• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

45

Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 PT X

PT X, yang dahulunya bernama PT X Tbk., mulanya didirikan pada tanggal 10 November tahun 1967. PT X Tbk merupakan perusahaan modal asing yang menyediakan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. X mulai membangun dan menjalankan Organisasi Satelit Telekomunikasi Internasional atau Intelsat pada September tahun 1969. Saham X dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Perhubungan dan kemudian berubah menjadi Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Deparpostel) pada tahun 1980. PT X Tbk menjadi perusahaan BUMN yang mengeluarkan saham yang tercatat di New York Stock Exchange, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Konsekuensi penjualan saham kepemilikan saham yang semula sepenuhnya milik Pemerintah Republik Indonesia (RI) kemudian menjadi 65% milik pemerintah RI dan 35% milik publik (nasional serta internasional).

PT XS berdiri pada tahun 1993 sebagai anak perusahaan X. XS mengeluarkan produk kartu prabayar bernama XX dan XXX yang merupakan operator GSM pertama di Indonesia. Di tahun 2001, X mendirikan anak perusahaan baru yaitu PT XMM atau yang dikenal dengan X3 yang kemudian juga menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia. Tahun 2001 juga, X memegang kendali penuh atas PT XS. Kemudian X menggabungkan ketiga anak perusahaannya tersebut yaitu PT XS, PT XMM, dan PT XB ke dalam satu organisasi yaitu PT X Tbk.

Pada tahun 2015, PT X Tbk., secara resmi berubah nama menjadi X. Perubahan nama ini terjadi karena X telah diakuisisi oleh perusahaan bernama Y. Sehingga terjadi penggabungan nama menjadi X. Y, yang dulu bernama YY, merupakan perusahaan telekomunikasi internasional yang berasal dari Doha, Qatar.

(2)

46

Universitas Kristen Petra 4.1.2 Visi dan Misi X

4.1.2.1 Visi

Menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia 4.1.2.2 Misi

a. Layanan dan produk yang memberikan keleluasaan b. Jaringan data yang kuat

c. Memperlakukan pelanggan sebagai sahabat d. Transformasi digital

4.1.3 Nilai inti X a. Terpercaya

Berpikir positif, konsisten, dalam perkataan dan perbuatan yang terpuji serta dapat diandalkan

b. Peduli

Menunjukkan perhatian, menghargai serta melayani dengan sepenuh hati c. Tekad menjadi yang terbaik

Semangat mencapai keunggulan dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan berkesinambungan

d. Cepat

Sigap dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, bertindak dan beradaptasi

e. Berjiwa muda

Enerjik, dinamis dan berani menjadi penggerak perubahan 4.1.4 Identitas X

4.1.4.1 Logo X

Gambar 4.1 Logo X tahun 1980 Sumber: x.com

(3)

47

Universitas Kristen Petra Gambar 4.2 Logo X tahun 2004

Sumber: x.com

Gambar 4.3 Logo X tahun 2015-sekarang Sumber: x.com

4.1.4.2 Lokasi PT X PT X

Alamat : Gedung X Jalan Kayoon nomor 72, Embong Kaliasin, Genteng, kota Surabaya.

Telepon : (031) 60006125 Badan Usaha : Jasa telekomunikasi

Website : www.x.com

4.1.4.3 Jasa dan Layanan X

a. X3 Y, prabayar Layanan kartu seluler prabayar yang dapat memberikan keleluasaan kepada pelanggan untuk terhubung dengan internet melalui jaringan data 4G cepat. X3 Y prabayar memiliki paket lengkap terbaik Freedom Combo dengan keuntungan kuota internet besar dan fitur StreamOn untuk mendengarkan musik dan menonton film tanpa kuota.

(4)

48

Universitas Kristen Petra X3 Y, pascabayar Layanan kartu seluler pascabayar yang dapat memberikan keleluasaan kepada pelanggan untuk terhubung dengan internet melalui jaringan data 4G cepat. X3 Y pascabayar memiliki paket lengkap Freedom Postpaid yang lebih baik dan lebih terjangkau untuk keluarga dan kerabat. Selain itu X3 Y Ooredoo pascabayar juga memiliki paket Super Plan yang dapat memberikan gratis smartphone terbaru sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

b. International Services

Outbound Roamers Layanan jelajah internasional yang memberikan kemudahan kepada pelanggan X3 Y berkomunikasi di luar negeri dengan tarif sederhana dan terjangkau.

c. IDD 00X & IDD 00Y Sambungan langsung internasional yang memberikan kejernihan serta kualitas sambungan yang baik untuk menghubungkan pelanggan dengan anggota keluarga dan kerabat di luar negeri melalui nomor panggilan awal 00X atau 00Y.

d. Flat Call 0X01Y Sambungan internasional yang memungkinkan pelanggan menelpon ke luar negeri dengan biaya lebih terjangkau melalui nomor panggilan awal 0X01Y.

e. X Business

Merupakan mitra solusi digital (digital solution partner) dengan menyediakan solusi ICT terbaik dan sesuai dengan kebutuhan bagi pelanggan korporasi untuk menjalani transformasi digital dalam bisnisnya sehingga dapat mendukung pelanggan korporasi dalam meningkatkan efisiensi, meningkatkan pengalaman terbaik pelanggan dan menciptakan sumber pendapatan baru.

f. XM Solusi ICT yang dirancang untuk memastikan produktivitas tetap terjaga dengan menyediakan komunikasi mobile antar karyawan yang unlimited dan akses data ke aplikasi perusahaan ataupun informasi lain di internet dapat tetap

(5)

49

Universitas Kristen Petra lancar tanpa khawatir tagihan melonjak. Solusi ini juga menyediakan paket bundling smartphone plus proteksi yang memudahkan perusahaan memberikan fasilitas komunikasi kepada karyawannya.

Konvergensi Solusi ICT yang memadukan layanan seluler, data dan cloud sehingga komunikasi bisnis dapat tetap terjalin di mana pun dengan menggunakan jaringan seluler atau internet di berbagai perangkat seperti komputer, tablet, smartphone atau telepon fixed.

XX of Things dan MXM Solusi ICT yang memungkinkan segala jenis perangkat elektronik dihubungkan dengan penggunaan sensor dan konektivitas sehingga pengumpulan data dan analisis dan tindakan atau respon berdasarkan informasi yang dihasilkan perangkat tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Platform Internet of Things memungkinkan manajemen data yang lebih baik dan fungsi analitik yang unggul.

Layanan Teknologi Informasi (TI) Solusi ICT yang memastikan kontinuitas bisnis dengan infrastruktur Data Center/Disaster Recovery Center yang aman dan andal, dan solusi fleksibel dan skalabel yang mendukung ekspansi dan akselerasi bisnis dengan layanan berbasis cloud seperti XXX, XYX dan layanan managed lainnya. Konektivitas menyediakan koneksi jaringan tertutup (leased line) yang aman dan andal sehingga memudahkan pertukaran informasi antara kantor pusat ke cabang-cabangnya, ke Data Center, atau ke Internet. Solusi ini juga dilengkapi dengan fitur pintar yang memungkinkan visibilitas dan pengendalian penuh terhadap konten yang mengalir dalam jaringan perusahaan.

Satelit Solusi ICT yang menghubungkan para pelanggan di seluruh Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara melalui jaringan satelit broadband ke berbagai pelosok.

(6)

50

Universitas Kristen Petra XXC Stores adalah situs belanja pasar online yang menjual produk-produk gadget, elektronik serta product life style lainnya. XXC Stores memberikan fasilitas terbaik untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pelanggannya. XXC Store menawarkan kemudahan transaksi melalui beberapa pilihan metode pembayaran : bank transfer, kartu kredit, kartu debit dan e-money. XXC Book Mate Platform Buku digital yang menawarkan koleksi buku internasional maupun lokal di berbagai platform mobile dengan konsep berlangganan. Tersedia lebih dari 650.000 judul buku dengan 16 Bahasa. XXC Bookmate menggandeng Penerbit-Penerbit buku lokal untuk menyediakan buku-buku berbahasa Indonesia. XXC Book Mate merupakan inisiatif marketing patungan bersama dengan Book Mate Rusia yang diluncurkan pada bulan Agustus 2015.

XXC Play Menjual voucher game online, bekerja sama dengan penerbit dan penyedia layanan pembayaran game. XXC Play memberikan pilihan alternatif pembayaran: voucher fisik X, bank transfer, e-money dan potong pulsa X.

h. XXXku adalah layanan keuangan bergerak yang memenangkan beberapa penghargaan internasional ini, menawarkan kenyamanan dan keamanan pembayaran digital, mencakup layanan pembayaran, pembelian dan pengiriman uang. Untuk mengaktifkan layanan ini hanya cukup dengan mendaftarkan nomor telepon seluler. XXXku adalah layanan OTT yang bisa diakses dari semua nomor operator dan tidak terbatas pada bank tertentu. XXXku menawarkan beberapa pilihan bertransaksi, yaitu melalui aplikasi mobile (android dan iOS), short code *789# dan QR Code. Untuk memberikan nilai tambah layanan dan meningkatkan pengalaman pembayaran digital, XXXku bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang terdepan di industrinya, untuk memperluas layanan: pembelian investasi, pembelian asuransi, pinjaman mikro, pembayaran BPJS, pembelian tiket kereta komuter dan lain-lain dengan nyaman hanya melalui handphone pelanggan.

(7)

51

Universitas Kristen Petra XXXku pengiriman uang solusi pengiriman uang tunai domestik dan internasional, yang memungkinkan pelanggan melakukan transfer dana dengan cepat, aman dengan biaya terjangkau. Dengan menargetkan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank, DPU bekerja sama dengan jaringan toko ritel, pegadaian dan warung pulsa untuk memperluas jaringan agen pengiriman uang domestik di seluruh Indonesia. DPU juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan penyelenggara pengiriman uang internasional. DPU internasional untuk membidik pelanggan yang memiliki hubungan bisnis dan kerja dengan mitra di luar negeri dan juga keluarga yang tinggal di luar negeri.

i. Xx-Xx-Xx solusi perbankan mobile yang berbasis SMS, baik untuk smart phone maupun feature phone, sebagai layanan yang lebih aman dan nyaman.

j. X-Pay Layanan Mobile POS (Point Of Sales) dengan menggunakan applikasi mobile memungkinkan pelaku bisnis kecil dan besar, serta perusahaan pengiriman dan logistik menerima pembayaran melalui kartu debit dan kartu kredit di mana pun dan kapan pun. X-Pay bekerja sama dengan Go Swiff sebagai partner teknologi dan Bank BNI sebagai bank akuisisi hadir untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dalam melakukan pembayaran digital dengan aman dan nyaman.

k. IMX IMX memberikan solusi iklan mobile melalui platform lelang real-time yang memastikan transparansi serta kinerja baik untuk pengiklan. IMX didukung oleh platform manajemen data agar dapat membidik pelanggan yang tepat. IMX atau PT XXX XXX XXX, adalah usaha patungan antara X dan Smaato, diluncurkan pada bulan Mei 2015.

l. XXbox dan XXbox Ventures X bekerja sama dengan Mountain Partners dan Kejora mendirikan XXbox, yaitu akselerator yang fokus pada perusahaan (startup) teknologi digital di pasar berkembang. Akselerator yang memenangkan penghargaan internasional ini, memberikan 4 bulan program akselerasi, termasuk di dalamnya Pendanaan awal sampai dengan US$50.000, fasilitas kantor,

(8)

52

Universitas Kristen Petra bimbingan mentor 1 on 1, akses ke jaringan investor dan dukungan komersial dari X melalui akses ke lebih dari 80 juta pelanggan X dan dukungan dari mitra-mitra strategis XXbox, seperti kredit marketing dari Facebook senilai US$80.000, infrastruktur Cloud senilai US$120.000, IBM Soft Layer dan IBM Blue Mix. Berbeda dengan XXbox accelerator, XXbox Ventures adalah Venture Capital yang memberikan investasi hingga US$500,000 dan membidik Startups yang sudah terbukti produknya memiliki daya tarik di pasar dan siap pre-series A. Selain pendanaan XXbox Ventures juga memberikan dukungan komersial dengan akses ke lebih dari 80 juta pelanggan X dan jaringan partner XXbox di kawasan regional. 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah mengukur kevalidan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid ketika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. (Umar, 2002, p. 193). untuk mengukur dapat dilakukan juga dengan bertanya kepada ahli, apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut sudah merepresentasikan apa yang ingin diukur (Jackson, 2005, p. 64). Validitas pertanyaan dilihat dari nilai Corrected Item-Total Statistic. dinyatakan valid ketika nilai r- hitung yang merupakan nilai dari corrected item total statistic > r-tabel. Dinyatakan tidak valid jika r-corrected item < r-tabel (Bhuono, 2005, p. 67). Dari hasil r hitung dan r tabel yang diperoleh di atas dengan bantuan software SPSS Statistics for windows versi 16.0, maka suatu item pertanyaan dinyatakan valid jika besar r hitungkan lebih besar dari r tabel (Sugiyono, 2005, p. 133-134). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 10% yaitu 0,361. Pernyataan dikatakan valid ketika r-corrected item > 0,361, dan akan dikatakan tidak valid jika r-corrected item<0,361 (Sugiyono, 2010, p. 333).

(9)

53

Universitas Kristen Petra Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas terhadap Corporate Identity X

Indikator Tingkat

Pengetahuan Item r Hitung r Tabel Keterangan

Communications com1 0,832 0,361 Valid

com2 0,846 0,361 Valid

com3 0,781 0,361 Valid

com4 0,750 0,361 Valid

Behaviour behav1 0,561 0,361 Valid

behav2 0,649 0,361 Valid behav3 0,641 0,361 Valid behav4 0,622 0,361 Valid behav5 0,659 0,361 Valid behav6 0,717 0,361 Valid behav7 0,744 0,361 Valid behav8 0,696 0,361 Valid behav9 0,667 0,361 Valid behav10 0,515 0,361 Valid

Symbolism sym1 0,773 0,361 Valid

sym2 0,671 0,361 Valid sym3 0,534 0,361 Valid sym4 0,837 0,361 Valid sym5 0,776 0,361 Valid sym6 0,876 0,361 Valid sym7 0,731 0,361 Valid sym8 0,590 0,361 Valid sym9 0,727 0,361 Valid sym10 0,557 0,361 Valid sym11 0,598 0,361 Valid sym12 0,609 0,361 Valid sym13 0,581 0,361 Valid sym14 0,683 0,361 Valid

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 yaitu tabel hasil uji validitas yang menggunakan SPSS for windows 16.0 dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan dalam kuesioner atau alat ukur pada indikator communications, behavior dan symbolism dikatakan valid karena r hitung> r tabel. Setiap item pernyataan layak dan mampu mengukur tingkat pengetahuan karyawan X mengenai corporate identity X yang baru.

(10)

54

Universitas Kristen Petra 4.2.2 Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika terus menerus menghasilkan data yang sama dalam mengukur objek yang sama (Sugiyono, 2005, p. 121). Keandalan atribut masing-masing variabel antara lain dapat diketahui melalui pengujian internal teknik reliabilitas pada daftar pertanyaan dilakukan dengan melakukan tekniks analisis cronbach’s alpha (Ghozali, 2009, p. 46). Item-item dalam instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki r-Alpha > 0,60 (Sugiyono, 2010, p. 133).

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas mengenai Corporate Identity X yang baru Indikator Tingkat Pengetahuan r Alpha Cronbach's Alpha Keterangan Communications 0,811 0,60 Reliabel Behaviour 0,844 0,60 Reliabel Symbolism 0,914 0,60 Reliabel

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel uji reliabilitas di atas, dapat dilihat bahwa semua item kuesioner pada indikator communication, behavior dan symbolism memiliki koefisien Cronbach’s Alpha yang angkanya berada di atas 0,60 sehingga bisa dikatakan reliabel. Alat ukur yang digunakan peneliti dapat diandalkan dan konsisten jika dilakukan kembali pada masa mendatang.

4.3 Analisis Tabel Frekuensi

4.3.1 Deskripsi Identitas Responden

Responden pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT X yang berjumlah total 73 orang karyawan.

Tabel 4.3 Responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki 44 60,3

Perempuan 29 39,7

Total 73 100,0

(11)

55

Universitas Kristen Petra Berdasarkan tabel deskripsi responden dari jenis kelamin responden, mayoritas dari responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 44 orang dengan presentase 60,3%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 29 orang dengan presentase 39,7%. Banyaknya jumlah responden dalam penelitian ini berdasarkan teknik penarikan sampel Total Sampling yang dipilih oleh peneliti. Total Sampling adalah metode penarikan sampel dimana jika jumlah populasi berjumlah kurang dari 100 maka seluruh populasi akan dijadikan sampel penelitian (Sugiyono, 2010, p. 124). Data ini juga diputuskan berdasarkan dari data total jumlah karyawan di PT X yang berjumlah 73 orang.

Tabel 4.4 Responden berdasarkan usia

Usia Frekuensi Presentase

20-29 tahun 51 69,9

30-39 tahun 19 26,0

40-49 tahun 3 4,1

Total 73 100,0

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden berdasarkan usia didominasi oleh responden yang berusia 20-29 tahun yaitu sebanyak 51 orang dengan jumlah presentase 69,9%, kemudian disusul dengan responden berusia 30-39 tahun yaitu dengan jumlah 19 orang dengan presentase 26,0%. Responden yang berusia 40-49 tahun adalah responden dengan jumlah paling sedikit yaitu hanya 3 orang saja dengan presentase 4,1%. Hal ini sesuai dengan golongan tenaga kerja produktif berusia 15-64 tahun, sedangkan golongan kerja non-produktif adalah golongan yang berusia di atas 64 tahun (International Labour Office Geneva, 2000, p. 316). Sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas usia responden pada peringkat pertama yaitu 20-29 tahun, peringkat kedua dengan 30-39 tahun dan yang terakhir 40-49 tahun adalah golongan tenaga kerja yang produktif.

(12)

56

Universitas Kristen Petra Tabel 4.5 Responden berdasarkan pendidikan terakhir

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent Valid D3 5 6.8 6.8 6.8 S1 66 90.4 90.4 97.3 SMA 2 2.7 2.7 100.0 Total 73 100.0 100.0

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel yang berdasarkan pendidikan terakhir di atas, jumlah responden yang terbanyak adalah responden yang menyandang pendidikan terakhir Sarjana atau S1 yaitu sebanyak 66 orang dengan jumlah persentase 90,4%. Responden yang menyandang gelar pendidikan Diploma 3 atau D3 adalah sebanyak 5 orang dengan jumlah presentase 6,8%. Sedangkan di jumlah terkecil adalah responden yang menyandang pendidikan terakhir Sekolah Menengah Keatas atau SMA berjumlah 2 orang dengan jumlah presentase 2,7%.

Tingkat pendidikan merupakan hal yang penting bagi karyawan. Tingkat pendidikan akan memberi pengetahuan yang baik bagi karyawan untuk mengetahui bisnis dan perusahaannya serta segala hal yang berguna untuk pengembangan diri karyawan (Tjiptoheriyanto&Nagib, 2008, p.105).

Tabel 4.6 Responden berdasarkan lama masa kerja Frekuensi Persentase Valid

Percent Cumulative Percent Valid 0-6 bulan 8 11.0 11.0 11.0 12-18 bulan 29 39.7 39.7 50.7 18-24 bulan 3 4.1 4.1 54.8 24 bulan ke atas 28 38.4 38.4 93.2 6-12 bulan 5 6.8 6.8 100.0 Total 73 100.0 100.0

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel responden berdasarkan lama masa kerja di atas, responden didominasi oleh karyawan yang lama masa kerjanya adalah 12-18

(13)

57

Universitas Kristen Petra bulan yaitu sebanyak 29 orang dengan jumlah presentase 39,7%. Kemudian disusul dengan lama masa kerja karyawan selama 24 bulan ke atas dengan jumlah 28 orang, yaitu dengan jumlah presentase 38,4%. Sedangkan sebanyak 8 orang responden adalah karyawan yang lama masa kerjanya adalah 0-6 bulan atau dalam presentase jumlah 11%. Kemudian sebanyak 5 orang, atau 6,8% responden adalah karyawan yang telah bekerja selama 6-12 bulan. Responden yang bekerja selama 18-24 bulan sebanyak 3 orang atau 4,1%.

Tabel 4.7 Responden berdasarkan divisi kerja Frekuensi Persentase Valid

Percent Cumulative Percent Valid Accounting 5 6.8 6.8 6.8 Customer Service 18 24.7 24.7 31.5 Direct Sales 10 13.7 13.7 45.2 General Adminstration 1 1.4 1.4 46.6 Head of Surabaya Branch 1 1.4 1.4 47.9 Human Resource Department 2 2.7 2.7 50.7 Indirect Sales 6 8.2 8.2 58.9 IT 13 17.8 17.8 76.7 Legal 2 2.7 2.7 79.5 Marketing Communication 2 2.7 2.7 82.2 Operational Supervisor 2 2.7 2.7 84.9 Sales Administration 3 4.1 4.1 89.0 Technical Engineering 8 11.0 11.0 100.0 Total 73 100.0 100.0

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas jumlah karyawan PT X adalah 73 orang. Divisi yang terdapat di PT X berjumlah 14 divisi. Pada divisi Head of Surabaya Branch yang berjumlah 1 orang dengan presentase 1.4%, General administration yang berjumlah 1 orang dengan presentase 1,4%, kemudian Marketing Communication dengan jumlah 2 orang dan presentase 2,7%. Sales Administration dengan jumlah 3 orang dan presentase 4,1%, Operational Supervisor berjumlah 2 orang dengan

(14)

58

Universitas Kristen Petra presentase 2,7%, Human Resource Department berjumlah 2 orang dengan presentase 2,7%, Accounting berjumlah 5 orang dengan presentase 6,8%, Legal berjumlah 2 orang dengan presentase 2,7%, IT berjumlah 13 orang dengan presentase 17,8%, Technical Engineering berjumlah 8 orang dengan presentase 11%, Customer Service berjumlah 18 orang dan presentase 24,7%, Direct Sales berjumlah 10 orang dan presentase 13,7% dan Indirect Sales berjumlah 6 orang dan presentase 8,2%.

4.3.2 Analisis Frekuensi

4.3.2.1 Indikator Communications

Corporate Identity merupakan manifestasi strategis dari visi dan misi korporat melalui strategi yang digunakan oleh korporat dalam operasi dan produksinya. Organisasi menyadari bahwa identitas korporat yang kuat akan membantu organiasi dalam menyesuaikan diri dengan pasar, menarik investasi, memotivasi karyawan dan juga berfungsi untuk sarana yang membedakan produk dan layanan mereka dari organisasi lainnya (Melewar, 2005, p. 847-848). Identitas perusahaan juga diakui sebagai alat yang strategis dan juga efektif untuk menjadi sarana mencapai keunggulan kompetitif perusahaan (Melewar, 2005, p. 848). Menurut Van Riel&Fombrum (2007) atribut-atribut identitas perusahaan diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk yaitu communications, behaviour dan symbolism.

Communications adalah dimana perusahaan menunjukkan identitasnya melalui pesan verbal. Komunikasi merupakan alat yang paing taktis yang digunakan oleh manajemen untuk menyampaikan identitas (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 67-68). Komunikasi yang dilakukan perusahaan pada klasifikasi ini digunakan melalui media yang dipilih perusahaan. Menurut teori Melewar, komunikasi disini adalah komunikasi manajemen kepada karyawan dalam mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan untuk membentuk sebuah citra dan reputasi yang baik di hadapan publik internal dan eksternalnya (Melewar, 2005, p. 62-63).

(15)

59

Universitas Kristen Petra Tabel 4.8 Tingkat pengetahuan responden mengenai Communications PT X

No. Pernyataan Jumlah Total Mean

STS TS N S SS % 1 Anda mengetahui bahwa komunikasi corporate identity X yang baru adalah melalui pesan CEO setiap bulan dalam bentuk e-mail dan newsletter sebagai bagian dari misi transformasi digital 6 8,2% 17 23,3% 7 9,6% 34 46,6% 9 12,3% 73 100% 3,32 2 Anda mengetahui bahwa komunikasi corporate identity X yang baru adalah melalui e-learning sebagai bagian dari misi transformasi digital 0 0% 0 0% 3 4,1% 33 45,2% 37 50,7% 73 100% 4,47 3 Anda mengetahui bahwa terdapat training untuk seorang

karyawan yang

menjadi duta corporate identity yang bertugas sebagai reminder untuk sesama karyawan mengenai visi, misi, dan nilai X 3 4,1% 12 16,4% 9 12,3% 40 54,8% 9 12,3% 73 100% 3,55 4 Anda mengetahui bahwa poster visual yang berisi kata-kata motivasi merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memotivasi karyawan memenuhi salah satu misi perusahaan, yaitu tekad untuk menjadi yang terbaik 0 0% 4 5,5% 7 9,6% 33 45,2% 29 39,7% 73 100% 4,19

Mean total Communications 3,88

(16)

60

Universitas Kristen Petra Berdasarkan tabel di atas mengenai indikator communications dari corporate identity X yang baru, pernyataan communication nomor 1 yaitu apakah responden mengetahui bahwa komunikasi corporate identity X yang baru adalah melalui pesan CEO setiap bulan dalam bentuk e-mail atau newsletter sebagai bagian dari misi transformasi digital memiliki rata-rata paling rendah dari pernyataan indikator communications lainnya yaitu dengan nilai rata-rata 3,32. Pernyataan communications nomor 2 yaitu pernyataan yang berisi apakah responden mengetahui bahwa komunikasi corporate identity X yang baru adalah melalui e-learning sebagai bagian dari misi transformasi digital mendapatkan nilai rata-rata 3,85 dan pernyataan nomor 3 yaitu apakah responden mengetahui bahwa terdapat training untuk seorang karyawan yang menjadi duta corporate identity yang bertugas sebagai reminder untuk sesama karyawan mengenai visi, misi, dan nilai X mendapatkan nilai rata-rata 3,55. Sedangkan pernyataan communication nomer 4 mengenai apakah responden mengetahui bahwa poster visual yang berisi kata-kata motivasi merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memotivasi karyawan memenuhi salah satu misi perusahaan, yaitu tekad untuk menjadi yang terbaik memiliki rata-rata paling tinggi diantara pertanyaan communication lainnya yaitu dengan nilai rata-rata 4,19.

Tabel 4.9

Komunikasi corporate identity X yang baru adalah melalui pesan CEO setiap bulan dalam bentuk e-mail dan newsletter sebagai bagian dari misi transformasi digital

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 6 8.2 8.2 8.2

Tidak Setuju 17 23.3 23.3 31.5

Netral 7 9.6 9.6 41.1

Setuju 34 46.6 46.6 87.7

Sangat Setuju 9 12.3 12.3 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 1

Pernyataan dengan rata-rata terendah yaitu 3,32 berada di pernyataan communication nomor 1. Penyataan communication nomor 1 yaitu mengenai

(17)

61

Universitas Kristen Petra pesan CEO melalui newsletter dan e-mail, yang merupakan bagian dari gaya komunikasi dalam corporate identity yang baru yaitu menuju transformasi digital. Berdasarkan tabel di atas, responden yang menjawab sangat tidak setuju berjumlah 6 orang atau 8,2%, responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 17 orang atau 23,3%, responden yang menjawab netral yaitu sebanyak 7 orang atau 9,6%, responden yang menjawab setuju sebanyak 34 orang atau 46,6% dan responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 9 orang atau 12,3%.

Seperti teori menurut Melewar di atas, bahwa communication merupakan komunikasi manajemen kepada karyawan mengenai visi misi perusahaan dengan media yang dipilih oleh perusahaan (Melewar, 2005, p. 62-63). X memilih menggunakan newsletter dan e-mail sebagai medianya karena menyesuaikan dengan gaya digital yang diusung oleh corporate identity nya yang baru. Hal ini juga sesuai dengan wawancara dengan Heru Wahyudi selaku marketing communication PT X. Salah satu fungsi internal public relations juga berkaitan dengan memberikan informasi, mengkomunikasikan kebijakan direksi dan manajemen kepada karyawan (Wasesa&Macnamara, 2010, p. 129). Kebijakan direksi ini dapat dirangkum dalam bentuk sapaan CEO melalui e-mail dan newsletter, sehingga karyawan mendapatkan informasi tersebut dengan media yang sesuai dengan corporate identity perusahaan yang baru yaitu digital.

Menurut salah satu wawancara dengan karyawan yang menjawab setuju, ia mengetahui bahwa komunikasi CEO X yang baru adalah melalui newsletter adalah salah satu perwujudan tujuan perusahaan dimana perusahaan mulai merubah segalanya menjadi digital. Misi transformasi digital yang merupakan bagian dari corporate identity X juga meliputi komunikasi manajemen kepada karyawan (perempuan, 25 tahun, indirect sales). Hal ini sesuai dengan teori menurut Cutlip, Center&Broom, bahwa salah satu media intenal adalah newsletter. Newsletter seringkali digunakan untuk mengkomunikasikan berita secara tepat waktu dan sesuai sasaran (Cutlip, Center&Broom, 2009, p. 268).

Sedangkan menurut wawancara dengan salah satu karyawan yang menjawan sangat tidak setuju, mereka mengaku menganggap pesan tersebut disampaikan melalui newletter dan email karena memang CEO dari X berada di kantor pusat di Jakarta dan CEO merupakan pasti memiliki banyak kesibukan

(18)

62

Universitas Kristen Petra sehingga lebih mudah jika pesan atau sapaan disampaikan melalui newsletter dan email (laki-laki, 27 tahun, divisi accounting).

Tabel 4.10

Komunikasi corporate identity X yang baru adalah melalui e-learning sebagai bagian dari misi transformasi digital

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Netral 3 4.1 4.1 4.1

Setuju 33 45.2 45.2 49.3

Sangat Setuju 37 50.7 50.7 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 2

Pernyataan nomor 2 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,47 mengenai apakah responden mengetahui bahwa komunikasi corporate identity X yang baru adalah melalui e-learning sebagai bagian dari misi transformasi digital. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden cenderung menjawab setuju dan sangat setuju. Sebanyak 3 responden atau 4,1% menjawab netral pada pernyataan ini, sedangkan 33 orang responden atau 45,2% menjawab setuju dan sebanyak 37 orang responden atau 50,7% menjawab sangat setuju pada pernyataan ini.

Menurut salah satu wawancara dengan karyawan, ia mengetahui bahwa komunikasi corporate identity X yang baru adalah melalui e-learning sebagai bagian dari misi transformasi digital karena sekarang semua data dan informasi mengenai komunikasi manajemen kepada karyawan, termasuk mengenai identitas perusahaan, berbasis digital. Karyawan dibebaskan untuk mengakses corporate identity dimana saja dan kapan saja dengan gadget maupun komputer desktop (perempuan, 25 tahun, divisi indirect sales).

(19)

63

Universitas Kristen Petra Tabel 4.11

Terdapat training untuk seorang karyawan yang menjadi duta corporate identity yang bertugas sebagai reminder untuk sesama karyawan mengenai visi, misi, dan nilai X

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 3 4.1 4.1 4.1

Tidak Setuju 12 16.4 16.4 20.5

Netral 9 12.3 12.3 32.9

Setuju 40 54.8 54.8 87.7

Sangat Setuju 9 12.3 12.3 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 3

Pertanyaan nomor 3 dengan nilai rata-rata 3,55 yaitu mengenai responden mengetahui bahwa terdapat training untuk seorang karyawan yang menjadi duta corporate identity yang bertugas sebagai reminder untuk sesama karyawan mengenai visi, misi, dan nilai X. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 3 orang responden atau 4,1% menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 12 orang responden atau 16,4% menjawab tidak setuju sedangkan sebanyak 9 orang responden atau 12,3% menjawab netral, sebanyak 40 orang atau 54,8% menjawab setuju dan yang terakhir sebanyak 9 orang responden atau 12,3% menjawab sangat setuju.

Menurut hasil wawancara dengan marketing communication X Heru Wahyudi, tidak semua karyawan mendapatkan training mengenai corporate identity ini. Hanya ada satu karyawan yang menjadi duta corporate iidentity yang diberangkatkan ke Jakarta untuk menerima pelatihan mengenai corporate identity tersebut (Heru Wahyudi, 2017, hasil wawancara pribadi). Menurut Harshman&Harshman, (dalam Moss&DeSanto, 2011, p. 293) para karyawan perlu dilatih dalam sebuah training dan mengetahui segala sesuatu mengenai perusahaan agar dapat menjadi komunikator yang baik dalam mencerminkan nilai nilai perusahaan, dalam hal ini yaitu identitas perusahaan itu sendiri, dan membuat perusahaan mnejadi lebih baik. Namun, di X sendiri tidak semua karyawan menerima pelatihan tersebut, tetapi hanya satu karyawan saja.

(20)

64

Universitas Kristen Petra Karyawan mengaku tahu karena awal sosialisasi corporate dentity di perusahaan di akhir 2015 sampai awal 2016 dilakukan salah satunya dengan cara flash quiz yang dipandu oleh duta corporate identity tersebut (perempuan, 25 tahun, divisi accounting). Pada dasarnya, sosialisasi yang dilakukan oleh perusahaan ini merupakan wujud komunikasi internal yang dipilih perusahaan untuk mensosialisasikan corporate identity yang baru. Hal ini sesuai dengan teori dimana fungsi komunikasi internal bertujuan agar karyawan saling berbagi informasi, menyalurkan pengetahuan dan mengembangkan hubungan (Verghese, 2012, p. 7). Menurut wawancara dengan marketing communication Heru Wahyudi, memang sosialisasi yang dipilih oleh perusahaan adalah menggunakan karyawan untuk saling mengingatkan sesame karyawan, selain itu corporate identity telah disimpan secara digital di database sehingga bebas untuk di akses karyawan kapanpun dan dimanapun (Heru Wahyudi, marketing communication, 2017, hasil wawancara pribadi).

Namun, masih ada responden yang memilih jawaban tidak setuju pada pernyataan tersebut. Karyawan yang menjawab tidak setuju pada pernyataan ini menyatakan bahwa ia tidak tahu karena tidak sering berada di area dalam kantor management sehingga karyawan tidak mengetahui bahwa ada duta corporate identity. Karyawan menyatakan bahwa mereka mempelajari corporate identity yang baru melalui e-learning saja (laki-laki, 29 tahun, divisi technical engineering). Heru Wahyudi selaku Marketing Communication mengatakan bahwa memang pemilihan duta corporate identity langsung dari pusat, sehingga kemungkinan besar itulah yang menyebabkan ada karyawan yang tidak mengetahui bahwa ada training yang dilakukan oleh seorang karyawan yang bertugas menjadi duta corporate identity (Heru Wahyudi, 2017, hasil wawancara pribadi).

(21)

65

Universitas Kristen Petra Tabel 4.12

Poster visual yang berisi kata-kata motivasi merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memotivasi karyawan memenuhi salah satu misi perusahaan, yaitu tekad untuk

menjadi yang terbaik

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 4 5.5 5.5 5.5

Netral 7 9.6 9.6 15.1

Setuju 33 45.2 45.2 60.3

Sangat Setuju 29 39.7 39.7 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 4

Pernyataan nomor 4 dengan nilai rata-rata yaitu 4,19 ada pada pernyataan nomor 4 mengenai apakah responden mengetahui bahwa poster visual yang berisi kata-kata motivasi merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memotivasi karyawan memenuhi salah satu misi perusahaan, yaitu tekad untuk menjadi yang terbaik. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat sejumlah 4 orang responden atau 5,5% menjawab sangat tidak setuju, sejumlah 7 orang responden atau 9,6% menjawab netral, sejumlah 33 orang responden atau 45,2% menjawab setuju dan sejumlah 29 orang responden atau 39,7% menjawab sangat setuju.

Komunikasi merupakan alat paling taktis yang digunakan manajemen untuk menyampaikan identitasnya sebagai perusahaan kepada publiknya (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 67-68). Segala aktivitas komunikasi yang dibuat oleh perusahaan akan memiliki dampak bagi publiknya. Komunikasi dari manajemen kepada karyawan adalah salah satu cara untuk mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan untuk membuat citra dan reputasi yang baik di mata publiknya (Melewar, 2005, p. 62-63). Dalam hal ini, salah satu cara komunikasi yang dipakai oleh PT X kepada karyawannya mengenai corporate identity X yang baru adalah melalui poster-poster visual berisi kata-kata motivasi.

Menurut hasil wawancara dengan Marketing Communication Heru Wahyudi, hal ini dilakukan oleh X untuk menunjukkan bahwa perusahaannya adalah perusahaan yang bertekad menjadi yang terbaik (Heru Wahyudi, 2017, wawancara pribadi). Poster ditempatkan di dinding-dinding kantor di sepanjang

(22)

66

Universitas Kristen Petra pintu masuk sampai ruang-ruang kerja, sehingga karyawan yang beraktivitas pasti melihat poster tersebut. Isi dari poster tersebut juga berisi dengan kata-kata motivasi seperti “Kita sedang merubah sejarah dan dunia. Ini adalah pilihan untuk berkomitmen atau tidak – Elon musk, Founder and CEO of SpaceX”. Menurut wawancara dengan Heru Wahyudi selaku Marketing Communication, kata-kata motivasi seperti ini dipilih memang sesuai dengan gaya komunikasi X yang baru, untuk mendorong dan memotivasi karyawan untuk selalu berkomitmen untuk terus menjadi yang terbaik (Heru Wahyudi, 2017, wawancara pribadi).

Motivasi kerja karyawan akan memberikan dampak positif bagi perusahaan tempat ia bekerja. Kebijakan yang menaungi motivasi kerja, seperti dalam poster visual ini, akan meningkatkan kinerja karyawan. Lingkungan kerja sangat penting dalam pencapaian kinerja karyawan dan dapat menimbulkan semangat dan gairah kerja karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Salah satu cara meningkatkan motivasi kerja adalah dengan menginspirasi. Mengisnpirasi yaitu dengan memasukkan kalimat-kalimat semangat ke dalam diri karyawan agar bersedia melakukan sesuatu dengan efektif (Newstorm, 2011, p. 75). Dalam hal ini, perusahaan mewujudkan kalimat-kalimat semangat tersebut dalam bentuk poster visual.

4.3.2.2 Indikator Behaviour

Corporate Identity atau identitas perusahaan adalah perwujudan visual dari perusahaan yang disampaikan melalui nama, logo, motto, produk, pelayanan, bangunan, seragam serta barang lainnya yang dibuat oleh perusahaan dan dikomunikasikan kepada publiknya, baik internal maupun eksternal (Argenti, 2007, p. 66). Corporate identity adalah perwujudan strategis dari visi dan misi perusahaan yang diimplementasikan dalam operasinya (Melewar, 2005, p. 847). Operasi disini mengacu pada budaya perusahaan atau disebut behaviour.

Behaviour berhubungan dengan budaya perusahaan, yaitu core value atau nilai inti yang dipegang dan diterapkan oleh perusahaan itu sendiri. Perusahaan akan menunjukkan identitasnya melalui inisiatif-inisiatif yang didukung melalui sikap yang diberlakukan. Sikap atau aksi merupakan hal terpenting untuk mengungkapkan identitas perusahaan itu sendiri. Sebuah perusahaan akan lebih

(23)

67

Universitas Kristen Petra mudah mengklaim dirinya “inovatif” namun lebih sulit bagi perusahaan untuk menunjukkan inovasi (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 67-68). Maka dari itu, sikap atau aksi yang diberlakukan perusahaan sesuai dengan identitasnya sangat penting. Dalam kata lain, behaviour merupakan elemen dimana perusahaan mengimplementasikan nilai-nilai, visi, misi, strategi yang merupakan identitas diri perusahaan tersebut dalam aksi nyata yaitu dalam bentuk budaya perusahaan (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 67-68).

Tabel 4.13 Tingkat pengetahuan responden mengenai behaviour X

No. Pernyataan Jumlah Total Mean

STS TS N S SS %

5

Anda mengetahui bahwa nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang peduli, yaitu menunjukkan

perhatian, menghargai serta melayani dengan sepenuh hati 0 0% 0 0% 10 13,7% 28 38,4% 35 47,9% 73 100% 4,33 6

Anda mengetahui bahwa nilai inti X adalah tekad menjadi yang terbaik, yaitu semangat mencapai

keunggulan dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan berkesinambungan 0 0% 0 0% 2 2,7% 36 49,3% 35 47,9% 73 100% 4,44 7

Anda mengetahui bahwa nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang cepat, yaitu sigap dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, bertindak dan beradaptasi

0 0% 0 0% 4 5,47% 29 39,7% 40 54,7% 73 100% 4,47 8

Anda mengetahui bahwa nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang berjiwa muda, yaitu enerjik,

dinamis dan berani menjadi penggerak perubahan 0 0% 0 0% 0 0% 30 41,09% 43 58,90% 73 100% 4,58

(24)

68

Universitas Kristen Petra 9

Anda mengetahui adanya smart-time yaitu konsep jam kerja yang bebas dan bertanggung jawab 11 15,1% 21 28,8% 15 20,5% 18 24,7% 8 11,0% 73 100% 2,88 10

Anda mengetahui bahwa konsep behavior yang hendak disampaikan corporate identity X melalui smart-time adalah nilai kepercayaan yaitu berpikir positif, konsisten dalam perkataan dan perbuatan yang terpuji serta dapat diandalkan 8 11,0% 11 15,1% 13 17,8% 21 28,8% 20 27,4% 73 100% 3,47 11

Anda mengetahui adanya I-work yaitu konsep bekerja tidak harus secara fisik berada di kantor, namun karyawan dapat bekerja selama terdapat gadget dan koneksi internet 11 15,1% 21 28,8% 15 20,5% 7 9,6% 19 26,0% 73 100% 3,03 12

Anda mengetahui bahwa konsep behavior yang hendak disampaikan corporate identity X melalui I-work adalah bagian dari transformasi digital, kebebasan,

kepercayaaan, dan jaringan data yang kuat

5 6,8% 27 37,0% 11 15,1% 19 26,0% 11 15,1% 73 100% 3,05 13

Anda mengetahui bahwa konsep behavior corporate identity X yang

disampaikan melalui smart-time dan I-work adalah untuk menunjukkan bahwa X adalah perusahaan yang fleksibel dan inovatif 5 6,8% 14 19,2% 19 26,0% 16 21,9% 19 26,0% 73 100% 3,41

(25)

69

Universitas Kristen Petra 14

Anda mengetahui bahwa bahwa konsep behaviour corporate identity X yang baru yaitu melalui

panggilan pelanggan dengan ‘Sahabat X’ dan sapaan ‘Hai, Apa Kabar?” adalah bagian dari misi untuk memperlakukan pelanggan sebagai sahabat

0 0% 4 5,5% 2 2,7% 32 43,8% 35 47,9% 73 100% 4,34

Mean total Behaviour 3,80

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel indikator behaviour dari corporate identity X yang baru, pada pernyataan nomor 5 nilai rata-rata adalah 4,33. Kemudian pernyataan nomor 6 dengan nilai rata-rata 4,44. Pernyataan nomor 7 dengan nilai rata-rata 4,47. Pernyataan nomor 8 dengan nilai rata-rata 4,58 yang merupakan pernyataan dengan nilai rata-rata paling tinggi pada tabel indikator behaviour ini. Kemudian disusul dengan pernyataan nomor 9 dengan nilai rata-rata 2,88 yang merupakan pernyataan dengan nilai rata-rata terendah pada tabel indikator behaviour ini. Pernyataan nomor 10 dengan nilai rata-rata 3,47. Kemudian pernyataan nomor 11 dengan nilai rata-rata 3,03. Lalu pernyataan nomor 12 dengan nilai rata-rata 3,05. Pernyataan nomor 13 dengan nilai rata-rata 3,41 dan yang terakhir pernyataan nomor 14 dengan nilai rata-rata 4,34.

(26)

70

Universitas Kristen Petra Tabel 4.14

Nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang peduli, yaitu menunjukkan perhatian, menghargai serta melayani dengan sepenuh hati

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Netral 10 13.7 13.7 13.7

Setuju 28 38.4 38.4 52.1

Sangat Setuju 35 47.9 47.9 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 5

Behaviour adalah cara perusahaan menunjukkan identitasnya melalui inisiatif-inisiatif yang didukung dengan sikap yang diberlakukan. Hal ini berhubungan juga dengan nilai-nilai inti perusahaan dan budaya perusahaan (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 67-68). Dalam tabel di atas pernyataan nomor 5 mengenai apakah responden mengetahui nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang peduli, yaitu menunjukkan perhatian, menghargai serta melayani dengan sepenuh hati mendapatan nilai rata-rata 4,33.

Pada tabel di atas dapat dilihat jumlah responden yang menjawab netral sebanyak 10 orang atau 13,7%. Sedangkan yang menjawab setuju adalah sebanyak 28 orang atau 38,4%. Kemudian responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 35 orang atau 47,9%. Maka dapat dikatakan bahwa mayoritas jawaban adalah sangat setuju pada pernyataan ini. Tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju maupun tidak setuju pada pernyataan ini.

Menurut Wasesa dan Macnamara (2010) fungsi public relations internal adalah membantu peningkatan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan dan juga membantu terciptanya budaya yang sesuai dengan visi misi dan nilai inti organisasi. Dalam mencapai tujuannya, perusahaan harus menanamkan budaya perusahaan di lingkungan anggotanya. Perusahaan harus mengkomunikasikan nilai-nilai inti perusahaan tersebut kepada anggota yang berada di dalamnya. Nilai-nilai inti perusahaan tersebut merupakan pedoman perilaku bagi para anggotanya (Sashkein dan Kisher dalam Tika, 2006, p. 36).

Dalam pernyataan ini ada 10 orang yang menjawab netral. Hal ini berarti sejumlah 10 orang karyawan masih merasa ragu pada nilai inti perusahaan yang

(27)

71

Universitas Kristen Petra menunjukkan perhatian, menghargai serta melayani dengan sepenuh hati. Dalam hasil wawancara dengan salah satu karyawan yang menjawab netral, dikatakan bahwa memang ia kurang memahami nilai inti X. Hal ini dikarenakan corporate identity yang sudah digitalisasi, yang dapat diakses baik lewat gadget ataupun desktop, sehingga karyawan mengaku sering lupa dan jarang mengakses corporate identity tersebut (perempuan, 32 tahun, divisi sales administration). Padahal, menurut wawancara dengan Heru Wahyudi selaku marketing communication X, digitalisasi ini seharusnya memberikan kemudahan bagi karyawan untuk mengakses dan dari hal itu diharapkan pemahaman karyawan yang tinggi mengenai corporate identity perusahaan (Heru Wahyudi, marketing communication, 2017, hasil wawancara pribadi).

Tabel 4.15

Nilai inti X adalah tekad menjadi yang terbaik, yaitu semangat mencapai keunggulan dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan berkesinambungan

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Netral 2 2.7 2.7 2.7

Setuju 36 49.3 49.3 52.1

Sangat Setuju 35 47.9 47.9 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 6

Pernyataan nomor 6 yaitu mengenai apakah responden mengetahui bahwa nilai inti X adalah tekad menjadi yang terbaik, yaitu semangat mencapai keunggulan dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan berkesinambungan memiliki nilai rata-rata 4,44. Dalam tabel di atas sejumlah 2 responden atau 2,7% memilih menjawab netral. Kemudian sejumlah 36 responden atau 49,3% menjawab setuju. Sedangkan sejumlah 35 responden atau 47,9% menjawab sangat setuju. Dapat dikatakan mayoritas jawaban pada pernyataan nomor 6 ini adalah sangat setuju.

Menurut teori Van Riel dan Fombrum, elemen corporate identity bukan hanya visual tetapi core value atau nilai inti yang dipegang dan diterapkan

(28)

72

Universitas Kristen Petra perusahaan. Hal ini berhubungan dengan budaya perusahaan (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 68).

Menurut salah satu karyawan yang menjawab sangat setuju pada nilai inti tekad menjadi yang terbaik, yaitu semangat mencapai keunggulan dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan berkesinambungan ini, sangat terlihat dari komunikasi perusahaan kepada karyawan melalui poster-poster visual yang dipajang untuk memotivasi karyawan untuk terus menjadi lebih baik lagi dan perubahan X setelah diakuisisi merupakan salah satu wujud perbaikan dan penyempurnaan berkesinambungan yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk kesadaran diri untuk bersaing dan menonjol di antara perusahaan provider lain (perempuan, 36 tahun, divisi Human Resource Departement). Hal ini didukung pula oleh teori menurut Robbin (2001) dimana budaya perusahaan adalah sekumpulan sistem nilai yang diakui yang dapat membedakan perusahaan dari perusahaan lainnya. Dapat dikatakan bahwa poin nilai inti ini memang benar diakui oleh anggota perusahaannya.

Tabel 4.16

Nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang cepat, yaitu sigap dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, bertindak dan beradaptasi

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Netral 4 5.5 5.5 5.5

Setuju 29 39.7 39.7 45.2

Sangat Setuju 40 54.8 54.8 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 7

Pernyataan nomor 7 mengenai apakah responden mengetahui nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang cepat, yaitu sigap dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, bertindak dan beradaptasi mendapatkan nilai rata-rata 4,47. Dalam tabel di atas sebanyak 4 responden atau 5,4% menjawab netral, kemudian sebanyak 29 responden atau 39,7% menjawab setuju, dan sebanyak 40 atau 54,7% responden menjawab sangat setuju. Dapat dikatakan mayoritas jawaban pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Hal ini didukung dengan teori menurut Deal & Kennedy (dalam Tika, 2006, p. 16) bahwa nilai-nilai inti adalah

(29)

73

Universitas Kristen Petra keyakinan yang dianut oleh sebuah organisasi. Setiap perusahaan memiliki nilai-nilai inti sebagai pedoman berpikir dan bertindak bagi semua warga atau anggotanya. Jika nilai inti ini dipahami dengan baik maka perusahaan bersama anggotanya dapat mencapai tujuan inti organisasi. Sebanyak 40 atau 54,7% responden menjawab sangat setuju pada pernyataan ini berarti dapat dikatakan bahwa nilai inti X menjadi perusahaan yang cepat, yaitu sigap dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, bertindak dan beradaptasi dianut oleh para karyawan pedoman berpikir dan bertindak dalam interaksinya dengan publik eksternal perusahaan.

Namun tetap ada 4 orang atau 5,4% responden menjawab netral pada pernyataan ini. Salah satu karyawan yang menjawab netral menjelaskan bahwa ia memang tidak mengingat isi nilai inti X secara detail, namun ia mengatakan bahwa ia tetap menunjukkan kinerja yang terbaik dalam melakukan tugas-tugasnya (laki-laki, 28 tahun, divisi Technical Engineering). Padahal menurut teori yang dikemukakan di atas bahwa nilai inti menuntun cara berpikir dan bertindak anggota perusahaan sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan (Deal&Kennedy, dalam Tika, 2006, p. 16), sehingga standar ‘melakukan yang terbaik’ menurut karyawan yang menjawab netral tersebut belum tentu sesuai dengan yang diharapkan perusahaan melalui nilai intinya.

Tabel 4.17

Nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang berjiwa muda, yaitu enerjik, dinamis dan berani menjadi penggerak perubahan

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 30 41.1 41.1 41.1

Sangat Setuju 43 58.9 58.9 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 8

Pernyataan nomor 8 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,58 mengenai mengetahui bahwa nilai inti X adalah menjadi perusahaan yang berjiwa muda, yaitu enerjik, dinamis dan berani menjadi penggerak perubahan. Dalam tabel di atas jumlah responden yang menjawab setuju yaitu sebanyak 30 responden atau

(30)

74

Universitas Kristen Petra 41% sedangkan yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 43 responden atau 58,9%. Dalam pernyataan ini tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju maupun netral.

X memiliki 5 nilai inti dalam corporate identity nya. yaitu Terpercaya yaitu berpikir positif, konsisten, dalam perkataan dan perbuatan yang terpuji serta dapat diandalkan, peduli yaitu menunjukkan perhatian, menghargai serta melayani dengan sepenuh hati, tekad menjadi yang terbaik yaitu semangat mencapai keunggulan dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan berkesinambungan, cepat yaitu sigap dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, bertindak dan beradaptasi dan yang paling terakhir adalah nilai inti berjiwa muda yaitu enerjik, dinamis dan berani menjadi penggerak perubahan. Nilai inti Berjiwa Muda ini sejalan dengan poin misi X dalam corporate identity nya yang baru dimana penempatan pelanggan yang lebih akrab dengan sapaan ‘Sahabat’. Perubahan sebutan panggilan dari yang formal seperti ‘Pelanggan Yang Terhormat’ ke yang informal seperti ‘Sahabat’ merupakan perubahan yang sangat signifikan. Sehingga kemudian hal ini menjadi hal yang sangat mengena kepada para karyawan. Selain itu, menurut wawancara dengan karyawan bahwa sapaan tersebut tidak hanya ditujukkan kepada pelanggan, tetapi juga kepada publik internal perusahaan yaitu karyawan. Pernyataan ini sesuai dengan wawancara dengan marketing communication Heru Wahyudi yang mengatakan bahwa sapaan ‘Sahabat’ juga digunakan untuk menyebut publik internal perusahaan.

Kemudian hal ini juga didukung dengan kecenderungan jawaban responden pada pertanyaan terbuka yang tersedia di kuesioner. Dalam pertanyaan terbuka ini, responden diminta untuk menjelaskan secara singkat mengenai corporate identity X yang baru. Dalam jawaban pertanyaan terbuka tersebut banyak ditemukan penjelasan responden mengenai corporate identity yang baru degan kata-kata seperti “berjiwa muda”, “young feeling”, “lebih fresh”, “lebih muda dan dinamis”, dan “lebih anak muda”. Hal ini sesuai dengan teori dimana corporate identity merupakan perwujudan visi misi dan nilai organisasi (Melewar, 2005, p. 847). Salah satu nilai inti X adalah berjiwa muda, hal ini sejalan dngan implementasi sapaan ‘Sahabat’ sebagai salah satu wujud corporate identity behavior atau budaya perusahaan. Karena adanya sapaan ‘Sahabat’ yang

(31)

75

Universitas Kristen Petra ditujukan kepada publik internal atau karyawan juga sehingga memudahkan karyawan untuk mengingat nilai inti ini. Hal ini sesuai dengan teori dimana corporate identity harus berkesan. Corporate identity yang sukses harus memiliki dua aspek yaitu suggestiveness atau pengusulan dan recall atau pengingat (Napoles, 1988, p. 23-25).

Tabel 4.18

Adanya smart-time yaitu konsep jam kerja yang bebas dan bertanggung jawab Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 11 15.1 15.1 15.1

Tidak Setuju 21 28.8 28.8 43.8

Netral 15 20.5 20.5 64.4

Setuju 18 24.7 24.7 89.0

Sangat Setuju 8 11.0 11.0 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 9

Pada pernyataan nomor 9 mengenai adanya smart-time yaitu konsep jam kerja yang bebas dan bertanggung jawab dengan nilai rata-rata 2,88 merupakan pernyataan yang nilai rata-rata nya terendah. Dapat dilihat pada tabel di atas sebanyak 11 responden atau 15% menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 21 responden atau 28,8% menjawab tidak setuju, sebanyak 15 responden atau 20,5% menjawab netral, sebanyak 18 responden atau 24,7% menjawab setuju dan yang terakhir sebanyak 8 responden atau 11% menjawab sangat setuju. Dari jumlah responden pada pernyataan ini mayoritas jawaban adalah tidak setuju.

Smart-time adalah suatu implementasi corporate identity X yang baru dimana karyawan diberikan kepercayaan oleh perusahaan untuk mengatur jam kerja. Jam kerja yang dimaksud disini adalah waktu datang dan waktu pulang karyawan (Heru Wahyudi, marketing communication, 2017, hasil wawancara pribadi). Corporate identity harus dikomunikasikan kepada seluruh publik perusahaan. Karyawan harus benar-benar mengimplementasikan nilai yang dipegang bersama dalm interaksinya sehari-hari. Karyawan juga harus bertindak secara harmonis dengan nilai-nilai corporate identity karena identitas yang kuat akan menghasilkan identifikasi perusahaan yang kuat pula (Van Riel&Fombrum,

(32)

76

Universitas Kristen Petra 2007, p. 62). Namun kenyataannya, pada poin pernyataan mengenai smart-time ini karyawan malah lebih banyak yang menjawab tidak setuju. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju hanya 8 responden atau hanya 11% dari total karyawan. Hal ini tentu bertentangan dengan teori mengenai corporate identity yang harus dihayati oleh karyawan.

Smart-time merupakan konsep yang diberlakukan sebagai budaya perusahaan atau corporate behaviour X sebagai perwujudan transformasi digital dan kepercayaan (Heru Wahyudi, marketing communication, 2017, hasil wawancara pribadi). Maka, budaya perusahaan smart-time ini tidak diyakini sebagai nilai budaya yang diterapkan perusahaan sesuai dengan coroporate identity-nya oleh karyawan. Menilik dari teori yang dikemukakan menurut Van Riel&Fombrum di atas, berarti sebuah nilai yang diyakini oleh karyawan akan sangat berpengaruh pada tindakan atau aksi yang akan dilakukan karyawan. Sedangkan jika tindakan karyawan tidak sesuai dengan identitas perusahannya, maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

Salah seorang karyawan yang menjawab tidak setuju pada pernyataan ini mengatakan bahwa ia tidak tahu mengenai smart-time dikarenakan sangat kurangnya sosialisasi mengenai konsep smart-time itu sendiri. Ia mengatakan mungkin saja ketika sosialisasi smart-time ia sedang tidak berada di kantor sehingga ia melewatkan informasi mengenai smart-time tersebut (perempuan, 31 tahun, divisi indirect sales). Salah satu karyawan yang menjawab netral pada penyataan ini mengaku tahu mengenai smart-time tetapi tidak tahu persis mengenai mekanisme smart-time tersebut (laki-laki, 29 tahun, divisi IT). Sedangkan salah satu karyawan yang menjawab setuju pada pernyataan ini mengatakan bahwa ia mengetahui smart-time dan tahu bahwa smart-time memang merupakan implementasi dari nilai corporate identity yang baru yang memberikan kebebasan untuk karyawan mengatur waktu kerja (perempuan, 36 tahun, divisi Human Resource Department).

Smart-time merupakan konsep budaya perusahaan digital yang diusung oleh X untuk memudahkan karyawan. Dengan kebebasan memilih sendiri jam kerja kantor, karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab akan jam kerjanya masing-masing. Perusahaan menginginkan adanya kedisiplinan yang tumbuh dari

(33)

77

Universitas Kristen Petra dalam diri karyawan sendiri dan bukan paksaan dari eksternal (Heru Wahyudi, marketing communication, 2017, hasil wawancara pribadi).

Tabel 4.19

Konsep behaviour yang hendak disampaikan corporate identity X melalui smart-time adalah nilai kepercayaan yaitu berpikir positif, konsisten dalam perkataan dan perbuatan

yang terpuji serta dapat diandalkan

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 8 11.0 11.0 11.0

Tidak Setuju 11 15.1 15.1 26.0

Netral 13 17.8 17.8 43.8

Setuju 21 28.8 28.8 72.6

Sangat Setuju 20 27.4 27.4 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 10

Pernyataan nomor 10 dengan nilai rata-rata 3,47 mengenai konsep behavior yang hendak disampaikan corporate identity X melalui smart-time adalah nilai kepercayaan yaitu berpikir positif, konsisten dalam perkataan dan perbuatan yang terpuji serta dapat diandalkan. Pada tabel di atas dapat dilihat, sebanyak 8 responden atau 11% menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 11 responden atau 15% menjawab tidak setuju, kemudian sebanyak 13 responden atau 17,8% menjawab netral. Sedangkan jawaban setuju dijawab oleh 21 responden atau 28,8% dan jawaban sangat setuju dijawab oleh 20 responden atau 27,4%.

Seperti yang telah dijelaskan smart-time adalah konsep yang membebaskan karyawan untuk mengatur waktu jam kerja, yaitu waktu datang dan waktu pulang. Selain membebaskan, konsep ini juga disertai dengan tuntutan tanggung jawab karyawan dalam mengatur waktunya. Menurut wawancara dengan Heru Wahyudi selaku marketing communication, smart-time juga melatih kedisiplinan waktu karyawan terhadap dirinya dan jam kerjanya sendiri. Menurut Theo Haimann, disiplin adalah suatu kondisi yang tertib, dengan anggota organisasi yang berperilaku sepantasnya dan memandang peraturan-peraturan organisasi sebagai perilaku yang dapat diterima (Haimann, 1982, p. 326). Disiplin

(34)

78

Universitas Kristen Petra akan menghasilkan kinerja yang baik dari karyawan dan jika karyawan memberikan kinerjanya yang terbaik maka akan membantu tercapainya tujuan perusahaan (Haimann, 1982, p. 326).

Menurut Terry (2006, p. 342) ada dua jenis disiplin kerja yaitu command discipline dan self discipline. Command discipline adalah kedisiplinan yang bukan timbul dari diri sendiri karena perasaan ikhlas, namun timbul akibat paksaan, perintah, kekuasaan serta hukum dari pihak yang memiliki wewenang lebih tinggi. Sedangkan self discipline adalah kedisiplinan yang timbul dari dalam diri sendiri atas kesadaran dan bukan karena paksaan. Disiplin timbul karena karyawan merasa kebutuhannya telah terpenuhi serta telah merasa menjadi bagian dari organisasi. Smart-time merupakan peruwujudan pesan corporate identity X yaitu nilai kepercayaan, berpikir positif, konsisten dalam perkataan dan perbuatan yang terpuji serta dapat diandalkan. Maka, smart-time sendiri dapat dikatakan sesuai dengan teori self-discipline dimana karyawan diberikan kepercayaan oleh perusahaan dan perusahaan mengharapkan karyawan memiliki kesadaran untuk mendisiplinkan dirinya sendiri.

Menurut hasil wawancara dengan karyawan yang menjawab tidak setuju pada pernyataan ini, ia mengaku bahwa smart-time memang tidak disosialisasikan dengan jelas. Sehingga ia sendiri tidak tahu guna dari smart-time karena menurutnya, jam kerja kantor adalah jam kerja umum yaitu mulai pukul 09.00 sampai dengan 17.00 (laki-laki, 35 tahun, divisi finance). Sedangkan menurut hasil wawancara dengan karyawan yang menjawab netral, ia merasa ragu bahwa smart-time bisa benar-benar dijalankan karena jam kerja akan menjadi tidak adil bagi setiap karyawan karena semunya berbeda-beda (perempuan, 29 tahun, divisi operational supervisor).

(35)

79

Universitas Kristen Petra Tabel 4.20

Adanya I-work yaitu konsep bekerja tidak harus secara fisik berada di kantor, namun karyawan dapat bekerja selama terdapat gadget dan koneksi internet

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 11 15.1 15.1 15.1

Tidak Setuju 21 28.8 28.8 43.8

Netral 15 20.5 20.5 64.4

Setuju 7 9.6 9.6 74.0

Sangat Setuju 19 26.0 26.0 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 11

Pernyataan nomor 11 dengan nilai rata-rata 3,03 yang berisi mengenai apakah responden mengetahui adanya I-work yaitu konsep bekerja tidak harus secara fisik berada di kantor, namun karyawan dapat bekerja selama terdapat gadget dan koneksi internet. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden atau 15% menjawab sangat tidak setuju. Kemudian 21 responden atau 28,8% menjawab tidak setuju. Sebanyak 15 responden atau 20,5% menjawab netral. Kemudian 7 orang responden atau 9,6% menjawab setuju dan yang terakhir sebanyak 19 responden atau 26% menjawab sangat setuju pada pernyataan ini.

Seperti teori yang telah dikemukakan di atas, bahwa behaviour adalah budaya perusahaan yang ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri sesuai dengan identitasnya dan diimplementasikan melalui inisiatif-inisiatif yang mendukung sikap yang diberlakukan (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 67-68). Salah satu inisiatif yang dilakukan X adalah memberlakukan budaya I-work dimana karyawan tidak harus secara fisik berada di dalam kantor. I-work sendiri ingin menonjolkan aspek jaringan atau koneksi internet yang dimiliki oleh X kepada karyawan. Sesuai dengan wawancara dengan marketing communication Heru Wahyudi, bahwa visi X adalah menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. I-work juga merupakan budaya yang berusaha diimplementasikan perusahaan yang sesuai dengan salah satu misi perusahaan yaitu jaringan data yang kuat (Heru Wahyudi, 2017, hasil wawancara pribadi).

(36)

80

Universitas Kristen Petra Menurut hasil wawancara dengan salah satu karyawan yang menjawab tidak setuju pada pernyataan ini, mengatakan ia masih asing dengan konsep I-work. Ia mengatakan bahwa ia juga tidak mau menggunakan kesempatan I-work dan bekerja dari rumah karena ia terbiasa pergi ke kantor (Laki-laki, 30 tahun, divisi IT). Konsep I-work sendiri sebenarnya sudah mulai banyak diadopsi oleh berbagai perusahaan di era digital ini. Konsep bekerja tidak harus di dalam kantor ini dikenal secara luas dengan nama remote working. Remote working adalah sebutan untuk kerja jarak jauh. Pegawai atau karyawan tidak perlu secara fisik datang ke kantor untuk bekerja. Karyawan dapat memilih tempat senyaman mungkin, yang mendukung kenyamanan dan produktivitasnya untuk bekerja. Remote working tidak hanya berlaku untuk freelancer, tetapi juga full timer. Segala kebutuhan komunikasi yang dibutuhkan karyawan dilakukan dengan mengandalkan teknologi (Youth Manual. (2017, 8 November). Apa itu Remote Working dan Work From Home dan Bagaimana Menjalaninya?. Diakses pada 30 November 2017 dari https://www.youthmanual.com/post/dunia-kerja/persiapan-

kerja/apa-itu-remote-working-dan-work-from-home-serta-bagaimana-menjalaninya).

Alasan karyawan yang menjawab tidak setuju pada pernyataan ini adalah karena budaya kerja di Indonesia yang masih dianggep sebagai hal yang rutin, yaitu dengan pergi ke kantor secara fisik dan menggunakan jam kerja normal perusahaan. Disiplin dan motivasi kerja dianggap lebih bisa terjaga ketika karyawan secara fisik berada di kantor. Budaya kerja dimonitor oleh pimpinan di tempat kerja adalah salah satu pendorong disiplin dan motivasi karyawan. Selain itu, bekerja bukan di kantor memiliki tingkat rawan distraksi yang sangat tinggi sehingga dapat membuyarkan konsentrasi (Magazine-job-like, (2017, 20 Maret). 6 Alasan Kerja Di Kantor Lebih baik daripada Work From Home. Diakses pada 1 Desember 2017 dari https://magazine.job-like.com/6-alasan-ini-jadikan-kerja-di-kantor-lebih-baik-dari-work-home/).

Sedangkan hasil wawancara dengan karyawan yang menjawab netral pada pernyataan ini, mengaku bahwa ia mengetahui ada I-work namun belum tahu pasti bagaimana mekanisme konsep tersebut karena sosialisasinya yang masih sangat kurang untuk karyawan (Perempuan, 29 tahun, divisi indirect sales). X

(37)

81

Universitas Kristen Petra memberlakukan konsep i-work ini untuk memudahkan karyawan. Karyawan dapat melakukan i-work jika mengalami keterlambatan, atau halangan lainnya sesuai dengan prosedur ijin dari perusahaan. Tidak ada ijin khusus tertulis yang harus dilakukan karyawan untuk melakukan i-work ini. Karyawan cukup mengandalkan instant messaging seperti Whatsapp untuk ijin kepada atasan jika mau memilih untu bekerja secara i-work. Hal ini juga berlaku kepada penggunaan smart-time (Heru Wahyudi, marketing communication, 2017, hasil wawancara pribadi). Dari hasil wawancara dengan marketing communication, dapat dikatakan memang tidak ada sosialisasi khusus dan spesifik mengenai konsep i-work tersebut. Tidak ada mekanisme atau standard operating procedures khusus yang dibuat untuk konsep smart-time dan i-work. I-work diberlakukan dan diberikan kepada karyawan melalui ijin lewat instant messenger seperti Whatsapp jika memang karyawan berhalangan untuk hadir. Dan karyawan dibiarkan memilih akan mengambil smart-time atau i-work. Selain itu, menilik dari hasil wawancara yang sama dengan marketing communication, bahwa X memberlakukan kombinasi antara remote working (i-work) dengan regular office work. Regular office work yaitu dimana karyawan datang dan berada secara fisik di dalam ruangan kantor untuk bekerja (Harvard Business Review. (2014, January-February Issue). To Raise Productivity Let More Employees Work From Home. Diakses pada 1 Desember 2017 dari https://hbr.org/2014/01/to-raise-productivity-let-more-employees-work-from-home).

Sedangkan hasil wawancara dengan karyawan yang menjawab sangat setuju pada pernyataan ini mengatakan bahwa ia tahu persis apa itu konsep i-work dan konsep ini menjadi sangat memudahkan karyawan ketika ada urusan keluarga atau urusan mendadak lainnya sehingga ia tidak dianggap absen atau tidak masuk, melainkan tetap bekerja dalam naungan konsep i-work (perempuan, 29 tahun, divisi sales administration).

(38)

82

Universitas Kristen Petra Tabel 4.21

Konsep behavior yang hendak disampaikan corporate identity X melalui I-work adalah bagian dari transformasi digital, kebebasan, kepercayaaan, dan jaringan data yang kuat

Frekuensi Persentase Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 5 6.8 6.8 6.8

Tidak Setuju 27 37.0 37.0 43.8

Netral 11 15.1 15.1 58.9

Setuju 19 26.0 26.0 84.9

Sangat Setuju 11 15.1 15.1 100.0

Total 73 100.0 100.0

Sumber: Pertanyaan kuesioner nomor 12

Pernyataan nomor 12 dengan nilai rata-rata 3,05 yang berisi apakah responden mengetahui bahwa konsep behavior yang hendak disampaikan corporate identity X melalui I-work adalah bagian dari transformasi digital, kebebasan, kepercayaaan, dan jaringan data yang kuat. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sejumlah 5 responden atau 6,8% menjawab sangat tidak setuju, sejumlah 27 orang responden atau 37,0% menjawab tidak setuju, sebanyak 11 orang responden atau 15,1% menjawab netral, sebanyak 19 orang responden atau 26,0% menjawab setuju, dan sebanyak 11 orang responden atau 15,1% menjawab sangat setuju.

Budaya perusahaan adalah core value atau nilai inti yang dipegang dan diterapkan oleh perusahaan. Implementasi budaya perusahaan harus sesuai dengan nilai, visi, misi dan strategi perusahaan (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 67-68). Sebuah perusahaan tidak akan pernah dianggap autentik jika karyawannya tidak mempercayai dan mengekspresikan nilai-nilai perusahaan dalam keseharian interaksinya dengan stakeholder eksternal publiknya (Van Riel&Fombrum, 2007, p. 62).

Visi X untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, diimplementasikan melalui budaya perusahaan yaitu i-work. Target audiens primer corporate identity perusahaan adalah publik internal atau karyawan. Maka, klaim yang dibuat perusahaan mengenai dirinya mengenai siapa mereka sebenarnya, apa tujuan perusahaan dan hal-hal yang berkaitan dengan

Gambar

Gambar 4.3 Logo X tahun 2015-sekarang  Sumber: x.com
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas mengenai Corporate Identity X yang baru  Indikator Tingkat  Pengetahuan  r Alpha  Cronbach's Alpha  Keterangan  Communications  0,811  0,60  Reliabel  Behaviour  0,844  0,60  Reliabel  Symbolism  0,914  0,60  Reliabel
Tabel 4.4 Responden berdasarkan usia
Tabel 4.6 Responden berdasarkan lama masa kerja  Frekuensi  Persentase  Valid
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peran Pamong Satuan Karya Pramuka Wanabakti Dalam Membina Kemandirian Anggota Melalui Penerapan Sistem Among (Studi Deskriftif Pada Satuan Karya Pramuka. Wanabakti Bagian

Nilai r menyatakan hubungan lemah dengan nilai yang positif artinya dengan meningkatnya konsentrasi Silikat maka kelimpahan diatom epifitik pada perairan Pantai

Berkat Cahaya Timber 124.950 Kalteng Diberi kesempatan menyusun action plan untuk memperbaiki kinerjanya, dan telah dinilai kembali thn 2009 dan mendapat peringkat Sedang 39

Pola distribusi Stigi pada tingkat semai ini bersifat mengelompok pada jalur (1,2,6,9, dan 10) ini menunjukkan bahwa kondisi habitat Stigi di CA Maubesi tidak

1) Terluka akibat penggunaan meteran baja tidak benar, 2) Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan yang melintas, 3) Terjadi gangguan terhadap lalu lintas kendaraan...

Bahwa memperhatikan kronologis pencalonan Bakal Pasangan Calon yang diusung oleh PKP Indonesia di Kabupaten Dogiyai sebagai Laporan KPU Provinsi Papua, serta mencermati proses

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Kabupaten Morowali merupakan suatu instansi yang melakukan pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan pembangunan kehutanan dan