• Tidak ada hasil yang ditemukan

TREND FOTO MODEL - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TREND FOTO MODEL - FISIP Untirta Repository"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

Tirtayasa

SKRIPSI

Oleh :

TB. ALFEN RINALDI NIM : 666073059

KONSENTRASI ILMU HUMAS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu

itu penghukum (hakim) dan harta terhukum.

Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu

bertambah bila dibelanjakan”

-Ali bin Abi Thalib r.a.-

Persembahan :

(6)

Komunitas Fotografi Banten Exposure adalah salah satu komunitas fotografi terbesar di provinsi Banten, tujuannya adalah sebagai wadah bagi fotografer, foto model merupakan jenis fotografi yang sangat diminati oleh penghobi fotografi saat ini. kurangnya minat komunitas fotografi Banten Exposure terhadap kategori foto lain, Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten Exposure, Penelitian ini bertitik tolak pada Teori dan paradigma. Post-pospostivistik yaitu berbicara bukan hanya yang terlihat, terasa dan teraba saja tetapi mencoba memahami makna dibalik yang ada. Realitas sosial menurut paradigma ini adalah suatu yang utuh yang terikat dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam bentuk ukuran akan tetapi dalam bentuk ekspolarasi untuk dapat mendeskripsikannya secara utuh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fotografi model lebih banyak diminati di komunitas Banten Exposure adalah karena fotografi model tidak membuang banyak waktu dan menyenangkan. Karakter fotografi model yang diminati di Banten Exposure adalah menampilakan kecantikan/ketampanan dan fashion foto model dengan menampilkan pakaian yang dikenakan model, dan mood foto model yang menampilkan sisi emosional model. Saran meningkatkan kegiatan edukasi terhadap anggota Banten Exposure.

(7)
(8)

i

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul. Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten Eksposure Shalawat beserta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kerabat, para sahabat dan para pengikutnya.

Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang di miliki. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, bimbingan, saran, dan motivasi baik moril maupun materil dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

2. Bapak Dr Agus Sjafari, S. Sos, M. Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

4. Ibu Naniek Afrilla F,S.Sos., M.Si Selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa membimbing penulis selama penyusunan skripsi dan memberikan dorongan dan motivasi.

5. Ibu Andin Nesia S.Ik., M.Ikom Selaku Dosen Pembimbing II yang senatiasa membantu dan membimbing penulis sehingga sampai akhir penyusunan Skripsi.

6. Ibu Isti Nursih, S.Ip., selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih telah membimbing penulis selama ini.

7. Kepada Bapak Burhanudin M, SE, M.Si, selaku dosen fotografi jurusan ilmu komunikasi dan penulis berterima kasih karena telah membimbing mengajarkan tentang Fotografi. Sehingga penulis berkesempatan memperoleh penghargaan Di Tingkat Provinsi dan Nasional. Dan Menyelsaikan Skripsi ini.

8. Seluruh Staf Dosen dan Tata Usaha Jurusan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas pengetahuan yang di berikan kepada penulis.

9. Kepada Abah dan Mama tersayang yang selalu memberikan dukungan moril dan materil. Serta doa yang tidak pernah putus agar penulis dapat menyelesaikan skripsi.

10. Rurien Turisina tersayang yang senantiasa memberikan perhatian, kasih sayang dan dukungan yang tidak pernah putus bagi penulis.

(10)

menemani hari-hari penulis dengan segala dukungan, semangat dan keceriaan yang mereka berikan.

12. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2007 yang senantiasa saling memotivasi.

13. Kepada Feri Ferdianto selaku dewan penasehat Komunitas Banten Exposure.

14. Seluruh Anggota banten Exposure yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

15. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, dan dapat memberikan sumbangan bagi alama,ater tercinta.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Serang, Oktober 2013

(11)

iv

Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS……….

LEMBAR PERSETUJUAN………..

MOTO DAN PERSEMBAHAN………...

ABSTRAK……….. ABSTRACT………...

KATA PENGANTAR………... i

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR GAMBAR……… vii

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar belakang Masalah……….. 1

1.2 Rumusan Masalah………... 9

1.3 Identifikasi Masalah………... 10

1.4 Tujuan Penelitian……… 10

(12)

v

2.1 Komunikasi……… 12

2.2 Fotografi……… 15

2.3 Foto Model……… 17

2.4 Komunitas………. 21

2.5 Komunitas Banten Exposure………. 24

2.6 Kerangka Pemikiran……… 26

2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sebelumnya……….. 27

BAB III METODE PENELITIAN……….. 35

3.1 Paradigma Penelitian……….. 35

3.2 Metode Penelitian……….. 36

3.3 Instrumen Penelitian……….. 43

3.4 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data……….. 43

3.4.1 Observasi………... 45

3.4.2 Wawancara……… 48

3.4.3 Dokumentasi……….. 49

(13)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN……….. 59

4.7 Objek Penelitian………. 54

4.2 Analisis Penelitian………. 56

4.2.1 Mengapa Komunitas Fotografi Banten Exposure Lebih Banyak Menyukai Foto Model……….. 56

4.2.2 Untuk Mengetahui Karakter Foto Model yang diminati Di Komunitas Banten Exposure……… 59

4.2.3 Untuk Mengetahui Peran Web fotografi terhadap minat Foto Model dikomunitas Banten Exposure……… 61

BAB V PENUTUP……… 69

5.1 Kesimpulan………. 64

5.2 Saran……….. 65

DAFTAR PUSTAKA………... 66 LAMPIRAN………..

(14)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran……… 28

Gambar 3.4.4 Trigulasi……….. 53

(15)

viii Daftar Tabel

Halaman

Tabel 2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sejenis Sebelumnya 1………. 32

(16)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 surat tugas

Lampiran 2 kartu bimbingan

Lampiran 3 Permohonan ijin pra riset

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

Lampiran 5 Biodata narasumber

Lampiran 5 Hasil Wawancara

Lampiran 6 Prosedur Registrasi BEx

Lampiran 7 Personal Data Form

Lampiran 8 Prosedur upload foto

Lampiran 9 Kegiatan Bex

Lampiran10 Struktur Organisasi BEx

(17)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia perkembangan fotografi tampak dengan banyaknya jumlah penggemar fotografi, tumbuhnya komunitas - komunitas fotografi, serta semakin banyaknya digunakan media fotografi sebagai alat atau sarana penunjang berbagai kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi hiburan atau seni budaya dan lain – lain. Seiring perkembangan teknologi fotografi di Indonesia maka fotografi tidak sekedar sebagai sarana untuk mendokumentasikan kegiatan atau peristiwa saja, tetapi fotografi telah berkembang menjadi sarana dalam bidang seni sebagai alat komunikasi.1

Melihat perkembangan yang meningkat di bidang fotografi serta keterkaitan fotografi dengan bidang-bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang lain, maka ada banyak kebutuhan dan keinginan untuk mengikuti perkembangan tersebut, kebutuhan-kebutuhan seperti tersedianya suatu wadah yang membuat masyarakat untuk mempelajari fotografi.

1

(18)

perkembangan fotografi di Indonesia, kini ada gejala menarik yang diperlihatkan oleh anak-anak muda di negeri ini. Semakin banyak dari mereka yang tertarik pada bidang fotografi dan berusaha mendalaminya. Kemudian semakin banyak pula sekolah atau pelatihan fotografi yang mengajarkan para muridnya teknik-teknik dasar fotografi, seperti penguasaan kamera, penataan cahaya, dan proses cuci cetak foto. Lantas, sebenarnya apa yang menjadi daya tarik utama fotografi? Alasannya bermacam-macam, mulai yang menganggap fotografi memiliki suatu keajaiban. Fotografi dianggap bisa menghadirkan kenyataan yang sudah lama. Realitas kita begitu luas dan ketika dibingkai dengan foto, kita mencuri secuil realitas dan menghadirkannya dalam bentuk gambar dua dimensi.2

Fotografi seperti telah menjadi bagian tak terelakkan dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Bahkan, orang awam dapat berhadapan dengan seribu hasil fotografi tiap harinya, baik dalam bentuk foto, iklan, famplet, dan sebagainya, di berbagai media massa sampai di pinggir jalan

Manusia melihat segala sesuatu dengan mata sehingga semua benda memiliki ruang atau kedalaman, yaitu kesan yang menjelaskan batas antara benda yang dekat dengan benda yang jauh, bumbu – bumbu yang di tangkap indra lain turut menambahakan keindahaan misalnya saja suara burung, gemericik air, embusan angin, keharuman bunga-bunga, dll semua membuat objek yang manusia

2

(19)

liat tampak begitu sempurna dan indah dengan mata telanjang belum tentu bisa menjadi suatu rekaman gambar (foto) yang indah dan sempurna pula pada saat dilihat.

Tidak ada foto yang indah baik dan berhasil tanpa selera seni, selera dan jiwa seni merupakan aspek keberhasilan yang selayaknya dimliki oleh seorang pemotret, selera seni sangat mempengaruhi pengambilan pencahayaan, serta komposisi yang baik. Semua unsur ini mengacu pada aspek ke indahan, jadi bisa dikatakan tanpa selera dan jiwa seni, pemotret yang terampil mengoprasikan peralatan kamera dan alat pendukungnya mustahil dapat menghasilkan foto yang baik dan berhasil.3

Dunia fotografi sangat erat dengan media massa, maka saat ini dunia fotografi sangat terbantu dengan adanya media massa. Dengan adanya media massa berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam hal ini adalah menyampaikan foto terhadap khalayak banyak. Menurut pemikiran McLuhan yang paling terkenal sekaligus yang paling banyak menimbulkan perdebatan mengenai maknanya adalah ungkapan yang menyebutkan bahwa media adalah pesan (the medium is the message). 4

Melalui ungkapan ini, McLuhan ingin menyatakan bahwa pesan yang disampaikan media tidaklah lebih penting dari media atau saluran komunikasi

3

Ibid., hal. 59.

4

(20)

yang digunakan pesan untuk sampai kepada penerimanya. Dengan kata lain, ia ingin menjelaskan bahwa media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan pengaruhnya kepada masyarakat, dan bukan isi pesannya.

Dalam hal ini penghobi fotografi menggunakan internet sebagai sarana mempublikasikan karyanya kepada khalaak banyak, Internet adalah singkatan dari

interconnected-network. Internet merupakan sebuah sistem komunikasi yang mampu menghubungkan jaringan-jaringan komputer diseluruh dunia.5

Internet menjadikan Perkembangan fotografi menjadi begitu cepat, dan menghadirkan banyaknya orang–orang menggemari hobi fotografi mulai dari anak–anak, ibu–ibu, hingga bapak–bapak, tdaklah menjadi aneh ketika setiap orang dijalan atau tempat rekreasi banyak yang menenteng kamera dan internet menjadikan tingginya minat seseorang untuk belajar fotografi lebih dalam lagi, sehingga dampaknya banyak komunitas–komunitas fotografi bermunculan di kota–kota besar maupun kota kecil

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu - individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitasyang

5

(21)

berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".6

Komunitas fotografi Banten Exposure adalah salah satu komunitas fotografi terbesar di provinsi banten, tujuannya adalah sebagai wadah bagi fotografer professional, fotografer pemula ataupun sekedar hobi, Di dalam komunitas ini, setiap anggotanya bisa bertanya dan berdiskusi mengenai hal apapun tentang dunia fotografi, tidak membeda-bedakan kamera, serta genre fotografi, semua bisa berkumpul di dalam komunitas ini. Mulai dari yang muda hingga yang tua saling membagi ilmunya dalam hal fotografi, komunitas Banten Exposure mempunyai anggota yang tersebar tidak hanya di wilyah banten saja,

komunitas fotografi Banten Exposure sering sekali mengadakan acara sharing dan hunting bareng mengenai fotografi dan sering mendatangkan fotografer–fotografer ternama yang ada di Indonesia alah satunya adalah Darwis Triadi seorang fotografer professional fashion model, Chairul umum fotografer professional moody model, Golkariadi Nk fotogarefer professional HDR ( hight dynamic range), Tunggul Setiawan fotografer professional (dosen fotografi institut seni indonesia jogja), dan masih banyak lagi fotografer–fotografer ternama yang di datangkan komunitas banten eksposure.

Berbagai ivent besar bertema hunting barengpun sering di adakan komunitas fotografi Banten Exposure, diantaranya adalah hunting Foto model with kvb pada tanggal 24 april 2011 hunting bareng ini berkonsep foto model

6

(22)

dengan background mobil VW yang berkerjasama dengan komunitas VW banten yang di adakan di Cilegon City squre banten peserta dari hunting foto saat itu di ikuti sekitar 50 fotografer baik dari komunitas fotografi banten eksposure dan dari luar komunitas fotografi Banten Exposure, hunting batik banten yang di adakan 7 november 2011. yang mengambil konsep foto model dengan menggunakan batik asli banten yang mendangkan model ternama yaitu kennova.

Tujuan di adakan ivent hunting batik banten adalah mempromosikan batik banten dengan memperkenalkan melalui fotografer sebagai pesertanya hunting batik banten yang di adakan di kaibon banten ini di ikuti oleh 60 peserta dari dalam komunitas fotografi Banten Exposure ataupun dari luar komunitas, selain mengadakan acara hunting bareng foto model.7

Komunitas fotografi Banten Exposure mempublikasikan karya fotonya yakni dengan pameran foto, dan dengan mengunggah foto di grup facebook Banten Exposure, foto dengan berbagai kategori setiap harinya di unggah, foto akan saling dikomentari atau dikritik membangun oleh sesama member Banten Exposure, namum ada fenomena menarik di komunitas fotografi Banten Exposure kurangnya minat member komunitas fotografi Banten Exposure terhadap kategori foto lain, ini bisa dilihat dari folder uploadnya foto yang paling banyak diminati adalah foto dengan kategori model yaitu 320 foto dan yang ke 2 adalah foto dengan kategori landscape dengan jumlah pengunggah foto 131 dan foto

7

(23)

panggung 36, sport and action 29 foto, street 28 foto, people 85 foto, wedding and prewedding 42 foto, wild life 35 foto.8

foto model merupakan jenis fotografi yang sangat diminati oleh penghobi fotografi saat ini pengertian foto model adalah orang yang menjadi objek dalam sebuah foto menampilkan ekspresi, pakaian, gestur atau gerakan tubuh. hampir sama teknik dasarnya dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus. Perbedaannya adalah pada obyek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua.9

Foto model mengacu pada keindahan, keanggunan, dan beberapa atribut kemenarikan pada manusia, Ada banyak banyak harus dikuasi dalam memotret model. Disamping urusan teknis Fotografis, seperti pencahayaan seperti pencahayaan dan pemilihan titik api dan diagframa yang tepat, seorang fotografer model juga harus menguasi sedikit tentang muke-up koreksi tata busana, paling tidak keserasian warna, serta keluwesan dalam berhubungan dan seni berkomunikasi dengan model, penting untuk seorang fotografer membangun hubungan komunikasi dengan model sehingga dapat menyampaikan ide-ide dan instruksi yang langsung bisa dimengerti oleh si model, dengan demikian akan mampu menghasilkan foto yang paling sesuai dengan keiinginan fotografer dan sekaligus memuaskan si model, seorang fotografer model.10 Trend foto model

8

http://www.facebook.com/groups/bantenexposure/?ref=ts&fref=ts ( akses4 november 2012 )

9

Deniek G. Sukarya, Kiat Sukses Deniek G. Sukarya (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) hal 96

10

(24)

memang sedang di gemari terlebih memotret wanita cantik dan sexy yang berpose saat ini mendominasi perkembangan fotografi di indonesia.

Bisa dilihat kurangnya minat komunitas fotografi banten eksposure terhadap kategori foto lain, komunitas fotografi banten eksposure lebih banyak membuat acara workshop yang lebih banyak bertemakan foto model, dan ivent hunting bareng bertemakan foto Model barulah banyak yang mendukung dan membanjiri ivent tersebut.

Ini terjadi tidak hanya di komunitas Banten Exposure saja, Trend foto tidak ubahnya sebuah trend busana selalu berkembang dan berganti, ditunjukan dengan sering diadakan hunting bareng atau workshop yang biasanya membahas tentang materi fotografi yang sedang trend, seorang penghobi fotografi biasanya rela untuk merogoh kocek dalam–dalam untuk sekedar hunting dluar kota ataupun sekedar mengikuti workshop.

(25)

oleh 55 fotografer dari dalam dan luar kota serang, dalam hunting bersama ini kurang lebih panitia Komunitas Banten Fashion menghadirkan 16 model hijab dari dan luar kota sebagai daya tarik ivent.11

Kategori foto model adalah yang paling di gemari saat ini, bisa dilihat beberapa situs – situs fotografi di Indonesia salah satunya situs terbesar di asia tenggara seperti fotografer.net kategori paling banyak di upload di situs itu adalah foto dengan kategori model dengan angka upload foto model 4176 foto, arsitektur 1102 foto, olahraga 2309 foto, fashion 897 foto, makro 2391, satwa, 1800 foto, dan fotojurnalistik adalah 579 foto.12

Telihat di situs fotografi terbesar di asia tenggara itu kategori foto model menempati posisi tertinggi yakni member yang mengupload 4176 foto, dari banyak kategori foto mengapa kebanyakaan fotografer lebih menggemari foto model ? dan foto model seperti apa yang di minati member komunitas Banten Exposure ?

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten

Exposure”

11

http://www.facebook.com/groups/bantenfashion/?ref=ts&fref=ts (akses 2 oktober 2012)

12

(26)

1.3 IDENTIFIKASI MASALAH

Bedasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka di idenfikasikan masalah sebagai berikut :

1. Mengapa komunitas Fotografi Banten Exposure lebih banyak menyukai foto model ?

2. Bagaimana karakter foto model yang diminati di komunitas Fotografi Banten Exposure ?

3. Bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto model di komunitas Fotografi Banten Exposure ?

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang akan dicapai dari penulisan skripsi ini adalah ;

1) Untuk mengetahui mengapa komunitas Banten Exposure lebih banyak menyukai foto model

2) Untuk mengetahui karakter foto model yang diminati di komunitas Banten Exposure

3) Untuk mengetahui bagaimana peran web fotografi terhadap minat foto model di komunitas Banten Exposure

1.5 MANFAAT PENELITIAN

(27)

Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu komunikasi pada umumya dan mempelajari tentang konsep fotografi model dan pada khususnya

2) Manfaat Praktik

Secara praktik, penelitian ini memperlihatkan pandangan mengenai trend foto model dan kurangnya minat foto dengan kategori foto lain

(28)

12

2.1 Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication sendiri berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.

Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan tersebut belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Maka yang dapat dikatakan sebagai komunikasi apabila dalam percakapan tersebut, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.13

Banyak para ahli yang mencoba mendefinisikan komunikasi, dengan pandangan yang berbeda-beda para ahli menarik unsur-unsur tertentu dari komunikasi. Contohnya, Berelson dan Steiner (1964) memberikan definisi komunikasi sebagai berikut: penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan simbol/kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (1949) komunikasi mencakup semua prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang

13

(29)

lainnya. Seperti itu pulalah Shachter (1961) yang menulis bahwa komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan kekuasaan. Gode (1959) menekankan

“kebersamaan arti” pada waktu ia mendefinisikan komunikasi, yaitu suatu proses yang membuat adanya kebersamaan bagi dua atau lebih orang yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang. lalu Collin Cherry (1964) menyebutkan komunikasi sebagai pembentukan satuan sosial yang terdiri dari individu-individu mealalui bahasa dan tanda.14 Kemudian Carl I. Hovland yang mendefinisikan komunikasi sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.15 Dan masih banyak lagi definisi-defisi dari komunikasi yang terlalu banyak untuk disebutkan.

Dari beberapa definisi komunikasi yang diungkapkan para ahli, penulis lebih menyukai paradigma yang dimukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu: Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Maka, berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi

14

B. Aubrey Fisher, Perspectives on Human Communication, terj. Soejono Trimo (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 10-11.

15

(30)

adalah proses penyampaian pesan oeh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.16

Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender) - Pesan (message)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) - Efek ( effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Lasswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan setiap unsur diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikator dinamakan control analysis; penelitian mengenai pers, radio, televisi, film, dan media lainnya disebut media analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai

content analysis; audience analysis adalah studi khusus tentang komunikan; sedang kan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi. Demikian kelengkapan unsure komunikasi menurut Harold Lasswell yang mutlak harus ada dalam setiap prosesnya.17

16

Ibid.

17

(31)

2.2 Fotografi

Prinsip dari fotografi adalah merekam suatu yang kita lihat dan alami. Sebagai satu cantoh ketika tamasya, ke satu tempat yang baru bagi kita. Dengan foto, kita dapat merekam pengalaman kita selama bertamasya dan apa saja yang dilihat: dengan siapa kita bertamasya, bagaimana pemandangannya, seperti apa penduduknya. Foto-foto juga dapat digunakan sebagai bukti keberadaan dan hubungan sesuatu atau seseorang, orang lain dengan kita sendiri.

Kata “Photography” (fotografi) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri

dari 2 kata: “Photo” yg berarti sinar dan “Graphos” yang berarti menggambar. Jadi Photography dapat diartikan “menggambar dengan cahaya” Jika kita ibaratkan fotografi dengan melukis, dalam fotografi kita menggunakan kamera dan lensa sebagai alat lukisnya (brush/kuas), film sebagai kanvas/kertas dan cahaya sebagai catnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa fotografi merupakan seni dan proses penghasilan gambar dengan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

(32)

lensa). Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur Lightmeter . Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.

Fotografi memiliki banyak cabang atau kekhususan, di antaranya: fotografi jurnalistik, fotografi potret, fotografi alam dan fotografi seni murni. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Namun fotografi juga dapat menjadi semata-mata merupakan media

ekspresi diri dan tidak terikat fungsi apapun. Fotografi menjadi aliran “seni”

dalam pengertian yang lebih khusus seperti pada bidang seni lainnya. Aliran yang demikian dalam fotografi sering disebut fotografi fine art. Sayangnya, karya seni foto jarang ditampilkan pada media massa dan lebih banyak dipasang di galeri-galeri dan museum-museum. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

(33)

Subjek foto mencakup banyak hal dan tidak terbatas, mulai dari pemotretan manusia, alam semesta, arsitektur, sampai dengan mikro-organisme. Memang, banyak seniman foto yang berusaha membuat foto dengan film khusus, seperti film infra merah supaya subjeknya terlihat lebih abstrak. Namun, subjek dengan warna yang tidak seperti kenyataan tetap merupakan bukti dan bukanlah khayalan.18

Sedangkan menurut Denniek G Sukarya dalam bukunya “Fotografi adalah

sebuah seni melihat, karena fotografi mengajarkan kepada kita cara yang unik dalam melihat dunia dan sekaligus memberikan penyandaran baru akan segala keindahan yang ada disekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari manusia, pada secercah senyum tulus dari anak desa pada wajah-wajah yang bersimbah keringatn di sawah atau ladang. Dalam keagungan alam semesta, pada sekuntum kembang rumput di tepi lubuk atau pada kerapuhan lingkungan hidup dibumi dimana kita semua menjadi bagian yang tidak terpisahkan .

2.3 Foto model

Foto model adalah orang yang menjadi objek dalam sebuah foto menampilkan ekspresi, pakaian, gestur atau gerakan tubuh. hampir sama teknik dasarnya dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus.

18

(34)

Perbedaannya adalah pada obyek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua.19

Foto model mengacu pada keindahan, keanggunan, dan beberapa atribut kemenarikan pada manusia, Ada banyak banyak harus dikuasi dalam memotret model. Disamping urusan teknis fotografis, seperti pencahayaan seperti pencahayaan dan pemilihan titik api dan diagframa yang tepat, seorang fotografer model juga harus menguasi sedikit tentang muke-up koreksi tata busana, paling tidak keserasian warna, serta keluwesan dalam berhubungan dan seni berkomunikasi dengan model, penting untuk seorang fotografer membangun hubungan komunikasi dengan model sehingga dapat menyampaikan ide-ide dan instruksi yang langsung bisa dimengerti oleh si model, dengan demikian akan mampu menghasilkan foto yang paling sesuai dengan keiinginan fotografer dan sekaligus memuaskan si model, seorang fotografer model.

Setiap fotografer memiliki cara yang unik untuk memilih tata cahaya, muke up dan busana serta posing sehingga memiliki ciri atau style yang khas yang bisa dikenali dengan mudah, di dunia motret model, pada awalnya bisa saja meniru gaya fotografer tertentu sebelum menemukan style dan merek sendiri.

Memotret model memkai softbox lampu studio berukuran raksasa dipandu dengan soft filter. Hasilnya tentu ok saja, tapi tidak tampak beda dari semua hasil karya fotografer yang memilih teknik yang sama, sumber pencahayaan yang

19

(35)

terarah, seperti rflektor standar payung atau bahkan belajar mengontrol dan memodifikasi arah alami untuk menghasilkan efek cahaya yang kuat sehingga mampu menonjolkan sisi terbaik, kecantikan atau karakter si model.

Memotret foto model adalah harus mengerti menyesuaikan busana dengan muke up seperti busana avant grade atau kreatif, pilih latar belakang yang yang sesuai mood yang diinginkan, posing pun harus disesuaikan dengan tata busana dan mood, seperti seperti bila berpakaian garde, posing juga bisa sedikit ekstrim sebaliknya jika memakai pakaian yang kalem posingnya jangan yang terlalu aneh-aneh.

memperbaiki tata rambut atau busana, selalu lakukan dengan sopan meminta ijin terlebih dahulu kepada model, bila di awal pemotretan setiap fotografer yang menentukan gaya atau posing sesuai dengan tujuan pemotretan, terkadang meminta si model untuk membuat pose yang dia sukai juga bisa menghasilkan foto yang tak kalah menariknya.

Kesalahan yang paling sering saya temukan di studio dengan model yang baru adalah dia terlalu sering berganti pose sebelum lampu kilat di jeperet atau diberi aba-aba atau model sering menenggakan kepalanya tidak tahu jika posisi kameranya terlalu rendah, sehingga menghasilkan foto yang kurang bagus sehingga dagunya menonjol dan lubang hidungnya menganga jelek

(36)

bila ruangan mencukupi. Untuk pemotretan glamor, hindari pemkaian lensa sudut lebar, yang bisa medistorsi fitur model, seperti idung dan dagu yang terlalu lebar atau paha tampak raksasa dan lain-lain

Sebelum memotret, sebaiknya bertemu langsung dengan si model untuk menentukan busana, mempelajari segala kelebihan dan kekurangan fisik dirinya dan untuk mempelajari personalitinya apakah dapat bekerjasama dengan baik atau tidak.

Ada baiknya memotret foto model memeprgunakan jasa makeup artis dan fashion stylish. Tapi bila anggaran terbatas, hampir setiap model bisa makeup secara memadai, dan dengan sedikit arahan diri anda untuk tata busana, mengurangi atau menonjolkan kelebihan ciri wajahnya dengan makeup koreksi, anda juga bisa menghasilkan karya foto model yang prima.

Apabila model berpose dengan menampakan tangan, sebaiknya kukunnya rapih dan bersih dan tangan dalam selalu posisi miring kearah kamera sehingga menghilangkan kesan dominan yang mencuri pandang, untuk pemotretan out dor sebaiknnya jangan ragu-ragu memakai “fill-in Light” dengan lampu kilat TTL

atau yang “bult-in” dan berikan kompensasi sampai minus 1 EV pada lampu kilat untuk mendapatkan hasil foto yang tampak natural.

(37)

kepala, atau sampah yang berserakan dimana-mana. Sebaiknya seorang fotografer menghindari pemotretan foto model dengan pose-pose seronok biarpun berbusana komplit, seperti kaki yang mengangkang lebar, atau sugeftif, atau busana yang tidak sesuai dengan lokasi contohnya adalah memakai baju renang di garasi, atau kantor dan lain-lain. Untuk penempatan sudut pencahayaan dan posisi kamera sesuai dengan karakter dan fitur wajah si model panduannya sama dengan pembuatan potret lainnya dsni justru keahlian anda untuk memandu model membuat pose-pose yang menariklah yang menjadi kunci sukses foto model.20

2.4 Komunitas

Pengertian Komunitas, komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat saling keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi lainnya. Dan terkadang nama komunitas harus memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, mereka memberi nama komunitasnya dengan menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan wujud komunitas tersebut.

Karena Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberiannama komunitas dapat berdasarkan Bentuk atau

20

(38)

struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya dan berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional.

Komunitas adalah tempat orang member perhatian kepada orang lain.

Dietrich Bonhoeffer berkata, “orang yang mencintai komunitas menghancurkan

komunitas; orang yang mencintai saudara-saudarinya membangun komunitas.” Komunitas bukanlah idela abstrak. Kita tidak berjuang mati-matian untuk membangun komunitas yang sempurna. Komunitas bukanlah cita-cita, tetapi manusia. Komunitas adalah saya dan Anda. Dalam komunitas, kita dipanggil untuk mencintai orang lain sebagaimana adanya, dengan luka-luka, kekurangan, dan kelebihannya, bukan sebagaimana yang kita hendaki. Komunitas berarti memberi tempat kepada mereka dan membantu mereka untuk berkembang. Komunitas juga berarti menerima dari mereka sehingga kita sendiri juga dapat berkembang. Komunitas berarti saling memberikan kemerdekaan, kepercayaan, peneguhan. Tetapi komunitas juga berarti saling memberikan tantangan. Kita saling menghormati dengan cara saling mendengarkan, dalam semangat saling percaya, dan dengan mati terhadap diri sendiri sehingga orang lain dapat hidup, berkembang dan menjadi anugerah.

(39)

membuat kita jengkel. Ada sejumlah orang yang sungguh-sungguh kita senangi karena mereka berpikir seperti kita. Lalu dengan mudah kita akan jatuh kedalam bahaya sekadar saling memuji. Kita semua begitu membutuhkan afeksi , sehingga kalau ada orang yang memberikannya kepada kita, kita cenderung untuk berpegang erat padanya.

Lalu kita berkata kepada orang itu, “Engkau sungguh baik! Terus

sanjunglah saya! Rasanya menyenangkan.” Kita menjdai seperti kucing-kucing kecil yang butuh dibelai lalu tertidur. Namun sekadar sanjung-menyanjung tidak membantu orang untuk berkembang.

Sekadar sanjung-menyanjung tidak mendatangkan kemerdekaan, tetapi membuat orang tertutup dalam kelompoknya. Kita merasa tertarik pada orang tertentu, sedang yang lain menolak kita. Kita tidak dapat bergaul baik dengan mereka, mereka membuat kita cemas . Mungkin mereka mengingatkan kita akan orang tua kita, ayah atau ibu yang terlalu keras dan posesif. Yang satu mengancam kita yang lain menyanjung kita. Ada perjumpaan yang menggembirakan, tetapi ada juga yang menyakitkan. Kalau kita mulai berbicara mengenai memberi perhatian kepada orang lain, segera kita merasa betapa hal itu menjadi sulit. Dalam komunitas, kita dipanggil untuk memberi perhatian kepada semua dan setiap anggota komunitas. Kita dapat memilih saudara atau saudara dari kita; mereka itu diberikan kepada kita, baik dalam keluarga maupun dalam komunitas.21

21

(40)

2.5 Komunitas Fotografi Banten Exposure

Banten Exposure berdiri pada tahun 2008. Komunitas ini tercetus dari hasil pertemuan enam orang penghobi foto yaitu Felix Mandalika Nodya, Feri Ferdianto, Arkadi Pranoto, Hendra Bowo, Ferry Muchdiana, dan Endah Kusmardian.

Awal pertemuan enam orang ini berawal dari threat Felix yang dibuat di FN (Fotografer Net) yang menanyakan tentang keberadaan klub foto di Cilegon. Berawal dari threat itu maka pertemuan pertama pun berlangsung di Saung Kajojo (Cilegon).

Dari diskusi ringan mengenai foto dan cilegon, akhirnya ke-enam orang tersebut setuju untuk membentuk suatu komunitas fotografi yang menaungi para penghobi foto di Cilegon dan Serang khususnya. Hal ini dikarenakan belum adanya klub foto yang khusus menganungi penghobi foto untuk kalangan umum, kalaupun ada klub foto tersebut biasanya mengatas namai perusahaan, tentunya hal tersebut membuat canggung para penghobi foto lain untuk bergabung bersama klub perusahaan tersebut. Maka BEX berdiri dengan Misi menaungi penghobi foto yang berasal dari kalangan umum dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan dan umur yang berbeda.

(41)

memiliki nama khusus, tapi diskusi mengenai hunting model yang mana hunting ini merupakan hunting perdana BEX, berlangsung dengan serius dan akhirnya hunting perdana pun berjalan dengan lancar. Lima belas model dengan Dua puluh orang fotografer menyuksesi acara hunting perdana BEX.

Sukses dengan hunting perdananya, BEX pun mengadakan workshop

fotografi dengan tema “Food Photography” di workshop ini BEX mendatangkan

ahlinya food photography Tony Wahid. Workshop perdana BEX yang digelar di Hotel Sari Kuring Indah pun sukses dihadiri para penghobi foto yang ada di Cilegon dan Serang.

Melihat banyaknya penghobi foto yang menghadiri acara hunting dan workshop yang digelar BEX maka Felix, Bejo, Feri, Bowo, Ferry Mucho dan Endah bersama dengan peserta yang lainnya pun sepakat membuat nama komunitas foto. Dari sekian banyak nama yang diajukan untuk komunitas foto ini, akhirnya ke-enam orang tersebut berserta peserta yang lain seperti Ridhwan Bachsin, Rusman Abidin, Marjuki, Rizki Syahbana, dan Nenny Ariyani menetapkan Banten Exposure Photography Community sebagai nama komunitas foto.

Nama tersebut dipilih dengan pemikiran semoga komunitas foto ini tidak hanya bisa menjadi wadah untuk para penghobi fotografi di yang ada di Cilegon dan Serang tapi juga dapat menjadi wadah untuk para penghobi fotografi yang berada di area Banten.

(42)

orang telah menjadi member BEX, dengan latar belakang yang berbeda, dan tidak hanya berdomisili di Cilegon dan Serang saja. Kepengurusan BEX pun semakin berkembang, yang berawal dari dua orang pengurus Feri Ferdianto sebagai Ketua dan Endah Kusmardian sebagai Sekretaris, sekarang BEX memiliki banyak pengurus dengan divisi yang lebih spesifik.22

2.7 Kerangka pemikiran

Sumber : dimodifikasi oleh penulis

22

Cahya Hendrabowo, Sejarah Banten Exposure, (cilegon, 2008)

Komunitas Fotografi Banten Exposure

Foto Model

Trend , karakteristik, peran web

(43)

27

Oleh : Achmad Suwardi Rosad Nim :10080098274

Penelitian dengan tujuan pokok mengkaji faktor-faktor estetika sebagai rasionalisasi putusan penilaian yang diberikan oleh pembaca terhadap suatu naskah teater, yang amat dibatasi dengan naskah teater karya dari dua anggota Studi Teater Unisba (STUBA). Mengangkat setiap faktor yang signifikan untuk menetapkan pola komunikasi dalam berkesenian, yang dalam penelitian ini disebut estetika (komunikasi), yang terdapat dalam naskah teater di STUBA tersebut. Berdasarkan pada paradigma post positivisme penelitian ini tidak menerima satu kebenaran dan cenderung subjektif, maka metodologi Kualitatif-lah yang dipergunakan dengan sifatnya yang interpretatif. Untuk lebih menjawab permasalahan Estetika Komunikasi yang menuntut pola yang selaras secara keseluruhan sehingga dapat terlihat letak keindahan tersebut, diperlukan sebuah teknik analisis atau sebuah pendekatan. Analisis dalam penelitian ini mengambil pendekatan Semiotika, pendekatan ini bertalian erat dengan strukturalisme. Setiap unsur dalam karya sastra bagian-bagiannya saling bertalian erat, maknanya dapat ditentukan lewat hubungan antar unsur tadi. Dalam arti Semiotik yaitu paradigmatik, yang mana upaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah teks. Dengan sarana berfikir dan fokus terbesar dalam penelitian komunikasi ini adalah tanda.

(44)

Nilai estetis aktual dan Universalitas cukup dapat tercapai oleh kedua naskah, namun nilai estetis evolusi akan mudah terhapuskan akibat pewarisan yang tidak berlangsung terus menerus. Estetika termaktub pada dakwah sebagai penyampai etika dan nilai-nilai yang terancang pada kesenian. Naskah Kholdi sendiri secara estetika mempunyai aliran Romantik-Surrealis sedangkan Cihuy mengambil aliran Realisme-Naturalis.

Judul : Ilustrasi Gambar Dalam Mengenalkan Angka Dan Bunyi Huruf Pada Siswa Taman Kanak-Kanak

Oleh : Anni yusha Nim : 0516730

Dalam rangka menghadapi era globalisasi, program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tangguh dapat terwujud jika kemampuan dasar mudah dan mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Untuk mencapai tuntutan tersebut, di Sekolah Dasar kelas 1 peserta didik harus menguasai keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung, karena kemampuan dimaksud merupakan prasyarat untuk menguasai mata pelajaran lain pada pendidikan yang lebih tinggi.

Pembelajaran persiapan dasar membaca, menulis dan berhitung di Taman Kanak-Kanak diberikan secara integrasi pada program pengembangan kemampuan dasar. Sesuai dengan SE Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 6205/C/DS/1999 tanggal 17 Juli 1999, Keterampilan membaca, menulis dan berhitung bukan merupakan tujuan utama. Di Taman kanak-Kanak keterampilan tersebut diajarkan dan

dikenalkan melalui kegiatan “bermain”. Cara terbaik untuk mengenalkan dan melakukan hal ini, guru harus mampu dan pandai memilih media pengajaran sebagai alat atau media dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf, dalam hal ini Guru Taman Kanak-Kanak Bina Insan memilih ilustrasi gambar sebagai media dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf pada siswanya, dengan merakit dan membuatnya sendiri. Ilustrasi gambar dipilih karena bahasa gambar adalah bahasa yng akrab dan kerap disenangi oleh anak-anak, dan gambar merupakan stimulus visual yang dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.

(45)

bentuk gambar, warna, garis, ruang dan tekstur. Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian ilustrasi gambar dengan tidak meninjaunya dari sudut ilmu Desain Komunkasi Visual, dan dalam penelitian inipun peneliti tidak membahas sejauhmana respon dan pengaruh ilustrasi gambar dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf pada siswa Taman kanak-kanak Bina Insan.

Gambar-gambar yang dibuat oleh guru-guru Taman Kanak-Kanak Bina Insan adalah berupa gambar-gambar sederhana yang tidak terikat pada ilmu desain komunikasi visual, dimana gambar-gambar baik warna, bentuk , garis, ruang dan tekstur disesuaikan pada pemenuhan selera anak-anak dengan melihat benda-benda yang akrab dan terdapat di sekitar lingkungannya. Sedangkan Desain Komunikasi visual melihatnya dari sudut konsep visual Ilmu Desain Komunikasi Visual secara mendalam yakni meliputi sudut demografisnya dan lain-lain.

Bagaimana hubungan yang tercipta antara UPS dengan pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS?

Oleh : Trusty Tiarawati Nim :10080098057

(46)

Oleh karena itu fasilitas e-mail harus ditunjang oleh sistem keamanan dan program interaksi yang baik yang dikerjakan oleh webmaster handal.

Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan di UPS.com adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan yang saling menguntungkan antara UPS dengan pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS. Untuk mengidentifikasi hal ini penulis melakukan pengamatan pada interaksi yang terjadi via e-mail UPS. Hubungan yang terjadi antara UPS dengan pelanggannya saling menguntungkan adalah ketika pelanggan merasa mudah untuk mengadakan kontak dengan UPS, nyaman dengan keakraban yang dilakukan UPS seperti menyapa mereka dengan namanya di setiap pesan e-mail yang dikirimkan, aman dengan terjaminnya kerahasiaan informasi pribadi mereka dan interaksi yang mereka lakukan dengan UPS via e-mail karena dilengkapi dengan password dan user ID.

Sementara keterlambatan penerimaan pesan baik oleh UPS maupun oleh pelanggan dan perbedaan bahasa serta instruksi yang kurang jelas dalam e-mail

UPS dapat berdampak pada hubungan yang kurang baik antara UPS dengan pelanggannya. Dari kegiatan komunikasi pemasaran via e-mail yang dilakukan oleh UPS, UPS dapat meningkatkan loyalitas pelanggannya.

No.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian Terbaru

Nama Achmad Suwardi Rosad.

Universitas Islam Bandung. Nim 10080098274. Tahun. 2010

Tubagus Alfen Rinaldi. Universitas Sultan ageng Tirtayasa. Nim 6662073059. Tahun 2013

Judul Penelitian

Bagaimana Estetika (komunikasi) yang digunakan dalam naskah theater universitas islam bandung

Trend Foto Model Di komunitas Fotografi Banten

(47)

Teori Memakai Teori semiotika mempelajari tanda yang terdapat

pada naskah theater

mempelajari karakteristik foto model yang diminati

Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan Paradigma positivisme

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan Paradigma positivisme

Persamaan Sama – sama menggunakan teori semiotika dan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan paradigm positivisme

Sama – sama menggunakan teori semiotika dan

menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan paradigm positivisme

Perbedaan Obejek Penelitian adalah mempelajari estetika berupa naskah theater

Objek Penelitian adalah Komunitas Fotografi Banten Exposure

Kesimpulan estetika dikaitkan dengan pola komunikasi yang disusun dengan landasan keilmuan dibidang seni dapat juga berhubungan dengan ilmu komunikasi, dengan bantuan pengetahuan terhadap aliran dan perkembangan bidang kesenian di dunia pada berbagai jaman.

fotografi model tidak

membuang banyak waktu dan menyenangkan mulai dari konsep. Karakter fotografi model yang diminati adalah menampilakan

(48)

No.2 Penelitian Sebelumnya Penelitian Terbaru

Nama Anni yusha. Universitas Islam Bandung. Nim 0516730. Tahun 2010

Tubagus Alfen Rinaldi. Universitas Sultan ageng Tirtayasa. Nim 6662073059. Tahun 2013

Judul Penelitian

Ilustrasi Gambar Dalam

Mengenalkan Angka Dan Bunyi Huruf Pada Siswa Taman Kanak-Kanak

Analisis Trend Foto Model Di komunitas Fotografi Banten

Exposure

Teori Memakai teori semiotika dalam hal menganalisis gambar

mempelajari karakteristik foto model yang diminati

Metode Penelitian

metode deskriptif yang berusaha mengamati dan menganalisis ilustrasi gambar yang dibuat oleh Guru-guru Taman kanak-Kanak Bina Insan dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf pada siswanya

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan Paradigma positivisme

Persamaan Sama – sama menggunakan teori semiotika dan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

Sama – sama menggunakan teori semiotika dan

menggunakan metode

(49)

No.3 Penelitian Sebelumnya Penelitian Terbaru

Nama Trusty Tiarawati. Universitas Islam Bandung. Nim

10080098057. Tahun 2010

Tubagus Alfen Rinaldi. Universitas Sultan ageng Tirtayasa. Nim 6662073059. Tahun 2013

Judul Penelitian

Bagaimana hubungan yang tercipta antara UPS dengan pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS?

Analisis Trend Foto Model Di komunitas Fotografi Banten

Exposure Perbedaan Obejek Penelitian adalah

mempelajari estetika gambar pada siswa

Objek Penelitian foto

Komunitas Fotografi Banten Exposure

Kesimpulan Estetika termaktub pada dakwah sebagai penyampai etika dan nilai-nilai yang terancang pada kesenian. Naskah Kholdi sendiri secara estetika mempunyai aliran Romantik-Surrealis sedangkan Cihuy mengambil aliran Realisme-Naturalis.

fotografi model tidak

membuang banyak waktu dan menyenangkan mulai dari konsep. Karakter fotografi model yang diminati adalah menampilakan

(50)

Teori Memakai teori komunikasi massa mempelajari karakteristik foto model yang diminati

Metode Penelitian

metode deskriptif yang berusaha mengamati dan menganalisis tercipta antara UPS dengan pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS?

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan Paradigma positivisme

Persamaan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif,

Sama – sama menggunakan menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif

Perbedaan Obejek Penelitian adalah mempelajari menganalisis tercipta antara UPS dengan pelanggannya dalam interaksi via e-mail UPS?

Objek Penelitian foto

Komunitas Fotografi Banten Eksposure

Kesimpulan UPS dengan pelanggannya saling menguntungkan adalah ketika pelanggan merasa mudah untuk mengadakan kontak dengan UPS, nyaman dengan keakraban yang dilakukan UPS seperti menyapa mereka dengan namanya di setiap pesan e-mail yang dikirimkan.

Karakter fotografi model yang diminati adalah menampilakan kecantikan/ketampanan

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma menurut bogdan dan Biklen adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir peneliti.23 Capra mendefinisikan Paradigma sebagai konstelasi konsep, nilai-nilai presepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya.24

Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma penelitian naturalistik yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa social dan budaya. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-positivistik. Paradigma post-postovisik berbicara bukan hanya yang terlihat, terasa dan teraba saja tetapi mencoba memahami makna dibalik yang ada. Realitas social menurut paradigma ini adalah suatu gejala yang utuh yang terkait dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam bentuk eksplorasi untuk

23

Lexy, j. Meleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cetakan ke dua puluh.Hal 47

24

(52)

dapat mendeskripsikan secara utuh paradigma ini cenderung pada penggunaaan kata – kata untuk menafsirkan suatu fenomena/gejala.25

Peneliti menggunakan paradigma post-positivistik peneliti mencari tahu lebih dalam mengenai trend foto model di komunitas fotografi Banten Exposure, dimana. Post-pospostivistik yaitu berbicara bukan hanya yang terlihat, terasa dan teraba saja tetapi mencoba memahami makna dibalik yang ada. Realitas social menurut paradigma ini adalah suatu yang utuh yang terikat dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam bentuk ukuran akan tetapi dalam bentuk ekspolarasi untuk dapat mendeskripsikannya secara utuh, tetapi bukan hanya menggunakan paradigm post-positivistik saja akan tetapi harus juga menggunakan metode trigulasi yaitu bermacam – macam metode, sumber data, penetliti dan teori

Metode kualitatif berdasarkan paradigma post positivisme yang tidak menerima adanya hanya satu kebenaran seperti pada pandangan positivisme. kebenaran lebih kompleks daripada yang diduga, pengalaman manusia begitu kompleks sehingga tidak dapat diikat oleh suatu teori tertentu.26

3.2 Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami dari subyek penelitian

25Satori, Djam’an 7 Komaria

h, Aan 2009. Metedelogi penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hal 12.

26

(53)

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan sebagainya. Secara holistic

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus

yang alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah. Menurut Bogdan, penelitian ini akan diketahui apabila kita memasuki obyek dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir, melihat obyek dan aktivitas orang yang ada disekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya.27 metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Metode deskriptif bertujuan mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dan perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukkan terlebih dahulu tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan terlebih dahulu menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan

tersebut” Ciri khas dari metode ini ialah dalam penekanannya pada saat proses,

yang berarti proses bagaimana melihat sebuah fakta, realita, gejala dan peristiwa itu terjadi dan dialami. Secara khusus tentang bagaimana peneliti terlibat di dalamnya dan menjalin relasi dengan orang lain,28 Pendekatan kualitatif mengandalkan manusia sebagai alat penelitian. Penelitian ini memanfaatkan metode kualitatif deskriptif tentang fenomena tertentu, mengandalkan analisis

27

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, 2009) Hal 19

28

(54)

data secara induktif, mengarahkan penelitian pada usaha menemukan teori dasar. Dengan kata lain penelitian yang bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus dan hasil penelitian yang disepakati oleh kedua belah pihak yakni peneliti dan subyek penelitian.

Menurut rahmat kriyantono dalam buku riset komunikasi riset kualintatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat di generalisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalam data atau analisis. Priset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data sehingga data atau hasil riset di anggap merupakan represntasi dari seluruh populasi.29

Dalam riset kualintatif, priset di tuntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data, artinya priset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur sekehendaknya hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan validilitas. Dengan kata lain, periset berusaha membatasi konsep atau variabel yang diteliti dengan mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol, lebih sistimatik dan terstruktur dalam sebuah disain riset. Desain riset ini sudah harus ditentukan sebelum riset dimulai.

Karena itu priset harus menjaga sifat objektifnya maka dalam analisis datanyapun, priset tidak boleh mengikut sertakan analisis interpretasi yang bersifat subjektif. Karena itu, digunakan uji statistik untuk menganilisis data.

Secara umum riset kualintatif mempunyai ciri-ciri :

29

(55)

a. Hubungan riset dengan subjek : jauh. Priset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada diluar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya

b. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori. Biasanya priset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau difinisi konsepnya kurang oprasional, sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang kurang valid

c. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, oprasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan realiabel.

d. Prosedur riset nasional-empiris, artinya riset berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan dilapangan.30

Riset kualintatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya disni yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data banyaknya (kuantitas) data.

30

(56)

Priset adalah bagian intergral dari data, artinya priset ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, priset menjadi instrumen riset yang harus terjun langsung dilapangan. Karena itu riset ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kuaistik bukan digeneralisasikan. Desain riset dapat dibuat bersamaan atau sesudah riset. Bahkan untuk riset ekspolratif (graunded), priset sama sekali tidak mempunyai konsep awal tentang apa yang diteliti, sehingga tentu saja tidak mempunyai disain riset. Dengan tidak mendisain, dimaksudkan agar periset melakukan riset dalam setting yang alamiah dan membiarkan peristiwa yang diteliti mengalir secara normal tanapa mengontrol variabel yang diteliti.31

Secara umum, riset yang menggunakan metedologi kualitatif mempunyai ciri-ciri:

 Intensif partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrumen pokok riset .

 Perekaman yang snagat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-catatan dilapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter.

 Analisis data lapangan.

 Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-kutipan) dan komentar-komentar.

 Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses risetnya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan konstruksi sosial.

31

(57)

 Subjektif dan berada hanya dalam refrensi periset. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data.

 Subjektif dan berada hanya dalam refrensi periset sebagai sarana penggalian interpretasi data.

 Subjektif dan berada hanya dalam refrensi periset. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data.

 Realitas adalah holistik dan dapat dipilah-pilah .

 Lebih pada kedalaman (depth) dari pada keluasan (breadeth)  Prosedur riset : empiris-rasional dan tidak berstruktur.

 Hubungan antara teori, konsep dan data : data memunculkan atau membentuk teori baru32

metode kualintatif, dikenal dikenal metode beberapa riset, anatara lain : a. Metode Suvei

Survei adalah metode dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang responden yang di anggap mewakili populasi tertent, dalam proses pengumpulan dan analisis sosial bersifat sangat berstruktur dan mendetail melalui kuesionersebagai instrumen utama untuk mendapakan informasi dari sejumlah responded yang di asumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. Contoh : riset tentang mahasiswa terhadap acara telivisi, dari populasi mahasiswa

32

(58)

diambil beberapa mahasiswa yang terpilih sebagai responden, kemudian mereka diberikan kuesioner tentang acara apa saja yang mereka pilih.

Secara umum metode survai terdiri dari 2 jenis, yaitu deskriptif dan eksplanatif (analitik). Pengembangan ini bedasarkan pada tataran atau acara priset mengalisis data yang telah dikumpulkan dan survai memungkinkan menggunakan wawancara sebagai instrumen riset disamping kuesioner. Tujuannya adalah untuk memperdalam analisis dan interpretasi data. Namun wawancara pada survai ini bukan wawancara pada survai digunakan sebatas unutk mengembangkan kuesioner yang diisi responden, wawancara terstruktur, dimana yang susunan pertanyaan sudah disiapkan dan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan.33

Metode deskriptif adalah sebuah metode yang lebih mengutamakan pada pencarian teori, bukan menguji teori. Metode deskriptif bertujuan mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dan perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukkan terlebih dahulu tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan terlebih dahulu menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut, Ciri khas dari metode ini ialah dalam penekanannya pada saat proses, yang berarti proses bagaimana melihat sebuah fakta, realita, gejala dan peristiwa itu terjadi dan dialami. Secara khusus tentang bagaimana peneliti terlibat di dalamnya dan menjalin relasi dengan orang lain. Dalam uji pemerikasaan kepastian, teknik yang digunakan sama dengan uji

33

(59)

ketergantungan. Namun lebih mengenai objektifitas penelitian yaitu manusia sendiri, tahap kesepakatan formal dan keabsahan data juga digunakan pada uji.

3.3 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.

Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

3.4 Teknik Pengolahan dan analisis data

data kualitatif adalah data yang terbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi. Data ini berhubungan dengan kategorisasi, karekteristik berwujud pertanyaan atau kata-kata, misalnya, “wanita itu cantik, pria itu tampan, harga

minyak turun. Harga dollar naik, “ada banyak mahasiswa jogja menggunakan

(60)

lupa mencatat kegiatan sehari-hari secara teratur”. “beberapa kali pembulu

tangkis rudi menjuarai all england”. Seringkali data kualintatif ini bersifat subjektif, sebab data itu ditafsirkan oleh orang yang berbeda.34

Berdasarkan metode kualintatif dikenal beberapa metode riset : anatara lain focus grup discussion, wawancara mendalam, studi kasus dan observasi. Selain terdapat juga metode analisis isi kualintatif framing, semiotika maupun analisis wacana.

a) Metode Focus Grup Discussion

Focus grup Discussion atau FGD (kelompok diskusi terfokal) adalah metode riset dimana periset memilih orang-orang yang di anggap mewakili sejumlah publik atau populasi yang berbeda. Misalnya, seorang public relation (PR) unversitas ingin mengetahui kebijakan baru universitas. PR bisa memilih orang-orang yang dianggap mewakili dosen, staf administrasi, mahasiswa, alumni, orang tua, dan lainnya. Mereka semua dikumpulkan dalam sebuah ruang diskusi yang dipimpin oleh seorang mederator. Di forum diskusi inilah moderator mengeksplorasi opini dan pandangan-pandangan responden tentang kebijakan unversitas.

FGD memungkinkan periset mendapatkan data yang lengkap dari responden yang biasanya dijadikan landasan suatu program (pilot study). Pelaksanaan FGD juga relatif cepat, yang terlama adalah waktu rekrutmen responden. FGD memungkinkan periset lebih fleksibel dalam menentukan dan mendisain pertanyaan, sehingga bebas bertanya reponden sesuai riset, namun

34

(61)

FGD relatif membutuhkan baiaya yang cukup besar kepada responden sesuai dengan tujuan riset. Bahkan dalam beberapa kasus, para responden mendapat selain konsumsi juga uang lelas karena mekukan diskusi . penjelasan tentang prosedur pengumpulan data dalam FGD.

3.4.1 Observasi

Menurut Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobsrvasi dengan jelas. Untuk memudahkan pemahaman tentang bermacam-macam observasi dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

A. Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakansuka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang Nampak.

(62)

Gambar

Gambar 3.2.  Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam

Referensi

Dokumen terkait

1) Lapisan basal atau stratum germinativum (lapisan sel basal). Lapisan basal merupakan lapisan epidermis paling bawah dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal

Dengan ini saya menyatakan bahwa bukti fisik di dalam berkas/dokumen yang saya lampirkan untuk keperluan sertifikasi guru ini benar dan abash adanya,dan

[r]

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 38 .Tahun 2015 tentang Pemberian Gaji/ Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas Dalam Tahun

Hasil dari validasi SRM NIST 1648 Partikulat Udara yang meliputi parameter presisi dan akurasi ditampilkan dalam diagram kendali pada Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3. Dari

Bahwa dalam melakukan hubungan kerja tersebut, haruslah dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja atau peraturan perundang-undangan. Oleh

Kelapa Gading - JAKUT Tatalaksana Penemuan pasien TB sesuai protap, Koordinasi Lintas sektor Tk.Kec... Kelapa Gading - JAKUT Pelatihan Kader

.go .id.. oleh industri formal. Dominasi tersebut dapat dilihat dari persentase jumlah industri formal yang mencapai lebih dari 70 persen. Jenis industri yang