• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tabulasi Silang (Crosstabulation)

Dalam dokumen 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 65-70)

Analisis tabulasi silang (crosstab) dilakukan dengan menyilangkan frekuensi dari dua variabel, dimana salah satu variabel yang disilangkan mempunyai skala nominal. Dalam penelitian ini, tabulasi silang (crosstab) dilakukan terhadap identitas responden (jenis kelamin, usia, dan pekerjaan) dengan tingkat pegetahuan responden mengenai corporate identity X yang baru.

110

Universitas Kristen Petra Peneliti menggunakan tabel frekuensi (crosstabs) untuk menganalisis data dalam penelitian ini.

4.4.1 Identitas responden dengan Tingkat Pengetahuan Tabel 4.40

Jenis Kelamin * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation

Tingkat Pengetahuan

Total

Rendah Sedang Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki 0 14 30 44

Perempuan 4 6 19 29

Total 4 20 49 73

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat hasil crosstab dari jenis kelamin dan tingkat pengetahuan. Pada tabel di atas, responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 44 orang. Responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 29 orang. Dari 44 orang responden laki-laki, sebanyak 14 orang responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, sedangkan sebanyak 30 orang responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi.

Sedangkan responden berjenis kelamin perempuan total berjumlah 29 orang. Responden perempuan yang memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai indikator tingkat pengetahuan berjumlah 4 orang responden. Pada tingkat pengetahuan sedang sebanyak 6 orang responden dan yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi juga berjumlah 19 orang responden.

Kemampuan sosial laki-laki memang dikatakan lebih besar untuk menikmati dan memahami berbagai konteks komunikasi (Mulyana, 2000, p. 101). Konteks komunikasi yang disediakan perusahaan berkaitan dengan corporate identity yang baru juga beragam. Mulai dari sapaan CEO melalui e-mail dan newsletter kemudian poster-poster visual yang dipajang di dinding-dinding kantor. Teori Gray yang menyebutkan bahwa laki-laki lebih cenderung berada pada tahapan tindakan dan perempuan, yang memiliki kecenderungan untuk merasa komunikasi memiliki arti lebih besar (Gray, 2000, p. 99-100). Tetapi berdasarkan tabel di atas, baik responden berjenis kelamin laki-laki maupun

111

Universitas Kristen Petra perempuan keduanya sama-sama memiliki mayoritas responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi.

Tabel 4.41

Usia * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation

Tingkat Pengetahuan

Total

Rendah Sedang Tinggi

Usia

20-29 tahun 4 7 40 51

30-39 tahun 0 11 8 19

40-49 tahun 0 2 1 3

Total 4 20 49 73

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel crosstab usia terhadap tingkat pengetahuan, tingkat pengetahuan usia 20-29 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi adalah sejumlah 40 orang. Sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan sedang adalah sebanyak 7 orang dan yang memiliki tingkat pengetahuan rendah adalah sebanyak 4 orang. Total dari responden usia 20-29 tahun adalah 51 orang. Pada usia 30-39 tahun sebanyak 8 orang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan 11 orang responden lain pada rentan usia ini memiliki tingkat pengetahuan sedang. Sedangkan pada rentan usia 40-49 tahun, dari jumlah 3 orang total, 1 orang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan 2 orang memiliki tingkat pengetahuan sedang.

Responden terbanyak yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi adalah responden di usia 20-29 tahun hal ini sesuai dengan teori dari Stevens-long, memori seseorang terbentuk dari proses recognition dan recall. Kemampuan recognition, yaitu kemampuan untuk mengenal sesuatu pada orang dewasa tua lebih baik daripada kemampuan untuk me-recall atau mengingat kembali informasi (Stevens-Long, 1979, p. 415). Orang yang berusia 20-75 tahun rata-rata masih memiliki kemampuan recognition yang baik. Proses recall terbaik berada pada orang yang berusia 20-29 tahun, setiap bertambahnya usia rentang 30-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun dan 60-75 tahun kemampuan untuk recall di rentang usia ini semakin menurun (Stevens-Long, 1979, p. 416).

112

Universitas Kristen Petra Tabel 4.42

Lama Masa Kerja * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation

Tingkat Pengetahuan

Total

Rendah Sedang Tinggi

Lama Masa Kerja 0-6 bulan 0 0 8 8 6-12 bulan 4 1 0 5 12-18 bulan 0 5 24 29 18-24 bulan 0 2 1 3 24 bulan ke atas 0 12 16 28 Total 4 20 49 73

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan lama masa kerja 0-6 bulan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Sedangkan responden dengan lama masa kerja 6-12 bulan, 4 orang memiliki tingkat pengetahuan rendah dan 1 orang memiliki tingkat pengetahuan sedang. Responden dengan lama masa kerja 12-18 bulan mayoritas memiliki tingkat pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 24 orang, sedangkan 5 orang memiliki tingkat pengetahuan sedang. Responden dengan lama masa kerja 18-24 bulan, 2 orang memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 1 orang memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Sedangkan responden dengan lama masa kerja 24 bulan ke atas, 12 orang memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 16 orang memiliki tingkat pengetahuan tinggi.

Lama masa kerja karyawan dianggap berpengaruh pada kualitas kinerja karyawan. Dengan periode bekerja yang lebih lama maka karyawan seharusnya memiliki lebih banyak pengalaman dan keterampilan yang lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sejalan dengan bertambahnya masa kerja, karyawan diharapkan semakin berkembang dan semakin menguasai pekerjaannya dengan lebih baik (Tulus, 1993, p. 113). Namun pada kenyataannya di tabel di atas, yang paling tinggi justru pada lama masa kerja 0-6 bulan. Lama masa kerja yang paling lama, yaitu 24 bulan justru masih memiliki 12 orang responden yang hanya memiliki tingkat pengetahuan sedang padahal seharusnya tingkat pengetahuan nya semakin meningkat dengan seiring lamanya masa kerja responden.

113

Universitas Kristen Petra Tabel 4.43

Divisi Kerja * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation

Tingkat Pengetahuan

Total

Rendah Sedang Tinggi

Divisi Kerja Accounting/Finance 4 0 1 5 Customer Service 0 1 17 18 Direct Sales 0 6 4 10 General Administration 0 1 0 1

Head of Surabaya Branch 0 0 1 1

Human Resource Department 0 0 2 2

Indirect Sales 0 1 5 6 IT 0 2 11 13 Legal 0 2 0 2 Marketing Communication 0 0 2 2 Supervisor 0 2 0 2 Sales Administration 0 1 2 3 Technical Engineering 0 4 4 8 Total 4 20 49 73

Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa divisi kerja accounting/finance memiliki total 5 orang responden. Dari 5 orang tersebut, 4 orang dari divisi kerja accounting/finance memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, dan hanya 1 orang saja yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Pada divisi kerja customer service adalah sebanyak 18 orang, dari 18 orang tersebut, sebanyak 17 orang customer service berada pada tingkat pengetahuan tinggi. Divisi direct sales memiliki total 10 orang responden. Dari jumlah 10 orang responden tersebut, 6 orang di antaranya memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 4 orang lainnya memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Pada divisi General Administration, responden berjumlah 1 orang dan berada pada tingkat pengetahuan sedang.

Head of Surabaya Barnch memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Divisi indirect sales dari jumlah total 6 orang responden, yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi adalah 5 orang dan 1 orang sisanya memiliki tingkat pengetahuan sedang. Pada divisi IT dari sejumlah 13 orang responden, 11 diantaranya berada pada tingkat pengetahuan tinggi dan 2 orang berada pada

114

Universitas Kristen Petra tingkat pengetahuan sedang. Pada divisi legal sejumlah 2 orang responden memiliki tingkat pengetahuan sedang. Divisi marketing communication yang berjumlah 2 orang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Pada divisi supervisor yang juga berjumlah 2 orang, keduanya memiliki tingkat pengetahuan yang sedang. Pada divisi sales administration yang berjumlah 3 orang, 2 orang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sedang 1 orang memiliki tingkat pengetahuan sedang. Pada divisi technical engineering yang berjumlah 8 orang, 4 orang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan 4 orang lainnya memiliki tingkat pengetahuan sedang.

Divisi kerja Head of Surabaya Branch memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap corporate identity. Hal ini sesuai dengan teori bahwa manajemen harus dikelola oleh orang yang menjadi pendukung organisasi, yaitu orang yang mempunyai pengetahuan luas tentang perusahaan dan mengenal bidangnya dengan baik (Hariandja, 2007, p. 21).

Dalam dokumen 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 65-70)

Dokumen terkait