• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purbalingga) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purbalingga) - repository perpustakaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi

masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah

masalah infrastruktur. Keberadaan infrastruktur yang baik memiliki peran

yang sangat penting dalam menunjang pemenuhan hak dasar masyarakat

seperti pangan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa infrastruktur merupakan modal yang sangat dibutuhkan

masyarakat dalam mendukung kegiatan di berbagai bidang. Di samping

sebagai alat yang dapat menghubungkan antar daerah di Indonesia,

infrastruktur yang biasa sering disebut sebagai sarana dan prasana fisik,

memiliki keterkaitan yang kuat dengan laju pertumbuhan ekonomi disuatu

wilayah. Hal tersebut ditandai dengan wilayah yang memiliki kelengkapan

sistem infrastruktur yang berfungsi lebih baik akan berdampak pada tingkat

kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya, (www.pu.go.id,

2017).

Dinas Pekerjaan Umum adalah sebuah instansi pemerintah untuk

menunjang upaya pemerintah dalam membangun infrastruktur yang baik dan

unsur pelaksanaan otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang kepala yang

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada gubernur melalui

sekretaris daerah. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

(2)

Purbalingga Nomor 22 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pekerjaan Umum. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mempunyai

tugas menyelenggarakan pelaksanaan pemerintah dibidang Bina Marga, Cipta

Karya dan Tata Ruang, dan Energi Sumber Daya Air yang berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati. Dalam melaksanakan tugasnya

pegawai Dinas Pekerjaan Umum terbagi menjadi dua karakteristik pekerjaan,

yaitu pegawai yang berkerja di kantor dan pegawai yang berkerja di lapangan.

Pegawai yang berkerja di kantor memiliki tugas salah satunya dalam

membuat surat perizinan atau merekomendasikan perizinan di bidang

pekerjaan umum, adminitarsi keuangan, pengolahan data perencanaan

program dan lain sebagainya. Sedangkan pegawai yang berkerja di lapangan

memiliki tugas untuk terjun secara langsung sebagai pelaksana, pengawasan

dan pengendalian pembangunan infrastruktur. Dalam melaksanakan tugas

pokok, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi sebagai perumusan,

perencanaan kebijakan teknis pembangunan, pengolaan pekerjaan,

pengawasan dan pengendalian pekerjaan dari masing-masing bidang yang

ada.

Keberadaan infrastruktur yang baik seperti halnya jalan, jembatan,

sarana telekomunikasi, sarana pelistrikan, irigasi, dan sarana transportasi

sangat penting bagi pemicu perkembangan pembangunan di berbagai bidang

disuatu daerah. Di Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Purbalingga, pada

tahun 2014 memfokuskan salah satu program pembangunannya yaitu dalam

(3)

terhadap PDRB (Produk Domestic Regional Bruto) Purbalingga merupakan

yang terbesar daripada sektor lain, mencapai sekitar 30,98%. Salah satu

infrastruktur pertanian yang kini sedang dibangun adalah saluran irigasi dari

Bendung Slinga, (bapem.purbalinggakab.go.id, 2017). Selain itu, pada tahun

2015 salah satu infrastruktur yang dibangun adalah jempatan Linggamas yang

menghubungkan Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon Kabupaten

Purbalingga ke Desa Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.

(jateng.tribunnews.com, 2017).

Pada tahun 2017, infrastruktur Purbalingga naik menjadi 48 persen.

Pemerintah kabupaten Purbalingga bersama jajaran legislatif sudah

menetapkan APBD 2017 sebesar Rp 2,53 triliun dan untuk belanja rutin atau

membangun infrastruktur yang pada tahun sebelumnya hanya pada kisaran 30

sampai 34 persen, namun di 2017 menjadi 48 persen. Pembangunan

infrastruktur yang diutamakan adalah jalan dan jembatan

(www.jatengprov.go.id, 2017). Tentunya peran Dinas Pekerjaan Umum sangat

besar dalam operasionalisasi melakukan upaya untuk meningkatkan

infrastruktur daerah Kabupaten Purbaligga, dimana Dinas Pekerjaan Umum

memiliki pekerjaan yang bersifat continue atau terus menerus, sehingga

disetiap tahunnya dapat dipastikan adanya pembangunan infrastruktur di

Kabupaten Purbalingga baik perbaikan jalan, jempatan maupun pembangunan

infrastruktur lainnya.

Untuk mencapai tujuan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(4)

pegawainya. “Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara, 2012).

Selanjutnya Gomes (1995) dalam Mangkunegara (2012) juga mengemukakan

bahwa definisi kinerja karyawan sebagai: “Ungkapan seperti output, efisiensi

serta efektifitas yang sering dihubungkan dengan produktivitas”. Dapat

disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja yang

dicapainya baik kualitas maupun kuantitas dalam organisasi sesuai dengan

tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Oleh karena itu, Pegawai di

instansi tersebut harus memiliki kualitas, keterampilan, dan memiliki

kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya agar dapat melayani

masyarakat dan juga dapat meningkatkan prestasi kerja yang berdampak baik

bagi masyarakat maupun instansi itu sendiri.

Penelitian mengenai kinerja di Dinas Pekerjaan Umum telah

dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya: penelitian dari Warso (2016),

mengenai pengaruh motivasi, kepuasan dan lingkungan kerja. Dari hasil

penelitiannya, bahwa motivasi, kepuasan dan lingkungan Kerja memiliki

pengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai. Kemudian Dhermawan

(2012), mengenai pengaruh motivasi, lingkungan kerja, kompetensi dan

kompensasi. Dari hasil penelitiannya, bahwa motivasi, lingkungan kerja,

kompetensi dan kompensasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2014),

(5)

kerja. Dari hasil penelitiannya, bahwa komunikasi, lingkungan kerja fisik dan

lingkungan kerja non fisik memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Handayani (2015), mengenai

pengaruh faktor-faktor motivasi. Dari hasil penelitiannya, bahwa faktor-faktor

motivasi yang meliputi pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,

pengembangan potensi individu, kebijakan dan administrasi, kualitas

supervise, upah atau gaji, hubungan interpersonal dan kodisi kerja

berpengaruh secara signifikan, kecuali faktor pengakuan, pekerjaan itu sendiri

dan pengembangan potensi individu.

Penelitian mengenai kinerja pada instansi pemerintah lainnya

dilakukan juga oleh beberapa peneliti, diantaranya Rori (2014), mengenai

pendidikan, pelatihan dan penempatan kerja. Dari hasil penelitiannya, bahwa

pendidikan, pelatihan dan penempatan kerja memiliki pengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Runtunuwu

(2015), mengenai disiplin, penempatan dan lingkungan kerja. Dari hasil

penelitiannya, bahwa disiplin, penempatan kerja dan lingkungan kerja

memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai. Kemudian penelitian

yang dilakukan Anita (2013), mengenai penempatan dan beban kerja. Dari

hasil penelitiannya, bahwa Penempatan dan Beban Kerja memiliki pengaruh

siginifikan terhadap Kinerja pegawai. Selanjutnya, penelitian dilakukan oleh

Sukarjati (2016), mengenai kepemimpinan, pengembangan sumber daya

(6)

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kepuasan Kerja memiliki

pengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai.

Berkaitan dengan beberapa penelitian terdahulu diatas, peneliti

bermaksud untuk melakukan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Handayani (2015), mengenai pengaruh faktor-faktor

motivasi terhadap kinerja pegawai dan Susanti (2014), mengenai human

relation (hubungan antar manusia) dan kondisi Lingkungan Kerja terhadap

Kinerja pegawai. Maka dari itu, peneliti memilih variabel motivasi dan

lingkungan kerja karena selalu berpengaruh sigfikan pada Dinas Pekerjaan

Umum. Selain itu, peneliti menambahkan variabel penempatan kerja dari

penelitian yang dilakukan Runtunuwu (2015), karena variabel penempatan

kerja sering diteliti pada instansi pemerintah lainnya, namun belum pernah

diteliti di Departemen Pekerjaan Umum.

Pada dasarnya motivasi kerja seorang pegawai pada sebuah instansi

sangat erat hubungannya dengan tingkat kinerja, karena motivasi kerja timbul

dari dalam diri sesorang dan juga dari luar diri seseorang. Motivasi dari dalam

diri pegawai dapat berasal dari kebutuhan akan uang, penghargaan, kekuasaan

dan pengakuan sedangkan motivasi dari luar pegawai berasal dari keluarga,

rekan kerja, maupun atasan. “Motivasi adalah pendorong yang sifatnya

mendasar dari dalam diri seseorang oleh karena itu motivasi sering diartikan

sebagai pendorong prilaku seseorang” Sutrisno (2016). Sehingga, apabila

(7)

sebaliknya apabila pegawai tidak memiliki motivasi dalam bekerja maka akan

menurunkan tingkat kinerjanya.

Motivasi kerja saja tidak cukup untuk menunjang kinerja pegawai,

melainkan adanya lingkungan kerja yang sesuai dan memadai. Lingkungan

kerja dapat berupa kondisi fisik kantor seperti penerangan, suhu udara dan

lain sebagainnya yang dapat menimbulkan situasi yang kondusif. Menurut

(Logahan, 2009) dalam (Runtunuwu 2015), “Lingkungan kerja adalah segala

sesuatu yang ada di sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas-tugas yang sudah diembankan kepadanya”.

Lingkung kerja juga mengambil peran penting dalam suatu organisasi karena

dengan lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja pegawai,

sebaliknya apabila tidak terdapat lingkungan kerja yang baik maka, akan

menimbulkan rasa tidak nyaman pada diri pegawai dalam mengerjakan

pekerjaannya dan itu dapat menyebabkan menurunnya kinerja pegawai.

Selain itu, dalam sebuah instansi pemerintahan tentunya untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak terlepas dari penempatan

kerja dari masing-masing individu atau pegawai di sebuah instansi yang

ditugaskan dalam satuan kerja. “Karyawan yang memiliki pengalaman tinggi

dapat menumbuhkan kerja sama dalam proses pembelajaran dimana dengan

hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan” (Smyling, 2012)

dalam (Wijaya, 2013). Penempatan kerja berpengaruh terhadap kinerja

pegawai, karena penempatan kerja merupakan “suatu proses pemberian tugas

(8)

minat, bakat, pendidikan dan prestasi yang dibutuhkan dalam organisasi”

(Priansa, 2016). Sehingga dapat disimpulkan apabila penempatan kerja

seorang pegawai sesuai dengan kompetensi yang diperlukan organisasi, maka

dapat menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengambil lokasi

penelitian di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Purbalingga. Peneliti memilih objek tersebut, karena instansi dengan visi

“mendukung pembangunan pemerintahan kabupaten, yaitu terwujudnya

sarana dan prasarana pelayanan dalam bidang pekerjaan umum yang mantap,

transparan, efisien dan efektif” ini, yang tentunya membutuhkan suatu upaya

dan strategi yang baik dan tepat, agar tetap melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuannya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya

analisis atau penilaian kinerja pegawainya demi menunjang proses

pencapaian tujuan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Purbalingga. Selain itu juga, belum adanya penelitian yang

dilakukan dalam bidang sumber daya manusia tentang kinerja pegawai di

Dinas Pekerjaan Umum tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dan mengambil judul “PENGARUH MOTIVASI

KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN PENEMPATAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purbalingga)”.

(9)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1) Apakah motivasi kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Purbalingga?

2) Apakah lingkungan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Purbalingga?

3) Apakah penempatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Purbalingga?

4) Apakah motivasi kerja, lingkungan kerja dan penempatan kerja

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja pegawai Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purbalingga?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan

penelitian adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja secara parsial terhadap kinerja

pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

(10)

2) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja secara parsial terhadap

kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Purbalingga.

3) Untuk mengetahui pengaruh penempatan kerja secara parsial terhadap

kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Purbalingga.

4) Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, lingkungan kerja dan

penempatan kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purbalingga.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak berikut:

1) Manfaat bagi Ilmu Sumber Daya Manusia

Penelitian ini sebagai bahan referensi dalam meningkatkan Sumber Daya

Manusia melalui kinerja pegawai dan dapat menjadi referensi bagi

penelitian-penelitian selanjutnya.

2) Manfaat bagi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Purbalingga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan

pertimbangan berkaitan dengan motivasi, lingkungan kerja dan

penempatan kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai.

(11)

Hasil penelitian ini menjadi bukti dari penerapan teori yang diperoleh

selama proses perkuliahan, khususnya dalam bidang Manajemen Sumber

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Klaten dengan 95 subyek penelitian diperoleh bahwa sebagian besar perawat berumur

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman sereh dan penambahan konsentrasi liqueur sereh terhadap karakteristik fisik dan kimia pada

kesehatan SPA merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan dan ramuan dengan pendekatan holistik untuk.. menyeimbangkan, tubuh, pikiran

D : Hanesan ita koalia kona ba situasaun depois de referendum, ita hare katak UNTAET tuir los nia responsabilidade para atu bele fo akseso ou transporte publico ba Timor atu bele

Untuk persimpangan searas yang tidak mengadakan peruntukan bagi aliran trafik pada aras yang berbeza, konflik antara aliran persimpangan wujud dan biasanya kawalan lalu lintas

PERBINCANGAN DAN IMPLIKASI Penemuan kajian mendapati faktor-faktor yang mempengaruhi pemilikan rumah dalam kalangan responden mengikut keutamaan ialah pendapatan, harga rumah,

Pada pembelajaran dengan metode Jigsaw Learning ini akan diterapkan susunan anggota kelompok yang disusun secara acak dibentuk oleh siswa sendiri, Susunan kelompok yang ditentukan

Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahab (2014) yang menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh lebih