BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama
dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara
Indonesia.Anak-anak menjadi salah satu generasi penerus bangsa yang bekemampuan
untuk mengembangkan dan meneruskan perjuangan bangsa. Ini
menjadi alasan untuk memprioritaskan kesehatan anak dalam
pembangunan bangsa Indonesia (Alimul, 2008; h. 2).
Faktor kesehatan merupakan faktor utama yang dapat
menentukan status kesehatan anak secara umum. Faktor ini dapat
ditentukan oleh status kesehatan anak iu sendiri, status gizi, dan
kondisi sanitasi (Alimul, 2008: h. 4).
Kematian bayi dan balita masih sangat tinggi di Indonesia, data
SDKI tahun 2003 menunjukkan angka kematian bayi 35 per 1000
kelahiran hidup, dan dari survey yang sama SDKI tahun 2007
menunjukkan angka kematian bayi 34 per angka kelahiran hidup,
berarti hanya terjadi penurunan 1 point selama rentan waktu 4 tahun
(USAID, 2011: h. 4).
Sampai saat ini penyakit diare atau gastrointestinal masih
merupakan masalah masyarakat Indonesia. Diare merupakan suatu
keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal karena terjadi perubahan
yaitu peningkatan volume, keenceran feses dan frekuensi dengan atau
tanpa adanya lendir, seperti lebih dari 3 kali / hari atau 4 kali / hari pada
Masalah dari diare disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
faktor infeksi, faktor malabsorpsi, faktor makanan seperti makanan
basi, beracun, alergi terhadap makanan dan faktor psikologis yaitu rasa
takut dan cemas. Ini jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar (Ngastiyah, 2005; 224).
Akibat yang ditimbulkan dari diare dapat mengakibatkan
terjadinya dehidrasi atau kehilangan cairan dan elektrolit, hipoglikemia
jika kadar gula menurun, gangguan sirkulasi darah berupa syok
hipovolemik, malnutrisi energi protein akibat muntah sehingga balita
dapat kekurangan nutrisi. Jadi, diare harus cepat ditangani karena
dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi balita (ngastiyah, 2005;
h. 225).
Salah satu strategi pemerintah dalam pengendalian penyakit
diare di Indonesia sejak tahun 2008, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia memperbaharui tatalaksana diare yang dikenal dengan
“LINTAS DIARE” (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yang meiputi
pemberian oralit, zinc selama 10 hari, teruskan pemberian ASI dan
makanan, antibiotik selektif serta nasehat bagi ibu (USAID, 2011: h. 4).
Bidan sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan
ibu dan anak, diharapkan dapat melaksanakan deteksi dini terhadap
kejadian diare dan dapat melaksanakan penanganan yang tepat
terhadap diare sehingga dapat meminimalkan atau menghindarkan
terjadinya komplikasi lanjut dari diare yang dapat membahayakan bayi
Selama tahun 2011 angka kejadian penyakit diare di RSUD dr.
R. Goeteng Taroenadibrata berdasarkan data “ 20 Besar Diagnosa
Rawat Inap tahun 2011” menduduki peringkat nomor dua setelah febris.
Jumlah penyakit diare berdasarkan umur yaitu pada umur 0-28 hari
sebanyak 15 jiwa, umur 28 hari-1 tahun sebanyak 260 jiwa, umur 1-4
tahun sebanyak 407 jiwa. Maka dapat disimpulkan bahwa penyakit
diare lebih banyak diderita pada pasien umur 1-4 tahun (rekam medik,
2011).
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, penulis tertarik
untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada
Balita dengan Diare dan Dehidrasi. Dengan harapan untuk mengurangi
kesakitanakibat diare dan dehidrasi pada balita di RSUD Goeteng
Taroenadibrata, Purbalingga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya
yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Balita Dengan Diare dan
Dehidrasi di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata?”.
C.
Tujuan Penulisan1. Tujuan umum
Dapat menerapkan manajemen kebidanan pada balita
dengan diare dan dehidrasi menggunakan tujuh langkah varney.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada balita dengan diare dan
dehidrasi
b. Mampu menginterpreasikan data pada balita dengan diare dan
c. Mampu mengidentifikasikan data pada pada balita dengan diare
dan dehidrasi.
d. Mampu mengantisipasi seluruh masalah potensial yang mugkin
terjadi pada balita dengan diare dan dehidrasi.
e. Mampu merencanakan asuhan yang akan diberikan pada balita
dengan diare dan dehidrasi.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada balita dengan diare dan
dehidrasi.
g. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan yang telah
diberikan pada balita dengan diare dan dehidrasi.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran pengambilan kasus ini padabalita diare dengan dehidrasi
umur 1-5 tahun.
2. Tempat
Tempat pengambilan kasus ini di Rumah Sakit Umum Daerah
Goeteng Taroenadibrata.
3. Waktu
Pengambilan kasus direncanakan pada bulan Agustus2012.
E.
Manfaat Penulisan1. Manfaat Praktis
a. Bagi Pasien
Dapat menambah pengetahuan tentang diare dengan dehidrasi
sehingga pasien lebih mengerti tentang penyakit yang
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam
pengambilan keputusan sehingga dapat melakukan
pencegahan dan penanganan tentang diare dengan dehidrasi.
Sehingga, dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian
pada balita dengan diare dan dehidrasi
c. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai refrensi perpustakaan dan dapat
digunakan pembaca untuk menambah pengetahuan dan
sebagai masukan untuk penulisan study kasus selanjutnya.
d. Bagi Pembaca
Diharapkan asuhan kebidanan ini dapat memperluas wawasan
ilmu pengetahuan tentang diare dengan dehidrasi.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan dan pengalaman dalam menambah
wawasan ilmu pengetahuan dibidang kebidanan terutama yang
terkait dengan diare dan dehidrasi.
b. Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menambah bahan
pustaka serta meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan
ketrampilan bagi tenaga kesehatan dan mahasiswa Universitas
F. Metode Memperoleh Data
Dalam pengambilan kasus ini penulis menggunakan metode
studi kasus dengan menggunakan pendekatan 7 langkah varney, yang
meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan, dan
evaluasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara data primer
dan data sekunder.
1. Data primer
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk
memperoleh informasi secara langsung, mendalam, tidak
terstruktur, dan individual. Dalam wawancara, seorang
responden ditanyai oleh pewawancara untuk mengungkapkan
perasaan, motivasi, sikap, atau keyakinan terhadap suatu topik
permasalahan (Istijanto, 2005; h. 44).
b. Pemeriksaan fisik
Menurut Audrey (2009; h. 56-61) Pemeriksaan fisik
adalah suatu pengkajian kesehatan yang lengkap biasanya
dilakukan dari kepala hingga jari kaki. Metode pemeriksaan fisik
mempunyai empat tekhnik utama yang digunakan yaitu dengan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
1) Inspeksi adalah pemeriksaan secara visual, yaitu pengkajian
menggunakan indra penglihatan.
2) Palpasi adalah pemeriksaan tubuh menggunakan indra
peraba.
3) Perkusi adalah pemeriksaan dengan permukaan tubuh
diketuk untuk menimbulkan suara yang dapat diengar.
4) Auskultasi adalah proses mendengarkan suara yang berasal
c. Observasi
Observasi adalah Metode pengumpulan data melalui
pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan
langsung dilapangan. Penulis melakukan pengamatan langsung
dan secara bertahap (step by step) untuk memantau
perkembangan balita.
2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Kegiatan khusus berupa pengumpulan sesuatu yang
tertulis, tercetak/terekeam yang dapat dipakai sebagai bukti
keterangan. Penulis menggunakan rekam medik klien yang ada
kaitannya dengan pasien, contohnya status pasien.
b. Studi Pustaka
Penulis menggunakan buku/ literatur, asuhan kebidanan
tentang balita dengan diare dan dehidrasi.
c. Media Elektronik
Dengan membuka situs website yang terkait dengan
studi kasus yang dilakukan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat, metode
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Medis
Berisi : batasan/definisi, etiologi/faktor predisposisi,
fisiologi/patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan
penunjang, dan penatalaksanaan medis.
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Memuat tentang manajemen kebidanan dengan
menggunakan kerangka pikir Varney yang terdiri dari 7
langkah, yaitu: pengkajian, interpretasi data,
mengidentifikasi diagnosa/masalah, mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penangananya, menetapkan kebutuhan terhadap
tindakan segera, menyusun rencana asuhan,
penatalaksanaan asuhan, dan evaluasi.
C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan
Berisi peraturan-peraturan, kompetensi bidan, dan
standar pelayanan kebidanan yang berkaitan dengan
kasus yang diambil.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Memuat keseluruhan asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan. Asuhan kebidanan ditulis sesuai dengan
urutan manajemen kebidanan 7 langkah Varney, yaitu
mengidentifikasi diagnosa/masalah, mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya, menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, menyusun rencana asuhan yang menyeluruh,
pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman,
dan , mengevaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi perbandingan antara teori dengan kenyataan pada
kasus yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah
manajemen kebidanan yaitu mulai dari pengumpulan data
dasar sampai evaluasi.
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
Merupakan sintesa dari hasil bahasan yang dapat
menjawab permasalahan dan tujuan study kasus.
B. Saran
Berupa masukan berdasarkan simpulan. Saran