40
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Desain PTK mengacu pada model Kemmis dan M.C. Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. (Susilo dalam Oktpyanto, 2009: ).
Adapun rincian alur dari penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan studi pendahuluan, hasilnya dipertimbangkan untuk kemudian menyusun rencana tindakan, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Demikian seterusnya hingga beberapa siklus sampai diperoleh data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan yang diajukan.
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Banyuhurip yang berlokasi di Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sekolah ini terdiri dari 11 ruangan, diantaranya: 5 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah dan 1 ruang guru, 1 kamar mandi guru, 1 kamar mandi siswa, 1 buah gudang, 1 ruang serba guna (UKS dan Ruang Guru), dan 1 rumah dinas. Tenaga pengajar di sekolah ini terdiri dari 12 orang guru.
Penelitian tentang penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi, penelitian tindakan kelas pada topik menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu
atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Banyhurip Kec. Lembang Kabupaten Bandung Barat dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2010.
B. SASARAN PENELITIAN
Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual/ Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis eksposisi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV sekolah dasar.
Alasan dipilihnya kelas IV menjadi subjek penelitian, adalah sebagai berikut: 1. Tercantum dalam KTSP, pokok bahasan menulis petunjuk melakukan sesuatu
atau tentang cara membuat sesuatu yang diberikan di kelas IV.
2. Pendekatan pembelajaran kontekstual/ Contextual Teaching and Learning (CTL) dirasa cocok digunakan di kelas IV yang memiliki tingkat berfikir yang mulai kritis terhadap lingkungan sekitarnya.
C. RENCANA TINDAKAN ATAU PROSEDUR PENELITIAN
Sesuai dengan metode penelitian yang dipakai, yaitu penelitian tindakan kelas. Prosedur yang akan ditempuh terdiri dari tiga siklus yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi dan refleksi. Siklus tersebut dilaksanakan dengan menganalisis perubahan yang ingin dicapai yaitu mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran kontekstual/ Contextual Teaching Learning (CTL).
Garis besar prosedur penelitian tindakan kelas melalui penerapan pembelajaran kontekstual/ Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis karangan eksposisi pada topik menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu di kelas IV sekolah dasar, dapat dilihat pada bagan 3. 1.
Prosedur penelitian pada bagan tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah, yaitu studi perbandingan sebelum melakukan tindakan
penelitian dilakukan. Hal ini dijadikan indikator dalam penyusunan tindakan. 2. Rumusan masalah, yaitu identifikasi kemudian dikonfirmasikan dengan hasil-hasil teoritis yang relevan, sehingga menghasil-hasilkan program pengembangan tindakan yang dipandang sesuai dengan situasi lokasi dimana tindakan akan dikembangkan.
a. Tahap penyusunan rencana tindakan, yaitu menyusun rencana tindakan dan penelitian yang hendak dilaksanakan di dalam pembelajaran tentang menulis cara membuat sesuatu dan menggunakan alat
b. Melaksanakan pengkajian tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta buku paket B. Indonesia kelas IV dan buku-buku penunjang lainnya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan serta melakukan pengkajian tentang pendekatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Menyusun rencana tahap-tahap pendekatan pembelajaran kontekstual/ Contextual Teaching and Learning (CTL), dan menyimpulkan guna mengetahui cara-cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran tersebut.
3. Tahap pelaksanaan, yaitu praktek pembelajaran yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya yang meliputi:
Pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modelling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan.
Praktek dilapangan dapat dijelaskan dengan contoh perencanaan pada salah satu bagian di RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada bagian langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dapat digambarkan secara umum sebagai berikut: a. Kegiatan Pendahuluan
(Questioning dan Inquiry)
1) Pengondisian kelas dan media pembelajaran
2) Memberikan motivasi untuk bersemangat terlibat dalam pembelajaran Learning by doing, learning with game dengan penyelidikan dan menugaskan untuk membuat yel-yel khusus dari tiap kelompok untuk lebih bersemangat dalam belajar.(Constructivism)
3) Guru memberikan apersepsi berkaitan dengan materi yang akan dibahas, dengan memberikan pertanyaan langsung untuk merangsang anak untuk mengemukakan apa yang pernah mereka alami , seperti:
1) Tadi pagi anak-anak sarapan apa?
2) Misal: anak menjawab sarapan nasi goreng. Siapa yang bisa membuat nasi goreng?
3) Apa saja bahan-bahannya dan bagaimana cara membuatnya? (minta beberapa anak yang dapat menjelaskan untuk memaparkannya di depan kelas). (Questioning)
2) Kegiatan Inti
(Learning Community, Modelling, Authentic Assessment, Inquiry, Contructivism, dan Questioning)
a) Guru memberikan pengantar mengenai menulis cara menggunakan alat dan membuat sesuatu (Constructivism)
b) Siswa menyimak dan merespons penjelasan guru.
c) Siswa diarahkan untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing yang telah dibuat pada pertemuan pertama untuk mendiskusikan masakan yang akan disajikan beserta menyiapkan karangan eksposisi mengenai bahan-bahan masakan tersebut dan cara pembuatannya (Learning Community, Inquiry dan Modelling)
d) Guru mengecek kesiapan siswa untuk melakukan praktek dengan bertanya apakah telah membawa peralatan dan bahan untuk praktek, kepada para siswa.
e) Guru memberikan arahan kepada siswa dalam melakukan praktek berupa memberikan petunjuk pengerjaan LKS (untuk menuliskan karangan eksposisi)
f) Setiap kelompok siswa diberikan LKS. (Authentic Assessment)
g) Siswa mengerjakan LKS secara berdiskusi di dalam kelompok masing-masing. (Inquiry)
h) Guru memberikan pengarahan dan bimbingan dan bertanya kepada siswa jika ada yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan tugas. (Questioning)
i) Siswa membuat kesimpulan sementara dengan mengisi lembar kerja siswa perkelompok dan anggota masing-masing kelompok mengkomunikasikannya. (Inquiry)
j) Kelompok-kelompok bergiliran mempresentasikan hasil praktek dan diskusi dalam kelompoknya didepan kelas diawali dengan melakukan yel-yel
k) Kelompok yang menjadi audien memberikan pertanyaan dan tanggapan terhadap presentasi kelompok yang sedang tampil secara bergiliran, ditekankan kepada hasil tulisannya. (Questioning)
l) Guru menanggapi presentasi siswa, meluruskan dan memberi informasi yang benar dalam penyampaian atau pun penulisan karangan eksposisi.
m) Guru meminta setiap tim untuk memberikan penilaian terhadap tim lain, dan memilih tim terbaik untuk kategori praktek dan pelaporan. (lebih ditekankan kepada hasil karangannya)
n) guru memberikan arahan agar hasil tugas dikumpulkan dalam satu map untuk penilaian portopolio. (Authentic Assessment)
3) Kegiatan Penutup
(Questioning, Reflection, Authentic Assessment)
a) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jika masih ada yang belum dipahami (Questioning)
b) Guru memberikan penguatan dan memberikan koreksi jika masih ada yang keliru. Selain itu juga memberikan komentar terhadap hasil kerja dan kerja sama tim
c) Guru bersama siswa melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan berupa membuat kesimpulan hasil belajar. (Reflection)
d) Guru memberi tugas rumah secara berkelompok berupa mencari dan mewawancarai karyawan pabrik cara membuat suatu produk di pabrik terdekat.
4. Observasi tindakan, yaitu pendokumentasian terhadap proses, pengaruh, cara tindakan, serta masalah-masalah baru yang mungkin timbul melalui lembar observasi. Hasil observasi dilakukan sebagai penyusunan program tindakan selanjutnya.
5. Refleksi, dilakukan untuk menentukan, mengkaji, dan merenungkan kembali informasi awal berkenaan dengan aktivitas yang tidak nampak dari pembelajaran menulis karangan eksposisi yang diselenggarakan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara penelitian dengan observer untuk melakukan revisi pada pelaksanaan .
Bagan 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Oktapyanto, 2009: 37)
RumusanMasalah
Identifikasi Masalah
Penyusunan Rencana Tindakan
Observasi
Penyusunan Rencana Tindakan
Observasi
Penyusunan Rencana Tindakan
Observasi
Rencana Tindakan Selanjutnya
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan Refleksi III RefleksiI Refleksi II SIKLUS I SIKLUSII SIKLUS III
D. DATA DAN CARA PENGAMBILANYA 1. Instrumen penelitian
Untuk memperoleh data penelitian ini, maka diperlukan instrumen penelitian sebagai berikut:
a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang peneliti buat untuk tiap siklus dan tiap tindakan terdapat satu RPP. Untuk membedakan tiap siklus dalam penelitian ini maka RPP dibuat berbeda-beda. Hal tersebut berfungsi untuk menggambarkan/ mendeskripsikan perencanaan pembelajaran CTL. RPP yang dibuat berdasarkan landasan teoritis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka dirancanglah RPP khusus dengan pendekatan CTL sebagai strategi untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi.
b. LKS (Lembar Kerja Siswa)
Salah satu bagian dari RPP adalah evaluasi pembelajaran. Untuk mengetahui proses hasil belajar siswa di kelas, salah satunya dibuatlah LKS khusus dengan menggunakan pembelajaran kontekstual, untuk memberikan pengalaman khusus kepada para siswa. LKS ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu dengan menggunakan pembelajaran kontekstual.
LKS yang dibuat tiap siklus hampir sama yakni lembar kerja kelompok untuk menuliskan karangan eksposisi yang dirumuskan secara berkelompok dan lembar kerja individu untuk menuliskan karangan ekposisi yang dirumuskan sendiri. c. Lembar Observasi
Observasi yang dilakukan dengan menggunakan evaluasi non-tes berupa lembar observasi. Lembar observasi tersebut berguna untuk menginvertarisasi data tentang sikap guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan kegiatan selama proses pembelajaran. Lembar observasi dilakukan pula untuk pengamatan yang bersifat umum ataupun terhadap hasil belajar siswa selama pembelajaran menulis cara menggunakan alat dan membuat sesuatu melalui pembelajaran kontekstual. Lembar observasi yang disediakan dapat dilihat pada tabel 3. 1, tabel 3.2 dan tabel 3. 3.
Tabel 3. 1
Observasi Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus ke-
Hari/Tanggal : Pengamat :
NO. KELOMPOK/
NAMA SISWA HAL YANG DIAMATI KURANG CUKUP
BAIK
Minat siswa dalam belajar
Aktivitas siswa dalam
mengajukan pendapat atau pertanyaan
Memperhatikan penjelasan guru
Siswa mau bekerja sama atau diskusi
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
Perilaku yang tidak sesuai dengan PBM
Observer,
Tabel 3. 2
Observasi Aktivitas Guru
Pertemuan ke- : Hari/tanggal : Pokok Bahasan :
Pengamat :
NO.
HAL YANG DIAMATI YA TIDAK
1. Kemampuan membuka pelajaran
Menarik perhatian siswa Menimbulkan motivasi
Memberi acuan bahan belajar yang akan disajikan
Membuat kaitan bahan belajar yang lama dengan yang baru
2. Sikap peneliti dalam proses pembelajaran
Kejelasan suara
Antusiasme penampilan/mimic
3. Proses pembelajaran
Kesesuaian metode dengan pokok bahasan
Kejelasan dalam menerangkan dan memberikan contoh Antusiasme dalam menanggapi dan menggunakan respon Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
4. Kemampuan menggunakan media
Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan jenis media Ketepatan saat penggunaan
Keterampilan dalam pengoperasian
Membantu meningkatkan proses pembelajaran
5. Evaluasi
Menggunakan penilaian tertulis
6. Kemampuan menutup pelajaran
Meninjau kembali
Memberikan kesempatan bertanya Menginformasikan bahan berikutnya
Komentar mengenai aktivitas guru :
Observer,
Tabel 3. 3
Observasi Komponen-Komponen CTL Siklus ke-
Hari/tanggal :
Pengamat :
NO. KOMPONEN-KOMPONEN CTL ADA TIDAK
1. Konstruktivisme (contruktivism)
Guru membuat strategi pembelajaran yang membuat: Siswa bekerja (pembelajaran berfokus pada siswa) Siswa aktif mengerjakan sesuatu
Siswa menampilkan sesuatu
2. Menemukan/inquiri
Siswa menemukan sendiri pemahaman tentang langkah-langkah menulis eksposisi
3. Bertanya/questioning
Antara siswa dengan siswa Antara siswa dengan guru Antara guru dan siswa
4. Masyarakat belajar (learning community)
Siswa membentuk kelompok belajar Siswa berdiskusi
5. Pemodelan (Modelling)
Guru memperlihatkan contoh karangan ekposisi Guru mendatangkan narasumber
6. Refleksi (reflection)
Guru meluangkan waktu di akhir pembelajaran untuk mengetahui kesan siswa terhadap pembelajaran
7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)
Karya siswa Catatan lapangan
Observer,
Ada pun skala penilaian karangan ekpsosisi dapat dilihat pada tabel 3. 4
Tabel 3. 4
Skala Penilaian Karangan Eksposisi
Komponen yang dinilai Skala Nilai Bobot Skor
1 2 3 4 5 1. Bahasa karangan a. Struktur bahasa b. Ejaan c. Diksi 1 1 1 2. Isi karangan a. Kesesuaian isi-tema b. Pengembangan isi c. Jenis karangan d. Kualitas isi 3 2 3 3 3. Teknik karangan a. Strukur karangan b. Pengembangan paragraf c. Hubungan antarparagraf 2 2 2 Jumlah ∑
Arti skala nilai
1 =Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik
5 = Sangat baik
Deskripsi skala penilaian karangan eksposisi siswa (Mulyati dalam Herlianawati: 2005, ) adalah sebagai berikut
Bahasa karangan a) Struktur Bahasa
5 = Struktur bahasa yang digunakan tertib dan bervariasi 4 = Struktur bahasa yang digunakan tertib dan tidak bervariasi
3 = Ada sedikit kesalahan struktur bahasa yang disebabkan oleh kekeliruan penulisan
2 = Banyak terdapat kesalahan struktur bahasa sehingga mencerminkan kurangnya penguasaan struktur bahasa
1 = Banyak sekali terdapat kesalahan struktur bahasa karena tidak menguasai struktur bahasa
b) Ejaan
5 = Tidak terdapat kesalahan ejaan (sempurna) 4 =Terdapat sedikit kesalahan ejaan
3 = Terdapat kesalahan yang bersifat konstan
2 =Banyak terdapat kesalahan ejaan dan bersifat konstan
1 = Banyak sekali kesalahan ejaan yang mencerminkan ketidaktahuan dan ketidakpedulian
c) Diksi
5 = Penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks dan bervariasi
4 = Penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks namun tidak bervariasi 3 =Penggunaan kata/istilah kurang tepat, tetapi tidak mengganggu
pemahaman
2 = Penggunaan kata/istilah tidak tepat dan mengganggu pemahaman
1 =Banyak kata/istilah yang tidak tepat dan penggunaannya tidak sesuai dengan konteks
Isi Karangan
5 = Seluruh karangan sesuai dengan tema
4 = Isi karangan sesuai dengan tema walaupun ada hal-hal yang tidak perlu dimasukkan ke dalam karangan
3 = Sebagian isi karangan tidak ada hubungannya dengan tema 2 = Banyak sekali isi karangan yang tidak sesuai dengan tema 1 = Hampir semua isi karangan menyimpang dari tema b) Pengembangan Isi
5 = Isi karangan sangat lengkap karena tema karangan dikembangkan secara maksimal
4 = Pengembangan tema kurang maksimal tetapi ada hal-hal yang dianggap perlu berdasarkan tema
3 = Isi karangan agak kurang tetapi masih dapat diterima 2 = Banyak yang seharusnya ada tetapi tidak ada
1 = Tidak ada pengembangan isi karangan c) Jenis Karangan
5 =Karangan betul-betul memenuhi segala syarat jenis karangan eksposisi baik teknik maupun gaya bahasa
4 = Hanya ada sedikit kekurangcocokkan yang begitu berarti
3 = Walaupun ada banyak penyimpangan, secara keseluruhan karangan masih bisa dikatakan sebagai jenis karangan eksposisi
2 = Lebih banyak kesan bahwa karangan bukan dari jenis karangan eksposisi 1 = Karangan sama sekali bukan jenis karangan eksposisi
5 = Isi karangan betul-betul berbobot
4 = Isi karangan bagus meskipun kurang berbobot
3 = Isi karangan cukup bagus meskipun ada hal-hal yang kurang tepat 2 = Isi karangan dangkal dan tidak berbobot
1 = Isi karangan sangat dangkal Teknik Karangan
a) Struktur Karangan
5 = Urutan karangan sangat teratur terdapat bagian pendahuluan, isi dan penutup
4 = Karangan sudah ditata dengan baik ada pendahuluan, isi, dan penutup namun urutan isi sedikit kacau
3 = Karangan sudah ditata dengan baik hanya tidak ada penutup 2 = Susunan karangan agak kacau
1 = Karangan tidak lengkap dan susunannya tidak menentu b) Pengembangan Paragraf
5 = Semua paragraf memenuhi kriteria dan lengkap 4 = Ada beberapa paragraf kurang dikembangkan
3 =Jumlah paragraf yang dikembangkan hampir sama dengan jumlah paragraf yang tidak dikembangkan
2 = Hampir semua paragraf kurang dikembangkan
1 = Selain tidak dikembangkan, paragraf tidak memenuhi syarat c) Hubungan Antarparagraf
5 =Paragraf berikutnya merupakan kelanjutan paragraf sebelumnya dengan kata penghubung yang tepat sehingga karangan berkembang dengan harmonis dan enak dibaca
4 =Hubungan antarparagraf sudah baik, hanya terganggu oleh kata penghubung yang tidak diperlukan
3 =Ada beberapa paragraf yang tidak ada hubungannya dengan paragraf berikutnya
2 = Banyak paragraf yang tidak saling berhubungan
1 = Semua paragraf dalam karangan tidak saling berhubungan
Kemudian nilai yang sudah didapatkan siswa untuk setiap karya dikategorikan dengan menggunakan sistem PAP (Penilaian Acuan Patokan) yang diadaptasi dari Burhan Nurgiantoro dalam Herlianawati, yaitu PAP skala 5 sebagai berikut Tabel 3. 5 PAP skala 5 Nilai Kategori 91 ≤ A ≤ 100 Baik sekali 76 ≤ B ≤ 90 Baik 56 ≤ C ≤ 75 Cukup 41 ≤ D ≤ 55 Kurang 0 ≤ E ≤ 40 Kurang Sekali
d. Kamera
Kamera digunakan sebagai pendokumentasian dalam penelitian ini. Selain itu berguna untuk memperjelas data penelitian berupa foto. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang terkumpul dan jika data penelitian terlupakan dan tetinggal saat proses penganalisisan dapat teringatkan. Hal-hal mengenai pengambilan gambar dilakukan tiap pelaksanaan siklus.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa, hingga hasilnya dapat dijadikan bahan untuk dianalisis. Data dalam penelitian ini memberikan gambaran mengenai aktivitas siswa dan ketuntasan belajarnya setelah mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berdasarkan data dari observasi dan hasil evaluasi siswa.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk menganalisis aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran menulis karangan eksposisi dalam topik menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu. Hasil evaluasi siswa atau karya berupa karangan eksposisi siswa diberikan setiap akhir pembelajaran yang kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis ekspoisisi siswa.
E. ANALISIS DATA
Pada dasarnya dasar pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian yang berlangsung secara terus menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Seiddel (Moleong dalam Susanti, 2008: 67) mengungkapkan bahwa proses analisis data terdiri dari memberikan kode pada hasil catatan lapangan agar sumber data dapat ditelusuri, mengumpulkan, memilah-milah data, mengklasifikasikan dan mensitesiskannya serta mencari, menemukan pola dan membuat temuan-temuan umum. Peneliti akan memaparkan secara rinci kegiatan analisis data sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data dimulai dengan membuat ringkasan atau rangkuman dari setiap data yang diperoleh dari lapangan agar mudah dipahami. Keseluruhan rangkuman data yang berupa hasil observasi dan analisis karangan siswa mengenai pembelajaran menulis eksposisi dengan pembelajaran kontekstual dikelompokkan berdasarkan kategori dari permasalahan yang diteliti.
Peneliti memilah-milah data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan karangan siswa kemudiaan memisahkan dan merangkumnya sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data yang diperoleh adalah mengenai peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi selama mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual.
Data yang sudah ditata tersebut kemudian dipilah-pilah lagi. Sementara data yang tidak relevan dengan aspek yang diteliti tidak digunakan.
2. Display Data
Untuk memudahkan dalam membaca data yang diperoleh, data yang telah direduksi tersebut, disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada setiap aspek peningkatan kemampuan menulis eksposisi siswa yang diteliti. Kemampuan anak yang telah diperoleh tersebut, diklasifikasikan dan dideskripsikan untuk mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan dalam penelitian.
3. Validasi Data
Untuk menjaga hasil validitas dan objektifitas hasil penelitian ini, penafsiran data dan pengambilan kesimpulan dilakukan uji validitas. Hopkis mengungkapkan, bahwa ada beberapa uji validitas yang dapat dilakukan dengan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
a) Member-Check, yaitu memeriksa kembali kebenaran dan keshahihan data hasil temuan yang diperoleh dari sumber data, yakni guru, rekan sejawat pada setiap akhir pelaksanaan tindakan untuk menemukan kebenaran data.
b) Audit Trail, yaitu memeriksa kembali kesalahan dalam metode dan prosedur yang digunakan peneliti dalam mengambil kesimpulan. Peneliti mendiskusikan tahap ini dengan teman sejawat yang memiliki wawasan tentang pembelajaran menulis eksposisi di sekolah dasar, seperti dengan teman SI PGSD dan dosen pembimbing skripsi.
c) Expert Opinion, pada tahap ini dilakukan pengecekkan data atau informasi temuan penelitian kepada para ahli yang professional dalam bidang pembelajaran menulis karangan eksposisi. Seperti dengan dosen pembimbing dan juga dosen-dosen keminatan Bahasa Indonesia.