BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu. Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Upaya mempercepat penurunan kematian ibu, Kementerian Kesehatan menekankan pada ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas,2013).
Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB dengan menggunakan pembangunan berkelanjutan SDGs (Sustainable Development
Goals) adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs, masa
berlaku 2015-2030. Jika MDGs hanya memiliki delapan tujuh dan 18 target, SDGs memiliki 17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan. Target Sustainable
Development Goals (SDGs) salah satunya adalah pada tahun 2030
menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan proporsi kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan yang trampil, ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan ( Profil Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).
Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil (K1) di Kabupaten Banyumas tahun 2015 sebesar 95,7 j% dan (K4) sebesar 89,4 %, menurun bila dibanding tahun 2014 sebesar 100,6 % dan (K4) sebesar 95,8 % Pelayanan K-4 sudah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan melalui Puskesmas yang tersebar di 27 kecamatan, hal itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan pada waktu hamil belum maksimal. Selain itu juga petugas kesehatan belum maksimal dalam memberikan motivasi kepada ibu hamil (Profil Kabupaten Banyumas 2015).
Program dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu dengan proporsi kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan yang trampil, ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan (Profil Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015 ).
Pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan hari ke-29 sampai dengan hari ke-24 pasca persalinan. Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2015, sebesar 84,7, hal ini menurun bila dibanding tahun 2014 Sebesar 99,1 %. Di ukur dengan Target SPM tahun 2015 maka belum tercapai yaitu sebesar 90 %. Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2015, sebesar 84,7, hal ini menurun bila dibanding tahun 2014 Sebesar 99,1 %. Di ukur dengan Target SPM tahun 2015 maka belum tercapai yaitu sebesar 90 % (Profil Kabupaten Banyumas 2015).
proporsi sangat besar (52,43%). Sedangkan fasilitas KB milik pemerintah memiliki presentase sebesar 16,66%. Pemerintah melalui BKKBN dan kementrian kesehatan bertanggungjawab terghadap semua jenis fasilitas KB tersebut, tidak hanya kepada fasilitas KB milik pemerintah saja. Hal ini merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam implementasi program KB. Meskipun secara jumlah fasilitas milik Pemerintah lebih sedikit dibandingkan praktek mandiri, namun sebagian besar peserta KB baru (58,93%) lebih memilih fasilitas milik pemerintah sebagai tempat untuk mendapatkan layanan KB. Dengan tingginya tingkat pemanfaatan masyarakat terhadap fasilitas milik pemerintah maka hal ini bias menjadi peluang bagi BKKBN dan kementrian kesehatan untuk lebih mengendalikan penyelenggaraan program KB ( Profil Kesehatan Jawa Tengah 2015 ).
Cakupan peserta KB aktif Kabupaten Banyumas tahun 2015, Metode Konrtasepsi Jangka Panjang (MKJP) IUD 13.2 %, MOP 0.8%, MOW 3.8%, implant 11.8%. NON Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) : suntik 53.8%, pil 10,9%, ko 4.7%, Obat Vaginal dan cara lainya 0 %. Cakupan peserta KB aktif ini menunjukan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara pasangan usia subur, yaitu 63.4 % (Profil Kabupaten Banyumas 2015).
B. Tujuan Penyusunan KTI
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan Berkelanjutan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, perencanaan KB dengan pendekatan manajemen Varney sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi pengkajian, merumuskan diagnos kebidanan, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan, melakukan evaluasi kebidanan dan melakukan pencatatan pelayanan asuhan kebidanan
b. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin meliputi pengkaajian, merumuskan diagnose kebidanan, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan, melakukan evaluasi kebidanan dan melakukan pencatatan pelayanan asuhan kebidanan
c. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas meliputi pengkajian, merumuskan diagnose kebidanan, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan, melakukan evaluasi kebidanan dan melakukan pencatatan pelayanan asuhan kebidanan
e. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan KB pascasalin meliputi pengkajian, merumuskan diagnose kebidanan, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan, melakukan evaluasi kebidanan dan melakukan pencatatan pelayanan asuhan kebidanan.
C. Pembatasan Kasus
1. Sasaran
Sasaran dalam pengambilan kasus pada Ny. E mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan perencanaan Keluarga Berencana
2. Tempat pengambilan kasus
Pengambilan kasus dilakukan di Desa Karangsoka, Kembaran. 3. Batasan waktu
Mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018
D. Metode Pengumpulan Data
1. Data primer a. Wawancara
b. Observasi
Observasi atau pengumpulan adalah suatu prosedur yang berencana meliputi mendengar dan mencatat sejumlah taraf aktifitas tertentu atausituasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang teliti (Notoatmodjo, 2012;hal131).
c. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperoleh data ini adalah : a) Inspeksi
Yaitu pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legeartist meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, jantung, paru-paru dan sebagainya. (Mochtar, 2012 h:39)
b) Palpasi
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan berdiri disebelah kanan ibu hamil dengan melakukan perabaan pada perut untuk menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak, presentasi, gerakan janin, kontraksi atau his. (Mochtar, 2012;hal 39)
c) Auskultasi
2) Pemeriksaan penunjang
Uji Laboratorium dan pemeriksaan terkait merupakan komponen penting dalam pengkajian fisik.Seluruh uji dan pemeriksaan dilakukan sebagai bagian skrining rutin yang bervariasi berdasarkan usia klien, status resiko (missal jika terpajang penyakit menular seksual atau TBC ataupun sedang hamil). Uji laboratorium dan pemeriksaan yang terkait adalah Hb, Urinalis, Kolesterol total ataupun pap smear (Varney, 2007;hal 40) 2. Data sekunder
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar pustaka dan film dokumentasi (Hidayat, 2007; Hal .88)
b. Studi Literatur
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk memberikan gambaran tentang karya tulis ilmiah ini agar tujuan dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan untuk mudah dicapai dan masalah dapat dirumuskan dengan baik, maka perlu penyusunan yang baik. Adapun sistematika penyusunan karya tulis ilmiah yang dapat digunakan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, tujuan penyusunan KTI yang meliputi tujuan umum, tujuan khusus, pembatasan kasus, metode pengumpulan data dan sistematika penulisaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Medis
Menguraikan tentang definisi, etiologi, faktor predisposisi, fisiologi / patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis.
2. Tinjauan Asuhan Kebidanan
Memuat tentang manajemen Kebidanan dengan menggunakan kerangka berfikir Varney’s. Sesuai dengan standar Asuhan
Kebidanan berdasarkan PERMENKES
No.938/MENKES/SK/VIII.2007 : 1) Pengkajian
3) Perencanaan 4) Implementasi 5) Evaluasi
6) Pencatatan asuhan kebidanan 3. Aspek hukum
Berisi landasan hukum baik undang-undang maupun kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi didan serta wewenang bidan sesuai dengan kasus yang diambil.
BAB III TINJAUAN KASUS
Memuat dokumentasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Asuhan/ manajemen kebidanan disampaikan dengan runtutan yang sesuai dengan tinjauan teori yaitu mulai dari pengkajian hingga evaluasi.
a. Subyektif : mencatat hasil anamnesa b. Obyektif : mencatat hasil pemeriksaan
c. Analisa : mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
BAB IV BAHASAN
Berisi bandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan(pengkajian diagnosa/ masalah termasuk diagnosa potensial, tindakan dan evaluasi)
a. Subyektif s/d analisa (bila ada), pembahasan difokuskan pada kesenjangan disertai dengan dasar rasionalnya alasan mengapa perbedaan terjadi. Bila tidaak ada kesenjangan, maka ungkapan data-data yang mendukung peneegakan diagnosa tersebut. b. Khusus untuk Planning, pembahasan berfokus pada
rasional/alasan setiap tindakan yang dilakukan. Jadi pembahasannnya berfokus pada tindakan baik itu senjang atau tidak. Bila ada tindakan yang sudah direncanakan namun tenyata tidak bisa dilaksanakan / tidan sesuai dengan teori maka dapat diuraikan disini tindakannya serta alasan mengapa tdak dilaksanakan.
BAB V PENUTUP
a. Simpulan, merupakan sintesa dari hasil pembahasan yang dapat menjawab permasalahan dan tujuan penyusunan KTI
b. Saran, berupa masukan berdasarkan hasil pembahasan. Saran