• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN HUKUM OHM, RANGKAIAN SERI PARALEL DAN HAMBATAN KAWAT MELALUI METODE EKSPERIMEN TERBIMBING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN HUKUM OHM, RANGKAIAN SERI PARALEL DAN HAMBATAN KAWAT MELALUI METODE EKSPERIMEN TERBIMBING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN HUKUM OHM, RANGKAIAN SERI PARALEL DAN HAMBATAN

KAWAT MELALUI METODE EKSPERIMEN TERBIMBING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

ADRIANUS SUADA NIM: 041424030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

(HELLEN

( HELLEN

""""

EN KELLER)

EN KELLER)

####

$$$$

$$$$

$$$$

!

!

!

!

$$$$

$$$$

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Penulis, 21 September 2010

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : ADRIANUS SUADA

NIM : 041424030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN HUKUM OHM, RANGKAIAN SERI PARALEL DAN HAMBATAN KAWAT MELALUI METODE EKSPERIMEN TERBIMBING beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 September 2010 Yang menyatakan

(7)

vii

ABSTRAK

Adrianus Suada. 2010. Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum Ohm, Rangkaian Seri Paralel, dan Hambatan Kawat Melalui Metode Eksperimen Terbimbing. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan hukum Ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat melalui metode eksperimen terbimbing. Untuk menentukan ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep hukum Ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat, peneliti membandingkan pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing menggunakan LKS.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tanggal 15-16 April 2010. Partisipan penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur.

Penelitian ini didesain mencakup empat tahap, yang terdiri dari peneliti membuat instrumen, siswa mengerjakan soal pretes, pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing menggunakan LKS, dan siswa mengerjakan soal postes. Tes berupa soal uraian berjumlah enam soal, mencakup konsep pokok yang berhubungan dengan hukum Ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat.

(8)

viii ABSTRACT

Adrianus Suada. 2010. The increasing of students’ understanding in studying Ohm’s Law, series parallel circuit, and wire resistance through guided experiment method. Thesis. Physic Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher’s Training and Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research was quantitative experiment research. This research aims to know the increasing of students’ understanding about the concepts which are related with Ohm’s Law, series parallel circuit, and wire resistance through guided experiment method. For knowing the increasing of students’ understanding in Ohm’s Law, series parallel circuit, and wire resistance, researcher compared the students’ understanding before and after the study through guided experiment method by using student worksheet.

This research was done in Physics Laboratory of Sanata Dharma University on 15th until 16th April, 2010. The participants of this research were the students grade eleven of Sang Timur Senior High School.

This research was designed in four steps that consist of the researcher made the instrument, students answered the pretest, studying through guided experiment method with student worksheet, and students answered the posttest. The tests were viewed in six essay tests included main concept which was correlated with Ohm’s Law, series parallel circuit, and wire resistance.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat-Nya atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikan, sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum Ohm, Rangkaian Seri Paralel, Dan Hambatan Kawat Melalui Metode Eksperimen Terbimbing” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Dra. Th. Retno Hartutiningsih selaku Kepala Sekolah SMA SANG TIMUR Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 3. Dra. Ch. Sukrismiyati danVeronica Nuryani, S.Pd selaku Guru Bidang Studi

Fisika SMA SANG TIMUR Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dan membantu dalam melaksanakan penelitian.

(10)

x

5. Papa, mama, kakak, abang, adik, serta keponakkanku yang selalu memberikan dukungan, bantuan, doa dan kasih yang tiada habisnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. “I LOVE YOU ALL.”

6. Sahabat dan teman-teman yang berarti dalam hidupku : wharton, boy, anes, eva, yustin, weny, dan yoseph yang telah mendukung dan selalu memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

7. “G7 dan sekitarnya” : bapak kost sekeluarga, agus, jimi, obet, fitri, darwin, keli, david, dan deo.

8. Teman-teman sepermainan: san, sil, ery, iyon, siska, wiwi, alphon, wega, kodok, “TOMEX” ayo reuni ke pantai!!, “Bandidas dan melu” kapan futsalan lagi??

9. Teman-Teman Pendidikan Fisika segala angkatan atas kebersamaan dan kerjasamanya selama kuliah.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 21 September 2010

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II DASAR TEORI ... 6

A. Hakikat Pembelajaran ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Pengertian Pembelajaran ... 7

B. Konsep ... 8

C. Pemahaman Konsep ... 10

D. Eksperimen Terbimbing ... 12

E. Lembar Kerja Siswa ... 16

F. Rangkaian Listrik Arus Searah ... 17

(12)

xii

a. Hukum Ohm Dalam Rangkaian Seri ... 18

b. Hukum Ohm Dalam Rangkaian Paralel ... 19

2. Hambatan Listrik ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Waktu Penelitian ... 22

C. Partisipan Peneliti ... 22

D. Desain Penelitian ... 23

E. Instrumen Penelitian... 23

1. Instrumen Pembelajaran ... 23

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan ... 24

b. Lembar Kerja Siswa ... 24

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 26

a. Pretes ... 26

b. Postes ... 27

F. Metode Analisis Data ... 29

1. Analisis Pemahaman Awal Dan Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Hukum Ohm, Rangkaian Seri Paralel, Dan Hambatan Kawat ... 29

a. Mengelompokkan Variasi Jawaban Tiap Soal ... 29

b. Mendeskripsikan Jawaban Setiap Soal Menurut Aspek Yang Termuat Dalam Indikator ... 30

2. Hasil Belajar Yang Dicapai Dalam Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen Terbimbing ... 32

3. Analisis Pemahaman Konsep Siswa ... 33

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ... 35

A. Deskriptif Pelaksanaan Penelitian ... 35

B. Data ... 38

1. Hasil Pretes ... 38

2. Hasil Postes ... 39

(13)

xiii

C. Analisis ... 41

1. Pemahaman Awal Siswa Mengenai Hukum Ohm, Rangkaian Seri Paralel, Dan Hambatan Kawat ... 41

2. Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Hukum Ohm, Rangkaian Seri Paralel, Dan Hambatan Kawat ... 47

3. Uji Statistik T-Test Untuk Soal Pretes dan Postes ... 54

4. Perubahan Konsep Dan Peningkatan Pemahaman Konsep ... 56

BAB V PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10

Kisi-kisi soal pretes dan postes menurut indikator hasil belajar dan aspek yang diukur ... Variasi Jawaban Untuk Soal Pretes Maupun Postes ……... Penskoran Untuk Masing-Masing Aspek dan Soal …... Skor Maksimum Tiap Aspek ... Kualifikasi Pemahaman Siswa ... Kualifikasi Pemahaman Konsep Siswa ……… Peningkatan Pemahaman Seluruh Siswa ... Data Hasil Pretes Siswa ……… Data Hasil Postes Siswa ………... Peningkatan Hasil Tes ……….. Frekuensi dan Prosentase Hasil Pretes ………. Variasi Jawaban Siswa Soal Pretes ……….. Frekuensi dan Prosentase Hasil Postes ………. Variasi Jawaban Siswa Soal Postes ……….. Analisis hasil belajar dengan Uji T-Test ……….. Perubahan Pemahaman Siswa ... Peningkatan Pemahaman Siswa ...

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Rangkaian Seri ………... Rangkaian Paralel ………...

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8

Surat Permohonan Ijin Penelitian …... Surat Keterangan dari SMA SANG TIMUR …………... Rencana Pelaksanaan Pengajaran ………...…... LKS ………... Soal Pretes ………. Jawaban Pretes……….….. Soal Postes ………. Jawaban Postes …………..………

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang sistem pendidikan nasional (Yossy Suparyo, 2005 : 5) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menunjukkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan salah satu pilar kehidupan bangsa yang sangat penting dalam mencetak manusia yang berkualitas. Dengan demikian tidak salah jika pemerintah berharap penuh kepada bidang pendidikan dalam mewujudkan kecerdasan, kesejahteraan dalam kehidupan bangsa.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional pasal 3 dikemukakan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Yossy Suparyo, 2005 : 11).

(18)

Sebagaimana yang sudah diketahui, fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup memusingkan. Hal ini tidaklah mengherankan karena selama ini pembelajaran fisika masih bersifat konvensional dan monoton. Guru lebih aktif berceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Akibatnya, perasaan bosan belajar fisika sewaktu-waktu bisa muncul pada diri siswa. Untuk mengimbangi kebosanan tersebut maka sudah tidak ada cara lain bagi siswa dalam memahami konsep fisika melainkan dengan cara menghafal. Fakta seperti yang tersebut di atas tenyata dapat memunculkan persepsi siswa yang selalu mengidentikkan fisika dengan rumus.

(19)

Salah satu desain pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep fisika tanpa harus menghapal adalah dengan metode eksperimen. Pembelajaran eksperimen dirancang agar siswa terlibat aktif dalam proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan eksperimen. Peran guru dalam proses pembelajaran eksperimen adalah membimbing siswa.

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman yang diperoleh bila menggunakan metode Eksperimen terbimbing maka peneliti melaksanakan penulisan dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat Melalui Metode Eksperimen Terbimbing”. Pokok bahasan hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat dipilih peneliti berdasarkan saran dari guru bidang studi yang dipertimbangkan berdasarkan kurikulum yang dipakai oleh sekolah tersebut.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti, yaitu :

1. Bagaimana tingkat pemahaman awal siswa pada pokok bahasan hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat?

(20)

3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada pokok bahasan hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh gambaran mengenai tingkat pemahaman awal siswa pada pokok bahasan hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat. 2. Memperoleh gambaran mengenai tingkat pemahaman akhir siswa pada

pokok bahasan hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.

3. Memperoleh gambaran mengenai peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada pokok bahasan hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi siswa

(21)

b. Setelah memahami konsep fisika, diharapkan siswa dapat memperdalam pengetahuan yang telah diperoleh.

2. Bagi guru

a. Guru mempunyai masukkan baru dalam melakukan pembelajaran yang menarik bagi siswa.

b. Guru dapat mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam melakukan desain pembelajaran yang menarik bagi siswa.

3. Bagi peneliti

(22)

6

BAB II DASAR TEORI

A. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran meliputi dua hal utama yaitu belajar dan mengajar. Belajar dan mengajar merupakan suatu proses yang sangat penting karena di dalamnya mengandung hubungan atau interaksi antara guru sebagai pengajar dan anak didik sebagai subyek dan sebagai obyek dari kegiatan pembelajaran. 1. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku, lingkungan, guru atau teman.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri (Muhibbin Syah, 1995:88).

Menurut Hilgart, 1948 belajar (learning) adalah proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan (Tanlain Wens, 2005:16).

(23)

terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkungannya, (2) belajar senantiasa harus terarah dan jelas bagi siswa, (3) belajar memerlukan bimbingan, (4) belajar merupakan proses berkelanjutan, (5) belajar harus disertai keinginan dan kemampuan yang kuat untuk mencapai hasil dan tujuan (dalam Nitajatun, 2006: 8).

2. Pengertian pembelajaran

Menurut Gagne dan Briggs, 1979 instruksi (pembelajaran) adalah suatu rangkaian peristiwa eksternal yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah (Tanlain Wens, 2005:33).

Pembelajaran bukanlah proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi merupakan kegiatan yang meningkatkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran berarti partisipasi pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis. Peranan guru adalah mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik (Suparno, 1997:14).

(24)

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pretes, proses belajar mengajar, dan postes. Pretes adalah permulaan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk menjajagi kemampuan awal peserta didik, mengetahui tingkat kemajuan peserta didik berhubungan dengan proses pembelajaran dan mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai. Proses sebagai kegiatan dari pelaksanan proses pembelajaran yakni bagaimana tujuan-tujuan direalisasikan. Postes adalah kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran guna melihat keberhasilan pembelajaran dengan membandingkan hasil pretes.

B. Konsep

(25)

Konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu (Kartika Budi, 1987: 234). Dalam fisika konsep tersebut dapat berupa objek, prinsip, hukum, dan teori. Gmbaran mental itu dapat diperoleh melalui generalisasi dari contoh-contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Konsep sebagai gambaran mental terbentuk sebagai hasil aktivitas manusia baik mental maupun fisik, konsep sendiri merupakan hasil akhir dari persepsi. Untuk membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya maka konsep tersebut harus mengungkapkan hakekat atau ciri khusus yang mengungkapkan anggota-anggotanya.

Seperti yang dikutip oleh Suparno (1997: 52), vygotsky dalam penelitiannya membedakan konsep menjadi dua macam yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Menurut Suparno dalam artikelnya yang berjudul “Teori Perubahan Konsep Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Fisika” yang dimuat dalam Widya Dharma edisi April 2000 disebutkan bahwa konsep spontan diperoleh anak dari kehidupan sehari-hari tanpa disengaja. Sedangkan konsep ilmiah diperoleh anak dari pelajaran disekolah secara sistematik struktural. Kedua konsep ini saling mempengaruhi. Dalam proses belajar mengajar konsep spontan secara bertahap dibangun menjadi lebih ilmiah. Dan konsep ilmiah akan mempengaruhi konsep spontan seseorang menjadi lebih maju dan lengkap. Dengan demikian konsep seseorang akan terus berkembang.

(26)

konsep yang dibentuk dari pengalaman langsung indera. Konsep konkrit tersebut merupakan konsep dasar dan merupakan dasar dari pembentukan konsep-konsep lain yang lebih tinggi. Konsep generalisasi merupakan konsep yang disimpulkan dari pengalaman-pengalaman konkrit mengenai konsep-konsep konkrit. Konsep generalisasi memperluas makna atau arti konsep-konsep konkrit. Konsep abstrak yaitu konsep yang terbentuk melalui pengalaman– pengalaman konsep generalisasi. Konsep-konsep, atau agar konsep tersebut terwujud harus terpenuhi kondisi-kondisi tertentu yang lain. Konsep yang demikian disebut konsep sintesis. Sebaliknya konsep yang merupakan bagian atau komponen konsep sintesis disebut konsep analis.

C. Pemahaman Konsep

(27)

proses menanamkan konsep, hukum, dan teori; menanamkan pengetahuan tentang proses keilmuan dan kemampuan melakukannya; menanamkan sikap keilmuan. Bila hal ini dilakukan, maka tujuan yang harus dicapai siswa dalam belajar fisika adalah bahwa mereka dapat memahami konsep, dapat melakukan proses keilmuan dan memiliki sikap keilmuan yang diperlukan dalam proses tersebut.

(28)

berkaitan, (7) dapat membedakan konsepsi yang salah dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat diketahui berdasarkan indikator di atas. Untuk mempermudahnya, Bloom (Iskandar, 1997: 96) secara garis besar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah (kawasan) yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pemahaman termasuk dalam ranah kognitif karena berkaitan dengan hasil belajar intelegensia. Terdapat enam tingkat intelegensia dalam ranah kognitif (Bloom dalam iskandar, 1997: 96) yaitu pengetahuan tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, pemahaman (memahami fakta-fakta dan ide-ide), penerapan (menerapkan fakta dan ide pada situasi baru), analisa (memecahkan/membagi konsep dalam bagian-bagiannya kemudian melihat hubungannya satu sama lain), sintesa (mengumpulkan fakta-fakta dan ide-ide), dan evaluasi (menentukan nilai dari fakta-fakta dan ide-ide). Dua tingkat intelegensia yang pertama yaitu pengetahuan dan pemahaman dikategorikan kedalam golongan berpikir tingkat rendah, sedangkan keempat tingkat intelegensia berikutnya dikategorikan ke dalam golongan berpikir tingkat tinggi.

D. Eksperimen Terbimbing

(29)

dari suatu objek maupun proses. Ada dua bentuk metode eksperimen, yaitu: eksperimen bebas dan eksperimen terbimbing. Eksperimen bebas adalah suatu metode pembelajaran dimana seseorang bebas untuk melakukan atau mengembangkan hal-hal yang berhubungan dengan percobaan. Eksperimen bebas biasa dilakukan oleh para ilmuwan yang bertujuan untuk membuktikan pemikiran mereka. Bisa terjadi pada eksperimen bebas ini para ilmuwan tidak dapat membuktikan pemikiran mereka tetapi justru memperoleh pengetahuan baru, yang pada mulanya tidak mereka duga sama sekali. Eksperimen bebas ini tidak biasa dilakukan oleh para siswa dalam pembelajaran.

Eksperimen terbimbing adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan peralatan sains dengan bimbingan seorang guru. Dalam hal ini seorang guru selain bertugas membimbing siswa dalam melakukan setiap langkah-langkah percobaan, guru juga bertugas mengembangkan dan mengajukan pertanyaan penyelidikan, menimbulkan tanggapan, mencari penjelasan lebih lanjut, dan membantu siswa mencapai kesimpulan atas dasar bukti yang mendasar (Wenning, 2005:5)

(30)

Menurut djajadisastra (1985 : 16), beberapa keunggulan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing antara lain:

1. Mengalami atau mengamati sendiri suatu proses kejadian.

2. Karena mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, maka menjadi benar-benar yakin akan hasil atau akibat suatu proses.

3. Menjadi bersikap hati-hati, teliti, dan mampu berfikir analitis. 4. Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah.

Metode eksperimen terbimbing juga memiliki kelemahan. Menurut djajadisastra, beberapa kelemahan pembelajaran dengan metode eksperimen yaitu sebagai berikut:

1. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode eksperimen. 2. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan.

Lebih-lebih jika kita bekerja dengan zat-zat kimia dan baru pertama kali melakukan eksperimen.

3. Mahalnya alat-alat praktikum merupakan hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah. Eksperimen terpaksa dikerjakan berkelompok yang berarti tidak semua murid dapat mengalami sendiri suatu eksperimen.

(31)

eksperimen. Metode eksperimen terbimbing memiliki prosedur yang sama dengan proses pembelajaran yang biasanya berlangsung. Ada kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam kegiatan persiapan guru merancang langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan media sebagai pendukung agar siswa sungguh aktif terlibat.

(32)

E. Lembar Kerja Siswa

Dalam eksperimen yang akan dilakukan menggunakan lembar kerja siswa (LKS) untuk menuntun siswa dalam melakukan eksperimen. Biasanya LKS disajikan sebagai media dalam bentuk lembaran yang berisi serangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. LKS yang digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik pelajaran yang disampaikan guru. Selain itu format LKS harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan penalaran siswa yang sedang melaksanakan proses belajar. Kesesuaian format LKS ini akan mempengaruhi motivasi dan minat siswa untuk mempelajari fisika. Format LKS harus dengan urutan tertentu dan sesuai dengan penalaran siswa sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

Dengan LKS, siswa dapat dilatih berfikir secara sistematis, dan dengan memeriksa lembar kerja siswa, guru akan lebih mudah melihat kemampuan keterampilan siswa selama proses belajar berlangsung. Yang penting dalam LKS adalah serangkaian langkah-langkah, uraian, dan pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja siswa yang harus dilakukan, dicermati, dan dijawab oleh siswa. Jadi yang dimaksud dengan lembar kerja siswa (LKS) adalah media pembelajaran yang menggunakan lembar kerja yang harus diikuti oleh siswa yang belajar sebagai pelengkap dari kegiatan pembelajaran.

(33)

tidak benar-benar memahami salah satu bagian dalam LKS maka akan sangat dimungkinkan siswa akan mengalami kebingungan pada langkah berikutnya hal ini disebabkan karena bagian-bagian dalam LKS saling berkaitan satu sama lain.

F. Rangkaian Listrik Arus Searah 1. Hukum Ohm

Georg Simon Ohm (1987-1854) menemukan secara eksperimen bahwa kuat arus listrik pada kawat logam sebanding dengan tegangan pada ujung-ujungnya (Giancoli, 2001: 67). Artinya jika semakin besar kuat arus listrik yang mengalir pada kawat logam maka semakin besar tegangan pada ujung-ujungnya, sebaliknya jika semakin kecil kuat arus listrk yang mengalir pada kawat logam maka semakin kecil tegangan pada ujung-ujungnya.

(34)

semakin tinggi maka kuat arusnya semakin besar. Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai berikut:

Keterangan:

V = potensial listrik (volt)

R = hambatan listrik ( (dibaca ohm) )

I = Kuat arus (A)

a. Hukum Ohm Dalam Rangkaian Seri

Gambar 2.1 Rangkaian Seri

Resistor R1, R2, dan R3 dalam gambar 2.1 merupakan rangkain

seri karena terdapat satu jalan arus. Kuat arus di semua bagian dari rangkaian besarnya sama. Ini dapat dibuktikan dengan menempatkan ampermeter pada posisi yang berbeda di dalam rangkaian.

(35)

Dengan menggunakan hukum ohm maka dapat dicari hambatan pengganti R1, R2, dan R3 menggunakan persamaan berikut:

Untuk mencari hambatan pengganti sebanyak n buah hambatan yang terangkai seri maka dapat digunakan persamaan sebagai berikut ini:

b. Hukum Ohm Dalam Rangkaian Paralel

Gambar 2.2 Rangkaian Paralel

Resistor R1, R2, dan R3 dalam gambar 2.2 merupakan rangkain

(36)

Dengan hukum ohm kita dapat menulis persamaan ini dalam bentuk:

Karena V = VAB = VCD = VEF maka untuk mencari besarnya R

(total) menggunakan persamaan berikut ini:

Untuk mencari hambatan pengganti sebanyak n buah hambatan yang terangkai paralel maka dapat digunakan persamaan sebagai berikut ini:

2. Hambatan listrik

Hambatan listrik (resistan) adalah sifat suatu benda yang sangat menentukan besar kecil kuat arus listrik yang melalui benda tersebut. Hambatan ( R ) suatu kawat penghantar adalah:

ρ

Keterangan:

R = hambatan kawat penghantar ( (dibaca ohm) )

ρ = hambatan jenis ( . m )

L = panjang kawat ( m )

(37)
(38)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen kuantitatif. Dikatakan eksperimen karena pada penelitian ini ada perlakuan pada partisipan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing, sedangkan dikatakan kuantitatif karena dalam menganalisis peningkatan pemahaman siswa melalui data nilai siswa yang berupa angka dan dianalisis dengan menggunakan statistik.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat : Laboratorium Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Waktu : 15 – 16 April 2010

C. Partisipan Penelitian

(39)

D. Desain Penelitian

Dalam pembelajaran ini digunakan metode eksperimen terbimbing dan media pembelajaran adalah lembar kegiatan belajar, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

• Peneliti memberikan informasi kepada siswa mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai.

• Peneliti mengadakan tes pengetahuan awal (pretes) yang berhubungan dengan konsep hambatan Kawat, hukum Ohm, dan rangkaian seri paralel. • Peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk melakukan

serangkaian kegiatan belajar, memberikan lembar kegiatan belajar pada setiap pertemuan, kemudian siswa mendiskusikan dan menyelesaikan dalam kelompok.

• Peneliti mengamati kegiatan siswa dan membimbing kegiatan belajar siswa, sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan lancar dan terkontrol.

• Peneliti mengadakan test akhir (postes) sebagai tes akhir untuk mengetahui peningkatan pengetahuan siswa.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

(40)

eksperimen terbimbing. Instrumen yang dipakai terdiri dari : rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kegiatan, soal pretes, dan soal postes. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah 1) identifikasi yang meliputi mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas dan semester, metode pembelajaran, dan alokasi waktu, 2) kompetensi dasar, 3) indikator hasil belajar 4) materi pembelajaran, 5) langkah-langkah kegiatan, 6) sumber pembelajaran, dan 7) penilaian.

Untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar maka dilakukan evaluasi yang tertuang dalam butir-butir soal. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kegiatan digunakan agar kegiatan belajar dapat berjalan dengan lancar dan terarah, sehingga siswa dengan mudah terlibat aktif selama proses pembelajaran. Lembar kegiatan ini disesuaikan sesuai dengan penyusunan. Lembar kegiatan ini disusun berdasarkan komponen-komponen penting yang terdapat dalam LKS yaitu : (a) pokok bahasan, (b) sub pokok bahasan, (c) tujuan, (d) petunjuk umum, (e) pendahuluan, (f) kegiatan belajar.

(41)

• Kegiatan 1

Merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan.

• Kegiatan 2

Melakukan percobaan. • Kegiatan 3

Menganalisis data, menarik kesimpulan.

Dalam merancang kegiatan meliputi beberapa hal penting, diantaranya: • Memilih variabel

• Memilih alat yang digunakan dalam percobaan • Meramal hasil / data yang diharapkan,

• Merancang cara memperoleh data

Kegiatan belajar LKS disusun berdasarkan beberapa hal penting yang terdapat dalam kegiatan eksperimen. Contoh lembar kegiatannya adalah sebagai berikut:

LEMBAR KEGIATAN SISWA A. POKOK BAHASAN

B. SUB POKOK BAHASAN C. TUJUAN

(42)

1. merumuskan masalah 2. merumuskan hipotesis 3. merancang percobaan KEGIATAN 2

1. Eksperimen 1 2. Eksperimen 2 KEGIATAN 3 1. Menganalisis data 2. Menarik kesimpulan

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen ini adalah instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini instrumen tersebut adalah soal pretes dan soal postes.

a. Pretes

(43)

b. Postes

(44)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes Menurut Indikator Hasil Belajar dan Aspek yang Diukur

Indikator hasil belajar

Jml soal

Aspek yang diukur

evaluasi pemahaman

Analitis dan penerapan

Dapat menyimpulkan hubungan antara tegangan dan kuat arus pada beban 1 1(1)

Dapat menyimpulkan prinsip-prinsip rangkaian seri 1

1 1(3)

1(2)

Dapat menyimpulkan prinsip-prinsip rangkaian parallel 1 1(4)

Dapat menyimpulkan faktor apa saja yang menentukan hambatan sepotong kawat penghantar 2 1(5) 1(6)

(45)

F. Metode Analisis Data

Data hasil penelitian ini akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis Pemahaman Awal Dan Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Hukum Ohm, Rangkaian Seri Paralel, Dan Hambatan Kawat

Hasil jawaban siswa untuk pretes dan postes dianalisis dengan acuan konsep ideal yang harus dipahami oleh setiap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Analisis data dalam penelitian ini melewati dua tahap yakni: a. Mengelompokkan Variasi Jawaban Tiap Soal.

Variasi jawaban untuk soal baik pretes maupun postes dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Variasi Jawaban Untuk Soal Pretes Maupun Postes

No.

Soal

Variasi

Jawaban

Jumlah Siswa Jumlah Siswa

(%)

Kualifikasi

pemahaman

(46)

b. Mendeskripsikan Jawaban Setiap Soal Menurut Aspek Yang Termuat Dalam Indikator.

Tabel 3.3 Penskoran Untuk Masing-Masing Aspek dan Soal

Aspek No soal Skor

Analitis dan Penerapan 1. Satu soal satu pertanyaan.

1, 2, 4, 6

Semua benar. 10

• Tanpa pemahaman soal

(diketahui dan ditanya) 9

• Tanpa satuan. 8

• Hanya hasil akhirnya

yang salah. 7

• Hanya analis yang salah. 5 • Pemahaman soal benar

(diketahui dan ditanya) dan menuliskan rumus benar.

3

• Pemahaman soal benar

(diketahui dan ditanya) 1 • Memberikan jawaban

salah atau tidak memberikan jawaban.

0

2. Satu soal dua pertanyaan.

Semua benar. 10

• Tanpa pemahaman soal

(diketahui dan ditanya) 9

• Tanpa satuan. 8

• Hanya hasil akhirnya

yang salah. 7

• Satu pertanyaan dijawab

benar. 6

• Menjawab satu

pertanyaan tanpa satuan. 5 • Menjawab satu

pertanyaan tapi jawaban akhirnya salah.

4 • Pemahaman soal benar

(diketahui dan ditanya) dan menuliskan rumus benar.

3

• Pemahaman soal benar

(diketahui dan ditanya) 1 • Memberikan jawaban

salah atau tidak memberikan jawaban.

0

Pemahaman 3 • Menjawab dengan benar

(47)

• Menjawab dengan benar

dan kurang lengkap. 3 • Memberikan jawaban

yang salah atau tidak memberikan jawaban

0

Evaluasi 5

Menjawab semua benar. 5 • Menjawab hanya dua

unsur yang benar. 3 • Menjawab hanya satu

unsur yang benar.

1 • Menjawab salah atau

tidak menjawab. 0

Tabel 3.4 Skor maksimum Tiap Aspek

Dengan menggunakan ketentuan seperti penilaian diatas, ditentukan: Skor yang diperoleh setiap siswa (%):

S = ×100%

Sm Ss

= 100% 50×

Ss

Ket:

=

S Skor setiap siswa (%)

Ss= Jumlah skor yang diperoleh siswa

No Aspek Jumlah Soal

Skor maksimum tiap soal Skor maksimum 1. Analitis dan Penerapan

4 10 40

2. Pemahaman 1 5 5

3. Evaluasi 1 5 5

(48)

Sm= Skor maksimum (Juml. soal x Skor maks tiap soal = 50) Pemahaman siswa terhadap setiap aspek dikualifikasikan menjadi 5 macam yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Kualifikasi Pemahaman Siswa

Interval skor

( % skor ) Kualifikasi 81 – 100 Sangat baik

66 – 80 Baik

56 – 65 Cukup

46 – 55 Kurang

≤ 45 Sangat kurang

2. Hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran dengan metode eksperimen Terbimbing

Untuk menganalisis menganalisis data hasil belajar, dilakukan dengan Test-t untuk 2 kelompok yang dependent. Tes-t ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen dan atau satu kelompok yang dites dua kali yaitu pretes dan postes. Statistik yang digunakan dalam analisis adalah sebagai berikut (Suparno, 2002: 59):

Dimana :

(49)

N = jumlah pasangan skor Df = N-1

Setelah diperoleh nilai treal, kemudian dibandingkan dengan

dalam tabel korelasi dengan level significant 0,05. Jika

maka significant, artinya ada perubahan yang significant, jika sebaliknya < maka tidak significant.

3. Analisis Pemahaman Konsep Siswa

Untuk menganalisis tingkat pemahaman siswa dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah hasil dari pretes dan postes. Data ini didistribusikan dalam tabel kualifikasi pemahaman konsep untuk setiap siswa dan untuk keseluruhan siswa yang diteliti. Kualifikasi pemahaman konsep ini dibagi dalam 3 macam yaitu paham, kurang lengkap, dan tidak paham seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Kualifikasi Pemahaman Konsep Siswa

Konsep No soal

Pretes Postes

Paham (%)

Kurang lengkap (%)

Tidak paham (%)

Paham (%)

Kurang lengkap (%)

Tidak paham

(%)

(50)

Tabel 3.7 Peningkatan Pemahaman Seluruh Siswa

Konsep

No soal

Prosentase ( % )

Peningkatan Pemahaman

( % )

(51)

35 BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Deskriptif Pelaksanaan Penelitian

Subyek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah siswa-siswi kelas XI IPA yang sekolah di SMA Sang Timur. Peneliti memilih SMA Sang Timur sebagai tempat penelitian karena sekolah ini masih berada dalam kawasan yang terjangkau. Selain terjangkau oleh peneliti, SMA Sang Timur juga cukup mudah bagi peneliti untuk bermobilisasi.

Penelitian dilaksanakan di laboratorium Universitas Sanata Dharma Yogyakarta selama dua hari yaitu pada tanggal 15 dan 16 April 2010. Adapun alasan peneliti melaksanakan penelitian di laboratorium Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah untuk memudahkan peneliti dalam pemakaian alat-alat laboratorium. Selain itu agar siswa-siswi tidak mengalami kebosanan belajar di sekolah dan juga siswa-siswi tersebut dapat mengenal lebih jauh keadaan laboratorium sekaligus kampus Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilakukan selama dua hari dimana dalam satu hari dibagi menjadi dua pertemuan. Pertemuan pertama yaitu sebelum siswa-siswi istirahat dan pertemuan kedua setelah siswa-siswa-siswi istirahat. Dalam satu pertemuan memerlukan waktu ±90 menit sedangkan waktu istirahat adalah

(52)

laboratorium. Hal ini dikarenakan jarak tempuh antara rumah dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sangat jauh.

Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, yaitu mengetahui peningkatan pemahaman siswa melalui metode pembelajaran eksperimen terbimbing menggunakan lembar kerja siswa (LKS) maka diperlukan data yang menunjukkan pemahaman siswa sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung. Pokok bahasan yang diajarkan dalam penelitian ini adalah rangkaian listrik arus searah dengan sub pokok bahasan: hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing menggunakan lembar kerja siswa (LKS). LKS berisi langkah-langkah proses eksperimen yang akan dilaksanakan siswa dan juga pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa untuk membuat kesimpulan dari eksperimen yang telah dilakukan.

Sebelum penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu. Observasi ini bertujuan agar peneliti dan siswa dapat saling mengenal agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan kegiatan penelitian dapat berjalan dengan baik. Selain itu observasi ini juga bertujuan agar peneliti dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan keadaan siswa.

(53)

2 sampai 3 siswa. Pembelajaran dimulai dengan pemberian informasi dari peneliti mengenai tujuan pembelajaran dan kompetensi yang hendak dicapai. Selama proses pembelajaran siswa melakukan 4 kali eksperimen yaitu pada tanggal 15 April 2010, eksperimen untuk dapat menyimpulkan hubungan antara tegangan dan kuat arus pada beban dan eksperimen untuk dapat menyimpulkan prinsip-prinsip rangkaian seri. Tanggal 16 April 2010 eksperimen untuk dapat menyimpulkan prinsip-prinsip rangkaian paralel dan eksperimen untuk dapat menyimpulkan faktor apa saja yang menentukan hambatan sepotong kawat penghantar.

(54)

Setelah proses pembelajaran selesai maka dilakukan postes kepada seluruh siswa dengan jumlah soal dan materi soal sama seperti pada saat pretes dilakukan.

B. Data

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data-data yang meliputi hasil pretes dan postes dan hasil keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing menggunakan LKS. data hasil penelitian sebagai berikut:

1. Hasil pretes

Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Siswa

No No soal No siswa

1 2 3 4 5 6 Jml % skor

1. 001 10 1 0 1 5 1 18 36

2. 002 10 0 0 0 0 0 10 20

3. 003 10 0 0 0 0 0 10 20

4. 004 10 1 3 0 0 0 14 28

5. 005 10 0 0 6 3 0 19 38

6. 006 9 3 0 6 5 0 23 46

7. 007 9 1 0 0 5 9 24 48

(55)

9. 009 10 1 3 1 0 0 15 30

10. 010 10 1 0 1 0 0 12 24

11. 011 9 1 0 6 3 0 19 38

2. Hasil Postes

Tabel 4.2 Data Hasil Postes Siswa

No No soal No siswa

1 2 3 4 5 6 Jml % skor

1. 001 9 6 5 10 5 8 43 86

2. 002 10 10 5 1 5 7 38 76

3. 003 10 10 5 1 5 7 38 76

4. 004 10 10 5 1 5 7 38 76

5. 005 9 6 5 10 5 8 43 86

6. 006 10 10 5 6 5 10 46 92

7. 007 10 10 5 6 5 10 46 92

8. 008 10 10 5 6 5 8 44 88

9. 009 10 10 5 1 5 10 41 82

10. 010 10 10 5 1 5 10 41 82

(56)

3. Peningkatan Hasil Tes

Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Tes

No No siswa Pretes Postes Peningkatan % Peningkatan

1. 001 18 43 25 50

2. 002 10 38 28 56

3. 003 10 38 28 56

4. 004 14 38 24 48

5. 005 19 43 24 48

6. 006 23 46 23 46

7. 007 24 46 22 44

8. 008 18 44 26 52

9. 009 15 41 26 52

10. 010 12 41 29 58

(57)

C. Analisis

1. Pemahaman Awal Siswa Mengenai Hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat

Tabel 4.4 Frekuensi dan Prosentase Hasil Pretes

Interval skor (% skor)

Kualifikasi Frekuensi

Prosentase (%)

81 – 100 Sangat baik 0 0

66 – 80 Baik 0 0

56 – 65 Cukup 0 0

46 – 55 Kurang 2 18,18

≤ 45 Sangat kurang 9 81,82

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, pemahaman awal siswa mengenai hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat sebelum mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing menggunakan LKS masuk dalam kualifikasi sangat kurang.

Tabel 4.5 Variasi Jawaban Siswa Soal Pretes

No

Soal Jawaban Variasi Jawaban

Jml Siswa Jml Siswa (%) Kualifikasi pemahaman 1. Dik : V1 = 100 V

I1 = 5 A

V2 = 120 V

Dit : I2 ?

jawab • V = I . R

Dik : V1 = 100 V

I1 = 5 A

V2 = 120 V

Dit : I2 ?

jawab

(58)

• R1 = R2

100. =120.5 = = 6 A

100. =120.5 = = 6 A

4 36,36 Kurang lengkap

Jumlah 11 100 2. Dik : V = 6 V

R1 = 2 Ω

R2 = 1 Ω

dit : V2 Ω ?

Jawab:

R (total) = R1 + R2

= 2 Ω + 1 Ω = 3 Ω

V (total) = I (total) . R (total) I (total)

Pada rangkaian seri I (total) = I1 =

I2

V2 Ω = I2 . R2Ω

= 2A . 2 Ω = 4 V

Dik : V = 6 V R1 = 2 Ω

R2 = 1 Ω

dit : V2 Ω ?

Jawab: Rs = R1 + R2

= 2 + 1 = 3 Ω

2 18,18 Kurang lengkap

Dik : V = 6 V R1 = 2 Ω

R2 = 1 Ω

dit : V2 Ω ? Jawab: V2 Ω =

= 2V

1 9,09 Tidak paham

! "

1 9,09 Tidak paham

Dik : V = 6 V R1 = 2 Ω

R2 = 1 Ω

dit : V2 Ω ? Jawab: 6 V

2 18,18 Tidak paham

Dik : V = 6 V R1 = 2 Ω

R2 = 1 Ω

dit : V2 Ω ? Jawab:

Besar pada hambatan 2 adalah 4

1 9,09 Tidak paham

Dik : V = 6 V R1 = 2 Ω

R2 = 1 Ω

dit : V2 Ω ?

1 9,09 Tidak paham

(59)

3.

Seri Paralel Kuat arus Besarnya sama Besarnya beda Beda potensial Besarnya beda Besarnya sama

Kuat arus pada rangkaian seri hanya memiliki satu aliran sehingga dari awal sampai akhir sama sedangkan pada paralel kuat arusnya terbagi ke beberapa cabang.

2 18,18 Kurang lengkap

Kuat arus pada rangkaian seri lebih kecil dari pada rangkaian paralel

1 9.09 Tidak paham

•Arus listrik lebih kuat di rangkaian seri dari pada rangkaian paralel. •Beda potensial

lebih kuat di rangkaian seri dari pada rangkaian paralel.

2 18,18 Tidak paham

Kosong 6 54,55 Jumlah 11 100 4. Dik : V = 6 V

R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

Dit :

a. R (total) ? b. V2 Ω ? Jawab : a. # # $ % &'&() % &'&() Ω

b. Pada rangkaian paralel V (total) = VR1 = VR2..

Tegangan yang mengalir pada 3Ω adalah 6 V.

Dik : V = 6 V R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

Dit : a. Rp ? b. V2 Ω ?

Jawab: a. * # # $ * %+ %+ Ω

3 27,28 Kurang lengkap

Dik : V = 6 V R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

Dit : b. Rp ? b. V2 Ω ?

Jawab:

%+ % # %

# $ %+

(60)

%+

Dik : V = 6 V R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

Dit : a. Rp ? b. V2 Ω ?

Jawab:

3 27,27 Tidak paham

Kosong 4 36,36 Jumlah 11 100 5. Tiga faktor yang mempengaruhi

besarnya hambatan kawat penghantar adalah:

a. hambatan jenis kawat (ρ). b. panjang kawat (L). c. luas penampang kawat (A).

• hambatan jenis kawat.

• panjang kawat. • luas penampang

kawat.

4 36,36 Paham

• panjang kawat.

• Jenis kawat. 2 18,18

Kurang lengkap •tegangan.

•Kuat arus listrik. 2 18,18 Tidak paham Kosong 3 27,28

Jumlah 11 100 6. Dik : L = 2 m

A = 2,0 × 10-7 m2 ρ = 4,0 × 10-7Ωm2 Dit : R ?

Jawab : R ,

-./0 1 023 4 5

/ 1 675 .

R , -=./08 023

/ 1 67 .

1 9,09 Kurang lengkap

Dik : L = 2 m A = 2,0 × 10-7 m2

ρ=4,0 × 10-7Ωm2 Dit : R ?

Jawab :

1 9,09 Tidak paham

./0 1 023

/0 1 023

= /0 1 0239

1 9,09 Tidak paham

A= /08 0238 A=./0 1 023 R=:/ 1 67

:/ 1 67 = 1

2 18,18 Tidak paham

Kosong 6 54,55 Jumlah 11

Berikut merupakan analisis jawaban pretes siswa yang mengacu pada variasi jawaban siswa.

a. Hubungan tegangan dan kuat arus pada beban.

(61)

karena dalam menyelesaian soal siswanya tidak menuliskan pemahaman soal (apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan) tetapi penyelesaiannya benar.

b. Rangkaian seri.

Pada soal no 2, tidak satupun siswa yang dapat menjawab dengan benar dan masuk dalam kualifikasi paham. Pada hasil jawaban siswa ditemukan adanya jawaban kurang lengkap sebesar 18,18% yakni hanya menjawab rangkaian pengganti pada rangkaian seri. Tidak paham sebesar 54,54% yang variasi jawaban siswanya dapat terlihat pada tabel 4.4 dan sebanyak 27,28% tidak menjawab. c. Perbedaan I dan V pada seri dan paralel.

(62)

d. Rangkaian paralel

Pada soal no 4, sebanyak 27,28% menjawab kurang lengkap karena hanya 1 pertanyaan yang di kerjakan sedangkan yang satunya lagi tidak di jawab. Sebanyak 36,36% tidak menjawab dan yang tidak paham sebesar 36,36%. Siswa yang tidak paham menjawab dengan rumus yang salah yaitu %* # dan menjawab hanya menuliskan pemahaman soal (apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan).

e. hambatan kawat penghantar

Untuk topik hambatan kawat penghantar terdiri dari dua soal yaitu soal pada no 5 dan soal pada no 6.

Pada soal no 5, sebanyak 36,36% siswa menjawab dengan benar. Siswa yang tidak paham sebanyak 18,18% menjawab tegangan dan kuat arus. Sebanyak 18,18% menjawab kurang lengkap, hanya menjawab panjang kawat dan jenis kawat, dan sisanya sebanyak 27,28% mengosongkan jawabannya atau tidak memberikan jawaban.

(63)

ditanyakan) tapi penyelesaian soalnya benar. Siswa yang dalam kualifikasi tidak paham menjawab hanya menuliskan pemahaman soal (apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan) dan perhitungan yang siswanya kira-kira sendiri seperti pada tabel 4.5.

2. Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Hukum Ohm, Rangkaian Seri Paralel, Dan Hambatan Kawat

Dalam penelitian ini pemahaman akhir siswa diukur menggunakan instrumen berupa soal postes.

Tabel 4.6 Frekuensi dan Prosentase Hasil Postes

Interval skor

(% skor)

Kualifikasi Frekuensi Prosentase (%)

81 – 100 Sangat baik 8 72,73

66 – 80 Baik 3 27,27

56 – 65 Cukup 0 0

46 – 55 Kurang 0 0

≤ 45 Sangat kurang 0 0

(64)

Tabel 4.7 Variasi Jawaban Siswa Soal Postes

No

Soal Jawaban Variasi Jawaban

Jml siswa Jml Siswa (%) Kualifikasi pemahaman

1. Dik : I1 = 6 A

V1 = 120 V

I2 = 4 A

Dit : V2 ?

Jawab : • V = I . R • R1 = R2

!

:

! ;0 !

Dik : I1 = 6 A

V1 = 120 V

I2 = 4 A

Dit : V2 ?

Jawab :

!

:

! ;0 !

9 81,82 Paham

!

:

! ;0 !

2 18,18 Kurang lengkap

Jumlah 11 100

2. Dik : I = 2 A R1 = 2 Ω

R2 = 1 Ω

Dit :

a. R (total) ? b. V2 Ω ?

Jawab :

a. R (total) = R1 + R2

= 2 Ω + 1 Ω = 3 Ω

b. Pada rangkaian seri I (total) = I1 = I2

V2 Ω = I2 . R2Ω

= 2 A . 2 Ω = 4 V

Dik : I = 2 A R1 = 2 Ω

R2 = 1 Ω

Dit : a. Rs ? b. V2 Ω ?

Jawab : a. Rs = R1 + R2

= 2 + 1

= 3 Ω b. V2 Ω = I2 . R2Ω

= 2 . 2 = 4 V

9 81,82 Paham

a. Rs = R1 + R2

= 2 + 1 2 18,18

(65)

= 3 Ω b. V2 Ω = I2 . R2Ω

= 2 . 2 = 4 V

Jumlah 11 100 3.

Seri Paralel Kuat arus Besarnya sama Besarnya beda Beda potensial Besarnya beda Besarnya sama

1. Kuat arus • Rangkaian seri

sama. • Rangkaian

paralel beda. 2. Beda potensial • Rangkaian seri

beda.. • Rangkaian

paralel sama.

11 100 Paham

Jumlah 11 100 4. Dik : I = 2 A

R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

dit : V3 Ω ?

Jawab :

% &'&() % # %

#

$

% &'&() % &'&() Ω

V (total) = I (total) . R (total) = 2 A . Ω = 4 V

Pada rangkaian paralel V (total) = VR1 = VR2..

Tegangan yang mengalir pada 3Ω adalah 4 V.

Dik : I = 2 A R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

dit : V3 Ω ?

Jawab :

% !

" !

! !

2 18,18 Tidak paham

Dik : I = 2 A R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

dit : V3 Ω ?

Jawab :

% !

" !

" ! !

3 27,27 Tidak paham

Dik : I = 2 A R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

dit : V3 Ω ?

(66)

Jawab :

%+ % # %

#

$

* %+

%+ Ω V = I . R = 2 . = 4 V V3 Ω = 4 V

Dik : I = 2 A R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

dit : V3 Ω ? Jawab :

%+ % # %

#

$

* %+

%+ Ω

3 27,27 Kurang lengkap

Dik : I = 2 A R1 = 3 Ω

R2 = 6 Ω

dit : V3 Ω ? Jawab :

%+ % # %

#

$

(67)

Rp V3 Ω = I . R = 2 . 0,5 = 1 V

Jumlah 11 100 5. Tiga faktor yang mempengaruhi

besarnya hambatan kawat penghantar adalah:

a. hambatan jenis kawat (ρ). b. panjang kawat (L). c. luas penampang kawat (A).

Tiga faktor yang mempengaruhi besarnya hambatan kawat penghantar: a. hambatan jenis

kawat. b. panjang kawat. c. luas penampang

kawat.

11 100 Paham

Jumlah 11 100 6. Dik : R = 4 Ω

A = 2,0 × 10-7 m2 ρ = 4,0 × 10-7Ωm2 Dit : < ?

Jawab : R ,

-4Ω ./0 1 023 4 / 1-675 4 Ω < 5

L : = L = 2 M

Dik : R = 4 Ω

A = 2,0 × 10-7 m2 ρ =4,0 × 10-7Ωm2 Dit : < ?

Jawab : R ,

-4 ./0 1

0−7< /0 1 0−7

4 < L : L = 2 M

5 45,46 Paham

Dik : R = 4 Ω

A = 2,0 × 10-7 m2 ρ =4,0 × 10-7Ωm2 Dit : < ?

Jawab : R ,

-4 ./0 1

(68)

023 -/ 1 67 4 <

L : L = 2 Dik : R = 4 Ω

A = 2,0 × 10-7 m2 ρ =4,0 × 10-7Ωm2 Dit : < ?

Jawab : R ,

-4 ./0 1

0−7< /0 1 0−7

L :/ 1 67 : L = 8 M

3 27,27 Tidak paham

Jumlah 11 100

Berikut merupakan analisis jawaban postes siswa yang mengacu pada variasi jawaban siswa.

a. Hubungan tegangan dan kuat arus pada beban.

Pada soal no 1, sebagian besar siswa menjawab benar yaitu sebesar 81,82%. Sisanya sebesar 18,18% menjawab kurang lengkap karena dalam menyelesaian soal siswanya tidak menuliskan pemahaman soal (apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan) tetapi penyelesaiannya benar.

b. Rangkaian seri.

(69)

menjawab kurang lengkap karena dalam menyelesaian soal siswanya tidak menuliskan pemahaman soal (apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan) tetapi penyelesaiannya benar.

c. Perbedaan I dan V pada seri dan paralel.

Pada soal no 3, semua siswa 100% menjawab benar. Ini berarti siswa-siswi sudah mengerti perbedaan I dan V pada seri dan paralel.

d. Rangkaian paralel

Pada soal no 4, siswa yang menjawab benar sebanyak 18,18% sedangkan yang menjawab kurang lengkap sebanyak 27,27% karena tidak selesai dalam menyelesaikan soal. Sebanyak 37,37% siswa tidak paham, penyebabnya dikarenakan siswa mengalami kesalahan konsep dan perhitungan matematis.

e. hambatan kawat penghantar

Untuk topik hambatan kawat penghantar terdiri dari dua soal yaitu soal pada no 5 dan soal pada no 6.

Pada soal no 5 sama dengan soal no 3, semua siswa 100% menjawab benar. Ini berarti siswa-siswi sudah mengerti tiga faktor yang mempengaruhi besarnya hambatan kawat.

(70)

menggunakan satuan panjang yaitu M. Siswa yang tergolong tidak paham dalam penyelesaian soal mengalami kesalahan pada perhitungan matematis.

3. Uji Statistik T-Test untuk soal Pretes dan Postes

Dari data pretes dan postes maka peneliti dapat mengetahui apakah metode Eksperimen Terbimbing yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian dapat membantu siswa lebih dalam memahami konsep hukum ohm, rangkaian seri paralel, dan hambatan kawat.

Tabel 4.8 Analisis hasil belajar denganUji T-Test

No Kode Siswa Pretes (X1) Postes (X2) D = pretes - postes D2

1. 001 18 43 -25 625

2. 002 10 38 -28 784

3. 003 10 38 -28 784

4. 004 14 38 -24 576

5. 005 19 43 -24 576

6. 006 23 46 -23 529

7. 007 24 46 -22 484

8. 008 18 44 -26 676

(71)

10. 010 12 41 -29 841

11. 011 19 41 -22 484

∑ 182 459 -277 7035

Uji T-Test untuk soal pretes dan postes

1. Hipotesa : Ho : X1 = X2 ; Hi : X1 ≠ X2

2. = N – 1 = 11-1= 10

3. Tcrit = 2.228 (dari tabel two tailed test) dengan lefel significan 0.05

4. Berdasarkan data data yang diperoleh maka Tobs atau Treal dapat

dihitung dengan persamaan:

@AB CDDD − CDDD

EFG H − G HI J

I I −

C G CI ; /K.

C G CI .KL . /7"

@AB /K. − . /7"

E70"K − − 77 −

@MNOP − K/ L

E70"K −7 7 L 0

@AB − K/ L

(72)

@AB − K/ L QKL/ . 0

@AB − K/ L

R0/K.

@AB − K/ L0/7.

@AB −"./0.

Jadi Treal

=

−34,04

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Trealatau Tobs

= - 34,04s maka dapat disimpulkan:

Karena |Trel

|

>

|

Tcrit | maka Ho ditolak dan Hi diterima. Jadi nilai

Pretes dan Postes berbeda secara signifikan.

4. Perubahan Konsep Dan Peningkatan Pemahaman Konsep

Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan metode eksperimen terbimbing menggunakan LKS dapat dilihat peningkatan pemahaman siswa.

Berikut ini merupakan tabel perubahan pemahaman dan peningkatan pemahaman konsep siswa.

Tabel 4.9 Perubahan Pemahaman Siswa

Konsep No

soal

Pretes Postes

Kurang lengkap (%) Tidak paham (%) Kosong (%) Kurang lengkap (%) Tidak paham (%) Kosong (%) hubungan tegangan - kuat arus pada beban

(73)

Rangkaian seri 2 18,18 54,54 27,28 18,18 0 0 Perbedaan I dan V

pada seri dan paralel 3 18,18 27,27 54,55 0 0 0 Rangkaian paralel 4 27,28 36,36 36,36 27,27 54, 54 0 hambatan kawat

penghantar

5 18,18 18,18 27,28 0 0 0 6 9,09 18,18 54,55 27,27 27,27 0

Tabel 4.10 Peningkatan Pemahaman Siswa

Konsep No soal

Prosentase

Peningkatan ( % ) Pretes

(%)

Postes (%)

hubungan tegangan -

kuat arus pada beban 1 63,64 81,82 18,18

Rangkaian seri 2 0 81,82 81,82 Perbedaan I dan V pada

seri dan paralel 3 0 100 100 Rangkaian parallel 4 0 18,18 18,18 hambatan kawat

penghantar

5 36,36 100 63,64 6 0 45,46 45,46

Berikut ini merupakan analisis peningkatan pemahaman siswa a. Hubungan tegangan dan kuat arus pada beban.

(74)

b. Rangkaian seri.

Pada hasil pretes, tidak ada siswa yang masuk dalam kualifikasi paham dan pada hasil postes siswa yang masuk dalam kualifikasi paham menjadi sebanyak 81,82% sehingga ada peningkatan pemahaman sebesar 81,82%. Pada hasil pretes siswa yang masuk dalam kualifikasi kurang lengkap sebanyak 18,18%, yang masuk dalam kualifikasi tidak paham sebanyak 54,54% dan sisanya sebanyak 27,28 % siswa tidak menjawab. Pada hasil postes siswa yang masuk dalam kualifikasi kurang lengkap tidak mengalami penurunan dan peningkatan, yaitu tetap sebesar 18,18% sedangkan pada kualifikasi lain mengalami penurunan. Siswa yang masuk kualifikasi tidak paham pada postes mengalami penurunan sebesar 54,54%. Ini berarti pada postes tidak ada siswa yang masuk kualifikasi tidak paham. Hal serupa juga terjadi dengan kualifikasi tidak menjawab yaitu tidak ada siswa masuk kualifikasi tidak menjawab sehingga mengalami penurunan sebesar 27,28%. Dengan demikian soal no 2 terjadi peningkatan pemahaman walaupun secara tidak menyeluruh karena persentase jawaban siswa yang kurang lengkap pada pretes dan postes sama besar, yaitu 18,18%.

c. Perbedaan I dan V pada seri dan paralel.

(75)

sisanya sebanyak 54,55 % siswa tidak menjawab. Pada hasil postes tidak ada siswa yang masuk dalam kualifikasi kurang lengkap, tidak paham dan tidak menjawab. Bila pretes dibandingkan dengan postes maka kualifikasi kurang lengkap, tidak paham dan tidak menjawab mengalami penurunan. Kualifikasi kurang lengkap mengalami penurunan sebesar 18,18%, kualifikasi tidak paham mengalami penurunan sebesar 27,27% dan kualifikasi tidak menjawab mengalami penurunan sebesar 54,54%. Pada pretes tidak ada siswa yang paham dan pada postes semua siswa paham. Ini berarti siswa mengalami peningkatan sebesar 100%. Dengan demikian pada soal no 3 terjadi peningkatan pemahaman secara menyeluruh.

d. Rangkaian paralel

(76)

pada pretes sebesar 36,36% menjadi 54,54% pada postes sedangkan siswa yang tidak menjawab mengalami penurunan sebesar 36,36%. e. hambatan kawat penghantar

Untuk topik hambatan kawat penghantar terdiri dari dua soal yaitu soal pada no 5 dan soal pada no 6.

Pada soal no 5, hasil pretes untuk kualifikasi kurang lengkap sebesar 18,18%, kualifikasi tidak paham sebesar 18,18%, kualifikasi tidak menjawab sebesar 27,28%, dan untuk kualifikasi paham sebesar 36,36%. Pada postes, tidak ada siswa yang masuk kualifikasi kurang lengkap, kualifikasi tidak paham dan kualifikasi tidak menjawab sedangkan untuk kualifikasi paham meningkat sebesar 63,64% menjadi 100%. Dengan demikian pada soal no 3 terjadi peningkatan pemahaman secara menyeluruh.

(77)
(78)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemahaman siswa tentang materi hukum ohm, rangkaian seri-paralel, dan hambatan kawat sebelum kegiatan pembelajaran masuk kualifikasi sangat kurang.

2. Pemahaman siswa masuk kualifikasi sangat baik setelah dilakukan kegiatan pembelajaran melalui metode eksperimen terbimbing menggunakan LKS.

(79)

B. Saran

1. Bagi para guru dan calon guru

Calon guru dan guru diharapkan mampu mengutamakan peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep dari mata pelajaran yang diajarkan, dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu upaya guru untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep dari mata pelajaran yang diajarkan adalah perlunya memilih metode atau cara mengajar yang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, salah satu metode mengajar yang baik adalah metode pembelajaran melalui eksperimen terbimbing menggunakan LKS.

2. Bagi siswa

Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar apabila didukung oleh siswa. Siswa dapat mewujudkan keadaan ini, melalui partisipasi siswa dengan cara mendengarkan perintah dari guru dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan dalam melakukan eksperimen.

3. Bagi penelitian selanjutnya

(80)

64

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Berg, Euwe van den. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk Sekolah Menengah. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Djajadikarsa, J. 1981. Metode-metode mengajar 2. Bandung: Angkasa.

Giancoli, D. 2001. Fisika edisi kelima, jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Iskandar, Srini. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.

Kartika Budi, Fr. Y. 1987. “Konsep Pembentukkan dan Penanamannya”, Sumbangan terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta: Sanata Dharma.

……….... 1992. “Pemahaman Konsep Gaya Dan Beberapa Salah Konsepsi Yang Terjadi”, Widya Dharma Edisi Bulan Oktober. Yogyakarta: Sanata Dharma.

Muhibbin, Syah. 1995. Psikologi

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.1 Rangkaian Seri
Gambar 2.2 Rangkaian Paralel
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes Menurut Indikator Hasil Belajar dan Aspek yang Diukur
+7

Referensi

Dokumen terkait