• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT JAYA REAL PROPERTY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT JAYA REAL PROPERTY Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasi

30 JUNI 2005

Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2004

(Mata Uang Indonesia)

PT JAYA REAL PROPERTY Tbk

DAN PERUSAHAAN ANAK

(2)

Daftar Isi

Halaman

Neraca Konsolidasi .……….………... 1-2 Laporan Laba Rugi Konsolidasi ...………... 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ………... 4 Laporan Arus Kas Konsolidasi .………... 5

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ………... 6-37

(3)
(4)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

AKTIVA

KAS DAN SETARA KAS 2c, 2d,4,30 44.523.925 22.923.517

INVESTASI 2c,2e,5,30 2.057.735 2.635.875

PIUTANG

Usaha 2f, 6,29

Pihak ketiga - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu

sebesar Rp 2.276.601 pada tahun 2005 dan Rp 1.428.755

pada tahun 2004 25.330.179 10.791.445

Lain-lain 2f

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 3.258.519 805.117

Pihak ketiga 1.001.300 152.544

PERSEDIAAN 2g,2l,7 449.694.366 436.381.545

BIAYA DAN PAJAK DIBAYAR DI MUKA 2h,2n 5.624.550 5.688.910

TANAH UNTUK PENGEMBANGAN 2g,2l,8 795.303.407 771.207.114

PENYERTAAN SAHAM 2e,9 3.625.867 3.625.867

AKTIVA PAJAK TANGGUHAN - Bersih 2n,28c 329.002 2.938.553

AKTIVA TETAP - Setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sejumlah Rp 51.855.456 pada tahun 2005 dan

Rp 46.765.612 pada tahun 2004 2i,2j,10 111.497.124 116.260.294

AKTIVA LAIN-LAIN 11 17.197.155 13.468.453

(5)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN PINJAMAN 2c, 2k,2l, 12,30 90.406.650 112.712.200 HUTANG Usaha 13,29 Pihak ketiga 2.934.609 1.997.370

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 267.082 268.471

Lain-lain 14

Pihak ketiga 32.510.989 56.832.410

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 120.613 233.750

HUTANG PAJAK 2n,28a 11.144.254 12.597.137

BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR 15 41.046.355 33.747.198

UANG MUKA PENJUALAN 2m,16 219.634.429 117.230.795

PENGHASILAN SEWA DITANGGUHKAN

DAN HUTANG LAINNYA 2m,17 27.115.627 28.588.546

KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN 2n,28c 1.206.962 -

OBLIGASI KON VERSI 2k,2l,18 174.764.729 214.764.729

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSA HAAN 1c,20 53.061.221 52.734.788

EKUITAS

Modal saham

Modal dasar - 1.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500

(angka penuh) per saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh

- 470.000.000 saham 1b,2a,2b,21 235.000.000 235.000.000

Agio saham 2b,22 147.000.000 147.000.000

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas

sepengendali 1c,2b,2p (7.253.011) (7.253.011)

Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2i 162.375 162.375

Saldo laba 23 430.320.245 380.262.476

JUMLAH EKUITAS - Bersih 805.229.609 755.171.840

(6)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

PENDAPATAN USAHA 2m,24,29a 120.238.361 77.025.038

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2m,25 61.493.235 38.049.498

LABA KOTOR 58.745.126 38.975.540

BEBAN USAHA 2m,26

Beban umum dan administrasi 14.377.085 11.625.952

Beban pemasaran 8.013.387 3.436.571

Jumlah Beban Usaha 22.390.472 15.062.523

LABA USAHA 36.354.654 23.913.017

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2d,2l,2m,27

Penghasilan bunga 872.649 726.725

Beban keuangan (8.562.524) (10.092.939)

Laba (rugi) selisih kurs - bersih (79.329) 110.980

Lain-lain - bersih 4.377.680 3.088.042

Beban Lain-lain - Bersih (3.391.524) (6.167.192)

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 32.963.130 17.745.825

BEBAN (MANFAAT) PAJAK PENGHASILAN 2n,28b

Tahun berjalan (Pajak penghasilan Final) 5.649.311 2.095.808

Tangguhan - -

Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan - Bersih 5.649.311 2.095.808

LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS 27.313.819 15.650.017

HAK MINORITAS 1c,20 69.527 (50.026)

LABA BERSIH 27.383.346 15.599.991

(7)

Selisih Nilai

Transaksi

Modal Saham Restrukturisasi Selisih Penilaian

Ditempatkan Dan Entitas Kembali Jumlah Ekuitas

Disetor Penuh Agio Saham Sepengendali Aktiva Tetap Saldo Laba - Bersih

Saldo 1 Januari 2004 235.000.000 147.000.000 (7.253.011) 162.375 364.662.485 739.571.849 Laba bersih Januari s/d Juni 2004 - - - - 15.599.991 15.599.991

Saldo 30 Juni 2004 235.000.000 147.000.000 (7.253.011) 162.375 380.262.476 755.171.840

Penyesuaian-penyesuaian:

Kewajiban Destimasi Imbalan Kerja - - - - (6.247.706) (6.247.706) Dampak Pajak Sehubungan dengan

Kewajiban Estimasi Imbalan Kerja - - - - 1.760.660 1.760.660 Saldo Laba - - - - 1.139.401 1.139.401 Laba bersih Juli s/d Desember 2004 - - - - 26.022.068 26.022.068

Saldo 31 Desember 2004 235.000.000 147.000.000 (7.253.011) 162.375 402.936.899 777.846.263

Laba bersih Januari s/d Juni 2005 - - - - 27.383.346 27.383.346

Saldo 30 Juni 2005 235.000.000 147.000.000 (7.253.011) 162.375 430.320.245 805.229.609

(8)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan dan pihak lain 213.172.925 120.823.718

Pembayaran kas untuk pemborong,

Pemasok dan karyawan (133.140.206) (82.173.481)

Kas yang dihasilkan dari operasi 80.032.719 38.650.237

Pembayaran:

Pajak (13.516.692) (2.335.598)

Beban keuangan (12.642.227) (9.387.101)

Kas Bersih Dipe roleh dari Aktivitas Operasi 53.873.800 26.927.538 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aktiva tetap (683.789) (447.900)

Pencairan (Pene mpatan) Deposito (3.057.735) (1.000.000)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas

Investasi (3.741.524) (1.447.900)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran pinjaman (30.123.116) (32.682.826)

Pembayaran ber sih atas transaksi afiliasi (1.000.000) (4.324.478)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas

Pendanaan (31.123.116) (37.007.304)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN SETARA KAS 19.009.160 (11.527.666)

KAS DAN SETA RA KAS AWAL 24.514.765 36.087.058

KAS DAN SETARA KAS AKHIR 43.523.925 24.559.392

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:

Kapitalisasi biaya pinjaman ke persediaan 3.497.381 1.096.679

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

(9)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Jaya Real Property Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang

Penanaman Modal dalam Negeri pada tanggal 25 Mei 1979 dengan akta No. 36 dari

Hobropoerwanto, S.H. notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta No. 14 dari notaris yang sama pada tanggal 6 Desember 1979. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalamSurat Keputusan No. Y.A. 5/498/24 tanggal 22 Desember 1979 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 23 tanggal 18 Maret 1980, Tambahan No. 148. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 78 tanggal 28 Juni 2000 dari Vita Buena, S.H., notaris pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-21095 HT.01.04-TH.2000 tanggal 21 September 2000.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pengembangan kota (urban development) yang

meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui perusahaan anak maupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan terutama adalah pembangunan perumahan dan pengelolaan usaha properti, yaitu Pusat Perbelanjaan Slipi, Pusat Perbelanjaan Senen Blok IV-V dan Plaza Bintaro Jaya.

Kantor Perusahaan terletak di Bintaro Trade Centre, Blok K, Jl.Jenderal Sudirman, Bintaro Jaya Sektor VII, Tangerang 15224, Indonesia. Proyek real estat Perusahaan saat ini antara lain Graha Taman Bintaro, Graha Raya, Taman Permata, Taman Puri Bintaro Puri Jaya dan Puri Town House. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1980.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan Surat Keputusan No. S-1008/PM/1994 tanggal 2 Juni 1994 untuk melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 35.000.000 saham biasa atas nama. Pada tanggal 29 Juni 1994 seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 235.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana telah dituangkan dalam akta No.42 tanggal 8 Mei 1996, dari Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pemecahan saham dari nilai nominal Rp 1.000 (angka penuh) per saham menjadi Rp 500 (angka penuh) per saham. Sejak pemecahan saham tersebut pada tahun 1996, jumlah saham yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta menjadi 470.000.000 saham.

(10)

c. Struktur Perusahaan Anak

Perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham perusahaan anak dan/atau mempunyai kendali atas manajemen perusahaan-perusahaan anak sebagai berikut:

Tahun Pendiria Jumlah Aktiva n

PT Jaya Gardenpolis dan perusahaan anak: 1994 346.283.543

PT Rifi Permata 1986 300.000

PT Intigraha Citrasejahtera 1994 250.000

PT Sinarmulia Binapersada 1990 140.000

PT Shinta Tangerang Abadi 1992 40.000

PT Alamanda Permata 1986 25.000

PT Loji Elok 1986 25.000

PT Sanggar Idaman 1986 25.000

PT Sanggar Rejeki 1986 25.000

PT Sanggar Kejora 1988 25.000

PT Anugerah Tangerang Indah 1992 25.000

PT Anugerah Melosia Indah 1992 25.000

PT Delta Cendana Citrapersada 1993 20.000

PT Anugerah Tangerang Abadi 1992 20.000

PT Shinta Pratiwi Dinamika 1986 20.000

PT Tomang Karya Pratama 1987 10.000

Sampai dengan tanggal 30 Juni 2005, seluruh perusahaan anak di atas belum memulai operasi komersialnya, kecuali PT Jaya Gardenpolis (JGP), perusahaan anak, yang memulai kegiatan usahanya pada tahun 1996.

PT Jaya Gardenpolis (JGP), Anak Perusahaan yang 83,86% sahamnya dimiliki oleh Perusahaan pada tahun 2005 dan 2004, berdomisili di Tangerang. Lingkup kegiatan JGP adalah membebaskan dan mematangkan tanah; membangun infrastruktur, gedung dan rumah; menjual tanah; dan kegiatan usaha lainnya yang lazim dilakukan oleh perusahaan real estat. Jumlah aktiva JGP masing-masing sebesar Rp 346.283.543 dan Rp 345.133.551 pada tahun 2005 dan 2004.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 17 November 2000, para pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan penyertaan sahamnya pada JGP dari 70% menjadi 83,86% melalui konversi uang muka untuk pemesanan saham sebesar Rp 190.000.000 yang telah disetor seluruhnya oleh Perusahaan pada tahun 1999. Selisih antara biaya perolehan/hasil penjualan aktiva bersih JGP dan perusahaan anak yang diperoleh/ dialihkan dengan nilai buku bersih dibukukan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasian. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 38, mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

Hak minoritas pada perusahaan anak merupakan hak PT Pembangunan Jaya (PJ) sesuai dengan kepemilikannya pada ekuitas dan laba atau rugi perusahaan anak (lihat Catatan 20).

(11)

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 17 Mei 2005, sebagaimana telah dituangkan dalam akta No. 87 dari Aulia Taufani, S.H., notaris pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta pada tanggal yang sama adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Ir. Ciputra

Komisaris : Ir. Hiskak Secakusuma, MM

Ir. Soekrisman

Drs. Haji Muhammad Slamet Budisukrisno

(Komisaris Independen)

Ir. Aryanto Tjahjadi

(Komisaris Independen)

Dewan Direksi

Direktur Utama : Trisna Muliadi

Direktur : Ir. Youw Diaz Moreno

Ir. Yohannes Henky Wijaya, MM

Ir. Tribudi Rahardjo, MBA

Ir. Gatot Setyo Waluyo

Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, jumlah karyawan Perusahaan dan Perusahaan Anak masing-masing sejumlah 463 orang dan 434 orang.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

2.a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang antara lain adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Real Estat.

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas.

Neraca konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar (unclassified basis) sesuai dengan PSAK 44, mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

(12)

2.b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan anak sebagaimana yang disajikan dalam Catatan 1.c.

Penyajian laporan keuangan konsolidasian dilakukan berdasarkan konsep satuan usaha (entity concept). Seluruh akun dan transaksi yang signifikan yang saling berhubungan diantara perusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan usaha sebagai satu kesatuan.

2.c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah wesel ekspor dari Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.

Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, kurs tengah wesel ekspor Bank Indonesia yang digunakan masing-masing sebesar Rp 9.713 (angka penuh) dan Rp 9.415 (angka penuh) untuk USD 1. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

2.d. Setara Kas

Setara kas meliputi deposito berjangka dan investasi jangka pendek lainnya yang jangka waktunya sama atau kurang darI 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

2.e. Investasi

Investasi terdiri dari deposito berjangka dan penyertaan saham pada perusahaan asosiasi. (i). Deposito Berjangka

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari 3 (tiga) bulan namun dijaminkan dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan disajikan sebagai investasi dan dinyatakan sebesar nilai nominal.

(ii). Penyertaan Saham

Penyertaan merupakan penanaman dana dalam bentuk saham untuk tujuan jangka panjang pada perusahaan yang tidak terdaftar di bursa efek. Investasi dengan persentase kepemilikan dibawah 20% yang harga pasarnya tidak tersedia dicatat dengan metode biaya, yaitu sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai investasi.

Pendapatan dividen dikreditkan dalam laporan laba rugi pada periode diterimanya dividen.

2.f. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan yang mendalam terhadap keadaan akun piutang masing-masing debitur pada akhir tahun. Saldo piutang dihapuskan melalui penyisihan piutang ragu-ragu yang bersangkutan atau langsung dihapuskan dari akun tersebut pada saat manajemen berkeyakinan penuh bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih.

(13)

2.g. Persediaan dan Tanah untuk Pengembangan

Persediaan terutama terdiri dari tanah dalam pematangan, unit bangunan (rumah hunian, rumah toko,) dan unit bangunan dalam penyelesaian dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata (average method). Biaya perolehan atas tanah dalam pematangan termasuk biaya pengembangan dan pematangan tanah, serta kapitalisasi beban keuangan atas pinjaman bank dan fasilitas pinjaman lainnya yang diperoleh untuk membiayai pembangunan proyek dan pembelian, pengembangan serta pematangan tanah hingga tahap penyelesaian. Biaya perolehan atas unit bangunan terdiri dari biaya aktual konstruksi.

Tanah yang dimiliki Perusahaan dan perusahaan-perusahaan anak untuk pengembangan di masa yang akan datang, disajikan sebagai “Tanah untuk Pengembangan” di bagian aktiva di neraca konsolidasian. Pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah tersebut akan diklasifikasikan sebagai persediaan atau aktiva tetap, mana yang lebih sesuai.

Selisih lebih nilai tercatat persediaan atas estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable value) diakui sebagai “Penyisihan atas Penurunan Nilai Persediaan” dalam laporan laba rugi konsolidasian.

2.h. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

2.i. Aktiva Tetap

Aktiva tetap kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tertentu telah dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Peningkatan nilai aktiva karena penilaian kembali dikreditkan pada selisih penilaian kembali aktiva tetap dalam akun ekuitas.

Aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:

Tahun Bangunan Kantor, Pusat Perbelanjaan dan Kegiatan Olah Raga 20 Peralatan Bangunan Kantor dan Pusat Perbelanjaan 8 - 20 Perlengkapan, Peralatan dan Perabot Kantor 3 - 5 Kendaraan 3 - 5 Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam Iaporan laba rugi pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan daIam jumlah material dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aktiva tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan Iaba rugi tahun yang bersangkutan.

(14)

2.j. Penurunan Nilai Aktiva

Perusahaan harus menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aktiva tersebut, jika Perusahaan dapat mengidentifikasikan bahwa suatu aktiva secara potensial akan turun nilainya. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut lebih kecil dari nilai tercatatnya, Perusahaan mengakui kerugian nilai aktiva. Perusahaan juga harus mengungkapkan kapan Perusahaan harus memulihkan kerugian penurunan nilai aktiva yang telah diakui dan pengungkapan yang diperlukan untuk aktiva yang turun nilainya. Penurunan nilai aktiva diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi konsolidasian.

2.k. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah

Atas restrukturisasi pinjaman bermasalah melalui modifikasi persyaratan pinjaman tanpa melakukan pengalihan aset atau pemberian saham, dampak restrukturisasi tersebut dicatat secara prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak boleh mengubah nilai tercatat pinjaman pada saat restrukturisasi, kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa depan (pokok dan bunga) yang ditetapkan dalam persyaratan baru pinjaman.

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman bermasalah dikurangkan dari keuntungan restrukturisasi pinjaman atau dicatat sebagai biaya untuk periode terjadinya restrukturisasi, jika tidak ada keuntungan yang diperoleh pada saat restrukturisasi.

2.l. Biaya Pinjaman

Bunga dan beban keuangan lainnya yang timbul dari pinjaman yang diperoleh untuk mendanai perolehan dan pengembangan tanah dan serta pembangunan bangunan dikapitalisasi ke persediaan dan tanah untuk pengembangan, yang mana lebih sesuai. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi terdiri dari beban bunga, beban bank, selisih kurs, termasuk beban swap valuta asing dan amortisasi beban konsultasi dan commitment fee, yang terjadi sehubungan dengan perolehan pinjaman tersebut.

Besarnya biaya pinjaman yang dikapitalisasi dalam suatu periode ditentukan berdasarkan tingkat kapitalisasi dikalikan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk perolehan, pematangan dan pembangunan tahun berjalan. Tingkat kapitalisasi dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang biaya pinjaman, setelah dikurangi/ditambah dengan laba rugi kurs atas pinjaman tersebut, dibagi dengan jumlah rata-rata pinjaman tahun berjalan.

Kapitalisasi dihentikan pada saat seluruh aktivitas yang berhubungan dengan perolehan dan pengembangan tanah selesai dan aktiva siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya.

(15)

2.m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan real estat diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method) bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi:

Penjualan unit bangunan (bangunan rumah, ruko dan bangunan sejenis lainnya) beserta kavling tanahnya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi terdiri dari:

a. Proses penjualan telah selesai; b. Harga jual akan tertagih;

c. Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak Iagi berkewajiban secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

Penjualan kavling tanah tanpa bangunan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi terdiri dari: a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati

dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; b. Harga jual akan tertagih;

c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang;

d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan perundang-undangan; dan

e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.

Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode uang muka (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

Beban pokok penjualan lahan siap bangun ditentukan berdasarkan realisasi biaya perolehan tanah ditambah beban lain untuk pengembangan dan pembangunan prasarana penunjang. Beban pokok penjualan unit bangunan ditentukan berdasarkan seluruh biaya aktual pengerjaan yang terjadi dan biaya untuk menyelesaikan pengerjaan.

Penghasilan sewa diakui sesuai dengan masanya. Sewa yang diterima dimuka disajikan sebagai “Penghasilan Sewa Ditangguhkan” dan diakui sebagai penghasilan secara proporsional sesuai dengan masanya .

(16)

2.n. Pajak Penghasilan

Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban dengan alasan pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability method). Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.

Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aktiva pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan dan banding, pada saat keputusan atas keberatan dan banding tersebut telah ditetapkan.

Pajak penghasilan kini dihitung dari laba kena pajak, yaitu laba yang telah disesuaikan dengan peraturan pajak yang berlaku.

2.o. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual (laba setelah pajak dikurangi dividen saham utama) yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Perhitungan laba per saham didasarkan atas 470.000.000 saham untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004.

Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar ditambah dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang akan diterbitkan atas konversi efek yang berpotensi saham yang bersifat dilutif.

2.p. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali berupa pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam satu kelompok yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut.

Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aktiva ataupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut bukan merupakan goodwill. Selisih tersebut dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.

(17)

2.q. Informasi Segmen

Informasi segmen primer Perusahaan dan perusahaan anak disajikan menurut pengelompokan (segmen) usaha. Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan di luar entitas Perusahaan.

Segmen usaha Perusahaan terdiri dari penjualan tanah dan bangunan serta sewa dan jasa pelayanan lainnya. Segmen penjualan tanah dan bangunan meliputi antara lain usaha-usaha bidang real estat, pengembangan perkotaan (urban development), pembebasan/pembelian, pengolahan, pematangan, dan pembangunan sarana dan prasarananya. Segmen sewa dan jasa pelayanan lainnya meliputi antara lain usaha-usaha penyewaan pusat perbelanjaan dan bidang pengelolaan kota dan air.

Perusahaan dan perusahaan anak tidak memiliki bentuk segmen geografis karena operasi dan aktiva Perusahaan dan perusahaan anak terpusat di satu wilayah yaitu di Jakarta dan Tangerang sehingga pelaporan informasi segmen sekunder yang berkaitan dengan segmen geografis dalam laporan keuangan konsolidasian tidak disajikan.

2.r. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang kemungkinan berbeda dari estimasi tersebut.

2.s. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja

Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi.

Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Kewajiban dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan perusahaan. Dalam perhitungan kewajiban, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit.

Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan berkomitmen untuk:

(18)

b. menyediakan pesangon bagi karyawan yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.

3. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN

Pada tanggal 24 Juni 2004, Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”. Sebagai perbandingan, versi PSAK 24 terdahulu hanya mencakup manfaat pensiun, sedangkan PSAK 24 (Revisi 2004) mencakup berbagai bentuk imbalan kerja kepada karyawan, antara lain:

- Imbalan kerja jangka pendek; - Imbalan pasca-kerja;

- Imbalan kerja jangka panjang lainnya; - Pesangon pemutusan kerja; dan

- Imbalan berbasis ekuitas.

PSAK 24 (Revisi 2004) berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Juli 2004, namun penerapan lebih dini dianjurkan.

4. KAS DAN SETARA KAS

30 Juni 2005 30 Juni 2004

Kas (termasuk 2004: USD 7,662; 2004: USD 11,000) 1.673.733 1.013.586

Bank:

Rekening Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 3.893.192 1.179.419

PT Bank Tabungan Negara (Persero) 794.244 1.483.424

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.070.268 1.098.967

PT Bank Niaga Tbk 2.592.769 633.602

PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 469.551 666.082

PT Bank Permata Tbk 1.836.752 964.998

PT Bank DBS Buana 5.504.875 -

PT Bank Mega 144.665 -

PT Bank Umum Koperasi indonesia 367.684 -

PT Bank Pan Indonesia Tbk. 7.043.533 -

PT Bank NISP 148.662 -

PT Bank Lippo Tbk 325.976 275.364

PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jaya 134.352 491.343

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 100.000) 321.604 410.473

Rekening Dolar AS

PT Bank Pan Indonesia Tbk. 197.561 -

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 100.000) 4.504 61.325

Deposito Berjangka: Rekening Rupiah

PT Bank Mega Tbk 5.000.000 8.100.000

PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 3.000.000 2.000.000

PT Bank Permata Tbk 1.000.000 158.068

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 1.000.000 386.866

(19)

PT Bank NISP 3.000.000 3.000.000 PT Bank Tabungan Negara 1.000.000 1.000.000

Jumlah 44.523.925 22.923.517

Tingkat bunga call deposit dan deposito berjangka Rupiah berkisar antara 6,25% sampai dengan 7,25% per tahun pada tahun 2005 dan antara 6,11% sampai dengan 7,25% per tahun pada tahun 2004. 5. INVESTASI 30 Juni 2005 30 Juni 2004 Deposito Berjangka Rupiah PT Bank Permata Tbk - 2.635.875

Dollar Amerika Serikat

PT Bank Pan Indonesia Tbk 2.057.735 -

Jumlah 2.057.735 2.635.875

Deposito berjangka pada PT Bank Permata Tbk., dijadikan jaminan kepada Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia sehubungan dengan kontrak pengadaan rumah bagi karyawan Bank Indonesia. Deposito Bank Bumiputera akan jatuh tempo pada berbagai tanggal bulan April 2005 dan dapat diperpanjang secara otomatis (automatic rollover). Deposito berjangka pada bank tersebut akan dikembalikan kepada Perusahaan sehubungan kontrak pengadaan rumah yang telah selesai pada akhir bulan Desember 2004.

6. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari:

30 Juni 2005 30 Juni 2004

Pihak Ketiga

Penjualan tanah dan bangunan rumah 12.741.415 2.172.476

Sewa dan pemeliharaan gedung

(air, kebersihan dan keamanan) 14.865.365 10.047.723

27.606.780 12.220.199

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (2.276.601) (1.428.754)

Jumlah 25.330.179 10.791.445

Perusahaan dan Perusahaan Anak tidak memiliki piutang dalam mata uang asing.

Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu di atas cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul akibat tidak tertagihnya piutang.

7. PERSEDIAAN

30 Juni 2005 30 Juni 2004

Tanah 353.945.349 362.943.900

Bangunan Rumah 59.405.500 57.811.441

Bangunan Rumah dalam Penyelesaian 36.343.517 15.626.204

(20)

Biaya pinjaman berupa bunga dan beban keuangan lain yang dikapitalisasi pada persediaan sebesar Rp 3.497.381 dan Rp 1.551.243 masing-masing untuk tahun 2005 dan 2004 (lihat Catatan 27).

Pada tanggal 30 Juni 2005, sebagian persediaan unit bangunan telah diasuransikan kepada perusahaan asuransi kerugian PT Asuransi Himalaya Pelindung dan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 123.779.580 dan Rp 1.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.

8. TANAH UNTUK PENGEMBANGAN

Pada tanggal neraca, tanah untuk pengembangan tersebut di atas terletak di daerah Bintaro Jaya dan Pasar Kemis masing-masing seluas 12.429.957 m2 atau setara Rp 795.303.407 untuk tahun 2005 dan 12.064.525 m2 atau setara Rp 771.207.114 untuk tahun 2004.

Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan menyerahkan sebagian tanah untuk pengembangan yang akan digunakan untuk fasilitas pemakaman umum. Dalam tahun 2004 tidak ada bagian tanah untuk pengembangan yang diserahkan untuk fasilitas pemakaman umum sesuai ketentuan Pemerintah Daerah (lihat Catatan 15 dan 31.d).

Pada tanggal 30 Juni 2005, sebagian tanah untuk pengembangan seluas 727.455 m2 (atau 5,96% dari luas tanah untuk pengembangan) yang dimiliki Perusahaan dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank (lihat Catatan 12).

9. PENYERTAAN SAHAM

Perusahaan mempunyai investasi jangka panjang berupa penyertaan saham pada perusahaan asosiasi dengan metode biaya. Jumlah tercatat nilai penyertaan saham tersebut adalah sebagai berikut :

30 Juni 2005 dan 2004

Tempat Persentase Jumlah

Kedudukan Kepemilikan Rp

PT Bintaro Serpong Damai Tangerang 0,83% 3.625.617 PT Sumber Jaya Kelola Indonesia Jakarta 1,0 % 250

Jumlah 3.625.867

PT Bintaro Serpong Damai (BSD)

BSD didirikan berdasarkan Akta No. 130, tanggal 24 Mei 1993 yang dibuat dihadapan Widya Kusumawati, S.H., notaris di Jakarta. Perusahaan memiliki 3.750 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 (angka penuh) per saham atau setara dengan Rp 3.750.000.000 (angka penuh).

Pada tanggal 15 Agustus 2002, BSD berhasil melakukan restrukturisasi hutang kepada PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar Rp 401.800.000 dengan melakukan konversi saham atas hutang bank tersebut. Sehingga dengan masuknya PT Bank Negara Indonesia Tbk sebagai pemegang saham baru, pemilikan saham Perusahaan di BSD terdilusi menjadi 0,83%.

(21)

BSD bergerak dalam bidang usaha konstruksi dan pengelolaan jalan tol yang berkedudukan di Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten. Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, Perusahaan belum menerima pembagian dividen dari BSD.

PT Sumber Jaya Kelola Indonesia (SJKI)

SJKI didirikan berdasarkan Akta No. 29 tanggal 5 Desember 1996 yang dibuat dihadapan Achmad Abid, S.H., notaris di Jakarta yang bertindak sebagai pengganti notaris Sutjipto, S.H. SJKI merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan dan PT Jaya Land (JL), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan bergerak dalam bidang pelayanan jasa kecuali hukum, pajak dan transportasi. Perusahaan telah melakukan penempatan modal sebesar 50% dari kepemilikan 500 lembar saham dengan nilai nominal Rp.1.000 (angka penuh) per saham atau setara dengan Rp 250.000 (angka penuh) yang merupakan kepemilikan Perusahaan di SJKI sebesar 1%.

Pada tanggal 30 Juni 2005, Perusahaan telah menerima pembagian dividen dari SJKI sbesar Rp.30.000.

10. AKTIVA TETAP Akun ini terdiri dari:

1Januari 2005 Penambahan Pengurangan 30 Juni 2005

Mutasi tahun 2005

Nilai Perolehan

Tanah 70.815.567 - - 70.815.567

Gedung kantor dan pusat perbelanjaan 68.088.121 97.521 - 68.185.642 Peralatan gedung kantor dan pusat

perbelanjaan 17.364.232 - - 17.364.232

Perabot dan perlengkapan kantor 5.378.401 512.031 - 5.890.432

Kendaraan 1.096.707 - - 1.096.707

Jumlah Nilai Tercatat 162.743.028 609.552 - 163.352.580 Akumulasi Penyusutan 49.480.067 2.375.389 - 51.855.456

Nilai Buku 113.262.961 111.497.124

1Januari 2004 Penambahan Pengurangan 30 Juni 2004

Mutasi tahun 2004

Nilai Perolehan

Tanah 71.158.040 - - 71.158.040 Gedung kantor dan pusat perbelanjaan 68.534.771 - - 68.534.771 Peralatan gedung kantor dan pusat

perbelanjaan 17.365.432 - - 17.365.432

Perabot dan perlengkapan kantor 4.758.054 142.312 - 4.900.366

Kendaraan 1.067.298 - - 1.067.298

Jumlah Nilai Tercatat 162.883.595 142.312 - 163.025.907 Akumulasi Penyusutan 44.747.025 2.018.587 - 46.765.612

Nilai Buku 118.951.946 116.260.295

Pada awal tahun 2004, Perusahaan mengubah estimasi masa manfaat aktiva tetap (bangunan Pusat Perbelanjaan Plaza Bintaro) dari 30 tahun menjadi 20 tahun. Estimasi masa manfaat tersebut dilakukan sehubungan dengan evaluasi fisik atas manfaat keekonomisan aktiva bersangkutan.

(22)

Sejak tahun 2003, sebagian tanah dan bangunan milik Perusahaan dijadikan jaminan atas pinjaman bank (lihat Catatan 12.d.1).

Pada bulan November 1996, bangunan Proyek Senen Blok IV dan V mengalami kerusakan akibat kebakaran. Pada tahun 1998, tagihan klaim asuransi tersebut telah diselesaikan dengan jumlah yang disetujui oleh perusahaan asuransi sebesar Rp 36.705.087dan USD 1,428,032. Pada tahun 2003, Proyek Senen Blok V (permanen) dan Blok IV (kios semi permanen) telah selesai direnovasi.

Pada tanggal 26 Januari 2003, terjadi kebakaran kembali atas kios semi permanen di Proyek Senen Blok IV. Dan dalam tahun yang sama, Perusahaan telah menerima penggantian klaim asuransi atas kebakaran tersebut sebesar Rp.1.848.065. Penggantian klaim asuransi tersebut telah digunakan untuk renovasi kembali atas kios semi permanen dan telah dikompensasikan dengan biayanya. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi pada tanggal 10 Maret 2003 dan rencana jangka panjang manajemen untuk membangun kawasan proyek Senen sebagai Area City Senen, Perusahaan tetap bermaksud untuk mengoptimalkan pendapatan usaha dan berencana mengembangkan dan membangun kembali kawasan tersebut.

Selisih antara nilai penggantian klaim asuransi dengan biaya perbaikan dan pembangunan untuk Proyek Senen Blok IV tersebut disajikan sebagai akun "Hutang Lain-lain" (lihat Catatan 14), sedangkan nilai buku aktiva tetap yang rusak sebesar Rp 12.373.442, disajikan sebagai "Aktiva Lain-lain" (lihat Catatan 11) pada neraca konsolidasian. Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, saldo hutang lain-lain dari nilai penggantian klaim asuransi tersebut berjumlah Rp 23.356.278.

Perusahaan dan perusahaan anak memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Tangerang, Senen, dan Palmerah dengan Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2005 dan 2018. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Pada tanggal 30 Juni 2005, sebagian aktiva tetap pemilikan langsung Perusahaan (yang merupakan 42,09% dari jumlah aktiva tetap pemilikan langsung kecuali tanah) telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada berbagai perusahaan asuransi pihak ketiga berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 175.529.580,- dan USD 32,305,263.16. Manajemen berpendapat nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.

Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aktiva Perusahaan dan perusahaan anak di atas dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aktiva tersebut.

11. AKTIVA LAIN-LAIN

30 Juni 2005 30 Juni 2004

Aktiva Tetap yang Tidak Digunakan (lihat Catatan 10) 12.373.442 12.373.442

Uang Muka PPh pasal 25 3.459.248 -

Uang Jaminan KPR 880.839 1.013.102

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp.100.000) 483.626 81.909

Jumlah 17.197.155 13.468.453

(23)

12. PINJAMAN

30 Juni 2005 30 Juni 2004

PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Raya 39.949.233 49.399.223

PT Bank Niaga - 34.806.330

PT Bank Permata Tbk 18.333.323 23.750.000

PT Koexim Mandiri Finance (d/h PT Koexim BDN Finance 981.596 4.756.647

PT Bank DBS Indonesia 31.142.497 -

Jumlah 90.406.649 112.712.200

Tingkat Bunga per tahun:

Rupiah 11,5% - 14% 14% -15,5%

Dollar Amerika Serikat 7,55% - 8,09% 6,12% - 8,50%

a. PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (Bank DKI)

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 65 yang dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 27 Mei 1998, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dengan maksimum fasilitas sebesar Rp 50.000.000. Pada tahun1999, Perusahaan menunggak pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang jatuh tempo. Sesuai dengan perjanjian pinjaman, bila Perusahaan gagal dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur, maka seluruh pinjaman akan dinyatakan jatuh tempo seketika dan kreditur dapat menagih pinjaman tersebut. Namun demikian pada tanggal 13 September 2000, Perusahaan mendapat persetujuan untuk merestrukturisasi pinjaman kepada Bank DKI sebesar Rp 73.299.234 (terdiri dari pokok pinjaman dan tunggakan bunga masing-masing sebesar Rp 48.500.000 dan Rp 24.799.234).

Berdasarkan perjanjian pinjaman yang direstrukturisasi, pokok pinjaman akan dibayar berdasarkan angsuran mulai tanggal 1 Juli 2000 sampai dengan 30 Juni 2007, sedangkan tunggakan bunga akan dibayar berdasarkan angsuran mulai dari Juli 2000 sampai dengan Juni 2008.

Perjanjian restrukturisasi pinjaman tersebut juga mengatur hal-hal sebagai berikut:

• Beban bunga ditetapkan berdasarkan baki debet dengan ketentuan sebesar 12% per tahun untuk bulan Juli 2000 hingga Juni 2003, sebesar 15% untuk bulan Juli 2003 hingga Juni 2005 dan sebesar ketentuan yang berlaku di Bank DKI untuk bulan Juli 2005 hingga bulan Juni 2007. • Perusahaan akan dikenakan denda sebesar 50% di atas tingkat bunga yang berlaku dikalikan dengan jumlah tunggakan jika Perusahaan gagal membayar fasilitas kredit sampai batas waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.

• Perusahaan diwajibkan membuat rekening giro pada Bank DKI yang dibatasi penggunaannya untuk pembayaran pokok, bunga dan denda pinjaman (lihat Catatan 11).

• Pinjaman ini dijamin dengan 53 (lima puluh tiga) SHGB di areal tanah untuk pengembangan dengan luas keseluruhan 288.055 m2 yang dikenal sebagai Proyek Perumahan Graha Raya Bintaro yang berlokasi di Desa Parigi Baru, Desa Parigi Lama, Parigi, Jurangmangu Barat, Desa Pondok Aren dan Pondok Kacang Timur yang seluruhnya termasuk dalam Kecamatan Pondok Aren, Tangerang, Banten yang dimiliki Perusahaan (lihat Catatan 8).

(24)

Pada tanggal 14 Oktober 2003 Perusahaan mengajukan penjadwalan ulang atas fasilitas kredit pada Bank DKI. Pada tanggal 5 Januari 2004, Perusahaan mendapat persetujuan dari Bank DKI untuk melakukan penjadwalan ulang angsuran pembayaran pokok dengan maksimum kredit sebesar Rp 46.100.000 dan tunggakan bunga pinjaman sebesar Rp 18.199.233. Selain hal-hal tersebut di atas, syarat dan kondisi lainnya dalam perjanjian pinjaman lama masih tetap berlaku. Rincian jadwal pembayaran pinjaman tersebut pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

30 Juni 2005 30 Juni 2004 . Pokok Bunga Jumlah Pokok Bunga Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp . 2004 -- -- -- 2.400.000 1.500.000 3.900.000 2005 3.750.000 1.800.000 5.550.000 7.500.000 3.600.000 11.100.000 2006 9.900.000 4.200.000 14.100.000 9.900.000 4.200.000 14.100.000 2007 12.000.000 4.800.000 16.800.000 12.000.000 4.800.000 16.800.000 2008 900.000 2.599.223 3.499.223 900.000 2.599.234 3.499.234 Jumlah 26.550.000 13.399.223 39.949.223 32.700.000 16.699.234 49.399.223

Pada bulan Maret, April dan Juni 2004, Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 11.000.000 sehingga saldo hutang berkurang dari Rp 41.300.000 menjadi Rp 30.300.000. Atas pelunasan dipercepat tersebut Perusahaan tidak dikenakan denda.

b. PT Bank Niaga Tbk

Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas kredit dari PT Bank Niaga Tbk (BN) sebagai berikut : 1. Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus I (PTK I)

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 47 tanggal 18 September 2002 dari Aulia Taufani, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit (non-revolving) sebesar maksimum 25.000.000, yang akan jatuh tempo pada tanggal 1 Agustus 2007. Fasilitas pinjaman (refinancing) ini digunakan untuk melunasi pinjaman Perusahaan kepada Denholm Properties Limited (lihat Catatan 18.b).

Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga "prime lending rate" sebesar 19% per tahun yang dapat berubah sesuai perkembangan pasar.

Fasilitas tersebut dijamin dengan aktiva Perusahaan sebagai berikut:

• Beberapa bidang tanah untuk pengembangan dengan luas seluruhnya 71.724 m2 yang berlokasi di Pondok Ranji, Parigi Lama dan Perigi, Tangerang, Banten dengan SHGB masing-masing No. 21, 154 dan 85 yang dimiliki Perusahaan (lihat Catatan 8).

• Fidusia rekening koran Perusahaan pada bank bersangkutan dan surat kuasa pencairan dengan nilai penjaminan sebesar Rp 5.000.000.

2. Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus II (PTK II)

Pinjaman ini diperoleh berdasarkan perjanjian kredit tanggal 19 Desember 2003 yang kemudian diubah dengan perjanjian kredit No.514/CBG/JKT/2004 tanggal 23 Desember 2004 tentang pergantian jaminan. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus II (non-revolving) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 9.000.000, yang akan jatuh pada tanggal 1 Desember 2009. Fasilitas pinjaman (refinancing) ini digunakan untuk melunasi pinjaman Perusahaan kepada kreditur Perusahaan. Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 15% per tahun yang dapat berubah sesuai perkembangan pasar.

(25)

Pinjaman ini dijamin dengan tanah untuk pengembangan dengan luas seluruhnya 155.215 m2 yang berlokasi di Parigi Baru, Parigi Lama dan Jombang, Tangerang, Banten dengan 18 (delapan belas) SHGB masing-masing No.293-380 dan 1813–1824 yang dimiliki Perusahaan (lihat Catatan 8).

3. Pinjaman Tetap (PT)

Pinjaman ini diperoleh berdasarkan perjanjian kredit tanggal 19 Desember 2003 yang kemudian diubah dengan perjanjian kredit No.513/CBG/JKT/2004 tanggal 23 Desember 2004 tentang perpanjangan pinjaman dan pergantian jaminan. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman tetap (revolving) dengan jumlah maksimum sebesar Rp.5.000.000 yang akan jatuh pada tanggal 19 Desember 2005 serta penurunan tingkat bunga dari 15% per tahun menjadi 12,50% per tahun yang dapat berubah sesuai perkembangan pasar. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk modal kerja Perusahaan.

Pinjaman ini dijamin dengan tanah untuk pengembangan secara cross collateralized terhadap fasilitas pinjaman transaksi khusus II (lihat Catatan 8 dan 12.b.2).

Untuk seluruh fasilitas kredit yang diberikan BN, terdapat ketentuan apabila Perusahaan gagal dalam membayar pokok dan/atau bunga yang sudah dijadwalkan dalam perjanjian, Perusahaan akan dikenakan denda sebesar 4% di atas tingkat suku bunga yang berlaku, atas jumlah yang gagal dibayar tersebut.

Pada tanggal 15 April 2005, Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 31.588.371,-. Atas pelunasan dipercepat tersebut Perusahaan tidak dikenakan denda.

c. PT Bank Permata Tbk

Pada tanggal 23 Desember 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit No. 102, 103 dan 104 dihadapan Mellyani Noor Shandra, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas kredit dari PT Bank Permata Tbk (BP) sebagai berikut :

1. Fasilitas Kredit Rekening Koran (Over Draft)

Berdasarkan akta perjanjian kredit No.102, Perusahaan memperoleh Fasilitas Kredit Rekening Koran dengan fasilitas maksimal sebesar Rp 3.000.000, dengan jangka waktu selama 12 (dua belas) bulan yang jatuh tempo pada tanggal 3 Pebruari 2005, Perusahaan telah mengajukan permohonan perpanjangan atas fasilitas tersebut. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk modal kerja Perusahaan.

2. Fasilitas Kredit Revolving Loan

Perusahaan juga memperoleh Fasilitas Kredit Revolving Loan dalam mata uang Rupiah sebagaimana telah disebutkan dalam akta perjanjian kredit No.103, dengan fasilitas maksimal sebesar Rp 22.000.000, dengan jangka waktu selama 12 (dua belas) bulan yang jatuh tempo pada tanggal 3 Pebruari 2005. Perusahaan telah mengajukan permohonan perpanjangan atas fasilitas tersebut. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk modal kerja Perusahaan. Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 14% per tahun yang dapat berubah sesuai perkembangan pasar.

Sampai dengan tanggal 30 Juni 2005, fasilitas pinjaman ini belum digunakan Perusahaan. 3. Fasilitas Kredit Term Loan

(26)

Fasilitas Kredit Term Loan diperoleh berdasarkan akta perjanjian kredit No. 104, dengan fasilitas maksimal sebesar Rp 25.000.000, dengan jangka waktu pinjaman adalah 5 (lima) tahun dengan cicilan setiap bulannya sebesar Rp 416.667 yang akan dibayar pada tanggal yang sama dengan tanggal penarikan pertama pinjaman. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk investasi Perusahaan.

Pada tanggal 3 Pebruari 2004, Perusahaan mencairkan pinjaman tersebut sehingga sampai dengan tanggal 30 Juni 2005 Perusahaan telah membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman masing masing sebesar Rp 6.666.667 dan Rp 3.834.296.

Rincian pinjaman berdasarkan jadwal pembayaran pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

Angsuran Jumlah Angsuran Per Bulan Per Tahun

Rp Rp 2005 416.667 2.500.000 2006 416.667 5.000.000 2007 416.667 5.000.000 2008 416.667 5.000.000 2009 416.667 833.333 Jumlah 18.333.333

Seluruh jenis fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari BP dikenakan bunga pinjaman sebesar 14% per tahun yang dapat berubah sesuai perkembangan pasar.

Perjanjian tersebut mengharuskan seluruh penarikan dan pembayaran pokok dan bunga pinjaman dilakukan melalui rekening giro Perusahaan yang ditempatkan pada bank yang bersangkutan. Seluruh pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan (Plaza Slipi Jaya) seluas 21.980 m2 (sebesar 32,89% dari luas keseluruhan aktiva yang dijaminkan) yang berlokasi di Jalan Letjen S. Parman, Grogol Petamburan, Jakarta Barat dengan SHGB No. 257 yang dimiliki Perusahaan (lihat Catatan 10).

Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut di atas, secara umum Perusahaan harus memperoleh persetujuan tertulis dari bank-bank terlebih dahulu, untuk menjual/mengalihkan harta Perusahaan dalam jumlah besar, melakukan investasi baru di luar lokasi pengembangan yang dimiliki oleh Perusahaan, memberi/memperoleh pinjaman baru dari pihak lain, mengumumkan dan membagikan dividen kepada pemegang saham (sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pasar Modal), melakukan perubahan modal dasar Perusahaan, perubahan susunan pengurus, perubahan kepemilikan saham pendiri, dan ekspansi usaha.

d. PT Koexim Mandiri Finance (Koexim)

Pada tanggal 27 April 1998 Perusahaan memperoleh pinjaman (promissory notes) dari PT Koexim Mandiri Finance (d/h PT Koexim BDN Finance) yang akan jatuh tempo pada tanggal 28 Desember 1998. Pada tahun 1998, Perusahaan mendapat persetujuan dari Koexim untuk melakukan penjadwalan ulang pembayaran pinjaman secara bertahap sebesar USD 2,000,000 dan beban bunga sebesar 12% atau sejumlah USD 321,240.17, sebagaimana tercantum dalam promissory notes.

(27)

Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 25 Oktober 1999 dan dijamin dengan tanah Perumahan Puri Jaya seluas 196.900 m2 yang berlokasi di Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Tangerang, Banten dengan SHGB No.11 yang dimiliki PT Loji Elok, perusahaan anak.

Saldo pinjaman ini telah beberapa kali dijadwal ulang, terakhir pada tanggal 10 Oktober 2002, Koexim setuju untuk memperpanjang jadwal pembayaran sisa pinjaman pokok sebesar USD 1,212,500 yang jatuh tempo pada tanggal 28 Oktober 2002 menjadi pembayaran bulanan selama 36 bulan sebesar USD 33,680, kecuali pembayaran terakhir sebesar USD 33,700. Tingkat bunga pinjaman ini adalah sebesar SIBOR 3 bulanan ditambah 5% per tahun.

Berdasarkan perjanjian restrukturisasi terakhir, pinjaman akan terhutang sampai dengan tanggal 28 September 2005. Selama tahun 2005, Perusahaan telah melakukan pembayaran sebesar USD 202.080 atas pinjaman yang jatuh tempo pada tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 30 Juni 2005, saldo pinjaman adalah sebesar USD 101.060.

Angsuran Jumlah

Per Bulan Angsuran Per Tahun

USD 2005 (USD) 2004 (USD)

2004 33.680 -- 202.080

2005 (untuk bulan yg.berakhir USD 33.700) 33.680 101.060 303.140

Jumlah 101.060 505.220

e. PT Bank DBS Indonesia

Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas kredit dari PT Bank DBS Indonesia (DBS) sebagai berikut :

1. Fasilitas Kredit Tranche I

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 008 tanggal 27 Oktober 2004 dari Aulia Taufani, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit jangka panjang sebesar tidak melebihi Rp.32.000.000, yang akan jatuh tempo pada tanggal 2 Mei 2010.

Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar nilai rata-rata suku bunga Sertifikat Bank Indonesia selama 3 (tiga) bulan ditambah 4% per tahun.

Pada tanggal 30 Juni 2005, Perusahaan telah mempergunakan fasilitas pinjaman tersebut sebesar Rp.31.142.497,-.

2. Fasilitas Kredit Tranche II

Perusahaan juga memperoleh fasilitas kredit jangka pendek (kredit modal kerja) sebesar tidak melebihi Rp.32.000.000, yang akan jatuh tempo selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian.

Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar nilai rata-rata suku bunga Sertifikat Bank Indonesia selama 1 (satu) hingga 3 (tiga) bulan secara relevan ditambah 4% per tahun.

(28)

Fasilitas tersebut dijamin dengan aktiva Perusahaan sebagai berikut:

• Dana milik PT Jaya Real Property dalam rekening di PT Bank DBS Indonesia No.030-14684-21. • Seluruh arus kas atau pendapatan yang diterima dan dimiliki Perusahaan yang bersumber dari hasil

pengelolaan Bintaro Plaza.

• Hak Perusahaan untuk mengklaim nilai pertanggungan dari bahaya kebakaran berdasarkan polis Asuransi No.22.052.204.00032, tanggal 20 Januari 2004.

• Tanah dan bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) di desa Pondok Karya seluas 62.831 m2. 13. HUTANG USAHA 30 Juni 2005 30 Juni 2004 Rp Rp Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

PT Jaya Konstruksi 174.072 174.072

PT Jaya Teknik Indonesia 44.000 45.389

PT Jaya Consultant Management 19.010 19.010

PT Arkonin 30.000 30.000 Sub Jumlah 267.082 268.471 Pihak Ketiga PT Anggawidya Duta 231.473 160.105

PT Kiat Jifas Mandiri 117.255 -

Isdeon Saputra 135.833 -

CV Anugrah 198.984 -

PT Ratu Rusmon Agung - 348.014

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp.100.000) 2.251.064 1.489.251

Sub Jumlah 2.934.609 1.997.370

Jumlah Hutang Usaha 3.201.691 2.265.841

14. HUTANG LAIN-LAIN

Akun ini merupakan hutang kepada pihak ketiga terutama terdiri dari:

a. Klaim asuransi diterima dimuka dari PT Asuransi Rama Satria Wibawa masing-masing sebesar Rp 23.356.278 untuk tanggal 30 Juni 2005 dan 2004.

b.Hutang kepada pelanggan atas pembelian tunai tanah dan bangunan dengan harga diskon dimana pelanggan akan memperoleh pengembalian uang sesuai harga beli pada periode mendatang selama tujuh sampai delapan tahun dalam suatu program yang disebut “Program Penjualan Opsi”. Hutang per 30 Juni masing-masing sebesar Rp 5.551.757 untuk tahun 2005 dan Rp 14.297.811 untuk tahun 2004.

c.Lain-lainnya termasuk uang muka penjualan tanah yang harus dikembalikan kepada pihak pembeli karena pembatalan penjualan tersebut masing-masing Rp 246.266 dan Rp 3.177.269 untuk tanggal 30 Juni 2005 dan 2004.

(29)

15. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

30 Juni 2005 30 Juni 2004

Rp Rp

Kewajiban Penyelesaian Fasilitas Pemakaman Umum 18.499.986 18.499.986

Gaji, Bonus dan Kesejahteraan Pegawai 14.862.455 8.527.659

Beban Keuangan (lihat Catatan 18) 4.236.872 3.898.842

Lain-lain 3.447.042 2.820.711

Jumlah 41.046.355 33.747.198

Kewajiban penyediaan fasilitas lahan pemakaman umum merupakan kewajiban Perusahaan untuk menyediakan lahan yang sudah siap digunakan untuk fasilitas pemakaman umum. Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan melakukan realisasi atas kewajiban tersebut dengan penyerahan tanah seluas 116.315 m2 atau senilai Rp 4.209.834 yang diambil dari tanah untuk pengembangan (lihat Catatan 8).

16. UANG MUKA PENJUALAN

Akun ini merupakan penerimaan uang muka dari pelanggan sehubungan dengan penjualan (lihat Catatan 2.m):

30 Juni 2005 30 Juni 2004

Rp Rp

Pihak Ketiga

Unit Bangunan dan Kaveling 179.780.580 100.360.044

Lain-lain 39.853.849 16.870.751

Jumlah 219.634.429 117.230.795

17. PENGHASILAN SEWA DITANGGUHKAN DAN HUTANG LAINNYA

Akun ini merupakan penerimaan uang sewa dan jaminan dari pelanggan pihak ketiga:

30 Juni 2005 30 Juni 2004

Penghasilan Sewa Ditangguhkan 22.932.599 24.693.590

Setoran jaminan 4.183.028 3.894.956 Jumlah 27.115.627 28.588.546 18. OBLIGASI KONVERSI 30 Juni 2005 30 Juni 2004

Citiview Properties Limited 150.814.729 190.814.729

Denholm Properties Limited 23.950.000 23.950.000

(30)

a. Citiview Properties Limited (CPL)

Pada tahun 2002, Perusahaan menerbitkan Obligasi Konversi (OK) kepada CPL sehubungan dengan pengalihan pinjaman Perusahaan dari BPPN yang sebelumnya diambil oleh BPPN dari beberapa kreditur (lihat Catatan 12).

Pada tanggal 27 November 2002, Perusahaan dan CPL telah menandatangani Perjanjian Pemesanan Obligasi Konversi berkaitan dengan penerbitan Obligasi Konversi (OK) tingkat suku bunga 0% sebesar Rp 190.814.729 atas jumlah pinjaman yang telah dialihkan oleh BPPN kepada CPL, sebesar Rp 112.941.572 dan USD 8,652,573.

Sertifikat OK tersebut dikeluarkan pada tanggal 16 Desember 2002 dengan No. CB-01 yang akan jatuh tempo pada tanggal 15 Desember 2008. Berdasarkan perjanjian OK, pemegang obligasi tersebut sewaktu waktu dapat dikonversi menjadi saham, dengan nilai konversi Rp 1.000 (angka penuh) per saham. Namun demikian apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo (15 Desember 2008) CPL belum mengkonversi OK yang dimilikinya, maka OK tersebut wajib dikonversi menjadi saham.

OK tersebut disubordinasikan dengan pinjaman kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat Catatan 12.a), sehingga apabila Perusahaan telah melunasi pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, maka Perusahaan sewaktu-waktu dapat menebus kembali Obligasi tersebut dengan konsekuensi harus membayar premi penebusan (redemption premium) sebesar 20% per tahun yang dihitung sejak dari tanggal diterbitkannya OK sampai dengan saat penebusan.

Berdasarkan Perjanjian Restrukturisasi Dasar tanggal 5 November 2002, sehubungan dengan restrukturisasi kewajiban Perusahaan kepada CPL, Perusahaan diharuskan membayar biaya provisi sebesar 4% dari nilai Obligasi Konversi pada saat penandatanganan perjanjian dan 2,5% per tahun dari nilai Obligasi Konversi setiap tahun.

Berdasarkan perjanjian tambahan atas perjanjian Restrukturisasi Dasar dan perjanjian pemesanan obligasi konversi tanggal 15 Juli 2003 antara Perusahaan dan CPL, disepakati adanya perubahan pada premi penebusan (redemption premium) menjadi sebesar 4% di atas tingkat Sertifikat Bank Indonesia (SBI) per tahun.

Selanjutnya, berdasarkan perjanjian tambahan atas perjanjian pemesanan obligasi konversi tanggal 17 Juli 2003 antara Perusahaan dan CPL, disepakati adanya perubahan pada periode konversi (Conversion Period) menjadi mulai dari tanggal 16 Desember 2007 sampai tanggal 15 Desember 2008.

Selama tahun 2004 dan tahun 2005, Perusahaan telah melakukan pelunasan (redemption) sebesar Rp 40.000.000. Pada tanggal neraca beban yang masih harus dibayar dan beban restrukturisasi (restructuring fee) masing masing sebesar Rp 3.530.552 dan Rp 6.326.409.

b. Denholm Properties Limited (DPL)

Pada tanggal 17 Desember 1999, DPL membeli (promissory notes) surat aksep dari Kingsford Holdings Inc. atas pinjaman yang telah direstrukturisasi pada tanggal 29 Oktober 1999. Pinjaman tersebut terdiri dari pinjaman pokok sebesar Rp 12.950.000 dan USD 4.000.000 serta bunga tunggakan sebesar Rp 2.077.317 dan USD 519,056. Berdasarkan perjanjian restrukturisasi pinjaman, seluruh pinjaman pokok dan bunga tunggakan akan jatuh tempo seluruhnya pada tanggal 29 Oktober 2004, dan dijamin dengan beberapa bidang tanah di Tangerang senilai 120% dari seluruh pokok pinjaman ditambah bunga tunggakan dan bunga yang akan timbul di masa yang akan datang sampai dengan tanggal 29 Oktober 2004.

(31)

Berdasarkan perjanjian tersebut, juga ditentukan bahwa kreditur mempunyai opsi untuk mengkonversikan hutang tersebut menjadi Obligasi Konversi selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2003. Jika pihak kreditur menggunakan pilihan untuk mengkonversi pinjaman tersebut menjadi Obligasi Konversi maka dikenakan tingkat bunga khusus sebesar 3% per tahun untuk OK dalam Rupiah dan 2 % per tahun untuk OK dalam Dolar AS yang akan berlaku efektif pada tahun 2000.

Dan sebaliknya jika kreditur tidak melaksanakan opsi tersebut, pinjaman tersebut akan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 16% per tahun untuk pinjaman dalam Rupiah dan sebesar 9% per tahun untuk pinjaman dalam Dolar AS. Berdasarkan surat dari DPL tanggal 6 Maret 2002, DPL menolak untuk mengkonversi pinjaman tersebut menjadi OK. Karena itu beban bunga yang sebelumnya dihitung dengan tingkat suku bunga sebesar 3% per tahun untuk pinjaman Rupiah dan 2% per tahun untuk pinjaman Dolar AS harus disesuaikan dengan menggunakan tingkat suku bunga 16% dan 9% per tahun masing-masing untuk pinjaman dalam Rupiah dan Dolar AS yang menghasilkan tambahan beban bunga sebesar Rp 3.112.317 dan USD 500,999.56 yang dibebankan pada laporan laba rugi tahun 2002. Pada tahun 2002, Perusahaan telah membayar seluruh tunggakan bunga sampai dengan bulan Agustus 2002 sebesar Rp 5.860.594 dan USD 1.033.000,44 serta melunasi seluruh pinjaman pokok dalam Rupiah sebesar Rp 12.950.000 dan sebagian pinjaman pokok dalam Dolar AS sebesar USD 1,338,889.

Pada tanggal 27 November 2002, Perusahaan dan DPL menandatangani Perjanjian Pemesanan Obligasi Konversi berkaitan dengan penerbitan OK tingkat suku bunga 0% sebesar Rp 23.950.000 untuk pinjaman kepada DPL sebesar USD 2,661,111.

Sertifikat OK tersebut dikeluarkan pada tanggal 16 Desember 2002 dengan No. CB-01JD yang akan jatuh tempo pada tanggal 15 Desember 2008. Berdasarkan perjanjian OK, obligasi tersebut sewaktu-waktu dapat dikonversi menjadi saham, dengan nilai konversi Rp 1.000 (angka penuh) per saham. Namun demikian, apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo (15 Desember 2008) DPL belum mengkonversi OK yang dimilikinya, maka OK tersebut wajib dikonversi menjadi saham.

OK tersebut disubordinasikan dengan pinjaman kepada PT Bank Niaga Tbk (lihat Catalan 12.c), sehingga apabila Perusahaan telah melunasi pinjaman dari PT Bank Niaga Tbk, maka Perusahaan sewaktu-waktu dapat menebus kembali Obligasi tersebut dengan konsekuensi harus membayar premi penebusan sejak dari tanggal diterbitkannya OK sampai dengan penebusan. Berdasarkan Perjanjian Restrukturisasi Dasar tanggal 5 Nopember 2002, sehubungan dengan restrukturisasi kewajiban 2002, "Perusahaan kepada DPL, Perusahaan telah membayar biaya DPL, provisi sebesar 5% dari nilai Obligasi Konversi pada saat penandatanganan perjanjian dan 2,5% per tahun dari nilai Obligasi Konversi setiap tahun.

Berdasarkan perjanjian tambahan tanggal 15 Juli 2003 antara Perusahaan dan DPL, disepakati adanya perubahan pada premi penebusan ("redemption premium') menjadi sebesar 4% di atas tingkat Sertifikat Bank Indonesia (SBI) per tahun.

Selanjutnya, berdasarkan perjanjian tambahan atas perjanjian pemesanan obligasi konversi tanggal 17 Juli 2003 antara Perusahaan dan DPL, disepakati adanya perubahan pada periode konversi (Conversion Period) menjadi mulai dari tanggal 16 Desember 2007 sampai tanggal 15 Desember 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak sesuai untuk penggunaan: Material ini tidak diperuntukkan untuk digunakan dalam produk yang kontak dalam jangka waktu lama dengan selaput lendir, cairan tubuh atau

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Technical Requirement Adanya website untuk pemasaran dan pelayanan keluhan konsumen Penetapan dan peraturan mengenai harga beras organik Desain dan warna kemasan beras organik

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tanggung jawab dan peran defender. Artinya, semakin tinggi skor tanggung

Skor rata-rata gejala klinis ikan lele dumbo pasca infeksi Gambar 6 menunjukkan bahwa ikan lele dumbo pada kontrol positif setelah diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila 10 5

TOGAF ini digunakan untuk mengembangkan enterprise architecture, dimana terdapat metode dan tools yang detil untuk mengimplementasikannya, hal inilah yang membedakan

Antigen tipe K tampak penting pada patogenesis infeksi saluran kemih bagian atas ( Jawetz et al., 1996).. Escherchia coli yang menyebabkan diare sangat banyak ditemukan