• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dwi Rahayu 1, Utiya Azizah 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dwi Rahayu 1, Utiya Azizah 2."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

B - 41

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF BERBASIS KOMPUTER

DENGAN KOMBINASI PERMAINAN “WHO WANTS TO BE A CHEMIST” PADA

MATERI POKOK STRUKTUR ATOM UNTUK KELAS X SMA RSBI

THE DEVELOPMENT OF COGNITIVE ASSESSMENT INSTRUMENT BASED ON

COMPUTER COMBINED TO “WHO WANTS TO BE A CHEMIST” GAME IN

ATOMIC STRUCTURE FOR INTERNATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL GRADE X

Dwi Rahayu

1

,

Utiya Azizah

2 1,2

Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

e-mail:

dwi.r08@gmail.com

Abstrak -

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian kognitif berbasis

komputer dengan kombinasi permainan “

Who Wants To Be A Chemist

”. Uji kelayakan instrumen

penilaian kognitif ini didasarkan pada komponen kesesuaian format penilaian dan kualitas

tampilan instrumen. Design pengembangan instrumen penilaian ini mengikuti

Four-D model

namun hanya sampai tahap

develop.

Penilaian dilakukan oleh guru Kimia dan siswa kelas X

RSBI. Data penilaian dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan memberikan paparan

tentang instrumen penilaian kognitif berbasis komputer dalam bentuk persentase. Instrumen

penilaian ini dikatakan layak jika persentase penilaian dari kedua komponen oleh penilai baik dari

guru Kimia maupun siswa mencapai

≥61%. Berdasarkan anlisis dan pembahasan, dapat

disimpulkan bahwa Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis Komputer Dengan Kombinasi

Permainan “

Who Wants To Be A Chemist

” Pada Materi Pokok Struktur Atom Untuk Rintisan

SMA BI yang dikembangkan, ditinjau dari komponen kesesuaian format instrumen daan kualitas

tampilan instrumen telah memenuhi syarat kelayakan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian

oleh guru Kimia ditinjau dari kesesuaian format instrumen penilaian sebesar 95,45% dan ditinjau

dari kualitas instrumen penilaian sebesar 90,00% sedangkan hasil penilaian oleh siswa ditinjau

dari kesesuaian format instrumen penilaian diperoleh sebesar 93,33% dan kualitas instrumen

penilaian sebesar 91,11%.

Abstract- This research has purpose to developing cognitive assesment instrumen based on the

computer combined to “Who Wants To Be A Chemist” game. The feasibility of assesment

instrument based on the compatibility form and the quality of assessment instrument. This

development use Four-D model but just until develop step only. The evaluation of this instrument

is done by chemistry teacher and student at international senior high school grade X. The

research data is analyzed with quantitative-description by giving the explanation about the

evaluation of assessment instrument based on computer in percentage. This instrument become

reasonable if the evaluation percentage both of component from teacher and student is reach

61%. Based on the result of analysis and investigation, can be conclude that cognitive

asssessment instrument based on computer combined to “Who Wants To Be A Chemist” in

atomic structure at international senior high school which is developed based on compatibility of

assessment instrument form and the quality of assessment instrument can be used in learning

process because has completed the requisite. This is shown by the evaluation percentage of

assessment instrument form by teacher is about 95,45% and the quality of assessment instrument

is about 90,00% and the evaluation percentage of assessment instrument form by student is about

93,33% and the quality of assessment instrument is about 91,11%.

Kata kunci: pengembangan, instrumen penilaian kognitif berbasis komputer, permainan “Who Wants To Be A Chemist”, kelayakan.

Key words: development, cognitive assessment instrument based on computer, “Who Wants To Be A Chemist” game, feasibility.

(2)

B - 42

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu upaya

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang

beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan dan

mampu dalam berteknologi demi mewujudkan

masyarakat Indonesia yang maju, makmur dan

sejahtera menurut Pancasila dan UUD 1945.

Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin

luas sistem pendidikan di Indonesia harus

mampu bersaing di tingkat nasional dan global.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah perlu

mengembangkan

terobosan-terobosan

baru

dalam pendidikan, salah satunya yakni dengan

menyelenggarakan

program

pengembangan

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Penyelenggaraan

RSBI

ini

merupakan

implementasi dari Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 50 ayat 3 yang menyatakan bahwa

“Pemerintah

dan/atau

Pemerintah

Daerah

menyelenggarakan

sekurang-kurangnya

satu

satuan

pendidikan

pada

semua

jenjang

pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan

pendidikan yang bertaraf internasional”.

Salah satu kegiatan pokok dalam

pendidikan di sekolah yang juga merupakan

salah satu tugas utama guru dalam proses

pembelajaran adalah mengadakan penilaian hasil

belajar siswa. Penilaian dapat digunakan sebagai

alat ukur untuk guru dan siswa dalam kaitannya

dengan analisis tingkat keberhasilan proses

pembelajaran. Peran penting penilaian untuk

guru adalah penilaian dapat dijadikan acuan

dalam mencapai tujuan pembelajaran sekaligus

dapat memberikan masukan tentang kondisi

peserta didik sedangkan untuk siswa penilaian

adalah

untuk

mengetahui

sejauh

mana

kemampuannya dalam mengikuti pelajaran. Oleh

karena itu guru perlu menyusun suatu perangkat

penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur

ketuntasan hasil belajar siswa yang dilihat dari

pencapaian indikator hasil belajar dan tujuan

pembelajaran khusus yang dicapai siswa.

Perangkat

penilaian

yang

demikian pada

akhirnya dapat dijadikan sebagai acuan guru

dalam pengambilan keputusan yang tepat

terhadap siswa. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Drs. Mujianto selaku guru kimia di SMA

Negeri 2 Nganjuk pada tanggal 4 Oktober 2010

menyatakan bahwa karena memang program

RSBI di SMA Negeri 2 Nganjuk baru berjalan di

tahun pertama maka kebutuhan mendesak untuk

saat ini adalah media pembelajaran dan

instrumen penilaian berbahasa Inggris untuk

menunjang kelancaran proses pembelajaran.

Kendala utama dalam pembuatan instrumen

penilaian adalah kendala bahasa terutama untuk

materi-materi Kimia yang sifatnya bacaan seperti

materi Struktur Atom. Instrumen penilaian yang

dibutuhkan adalah instrumen penilaian berbahasa

Inggris yang memiliki sistematika bahasa yang

baik dan benar dalam konteks Ilmu pengetahuan

serta instrumen penilaian berbasis komputer yang

dapat mempermudah proses analisis hasil belajar.

Dalam melakukan penilaian tidak menutup

kemungkinan

untuk

terjadinya

kesalahan.

Menurut Arikunto (2003:16-17), salah satu ciri

dalam penilaian pendidikan adalah bahwa

penilaian pendidikan itu sering terjadi

kesalahan-kasalahan. Adapun sumber kesalahan tersebut

ada beberapa faktor

,

antara lain: alat ukurnya dan

orang yang melakukan penilaian. Untuk sumber

kesalahan yang pertama dapat diminimalisir

dengan pembuatan instrumen penilaian dengan

soal yang valid dan reliabel. Sedangkan untuk

sumber kesalahan yang kedua sering dipengaruhi

oleh subyektivitas dan kesalahan menjumlahkan

angka hasil penilaian, hal ini dapat diminimalisir

dengan

suatu

program

penilaian

bebasis

komputer yang secara otomatis dapat mengolah

dan menghitung skor hasil belajar siswa.

Pada dasarnya sistem penilaian yang

dilakukan oleh SMA Bertaraf Internasional tetap

mengacu pada rambu-rambu yang dikeluarkan

oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

namun sebagai sekolah rintisan internasional

maka SMA BI harus melakukan pengembangan

sistem penilaian yang bersifat memperkaya,

memperluas, dan bervariatif untuk mencapai

standar penilaian yang berlaku di dunia

pendidikan bertaraf internasional. Ada tiga hal

pokok yang harus diperhatikan dalam sistem

penilaian yang merupakan penilaian pada SMA

BI, yaitu:

1.

Input penilaian seperti instrumen penilaian,

acuan

atau

kriteria

penilaian,

standar

pencapaian ketuntasan kompetensi, bahan

atau materi yang dinilai (cakupan atau

keadaan), dan fasilitas sumber daya penilaian.

2.

Proses penilaian yang bertaraf internasional.

(3)

B - 43

3.

Kriteria hasil pendidikan yang minimal sama

atau setara dengan standar dari

sekolah-sekolah yang telah bertaraf internasional.

Berdasarkan uraian di atas peneliti

berinisiatif

untuk

melakukan

penelitian

pengembangan

suatu

instrumen

penilaian

berbasis komputer dengan Kombinasi Permainan

Who Wants to be A Chemist

Pada Materi Pokok

Struktur Atom untuk Kelas X Rintisan Sekolah

Menengah Atas Bertaraf Internasional” yang

dapat memberikan kemudahan bagi guru untuk

melakukan penilaian dan memberikan rasa

senang pada siswa pada saat melakukan tes.

METODE PENELITIAN

Desain

pengembangan

instrumen

penilaian kogintif berbasis komputer dengan

kombinasi permainan

Who Wants to be A

Chemist

pada materi pokok Struktur Atom untuk

kelas X Rintisan Sekolah Menengah Atas

Bertaraf Internasional ini mengacu pada desain

pengembangan perangkat pembelajaran 4-D

Model yaitu

Define, Design, Develop,

dan

Disseminate.

Karena penelitian ini hanya status

ujicoba maka tahap keempat tidak dilakukan.

Data angket penilaian guru dianalisis

secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk

persentase. Persentase dari data yang diperoleh

berdasarkan perhitungan skor skala likert:

Tabel 1: Skala Likert

Kriteria Nilai/Skor Sangat baik

Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik

4 3 2 1 0

(Riduwan, 2005:15)

Data hasil lembar penilaian ini dianalisis

dengan menggunakan rumus persentase:

=

100%

(Riduwan, 2005:15)

Dengan :

K : persentase penilaian

F : jumlah jawaban responden

N : skor tertinggi dalam angket

I : jumlah pertanyaan dalam angket

R : jumlah responden

Hasil perhitungan persentase data lembar

penilaian untuk guru Kimia diinterpretasikan ke

dalam kriteria pada tabel berikut:

Tabel 2: Interpretasi Skor Penilaian oleh

Guru Kimia

Skor rata-rata (%) Kriteria Responden 0-20 Sangat lemah 21-40 Lemah 41-60 Cukup 61-80 Kuat 81-100 Sangat kuat

(Modifikasi skala Likert dalam Riduwan: 2005)

Berdasarkan kriteria tersebut, instrumen

penilaian kognitif berbasis komputer dengan

kombinasi permainan

Who

Wants to be A

Chemist

dikatakan layak apabila rata-rata

pesentase dari semua aspek dalam angket sebesar

≥ 61% dengan kriteria kuat dan sangat kuat.

Data angket penilaian siswa juga

dianalisis secara deskriptif kuantitatif dalam

bentuk persentase. Persentase dari data yang

diperoleh berdasarkan perhitungan skor skala

Guttman:

Tabel 3: Skor Skala Guttman

Jawaban Nilai/skor Ya Tidak 1 0

(Riduwan, 2005:15)

Untuk menghitung persentase dari tiap

aspek penilain, rumus yang digunakan adalah:

=

100%

dengan:

K : persentase penilaian

F : jumlah jawaban responden

N : skor tertinggi dalam angket

I : jumlah pertanyaan dalam angket

R : jumlah responden

Hasil perhitungan persentase data lembar

penilaian untuk siswa diinterpretasikan ke dalam

kriteria pada tabel berikut:

(4)

B - 44

Tabel 4: Interpretasi Skor Penilaian oleh

Siswa

Skor rata-rata (%) Kriteria Responden 0-20 Sangat lemah 21-40 Lemah 41-60 Cukup 61-80 Kuat 81-100 Sangat kuat

(Modifikasi skala Likert dalam

Riduwan: 2005)

Berdasarkan kriteria tersebut, instrumen

penilaian kognitif berbasis komputer dengan

kombinasi permainan

Who Wants to be A

Chemist

dikatakan layak apabila rata-rata

pesentase dari semua aspek dalam angket sebesar

≥ 61 % dengan kriteria kuat dan sangat kuat.

Analisis

data

instrumen

penilaian

kognitif berupa jawaban siswa digunakan untuk

mengetahui karakteristik dari setiap butir soal

1.

Analisis data daya pembeda soal untuk siswa

Data ini dianalisis untuk mengetahui daya

beda

yang

dilihat

dari

nilai

indeks

diskriminasi setiap butir soal, rumus yang

digunakan adalah:

=

=

(Arikunto, 2003:213)

Dengan :

D

: Daya pembeda

J

A

: banyaknya peserta kelompok atas

J

B

: banyaknya peserta kelompok bawah

B

A

: banyaknya peserta kelompok atas yang

menjawab benar soal itu

B

B

: banyaknya peserta kelompok bawah

yang menjawab benar soal itu

P

A

: proporsi peserta kelompok atas yang

menjawab benar

P

B

: proporsi peserta kelompok bawah yang

menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda berdasarkan

nilai indeks diskriminasinya:

Tabel 5: Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Klasifikasi 0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00 Negatif Jelek Cukup Baik Baik sekali Tidak baik, sebaiknya

dibuang

2.

Analisis data tingkat kesukaran butir soal

untuk siswa

Data ini dianalisis untuk mengetahui tingkat

kesukaran butir soal, rumus yang digunakan

adalah:

=

(Arikunto, 2003:208)

Dengan :

P

: indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal

itu dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria penafsiran indeks kesukaran

butir tes :

Tabel 6: Kriteria Penafsiran Indeks

Kesukaran

Indeks Kesukaran (%) Kriteria Penafsiran 0-15 16-30 31-70 71-85 86-100 Sangat sukar Sukar Sedang Mudah Sangat mudah, sebaiknya dibuang

3.

Analisis data keefektifan option butir soal

untuk siswa

Data ini dianalisis untuk mengetahui option

butir soal berfungsi, baik sebagai pengecoh

(distraktor)

maupun

kunci

jawaban.

Keefektifan tiap option soal dapat dilakukan

dengan menghitung berapa banyak siswa

yang

menilih

option

tersebut.

Untuk

menginterpretasikan keefektifan option dapat

digunakan kriteria sebagai berikut:

Ditinjau dari banyaknya pemilih, option

dinyatakan berfungsi jika:

a.

Untuk butir soal dengan lima option,

dipilih oleh > 3% dari semua peserta tes

pada kelompok atas dan kelompok bawah.

b.

Untuk butir soal dengan empat option,

dipilih oleh > 5% dari semua peserta tes

pada kelompok atas dan kelompok bawah.

4.

Analisis data validasi butir soal untuk siswa

Data ini dianalisis untuk mengetahui validitas

butir soal. Rumus yang digunakan adalah

korelasi

product moment

menggunakan angka

kasar sebagai berikut:

(5)

B - 45

= ∑ −(∑ )(∑ ) { ∑ −(∑ ) }{ ∑ −(∑ ) }

(Arikunto, 2003:72)

Dengan :

X

: skor item

Y

: skor total

N

: jumlah siswa

: jumlah skor item

: jumlah skor total

Kriteria interpretasi validitas butir tes :

Tabel 7: Kriteria Interpretasi validitas

Butir Tes

Validitas Interpretasi Validitas Item 0,80-1,00 0,60-0,80 0,40-0,60 0,20-0,40 0,00-0,20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

5.

Analisis

data

untuk

mencari

besarnya

reliabilitas

Analisis

data

untuk

mencari

besarnya

reliabilitas menggunakan metode

split-half

method

. Dalam menggunakan metode ini

pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan

diujicobakan satu kali. Metode belah dua

dibelah atas item-item awal dan item-item

akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor

awal dan separo nomor-nomor akhir yang

disebut dengan belahan awal-akhir. Rumus

yang digunakan adalah:

= ∑ −(∑ )(∑ )

{ ∑ −(∑ ) }{ ∑ −(∑ ) }

(Arikunto, 2003:93)

Dengan :

X

: skor item belahan awal

Y

: skor item belahan akhir

N

: jumlah siswa

: jumlah skor item belahan awal

: jumlah skor item belahan akhir

Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes,

digunakan rumus:

=

( )

(Arikunto, 2003:93)

Dengan :

: korelasi antara skor-skor setiap

belahan tes

: koefisien reliabilitas yang sudah

disesuaikan

Kriteria interpretasi reliabilitas butir item :

Tabel 8: Kriteria Interpretasi Reliabilitas

Butir Tes

Reliabilitas Interpretasi Reliabilitas Item ≤ 0,2 0,21-0,24 0,24-0,26 0,26-0,80 0,81-1,00 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Data lembar observasi aktivitas berupa

pertanyaan yang disampaikan siswa pada saat

menggunakan media dianalisis secara deskriptif

kualitatif

sehingga

diketahui

kekurangan

instrumen penilaian kognitif terkait dengan

format dan kualitas instrumen penilaian.

Data

yang

diperoleh

dari

lembar

observasi digunakan untuk mendukung data hasil

penilaian

oleh

siswa

terhadap

instrumen

penilaian kognitif berbasis komputer dengan

kombinasi permainan

Who Wants to be A

Chemist

di dalamnya. Untuk menghitung

persentase data observasi digunakan rumus:

= ℎ

ℎ ℎ 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini adalah tersedianya

instrumen penilaian kognitif berbasis komputer

pada dengan kombinasi permainan ”

Who Wants

To Be A Chemist

” pada materi pokok struktur

atom untuk kelas X RSBI. Berikut adalah hasil

analisis butir soal dan hasil penilaian dari guru

kimia dan siswa terhadap instrumen penilaian

kognitif berbasis komputer.

(6)

B - 46

Analisis butir tes meliputi tingkat

kesukaran, daya pembeda, keefektifan option,

validitas butir tes dan reliabilitas melalui uji coba

soal terhadap siswa kelas X. Hasil analisis butir

soal ditampilkan pada tabel 9 berikut:

Tabel 9: Hasil analisis butir soal

No. Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keefektifan Option Dipakai Tidak Dipakai a b c d e 1. 0,47 0,68 0,49 1 20 4 4 1 √ 2. 0,10 0,56 0,35 8 1 17 0 4 √ 3. 0,38 0,59 0,63 2 7 3 0 18 √ 4. 0,49 0,68 0,63 20 2 6 1 1 √ 5. 0,49 0,68 0,91 0 2 5 20 3 √ 6. 0,43 0,53 0,96 4 9 16 0 1 √ 7. 0,5 0,41 0,77 3 10 12 4 1 √ 8. 0,50 0,74 0,87 0 22 8 0 0 √ 9. 0,37 0,56 0,80 5 17 2 1 5 √ 10. 0,59 0,68 0,16 2 6 2 17 3 √ 11. 0,5 0,38 0,45 3 11 10 5 1 √ 12. 0,14 0,5 0,35 15 5 0 7 3 √ 13. 0,18 0,62 0,61 19 6 3 1 1 √ 14. 0,28 0,65 0,53 10 19 0 0 1 √ 15. 0,17 0,68 0,83 20 1 8 1 0 √ 16. 0,63 0,44 0,73 13 5 7 2 3 √ 17. 0,41 0,38 0,75 10 11 6 1 2 √ 18. 0,35 0,38 0,91 5 2 6 6 11 √ 19. 0,31 0,54 0,64 4 3 3 17 3 √ 20. 0,38 0,32 0,69 5 10 4 6 5 √ 21. 0,8 0,59 0,64 1 1 18 3 7 √ 22. 0,69 0,68 0,33 3 1 4 20 3 √ 23. 0,74 0,68 0,79 3 5 20 1 1 √ 24. 0,57 0,82 0,67 3 0 0 25 2 √ 25. 0,34 0,68 0,66 1 2 5 3 20 √ 26. 0,45 0,65 0,74 1 0 19 10 0 √ 27. 0,61 0,74 0,83 3 1 2 3 22 √ 28. 0,42 0,68 0,90 1 0 20 1 8 √ 29. 0,23 0,65 0,84 19 5 3 3 0 √ 30. 0,32 0,71 0,38 1 3 1 4 21 √ 31. 0,17 0,82 0,64 25 3 1 0 1 √ 32. 0,51 0,71 0,64 4 3 1 1 21 √ 33. 0,43 0,32 0,16 10 9 0 11 0 √ 34. 0,30 0,97 0,15 0 0 0 29 1 √ 35. 0,47 0,71 0,31 7 21 1 1 0 √ 36. 0,63 0,32 0,34 9 6 5 10 0 √ 37. 0,46 0,38 0,60 11 5 6 3 5 √ 38. 0,52 0,41 0,58 12 8 0 3 7 √ 39. 0,74 0,35 0,13 1 5 11 7 6 √ 40. 0,58 0,32 0,47 9 7 10 0 4 √ 41. 0,55 0,53 0,68 16 1 3 0 0 √ 42. 0,55 0,53 0,37 4 0 5 5 16 √ 43. 0,71 0,32 0,44 3 4 4 10 9 √ 44. 0,02 0,06 0,63 0 11 2 7 10 √ 45. 0,02 0,12 0,59 3 4 4 10 9 √ 46. 0,28 0,68 0,76 7 1 0 2 20

(7)

B - 47

No. Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keefektifan Option Dipakai Tidak Dipakai a b c d e 47. 0,44 0,44 0,82 3 3 0 13 6 √ 48. 0,61 0,44 0,68 4 2 1 13 5 √ 49. 0,36 0,74 0,44 5 22 1 2 0 √ 50. 0,47 0,68 0,41 2 20 3 1 4 √ 51. 0,47 0,47 0,85 4 1 14 8 3 √ 52. 0,03 0,26 0,32 2 10 8 5 5 √ 53. 0,19 0,68 0,26 5 20 2 2 1 √ 54. 0,68 0,5 0,09 7 15 8 0 0 √ 55. 0,7 0,53 0,44 16 0 8 4 2 √ 56. 0,79 0,5 0,68 15 7 3 4 1 √ 57. 0,08 0,76 0,68 23 1 0 0 6 √ 58. 0,64 0,62 0,62 4 19 5 2 0 √ 59. 0,86 0,71 0,74 7 21 1 1 0 √ 60. 0,86 0,71 0,5 4 1 2 2 21 √ 61. 0,69 0,79 0,88 1 1 24 4 0 √ 62. 0,83 0,53 0,70 0 0 16 1 3 √ 63. 0,55 0,5 0,57 15 11 0 0 4 √ 64. 0,72 0,16 0,77 6 0 5 7 12 √ 65. 0,71 0,55 0,76 2 3 5 16 4 √

Jumlah soal yang dipakai 60

Keterangan: angka yang dicetak tebal merupakan kunci jawaban setiap butir soal

Tabel 9 di atas merupakan hasil

rekapitulasi soal-soal yang digunakan dalam

instrumen. Soal-soal tersebut telah dilakukan

analisis butir soal yang meliputi tingkat

kesukaran, daya pembeda, keefektifan option dan

validitas butir soal.

Berdasarkan tabel di atas terdapat tiga

kelompok butir soal yaitu, kelompok butir soal

yang baik, kurang baik dan tidak baik. Kelompok

butir soal yang baik yaitu butir soal nomor 1, 3,

4, 5, 6, 9, 11, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

25, 26, 28, 29, 36, 37, 38, 40, 41,42, 43, 46, 47,

48, 50, 51, 55, 56, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, dan

65 akan digunakan dalam instrumen penilaian

kognitif sedangkan untuk soal yang kurang baik

yaitu butir soal nomor 2, 8, 12, 13, 15, 24, 27, 30,

31, 32, 35, 44, 45, 49, 52, 53 dan 57 akan

diperbaiki sehingga dapat digunakan dalam

instrumen penilaian. Butir soal yang kurang baik

yaitu butir soal nomor 10, 33, 34, 39 dan 54 akan

dibuang karena memiliki daya pembeda yang

jelek.

Hasil

dari

penilaian

guru

Kimia

dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berikut

adalah hasil dari penilaian guru Kimia.

Tabel 10: Hasil angket penilaian oleh guru Kimia

No. Aspek Penilaian Kelayakan

instrumen (%) Kriteria A. Format Instrumen

1. Sistematika tampilan identitas 100 Sangat kuat 2. Sistematika tampilan menu home 87,5 Sangat kuat 3. Sistematika menu Competence 100 Sangat kuat 4. Sistematika petunjuk pengerjaan tes

untuk siswa pada menu Home 75 Kuat

5. Sistematika tampilan soal dan waktu

pengerjaan soal pada menu Examination 100 Sangat kuat

6. Sistematika tampilan Quiz Result pada

menu Admin 100 Sangat kuat

7. Sistematika tampilan Question Bank

(8)

B - 48

No. Aspek Penilaian Kelayakan

instrumen (%) Kriteria

8. Sistematika tampilan Media

Management 87,5 Sangat kuat

9. Sistematika tampilan User Management 100 Sangat kuat 10. Sistematika tampilan Upload Images,

Musics dan Videos 100 Sangat kuat

11. Sistematika tombol-tombol yang

digunakan dalam instrumen penilaian 100 Sangat kuat

Kesesuaian format instrumen penilaian

kognitif berbasis komputer 95,45 Sangat kuat

B. Kualitas Instrumen

12. Keterbacaan teks 87.5 Sangat kuat 13. Kesesuaian soal dengan indikator hasil

belajar 100 Sangat kuat

14. Kesesuaian waktu dengan jumlah soal 100 Sangat kuat 15. Keserasian warna Background dan

tulisan 100 Sangat kuat

16. Keserasian gambar dan animasi dengan

tes 100 Sangat kuat

17. Kejelasan tulisan pada tombol dan

petunjuk 75 Kuat

18. Pemilihan musik pengiring 75 Kuat 19. Kemudahan dalam pengoperasian 87,5 Sangat kuat 20. Bentuk tes lebih menyenangkan 100 Sangat kuat 21. Bahasa dan istilah yang digunakan

mudah dipahami 100 Sangat kuat

Kualitas tampilan instrumen penilaian

kognitif berbasis komputer 90,00 Sangat kuat

Berdasarkan penilaian guru Kimia,

Instrumen penilaian kognitif berbasis komputer

yang telah dikembangkan ini memenuhi kriteria

kelayakan format instrumen dengan persentase

sebesar 95,45%. Jika diimplementasikan dalam

skala

Likert

, persentase tersebut termasuk dalam

skala sangat kuat karena berada pada interval

81-100%. Hal ini menunjukkan bahwa guru sebagai

pengguna instrumen penilaian kognitif berbasis

komputer secara keseluruhan mengerti dan setuju

terhadap format tampilan instrumen yang

dikembangkan.

Berdasarkan penilaian guru Kimia,

instrumen penilaian kognitif yang dikembangkan

telah memenuhi kriteria kelayakan kualitas

instrumen dengan persentase sebesar 90,00%.

Jika diimplementasikan pada skala

Likert,

persentase tersebut termasuk dalam skala sangat

kuat karena berada pada interval 81-100%. Hal

ini menunjukkan bahwa guru sebagai pengguna

instrumen penilaian kognitif berbasis komputer

menyatakan bahwa instrumen penilaian kognitif

berbasis komputer yang dikembangkan memiliki

kualitas yang sangat baik.

Hasil dari penilaian oleh siswa dianalisis

secara deskriptif kuantitatif. Berikut adalah hasil

dari penilaian oleh siswa

Tabel 11: Hasil angket penilaian oleh siswa

No. Aspek Penilaian instrumen (%) Kelayakan Kriteria A. Format Instrumen

1. Sistematika tampilan identitas 100 Sangat kuat 2. Sistematika tampilan menu home 100 Sangat kuat 3. Sistematika petunjuk pengerjaan tes 93,33 Kuat 4. Sistematika tampilan soal dan waktu 100 Sangat kuat

(9)

B - 49

No. Aspek Penilaian Kelayakan

instrumen (%) Kriteria

pengerjaan soal pada menu Examination

5. Sistematika tampilan audio 66,67 Sangat kuat 6. Sistematika tombol-tombol yang

digunakan dalam instrumen penilaian 100 Sangat kuat

Kesesuaian format instrumen penilaian

kognitif berbasis komputer 93,33 Sangat kuat

B. Kualitas Instrumen

7. Keterbacaan teks 100 Sangat kuat 8. Kesesuaian waktu dengan jumlah soal 93,3 Sangat kuat 9. Keserasian warna Background dan

tulisan 100 Sangat kuat

10. Keserasian gambar dan animasi dengan

tes 100 Sangat kuat

11. Kejelasan tulisan pada tombol dan

petunjuk 100 Kuat

12. Pemilihan musik pengiring 53,3 Kuat 13. Kemudahan dalam pengoperasian 93,3 Sangat kuat 14. Bentuk tes lebih menyenangkan 100 Sangat kuat 15. Bahasa dan istilah yang digunakan

mudah dipahami 80 Sangat kuat

Kualitas tampilan instrumen penilaian

kognitif berbasis komputer 91,11 Sangat kuat

Berdasarkan penilaian siswa, Instrumen

penilaian kognitif yang dikembnagkan pada

materi pokok struktur atom telah memenuhi

kriteria kelayakan format instrumen sebesar

93,33%. Jika diimplementasikan dalam skala

Likert,

persentase tersebut termasuk dalam skala

sangat kuat karena berada pada interval

81-100%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sebagai

pengguna instrumen penilaian kognitif berbasis

komputer secara keseluruhan mengerti dan setuju

terhadap format tampilan instrumen yang

dikembangkan dengan sangat jelas.

Berdasarkan penilaian siswa, instrumen

penilaian kognitif yang dikembangkan telah

memenuhi kriteria kelayakan kualitas instrumen

dengan

persentase

sebesar

91,11%.

Jika

diimplementasikan pada skala

Likert,

persentase

tersebut termasuk dalam skala sangat kuat karena

berada

pada

interval

81-100%.

Hal

ini

menunjukkan bahwa siswa sebagai pengguna

instrumen penilaian kognitif berbasis komputer

menyatakan bahwa instrumen penilaian kognitif

berbasis

komputer yang dikembangkan memiliki

kualitas yang sangat baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

pembahasan

terhadap

instrumen

penilaian

kognitif berbasis komputer dengan kombinasi

permainan “

Who Wants To Be A Chemist

” pada

materi

pokok

struktur

atom

yang

telah

dikembangkan

dinyatakan

layak

untuk

digunakan sebagai instrumen penilaian kognitif

berbasis komputer. Dengan rincian sebagai

berikut:

1.

Penilaian

oleh

guru

Kimia

diperoleh

persentase kelayakan instrumen penilaian

kognitif berbasis komputer ditinjau dari

format instrumen penilaian kognitif berbasis

komputer sebesar 95,45% (sangat layak) dan

kualitas instrumen penilaian kognitif berbasis

komputer sebesar 90,00% (sangat layak).

2.

Penilaian oleh siswa diperoleh persentase

kelayakan

instrumen

penilaian

kognitif

berbasis komputer ditinjau dari format

instrumen

penilaian

kognitif

berbasis

komputer sebesar 93,33% (sangat layak) dan

kualitas instrumen penilaian kognitif berbasis

komputer sebesar 91,11% (sangat layak).

(10)

B - 50

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,

Suharismi.

2003.

Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan

. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. 2006.

Media Pembelajaran

.

Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada

BSNP. 2007.

Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian

Pendidikan

. Jakarta: BSNP

Christie,Michael F, Andre Jaun and Lars-Erric

Johnson. 2002. “Evaluating the use of ICT

in engineering education” European Journal

of Engineering Education Vol. 27, No. 1,

3-20.

http://search.ebscohost.com/

diakses

tanggal 20 Maret 2011

Dahar, Ratna Wilis. 1989.

Teori-Teori Belajar.

Jakarta: Erlangga

Depdiknas.

2007.

Panduan

Pelaksanaan

Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah

Atas Bertaraf Internasional (SMA-BI).

Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas

Effendi. 2008.

A-Level Chemistry for Senior

High School Student Vol. 1.

Malang:

Bayumedia Publishing

Hamalik,

Oemar.

2001.

Proses

Belajar

Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara

Haryati, Mimin. 2009.

Model Dan Teknik

Penilaian

Pada

Tingkat

Satuan

Pendidikan

.

Jakarta:

Gaung

Persada

Pressharword

Ibrahim, Muslimin. 2001.

Model Pengembngan

Perangkat Pengajaran Menurut Jerolt, E.

Kemp & Thiagarajan

. Surabaya: FMIPA

UNESA

Johari, J. M. C dan M. Rachmawati. 2006.

Buku

Kerja Dengan Pendekatan Belajar Aktif

.

Jakarta: esis

Juari, Sri K, dkk. 2004.

Kimia Untuk Kelas

X

.

Yogyakarta: Intan Pariwara

Rohmah,

Latifatur.

2010.

Pengembangan

Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis

Komputer Pada Materi Pokok Unsur,

Senyawa dan Campuran Untuk Kelas VII

SMP Bertaraf Internasional. Skripsi.

Tidak

Dipublikasikan.

Surabaya:

Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Surabaya

Ruchard. 2007.

IGCSE New Edition Chemistry

7

th

Edition

.

Cambridge:

Cambridge

University Press

Riduwan. 2005.

Skala Pengukuran

Variabel-Variabel Penelitian

. Bandung: Alfabeta

Sadiman, Arif dkk. 2008.

Media Pendidikan:

Pengartian, Pengertian, Pengembangan

Dan Pemanfaatan

. Jakarta: Raya Grafindo

Persada

Tim penyusun. 2006.

Panduan Penulisan dan

Penilaian

Skripsi

Universitas

Negeri

Surabaya.

Surabaya: Unesa

Gambar

Tabel  2:  Interpretasi  Skor  Penilaian  oleh  Guru Kimia  Skor rata-rata   (%)  Kriteria Responden  0-20  Sangat lemah  21-40  Lemah  41-60  Cukup  61-80  Kuat  81-100  Sangat kuat
Tabel  6:  Kriteria  Penafsiran  Indeks  Kesukaran  Indeks Kesukaran  (%)  Kriteria Penafsiran  0-15  16-30  31-70  71-85  86-100  Sangat sukar Sukar Sedang Mudah  Sangat mudah,  sebaiknya dibuang
Tabel 9: Hasil analisis butir soal
Tabel 10: Hasil angket penilaian oleh guru Kimia
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu: (1) menentukan tujuan tes,

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mencari solusi persamaan transport neutron secara numerik memakai metoda Monte Carlo dengan memperhitungkan faktor

Perbedaan tekstur es krim susu lambing dengan penambahan umbi suweg pada konsentrasi 4%, dan 5% dengan perlakuan penambahan gelatin 0,5% diduga karena penggunaan

Sahabat MQ/ Bupati Kebumen -M Nashiruddin- membuka pameran pembangunan 'Kebumen Expo 2009'// Ajang promosi potensi unggulan Kabupaten Kebumen tersebut/

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir. Program Diploma 3 Teknik

Dimasa transisi ini tidak heran jika perilaku, sikap dan kebiasaan merokok sering ditemui setiap hari pada remaja karena remaja berada pada suatu tahap kehidupan yang bersifat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat, total padatan terlarut, pH, daya oles, dan