BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia ini menuntut manusia turut serta berkembang menjadi pribadi yang mampu berjalan sejajar dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia pada dasarnya berperan sebagai pengembang dan sekaligus pihak yang memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Manusia diharapkan mampu menilai dan menimbang dampak serta manfaat yang menyertai perkembangan teknologi, baik dampaknya terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosial di masyarakat.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi. Pendidikan IPA memegang peranan penting untuk mengungkap fenomena alam yang terjadi dan pengetahuan yang penting di era informasi dan teknologi yang terkait dengan isu-isu global. Materi IPA merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai manusia yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat yang ada (Depdiknas, 2006: 484).
Perkembangan teori pembelajaran saat ini banyak memodifikasi pembelajaran salah satunya pendekatan yang berupaya meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan mengutamakan keaktifan peserta didik. Pembelajaran IPA harus menarik dan melibatkan peserta didik secara aktif selama proses pembelajaran. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dari sumber pengetahuan. Tugas-tugas yang diberikan guru bukan memberi pengetahuan, tetapi membantu peserta didik dalam proses menemukan pengetahuan. Peserta didik memerlukan pengamatan untuk dapat melihat objek atau peristiwa alam.
dengan proses pendidikan generasi bangsa. Kualitas pembelajaran yang optimal dapat tercermin dari keterlibatan siswa secara menyeluruh dalam proses pembelajaran. Peserta didik dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya.
Dunia pendidikan masih diwarnai praktik-praktik yang menghambat bagi proses pembongkaran potensi peserta didik secara sungguh-sungguh. Kebanyakan sekolah selama ini menerjemahkan pendidikan IPA sebagai sekedar transfer of knowledge yang dimiliki guru kepada peserta didik dengan hapalan-hapalan teori maupun rumus-rumus, sekedar untuk bisa menjawab soal-soal ujian, tetapi seringkali tidak sanggup untuk menterjemahkannya ke dalam realitas yang ada di sekelilingnya (Nurohman, 2009: 2).
Kenyataan umum tersebut diperkuat pula oleh hasil observasi yang dilaksanakan pada bulan januari 2015. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru kelas IV dan observasi langsung pada proses pembelajaran di kelas, didapatkan beberapa temuan yang menjadi fokus permasalahan dalam proses pembelajaran IPA yang menjadi penghambat pencapaian hasil belajar. Permasalahan yang dimaksud secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: 1) pembelajaran masih monoton yaitu dengan ceramah oleh guru, 2) aktivitas siswa belum optimal dan hanya pasif menerima materi saja, 3) guru belum memanfaatkan potensi lingkungan sebagai media dan sumber belajar, sehingga saat proses pembelajaran siswa jarang melihat peristiwa nyata atau media yang berhubungan dengan materi yang dibahas. Sebagian besar materi dan penyampaian materi bersifat book oriented akibatnya, siswa kurang dapat memvisualisasikan konsep-konsep
Tabel 1.1 Data Nilai UAN IPA dan Hasil Belajar IPA MI GUPPI
Talagening.
Data Nilai Tahun Pelajaran/ SK Nilai Tertinggi
Sumber : Dokumen MI GUPPI Talagening
Prestasi belajar merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan di kelas, selain itu pembentukan sikap peserta didik juga merupakan hal penting yang harus tercapai dalam pembelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya prestasi belajar yang optimal, salah satunya adalah sikap tanggung jawab. Sikap tanggung jawab sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Tanggung jawab juga merupakan salah satu karakter yang dibutuhkan dalam proses belajar, oleh karena tanggung jawab pada peserta didik harus ditingkatkan. Rintayani dan Putro (2010: 2) berpendapat bahwa peserta didik harus berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif untuk menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan dampak perkembangan ilmu pengetahuan/sains dan teknologi (IPTEK).
Pendekatan STM dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara pembelajaran IPA di dalam kelas dengan kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat yang ada di sekitar peserta didik. Melalui pendekatan ini peserta didik juga dilatih untuk membiasakan diri bersikap peduli akan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang berkaiatan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peserta didik dimungkinkan berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan sains dan teknologi dalam masyarakat. Pendekatan STM efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan penerapan di lapangan. (Mariana dan Praginda, 2009: 33). Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan diteliti pengaruh pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa kelas 1V MI GUPPI Talagening.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan STM berpengaruh terhadap tanggung jawab siswa kelas IV MI GUPPI Talagening?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh pendekatan STM terhadap tanggung jawab siswa kelas IV MI GUPPI Talagening.
2. Mengetahui pengaruh pendekatan STM terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI GUPPI Talagening.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Manfaat Toritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah memberikan sumbangan pemikiran tenteng pengaruh pendekatan STM terhadap tanggung jawab dan prestasi belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di SD, selain itu sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a) Bagi Guru
b) Bagi Siswa
1) Melatih kemampuan berpikir analisis siswa.
2) Siswa mendapat pengalaman baru diterapkannya pendekatan STM dalam pembelajaran.
c) Bagi Sekolah