• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 Metodologi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4 Metodologi Penelitian"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

48

4

Metodologi Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang digunakan dan pengembangan proposisi kerangka konseptual yang akan menjadi dasar dalam pengumpulan data. Tujuan dari metodologi penelitian ini adalah untuk: a) mengkaji metodologi penelitian yang sesuai, b) desain eksperimen, c) membuat protokol pengumpulan data.

4.1 Pemilihan Metodologi Penelitian

Pemilihan metodologi penelitian yang sesuai adalah hal penting untuk menentukan kualitas hasil penelitian. Berdasarkan Yalaho dan Wu (2005) kerangka konseptual memberikan asumsi, konsep, dan memberikan penjelasan. Seringkali kerangka konseptual membantu untuk menstrukturkan sebuah penelitian dan memberikan memahami kenyataan dengan didampingi teori.

Berdasarkan studi pustaka pada literatur terdahulu yang sudah dilakukan sebelumnya, penelitian yang mendalam pada information sharing dalam offshore IT outsourcing sedikit ditemukan, maka dapat dikatakan bahwa basis pengetahuan yang ada tidak memberikan cukup dasar dalam membangun suatu pernyataan teori yang baik. Menurut Yin (1994), jika literatur yang ada tidak memberikan hipotesis atau basis pengetahuan tidak memberikan cukup dasar dalam membangun pernyataan teori yang baik, maka penelitian dapat diasumsikan sebagai exploratory. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah penelitian exploratory.

Menurut Saunders, Lewis, dan Thornhill (2003) menyatakan bahwa terdapat beberapa strategi penelitian yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Eksperimen. Eksperimen adalah sebuah strategi riset yang sudah lama dikenal, namun strategi ini tidak dapat diterapkan karena hanya dapat dilakukan pada penelitian dengan jumlah variabel yang sedikit (Saunder, Lewis, dan Thornhill, 2003).

b. Survey. Metode survey membutuhkan pengumpulan sejumlah data yang cukup besar dari populasi yang telah diketahui jumlahnya (Saunder, Lewis, dan Thornhill, 2003; Zikmund, 1994). Dalam penelitian terdapat keterbatasan sulitnya mencari perusahaan Indonesia yang menjadi vendor software dengan klien dari luar negeri. Dari beberapa perusahaan vendor IT yang ditemui, hanya tiga yang dapat menjadi responden. Hal tersebut terjadi karena perusahaan lain:

(2)

b. Tidak bersedia memberikan informasi.

c. Yang di-outsourcing bukan pekerjaan-nya melainkan SDM. Selain itu, tidak diketahui berapa jumlah perusahaan vendor IT di Indonesia yang telah memiliki klien di luar negeri sehingga tidak dapat diketahui berapa jumlah cukup yang mewakili untuk survey.

c. Studi kasus. Dengan melihat pada pertanyaan penelitian yang memberikan penekanan pada mencari penjelasan dengan sedikit kontrol dari peneliti, melibatkan banyak variabel, dan menggunakan sumber data bervariasi, maka dalam metodologi penelitian ini digunakan studi kasus. Hal tersebut sesuai dengan Yin (1994) dan Lee (1989). Nahar (2001) menambahkan bahwa penelitian yang memiliki basis pengetahuan terbatas, melakukan eksplorasi secara mendalam, dan obyek penelitiannya berupa proses, maka studi kasus adalah metodologi yang tepat. Information sharing dalam offshore IT outsourcing merupakan sebuah proses, sehingga hal tersebut semakin memperkuat keyakinan bahwa menggunakan studi kasus dalam penelitian ini sudah tepat. Menurut Zikmund (1994) dengan menggunakan studi kasus maka dapat dilakukan penelitian dengan lebih mendetail dan mendalam sehingga memungkinkan peneliti mengetahui bagaimana urutan kejadian dan hubungan lebih detil antar fungsi.

Beberapa literatur menggunakan Yin (1994) sebagai buku acuan untuk melakukan studi kasus dan melakukan studi kasus dengan alasan sama yaitu memberikan penekanan pada mencari penjelasan dengan sedikit kontrol dari peneliti (Balaji et al., 2006; Chua dan Pan; 2008; Oshri et al., 2007; Yalaho dan Wu, 2002). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa menggunakan studi kasus pada penelitian ini adalah metodologi yang sudah tepat. Seperti banyak penelitian yang lain, metodologi studi kasus yang dipilih menggunakan acuan utama Yin (1994).

Setelah perumusan masalah dilakukan studi literatur dan studi pendahuluan. Wawancara dengan pihak yang pernah melakukan hubungan offshore IT outsourcing sebagai studi pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang permasalahan yang akan diteliti pada dunia nyata. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dirangkumkan dalam Gambar 4-1.

Menurut Yin (1994), terdapat empat tipe penelitian studi kasus. Penelitian ini termasuk dalam tipe tiga, yaitu unit analisis tunggal dengan studi kasus lebih dari satu. Analisis pada tipe tiga adalah dengan melakukan perbandingan kesamaan dan perbedaan yang terjadi pada masing-masing kasus. Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan analisis cross case dimana setiap studi kasus diperbandingkan.

(3)

STUDI PENDAHULUAN Tujuan: mendapatkan pemahaman mengenai permasalahan di dunia nyata

STUDI LITERATUR (Bab 2) Tujuan: identifikasi what, who,

how, dan when dalam information sharing

PERUMUSAN MASALAH

MEMBUAT KERANGKA KONSEPTUAL (Bab 3) adalah kerangka kerja awal yang digunakan untuk membuat protokol

pengumpulan data

Analisis:

Cross case analysis

Menghasilkan proposisi dalam pelaksanaan

information sharing

(Bab 6)

MELAKSANAKAN STUDI KASUS DI 3 PERUSAHAAN (Bab 5)

KESIMPULAN (Bab 7) Dari hasil penelitian, saran, dan rekomendasi penelitian lebih lanjut

Gambar 4-1 Metodologi Penelitian (adaptasi dari Yin, 1994) 4.2 Rancangan Penelitian

Menurut Yin (1994), terdapat lima komponen dalam rancangan penelitian yang penting, yaitu: 1. Pertanyaan penelitian

2. Proposisi (jika ada) 3. Unit analisis

4. Hubungan logis antara data dengan proposisi 5. Kriteria dalam menginterpretasi temuan

Pertanyaan pada penelitian ini adalah tipe pertanyaan “How” sehingga studi kasus adalah metode yang tepat (Yin, 1994). Pada penelitian ini, dilakukan eksplorasi secara mendalam mengenai

(4)

“Bagaimana pengelolaan dalam information sharing untuk mencapai kesuksesan Offshore IT outsourcing?”. Pertanyaan penelitian tersebut akan menjadi guideline dalam penelitian.

Unit analisis pada penelitian ini adalah proses offshore IT outsourcing dalam menghasilkan software. Untuk menginterpretasikan temuan akan digunakan konseptual framework yang telah dibangun dan dijelaskan pada Bab 3. Hasil pengumpulan data pada kejadian nyata akan dibandingkan dengan kerangka konseptual. Dengan begitu, penelitian ini akan bertujuan untuk menghasilkan analisa dan membuat generalisasi.

Proses offshore IT outsourcing yang digunakan sebagai studi kasus harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Hubungan offshore IT outsourcing sudah selesai dilaksanakan.

b. Perusahaan vendor berada di Indonesia dengan perusahaan klien berada di luar negeri. c. Perusahaan vendor menyediakan jasa pembuatan atau modifikasi software kepada

klien.

4.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan data utama wawancara. Untuk melengkapi temuan, digunakan data pendukung.

4.3.1 Data Utama

Yin (1994) mengidentifikasi 6 sumber data dalam penelitian yaitu: dokumentasi, arsip rekaman, wawancara, pengamatan langsung, pengamatan participant, dan artifak fisik. Karena kejadian offshore IT outsourcing telah berlalu, sehingga tidak dapat dilakukan observasi langsung dan mendapatkan arsip rekaman, maka dalam penelitian ini dilakukan wawancara dikombinasikan dengan temuan dokumentasi.

4.3.1.1 Pemilihan Pihak yang diwawancara

Wawancara dilakukan di tiga perusahaan yang bergerak dalam outsourcing IT di PT. Alpha, PT. Beta, PT. Gamma. Melakukan wawancara pada orang yang tepat dan memiliki peranan yang signifikan penting untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas. Kedua perusahaan tersebut dipilih karena mewakili unit penelitian, yaitu pernah melakukan outsourcing IT dengan klien berasal dari negara yang berbeda.

Dalam penelitian ini, ingin didapatkan informasi dari sudut pandang yang luas sehingga wawancara akan dilakukan pada orang – orang yang terlibat langsung dalam proyek offshore IT outsourcing. Mereka adalah:

(5)

2. Jabatan tingkat manajemen yang mengetahui proyek outsourcing 3. Anggota tim teknis proyek outsourcing

4. Bagian legal yang ikut terlibat dalam proyek outsourcing

Protokol wawancara dibagi menjadi 4 untuk masing–masing peran. dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 4-1 menunjukkan distribusi pertanyaan akan diberikan.

Tabel 4-1 Distribusi Pertanyaan

No Keterangan Manajer Proyek Jabatan tingkat manajemen Anggota Tim Bagian Legal

1. Pertanyaan latar belakang perusahaan dan tahapan dalam offshore IT outsourcing.

2. Pertanyaan mengenai fase promosi.

3. Pertanyaan mengenai fase negosiasi dan kontrak.

4. Pertanyaan mengenai fase persiapan.

5. Pertanyaan mengenai fase implementasi.

6. Pertanyaan mengenai fase delivery dan penutupan hubungan.

7. Pertanyaan mengenai hambatan dalam melakukan information sharing

4.3.1.2 Metodologi Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data adalah wawancara responden (Sekaran, 2006). Wawancara dapat berupa wawancara cara terstruktur atau tidak terstruktur, dilakukan tatap muka, melalui telepon, atau online. Dalam wawancara tidak terstruktur, wawancara dilakukan tanpa urutan pertanyaan yang terencana. Sedang pada wawancara terstruktur, wawancara dilakukan dengan urutan pertanyaan yang sudah direncanakan.

Pada penelitian ini, wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan wawancara langsung, sedangkan wawancara terstruktur dilakukan melalui e-mail untuk responden yang tidak dapat ditemui secara langsung. Wawancara dilakukan melalui e-mail jika responden sukar ditemui dan pernah bertemu dengan salah satu responden lain dalam perusahaan yang sama. Hal tersebut

(6)

dilakukan karena penelitian ini adalah exploratory, sedangkan jika dilakukan wawancara hanya melalui e-mail, dikhawatirkan kondisi yang diteliti kurang dapat di-explore.

Seluruh proses wawancara langsung akan direkam dalam sebuah recorder sedangkan hasil wawancara tidak langsung akan disimpan. Pertanyaan sama akan diajukan kepada responden. Namun, tidak menutup kemungkinan dilakukan pengajuan pertanyaan relevan lainnya yang tidak terdapat dalam protokol wawancara untuk mendapatkan gambaran lebih jelas. Protokol wawancara dibuat berdasarkan landasan teori yang didapatkan dengan pada beberapa bagian diambil dari protokol wawancara yang telah dibuat oleh Yalaho dan Wu (2002) karena kesamaan tujuan yaitu menggali aktivitas pada setiap fase.

Penelitian ini menggunakan kriteria sebagai berikut untuk menentukan suatu hubungan offshore IT outsourcing berhasil:

a. Ketepatan waktu (Zhang et al., 2007; Kern dan Willcocks, 2000;Archibald,1992) b. Ketepatan biaya (Zhang et al., 2007; Kern dan Willcocks, 2000;Archibald, 1992) c. Kualitas sesuai dengan kontrak (Zhang et al., 2007; Kern dan Willcocks, 2000) d. Kepuasan klien (Zhang et al., 2007; Kern dan Willcocks, 2000)

e. Hubungan terus berlanjut (Kern dan Willcocks, 2000).

Aktivitas information sharing mengacu pada aktivitas mendistribusikan informasi yang bermanfaat kepada beberapa entitas (orang, sistem, dan organisasi) (Sun dan Yen, 2005), meliputi vendor, klien, maupun calon vendor dan calon klien.

4.3.2 Data Pendukung

Keunggulan utama dari studi kasus adalah kesempatan untuk mendapatkan bukti dalam bentuk yang berbeda (Yin, 1994). Dalam penelitian ini, selain wawancara, dilakukan konfirmasi terhadap hasil wawancara dengan melihat pada dokumentasi. Data dokumentasi tersebut antara lain:

a. Berbagai macam dokumentasi mengenai proses promosi. b. Website kedua perusahaan.

c. Kontrak awal dan kontrak setelah mengalami modifikasi.

d. Delivery manual dan pengembangan software serta modul pelatihan yang digunakan. e. Dokumentasi lain yang terkait.

4.4 Analisis Data

Untuk menghasilkan analisis data yang baik, maka dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah pertama aktivitas yang dilakukan segera setelah wawancara, terdiri dari: a. Teori yang berkaitan dengan hasil wawancara segera diidentifikasi.

(7)

b. Membuat ringkasan wawancara. c. Temuan awal segera diidentifikasi.

Langkah kedua terkait dengan melakukan transfer hasil wawancara yang telah direkam dalam tape recorder, terdiri dari:

a. Rekaman diputar ulang dan diterjemahkan menjadi sebuah tulisan menurut penulis. b. Untuk konfirmasi dengan sumber, hasil tulisan tersebut dikembalikan kepada sumber. c. Dokumentasi fisik dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara.

Langkah yang sama juga dilakukan oleh penelitian terdahulu yang menggunakan studi kasus sebagai pilihan metodologi penelitian (Chua dan Pan; 2008; Oshri et al., 2007; Balaji et al., 2006; Yalaho dan Wu, 2002).

4.5 Kualitas Penelitian

Yin (1994) mengidentifikasi empat tes untuk menguji kualitas suatu desain penelitian: validitas konstruk, validitas internal, validitas eksternal, dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, kerangka konseptual dibangun berdasarkan penelitian yang sudah ada sebelumnya. Hal ini penting karena menurut Yin (1994), pengembangan kerangka berdasarkan teori adalah alat utama untuk menarik hasil dari studi kasus menjadi umum.

4.5.1 Validitas Konstruk

Validitas konstruk mengukur seberapa baik suatu penelitian meneliti apa yang harus diteliti (Yin, 1994). Yin (1994) memberikan cara untuk menghindari subyektifitas dan meningkatkan validitas konstruk dengan cara: a) penggunaan sumber lebih dari satu jenis, b) penggunaan sumber relevan seperti hubungan yang jelas antara data yang dikumpulkan, pertanyaan dan kesimpulan, c) draft studi kasus di-review ulang oleh sumber kunci.

Penelitian ini telah mengikuti ketiga cara tersebut. Pertama, sumber wawancara tidak hanya dari satu pihak dan setiap hasil wawancara akan diperkuat dengan bukti dokumentasi. Protokol wawancara dibuat dengan berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya sehingga mengurangi subyektifitas. Kedua, sumber wawancara dipilih dari orang-orang dan organisasi yang memang terlibat dalam offshore IT outsourcing. Ketiga, hasil wawancara akan di-review ulang oleh sumber untuk melakukan konfirmasi.

4.5.2 Validitas Internal

Validitas internal mengacu pada seberapa luas hubungan sebab akibat antar variabel dapat disimpulkan (Yin, 1994). Menurut Yin (1994), validitas internal hanya berlaku untuk kasus penelitian yang bersifat explanatory atau sebab akibat dan tidak berlaku untuk exploratory atau

(8)

deskriptif. Karena penelitian ini adalah penelitian exploratory, maka tidak perlu dilakukan pengukuran validitas internal.

4.5.3 Validitas Eksternal

Validitas eksternal mengacu pada kemampuan untuk membuat suatu kesimpulan umum yang berlaku pada populasi yang lebih besar (Yin, 1994). Dengan kata lain, validitas eksternal menunjukkan sampai mana penelitian dapat diterapkan pada kasus lain. Yin (1994) menyarankan replikasi untuk meningkatkan validitas eksternal. Alasan yang melandasi saran tersebut adalah untuk membandingkan hasil replikasi dari satu studi kasus ke studi kasus lainnya apakah hasil temuan valid. Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian di tiga perusahaan yang berbeda. Ketiga perusahaan tersebut akan mendapat pertanyaan yang sama dengan protokol wawancara yang sama. Dapat dilihat bahwa penelitian ini telah memenuhi saran yang diusulkan oleh Yin (1994). Tujuan dari melakukan penelitian di tiga perusahaan yang berbeda adalah untuk mendapatkan gambaran best practice dalam information sharing.

4.5.4 Reliabilitas

Yin (1994) menyatakan bahwa reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa operasional suatu penelitian seperti misalnya prosedur pengumpulan data, dapat dilakukan ulang dengan hasil yang sama. Sebuah syarat awal suatu penelitian dapat diulang kembali adalah mendokumentasikan prosedur yang digunakan untuk penelitian. Yin menyarankan untuk meningkatkan reliabilitas, perlu dibuat protokol studi kasus dan membangun basis data studi kasus.

Dalam penelitian ini, data utama didapatkan dari wawancara. Salah satu kelemahan metode pengumpulan data dengan wawancara adalah tingkat akurasi interpretasi hasil wawancara. Untuk meningkatkan akurasi interpretasi tersebut, maka selain dibuat protokol wawancara, hasil penulisan ulang wawancara akan dikembalikan kepada nara sumber untuk di-review. Wawancara dilakukan kepada orang yang memang benar-benar dianggap kompeten untuk menjawab pertanyaan wawancara. Bukti dokumentasi juga dikumpulkan untuk memberikan penjelasan lebih lengkap dan juga untuk konfirmasi. Dalam penelitian ini saran Yin untuk meningkatkan reliabilitas telah dilakukan. Selain itu, hasil analisis juga diperkuat dengan literatur pendukung.

(9)

Tabel 4-2 Penerapan Strategi

Test Strategi studi kasus Dilakukan pada tahap

Validitas konstruk Menggunakan sumber lebih dari satu.

Penggunaan sumber relevan seperti hubungan yang jelas antara data yang dikumpulkan, pertanyaan dan kesimpulan.

Hasil di-review oleh nara sumber.

Pengumpulan data.

Pengumpulan data

Pembuatan laporan individual

Validitas eksternal Melakukan studi kasus di tiga tempat

Hasil yang didapat diperkuat dengan mencari literatur pendukung.

Desain eksperimen

Analisis cross-case.

Reliabilitas Penggunaan protokol.

Membuat database studi kasus.

Pengumpulan data Pengumpulan data

Gambar

Gambar  4-1 Metodologi Penelitian (adaptasi dari Yin, 1994)
Tabel 4-1 Distribusi Pertanyaan
Tabel 4-2 Penerapan Strategi

Referensi

Dokumen terkait

Melihat potensi kitosan dan silika, keduanya merupakan bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan membran sel bahan bakar karena silika dapat meningkatkan

Pada hasil penelitian tentang penerapan tindak tutur yang terdapat dalam proses jual beli di pasar tradisional Surakarta sesuai dengan teori tindak tutur yang dikemukakan

Apabila saya terpilih sebagai calon pimpinan Baznas Kabupaten Kuantan Singingi Periode 2021-2026, Surat Pernyataan ini akan dibuktikan dengan Surat Keterangan dari

Simpulan hasil penelitian ini : 1) Proses pembelajaran dengan menerapkan model project based learning dimana langkah-langkahnya meliputi identifikasi, perumusan, rancangan

Asas Umum Pemerintahan yang baik sesuai Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme

Mulia, 2012), 29.. Hal ini terjadi karena salah dalam pola asuh sejak kecil, atau karena pergaulan yang salah. Untuk jenis yang pertama ini, penanganannya bukan dengan cara

Kesimpulan yang dapat diambil adalah Undang undang No.12 tahun 2006 mengatur tentang pengaturan kewarganegaraan, pemberian kewarganegraan, hilangnya kewarganegaraan, tata cara

a) Potensi bahaya: kontaminasi mikroba patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene. b) Potensi cacat mutu: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan. c) Tujuan: mendapatkan