HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN
MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Kelas X SMK N 7 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh: Gres Oktavina Dimara
NIM : 111334002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN
MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Kelas X SMK N 7 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh : Gres Oktavina Dimara
NIM : 111334002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu menuntun perjalananku dan senantiasa memberi kekuatan di dalam hidupku.
Bapa dan Mama yang senantiasa memberikan perhatian. dukungan dan doanya selama ini.
Kakak dan adik saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan
Keluarga, Sahabat, Teman
Teman seperjuangan skripsi
MOTTO
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius, 11:26)
“Akulah pokok-pokok anggur dan kamulah ranting-rantingya.
Barangsiapa tinggal didalam aku dan aku didalam dia, dia berbuah banyak, sebab diluar aku kamu tidak dapat
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 januari 2019
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Gres Oktavina Dimara
Nomor Mahasiswa : 111334002
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN
MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA.
Studi Kasus Kelas X SMK N 7 Yogyakarta
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 januari 2019
Yang menyatakan
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN
MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Kelas X SMK N 7 Yogyakarta
Gres Oktavina Dimara Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar siswa, (2) hubungan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK 7 Yogyakarta yang dilakukan pada bulan juni 2018. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X SMK 7 Yogyakarta. Sampel sebanyak 95 siswa diambil dengan teknik
purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan analisis dengan menggunakan korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar siswa (r hitung = 0,249; p = 0,015); (2) tidak ada hubungan signifikan dan
positif antara motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa ( r hitung = 0,094; p =
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT TEACHER’S TEACHING SKILLS AND STUDENT LEARNING
MOTIVATION AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study on Students of SMK 7 Yogyakarta
GresOktavinaDimara
Sanata Dharma University Yogyakarta
2018
This study aims to find out: (1) the relationship between students perception about teacher’s teaching skills and student learning achievement; (2) the relationship between student learning motivation and student learning achievement.
This research is a case study conducted at SMK 7 Yogyakarta in June 2018. The population of this study were all students at SMK 7 Yogyakarta. The samples were 95 students taken by purposive sampling technique. Data were collected by questionnaire and analyzed by using product moment correlation.
The results of this study show that: (1) there is positive and significant
relationship between student perception about teacher’s teaching skills and student learning achievement (r hitung = 0,249; p = 0,015); (2) there is no positive and
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRCT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 6
A. Tinjuan Teoritik ... 6
1. Persepsi Tentang Keterampilan Mengajar Guru ... 6
2. Prestasi Belajar ………. 23
3. Motivasi Belajar ……… 28
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ………... 37
C. Kerangka Berfikir ... 38
1. Hubungan keterampilan guru dengan prestasi belajar ... 38
2. Motivasi belajar dengan prestasi belajar ... 39
D. Hipotesis ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40
A. Jenis Penelitian ... 40
B. Tempat dan Waktu ... 41
1. Tempat Penelitian ... 41
2. Waktu Penelitian ... 41
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 41
1. Subjek Penelitian ... 41
2. Objek Penelitian ... 41
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 41
1. Populasi ... 41
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 42
E. Variable Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 42
1. Variable Penelitian ... 42
2. Pengukuran Variabel ... 43
F. Teknik Pengumpulan Data ... 46
1. Kuesioner (Angket) ... 46
2. Observasi ... 47
G. Pengujian Instrumen Penelitian... 47
1. Pengujian Validitas ... 47
2. Pengujian Reliabilitas... 48
H. Teknik Analisis Data ... 49
1. Teknik Analisis Deskriptif ... 49
2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 51
3. Pengujian Hipotesis ... 51
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 53
A. Sejarah Singkat Berdirinya SMK 7 Yogyakarta ... 53
B. Tujuan, Visi, dan Misi SMK 7 Yogyakarta ... 53
C. Lokasi Penelitian ... 54
D. Lembaga ... 55
E. Kerjasama Dengan Du/Di ... 55
F. Program Keahlian, Data Siswa, Data Guru ... 56
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 58
1. Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru ... 58
2. Motivasi Belajar ... 59
3. Prestasi Belajar Siswa ... 60
B. Uji Prasyarat Analissi Data ... 61
1. Pengujian Normalitas ... 61
C. Pengujian Hipotesis ... 63
1. Hubungan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar siswa ... 63
2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 63
D. Pembahasan ... 66
1. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Siswa ... 66
2. Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Keterbatasan Penelitian ... 69
C. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skror item-item pertanyaan ... 43
Tabel 3.2 Indikator Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru ... 44
Tabel 3.3 Indikator Motivasi Belajar siswa ... 46
Tabel 3.4 Tingkat Keterhandalan Variabel ... 49
Tabel 3.5 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 50
Tabel 3.6 Rentang Skor Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Motivasi Belajar Siswa ... 50
Tabel 3.7 Interval Skor Prestasi Belajar ... 51
Tabel 3.8 Interprestasi Koefisien Korelasi ... 52
Tabel 5.1 Deskripsi Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru ... ... 58
Tabel 5.2 Deskripsi Motivasi Belajar... 59
Tabel 5.3 Interval Skor Prestasi Belajar ... 60
Tabel 5.4 Keterampilan Mengajar Guru ... 61
Tabel 5.5 Interprestasi motivasi Belajar... 62
Tabel 5.6 Interprestasi Koefisien Korelasi ... ... 63
Tabel 5.8 . Hasil Pengujian Korelaso Variabel Motivasi Belajar Siswa dengan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrument Penelitian ... 76
Lampiran 2 Data Induk ... 82
Lampiran 3 Deskripsi Data ... 91
Lampiran 4 Uji Normalitas ... 93
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan,
dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
yang mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidkan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidkan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan dukungan
sehingga penulis dapat menyelesaiakn skripsi ini dengan baik;
5. Bapak/Ibu dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan serta bantuan bagi penulis selama proses
perkuliahan;
6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi
Pendidkan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang
telah membantu administrasi kemahasiswaan selama proses perkulihan;
7. Ibu Sri Wahyuni selaku orang tua wali saya yang ada di yogya atau biasa
saya panggil Mak, terimakasih atas semua bantuan doa, perhatian, kasih
sayang dan motivasi tentang kehidupan yang selalu diberikan kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dengan lancar.
8. Kepada Bapak saya Alm. Laurens Dimara terimakasih karena sudah
memberikan panutan yang baik kepada kita selaku anak dan Ibu saya
Katerina Wanane yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian,
dukungan, nasihat dan doa selama saya kuliah dan menyelesaikan skripsi;
9. Kakakku yang selalu memberikan perhatian dan dukungan selama penulis
kuliah dan penyelesaikan skripsi.
10.Terimakasih kepada ade ku Elisabeth Wanane yang selalu menemani saya
dan memberikan motivasi kepada saya agar dapat menyelesaikan skripsi
11.Bapak Pdt. Larry Nathan Kurniadi yang telah memberikan dukungan
melalui perhatian dan motivasi-motivasi sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi.
12.Semua keluarga besarku terimakasih atas, dukungan dan doa yang
diberikan selama ini;
13.Semua teman-teman seperjuangan PAK 2011. Terimaksih atas dukungan
dan kebersamaannya;
14.Sahabatku Cahyo Nugroho, Fransisca Ayu Dewi, Diah Triwahyuni, Maria
C. Stefany, Lince Elisabeth Kendi, Maria Mahardika Faan, Margaretha
Erlin, Dessy Rehi, Heidy Fabiola, Ayu Gayatri, Paul Dias, Beata, Mami,
Mas Dian, teman-teman Abigail Fitri, Venna, Talenta, Ellisa dsb.
Terimaksih untuk semua bantuan, dukungan dan kebersamaanya;
15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, untuk bantuan
dan dukunganya selama ini;
16.Dalam penyusunan skiripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan karena atas keterbatasan dan kekurangannya. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan guna untuk
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
1 BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah tindakan khas manusia yang berarti pendidikan
berlangsung dari, oleh, dan untuk manusia. Pendidikan merupakan masalah
yang penting bagi setiap negara terlebih bagi negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia. Pendidikan erat kaitannya dengan sistem
pengajaran yang digunakan, baik materi, anak didik, lingkungan dan lain
sebagainya. Dalam dunia pendidikan, guru merupakan figur sentral dalam
penyelenggaraan pendidikan, karena guru adalah sosok yang sangat
diperlukan untuk memacu keberhasilan peserta didiknya. Betapapun
baiknya kurikulum yang dirancang ahli dengan ketersediaan peralatan dan
biaya peralatan serta biaya yang cukup sesuai dengan pendidikan, namun
pada akhirnya keberhasilan pendidikan secara profesional terletak ditangan
guru.
Dengan demikian berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung
pada pertanggung jawaban guru dalam melakasanakan tugasnya. Guru
merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada
pada posisi yang sangat strategis bagi seluruh upaya reformasi pendidikan
yang berorientasi pada pencapaian kualitas. Posisi guru menjadi sangat
peningkatan kualitas pendidikan dalam suatu sistem persekolahan akan
menjadi tidak berarti jika tidak disertai oleh adanya guru profesional.
Guru merupakan penentu prestasi belajar siswa dimana prestasi belajar
merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan proses belajar
mengajar, indikator pencapaian prestasi belajar dapat ditunjukan salah
satunya dengan menggunakan evaluasi belajar berupa tes atau ulangan
harian yang nantinya dengan nilai dari evaluasi tersebut dapat diketahui
seberapa besar pencapaian prestasi belajar seorang siswa. Dengan
menganalisis prestasi belajar siswa maka akan menjadi evaluasi bagi semua
komponen pendidikan untuk tetap berupaya meningkatkan mutu
pendidikan. Dengan demikian prestasi belajar menempati posisi penting
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Proses belajar mengajar akan cenderung menimbulkan kebosanan
dalam diri siswa jika tidak diimbangi dengan keterampilan guru dalam
menyampaikan materi dengan aktif, kreatif, dan inovatif. Selain itu dari
pihak siswa itu sendiri juga harus mempunyai motivasi dorongan untuk
selalu berprestasi dengan belajar tekun, rajin, dan disiplin dalam mengikuti
setiap proses belajar mengajar. Keterampilan mengajar guru dalam
menyampaikan materi disertai dengan dorongan dalam diri siswa untuk
tetap berprestasi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi
peserta didik. Berdasarkan karakteristik tersebut maka diduga prestasi
belajar siswa ditentukan oleh keterampilan mengajar guru dan motivasi
Guru sebagai seorang pendidik harus mampu mengolah kegiatan
belajar mengajar sedemikian rupa sehingga suasana menjadi fun
(menyenangkan), demokratis dan terbuka. Seorang guru juga dituntut untuk
memiliki beberapa kompetensi menurut Hamalik (2003:36) “Proses belajar
dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,
struktur dan misi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh
kompetensi guru yang mengajar mereka dan membimbing”.
Guru yang kompeten dalam hal ini adalah keterampilan dalam
mengadakan pembelajaran yang lebih mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif, menyenangkan dan lebih mampu mengelola kelasnya
sehingga proses belajar para siswa dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam proses pembelajaran motivasi dari dalam diri sendiri juga turut
menentukan hasil belajar, sebaik apapun sarana belajar, susunan kurikulum,
kondisi sekolah namun ketika tidak didukung motivasi berprestasi dari
dalam diri peserta didik itu sendiri maka hasil belajar tidak akan bisa
maksimal. Motivasi berprestasi dapat ditandai dengan seberapa besar
intensitas kemauan belajar siswa nantinya.
Berdasarkan permasalahan yang terpapar diatas, penulis tertarik untuk
menyelidiki “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Keterampilan
Mengajar Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Smk Negeri 7 Yogyakarta” penelitian ini merupakan penelitian
B. Batasan Masalah
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui prestasi
belajar siswa SMK 7 Yogyakarta. Ada banyak faktor yang berhubungan
dengan prestasi belajar siswa. Agar penelitian lebih terarah maka peneliti
hanya menunjukan sejauhmana hubungan persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar
siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru dengan prestasi belajar siswa?
2. Adakah hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk menyediakan
bukti tentang
1. Ada tidaknya hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang
keterampilan guru dengan prestasi belajar siswa.
2. Ada tidaknya hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tentang faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Sehingga dapat di jadikan sebagai
perencanaan pembelajaran yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
2. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini guru sebagai fasilitator dapat memberikan
masukan yang positif terhadap peserta didiknya sehingga dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan
dunia pendidikan yang memberikan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar.
4. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan di dunia kerja secara nyata. Karena
penulis juga menempuh pendidikan di fakultas Keguruan dan ilmu
Pendidikan, maka jika kelak menjadi seorang pendidik harus menjadi
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritik
1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar guru
a. Pengertian Persepsi
Menurut Slameto (2003:102), Persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak. Melalui
persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannnya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera
penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman. Menurut
Walgito (2004:88), persepsi merupakan pengorganisasian,
penginterprestasikan terhadap stimulus yang diinderakan sehingga
merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated
dalam diri individu. Kotler (2000:54) menjelaskan persepsi sebagai
proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti.
Mangkunegara berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses
pemberian arti atau makna terhadap lingkungan(Arindita, 2002:49).
Dalam hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan
stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap
perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins (2003:101)
mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu
sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan mereka. Leavitt membedakan persepsi menjadi dua
pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas(Rosyadi, 2001: 95).
Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan,
bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas
mengartikannya sebagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu.
Irwanto (2002:71) mengungkapkan persepsi merupakan proses
diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas, hubungan antar gejala,
maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti.
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep
yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut.
b. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
Menurut Walgito (2005:101) terdapat beberapa faktor yang
berperan dalam persepsi. Faktor tersebut antara lain:
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
yang bersangkutan dan langsung mengenai syaraf penerima yang
bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang
dari luar individu.
2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat
untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat
susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat
untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
3) Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian
merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
indivindu yang ditunjukan kepada suatu atau sekumpulan objek
(Walgito, 2010:101). Slameto (2010:102) menyatakan bahwa bagi
para guru mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang
bersangkutan dengan persepsi sangat penting karena:
a) Makin baik suatu objek, orang, peristiwa, atau hubungan
diketahui, makin baik objek, orang peristiwa, atau hubungan
tersebut dapat di ingat;
b) Dalam pengajaran menghindari salah pengertian merupakan
salah pengertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang
keliru atau yang tidak relevan;
c) Jika dalam pengajaran seorang guru perlu mengganti benda
yang sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda
tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar dan
potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang
keliru.
Dari beberapa pengertian persepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan
pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya
untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti terhadap
suatu objek. Suatu proses yang memungkinkan seseorang mengerti
akan objek atau peristiwa atau objek yang lain berdasarkan
rangsangan yang diterima.
c. Keterampilan Mengajar Guru
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai komponen yang saling berkaitan. Oleh karena
itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan
berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar guru.
Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi
pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari
DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar
adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara
paling efisien dan efektif. Dalam hal ini sebisa mungkin guru
dalam mengajar menggunakan cara-cara yang lebih singkat dan
tepat, tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mengajar namun
siswa dapat mencerna dengan tepat materi yang diajarkan. Alvin
W.Howard (Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa mengajar
adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing
seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan
skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan
knowledge (pengetahuan). Berdasarkan pengertian tersebut maka
yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah
seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam
melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta
membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada
lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa terhadap
kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Hasibuan dan Moedjiono (2009:58) mengutarakan
macam-macam keterampilan dasar mengajar guru yang diutamakan
1) Keterampilan memberikan penguatan
Memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru
dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa
yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.
2) Keterampilan bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari
seseorang yang dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berfikir.
3) Keterampilan menggunakan variasi
Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam
konteks proses belajar-mengajar yang bertujuan mengatasi
kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa
senantiasa menunjukkan ketekuan, keantusiasaan, serta berperan
serta aktif.
4) Keterampilan menjelaskan.
Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang
diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan
hubungan. Penekanan dalam memberikan penjelasan adalah
5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian
siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Menutup
pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti
pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam
proses belajar-mengajar.
6) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai
perbuatan guru dalam konteks belajar-mengajar yang hanya
melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang
untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat
dikerjakan dengan membagi kelas ke dalam kelompok –
kelompok yang lebih kecil. Guru harus mampu membimbing
beberapa kelompok kecil tersebut bahkan perorangan.
7) Keterampilan mengelola kelas.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi
gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan siswa ketika terjadi
pembelajaran ataupun memberikan kegiatan remedial bagi siswa
yang dinilai kurang memenuhi standar penilaian.
8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan
melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka
kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau
pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu
masalah.
Turney (Usman, 2010:74) mengemukakan ada 8 (delapan)
keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan
dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:
a) Keterampilan bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon
dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat
berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif
yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan
peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik
akan memberikan dampak positif terhadap siswa.
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak
dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar karena
dapat menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru
maupun pada siswa. Dari guru yang sebelumnya selalu
memberikan informasi akan berubah menjadi banyak
mengundang perhatian siswa, sedangkan siswa yang
sebelumnya secara pasif mendengarkan keterangan guru akan
berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya,
menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat. Hal ini
akan menimbulkan cara belajar yang aktif. Beberapa
komponen keterampilan bertanya sebagai berikut:
1. Keterampilan dasar bertanya yang meliputi pengungkapan
pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan agar
siswa dapat menjawab dengan tepat, pemindahan giliran
menjawab, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu
berfikir, pemberian tuntutan.
2. Keterampilan bertanya lanjutan, meliputi: pengubahan
tuntutan tingkat kognitif pertanyaan, pengaturan urutan
pertanyaan secara logis. Pertanyaan melacak sejauh mana
kemampuan berfikir siswa. Keterampilan mendorong
terjadinya interaksi antar siswa.
b) Keterampilan memberikan penguatan.
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon
bersifat verbal ataupun non verbal yang bertujuan
penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau
koreksi. Komponen keterampilan memberikan penguatan
meliputi penguatan verbal berupa kata-kata atau kalimat yang
diucapkan guru; penguatan gestural dalam bentuk mimik,
gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan
kesan kepada siswa; penguatan dengan cara mendekati siswa
untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah
laku, atau penampilan siswa; penguatan dengan memberikan
kegiatan yang menyenangkan, penguatan dengan sentuhan;
penguatan dengan tanda-tanda untuk menunjang tingkah laku
siswa yang positif.
Dalam menggunakan komponen harus bervariasi,
pemberian penguatan lebih baik dilakukan secara langsung dan
segera. Untuk keperluan tertentu penggunaan penguatan secara
tidak penuh dapat diberikan. Memberikan penguatan diartikan
dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu
tingkahlaku tertentu siswa yang memungkinkan tingkahlaku
tersebut timbul kembali.
c) Keterampilan mengadakan variasi.
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk
mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar
antusiasme, serta penuh partisipasi. Komponen keterampilan
memberi variasi meliputi: variasi suara, pemusatan perhatian,
kesenyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik, serta
perubahan posisi guru.
d) Keterampilan menjelaskan.
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara
lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan
adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian
informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan
urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
Komponen keterampilan menjelaskan meliputi kejelasan
menyampaikan materi, penggunaan contoh dan ilustrasi,
memberikan penekanan, pengorganisasian, pemberian umpan
balik.
e) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap
kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran
dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa
yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
belajar-mengajar. Komponen keterampilan membuka dan menutup
pelajaran meliputi dua hal.
1. Membuka pelajaran
Menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi,
memberikan acuan berupa gambaran yang jelas kepada siswa
mengenai hal-hal yang akan dipelajari, membuat kaitan
antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang
dikenal siswa.
2. Menutup pelajaran
Untuk memperoleh gambaran secara utuh pada waktu akhir
kegiatan, beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menutup
pelajaran yaitu meninjau kembali dengan cara merangkum
inti pelajaran dan membuat ringkasan, mengevaluasi dengan
berbagai bentuk evaluasi.
f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi
menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah
melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir,
berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Komponen
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil meliputi:
Pemusatan perhatian, memperjelas permasalahan, menganalisa
pandangan siswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi,
menutup diskusi.
g) Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian
tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas
oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Komponen keterampilan mengelola kelas meliputi:
1. Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dengan cara
menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian,
memusatkan perhatian kelompok, memberikan
2. Keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi
belajar yang optimal dengan cara memodifikasi tingkah laku,
mengeloa kelompok, menemukan dan memecahkan tingkah
laku yang menimbulkan masalah.
h) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang
untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih
akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan meliputi keterampilan melakukan pendekatan secara
pribadi, keterampilan mengorganisasi, dan keterampilan
membimbing dan memudahkan belajar. Keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan yang
cukup kompleks dan memerlukan penguasaan keterampilan
sebelumnya, yakni keterampilan bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, dan membimbing diskusi
Menurut Soekartawi (1995:33) pengajar dituntut untuk berperan
serba bisa, antara lain:
1. mempunyai keahlian terhadap ilmu pengetahuan (bahan ajar)
yang diberikan kepada siswanya;
2. mempunyai keahlian dalam memberikan pengajaran;
3. mampu memberikan motivasi kepada siswa;
4. mampu bertindak sebagai manajer di kelas;
5. mampu bertindak sebagai pemimpin;
6. mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan;
7. mempunyai keahlian sebagai ahli lingkungan
8. mampu menjadi penggerak inisiatif;
9. mampu membuat suasana di kelas tetap terkontrol;
10. mampu membuat atau memberikan humor
11. mau menerima umpan balik dari siswa
12. mau menerapkan hasil-hasil penelitian di dalam bahan ajar.
Menurut Soekartawi (1995:40) melakukan persiapan atau
perencanaan pengajaran adalah tahapan yang sangat penting,
karena pada kegiatan persiapan dan perencanaan inilah pelaksanaan
pengajaran akan berjalan dengan dengan baik pula. Tahapan
kegiatan pembelajaran yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Mempelajari silabus. Dalam setiap lembaga atau instansi
pendidikan kadang kala dijumpai adanya perbedaan dalam
dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu: silabus telah disiapkan
oleh jurusan, faklutas, universitas atau lembaga pendidikan yang
bersangkutan dan silabus disiapkan sendiri oleh pengajar.
b. Menetapkan tujuan dan kelompok sasaran
Walaupun tujuan ini telah ditetapkan di silabus, akan lebih baik
perlu ditetapkan apa tujuan instruksional umum (TIU) dan
tujuan intruksional khusus (TIK). Hal ini dikarenakan tujuan
yang ditetapkan disilabus adalah sangat singkat. TIU biasanya
merupakan goals atau tujuan dari bahan ajar yang diberikan,
yaitu tujuan relative yang ingin dicapai, sedangkan TIK
(biasanya dinamakan objective) berisi tujuan yang sifatnya
operasional yang harus dikuasai oleh siswa.
c. Membuat satuan acara pengajaran (SAP)
SAP adalah penjabaran yang lebih yang lebih terperinci dari
bahan ajar yang diberikan untuk tujuan mencapai TIU dan TIK.
d. Memilih model instruksi yang relevan
Tiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian di dalam
memilih model instruksi yang dipakai sehari-hari di kelas.
Model intruksi yang digunakan sebaiknya sesuai dengan bahan
ajar atau ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Membuat cara evaluasi
Agar siswa dapat membuat persiapan atau dapat menyiapkan
dengan cara evaluasi, evalusai inipun dapat berupa ujian lisan,
tertulis, mengumpulkan tugas-tugas, quis atau lain sebagainya.
f. Menetapkan tempat waktu
Penempatan waktu dan tempat biasanya bukanlah tugas seorang
pengajar.
g. Menetapkan buku wajib dan pilihan
Buku tersebut perlu dituliskan dengan jelas di silabus atau saat
pertemuan perdana.
h. Membagikan hand out
Proses komunikasi dalam pembelajaran hendaknya ada umpan
balik karena sangat diperlukan untuk memperbaiki penampilan
kemunikator dan juga isi bahan ajar.
i. Melaksanakan evaluasi
Dalam penelitian ini keterampilan guru yang dimaksud adalah
persepsi siswa yang berkaitan dengan keterampilan mengajar
guru. karena dalam proses belajar mengajar, keterampilan
mengajar guru mempengaruhi secara langsung proses
pembelajaran di dalam kelas. Berkaitan dengan keterampilan
mengajar guru, siswa mempunyai pandangan atau persepsi yang
berbeda antar satu siswa dengan siswa yang lain. Hal ini terkait
dengan kemampuan siswa dalam menerima informasi yang
masuk, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda. Persepsi
positif menunjukkan keaktifan belajar siswa, meningkatnya
motivasi dan prestasi belajar siswa. Respon negatif
menunjukkan tingkah laku siswa yang tidak mendukung dalam
proses belajar. Keterampilan guru dalam mengajar diharapkan
dapat menumbuhkan respon positif siswa. Peranan guru sangat
menentukan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar. Untuk
itu guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses
pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Dengan keterampilan
mengajar yang dimiliki, diharapkan guru akan mampu menarik
perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan, membuat siswa
lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan sehingga
siswa lebih termotivasi melakukan proses pembelajaran. Oleh
sebab itu, keterampilan mengajar penting dimiliki oleh setiap
guru karena membuat proses pembelajaran lebih efektif.
2. Prestasi Belajar
Menurut Hamalik (2001:23) belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman atau dalam arti belajar
merupakan suatu proses, kegiatan, dan bukan suatu hasil maupun
tujuan. Winkel (1987:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia
dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan dan saling
nilai sikap yang bersikap kostan atau menetap dan berbekas. Perubahan
itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku
atau yang masih tinggal tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya
penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari. Menurut
pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Gagne (1985) dalam (Winkel, 1987:72); prestasi adalah hasil yang telah
dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985) dalam
(Winkel, 1987:72) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan
menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap dan keterampilan.
a. Prinsip Belajar
Ada beberapa yang menjadi prinsip-prinsip belajar.
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional;
b) belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi
c) belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar
dengan efektif;
d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakikat belajar
a) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya;
b) belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery;
c) belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang diharpakan.
3) Sesuai Materi / Bahan yang dipelajari
a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya;
b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.
4) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang;
b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
1) Faktor-faktor Intern
Di dalam faktor intern terdapat tiga faktor yaitu:
a) Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmani terdapat faktor kesehatan, kesehatan
adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan juga sangat
berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar peserta didik.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu. Agar peserta didik dapat belajar dengan
baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terlihat
fres dengan cara istirahat yang cukup, makan yang teratur dan
yang terpenting adalah olahraga dan ibadah.
b) Faktor Psikologis
Dalam psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang
tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar. Faktor-faktor itu adalah inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
2) Faktor-faktor Ekstern
Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat
dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor
sekolah dan masyarakat.
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa, cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
c. Tujuan Belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan
belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan
instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa
berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar
sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim
disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir
kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang
lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari
peserta didik” menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar
tertentu.
d. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
e. Tipe kegiatan belajar
John Travers menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar
gerakan, belajar pengetahuan, dan belajar pemecahan masalah. Ada
pula yang menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar
informasi, belajar konsep, belajar prinsip, belajar keterampilan dan
belajar sikap. Secara eksplisit, kategorisasi kegiatan belajar yang
bermacam-macam tersebut dapat dirangkum menjadi tipe kegiatan
belajar:
1) Ketrampilan
2) Pengetahuan
3) Informasi
4) Konsep
5) Sikap
6) Pemecahan masalah
3. Motivasi Belajar
a. Konsep Dasar Motivasi
Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya “daya
dorong”,”keingingan”,”kebutuhan”, dan “kemauan”. Motif yang
telah aktif disebut “motivasi”. Mc. Donald (Sardiman, 1986:73)
menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “perasaan/feeling” dan
(Darsono,2000:6), motivasi adalah keseluruhan daya penggerak
psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan
memberi arahan pada kegiatan belajar, demi tercapainya tujuan
belajar.
Menurut Sardiman (2006:85) menyatakan bahwa motivasi
berfungsi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang
dikerjakan. Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang akan
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
Menurut Uno(2008:30), motif berprestasi yaitu motif untuk berhasil
dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan, motif untuk
memperoleh kesempurnaan, dalam hal ini adalah dorongan untuk
mencapai tujuan diri secara ideal. Motivasi bila dihubungkan dengan
pembelajaran, dalam hal ini adalah prestasi, maka akan
menggambarkan dorongan akan berprestasi yang berbeda-beda pada
diri seseorang. Motivasi berprestasi seseorang dapat dipelajari secara
fisik, ketika seseorang mempunyai dorongan berprestasi, maka akan
ada kecenderungan perbedaan sikap yang menuju ke arah positif
untuk mencapai tujuan tertentu.
Berikut adalah karakteristik seseorang yang mempunyai
motivasi berprestasi: Menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik
mungkin, bekerja tidak atas dasar untung-untungan, berfikir dan
kerjanya secara logis, lebih mementingkan prestasi ketimbang upah
yang akan diterimanya, realistik menilai dirinya, tidak boros,
konsumtif, tetapi produktif, menghargai hadiah yang diterimanya,
cenderung berorientasi ke dalam (inner orientation) kendati cukup
tanggap terhadap stimulasi lingkungan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut disimpulkan bahwa
motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya
rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang
berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau
aktivitas tertentu yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
b. Peranan Motivasi Berprestasi
Dalam proses belajar mengajar, motivasi mempunyai posisi
penting terhadap keberhasilan belajar seorang siswa, siswa yang
mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi tentu data pencapaian
prestasinya lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi
berprestasi rendah, semakin tinggi motivasi siswa maka ia akan
belajar lebih giat, disiplin, tidak mudah menyerah. Sebaik apapun
sarana belajar, perangkat pembelajaran, susunan kurikulum, dan
kondisi sekolah namun ketika tidak didukung motivasi berprestasi
dari dalam diri siswa itu sendiri maka hasil belajar tidak akan bisa
maksimal.
Motivasi mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
didukung adanya motivasi. Menurut Sardiman (2009:85) motivasi
berperan sebagai pendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam
hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan, menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak
dicapai kemudian motivasi juga berperan untuk menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan
guna mencapai tujuan. Motivasi berprestasi dapat ditandai dengan
seberapa besar intensitas kemauan belajar siswa yang nantinya akan
menentukan hasil belajar. Menurut Anni (2004:133) siswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi akan belajar lebih lama
dibanding dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi
rendah. Walaupun telah mengalami kegagalan, namun kegagalan itu
diartikan karena kurang berusaha dan bukan karena faktor eksternal.
Siswa yang memiliki motivasi berprestasi memiliki keinginan dan
harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan, mereka
akan berusaha lebih keras untuk mencapai keberhasilan.
Oleh karena itu siswa yang mempunyai motivasi
berprestasi yang tinggi cenderung mengalami kesuksesan dalam
mengerjakan tugas – tugas belajar sekolah, sesulit apapun proses
belajar yang dialaminya, ia tetap berusaha. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Dengan didasari
menghasilkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa
akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasinya.
c. Jenis dan Teori Motivasi
Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap memiliki
motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk
melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya
orang lain.Tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland,
berkaitan dengan motivasi berprestasi yaitu:
1) Kebutuhan akan prestasi / pencapaian
Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk
memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian,
atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki
pencapaian prestasi yang tinggi memiliki kecenderungan selalu
ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan
yang tinggi. Sebab-sebab seseorang memiliki niat yang tinggi di
antaranya adalah pujian dan imbalan akan kesuksesan yang
dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan
untuk menghadapi tantangan.
2) Kebutuhan akan kekuasaan
Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur
atau memimpin orang lain
3) Kebutuhan akan afiliasi / keanggotan
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan
untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik
dengan orang lain. Seseorang merasa ingin disukai dan diterima
oleh sesamanya. Mc.Clelland mengatakan bahwa kebutuhan yang
kuat akan afiliasi ini akan mencampuri objektifitas seseorang.
Sebab, jika ia merasa ingin disukai, maka ia akan melakukan
apapun agar orang lain suka akan keputusannya.Menurut Mc
Clelland dalam (Hasiah,2005) motivasi berprestasi terdiri atas dua
komponen utama yaitu pikiran-pikiran yang menggambarkan
prestasi dan kreativitas atau usaha yang berhubungan dengan
prestasi. Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
mempunyai ciri-ciri antara lain: suka bekerja keras untuk
mencapai keberhasilan, selalu khawatir mengalami kegagalan,
cenderung bertindak dan menetapkan suatu pilihan yang realistis,
senang berkompetisi dan bertanggungjawab atas pilihan dan
perbuatannya.
Sedangkan Maslow (Irwanto, 2002:204) mengungkapkan
tentang teori motivasi bahwa dalam motivasi terdapat suatu
hierarki atau tingkatan dalam hal ini yaitu pada tingkat yang
paling bawah kebutuhan fisiologis yang berkaitan dengan fisik,
kemudian pada tingkatan yang lebih tinggi kebutuhan akan rasa
dihargai, kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri atau
kebutuhan untuk mengaktualisasi diri dimana manusia
mempunyai kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas atau
potensinya setinggi mungkin.
Teori yang diungkapkan Maslow merupakan kebutuhan
motivasi dasar manusia hingga tingkat pengembangan aktualisasi
diri. Sedangkan Mc. Clelland mengungkapkan kebutuhan
motivasi lebih luas, lebih dari sekedar kebutuhan dasar motivasi
seseorang yaitu kebutuhan akan berprestasi, berkuasa dan
berafiliasi. Teori motivasi juga dikembangkan oleh Atkinson
(Irwanto,2002:208) menyatakan terdapat kelompok orang yang
mempunyai motivasi yaitu orang yang lebih termotivasi untuk
berprestasi daripada menghindari kegagalan dan kelompok orang
yang termotivasi oleh ketakutan akan gagal. Orang yang
termotivasi untuk berhasil akan mempunyai penampilan terbaik
pada tugas-tugas dengan tingkat kesulitan yang sedang.
Sedangkan orang yang termotivasi menghindari kegagalan akan
menyelesaikan tugas dengan baik pada tingkat kesulitan tinggi.
Ada beberapa jenis motivasi, menurut Sardiman (2005:89)
jenis-jenis motivasi antara lain:
a) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
dalam individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Pada motif ini siswa belajar karena belajar dianggap bermakna
bagi dirinya. Tujuan yang hendak dicapai terletak pada belajar
itu sendiri yang meliputi keterampilan, sikap, menambah
pengetahuan, dan pengalaman.
b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya rangsangan dari luar. Pada motivasi ini siswa
belajar bukan karena dapat memberikan makna baginya,
melainkan mengharap sesuatu dibalik kegiatan belajar itu.
Karakteristik siswa yang mempunyai motivasi berprestasi
menurut Djaali (2007:103) : (1) Menyukai situasi atau tugas yang
menuntut tanggungjawab pribadi atas hasilnya bukan atas dasar
untung-untungan dan anggapan akan ketentuan nasib; (2)
Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang; (3) Senang
bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain; (4)
Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan
balik dengan nyata untuk menentukan baik atau tidak hasil
pekerjaannya; (5) Mampu menangguhkan keinginannya demi
masa depan yang lebih baik; dan (6) Tidak bekerja untuk sekedar
mendapat uang atau status melainkan mengejar lambang atau
Ada beberapa temuan dari Heackhausen dalam (Mulyani,
2006:15-16) mengenai karakteristik individu yang mempunyai
motivasi berprestasi sebagai berikut.
a. Berorientasi sukses
Bahwa individu diharapkan pada situasi berprestasi ia akan
merasa optimis bahwa kesuksesan akan diraihnya dan dalam
mengerjakan tugas seseorang lebih terdorong oleh harapan
untuk sukses daripada menghindar tetapi gagal.
b. Berorientasi ke depan
Bahwa seseorang mempunyai kehendak dan tujuan di masa
mendatang dengan memperhatikan waktu. Seseorang
cenderung memikirkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya
dalam waktu yang akan datang, tidak cepat puas terhadap apa
yang diperoleh sekarang, lebih menghargai dan memanfaatkan
waktu luang, serta ia lebih dapat menangguhkan pemuasan
untuk mendapatkan penghargaan dimassa mendatang.
c. Suka tantangan
Seseorang lebih suka jenis tugas yang cukup rawan antara
sukses dan gagal. Hal itu menjadikan pendorong baginya untuk
melaksanakan dengan sungguh-sungguh, situasi prestasi yang
mengandung resiko yang cukup untuk gagal dan suka akan
perbedaan dan kekhasan tersendiri sesuai dengan potensi
langsung akan mempengaruhi kualitas dan pencapaian prestasi
siswa.
d. Ulet dan Tangguh
Seseorang bila dihadapkan suatu tugas yang berat sekalipun
tidak mudah menyerah, tetap bekerja dengan baik untuk
mencapai prestasi terbaiknya dibanding dengan orang lain,
dalam melakukan tugas-tugasnya menunjukkan keuletannya,
ketepatan waktu, dan tidak mudah putus asa serta berusaha
sesuai dengan kemampuannya. Adanya motivasi berprestasi
dalam diri individu akan menumbuhkan jiwa kompetisi yang
sehat, akan menumbuhkan individu-individu yang bertanggung
jawab dan dengan motivasi berprestasi yang tinggi juga akan
membentuk individu menjadi pribadi yang kreatif.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
seperti yang dikemukakan di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui 2 pokok permasalahan yaitu persepsi siswa tentang
kleterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa. Setelah
ditemukan penelitian yang relevan dengan variabel persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru, motivasi belajar siswa yang dilakukan oleh:
1. Rumini yang berjudul : Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Keterampilan Dasar Guru Mengajar Ketersediaan Fasilitas Belajar di
Pendidikan Akuntansi angkatan “2010-2011” pada hasil penelitian
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan atau saling
berhubungan.
2. Dyah Tri Wahyuni : Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi
Guru Akuntansi, Ketersediaan Fasilitas Belajar Di Sekolah, Motivasi
Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa” Studi kasus Prodi Pendidikan
Akuntansi Angkatan “ 2011-2012” pada hasil penelitian disimpulkan
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan atau saling berhubungan.
C. Kerangka berfikir
1. Hubungan keterampilan guru dengan prestasi belajar
Keterampilan mengajar guru merupakan faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yang berasal dari luar individu (eksteren). Sudah
menjadi kodrat manusia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dengan
guru. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh kompetensi guru, hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rumini (2010-2011).
Penelitian ini membuktikan bahwa “ada hubungan yang positif antara
ketersediaan fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar”.
2. Motivasi belajar dengan prestasi belajar
Hamzah (2012:3) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan
yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan
kebutuhannya. Motivasi belajar lebih sedikit akan mempengaruhi hasil
belajar. Siswa yang mempunyai motivasi yang kuat akan mempunyai
banyak peluang untuk melakukan kegiatan belajar dengan penuh
semangat guna menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Siswa
dengan semangat motivasi yang tinggi akan nampak dalam minat
mengerjakan tugas belajar tanpa mengenal bosan. Hal ini membuktikan
adanya hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Dyah Tri
Wahyuni (2011-2012).
D. Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini yaitu:
1. Ha: Ada hubungan positif dan signifikan presepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa.
2. Ha: Ada hubungan positif dan signifikan motivasi belajar siswa
40 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Tujuan penelitian adalah mendapatkan informasi mengenai
hubungan persepsi siswa tentang keterampilan guru, motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu jenis penelitian ini
merupakan penelitian korelasial. Penelitian korelasial adalah penelitian
yang dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua atau
beberapa variabel (Arikunto, 2009:247). Peneliti ingin mengetahui
hubungan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan motivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Jenis Penelitian ini
merupakan studi kasus, studi kasus merupakan penelitian terperinci dan
mendalam terhadap suatu lembaga, organisasi dan gejala tertentu dalam
kurun waktu tertentu (Arikunto, 2006:143). Jenis penelitian studi kasus ini
bila digabungkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini hanya berlaku bagi subjek yang diteliti saja dan tidak
berlaku bagi objek penelitian yang lain. Penelitian hanya terbatas pada