• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia (SDM) kesehatan merupakan faktor penting dalam sebuah institusi kesehatan. SDM kesehatan berperan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pengembangan SDM kesehatan merupakan faktor kunci dalam pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) dan peningkatan status kesehatan masyarakat.

Lahirnya SDM kesehatan terutama tenaga kesehatan, tidak lepas dari peranan insititusi pendidikan tinggi kesehatan. Intitusi pendidikan tinggi kesehatan ini akan menciptakan SDM kesehatan berupa lulusan yang diharapkan siap diserap oleh masyarakat sebagai penggunanya. Lulusan/alumni ini merupakan ujung tombak dari akuntabilitas sebuah institusi pendidikan tinggi. Keberadaan, kekurangan bahkan kelebihan sebuah institusi tidak akan lepas dari kualitas alumni. Terserapnya alumni pada dunia kerja, mampu menjadi dasar sebuah institusi patut dipertahankan atau tidak.

Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Denpasar yang berada di bawah naungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kesehatan merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi kesehatan yang berperan dalam melahirkan lulusan tenaga kesehatan yang berkompeten. Poltekkes Denpasar menyelenggarakan program pendidikan Diploma III dan Diploma IV, yang tersebar pada 6 jurusan salah satunya adalah Jurusan Analis Kesehatan.

Kebutuhan terhadap tenaga analis kesehatan dalam menunjang pelayanan kesehatan di bidang laboratorium, menjadi latar belakang berdirinya jurusan ini pada tahun 2009. Walaupun masih tergolong muda dan masih terakreditasi B, jurusan ini sudah mampu menghasilkan lulusan sesuai dengan standar kompetensi dengan serapan sebanyak 94,7 % lulusan yang bekerja sesuai dengan bidangnya.

Pelayanan laboratorium kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan

(2)

2 sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap specimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium. Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan (medical laboratory technologist) yang terdiri para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang prima.

Pengetahuan dan metodologi dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya biologi, kimia, dan fisika untuk membantu dan atau menegakkan diagnosis penyakit, pemantauan pengobatan serta pencegahan penyakit pada manusia, digunakan oleh analis kesehatan dalam melakukan pengujian secara laboratoris. Tugas pokok analis kesehatan adalah melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi-serologi, parasitologi, mikologi, toksikologi, kimia air, makanan/minuman dan patologi anatomi. Analis kesehatan bertanggungjawab terhadap ketelitian dan ketepatan hasil pengujian laboratorium, dan juga bertanggungjawab terhadap intepretasi analitik hasil pengujian serta terhadap pengembangan prosedur pengujian.

Dalam era pasar bebas, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat dielakkan lagi. Peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan pada kesiapan semua profesi kesehatan dalam menyongsong era tersebut. Analis kesehatan Indonesia harus mampu bersaing dengan ahli-ahli teknologi laboratorium dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah, perlu disusun suatu kurikulum pendidikan berbasis kompetensi yang sesuai dengan standar profesi sehingga dapat menghasilkan lulusan yang profesional dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat(Analis Kesehatan, 2013).

Jurusan analis kesehatan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas lulusannya atau disebut juga kompetensi lulusan . Kualitas lulusan yang baik

(3)

diharapkan mampu meningkatkan waktu tunggu lulusan dalam bekerja karena diserap pasar dengan cepat. Dalam borang akreditasi, kurun waktu tunggu lulusan (3 bulan) dan kepuasaan stakeholder (pengguna lulusan) menjadi salah satu item penilaian. Selain waktu tunggu, kualitas lulusan yang baik dapat dilihat dari kompetensi yang mereka miliki. Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas – tugas di bidang pekerjaan tertentu (Kementerian Kesehatan, 2011a).

Kualitas lulusan adalah modal yang paling penting agar dapat bersaing secara global, persaingan tersebut terjadi pada sektor sumber daya manusia kesehatan. Kualitas atau kompetensi ini diperoleh melalui pelatihan – pelatihan selama proses belajar mengajar (pre-service training) berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi di jurusan analis kesehatan. Melalui pre-service training selama proses belajar mengajar tersebut, diharapkan mahasiwa jurusan analis kesehatan mampu meningkatkan mutu, keahlian dan berkompeten sesuai bidangnya.

Namun, kualitas ini tidak dapat tercapai dengan sendirinya jika tidak didukung oleh fasilitas dan kurikulum yang ada. Fasilitas merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan proses belajar – mengajar, baik secara formal maupun praktik. Kualitas seorang analis dapat terasah melalui pelatihan keterampilan yang didapatnya di laboratorium. Kelengkapan fasilitas penunjang praktikum laboratorium harus mendapat perhatian khusus, standar pengukuran kebutuhan alat harus terus ditingkatkan agar mahasiswa dapat mencapai kualitasnya berdasarkan standar kompetensi kelulusan. Kurikulum dan perkembangannya juga akan mempengaruhi kualitas analis kesehatan. Dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No 8 Tahun 2012, lulusan yang tercipta dapat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Bowden & Marton (1998) berpendapat bahwa kurikulum di setiap perguruan tinggi perlu

(4)

dikembangkan agar peserta didik dapat mempersiapkan diri untuk masa depan berdasarkan pada kebutuhan industri/instansi.

Sebagai bentuk evaluasi diri terhadap kualitas lulusan, pada tahun 2014, Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar mengadakan tracer study. Tracer study ini bertujuan untuk mengetahui penyerapan, proses, dan posisi lulusan dalam dunia kerja, menyiapkan lulusan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja dan sebagai umpan balik atas relevansi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja. Dalam tracer study ini, dilakukan juga survei kepuasaan stakeholder terhadap lulusan analis kesehatan. Melalui survei ini dapat dilihat tingkat kepuasaan stakeholder terhadap kualitas lulusan, sebagai bahan masukan bagi perbaikan proses pembelajaran dan review kurikulum bagi Politiknik Kesehatan Denpasar.

Survei kepuasan stakeholder (pengguna lulusan) secara umum memberikan gambaran tentang kebutuhan industri/instansi dan kemungkinan kekurangan dalam kurikulum. Dengan adanya survei kepuasan ini, lembaga – lembaga perguruan tinggi harus memikirkan output, yaitu memastikan bahwa lulusan mereka berada di garis depan dalam proses perekrutan di pasar kerja (Shah, 2011)

Pedoman pembuatan kuesioner survei kepuasaan stakeholder ini mengacu pada borang akreditasi, dengan aspek penilaian pengguna lulusan yang digunakan sangat umum dan kurang mendalam, ada sekitar 18 aspek, yaitu : pengetahuan bidang ilmu kesehatan, ketrampilan dalam kerja, etika profesi, berpikir lintas disiplin ilmu, jiwa managerial (sense of managerial), jiwa kepemimpinan (sense of leadership), ketrampilan komunikasi, kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris, penggunaan teknologi informasi, pengembangan diri, kreativitas, inisiatif, kemampuan bekerja di bawah tekanan, kemandirian, kemampuan memecahkan persoalan, visioner dan komitmen. Berdasarkan 18 aspek penilian tersebut, hasil tracer study dan tingkat kepuasaan stakeholder terhadap kualitas lulusan analis kesehatan, menunjukan hasil cukup puas.

Berbekal hasil tracer study dan hasil kepuasan stakeholder (cukup puas), diadakan studi pendahuluan melalui wawancara terhadap beberapa stakeholder.

(5)

Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui lebih jelas dan menggali beberapa saran tracer study yang telah diberikan oleh stakeholder .

Berdasarkan hasil wawancara survei pendahuluan yang mengacu pada saran tracer study stakeholder, ditemukan bahwa stakeholder pengguna lulusan memiliki beberapa faktor ketidakpuasan. Faktor – faktor tersebut antara lain softskill (komunikasi dan ketelitian) dan hardskill (ketrampilan dan kompetensi)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kepuasaan stakeholder (atasan langsung) terhadap lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah ketidakpuasan dari pihak stakeholder terhadap kualitas lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar?

2. Bagaimana fasilitas dan kurikulum berpengaruh terhadap kualitas lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengukur kepuasan stakeholder terhadap kualitas lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengukur hubungan antara kualitas lulusan analis kesehatan dengan kepuasan stakeholder

b. Untuk menggambarkan hubungan antara fasilitas di Politeknik Kesehatan Denpasar dengan kualitas lulusan analis kesehatan.

c. Untuk menggambarkan hubungan antara kurikulum dan strategi pembelajaran di Politeknik Kesehatan Denpasar dengan kualitas lulusan analis kesehatan.

(6)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Untuk membuktikan secara empiris bahwa ada ketidakpuasan stakeholder terhadap lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar.

b. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka atau informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melaksanakan pengembangan penelitian yang relevan.

2. Manfaat praktis

Bagi Politeknik Kesehatan Denpasar, khususnya Jurusan Analis Kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan fasilitas dan kurikulum serta strategi pembelajaran, sehingga pencapaian kompetensi lulusan dapat ditingkatkan.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang relevan dalam mengetahui kepuasan stakeholder terhadap kualitas lulusan sudah pernah dilaksanakan sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dan relevan dengan penelitian saat ini, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Shah (2011) dalam penelitian yang berjudul Employer satisfaction of university graduates : Key capabilities in earlly career graduate. Peneliti melakukan survei pada tahun 2004 dan 2008 di sebuah universitas besar di Australia dengan 400 orang stakeholder (pengguna lulusan) dan perkumpulan profesional. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kepuasan stakeholder terhadap lulusan universitas sehubungan dengan kemampuan utama lulusan di awal karir mereka. Hasil penelitian survei tersebut adalah adanya gap/kesenjangan antara harapan majikan dan kenyataan yang ada terutama dalam bidang ketrampilan, pengetahuan, komunikasi, organisasi kerja dan pengelolaan waktu dengan efektif, cara menghadapi masalah, kemampuan memprioritaskan sesuatu dan cara beradaptasi dengan dunia yang baru. Perbedaan dengan penelitiaan yang

(7)

dilakukan ini terletak pada subjek, metode dan lokasi penelitian, sedangkan persamaannya terletak pada pengguunaan dimensi soft skill. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kompetensi Lulusan berdasarkan Tingkat

Kepuasan Pengguna Lulusan (Ira & Muchammad, 2013). Dalam penelitian tersebut, peneliti mengambil salah satu universitas di Yogyakarta, fakultas X sebagai subjek penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah 7 atribut berdasarkan O’Brien (2002), yaitu: communication skill, organization skill, leadership, logic, effort, group skill dan ethics. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan responden belum puas dengan kompetensis alumni fakultas X, gap terbesar terdapat pada atribut, serta rekomendasi kepada universitas berdasarkan usulan stakeholder, yaitu perlu mata kuliah yang aplikatif sesuai dengan keahlian dan kompetensi jurusan / program studi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada lokasi, metode dan subjek penelitian.

3. Penelitian dengan judul Tingkat Kepuasan Pengguna Lulusan Jurusan Kesehatan Gigi (JKG) Poltekkes Denpasar di Bali Tahun 2008 (Ratmini, Ni Ketut, Kencana, Arini, 2012) . Penelitian tersebut dilaksanakan dengan tujuan secara umum untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna lulusan JKG Poltekkes Depkes Denpasar, secara khusus untuk mengetahui kinerja perawat gigi lulusan JKG Poltekkes Depkes Denpasar di Bali tahun 2008 dilihat dari aspek psikomotor. Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional study, yang dilaksanakan di Klinik Gigi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Bali yang menggunakan lulusan JKG Poltekkes Denpasar. Data yang digunakan adalah data primer dan pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisi pertanyaan tentang kompetensi dan kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pengguna lulusan berada pada kategori memuaskan (80%) terhadap kinerja perawat gigi, sedangkan sebanyak 6,6% menyatakan tidak puas terhadap kebersihan ruangan oleh perawat gigi di tempat bekerja. Perbedaan dengan penelitian yang

(8)

dilakukan ini terletak pada subjek, metode dan lokasi penelitian, sedanngkan persamaannya terletak pada tujuan penelitian.

4. Ratih, (2011) meneliti upaya pengembangan mutu pendidikan Poltekkes Denpasar berdasarkan kepuasan pengguna lulusan. Penelitian tersebut merupakan penelitian kualitatif dengan disain kualitatif verifikatif, dan pendekatan waktu secara cross sectional. Sampel konstruksi, sebagai informan adalah atasan langsung dari lulusan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling. Peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Lima parameter dari Teori Servqual digunakan sebagai indikator panduan wawancara, yaitu : penampilan fisik, keandalan, tanggap, jaminan dan kepedulian. Hasil penelitian menunjukkan adanya kepuasan pengguna lulusan terhadap penampilan fisik, kerapian, kekompakan dan ketrampilan para lulusan, sedangkan ketidakpuasan dalam hal kurang peduli terhadap kebersihan, rasa percaya diri, keramahan, kemampuan berbahasa Inggris terapan, efektivitas komunikasi dan penundaan pekerjaan. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada subjek, metode dan lokasi penelitian.

Secara umum, dapat dilihat perbedaan mendasar antara penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian–penelitian sebelumnya terletak pada metode penelitian. penelitian ini menggunakan metode mixed methods explantory sequential. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian yang sama dan sejenis mengenai kepuasan stakeholder terhadap kualitas lulusan analis kesehatan belum banyak dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Referensi

Dokumen terkait

FAKTJ'-TAS PtrTERNAI'{N UNIVERSITAS

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna

Pengelolaan museum berkenaan dengan upaya untuk menjadikan museum sebagai daya tarik pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum dapat dilakukan secara maksimal

Hasil skoring yang diperoleh perusahaan 578,5 hal ini menunjukkan bahwa organisasi sudah menunjukkan approach yang sistematis, efektif serta telah di deployment

Setelah melalui proses Pelelangan Sederhana pengadaan barang/jasa pada paket tersebut diatas, Kelompok Kerja (Pokja) III Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Setelah itu teller akan memanggil dan nasabah akan memberikan sejumlah uang dan buku tabungan untuk meminta pencetakan transaksi setor tunai ke bank..