• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci: Pendidik, Sinkop, Pengetahuan, Sikap. ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci: Pendidik, Sinkop, Pengetahuan, Sikap. ABSTRACT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PENDIDIK DALAM PERTOLONGAN PERTAMA

PADA SISWA YANG MENGALAMI SINKOP DI SD KECAMATAN MOJOLABAN

KABUPATEN SUKOHARJO

Romadhona Nur Hidayat 1), Yeti Nurhayati 2), Lucky Erlandi Pranianto 3) 123

Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Jatuh pingsan (sinkop) adalah hilangnya kesadaran dan kontrol otot untuk sesaat (beberapa detik hingga beberapa menit) yang menyebabkan seseorang terjatuh secara mendadak. Pertolongan pertama sinkop dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dan sikap dalam pertolongan yang tepat dan cepat. Pertolongan pertama sinkop di Sekolah Dasar (SD) banyak dilakukan oleh pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif koresional dengan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini pendidik yang bekerja di SD Negeri Laban 01, 02 dan MI GUPPI di Kelurahan Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 30 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode cluster sampling. Penelitian ini menggunakan uji Korelasi Gamma. Hasil didapatkan nilai korelasi gamma 0,506 dengan p value 0,041 (p < 0,05). Dengan demikian kekuatan hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori sedang dan arah korelasi + (positif) yaitu searah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop. Dengan demikian diharapkan pendidik dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan yang berada di wilayahnya untuk mewujudkan pelatihan tentang kesehatan kususnya terampil dalam penanganan sinkop.

Kata Kunci: Pendidik, Sinkop, Pengetahuan, Sikap.

ABSTRACT

Syncope is defined as transient loss of consciousness and postural tone (several seconds to several minutes) which causes one to fall suddenly. The first aids for those experiencing syncope are affected by good knowledge and attitude in appropriate and quick aids. The first aids for the syncope students at Primary Schools are done by teachers.The objective of this research is to investigate the correlation between knowledge level and

(2)

attitude of educators in first aids for students experiencing syncope.This research used the correlational quantitative method with the cross-sectional design. The samples of the research were taken by means of the cluster random sampling. They were educators as many as 30 of State Primary School Laban 01, State Primary School Laban 02, and Islamic Primary School GUPPI of Laban ward, Mojolaban sub-district, Sukoharjo regency. The data of the research were analyzed by using Gamma Correlation Test. The result of the analysis shows that the value of Gamma correlation test is 0.506 with the value of p = 0.041 which is smaller than 0.05. Thus, the strength of the correlation between knowledge level and attitude of educators in first aids for the students experiencing syncope at Primary Schools in Mojolaban sub-district, Sukoharjo regency belongs to moderate category and the direction of correlation is positive or unidirectional.The result of research shows that there is a correlation between knowledge level and and attitude of educators in first aids for the students experiencing syncope at Primary Schools in Mojolaban sub-district, Sukoharjo regency. Therefore, the educators are expected to cooperate with health institutions in their regions to materialize training on health particularly the skills for handing syncope.

Keywords: Educators, syncope, knowledge, and attitude

PENDAHULUAN

Jatuh pingsan adalah hilangnya kesadaran dan kontrol otot untuk sesaat (beberapa detik hingga beberapa menit) yang menyebabkan seseorang terjatuh secara mendadak (Saubers 2011). Penyebabnya adalah panas disertai dehidrasi, tekanan emosi, perubahan posisi tubuh yang mendadak seperti dari jongkok ke berdiri, sakit perut, berdiri terlalu lama, kehilangan darah, batuk-batuk, nyeri saat buang air kecil, pengobatan tertentu, merosotnya kadar gula darah (hipoglikemi)

dan gangguan jantung (Saubers 2011). Di Amerika diperkirakan 3% dari kunjungan pasien digawat darurat disebabkan oleh sinkop dan merupakan 6% alasan seseorang datang kerumah sakit. Angka rekurensi dalam 3 tahun diperkirakan 34%. Sinkop sering

terjadi pada orang dewasa dan insiden sinkop bertambahseiring dengan meningkatnya umur. Hamilton mendapatkan sinkop sering terjadi pada umur 15-19 tahun, lebih sering pada wanita dari pada laki-laki, sedangkan pada penelitian Framingham menyimpulkan bahwa kejadian sinkop 3% pada laki-laki dan 3,5% pada wanita, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita. Penelitian Framingham di Amerika Serikat tentang kejadian sinkop dari tahun 1971 sampai 1998 (selama 17 tahun) pada 7814 individu menyimpulkan bahwa insiden sinkop pertama kali terjadi 6,2/1000 orang/tahun. Sinkop yang paling sering terjadi adalah sinkop vasovagal (21,1%), sinkop kardiak (9,5%) dan 36,6% sinkop

yang tidak diketahui

(3)

dan Jepang kejadian sinkop adalah 1-3,5% pertahun. Sinkop vascular merupakan penyebab sinkop yang terbanyak, kemudian diikuti oleh sinkop kardiak (Alimurdianis 2010).

Studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri Laban 01

Kecamatan Mojolaban,

Kabupaten Sukoharjo didapatkan informasi dari kepala sekolah bahwa setiap upacara bendara hari Senin ada kurang lebih 3 siswa yang mengalami pingsan atau sinkop dalam satu bulan. Menurut kepala sekolah penanganan tentang kesehatan lebih banyak dilakukan oleh guru olahraga. Hal ini berkaitan dengan peran dan fungsi dari guru olahraga merangkap sebagai guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tugas guru UKS adalah melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan kejadian-kejadian yang membahayakan siswanya di sekolah.

Jatuh pingsan biasanya terjadi secara mendadak. Pingsan dapat disebabkan akibat penderita terlalu lama berada di bawah terik sinar matahari. Gejala ringan yang sering terjadi pada penderita sinkop adalah kelelahan yang menyeluruh, sakit kepala atau pusing, mata berkunang – kunang, haus, nafas sesak dan pendek. Pingsan bisa juga disebabkan penyakit luar (cuaca angin panas) atau penyakit dalam yaitu emosi atau keterkejutan (Sukanta 2008). Kejadian pingsan biasa terjadi di sekolah – sekolah seperti SD, SMP, dan SMA atau sekolah lainnya yang mengadakan upacara rutin setiap hari senin. Kejadian

pingsan dan kecelakaan pada siswa di sekolah dapat terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu semua guru sebaiknya mampu menguasai penatalaksanaan siswa yang mengalami pingsan di sekolah. Penguasaan suatu tindakan dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan yang lebih luas akan mempengaruhi sikap untuk berubah atau menetap (Gunarsa 2008).

Dari uraian diatas melandasi penulis untuk meneliti tentang pengetahuan pendidik terhadap penanganan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD Laban, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD kecamatan mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Manfaat dilakukannya penelitian ini Peneliti dapat mengetahui apakah tingkat pengetahuan pendidik tentang sinkop memiliki hubungan dengan sikap pendidik dalam melakukan pertolongan pertama saat terjadi sinkop dan peneliti dapat

memberikan pendidikan

kesehatan terhadap subyek penelitian.

METODOLOGI

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan desain cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 448 pendidik yang bekerja di Sekolah Dasar Kecamatan Mojolaban

(4)

Kabupaten Sukoharjo. Teknik

pengambilan sampel

menggunakan teknik cluster sampling yaitu pengelompokan sampel berdasarkan wilayah atau lokasi penelitian dengan karakteristik yang berbeda (Nursalam 2011). Sampelyang digunakan melibatkan 30 pendidik, pemilihan sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah dibuat. Penelitian dilaksanakan di beberapa SD yang berada di Kecamatan Mojolaban yaitu di SDN Laban 01, SDN Laban 02 dan Madrasah Ibtidaiyah GUPPI Laban. Penelitian dilakukan selama 1 minggu, pengambilan data dilakukan pada tanggal 5 mei 2014 sampai dengan 12 mei 2014. Analisa data pada penelitian ini meliputi analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat pada penelitian ini berisi tentang analisa variabel tingkat pengetahuan, sikap dan karakteristik responden yang meliputi Umur, Jenis kelamin, Masa Kerja, dan Pelatihan UKS. Analisa Bivariat penelitian ini menggunakan analisa sistem spss dengan menggunakan uji statistik

korelasi gamma yaitu uji yang digunakan untuk menguji korelasi dua variabel dimana kedua variabel yang dihubungkan adalah variabel ordinal (Dahlan 2008). HASIL DAN PEMBAHSAN

1.

Tingkat Pengetahuan pendidik

dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan

Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo

Tabel 1 Tingkat Pengetahuan tentang Sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo

(N=30 ) N o Kategori Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) 1 Baik 12 40,0% 2 Cukup 14 46,7% 3 Kurang 4 13,3% Total 30 100

Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang sinkop, yaitu 46,7%.

Responden yang memiliki pengetahuan baik mampu

mengetahui, memahami,

mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang cukup hanya mampu mengetahui dan memahami saja keusioner yang diberikan oleh penelitimengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala sinkop yang ditujukan dengan kemampuan responden menjawab 72,9 % menjawab benar. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek. Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu cara tradisional dan cara modern dalam memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo 2003). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior) (Wawan & Dewi 2011).

Berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan oleh

(5)

peneliti menunjukan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh para pendidik tentang sinkop memiliki kategori cukup dan baik hal ini dikarenakan beberapa pendidik ada yang sudah mengetahui pengertian, tanda dan gejala dan faktor-faktor penyebab dari sinkop. Menurut salah satu responden yang memiliki kategori baik mengatakan pernah mengikuti pelatihan dari petugas kesehatan. Pelatihan yang diikuti oleh peserta diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya, baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun sikap (Notoatmodjo 2003).

2. Sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

Tabel 2 Bentuk Sikap Pertolongan Pertama Sinkop di SD Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo(N=30) No Kategori Sikap Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 6 16,7% 2 Cukup 19 63,3% 3 Kurang 5 20,0% Total 30 100%

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang cukup, yaitu 63,3% dalam penatalaksanaan sinkop.

Sebanyak 19 pendidik (63,3%) melaksanakan sikap yang cukup dalam melakukan pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop. Sikap

yang cukup tersebut ditandai dengan pendidik yang bisa mengerjakan soal melebihi skor yang sudah ditentukan oleh peneliti.Sikap menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap juga menuntun perilaku seseorang sehingga seseorang akan bertindak sesuai dengan sikap (Sunaryo 2004).

Sikap adalah pikiran dan perasaan yang mendorong seseorang bertingkah laku ketika seseorang menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Sikap mengandung tiga komponen, yaitu kognisi, emosi dan perilaku serta konsistenan atau justru sebaliknya, tergantung permasalahan apa yang mereka hadapi (Poespodiharjo 2010). Ada beberapa cara untuk membentuk atau mengubah sikap individu yaitu Adopsi, Differensiasi, Integrasi, Trauma dan Generalisasi (Maulana 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain, pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, serta pengaruh kebudayaan (Azwar 2005).

Berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop memiliki kategori cukup. Hal ini ditandai dengan rata-rata pendidik hanya mampu menjawab soal dengan score ≤ 28,2 dari klasifikasidan

(6)

beberapa responden sudah tahu

bagaimana melakukan

pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop.

3. Karakteristik Responden Tabel 3 Distribusi Frekuensi karakteristik Respondendi SD Kecamatan Mojolaban ( N=30) Karakteristik Frekuensi % Usia 24-34 tahun 12 40,0% 35-45 tahun 10 33,3% 46-56 tahun 8 26,7% Jenis Kelamin Perempuan 15 50% Laki-laki 15 50% Masa Kerja 1-10 18 60% 11-21 3 10% 22-32 9 30% Pelatihan UKS Ya 6 20% Tidak 24 80%

Pendidik yang menjadi responden sebagian besar (40%) berada pada usia 24–34 tahun dengan jumlah responden penelitian berdasarkan jenis kelamin memiliki frekuensi yang sama yaitu 50% jenis kelamin Laki-laki dan 50% jenis kelamin Perempuan. Dilihat dari masa kerjanya pendidik sebagian besar (60%) mempunyai masa kerja antara 1-10 tahun. Berdasarkan keikutsertaan dalam pelatihan UKS, pendidik yang pernah mengikuti pelatihan sebanyak 20 %.

4. Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Gamma tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama sinkop

(N=30)

No Sikap

Baik Cukup Kurang Total r p

1 Pengetahuan Baik 2 8 2 12 0,506 0,041 2 Cukup 2 7 5 14 3 Kurang 0 1 3 4 Total 4 16 10 30

(7)

Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik dengan sikap yang Cukup, yaitu ada 8 responden.

Hasil pengujian korelasi gamma dengan tingkat kesalahan 5 % didapatkan nilai korelasi gamma 0,506 dengan p= 0,041. Karena nilai p < 0,05 maka Ho di tolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap terhadap pertolongan pertama sinkop.

Berdasarkan nilai uji korelasi Gamma sebesar 0,506 maka kekuatan hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di

SD Kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori sedang dan arah korelasi + (positif) yaitu searah. Hal ini berarti semakin baik tingkat pengetahuan tentang sinkop, berarti semakin baik pula sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop.

Pendidik di SD Kecamatan

Mojolaban sudah memahami

dengan cukup tentang sinkop. Hal ini ditunjukkan dalam pengisian kuesioner tingkat pengetahuan dengan menjawab benar 72,9%, sehingga pengetahuan yang cukup mempengaruhi sikap yang akan dilakukan dalam pertolongan pertama sinkop. Sedangkan sikap para responden menunjukkan dalam kategori cukup. Hal ini dapat diketahui pada pengisian kuesioner terbanyak masuk pada kategori

cukup, yaitu sebesar 63,3% atau sebanyak 19 orang pendidik.

Tindakan seseorang

dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuannya (Sunarti 2004). Sebagai informasi yang di simpan dalam ingatan, pengetahuan didapatkan dari serangkaian proses pengolahan informasi. Pengetahuan yang lebih luas akan mempengaruhi sikap untuk berubah atau menetap (Gunarsa 2008).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa untuk analisa univariat terhadap tingkat pengetahuan pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo sebagian besar berada pada kategori cukup, yaitu 46,7 % atau sebanyak 14 pendidik dan Sikap pendidik dalam pertolongan

pertama pada siswa yang

mengalami sinkop di SD

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Sebagian besar berada pada kategori cukup, yaitu 63,3% atau sebanyak 19 pendidik. Sedangkan hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

pertama pada siswa yang

mengalami sinkop di SD

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

(8)

SARAN

Perawat dan tenaga

kesehatan lain dapat melakukan pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang UKS Khususnya tentang pertolongan pertama sinkop ke Sekolah Dasar dan masyarakat di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pendidik dalam pertolongan pertama siswa yang mengalami sinkop.

DAFTAR PUSTAKA

Alimudiarnis 2010, Diagnosis dan Penatalaksanaan sinkop kardiak, Sub Bagian Kardiologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakltas kedokteran UNAND, Padang. Azwar, S 2005, Sikap Manusia, Teori

dan Pengukurannya, edisi kedua, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Gunarsa, Singgih 2008, Psikologi Perawatan, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta.

Maulana, Heri J 2009, Promosi Kesehatan, EGC, Jakarta. Dahlan, M S 2008, Statistik Untuk

Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif, Bivariat dan Multvariat di Lengkapi Dengan Menggunakan SPSS, Salemba Medika, Jakarta. Notoatmodjo,S 2003, Pengembangan

Sumber Daya Manusia, Jakarta, Rineka Cipta.

Nursalam 2011, Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Poespodihardjo, Widodo Ari S 2010,

Beyond Borders

Communication Modernity and Histori, STIKOM The London School Of Public Relation, Jakarta.

Saubers, Nadin 2011, Semua yang Harus Anda Ketahui Tentang P3K, Mitra Setia, Yogyakarta. Steven dkk 20012, Ilmu Keperawatan,

EGC, Jakarta.

Sukanta, Putu Oka 2008, Pijat Akupresur Untuk Kesehatan, Penebar Plus, Jakarta.

Sunarti, Euis 2004, Mengasuh dengan Hati Tantangan yang menyenangkan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sunaryo 2004, Psikologi Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta. Wawan, A & Dewi M 2011, Teori &

Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Gamma tentang hubungan tingkat pengetahuan  dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama sinkop

Referensi

Dokumen terkait

Mata Diklat ini membekali peserta dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS, sikap dan perilaku disiplin PNS dan pengetahuan tentang Kedudukan dan Peran PNS

Mengingat pandangan masyarakat atas kerapian dan kompetensi karyawan merupakan faktor yang paling mempengaruhi keputusan mereka dalam pelayanan jasa pengiriman

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan serta memperkenalkan mahasiswa Perpajakan PAAP FEB-UNPAD kepada beberapa instansi tertentu khususnya dalam bidang

caesaria. Penelitian pada tahun 2001, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sebanyak 290 kasus dengan 69 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah Sakit

Pemahaman bahwa semakin sulitnya mencari bahan baku bambu Hitam berpengaruh pada kesadaran masyarakat (pengguna) untuk melakukan konservasi dengan cara penanaman

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitiaan Suyono (2014) yang menunjukkan bahwa pemilihan karir yang mengutamakan pertimbangan pasar kerja tidak

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Flaming menjadi hal biasa saat ini karena mudahnya komunikasi e-mail dan pemalsuan e-mail : Pertengkaran dengan seseorang atau melalui telpon membutuhkan interaksi langsung,