PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN
KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM
PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA
TAHUN 2013
TESIS
Oleh
TIOMARNI LUMBAN GAOL
117032160/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
THE INFLUENCE OF THE FACTORS OF DEMOGRAPHY,
SOCIO-ECONOMY, AND NEEDS ON COMMUNITY BEHAVIOR IN
SEARCHING FOR MEDICATION AT MEDAN KOTA
SUBDISTRICT, IN 2013
THESIS
By
TIOMARNI LUMBAN GAOL
117032160/IKM
MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN
KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM
PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA
TAHUN 2013
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
TIOMARNI LUMBAN GAOL
117032160/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis
: PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI,
SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN
TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT
DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI
KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013
Nama Mahasiswa
: Tiomarni Lumban Gaol
Nomor Induk Mahasiswa : 117032160
Program Studi
: S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi
: Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M) (Drs. Tukiman, M.K.M)
Ketua
Anggota
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
Telah diuji
pada Tanggal : 02 Juli 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
: Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M
Anggota
: 1. Drs. Tukiman, M.K.M
2. dr. Heldy BZ, M.P.H
PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN
KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM
PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA
TAHUN 2013
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperolah gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2013
Tiomarni Lumban Gaol
117032160/IKM
ABSTRAK
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Namun program pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah
belum sepenuhnya sesuai dengan faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan
kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan Medan Kota ditemukan sarana pelayanan
kesehatan yang beragam sehingga perlu dikaji pencarian pengobatan yang dilakukan
masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi,
sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di
Kecamatan Medan Kota dilakukan terhadap 138 orang kepala keluarga sebagai
sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara
statistik mengunakan uji regresi logistik
ganda pada α = 5%.
Hasil penelitian faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan,
pengetahuan dan sikap), faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan faktor
kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan
Medan Kota. Faktor kebutuhan paling dominan memengaruhi pencarian pengobatan
dengan nilai signifikan 0,000 dan nilai regresi logistik 8,564.
Disarankan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang
penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan serta
sosialisasi program kesehatan, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan
kesehatan akan berupaya mencari pengobatan. Tenaga kesehatan supaya memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
ABSTRACT
One of the attempts to achieve the highest public health standard is by
performing health services. However, health service program performed by the
government is still not adequately in line with the factors of socio-demography,
socio-economy, and public needs. Varied the health service facilities are found in
Medan Kota Sub district therefore, it is necessary to study the search for medication
by people.
The aim the research was to know the influence of the factors of
socio-demography, socio-economy, and public needs on the behavior of searching for
medication in Medan Kota Sub district. The samples consisted 0f 138 families, and
the data were gathered by using questionnaires and analyzed statistically by using
multiple logistic regression tests at
α=5%.
The result of the research showed that socio-demography (age, sex,
education, knowledge, and attitude), socio-economy (occupation and income), and
public needs had influence to the search medication at Medan Kota Sub district. The
need factor had the most dominant influence on to the search medication to the
search medication with significance value of 0,000 and logistic regression value of
8,564.
It is recommended that knowledge and the change in attitude about disease
and the search for medication by people should be increased through counseling and
socialization of health program so that people who are sick will attempt to search for
medication. It also recommended that to health officer should make health service in
health facilities which are line with public needs.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan
dan karuniaNya, penulisan tesis ini dapat di selesaikan dengan baik. Penyusunan tesis
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Medan.
Penulis menyadari begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan
kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof Dr. dr Syahril Pasaribu, D.T.M&H., M.Sc.(CTM)., Sp.A,(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat sekaligus sebagai dosen
penguji tesis
5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan
Drs. Tukiman, M.K.M, Anggota Komisi Pembimbing.
6. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku Dosen Penguji Tesis.
7. Para dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2
Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
8. Camat Medan Kota beserta seluruh staf yang telah mengizinkan dilakukan
penelitian di wilayahnya.
9. Seluruh Lurah di wilayah Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia
memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
10. Seluruh penduduk Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini
11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, khususnya pada Minat Studi Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku
Terima kasih yang tak terhingga kepada suami tercinta Pardamean
Manurung dan anak-anakku tersayang Raja Manurung, Yossie Agustina Manurung,
Partio Wenna Manurung, Titian Asnita Manurung serta seluruh keluarga yang telah
memberikan doa, dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan penelitian dan
pendidikan S2 ini.
Medan, Juli 2013
Tiomarni Lumban Gaol
117032160/IKM
RIWAYAT HIDUP
Tiomarni Lumban Gaol lahir di Medan tanggal 12 Oktober 1962. Anak dari
pasangan bapak Alm. M. Lumban Gaol dan Ibu E. Banjarnahor. Penulis anak
pertama dari dua bersaudara.
Pendidikan formal penulis dimulai dari SD St. Antonius Medan selesai tahun
1974, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Medan selesai tahun
1977, pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 5 Medan selesai
tahun 1981, kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada Akademi Keperawatan
Universitas Darma Agung Medan selesai tahun 1985, Akta III di IKIP Medan selesai
tahun 1995, S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Medan selesai tahun 2001. Pendidikan S2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara sampai saat ini.
Mulai bekerja tahun 1986-1999 sebagai staf pengajar di Sekolah Perawat
Kesehatan Herna Medan, tahun 2000-sekarang sebagai staf pengajar di Akademi
Keperawatan RSU Herna Medan.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...
i
ABSTRACT ...
ii
KATA PENGANTAR ...
iii
RIWAYAT HIDUP ...
iv
DAFTAR ISI ...
vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ...
x
DAFTAR LAMPIRAN ...
xi
BAB 1. PENDAHULUAN ...
1
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Permasalahan ...
8
1.3 Tujuan Penelitian ...
8
1.4 Hipotesis...
8
1.5 Manfaat Penelitian ...
8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...
9
2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan ...
9
2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ...
11
2.3 Perilaku ...
14
2.3.1 Pengertian Perilaku ...
14
2.3.2 Domain Perilaku ...
15
2.3.3 Perilaku Kesehatan ...
18
2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan ...
19
2.5 Landasan Teori ...
23
2.6 Kerangka Konsep ...
23
BAB 3. METODE PENELITIAN ...
24
3.1 Jenis Penelitian ...
24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...
24
3.2.1 Lokasi Penelitian ...
24
3.2.2 Waktu Penelitian ...
24
3.3 Populasi dan Sampel ...
24
3.3.1 Populasi...
24
3.3.2 Sampel ...
25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...
26
3.4.1 Data Primer ...
26
3.4.2 Data Sekunder ...
26
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...
27
3.6 Metode Pengukuran ...
28
3.7 Metode Analisis Data ...
29
BAB 4. HASIL PENELITIAN ...
31
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota ...
31
4.2 Analisis Univariat ...
31
4.2.1 Sosiodemografi Responden ...
31
4.2.2 Sosioekonomi Responden ...
37
4.2.3 Kebutuhan Responden ...
39
4.2.4 Pencarian Pengobatan ...
40
4.3 Analisis Bivariat ...
45
4.4 Analisis Multivariat ...
47
BAB 5. PEMBAHASAN ...
48
5.1 Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pencarian Pengobatan
di Kecamatan Medan Kota ...
48
5.2 Pengaruh Sosioekonomi terhadap Pencarian Pengobatan
di Kecamatan Medan Kota ...
54
5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan
di Kecamatan Medan Kota ...
56
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ...
67
6.1 Kesimpulan ...
67
6.2 Saran ...
68
DAFTAR PUSTAKA ...
69
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
3.1
Distribusi Jumlah KK dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan
Medan Kota Tahun 2013 ...
25
3.2
Aspek Pengukuran Variabel Penelitian ...
29
4.1
Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun
2013 ...
32
4.2
Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota
Tahun 2013 ...
32
4.3
Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan
Kota Tahun 2013 ...
32
4.4
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian
Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
33
4.5
Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di
Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
35
4.6
Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang
Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
37
4.7
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota
Tahun 2013 ...
37
4.8
Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota
Tahun 2013 ...
38
4.9
Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan
Medan Kota Tahun 2013 ...
38
4.10 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Pencarian Pengobatan di
Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
39
4.11 Distribusi Responden Menurut Kategori Kebutuhan di Kecamatan
4.12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Medan Kota
Tahun 2013 ...
40
4.13 Distribusi Reponden Menurut Lama Menderita Sakit sehingga Mencari
Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
41
4.14 Distribusi Responden Menurut Cara Pencarian Pengobatan di Kecamatan
Medan Kota Tahun 2013 ...
41
4.15 Distribusi Reponden Menurut Anjuran Melakukan Kunjungan Ulang ke
Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
42
4.16 Distribusi Reponden Menurut Kepatuhan Melakukan Kunjungan Ulang
ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
42
4.17 Distribusi Responden Menurut Pencarian Pengobatan jika Tidak Sembuh
di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
43
4.18 Distribusi Responden Menurut Kategori Pencarian Pengobatan di
Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
44
4.19 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi
di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
45
4.20 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi
di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...
46
4.21 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosioekonomi di Kecamatan
Medan Kota Tahun 2013 ...
46
4.22 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Kebutuhan di Kecamatan Medan
Kota Tahun 2013 ...
47
4.23 Hasil Uji Pengaruh Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1 Kuesioner Penelitian ...
72
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77
3. Hasil Uji Univariat ... 80
4. Hasil Uji Bivariat ... 88
5. Hasil Uji Multivariat ... 91
6. Master Data Penelitian... 92
7. Surat Izin Penelitian ... 95
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut,
pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan (Depkes
RI, 2009).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Adapun yang dimaksud pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat. Dalam Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
pemerintah Indonesia mencantumkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal, oleh karena itu pemerintah
mempunyai tanggung jawab untuk mengadakan dan mengatur upaya pelayanan
kesehatan (Depkes RI, 2009).
Perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok
atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian
pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi
(Ilyas, 2003). Variasi pencarian pengobatan di masyarakat dipengaruhi dengan
jumlah sarana pelayanan kesehatan yang semakin bertambah serta jenis, metode serta
peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia di sarana pelayanan kesehatan juga
semakin beragam.
Menurut Notoatmodjo (2007), pencarian pengobatan oleh masyarakat terkait
dengan respons seseorang apabila sakit serta membutuhkan pelayanan kesehatan.
Respons tersebut antara lain : (1) tindakan mengobati sendiri, (2) mencari pengobatan
ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional, (3) mencari pengobatan dengan membeli
obat-obat ke warung-warung obat, (4) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas
modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta,
yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah sakit,
(5) mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh
dokter praktek.
Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku pemanfaatan pelayanan
kesehatan digolongkan oleh beberapa ahli dalam beberapa model, salah satu dari
model tersebut adalah "model pemanfaatan pelayanan kesehatan". Di dalam model
pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization) menurut Dever (1984) dikemukakan
bahwa faktor yang memengaruhi pemanfaatan atau penggunaan pelayanan kesehatan,
adalah (1). fakor sosio kultural, meliputi norma dan nilai yang ada di masyarakat, dan
teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan; (2) faktor organisasi, meliputi
ketersediaan sumber daya, keterjangkauan lokasi, dan keterjangkauan sosial; (3)
faktor interaksi konsumen-provider, faktor yang berhubungan dengan konsumen
meliputi kebutuhan yang dirasakan, dipengaruhi: faktor sosio demografi, faktor sosio
psikologis, dan faktor epidemiologis penyakit; selain itu ada faktor lain yang
berhubungan dengan provider
Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, terdiri dari kebutuhan yang
dirasakan oleh konsumen (felt need) dan kebutuhan yang diukur menurut pendapat
provider (evaluated need). Kebutuhan yang dirasakan menurut konsumen dipengaruhi
oleh faktor sosio demografi dan faktor sosio psikologis. Kebutuhan yang dirasakan
terhadap pelayanan kesehatan, merupakan penjumlahan dari kebutuhan fisiologis dan
psikologis individu terhadap suatu pelayanan kesehatan.
Felt need timbul bila
individu menginginkan pelayanan kesehatan dan berhubungan dengan persepsi
individu terhadap pelayanan kesehatan. Kebutuhan yang dirasakan membuat individu
mengambil keputusan untuk mencari pelayanan kesehatan atau tidak. Ekspresi dari
felt need terhadap pelayanan kesehatan adalah merupakan penggunaan atau
pemanfaatan dari pelayanan kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2007).
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka
banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi
oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya
merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut.
Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi
barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan untuk menggunakan pelayanan
kesehatan dan tidak inginnya menggunakan pelayanan kesehatan yang ada
(Tjiptoherijanto, 2008).
Menurut Sutojo (2004), dalam mengkaji kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat menghendaki agar status kesehatannya dapat lebih optimal. Untuk itu
masyarakat sering melakukan penilaian terhadap pelayanan kesehatan yang akan ia
gunakan serta dikaitkan dengan faktor demografi serta faktor sosioekonomi yang
menunjukkan kemampuannya dalam mengakses pelayanan kesehatan.
Penelitian Setyawan (2007) yang menyatakan ada hubungan antara sikap dan
minat masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan modern, selain
itu pencarian pengobatan juga berkaitan dengan faktor-faktor pendukung antara lain
biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan kepada sarana pengobatan, kondisi
waktu berobat, keberadaan sarana, pelayanan pengobatan dan situasi di sarana
pengobatan serta konsep sehat dan sakit yang dimiliki oleh masyarakat. Menurut
WHO (1999) salah satu faktor yang menyebabkan. seseorang berperilaku dalam hal
pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya dan sumber dana yang dimiliki
antara lain kesempatan dan kemampuan membayar.
Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan pencarian pengobatan seperti
penelitian Wicaksono (2005) tentang faktor–faktor yang memengaruhi penentuan
pemilihan pengobatan pada penduduk Kelurahan Gowongan Kecamatan Jetis
Kotamadya Yogyakarta menyimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh pada
penentuan pemilihan pengobatan adalah pendidikan dan status ekonomi
Penelitian Hendrawan (2005) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku dalam pencarian pengobatan di Kabupaten Serang menyatakan bahwa
terdapat hubungan faktor kepercayaan terhadap pengobatan dengan pemilihan upaya
pengobatan. Demikian juga penelitian Assegaf, dkk (2010) yang dimuat pada jurnal
MKM Vol.05 No.01 Desember 2010 menyimpulkan bahwa pilihan pencarian
pengobatan oleh ibu untuk anaknya yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut
di wilayah kerja Puskesmas Bakunase berturut-turut adalah terbanyak memilih
pengobatan medis (berobat ke sarana pelayanan kesehatan) sebesar 69,23%,
selanjutnya pengobatan sendiri sebesar 23,08% dan masih ada ibu yang memilih
pengobatan tradisional (berobat ke dukun) sebesar 7,69%. Jenis penggunaan sarana
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bakunase adalah Puskesmas/Pustu
sebesar 50,85%, Rumah Sakit sebesar 13,56%, dan dokter/bidan praktek sebesar
35,59%.
Hasil Penelitian Tinendung (2011) tentang pola pencarian pengobatan pada
masyarakat Suku Pak-Pak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang Kabupaten
Dairi Sumatera Utara menyimpulkan secara umum pola pencarian pengobatan yang
paling dominan digunakan masyarakat adalah dengan melakukan pengobatan sendiri.
Pola pengobatan sendiri menjadi dominan dikarenakan umumnya masyarakat
memiliki pengetahuan dan tekhnik khusus dalam meramu obat yang sesuai terhadap
penyakitnya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar.
Melihat potensi besar dan manfaat yang luar biasa ini, melalui dinas Kesehatan
maupun dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan bantuan masyarakat setempat
diharapkan dapat melestarikan tekhnik tersebut dengan merangkumnya dalam bentuk
buku, sehingga dapat menambah pustaka bangsa dan dapat dikembangkan maupun
diwariskan pada masyakat yang lain.
Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat dipengaruhi oleh jumlah dan
jenis sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di sekitarnya. Oleh karena itu pada
wilayah yang banyak tersedia sarana pelayanan kesehatan seperti : puskesmas, rumah
sakit pemerintah dan swasta, balai pengobatan serta praktek dokter, maka pilihan
masyarakat semakin beragam untuk melakukan pencarian pengobatan.
Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu wilayah di Kota Medan yang
terdapat cukup banyak sarana pelayanan kesehatan. Menurut Profil Kecamatan
Medan Kota (2011) bahwa di wilayah tersebut terdapat 17 unit sarana pelayanan
kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai
pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak. Dengan keragaman sarana
pelayanan kesehatan yang ada memungkinkan masyarakat di Kecamatan Medan Kota
memiliki banyak pilihan untuk mencari pengobatan dalam penyembuhan penyakit
yang dideritanya.
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis pada Januari 2013 terhadap
10 orang penduduk di Kecamatan Medan Kota ditemukan bahwa sebanyak 6 orang
(60%) mencari pengobatan ke rumah sakit swasta, 3 orang (30%) mencari
pengobatan balai pengobatan, sedangkan yang mencari pengobatan ke puskesmas
hanya 1 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan variasi
perilaku pencarian pengobatan pada masyarakat Kecamatan Medan Kota.
Permasalahan pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan
Kota jika dikaji dari aspek konsep sehat-sakit sebenarnya sudah baik, karena
masyarakat sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan pada saat menderita
sakit. Namun dalam kajian ini peneliti mencoba untuk merumuskan permasalahan
tentang variasi pencarian pengobatan ditinjau dari faktor sosiodemografi, sosio
ekonomi dan kebutuhan. Faktor-faktor yang memengaruhi variasi perilaku pencarian
pengobatan tersebut akan dikaji mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan
yang dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007).
Berdasarkan uraian di atas serta didukung penelitian-penelitian sebelumnya,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku masyarakat dalam
pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota, sehingga dapat diketahui
pelayanan kesehatan yang dikehandaki masyarakat saat ini, serta dapat dibuat suatu
pengelompokan atau pola pencarian pengobatan oleh masyarakat berdasarkan faktor
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), sosio
ekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan)
masyarakat. Konsep mengkaji pencarian pengobatan akan lebih jelas apabila
dilakukan pada wilayah yang terdapat sarana pelayanan kesehatan yang beragam dan
hal ini dapat diwakili oleh Kecamatan Medan Kota yang terdapat 17 unit sarana
pelayanan kesehatan.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
adalah : bagaimana pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan
masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun
2013 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan
kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan
Kota tahun 2013.
1.4 Hipotesis
Ada pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan
masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun
2013.
1.5 Manfaat Penelitian
1.
Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam
merumuskan kebijakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2.
Hasil penelitian ini dijadikan perbandingan dan referensi pada penelitian
selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan
Menurut Levey dan Loomba dalam Ilyas (2003), yang dimaksud dengan
pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian
pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo
(1993), perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok
atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian
pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi
(Ilyas, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), respons seseorang apabila sakit adalah
sebagai berikut:
a. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action). Dengan alasan
antara lain : (a) bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan
atau kerja mereka sehari-hari, (b) bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau
gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan
bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya,
(c) fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petugas kesehatan
kurang ramah kepada pasien, (d) takut disuntik dokter dan karena biaya mahal.
b. Tindakan mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti telah
diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat
tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan
pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan
kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan.
c. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional
remedy), seperti dukun.
d. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat (chemist
shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu.
e. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah
atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai
pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.
f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan khusus yang diselenggarakan oleh
dokter praktek (private medicine).
Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2007), ada tiga faktor-faktor
penting dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu : (1) mudahnya menggunakan
pelayanan kesehatan yang tersedia, (2) adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap
pelayanan kesehatan yang ada dan (3) adanya kebutuhan pelayanan kesehatan.
2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Andersen dalam Notoatmodjo (2007) mendeskripsikan model sistem
kesehatan merupakan suatu model kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai
model perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan (behaviour model of health service
utilization).
Andersen mengelompokkan faktor determinan dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :
1. Karakteristik predisposisi (Predisposing Characteristics)
Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu
mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda
yang disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam tiga
kelompok :
a. Ciri-ciri demografi, seperti : jenis kelamin, umur, dan status perkawinan.
b. Struktur sosial, seperti : tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama, dan
sebagainya.
c. Kepercayaan kesehatan (health belief),
seperti pengetahuan dan sikap serta
keyakinan penyembuhan penyakit.
2. Karakteristik kemampuan (Enabling Characteristics)
Karakteristik kemampuan adalah sebagai keadaan atau kondisi yang membuat
seseorang mampu untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya
terhadap pelayanan kesehatan. Andersen membaginya ke dalam 2 golongan, yaitu :
a. Sumber daya keluarga, seperti : penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam
asuransi kesehatan, kemampuan membeli jasa, dan pengetahuan tentang
informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
b. Sumber daya masyarakat, seperti : jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada,
jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio penduduk
terhadap tenaga kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk. Menurut
Andersen semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan maka tingkat
pemanfaatan pelayanan kesehatan suatu masyarakat akan semakin bertambah.
3. Karakteristik kebutuhan (Need Characteristics)
Karakteristik kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung
berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Andersen dalam
Notoatmodjo (2007) menggunakan istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan
pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari
kebutuhan. Penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu :
a. Penilaian individu (perceived need), merupakan penilaian keadaan kesehatan yang
paling dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit dan hebatnya
rasa sakit yang diderita.
b. Penilaian klinik (evaluated need), merupakan penilaian beratnya penyakit dari
dokter yang merawatnya, yang tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan
penentuan diagnosis penyakit oleh dokter (Ilyas, 2003)
Menurut Dever (1984) faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan
pelayanan kesehatan adalah :
a. Faktor Sosiokultural yang terdiri dari : (1) norma dan nilai sosial yang ada di
masyarakat, dan (2) teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan.
b. Faktor Organisasi yang terdiri dari : (1) ketersediaan sumber daya. Yaitu sumber
daya yang mencukupi baik dari segi kuantitas dan kualitas, sangat mempengaruhi
penggunaan pelayanan kesehatan. (2) keterjangkauan lokasi. Keterjangkauan
lokasi berkaitan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan
tempat diukur dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan.
(3) keterjangkauan sosial. Dimana konsumen memperhitungkan sikap petugas
kesehatan terhadap konsumen. (4) karakteristik struktur organisasi formal dan
cara pemberian pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ada yang mempunyai
struktur organisasi yang formal misalnya rumah sakit.
c. Faktor Interaksi Konsumen-Petugas Kesehatan
(1) Faktor yang berhubungan dengan konsumen
Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen
berhubungan langsung dengan penggunaan atau permintaan pelayanan
kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh : (a) faktor sosiodemografi, yaitu
umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga dan status sosial
ekonomi, (b) faktor sosio psikologis, yaitu persepsi sakit, gejala sakit, dan
keyakinan terhadap perawatan medis atau dokter, (c) faktor epidemiologis,
yaitu mortalitas, morbiditas, dan faktor resiko.
(2) Faktor yang berhubungan dengan petugas kesehatan yang terdiri dari :
(a) faktor ekonomi, yaitu adanya barang substitusi, serta adanya keterbatasan
pengetahuan konsumen tentang penyakit yang dideritanya, (b) karakteristik
dari petugas kesehatan yaitu tipe pelayanan kesehatan, sikap petugas, keahlian
petugas dan fasilitas yang dipunyai pelayanan kesehatan tersebut.
2.3 Perilaku
2.3.1 Pengertian Perilaku
Pengertian perilaku menurut Sarwono (2002) adalah sesuatu yang
dilakukan oleh individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata.
Sedangkan menurut Morgan perilaku tidak seperti pikiran atau perasaan, perilaku
adalah sesuatu konkrit yang bisa diobservasi, direkam maupun dipelajari.
Walgito (2003) mendefinisikan perilaku dan aktivitas ke dalam pengertian yang
luas, yaitu perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (innert
behavior), demikian pula aktifitas-aktifitas tersebut disamping aktifitas motoris, juga
termasuk aktifitas emosional dan kognitif