POTENSI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK JANGKRIK DI
KELURAHAN RANGKAPANJAYA BARU, KECAMATAN
PANCORAN MAS, KOTA DEPOK
SKRIPSI
REINA SANTI SIREGAR
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
RINGKASAN
REINA SANTI SIREGAR. D34101034. Potensi Pengembangan Usaha Ternak Jangkrik di Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Dwi Joko Setyono, MSi. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Asnath M. Fuah, MS.
Perkembangan peternakan yang ada saat ini tidak hanya pada ternak konvensional tetapi juga pada ternak non-konvensional yang mempunyai prospek yang menjanjikan. Hal tersebut dikarenakan modal yang dibutuhkan kecil, mudah untuk dikembangkan dan dibudidayakan serta dapat diusahakan pada lahan sempit. Jangkrik sebagai salah satu ternak non-konvensional berpotensi sebagai sumber protein hewani.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Potensi biologi jangkrik yang dibudidayakan di Kelurahan Rangkapanjaya Baru; (2) Potensi sumberdaya dan lingkungan usaha ternak jangkrik di Kelurahan Rangkapanjaya Baru; (3) Potensi bisnis usaha ternak jangkrik di Kelurahan Rangkapanjaya Baru.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2005 di Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Desain penelitian berupa studi kasus dengan responden terdiri dari peternak jangkrik, pedagang jangkrik dan masyarakat sekitar peternakan jangkrik. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari peternak jangkrik (6 orang), pedagang jangkrik (14 orang) dan masyarakat (30 orang) melalui wawancara dengan bantuan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, pendapatan, R/C ratio dan trend permintaan.
Hasil penelitian menunjukkan jangkrik yang dibudidayakan para peternak di Kelurahan Rangkapanjaya Baru yaitu jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus). Jenis jangkrik ini mempunyai laju pertumbuhan yang cepat yaitu 70 hari, dengan demikian dapat dipanen dengan cepat. Jumlah telur yang dihasilkan berkisar antara 100-250 butir.
Pengembangan usaha ternak jangkrik perlu didukung dengan sumberdaya bahan baku dan dukungan lingkungan lokasi usaha ternak. Ketersediaan bahan baku, yaitu bibit dan pakan sayuran dapat diperoleh dengan mudah. Bibit jangkrik dapat diperoleh dari pembibitan dan alam. Pakan sayuran yang digunakan berupa daun singkong dan daun pepaya. Peternak dapat memanfaatkan sayuran yang ada di lingkungan sekitar rumah.
Masyarakat di Kelurahan Rangkapanjaya Baru menerima dengan baik keberadaan usaha ternak jangkrik di lingkungan mereka. Adanya usaha ternak tersebut dapat mengurangi jumlah penggangguran yang ada. Usaha ternak jangkrik tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Usaha ternak jangkrik mempunyai potensi bisnis untuk dikembangkan, hal ini dapat dilihat dari tingkat pendapatan dan R/C rationya. Penerimaan peternak dari hasil penjualan jangkrik adalah sebesar Rp. 33.738.435. Biaya total yang dikeluarkan oleh peternak setiap tahunnya sebesar Rp. 23.900.730 dengan biaya terbesar berasal dari biaya tenaga kerja. Margin kotor yang diterima peternak yaitu sebesar
Rp.12.123.393. Pendapatan bersih yang diperoleh dari selisih penerimaan dengan biaya adalah sebesar Rp. 9.837.705 per tahun. Nilai R/C ratio usaha ternak jangkrik adalah sebesar 1,410; dimana setiap rupiah yang diinvestasikan akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 1,410.
Potensi pasar usaha ternak jangkrik dapat dilihat dari trend permintaan jnagkrik. Persamaan yang digunakan untuk meramalkan trend permintaan jangkrik adalah: Y = 397.646,41 + 15.749,49X – 820,27X2 + 22,04X3. Hasil peramalan permintaan menunjukkan bahwa trend permintaan jangkrik mempunyai kecenderungan untuk meningkat pada masa yang akan datang. Hal tersebut menunjukkan ternak jangkrik mempunyai potensi pasar yang besar.
ABSTRACT
The Potency of Cricket’s Farming Development Siregar, R.S, D.J. Setyono and A.M. Fuah
Cricket’s farming have potency to be developed as a profitable business. The potency is seen from biological aspects, potency of resources and environmental and also business potency. From the biological point of view, cricket was very efficient, with short live cycle (±70 days) and high egg production (100-250 eggs/cycle). Farmer harvested crickets 6 time every year. Egg’s production of cricket as much as 100-250 eggs with 20% mortality rate. The main component for cricket breeding are breed stock and feed. Breed stock was obtained from breeder and the environment. The parent stock were obtained from the environment has good body resistence. Feed, especially vegetable were obtained from the surrounding environment around the house. Papaya and cassava tree can be found easily in Kelurahan Rangkapanjaya Baru. The cricket’s farming was well accepted by the community. The existence of cricket’s farming can reduce the unemployment in Kelurahan Rangkapanjaya Baru and cricket’s farming doesn’t has any negative impact to the environment. Business potency from cricket’s farming can be seen from the farmer’s income and market potency. The income of farmers received from cricket’s farming were Rp.9.837.705 per year and the economic of scale is 58 box. The biggest cost spent for labor cost as much as 61,09% from total cost. Cricket’s revenue is much to Rp.33.738.435 per year. R/C ratio of cricket’s farming were 1,41. Market potency seen by the trend of cricket’s demand used time series analysis. The result of forecasting of cricket’s demand using equation: Y = 397.646,41 + 15.749,49X – 820,27X2 + 22,04X3 showing cricket’s demand had tendency to increase in the future.
Keywords: crickets breeding, potency, income, trend
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Januari 1983 di Tangerang. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Bangun Siregar dan Ibu Yosita Harahap.
Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1995 di SDN VI Tangerang. Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1998 di SMPN 1 Tangerang dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2001 di SMAN 2 Tangerang.
Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) pada tahun 2001.
Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP) Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam dengan karunia dan rahmat-Nya yang senantiasa memberikan nikmat dan curahan keagungan-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Potensi Pengembangan Usaha Ternak Jangkrik (Studi Kasus di Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok)” yang disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Secara umum skripsi ini menjelaskan tentang usaha ternak jangkrik mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai usaha yang menguntungkan. Selain itu, dalam skripsi ini ditunjukkan pendapatan yang diperoleh peternak dan trend permintaan jangkrik pada masa yang akan datang. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca.
Bogor, Oktober 2005
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ... i ABSTRACT... iii LEMBAR PENGESAHAN ... iv RIWAYAT HIDUP ... v KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi PENDAHULUAN... 1
Latar Belakang... 1
Perumusan Masalah ... 2 Tujuan Penelitian ... 3 Kegunaan Penelitian... 3 KERANGKA PEMIKIRAN ... 4 TINJAUAN PUSTAKA ... 6 Budidaya Jangkrik... 6 Potensi Jangkrik... 8Nilai Ekonomi Jangkrik... 9
Pengembangan Peternakan Jangkrik... 10
METODE... 11
Lokasi dan Waktu ... 11
Desain Penelitian ... 11
Data dan Instrumentasi... 11
Pengumpulan Data ... 12
Analisis Data... 12
Analisis Deskriptif ... 12
Analisis Pendapatan Usaha Ternak Jangkrik ... 12
Analisis R/C Ratio ... 13
Analisis Trend Permintaan ... 13
Definisi Istilah... 17
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN... 20
Gambaran Umum Usaha Ternak Jangkrik ... 20
Prasarana Pengembangbiakkan ... 20
Karakteristik Masyarakat... 24
Karakteristik Peternak ... 25
Karakteristik Usaha ... 26
Potensi Biologi Jangkrik... 26
Potensi Sumberdaya dan Lingkungan ... 27
Potensi Bisnis... 29
KESIMPULAN DAN SARAN... 36
UCAPAN TERIMA KASIH... 37
DAFTAR PUSTAKA... 38
LAMPIRAN... 40
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Konsep Analisis Pendapatan Usaha Ternak Jangkrik... 12
2. Rata-rata Jumlah Biaya dalam Usaha Ternak Jangkrik ... 31
3. Rata-rata Penerimaan, Biaya Varibel, Biaya Tetap, Biaya Total, Margin Kotor, Pendapatan Bersih dan R/C Ratio Peternak Jangkrik Per Tahun... 32
4. Data Penjualan Jangkrik Desember 2003-Mei 2005 (ekor/bulan)... 33
5. Hasil Tes Koefisien Penentu atau R2 Tes... 34
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Alur Dasar Kerangka Pemikiran Penelitian ... 5