• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI MI MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI MI MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KOMPETENSI

GURU TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI MI

MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Mememnuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SARTINI

11514058

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KOMPETENSI

GURU TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI MI

MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Mememnuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SARTINI

11514058

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak

-anakmu itu hanyalah sebagai

cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar”

(Q.S. Al-Anfal : 28)

“Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka

tunggulah kehancuranya ”

(Q.S. Al-

Isra‟ : 84)

“Innamal „amalu Binniat”

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsiku ini kepada:

1. Ibu Timah dan bapakku Feriyanto tersayang yang senantiasa memberikan kasih sayang selama ini, doa, pendidikan, dan memberikan materi, moral untukku 2. Ibu Suciyani dan bapak Pariyanto mertuaku yang selalu memberikan dukungan

dalam pengerjaan skripsi ini.

3. Suamiku Yedi Friandoko tercinta dan anakku tersayang Afnan Pradipta Atma yang selalu menemaniku dalam susah dan senang

4. Adekku Fitriningsih tersayang yang selalu mendukung kakak tercintanya 5. Keluarga besarku yang senantiasa memberikan dukungannya

6. Sahabat bolokurowoku (cik, indri, nyut, oppa, cagur) yang senantiasa mendukung dan menyemangatiku

7. Para Mahmud pejuang skripsi (mami aisyah, mami almeera, mami asma) akhirnya perjuangan kita telah usai

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt

yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Perhatian Orang Tua dan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika di MI Ma’had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”. Tidak lupa shalawat serta salam kepada nabi agung Muhammad Saw, kepada suami, anak, keluarga, sahabat yang selalu memberikan dukungan. skripsi ini diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa ridho Allah Swt serta bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

(10)

4. Pembimbing Akademik, Ibu MIftachur Rif‟ah Mahmud, M.Ag.

5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan sabar sekali, memberikan pengarahkan, dan senantiasa meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu selama kuliah di IAIN SALATIGA, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

7. Bapak Amir, S.Pd. selaku kepala sekolah MI Ma‟had Islam Kopeng yang telah

memberikan ijin penelitian.

8. Bapak/ibu guru dan karyawan di MI Ma‟had Islam Kopeng yang telah

memberikan dukungannya.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis diharapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 31 agustus 2018

(11)

ABSTRAK

Sartini, 2018. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar matematika di MI Ma’had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.pd.

Kata kunci: perhatian orang tua, kompetensi guru, hasil belajar matematika Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dan kompetensi guru terhadap

hasil belajar matematika di MI Ma‟had Islam Kopeng. Permasalahan yang diungkap

adalah: (1) Adakah pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar matematika

pada siswa di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2018/2019?(2)Adakah pengaruh kompetensi guru terhadap hasil

belajar matematika pada siswa di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?(3)Adakah pengaruh secara simultan antara pengaruh perhatian orang tua dan kompetensi guru terhadap hasil

belajar matematika pada siswa di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?

Untuk menjawab permasalahan tesebut maka peneliti menggunakan rumus korelasional pengaruh, digunakan analisis statistik regrasi linear berganda. Subjek penelitian 38 responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dan hasil belajar matematika diperoleh melalui dokumen nilai rapor semester dua tahun pelajaran 2018/2019.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar matematika di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Dari hasil bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu (rh > rt) (0,421 > 0,329). maka Hα diterima. (2) Ada

pengaruh antara kompetensi guru terhadap hasil belajar matematika di MI Ma‟had

Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Dari hasil bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu (rh > rt) (0,449 > 0,329). maka Hα diterima, (3) Ada pengaruh secara simultan antara perhatian orang tua dan

kompetensi guru terhadap hasil belajar matematika di MI Ma‟had Islam Kopeng

(12)
(13)
(14)

E. Definisi Operasional ……….

1) Pengertian Perhatian Orang Tua ………...

2) Bentuk Perhatian Orang Tua ………....

2. Kompetensi Guru ………

a. Pengertian Kompetensi Guru ………...

1) Pengertian Kompetensi ………...

2) Pengertian Guru ………..

b. Macam-Macam Kompetensi Guru ………...

1) Kompetensi Pedagogik ………...

2) Kompetensi Kepribadian ………

3) Kompetensi Sosial ………..

4) Kompetensi Professional ………

3. Belajar dan Hasil Belajar ………

(15)

b. Hasil Belajar ……….

1) Pengertian Hasil Belajar ……….

2) Macam-Macam Hasil Belajar ……….

3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ……….

4. Mata Pelajaran Matematika ………

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………

C. Populasi dan Sampel ……….

D. Variabel Penelitian ………...

E. Instrumen Penelitian ……….

F. Metode Pengumpulan Data ………..

G. Teknik Analisis Data ………

42 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

(16)

2. Pengujian Hipotesis ………

3. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ………

70 86 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………...

B. Saran ……….

90 91

DAFTAR PUSTAKA ………... 91

(17)

DAFTAR TABEL

Jumlah Siswa MI Ma‟had Islam Kopeng………

Daftar Nama Responden Penelitian ……….

Jawaban Angket Perhatian Orang Tua ………

Jawaban Angket Kompetensi Guru ……….

Nilai Rapor Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

Mata Pelajaran Matematika ……….

Skor Jawaban Angket Tentang Perhatian Orang Tua …..

Hasil Skor Tentang Perhatian Orang Tua ………

Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua di

MI Ma‟had Islam Kopeng………

Nilai Interval Variabel X1 (Perhatian Orang Tua) ……..

Skor Jawaban Angket Tentang Kompetensi Guru …...

Hasil Skor Tentang Kompetensi Guru ……….

Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Kompetensi Guru di

MI Ma‟had Islam Kopeng………

Nilai Interval Variabel X2 (Kompetensi Guru) ………… Nilai Rapor Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

Mata Pelajaran Matematika ……….

Kualifikasi Nilai Hasil Belajar ……….

(18)

16.Tabel 4.15

17.Tabel 4.16 18.Tabel 4.17 19.Tabel 4.18

Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan Variabel X1,

Variabel X2, dan Variabel Y ………

Ringkasan Statistik X1Y ………..

Ringkasan Statistik X2Y ………..

Ringkasan Statistik X1 X1………

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nilai Raport Salah Satu Responden ………

Lembar Konsultasi Skripsi ………...

Daftar Nama Guru dan Karyawan di MI Ma‟had Islam

Kopeng ………...

Surat Permohonan Izin Penelitian ………

Surat keterangan sudah melaksanakan penelitian ………

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orang tua memiliki kedudukan dan tanggung jawab yang sangat besar terhadap seorang anak. Karena memiliki tanggung jawab memberi nafkah, mengasuh, serta mendidik anak untuk mempersiapkan dan mewujudkan kebahagiaan hidup anak dimasa depan. Mereka memiliki hak dan tanggung jawab dalam memengaruhi pendidikan anak. Peran orang tua dalam pendidikan anak tersirat dalam QS. At-Tahrim : 6

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri atas manusia dan bebatuan. Yang menangani neraka itu dan yang menyiksa penghuninya adalah para malaikat yang kuat dan keras dalam menghadapi mereka. Para malaikat itu selalu menerima perintah Allah dan melaksankannya tanpa lalai sedikit pun. “

(21)

Perhatian orang tua yang lebih dapat meningkatkan peluang untuk meningkatkan prestasi yang lebih baik kepada anak. Orang tua yang berperan serta dalam merangsang aktivitas intelektual anak memberi kebebasan, membaca, dan berdiskusi dengan anak, akan memberi perbedaan dalam berbahasa dan menyelesaikan masalah. Keterlibatan orang tua dalam pembelajaran adalah sebagai motivator bagi anak. (Mariyana dkk, 2010:151)

Selain keluarga merupakan pendidik pertama sekolah juga merupakan pendidik kedua dimana pendidik kedua ini merupakan seorang guru, guru seseorang yang mengajar dan mendidik anak didiknya. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas oleh karena itu seorang guru harus profesionalisme yang memiliki 4 kompetensi yakni; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, serta kompetensi profesional. Karena guru yang memiliki keempat kompetensi tersebut akan sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar.

(22)

Berdasarkan paparan tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika di MI Ma’had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perhatian orang tua di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019? 2. Bagaimanakah kompetensi guru di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan

Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?

3. Adakah pengaruh antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar

matematika di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?

4. Adakah pengaruh antara kompetensi guru terhadap hasil belajar

matematika di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?

(23)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perhatian orang tua di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019? 2. Untuk mengetahui kompetensi guru di MI Ma‟had Islam Kopeng

Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019? 3. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar

matematika di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019

4. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar

matematika di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019

5. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dan kompetensi guru secara simultan terhadap hasil belajar matematika di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri manfaat teoritis dan praktis. Uraian dari keduanya yaitu terdiri dari sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

(24)

a. Dapat memberikan manfaat yaitu memberikan kontribusi pada sekolah tentang pentingnya prestasi di MI Ma‟had Islam Kopeng.

b. Dapat sebagai sumber bahan bacaan dan bahan kajian bagi peneliti berikutnya, terutama khususnya di bidang matematika.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa, guru, orang tua dan peneliti, manfaat tersebut antara lain;

a. Bagi siswa

Dapat memberikan gambaran kepada siswa bahwa perhatian orang tua sangat penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran disekolah terutama pada mata pelajaran matematika. b. Bagi guru

Dapat menjadi rujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan lagi kompetensinya sehingga dalam kegiatan belajar mengajar siswa memperoleh hasil belajar yang baik.

c. Bagi orang tua

dapat dijadikan informasi bahwa perhatian orang tua sangat penting bagi siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik terutama pada mata pelajaran matematika.

d. Bagi peneliti

(25)

E. Definisi Operasional 1. Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua adalah kesadaran jiwa ayah dan ibu kandung untuk memperdulikan anaknya, terutama dalam hal memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya dalam kegiatan belajar anak. Pada perhatian orang tua yang dimaksud adalah perhatian orang tua kepada anak mereka dimana dalam aspek ini orang tua perlu adanya pembimbingan dalam belajar, mengawasi proses belajar anak dimana dalam belajar orang tua tahu cara-cara anak mereka dalam belajar, serta memotivasi anak karena memberikan motivasi pada anak akan menumbuhkan semangat pada anak dalam belajar, dan memenuhi kebutuhan anak , dalam hal ini juga termasuk perhatian orang tua karena memenuhi kebutuhan anak dalam belajar sama juga dengan mendukung anak dalam setiap kegiatan belajar disekolah maupun kegiatan belajar dirumah.

Tabel 1.1

Apakah ayah/ibumu mendampingimu ketika mengerjakan PR?

Apakah ayah/ibumu memerintahmu untuk mempelajari kembali ketika dirumah pada pelajaran matematika yang diajarkan waktu di sekolah?

(26)

Sambungan ...

Apakah ayah/ibumu membantumu

menghitung ketika mengalami

kesulitan dalam belajar terutama dalam hal hitung menghitung ?

Ketika kamu mendapat nilai ulangan yang kurang baik apakah ayah/ibumu mendorongmu untuk terus giat belajar?

2 Mengawasi proses

belajar anak

Apakah ayah/ibumu bertanya padamu

tentang bagaimana pelajaran

matematika disekolah ketika kamu pulang sekolah?

Apakah ayah/ibumu mengawasimu

ketika kamu mengerjakan PR

dirumah?

Apakah ayah/ibumu menanyakan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika belajar matematika?

Apakah ayah/ibumu menemanimu

belajar matematika sampai selasai?

3 Memotivasi anak

dalam belajar

Apakah ayah/ibumu menjanjikan hadiah pada kamu jika hasil nilai

Ketika nilai ulanganmu jelek apakah ayah/ibumu memberikan dorongan semangat padamu agar tidak putus asa?

4 Memenuhi

kebutuhan anak

dalam belajar

Apakah ayah/ibumu menyediakan ruangan khusus untuk belajar?

Apakah ayah/ibumu membelikanmu buku tambahan selain buku paket matematika?

Apakah ayah/ibumu menyuruhmu

(27)

2. Kompetensi Guru

Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan mutu guru. (Sagala, 2008:39)

a) Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap stabil, dewasa arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

c) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

(28)

Kompetensi yang dimaksud adalah seorang guru yang sudah memiliki keempat kompetensi tersebut dimana guru dalam melakukan pembelajaran dikelas maupun diluar kelas.

1 Memahami siswa Apakah gurumu mengenalmu dengan

baik?

Evaluasi hasil

belajar

Apakah gurumu mencocokkan soal hasil ulangan matematika?

Apakah gurumu menjelaskan materi yang belum dipahami ?

Tindakan reflektif Apakah gurumu memberikan

kesempatan bertanya?

2 Dewasa dan arif Apakah gurumu masuk kelas tepat waktu?

Apakah gurumu menegur temanmu yang bandel?

Berwibawa Apakah gurumu berpakaian rapi?

Berakhlak mulia Apakah gurumu pernah berkata kasar jika ada temanmu yang tidak nurut? 3 Berkomunikasi

secara lisan, bergaul secara efektif dan santun dengan yang lainya

Apakah gurumu mengenal baik

dengan guru-guru yang lain?

Apakah gurumu ramah dengan orang lain?

Apakah gurumu mudah berteman dengan orang lain?

Apakah gurumu pernah berbicara dengan orantuamu berkaitan dengan pembelajaran matematika?

4 Tanggung jawab atas pelaksanaan profesi

Apakah gurumu menyampaikan materi matematika dengan jelas?

Apakah gurumu bisa menjawab

pertanyaan dengan jelas ?

(29)

Sambungan …

Apakah gurumu setiap pembelajaran

matematika diselingi dengan

permainan?

3. Hasil Belajar Matematika

Pengertian belajar menurut W.S. Winkel (2002) adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan , dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.

Adapun menuru Usman dan Setiawati dalam bukunya (Susanto, 2012:3), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungnnya.

(30)

yang dinyatakan dalam skor yang diperolah dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. (Susanto, 2012:5)

Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa pada mapel matematika, dan hasil belajar keseluruhan kegiatan pengukuran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. hasil belajar siswa diperoleh dari nilai raport semester genap.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab masing-masing bab membahas persoalan tersendiri, tetapi saling berkaitan antar bab satu dengan bab yang lain, sebagai berikut:

(31)

BAB II meneliti penelitian terdahulu penelitian ini mengambil sampel 3 skripsi yaitu dari sayyidatul Toyyibah, Muhlis, dan hendra yani, penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa tidak sepenuhnya kompetensi guru itu diutamakan dalam setiap sekolah. Selain itu pada bab ini juga berisi tentang kajian teori yang membahas tentang pengertian kompetensi guru, pengertian perhatian orang tua, pengertian hasil belajar, serta aspek-aspek lain yang dapat menunjang atau meningkatkan hasil belajar siswa di MI

Ma‟had Islam Kopeng serta terdapat kerangka berfikir yang

dituangkan dalam bagan alur piker yang mengenai keterkaitan pokok-pokok pada penelitian dan berisikan hipotesis penelitian.

Pada bab ini berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, jenis penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif, lokasi penelitian dilaksanakan di MI Ma‟had

(32)

BAB IV

BAB V :

:

tidak terbatas namun peneliti mengambil sampel kelas IV. Dengan mengambil sampel jenuh. Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar angket dan dokumentasi yaitu nilai raport. Untuk variabelnya terdapat tiga variable yaitu kompetensi guru merupakan variable satu (X1), Perhatian orang tua variable 2 (X2) dan hasil belajar variable 3 (Y).

Pada bab ini membahas tentang deskripsi data yang berisi tentang deskripsi data yang memuat hasil penelitian yang diperoleh pada saat penelitian dan pembahasan yang memuat penjelasan –penjelasan dari hasil penelitian yang

diperoleh di MI Ma‟had Islam Kopeng

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Perhatian Orang Tua

a. Pengertian Perhatian Orang Tua

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2007:857) perhatian adalah

“hal memperhatikan : apa yang diperhatikan”. perhatian adalah

pemusatan atau kesadaran jiwa yang diarahkan kepada suatu objek yang memberikan rangsangan pada aktivitas yang dilakukan, sehingga ia hanya memperdulikan objek yang merangsang itu. Sedangkan orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2007:802) adalah “ayah

ibu kandung”. Orang tua adalah pendidik pertama dimana anak akan

sangat bergantung padanya.baiknya sikap orang tua dalam hal mengajar dan mendidik anaknya, maka anak pun menjadi baik dan terdidik. (Rohinah, 2012:148). Dari pengertian perhatian orang tua diatas , maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua adalah kesadaran jiwa seorang ayah dan ibu untuk memperhatikan, mengajar dan mendidik anaknya terutama dalam hal mencukupi kebutuhan anaknya.

(34)

Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Karenanya sikap orang tua yang bermalas-malasan tidak baik, hendaknya dibuang jauh-jauh. Demikian belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar, tumbuh pada diri anak (Ahmadi dkk, 2004:87).

Bimbingan belajar pada anak berarti memberikan bantuan kepada anak dalam membuat pilihan dalam penysuaian diri terhadap tuntutan hidup trutama dalam hal belajar agar lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab terhadap kemampuannya sendiri

Orang tua adalah pmbimbing belajar siswa di rumah. Enanggung jawab utama siswa adalah orang tuanya. Karena keterbatasan kemampuannya orang tua melimpahkan sebagian dari tanggung jawabnya kepada sekolah, tetapi tidak berarti mereka lepas tanggung jawab tersebut. Orang tua dituntut untuk memberikan bimbingan belajar dirumah (Syaodih, 2011:242).

(35)

mengalami kesulitan dalam hal belajar (Abu Ahmadi dkk, 2004:87).

Namun orang tua tidak boleh memaksakan terhadap kemampuan seseorang, tetapi pendidikan bersifat membimbing dan mengarahkan agar potensi yang dimiliki olh anak dapat berkembang dengan baik (Rifa Hidayah, 2009:61).

2) Memberikan Nasihat

Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati anak merupakan salah satu dari bentuk perhatian juga, karena memberikan nasihat sama dengan memberikan saran pada anak dalam memecahkan suatu masalah.

Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk menghantarkan putra putrinya menjadi seorang yang sukses dan bagi orang tua penting memahami dan memperhatikan perkembangan anak (Rifa Hidayah: 2009:16).

Terutama dalam memberikan nasihat karena memiliki pengaruh yang sangat besar terutama dalam hal belajar. Memberikan nasihat yang diberikan kepada anak yaitu agar anaknya rajin dalam belajar sehingga mendapatkan prestasi belajar yang sangat memuaskan.

(36)

Motif atau motive adalah dorongan yang trarah kpada pmnuhan kbutuhan psikis maupun rokhaniah. Kebutuhan atau need merupakan suatu keadaan di mana individu merasakan adanya kekuranga, atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya (Nana Syaodih, 2004:60).

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan dalam belajarnya (Abu Ahmadi dkk, 2004:83). Hal ini berarti apabila seorang anak itu memiliki kecerdasan inteleksual yang tinggi, jika tidak disertai dengan motivasi yang tinggipun juga untuk mencapai prestasi belajarnya akan kurang memuaskan. Karena tidak adanya motivasi atau dorongan dari orang tua. Oleh karena itu agar tercapai prestasi yang maksimal, maka orang tua perlu memotivasi dan bisa juga memberikan penghargaan kepada anaknya agar mendapatkan hasil belajar yang baik serta apa yang dicita-citakan tercapai.

(37)

menumbuhkan rasa aman belajar, membantu anak dalam menentukan apa yang ingin di cita-citakan, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk pengembangan dirinya.

4) Memenuhi Kebutuhan Anaknya

Selain itu salah satu perhatian orang tua juga memenuhi kebutuhan anaknya. Memenuhi kebutuhan anak sangat penting karena akan mempermudah untuk belajar dengan baik.

Dukungan fasilitas perlu ada karena tersedianya fasilitas akan member kesempatan yang luas bagi anak untuk belajar dengan leluasa dan memberikan banyak pilihan bagi anak untuk menggunakan perlengkapan yang tersedia di lingkungan belajar (Mariyana dkk, 2010:148-149).

Dengan memberikan fasilitas yang lengkap atau memenuhi kebutuhan anak, maka akan memberikan dampak yang positif bagi anak. Karena dapat menggunakan fasilitas yang ada, sehingga dalam proses belajarnya tidak tergangggu.

5) Pengawasan Terhadap Anaknya

(38)

tau bagaimana perkembangan belajar anak selama disekolah, apakah mengalami kemajuan atau kemunduran.

Pengawasan orang tua bukan berarti mengekang anak, tetapi memberikan kebebasan dalam berkreasi tetapi lebih menekankan pada tanggung jawab orang tua ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda menyimpang. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal.

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak akan mendorong perharian anak dalam belajar. Pengaruh oreang tua dalam pendidikan di waktu kecil akan member keuntungan jangka panjang bagi anak (Mariyana dkk, 2010:152).

2. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru 1) Pengertian Kompetensi

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1

ayat (10) dinyatakan tegas bahwa “kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas dan keprofesionalan”. Wujud profesional atau tidak tenaga

(39)

Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakanpelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik (Mulyasa, 2008: 33-34).

2) Pengertian Guru

Guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 - Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam Siti Asdiqoh (2015:13) menjelaskan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, sosial guru adalah orang yang identik dngan pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa

(40)

mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik muridnya.

Dari uraian diatas berarti kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuwan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik

pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme.

Guru sebagai bagian dari pendidikan, pun juga harus menyesuaikan dirinya dengan perkembangan atau kemajuan zaman yang ada. Guru senantiasa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya sebagai langkah evaluasi dan proyeksi dalam menjalankan proses pendidikan (Manpan Drajat dkk, 2017:88).

b. Macam-Macam kompetensi 1) Kompetensi pedagogik

(41)

Menurut sumber lain kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu, kemampuan pedagogis juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing, dan memimpin peserta didik, menurut Permendiknas nomor 17 tahun 2007, kompetensi pedagogis guru mata pelajaran terdiri 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti seperti yang disajikan berikut ini:

(1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual;

(2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik;

(3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu;

(4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik;

(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran;

(6) Memfasilitasi pengembangan profesi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;

(7) Berkomunikasi secara efektif, emapatik, dan santun dengan peserta didik;

(42)

(9) Memanfaatkan hasil penilaiaan dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran;

(10)Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. (Asmani, 2009: 65-66)

Kompetensi pedagogik sebagaimana keterangan diatas adalah kompetensi pertama yang harus dikuasai dan di praktikkan guru dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya kompetensi ini, efektivitas pembelajaran akan berjalan.

Penguasaan anak didik, penyampaian materi dengan menyenangkan, penilaian berjalan, secara objektif, hasil pembelajaran, ditindaklanjuti, dan pengembangan terus dilakukan dengan baik dan dinamis. (Asmani, 2009: 73)

2) Kompetensi kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian sangat besar

pengaruhnya terhadap pertumbuhan pertumbuhan dan

perkembangan pribadi para peserta didik.

(43)

menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya. Dengan kepribadian akan turut menentukan apakah guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru perusak anak didiknya. (Siti Asdiqoh, 2015:27-28)

Mengacu kepada standar nasional pendidikan, kompetensi kepribadian guru meliputi:

(1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang indikatornya bertindak sesuai dengan norma, hukum, norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

(2) Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja.

(3) Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.

(44)

(5) Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur,ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. (Asmani, 2009:116-117) 3) Kompetensi sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kuranya memiliki kompetensi untuk:

(1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat

(2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

(3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan

(45)

Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan member pengaruh pada orang lain demi mencapai tujuan dalam konteks sosial tertentu yang disesuaikan dengan budaya, lingkungan, situasi yang dihadapi serta nilai yang dianut oleh individu.

4) Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, Penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. (Mulyasa, 2008:135) Kemudian pada pasal 7 ayat (1) profesi guru merupakan bidang pekerja yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

(1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

(2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia.

(3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang bidang tugas. (4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

(46)

(6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

(7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan menganut prinsip belajar sepanjang hayat.

(8) Memiliki jaminan perlindugan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan

(9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas profesional guru. (Rohinah, 2012:47-48)

Kompentensi ini merupakan kemampuan seorang guru dalam

penguasaan materi secara luas dan mendalam yang

memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. (Nurochim, 2013:2).

(47)

(discliplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical content); (3) peyelenggaraan pembelajaran mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses, hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; (4) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. (Asmani, 2009:45) 3. Belajar dan Hasil Belajar

a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Menurut R.Gagne dalam bukunya (Susanto, 2012:3) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

Adapun menurut dictionary of sychology disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama; belajar diartikan the process permanent acquiring knowledge”. Kedua; belajar diartikan

a relatively permanent change potentiality which occurs as a result

of reinforced practice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti

(48)

relative lamnggeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Sriyanti,2011:17).

Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto dalam Saiful Bahri (2011:12) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru.

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi (Sriyanti, 2011:16).

2) Ciri- Ciri Belajar

Berdasarkan berbagai pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Perubahan yang terjadi secara sadar

(49)

e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau searah

f) Perubahan mencakup seluruh aspektingkah laku (Syaiful Bahri, 2011:15-16)

3) Jenis-Jenis Belajar

Robert M. Gagne dalam Nurochim (2013 : 12-13) manusia memiliki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar:

a) Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi spontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon, dalam konteks inilah signal learning terjadi. contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada ymuridnya yang hgaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.

(50)

c) Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contonya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.

d) Belajar asosiasi verbal (verba association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu objek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu membuat langkah kerja dalam suatu praktik dengan bantuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktik kayu.

e) Belajar membedakan (diskrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda-beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi, tetapi masih dalam satu bagian dalam jawabn yang benar. Guru memberi sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dan sebagainya.

(51)

tertentu yang membentuk suatu konsep (konsep: satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktik uji bahan sebelum praktek atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.

g) Belajar dalil (rule learning). Tipe ini merupakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep baiasanya dituangkan dalam bentuk kalimat.contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahanya.

h) Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menngabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaidah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau menyelesaikan dari masalah tersebut.

(52)

perilaku yang yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan (Nurochim, 2013:8).

b. Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikmotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas oleh Nawawi (Brahim (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperolah dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2012 : 5).

2) Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

(53)

Pemahaman menuruut Bloom dalam Ahmad Susanto (2013:6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. b) Keterampilan proses

(54)

c) Sikap

Sikap tidak hanya merupakan mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serentak jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang stuktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap; komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkup perasaan emosional; dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2013:6-11).

3) Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

Proses belajar melibatkan faktor yang sangat komplek oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Sriyanti, 2011:23).

(55)

eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

a) Faktot internal; adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologi (Sriyanti, 2011:24).

b) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajarsiswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian yang kurang terhadap anakanya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik (Susanto, 2013:12-13).

Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. 4. Mata Pelajaran Matematika

(56)

membahas fakta-fakta dan hubungan-hubungannya serta membahas problem ruang dan waktu (Halim,2009:24).

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika dapat memberikan tekanan penataran dalam penerapan matematika. Menurut Depdiknas (2001:9), kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di sekolah dasar sebagai berikut:

a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian beserta operasi campuran, termasuk yang melibatkan pecahan

b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume c. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat

d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antarsatuan, dan penaksiran pengukuran

e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikan

f. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan gagasan secara matematika (Susanto,2013:191-190).

(57)

pengetahuan tentang id atau gagasan matematika yang dimiliki, semakin bermanfaat dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi.

5. Kaitan Perhatian Orang Tua Dan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar

Dorongan yang timbul dari tujuan peserta didik merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Misalnya peserta didik ingin mendapatkan nilai rapor yang baik. Namun kadang nilai harian dan nilai ulangan mendapat nilai rendah. Oleh karena itu peserta didik membutuhkan dorongan atau motivasi. Motivasi ini bisa didapat dari keluarga terlebih dahulu terutama perhatian orang tua. Perhatian orang tua sangatlah berpengaruh pada hasil belajar anak.

Selain perhatian orang tua salah satu yang menjadi dorongan agar hasil belajar siswa baik adalah mendapatkan seorang guru yang profesionalisme dimana profesionalisme ini mencangkup 4 kompetensi. Sehingga apabila seorang guru mencakup 4 kompetensi tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. Lebih dari itu, guru juga harus mampu memandang bahwa dunia adalah bagian dari sebuah pembelajaran yang harus diketahui, dikuasai, dan dijadikan bahan ajar para peserta didiknya.

(58)

B. Kajian Pustaka

1. Skripsi dari Sayidatul Toyibah, IAIN SALATIGA yang berjudul,

“Pengaruh Keteladanan Orang Tua Dan Perhatian Orang Tua

Terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak”

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dengan adanya perhatian orang tua apakah berpengaruh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasi, dengan subjek penelitian sebanyak 29 responden, teknik sampel yang digunakan peneliti adalah dengan sampling jenuh. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhatian orang tua tergolong sedang, sedangkan untuk prestasi belajar akidah akhlak juga tergolong sedang. Pada uji hipotesis yang menunjukkan r hitung> r tabel pada taraf signifikan 1% (0,487) terda[at korelasi antara keteladanan orang tua dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar yang didukung dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,6577.

2. Skripsi Handra Yani, Pendidikan Agama Islam, Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru yang berjudul,

“Pengaruh Kompetensi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa”

(59)

peneliti ini menggunkana teknik analisis Korelasi Product Moment. Tingkat pengaruh antara kedua variabel tersebut berada pada kategori yang sangat tinggi yaitu 0,511 dan memiliki korelasi positif yang signifikan terbukti r hitung > r tabel atau 0,511> 0,344. Sedangkan koefisien determinasi (r square) adalah 0,261 kontribusi tingkat kompetensi sosial guru terhadap hasil belajar siswa sebesar 26.1%.

3. Skripsi Muhlis, Pendidikan Guru Madrasa Ibtidaiyyah, UIN Alauddin Makasar, yang berjudul

“Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada

Kelas IV”

Penelitian ini untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada kelas IV. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang mencari hubungan antar variabel. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 12 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti ini adalah angket, pedoman wawancara dan format-format dokumentasi. Dari hasil analisis deskriptik diperoleh skor rata-rata kompetensi guru 72,66 dan skor rata-rata prestasi belajar siswa kelas IV adalah 76. Hasil analisis pada peneliti ini menunjukkan nilai rhitung adalah 0,23 sedangkan rtabel 0.576 dan taraf signifikan 1% berada pada =0,708.

(60)

mendukung anak-anak untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, karena perhatian orang tua memberikan pengaruh yang sangat besar. Namun dari ketiga sampel diatas pada kompetensi guru tidak begitu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian ini peneliti juga meneliti tentang kompetensi guru dan perhatian orang tua, penelitian ini dilaksanakan di MI

Ma‟had Islam kopeng.

C. Hipotesis Penelitian

1. Perhatian Orang Tua Di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 dalam kategori sedang.

2. Kompetensi Guru Di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 dalam kategori sedang. 3. Ada Pengaruh antara Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar

Matematika Pada Siswa Di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019

4. Ada Pengaruh antara Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika

Pada Siswa Di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019

5. Ada Pengaruh antara Perhatian Orang Tua Dan Kompetensi Guru Secara

Simultan Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Di MI Ma‟had

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian tentang “Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Mi Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019” merupakan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017:14).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(62)

di MI Ma’had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan

Getasan Kabupaten Semarang terhitung sejak bulan Juni 2018 sampai dengan Agustus 2018

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2017:117). Populasi dari penelitian ini adalah siswa MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20180/2019.

Jumlah keseluruhan siswa MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan

Getasan Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: Tabel 3.1

Jumlah siswa MI Ma’had Islam Kopeng

(63)

Sambungan …

4 IV 24 14 38

5 V 18 21 39

6 VI 9 14 23

Jumlah 118 114 234

Populasi peneliti merupakan total keseluruhan jumlah siswa di MI

Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2018/2019 sebanyak 234 siswa 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2017:118). Penelitian ini dalam penggunaan teknik sampel menggunakan metode sampel karena penelitian ilmiah mungkin tidak bisa mengambil subjek secara keseluruhan. Keterbatasan tersebut bisa disebabkan oleh waktu, tenaga, dana maupun pikiran. Subjek tersebut akan diwakili oleh sampel yang ideal representative (Jelpa Periantalo,2016:144).

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling (tujuan) teknik ini dimana peneliti membuat kriteria khusus terhadap subjek penelitian. Peneliti kemudian mencari subjek yang memenuhi kriteria tersebut. (Jelpa periantalo,2016:150)

Jadi sampel yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu siswa

(64)

Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah 38 siswa. dikarenakan untuk kelas I-III termasuk kelas rendah dan kurang terlihat, sehingga peneliti mengambil kelas tengah antara kelas I sampai dengan kelas VI. Jadi peneliti mengambil kelas IV karena kelas tinggi dan kedepan bisa bertujuan untuk dapat diperbaiki ketika naik kelas selanjutnya yaitu kelas V dan VI.

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini peneliti bermaksud meneliti Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada

Siswa di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Penelitian ini meliputi 3 variabel yaitu:

1. Perhatian orang tua sebagai variable 1 (X1) 2. Kompetensi guru sebagai variable 2 (X2) 3. Hasil belajar matematika sebagai variable 3 (Y) E. Instrumen Penelitian

Instrument merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data demi tujuan tertentu. Instrument adalah jiwa dari suatu kegiatan survey, evaluasi apalagi kegiatan ilmiah (Jelpa Periantalo,2017:71)

1. Angket atau Kuesioner

Ada dua instrument yang dibuat yaitu:

(65)

Bentuk angket yaitu multiple choice (pilihan ganda). Peneliti menggunakan skala ordinal (skala 4), dengan alternative jawaban pertanyaan adalah A,B,C dan D. Skor A adalah 4, skor B adalah 3, skor C adalah 2, dan skor D adalah 1. Jumlah pertanyaan atau soal angket sebanyak 30 buah. Sumber datanya adalah siswa MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

2. Pedoman dokumen

Pengumpulan data yang dilakukan dengan penelusuran raport kelas IV semester II tahun ajaran 2017/2018 di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Angket atau Kuesioner (Questionnaires)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2017:199).

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang perhatian orang

tua siswa dan kompetensi guru di MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan

Getasan Kabupaten Semarang. 2. Dokumentasi

(66)

raport semester II, kemudian untuk keperluan analisis angkanya dibulatkan, sehingga mempermudah ketika memasukkan dalam rumus analisa statistik. 3. Wawancara dan Observasi

Digunakan untuk menggali informasi tentang profil sekolah dan untuk menunjang hal-hal atau informasi yang mungkin kurang faham atau kurang lengkap

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisa data diperoleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh perhatian orang tua dan kompetensi terhadap hasil belajar matematika. Instrumen pengumpulan data dengan nilai raport, dengan titik berat korelasional pengaruh, dimana satu variabel terikat yakni hasil belajar matematika, dipengaruhi oleh dua variabel bebas, digunakan analisis statistik koefisien korelasi berganda yang merupakan koefisien korelasi untuk mengukur keeratan hubungan antara tiga variabel atau lebih. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu :

1. Analisis Statistik Deskriptif

(67)

tertentu. Penggunaan statistik deskriptif dalam hal ini berfungsi untuk menjawab

permasalahan pertama dan kedua. Pada data statistik deskriptif ini, disajikan dengan tabel distribusi frekuensi melalui penjelasan sebagai berikut:

a. Mencari nilai rata-rata dari variabel X1, yaitu tentang perhatian orang tua dengan rumus:

Keterangan:

X : Nilai rata-rata

∑fx1 : Jumlah perkalian antara skor dengan frekuensi

∑f : Jumlah frekuensi

b.

Menafsirkan nilai mean yang telah didapatkan interval kategori dengan rumus sebagai berikut:

(68)

R : Range (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) K : Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice) 2. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada korelasi antara pengaruh perhatian orang tuan dan kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa digunakan analisis korelasi product moment.

Uji korelasi suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain. Untuk keperluan tersebut digunakan analisis korelasi Product Momen (r xy)

Adapun untuk mencari nilai koefisien korelasi tersebut, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Korelasi X1 dengan Y

Keterangan:

: Koefisien korelasi variabel x1 dengan variabel y

X1Y : Jumlah hasil perkalian antara variabel X1 dengan variabel Y X1 : Jumlah nilai setiap item

Y : Jumlah nilai konstan

Y2 : Akar pangkat 2 dari variabel Y

(69)

N : Jumlah subyek penelitian b. Korelasi X2 dengan Y

Keterangan:

: Koefisien korelasi variabel x1 dengan variabel y

X2Y : Jumlah hasil perkalian antara variabel X2 dengan variabel Y X2 : Jumlah nilai setiap item

Y : Jumlah nilai konstan

Y2 : Akar pangkat 2 dari variabel Y

X22 : Akar pangkat 2 dari jumlah nilai setiap item N : Jumlah subyek penelitian

c. Korelasi X1 dengan X2

Keterangan:

: Koefisien korelasi variabel x1 dengan variabel x2

X1 X2: Jumlah hasil perkalian antara variabel X1 dengan variabel X2 X1 : Jumlah nilai setiap item

X2 :Jumlah nilai setiap item

(70)

N : Jumlah subyek penelitian

d. Mencari nilai koefisien korelasi berganda

Keterangan:

: Koefisien Korelasi berganda antara variabel x1, variabel x2,

dan variabel y

: Akar pangkat 2 dari korelasi variabel x1 dan y

: Akar pangkat 2 dari korelasi variabel x2 dan y

: Koefisien korelasi antara variabel x1 dan y

: Koefisien korelasi antara variabel x2 dan y : Koefisien korelasi antara variabel x1 dan x2

e. Uji statistik regresi linear berganda

Regresi linear berganda yaitu regresi linear dimana sebuah variabel terikat (variabel Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (variabel bebas). Secara umum, bentuk persamaan garis regresinya adalah (yang diberikan hanya melibatkan tiga variabel):

Y= a + b1X1 + b2X2 Keterangan:

(71)

a = intercept atau konstanta b1 dan b2 = koefisies regresi

nilai a, b1 dan b2 dapat ditentukan dengan rumus:

b1 =

b2 =

a =

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui nilai raport semester II tahun ajaran 2017/2018, terlebih dahulu disajikan data untuk memperlancar langkah pada penelitian.

(∑x22) (∑x1y) - (∑x2y) (∑x1x2)

(∑x12) (∑x22) –((∑x2∑x2))

(∑x12) (∑x2y) - (∑x1y) (∑x1x2)

(∑x12) (∑x22) –((∑x2∑x2))

∑y – b1∑x1 - b2∑x2

(72)

Dalam memperoleh hasil penelitian ini, penulis menggunakan data tentang

perhatian orang tua dan kompetensi guru MI Ma‟had Islam Kopeng, penulis

menggunakan angket. Angket disebarkan kepada sampel yakni kelas IV A dan B sebanyak 38 orang, dengan pilihan A, B, C, dan D yang berjumlah 30 pertanyaan.

Berikut ini penulis sajikan data responden (tabel 4.1) dari hasil penelitian

MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun

(73)
(74)

32 Prita Eka Oktavina √ IV B

1. Data tentang Perhatian Orang Tua Tabel 4.2

(75)

17 C B B A C C A C A A A A A C D

Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Dan juga akan digambarkan pada table jawaban angket variabel kompetensi guru mata pelajaran matematika pada tabel 4.3.

2. Data tentang Kompetensi Guru

Tabel 4.3

Jawaban Angket Kompetensi Guru

(76)
(77)

38 B B A A A A A B A A B C A A B

Tabel diatas merupakan hasil dari jawaban angket kompetensi guru mata

pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan

Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

3. Nilai Raport Semester II Mapel Matematika Tahun pelajaran 2017/2018 Tabel 4.4

Nilai Rapor Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 Mata Pelajaran Matematika

12 Kalina Bintang Ramadani 80

13 Lutfi Al Farisqi 82

14 M. Dani Pradana 70

15 M. Ihsan Maulana 80

16 M. Panji Fairuz 62

(78)

19 Reni Widyastuti 65

38 Zaenudin Rudi Rafiyanto 88

B. Analisis Data

Untuk mengetahui ada tidaknya atau ada seberapa besar pengaruh antara perhatian orang tua dan kompetensi guru terhadap hasil belajar matematika siswa

di MI Ma‟had Islam Kopeng, maka peneliti mengadakan analisis dari data yang

diperoleh dan langkah selanjutnya menganalisis dengan statistic. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengaruh perhatian orang tua dan kompetensi guru terhadap hasil belajar matematika siswa di MI Ma‟had Islam Kopeng.

(79)

Dalam analisis ini dideskripsikan tentang pengaruh perhatian orang tua dan kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa matematika siswa di MI

Ma‟had Islam Kopeng, melalui data yang diperoleh responden. Kemudian

dihitung untuk mengetahui tingkat pengaruh masing-masing, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Analisis tentang perhatian orang tua di MI Ma‟had Islam Kopeng

Untuk mengetahui tentang perhatian orang tua di MI Ma‟had Islam

Kopeng, maka peneliti mengadakan penskoran data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi untuk dihitung rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul melalui angket terdiri dari 15 item pertanyaan dengan kriteria jawaban setiap soal terdapat 4 item jawaban, yaitu:

1) Jika jawaban A, maka nilainya 4 2) Jika jawaban B, maka nilainya 3 3) Jika jawaban C, maka nilainya 2 4) Jika jawaban D, maka nilainya 1

Tabel 4.5

(80)
(81)

Tabel 4.6

Hasil Skor Tentang Perhatian Orang Tua No.

Resp

Item Jawaban Skor Jawaban Skor

(82)

32 3 4 4 4 12 12 8 4 36

Kemudian untuk menganalisis data tersebut, maka dilakukan statistik deskriptif dari tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.7

(83)

∑ 38 1628 100% Berdasarkan tabel tersebut maka untuk proses selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut:

a) Mencari nilai rata-rata dari variabel X1 yaitu tentang perhatian orang tua dengan cara menjumlahkan keseluruhan nilai angket dibagi responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata-rata untuk variabel X1 adalah:

=1628 = 42,8 (dibulatkan 43) 38

Jadi nilai rata-rata untuk variabel X1 adalah sebesar 43

b) Menafsirkan nilai mean yang telah didapatkan interval kategori dengan cara sebagai berikut:

Keterangan: i : Interval kelas

R : Range (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) K : Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice) Sedangkan mencari range (R) dengan rumus:

R = H-L

H = Nilai terendah

Gambar

Tabel 1.1 Indikator dan Angket
Tabel 1.2
Tabel 3.1
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bangunan utilitas pada jaringan jalan di dalam kota dapat ditempatkan di dalam ruang manfaat jalan dengan ketentuan berada di atas tanah ditempatkan di luar jarak tertentu dari

of Chapter IV. Meanwhile, the major data collection including the students’ texts, students’ activities and talk recordings, and interviews with students were

4.9.2 Menyusun teks information report lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait topik yang tercakup dalam mata pelajaran lain di Kelas IX, dengan

Kesulitan belajar dalam pemahaman konsep diukur dengan menggunakan instrumen pemahaman konsep berupa three tier test , kesulitan belajar dalam berpikir formal

antara PMA dengan disparitas pembangunan ekonomi di Provinsi Jambi dan dengan arah yang negatif ini menunjukkan peningkatan investasi PMA menyebabkan penurunan

Hasil koefisien determinasi nilai R 2 merupakan nilai R Square dalam tabel 12 yaitu sebesar 0,511 yang memiliki arti bahwa sumbangan pengaruh variabel independen

Berdasarkan wawancara prapenelitian terhadap pegawai di RSUP Moh Hoesin Palembang, telah ditemukan kurang lengkapnya hasil rekam medik pasien yang seharusnya dilakukan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)