• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas Siswa a. Pengertian Kreativitas - BAB II UNDI SUSWANTO PGSD'13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas Siswa a. Pengertian Kreativitas - BAB II UNDI SUSWANTO PGSD'13"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Kreativitas Siswa a. Pengertian Kreativitas

Menurut Munandar (2009:25) kreativitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

Sedangkan menurut Sulistyowati (2012:30) kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil dari sesuatu yang telah dimiliki atau kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Kreativitas juga merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata.

(2)

Dari teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan berfikir yang dimiliki seseorang atau cara, ide-ide seseorang dalam berfikir untuk menjadikan suatu hal yang ada menjadi hal yang baru, atau menciptakan karya yang baru sehingga karya tersebut berguna dan bermanfaat dengan baik.

b. Hubungan Kreativitas dengan kecerdasan

Kegiatan kreatif termasuk salah satu kegiatan apresiasi siswa dalam pembuatan suatu tulisan. Dalam kegiatan ini misalnya siswa membuat suatu puisi bebas dari pengalaman ataupun dari apa yang dilihat langsung oleh siswa. Hasil cipta siswa dapat dikirimkan dan dimuat dalam majalah sastra, sealin itu juga dapat dilakuakan dengan kegiatan rekreatif, yaitu membacakan kembali puisi yang dibuatnya dilihatnya atau didengarnya. Kegiatan kreatif dan rekreatif jelas menunjang pemahaman dan penghargaan terhadap karyanya, yaitu mengajak mereka yang berminat untuk bergaul dan mencintai hasil hasil karyanya. (Puji Santosa 2008:8.29).

Menurut Toufiq, dkk (2010:2.18) ada hubungan yang erat antara kreativitas dengan intelegensia dan kreativitas. Untuk menciptakan produk suatu kreativitas yang tinggi diperlukan tingkat intelegensi yang cukup tnggi pula. Kreativitas sendiri diperoleh dari lingkungan yang dikumpulkan dan di intergrasikan ke dalam suatu yang baru dan orisinal.

(3)

c. Penilaian kreativitas

Menurut Safari (2005:116) skema penilaian kreativitas meliputi empat indikator yaitu kelancaran, keluesan, keaslian (orisanalitas) dan kerincian (elaborasi).

Berpikir lancar (Kelancaran) yaitu mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban penyelesaian masalah/ pernyaataan dengan pemikiran yang lancar. Berpikir luwes (Keluwesan) yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pernyataan yang bervariasi, mampu melihat masalah dari sudutpandang yang berbeda-beda. Berpikir orisinal (keaslian) memberikan jawaban yang lain dari yang lainyang jarang diberikan orang. Berpikir elaborasi yaitu kemampuan mengembangkan menambah memperkaya suatu gagasan.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Hamdani, (2011:138) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau isntrumen yang relevan.

(4)

menurut bidang dan kemampuan masing-masing, karena prestasi mempunyai funfsi yaitu: Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan, Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang diperoleh dari suatu aktivitas dan menerangkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

3. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Fathurohman dan Sobry, (2007:5), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam ineraksi dengan lingkungannya.

(5)

Lain halnya dengan Gagne (Slameto 2011:13) yang memberi dua definisi dalam belajar yaitu : Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkahlaku; belajar adalah penguasaan penegtahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Mulai masa bayi manusia mengadakan interaksi dengan lingkungan, tetapi baru dalam bentuk “sensori motor cordination”. Kemudian untuk menggunakan bahasa ini penting artinya untuk belajar. Tugas pertama yang dilakukan anak adalah meneruskan “sosialaisasi” dengan anak lain atau orang dewasa. Tugas kedua ialah belajar menggunakan simbol-simbol yang menyatakan keadaan sekelilingnya, seperti : gambar, huruf, angka, diagram dan sebagainya. Itu merupakan tugas intelktual (membaca, menulis, berhitung dan sebagainya). Bila anak sekolah sudah mampu melaksanakan tugas tersebut berati ia sudah mampu belajar banyak hal dari yang mudah sampai yang amat kompleks.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan untuk memperoleh tingkah laku secara keseluruhan atau interaksi seseorang dalam lingkungan yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman dari proses tidak tahu menjadi tahu.

b. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar

(6)

Tujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Semakin jelas dan oprasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya dan sebaliknya.

Performance guru dalam mengajar banyak dipengaruhi berbagai faktor seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidik, pengalaman dan yang tak kalah pentingnya berkaitan denagn pandangan filosofis guru terhadap murid. Pandangan guru terhadap anak didik mempengaruhi kegiatan mengajar guru di kelas. Faktor latar belakang pendidikan dan pengalaman merupakan dua aspek yang mempenngaruhi kopetensi profesi guru dalam mengajar. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan, sekalipun sama dalam kemampuan mengajar, tetapi yang berlatar belakang keguruan memiliki landasan teori sehingga tindakannya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan metodologis.

(7)

hebat untuk mengorganisasikan kegiatan pembelajaran yang ideal. Keragaman merupakan keserasian yang harmonis dan dinamis.

Pada umumnya kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan peserta didik dengan bahan sebagai peran taranya. Guru yang menciptakan lingkungan belajar yang baik maka kepentingan belajar anak didik terpenuhi. Peserta didik merupakan subjek belajar yang memasuki atsmosfir suasana yang diciptakan guru. Oleh kareana itu, guru dengan gaya mengajarnya berusaha mempengaruhi gaya dan cara belajar anak didik.

Evaluasi memiliki cakupan bukan saja pada bahan ajar. Tetapi pada keseluruhan proses belajar, bahkan pada alat dan bentuk evaluasi itu sendiri. Artinya evaluasi yang dilakukan sudah benar-benar mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan, bahkan yang diajarkan dan proses yang dilakukan.

Menurut Santosa (2009:1.7) faktor yang mempengaruhi belajar adalah kondisi eksternal dan kondisi internal. Kondisi eksternal yaitu faktor di luar diri murid, seperti lingkungan sekolah, guru, teman sekolah, keluarga, orang tua, masyarakat. Kondisi interen yaitu faktor dalam diri murid yang terdiri atas (a) motivasi positif dan percaya diri dalam belajar, (b) tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa (c) adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak.

(8)

kegiatan pengajaran yaitu kegiatan belajar yang dicipatakan oleh seorang guru dari suasana metode, dan yang terahir adalah faktor evaluasi yaitu tes yang dilakukan kepada siswa dari keseluruhan proses belajar mengajar,. Selain itu faktor lain yaitu kondisi interen dan kondisi ekstren peserta didik. 4. Bahasa Indonesia

a. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Menurut Depdiknas (Muslich, 2010:115) mengungkapkan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan untuk semua jenjang pendidikan formal. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajaran empat aspek tersebut harus mendapat porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu.

(9)

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BNSP, 2012) tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia adalah: 1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan maupun tulisan. 2) Mengharagai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan bahasa negara. 3) Memahamai Bahasa Indonesia dan mengguanakan dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4) Mengguanakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial. 5) Menikmati dan memanfaatkan karaya sastra untuk memperluas budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6) mengaharagai dan membanggakan sastra indonesia sebagai kahasanah budaya dan intelektual manusia indonesia.

(10)

menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Dari berbagai pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis dengan baik dan benar, serta dapat menumbuhkan kemampuan siswa terhadap suatu hasil karya. b. Materi pembelajaran

Menulis Puisi bebas. Puisi adalah ungkapan perasaan atau ekspresi perasaan yang dituliskan dengan bahasa yang indah, singkat padat tetapi mempunyai makna yang cukup mendalam.

Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas dan Kompetensi Dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Indikator

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menanamkan ide yang akan ditulis siswa dalam bentuk puisi.

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemilihan kata.

3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat kalimat dengan pilihan kata yang baik.

4. Menulis puisi berdsarkan pokok berdasarkan pengalaman. 5. Hakikat Menulis

(11)

Tarigan (1986:21) medefinisikan menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna tapi tidak menggambarkan kesatuan–kesatuan bahasa. Melukis merupakan suatau reprsentasi bagian dari kesetuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara melukis dan menulis.

Sedangkan Faris (Resmini dkk, 2008:229) mengemukakan bahwa dalam konteks kilat berbahasa (language art) menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk di pelajari siswa. Khususnya di sekoalah dasar menulis merupakan keteramplan yang sulit diajarkan sehingga bagi guru, mengajarkan menulis juga merupakan tugas yang paling sulit.

Lain halnya Newman (Resmini dkk, 2008:229) menegaskan bahwa hal ini dikarenakan menulis berkembang dalam berbagai arah atau kecenderungan. Menulis kadang-kadang berkembang secara berkesinambuangan, kadang tidak dapat dikenali, dan kadang-kadang juga menunjukan perkembangan yang mengejutkan atau luar biasa.

(12)

ini akan memberi kemungkinan lebih besar bagi siswa untuk memiliki keterampilan menulis yang lebih baik. Untuk itu latihan harus dilakukan dalam konteks yang aktual dan fungsional sehingga dapat memberikan manfaat bagi siswa secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sebgai suatu proses berfikir , dalam menulis penulis dituntut memiliki penalaran yang biak sehingga menghasilkan tulisan yang baik. Tchudi mengemulakan bahwa bernalar merupakan dasar dalam kegiatan menulis. Siswa harus menyeleksi dan mengorganisasikan informasi untuk kemudian merepresentasikannya kembali dalam urutan yang logis. Dengan demilkian, penulis yang yang memiliki penalaran yang baik akan mengahasilkan tulisan yang baik.

Dari penjabaran di atas, maka menulis dapat disipulkan bahwa kegiatan yang dilakukan seorang untuk menghasilkan sebuah tulisan atau suatu bentuk berpikir gagasan, ide seseorang yang dihasilkan dan dicurahkan dengan suatu simbol-simbol tertulis yang tersusun dan memiliki arti dan maksud tertentu sehingga dapat dimengerti maksud dan tujuannya. b. Pengertian Puisi

Menurut Kurniawan dan Sutardi (2011:27) puisi adalah ungkapan perasaan atau ekspresi perasaan yang dituliskan dengan bahasa yang indah, yaitu bahasa yang sedikit kata atau singkat padat tetapi mempunyai makna yang cukup mendalam dan mempunyai arti yang luas.

(13)

pendayagunaan unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan. Bahasa balam puisi tentulah singkat dan padat, dengan sedikit kata tetapi dapat mendialogkan sesuatu yang lebih banyak.

Jadi dari pendapat-pendapat yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah ungkapan perasaan dan ekspresi seseorang yang dituliskan dengan bahasa-bahasa yang singkat, padat yang dikemas dalam suatu kalimat-kalimat yang bersajak, dalam kalimat tersebut mengandung keindahan dan memiliki makna yang luas juga mendalam.

c. Karakteristik puisi

Pengertian puisi memang harus berpijak dari pemahaman sendiri tentang puisi tapi memahami ciri dan karakter puisi penting dilakukan sebagai dasar untuk menulis puisi. Oleh karaena itu, pemahaman awal tentang karakter puisi menjadi syarat utama sebelum menulis puisi. Karakteristik dalam menulis puisi menurut Kurniawan dan Sutardi (2011:29) yaitu diksi, kalimat dan tipografi.

(14)

Dalam hal penggunaan diksi ini ada dua jenis puisi yang dapat diidentifikasi : 1) puisi profan, yaitu puisi-puisi yang diksi-diksinya menggunakan bahasa sehari-hari, namun sekalipun menggunakan bahasa sehari-hari, bukan berati puisi ini miskin kata perenungan filosofis, puisi ini tetap memiliki kata yang mendalam. 2) puisi prismatis, yaitu puisi-puisi yang menggunakan diksi-diksi metaforis (word methapor) yang perlu perenungan intens untuk memahami maknanya.

Ciri khas dari aspek kalimat puisi adalah ritmik semantik, yaitu kalimat dalam puisi selalu menekankan pada aspek ritmik (bunyi) dan semantik (makna). Karena penekanan dua aspek ini, maka kalimat dalam puisi biasanya tidak logis dan tidak sistematis sebagaimana dalam kalimat pada bahasa sehari-hari dan formal. Dengan karakteristik ini, maka dalam menulis puisi dituntut untuk punya kreativitas dalam membuat kalimat, baik dalam bentuk frasa maupun klausa, yang mempertimbangkan aspek ritmik, estetik, dan semantik.

Tipografi, Secara konvensional, yang membedakan puisi dengan prosa yaitu pada aspek tipodrafi. Tipografi ini berkaitan dengan bentuk penulisan puisi yang menyangkut pembaitan-enjabemen, penggunaan huruf dan tanda baca, serta bentuk bait.

(15)

mendukung pencapaian efek kepuitisan dalam sebuah puisi, misal lewat permaianan persajakan. Keindahan bunyi dalam sebuah puisi terasa intensitasnya setelah puisi itu dibacakan dan bahkan mungkin dilagukan, tidak sekedar dilihat secara visual dalam wujud tulisan. Anak yang belum dapat membacapun jika mendengar bacaan puisi yang indah bunyinya tepat permainan kata dan bunyinya, apalagi jika di dukung dengan munculnya irama, akan merasakan keindahan.

Kata menetukan derajat sebuah puisi sebagai karaya sastra seni. Kata juga menentukan kekomunikatifan makna yang ditawarkan oleh sebuah puisi. Dilihat dari sudut penulis puisi seleksi kata-kata adalah proses penulisan yang intensif, menantang dan sekaligus mengasikan sebagai manifestasi ekspresi pengalaman emosionalnya. Eksistensi dan keidahan sebuah puisi sebagai karya seni amat yang ditentukan oleh kualiatas kat-kata yang membangunnya. Kata-kata itu dipilih berdasarkan ketepatan bunyi, bentuk makna.

Sarana retorika adalah sarana yang efektif untuk memperindah slite sebuah teks puisi dan kesastraan pada umumnya. Penggunaan sarana retorika dimaksudakan untuk lebih menggayakan dan menghidupkan pengekspresian serta untuk memperoleh efek khusus yang bernilai lebih. Sarana retorika sengaja dipakai untuk memperindah pengungkapan kebahasaan dan memperluas jangkaun pemaknaan, saerana tersebut meliputi bentuk pemajasan, citraan, dan penyiasatan struktur.

(16)

untuk menghsailkan karaya yang baiak , puisi akan terasa indah ketika puisi tersebut dibacakan yang kedua adalah kalimat, dalam puisi terdapat kaliamat yang di dalam kalimat terdapat kata-kata yang rimik estentik dan simatik, dan yang terahir adalah menghidupkan pengekspresian sehingga puisi tersebut membawa kesan kesan tersendiri dan bermakana mendalam. d. Proses Kreatif Menulis Puisi

Dalam penulisan puisi pasti akan melewati serangkaian kegiatan kreatif yang sangat individual. Artinya setiap indifidu mempunyai cara dan gaya tersendiri dalam menulis puisi. Ada beberapa proses kreatif dalam menulis puisi, menurut Kurniawan Sutardi (2011:42) diantaranya yaitu :

1) Pencariaan ide

Bahan utama dalam menulis puisi adalah ide adapun yang menyebutnya inspirasi, yaitu sesuatu yang menyentuh rasa atau jiwa yang membuat seseorang ingn mengabdikan dan mengekspresikannya dalam puisi. Ide itu berupa pengalaman yaitu segala kejadian yang ditangkap panca indra kita yang kemudian menimbulakn efek-efek rasa sedih, senang, bahagia marah, dan sebagainya, yang kemudian di tuliskan dalam bentuk puisi, mka pencarian inspirasi dilakukan dnegan membuka sekebar mungkin panca indra kita terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita. Hal ini mengindikasikan bahwa pencarian inspirasi itu bersifat aktif kreatif.

2) Pendapan atau perenungan

(17)

dalah denagn diendapakan dalam perenungan atau kontemplasi. Dalam pendapan atau perenungan ini melalui bebrapa tahapan yaitu dari pemilihan kata, pola, dan penulisannya akan di buat seperti apa. 3) Penulisan

Jika proses pendapan dan perenungan ide sudah matang maka proses selanjutnya dalaah tahap penulisan yaitu tahap dinama individu menuliskan kebentuk tulisan ide yang sudah ada dan direnungkan. 4) Editing dan Revisi

Editing yaitu berkaitan dengan pembetulan puisi yang diciptakan pada aspek bahasa, baik kesalahan menulis huruf, perbaikan kata sampai kalimat bahkan tata tulis. Sedangkan revisi berkaitan dengan isi atau substansi.

6. Metode Outdoor Study

Proses pembelajaran tidak bisa lepas dari metode pembelajaran yang akan mendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Slameto (2010:82) mengemukakan metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan penegtahuan, siakp, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan.

(18)

Menurut Adelia Vera (2012:16) Pengertian outdoor study atau mengajar di luar rung kelas secara khusus adalah kegiatan belajar mengajar anatara guru dan murid, namun tidak dilakukan di dalam kelas, tetapi dilakukan di luar kelas atau alam terbuka sebagai kegiatan pembelajaran.

Jadai metode pembelajaran di luar ruang kelas adalah metode pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan luar ruang kelas sebagai tempat belajar.

a. Lokasi yang dapat di gunakan untuk pembelajaran di luar kelas

Secara umum ada dua lokasi yang bisa digunakan sebagai tempat belajar di luar kelas yaitu, lingkungan di dalam sekolah dan di luar sekolah. Lingkunan di dalam sekolah dapat menggunakan objek halaman sekolah, taman bunag di sekolah, pohon-pohon, halaman belakang, lapangan, koprasi sekolah dan lainnya.

Halaman luar sekolah yaitu objek pembelajaran yang ada di luar halaman sekolah misalnya yaitu persawahan, kebun binatang, sungai laut, musium, danau, warung, pasar pegunngan, masjid, jembatan dan lainnya. b. Pempertimbangan dalam memilih objek

(19)

4) Mudah di jangkau, 5) Tidak membutuhkan biaya mahal, 6) Memiliki potensi untuk digunakan pada berbagai materi, 7) Tidak asing bagi guru. (Adelia vera 2012)

c. Kelebihan dan kelemahan metode outdoor study.

Adapun kelebihan dari metode outdoor study menurut (Adelia Vera 2012:28) antara lain yaitu 1) Mendorong motivasi belajar siswa, 2) Suasana belajar yang menyenangkan, 3) Mengasah aktivitas fisik dan kreativitas, 4) Penggunaan media pembelajaran yang konkrit, 5) Penguasaan keterampilan dasar, sikap, dan apersepsi, 6) Penguasaan keterampilan sosial, 7) Keterampilan study dan budaya kerja, 8) Keterampilan bekerja kelompok, 9) Mengembangkan sikap mandiri, 10) Hasil belajar permanen di otak (tidak mudah dilupakan), 11) Keterampilan intelektual, 13) Mendekatkan hubungan emosional antara guru dan siswa, 14) Meaningful learning (kegiatan pembelajaran yang lebih bermakana).

Kekurangan dari metode outdoor study yaitu 1) pengondisian siswa yang ekstra ketika di luar kelas, 2) gangguan konsentrasi siswa, 3) kurang tepat waktu (waktu akan tersita), 4) bisa terserang panas dan dingin.

7. Media

(20)

Menurut Anitah (2009:4) media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar atau setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Sedangkan menurut Faturohman dan Sobry (2007:65) media adalah sesuatu alat yang dapat membawa sumber informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara peserta didik dengan peserta didik.

Dari penjabaran para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang membawa pesan, informasi dalam berinteraksi atau alat bantu yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk memancing siswa dalam berfikir sehingga pembelajaran menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan.

8. Lingkungan sebagai media pengajaran

(21)

keterampilaan siswa dapat juga terjadi karena interaksinya dengan lingkungan.

Bloom dan Burner mengatakan bahwa lingkungan akan membawa siswa pada situasi yang lebih konkrit dan akan memberikan dampak peningkatan apersepsi siswa tehadap konsep-konsep lingkungan. Kurikulum pendidikan dasar 1994 menghendaki agar dalam proses belajar mengajar hendaknya dimulai dari yang dekat ke yang jauh, dari yang sudah di ketahuai ke belum yang diketahui. Lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah adalah tempat keseharian anak, dengan demikian bila pembelajaran dimulai dari lingkungannya maka akan menjadi lebih bermakna.

Menurut Piaget (Karli dan Yuliariatiningsih, 2002:97) perkembangan dengan interaksi dengan objek-objek di lingkungan anaka mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap berfikir anak daripada yang ditimbulkan oleh pengetahuan yang disampaikan melalui cerita yang bersifat verbal. Jadi membawa anak ke lingkungan asli dari objek yang diamati dapat menunjang perkembangan berpikirnya.

(22)

secara lami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Membawa kelas atau para siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas oleh waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, tetapi bisa saja dalam satu atau dua jam pelajaran bergantung kepada apa yang akan dipelajarinya dan bagaimana cara mempelajarinya.

a. Langkah dan prosedur penggunaan media Lingkungan

Menggunakan media dalam proses pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa bisa tidak terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan.

Langkah-langkah penggunaan media lingkungan menurut Sudjana dan Rivai (2009:214) yaitu terdiri dari tiga langkah yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan dan tidak lanjut.

Langkah persiapan

1) Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa.

(23)

3) Menentukan belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya atau wawancara dengan petugas dan apa yang harus ditanyakannya, melukiskan atau menggambarkan situasi baik berupa peta, sekets.

4) Siswa dibagi beberapa kelomok dan setiap kelompok diberi tugas khusus dalam kegiatan belajarnya.

5) Guru dan siswa melakukan perizinan bila diperlukan.

6) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, misal perlengkapan belajar yang harus dibawa.

Langkah pelaksanaan

1) Melakukan kegiatan belajar ditempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan.

2) Para siswa mengajukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing.

3) Para siswa mengamati objek yang dipelajarinya.

4) Para siswa mencatat semua informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penjelasan.

5) Para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil belajarnya. Tindak lanjut

1) Tindak lanjut dari kegiatan belajar di lakukan di dalam kelas untuk belajar dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan.

(24)

3) Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut, disamping menyimpulkan yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya.

4) Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasilnya.

5) Memberikan tugas rumah atau PR tentang materi yang telah dipelajari b. Keuntungan dan kelemahan media lingkungan

Menurut Sudjana dan Rivai (2009: 208) Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar atara lain yaitu:

1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi, 2) Hakikat belajar akan lebih bermakana sebab siswa dihadapakan dengan

situasi dan keadaan sebenarnya atau bersifat alami.

3) Bahan bahan yang dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.

4) Kegiatan belajar siswa lebih komprhensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.

(25)

6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan disekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.

Oleh sebab itu lingkungan disekitarnya harus dioptimalkan sebagai media dalam pengajaran dan lebih dari itu dapat dijadikan sumber belajar para siswa. Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa disekolah hampir bisa dipelajari dari lingkungan seperti ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan la, bahasa, kesenian, keterampilan, olahraga, kesehatan, kependudukan ekologi dan lain-lain.

c. Kelemahan media lingkungan

Beberapa kekuarangan dan kelemahan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegitan belajar. Misalnya: 1) Ketika belajar berlangsung siswa terkesan bermain-main, 2) Kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup banyak sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. (Sudjana dan Rivai 2009:208).

(26)

Sehingga tujuan belajar tercapai dan waktu yang diperlukan juga tidak tersita banyak.

9. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah jurnal tesis dari Smeds, dkk yang berjudul “Rural camp school eco learen- outdoor education

in rural setings”. Ternyata pendidikan di luar ruang membawa makna-makna

tertentu, pendidikan luar ruangan dalam pengaturan pedesaan yang

dikombinasikan dengan kegiatan persiapan ditemukan sebagai pengalaman positif untuk belajar murid agar lebih baik, terbukti dampaknya sekitar 80% kepada siswa dan guru sekitar 70%, dan itu dievaluasi sebagai lingkungan belajar yang lebih baik daripada di kelas biasa . Secara umum, hasil mengungkapkan banyak nilai pendidikan yang positif dari pendidikan luar ruangan dalam pengaturan pedesaan dan tentunya berkaitan dengan hubungan antara nilai-nilai afektif dan kognitif.

10. Kerangka berpikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang kreativ dan memerlukan daya pikir yang cukup tinggi. Pembelajaran siswa pada Sekolah Dasar masih bersifat monoton karena dalam proses pembelajaran guru sebagai penceramah. Siswa menjadi pasif dan tidak pernah berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga materi hanya dikuasai oleh guru dan pembelajaran menjadi tidak maksimal.

(27)

memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Media lingkungan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menulis puisi bebas. Secara skematis kerangka berfikir dapat digambarkan pada gambar 2.1 di bawah ini:

Gambar 2.1Skema Kerangka berpikir

11.Hipotesis tindakan

Dari hasil analisis tindakan, penulis membuat hipotesis bahwa, jika guru menggunakan metode pembelajaran di luar kelas (Outdoor Study) menggunakan media lingkungan dalam pelajaran Bahasa Indonesia akan meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar Bahasa Indonesia materi menulis puisi bebas siswa kelas V SD Negeri 1 Karangkemiri.

Kondisi awal

Melakukan tindakan Menggunakan Media

Refleksi

Siklus II

Siklus I Kondisi ahir

Metode outdoor study menggunakan media lingkungan dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V SD Negeri 1 Karangkemiri

Gambar

Gambar 2.1Skema Kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

The objectives of the study in this thesis are (1) To find out the characteristics of Eddie as described in the story, (2) To find out how Eddie’s incestuous love is revealed in

Besarnya tahanan pentanah sangat tergantung pada resistivitas tanah maka pembuatan sistem grounding dilakukan dengan pembuatan sumur dan pengolahan tanah di dalamnya untuk

Mengenalkan alat dan bahan pembuatan kerajinan tangan dari kain perca dan manik dengan sasaran remaja putri di posko KKN Pendukuhan 8 Banaran Desa Banaran, Galur, Kulonprogo.. 1

Pada karbon aktif tidak dapat dilakukan proses pilarisasi karena jika dipanaskan pada suhu di atas 150 °C, struktur molekul karbon aktif akan rusak sebelum proses pilarisasi

Untuk meminimalisir nilai osilasi dilakukan dengan metode Moving average sub-metode Weighted Moving Average (WMA) dan hasil pengolahan isyarat sensor Load cell cukup baik

Perpustakaan

Berkaitan dengan pemrograman mikrokontroler ATmega32 untuk pengoperasian sistem, dilakukan penanaman program berbasis bahasa BasCom melalui delapan tahapan, yaitu: (i)

Laporan yang disusun oleh penulis merupakan tindak lanjut setelah mengelola pasien dengan cara kunjungan rumah di Desa Lemberang RT 05 RW 02 Kecamatan Sokaraja Kabupaten