PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV B SDN DENGGUNG
SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Ari Trisnawati NIM : 071134056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV B SDN DENGGUNG
SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Ari Trisnawati NIM : 071134056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kuayunkan langkah kecilku bersama mentari yang bersinar
Menyusuri jalan setapak menuju masa depan
Seiring doa dan kasih Ayah dan Bunda yang memberi terang
Dalam perjalanan meraih cita yang tinggi...
Walau duri – duri rintangan memberi perih yang tak terkira....
Walau derai air mata membasahi setiap langkah...
Tetapi belaian semangat Ayah, Bunda, Saudara bahkan Sahabat
Telah mampu menghapus luka perih rintangan itu....
Dan telah mampu membuatku berdiri dan bangkit kembali....
Terima kasih untuk setiap doa yang terucap untukku....
Terima kasih untuk setiap senyum yang tersungging untukku ....
Terima kasih untuk setiap semangat yang diberikan kepadaku..
Dengan itu semua aku akan tegar melangkah ke depan....
Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku yang selalu membimbing, mendidik dan mendoakan
aku.
Kakak - kakakku yang selalu memberi semangat.
Sahabat - sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
v
MOTTO
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur...
( Filipi 4 : 6 )
Jika kau berani, jangan takut – takut dalam melakukan sesuatu tetapi jika kau
takut, jangan berani – berani melakukan sesuatu...
( A. Mudjija )
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Juni 2010
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ari Trisnawati
NIM : 071134056
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV B SDN DENGGUNG SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ).
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 8 Juni 2010
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV B SDN DENGGUNG SLEMAN
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Ari Trisnawati Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas IV B SDN
Denggung dalam mata pelajaran IPS yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata – rata nilai ulangan IPS yang hanya mencapai 58,00.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman dalam mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2009 / 2010.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan Cooperative Learning teknik Jigsaw dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 6 orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada siklus II dilakukan Cooperative Learning teknik Jigsaw dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 4 orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam mata pelajaran IPS khususnya pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,00 meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 67,93 dan mencapai 75,86 pada akhir siklus kedua.
ix ABSTRACT
STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT BY USING COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW TECHNIQUE FOR SOCIAL STUDIES SUBJECT IN STUDENTS CLASS IV B SDN DENGGUNG SLEMAN IN
THE SCHOOL YEAR OF 2009 / 2010
Ari Trisnawati Sanata Dharma University
2010
This research is constituted by achievement learn class students of IV B SDN Denggung for social studies subject which still lower. This matter seen from flattening value of social studies subject which only reaching 58,00.
This study aimed to determine whether the use of models Cooperative Learning Techniques Jigsaw can improve students achievement class IV B SDN Denggung Sleman for social studies subject in school year 2009 / 2010.
This research is a class act who carried on with two cycles. In the first cycle is done in Cooperative Learning Techniques Jigsaw by dividing the number of members of the group with six people who carried on in two meetings. In the second cycle is done in Cooperative Learning Techniques Jigsaw by dividing the number of groups with four members who performed in the two meetings. Data collected to use instrument of written test.
Result of research indicated that the model Cooperative Learning Techniques Jigsaw can improve students achievement class of IV B SDN Denggung Sleman school year 2009 / 2010 for social studies subject specially at basic competence recognize growth of production technology, transportation and communications and also experience use it. Improved students achievement is marked with an average rating of grade repetition in the initial conditions 58,00 at the end of the first cycle of 67,93 and reached 75,86 at the end of the second cycle.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang selalu
melimpahkan berkat dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Begitu banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, maka sudah sepantasnya apabila saya selaku penulis mengucapkan
banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Allah Bapa di Surga atas segala berkahNya setiap hari.
2. Jesus Christ, atas segala penyertaanNya.
3. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata
Dharma.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Kaprodi PGSD sekaligus
pembimbing I.
5. Rusmawan, S.Pd. selaku pembimbing II.
6. Ayah tercinta A. Mudjija di surga yang selalu memberikan hal yang
terbaik yang pernah dia miliki untuk saya. Dan ibuku M. Bariyah
yang selalu menyebut nama saya dalam setiap doanya setiap hari dan
xi
7. Bapak / ibu dosen beserta staff yang telah memberikan bekal selama
perkuliahan.
8. Drs. Panggih Hadimurwanto, selaku Kepala Sekolah SDN
Denggung, Bapak / Ibu guru dan siswa-siswa kelas IV B SDN
Denggung tahun ajaran 2009 / 2010 yang telah membantu dalam
penelitian ini.
9. Y. Inggar Irwanto, Th. Jonggrang Istiwiyati, Ratna Dwiningsih
selaku kakak – kakakku yang telah membantu dan memberikan
semangat.
10. Agustinus T, yang telah mengajari saya bersyukur dalam segala hal
yang saya peroleh.
11. Rita Listiyanti dan Ibu Fitria I, yang selalu memberikan semangat
agar tidak menyerah.
12. Septiana Putriningsih, yang telah memberikan saran yang berharga.
Anas, Roni, Pongky, Yohan, Ria, Citra, Letten dan teman-temanku
S1 PGSD angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu - persatu.
13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.
Yogyakarta, 8 Juni 2010
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 2
C. Perumusan Masalah ... 3
D. Definisi ... ... 3
xiii
F. Tujuan Penelitian . ... 4
G. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Pengertian Belajar ... 6
B. Pengertian Prestasi Belajar ... 12
C. Pengertian Cooperative Learning ... 13
D. Teknik Jigsaw ... 15
E. Pengertian IPS ... 18
F. Tujuan IPS ... 19
G. Kerangka Pikir ... 20
H. Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
A. Setting Penelitian ... 23
1. Subyek Penelitian ... 23
2. Lama Penelitian ... 23
3. Lokasi Penelitian ... 24
B. Prosedur Penelitian ... 24
1. Perencanaan Tindakan ... 24
2. Alat Pengumpulan Data ... ... 28
3. Instrumen ... 28
4. Indikator Keberhasilan ... 33
xiv
A. Hasil Penelitian ... 35
1. Siklus I ... 35
a. Pelaksanaan ... 35
b. Hasil Penelitian ... 35
c. Pengamatan ... 37
d. Refleksi ... 37
2. Siklus II ... 38
a. Pelaksanaan ... 38
b. Hasil Penelitian ... 38
c. Pengamatan ... 39
d. Refleksi ... 39
B. Pembahasan ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Jadwal Penelitian ...23
Tabel 2. Tabel Kualifikasi Reliabilitas ... 30
Tabel 3. Tabel Indikator Keberhasilan ... 34
Tabel 4. Tabel Nilai Ulangan Siswa Siklus I ... 36
Tabel 5. Tabel Nilai Ulangan Siswa Siklus II ... 38
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Perpindahan Kelompok Asal ke Kelompok Ahli ... 17
Gambar 2. Ilustrasi Perpindahan Kelompok Ahli ke Kelompok Asal ... 18
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 50
Lampiran 2. RPP Pertemuan 1 Siklus I... 52
RPP Pertemuan 2 Siklus I... 54
RPP Pertemuan 1 Siklus II... 56
RPP Pertemuan 2 Siklus II... 58
Lampiran 3. LKS Pertemuan 1 Siklus I ... 60
LKS Pertemuan 2 Siklus I ... 63
LKS Pertemuan 1 Siklus II ... 65
LKS Pertemuan 2 Siklus II ... 67
Lampiran 4. Kisi – kisi, Lembar Soal dan Kunci Jawaban Soal Siklus I dan II .. 70
Lampiran 5. Data Nilai Ulangan IPS Tahun Pelajaran 2007 / 2008 dan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 ... 78
Lampiran 6. Tabel Validitas Siklus I dan Siklus II ... 80
Lampiran 7. Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan II ... 86
Lampiran 8. Uji Validitas Soal Siklus I dan II dengan SPSS ... 92
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang bermutu adalah harapan bagi setiap orang. Karena dari
bidang pendidikanlah mutu sumber daya manusia dapat tercipta. Dari pendidikan
yang bermutu pula suatu bangsa dapat berkembang. Penyelenggaraan pendidikan
diwujudkan dengan adanya kegiatan belajar mengajar atau proses belajar
mengajar yang melibatkan pendidik dan peserta didik. Dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, guru sebagai pendidik merancang pembelajaran yang
berpedoman pada aturan serta rencana pendidikan yang berbentuk kurikulum.
Guru diharapkan dapat merencanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan bagi siswa. Salah satu masalah yang dihadapi oleh pendidikan
sekarang ini adalah lemahnya proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran
sekarang ini kurang meningkatkan kreativitas siswa dan bersifat monoton. Siswa
terbiasa untuk duduk, diam, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan
guru dan hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk bertanya tentang materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran penting di
sekolah. Oleh karena itu pembelajaran IPS perlu dirancang dan dibuat untuk
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan siswa untuk dapat berinteraksi
terhadap kondisi sosial masyarakat yang semakin berkembang. Untuk menilai
suatu keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan dengan adanya ketuntasan
) setiap mata pelajaran ditetapkan berbeda – beda disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa serta kemampuan sumber daya yang mendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran di sekolah tertentu. Di SDN Denggung Sleman
KKM mata pelajaran IPS ditetapkan sebesar 65. Dengan demikian maka siswa
dinyatakan tuntas dalam mempelajari mata pelajaran IPS jika sudah menguasai
kompetensi minimal 65. Namun dalam kenyataannya di kelas IV B SDN
Denggung Sleman tingkat penguasaan materi pelajaran IPS masih rendah. Hal ini
terlihat dari rata – rata nilai ulangan IPS yang hanya mencapai 58,00. Hal ini
dimungkinkan karena minat siswa terhadap pembelajaran IPS rendah, penggunaan
model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa, dan kurangnya penggunaan
media secara maksimal. Penulis akan mencoba menerapkan model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS. Pembelajaran yang akan dicoba diterapkan adalah model Cooperative Learning teknik Jigsaw. Penulis mengambil judul “Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV B SDN Denggung Sleman Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.
Penulis berharap dengan penggunaan model Cooperative Learning Teknik Jigsaw, siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman dapat mengatasi rendahnya prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran IPS.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian penulis membatasi (1) penelitian hanya dikenakan pada
mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya dengan
materi yang disampaikan tentang perkembangan teknologi untuk produksi,
komunikasi dan transportasi karena dalam kompetensi dasar tersebut KKM yang
diharapkan belum tercapai.
C. Rumusan Masalah
Apakah penerapan Cooperative Learning Teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman tahun
pelajaran 2009 / 2010 dalam mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman
menggunakannya dengan materi perkembangan teknologi untuk produksi,
komunikasi dan transportasi ?
D. Definisi
Supaya tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
definisi yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Cooperative Learning Teknik Jigsaw adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa
yang lain dalam kelompok – kelompok dalam tugas – tugas terstruktur
untuk menetapkan tujuan bersama di mana terjadi perpindahan dari
kelompok asal ke kelompok ahli dan kembali lagi ke kelompok asal.
sampai 5 anggota yang disebut kelompok asal. Dalam kelompok asal,
siswa diberi tugas dan materi yang harus dipelajari. Kemudian siswa yang
mendapat tugas dan materi yang sama berkumpul dalam kelompok baru
yang disebut kelompok ahli. Setelah siswa mempelajari dan
mendiskusikan tugas dan materi yang sama dalam kelompok ahli, maka
mereka kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan apa yang mereka
pelajari dalam kelompok ahli.
b. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa yang dinyatakan
dalam bentuk nilai setelah mengikuti pembelajaran.
E. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran ini, prestasi belajar siswa akan meningkat, siswa
menjadi lebih aktif dan bertanggung jawab dalam pembelajaran, belajar
berinteraksi dengan kelompok maupun dengan orang lain serta dapat mendapat
pengalaman belajar yang menyenangkan.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan
2009 / 2010 pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penilitian ini adalah :
a. Bagi sekolah adalah memberikan masukan kepada sekolah bahwa
penggunaan dan penerapan Cooperative Learning adalah salah satu upaya untuk meningkatkan minat siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajarnya.
b. Bagi guru adalah memberikan gambaran kepada penggunaan dan
penerapan Cooperative Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi siswa adalah dengan adanya Cooperative Learning akan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, mendapat pengalaman baru, dan
meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS.
d. Bagi peneliti adalah penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan,
berlatih dan mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh peneliti
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan serta memberi pengalaman
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Pada dasarnya manusia tidak akan pernah berhenti belajar atau belajar
dilakukan secara terus menerus berkelanjutan. Seiring dengan kemajuan yang
semakin pesat kebutuhan akan belajar menjadi sangat penting. Siswa memperoleh
pengetahuan dari lingkungan sekitar dari proses belajar yang tercermin dari
tindakan maupun perilaku siswa. Jadi siswa sendiri yang mengalami, melakukan
dan menghayati proses belajar bukan orang lain. Banyak teori belajar yang
dikemukakan oleh para ahli sekarang ini. Berikut ini akan dikemukakan beberapa
teori yang berhubungan dengan teori belajar. Pengertian belajar menurut
pandangan behavioristik ( dalam Dahar, 1989: 19), belajar adalah suatu perubahan
perilaku yang dapat diamati, yang terjadi melalui terkaitnya stimulus – stimulus
dan respon menurut mekanistik. Stimulus yaitu penyebab belajar, adalah agen –
agen lingkungan, yang bertindak terhadap suatu organisma, yang menyebabkan
organisma itu memberikan respon. Menurut teori kognitif, belajar adalah proses
memperoleh, mengolah, menyimpan, serta mengingat kembali informasi yang
dikontrol oleh otak ( Gagne dalam Suyanto, 2005 : 86 ).
Menurut pandangan konstruktivisme belajar adalah proses aktif pelajar
mengkonstruksi arti. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan
menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang
1997:61 ). Ini berarti bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana
siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang
mereka pelajari dan bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Menurut Winkel,
belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif
konstan dan berbekas. Berdasarkan beberapa definisi pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa ciri – ciri kegiatan belajar adalah :
1) Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif yang menghasilkan perubahan
karena usaha yang disengaja pada setiap individu yang belajar.
2) Proses kegiatan belajar membutuhkan waktu.
3) Hasil belajar pada individu adalah didapatkannya kecakapan dan
pengalaman baru.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, karena keberhasilannya dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern yang mempengaruhi belajar antara lain faktor jasmaniah, psikologis dan faktor kelelahan ( Slameto, 2003 ).
1 ) Faktor Jasmaniah
Kondisi jasmaniah seperti pendengaran dan penglihatan sangat mempengaruhi segala kegiatan belajar mengajar. Dalam faktor jasmaniah yang
baik maka harus diusahakan agar kesehatan dapat terjaga secara optimal seperti belajar, istirahat, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Cacat itu dapat berupa buta, tuli, patah kaki atau lumpuh. Jika
hal ini terjadi, hendaknya siswa yang mengalami cacat belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatan itu. 2 ) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa diantaranya
adalah aspek intelegensi atau kecerdasan, bakat, minat, motivasi, perhatian, kematangan dan kesiapan.
a ) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif, mengetahui atau menggunakan konsep – konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat ( J.P Chaplin dalam Slameto,
2003: 56 ). Faktor intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa. Siswa yang intelegensinya rendah, sulit untuk mencapai prestasi yang baik.
b ) Bakat
Jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Karena pelajaran yang dipaksakan tanpa memperhatikan
karena belum tentu siswa yang intelegensinya tinggi, prestasi belajarnya baik, kalau tidak mempunyai dorongan dan kemauan yang kuat.
c ) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan ( Hilgard dalam Slameto, 2003: 57 ). Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus – menerus yang disertai dengan rasa
senang. Apabila bahan pelajaran sesuai dengan keinginan siswa, maka siswa akan
belajar dengan sungguh-sungguh, sebaliknya jika pelajaran tidak menarik maka
akan menimbulkan kelesuan pada minat belajar siswa. Dalam hal ini
membutuhkan peran penting guru dalam dengan usaha dan bantuannya untuk
meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran yang diajarkan. Secara
psikologis, minat dimasukkan dalam kategori faktor yang mempengaruhi proses
belajar hingga hasil belajar pada diri siswa. Minat merupakan kekuatan yang
dapat membangkitkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Minat dan
konsentrasi belajar merupakan faktor yang berkaitan. Konsentrasi sering
ditimbulkan oleh adanya minat terhadap sesuatu bahan pelajaran yang dipelajari.
d ) Motivasi
Motivasi adalah suatu kekuatan yang mendorong seseorang melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan. Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak
atau keinginan belajar yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi belajar yang keberadaannya
karena pengaruh rangsangan dari luar dalam hal ini adalah motivasi dari orang
e ) Perhatian
Adanya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dihadapi, sangat penting
untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik. Bahan belajar yang tidak menarik
perhatian siswa, akan membosankan. Karena bosan siswa tidak mau belajar dan
sebagai hasilnya, prestasi menjadi rendah atau menurun. Untuk menimbulkan
perhatian diperlukan motivasi. Dalam hal ini orang tua di rumah sangat
diharapkan peranannya. Kalau kebosanan terjadi di sekolah maka guru dapat
mengarahkan agar perhatian siswa terhadap pelajaran ada.
f ) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, di mana
alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya,
anak dengan jari - jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap
untuk berpikir abstrak. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan
kegiatan secara terus – menerus, untuk itu diperlukan latihan – latihan.
g ) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi ( Jamies
Drever dalam Slameto, 2003 : 59 ). Kesiapan siswa dalam belajar perlu
diperhatikan karena jika sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih
baik.
3 ) Faktor Kelelahan
Kelelahan dalam diri seseorang dibedakan menjadi dua macam yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lemahnya
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor Ekstern
Menurut Slameto ( 2003 : 60 ), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap
belajar ada tiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1 ) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga.
2 ) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempelajari belajar ini mencakup metode mengajar,
hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah dan
ketersediaan media pembelajaran.
3 ) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat
yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media atau media
komunikasi, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Arifin ( 1988 : 2 ), kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia ( 2000 : 895 ), prestasi berarti hasil
yang telah dicapai ( dari yang telah dilakukan atau dikerjakan ). Winkel ( 1984 :
162 ) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan usaha
yang dapat dicapai. Sedangkan Djamarah ( 1991 : 19 ) mengemukakan bahwa
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama
seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah
melakukan atau mengerjakan kegiatan atau aktivitas tertentu. Prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang karena usahanya dalam belajar
sesuatu. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam belajar untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini disebabkan setiap siswa mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda – beda, yang menyebabkan siswa mempunyai
tingkat kepekaan dalam menerima materi pelajaran juga berbeda
B. Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw 1. Pengertian Cooperative Learning
Cooperative Learning yaitu suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah,
menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama ( Artzt dan
Newman dalam Asma 2006: 11). Sementara Slavin dalam Asma ( 2006: 11 )
mendefinisikan belajar kooperatif adalah siswa belajar bersama, saling
menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar
model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok –
kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam
pendidikan adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial ( Lie, 2008: 28 ). Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu
sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari
dua orang atau lebih. Cooperative Learning adalah salah satu pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Dalam pembelajaran ini siswa bekerja sama
dengan siswa yang lain dalam kelompok yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Dalam
Cooperative Learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Menurut Asma ( 2006: 12 )
tujuan dari Cooperative Learning adalah untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Pada
Cooperative Learning, terdapat beberapa unsur yang saling terkait satu sama lainnya.
Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie ( 2006: 32 ) menyatakan
bahwa ada lima unsur dasar yang terdapat dalam struktur Cooperative Learning agar mencapai hasil maksimal yaitu :
a. Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu karya sangat
oleh karena itu sesama anggota kelompok harus merasa terikat dan
saling tergantung positif.
b. Tanggung jawab perseorangan, setiap angggota kelompok bertanggung
jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar
kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar
secara perorangan.
c. Tatap muka, interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan
keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan
kelebihan dan mengisi kekurangan masing – masing anggota kelompok.
Inti dari interaksi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan
kelebihan, dan mengisi kekurangan masing – masing. Para anggota
kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan
menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi
pribadi.
d. Komunikasi antar anggota, karena dalam setiap tatap muka terjadi
diskusi, maka keterampilan berkomunikasi antar anggota kelompok
sangatlah penting. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada
kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan dan kemampuan
mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan
berkomunikasi dalam kelompok ini merupakan proses panjang, Namun
proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu
ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan
e. Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok
ditentukan oleh proses kerja kelompok. Dalam penerapan pembelajaran
kooperatif tidak terlepas dari langkah – langkah yang harus dilakukan
supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2. Teknik Jigsaw
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan – rekannya sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam teknik ini, guru
memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu
siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan empat atau lima anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab
untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian
menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling
membutuhkan dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik
yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut
kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok
Menurut Trianto ( 2009: 73 ), langkah – langkah dalam Cooperative Learning Teknik Jigsaw adalah:
a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok ( tiap kelompok beranggotakan 4
sampai 5 orang yang disebut kelompok asal ).
b. Tiap orang dalam tim diberi bahan materi dan tugas yang berbeda dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
c. Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama
membentuk kelompok baru ( kelompok ahli ).
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
( tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim asal ) Gambar 1. Perpindahan kelompok asal ke kelompok ahli
d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang
mereka kuasai. # &
@ *
# & @ *
# & @ *
# & @ *
# & @ *
& & & &
&
# # # #
#
@ @ @ @
@
Kelompok Ahli
Kelompok Asal
Gambar 2. Perpindahan kelompok ahli ke kelompok asal
e. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
Penggunaan model Cooperative Learning dengan Jigsaw ini dapat dijadikan salah satu pilihan dalam menjawab permasalahan tentang kurangnya
minat siswa dalam pembelajaran IPS, siswa diajak untuk mempelajari konsep
tertentu dengan suasana yang menyenangkan sehingga prestasi dapat meningkat.
C. Hakikat IPS 1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) merupakan mata pelajaran yang
memadukan konsep – konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui
pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi
siswa dan kehidupannya. Ilmu – ilmu sosial seperti ilmu sejarah, geografi, ilmu & & & &
&
# # # #
#
@ @ @ @
@
* * * * *
# & @ *
# & @ *
# & @ *
# & @ *
ekonomi, ilmu politik dan pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologi
sangat berperan dalam mendukung mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan memberikan sumbangan berupa konsep – konsep ilmu yang diubah
sebagai “pengetahuan” berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus dipelajari
siswa.
Tim Penyusun Depdiknas ( 2003:1 ) memberikan pengertian tentang IPS
sebagai berikut.
Pengetahuan Sosial merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.
Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang berkenaan dengan
kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya serta
berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan
materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, pemanfaatan sumber daya yang ada di
permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya yang mengatur serta
mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.
2. Tujuan IPS
Tujuan utama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar
adalah mengarahkan peserta didik untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Dalam Standar Kompetensi kurikulum 2004, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
D. Kerangka Pikir
Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw akan membuat siswa merasa senang dan menikmati proses pembelajaran. Apabila siswa telah menikmati
proses pembelajaran, maka siswa akan termotivasi untuk belajar materi yang
diberikan sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.
E. Hipotesis
Penggunaan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman dalam
mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2009 / 2010 pada kompetensi dasar mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman
20 BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian penggunaan model Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw ini termasuk penelitian tindakan ( action research ), karena penelitian ini digunakan untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang ada di kelas. Menurut Lewin ( dalam
Kasbolah 2001: 10 ) penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu
lingkaran atau rangkaian langkah – langkah ( a spiral of steps ) yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Langkah – langkah yang ada dalam rangkaian ini
adalah : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rangkaian ini dapat
dilihat dalam bagan berikut:
Siklus 1 Siklus 2
Gambar 3. Bagan langkah – langkah penelitian tindakan (Kurt Lewin)
Menurut Kasbolah ( 2001: 11) penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang Rencana
Observasi
Refleksi Tindakan
Rencana
Observasi
pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah bertujuan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
oleh seorang peneliti. Prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan
penelitian tindakan kelas tersebut adalah :
a. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas mengajar. Tujuan
guru dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan belajar
mengajar. Jadi bukan mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.
b. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar
tidak terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah
mempersiapkan teknik apa yang akan digunakan.
c. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah
yang memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah
pembelajaran yang bersifat faktual serta dimulai dengan hal – hal yang
sederhana dulu namun nyata.
d. Metodologi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.
e. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di
lingkungan kerjanya.
f. Guru membuat jurnal pribadi di mana guru mencatat kemajuan, persoalan
yang dihadapi, dan refleksi tentang proses belajar siswa dan proses
A. Setting
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas IV B SDN
Denggung, Tridadi, Sleman yang berjumlah 29 orang dan obyek penelitian ini
adalah prestasi belajar siswa siswi kelas IV B SDN Denggung, Tridadi, Sleman
2. Lama Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 minggu dengan 2 siklus ( 8 JP ),
di mana setiap siklus terdiri 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 JP.
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu ( Bulan )
Jan
2010
Feb
2010
Maret
2010
April
2010
Mei
2010
Juni
2010
1 Menyusun Proposal V V
2 Pengujian Instrumen V
3 Pelaksanaan Penelitian
( Pengumpulan data )
V
4 Pengolahan data V
5 Penyusunan Laporan V
6 Pembuatan Artikel V
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Denggung, Tridadi, Sleman,
Sleman.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 2 siklus.
Siklus I siswa dibagi dalam kelompok yang berjumlah 6 orang. Sedangkan siklus
II siswa dibagi dalam kelompok yang berjumlah 4 orang.
Siklus I
1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP ), bacaan tentang teknologi dan tes akhir siklus I.
2) Tindakan I
a. Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dengan membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 6 orang.
b. Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.
c. Guru memberikan pengarahan tentang Cooperative Learning teknik Jigsaw.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
agar belajar dengan baik.
f. Siswa dengan materi atau soal sama tentang teknologi produksi
bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguasai materi
sesuai dengan materi dan soal yang diterima.
g. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.
h. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima
materi dari siswa lain.
f. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal
g. Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal
h. Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang mereka lakukan.
i. Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang
benar.
j. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat
menyelesaikan tugas sebelum waktu selesai.
k. Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil
belajar akhir siklus I.
3) Observasi
Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai pengamat
pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran
berlangsung.
4) Refleksi
Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus yang
Siklus II
1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP ) , materi bacaan dan tes akhir siklus II.
2) Tindakan II
a. Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dengan membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 4 orang dengan kemampuan yang
heterogen.
b. Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.
c. Guru memberikan pengarahan tentang Cooperative Learning teknik Jigsaw.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
agar belajar dengan baik.
e. Guru membagi materi bacaan dan soal yang berbeda kepada
siswa.
f. Siswa dari kelompok asal yang mendapat materi atau soal sama
bergabung dengan anggota kelompok asal yang lain ke dalam
kelompok ahli dan berusaha menguasai materi sesuai dengan
materi dan soal yang diterima tentang teknologi transportasi.
g. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.
h. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima
i. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal.
j. Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang mereka lakukan.
g. Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang
benar.
h. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat
menyelesaikan tugas sebelum waktu selesai.
i. Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil
belajar akhir siklus II.
3) Observasi
Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai pengamat
pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran
berlangsung.
4) Refleksi
a. Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian
khusus yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Membandingkan analisis siklus I dan siklus II dan menarik
kesimpulan tentang peningkatan prestasi hasil belajar
penggunaan Cooperative Learning teknik Jigsaw.
C. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang akan digunakan adalah tes
Penggunaan alat pengumpul data berupa tes yaitu untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa baik secara individual maupun klasikal dan untuk mengetahui
seberapa baik siswa telah menguasai pelajaran yang diberikan dalam waktu
tertentu. Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan guru dan
siswa selama proses pembelajaran.
D. Instrumen
Penelitian ini akan menggunakan 2 jenis instrumen yaitu :
a. Instrumen pembelajaran meliputi : silabus, RPP, dan LKS.
b. Instrumen pengumpulan data menggunakan bentuk tes tertulis.
Kualitas soal ulangan Siklus I dan Siklus II telah diuji melalui uji coba
yang dilakukan pada siswa kelas V B SDN Denggung, karena pada saat
dilakukan uji coba siswa kelas IV B belum menerima materi tentang
perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi.
Kualitasnya dinyatakan dengan:
a) Validitas
Menurut Masidjo ( 1995 : 242 ), yang dimaksud dengan validitas
suatu tes adalah sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur. Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam
suatu koefisien yang disebut koefisien validitas rxy. Validitas item
yang dihitung dengan menghitung korelasi skor item dengan skor
total, yang dihitung dengan rumus korelasi product moment dari
( )( )
( )
{
∑
−∑
∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− =
2 2
2
2 x N y y
x N
y x xy N rxy
Keterangan : rxy = koefisien validitas, X = hasil pengukuran suatu
tes yang ditentukan validitasnya, Y = kriteria yang dipakai.
Karena siswa yang mengerjakan soal untuk uji coba berjumlah 39
maka harga kritis untuk N = 39 pada taraf signifikansi 5% = 0,316. (
dilihat pada tabel harga kritis r product moment ). Pada penelitian ini ada 2 kelompok soal yang diujikan kepada siswa yaitu kelompok soal
untuk tes akhir siklus I dan kelompok soal untuk tes akhir siklus II.
Pada kelompok soal tes akhir siklus I, soal yang diujikan berjumlah 40
soal pilihan ganda dan diuji coba kepada 39 siswa dengan hasil 25 soal
dinyatakan valid dan 15 soal dinyatakan tidak valid. Sedangkan untuk
kelompok soal tes akhir siklus II, soal yang diujikan berjumlah 30 soal
pilihan ganda dan diuji coba kepada 39 siswa dengan hasil 21 soal
dinyatakan valid dan 9 soal dinyatakan tidak valid ( lihat lampiran ).
Soal – soal yang dinyatakan tidak valid dibuang karena soal yang
sesuai dengan indikator sudah terpenuhi.
b) Reliabilitas
Menurut Masidjo ( 1995 : 209 ), yang dimaksud dengan reliabilitas
suatu tes adalah taraf di mana suatu tes mampu menunjukkan
konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan
Tabel 2. Tabel Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi ( x ) Kualifikasi 0,91 - 1,00
0,71 - 0,90 0,41 - 0,70 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah Sangat Rendah Sumber : Masidjo ( 1995 : 209 )
Reliabilitas tes, yang dihitung dengan rumus Kuder Richardson (KR)-21, yaitu:
Rtt = nSt2 – M t ( n – M t )
(n-1) St2
Keterangan : n = Σnibi ; St = deviasi standar skor tes; Mt = mean skor tes, rtt = koefisien reliabilitas, n = jumlah item.
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL SIKLUS 1
Pada kelompok soal tes akhir siklus I , jumlah soal yang diujikan berjumlah 40
soal yang diuji coba kepada 39 siswa dengan hasil 25 soal dinyatakan valid dan 15
soal dinyatakan tidak valid. Dari jumlah 25 soal yang valid dihitung
reliabilitasnya.
Reliabilitas dihitung menggunakan rumus Kuder – Richardson yaitu KR.21
Perhitungan :
Rtt = nSt² - Mt ( n – Mt )
( n – 1 )St²
Penghitungan Mt
Mt = jumlah skor = ΣX = 757 = 19,4
n ( jumlah item valid ) = 25
Perhitungan St, menggunakan rumus: St = √ N Σ x2 – (Σ x)2
N
St = √39 x 15539 – (757) 2
39
= √606021 – 573049 = √32972 = 181,58 = 4,65
39 39 39
St2 = 21,6225
rtt = nSt² - Mt ( n – Mt )
( n – 1 )St²
rtt = 25 x 21,6225 – 19,4 (25 – 19,4)
(25 – 1) 21,6225
rtt = 540,5625 – 19,4 (5,6)
24 x 21,6225
rtt = 540,5625 – 108,64
518,94
rtt = 431,9225 = 0,832316838
518,94
Atas dasar taraf signifikansi 5 % untuk N = 39 dituntut rxy = 0,316. Koefisien
reliabilitas yang diperoleh rtt = 0,832 untuk KR 21. Jadi taraf reliabilitas soal
siklus 1 ternyata signifikan pada taraf signifikansi 5 % ( rtt = 0,832 dan 0,832 >
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL SIKLUS 2
Pada kelompok soal tes akhir siklus II , jumlah soal yang diujikan berjumlah 30
soal yang diuji coba kepada 39 siswa dengan hasil 21 soal dinyatakan valid dan 9
soal dinyatakan tidak valid. Dari jumlah 21 soal yang valid dihitung
reliabilitasnya.
Reliabilitas dihitung menggunakan rumus Kuder – Richardson yaitu KR.21
Perhitungan :
Rtt = nSt² - Mt ( n – Mt )
( n – 1 )St²
Penghitungan Mt
Mt = jumlah skor = ΣX = 613 = 15,7
jumlah siswa N 39
n ( jumlah item valid ) = 21
Perhitungan St, menggunakan rumus: St = √ N Σ x2 – (Σ x)2
N
St = √39 x 10415 – (613) 2
39
= √406185 – 375769 = √30416 = 174,4
39 39 39
= 4,47
St2 = 19,9809
rtt = nSt² - Mt ( n – Mt )
rtt = 21 x 19,9809 – 15,7 (21 – 15,7)
(21 – 1) 19,9809
rtt = 419,5989 – 15,7 (5,3)
20 x 19,9809
rtt = 419,5989 – 83,21
399,618
rtt = 336,3889 = 0,841776146
399,618
Atas dasar taraf signifikansi 5 % untuk N = 39 dituntut rxy = 0,316. Koefisien
reliabilitas yang diperoleh rtt = 0,841 untuk KR 21. Jadi taraf reliabilitas soal
siklus 2 ternyata signifikan pada taraf signifikansi 5 % ( rtt = 0,841 dan 0,841 >
0,316) dan termasuk tinggi (0,71 – 0,90).
E. Indikator Keberhasilan
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) mata pelajaran IPS yang harus
dikuasai siswa kelas IV SDN Denggung adalah 65. Indikator keberhasilan yang
digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah pencapaian nilai rata – rata
ulangan siswa pada siklus I adalah 65 dan pada akhir siklus II adalah 75. Jika di
akhir siklus II nilai rata – rata ulangan siswa mencapai 75 maka pembelajaran
dikatakan berhasil. Sedangkan nilai ulangan siswa diperoleh dengan menghitung
skor yang diperoleh dari hasil tes.
Rumus penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Skor maksimal yang didapat X 100
Tabel 3. Tabel Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan Kondisi Awal
Akhir
Siklus I
Akhir
Siklus II
Instrumen
Peningkatan prestasi siswa (dihitung rata-rata ulangan kelas)
34 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang berjudul “Peningkatan Prestasi
Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV B SDN Denggung Sleman Tahun Pelajaran 2009 /
2010” dilaksanakan selama dua minggu. Dimulai pada tanggal 2 Maret 2010
sampai dengan 11 Maret 2010.
1. Siklus Pertama
a. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada
hari Selasa, 2 Maret 2010 dan pada hari Kamis, 4 Maret 2010 di kelas IV
B dengan jumlah siswa 29 orang. Pembelajaran berlangsung dengan model
Cooperative Learning teknik Jigsaw dan berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Dan pada akhir siklus
pertama diadakan ulangan harian kepada siswa untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran
b. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian selama dua minggu, hasil yang
didapat dari penelitian siklus pertama adalah nilai ulangan siswa sebagai
Tabel 4. Tabel Nilai Ulangan IPS Siswa Kelas IV B Siklus I
No Nama Nilai
1 Ramadhan Luki A 55
2 Abdul Aziz 65
3 Adamas Ade Taruna 60
4 Alamsyah Doddy Setyawan 75
5 Alfan Rianjana 80
6 Amalia Luthfi Krisdanti 60
7 Andika Bagaskara 85
8 Arga Adi Pratama 70
9 Atika Nur Dhyas Putri 65
10 Btari Taradiva 50
11 Danada Ramadhan Putra 75
12 David Sanjaya 60
13 Dini Ajeng Sukesi 80
14 Emi Dwi Astuti 60
15 Erika Melianawati 75
16 Galang Adi Wibowo 75
17 Galih Mayang Pratiwi 50
18 Iva Latifah 60
19 Lucia Arimbi 60
20 Milenia Alya Puspita 75
21 Much. Hafidil UMam 80
22 Muhammad Rafli D 75
23 Muh. Fadia Sidra 60
24 Putri Amelia Irmadhani 85
25 Rina Melati Linda Rahayu 60
26 Rizky Putri Purwanti 80
27 Sigit Siswantoro 60
28 Zazheka Punar Abimanyu 65
29 Salsabilla Isnaini R 70
Jumlah 1970
Rata – rata 67,93
Sumber : Hasil pengukuran ulangan siswa akhir siklus I
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah
berlangsungnya pembelajaran. Adapun tugas guru pengamat adalah
mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti
dan penutup yang menghasilkan data apakah guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana ( RPP ). Hal yang masih kurang
dalam siklus ini adalah guru kurang memberikan penjelasan yang lebih
rinci tentang teknik Jigsaw sehingga masih ada siswa yang bingung dalam berdiskusi. Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran namun perlu ditingkatkan dalam membimbing
siswa. Pada akhir pertemuan siklus pertama dilaksanakan ulangan harian
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima
pembelajaran.
d. Refleksi
Dari hasil ulangan siswa pada tabel 4 di atas diperoleh nilai rata – rata
ulangan kelas mencapai 67,93 meningkat dari nilai rata – rata kondisi awal
yaitu 58,00. Karena rata – rata nilai ulangan kelas belum memenuhi
indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 75 maka penelitian ini dilanjutkan
pada siklus kedua.
Hal – hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung,
antara lain :
1) Siswa kurang antusias dan bersemangat dalam melakukan diskusi.
2) Dalam kelompok besar siswa cenderung ada yang mengerjakan
2. Siklus Kedua
a. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang kedua dilaksanakan pada
hari Selasa, 9 Maret 2010 dan pada hari Kamis, 11 Maret 2010 di kelas IV
B dengan jumlah siswa 29 orang. Pembelajaran berlangsung dengan model
Cooperative Learning teknik Jigsaw dan berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
b. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian selama dua minggu, hasil yang
didapat dari penelitian siklus kedua adalah nilai ulangan siswa sebagai
berikut :
Tabel 5. Tabel Nilai Ulangan IPS Siswa Kelas IV B Siklus II
No Nama Nilai
1 Ramadhan Luki A 65
2 Abdul Aziz 75
3 Adamas Ade Taruna 70
4 Alamsyah Doddy Setyawan 80
5 Alfan Rianjana 90
6 Amalia Luthfi Krisdanti 65
7 Andika Bagaskara 90
8 Arga Adi Pratama 80
9 Atika Nur Dhyas Putri 80
10 Btari Taradiva 55
11 Danada Ramadhan Putra 80
12 David Sanjaya 70
13 Dini Ajeng Sukesi 80
14 Emi Dwi Astuti 75
15 Erika Melianawati 80
16 Galang Adi Wibowo 85
17 Galih Mayang Pratiwi 60
18 Iva Latifah 70
20 Milenia Alya Puspita 80
21 Much. Hafidil UMam 85
22 Muhammad Rafli D 85
23 Muh. Fadia Sidra 75
24 Putri Amelia Irmadhani 90
25 Rina Melati Linda Rahayu 70
26 Rizky Putri Purwanti 80
27 Sigit Siswantoro 70
28 Zazheka Punar Abimanyu 75
29 Salsabilla Isnaini R 75
Jumlah 2200
Rata – rata 75,86
Sumber : Hasil pengukuran ulangan siswa akhir siklus II
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah
ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya pembelajaran. Guru telah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus kedua ini
siswa lebih aktif dalam berdiskusi dan lebih bersemangat dalam proses
pembelajaran. Pada akhir pertemuan siklus kedua dilaksanakan ulangan
harian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima
pembelajaran.
d. Refleksi
Dari hasil ulangan siswa pada tabel 5 di atas diperoleh nilai rata –
rata kelas mencapai 75,86 meningkat dari nilai rata – rata pada siklus
pertama yaitu 67,93. Karena rata – rata nilai ulangan kelas telah
memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 75 maka penelitian
Hal – hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung,
antara lain :
1) Siswa aktif mengikuti diskusi yang berlangsung di kelompok ahli
maupun dalam kelompok asal.
2) Siswa lebih berinteraksi dengan siswa yang lain dan lebih
bertanggung jawab menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli
ke kelompok asal.
3) Siswa aktif mencari dan menemukan data yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas di kelompok ahli.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan rata – rata nilai ulangan siswa.
Untuk memperjelas hasil penelitian yang telah dilakukan, maka akan
Tabel 6. Tabel Perbandingan Nilai Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah
Tindakan
No Nama Sebelum
tindakan Tindakan
Sesudah tindakan
Siklus I Siklus II
Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan
Ya Tidak Ya Tidak
1 Ramadhan Luki A 55 - √ 65 - √
2 Abdul Aziz 65 √ - 75 √ -
3 Adamas Ade T 60 - √ 70 - √
4 Alamsyah Doddy
S 75 √ - 80 √ -
5 Alfan Rianjana 80 √ - 90 √ -
6 Amalia Luthfi K 60 - √ 65 - √
7 Andika Bagaskara 85 √ - 90 √ -
8 Arga Adi Pratama 70 √ - 80 √ -
9 Atika Nur Dhyas P 65 √ - 80 √ -
10 Btari Taradiva 50 - √ 55 - √
11 Danada Ramadhan P 75 √ - 80 √ -
12 David Sanjaya 60 - √ 70 - √
13 Dini Ajeng Sukesi 80 √ - 80 √ -
14 Emi Dwi Astuti 60 - √ 75 √ -
15 Erika Melianawati 75 √ - 80 √ -
16 Galang Adi Wibowo 75 √ - 85 √ -
17 Galih Mayang P 50 - √ 60 - √
18 Iva Latifah 60 - √ 70 - √
19 Lucia Arimbi 60 - √ 65 - √
20 Milenia Alya Puspita 75 √ - 80 √ -
21 Much. Hafidil Umam 80 √ - 85 √ -
22 Muhammad Rafli D 75 √ - 85 √ -
23 Muh. Fadia Sidra 60 - √ 75 √ -
24 Putri Amelia I 85 √ - 90 √ -
25 Rina Melati Linda
h 60 - √ 70 - √
26 Rizky Putri Purwanti 80 √ - 80 √ -
27 Sigit Siswantoro 60 - √ 70 - √
28 Zazheka Punar bi
65 √ - 75 √ -
29 Salsabilla Isnaini R 70 √ - 75 √ -
Jumlah 1970 17 12 2200 19 10
Rata – rata 58,00 67,93 75,86
Prosentase 58,62% 41,37% 65,51% 34,48%
Berdasarkan analisa data pada tabel 6 di atas terdapat kenaikan rata – rata
tindakan nilai rata – rata hasil ulangan siswa adalah 58,00 yang diambil dari
analisis nilai selama dua tahun berturut – turut pada kompetensi dasar yang sama
dan pada akhir siklus kedua nilai rata – rata hasil ulangan siswa adalah 75,86.
Dengan adanya peningkatan rata – rata nilai ulangan siswa yang melebihi
indikator keberhasilan pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
peningkatan prestasi sudah tercapai. Oleh karena itu penelitian dihentikan sampai
siklus kedua dan tidak dilanjutkan.
Pada siklus pertama penelitian telah dilaksanakan Cooperative Learning teknik Jigsaw dengan pembagian setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Pada pelaksanaan siklus pertama ini, dua siswa mendapat nilai 85, empat siswa mendapat nilai 80,
enam siswa mendapat 75, dua siswa mendapat 70, tiga siswa mendapat 65,
sembilan siswa mendapat 60, satu siswa mendapat nilai 55 dan dua siswa
mendapat nilai 50. Jadi siswa yang memperoleh nilai ulangan harian di atas
kriteria ketuntasan minimal pada akhir siklus pertama sebanyak 17 siswa atau
mencapai 58,62 % dari 29 siswa. Sebanyak 12 siswa masih memperoleh nilai
ulangan di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 41,37 % Hal ini disebabkan
karena beberapa siswa masih kurang antusias dan bersemangat mengikuti diskusi.
Tetapi hasil tes pada akhir siklus pertama nilai rata – rata ulangan siswa mencapai
67,93. Kekurangan yang ditemui dalam proses pembelajaran siklus pertama ini
diupayakan diperbaiki agar pembelajaran selanjutnya dapat lebih maksimal
supaya dapat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa. Maka dalam
kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari 4 orang, memotivasi siswa agar
lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Pada siklus kedua telah dilaksanakan Cooperative Learning teknik Jigsaw dengan pembagian setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Siswa aktif mengikuti
diskusi yang berlangsung. Pada siklus kedua ini siswa lebih berinteraksi dengan
siswa yang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajarinya dan
siswa lebih aktif mencari dan menemukan informasi yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas kelompok. Pada siklus kedua ini satu siswa mendapat nilai
ulangan 55, satu siswa mendapat 60, tiga siswa mendapat 65, lima siswa
mendapat 70, lima siswa mendapat 75, delapan siswa mendapat 80, tiga siswa
mendapat 85 dan tiga siswa mendapat 90. Jadi siswa yang mendapat nilai ulangan
harian di atas kriteria ketuntasan minimal pada akhir siklus kedua sebanyak 19
siswa atau mencapai 65,51 % dari 29 siswa. Sebanyak 10 siswa masih
memperoleh nilai ulangan di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 34,48%. Jadi
peningkatan untuk siswa yang tuntas dari akhir siklus pertama ke siklus kedua
mencapai 6,89%. Karena dalam penelitian siklus kedua ini, nilai rata – rata
ulangan harian siswa telah mencapai indikator keberhasilan akhir siklus kedua
maka siklus tidak dilanjutkan. Adapun nilai ulangan beberapa siswa yang
meningkat drastis dimungkinkan karena pembelajaran yang dilakukan tidak
pernah dilakukan sebelumnya, sehingga timbul rasa ingin tahu siswa untuk
melakukannya. Sedangkan ada nilai ulangan siswa yang cenderung tetap dan
kelelahan fisik siswa, mengigat pembelajaran dilakukan setelah siang hari selesai
istirahat. Jadi siswa sudah kelelahan mengikuti pembelajaran setelah bermain.
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi siswa
yang ditandai dengan naiknya nilai rata – rata ulangan siswa dari kondisi awal
58,00 ke siklus pertama mencapai 67,93 dan dari siklus pertama ke siklus kedua
mencapai 75,86. Dengan demikian, hasil penelitian di atas membuktikan hipotesis
bahwa penggunaan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS. Selain itu Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw memberikan suasana belajar baru dan dapat membantu memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPS
sehingga siswa termotivasi untuk belajar sehingga prestasi belajar mereka akan
meningkat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan hasil penelitian Rohmatul Dwi
Asiyah ( 2009 ) tentang “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas VI SDN Sukorame 02
Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar Tahun Pelajaran 2009 / 2010” dengan
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan
pembelajaran model Jigsaw ada peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini juga berpengaruh meningkatkan prestasi belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada siklus
I adalah 63%, pada siklus II meningkat sebanyak 12% menjadi 75% melebihi