• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus Pada Konsumen Handphone di Jogjatronik Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi Kasus Pada Konsumen Handphone di Jogjatronik Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

VIKI CHRISTIAWAN NIM : 042214029

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

(2)

23 November 2009

(3)
(4)

Ada dua hal yang tidak terbatas di dunia ini, yaitu alam semesta dan kebodohan manusia

(Albert Einstein)

Usaha tanpa Cinta sering berakhir dengan petaka. Cinta tanpa Usaha hanyalah mimpi disiang bolong

(Gede Prama)

Karya kecilku ini khusus kupersembahkan untuk :

Z Papa, Mama, dan Adik tercinta Terima kasih untuk segala dukungan dan doanya

Thanks For All.

(5)
(6)

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI JOINT VENTURE

DITINJAU DARI KEPENTINGAN KONSUMEN

Studi Kasus Pada Konsumen Handphone di Jogjatronik

VIKI CHRISTIAWAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas produk dan kepuasan konsumen antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan merupakan hasil dari perusahaan joint venture serta untuk mengetahui apakah kualitas handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dalam hal empati, jaminan dan harga.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dan dalam pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Analisis data pada masalah pertama dan kedua menggunakan uji beda dua rata – rata untuk mengetahui perbedaan kualitas produk handphone dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone yang bukan hasil dari perusahaan joint venture serta untuk mengetahui perbedaan kepuasan konsumen terhadap handphone dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan dari perusahaan joint venture. Analisis data pada masalah ketiga menggunakan uji regresi linear sederhana, digunakan untuk mengetahui pengaruh kualitas handphone dari perusahaan joint venture terhadap kepuasan konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1) Tidak terdapat perbedaan kualitas menurut persepsi konsumen antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture. (2) Terdapat perbedaan kepuasan konsumen pada aspek empati antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture. Namun hal ini tidak berlaku untuk kepuasan pada aspek jaminan dan harga. (3) Kualitas menurut persepsi konsumen atas handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture kurang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada aspek empati dan harga. (4) Kualitas menurut persepsi konsumen atas handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada aspek jaminan.

(7)

THE EFFECTIVITY ANALYSIS OF JOINT VENTURE STRATEGY BASED ON CONSUMER’S IMPORTANCE

Case Study on Handphone Consumer at Jogjatronik

VIKI CHRISTIAWAN SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2009

The purpose of the research were to identify the quality difference and satisfaction difference of handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens as a joint venture company with other handphones that were not produced by joint venture companies and to identify the effect of consumer’s perception to handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens toward consumer’s satisfaction on emphaty, assurance and price.

The research was a field research and data collected by questionaire. The analysis of 1st and 2nd problem was two mean difference test in order to identify about quality difference between handphone product of Joint venture compared with handphone product of non joint venture and to identify the satisfaction difference between handphone produced by joint venture compared with handphone produced by non joint venture. The analysis of 3rd problem was linear regression test to identify the quality effect of handphone product of joint venture toward customer’s satisfaction.

The corelusion of the research as follows (1) there was no quality difference based on consumer’s perception between handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens that were joint venture company with other handphones that were produced by non joint venture companies(2) There was satisfaction difference on emphaty aspect between handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens that produced by joint venture company with other handphones that were produced by non joint venture company. But there was no satisfaction difference on assurance and price aspect. (3) There was no effect of quality on consumer’s perception to handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens toward consumer's satisfaction on emphaty and price aspect. (4) There was effect of quality on consumer’s perception to handphone Sony Ericsson dan BenQ Siemens toward consumer’s satisfaction on assurance aspect.

(8)
(9)

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat, dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Efektivitas Strategi Joint Venture Ditinjau Dari Kepentingan Konsumen “ yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. V. Mardi Widyatmono, S.E., M.B.A. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Drs. Aloysius Triwanggono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I yang telah begitu baik bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritik yang sangat berharga dan membangun dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

(10)

bimbingan, masukan, dan kritik dengan baik hingga terselesaikannya skripsi ini

6. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen yang telah membagikan ilmunya dan membantu penulis

7. Seluruh responden pengguna handphone di Jogjatronik yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang penulis butuhkan

.

8. Papa, Mama, dan Adik tercinta serta seluruh keluarga yang saya sayangi dan hormati.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih, Tuhan memberkati kita semua Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.

Yogyakarta, 23 November 2009

Penulis

(11)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran ... 9

B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11

C. Pengertian Strategi ... 12

D. Strategi Joint Venture, Merger dan Pengambilan Alih ... 14

E. Tujuan Strategi Joint Venture... 17 F. Keunggulan Strategi Joint Venture Dibanding Dengan Merger

(12)

H. Kepuasan Konsumen ... 20

I. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 25

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Data yang Diperlukan ... 30

F. Populasi dan Sampel... 30

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 32

H. Teknik Pengumpulan Data ... 33

I. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Nokia ... 40

B. Ben-Q Siemens ... 42

C. Sony Ericsson ... 43

D. Samsung ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 45

1. Jenis Kelamin ... 45

(13)

4. Jenis Handphone ... 49

5. Jenis Jaringan ... 50

B. Hasil Pengujian Instrumen ... 51

1. Pengujian Validitas ... 52

2. Pengujian Reliabilitas ... 53

C. Analisis Data ... 55

1. Analisis Perbedaan Kualitas Produk Antara Produk Joint Venture dengan Non Joint Venture ... 55

2. Analisis Perbedaan Kepuasan Antara Produk Joint Venture dengan Non Joint Venture ... 57

3. Analisis Pengaruh Persepsi Atas Kualitas Terhadap Kepuasan pada Aspek Empati pada Produk Handphone Joint Venture ... 59

4. Analisis Pengaruh Persepsi Atas Kualitas Terhadap Kepuasan pada Aspek Jaminan pada Produk Handphone Joint Venture ... 61

5. Analisis Pengaruh Persepsi Atas Kualitas Terhadap Kepuasan pada Aspek Harga pada Produk Handphone Joint Venture ... 63

(14)

B. Saran ... 67 C. Keterbatasan ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(15)

Tabel V1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel V.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46

Tabel V.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 48

Tabel V.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Handphone ... 49

Tabel V5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Jaringan ... 50

Tabel V.6. Hasil Perhitungan Koefisien Validitas... 52

Tabel V.7. Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas ... 54

Tabel V.8. Hasil Uji Beda Kualitas Produk Antara Produk Joint Venture dengan Non Joint Venture ... 55

Tabel V.9. Hasil Uji Beda Kepuasan Konsumen Antara Produk Joint Venture dengan Non Joint Venture ... 57

Tabel V.10. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Pengaruh Persepsi Atas Kualitas Terhadap Kepuasan pada Aspek Empati pada Produk Handphone Joint Venture ... 59

Tabel V.11. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Pengaruh Persepsi Atas Kualitas Terhadap Kepuasan pada Aspek Jaminan pada Produk Handphone Joint Venture ... 61

Tabel V.12. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Pengaruh Persepsi Atas Kualitas Terhadap Kepuasan pada Aspek Harga pada Produk Handphone Joint Venture ... 63

(16)

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Jogjatronik Lampiran 2. Instrumen Kuesioner Penelitian Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Kuesioner

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuesioner Lampiran 5. Tabel Frekuensi Karakteristik Responden

Lampiran 6. Tabel Frekuensi Jawaban Responden Lampiran 7. Hasil Uji Beda (T – test)

Lampiran 8. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

(17)

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, kebutuhan akan komunikasi dan informasi sangatlah penting. Komunikasi diperlukan untuk menunjang semua kegiatan manusia, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat, dan aktual. Komunikasi merupakan kunci utama dari segala kegiatan manusia, baik itu kegiatan bisnis maupun non bisnis. Teknologi telekomunikasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan nasional. Dari sekian banyak teknologi yang dikembangkan manusia, yang paling menonjol dan mempengaruhi kehidupan manusia adalah perkembangan yang dicapai di bidang telekomunikasi. Bidang ini telah menguasai hampir semua segi kehidupan manusia, seperti penyaluran informasi dalam bentuk suara (telepon), tulisan (telegram), gambar dan suara (televisi), data (komputer). Untuk memudahkan komunikasi maka diperlukan suatu alat yang mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tercepat. Oleh sebab itu, diciptakanlah sebuah alat yang mampu menciptakan komunikasi dua arah dan bersifat mobile yang tidak dibatasi oleh tempat, dan tidak membatasi gerak kita di dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Alat tersebut dinamakan handphone, atau dikenal dengan telepon selular, yang merupakan pengembangan dari telepon biasa atau telepon rumah.

Dengan handphone setiap orang dapat berkomunikasi dimanapun dan kapanpun. Mereka dapat dengan mudah dan cepat untuk menyampaikan dan

(18)

menerima berita, informasi secara langsung dan cepat. Apalagi, pada saat ini handphone sudah menjadi kebutuhan pokok untuk menunjang kebutuhan yang ada. Dengan adanya handphone, diharapkan komunikasi dengan keluarga, teman, sahabat, relasi bisnis dapat berjalan lancar. Selain itu juga, saat ini handphone menyajikan fasilitas dan pelayanan yang lebih lengkap, sehingga aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Teknologi handphone sedang berkembang kearah multimedia. Handphone saat ini, tidak lagi sekedar telepon yang berpindah dalam saku atau genggaman, tapi juga merupakan komputer mini yang membantu aktivitas sehari-hari. Dengan handphone setiap orang tidak hanya dapat bertelepon, tetapi juga bisa mengirim short message service (SMS) atau pesan singkat, mengirim electronic mail (e-mail), melakukan browsing internet, mengerjakan dokumen kerja, mengecek gaji dan rekening bulanan. Setiap orang dapat merasakan bahwa dunia ada di dalam genggamannya. Saat ini, ada kecenderungan orang membeli handphone tidak hanya sebagai kebutuhan untuk alat komunikasi, tetapi juga sebagai bagian dari life style, yang dimana dapat mencerminkan status, karakter, dan pekerjaan seseorang.

(19)

Pasar handphone yang menarik dan menjanjikan ini membuat persaingan para vendor handphone, seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, LG, Ben-Q Siemens, dan Motorola semakin hebat dalam berinovasi dan berimprovisasi. Masing–masing vendor, melakukan strategi–strategi yang efektif untuk memenangkan dan mendapatkan pangsa pasar yang besar.

Melihat persaingan yang ada, perusahaan handphone Ericsson harus melakukan suatu tindakan yang efektif untuk dapat bersaing dengan perusahaan handphone lainnya. Maka dari itu Telefonaktiebolaget LM Ericsson dari Swedia melakukan strategi joint venture dengan Sony Corporation dari Jepang, yang dimana diharapkan dapat mendongkrak penjualan melalui penciptaan citra produk yang baik kepada para konsumen handphone. Strategi joint venture, di antara kedua perusahaan tersebut adalah usaha untuk menggabungkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut. Kelebihan itu antara lain, Ericsson memiliki keunggulan di bidang peralihan teknologi dari telepon analog menjadi digital, teknologi komunikasi dan infrastruktur, namun kurang kuat di bidang desain dan pasar di Jepang. Sementara Sony dikenal sebagai pemain nomer satu di bidang audio video, andal di bidang games, memiliki customer relations, desain yang kuat, distribusi, aplikasi, dan pasar di Jepang.

(20)

Joint Venture Ditinjau dari Kepentingan Konsumen” Studi Kasus pada

Konsumen Handphone di Jogjatronik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan kualitas menurut persepsi konsumen antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture?

2. Apakah terdapat perbedaan kepuasan konsumen menurut persepsi konsumen antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture ?

3. Apakah kualitas menurut persepsi konsumen handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture berpengaruh terhadap kepuasan konsumen?

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlampau luas, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

(21)

joint venture PT. Siemens dan PT. Ben-Q yang menghasilkan handphone Ben-Q Siemens.

2. Pembanding dengan handphone lain adalah handphone Nokia dan Samsung. Penulis memilih handphone Nokia dan Samsung karena kedua handphone tersebut merupakan penguasa pangsa pasar handphone terbesar di Indonesia tahun 2008. Berikut adalah daftar lima teratas (sumber : www.studiohp.com) :

a. Nokia menguasai 40% pangsa pasar b. Samsung menguasai 13,9% pangsa pasar c. Motorola menguasai 12,2% pangsa pasar d. Sony Ericsson menguasai 9,2 pangsa pasar e. LG Electronics menguasai 7,1% pangsa pasar

3. Untuk mengetahui kualitas produk handphone Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, dan Samsung, maka atribut yang akan diteliti adalah:

a. Performance (kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti b. Features (fitur), yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan

c. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan

d. Serviceability (pelayanan), yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan, dan penanganan keluhan yang memuaskan

(22)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang ingin dicapai oleh penulis dalam memecahkan permasalahan yang dirumuskan. Secara garis besar, penulis ingin mengetahui efektivitas strategi joint venture ditinjau dari kepentingan konsumen. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan kualitas produk antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan merupakan hasil dari perusahaan joint venture.

2. Untuk mengetahui perbedaan kepuasan konsumen menurut persepsi konsumen terhadap handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan merupakan hasil dari perusahaan joint venture. 3. Untuk mengetahui apakah kualitas menurut persepsi konsumen handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

(23)

pertimbangan untuk penyusunan strategi yang lebih tepat lagi di masa yang akan datang.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan serta sebagai sumber bacaan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa atau mahasiswi maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan. 3. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengalaman serta penerapan antara teori akademis dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori–teori yang mendasari penelitian dan hipotesis.

BAB III: Metode Penelitian

(24)

diperlukan, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, pengujian instrumental, dan teknik analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menjelaskan gambaran perusahaan yang dijadikan tempat penelitian, meliputi sejarah perusahaan, posisi perusahaan di pasar dan juga gambaran umum produk handphone merek Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, dan Motorola

BAB V: Analisis Data

Bab ini berisi tentang proses dan analisis terhadap data yang digunakan yang menggunakan alat analisis yang telah ditentukan sebelumnya.

BAB VI: Kesimpulan dan Saran

(25)

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu bentuk kegiatan yang paling penting bagi dunia usaha dalam mencapai tujuannya, yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan, menang dalam bersaing dan untuk mendapatkan laba yang sebanyak-banyaknya. Dengan adanya pemasaran bagi konsumen sendiri juga dapat dengan bebas menentukan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya.

Phillip Kotler (1991:4) memberikan definisi pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.

Sedangkan tujuan pemasaran menurut Peter Drucker (dalam Philip Kotler 1990:4) adalah membuat penjualan berlebihan. Hal ini untuk mengetahui serta memahami konsumen sehingga produk atau jasa tersebut dapat terjual dengan sendirinya.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan diri dan mendapatkan laba. Apabila perusahaan menginginkan agar tujuan tersebut dapat tercapai dan konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan, maka kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya.

Pemasaran bukan hanya semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa semata tetapi lebih jauh berorientasi jangka panjang dengan memberikan kepuasan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, pemasar harus tahu kebutuhan

(26)

atau keinginan konsumen dan memuaskan kebutuhan tersebut semaksimal mungkin.

Kotler mengemukakan pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Definisi ini memberikan gambaran mengenai kebutuhan manusia untuk dipenuhi dengan menciptakan produk sehingga memberikan suatu kepuasan. Masing- masing produsen berkompetisi untuk saling mengungguli dengan keterbatasan sumber daya, untuk menyampaikan nilai kepada konsumen semaksimal mungkin atau lebih dari yang diberikan produsen pesaing.

(27)

Ada tiga tahap yang mungkin dilewati oleh praktek pemasaran (Kotler, 2000:3) yaitu:

1. Pemasaran entrepreneurial 2. Pemasaran yang terumuskan 3. Pemasaran intrepreneurial

Inti dari pembahasan adalah bahwa pemasaran yang efektif dapat mempunyai banyak bentuk. Akan selalu ada perbedaan pandangan antara pemasaran yang terumuskan dengan dan pemasaran kreatif. Manajer pemasaran menghadapi keputusan-keputusan besar utama seperti ciri-ciri produk apa yang harus dirancang menjadi suatu produk baru, berapa banyak biaya untuk promosi sampai keputusan-keputusan kecil seperti pencantuman nama, warna pada kemasan baru. Para manajer pemasaran berusaha mempengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan untuk mencapai sasaran organisasi.

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

(28)

Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan membeli sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasional.

Jadi manajemen pemasaran dapat dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan. perencanaan, penerapan, dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

C. Pengertian Strategi

Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing–masing. Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip oleh Sukristono (1995), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya sebagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

(29)

dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.”

Strategi pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau kombinasi dari beberapa sistem bauran pemasaran. Stanton, et al (1996:640) berpendapat bahwa: “Marketing mix is a combination of the four elements-product, pricing structure, distribution system and promotional activities-that comprise a company’s marketing program.”

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah suatu kombinasi dari empat elemen yaitu: produk, struktur harga, sistem distribusi dan aktivitas promosi yang meliputi sebuah program pemasaran perusahaan. Dalam pemasaran suatu produk atau jasa, strategi yang ditempuh oleh manajer perusahaan terdiri dari 3 tahap, yaitu: (a) memilih konsumen yang dituju, (b) mengidentifikasi keinginan dan kepuasan konsumen, dan (c) menentukan bauran pemasaran yang digunakan.

Jika diperhatikan pendapat Stanton (1996:55), bauran pemasaran (marketing mix) adalah sebagai berikut:

“Marketing mix is the term that used to describe the combination of the four inputs that constitute the core of an organization’s marketing system. These four elements are product offering, the price structure, the promotional activities and distribution system.”

(30)

berkaitan dengan inti dari suatu sistem pemasaran. Empat elemen itu adalah penawaran produk, struktur harga, aktivitas promosi dan sistem distribusinya, yang juga dikenal dengan 4P yaitu product, price, place dan promotion (Kotler, 2000).

D. Strategi Joint Venture, Merger, dan Pengambilan Alih

Istilah joint venture adalah salah satu istilah yang populer, terutama sejak pertengahan abad ke 20 yang di mana bangsa-bangsa mulai menjalin kerjasama ekonomi yang lebih erat setelah mengalami malapetaka yang diakibatkan oleh Perang Dunia ke-II (1939-1945). Bentuk perusahaan joint venture tumbuh pesat sebagai usaha peningkatan kerjasama antara beberapa perusahaan yang berasal dari beberapa negara menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan–kekuatan ekonomi yang lebih padat.

Joint venture, bila diterjemahkan langsung, berarti “mencoba berusaha bersama-sama”. Dalam pengertian sehari-hari joint venture merupakan suatu perusahaan baru yang didirikan bersama-sama oleh beberapa perusahaan yang berdiri sendiri dengan menggabungkan potensi usaha termasuk “know-how” (technical service agreement,francise and brand use agreement, construction and other job performance contracts, management contracts and rental agreement) dan modal, dalam perbandingan yang telah ditetapkan menurut perjanjian yang telah sama-sama disetujui.

(31)

2. Modal perusahaan joint venture terdiri dari “know how” dan modal saham yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan pendiri, kekuasaan dalam joint venture sesuai dengan banyaknya saham yang ditanam oleh masing-masing perusahaan pendiri.

3. Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan kemerdekaan masing-masing

4. Khusus untuk Indonesia seperti yang kita kenal sampai sekarang, joint venture merupakan kerjasama antara perusahaan domestic dan perusahaan asing, tidak menjadi soal apakah modal pemerintah atau modal swasta.

Pengertian joint venture sering juga diartikan dengan istilah lain seperti Foreign Collaborations, International Enterprises, dan sebagainya. Pada hakekatnya yang dimaksud dengan istilah itu ialah usaha joint venture.

(32)

Strategi merger ialah penggabungan beberapa perusahaan menjadi satu pe rusahaan baru dengan konsentrasi potensi usaha yang lebih padat. Penggabungan diri serupa ini selalu dibarengi oleh timbulnya P.T. yang baru, sedangkan perseroan-perseroan yang lama serentak menghentikan eksistensinya. Di dalam hal merger antar perusahaan, sebagai konsekuensi dari likuidasi perusahaan-perusahaan yang lama, semua aktiva dan passiva ditampung dalam perusahaan-perusahaan baru. Merger biasanya merupakan integrasi horizontal beberapa perusahaan yang bergerak dibidang usaha sejenis sehingga kemerdekaan dari masing-masing perusahaan yang bergabung menjadi hilang sama sekali, disamping itu merger biasanya timbul di antara beberapa perusahaan yang kedudukannya relatif lemah. Hal lain, merger merupakan keputusan final masing-masing perusahaan yang bergabung, tanpa menyediakan peluang untuk menarik diri dan kembali pada perusahaan masing-masing semula andaikata penggabungan diri dalam bentuk merger tersebut tidak membawa hasil seperti apa yang diharapkan.

(33)

E. Tujuan Strategi Joint Venture

Bentuk perusahaan joint venture tumbuh pesat sebagai usaha peningkatan kerjasama antara beberapa perusahaaan yang berasal dari beberapa negara menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan-kekuatan ekonomi yang lebih padat. Dilihat dari struktur organisasi dan corak pembagian kekuasaan yang terdapat dalam bentuk usaha joint venture, salah satu daya tarik yang paling besar dari bentuk usaha ini ialah elastisitas dari persyaratan-persyaratan yang dapat ditampungnya. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semua bentuk kerjasama antar perusahaan yang mungkin dapat kita bayangkan, dapat ditampung oleh bentuk usaha joint venture, tanpa memandang besar kecilnya modal, kekuasaan ekonomi maupun domisili dari masing-masing partisipan yang bersangkutan.

Tujuan strategi joint venture antara lain yaitu:

1. Membangun kekuatan perusahaan yang lebih besar lagi dari sebelumnya

2. Menyebarkan biaya-biaya dan resiko-resiko, maksudnya adalah meminimalisasi biaya-biaya dan resiko-resiko yang terjadi nantinya

3. Meningkatkan sumber daya finansial dari perusahaan

4. Mencapai skala ekonomi dan meningkatkan kapasitas produksi semaksimal mungkin

(34)

F. Keunggulan Strategi Joint Venture dibanding dengan Merger dan

Pengambilan alih

Keunggulan strategi joint venture dibanding dengan merger dan pengambilan alih adalah sebagai berikut:

1. Tanggungan resiko dibagi rata antara masing-masing partner perusahaan-perusahaan yang berlainan

2. Masing-masing Know How yang dibawa oleh partner juga merupakan pengurangan tanggungan resiko

3. Kemerdekaan masing-masing perusahaan yang bekerja sama tetap terpelihara dengan baik

4. Manfaat dari ”economics of scale” (tingkat produksi yang lebih besar) dan spesialisasi.

Keuntungan-keuntungan tersebut masih dapat ditingkatkan lagi karena joint venture adalah perusahaan baru yang tidak mesti terikat pada barang modal perusahaan-perusahaan yang bekerja sama.

Manfaat dari Know How yang dibawa ke dalam suatu joint venture sangat luas artinya. Ia dapat mencakup keuntungan-keuntungan yaitu:

1. Penghematan waktu dan uang

2. Know How dapat digunakan langsung

(35)

4. Know How dapat juga mencakup keahlian dan keluwesan dalam menghubungi pemerintah setempat untuk memperoleh fasilitas materiil dan idiil yang dibutuhkan oleh usaha joint venture tersebut

G. Pengertian Kualitas

Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang karena kualitas memiliki banyak sekali kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak pakar dibidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing – masing. Beberapa diantaranya yang paling populer adalah yang dikembangkan oleh tiga pakar kualitas tingkat internasional, yaitu W. Edwards Deming, Philip B. Crosby, dan Joseph M. Juran.

W. Edwards Deming: mendefinisikan kualitas adalah kemampuan produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Philip B. Crosby: mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan.

(36)

H. Kepuasan Konsumen

Konsep kepuasan pelanggan masih bersifat abstrak. Pencapaian kepuasan dapat merupakan proses yang sederhana, kompleks maupun rumit. Beberapa ahli merumuskan pengertian mengenai kepuasan konsumen (pelanggan) antara lain: a. Menurut Day dalam Fandy Tjiptono (1996:146), kepuasan atau ketidakpuasan

pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

b. Menurut Engel et al dalam Fandy Tjiptono (1996:146), kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberi hasil atau outcome sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.

c. Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono (1996:147), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan harapan dengan kinerja atau hasil yang ia rasakan.

d. Menurut Wilkie dalam Fandy Tjiptono (1997:24), kepuasan pelanggan adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.

(37)

atau jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu (Fandy Tjiptono, 1997:24):

a. Hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis b. Memberikan dasar yang baik bagi pelanggan untuk pembelian ulang c. Terciptanya loyalitas konsumen

Loyalitas konsumen berarti kesetiaan konsumen untuk berbelanja di lokasi ritel tertentu. Mempertahankan keunggulan bersaing dapat membantu menarik perhatian dan mempertahankan para konsumen yang loyal. Mempunyai konsumen yang loyal adalah metode yang penting dalam mempertahankan keuntungan dari para pesaing, mengingat memiliki konsumen yang loyal berarti konsumen memiliki keengganan untuk menjadi pelanggan pada ritel-ritel pesaing (Christina, 2006:58-59).

Beberapa cara dalam membangun loyalitas konsumen dengan (Christina, 2006:59):

1) Mengembangkan strategi yang jelas dan tepat

2) Menciptakan hubungan emosional dengan para konsumen melalui program loyalitas, misalnya Alfa menawarkan program AFC (Alfa Family Club), Carrefour dengan Kartu Belanja Carrefour, Matahari dengan MCC (Matahari Club Card).

(38)

Rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) mejadikan pelanggan sebagai kelompok yang dijadikan acuan (reference group). Reference group adalah satu atau lebih orang-orang yang digunakan seseorang sebagai dasar pertimbangan untuk kepercayaan, perasaan, dan perilaku. Kelompok ini mempengaruhi keputusan belanja dengan (Christina, 2006:46):

1) Menawarkan informasi

2) Menyediakan penghargaan untuk perilaku pembelian yang spesifik 3) Penambahan citra diri pelanggan

I. Hipotesis

(39)

direpotkan dengan permasalahan teknologi. Efektivitas joint venture ditunjukkan oleh adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah joint venture, selain itu diharapkan setelah joint venture perusahaan mampu meningkatkan kualitas produk dan kepuasan konsumen.

Maka berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara yang berfungsi sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya penelitian, adalah:

1. H0: Tidak terdapat perbedaan kualitas menurut persepsi konsumen, antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture

HA: Terdapat perbedaan kualitas menurut persepsi konsumen, antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture

2. H0: Tidak terdapat perbedaan kepuasan konsumen menurut persepsi konsumen, antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture

(40)

merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture

3. H0: Tidak terdapat pengaruh kualitas menurut persepsi konsumen handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture terhadap kepuasan konsumen pada aspek empati HA: Terdapat pengaruh kualitas menurut persepsi konsumen handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture terhadap kepuasan konsumen pada aspek empati

4. H0: Tidak terdapat pengaruh kualitas menurut persepsi konsumen handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture terhadap kepuasan konsumen pada aspek jaminan HA: Terdapat pengaruh kualitas menurut persepsi konsumen handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture terhadap kepuasan konsumen pada aspek jaminan

(41)

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan yang merupakan

penelitian studi kasus, dimana dalam pengumpulan data biasanya dengan

menggunakan kuesioner. Jenis penelitian studi kasus merupakan penelitian objek

tertentu pada suatu perusahaan, yang pengumpulan datanya menggunakan

beberapa elemen. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis,

selanjutnya ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada

objek yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Jogjatronik, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada April 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah responden yang minimal pernah

memiliki salah satu dari keempat merek handphone tersebut (Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, dan Samsung).

(42)

2. Objek penelitian adalah

Efektivitas strategi joint venture ditinjau dari kepentingan konsumen, khususnya dalam hal kualitas kepuasan konsumen.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek

penelitian atau faktor - faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang

diteliti. Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini maka variabel

penelitian ini adalah:

1. Kualitas produk

Arti dari kualitas produk adalah kemampuan produk untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen. Aspek yang dinilai meliputi:

a. Performance (kinerja)

Indikator - indikator yang terdapat dalam performance (kinerja) yaitu: 1) Handphone memiliki layanan short message service (SMS) yang

mudah digunakan

2) Kualitas suara bicara yang dihasilkan handphone baik dan jelas 3) Kemudahan dalam pengoperasian menu pada handphone

b. Features (fitur)

Indikator - indikator yang terdapat dalam features (fitur) yaitu:

1) Handphone memiliki fasilitas multimedia message service

(MMS) yang mudah digunakan

(43)

3) Kualitas suara yang dihasilkan dari MP3 handphone baik dan jelas

c. Durability (daya tahan)

Indikator - indikator yang terdapat dalam durability (daya tahan) yaitu: 1) Handphone memiliki baterai yang tahan lama (penggunaan

normal > 2 hari)

2) Software handphone tidak mudah mengalami disfungsi 3) Handphone tahan lama (tahan banting)

d. Serviceability (pelayanan)

Indikator - indikator yang terdapat dalam serviceability (pelayanan) yaitu:

1) Handphone memiliki spare part yang mudah didapatkan di pasaran

a) Handphone mudah untuk mendapatkan layanan servis b) Handphonecompatible dengan komputer atau laptop

e.Estetika

Indikator - indikator yang terdapat dalam estetika yaitu:

(44)

2. Kepuasan Konsumen

Arti dari kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan harapan dengan kinerja atau hasil yang ia rasakan.

Aspek yang dinilai meliputi:

a. Harapan, meliputi:

1) Empati

Indikator - indikator yang terdapat dalam empati yaitu:

(a) Pelayanan di customer care baik dan komunikatif kepada konsumen

(b) Kemudahan berkomunikasi dengan karyawan di customer care untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan konsumen

(c) Karyawan di customer care mampu mengetahui dan memahami dengan baik akan kebutuhan dan keinginan

konsumen

2) Assurance (jaminan)

Indikator - indikator yang terdapat dalam assurance (jaminan) yaitu:

(a) Garansi handphone dapat dipenuhi kepada konsumen

(b) Pemberian servis gratis kepada konsumen saat periode

tertentu

(45)

3) Price (harga)

Indikator - indikator yang terdapat dalam price (harga) yaitu: (a) Harga sesuai dengan kualitas handphone

(b) Harga handphone tidak cepat berubah

(c) Harga handphone bersaing dengan merek lain

b. Kenyataan, meliputi:

1) Empati

Indikator - indikator yang terdapat dalam empati yaitu:

(a) Anda mendapatkan pelayanan yang baik dan komunikatif

selama berada di customer care

(b) Anda mudah berkomunikasi dengan karyawan di customer care untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

(c) Kebutuhan dan keinginan Anda dapat dipahami dan

dimengerti dengan baik oleh karyawan di customer care

2) Assurance (jaminan)

Indikator - indikator yang terdapat dalam assurance (jaminan) yaitu:

(a) Anda mendapatkan garansi handphone yang dipenuhi sesuai dengan janji

(b) Anda mendapatkan servis gratis saat periode tertentu

(46)

3) Price (harga)

Indikator - indikator yang terdapat dalam price (harga) yaitu: (a) Anda mendapatkan harga yang sesuai dengan kualitas

handphone

(b) Harga handphone yang akan atau sudah Anda beli tidak cepat berubah

(c) Harga handphone yang akan atau sudah Anda beli bersaing dengan merek lain

E. Data yang Diperlukan

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumber

penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data mengenai kualitas

produk handphone Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, dan Samsung yang disampaikan langsung oleh konsumen.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi

atau data yang ada pada perusahaan, antara lain: sejarah perusahaan,

tujuan perusahaan, lokasi perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.

F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah daerah generalisasi yang dikenai kesimpulan, populasi

(47)

sama. (Hadi, 2000:220). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah

semua pengunjung Jogjatronik yang memiliki handphone. Jadi populasi dalam

penelitian ini adalah tidak terbatas

Sampel adalah bagian dari populasi yang jumlahnya sesuai dengan ukuran

yang akan dijadikan sumber data yang sebenarnya untuk diteliti, dengan

memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

representative atau benar – benar mewakili populasi (Warsito, 1995:53). Dalam

penelitian ini sampelnya adalah pengunjung Jogjatronik yang minimal memiliki

satu handphone Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, atau Samsung. Penulis mengambil sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang merupakan

jumlah keseluruhan dari pengguna handphone Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, dan Samsung yang datang ke Jogjatronik dengan rumus:

n > p.q (Za/2/e)

2

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Za/2 = Nilai Uji dengan tingkat signifikansi 5% ( Za/2 = 1.96)

e = Tingkat kesalahan yang ditolerir (10%)

p = Proporsi populasi yang diinginkan mempunyai

karakteristik

tertentu.

q = (1 – q ) = Proporsi yang diinginkan mempunyai

(48)

p.q = jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti dengan

0.25.

Berdasarkan perhitungan rumus tersebut dapat dihasilkan jumlah sampel

(n) harus lebih besar dari 96 dan agar memudahkan perhitungan maka dibulatkan

menjadi 100 sampel responden. Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan

teknik convenience sampling, yaitu siapa saja yang kebetulan ditemui oleh peneliti dapat dijadikan sebagai sampel asalkan memenuhi syarat.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah

Nonprobability Sampling. Nonprobability Sampling adalah metode sampling

dimana elemen - elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk

terpilih menjadi sampel (Nur Indriantoro dan Bambang S, 1999:130).

Jenis nonprobability sampling yang dipilih yaitu pemilihan sampel

bertujuan (Purposive Sampling) yaitu sebuah sampel nonprobabilita yang menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu (Cooper & Emory, 1996:245). Kriteria

tertentu yang dimaksud adalah sampel yang berjumlah 100 orang yang merupakan

(49)

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara.

Peneliti akan melakukan wawancara langsung dengan pengguna

handphone Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, dan Samsung. 2. Kuesioner.

Peneliti akan melakukan penyebaran kuesioner kepada konsumen

handphone Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, dan Samsung. 3. Dokumentasi

Dalam menyusun skripsi ini penulis akan menggunakan data berupa

catatan, transkrip, buku, dan sumber tertulis lain yang dapat digunakan

sebagai referensi penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh penulis lewat penyebaran kuesioner

kepada responden, maka penulis melakukan pengujian instrument terlebih dahulu.

1. Teknik Pengujian Instrument

a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan sebelum melakukan

(50)

sampel. Rumus untuk menguji validitas suatu kuesioner digunakan

rumus korelasi product moment, yaitu:

(

)(

)

(

)

[

]

[

(

)

]

=

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy Keterangan:

r

xy = korelasi product moment

X = nilai masing - masing butir atau item

Y = nilai seluruh butir atau item

N = jumlah responden

Untuk menentukan apakah instrumen itu valid atau tidak,

digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika r hit ≥ r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2,

maka instrumen tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hit < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2,

maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan selalu konsisten dari

waktu ke waktu (Ig. Aris D, 2004:2). Rumus untuk menguji

(51)

(

)(

)

(

)

[

]

[

(

)

]

− − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy xy xy xx

r

r

r

+

=

1

2

memisahkan item nomor genap dan item nomor ganjil. Item bernomor

ganjil dimasukkan dalam belahan pertama (X), sedangkan bernomor

genap dimasukkan dalam belahan kedua (Y). Skor masing - masing

item pada tiap belahan dijumlahkan. Rumus yang digunakan adalah

rumus Pembelahan Ganjil Genap, yaitu rumus Product Moment

sebagai berikut:

Keterangan:

r

= koefisien korelasi dari setiap pertanyaan

X = nilai item dari pertanyaan bernomor ganjil

Y = nilai item dari pertanyaan bernomor genap

N = banyaknya item

Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil dan genap

ditemukan, maka digunakan rumus Spearman Brown untuk

memperoleh koefisien reliabilitas sebenarnya. Rumus Spearman

Brown yaitu:

Keterangan:

(52)

r

xy = korelasi antar item bernomor ganjil dan genap (koefisien

korelasi product moment)

Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak,

digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika r hit ≥ r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2,

maka instrumen tersebut dikatakan reliabel.

b. Jika r hit < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2,

maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.

2. Teknik Analisis Data

a) Teknik analisis data masalah pertama dan kedua

Analisis data pada masalah pertama dan kedua menggunakan uji

beda dua rata – rata. Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan

masalah pertama dan kedua yaitu untuk mengetahui perbedaan

kualitas produk antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan merupakan hasil dari perusahaan

joint venture dan untuk mengetahui perbedaan kepuasan konsumen menurut persepsi konsumen terhadap handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture

dibandingkan dengan handphone lain yang bukan merupakan hasil dari perusahaan joint venture.

Analisis beda dua rata - rata atau mean dilaksanakan dengan

(53)

Dimana uji ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kualitas menurut persepsi konsumen handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Dengan rumus uji t

sebagai berikut (Supranto, 2001:139).

t = n

2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 ) ( ) 1 ( ) 1 ( n n n n n n S n S n X X t + + − + − − − Dimana:

SK 2 = standar deviasi

n = jumlah sampel

x = K skor rata - rata

b) Teknik analisis data masalah ketiga

Analisis data pada masalah ketiga menggunakan uji regresi

linear sederhana. Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis

terdapat pengaruh kualitas menurut persepsi konsumen handphone

Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari

perusahaan joint venture terhadap kepuasan konsumen. Langkahnya dengan mencari persamaan regresi linier berganda dengan rumus:

Y’ = a + bX + e

Keterangan:

Y’ = skor kepuasan konsumen

a = konstanta regresi

(54)

X = skor kualitas handphone Sony Ericsson

e = error

Adapun langkah pengujian regresi linear sederhana ini dapat

dijelaskan, sebagai berikut:

a.Menyusun hipotesis

Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai

koefisienya sama dengan nol, sedangkan variable bebas akan

berpengaruh nyata apabila nilai koefisienya tidak sama dengan nol.

Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0

Ha : b1≠ b2≠ 0

b.Menentukan daerah kritis

Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu n-k dan taraf nyata α

c.Menentukan nilai t-hitung

Nilai t-hitung ditentukan dengan rumus:

t-hitung =

Sb B

b

Dimana:

t-hitung = distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n-k b = koefisien regresi sampel

B = koefisien regresi populasi

(55)

d.Keputusan

Nilai t-hitung > t-tabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan diterima Ha.

(56)

A. Nokia

Nokia tidak hanya nama sebuah merek telepon seluler (ponsel) yang

terkenal saat ini. Namun Nokia juga merupakan nama sebuah komunitas yang

tinggal di sungai Emakoski, Finlandia selatan. Dari situlah cikal bakal perusahaan

Nokia berdiri. Sejarah Nokia mulai ketika seorang insinyur bernama Freedrik

Idestam membangun tempat penggilingan kayu di selatan Finlandia pada tahun

1865, tepatnya Idestam mendirikan pabrik kertas di pinggiran sungai Emakoski.

Gelombang industri yang melanda Eropa ketika itu memberi angin segar

pada usaha kertas milik Idestam sehingga permintaan kertas meningkat tajam.

Finlandia bagian selatan pun menjelma menjadi kawasan indrustri yang banyak

diserbu banyak para pekerja. Tak pelak sebuah komunitas pakerja bernama Nokia

terbentuk dan tinggal di sepanjang aliran sungai Emakoski, sehingga kehadiran

komunitas ini menarik sejumlah investor.

Finnish Rubber Work merupakan salah satu perusahaan yang tertarik

mendirikan pabrik di wilayah komunitas Nokia. Pada tahun 1920-an, Rubber

Work menggunakan nama Nokia sebagai merek produknya yang berupa sepatu,

ban, jas hujan, dan perlengkapan industri. Setelah perang dunia II, Finnish Rubber Work membeli saham mayoritas Finnish Cable Work yang bergerak dalam periengkapan transmisi, telegram, dan juga jaringan telepon. Perlahan-lahan

Rubber Work dan Cable Work melakukan konsolidasi hingga akhirnya merger

(57)

pada tahun 1967. Nama nokia group pun muncul sebagai bentuk bergabungnya

dua perusahaan milik Finlandia tersebut. Sejak saat itulah nama Nokia sebagai

telekomunikasi mulai berkibar.

Pada awal tahun 1981, Nokia berhasil meluncurkan produk Nordic Mobile Telephony (NMT). NMT merupakan jaringan seluler multinasional pertama di dunia. Karena itu sepanjang dekade 1980-an NMT diperkenalkan ke sejumlah

negara dan mendapat sambutan yang luar biasa. Nokia terus bekerja sama dalam

mensuplai jaringan GSM ke sembilan negara Eropa. Kemudian pada bulan

Agustus 1997 Nokia juga menjalin hubungan kerja sama dalam suplai sistem

GSM ke 59 operator di 5l negara.

Nokia dan perusahaan-perusahaan cabangnya saat ini merupakan permata

pada mahkota industri Finlandia. Tak dapat disangkal, ini kemudian

memancarkan cahaya khususnya dari Cina. Artinya industri telepon seluler dan

elektronik bergerak ke Negara-negara dengan biaya produksi yang lebih murah.

Akan tetapi, pengendalian penelitian dan pengembangan nokia serta satelitnya

tetap berpusat di Finlandia.

Pada awal tahun 1990-an, Nokia sempat mengalami krisis, tetapi CEO

yang baru Jorna Ollila memutuskan untuk memfokuskan pada ponsel dan

jaringan. Hasilnya, telepon GSM pertama kali di dunia muncul di Finlandia tahun

1991. kemudian pasar telepon seluler global mulai berkembang sangat cepat pada

pertengahan tahun 1990-an dan nokia menjadi nomer satu. Walaupun awalnya

sempat menghadapi krisis pengadan logistik, hat itu segera dapat dipecahkan

(58)

Sedangkan di kawasan Asia kantor Nokia berlokasi di Alexandria

Technopark di Singapura. Kantor regional Nokia adalah basis dari 650 staff pekerja

profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknolagi, produk dan solusi bisnis

untuk 20 pasar yang berbeda dan semua kantor Nokia di wilayah Asia-Pasifik.

B. BenQ Siemens

Perusahaan BenQ, pembuat perangkat jaringan gaya hidup digital,

merupakan sebuah perusahaan multi usaha yang bertumpu pada komunikasi

mobil, panel visual dan teknologi pemusatan jaringan. BenQ menawarkan ragam

produk yang tak tertandingi serta memadukan pelbagai teknologi di semua arena

dengan moto “Kesenangan itu Penting”. Termasuk di dalamnya adalah proyektor,

PC laptop, panel LCD, TV LCD, kamera digital, telefon genggam dan perangkat

periferal komputasi. Pendapatan Perusahaan BenQ tahun 2006 melebihi 6,2

miliar dollar Amerika.

Dewasa ini afiliasi BenQ Group terdiri dari 12 perusahaan yang berdiri

sendiri-sendiri sambil saling berbagi sumber daya. Strategi BenQ akan

menciptakan produk-produk berkelas dan bergaya untuk konsumen. BenQ adalah

salah satu dari sedikit merek Asia yang berkembang di luar bidang Komputasi,

Komunikasi dan produk elektronik konsumen. BenQ berstrategi meningkatkan

(59)

C. Sony Ericssons

Sony Ericsson Mobile Communications, perusahaan patungan antara

Telefonaktiebolaget LM Ericsson dari Swedia dan Sony Corporation dari Jepang,

yang beroperasi mulai 1 Oktober 2001 dan perusahaan yang baru tersebut

keduanya memiliki saham sama 50:50. Sony Corporation melepaskan divisi

ponselnya, begitu juga dengan Ericsson. Divisi ponsel di kedua perusahaan itu

kemudian bergabung dengan membawa keunggulan masing-masing. Ericsson

memiliki keunggulan di bidang teknologi komunikasi, infrastruktur, namun

kurang kuat di bidang desain dan pasar di Jepang. Sementara Sony dikenal

pemain nomer satu di bidang audio video, memiliki desain yang kuat, distribusi,

aplikasi, dan pasar di Jepang. Dengan keunggulan-keunggulan itulah, perusahaan

tersebut bertekad menjadi pemain nomor satu di dunia.

Perusahaan ini merupakah hasil joinan antara Telefonaktiebolaget LM

Ericsson dari Swedia dengan Sony Corporation dari Jepang, yang dimana diharapkan dapat mendongkrak penjualan melalui penciptaan citra produk yang

lebih baik kepada para konsumen handphone. Strategi joint venture, di antara kedua perusahaan tersebut adalah usaha untuk menggabungkan kelebihan -

kelebihan yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut. Kelebihan itu antara

lain, Ericsson memiliki keunggulan di bidang peralihan teknologi dari telepon

analog menjadi digital, teknologi komunikasi dan infrastruktur, namun kurang

kuat di bidang desain dan pasar di Jepang. Sementara Sony dikenal sebagai

pemain nomer satu di bidang audio video, andal di bidang games, memiliki

(60)

D. Samsung

Era digital telah membawa perubahan dan kesempatan yang revolusioner

bagi bisnis secara global, dan Samsung telah menjawabnya dengan teknologi yang

canggih, produk yang kompetitif, dan inovasi yang konstan.

Samsung memandang setiap tantangan sebagai peluang dan meyakini

bahwa telah menempati posisi sempurna sebagai salah satu pemimpin yang diakui

dunia di industri teknologi digital. Komitmen untuk menjadi yang terbaik di dunia

telah membuat Samsung sebagai pemegang pangsa pasar global terbesar untuk

tiga belas item di antara produk kami, termasuk semikonduktor, TFT-LCD,

monitor dan ponsel. Samsung dengan pandangan ke depannya, telah membuat

kemajuan bersejarah di bidang riset dan pengembangan lini semikonduktor,

termasuk flash memori dan non-memori, semikonduktor khusus pesanan, DRAM

dan SRAM, dan juga memproduksi LCD yang terbaik di kelasnya, telepon seluler,

peralatan digital, dan lebih banyak lagi.

Samsung dipandu oleh satu visi memimpin pergerakan konvergensi

digital. Samsung meyakini bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, akan

menemukan solusi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hari esok.

Teknologi membuka kesempatan bagi bisnis untuk tumbuh, bagi warga negara di

pasar yang sedang berkembang untuk hidup sejahtera dengan memasuki tahap

ekonomi digital, dan agar masyarakat dapat menemukan peluang baru.

Tujuan Samsung adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan

proses efisien yang menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan

(61)

Semua yang dilakukan Samsung dipandu oleh misi menjadi

“digital-εCompany” yang terbaik. Samsung tumbuh menjadi perusahaan global dengan

menghadapi tantangan secara langsung. Dalam tahun - tahun kedepan,

orang-orang Samsung yang berdedikasi akan terus menghadapi banyak tantangan dan

memberikan ide - ide kreatif untuk mengembangkan produk dan layanan yang

memimpin pasar. Kecerdasan mereka akan terus menjadikan Samsung sebagai

(62)

A. Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif membahas gambaran responden yang dibedakan menjadi lima macam karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, merek handphone, dan jenis jaringan handphone. Adapun keterangan selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin responden, terdiri atas dua kelompok yaitu pria dan wanita. Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin responden ditunjukkan pada tabel V.1 berikut:

Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Sony Ericsson

Ben-Q Siemens

Nokia Samsung Total

Pria 23 6 19 8 56

Wanita 17 4 11 12 44

Total 40 10 30 20 100

Sumber: Data Primer yang diolah.

Berdasarkan tabel V.1 di atas dapat diketahui bahwa konsumen Sony Ericsson yang berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 23 orang atau 23% dan wanita sebanyak 17 orang atau 17%. Konsumen Ben-Q Siemens yang berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 6 orang atau 6% dan wanita

(63)

sebanyak 4 orang atau 4%. Konsumen Nokia yang berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 19 orang atau 19% dan wanita sebanyak 11 orang atau 11%. Konsumen Samsung yang berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 8 orang atau 8% dan wanita sebanyak 12 orang atau 12%. Sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin pria, dengan jumlah 56 orang.

2. Usia Responden

Berdasarkan usia responden, terdiri atas enam kelompok yaitu berusia kurang dari 15 tahun, 15 – 25 tahun, 26 – 35 tahun, 36 – 45 tahun, 46 – 55 tahun, dan lebih dari 55 tahun. Data karakteristik responden berdasarkan usia responden ditunjukkan pada tabel V.2 berikut:

Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Sony Ericsson

Ben-Q Siemens

Nokia Samsung Total

<15 tahun 0 0 0 0 0

15 – 25 tahun 30 10 30 20 90

26 – 35 tahun 7 0 0 0 7

36 – 45 tahun 3 0 0 0 3

46 – 55 tahun 0 0 0 0 0

>55 tahun 0 0 0 0 0

Total 40 10 30 20 100

(64)

Berdasarkan tabel V.2 di atas dapat diketahui bahwa konsumen Sony Ericsson yang berusia 15 – 25 tahun yaitu sebanyak 30 orang atau 30%, yang berusia 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 7 orang atau 7%, yang berusia 36 – 45 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 3%. Konsumen Ben-Q Siemens yang berusia 15 – 25 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau 10%. Konsumen Nokia yang berusia 15 – 25 tahun yaitu sebanyak 30 orang atau 30%. Konsumen Samsung yang berusia 15 – 25 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau 20%. Sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah konsumen Sony Ericsson yang berusia 15 – 25 tahun dan konsumen Nokia yang juga berusia 15 – 25 tahun.

3. Pendidikan Terakhir

(65)

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Sony Ericsson

Ben-Q Siemens

Nokia Samsung Total

SD 0 0 0 0 0

SLTP 1 0 1 0 2

SMA / sederajat 9 4 9 9 31

Diploma 12 1 2 1 16

S1 18 5 18 10 51

S2 0 0 0 0 0

S3 0 0 0 0 0

Total 40 10 30 20 100

Sumber: Data Primer yang diolah.

(66)

terakhir S1 yaitu sebanyak 18 orang atau 18%. Konsumen Samsung yang berpendidikan terakhir SMA / sederajat yaitu sebanyak 9 orang atau 9%, yang berpendidikan terakhir Diploma yaitu sebanyak 1 orang atau 1%, yang berpendidikan terakhir S1 yaitu sebanyak 10 orang atau 10%.

Sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah konsumen Sony Ericsson yang berpendidikan terakhir S1 dan konsumen Nokia yang berpendidikan terakhir juga S1.

4. Jenis Handphone

Berdasarkan jenis handphone, terdiri atas empat kelompok yaitu Sony Ericsson, Ben-Q Siemens, Nokia, dan Samsung. Data karakteristik responden berdasarkan jenis handphone responden ditunjukkan pada tabel V.4 berikut:

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Handphone

Jenis Handphone Sony Ericsson Ben-Q Siemens

Nokia Samsung Total

Sony Ericsson 40 0 0 0 30

Ben-Q Siemens 0 10 0 0 10

Nokia 0 0 30 0 30

Samsung 0 0 0 20 20

Total 40 10 30 20 100

Sumber: Data Primer yang diolah.

(67)

handphone Ben-Q Siemens sebanyak 10 orang atau 10%. Konsumen handphone Nokia sebanyak 30 orang atau 30%. Konsumen handphone Samsung sebanyak 20 orang atau 20%. Sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah konsumen handphone Sony Ericsson, dengan jumlah 40 orang.

5. Jenis Jaringan

Berdasarkan jenis jaringan, terdiri atas dua kelompok yaitu GSM dan CDMA. Data karakteristik responden berdasarkan jenis jaringan ditunjukkan pada tabel V.5 berikut

Tabel V.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Jaringan

Jenis Jaringan Sony Ericsson Ben-Q Siemens

Nokia Samsung Total

GSM 40 10 30 20 100

CDMA 0 0 0 0 0

Total 40 10 30 20 100

Sumber: Data Primer yang diolah.

(68)

bahwa mayoritas responden adalah konsumen Sony Ericsson yang berjenis jaringan GSM.

B. Hasil Pengujian Instrumen

Agar kuesioner tersebut dapat dipergunakan dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena itu setelah kuesioner ini disusun, harus diujicobakan pada obyek penelitian. Percobaan ini dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan atau ketidakmampuan dalam mengungkapkan suatu gejala yang sedang diteliti. Dengan kata lain uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya.

(69)

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen/kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan untuk diukur, dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara akurat. Mengingat perhitungan validitas ini cukup rumit, apalagi jika jumlah butir pertanyaan banyak, maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS Versi 11.0 for Windows. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan akan diperoleh hasil perhitungan relatif terhindar dari human error.

Tabel V.6.

Hasil Perhitungan Koefisien Validitas

Butir Nilai r hitung

Nilai r tabel

Status Butir Nilai r hitung

Nilai r tabel

Status

(70)

Tabel V.6.

Hasil Uji Validitas Instrumen

(Lanjutan)

Butir Nilai r hitung

Nilai r tabel

Status Butir Nilai r hitung

Nilai r tabel

Status

Butir 21 0,4942 0,301 Valid Butir 31 0,4432 0,301 Valid Butir 22 0,4563 0,301 Valid Butir 32 0,5204 0,301 Valid Butir 23 0,4540 0,301 Valid Butir 33 0,4726 0,301 Valid Butir 24 0,4438 0,301 Valid Butir 34 0,4424 0,301 Valid Butir 25 0,6889 0,301 Valid Butir 35 0,4463 0,301 Valid Butir 26 0,6481 0,301 Valid Butir 36 0,4671 0,301 Valid Butir 27 0,4492 0,301 Valid Butir 37 0,4510 0,301 Valid Butir 28 0,7907 0,301 Valid Butir 38 0,4518 0,301 Valid Butir 29 0,6798 0,301 Valid Butir 39 0,4708 0,301 Valid Butir 30 0,6624 0,301 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah

Dari nilai koefisien korelasi butir yang disajikan pada tabel di atas, terlihat bahwa masing-masing butir pertanyaan mempunyai nilai r hitung > r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing butir dinyatakan valid atau sahih.

2. Pengujian Reliabilitas

(71)

alpha cronbach (α) lebih mendekati 1 dibanding mendekati 0, sehingga dapat diambil keputusan bahwa daftar pertanyaan tersebut reliabel (handal) untuk digunakan.

Dari hasil perhitungannya pada program SPSS for Windows 11.00 diperoleh koefisien reliabilitas untuk pertanyaan tentang citra produk sebagai berikut:

Tabel V.7.

Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas

Nilai Alpha Status

0,9359 Reliabel Sumber: Data primer

(72)

C. Analisis Data

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyebutkan bahwa terdapat perbedaan kualitas menurut persepsi konsumen, antara handphone Sony Ericsson dan Ben-Q Siemens yang merupakan hasil dari perusahaan joint venture dibandingkan dengan handphone lain yang bukan hasil dari perusahaan joint venture.

Dalam penelitian ini, tanggapan responden tentang kualitas

Gambar

Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel V.3
Tabel V.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dengan menggunkaan jumlah populasi yang tepat, metode seleksi elitism dan mutation rate yang tepat, algoritma

Sayyid Abul A‘la Maududi (1967) menegaskan Islam menyediakan asas norma-norma moral dan nilai untuk membimbing dan mengawal keseluruhan hidup manusia. Ia memberi kod

Hasil kegiatan menunjukan bahwa Sebagian besar guru memiliki pemahaman secara komprehensif mengenai teknik-teknik pembimbingan, pelaksanaan praktek pengenalan lapangan

Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5

Ditinjau dari sisi perkembangan dewan standar sebagai badan yang memiliki kewenangan dalam mengatur standar akuntansi tampak bahwa lembaga tersebut tidak memiliki kekuatan hukum

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dan dihubungkan dengan keterangan dua orang saksi di atas, maka Majelis telah menemukan fakta di persidangan, fakta

Geografi merupakan ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi di permukaaan bumi (geosfer). Dalam mengkajinya geografi menggunakan beberapa pendekatan yang menjadi

 Teknologi mekanik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses atau prinsip pembuatan dan cara kerja dari suatu benda sehingga diperoleh hasil yang