilihan jawaban yang telah tersedia adalah sebagai berikut: SL : Bila pernyataan tersebut Selalu anda alami atau lakukan.

SR : Bila pernyataan tersebut Sering kali anda alami atau lakukan. JR : Bila pernyataan tersebut Jarang anda alami atau lakukan.

TP : Bila pernyataan tersebut Tidak Pernah anda alami atau lakukan.

No Pernyataan Alternatif jawaban

SL SR JR TP

1 Saya fokus dengan apa yang sedang saya kerjakan. 2 Saya menggulangi kembali pelajaran yang saya

peroleh di sekolah

3 Saya berusaha menyiapkan kebutuhan saya sendiri tanpa bantuan orang lain.

4 Saya mencontek saat ujian

5 Saya mendaftar semua kegiatan-kegiatan untuk menentukan mana yang prioritas.

6 Saya suka menunda-nunda mengerjakan tugas 7 Saya menerima kegagalan yang saya alami.

8 Saya aktif dalam diskusi kelompok kalau ada teman yang memulai lebih dahulu.

9 Saya acuh tak acuh dengan apa yang menjadi tugas dan kewajiban saya.

10 Saya menenangkan diri saat saya marah.

(79)

No Pernyataan Alternatif jawaban

SL SR JR TP

12 Saya berani menerima resiko dari perbuatan saya. 13 Saya berani bertanya ketika saya belum jelas

dengan apa yang disampaikan guru saat mengajar. 14 Saya berinisiatif mencari sumber-sumber belajar

seperti dari internet, majalah, koran, dan lain-lain untuk memperluas wawasan saya.

15 Saya berusaha memperhatikan dengan baik saat guru sedang mengajar

16 Saya membiarkan peristiwa yang saya alami berlalu begitu saja.

17 Saya beralih ke hal-hal yang menarik dan tidak menyelesaikan tugas saya.

18 Saya putus asa ketika mendapat nilai jelek 19 Saya mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. 20 Saya menghindar ketika menghadapi kesulitan saat

mengerjakan tugas.

21 Saya mengerjakan dengan baik tugas-tugas yang diberikan oleh guru

22 Saya mencari alasan untuk membenarkan diri jika saya melakukan kesalahan.

23 Saya cepat bosan dalam mengerjakan sesuatu. 24 Saya asyik ngobrol dengan teman saat guru sedang

mengajar

25 Saya belajar ketika menjelang ujian

26 Saya sulit belajar dari pengalaman orang lain untuk mengubah sikap saya.

27 Saya menyalahkan orang lain ketika mengalami kegagalan.

28 Saya berani mengambil keputusan sendiri.

29 Saya suka menyela ketika orang lain sedang berbicara.

30 Saya mencari solusi untuk mengatasi kesulitan yang saya hadapi.

(80)

No Pernyataan Alternatif jawaban

SL SR JR TP

32 Saya belajar dengan sungguh-sungguh. 33 Saya mengulangi kesalahan yang sama

34 Saya dengan senang hati membantu teman yang kurang mampu dalam mata pelajaran tertentu. 35 Saya bersikap reaktif (marah) jika keinginan saya

tidak dipenuhi.

36 Saya asal-asalan dalam mengerjakan tugas-tugas. 37 Saya membuat jadwal belajar setiap awal semester. 38 Saya dengan antusias mengikuti pelajaran-

pelajaran di sekolah.

39 Saya malas mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.

40 Saya kurang teliti dalam mengerjakan tugas.

41 Saya menggunakan jam belajar hanya untuk sms dengan teman.

42 Saya belajar untuk menemukan nilai dari apa yang saya pelajari.

43 Saya malas membuat perencanaan untuk menyelesaikan tugas-tugas saya.

44 Saya tergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas-tugas saya.

45 Saya belajar dari kegagalan yang saya alami.

46 Saya mempelajari bahan pelajaran dari berbagai sumber selain buku yang ditentukan oleh guru. 47 Saya belajar tanpa diminta oleh orang lain 48 Saya mengambil waktu untuk mengevalusi

kegiatan harian saya.

49 Saya tergantung pada orang lain untuk mengambil keputusan.

(81)

No Pernyataan Alternatif jawaban

SL SR JR TP

51 Saya mengalokasikan waktu lebih banyak untuk mata pelajaran yang sulit.

52 Saya meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan persoalan yang saya hadapi

53 Pada awal semester saya membuat target nilai yang ingin saya capai untuk setiap mata pelajaran.

54 Saya meninggalkan tugas-tugas saya yang belum selesai.

55 Saya menggunakan banyak waktu hanya untuk mengeluh kepada orang lain tentang kegagalan saya.

56 Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan.

57 Saya bingung dengan apa yang akan saya lakukan. 58 Saya menyalin pekerjaan teman dan

mengumpulkannya sebagai hasil pekerjaan saya. 59 Saya tahu tu

Gambar

 Tabel 1 Rincian Jumlah Para Siswi Kelas X
Tabel. 3 Daftar indeks Kualifikasi Reliabilitas
Tabel 4 Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Tabel 6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 1 dapat dilihat untuk pembayaran BHP ISR Telkom Flexi dari tahun 2005 – 2009 terjadi peningkatan pembayaran sesuai pertambahan BTS tiap tahun sehingga pada saat

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa tingkat pengetahuan dan sikap serta dukungan keluarga memiliki hubungan yang secara statistik signifikan dengan partisipasi

Sasaran reformasi birokrasi pada lima tahun pertama difokuskan pada penguatan birokrasi pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,

Nilai odds ratio (OR) pekerjaan menunjukkan bahwa pekerjaan nelayan/ bertani/berkebun memiliki peluang 3,800 kali lebih besar menderita filariasis dibandingkan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah mengontrol temperatur sepanjang Γ w sedemikian hingga temperatur pada batas tersebut sesuai dengan kondisi temperatur yang

1) Mendukung konsep materi dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Mudah dan aman digunakan baik oleh siswa maupun guru. 3) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 4) Mendukung

--- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uraian Memori Banding yang diajukan oleh pihak Tergugat / Pembanding, telah dapat disimpulkan bahwa dengan sering terjadi