• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Indonesia dengan berbagai jenis dan menjadi suatu ciri khas tiap-tiap daerahnya. Suatu daya tarik yang mampu membuat wisatawan lokal maupun mancanegara penasaran untuk mengunjunginya. Dalam hal ini, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber pendapatan non-migas yang cukup besar dan akan berdampak bagi pembangunan di daerah tersebut.

Munculnya tempat-tempat pariwisata tersebut selain meningkatkan pendapatan daerah diharapkan juga mampu meningkatkan potensi-potensi yang dimiliki daerah. Contohnya semacam pertanian, perkebunan atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut, salah satunya dalam sektor pendidikan baik formal maupun informal dimana hal tersebut mampu mendorong terbentuknya sebuah wisata edukasi yang diciptakan oleh sumber daya manusia sebagai pengelola pariwisata di daerah itu.

Wisata edukasi yang mempunyai pengertian sebagai suatu kegiatan atau perjalanan yang dilakukan untuk tujuan rekreatif dengan lebih menonjolkan unsur pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa selain wiatawan dapat menikmati keindahan pariwisata yang ditawarkan tetapi juga mereka

(2)

mendapatkan ilmu pengetahuan yang tersusun secara rapi oleh sumber daya manusia sebagai pengelola tempat wisata.

Budaya bangsa merupakan ciri khas dari suatu bangsa, salah satu aset bangsa yang mampu mewakili bangsa ini ke dunia internasional. Hal itu menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai kreatifitas dalam berinovasi untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sesuai dengan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui wisata edukasi merupakan cara mencapai tujuan.

Pengembangan Pariwisata berkaitan dengan pelestarian nilai-nilai pengembangan kebudayaan bangsa, dengan memanfaatkan potensi di Kabupaten Karanganyar yang secara geografis terletak di sebelah barat Gunung Lawu pada posisi 110o 40’ – 110o 70’ Bujur Timur dan 7o 28’ – 7o 46’ Lintang Selatan. Kabupaten Karanganyar berada pada ketinggian rata-rata 511 M diatas permukaan laut, dan terdapat juga daerah yang memiliki ketinggian 2000 M diatas permukaan laut. Kabupaten yang terkenal dengan julukan “bumi intanpari” (yang merupakan singkatan dari industri, pertanian, dan pariwisata) mempunyai potensi wisata yang luar biasa, berupa keindahan dan kekayaan alam di kabupaten karanganyar yang merupakan satu daya tarik yang mampu melestarikan potensi yang ada.

Selain memiliki potensi wisata Kabupaten Karanganyar juga memiliki budaya yang mempesona. Kekayaan budaya merupakan ciri khas daerah untuk meningkatkan wisata daerah serta seni tradisi merupakan tujuan dari

(3)

kegiatan pariwisata, sehingga budaya daerah harus selalu dilestarikan sebagai bagian dari daya tarik wisata yang berimbas pada tingkat kunjungan wisatawan.

Pembangunan pariwisata bertujuan unuk mengenalkan keindahan alam, budaya dan adat istiadat yang luhur dan beraneka ragam kepada bangsa lain. Karanganyar merupakan daerah penghasil produk-produk unggulan di berbagai bidang seperti pertanian, perkebunan, industri besar dan industri pariwisata (Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar tahun 2007).

Karanganyar merupakan daerah tujuan wisata yang terbukti memiliki aset wisata meliputi obyek wisata baik alam, wisata edukasi, sejarah dan budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain di Propinsi Jawa Tengah. Beberapa obyek dan daya tarik wisata yang di Kabupaten Karanganyar antara lain :

a. Air Terjun Grojogan Sewu

b. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)

c. Museum Kampung Purba Dayu d. New Balekambang

e. Candi Sukuh f. Candi Cetho

(4)

h. Air Terjun Jumog i. Air Terjun Parangijo j. Astana Giribangun k. Astana Mangadeg

Salah satu potensi wisata yang besar dan belum terpublikasikan dengan maksimal adalah potensi wisata edukasi yang berupa memanfaatkan tanaman obat untuk pengobatan tradisional (herbal). Salah satunya di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional berlokasi (B2P2TOOT) Jl. Raya Lawu No. 11, Tawangmangu, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari seorang anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang. Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi Kebun Koleksi Tanaman Obat tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama Hortus Medicus Tawangmangu (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional).

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional merupakan institusi yang bergerak dalam bidang penelitian serta pengembangan ilmu kesehatan khususnya mengenai herbal. Herbal merupakan salah satu jenis pengobatan medis yang menggunakan tanaman alam yang sudah

(5)

melalui penelitian dan memiliki manfaat untuk pengobatan. Obat herbal murni di ambil dari saripati tumbuhan atau hewan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada campuran bahan kimia buatan (sintesis). Obat herbal yang berasal dari tumbuhan misalnya temulawak, jahe, daun sirsak, teh hijau, kunyit.

Daya tari wisata edukasi berupa Etalase Tanaman Obat Indonesia, kebun produksi, Lawu Garden terdiri dari subtropic garden dan aromatic garden, Koleksi Herbarium, Koleksi Benih Tanaman Obat, Pembibitan Tanaman Obat, Laboratorium Terpadu dan Wisata Jamu di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus. Tujuan wisata edukasi litbang tanaman obat dan obat tradisional adalah meningkatkan minat masyarakat terhadap pemanfaatan jamu yang aman dan berkhasiat serta pelestarian tanaman obat, yang dikemas secara edukatif dan rekreatif (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) merupakan salah satu daya tarik yang mendukung di sektor wisata edukasi di bidang herbal. Sehingga B2P2TOOT perlu dikembangkan dan dikenalkan lebih luas di kalangan dunia pariwisata nasional maupun internasional.

Berdasarkan uraian di atas maka judul laporan tugas akhir ini adalah “ Potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebaga Destinasi Wisata Edukasi di Bidang Herbal di Kabupaten Karanganyar”

(6)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi?

2. Bagaimana aktivitas wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional?

3. Kendala apa saja yang dihadapi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai destinasi wisata edukasi di Tawangmanggu.

2. Untuk mengetahui aktivitas wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di Tawangmanggu. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi.

(7)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan adanya penulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam kepariwisataan, dapat memberi sumbangan pemikiran atau pemecahan masalah, dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil khususnya mengenai potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai destinasi wisata edukasi di bidang herbal di Kabupaten Karanganyar

2. Manfaat Praktis

Manfaat dari penulisan ini dapat memberikan gambaran bagi pembaca mengenai potensi wisata edukasi di Kabupaten Karanganyar, serta memberikan masukan yang berarti bagi masyarakat Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu khususnya dan pemerintah Kabupaten Karanganyar umumnya dalam memasarkan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai wisata edukasi.

E. Kajian Pustaka a. Pengertian Pariwisata

Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

Pari : Banyak atau Berkeliling Wisata : Pergi atau Berpergian

(8)

Atas dasar itu, menurut Oka A Yoeti dalam buku Pengantar Ilmu Pariwisata tahun 1996 menerangkan bahwa Pariwisata di artikan sebagai sebagai perjalanan yang di lakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris di sebut dengan kata “tour” , sedangkan untuk pengertian jamak kata “Kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “Tourism”.

Menurut undang-undang kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Menurut undang-undang kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sedangkan menurut Prof. Salah Wahab, pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilaukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri ( di luar negeri ) , meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu), suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan (I Ketut Suwena, Pengetahuan Dasar Ilmu

(9)

Pariwisata tahun 2010:14). Berbicara tentang Kepariwisataan tak lepas jenis-jenis pariwisata dan macam-macam obyek wisata.

Jenis-jenis pariwisata menurut I Ketut Sewena dalam buku Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata tahun 2010 adalah :

1. Wisata Budaya

Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni dan budaya suatu tempat atau daerah

2. Wisata Kesehatan

Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan penyakit, seperti mandi di sumber air panas, mandi lumpur dan lain-lain

3. Wisata Komersial

Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional maupun internasional.

4. Wisata Olahraga

Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan adalah untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau Negara tertentu.

(10)

5. Wisata Politik

Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat dan menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. Misalnya menyaksikan peringatan hari kemerdekaan suatu negara.

6. Wisata Sosial

Jenis pariwisata dimana dari segi penyelenggaraannya tidak menekankan untuk mencari keuntungan, misalnya study tour, piknik dan lain-lain

7. Wisata Religi

Jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan.

b. Definisi Potensi Pariwisata

Potensi Pariwisata adalah segala hal dan keadaan baik yang nyata dan dapat diraba, maupun yang tidak dapat diraba, yang di garap, diatur, dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan, faktor dan unsure yang diperlukan atau menentukan bagi usaha atau pembangunan kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun layanan atau jasa.

(11)

c. Definisi Destinasi Wisata

Menurut undang-undang kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

d. Definisi Herbal

Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal kadang disebut juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif.

e. Definisi Wisatawan

Sedangkan Definisi Wisatawan menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan memberikan batasan, Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

(12)

Sedangkan menurut Gamal Suwantoro, SH “Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau Negara yang dikunjungi.” Apabila mereka tinggal di daerah atau Negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka di sebut pelancong (excursionist). IUOTO (The International Union of Official Travel Organization) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum.

Pengunjung (Visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu tempat atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.

Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung antara lain : a. Wisatawan (Tourist)

b. pelancong (excursionist)

Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya 24 jam di suatu Negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi :

a) Mass Tourism

Mass Tourism merupakan fenomena pariwisata yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, transportasi dan telekomunikasi. Mass tourism berasal dari dua suku kata yaitu Mass (rombongan, massa) dan Tourism (pariwisata).

(13)

Rombongan wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata dengan jumlah mencapai 900 sampai 1000 orang. Mass Tourism sangat potensial untuk menambah pendapatan daerah tujuan wisata.

b) Limitted Tourism / Wisata Edukasi

Wisata edukasi merupakan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan didalamnya. Program ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ektrakulikuler memiliki kualitas dan berbobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum pendidikan. Setiap kali mengunjungi obyek wisata akan disesuaikan dengan ketertarikan obyek dan bidang ilmu yang akan dipelajari.

c. Daya Tarik Wisata dan Daerah Tujuan Wisata

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

(14)

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional berlokasi Jl. Raya Lawu No. 11, Tawangmangu, Kab. Karanganyar dan Sekitarnya, Jawa Tengah, Indonesia

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini, maka dalam mengumpulkan data menggunakan metode sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung (Kusumayadi dan Endar Sugiarto, 2000:84). Observasi dilakukan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar selama kegiatan wisata edukasi berlangsung.

(15)

Observasi lapangan ini dilakukan untuk mengamati potensi wisata yang terdapat di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, mengikuti pelaksanaan serta aktivitas yang terdapat di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional secara otentik.

b. Studi Dokumen

Untuk memperoleh data primer untuk mendukung dan menambah bukti serta data dari sumber sumber lain. Dokumentasi diperoleh dari dokumen atau arsip pemerintah setempat. Studi dokumen ini di dapat dari Kantor Kelurahan Tawangmangu yang berupa softfile data warga Lingkungan Kalisoro dan letak geografisnya.

c. Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden. Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau diuraikan dengan alat perekam (Kusumayadi dan Endar Sugiarto, 2000:100). Wawancara dilakukan secara langsung dengan potensi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional dan masyarakat sekitar mengenai wisata edukasi serta mengenai kendala yang dihadapi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

(16)

Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi serta mengumpulkan data dalam menentukan metode penelitian. d. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendukung dan melengkapi data-data yang diperoleh guna melengkapi penyusunan tugas akhir. Studi pustaka dilakukan dengan cara mengkaji buku-buku literatur, makalah-makalah, brosur-brosur, yaitu mengutip bagian-bagian yang kiranya mempunyai kaitan langsung dengan judul masalah. Dalam studi pustaka ini diperoleh dari perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, perpustakaan Universitas Sebelas Maret, perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar.

3. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk mendistribusikan data-data yang dikumpulkan dalam penelitian. Analisis diskriptif kualitatif adalah mentransformsi data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, serta menyusun, dan menyajikan data supaya menjadi suatu informasi yang merupakan data yang tidak berbentuk angka (Samsudin Sulaiman,Kusherdyana,2013:20). Data-data dan informasi yang diperoleh dengan membaca, mencatat, mempelajari buku-buku diktat dan literatur yang berkaitan serta mendukung penelitian dikelompokkan dan diklasifikasi menurut jenisnya, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis deskriptif.

(17)

G. Sistematika Penulisan

Dalam laporan tugas akhir ini sistematika penulisan berisi tentang:

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tantang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang gambaran umum mengenai Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional .

Bab III berisi tentang potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai destinasi wisata edukasi, aktivitas wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di Tawangmanggu serta Kendala apa saja yang dihadapi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi.

Bab IV merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dari pembahasan serta saran.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan

Dengan asumsi kita hanya bisa mengetahui isi kota dengan mengeluarkan kelereng satu per satu tanpa melihat ke dalam kotak, berapakah jumlah urutan minimal seluruh kelereng yang

Pada Bulan April-Juni 2015, beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan antara lain adalah: (a) trilateral meeting lanjutan

pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang

Kereta api berat dikenal juga sebagai Heavy Rail Transit atau rapid transit, underground, subway, tube, elevated, atau metro adalah angkutan kereta api perkotaan

Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substantial atau

Secara umum terlihat bahwa para pengkaji dan penyuluh di BPTP belum memahami dengan baik hakikat dari diseminasi, kebanyakan diseminasi dipahami sekadar upaya pemberian

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database