• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 (UNAUDITED) DENGAN ANGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 (UNAUDITED) DENGAN ANGKA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

(UNAUDITED)

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31

DESEMBER 2013 (AUDITED)

(2)
(3)

Daftar Isi

Halaman

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian……… 1-2

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian..……….. 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ...………. 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian ……… 5

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ……….. 6-39

(4)

Catatan 30 September 2014 31 Desember 2013

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 5. 270.335.197 341.737.699

Piutang usaha - pihak ketiga setelah dikurangi

cadangan penurunan nilai sebesar Rp.

43.601.233.-pada 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 6. 1.774.166.412 1.029.230.023 Piutang lain-lain setelah dikurangi

cadangan penurunan nilai sebesar Rp.2.637.468.248.-pada 30 September 2014 dan Rp.

2.347.060.011.-pada 31 Desember 2013 7. 3.229.219.977 3.616.680.427

Persediaan 8. 1.608.834.340 1.637.227.618

Uang muka pembelian 77.078.454 77.078.454

Biaya dibayar dimuka 2.342.502.187 1.714.634.997

Jumlah Aset Lancar 9.302.136.567 8.416.589.218

ASET TIDAK LANCAR

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 25.835.817.751,- pada 30 September 2014 dan

Rp. 28.600.161.832,- pada 31 Desember 2013 9 19.352.084.410 24.117.152.529 Piutang koperasi karyawan setelah dikurangi

cadangan penurunan nilai sebesar Rp. 129.319.909

pada 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 10. 129,319.910 129.319.910

Aset pajak tangguhan - neto 25. 8.011.499.008 6.982.139.888

Jumlah Aset Tidak Lancar 27.492.903.328 31.228.612.327

JUMLAH ASET 36.795.039.895 39.645.201.545

Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.

(5)

31 Desember 2013

/ 31 Desember 2012 /

Catatan 30 September 2014 31 Desember 2013

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha - pihak ketiga 12. 3.632.880.997 2.031.505.808

Utang lain-lain: Pihak berelasi 13, 28. 208.050.000 208.050.000 Pihak ketiga 13. 1.193.464.495 394.518.769 Utang pajak 14, 25. 781.149.066 515.351.424 Beban akrual 15. 1.767.174.203 1.132.718.077 Surat promes 16. - 27.426.287.178 Utang bank 17. 1.498.662.780 1.498.662.780

Bagian lancar atas liabilitas jangka panjang:

Utang bank 18. - 1.826.000.000

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 9.081.381.541 35.033.094.036

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas imbalan pasca kerja 27. 2.386.277.284 2.737.614.035

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.386.277.284 2.737.614.035

EKUITAS

- Modal saham

Nilai nominal Rp. 500.- per saham seri A dan Rp. 100.-Per saham seri B

- Modal dasar – 2.839.670.008 saham per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013

- Modal ditempatkan dan disetor penuh - 40.082.498 saham Seri A dan 615.583.704 saham seri B per 30 September

2014 dan per 31 Desember 2013 19. 81.599.619.400 81.599.619.400

Tambahan modal disetor - neto 20a. (5.387.393.156) (5.387.,393.156)

Tambahan modal disetor lainnya 20b. 30.070.021.006

-Defisit (80.938.134.717) (74.301.943.947)

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik

entitas induk 25.344.112.533 1.910.282.297

Kepentingan nonpengendali 21. (16.731.463) (35.788.823)

Jumlah Ekuitas 25.327.381.070 1.874.493.474

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 36.795.039.895 39.645.201.545

Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.

(6)

Catatan 30 September 2014 30 September 2013 PENDAPATAN USAHA 22. 9.111.073.042 10.249.865.120 BEBAN LANGSUNG 23. 9.035.862.841 9.970.249.057 LABA KOTOR 75.210.201 276.616.063 Beban usaha 24. (4.651.444.696) (5.341.098.850) Pendapatan keuangan 1.041.388 810.575 Selisih kurs (23.147.739) (23.976.314) Beban keuangan (244.697.341) (22.975.916)

Beban penurunan nilai piutang (290.408.237) (33.244.406)

Laba (rugi) pelepasan aset tetap (1.836.883.727) 104.722.379

Lain-lain - neto (405.299.048) 707.959.472

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (7.375.629.199) (4.331.186.997)

BEBAN PAJAK 25.

Pajak kini (270.863.332)

-Pajak tangguhan 1.029.359.121 54.017.856

Jumlah Penghasilan (Beban) Pajak 758.495.789 54.017.856

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN (6.617.133.410) (4.277.169.141)

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -

-JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (6.617.133.410) (4.277.169.141)

JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

- Pemilik entitas induk (6.636.190.770) (4.320.525.149)

- Kepentingan nonpengendali 19.057.360 43.356.008

Jumlah Rugi Komprehensif (6.617.133.410) (4.277.169.141)

RUGI PER SAHAM 26.

- Dasar (10,09) (6,52)

- Dilusian (10,09) (6,52)

Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dara laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.

(7)

Diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal Ditempatkan dan Tambahan modal Tambahan modal Diatribusikan kepada Disetor Penuh disetor disetor lainnya Saldo laba Jumlah

Kepentingan

Nonpengendali Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo 1 Januari 2013 81.599.619.400 (5.387.393.156) - (66.563.465.577) 9.648.760.667 158.816.876 9.807.577.543

Jumlah laba (rugi) komprehensif 2013 - - - (4.320.525.149) (4.320.525.149) 43.356.008 (4.277.169.141)

Saldo per 30 September 2013 81.599.619.400 (5.387.393.156) - (70.883.990.726) 5.328.235.518 202.172.884 5.530.408.402

Saldo 31 Desember 2013 81.599.619.400 (5.387.393.156) - (74.301.943.947) 1.910.282.297 (35.788.823) 1.874.493.474

Tambahan Modal disetor lainnya - - 30.070.021.006 - 30.070.021.006 - 30.070.021.006 Jumlah laba (rugi) komprehensif 2014 - - - (6.636.190.770) (6.636.190.770) 19.057.360 (6.617.133.410)

Saldo 30 September 2014 81.599.619.400 (5.387.393.156) 30.070.021.006 (80.938.134.717) 25.344.112.533 (16.731.463) 25.327.381.070

(8)

30 September 2014 30 September 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 10.176.395.298 9.827.599.133

Pembayaran kas kepada pemasok karyawan

dan pengemudi (10.507.528.888) (12.584.494.197)

Kas yang digunakan dari aktivitas operasi (331.133.590) (2.756.895.064)

Pembayaran beban keuangan (244.697.341) (22.975.916)

Penerimaan dari pendapatan keuangan dan lain-lain (427.405.399) 1.794.039.440 Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Operasi (1.003.236.330) (985.831.540)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (589.900.000) (13.920.000)

Pelepasan aset tetap 704.000.000 975.650.000

Kas Bersih Diperoleh dari ktivits investsi 114.100.000 961.730.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penurunan utang bank dan pinjaman

jangka panjang - bersih (1.826.000.000) (15.000.000)

Penerimaan wesel bayar 2.643.733.828

-Kas Bersih Diperoleh Dari ktivits pendnn 817.733.828 (15.000.000)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

SETARA KAS (71.402.502) (39.101.540)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 341.737.699 381.926.538

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 270.335.197 342.824.998

Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.

(9)

1. U M U M

a. Pendirian dan informasi umum

PT. Zebra Nusantara Tbk (Perseroan) didirikan dengan nama PT. Zebra dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 46 dari Soetjipto, S.H., notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-6527.HT.01.01.TH.87 tanggal 12 Oktober 1987 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 51 tanggal 24 Juni 1988, Tambahan No. 607. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 48 tanggal 17 Juni 2011 dari Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, S.H., notaris di Jakarta mengenai penerimaan pemberitahuan perubahan Data Perseroan PT. Zebra Nusantara Tbk. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam Database Sistem Administrasi Badan Hukum dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Perusahaan berdomisili di Surabaya, Jawa Timur dengan daerah pengoperasian di Surabaya. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Jl. Raya Jemursari No.78 , Surabaya.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan terutama adalah di bidang angkutan taksi dan jasa lainnya yang serupa. Perusahaan mengoperasikan taksi “Zebra” dan menyewakan limousine di Surabaya. Perseroan memulai usaha komersialnya pada tahun 1987. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 Perseroan memiliki 85 unit taksi dan 121 unit taksi. Jumlah karyawan Perseroan rata-rata 62 dan 105 karyawan untuk 30 September 2014 dan 31 Desember 2013.

Susunan pengurus Perseroan pada tanggal 30 September 2014 adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama Jopie Widjaja

Komisaris Independen Edwin Henawan Soekawati, SH

Direktur Utama Independen Drs. H Mulyadi, MM

Direktur Jeremia Kaban

Susunan pengurus Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama Independen Drs. H Mulyadi, MM

Komisaris Edwin Henawan Soekawati, SH

Direktur Utama Jeremia Kaban

Direktur Irawati Handojo

Susunan komite audit Perseroan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :

30 Sepember 2014 31 Desember 2013

Ketua Edwin Henawan Soekawati, SH Drs. H Mulyadi, MM

Anggota Teddy Noersetiadi, SE, Ak, Mak Teddy Noersetiadi, SE, Ak, Mak Victorianus Krisnantoro Victorianus Krisnantoro

(10)

1. U M U M (lanjutan)

b. Entitas Anak

Berdasarkan akta No. 4 tanggal 19 Agustus 2003 dari Ny. Fachria S.H., notaris di Surabaya, efektif pada tanggal 1 Agustus 2003 Perseroan membeli 96% atau sebanyak 200 saham PT Surabaya Artautama Bersama (SAB) dari M. Ismail Sarif (pemegang saham) (Catatan 9). Entitas Anak berdomisili di Surabaya, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang angkutan dan jasa lainnya yang serupa dan memulai operasi komersial pada tahun 1996. Entitas Anak ini mengoperasikan taksi “Garuda” dan pada tanggal 30 September 2014 Entitas Anak memiliki 50 unit taksi dengan jumlah aset sebesar Rp. 4.982.998.093,-.

Berdasarkan akta No. 10 tanggal 5 Agustus 2005 dari Edi Priyono S.H., notaris di Jakarta. PT. Zebra Energi menerbitkan 250 lembar saham. Perseroan membeli 99% atau sebanyak 249 saham PT. Zebra Energi. Selanjutnya berdasarkan akta No. 2 tanggal 1 Juli 2010 yang dibuat oleh Notaris Nurmawan Hari Wismono, SH, M. KN. Entitas Anak meningkatkan modal disetor dari semula 250 lembar menjadi 647 lembar. Perseroan berdomisili di Surabaya, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa lainnya. Entitas anak ini pada tahun 2008 mulai beroperasi dengan total aset per 30 September 2104 sebesar Rp. 4.334.163.525,-..

Berdasarkan akta No. 34 tanggal 12 September 2008 dari Edi Priyono S.H. notaris di Jakarta, Perseroan mendirikan PT. Zebra International Dry Port dengan komposisi saham sebesar 75% atau sebanyak 938 saham PT. Zebra Nusantara Tbk dan 25% atau sebanyak 312 saham Himawan Kertonugroho

.

PT. Zebra International Dry Port berdomisili di Jakarta Selatan dan bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa lainnya. Entitas anak ini belum melakukan kegiatan operasional, dengan jumlah aset Entitas Anak sebesar Rp.0,- pada tahun 2013. (catatan 11)

Spin off

Dalam tahun 2010 Perseroan telah melakukan spin off atas asset station pengisian Bahan bakar Gas (BBG) ke PT Zebra Energi (entitas anak). Penyerahan asset ini diakui sebagai penambahan investasi pada Entitas anak sebanyak 397 lembar saham atau setara dengan Rp. 397.000.000. Penambahan ini mengakibatkan kepemilikan saham Perseroan pada anak meningkat dari sebesar 99,60% menjadi 99,84%.

Nilai asset Perseroan yang diserahkan adalah sebagai berikut:

Jumlah / Amount

Rp

Harga Perolehan

16.382.176.051

Akumulasi Penyusutan

(15.985.176.051)

Nilai Buku

397.000.000

Pemisahan ini (spin off) telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham berdasarkan akta RUPS No.01 Tanggal 1 Juli 2010 dengan notaries Nurmawan Hari Wismono,SH,M.KN.

(11)

1. U M U M (lanjutan)

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 25 Juli 1991, Perseroan telah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sesuai dengan suratnya No. S.1136/PM/1991 untuk melakukan penawaran umum atas 7.315.900 saham kepada masyarakat. Pada tanggal 13 Juni 1991 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Pada tanggal 16 Januari 2001, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Penawaran Umum Terbatas I) untuk maksimum 541.113.723 saham biasa seri B dan maksimum 86.967.705 waran seri I. Setiap pemegang 2 lembar saham seri A yang tercatat pada tanggal 16 Januari 2001 mempunyai hak untuk membeli 27 lembar saham baru seri B dengan harga Rp 100 per lembar (atau dengan harga Rp 2.700 per paket). Untuk setiap pembelian kelipatan 56 lembar saham seri B, pembeli akan menerima 9 waran seri I secara cuma-cuma. Periode pelaksanaan waran dimulai dari tanggal 20 Juli 2001 sampai dengan 25 Januari 2006. pemegang waran mempunyai hak beli 1(satu) saham seri B untuk setiap untuk setiap waran yang dimiliki, pada harga pelaksanaannya yang sebesar Rp 100 setiap saham.

Pada tanggal 30 September 2014 seluruh saham yang beredar adalah 40.082.498 lembar seri A dan 615.583.704 lembar seri B .

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

a. Standar yang berlaku pada tahun berjalan

Dalam tahun berjalan Perseroan dan entitas anak telah menerapkan standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013.

Berikut ini standar baru yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian :  PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Standar revisi ini memberikan ruang lingkup lebih sempit yang hanya mencakup transaksi kombinasi bisnis dimana standar sebelumnya mencakup transaksi tertentu antara entitas yang berada di bawah pengendalian yang sama yang belum tentu merupakan kombinasi bisnis. Standar revisi ini mengacu pada PSAK 22, Kombinasi Bisnis dalam menentukan apa yang merupakan pengertian bisnis.

(12)

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN NTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) (lanjutan)

aset dan liabilitas yang diperoleh dalam kombinasi bisnis dicatat oleh pengakuisisi sebesar jumlah tercatatnya. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis yang sebelumnya dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (SINTRES) di ekuitas sekarang disajikan sebagai bagian dari Tambahan Modal Disetor.

Standar sebelumnya mengharuskan SINTRES diakui dalam laba rugi ketika hilangnya sepengendalian atau pelepasan aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lain ke pihak lain yang tidak sepengendali. Di dalam standar revisi, selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah aset neto yang diperoleh akan selalu tetap disajikan sebagai Tambahan Modal Disetor pengakuisisi dan tidak akan diakui ke laba rugi.

Standar revisi ini diterapkan secara prospektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013. Pada saat penerapan awal, saldo SINTRES disajikan sebagai bagian dari Tambahan Modal Disetor.

b. Standar telah diterbitkan tapi belum diterapkan

Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan Perbaikan Tahunan atas PSAK 60, Instrumen Keuangan : Pengungkapan

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi, serta pencabutan standar berikut yang relevan terhadap kegiatan operasi Perseroan, adalah :

- ISAK 27 : Pengalihan Aset dari Pelanggan

- ISAK 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas - PSAK No.1 (revisi 2013) : Penyajian Laporan Keuangan

- PSAK No. 4 (revisi 2013) : Laporan Keuangan Tersendiri - PSAK No.15 (revisi 2013) : Investasi pada Entitas Asosisasi - PSAK No.24 (revisi 2013) : Imbalan Kerja

- PSAK No.65 (revisi 2013) : Laporan Keuangan Konsolidasian - PSAK No.66 : Pengaturan Bersama

- PSAK No.67 : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas lain - PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun

(13)

4. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing – masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

c. Dasar Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perseroan dan entitas yang dikendalikan oleh Perseroan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perseroan memiliki hak untuk mengatur kebijakan operasi dan keuangan suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.

Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.

Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perseroan.

Seluruh transaksi antar Perusahaan, saldo penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.

Kepentingan non-pengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Efektif 1 Januari 2011, kepentingan non-pengendali pemegang saham pada awalnya boleh diukur pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan kepentingan non-pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dibuat pada saat akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan non-pengendali adalah jumlah kepentingan pengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan non-pengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan non-pengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Kepentingan non-pengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan non-pengendali pemegang saham awalnya diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi pemilikan kepentingan non-pengendali dari nilai wajar aset neto yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dilakukan pada akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan non-pengendali adalah jumlah kepentingan non-pengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan non-pengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan non-pengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit.

(14)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perseroan dan entitas anak pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Ketika Perseroan kehilangan pengendalian atas entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui didalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan nonpengendali. Ketika aset dari entitas anak dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai wajar dan akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas, jumlah yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif.

lainnya dan akumulasi ekuitas dicatat seolah-olah Perseroan telah melepas secara langsung aset yang relevan (yaitu direklasifikasi ke laba rugi atau ditransfer langsung ke saldo laba sebagaimana ditentukan oleh PSAK yang berlaku).Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, jika sesuai, biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas.

d. Kombinasi Bisnis

Akuisisi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Perseroan, liabilitas yang diakui oleh Perseroan kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Perseroan dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi pada saat terjadinya.

Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai dengan standar yang relevan.

Kepentingan non pengendali diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.

Bila imbalan yang dialihkan oleh Perseroan dalam suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan kontinjen (contingent consideration arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan termasuk sebagai bagian dari imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis. Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran

disesuaikan secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait terhadap goodwill. Penyesuaian periode pengukuran adalah penyesuaian yang berasal dari informasi tambahan yang diperoleh selama periode pengukuran (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal akuisisi) tentang fakta-fakta dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi..

Bila imbalan yang dialihkan oleh Perseroan dalam suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan kontinjen (contingent consideration arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan termasuk sebagai

(15)

bagian dari imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis. Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran

disesuaikan secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait terhadap goodwill. Penyesuaian periode pengukuran adalah penyesuaian yang berasal dari informasi tambahan yang diperoleh selama periode pengukuran (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal akuisisi) tentang fakta-fakta dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi.

Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang tidak memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran tergantung pada bagaimana imbalan kontinjen tersebut diklasifikasikan. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali pada tanggal sesudah tanggal pelaporan dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai asset atau liabilitas diukur setelah tanggal pelaporan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan dengan mengakui keuntungan atau kerugian terkait dalam laba rugi atau dalam pendapatan komprehensif lain (OCI).

Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, kepemilikan terdahulu Perseroan atas pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau kerugian nya, jika ada, diakui dalam laba rugi. Jumlah yang berasal dari kepemilikan sebelum tanggal akuisisi yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi dimana perlakuan tersebut akan sesuai jika kepemilikannya dilepas/dijual.

Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Perseroan melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui , untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.

e. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perseroanan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsionalnya). Transaksi – transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

f. Transaksi Pihak – pihak Berelasi

Pihak – pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perseroan (entitas pelapor) :

a.) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut :

1) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor 2) Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor, atau

3) Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk pelapor

b.) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :

1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lainnya).

2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau kelompok usaha yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(16)

3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut , maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak – pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.

g. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaanya.

h. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain

Penyisihan piutang ragu-ragu, dihitung berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih.

i. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata – rata tertimbang.

j. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Aset Tetap – Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administrative dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Tahun

Bangunan 20

Stasiun pengisian bahan bakar gas 10 Kendaraan usaha dan kantor 5 Peralatan bengkel dan komunikasi 3 Perabot dan peralatan kantor 3

(17)

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadimya. Biaya – biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki asset tetap dicatat sebagai biaya perolehan asset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan asset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan asset dapat diukur secara andal.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing – masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

I. Provisi

Provisi diakui ketika Perseroan memiliki kewajiban (baik bersifat hokum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perseroan diharuskan menyelesaikan liabilitas dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi liabilitasnya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan liabilitas kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.

Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesai provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai asset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.

m. Goodwill

Goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal diperolehnya pengendalian (tanggal akuisisi). Goodwill diukur sebagai selisih dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada) atas jumlah selisih bersih dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi.

Jika setelah penilaian kembali, kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada nilai wajar aset bersih yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi melebihi dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada), selisihnya diakui segera dalam laba atau rugi sebagai pembelian dengan diskon.

Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill dialokasikan pada setiap unit penghasil kas dari Perusahan dan entitas anak yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan, dan ketika terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai. Jika jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai dialokasikan pertamam untuk mengurangi jumlah tercatat aset atas setiap goodwill yang dialokasikan pada unit dan selanjutnya ke aset lainnya dari unit dibagi prorata atas dasar jumlah tercatat setiap aset dalam unit tersebut. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.

Pada pelepasan entitas anak, jumlah yang dapat diatribusikan dari goodwill termasuk dalam penentuan laba atau rugi atas pelepasan.

(18)

n. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Kecuali Goodwill

Pada setiap periode pelaporan, Perseroan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasibahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perseroan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset nonkeuangan (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.

o. Aset tak berwujud – Hak Atas Tanah

Biaya legal pengurusan hak atas tanah pada saat perolehan tanah tersebut diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah aset tetap dan properti investasi.

Biaya pembaruan atau pengurusan perpanjangan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi selama periode hak atas tanah sebagaimana tercantum dalam kontrak atau umur ekonomis aset, mana yang lebih pendek.

p. Utang Usaha

Utang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

q. Pinjaman

Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi atau konstruksi aset kualifikasian(“qualifying asset”),dikapitalisasi hingga aset tersebut selesai secara substansial.

Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah periode pelaporan.

r. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi sewa neto Perusahaan dan entitas anak. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor.

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

(19)

Sebagai Lessee

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan entitas anak yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan didalam neraca sebagai kewajiban sewa pembiayaan.

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (staight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban didalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakuisebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

s. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan taksi

Pendapatan dari kegiatan operasi taksi diakui berdasarkan jumlah setoran harian pengemudi yang ditetapkan dalam perjanjian.

Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :

 Perseroan telah memindahkan risiko dan manfaat secara signifikan kepemilikan barang kepada pembeli;

 Perseroan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

Kemungkinan besar manfaat ekonomis yang terkait dengan transaksi akan mengalir kepada Perseroan tersebut; dan

Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksipenjualan tersebut dapat diukur dengan andal.

Beban

Beban diakui pada saat terjadinya

t. Imbalan Kerja

Perseroan memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Perseroan juga membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang -Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Perseroan menghitung selisih antara imbalan yang diterima karyawan berdasarkan undang-undang yang berlaku dengan manfaat yang diterima dari program pensiun untuk pensiun normal.

(20)

keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut (pendekatan koridor). Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalantersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai lialibitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui.

u. Pajak Penghasilan

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di negara di mana Perseroan beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perseroan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat ipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan etika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perseroan yang berbeda bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba rugi atau yang timbul dari akuntansi awal atau kombinasi bisnis. Dalam kasus kombinasi bisnis, pengaruh pajak termasuk dalam akuntansi kombinasi bisnis.

(21)

v. Laba Per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

w. Informasi Segmen

Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perseroan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas :

a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang manamemperoleh pendapatan dan menimbulkan beban(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b) yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular olehpengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c) dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap wilayah operasi.

x. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 60 (Revisi 2011)

Efektif hingga 31 Desember 2013, Perseroan belum menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No. 55 (Revisi 2012), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

4 PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perseroan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode dimana estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.

(22)

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari penyajian estimasi yang diatur di bawah ini.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat asset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

i. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Perseroan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan dalam Catatan 3.

ii. Penurunan nilai set non keuangan

Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Entitas dan Entitas Anak.

iii. Rugi Penurunan dari Nilai Pinjaman yang diberikan dan piutang

Perseroan menilai penurunan nilai pinjaman dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Nilai tercatat nilai pinjaman dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 6, 7, dan 10.

iv. Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan

Perseroan membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Perseroan. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 8.

(23)

v. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis dan Nilai Sisa Aset Tetap

Masa manfaat dan nilai sisa setiap aset tetap Perseroan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat dan nilai sisa setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

Perubahan masa manfaat dan nilai sisa aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui.

Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 9.

vi. Provisi pajak

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan maupun pajak lainnya atas transaksi tertentu. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perseroan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan digunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Perseroan membuat analisa terhadap semua posisi pajak yang terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui.

Perseroan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14 dan 25.

vii. Aset pajak tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 25.

viii. Imbalan Pasca Kerja

Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perseroan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perseroan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan.

(24)

5. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan bank terdiri dari:

30 September 2014 31 Desember 2013 Rp Rp Kas 6.719.270 15.075.130 Bank Rupiah : PT. Bank Muamalat 82.160.317 1.000.000

PT. Bank Mandiri (Pesero) Tbk 44.785.376 194.692.732

PT. Bank Jatim 8.224.067 9.969.067

PT. Bank BNI (Pesero) Tbk 1.626.554 50.504.356

PT. Bank Mandiri Syariah - 6.405.677

136.796.314 262.571.832

Mata uang asing :

PT. Bank Mandiri (Pesero) Tbk 126.819.613 64.090.737

126.819.613 64.090.737

Jumlah 270.335.197 341.737.699

6. PIUTANG USAHA – PIHAK KETIGA

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Piutang usaha 1.817.767.645 1.072.831.256

Cadangan penurunan nilai (43.601.233) (43.601.233)

Jumlah 1.774.166.412 1.029.230.023

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Piutang usaha-pihak ketiga:

PT. Hartono Energi Semesta 505.947.679

-PT. Artho Gas 382.981.822 449.979.058

Yoyok (Perorangan) 225.239.157

-PT. Mandiri Anugerah Energi 205.692.944

-PT. Artha Anugrah Energi 127.730.682 103.075.570

PT.Global Mitra Mahameru' - 249.786.922

PT. Profilia - 123.192.245

Lain-lain (dibawah Rp.100.000.000.-) 370.175.361 146.797.461

Dikurangi cadangan penurunan nilai (43.601.233) (43.601.233)

(25)

6. PIUTANG USAHA –PIHAK KETIGA (lanjutan)

Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari) sebagai berikut:

30 September 2014 31 Desember 2013

Jatuh tempo : Rp Rp

1 - 30 hari 1.434.785.823 1.072.831.256

31 - 60 hari 382.981.822

-cadangan penurunan nilai (43.601.233) (43.601.233)

Jumlah 1.774.166.412 1.029.230.023

Mutasi cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut ;

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Saldo awal 43.601.233

-Pencadangan penurunan nilai - 43.601.233

Jumlah 43.601.233 43.601.233

Dalam menentukan pemulihan dan cadangan penurunan nilai piutang usaha, manajemen perseroan mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas kredit dari piutang usaha.

___________________________________________________________________________________________

7. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Pengemudi 5.852.883.225 5.956.521.438 Karyawan 12.000.000 5.414.000 Lain-lain 1.805.000 1.805.000 Cadangan penurunan nilai (2.637.468.248) (2.347.060.011)

Jumlah 3.229.219.977 3.616.680.427

Piutang kepada karyawan dan koperasi karyawan terutama timbul dari pemberian pinjaman, sedangkan piutang pengemudi berasal dari kekurangan setor pendapatan operasional taxi. Piutang ini tidak dibebani bunga dan pembayarannya akan diperhitungkan melalui pemotongan gaji untuk piutang karyawan dan penyerahan hasil pendapatan operasional taxi oleh pengemudi.

(26)

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Saldo awal 2.347.060.011 2.026.079.791 Pencadangan tahun berjalan 290.408.237 320.980.220

Saldo akhir 2.637.468.248 2.347.060.011

Dalam menentukan pemulihan dan cadangan penurunan nilai piutang usaha, manajemen perseroan mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas kredit dari piutang usaha.

8. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari:

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Bahan bakar gas 850.120.069 894.863.230 Suku cadang 758.714.271 742.364.388

Jumlah 1.608.834.340 1.637.227.618

Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan akan dapat direalisasikan, sehingga tidak dilakukan pencadangan penurunan nilai persediaan. Pada tanggal 30 September 2014 seluruh persediaan tidak diasuransikan terhadap resiko kebakaran dan resiko lainnya, karena manajemen berpendapat bahwa resikonya tidak signifikan serta perputarannya cepat.

9. ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari:

2014

1 Januari 2014 Penambahan Pengurangan 30 September 2014

Rp Rp Rp Rp

Harga Perolehan

Aset tetap non armada transportasi

Tanah 1.779.594.898 - - 1.779.594.898 Bangunan 2.048.483.759 - - 2.048.483.759 Stasiun pengisian BBG 16.987.176.051 - - 16.987.176.051 Kendaraan kantor 837.113.320 - - 837.113.320 Peralatan bengkel 2.034.031.548 - - 2.034.031.548 Peralatan komunikasi 1.971.971.250 - - 1.971.971.250 Perabot dan peralatan kantor 2.873.234.994 - - 2.873.234.994 Aset tetap armada transportasi

Kendaraan usaha 24.185.708.541 589.900.000 8.119.312.200 16.656.296.341

(27)

Akumulasi Penyusutan

Aset tetap non armada transportasi

Bangunan 827.141.598 76.818.141 - 903.959.739 Stasiun pengisian BBG 16.228.426.057 97.499.999 - 16.325.926.056

Kendaraan kantor 837.113.320 - - 837.113.320

Peralatan bengkel 1.957.710.911 2.195.154 - 1.959.906.065 Peralatan komunikasi 677.716.061 - - 677.716.061 Perabot dan peralatan kantor 2.855.701.180 7.588.709 - 2.863.289.889 Aset tetap armada transportasi

Kendaraan usaha 5.216.352.705 2.629.982.389 5.578.428.473 2.267.906.621

Jumlah 28.600.161.832 2.814.084.392 5.578.428.473 25.835.817.751 Nilai Buku 24.117.152.529 19.352.084.410

2013

1 Januari 2013 Penambahan Pengurangan 31 Desember 2013

Rp Rp Rp

Harga Perolehan

Aset tetap non armada transportasi

Tanah 1.779.594.898 - - 1.779.594.898 Bangunan 2.048.483.759 - - 2.048.483.759 Stasiun pengisian BBG 16.382.176.051 605.000.000 - 16.987.176.051 Kendaraan kantor 1.161.113.320 - 324.000.000 837.113.320 Peralatan bengkel 2.034.031.548 - - 2.034.031.548 Peralatan komunikasi 1.971.971.250 - - 1.971.971.250 Perabot dan peralatan kantor 2.859.314.994 13.920.000 - 2.873.234.994 Aset tetap armada transportasi

Kendaraan usaha 86.372.996.325 619.429.250 62.806.717.034 24.185.708.541

Jumlah 114.609.682.145 1.238.349.250 63.130.717.034 52.717.314.361

Akumulasi Penyusutan

Aset tetap non armada transportasi

Bangunan 724.717.410 102.424.188 - 827.141.598 Stasiun pengisian BBG 16.158.926.056 69.500.001 - 16.228.426.057 Kendaraan kantor 1.060.014.320 44.265.667 267.166.667 837.113.320 Peralatan bengkel 1.954.784.034 2.926.877 - 1.957.710.911 Peralatan komunikasi 677.716.061 - - 677.716.061 Perabot dan peralatan kantor 2.837.586.274 18.114.906 - 2.855.701.180 Aset tetap armada transportasi

Kendaraan usaha 62.323.035.608 4.920.623.792 62.027.306.695 5.216.352.705

Jumlah 85.736.779.763 5.157.855.431 62.294.473.362 28.600.161.832 Nilai Buku 28.872.902.382 24.117.152.529

Perseroan melakukan penjualan aset tetap sebesar nilai buku bersih Rp.2.540.883.727.- dan Rp. 836.243.672,- masing-masing pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013.

(28)

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Penjualan neto 704.000.000 1.490.150.000 Nilai buku bersih 2.540.883.727 836.243.672

Laba (rugi) pelepasan aset (1.836.883.727) 653.906.328

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :

30 September 2014 31 Desember 2013

Beban langsung 2.727.482.388 4.993.050.670 Beban usaha 86.602.004 164.804.761

Beban penyusutan 2.814.084.392 5.157.855.431

Perseroan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Surabaya dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2014 dan 2026. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai. Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas utang bank ( catatan 17 dan 18).

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, Perseroan tidak mengasuransikan aset tetap. Perseroan juga tidak menghitung penurunan nilai aset tetapnya.

10. PIUTANG KOPERASI KARYAWAN

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Piutang Koperasi karyawan 258.639.819 258.639.819 Penyisihan kerugian piutang (129.319.909) (129.319.909)

Jumlah 129.319.910 129.319.910

Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

11. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Biaya pra operasi - 1.328.400.270 penurunan nilai - (1.328.400.270)

(29)

-PT. Zebra International Dry Port (Entitas anak)

Biaya pra operasi dari PT. Zebra International Dry Port (Entitas Anak) adalah biaya untuk perijinan dan instalasi Dry Port. Sampai dengan tanggal 30 September 2014, PT. Zebra International Dry Port belum melakukan operasi.

12. UTANG USAHA – PIHAK KETIGA

Akun ini merupakan kewajiban yang timbul atas pembelian suku cadang kepada pihak ketiga. Jumlah utang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut :

30 September 2014 31 Desember 2013 Rp Rp > 1-3 bulan 2.980.071.990 1.326.314.022 > 3-6 bulan 620.687.207 119.093.732 > 6 bulan - 1 tahun 31.121.800 586.098.054 Jumlah 3.632.880.997 2.031.505.808

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian suku cadang berkisar 90 sampai dengan 360 hari.

13. UTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari :

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Pihak yang berelasi

PT. Steady Safe Tbk 208.050.000 208.050.000 Jumlah 208.050.000 208.050.000 Pihak ketiga Edi Widarto 200.000.000 200.000.000 Jaminan pengemudi 62.411.500 63.901.500 Sparepart pengemudi 14.608.403 14.608.403 Dana cadangan kepemilikan 10.844.135 10.844.135 Tabungan pengemudi 953.341 953.341 Lain-lain 904.647.116 104.211.390

Jumlah 1.193.464.495 394.518.769

(30)

14. UTANG PAJAK

Akun ini terdiri dari :

30 September 2014 31 Desember 2013 Rp Rp Pasal 29 356.379.827 85.516.495 Pasal 21 327.804.190 332.869.880 Pasal 23 56.088.092 56.088.092 Pasal 25 33.876.957 33.876.957 Pasal 4 (2) 7.000.000 7.000.000 Jumlah 781.149.066 515.351.424

Utang pajak Pasal 25 sebesar Rp. 33.876.957,- merupakan saldo atas PPh 25 yang terhutang di tahun 2004.

15. BEBAN AKRUAL

Akun ini terdiri dari:

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

Gaji dan kesejahteraan karyawan 403.570.607 524.191.572 Pajak bumi dan bangunan 77.021.078 77.021.078

Bunga - 168.797.499

Lain-lain 1.286.582.518 362.707.928

Jumlah 1.767.174.203 1.132.718.077

16. SURAT PROMES

Perseroan mempunyai utang dalam bentuk surat promes atas unjuk tanpa bunga dan jaminan sebesar Rp.0.- pada tanggal 30 September 2014 dan tanggal 31 Desember 2013 kepada Joseph Clower (pihak ketiga) dengan rincian surat promes sebagai berikut :

31 Desember 2013

No Nomor Tanggal Valuta Tanggal Jatuh Tempo Nilai Nominal

1. ZN-01/PN/I/13 02 Januari 2013 31 Desember 2013 23.983.269.164

2. ZN-02/PN/IV/13 14 April 2013 13 April 2014 1.434.355.175

3. ZN-03/PN/X/13 21 Otober 2013 20 Oktober 2014 2.008.662.839

Jumlah 27.426.287.178

(31)

Berdasarkan perjanjian jual beli piutang tanggal 18 Juni 2014 antara Christopher Joseph Clower dengan PT Infiniti Wahana telah terjadi perubahan hak tagih sebesar Rp. 30.070.021.006 kepada Perseroan.

30 Juni 2014

No Nomor Tanggal Valuta Tanggal Jatuh Tempo Nilai Nominal 1. ZN-01/PN/I/14 02 Januari 2014 31 Desember 2014 23.983.269.164 2. ZN-02/PN/IV/14 14 April 2014 13 April 2015 1.434.355.175 3. ZN-03/PN/X/13 21 Otober 2013 20 Oktober 2014 2.008.662.839 4. ZN-04/PN/IV/14 21 April 2014 20 April 2015 306.378.000 5. ZN-05/PN/VI/I4 30 Mei 2014 29 Mei 2015 50.000.000 6. ZN-06/PN/VI/14 03 Juni 2014 02 Juni 2015 2.287.355.828

Jumlah 30.070.021.006

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 30 September 2014, telah disetujui bahwa Surat Promes sebesar Rp. 30.070.021.006.- telah dikonversi menjadi saham atau Debt to Equity Swap melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa hak Memesan Efek Terdahulu (HMETD) sebanyak 200.466.807 lembar saham seri B kepada PT Infiniti Wahana dengan nilai transaksi Rp. 150.- per lembar. Sampai saat ini Perseroan sedang melakukan proses pendaftaran ke Bursa Efek Indonesia (BEI) atas penambahan modal tersebut dan Perseroan masih menunggu terbitnya SK Menkehham atas akta RUPSLB No.60 tanggal 30 September 2014 oleh Edi Priyono SH, notaris Jakarta.

17. UTANG BANK

Akun ini merupakan utang pada PT. Bank Victoria International Tbk, terinci sebagai berikut:

30 September 2014 31 Desember 2013

Rp Rp

PT. Bank Victoria International, Tbk

Rupiah - Maksimum Kredit Rp 1.500.000.000,- 1.498.662.780 1.498.662.780

Jumlah 1.498.662.780 1.498.662.780

PT Bank Victoria International Tbk

Entitas anak mendapatkan fasilitas kredit pinjaman rekening koran dari PT Bank Victoria International Tbk, dengan jumlah Rp. 1.500.000.000.-. Berdasarkan perjanjian kredit Akta Notaris Suwarni Sukiman, SH nomor 70 tanggal 15 Maret 2011, tingkat bunga yang dikenakan adalah 11% efektif dengan jangka waktu 12 bulan atau 1 tahun terhitung sejak tanggal 16 Maret 2011 – 16 Maret 2012. Fasilitas ini dijamin dengan sebidang tanah hak guna bangunan yang terletak di dalam Propinsi Jawa Timur, Kotamadya Surabaya , Kecamatan Sukomanunggal, Kelurahan Tanjungsari, setempat dikenal sebagai Tanjungsari Mas Nomor 1, sesuai sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1836.

Berdasarkan Surat Persetujuan Perpanjangan Kredir Nomor : 016/OL/CCD-VIC/IV/12 tanggal 02 April 2012. Perseroan memperoleh persetujuan perpanjangan fasilitas Kredit Modal Kerja dari PT. Bank Victoria International Tbk dengan jumlah Rp. 1.500.000.000.-. Tingkat bunga yang dikenakan adalah 12 % efektif dengan jangka waktu 12 bulan atau 1 tahun terhitung sejak tanggal 16 Maret 2012 – 16 Maret 2013. Fasilitas ini di jamin dengan sebidang tanah hak guna bangunan yang terletak di dalam Propinsi Jawa Timur, Kotamadya Surabaya, Kecamatan Sukomanunggal, Kelurahan Tanjungsari, setempat dikenal sebagai Tanjungsari Mas Nomor 1, sesuai sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1836 dan sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor. 72/Berbek, Luas : 2.330 m2, yang terletak di jalan Berbek Industri nomor 7, terdaftar atas nama : Perseroan Terbatas Zebra Nusantara berkedudukan di Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Plang atau penan!a 1alan merupakan sarana untuk memberi tahu arah !an tempat Plang atau penan!a 1alan merupakan sarana untuk memberi tahu arah !an tempat aparat setempat kepa!a

merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan teman sejawat dan. satu guru Bahasa Indonesia di sekolah

Disimpulkan bahwa respons peternak terhadap teknologi IB semen cair pada kedua agroekologi dataran medium-tinngi dan rendah menunjukkan respons positif dengan ditunjukkan

Gambar 9 merupakan grafik uji kekerasan spesimen H2 menggunakan arus 350 A dan kecepatan 33 cm/mindan Kekerasan pada daerah weld metal cenderung naik hingga jarak indentasi 1,2

Para mitra lain memberikan dukungan tidak langsung untuk membantu perempuan terlibat dengan sektor swasta, dengan memberikan pelatihan untuk (a) meningkatkan keterampilan

Menurut Kasmir (2008:25) “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

Subyek penelitian ini adalah kelompok remas dan kelompok preman kampung yang merupakan informan terpenting yang dianggap mampu memberikan informasi yang sesuai dengan

Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada   pada molekul mRNA menjadi