• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar menggunakan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dalam mata pelajaran IPS siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman tahun pelajaran 2009/2010 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar menggunakan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dalam mata pelajaran IPS siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman tahun pelajaran 2009/2010 - USD Repository"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV B SDN DENGGUNG

SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Ari Trisnawati NIM : 071134056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV B SDN DENGGUNG

SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Ari Trisnawati NIM : 071134056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kuayunkan langkah kecilku bersama mentari yang bersinar

Menyusuri jalan setapak menuju masa depan

Seiring doa dan kasih Ayah dan Bunda yang memberi terang

Dalam perjalanan meraih cita yang tinggi...

Walau duri – duri rintangan memberi perih yang tak terkira....

Walau derai air mata membasahi setiap langkah...

Tetapi belaian semangat Ayah, Bunda, Saudara bahkan Sahabat

Telah mampu menghapus luka perih rintangan itu....

Dan telah mampu membuatku berdiri dan bangkit kembali....

Terima kasih untuk setiap doa yang terucap untukku....

Terima kasih untuk setiap senyum yang tersungging untukku ....

Terima kasih untuk setiap semangat yang diberikan kepadaku..

Dengan itu semua aku akan tegar melangkah ke depan....

Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku yang selalu membimbing, mendidik dan mendoakan

aku.

Kakak - kakakku yang selalu memberi semangat.

Sahabat - sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(6)

v

MOTTO

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah

dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan

ucapan syukur...

( Filipi 4 : 6 )

Jika kau berani, jangan takut – takut dalam melakukan sesuatu tetapi jika kau

takut, jangan berani – berani melakukan sesuatu...

( A. Mudjija )

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Juni 2010

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ari Trisnawati

NIM : 071134056

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE

LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV B SDN DENGGUNG SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ).

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 8 Juni 2010

Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV B SDN DENGGUNG SLEMAN

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Ari Trisnawati Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas IV B SDN

Denggung dalam mata pelajaran IPS yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata – rata nilai ulangan IPS yang hanya mencapai 58,00.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman dalam mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2009 / 2010.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan Cooperative Learning teknik Jigsaw dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 6 orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada siklus II dilakukan Cooperative Learning teknik Jigsaw dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 4 orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam mata pelajaran IPS khususnya pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,00 meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 67,93 dan mencapai 75,86 pada akhir siklus kedua.

(10)

ix ABSTRACT

STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT BY USING COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW TECHNIQUE FOR SOCIAL STUDIES SUBJECT IN STUDENTS CLASS IV B SDN DENGGUNG SLEMAN IN

THE SCHOOL YEAR OF 2009 / 2010

Ari Trisnawati Sanata Dharma University

2010

This research is constituted by achievement learn class students of IV B SDN Denggung for social studies subject which still lower. This matter seen from flattening value of social studies subject which only reaching 58,00.

This study aimed to determine whether the use of models Cooperative Learning Techniques Jigsaw can improve students achievement class IV B SDN Denggung Sleman for social studies subject in school year 2009 / 2010.

This research is a class act who carried on with two cycles. In the first cycle is done in Cooperative Learning Techniques Jigsaw by dividing the number of members of the group with six people who carried on in two meetings. In the second cycle is done in Cooperative Learning Techniques Jigsaw by dividing the number of groups with four members who performed in the two meetings. Data collected to use instrument of written test.

Result of research indicated that the model Cooperative Learning Techniques Jigsaw can improve students achievement class of IV B SDN Denggung Sleman school year 2009 / 2010 for social studies subject specially at basic competence recognize growth of production technology, transportation and communications and also experience use it. Improved students achievement is marked with an average rating of grade repetition in the initial conditions 58,00 at the end of the first cycle of 67,93 and reached 75,86 at the end of the second cycle.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang selalu

melimpahkan berkat dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

Begitu banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, maka sudah sepantasnya apabila saya selaku penulis mengucapkan

banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Allah Bapa di Surga atas segala berkahNya setiap hari.

2. Jesus Christ, atas segala penyertaanNya.

3. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Kaprodi PGSD sekaligus

pembimbing I.

5. Rusmawan, S.Pd. selaku pembimbing II.

6. Ayah tercinta A. Mudjija di surga yang selalu memberikan hal yang

terbaik yang pernah dia miliki untuk saya. Dan ibuku M. Bariyah

yang selalu menyebut nama saya dalam setiap doanya setiap hari dan

(12)

xi

7. Bapak / ibu dosen beserta staff yang telah memberikan bekal selama

perkuliahan.

8. Drs. Panggih Hadimurwanto, selaku Kepala Sekolah SDN

Denggung, Bapak / Ibu guru dan siswa-siswa kelas IV B SDN

Denggung tahun ajaran 2009 / 2010 yang telah membantu dalam

penelitian ini.

9. Y. Inggar Irwanto, Th. Jonggrang Istiwiyati, Ratna Dwiningsih

selaku kakak – kakakku yang telah membantu dan memberikan

semangat.

10. Agustinus T, yang telah mengajari saya bersyukur dalam segala hal

yang saya peroleh.

11. Rita Listiyanti dan Ibu Fitria I, yang selalu memberikan semangat

agar tidak menyerah.

12. Septiana Putriningsih, yang telah memberikan saran yang berharga.

Anas, Roni, Pongky, Yohan, Ria, Citra, Letten dan teman-temanku

S1 PGSD angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu - persatu.

13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Yogyakarta, 8 Juni 2010

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 2

C. Perumusan Masalah ... 3

D. Definisi ... ... 3

(14)

xiii

F. Tujuan Penelitian . ... 4

G. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Belajar ... 6

B. Pengertian Prestasi Belajar ... 12

C. Pengertian Cooperative Learning ... 13

D. Teknik Jigsaw ... 15

E. Pengertian IPS ... 18

F. Tujuan IPS ... 19

G. Kerangka Pikir ... 20

H. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Setting Penelitian ... 23

1. Subyek Penelitian ... 23

2. Lama Penelitian ... 23

3. Lokasi Penelitian ... 24

B. Prosedur Penelitian ... 24

1. Perencanaan Tindakan ... 24

2. Alat Pengumpulan Data ... ... 28

3. Instrumen ... 28

4. Indikator Keberhasilan ... 33

(15)

xiv

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Siklus I ... 35

a. Pelaksanaan ... 35

b. Hasil Penelitian ... 35

c. Pengamatan ... 37

d. Refleksi ... 37

2. Siklus II ... 38

a. Pelaksanaan ... 38

b. Hasil Penelitian ... 38

c. Pengamatan ... 39

d. Refleksi ... 39

B. Pembahasan ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Jadwal Penelitian ...23

Tabel 2. Tabel Kualifikasi Reliabilitas ... 30

Tabel 3. Tabel Indikator Keberhasilan ... 34

Tabel 4. Tabel Nilai Ulangan Siswa Siklus I ... 36

Tabel 5. Tabel Nilai Ulangan Siswa Siklus II ... 38

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi Perpindahan Kelompok Asal ke Kelompok Ahli ... 17

Gambar 2. Ilustrasi Perpindahan Kelompok Ahli ke Kelompok Asal ... 18

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 50

Lampiran 2. RPP Pertemuan 1 Siklus I... 52

RPP Pertemuan 2 Siklus I... 54

RPP Pertemuan 1 Siklus II... 56

RPP Pertemuan 2 Siklus II... 58

Lampiran 3. LKS Pertemuan 1 Siklus I ... 60

LKS Pertemuan 2 Siklus I ... 63

LKS Pertemuan 1 Siklus II ... 65

LKS Pertemuan 2 Siklus II ... 67

Lampiran 4. Kisi – kisi, Lembar Soal dan Kunci Jawaban Soal Siklus I dan II .. 70

Lampiran 5. Data Nilai Ulangan IPS Tahun Pelajaran 2007 / 2008 dan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 ... 78

Lampiran 6. Tabel Validitas Siklus I dan Siklus II ... 80

Lampiran 7. Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan II ... 86

Lampiran 8. Uji Validitas Soal Siklus I dan II dengan SPSS ... 92

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang bermutu adalah harapan bagi setiap orang. Karena dari

bidang pendidikanlah mutu sumber daya manusia dapat tercipta. Dari pendidikan

yang bermutu pula suatu bangsa dapat berkembang. Penyelenggaraan pendidikan

diwujudkan dengan adanya kegiatan belajar mengajar atau proses belajar

mengajar yang melibatkan pendidik dan peserta didik. Dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar, guru sebagai pendidik merancang pembelajaran yang

berpedoman pada aturan serta rencana pendidikan yang berbentuk kurikulum.

Guru diharapkan dapat merencanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan

menyenangkan bagi siswa. Salah satu masalah yang dihadapi oleh pendidikan

sekarang ini adalah lemahnya proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran

sekarang ini kurang meningkatkan kreativitas siswa dan bersifat monoton. Siswa

terbiasa untuk duduk, diam, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan

guru dan hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk bertanya tentang materi

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran penting di

sekolah. Oleh karena itu pembelajaran IPS perlu dirancang dan dibuat untuk

mengembangkan pengetahuan dan kemampuan siswa untuk dapat berinteraksi

terhadap kondisi sosial masyarakat yang semakin berkembang. Untuk menilai

suatu keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan dengan adanya ketuntasan

(20)

) setiap mata pelajaran ditetapkan berbeda – beda disesuaikan dengan tingkat

kemampuan siswa serta kemampuan sumber daya yang mendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran di sekolah tertentu. Di SDN Denggung Sleman

KKM mata pelajaran IPS ditetapkan sebesar 65. Dengan demikian maka siswa

dinyatakan tuntas dalam mempelajari mata pelajaran IPS jika sudah menguasai

kompetensi minimal 65. Namun dalam kenyataannya di kelas IV B SDN

Denggung Sleman tingkat penguasaan materi pelajaran IPS masih rendah. Hal ini

terlihat dari rata – rata nilai ulangan IPS yang hanya mencapai 58,00. Hal ini

dimungkinkan karena minat siswa terhadap pembelajaran IPS rendah, penggunaan

model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa, dan kurangnya penggunaan

media secara maksimal. Penulis akan mencoba menerapkan model pembelajaran

yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

IPS. Pembelajaran yang akan dicoba diterapkan adalah model Cooperative Learning teknik Jigsaw. Penulis mengambil judul “Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV B SDN Denggung Sleman Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.

Penulis berharap dengan penggunaan model Cooperative Learning Teknik Jigsaw, siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman dapat mengatasi rendahnya prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran IPS.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian penulis membatasi (1) penelitian hanya dikenakan pada

(21)

mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi

produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya dengan

materi yang disampaikan tentang perkembangan teknologi untuk produksi,

komunikasi dan transportasi karena dalam kompetensi dasar tersebut KKM yang

diharapkan belum tercapai.

C. Rumusan Masalah

Apakah penerapan Cooperative Learning Teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman tahun

pelajaran 2009 / 2010 dalam mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mengenal

perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman

menggunakannya dengan materi perkembangan teknologi untuk produksi,

komunikasi dan transportasi ?

D. Definisi

Supaya tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka

definisi yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Cooperative Learning Teknik Jigsaw adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa

yang lain dalam kelompok – kelompok dalam tugas – tugas terstruktur

untuk menetapkan tujuan bersama di mana terjadi perpindahan dari

kelompok asal ke kelompok ahli dan kembali lagi ke kelompok asal.

(22)

sampai 5 anggota yang disebut kelompok asal. Dalam kelompok asal,

siswa diberi tugas dan materi yang harus dipelajari. Kemudian siswa yang

mendapat tugas dan materi yang sama berkumpul dalam kelompok baru

yang disebut kelompok ahli. Setelah siswa mempelajari dan

mendiskusikan tugas dan materi yang sama dalam kelompok ahli, maka

mereka kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan apa yang mereka

pelajari dalam kelompok ahli.

b. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa yang dinyatakan

dalam bentuk nilai setelah mengikuti pembelajaran.

E. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran ini, prestasi belajar siswa akan meningkat, siswa

menjadi lebih aktif dan bertanggung jawab dalam pembelajaran, belajar

berinteraksi dengan kelompok maupun dengan orang lain serta dapat mendapat

pengalaman belajar yang menyenangkan.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan

(23)

2009 / 2010 pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi,

komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penilitian ini adalah :

a. Bagi sekolah adalah memberikan masukan kepada sekolah bahwa

penggunaan dan penerapan Cooperative Learning adalah salah satu upaya untuk meningkatkan minat siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajarnya.

b. Bagi guru adalah memberikan gambaran kepada penggunaan dan

penerapan Cooperative Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Bagi siswa adalah dengan adanya Cooperative Learning akan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, mendapat pengalaman baru, dan

meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS.

d. Bagi peneliti adalah penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan,

berlatih dan mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh peneliti

dengan kenyataan yang terjadi di lapangan serta memberi pengalaman

(24)

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Pada dasarnya manusia tidak akan pernah berhenti belajar atau belajar

dilakukan secara terus menerus berkelanjutan. Seiring dengan kemajuan yang

semakin pesat kebutuhan akan belajar menjadi sangat penting. Siswa memperoleh

pengetahuan dari lingkungan sekitar dari proses belajar yang tercermin dari

tindakan maupun perilaku siswa. Jadi siswa sendiri yang mengalami, melakukan

dan menghayati proses belajar bukan orang lain. Banyak teori belajar yang

dikemukakan oleh para ahli sekarang ini. Berikut ini akan dikemukakan beberapa

teori yang berhubungan dengan teori belajar. Pengertian belajar menurut

pandangan behavioristik ( dalam Dahar, 1989: 19), belajar adalah suatu perubahan

perilaku yang dapat diamati, yang terjadi melalui terkaitnya stimulus – stimulus

dan respon menurut mekanistik. Stimulus yaitu penyebab belajar, adalah agen –

agen lingkungan, yang bertindak terhadap suatu organisma, yang menyebabkan

organisma itu memberikan respon. Menurut teori kognitif, belajar adalah proses

memperoleh, mengolah, menyimpan, serta mengingat kembali informasi yang

dikontrol oleh otak ( Gagne dalam Suyanto, 2005 : 86 ).

Menurut pandangan konstruktivisme belajar adalah proses aktif pelajar

mengkonstruksi arti. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan

menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang

(25)

1997:61 ). Ini berarti bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana

siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang

mereka pelajari dan bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Menurut Winkel,

belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif

konstan dan berbekas. Berdasarkan beberapa definisi pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa ciri – ciri kegiatan belajar adalah :

1) Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif yang menghasilkan perubahan

karena usaha yang disengaja pada setiap individu yang belajar.

2) Proses kegiatan belajar membutuhkan waktu.

3) Hasil belajar pada individu adalah didapatkannya kecakapan dan

pengalaman baru.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, karena keberhasilannya dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor Intern

Faktor intern yang mempengaruhi belajar antara lain faktor jasmaniah, psikologis dan faktor kelelahan ( Slameto, 2003 ).

1 ) Faktor Jasmaniah

Kondisi jasmaniah seperti pendengaran dan penglihatan sangat mempengaruhi segala kegiatan belajar mengajar. Dalam faktor jasmaniah yang

(26)

baik maka harus diusahakan agar kesehatan dapat terjaga secara optimal seperti belajar, istirahat, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Cacat itu dapat berupa buta, tuli, patah kaki atau lumpuh. Jika

hal ini terjadi, hendaknya siswa yang mengalami cacat belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau

mengurangi pengaruh kecacatan itu. 2 ) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa diantaranya

adalah aspek intelegensi atau kecerdasan, bakat, minat, motivasi, perhatian, kematangan dan kesiapan.

a ) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan

efektif, mengetahui atau menggunakan konsep – konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat ( J.P Chaplin dalam Slameto,

2003: 56 ). Faktor intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa. Siswa yang intelegensinya rendah, sulit untuk mencapai prestasi yang baik.

b ) Bakat

Jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Karena pelajaran yang dipaksakan tanpa memperhatikan

(27)

karena belum tentu siswa yang intelegensinya tinggi, prestasi belajarnya baik, kalau tidak mempunyai dorongan dan kemauan yang kuat.

c ) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan ( Hilgard dalam Slameto, 2003: 57 ). Kegiatan

yang diminati seseorang, diperhatikan terus – menerus yang disertai dengan rasa

senang. Apabila bahan pelajaran sesuai dengan keinginan siswa, maka siswa akan

belajar dengan sungguh-sungguh, sebaliknya jika pelajaran tidak menarik maka

akan menimbulkan kelesuan pada minat belajar siswa. Dalam hal ini

membutuhkan peran penting guru dalam dengan usaha dan bantuannya untuk

meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran yang diajarkan. Secara

psikologis, minat dimasukkan dalam kategori faktor yang mempengaruhi proses

belajar hingga hasil belajar pada diri siswa. Minat merupakan kekuatan yang

dapat membangkitkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Minat dan

konsentrasi belajar merupakan faktor yang berkaitan. Konsentrasi sering

ditimbulkan oleh adanya minat terhadap sesuatu bahan pelajaran yang dipelajari.

d ) Motivasi

Motivasi adalah suatu kekuatan yang mendorong seseorang melakukan

sesuatu untuk mencapai tujuan. Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak

atau keinginan belajar yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi belajar yang keberadaannya

karena pengaruh rangsangan dari luar dalam hal ini adalah motivasi dari orang

(28)

e ) Perhatian

Adanya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dihadapi, sangat penting

untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik. Bahan belajar yang tidak menarik

perhatian siswa, akan membosankan. Karena bosan siswa tidak mau belajar dan

sebagai hasilnya, prestasi menjadi rendah atau menurun. Untuk menimbulkan

perhatian diperlukan motivasi. Dalam hal ini orang tua di rumah sangat

diharapkan peranannya. Kalau kebosanan terjadi di sekolah maka guru dapat

mengarahkan agar perhatian siswa terhadap pelajaran ada.

f ) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, di mana

alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya,

anak dengan jari - jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap

untuk berpikir abstrak. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan

kegiatan secara terus – menerus, untuk itu diperlukan latihan – latihan.

g ) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi ( Jamies

Drever dalam Slameto, 2003 : 59 ). Kesiapan siswa dalam belajar perlu

diperhatikan karena jika sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih

baik.

3 ) Faktor Kelelahan

Kelelahan dalam diri seseorang dibedakan menjadi dua macam yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lemahnya

(29)

dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan

untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor Ekstern

Menurut Slameto ( 2003 : 60 ), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap

belajar ada tiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1 ) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara

orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah tangga dan

keadaan ekonomi keluarga.

2 ) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempelajari belajar ini mencakup metode mengajar,

hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah dan

ketersediaan media pembelajaran.

3 ) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat

yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media atau media

komunikasi, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Arifin ( 1988 : 2 ), kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda

(30)

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia ( 2000 : 895 ), prestasi berarti hasil

yang telah dicapai ( dari yang telah dilakukan atau dikerjakan ). Winkel ( 1984 :

162 ) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan usaha

yang dapat dicapai. Sedangkan Djamarah ( 1991 : 19 ) mengemukakan bahwa

prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik

secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama

seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah

melakukan atau mengerjakan kegiatan atau aktivitas tertentu. Prestasi belajar

adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang karena usahanya dalam belajar

sesuatu. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam belajar untuk

meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini disebabkan setiap siswa mempunyai

tingkat kemampuan yang berbeda – beda, yang menyebabkan siswa mempunyai

tingkat kepekaan dalam menerima materi pelajaran juga berbeda

B. Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw 1. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative Learning yaitu suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah,

menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama ( Artzt dan

Newman dalam Asma 2006: 11). Sementara Slavin dalam Asma ( 2006: 11 )

mendefinisikan belajar kooperatif adalah siswa belajar bersama, saling

menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar

(31)

model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok –

kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam

pendidikan adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial ( Lie, 2008: 28 ). Dari beberapa definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu

sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari

dua orang atau lebih. Cooperative Learning adalah salah satu pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Dalam pembelajaran ini siswa bekerja sama

dengan siswa yang lain dalam kelompok yang tingkat kemampuannya berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling

bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Dalam

Cooperative Learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Menurut Asma ( 2006: 12 )

tujuan dari Cooperative Learning adalah untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Pada

Cooperative Learning, terdapat beberapa unsur yang saling terkait satu sama lainnya.

Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie ( 2006: 32 ) menyatakan

bahwa ada lima unsur dasar yang terdapat dalam struktur Cooperative Learning agar mencapai hasil maksimal yaitu :

a. Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu karya sangat

(32)

oleh karena itu sesama anggota kelompok harus merasa terikat dan

saling tergantung positif.

b. Tanggung jawab perseorangan, setiap angggota kelompok bertanggung

jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar

kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar

secara perorangan.

c. Tatap muka, interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan

keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan

kelebihan dan mengisi kekurangan masing – masing anggota kelompok.

Inti dari interaksi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan

kelebihan, dan mengisi kekurangan masing – masing. Para anggota

kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan

menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi

pribadi.

d. Komunikasi antar anggota, karena dalam setiap tatap muka terjadi

diskusi, maka keterampilan berkomunikasi antar anggota kelompok

sangatlah penting. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada

kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan dan kemampuan

mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan

berkomunikasi dalam kelompok ini merupakan proses panjang, Namun

proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu

ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan

(33)

e. Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok

ditentukan oleh proses kerja kelompok. Dalam penerapan pembelajaran

kooperatif tidak terlepas dari langkah – langkah yang harus dilakukan

supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

2. Teknik Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan – rekannya sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam teknik ini, guru

memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu

siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.

Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

keterampilan berkomunikasi.

Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan empat atau lima anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab

untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian

menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling

membutuhkan dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi

yang ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik

yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut

kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan

mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok

(34)

Menurut Trianto ( 2009: 73 ), langkah – langkah dalam Cooperative Learning Teknik Jigsaw adalah:

a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok ( tiap kelompok beranggotakan 4

sampai 5 orang yang disebut kelompok asal ).

b. Tiap orang dalam tim diberi bahan materi dan tugas yang berbeda dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

c. Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama

membentuk kelompok baru ( kelompok ahli ).

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

( tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim asal ) Gambar 1. Perpindahan kelompok asal ke kelompok ahli

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang

mereka kuasai. # &

@ *

# & @ *

# & @ *

# & @ *

# & @ *

& & & &

&

# # # #

#

@ @ @ @

@

(35)

Kelompok Ahli

Kelompok Asal

Gambar 2. Perpindahan kelompok ahli ke kelompok asal

e. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

Penggunaan model Cooperative Learning dengan Jigsaw ini dapat dijadikan salah satu pilihan dalam menjawab permasalahan tentang kurangnya

minat siswa dalam pembelajaran IPS, siswa diajak untuk mempelajari konsep

tertentu dengan suasana yang menyenangkan sehingga prestasi dapat meningkat.

C. Hakikat IPS 1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) merupakan mata pelajaran yang

memadukan konsep – konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui

pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi

siswa dan kehidupannya. Ilmu – ilmu sosial seperti ilmu sejarah, geografi, ilmu & & & &

&

# # # #

#

@ @ @ @

@

* * * * *

# & @ *

# & @ *

# & @ *

# & @ *

(36)

ekonomi, ilmu politik dan pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologi

sangat berperan dalam mendukung mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dengan memberikan sumbangan berupa konsep – konsep ilmu yang diubah

sebagai “pengetahuan” berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus dipelajari

siswa.

Tim Penyusun Depdiknas ( 2003:1 ) memberikan pengertian tentang IPS

sebagai berikut.

Pengetahuan Sosial merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.

Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang berkenaan dengan

kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya serta

berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan

materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, pemanfaatan sumber daya yang ada di

permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya yang mengatur serta

mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.

2. Tujuan IPS

Tujuan utama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar

adalah mengarahkan peserta didik untuk dapat menjadi warga negara Indonesia

yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Dalam Standar Kompetensi kurikulum 2004, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(37)

a. Mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

D. Kerangka Pikir

Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw akan membuat siswa merasa senang dan menikmati proses pembelajaran. Apabila siswa telah menikmati

proses pembelajaran, maka siswa akan termotivasi untuk belajar materi yang

diberikan sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.

E. Hipotesis

Penggunaan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman dalam

mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2009 / 2010 pada kompetensi dasar mengenal

perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman

(38)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian penggunaan model Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw ini termasuk penelitian tindakan ( action research ), karena penelitian ini digunakan untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran yang ada di kelas. Menurut Lewin ( dalam

Kasbolah 2001: 10 ) penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu

lingkaran atau rangkaian langkah – langkah ( a spiral of steps ) yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Langkah – langkah yang ada dalam rangkaian ini

adalah : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rangkaian ini dapat

dilihat dalam bagan berikut:

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 3. Bagan langkah – langkah penelitian tindakan (Kurt Lewin)

Menurut Kasbolah ( 2001: 11) penelitian tindakan kelas adalah penelitian

yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang Rencana

Observasi

Refleksi Tindakan

Rencana

Observasi

(39)

pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah bertujuan untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan

oleh seorang peneliti. Prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan

penelitian tindakan kelas tersebut adalah :

a. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas mengajar. Tujuan

guru dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan belajar

mengajar. Jadi bukan mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.

b. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar

tidak terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah

mempersiapkan teknik apa yang akan digunakan.

c. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah

yang memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah

pembelajaran yang bersifat faktual serta dimulai dengan hal – hal yang

sederhana dulu namun nyata.

d. Metodologi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.

e. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di

lingkungan kerjanya.

f. Guru membuat jurnal pribadi di mana guru mencatat kemajuan, persoalan

yang dihadapi, dan refleksi tentang proses belajar siswa dan proses

(40)

A. Setting

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas IV B SDN

Denggung, Tridadi, Sleman yang berjumlah 29 orang dan obyek penelitian ini

adalah prestasi belajar siswa siswi kelas IV B SDN Denggung, Tridadi, Sleman

2. Lama Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 minggu dengan 2 siklus ( 8 JP ),

di mana setiap siklus terdiri 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 JP.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu ( Bulan )

Jan

2010

Feb

2010

Maret

2010

April

2010

Mei

2010

Juni

2010

1 Menyusun Proposal V V

2 Pengujian Instrumen V

3 Pelaksanaan Penelitian

( Pengumpulan data )

V

4 Pengolahan data V

5 Penyusunan Laporan V

6 Pembuatan Artikel V

(41)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Denggung, Tridadi, Sleman,

Sleman.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 2 siklus.

Siklus I siswa dibagi dalam kelompok yang berjumlah 6 orang. Sedangkan siklus

II siswa dibagi dalam kelompok yang berjumlah 4 orang.

Siklus I

1) Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ( RPP ), bacaan tentang teknologi dan tes akhir siklus I.

2) Tindakan I

a. Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dengan membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 6 orang.

b. Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.

c. Guru memberikan pengarahan tentang Cooperative Learning teknik Jigsaw.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

agar belajar dengan baik.

(42)

f. Siswa dengan materi atau soal sama tentang teknologi produksi

bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguasai materi

sesuai dengan materi dan soal yang diterima.

g. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.

h. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima

materi dari siswa lain.

f. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal

g. Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal

h. Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang mereka lakukan.

i. Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang

benar.

j. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat

menyelesaikan tugas sebelum waktu selesai.

k. Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil

belajar akhir siklus I.

3) Observasi

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai pengamat

pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran

berlangsung.

4) Refleksi

Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus yang

(43)

Siklus II

1) Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ( RPP ) , materi bacaan dan tes akhir siklus II.

2) Tindakan II

a. Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dengan membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 4 orang dengan kemampuan yang

heterogen.

b. Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.

c. Guru memberikan pengarahan tentang Cooperative Learning teknik Jigsaw.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

agar belajar dengan baik.

e. Guru membagi materi bacaan dan soal yang berbeda kepada

siswa.

f. Siswa dari kelompok asal yang mendapat materi atau soal sama

bergabung dengan anggota kelompok asal yang lain ke dalam

kelompok ahli dan berusaha menguasai materi sesuai dengan

materi dan soal yang diterima tentang teknologi transportasi.

g. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.

h. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima

(44)

i. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal.

j. Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang mereka lakukan.

g. Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang

benar.

h. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat

menyelesaikan tugas sebelum waktu selesai.

i. Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil

belajar akhir siklus II.

3) Observasi

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai pengamat

pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran

berlangsung.

4) Refleksi

a. Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian

khusus yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Membandingkan analisis siklus I dan siklus II dan menarik

kesimpulan tentang peningkatan prestasi hasil belajar

penggunaan Cooperative Learning teknik Jigsaw.

C. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang akan digunakan adalah tes

(45)

Penggunaan alat pengumpul data berupa tes yaitu untuk mengetahui ketuntasan

belajar siswa baik secara individual maupun klasikal dan untuk mengetahui

seberapa baik siswa telah menguasai pelajaran yang diberikan dalam waktu

tertentu. Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan guru dan

siswa selama proses pembelajaran.

D. Instrumen

Penelitian ini akan menggunakan 2 jenis instrumen yaitu :

a. Instrumen pembelajaran meliputi : silabus, RPP, dan LKS.

b. Instrumen pengumpulan data menggunakan bentuk tes tertulis.

Kualitas soal ulangan Siklus I dan Siklus II telah diuji melalui uji coba

yang dilakukan pada siswa kelas V B SDN Denggung, karena pada saat

dilakukan uji coba siswa kelas IV B belum menerima materi tentang

perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi.

Kualitasnya dinyatakan dengan:

a) Validitas

Menurut Masidjo ( 1995 : 242 ), yang dimaksud dengan validitas

suatu tes adalah sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur. Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam

suatu koefisien yang disebut koefisien validitas rxy. Validitas item

yang dihitung dengan menghitung korelasi skor item dengan skor

total, yang dihitung dengan rumus korelasi product moment dari

(46)

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− =

2 2

2

2 x N y y

x N

y x xy N rxy

Keterangan : rxy = koefisien validitas, X = hasil pengukuran suatu

tes yang ditentukan validitasnya, Y = kriteria yang dipakai.

Karena siswa yang mengerjakan soal untuk uji coba berjumlah 39

maka harga kritis untuk N = 39 pada taraf signifikansi 5% = 0,316. (

dilihat pada tabel harga kritis r product moment ). Pada penelitian ini ada 2 kelompok soal yang diujikan kepada siswa yaitu kelompok soal

untuk tes akhir siklus I dan kelompok soal untuk tes akhir siklus II.

Pada kelompok soal tes akhir siklus I, soal yang diujikan berjumlah 40

soal pilihan ganda dan diuji coba kepada 39 siswa dengan hasil 25 soal

dinyatakan valid dan 15 soal dinyatakan tidak valid. Sedangkan untuk

kelompok soal tes akhir siklus II, soal yang diujikan berjumlah 30 soal

pilihan ganda dan diuji coba kepada 39 siswa dengan hasil 21 soal

dinyatakan valid dan 9 soal dinyatakan tidak valid ( lihat lampiran ).

Soal – soal yang dinyatakan tidak valid dibuang karena soal yang

sesuai dengan indikator sudah terpenuhi.

b) Reliabilitas

Menurut Masidjo ( 1995 : 209 ), yang dimaksud dengan reliabilitas

suatu tes adalah taraf di mana suatu tes mampu menunjukkan

konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf

ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan

(47)

Tabel 2. Tabel Kualifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi ( x ) Kualifikasi 0,91 - 1,00

0,71 - 0,90 0,41 - 0,70 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20

Sangat Tinggi Tinggi

Cukup Rendah Sangat Rendah Sumber : Masidjo ( 1995 : 209 )

Reliabilitas tes, yang dihitung dengan rumus Kuder Richardson (KR)-21, yaitu:

Rtt = nSt2 – M t ( n – M t )

(n-1) St2

Keterangan : n = Σnibi ; St = deviasi standar skor tes; Mt = mean skor tes, rtt = koefisien reliabilitas, n = jumlah item.

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL SIKLUS 1

Pada kelompok soal tes akhir siklus I , jumlah soal yang diujikan berjumlah 40

soal yang diuji coba kepada 39 siswa dengan hasil 25 soal dinyatakan valid dan 15

soal dinyatakan tidak valid. Dari jumlah 25 soal yang valid dihitung

reliabilitasnya.

Reliabilitas dihitung menggunakan rumus Kuder – Richardson yaitu KR.21

Perhitungan :

Rtt = nSt² - Mt ( n – Mt )

( n – 1 )St²

Penghitungan Mt

Mt = jumlah skor = ΣX = 757 = 19,4

(48)

n ( jumlah item valid ) = 25

Perhitungan St, menggunakan rumus: St = √ N Σ x2 – (Σ x)2

N

St = √39 x 15539 – (757) 2

39

= √606021 – 573049 = √32972 = 181,58 = 4,65

39 39 39

St2 = 21,6225

rtt = nSt² - Mt ( n – Mt )

( n – 1 )St²

rtt = 25 x 21,6225 – 19,4 (25 – 19,4)

(25 – 1) 21,6225

rtt = 540,5625 – 19,4 (5,6)

24 x 21,6225

rtt = 540,5625 – 108,64

518,94

rtt = 431,9225 = 0,832316838

518,94

Atas dasar taraf signifikansi 5 % untuk N = 39 dituntut rxy = 0,316. Koefisien

reliabilitas yang diperoleh rtt = 0,832 untuk KR 21. Jadi taraf reliabilitas soal

siklus 1 ternyata signifikan pada taraf signifikansi 5 % ( rtt = 0,832 dan 0,832 >

(49)

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL SIKLUS 2

Pada kelompok soal tes akhir siklus II , jumlah soal yang diujikan berjumlah 30

soal yang diuji coba kepada 39 siswa dengan hasil 21 soal dinyatakan valid dan 9

soal dinyatakan tidak valid. Dari jumlah 21 soal yang valid dihitung

reliabilitasnya.

Reliabilitas dihitung menggunakan rumus Kuder – Richardson yaitu KR.21

Perhitungan :

Rtt = nSt² - Mt ( n – Mt )

( n – 1 )St²

Penghitungan Mt

Mt = jumlah skor = ΣX = 613 = 15,7

jumlah siswa N 39

n ( jumlah item valid ) = 21

Perhitungan St, menggunakan rumus: St = √ N Σ x2 – (Σ x)2

N

St = √39 x 10415 – (613) 2

39

= √406185 – 375769 = √30416 = 174,4

39 39 39

= 4,47

St2 = 19,9809

rtt = nSt² - Mt ( n – Mt )

(50)

rtt = 21 x 19,9809 – 15,7 (21 – 15,7)

(21 – 1) 19,9809

rtt = 419,5989 – 15,7 (5,3)

20 x 19,9809

rtt = 419,5989 – 83,21

399,618

rtt = 336,3889 = 0,841776146

399,618

Atas dasar taraf signifikansi 5 % untuk N = 39 dituntut rxy = 0,316. Koefisien

reliabilitas yang diperoleh rtt = 0,841 untuk KR 21. Jadi taraf reliabilitas soal

siklus 2 ternyata signifikan pada taraf signifikansi 5 % ( rtt = 0,841 dan 0,841 >

0,316) dan termasuk tinggi (0,71 – 0,90).

E. Indikator Keberhasilan

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) mata pelajaran IPS yang harus

dikuasai siswa kelas IV SDN Denggung adalah 65. Indikator keberhasilan yang

digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah pencapaian nilai rata – rata

ulangan siswa pada siklus I adalah 65 dan pada akhir siklus II adalah 75. Jika di

akhir siklus II nilai rata – rata ulangan siswa mencapai 75 maka pembelajaran

dikatakan berhasil. Sedangkan nilai ulangan siswa diperoleh dengan menghitung

skor yang diperoleh dari hasil tes.

Rumus penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:

(51)

Skor maksimal yang didapat X 100

Tabel 3. Tabel Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan Kondisi Awal

Akhir

Siklus I

Akhir

Siklus II

Instrumen

Peningkatan prestasi siswa (dihitung rata-rata ulangan kelas)

(52)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang berjudul “Peningkatan Prestasi

Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV B SDN Denggung Sleman Tahun Pelajaran 2009 /

2010” dilaksanakan selama dua minggu. Dimulai pada tanggal 2 Maret 2010

sampai dengan 11 Maret 2010.

1. Siklus Pertama

a. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada

hari Selasa, 2 Maret 2010 dan pada hari Kamis, 4 Maret 2010 di kelas IV

B dengan jumlah siswa 29 orang. Pembelajaran berlangsung dengan model

Cooperative Learning teknik Jigsaw dan berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Dan pada akhir siklus

pertama diadakan ulangan harian kepada siswa untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran

b. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian selama dua minggu, hasil yang

didapat dari penelitian siklus pertama adalah nilai ulangan siswa sebagai

(53)

Tabel 4. Tabel Nilai Ulangan IPS Siswa Kelas IV B Siklus I

No Nama Nilai

1 Ramadhan Luki A 55

2 Abdul Aziz 65

3 Adamas Ade Taruna 60

4 Alamsyah Doddy Setyawan 75

5 Alfan Rianjana 80

6 Amalia Luthfi Krisdanti 60

7 Andika Bagaskara 85

8 Arga Adi Pratama 70

9 Atika Nur Dhyas Putri 65

10 Btari Taradiva 50

11 Danada Ramadhan Putra 75

12 David Sanjaya 60

13 Dini Ajeng Sukesi 80

14 Emi Dwi Astuti 60

15 Erika Melianawati 75

16 Galang Adi Wibowo 75

17 Galih Mayang Pratiwi 50

18 Iva Latifah 60

19 Lucia Arimbi 60

20 Milenia Alya Puspita 75

21 Much. Hafidil UMam 80

22 Muhammad Rafli D 75

23 Muh. Fadia Sidra 60

24 Putri Amelia Irmadhani 85

25 Rina Melati Linda Rahayu 60

26 Rizky Putri Purwanti 80

27 Sigit Siswantoro 60

28 Zazheka Punar Abimanyu 65

29 Salsabilla Isnaini R 70

Jumlah 1970

Rata – rata 67,93

Sumber : Hasil pengukuran ulangan siswa akhir siklus I

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah

(54)

berlangsungnya pembelajaran. Adapun tugas guru pengamat adalah

mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti

dan penutup yang menghasilkan data apakah guru telah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana ( RPP ). Hal yang masih kurang

dalam siklus ini adalah guru kurang memberikan penjelasan yang lebih

rinci tentang teknik Jigsaw sehingga masih ada siswa yang bingung dalam berdiskusi. Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran namun perlu ditingkatkan dalam membimbing

siswa. Pada akhir pertemuan siklus pertama dilaksanakan ulangan harian

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima

pembelajaran.

d. Refleksi

Dari hasil ulangan siswa pada tabel 4 di atas diperoleh nilai rata – rata

ulangan kelas mencapai 67,93 meningkat dari nilai rata – rata kondisi awal

yaitu 58,00. Karena rata – rata nilai ulangan kelas belum memenuhi

indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 75 maka penelitian ini dilanjutkan

pada siklus kedua.

Hal – hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung,

antara lain :

1) Siswa kurang antusias dan bersemangat dalam melakukan diskusi.

2) Dalam kelompok besar siswa cenderung ada yang mengerjakan

(55)

2. Siklus Kedua

a. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang kedua dilaksanakan pada

hari Selasa, 9 Maret 2010 dan pada hari Kamis, 11 Maret 2010 di kelas IV

B dengan jumlah siswa 29 orang. Pembelajaran berlangsung dengan model

Cooperative Learning teknik Jigsaw dan berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

b. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian selama dua minggu, hasil yang

didapat dari penelitian siklus kedua adalah nilai ulangan siswa sebagai

berikut :

Tabel 5. Tabel Nilai Ulangan IPS Siswa Kelas IV B Siklus II

No Nama Nilai

1 Ramadhan Luki A 65

2 Abdul Aziz 75

3 Adamas Ade Taruna 70

4 Alamsyah Doddy Setyawan 80

5 Alfan Rianjana 90

6 Amalia Luthfi Krisdanti 65

7 Andika Bagaskara 90

8 Arga Adi Pratama 80

9 Atika Nur Dhyas Putri 80

10 Btari Taradiva 55

11 Danada Ramadhan Putra 80

12 David Sanjaya 70

13 Dini Ajeng Sukesi 80

14 Emi Dwi Astuti 75

15 Erika Melianawati 80

16 Galang Adi Wibowo 85

17 Galih Mayang Pratiwi 60

18 Iva Latifah 70

(56)

20 Milenia Alya Puspita 80

21 Much. Hafidil UMam 85

22 Muhammad Rafli D 85

23 Muh. Fadia Sidra 75

24 Putri Amelia Irmadhani 90

25 Rina Melati Linda Rahayu 70

26 Rizky Putri Purwanti 80

27 Sigit Siswantoro 70

28 Zazheka Punar Abimanyu 75

29 Salsabilla Isnaini R 75

Jumlah 2200

Rata – rata 75,86

Sumber : Hasil pengukuran ulangan siswa akhir siklus II

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah

ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan

berlangsungnya pembelajaran. Guru telah melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus kedua ini

siswa lebih aktif dalam berdiskusi dan lebih bersemangat dalam proses

pembelajaran. Pada akhir pertemuan siklus kedua dilaksanakan ulangan

harian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima

pembelajaran.

d. Refleksi

Dari hasil ulangan siswa pada tabel 5 di atas diperoleh nilai rata –

rata kelas mencapai 75,86 meningkat dari nilai rata – rata pada siklus

pertama yaitu 67,93. Karena rata – rata nilai ulangan kelas telah

memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 75 maka penelitian

(57)

Hal – hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung,

antara lain :

1) Siswa aktif mengikuti diskusi yang berlangsung di kelompok ahli

maupun dalam kelompok asal.

2) Siswa lebih berinteraksi dengan siswa yang lain dan lebih

bertanggung jawab menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli

ke kelompok asal.

3) Siswa aktif mencari dan menemukan data yang diperlukan untuk

mengerjakan tugas di kelompok ahli.

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini difokuskan pada peningkatan rata – rata nilai ulangan siswa.

Untuk memperjelas hasil penelitian yang telah dilakukan, maka akan

(58)

Tabel 6. Tabel Perbandingan Nilai Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah

Tindakan

No Nama Sebelum

tindakan Tindakan

Sesudah tindakan

Siklus I Siklus II

Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan

Ya Tidak Ya Tidak

1 Ramadhan Luki A 55 - 65 -

2 Abdul Aziz 65 - 75 -

3 Adamas Ade T 60 - √ 70 - √

4 Alamsyah Doddy

S 75 √ - 80 √ -

5 Alfan Rianjana 80 - 90 -

6 Amalia Luthfi K 60 - √ 65 - √

7 Andika Bagaskara 85 - 90 -

8 Arga Adi Pratama 70 - 80 -

9 Atika Nur Dhyas P 65 √ - 80 √ -

10 Btari Taradiva 50 - 55 -

11 Danada Ramadhan P 75 - 80 -

12 David Sanjaya 60 - √ 70 - √

13 Dini Ajeng Sukesi 80 - 80 -

14 Emi Dwi Astuti 60 - 75 -

15 Erika Melianawati 75 √ - 80 √ -

16 Galang Adi Wibowo 75 - 85 -

17 Galih Mayang P 50 - 60 -

18 Iva Latifah 60 - √ 70 - √

19 Lucia Arimbi 60 - 65 -

20 Milenia Alya Puspita 75 - 80 -

21 Much. Hafidil Umam 80 - 85 -

22 Muhammad Rafli D 75 - 85 -

23 Muh. Fadia Sidra 60 - 75 -

24 Putri Amelia I 85 - 90 -

25 Rina Melati Linda

h 60 - √ 70 - √

26 Rizky Putri Purwanti 80 - 80 -

27 Sigit Siswantoro 60 - 70 -

28 Zazheka Punar bi

65 √ - 75 √ -

29 Salsabilla Isnaini R 70 - 75 -

Jumlah 1970 17 12 2200 19 10

Rata – rata 58,00 67,93 75,86

Prosentase 58,62% 41,37% 65,51% 34,48%

Berdasarkan analisa data pada tabel 6 di atas terdapat kenaikan rata – rata

(59)

tindakan nilai rata – rata hasil ulangan siswa adalah 58,00 yang diambil dari

analisis nilai selama dua tahun berturut – turut pada kompetensi dasar yang sama

dan pada akhir siklus kedua nilai rata – rata hasil ulangan siswa adalah 75,86.

Dengan adanya peningkatan rata – rata nilai ulangan siswa yang melebihi

indikator keberhasilan pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

peningkatan prestasi sudah tercapai. Oleh karena itu penelitian dihentikan sampai

siklus kedua dan tidak dilanjutkan.

Pada siklus pertama penelitian telah dilaksanakan Cooperative Learning teknik Jigsaw dengan pembagian setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Pada pelaksanaan siklus pertama ini, dua siswa mendapat nilai 85, empat siswa mendapat nilai 80,

enam siswa mendapat 75, dua siswa mendapat 70, tiga siswa mendapat 65,

sembilan siswa mendapat 60, satu siswa mendapat nilai 55 dan dua siswa

mendapat nilai 50. Jadi siswa yang memperoleh nilai ulangan harian di atas

kriteria ketuntasan minimal pada akhir siklus pertama sebanyak 17 siswa atau

mencapai 58,62 % dari 29 siswa. Sebanyak 12 siswa masih memperoleh nilai

ulangan di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 41,37 % Hal ini disebabkan

karena beberapa siswa masih kurang antusias dan bersemangat mengikuti diskusi.

Tetapi hasil tes pada akhir siklus pertama nilai rata – rata ulangan siswa mencapai

67,93. Kekurangan yang ditemui dalam proses pembelajaran siklus pertama ini

diupayakan diperbaiki agar pembelajaran selanjutnya dapat lebih maksimal

supaya dapat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa. Maka dalam

(60)

kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari 4 orang, memotivasi siswa agar

lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Pada siklus kedua telah dilaksanakan Cooperative Learning teknik Jigsaw dengan pembagian setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Siswa aktif mengikuti

diskusi yang berlangsung. Pada siklus kedua ini siswa lebih berinteraksi dengan

siswa yang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajarinya dan

siswa lebih aktif mencari dan menemukan informasi yang diperlukan untuk

mengerjakan tugas kelompok. Pada siklus kedua ini satu siswa mendapat nilai

ulangan 55, satu siswa mendapat 60, tiga siswa mendapat 65, lima siswa

mendapat 70, lima siswa mendapat 75, delapan siswa mendapat 80, tiga siswa

mendapat 85 dan tiga siswa mendapat 90. Jadi siswa yang mendapat nilai ulangan

harian di atas kriteria ketuntasan minimal pada akhir siklus kedua sebanyak 19

siswa atau mencapai 65,51 % dari 29 siswa. Sebanyak 10 siswa masih

memperoleh nilai ulangan di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 34,48%. Jadi

peningkatan untuk siswa yang tuntas dari akhir siklus pertama ke siklus kedua

mencapai 6,89%. Karena dalam penelitian siklus kedua ini, nilai rata – rata

ulangan harian siswa telah mencapai indikator keberhasilan akhir siklus kedua

maka siklus tidak dilanjutkan. Adapun nilai ulangan beberapa siswa yang

meningkat drastis dimungkinkan karena pembelajaran yang dilakukan tidak

pernah dilakukan sebelumnya, sehingga timbul rasa ingin tahu siswa untuk

melakukannya. Sedangkan ada nilai ulangan siswa yang cenderung tetap dan

(61)

kelelahan fisik siswa, mengigat pembelajaran dilakukan setelah siang hari selesai

istirahat. Jadi siswa sudah kelelahan mengikuti pembelajaran setelah bermain.

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi siswa

yang ditandai dengan naiknya nilai rata – rata ulangan siswa dari kondisi awal

58,00 ke siklus pertama mencapai 67,93 dan dari siklus pertama ke siklus kedua

mencapai 75,86. Dengan demikian, hasil penelitian di atas membuktikan hipotesis

bahwa penggunaan Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS. Selain itu Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw memberikan suasana belajar baru dan dapat membantu memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPS

sehingga siswa termotivasi untuk belajar sehingga prestasi belajar mereka akan

meningkat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan hasil penelitian Rohmatul Dwi

Asiyah ( 2009 ) tentang “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas VI SDN Sukorame 02

Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar Tahun Pelajaran 2009 / 2010” dengan

hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan

pembelajaran model Jigsaw ada peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini juga berpengaruh meningkatkan prestasi belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada siklus

I adalah 63%, pada siklus II meningkat sebanyak 12% menjadi 75% melebihi

Gambar

Tabel 1. Tabel Jadwal Penelitian  .........................................................................23
Gambar 3. Bagan Langkah – langkah Penelitian Tindakan ................................
Gambar 2. Perpindahan kelompok ahli ke kelompok asal
Gambar 3. Bagan langkah – langkah penelitian tindakan (Kurt Lewin)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini dikedepankan sebagai usaha untuk memberikan pemahaman dan pemaknaan yang tepat, mengenai Islam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sebagai sebuah

8.6.1.Guru dapat mengolah hasil penilaian proses pembelajar-an untuk berbagai tujuan pada setiap standar kompetensi teknik Pemelihara-an Mekanik Industri 8.7 Melakukan

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara fungsi kognitif terhadap kepatuhan minum obat anti hipertensi pada pasien lanjut usia di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Keberhasilan Koperasi (Y) Keberhasilan Koperasi Member

Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat mencari mangsa dan selanjutnya ke tempat untuk beristirahat ditentukan oleh kemampuan terbang nyamuk. Pada waktu

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah