• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori - EKO RUJIANTO BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori - EKO RUJIANTO BAB II"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Country of Origin

Menurut Tjiptono dan Candra, (2012:444) banyak penelitian yang

mengungkap bahwa evaluasi yang dilakukan konsumen atas suatu produk tertentu

tidak hanya didasarkan pada daya tarik dan karakteristik produk saja, tetapi juga

berdasarkan negara asal (country of origin). Yang dimaksud dengan country of origin effect adalah segala pengaruh dari negara asal terhadap persepsi positif

maupun negatif konsumen atas produk dan merek tertentu (Tjiptono dan Candra,

2012:444). Persepsi masing-masing individu di setiap negara cenderung

berbeda-beda terhadap seberapa penting dampak CoO bagi keputusan pembelian yang

mereka lakukan, implikasinya, reputasi suatu negara bisa berbeda-beda di setiap

negara dan bisa berubah seiring perubahan waktu.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller, (2009:338) country of origin atau negara asal suatu produk juga sangat diperhatikan dalam keputusan pembelian

produk.negara asal adalah asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh

sebuah negara. Pejabat pemerintah ingin memperkuat citra negara mereka untuk

membantu pasar domestik yang melakukan ekspor, serta untuk menarik

perusahaan dan investor asing. Pemasar ingin menggunakan persepsi negara asal

yang positif untuk menjual produk dan jasa mereka. global tahu bahwa pembeli

(2)

berbagai negara. Persepsi negara asal ini dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan konsumen secara langsung maupun tidak langsung. Persepsi bisa

dimasukan sebagai atribut dalam pengambilan keputusan atau mempengaruhi

atribut lain dalam proses. Fakta bahwa merek dianggap berhasil dipanggung

global dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa hormat. Dalam (Kotler dan keller,

2009:339) beberapa studi menemukan hal sebagai berikut :

1. Orang sering bersifat etnosentris dan lebih suka menggunakan produk dalam negri mereka sendiri , kecuali mereka berasal dari negara yang kurang maju.

2. Semakin bagus citra negara, semakin penting label “Made in” harus

ditampilkan.

3. Dampak asal negara bervariasi dengan jenis produk.

4. Kadang – kadang persepsi negara asal dapat meliputi seluruh produk negara

tersebut.

Hasieh, et al (2004) dalam penelitian Putra, dkk (2016:194)

mengklasifikasikan definisi citra negara asal (country of origin) menjadi tiga tingkat, yaitu:

a) Overall country image (citra negara keseluruhan); merupakan keseluruhan kepercayaan, ide dan kesan dari suatu negara tertentu sebagai hasil evaluasi

konsumen atas persepsinya tentang kelebihan dan kelemahan negara tersebut.

b) Aggregate product country image (kesan produk negara asal); Merupakan

keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan dengan produk dari negara

(3)

c) Specific product country image (citra negara asal dilihat pada kategori produk

tertentu); merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang diasosiasikan dengan

spesifikasi produk dari negara tertentu. Misalnya pandangan konsumen yang

mengapresiasi kosmetik buatan Prancis dan barang elektronik Jepang.

2. Perceived Quality

Sulit mencari padananya dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, yang

dipakai adalah istilah aslinya: perceived quality. Konsep ini, merupakan bagian

persepsi yang menyoroti kualitas secara khusus. Tentunya, kualitas berdasarkan

persepsi konsumen. Kemudian disimpulkan bahwa dalam pemasaran, yang paling

penting adalah persepi. Bagi pemasar, perlu ada keyakinan bahwa persepsi adalah

realitas. Soal kualitas juga demikian, ada kualitas objektif, ada pula kualitas

menurut persepsi konsumen (perceived quality), yang terpenting adalah persepsi

dimata konsumen (Simamora, 2004:114). Kualitas adalah totalistas fitur dan

karakteristik yang memampukan produk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan

maupun tidak dinyatakan (Kotler, 2000) dalam (Simamora, 2004:114).

Persepsi menurut Kotler dan Keller,(2009:179) adalah proses dimana kita

memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan

gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya

tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap

bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita. Dalam

(4)

mempengarui perilaku aktual konsumen. Orang bisa mempunyai persepsi yang

berbeda tentang obyek yang sama karena tiga proses pemahaman, antara lain :

a. Atensi selektif; adalah alokasi pemrosesan kapasitas terhadap beberapa

rangsangan. Atensi sukarela adalah sesuatu yang bermakna; tak sukarela

disebabkan oleh seseorang atau sesutu.

b. Distorsi selektif; adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi yang

sesuai dengan konsepsi awal kita. Konsumen sering mendistorsi informasi agar

konsisten dengan keyakinan dan ekspektasi dari merek dan produk yang sudah

ada sebelumnya.

c. Retensi selektif; kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah produk yang

kita sukai dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing.

Menurut Schiffman dan Kanuk, (2008:137), persepsi didefinisikan

sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan

menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai

dunia. Berikut adalah konsep yang mendasari proses memperoleh persepsi :

a. Sensasi : merupakan respon yang segera dan langsung dari alat pancaindra

terhadap simuli yang sesederhana (iklan, kemasan, merk).

b. Ambang Absolut: tingkat terendah di mana seseorang dapat mengalami

sensasi.

c. Ambang Deferinsial; Perbedaan minimal yang dapat dirasakan antara dua

macam stimuli yang hampir serupa.

Adapun pendapat dari Aaker, (1997:124) dalam penelitian Riduansyah,

(5)

terhadap keseluruhan kualitas atas keunggulan suatu produk atau jasa layanan

berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Menurut Aaker, (1997:133) dalam

penelitian Riduansyah, dkk (2016:164), berpendapat bahwa kesan kualitas

mempunyai atribut penting yang dapat diaplikasikan dalam berbagai hal, seperti :

1. Kinerja

Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional dari suatu produk yang

merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam

membeli produk.

2. Pelayanan

Mencerminkan kemampuan dalam memberikan pelayanan atas produk.

3. Ketahanan

Suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai

dari produk.

4. Kehandalan

Merupakan konsistensi kinerja dari suatu produk dari suatu pembelian

hingga pembelian berikutnya.

5. Features (bagian-bagian tambahan kinerja produk)

Merupakan elemen sekunder dari produk sebagai tambahan untuk menjadi

pembeda yang penting ketika dua merek produk tampak hampir sama.

Bagian-bagian tambahan juga menandakan bahwa perusahaan memahami kebutuhan

(6)

6. Kesesuaian dengan spesifikasi

Merupakan penandaaan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada

cacat produk), sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.

7. Hasil akhir

Mengarahkan kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam

atribut di atas.

3. Harga

Harga adalah salah satu bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan;

elemen lain menghasilkan biaya. Harga adalah elemen termudah dalam program

pemasaran untuk disesuaikan; fitur produk , saluran dan bahkan komunikasi

membutuhkan banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan positioning nilai

yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar (Kotler dan

Keller 2009:151). Sedangkan menurut Tjiptono, (2008:151) harga merupakan

satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang di

tukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau guna suatu barang dan jasa.

Menurut Kotler dan Keller, (2009:73) ketika informasi alternatif tentang

kualitas yang sebenarnya tersedia, harga menjadi indikator kualitas yang kurang

penting, tetapi jika informasi tersebut tidak tersedia maka harga bertidak sebagai

tanda kualitas. Perusahaan harus menetapkan harga pada saat pertama kali mereka

mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk

regulernya ke saluran distribusi atauu wilayah geografis baru, dan ketika

(7)

memutuskan dimana perusahaan akan memposisikan produknya berdasarkan

harga. Cara menetapkan harga menurut (Kotler dan Keller, 2009:75) adalah

sebagai berikut :

a. Memilih tujuan penetapan harga

Mula-mula perusahaan memutuskan dimana perusahaan ingin

memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan,

semakin mudah perusahaan menetapkan harga. Lima tujuan utama adalah

kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum,

pemerahan pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk.

b. Menentukan permintaan

Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan

karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran

perusahaan.

c. Memperkirakan biaya

Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan

untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin

mengenakan harga yang dapat menutupi biaya produksi, mendistribusi, dan

menjual produk, termasuk tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan

resikonya.

d. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing

Dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan

pasardan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga,

(8)

e. Memilih metode penetapan harga

Merangkum tiga pertimbangan utama dalam penetapan harga : Biaya

menetapkan batas bawah untuk harga. Harga pesaing dan harga produk

pengganti memberikan titik orientasi.

Adapun pendapat lain dari Tanjdung, (2004:78) dalam penelitian Achidah,

dkk (2016: 6) menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang telah disepakati oleh

calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam transaksi

bisnis normal. Adapun indikator dari harga meliputi :

1. Harga sesuai dengan yang disampaikan dibrosur

2. Keterjangkauan harga

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

4. Daya saing harga

5. Kesesuaian harga dengan manfaat.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau

lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang

ketika mengambil keputusan (Schiffman dan Kanuk, 2008:485). Tidak semua

situasi pengambilan keputusan konsumen menerima (atau membutuhkan) tingkat

pencarian informasi yang sama. Jika semua keputusan pembelian membutuhkan

usaha yang besar, maka pengambilan keputusan akan merupakan proses

melelahkan yang menyita waktu. Sebaliknya, jika semua pembelian sudah

(9)

memberikan kesenangan atau sesuatu yang baru. Dalam rangkaian usaha yang

berkisar paling tinggi sampai paling rendah, kita dapat membedakan tiga tingkat

pengambilan keputusan konsumen yaitu :

a. Pemecahan masalah yang luas

Jika konsumen tidak mempunyai kriteria yang mapan untuk menilai

kategori produk atau merek tertentu dalam kategoritersebut atau tidak

membatasi jumlah merek yang akan mereka pertimbangkan menjadi rangkaian

kecil yang dapat dikuasai.

b. Pemecahan masalah yang terbatas

Pada tingkat pemecahan masalah ini, konsumen telah menetapkan kriteria

dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai merk dalam kategori

tersebut. Tetapi, mereka belum sepenuhnya menetapkan pilihan terhadap

kelompok merk tertentu.

c. Perilaku sebagai respon yang rutin

Pada tingkat ini, konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman

mengenai kategori produk dan serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan

baik untuk menilai berbagai merk yang sedang mereka pertimbangkan. Dalam

beberapa situasi, mereka mungkin mencari informasi tambahan, dalam situasi

lain mereka hanya meninjau kembali apa yang sudah mereka ketahui.

Menurut Kottler dan Keller, (2009:308) keputusan pembelian merupakan

keputusan seseorang untuk menjadi pengguna tetap sebuah produk. Konsumen

benar-benar membeli. Dari pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa

(10)

yang dilakukan konsumen dalam memilih suatu produk sebelum akhirnya

konsumen menemukan produk mana yang akan dipilih oleh konsumen. Informasi

produk yang dikumpulkan oleh konsumen biasanya berkaitan dengan negara asal

produk, kualitas yang dirasakan dan harga. Sebelum melakukan pembelian

konsumen mempertimbangkan berbagai hal terlebih dahulu, mengenai

keuntungan dan manfaat yang akan diperoleh dari suatu produk yang akan dibeli.

Pemasaran telah mengembangkan model lima tahap proses keputusan

pembelian, antara lain (Kotler dan Keller, 2009:184) :

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

2. Pencarian informasi

Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap

informasi tentang sebuah produk. Pada tingkkat berikutnya , seseorang dapat

memasuki pencarian informasi aktif. Setiap sumber informasi melaksanakan

fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Evaluasi alternatif

Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses

evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua,

konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen

melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai

kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk

(11)

4. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek

dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk

membeli merek yang paling disukai.

5. Perilaku pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan

melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal

menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang

mendukung keputusan pembelian.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian

terdahulu. Adapun beberapa penelitian tersebut antara lain :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judu

penelitian

Hasil Perbedaan dengan penelitian ini

1. Andi Satria

Utama Putra, Suharyono dan

M. Kholid

Marwadi.

(Putra, dkk

2016).

Pengaruh Country

Of Origin Dan

Price Terhadap

Keputusan Pembelian

(Survei Terhadap Konsumen

Xiaomi Di

Indonesia, Malaysia,

Singapura Dan

Filipina).

Dаri hаsil аnаlisis

regresi linier

bergаndа diperoleh vаriаbel Country of Origin dаn Price

mempunyаi

pengаruh yаng

signifikаn secаrа

simultan terhаdаp keputusаn

pembeliаn.

Terletak pada

variabel penelitian.

Peneliti hanya

menggunakan variabel Country Of

Origin Dan

HargaTerhadap Keputusan Pembelian. Selanjutnya peneliti menambahkan pengaruh Perceived Quality terhadap keputusan

pembelian.

2. Muhammad

Riduansyah,

Pengaruh

Kesadaran Merek,

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

Terletak pada

(12)

dan

Zainul Arifin. Riduansyah, dkk (2016)

dan Kesan

Kualitas Terhadap Keputusan

Pembelian

(Survei Pada

Pembeli Sepatu

Merek Adidas Di Adidas Store Mal Olympic Garden Malang)

berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

menggunakan variabel Kesadaran

Merek, Asosiasi

Merek, dan Kesan Kualitas Terhadap Keputusan

Pembelian.

Selanjutnya peneliti menghapus variabel pengaruh

Kesadaran Merek,

Asosiasi Merek,

dan menambahkan variabel Country of

Origin danHarga

terhadap keputusan pembelian.

3. Ch. Endah

Winarti. (Winarti, 2015) Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, Sikap Konsumen

Dan Harga

Terhadap Keputusan

Pembelian Mobil

Nissan Grand

Livina Di Dealer Pusat Pt Nissan Motor Indonesia Jl. Mt Haryono Kav. 10 Jakarta Timur.

Hasil penelitian ini menunjukan faktor

Harga terbukti

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Terletak pada

variabel penelitian.

Peneliti hanya

menggunakan variabel Motivasi Konsumen,

Persepsi Kualitas,

Sikap Konsumen

Dan HargaTerhadap Keputusan Pembelian. Selanjutnya peneliti menghapus variabel Motivasi Konsumen, Sikap Konsumen dan menambahkan variabel Country of

origin terhadap

keputusan pembelian.

4. Massoud

Moslehpour dan

Nguyen Thi

Le Huyen. (Moslehpour

dan Huyen,

2014).

The Influence of Perceived Brand Quality and Perceived Brand

Prestige on

Purchase Likelihood of iPhone and HTC Mobile Phone in Taiwan.

Kesan kualitas

produk adalah

variabel signifikan yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Terletak pada

variabel penelitian.

Peneliti hanya

menggunakan variabel Perceived Brand Quality dan

Perceived Brand

Prestige Terhadap Keputusan

(13)

menghapus variabel Perceived Brand Prestige

dan menambahkan variabel Country of origin dan Price terhadap keputusan pembelian.

5. Malvern

Tamunu dan

Ferdinand Tumewu. (Tamunu dan Tumewu2014)

Analyzing The

Influence Of Price

And Product

Quality On

Buying Decision

Honda Matic

Motorcyles In

Manado.

Dari hasil penelitin ini variabel harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Terletak pada

variabel penelitian.

Peneliti hanya

menggunakan Harga dan Kualitas Produk, Terhadap Keputusan Pembelian. Selanjutnya peneliti menghapus variabelKualitas Produk

dan menambahkan variabel Country of

origin dan

Perceived Quality terhadap keputusan pembelian.

C. Kerangka Pemikiran

1. Hubungan antara Variabel Country of Origin (X1) dengan Keputusan

Pembelian (Y)

Negara asal atau yang biasa disebut country of origin (CoO) merupakan

negara dimana suatu produk berasal. Menurut Kotler dan Keller, (2009:338)

negara asal adalah asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah

negara. Pemasar global tahu bahwa pembeli mempunyai sikap dan kepercayaan

berbeda tentang merek atau produk dari berbagai negara. Persepsi negara asal ini

(14)

tidak langsung. Persepsi bisa dimasukan sebagai atribut dalam pengambilan

keputusan atau mempengaruhi atribut lain dalam proses. Pemasar ingin

menggunakan persepsi negara asal yang positif untuk menjual produk dan jasa

mereka. Berdasarkan penelitiian oleh Putra, dkk (2016) menunujukan vаriаbel

country of origin dаn price mempunyаipengаruh yаng signifikаn secаrа simultаn

terhаdаp keputusаn pembeliаn.

2. Hubungan antara Variabel Perceived Quality (X2) dengan Keputusan

Pembelian (Y)

Persepsi menurut Kotler dan Keller, (2009:179) adalah proses dimana kita

memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan

gambaran dunia yang berarti. Kualitas (quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuanya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Keller,

2009:143). Dalam penelitian Riduansyah, dkk (2016:164) Kesan kualitas bisa

didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atas

keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang

diharapkan. Berdasarkan penelitian dari Riduansyah, dkk (2016) ; Moslehpour

dan Huyen, (2014) menunjukan bahwa kesan kualitas berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

3. Hubungan antara Variabel Harga (X3) dengan Keputusan Pembelian

(Y)

Menurut Kotler dan Keller, (2009:151) harga adalah salah satu elemen

(15)

biaya. Harga juga mengkomunikasikan positioning nilai yang di maksudkan dari

produk atau merek perusahaan ke pasar. Keputusan pembelian didasarkan pada

bagaimana konsumen menganggap harga dan berapa harga aktual saat ini yang

mereka pertimbangkan, bukan harga yang dinyatakan pemasar. Berdasarkan

penelitian Winarti (2015); Putra, dkk 2016); Tamuwu dan Tumewu (2014)

menunjukan bahwa harga terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan pembelian.

4. Hubungan antara Variabel Country of Origin (X1), Perceived

Quality(X2), dan Harga (X3) dengan Keputusan Pembelian (Y)

Negara asal atau yang biasa disebut country of origin (COO) merupakan

negara dimana suatu produk berasal. Menurut Kotler dan Keller (2009:338)

negara asal adalah asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah

negara. Kesan kualitas (Perceived quality) menurut Aaker (1997:124) dalam penelitian Riduansyah, dkk (2016:164), bisa didefinisikan sebagai persepsi

pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atas keunggulan suatu produk atau jasa

layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Harga adalah salah satu

elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain

menghasilkan biaya (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan menurut (Tjiptono

2008:151) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang

dan jasa lainnya) yang di tukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau guna

suatu barang dan jasa. Berdasarkan penelitiian oleh Putra, dkk (2016),

(16)

dan Tumewu (2014) menunujukan vаriаbel country of origin, perceived quality

dan price mempunyаipengаruh yаng signifikаn terhаdаp keputusаn pembeliаn.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Hipotesis yang diperoleh berdasarkan dari rumusan masalah, landasan

teori, dan penelitian terdahulu yang sebelumnya telah diuraikan , maka dapat di

ambil hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Country of origin berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pengguna sepatu running kualitas premium merek Adidas di

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. H4 H2

H3 H1

Keputusan Pembelian (Y)

Country Of Origin (X1)

Harga (X3) Perceived Quality

(17)

H2 : Perceived quality berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

pembelian pengguna sepatu running kualitas premium merek Adidas di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

H3 : Harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian

pengguna sepatu running kualitas premium merek Adidas di Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

H4 : Country of origin, perceived quality, dan harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pengguna sepatu running

kualitas premium merek Adidas di Universitas Muhammadiyah

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Kesulitan lain yang ditemukan adalah kemampuan dalam mengembangkan indikator pencapaian kompetensi; materi yang disusun hanya dari buku guru saja; sulit mencapai

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Dampak positif dari dukungan keluarga dalam menjalankan diet bagi penderita DM yaitu dapat mengontrol apa yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA

Dengan adanya sistem rekomendasi ini, pelayanan terhadap penelusuran buku akan lebih ditingkatkan, sehingga dampaknya akan meningkatkan baik dari segi jumlah

Dalam hal ini PWNU Jawa Timur sebagai aktor lain telah menyetujui atau mendukung Perppu No 2 Tahun 2017, dengan alasan yang sama dengan pemerintah yaitu

Jaringan Irigasi ( Sumber Dana DAK ) Terlayaninya kebutuhan irigasi melalui peningkatan, pengembangan, pemeliharaan, pelestarian jaringan irigasi dan optimalinya fungsi

Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas tentang ilmu sejarah yang semakin dilupakan remaja maupun masyarakat pada saat ini serta untuk meningkatkan efisiensi