• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi perubahan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi perubahan yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

  19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi perubahan yang cukup besar pada bidang pemerintahan. Satu diantaranya adalah adanya obsesi dari pemerintah dan rakyat untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih, berwibawa dan demokratis yang akan membawa kemajuan bagi bangsa dan negara. Untuk mewujudkan obsesi ini, maka sumberdaya manusia adalah faktor penentu paling utama. Mengingat bahwa sumberdaya manusia adalah perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi, maka sumberdaya manusia mestilah handal dan memiliki kualitas yang memadai serta menguasai pekerjaan agar tujuan organisasi dapat terwujud. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia yang menjadi anggota organisasi tersebut.

Kinerja sebuah organisasi merupakan tingkat efisiensi, efektivitas, produktivitas, prestasi kerja dan perilaku anggota organisasi dalam mencapai tujuannya. Kualitasnya ditentukan oleh kinerja individual dan kinerja tim. Oleh karena itu perhatian terhadap kinerja individual dan kinerja tim merupakan suatu keharusan di dalam suatu organisasi.

Demikian juga halnya pada organisasi pemerintahan. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi

(2)

masyarakat, dituntut untuk menunjukkan kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan yang adil kepada masyarakat. Pemerintah memberikan pembinaan, motivasi dan pengembangan potensi agar pelaksanaan kerja PNS dapat berjalan lancar. Diharapkan pembinaan ini akan menumbuhkan rasa ikut serta yang dibutuhkan PNS dalam proses pencapaian tujuan sehingga mereka merasa betah dalam bekerja dan dapat meningkatkan kinerja mereka.

Sejak kemerdekaan diproklamasikan, pemerintah RI telah melakukan upaya untuk mengelola kepegawaian pemerintah RI secara lebih baik. Lembaga pemerintah pertama yang diberi tanggung jawab untuk mengelola hal itu adalah Kantor Urusan Pegawai (KUP) yang dibentuk berdasarkan PP No.11 Tahun 1948 dan berkedudukan di Yogyakarta. Berdasarkan hasil inventarisasi data kepegawaian di semua instansi pemerintah, diketahui bahwa jumlah seluruh PNS di Indonesia menurut Inventori Data Kepegawaian Instansi Pemerintah yang dikeluarkan BKN Juni 2009 tercatat sebanyak 4.380.022 orang atau sekitar 2 persen dari jumlah penduduk Indonesia (www.BKN.go.id). Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 218.868.791 jiwa, maka diperoleh angka perbandingan antara PNS dengan jumlah penduduk 1 : 52, artinya satu orang PNS melayani 52 penduduk. Meskipun jumlah ini tampaknya besar, sebenarnya masih belum seimbang kalau dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia yang harus menerima pelayanan dari PNS. Keterbatasan inilah kemudian yang menjadi salah satu permasalahan dalam bidang pelayanan masyarakat di Indonesia.

(3)

Selain keterbatasan pelayanan PNS terhadap masyarakat, masih terdapat masalah lainnya yaitu tidak adanya pedoman yang jelas tentang cara mengevaluasi dan mengontrol kinerja lembaga birokrasi pemerintah yang dapat digunakan secara mudah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pedoman itu semakin diperlukan karena setiap institusi pemerintah harus dapat mengembangkan kinerjanya secara mandiri. Dalam konteks itulah diperlukan berbagai konsep dan pemikiran untuk memobilisasi tenaga PNS pada masing- masing daerah yang diotonomkan atau pada institusi yang dituntut agar otonom seperti Unimed. Karena belum adanya pedoman untuk mengevaluasi dan mengontrol kinerja pegawai mengakibatkan terjadinya beberapa hal, sebagai berikut : (1) Rendahnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan birokrasi; (2) Kurang berdayanya regulasi kepegawaian sebagai mekanisme pengaturan, peraturan perundang-undangan kepegawaian (termasuk norma, standar dan prosedur teknis pelaksanaannya); (3) Belum tertatanya birokrasi baik sumber daya aparaturnya maupun kelembagaannya (sumber : http://www.bkn.go.id/renstra/renstra3.htm).

Isu ini juga terjadi pada sistem kepegawaian di perguruan tinggi, termasuk di beberapa universitas negeri di kota Medan. Tampak berbagai fenomena yang menunjukkan bahwa pelayanan pegawai belum berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh kecenderungan beberapa PNS di lembaga ini selalu bertindak di luar ketentuan yang ada. Berbagai pelanggaran disiplin sering terjadi, terkesan lamban dalam bekerja, dan masih ada yang hanya menunggu perintah atau petunjuk dari atasan, artinya belum mempunyai inisiatif untuk mengolah atau menganalisis

(4)

suatu tugas yang diberikan. Bahkan juga terdapat “pegawai ganda” yang bekerja tidak hanya pada satu instansi tempat ia ditugaskan melainkan juga di instansi swasta, karena merasa imbalan yang diterima tidak cukup.

Timbulnya permasalahan kinerja bersumber dari variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja tersebut. Secara teoretis menurut Mitchel dalam Kinicky (2006:150) variabel-variabel tersebut adalah individual inputs, motivasi dan

kombinasi faktor-faktor yang memungkinkan dan membatasi job context. Individual

inputs yaitu: kemampuan, pengetahuan, kepribadian, sifat-sifat, emosi, suasana hati,

keyakinan dan nilai-nilai bekerja. Job context yaitu lingkungan fisik, rancangan tugas,

imbalan, penguatan, dukungan supervisor dan penyelia, norma-norma sosial dan budaya organisasi. Selain variabel ini menurut Robin dan Judge (2007:241) masih terdapat variabel efikasi diri, yaitu keyakinan individu bahwa dirinya mampu mengerjakan suatu tugas.

Secara empirik berapa hasil penelitian telah menguji variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja yang diperkirakan berpeluang menjadi sumber permasalahan kinerja PNS. Misalnya : hasil penelitian Samsudin (2005) menunjukkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pelatihan yang diikuti, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan budaya kerja. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Arianti (2005), Megawati (2004), Mardalena (2004). Selain variabel-variabel tersebut menurut Rijal (2006) variabel-variabel imbalan, umur, fisik dan kepribadian dapat mempengaruhi kinerja individu pada organisasi. Selanjutnya menurut Toha (2005) dalam praktik keseharian masalah kinerja di bidang kepegawaian terutama

(5)

PNS bersumber dari berbagai faktor, antara lain : (1) Banyak pegawai yang tidak mempunyai pekerjaan yang jelas. Kondisi ini menyebabkan kedisiplinan dan semangat kerja yang tidak cukup baik; (2) Ada pegawai yang memiliki usaha di luar pekerjaan sebagai PNS untuk mengimbangi gaji PNS yang tidak tinggi; (3) Atasan kadang-kadang terpaksa menyelesaikan sendiri pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan oleh bawahan yang kurang sigap; (4) Masih terbatas pada disiplin administratif, belum cukup ada korelasi antara apel/ mengisi daftar hadir dengan produktivitas/ kinerja pegawai; (5) Masih adanya tindakan indisipliner dikalangan pegawai mulai dari yang teringan sampai yang terberat; (6) Belum ada sistem yang baik untuk menjaga disiplin termasuk reward. Yang dilakukan masih terpengaruh

budaya militer, seperti sidak, pembinaan, dan lain-lain.

Menyadari berbagai fenomena yang menunjukkan adanya masalah kinerja pada PNS, termasuk di jajaran perguruan tinggi serta mencermati variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja yang berpeluang menjadi sumber permasalahan kinerja tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melihat hubungan beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja tersebut. Namun demikian, mengingat banyaknya variabel yang mempengaruhi kinerja tersebut, serta begitu besarnya kerangka sampling untuk PNS ini, maka penelitian ini dibatasi hanya pada variabel yang diduga memberi pengaruh kuat terhadap kinerja PNS di perguruan tinggi dan lokasi penelitian juga dibatasi pada Unimed.

Berdasarkan pemikiran ini maka penelitian ini diberi judul “ Pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja terhadap kinerja PNS di Unimed. Diharapkan dengan menguji

(6)

hubungan ketiga variabel ini akan ditemukan beberapa alternatif solusi yang dapat ditawarkan untuk meningkatkan kinerja PNS di perguruan tinggi, khususnya di Unimed.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : apakah efikasi diri dan motivasi kerja berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja PNS di Unimed ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel efikasi diri dan motivasi kerja secara parsial dan simultan terhadap kinerja PNS di Unimed.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi :

1. Manfaat bagi peneliti, menambah wawasan pengetahuan khususnya dalam merumuskan masalah dan konsep secara ilmiah yang diperlukan dalam menemukan solusi permasalahan secara akademis.

2. Manfaat bagi dunia ilmu sebagai bahan masukan ilmiah dan acuan bagi penerapan ilmu pengetahuan khususnya masalah sumberdaya manusia.

3. Manfaat bagi perguruan tinggi khususnya Unimed sebagai sumbangan pikiran dalam meningkatkan kinerja pegawainya.

(7)

1.5 Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hernowo dan Wajdi (2004) yang meneliti pengaruh motivasi dan disiplin terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Wonogiri. Peneliti dalam penelitian ini mengganti variabel disiplin dengan efikasi diri sebagai variabel independen yang diperkirakan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja PNS di Unimed.

Referensi

Dokumen terkait

Dampak Dari Peran Guru PAI Dalam Mencegah Timbulnya Perilaku Kenakalan remaja di Sekolah MTs Almaarif 01 Singosari Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, dampak

menunjukkan gambar pecahan dan siswa diminta kembali meneliti gambar tersebut.. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat tersebut hampir tidak ditemukan

Implikatur dengan tindak ilokusi ekspresif menyentil dengan modus mengeluh merupakan implikatur yang digunakan dengan maksud untuk mengkritik secara halus dengan

Reverberation Time: pada keadaan bising apapun, dan diputar lagu apapun(kecuali lagu yang rekamannya sudah diset punya RT yang tinggi, sbg contoh lagu 4 dan 2, di

Untuk menjamin hak warga negara Indonesia untuk menempati rumah yang layak huni dalam lingkungan yang sehat dan aman sesuai dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004

Fungsi ini sangat sesuai digunakan jika anda ingin mengaplikasi sesuatu format yang sama kepada beberapa teks yang terdapat dalam dokumen. Sebagai contoh anda

Bunlar kendi dar mıntakalarından (yani kendilerinden önce bir fikir sergüzeştçisi tarafından keşfe­ dilmiş bir ülkenin bir köşeciğinden) dışarı çıkmağa

PERINTIS KEMERDEKAAN NO.29 KOTA PEKALONGAN 5 SMK NEGERI 3 PEKALONGAN JL.. PERINTIS KEMERDEKAAN NO.30 KOTA PEKALONGAN 6 SMK YAYASAN PHARMASI