• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerah merupakan proses yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama masyarakatnya dalam mengelola sumber daya yang ada menuju pada suatu kondisi yang lebih baik. Tantangan utama dari pembangunan daerah adalah pada kompleksnya permasalahan pembangunan dan di sisi lain pada keterbatasan sumber daya itu sendiri.

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu.

Kondisi demikian menuntut suatu system perencanaan pembangunan yang cermat, transparan dan akuntabel, sehingga kebijakan, strategi program maupun kegiatan-kegiatan pembangunan dapat memenuhi kepentingan masyarakat dan stakeholders di daerah.

1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemeritahan daerah, peneltian, pengembangan, dan statistik yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, penelitian, pengembangan dan statistik.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :

(2)

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah, penelitian, pengembangan dan statistik

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati/Wakil Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.3. Lingkungan Strategis

Sebagai salah satu Kabupaten di wilayah Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kudus mempunyai letak yang cukup strategis dengan potensi ekonomi cukup prospektif. Dalam pengelolaan sumber daya yang ada, dipengaruhi oleh sinergitas pelaku ekonomi antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Pengelolaan ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.

Hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Kudus adalah :

1. perumusan perencanaan dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berwawasan lingkungan.

2. Perencanaan mampu memberikan gambaran tahapan dan alur organisasi yang jelas.

3. Perencanaan mampu menerapkan alih teknologi tepat guna yang terkait dengan pembangunan secara menyeluruh, khususnya pendidikan, industri, perdagangan, pertanian, sarana dan prasarana, termasuk pembangunan Pusat Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( PI – IPTEK ).

4. Perencanaan mampu mendorong peningkatan kualitas SDM dan kualitas dokumen perencanaan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Badan perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus didukung oleh sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang memadai dengan rincian sebagai berikut :

(3)

1.3.1. Sumber daya manusia

Jumlah pegawai yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebanyak. 40 orang, sedangkan yang efektif melaksanakan tugas adalah sejumlah 37 orang. Hal tersebut dikarenakan 2 orang sedang tugas belajar S2 dan 1 orang menjalani bebas tugas. Adapun perincian jabatan masing-masing sebagai berikut :

a. Kepala : 1 orang b. Sekretaris : 1 orang c. Kabid : 4 orang d. Kasubag : 3 orang e. Kasie : 8 orang f. Staf : 23 orang Jumlah : 40 orang

Jumlah pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus berdasarkan golongan sebagai berikut :

a. Pembina Utama Muda : 1 orang b. Pembina TK. I (IV/b) : 1 orang c. Pembina (IV/a) : 5 orang d. Penata TK. I (III/d) : 8 orang e. Penata (III/c) : 6 orang f. Penata Muda TK. I (III/b) : 15 orang g. Penata Muda (III/a) : - orang h. Pengatur TK. I (II/d) : 2 orang i. Pengatur (II/c) : 1 orang j. Pengatur Muda Tk. I (II/b) : - orang k. Pengatur Muda (II/a) : 1 orang

Jumlah : 40 orang

Sementara itu, apabila memperhatikan tingkat produktivitas kerja pegawai dengan klasifikasi tingkat usia pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten adalah sebagai berikut :

(4)

• Usia 31 – 40 tahun sebanyak 18 orang • Usia 21 – 30 tahun sebanyak 2 orang

Berdasarkan jejang pendidikan yang telah diselesaikan oleh masing-masing pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten adalah sebagai berikut:

• Pasca Sarjana : 12 orang • Sarjana : 22 orang • DIII/Sarmud : 3 orang • SLTA : 1 orang • SLTP : 2 orang

• SD : 2 orang

1.3.2. Sarana dan prasarana

Berdasarkan data inventaris, guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah terdapat sarana prasarana Kantor sebagai berikut :

a. Ruangan:

- 1 Ruangan Kepala - 1 Ruangan Sekretariat - 4 Ruangan Bidang - 1 Ruang rapat internal - 1 Ruang pertemuan b. Kendaraan Dinas

- Roda 4 : 3 unit

- Roda 2 : 21 unit

c. Alat pendukung lainnya

- Komputer PC : 8 Unit

- Notebook : 19 unit :

- Ipad : 1 unit

(5)

- Printer : 17 unit - LCD Proyektor : 5 Unit - Camera digital : 2 Unit

- Handycam : 4 Unit

(6)

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Penyusunan rencana strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus didasarkan pada kebutuhan untuk menjawab perubahan lingkungan yang selalu dinamis, dan sekaligus adanya suatu keinginan agar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus mampu menjadi agen perubahan tersebut melalui upaya-upaya perencanaan pembangunan Daerah guna mempersiapkan dokumen perencanaan pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan visi dan misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus yang tepat dengan memperhatikan dinamika perubahan yang terjadi dan kecenderungan arah perubahan masa depan pada tiga tataran, yaitu : tataran makro, tataran meso, dan tataran mikro.

Dinamika perubahan politik Indonesia secara umum dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi pada tataran global terutama yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan lain-lain yang menyangkut tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Dinamika politik ini telah melahirkan gerakan reformasi yang menuntut perubahan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Perencanaan Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus merupakan salah satu wujud konkrit dalam bidang regulasi, dengan telah diberlakukan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka perencanaan pembangunan berazaskan :

1. Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. 2. Perencanaan pembangunan nasional disususun secara sistematis, terarah, terpadu,

menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.

3. Sistem perencanaan pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan azas umum penyelenggaraan negara.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka disusun Renstra yang didalamnya memuat Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kudus untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Renstra Bappeda Kudus tahun 2008 – 2013

(7)

tersebut berkedudukan sebagai dokumen perencanaan pembangunan di samping dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada sebelumnya, disusun dengan menjabarkan visi dan misi ke dalam tujuan dan sasaran, dilanjutkan dengan penetapan kebijakan dan program dari masing-masing tujuan dan sasaran pembangunan di segala bidang.

Visi merupakan gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah.

Mengacu dari pengertian Visi diatas, maka rumusan Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selama lima tahun ( 2008 – 2013) adalah sebagai berikut :

” Terwujudnya Perencanaan Pembangunan yang Berkualitas”.

Misi yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus adalah :

1. Mewujudkan penataan ruang yang sinergis, komprehensif, berkualitas dan konsisten.

2. Meningkatkan koordinasi perencanaan pembangunan daerah. 3. Meningkatkan pemberdayaan personil perencana.

VISI

Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan, Visi merupakan pandangan kedepan menyangkut kemana harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Berdasarkan hal tersebut maka Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2008-2013 adalah :

”TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS’

MISI

Misi yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2008-2013 adalah:

(8)

1) Mewujudkan penataan ruang yang sinergis, komprehensif, berkualitas dan konsisten

2) Meningkatkan koordinasi perencanaan pembangunan daerah. 3) Meningkatkan pemberdayaan personil perencana.

TUJUAN

Mengacu pada Visi dan Misi tersebut diatas, tujuan yang akan dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut:

1) Mewujudkan penyusunan rencana Tata Ruang yang lengkap dan berkepastian hukum

2) Meningkatkan kualitas penyusunan perencanaan pembangunan daerah. 3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Perencana.

STRATEGI

Untuk menjawab isu-isu strategis yang berkembang, serta guna mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan, maka ditempuh dengan strategi, sebagai berikut:

1) Analisis Lingkungan

Sebelum menginjak pada penetapan cara yang akan ditempuh guna mencapai sasaran dan untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan, maka terlebih dahulu dilakukan analisis lingkungan guna menilai faktor-faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun faktor-faktor dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan Eksternal 1) Peluang

- Keberadaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

- Peran serta dan partisipasi masyarakat dalam proses perumusan kebijakan publik.

(9)

- Kerjasama pembangunan antar daerah dengan 4 kabupaten (Jepara, Demak, Pati dan Grobogan)

- Kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan infrastruktur dan lingkungan.

- Kebijakan yang kondusif dan pro-pasar; serta dukungan sistem fiskal dan pembiayaan yang responsif.

- Transparansi terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh pemerintah kabupaten.

- Adanya sumber-sumber pendanaan lain diluar APBD (APBD Propinsi, APBN dan Swasta) yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung pembangunan.

- Penerapan anggaran kinerja dalam rangka peningkatan efisiensi APBD.

2) Ancaman

- Sanksi pidana kepada Kepala Daerah dan Pimpinan SKPD yang melakukan penyimpangan terhadap konsistensi perencanaan dan APBD.

- Munculnya potensi ketidakpuasan yang mengarah kepada tindakan anarkis (Adanya potensi konflik yang tinggi)

- Wujud kerjasama antar daerah secara lebih konkret diperkirakan akan membutuhkan waktu yang relatif lama. - Tidak adanya investor yang masuk.

- Kebijakan yang dihasilkan bias kepentingan pada kelompok tertentu.

- Banyaknya kebijakan pemerintah kabupaten yang terkoreksi. - Inkonsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan

penganggaran.

(10)

b. Lingkungan Internal 1) Kekuatan

- Memiliki kewenangan yang sangat strategis dalam bidang perencanaan dan pengendalian pembangunan;

- Tersedianya prasarana-sarana kantor dalam mendukung tugas pokok dan fungsi dalam perencanaan pembangunan;

- Adanya ketersediaan dana yang senantiasa mendukung tugas pokok dan fungsi BAPPEDA;

- Mempunyai pengalaman dalam menghasilkan berbagai produk perencanaan pembangunan, dan statistik pembangunan.

- Mempunyai pengalaman dalam menjalankan tugas-tugas lain diluar tupoksi utama organisasi.

2) Kelemahan

- SDM secara kuantitatif masih kurang memadai;

- Belum meratanya tingkat kompetensi SDM dalam mengemban mandat kewenangan organisasi yang sangat strategis.

- Kurang memadainya beberapa sarana pendukung kantor dalam menunjang kelancaran fungsi organisasi.

- Sistem penatausahaan keuangan belum dilaksanakan secara optimal

- Beberapa produk perencanaan yang dihasilkan belum dimanfaatkan secara optimal.

(11)

SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai secara nyata berdasarkan tujuan diatas adalah sebagai berikut:

1. Tersusunnya dokumen tata ruang yang lengkap dan menjamin kepastian hukum 2. Pengembangan Data dan Informasi.

3. Sumber-sumber pendanaan lain diluar APBD (APBD Propinsi, DAK, dan Swasta) yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung pembangunan.

4. Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 5. Perencanaan Sosial Budaya

6. Perencanaan pembangunan ekonomi

7. Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam 8. Perencanaan pembangunan daerah

9. Penelitian dan pengembangan

2.2. Rencana Kinerja Tahun 2015 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014

Rencana Kinerja dapat didefinisikan sebagai analis dan pengambilan keputusan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja yang diinginkan di masa yang akan datang.

Penetapan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indicator kinerja berdasarkan program kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.

Adapun Rencana Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2015 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran ini.

(12)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pencapaian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2013 menyajikan capaian kinerja setiap sasaran yang tertuang dalam Rencana Kinerja Tahun 2013. Pengukuran kinerja dilakukan atas kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja dengan realisasinya.

Kriteria yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan pada awal tahun melalui Rencana Kinerja tahun 2013, selanjutnya pada akhir tahun 2013 target kinerja tersebut dibandingkan dengan realisasinya sehingga diketahui tingkat pencapaian kinerjanya. Pencapaian kinerja tersebut dievaluasi dan dianalisis guna menetapkan strategi untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang.

Capaian Kinerja setiap indikator selanjutnya dikategorikan ke dalam lima kategori sebagai berikut:

Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian

I di atas 100 % Memuaskan

II 91 % sampai 100 % Sangat baik

III 81 % sampai 90 % Baik

IV 71 % sampai 80 % Cukup

V kurang dari 70 % Kurang

3.2. Pengukuran Pencapaian Sasaran

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus melaksanakan misi ke enam dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yaitu Mewujudkan Kepemerintahan Yang Baik (good Governance).

Berikut adalah capaian indikator sasaran yang dilaksanakan Tahun 2013. Sebagai berikut :

(13)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI

SASI % 1 Tersusunnya dokumen

tata ruang yang lengkap dan menjamin kepastian hukum

Jumlah dokumen rencana umum dan rencana rinci tata ruang

7 7 100

Jumlah peraturan daerah dan peraturan Bupati tentang Rencana Tata Ruang

1 1 100

2 Pengembangan Data dan Informasi

Jumlah SKPD yang

mengirimkan laporan data kinerja program (APBD, DAK, Bangub dan APBN)

54 54 100

Sumber Data yang mengirimkan data profil Daerah, rangkuman 8 kelompok data dan sebaran Kecamatan

41 25 60

3 Sumber-sumber

pendanaan lain diluar APBD (APBD Propinsi, DAK, dan Swasta) yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung pembangunan

Jumlah SKPD yang

mendapatkan dana bagi hasil cukai

10 10 100

4 Perencanaan

pengembangan kota-kota menengah dan besar

Jumlah dokumen perencanaan air minum dan sanitasi

2 2 100

5 Perencanaan Sosial Budaya

Jumlah program/kegiatan SKPD yang terakomodasi dalam

kegiatan perencanaan

pembangunan bidang social budaya, pendidikan, kesehatan dan pemerintahan.

37 37 100

(14)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI

SASI % dimonitoring dan evaluasi dalam

rangka pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

6 Perencanaan

pembangunan ekonomi

Indikator Ekonomi Daerah yang disusun.

1 1 100

Jumlah SKPD yang dalam perencanaan pembangunan dikoordinasikan oleh bidang ekonomi

9 9 100

Jumlah Kluster yang difasilitasi 6 6 100 7 Perencanaan prasarana

wilayah dan sumber daya alam

Jumlah dokumen rencana prasarana wilayah dan sumber daya alam

1 1 100

Jumlah SKPD bidang tata ruang dan prasarana yang kegiatannya masih tumpang tindih.

2 2 100

Penguatan Kelembagaan Pengelola Irigasi (WISMP)

3 3 100

Partisipasi masyarakat dalam Program Pengembangan Sistem Irigasi Partisipatif.

250 238 95

8 Perencanaan

pembangunan daerah

Jumlah SKPD yang mengajukan program dan kegiatan dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur

54 54 100*

Jumlah tokoh

masyarakat/stakeholder yang dilibatkan dalam musrenbang

300 285 95

Jumlah SKPD yang telah menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

54 54 100

(15)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI

SASI % pembangunan yang telah

ditetapkan.

Jumlah Kegiatan yang sesuai dengan RPJM

1.797 1.555 86,53

9 Penelitian dan

pengembangan

Temuan masyarakat yang difasilitasi dalam KRENOVA

3 3 100

System informasi yang digunakan untuk Perencanaan pembangunan daerah

2 1 50

3.2.1. Analisis capaian sasaran

Capaian sasaran sebagaimana tersebut di atas, apabila dirata-rata dengan capaian kinerja sebesar 80,04 % dengan hasil baik. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada penurunan capaian indikator yaitu rata-rata sebesar 9,63 %. Hal ini disebabkan antara lain pada indikator kinerja sasaran sumber Data yang mengirimkan data profil Daerah, rangkuman 8 kelompok data dan sebaran Kecamatan masih ada yang belum mengirimkan data yang dibutuhkan guna melengkapi data profil daerah. Jumlah tokoh masyarakat/stakeholder yang dilibatkan dalam musrenbang belum seluruhnya memenuhi undangan yang telah dikirimkan. Berkaitan dengan indikator Jumlah SKPD yang mengajukan program dan kegiatan dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur, masih terdapat SKPD yang belum mamahami capaian indikatornya. Dilihat dari indikator output dapat diukur sedang jika dilihat dari indicator outcome sebagian besar masih kualitatif artinya bias dan tidak terukur.

Pada Tahun 2013 telah dilaksanakan Evaluasi terhadap capaian Kinerja RPJM selama 2008 – 2013. Dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kegiatan yang dilaksanakan belum sesuai RPJM , dengan capaian 95,8 %. Disamping itu pada indikator kinerja sasaran

(16)

daerah yang semula ditarget 2 paket pada realisasinya hanya dilaksanakan 1 paket. Hal ini dikarenakan system monitoring yang yang akan dibangun dipandang overlapping dengan system yang akan dibangun oleh Bagian Pengendalian Pembangunan Sekretariat Daerah. Berikut Tabel Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2013 pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2013

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI SASI % CAPAIAN TH. 2012 TH. 2013 1 Tersusunnya dokumen tata ruang yang lengkap dan menjamin kepastian hukum

Jumlah dokumen rencana umum dan rencana rinci tata ruang

7 7 100 100

Jumlah peraturan daerah dan peraturan Bupati tentang Rencana Tata Ruang

1 1 100 100

2 Pengembangan Data dan Informasi

Jumlah SKPD yang

mengirimkan laporan data kinerja program (APBD, DAK, Bangub dan APBN)

53 53 100 100

Sumber Data yang mengirimkan data profil Daerah, rangkuman 8 kelompok data dan sebaran Kecamatan 41 25 97,56 60 3 Sumber-sumber pendanaan lain diluar APBD (APBD Propinsi, DAK, dan Swasta)

yang dapat

dimanfaatkan dalam mendukung pembangunan

Jumlah SKPD yang

mendapatkan dana bagi hasil cukai 10 10 100 100 4 Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar

Jumlah dokumen perencanaan air minum dan sanitasi

2 2 100 100

5 Perencanaan Sosial Budaya

Jumlah program/kegiatan SKPD yang terakomodasi dalam

kegiatan perencanaan

pembangunan bidang social budaya, pendidikan, kesehatan dan pemerintahan.

37 37 100 100

(17)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR TARGET

REALI SASI % CAPAIAN TH. 2012 TH. 2013 Masyarakat (BKM) yang

dimonitoring dan evaluasi dalam rangka pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

6 Perencanaan pembangunan ekonomi

Indikator Ekonomi Daerah yang disusun.

1 1 100 100

Jumlah SKPD yang dalam perencanaan pembangunan dikoordinasikan oleh bidang ekonomi

9 9 100 100

Jumlah Kluster yang difasilitasi 6 6 100 100 7 Perencanaan

prasarana wilayah dan sumber daya alam

Jumlah dokumen rencana prasarana wilayah dan sumber daya alam

1 1 100 100

Jumlah SKPD bidang tata ruang dan prasarana yang kegiatannya masih tumpang tindih.

2 2 100 100

Penguatan Kelembagaan Pengelola Irigasi (WISMP)

3 3 100 100

Partisipasi masyarakat dalam Program Pengembangan Sistem Irigasi Partisipatif

250 238 114,29 95

8 Perencanaan pembangunan daerah

Jumlah SKPD yang mengajukan program dan kegiatan dengan indicator kinerja yang jelas dan terukur

54 54 96 100

Jumlah tokoh masyarakat/ stakeholder yang dilibatkan dalam musrenbang

300 285 40 95

Jumlah SKPD yang telah menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

54 54 100 100

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan.

7 5 100 71,43

Jumlah Kegiatan yang sesuai dengan RPJM

1.797 1.555 91 86,53

9 Penelitian dan pengembangan

Temuan masyarakat yang difasilitasi dalam KRENOVA

3 3 100 100

System informasi yang digunakan dalam Perencanaan pembangunan daerah

(18)

3.3. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2013

URAIAN PROGRAM DAN

KEGIATAN TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

1 2 3 4

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

293.907.000,00 269.889.871,00 91,83 Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air dan Listrik

33.000.000,00 20.391.907,00 61,79 Penyediaan Jasa Peralatan dan

Perlengkapan Kantor

10.500.000,00 10.500.000,00 100,00 Penyediaan Jasa Pemeliharaan

dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

28.450.000,00 28.439.164,00 99,96

Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

54.740.000,00 54.734.000,00 99,99 Penyediaan Alat Tulis Kantor 20.000.000,00 20.000.000,00 100,00 Penyediaan Barang Cetakan

dan Penggandaan 20.017.000,00 20.017.000,00 100,00 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 1.000.000,00 1.000.000,00 100,00

Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

2.600.000,00 2.600.000,00 100,00 Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-Undangan

3.600.000,00 3.600.000,00 100,00

Penyediaan Makanan dan Minuman

30.000.000,00 27.897.500,00 92,99 Rapat-Rapat Koordinasi dan

Konsultasi Ke Luar Daerah

90.000.000,00 80.710.300,00 89,68 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

249.660.000,00 236.872.527,00 94,88 Pengadaan Perlengkapan

Gedung Kantor

1.400.000,00 1.400.000,00 100,00 Pengadaan Peralatan Gedung

Kantor 75.620.000,00 66.975.000,00 88,57 Pengadaan Mebeleur 8.000.000,00 7.500.000,00 93,75 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 164.640.000,00 160.997.527,00 97,79 Program Pengembangan Data/Informasi 180.000.000,00 160.328.700,00 89,07

(19)

Pengumpulan, Updating, dan Analisis Data Informasi Capaian Target Kinerja Program dan Kegiatan

100.000.000,00 83.458.700,00 83,46

Penyusunan Profile Daerah 80.000.000,00 76.870.000,00 96,09 Program Pengembangan

Data/Informasi/Statistik Daerah

175.000.000,00 131.331.500,00 75,05 Penyusunan dan Pengumpulan

Data dan Statistik Daerah

175.000.000,00 131.331.500,00 75,05 Program Pengembangan

Komunikasi, Informasi dan Media Massa

278.000.000,00 194.542.000,00 69,98

Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi

78.000.000,00 70.609.000,00 90,52 Penelitian dan Pengembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

200.000.000,00 123.933.000,00 61,97

Program Perencanaan Tata Ruang 1.335.000.000,00 1.125.574.000,00 84,31 Penetapan Kebijakan Tentang

RDTRK, RTRK, dan RTBL

310.000.000,00 297.133.500,00 95,85 Sosialisasi Peraturan

Perundang-Undangan Tentang Rencana Tata Ruang

1.025.000.000,00 828.440.500,00 80,82

Program Kerjasama Pembangunan 75.000.000,00 68.300.100,00 91,07 Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan

75.000.000,00 68.300.100,00 91,07 Program Pengembangan Lembaga

Ekonomi Pedesaan

260.000.000,00 251.448.500,00 96,71 Fasilitasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri 260.000.000,00 251.448.500,00 96,71 Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan 48.000.000,00 25.561.300,00 53,25 Fasilitasi Pembangunan

Prasarana dan Sarana Dasar Pemukiman Berbasis

Masyarakat

48.000.000,00 25.561.300,00 53,25

Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar

460.000.000,00

445.687.000,00 96,89

Koordinasi Perencanaan Air Minum, Drainase dan Sanitasi Perkotaan

460.000.000,00 445.687.000,00 96,89

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

150.000.000,00 106.442.300,00 70,96

(20)

Program Perencanaan Pembangunan Daerah 1.163.650.000,00 648.722.700,00 55,75 Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD 556.650.000,00 228.673.100,00 41,08 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD 182.000.000,00 162.481.800,00 89,28 Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) 300.000.000,00 196.492.500,00 65,50

Penyusunan KUA/PPAS dan Perubahan KUA/PPAS

125.000.000,00 61.075.300,00 48,86 Program Manajemen Pelayanan

Pendidikan

55.000.000,00 54.175.000,00 98,50 Fasilitasi Pengembangan

Pendidikan Untuk Semua

55.000.000,00 54.175.000,00 Program Perencanaan

Pembangunan Ekonomi

260.000.000,00 245.386.000,00 94,38 Penyusunan Indikator Ekonomi

Daerah 70.000.000,00 68.600.000,00 98,00 Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat 150.000.000,00 137.986.000,00 91,99 Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi

40.000.000,00 38.800.000,00 97,00 Program Perencanaan Sosial dan

Budaya

115.000.000,00 100.565.600,00 87,45 Koordinasi Perencanaan

Pembangunan Bidang Sosial dan Budaya

115.000.000,00 100.565.600,00 87,45

Program Perancanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam

398.000.000,00 346.751.900,00 87,12 Pembinaan perkuatan

kelembagaan sumber daya air WISMP

313.000.000,00 270.145.900,00 86,31

Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam

85.000.000,00 76.606.000,00 90,12

(21)

BAB IV PENUTUP

4.1. Tinjauan Umum Keberhasilan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemeritahan daerah, penelitian, pengembangan, dan statistik yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, penelitian, pengembangan dan statistik. Agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut berjalan secara optimal, maka diperlukan pengelolaan SDM, Sumber dana, Sarana dan Prasarana secara efektif dan efisien.

Dari 9 (sembilan) sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dibahas dalam Bab III, bahwa capaian kinerja pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus pada Tahun 2013 telah tercapai dengan baik yaitu dengan prosentase sebesar 80,04.% meskipun ada penurunan dari tahun 2012 yakni sebesar 9,63 %.

4.2. Permasalahan atau Kendala yang Berkaitan dengan Pencapaian Kinerja

Permasalahan atau kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan guna mencapai kinerja yang telah ditargetkan, diantaranya :

a. Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM pada masing-masing SKPD sebagai sumber data guna memenuhi permintaan data yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan

b. Masyarakat/stakeholder kurang memahami dan berpartisipasi maksud dan tujuan pelaksanaan musrenbang sebagai forum tertinggi dalam penyusunan perencanaan pembangunan.

(22)

4.3. Strategi Pemecahan Masalah

Strategi yang dilaksanakan dalam menghadapi permasalahan tersebut adalah : 1. Mengadakan pelatihan bagi SDM perencana pada masing-masing SKPD, dan

melakukan verifikasi data yang dibutuhkan.

2. Mensosialisasikan hasil musrenbang kepada masyarakat luas

3. Melaksanakan koordinasi dengan SKPD lain dalam penyusunan Rencana Kegiatan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang diperoleh adalah kasus spondilitis tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 44 pasien.. Penyakit ini dapat menyerang segala jenis kelamin dan

Pihak sekolah menganggap bahwa layanan kesehatan mental bagi anak berkebutuhan khusus sangat penting diselenggarakan di sekolah dan perlu adanya suatu perencanaan

Dalam teks, muncul kata-kata tertentu yang dominan dan dinaturalisasikan kepada pembaca. Kata tersebut selalu diulang-ulang dalam berbagai peristiwa tutur. Kata-kata

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Jika setelah berakhirnya perjanjian kerja ke-2 ternyata PIHAK KEDUA tidak diajukan untuk pengangkatan sebagai karyawan tetap oleh PIHAK PERTAMA, maka perjanjian kerja kontrak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū