• Tidak ada hasil yang ditemukan

T ANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TKI SWASTA (PPTKIS) TERHADAP PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI HEDIEBRIGINA D1A 010 354 Fakultas Hukum Abstrak - TANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA SWASTA (PPTK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "T ANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TKI SWASTA (PPTKIS) TERHADAP PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI HEDIEBRIGINA D1A 010 354 Fakultas Hukum Abstrak - TANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA SWASTA (PPTK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TKI SWASTA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggung jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri. Serta untuk mengetahui mekanisme penyelesaian sengketa antara PPTKIS dengan TKI dalam perpanjangan perjanjian kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah Yuridis Normatif, sehingga dari penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut 1. PPTKIS bertanggung jawab dalam mengurus perpanjangan perjanjian kerja TKI untuk mendapatkan persetujuan dari pejabat berwenang pada perwalu di negara tujuan. 2. Penyelesaian sengketa antara PPTKIS dengan TKI yaitu dengan melibatkan BNP2TKI yang bertugas menyelesaikan permasalahan TKI. Hendaknya pemerintah memberikan regulasi yang jelas dan sinkron mengenai tanggung jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja.

Kata kunci : PPTKIS (Pelaksana Penempatan TKI Swasta)

THE RESPONSIBILITY OF EXECUTIVE PRIVATE PLACEMENT (PPTKIS) TO CONTRACT EXTENSION WORK OF INDONESIAN

WORKERS (TKI) ABROAD Abstract

The purpose of this study was to determine PPTKIS’s responsibility to contract extension TKI. And to investigate the mechanisms of dispute resolution between PPTKIS with TKI in the extension agreement. The research method used is a normative juridical, so the results obtained from this study is PPTKIS’s responsibility is extend working agreement workers to get approval from PERWALU in the country of destination. And settlement of disputes between PPTKIS with TKI is to involve BNP2TKI tasked to solve the problems of TKI. The government should provide obvious and synchronous regulations about PPTKI’s responsibilities to contract extension work of TKI abroad.

(2)

I. Pendahuluan

Penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang dilakukan pemerintah dan swasta (PPTKIS) merupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi TKI untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan nasional. Namun, sampai sekarang TKI masih mengalami permasalahan selama bekerja di luar negeri seperti permasalahan perpanjangan perjanjian kerja dikarenakan adanya ketentuan di dalam pasal 60 yang dinilai melepaskan tanggung jawab PPTKIS dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak bagi TKI yang melakukan perpanjangan kerja secara mandiri.

Dari pemaparan latar belakang di atas maka Penyusun merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggung jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri?. 2. Bagaimana penyelesaian sengketa apabila terjadi permasalahan antara PPTKIS dan TKI dalam hak perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri?

1. Tujuan dari Penelitian

(3)

2. Manfaat dari penelitian ini

a. Secara Akademis, melalui penelitian ini penyusun dapat memperoleh bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi ilmu hukum tingkat strata satu (S-1) paa Fakultas Hukum Universitas Mataram. b. Secara teoritis, dengan adanya penelitian ini menambah pengetahuan serta wawasan di bidang Ilmu Hukum khususnya Hukum Perdata tentang Tanggung Jawab PPTKIS terhadap perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri. c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam penyelesaian sengketa yang terjadi antara PPTKIS dan TKI dalam perpanjangan perjanjian kerja.

A. Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis normatif. B. Metode Pendekatan: 1. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach), 2. Pendekatan Konseptual (Conseptual Approach). C. Sumber dan jenis bahan hukum : 1. Bahan hukum primer, 2. Bahan hukum sekunder, 3. Bahan hukum tersier. D. Tehnik pengumpulan bahan hukum adalah studi document atau studi kepustakaan. E. Analisis Bahan Hukum: Penyusunan ini menggunakan metode analisis Normatif – Preskriptif.

II. Pembahasan

A. Tanggung Jawab Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) dalam perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri.

(4)

Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri mulai dari penyebaran atau sosialisasi informasi (Pasal 34), perekrutan calon TKI (Pasal 35), melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja (Pasal 43), bertangung jawab atas kelengkapan dokumen penempatan TKI (Pasal 65), pemberangkatan calon TKI (pasal 67), memberikan perlindungan kepada TKI sesuai dengan perjanjian penempatan (Pasal 82) dan pemulangan TKI dari negara tujuan sampai tiba di daerah asal (Pasal 75).1

Perjanjian kerja merupakan salah satu dokumen yang harus dilengkapi. Dimana dalam hal ini materi dari perjanjian kerja meliputi jenis pekerjaan,hak dan kewajiban TKI dan Pengguna Jasa TKI, upah, waktu kerja, waktu istirahat/ cuti, asuransi, jangka waktu perjanjian kerja dan tata cara perpanjangan perjanjian kerja dan cara penyelesaian masalah/perselisihan.

Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Pasal 55 menyebutkan bahwa Perjanjian kerja ditandatangani dihadapan pejabat instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan. Perjanjian kerja tersebut disiapkan oleh pelaksana penempatan TKI swasta. Perjanjian kerja dibuat untuk jangka waktu paling lama dua tahun, kecuali untuk jabatan atau jenis pekerjaan tertentu. Perpanjangan jangka waktu perjanjian kerja dapat dilakukan oleh TKI yang bersangkutan atau melalui PPTKIS. Perpanjangan dimaksud harus disepakati oleh para pihak sekurang-kurangnya tiga bulan sebelum perjanjian kerja pertama berakhir. Untuk perjanjian kerja peranjangan dan jangka waktu perpanjangan perjanjian kerja wajib mendapat persetujuan dari

1 Lalu Husni, Hukum Penempatan dan Perlindungan TKI , Program Pasca Sarjana

(5)

pejabat berwenang pada Perwakilan RI di negara tujuan. Pengurusan untuk mendapatkan persetujuan dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab PPTKIS. Bagi TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan, apabila selama masa berlakunya perjanjian kerja terjadi perubahan jabatan atau jenis pekerjaan, atau pindah pengguna, perwakilan PPTKIS wajib mengurus perubahan perjanjian kerja dengan membuat perjanjian kerja baru dan melaporkannya kepada Perwakilan RI.

Dalam hal melakukan perpanjangan perjanjian kerja harus disepakati oleh para pihak sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum perjanjian kerja pertama berakhir. Syarat Perpanjangan perjanjian kerja harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:2

a. bekerja pada pengguna yang sama selama masa perjanjian kerja

b. isi perpanjangan perjanjian kerja harus sesuai atau lebih baik dari perjanjian kerja sebelumnya

c. jangka waktu perpanjangan perjanjian kerja paling lama 2 (dua) tahun d. mendapat persetujuan dari keluarga/orang tua/wali; dan

e. memperpanjang kepesertaan asuransi TKI.

Tanggung jawab PPTKIS dalam hal perpanjangan perjanjian kerja ini tercantum dalam Pasal 8 Peraturan Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2013 tentang tata cara perpanjangan perjanjian kerja pada pengguna perseorangan yang menyebutkan bahwa Perjanjian kerja perpanjangan bagi TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan pengurusannya dilakukan oleh perwakilan PPTKIS (Perwalu) di negara tujuan penempatan.

2 Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

(6)

Kemudian tanggung jawab PPTKIS dalam hal perpanjangan perjanjian kerja TKI juga terdapat di dalam Pasal 58 ayat (2) yang menyebutkan bahwa pengurusan untuk mendapatkan persetujuan perpanjangan perjanijian kerja dilaksanakan oleh dan menjadi tangung jawab pelaksana penempatan TKI swasta. Yang artinya bahwa yang boleh melakukan perpanjangan perjanjian kerja ini hanyalah PPTKIS dan apabila perpanjangan perjanjian kerja tersebut dilakukan sendiri oleh TKI yang bersangkutan seperti menurut pasal 60 ayat 1, PPTKIS tidak bertanggung jawab atas risiko yang menimpa TKI dalam masa perpanjangan perjanjian kerja.

(7)

Ketentuan dalam pasal tersebut sangat merugikan TKI karena tidak ada jaminan para TKI untuk kembali bekerja pada majikan yang sama bahkan berpotensi kehilangan kesempatan bekerja. Seharusnya diperlukan ketentuan peraturan yang tegas mengenai tanggung jawab dari PPTKIS itu sendiri dalam hal perpanjangan kerja, karena PPTKIS maupun pemerintah tetap bertanggung jawab atas perlindungan TKI walaupun TKI tersebut memperpanjang perjanjian kerjanya sendiri, dan bagaimanapun juga perpanjangan perjanjian kerja ini merupakan bagian dari proses penempatan kerja sampai dengan pemulangan TKI ke negara asal dan merupakan tanggung jawab PPTKIS dalam memberikan perlindungan kepada TKI dari masa pra penempatan, penempatan, sampai dengan purna penempatan.

Oleh karena demikian, penyusun dalam pembahasan ini berkesimpulan bahwa Regulasi terhadap mekanisme perpanjangan perjanjian kerja oleh PPTKIS seharusnya dapat memberikan kepastian hukum dan dapat memberikan jaminan yang jelas terhadap pemenuhan hak yang seharusnya didapatkan oleh TKI. PPTKIS harus bertanggung jawab terhadap perlindungan TKI, termasuk menyelesaikan berbagai permasalahan TKI seperti permasalahan perpanjangan perjanjian kerja.

(8)

Dalam hal perpanjangan perjanjian kerja, terdapat suatu masalah yang pada umumnya lebih merugikan pihak TKI dibandingkan pihak PPTKIS. Alasannya tidak lain disebabkan oleh Undang-Undang yang memberikan pelepasan tanggung jawab terhadap PPTKIS dalam pengurusan perpanjangan perjanjian kerja. Dalam hal tersebut, seperti yang ditegaskan dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan TKI Diluar Negeri, dalam hal pengurusan perpanjangan perjanjian kerja jika TKI melakukannya sendiri maka PPTKIS tidak akan bertanggung jawab terhadap apapun yang dialami oleh TKI. Artinya bahwa apapun yang dilakukan oleh TKI baik itu yang menyangkut keselamatan kerja maupun jaminan hukum lainnya, pihak Mitra Usaha sudah tidak akan ikut campur lagi.

Selain itu, mengacu pada Pasal 56 ayat (1) UU PPTKI, setiap perpanjangan perjanjian kerja di luar negeri harus mendapatkan persetujuan dari perwakilan negara Republik Indonesia yang hanya dapat diajukan oleh dan menjadi tanggung jawab PPTKIS. Artinya setiap pengurusan perpanjangan perjanjian kerja harus disertai dengan adanya persetujuan pemerintah melalui perwakilan pemerintah di luar negeri yang pengurusannya dilakukan oleh PPTKIS.

(9)

perjanjian kerja dapat dilakukan sendiri dan PPTKIS tetap bertanggung jawab, karena mengingat bahwa PPTKIS bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada calon TKI/TKI sesuai dengan perjanjian penempatan, sehingga hal ini mengakibatkan timbulnya perselisihan antara PPTKIS dengan TKI.

Apabila dalam hal terjadi perselisihan antara PPTKIS dengan TKI, maka yang dilakukan adalah penyelesaian dengan proses keperdataan saja. Karena memang segala bentuk perjanjian yang dilakukan merupakan suatu perbuatan hukum perdata yang dilakukan oleh para pihak. Seperti yang dijelaskan sebelum-sebelumnya, proses penyelesaian sengketa tidak jauh berbeda dengan proses penyelesaian sengketa jika terjadi masalah dalam perjanjian penempatan kerja. Mekanisme penyelesaian sengketa antara PPTKIS dan TKI pada prinsipnya diprioritaskan secara damai dengan cara bermusyawarah. Namun demikian, apabila dalam mekanisme musyawarah tersebut tidak tercapai kesepakatan, maka penyelesaian dapat dilakukan dengan meminta bantuan dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintah.

Oleh karena hal tersebut, maka BNP2TKI mempunyai peran yang penting dalam menangani persoalan yang dimaksud. Yang dimana BNP2TKI berfungsi sebagai pelaksana kebijakan dibidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi.3 Adapun

tugas dan wewenang BNP2TKI tertuang didalam Pasal 95 ayat (2)

Undang-3 Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan

(10)

Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI, adalah sebagai berikut :

a. Melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah negara pengguna TKI atau pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan;

b. Memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai :

(11)

1. Tanggung jawab PPTKIS selaku pihak dalam pelaksana penempatan TKI di luar negeri dalam melakukan perpanjangan perjanjian kerja TKI di luar negeri adalah melakukan pengurusan perpanjangan perjanjian kerja untuk mendapatkan persetujuan dari pejabat berwenang pada perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. Artinya bahwa yang boleh melakukan perpanjangan perjanjian kerja ini adalah PPTKIS. Sedangkan apabila perpanjangan perjanjian kerja tersebut dilakukan sendiri oleh TKI yang bersangkutan, maka PPTKIS tidak bertanggung jawab atas risiko yang menimpa TKI dalam masa perpanjangan perjanjian kerja. Begitu pula bagi para TKI yang bekerja secara perseorangan di luar negeri tanpa melalui PPTKIS. Hal ini mengakibatkan para TKI tidak mengetahui siapa yang akan bertanggung jawab atas segala resiko yang timbul apabila suatu saat terjadi permasalahan lantaran TKI tersebut melakukan perpanjangan perjanjian kerja secara mandiri.

(12)

tentang Penempatan dan Perlindungan TKI tentang Tugas dan wewenang BNP2TKI.

B. Saran

1. Penempatan dan perlindungan hukum bagi para TKI yang bekerja di luar negeri membutuhkan regulasi yang lebih baik dan tegas khususnya dalam hal perpanjangan perjanjian kerja. Seharusnya dalam hal perpanjangan perjanjian kerja yang dilakukan oleh PPTKIS maupun oleh TKI sendiri, harus tetap menjadi tanggung jawab PPTKIS. Sebab, perpanjangan perjanjian kerja merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerja sebelumnya. 2. Pemerintah maupun PPTKIS harus lebih sigap dan tegas dalam

memberikan perlindungan serta jaminan hukum untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan-permasalahan yang terjadi terhadap TKI. Hal ini diharapkan agar para TKI dapat terhindar dari ketidakpastian untuk mendapatkan bantuan hukum, terhindar dari ketidakpastian untuk mendapatkan bantuan pembelaan serta ketidakpastian akan hak dan kewajibannya.

(13)

1. Buku & Makalah

Amirudin dan Zainal Asikin. 2008. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafido Persada.

Husni, Lalu. 2010. Hukum Penempatan dan Perlindungan TKI. Malang: Program Pasca Sarjana; Universitas Brawijaya Malang.

2. PerUndang-Undangan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pengembangan usaha produk inteketal kampus ini (PPUPIK) bertujuan untuk mengembangkan usaha budidaya anemon laut yang dapat memberikan kesempatan dan pengalaman

Pada proyek akhir ini, robot gripper didesain untuk dapat melakukan gerakan yang lebih optimal untuk mencapai posisi tertentu dengan menggunakan sistem kontrol

Rekomendasi didapat dari hasil mensintesiskan keseluruhan komponen penelitian (teori dan data lapangan) untuk mendapatkan suatu sistem dokumentasi yang baru, yang mencakup

Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah di atas dengan melakukan sintesis BCP yang menggunakan bahan dasar alami cangkang telur ayam negeri yang

Penelitian terhadap praksis wacana tentang pantangan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan di Pantai Utara Jawa Tengah ini bertujuan untuk menjelaskan dari mana sumber

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Media Internal Perusahaan dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi

Penelitian ini berjudul Persepsi Mahasiswa Mengenai Go-Jek (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Persepsi Mengenail Layanan GO-Jek di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera

Solusi yang ditawarkan adalah meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan cara membentuk kelompok konselor remaja di STIKes Kharisma Karawang