• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh TA. TRIWAHYUNI NIM X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh TA. TRIWAHYUNI NIM X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TEKNIK MEMORI PADA SISWA KELAS V SDN KALISAPU 03 KECAMATAN SLAWI, KABUPATEN TEGAL

TAHUN AJARAN 2009 / 2010

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh

TA. TRIWAHYUNI NIM X2707020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TEKNIK MEMORI PADA SISWA KELAS V SDN KALISAPU 03 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

TAHUN AJARAN 2009 / 2010

Oleh

TA. TRIWAHYUNI NIM X2707020

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Pembimbing Drs. Usada, M.Pd NIP 19570908 198003 1 002 Supervisor, Sugianto, S.Pd NIP 19580212 198012 1 005

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univertas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis Tanggal : 24 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. ……….

Sekertaris : Taufiq Lilo, S.T., M.T. ……….

Anggota I : Drs. Usada, M.Pd. ……….

Anggota II : Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. ……….

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTUM DENGAN

TEKNIK MEMORI PADA SISWA KELAS V SDN KALISAPU O3 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh

TA. Triwahyuni

Kata Kunci : suasana, kendala, hipotesis , siklus, berhasil

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar harus dilaksanakan dalam suasana yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan memanfaatkan sarana dan metode yang relevan dan kontekstual serta didukung oleh kemampuan guru yang memadai dalam menggunakan dan memanfaatkan sarana dan metode tersebut.

Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, khususnya untuk menceritakan kembali isi cerita belumlah optimal. Banyak siswa mengalami kesulitan untuk menceritakan kembali isi suatu cerita. Berbagai cara telah ditempuh untuk mengatasi kendala di atas, namun hasilnya tetap kurang memuaskan. Karenanya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah.

Tujuan penelitian tindakan kelas yang bertumpu pada pendekatan KUANTUM dengan teknik memori adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita. Hipotesisnya adalah jika penggunakan pendekatan KUANTUM dengan teknik memori diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, maka diharapkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal dan keterampilannya menceritakan kembali isi cerita meningkat.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama meliputi tahap persiapan, implementasi tindakan, obeservasi, dan diakhiri dengan analisis dan refleksi terhadap hasil kerja siswa, hasil obeservasi dan hasil wawancara. Siklus kedua dilaksanakan dengan tahapan yang sama dengan siklus pertama. Waktu penelitian adalan bulan Januari sampai dengan Juni pada tahun ajaran 2009/2010.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan di segala aspek pengamatan. Rencana pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II dari masing-masing tindakan dalam kategori cukup baik.

Kesimpulan : Penerapan pendekatan KUANTUM dengan teknik memori telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal dalam menceritakan kembali isi cerita. Siswa membutuhkan suasana belajar yang yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga mereka bisa menggali dan menggunakan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangatlah ditentukan oleh proses pembelajaran di kelas. Karena itu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara terus-menerus merupakan suatu keharusan. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk mencapai tujuan di atas adalah dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK). Kesadaran inilah yang mendorong penulis untuk melaksanakan PTK di kelas yang menjadi tanggungjawab penulis.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, seringkali penulis mendapati bahwa para murid mengalami kesulitan untuk menceritakan kembali isi suatu cerita. Penulis sudah menempuh berbagai cara untuk mengatasi kendala di atas, namun hasilnya tetap kurang memuaskan. Akhirnya penulis berniat untuk melaksanakan PTK, yang berjudul, “PENINGKATAN

KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTUM DENGAN TEKNIK MEMORI PADA SISWA KELAS V SDN KALISAPU 03 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010.”

PTK ini dilakukan secara kolaboratif dengan rekan guru yang menjadi pengamat dan teman sejawat dalam berdiskusi. Penulis juga merasa sangat terbantu dengan dukungan dan arahan dari Kepala Sekolah SDN 03 Kalisapu tempat di mana penulis bertugas sebagai guru kelas. Karena itu sudah sepantasnyalah penulis menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Prof Dr. H. M Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret

2. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program PJJ Universitas Sebelas Maret

3. Drs. Usada, M.Pd selaku dosen pembimbing

4. Semua Bapak / Ibu Dosen program PJJ S.1 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

8. Ibu Supartinah selaku Kepala Sekolah SDN Kalisapu 03 Kec. Slawi. 9. Bp. Sugianto, S.Pd selaku teman sejawat dalam penelitian ini. 10.Rekan – rekan guru SDN Kalisapu 03.

11.Para siswa kelas V SDN Kalisapu 03 Kec. Slawi 12.Keluarga Agustinus Agus Subiyanto

13.Suami dan anak tercinta.

Merekalah yang telah memberikan dukungan, bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berguna dalam pelaksanaan PTK ini. Mereka adalah figur-figur yang sangat bergairah bila berbicara soal keilmuan.

Dengan tidak mengurangi penghargaan penulis kepada pihak-pihak yang telah berjasa dan berperanserta dalam pelaksanaan dan penulisan PTK ini, penulis masih sangat mengharapkan masukan, saran dan kritikan yang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan PTK ini dan sebagai bekal bagi penulis untuk mengadakan PTK yang lain berikutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga PTK ini memberikan banyak manfaat bagi para pelaku dan pembuat kebijakan pendidikan, sehingga dunia pendidikan di Indonesia semakin maju dan berkembang dan dari sana lahirlah insan Indonesia yang cemerlang dan berguna bagi kemajuan bangsa. Amin.

Salam Penulis, TA. Triwahyuni.

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Kajian Teori ... 5

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 13

C. Kerangka Pikir ... 14

D. Hipotesis Tindakan ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

B. Subjek Penelitian ... 17

C. Prosedur Penelitian ... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

A. Hasil Penelitian ... 24

B. Pembahasan ... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 39

A. Simpulan ... 39

B. Saran ... 40

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii 1. Tabel 1 Jadwal Penelitian

2. Tabel 2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

3. Tabel 3 Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus I

4. Tabel 4 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I 5. Tabel 5 Hasil Pengamatan Belajar Siswa

6. Tabel 6 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

7. Tabel 7 Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus II

8. Tabel 8 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus II 9. Tabel 9 Hasil Pengamatan Belajar Siswa

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

1. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Lampiran 2 Materi Test

3. Lampiran 3 Kunci Jawaban

4. Lampiran 4 Cerita Malin Kundang

5. Lampiran 5 Rencana Perbaikan Pembelajaran 6. Lampiran 6 Materi Test

7. Lampiran 7 Penilaian Praktek Pembelajaran Program PJJ S-1 PGSD 8. Lampiran 8 Instrumen Penilaian RPP

9. Lampiran 9 Rencana Perbaikan Pembelajaran 10.Lampiran 10 Materi Tes

11.Lampiran 11 Penilaian Praktek Pembelajaran Siklus II

12.Lampiran 12 Profil SD N Kalisapu 03 Kec. Slawi – Kab. Tegal 13.Lampiran 13 Jawaban No. 05 Mata Kulian E-TA TO. 1

14.Lampiran 14 Suasana Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V SDN Kalisapu 03

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1 A. Latar Belakang

Keterampilan dan kemampuan menceritakan kembali isi cerita adalah aspek yang sangat penting dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan dan kemampuan ini dapat menjadi salah satu tolok ukur kedalaman pemahaman siswa terhadap isi cerita. Siswa yang tidak mempunyai pemahaman yang dalam terhadap isi cerita sudah dapat dipastikan bahwa ia juga tidak mampu menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan terampil.

Pada kenyataannya masih banyak murid kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang belum terampil dan belum mampu menceritakan kembali isi cerita. Penyebabnya bermacam-macam. Misalnya bahan bacaan terlalu panjang, banyak tokoh, peristiwa dan tempat dalam bacaan tersebut. Terbatasnya waktu pembelajaran di sekolah dan keengganan siswa untuk membaca kembali bacaan tersebut di rumah juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Situasi inilah yang mendorong penulis mengadakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan quantum dengan teknik memori untuk membantu kesulitan siswa tersebut di atas. Teknik memori yang disajikan dalam metode pembelajaran Kuantum memungkinkan siswa dapat memasukkan, menyimpan informasi ke otak dan memanggilnya kembali dengan cepat dan mudah. Hal ini dapat terjadi karena cara memasukkan informasi ke otak disesuaikan dengan cara kerja otak (brain-based technique). Karena cara memasukkan informasi ke otak sejalan dengan cara otak beroperasi dan

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berfungsi, maka hal itu akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam menyerap, menyimpan dan memanggil kembali informasi.

Dengan penerapan teknik memori, diharapkan siswa dapat belajar menceritakan kembali isi cerita sesuai dengan kemampuan otaknya. Siswa diajak untuk lebih kreatif dan bermain dengan imajinasinya. Bahan bacaan yang semula hanyalah deretan-deretan tulisan yang membingungkan dan membosankan dapat berubah menjadi gambar-gambar yang lucu dan penuh warna dan memudahkan siswa untuk menceritakan pesan atau makna yang terkandung di dalamnya.

Teknik ini juga membantu guru untuk mengajar dengan efektif dan efisien. Dalam waktu pelajaran yang terbatas, guru dapat membantu siswa agar dapat menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan cara yang mudah dan diminati oleh siswa karena potensi otaknya teraktualisasikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah penerapan pendekatan Quantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali isi cerita pada siswa kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal?”

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita dengan menerapkan pendekatan kuantum dengan teknik memori.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan memberikan dua manfaat yang berarti, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teroritis menunjuk pada hasil penelitian tindakan kelas ini yang diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan yang berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi cerita dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran quantum dengan teknik memori.

Sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa, guru dan institusi sekolah di mana guru dan murid berinteraksi dalam keseluruhan proses pembelajaran.

1. Manfaat Bagi Siswa

a.Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk membaca bacaan-bacaan yang bermanfaat dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. b.Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali

isi cerita. 2. Manfaat Bagi Guru

a.Hasil penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki proses pembelajaran pokok materi di kelas.

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b.Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pemahaman guru tentang penerapan teknik memori dalam peningkatan keterampilan siswa menceritakan kembali isi cerita.

3. Bagi Sekolah

a.Membantu mencapai tujuan pendidikan sekolah, baik secara mikro maupun makro.

b.Meningkatkan kemampuan dan kinerja guru secara umum.

c.Meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan sehingga kredibilitas sekolah meningkat.

(15)

commit to user

5 BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar

Winkel berpendapat bahwa prestasi adalah usaha yang dicapai sedangkan belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif, konstan, dan berbekas (Winkel : 36).

Adapun Sutratinah Tirtonegoro berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro : 43).

Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan pada siswa.

2. Pendekatan Kuantum dengan Teknik Memori

Teori yang hendak dipakai oleh penulis untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan indikator menceritakan kembali isi bacaan adalah teknik memori dalam metode pembelajaran kuantum.

(16)

commit to user

Metode pembelajaran kuantum dicetuskan pertama kali oleh Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga yang menggeluti bidang pembelajaran setelah bisnisnya di bidang properti dan keuangan mengalami kebangkrutan. Ia mematangkan gagasan pembelajaran kuantum di SuperCamp, suatu lembaga pendidikan yang berada di Kirkwood Meadows, negara Bagian Kalifornia, Amerika serikat pada tahun 1982. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Erick Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon dan Sarah Singer-Nouri, ia mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kuantum secara terarah dan terprogram pada para remaja di Super Camp. Di Super Camp inilah prinsip-prinsip dan metode-metode kuantum akhirnya menemukan bentuknya

Meskipun bernama kuantum, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum tidaklah diturunkan atau ditransformasikan dari Fisika Kuantum yang dikemukakan oleh Albert Einstein, seorang tokoh terdepan fisika kuantum. Pembelajaran kuantum merupakan ramuan berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi/neurolinguistik yang jauh sebelumnya telah ada dan berkembang. Pandangan-pandangan ini ditambah dengan pandangan-pandangan pribadi dan temuan-temuan empiris yang diperoleh DePorter ketika mengadakan konstruk awal pembelajaran kuantum.

DePorter sendiri menyatakan bahwa kuantum learning menggabungkan sugestologi, teknik percepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan metode mereka sendiri. Konsep-konsep kunci dari teori-teori lain juga dipakai. Misalnya : teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol dan simulasi atau permainan..

(17)

commit to user

Metode pembelajaran kuantum memiliki beberapa karakteristik umum yang memantapkan dan menguatkan sosoknya : [1] berpangkal pada psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum, [2] bersifat humanis, bukan positivistis-empiris sehingga potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dari pembelajar dapat berkembang secara maksimal, [3]bersifat konstruktivistis, yaitu menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal, [4] memberi tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna sehingga pembelajaran menjadi proses interaksi dan komunikasi, [5] menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi sehingga pelbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan sebagainya, [6] menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat karena yang alamiah menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sementara keartifisialan atau kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan, [7] menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran sehingga perlu dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, dan terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodir, [8] memadukan konteks dan isi pembelajaran sehingga membuahkan keberhasilan pembelajaran yang tinggi, [9] memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup dan prestasi fisikal atau material yang harus dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, [10] menempatkan nilai dan keyakinan positif,

(18)

commit to user

sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran sehingga konsep reward and punishment tidak dikenal karena setiap usaha siswa harus dihargai, [11] mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban sehingga perlu diakui keragaman cara belajar siswa, [12] mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih nyaman dan hasilnya optimal.

Metode pembelajaran kuantum juga dibangun di atas aturan atau hukum fundamental mengenai pembelajaran dan pembelajar. Setidaknya ada tiga prinsip yang membangun sosok pembelajaran kuantum. Ketiga prinsip utama itu adalah :

a. Bawalah Dunia Pembelajar dalam Dunia Pengajar dan Antarkan Dunia Kita ke dalam Dunia Mereka.

Prinsip ini menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran. Pengajar dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki pembelajar sebagai titik tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah membelajarkan pembelajar baik dalam memimpin, mendampingi, dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas.

b. Proses pembelajaran Kuantum Merupakan Permainan Orkestra Simponi yang mempunyai struktur dasar chord sebagai prinsipnya.

Prinsip-prinsip itu adalah : segala sesuatu berbicara atau mempunyai pesan tentang pembelajaran, segala kejadian yang dibuat selalu mempunyai tujuan, pengalaman mendahului penamaan, setiap

(19)

commit to user

usaha yang dilakukan dalam pembelajaran harus diakui, dan segala sesuatu yang dipelajari layak pula dirayakan.

c. Pembelajaran harus Berdampak bagi Terbentuknya Keunggulan

Keunggulan adalah jantung fondasi pembelajaran kuantum. Ada delapan kunci keunggulan yang diyakini dalam pembelajaran kuantum, yaitu : terapkanlah hidup dalam integritas, akuilah bahwa kegagalan dapat membawa kesuksesan, berbicaralah dengan niat jujur, baik dan langsung, tegaskanlah komitmen tanpa ragu-ragu, jadilah pemilik yang bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugasnya, tetap lentur dalam membaca dan mengubah suasana dan lingkungan, dan yang terakhir tetap menjaga keseimbangan jiwa, tubuh, emosi dan semangat.

Untuk keperluan operasional, dikenalkan konsep tandur dalam metode pembelajaran kuantum. Tandur merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.

Dengan konsep tumbuhkan siswa diajak untuk masuk dalam dunia pengajar. Caranya bisa dengan media gambar yang menarik, cerita yang lucu atau isu-isu yang menarik perhatian siswa. Garis besar konsep tumbuhkan adalah memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah dipahami siswa.

Konsep alami mengajak siswa untuk mengingat kembali pengalaman-pengalamannya yang dapat dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Saat pengalaman sudah terkait dengan materi, informasi-informasi yang penting dikumpulkan untuk memaknai pengalaman tersebut. Informasi yang abstrak berubah menjadi konkret.

(20)

commit to user

Konsep namai memuaskan hasrat otak untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun atas dasar pengetahuan dan rasa ingin tahu siswa. Dalam proses penamaan inilah terjadi pengajaran mengenai konsep, keterampilan berpikir dan strategi belajar.

Konsep demonstrasikan mengungkapkan tindakan atau perbuatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang telah dipelajarinya. Demonstrasi ini dapat terwujud dalam gerakan-gerakan badan, gambar, tulisan atau bahkan analisis data.

Konsep ulangi berguna untuk memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa bahwa siswa sudah tahu mengenai sesuatu hal. Pengulangan dapat diwujudkan dengan tindakan siswa berupa, permainan, pertunjukan, menirukan orang-orang terkenal, pembuatan poster dan konsep atau menggemakan moto hidup tertentu.

Sedangkan konsep rayakan adalah tindakan untuk memberi penghargaan dan memberi penghormatan atas usaha, ketekunan dan kesuksesan siswa. Rayakan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan pada siswa.

3. Teknik-teknik Model Pembelajaran Kuantum

Metode pembelajaran kuantum memperkenalkan beberapa teknik pembelajaran, yaitu Peta konsep sebagai Teknik Belajar Efektif yang dikembangkan oleh Tony Buson pada tahun 1970 yang didasarkan pada proses bekerjanya otak, Teknik Akrostik atau Jembatan Keledai yang menghafal dengan cara mengambil huruf depan, Teknik Pasak Lokasi yang mengunduh dan

(21)

commit to user

mengaktifkan semantik dan episodik, dan Teknik Memori yang akan dipakai oleh penulis dalam penelitian tindakan kelas.

Teknik memori adalah teknik yang memasukkan informasi ke dalam otak yang disesuaikan dengan cara kerja otak (brain-based technique). Dengan teknik ini otak menjadi lebih efektif dan efisien dalam menyerap, menyimpan dan memanggil informasi karena metode penyerapan, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi disesuaikan dengan cara kerja otak.

Teknik ini akan lebih mudah dikembangkan kalau kita juga mengetahui hal-hal yang sangat disukai oleh otak manusia. Otak suka akan hal-hal yang bersifat ekstrem berlebihan/tidak masuk akal, penuh warna, multi sensori, lucu, melibatkan emosi, melibatkan irama atau musik, tindakan aktif, gambar tiga dimensi dan hidup/aktif, menggunakan asosiasi, imajinasi, humor, simbol, nomor dan urutan.

Teknik memori meminta kita untuk kreatif dan mau bermain dengan imajinasi. Biarkan imajinasi bebas berkreasi dan jangan pernah mengatakaan ,”Ini tidak masuk akal” atau “Ini kekanak-kanakan atau sangat konyol”. Ungkapan-ungkapan seperti itu justru akan menghambat kreativitas dan imajinasi.

Teknik ini sangat efektif karena otak manusia menyimpan gambar dan makna, bukan kata-kata. Itulah sebabnya banyak orang suka membaca komik daripada buku pelajaran. Buku pelajaran tidak menarik, terlalu banyak tulisan dan disajikan dalam warna hitam dan putih saja. Sementara komik disajikan dengan gambar dan alur cerita yang sangat menarik dan warna-warni. Buku sejenis komik sangat merangsang imajinasi dan menyentuh emosi pembacanya.

(22)

commit to user

Teknik memori dapat dikembangkan dengan beberapa cara, yaitu dengan melatih imajinasi, teknik rangkaian kata dan plesetan kata. Melatih imajinasi dapat dilakukan dengan membayangkan sesuatu dalam pikiran kita. Misalnya ketika mendengar cerita Malin Kundang Anak Durhaka, siswa diajak untuk membayangkan Malin Kundang, wajahnya, tinggi badannya, pakaiannya, sifatnya dan lain-lain. Bila proses imajinasi ini dilakukan dengan senang hati, maka siswa telah mengaktifkan otak kanannya dengan baik. Otak kanan berhubungan dengan kreativitas dan imajinasi.

Teknik merangkai kata adalah cara mengingat dan menghafal dengan menyambung kata-kata yang ingin dihafal. Yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah [1] membuat cerita yang berisi tindakan. Misalnya mau mengingat Malin Kundang dan perahu besarnya, maka rangkaian katanya menjadi “Malin Kundang menaiki perahu besarnya”. [2] hindari perubahan bentuk, karena perubahan bentuk akan mengacaukan urutan kata yang mau dihafal. [3] Jangan menambahkan obyek lain yang tidak perlu. Misalnya “Malin Kundang menaiki perahu besarnya” ditambah kata batu karang menjadi “Malin Kundang naik perahu besarnya menabrak batu karang”. Batu karang menjadi kata yang tidak berguna akan masuk dalam memori kita. [4] Buatlah cerita yang pendek dan sederhana. Semakin pendek dan sederhana semakin mudah diingat dan semakin panjang dan rumit semakin membuat pusing dan membingungkan otak. [5] Bayangkan objek gambar dari cerita dengan menutup mata sambil mengarahkan bola mata ke arah kiri atas.

Sedangkan teknik yang ketiga, yaitu teknik plesetan kata adalah teknik menghafal dengan menggantikan kata sulit yang akan kita hafal dengan kata lain

(23)

commit to user

yang bunyinya mirip dan lucu. Teknik ini sangat membantu bila ingin menghafalkan kata-kata asing. Misalnya nama Malin Kundang diplesetkan menjadi Malinge kudungan atau Turki ibu kotanya Ankara diplesetkan menjadi Turis kita angker dan sebagainya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian TA Triwahyuni berjudul Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Isi Cerita Menggunakan Pendekatan Kuantum Dengan Teknik Memori Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal menyimpulkan bahwa pendekatan kuantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan dalam menceritakan kembali isi cerita. Adapun penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian Yayah Fatmiyati Rohmiyatun yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Taknik Teks Pendek Melalui Penumbuhan Sikap Percaya Diri Dengan Media Elektronik Di Kelas II SD 2 Siwurang Garung Wonosobo Tahun Pelajaran 2006/2007. Perbedaannya terletak pada penggunaan media pembelajaran. Penelitian TA Triwahyuni menggunakan teknik memori sedangkan penelitan Yayah Fatmiyati Rohmiyatun menggunakan media elektronik

Dari beberapa penelitian yang berkait dengan masalah membaca di atas, pokok permasalahan yang dibahas adalah peningkatan keterampilan membaca melalui metode dan teknik tertentu. Artinya, penelitian tersebut bertujuan hanya untuk mengetahui peranan metode dan teknik tertentu pada peningkatan keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan pada penelitian ini, penulis lebih menitikberatkan peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi cerita setelah

(24)

commit to user

siswa mengadakan proses pembacaan cerita. Jadi dalam penelitian ini, penulis ingin membangkitkan kemampuan siswa untuk mengoptimalkan kemampuan memorinya sehingga ia dapat secara terampil menceritakan isi cerita yang dibacanya dengan dengan bahasa yang benar dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa, yaitu Menceritakan Kembali Isi cerita dengan teknik memori dapat membantu siswa dalam belajar Bahasa Indonesia sesuai kemampuan otaknya. Dengan begitu, motivasi belajar siswa dapat meningkat.

Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :

Kerangka berpikir dalam penelitian dengan penggunaan teknik memori ini, tentu akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan sehingga dimungkinkan terjadinya peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata

Siswa, Guru, Materi Teknik Memori OUTPUT INPUT PROSES PBM EFEKTIF Prestasi meningkat

(25)

commit to user

pelajaran Bahasa Indonesia khususnya untuk keterampilan menceritakan kembali isi cerita.

D. Hipotesis Tindakan

Jika penggunaan teknik memori diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal dan keterampilannya menceritakan kembali isi cerita menjadi meningkat. Hal ini juga berarti bahwa siswa mempunyai pemahaman yang cukup terhadap bahan bacaan yang dibacanya.

(26)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan dan kemampuan menceritakan kembali isi cerita adalah aspek yang sangat penting dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan dan kemampuan ini dapat menjadi salah satu tolok ukur kedalaman pemahaman siswa terhadap isi cerita. Siswa yang tidak mempunyai pemahaman yang dalam terhadap isi cerita sudah dapat dipastikan bahwa ia juga tidak mampu menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan terampil.

Pada kenyataannya masih banyak murid kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang belum terampil dan belum mampu menceritakan kembali isi cerita. Penyebabnya bermacam-macam. Misalnya bahan bacaan terlalu panjang, banyak tokoh, peristiwa dan tempat dalam bacaan tersebut. Terbatasnya waktu pembelajaran di sekolah dan keengganan siswa untuk membaca kembali bacaan tersebut di rumah juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Situasi inilah yang mendorong penulis mengadakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan quantum dengan teknik memori untuk membantu kesulitan siswa tersebut di atas. Teknik memori yang disajikan dalam metode pembelajaran Kuantum memungkinkan siswa dapat memasukkan, menyimpan informasi ke otak dan memanggilnya kembali dengan cepat dan mudah. Hal ini dapat terjadi karena cara memasukkan informasi ke otak disesuaikan dengan cara kerja otak (brain-based technique).

(27)

commit to user

2 Karena cara memasukkan informasi ke otak sejalan dengan cara otak beroperasi dan berfungsi, maka hal itu akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam menyerap, menyimpan dan memanggil kembali informasi.

Dengan penerapan teknik memori, diharapkan siswa dapat belajar menceritakan kembali isi cerita sesuai dengan kemampuan otaknya. Siswa diajak untuk lebih kreatif dan bermain dengan imajinasinya. Bahan bacaan yang semula hanyalah deretan-deretan tulisan yang membingungkan dan membosankan dapat berubah menjadi gambar-gambar yang lucu dan penuh warna dan memudahkan siswa untuk menceritakan pesan atau makna yang terkandung di dalamnya.

Teknik ini juga membantu guru untuk mengajar dengan efektif dan efisien. Dalam waktu pelajaran yang terbatas, guru dapat membantu siswa agar dapat menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan cara yang mudah dan diminati oleh siswa karena potensi otaknya teraktualisasikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah penerapan pendekatan Quantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali isi cerita pada siswa kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal?”

(28)

commit to user

3 C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita dengan menerapkan pendekatan kuantum dengan teknik memori.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan memberikan dua manfaat yang berarti, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teroritis menunjuk pada hasil penelitian tindakan kelas ini yang diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan yang berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi cerita dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran quantum dengan teknik memori.

Sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa, guru dan institusi sekolah di mana guru dan murid berinteraksi dalam keseluruhan proses pembelajaran.

1. Manfaat Bagi Siswa

a.Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk membaca bacaan-bacaan yang bermanfaat dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. b.Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan

kembali isi cerita. 2. Manfaat Bagi Guru

a.Hasil penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki proses pembelajaran pokok materi di kelas.

(29)

commit to user

4 b.Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pemahaman guru tentang penerapan teknik memori dalam peningkatan keterampilan siswa menceritakan kembali isi cerita.

3. Bagi Sekolah

a.Membantu mencapai tujuan pendidikan sekolah, baik secara mikro maupun makro.

b.Meningkatkan kemampuan dan kinerja guru secara umum.

c.Meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan sehingga kredibilitas sekolah meningkat.

(30)

commit to user

5 BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar

Winkel berpendapat bahwa prestasi adalah usaha yang dicapai sedangkan belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif, konstan, dan berbekas (Winkel : 36).

Adapun Sutratinah Tirtonegoro berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro : 43).

Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan pada siswa.

2. Pendekatan Kuantum dengan Teknik Memori

Teori yang hendak dipakai oleh penulis untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan indikator menceritakan kembali isi bacaan adalah teknik memori dalam metode pembelajaran kuantum.

(31)

commit to user

6 Metode pembelajaran kuantum dicetuskan pertama kali oleh Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga yang menggeluti bidang pembelajaran setelah bisnisnya di bidang properti dan keuangan mengalami kebangkrutan. Ia mematangkan gagasan pembelajaran kuantum di SuperCamp, suatu lembaga pendidikan yang berada di Kirkwood Meadows, negara Bagian Kalifornia, Amerika serikat pada tahun 1982. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Erick Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon dan Sarah Singer-Nouri, ia mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kuantum secara terarah dan terprogram pada para remaja di Super Camp. Di Super Camp inilah prinsip-prinsip dan metode-metode kuantum akhirnya menemukan bentuknya

Meskipun bernama kuantum, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum tidaklah diturunkan atau ditransformasikan dari Fisika Kuantum yang dikemukakan oleh Albert Einstein, seorang tokoh terdepan fisika kuantum. Pembelajaran kuantum merupakan ramuan berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi/neurolinguistik yang jauh sebelumnya telah ada dan berkembang. Pandangan-pandangan ini ditambah dengan pandangan-pandangan pribadi dan temuan-temuan empiris yang diperoleh DePorter ketika mengadakan konstruk awal pembelajaran kuantum.

DePorter sendiri menyatakan bahwa kuantum learning menggabungkan sugestologi, teknik percepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan metode mereka sendiri. Konsep-konsep kunci dari teori-teori lain juga dipakai. Misalnya : teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol dan simulasi atau permainan..

(32)

commit to user

7 Metode pembelajaran kuantum memiliki beberapa karakteristik umum yang memantapkan dan menguatkan sosoknya : [1] berpangkal pada psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum, [2] bersifat humanis, bukan positivistis-empiris sehingga potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dari pembelajar dapat berkembang secara maksimal, [3]bersifat konstruktivistis, yaitu menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal, [4] memberi tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna sehingga pembelajaran menjadi proses interaksi dan komunikasi, [5] menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi sehingga pelbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan sebagainya, [6] menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat karena yang alamiah menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sementara keartifisialan atau kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan, [7] menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran sehingga perlu dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, dan terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodir, [8] memadukan konteks dan isi pembelajaran sehingga membuahkan keberhasilan pembelajaran yang tinggi, [9] memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup dan prestasi fisikal atau material yang harus dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, [10] menempatkan nilai dan keyakinan positif,

(33)

commit to user

8 sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran sehingga konsep reward and punishment tidak dikenal karena setiap usaha siswa harus dihargai, [11] mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban sehingga perlu diakui keragaman cara belajar siswa, [12] mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih nyaman dan hasilnya optimal.

Metode pembelajaran kuantum juga dibangun di atas aturan atau hukum fundamental mengenai pembelajaran dan pembelajar. Setidaknya ada tiga prinsip yang membangun sosok pembelajaran kuantum. Ketiga prinsip utama itu adalah :

a. Bawalah Dunia Pembelajar dalam Dunia Pengajar dan Antarkan Dunia Kita ke dalam Dunia Mereka.

Prinsip ini menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran. Pengajar dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki pembelajar sebagai titik tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah membelajarkan pembelajar baik dalam memimpin, mendampingi, dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas.

b. Proses pembelajaran Kuantum Merupakan Permainan Orkestra Simponi yang mempunyai struktur dasar chord sebagai prinsipnya.

Prinsip-prinsip itu adalah : segala sesuatu berbicara atau mempunyai pesan tentang pembelajaran, segala kejadian yang dibuat selalu mempunyai tujuan, pengalaman mendahului penamaan, setiap

(34)

commit to user

9 usaha yang dilakukan dalam pembelajaran harus diakui, dan segala sesuatu yang dipelajari layak pula dirayakan.

c. Pembelajaran harus Berdampak bagi Terbentuknya Keunggulan

Keunggulan adalah jantung fondasi pembelajaran kuantum. Ada delapan kunci keunggulan yang diyakini dalam pembelajaran kuantum, yaitu : terapkanlah hidup dalam integritas, akuilah bahwa kegagalan dapat membawa kesuksesan, berbicaralah dengan niat jujur, baik dan langsung, tegaskanlah komitmen tanpa ragu-ragu, jadilah pemilik yang bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugasnya, tetap lentur dalam membaca dan mengubah suasana dan lingkungan, dan yang terakhir tetap menjaga keseimbangan jiwa, tubuh, emosi dan semangat.

Untuk keperluan operasional, dikenalkan konsep tandur dalam metode pembelajaran kuantum. Tandur merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.

Dengan konsep tumbuhkan siswa diajak untuk masuk dalam dunia pengajar. Caranya bisa dengan media gambar yang menarik, cerita yang lucu atau isu-isu yang menarik perhatian siswa. Garis besar konsep tumbuhkan adalah memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah dipahami siswa.

Konsep alami mengajak siswa untuk mengingat kembali pengalaman-pengalamannya yang dapat dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Saat pengalaman sudah terkait dengan materi, informasi-informasi yang penting dikumpulkan untuk memaknai pengalaman tersebut. Informasi yang abstrak berubah menjadi konkret.

(35)

commit to user

10 Konsep namai memuaskan hasrat otak untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun atas dasar pengetahuan dan rasa ingin tahu siswa. Dalam proses penamaan inilah terjadi pengajaran mengenai konsep, keterampilan berpikir dan strategi belajar.

Konsep demonstrasikan mengungkapkan tindakan atau perbuatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang telah dipelajarinya. Demonstrasi ini dapat terwujud dalam gerakan-gerakan badan, gambar, tulisan atau bahkan analisis data.

Konsep ulangi berguna untuk memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa bahwa siswa sudah tahu mengenai sesuatu hal. Pengulangan dapat diwujudkan dengan tindakan siswa berupa, permainan, pertunjukan, menirukan orang-orang terkenal, pembuatan poster dan konsep atau menggemakan moto hidup tertentu.

Sedangkan konsep rayakan adalah tindakan untuk memberi penghargaan dan memberi penghormatan atas usaha, ketekunan dan kesuksesan siswa. Rayakan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan pada siswa.

3. Teknik-teknik Model Pembelajaran Kuantum

Metode pembelajaran kuantum memperkenalkan beberapa teknik pembelajaran, yaitu Peta konsep sebagai Teknik Belajar Efektif yang dikembangkan oleh Tony Buson pada tahun 1970 yang didasarkan pada proses bekerjanya otak, Teknik Akrostik atau Jembatan Keledai yang menghafal dengan cara mengambil huruf depan, Teknik Pasak Lokasi yang mengunduh dan

(36)

commit to user

11 mengaktifkan semantik dan episodik, dan Teknik Memori yang akan dipakai oleh penulis dalam penelitian tindakan kelas.

Teknik memori adalah teknik yang memasukkan informasi ke dalam otak yang disesuaikan dengan cara kerja otak (brain-based technique). Dengan teknik ini otak menjadi lebih efektif dan efisien dalam menyerap, menyimpan dan memanggil informasi karena metode penyerapan, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi disesuaikan dengan cara kerja otak.

Teknik ini akan lebih mudah dikembangkan kalau kita juga mengetahui hal-hal yang sangat disukai oleh otak manusia. Otak suka akan hal-hal yang bersifat ekstrem berlebihan/tidak masuk akal, penuh warna, multi sensori, lucu, melibatkan emosi, melibatkan irama atau musik, tindakan aktif, gambar tiga dimensi dan hidup/aktif, menggunakan asosiasi, imajinasi, humor, simbol, nomor dan urutan.

Teknik memori meminta kita untuk kreatif dan mau bermain dengan imajinasi. Biarkan imajinasi bebas berkreasi dan jangan pernah mengatakaan ,”Ini tidak masuk akal” atau “Ini kekanak-kanakan atau sangat konyol”. Ungkapan-ungkapan seperti itu justru akan menghambat kreativitas dan imajinasi.

Teknik ini sangat efektif karena otak manusia menyimpan gambar dan makna, bukan kata-kata. Itulah sebabnya banyak orang suka membaca komik daripada buku pelajaran. Buku pelajaran tidak menarik, terlalu banyak tulisan dan disajikan dalam warna hitam dan putih saja. Sementara komik disajikan dengan gambar dan alur cerita yang sangat menarik dan warna-warni. Buku sejenis komik sangat merangsang imajinasi dan menyentuh emosi pembacanya.

(37)

commit to user

12 Teknik memori dapat dikembangkan dengan beberapa cara, yaitu dengan melatih imajinasi, teknik rangkaian kata dan plesetan kata. Melatih imajinasi dapat dilakukan dengan membayangkan sesuatu dalam pikiran kita. Misalnya ketika mendengar cerita Malin Kundang Anak Durhaka, siswa diajak untuk membayangkan Malin Kundang, wajahnya, tinggi badannya, pakaiannya, sifatnya dan lain-lain. Bila proses imajinasi ini dilakukan dengan senang hati, maka siswa telah mengaktifkan otak kanannya dengan baik. Otak kanan berhubungan dengan kreativitas dan imajinasi.

Teknik merangkai kata adalah cara mengingat dan menghafal dengan menyambung kata-kata yang ingin dihafal. Yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah [1] membuat cerita yang berisi tindakan. Misalnya mau mengingat Malin Kundang dan perahu besarnya, maka rangkaian katanya menjadi “Malin Kundang menaiki perahu besarnya”. [2] hindari perubahan bentuk, karena perubahan bentuk akan mengacaukan urutan kata yang mau dihafal. [3] Jangan menambahkan obyek lain yang tidak perlu. Misalnya “Malin Kundang menaiki perahu besarnya” ditambah kata batu karang menjadi “Malin Kundang naik perahu besarnya menabrak batu karang”. Batu karang menjadi kata yang tidak berguna akan masuk dalam memori kita. [4] Buatlah cerita yang pendek dan sederhana. Semakin pendek dan sederhana semakin mudah diingat dan semakin panjang dan rumit semakin membuat pusing dan membingungkan otak. [5] Bayangkan objek gambar dari cerita dengan menutup mata sambil mengarahkan bola mata ke arah kiri atas.

Sedangkan teknik yang ketiga, yaitu teknik plesetan kata adalah teknik menghafal dengan menggantikan kata sulit yang akan kita hafal dengan kata lain

(38)

commit to user

13 yang bunyinya mirip dan lucu. Teknik ini sangat membantu bila ingin menghafalkan kata-kata asing. Misalnya nama Malin Kundang diplesetkan menjadi Malinge kudungan atau Turki ibu kotanya Ankara diplesetkan menjadi Turis kita angker dan sebagainya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian TA Triwahyuni berjudul Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Isi Cerita Menggunakan Pendekatan Kuantum Dengan Teknik Memori Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal menyimpulkan bahwa pendekatan kuantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan dalam menceritakan kembali isi cerita. Adapun penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian Yayah Fatmiyati Rohmiyatun yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Taknik Teks Pendek Melalui Penumbuhan Sikap Percaya Diri Dengan Media Elektronik Di Kelas II SD 2 Siwurang Garung Wonosobo Tahun Pelajaran 2006/2007. Perbedaannya terletak pada penggunaan media pembelajaran. Penelitian TA Triwahyuni menggunakan teknik memori sedangkan penelitan Yayah Fatmiyati Rohmiyatun menggunakan media elektronik

Dari beberapa penelitian yang berkait dengan masalah membaca di atas, pokok permasalahan yang dibahas adalah peningkatan keterampilan membaca melalui metode dan teknik tertentu. Artinya, penelitian tersebut bertujuan hanya untuk mengetahui peranan metode dan teknik tertentu pada peningkatan keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan pada penelitian ini, penulis lebih menitikberatkan peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi cerita setelah

(39)

commit to user

14 siswa mengadakan proses pembacaan cerita. Jadi dalam penelitian ini, penulis ingin membangkitkan kemampuan siswa untuk mengoptimalkan kemampuan memorinya sehingga ia dapat secara terampil menceritakan isi cerita yang dibacanya dengan dengan bahasa yang benar dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa, yaitu Menceritakan Kembali Isi cerita dengan teknik memori dapat membantu siswa dalam belajar Bahasa Indonesia sesuai kemampuan otaknya. Dengan begitu, motivasi belajar siswa dapat meningkat.

Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :

Kerangka berpikir dalam penelitian dengan penggunaan teknik memori ini, tentu akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan sehingga dimungkinkan terjadinya peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata

Siswa, Guru, Materi Teknik Memori OUTPUT INPUT PROSES PBM EFEKTIF Prestasi meningkat

(40)

commit to user

15 pelajaran Bahasa Indonesia khususnya untuk keterampilan menceritakan kembali isi cerita.

D. Hipotesis Tindakan

Jika penggunaan teknik memori diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal dan keterampilannya menceritakan kembali isi cerita menjadi meningkat. Hal ini juga berarti bahwa siswa mempunyai pemahaman yang cukup terhadap bahan bacaan yang dibacanya.

(41)

commit to user

16 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas V SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Adapun pemilihan kelas tersebut sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Peneliti adalah guru kelas pada SDN Kalisapu 03 sehingga memudahkan proses penelitian.

b. Kelas V merupakan kelas persiapan menjelang Ujian Akhir Semester Bertaraf Nasional (UAS BN), di mana Bahasa Indonesia menjadi jembatan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Dengan demikian sangat tepatlah apabila kelas V diambil sebagai obyek penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010. Adapun jadwal penelitian disusun sebagai berikut :

(42)

commit to user

17 Tabel 1 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun 1. Observasi dan identifikasi masalah X

2. Penyusunan rancangan tindakan X

3. Pelaksanaan PTK siklus I X

4. Refleksi dan analisis hasil siklus I X

5. Pelaksanaan PTK siklus II X

6. Refleksi dan analisis hasil siklus II X

7. Penyusunan laporan PTK X

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SDN Kalisapu 03, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang terdiri dari 23 (dua puluh tiga) siswa putra dan 11 (sebelas) siswa putri. Adapun latar belakang dipilihnya kelas ini sebagai subyek penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sesuai dengan materi dan pokok bahasan yang ada.

2. Peneliti adalah guru kekas di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam proses penelitian.

(43)

commit to user

18 3. Banyak murid kelas V SDN Kalisapu 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal yang belum terampil dan belum mampu menceritakan kembali isi cerita. Penyebabnya bermacam-macam.

4. Pendekatan kuantum dengan teknik memori dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali isi cerita pada siswa .

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan melalui dua siklus. Adapun mengenai pelaksanaan tindakan secara umum melalui tahapan sebagai berikut :

SIKLUS I

1. Tahap Persiapan

Tahap ini terdiri dari beberapa poin sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan kesulitan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita. Identifikasi masalah ini sudah terlihat dalam hasil belajar siswa tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

b. Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali isi cerita melalui penggunaan teknik memori.

c. Menyusun format observasi dan instrumen penelitian untuk mengetahui respons siswa terhadap teknik memori yang digunakan. d. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik analisis

data yang akan digunakan dalam PTK ini. 2. Tahap Implementasi Tindakan

(44)

commit to user

19 b. Siswa berlatih mempraktekkan teknik memori.

c. Siswa maju di depan kelas untuk menceritakan kembali isi cerita dengan teknik memori.

3. Tahap Observasi

a. Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

b. Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, perlu dilakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap

4. Tahap Analisis dan Refleksi

a. Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara

b. Dengan demikian analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran

c. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan bagian fase mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah memenuhi target.

d. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indicator keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target atau bahkan melebihinya.

(45)

commit to user

20 SIKLUS II

1. Tahap Persiapan

Tahap ini terdiri dari beberapa poin sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan kesulitan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita. Identifikasi masalah ini sudah terlihat dalam hasil belajar siswa tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

b. Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali isi cerita melalui penggunaan teknik memori.

c. Menyusun format observasi dan instrumen penelitian untuk mengetahui respons siswa terhadap teknik memori yang akan digunakan.

d. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik analisis data yang akan digunakan dalam PTK ini.

2. Tahap Implementasi Tindakan Tahap ini terdiri dengan dua siklus:

a. Siswa kembali mempraktekkan teknik memori dengan terlebih dahulu menemukan tokoh, tempat atau peristiwa kunci sebuah isi cerita. Cerita yang digunakan merupakan cerita yang akrab dengan anak-anak seperti misalnya cerita Si Malin Kundang. Siswa membuat imajinasi mengenai tokoh, tempat atau peristiwa dalam cerita dan menuangkannya dalam sebuah gambar yang lucu dan menarik.

(46)

commit to user

21 b. Siswa menceritakan kembali gambar imajinasinya di depan kelas. c. Guru melakukan evaluasi proses berupa penjelasan bahwa proses

belajar dengan menggunakan teknik memori lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Siswa juga dapat belajar merangkai kalimat sesuai cerita.

d. Guru bersama siswa melakukan refleksi untuk mengetahui kesan atau respons siswa terhadap teknik memori yang baru saja digunakan tersebut.

3. Tahap Observasi

a. Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

b. Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, perlu dilakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap

4. Tahap Analisis dan Refleksi

a. Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara

b. Dengan demikian analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran

c. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan bagian fase mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah memenuhi target.

d. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indicator keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target atau bahkan melebihinya.

(47)

commit to user

22 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes, observasi dan dokumentasi.

a. Tes

Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menceritakan kembali isi cerita.

b. Metode Observasi

Menurut Arikunto (1998:146-147), observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini hal yang diamati adalah kemampuan siswa dalam membaca dan menceritakan isi cerita. c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Studi dokumen dapat dilaksanakan dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1998:149).

Dokumen digunakan dalam penelitian ini dengan alasan (1) selalu tersedia di kantor atau lembaga, (2) dokumen merupakan sumber data yang stabil, (3) data/informasi yang digunakan bersifat factual dan realistis dalam arti memuat apa adanya tentang hal-hal yang didokumentasikan, dan (4) dokumen merupakan sumber data yang kaya berkaitan dengan keadaan subyek peneliti.

(48)

commit to user

23 2. Alat Pengumpul Data

a. Butir Soal

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca dan menceritakan kembali teks pendek. Instrumen ini mencakup cara membaca, menyimak, membaca di depan kelas dan menceritakan kembali isi cerita.

b. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perilaku siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran. Hal yang diamati adalah kemampuan siswa saat membaca dan menceritakan kembali isi cerita. Hasil pengamatan ini sebagai dasar pemberian tindakan pada siklus II.

(49)

commit to user

24 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Diskripsi hasil siklus I

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I ini sudah menerapkan model pembelajaran kuantum dengan tekhnik memori, adapun hasil yang dapat kami laporkan adalah sebagai berikut :

A. Perencanaan tindakan

Tindakan pada siklus ini dilakukan dengan penerapan tekhnik memori, sesuai skenario pembelajaran, agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita.

B. Pelaksanaan

Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran ini adalah :

a. Sebagai kegiatan awal, guru menyuruh siswa untuk membaca dalam hati isi cerita

b. Memberikan motivasi

c. Membuat kesimpulan inti cerita

d. Menceritakan kembali isi cerita secara bergantian C. Hasil pengamatan

Ditemukan beberapa hal dalam perbaikan pembelajaran yang berkaitan dengan materi, adalah sebagai berikut :

a. Pada saat membaca secara klasikal masih ada siswa yang tidak membaca, bahkan hanya berbisik – bisik

(50)

commit to user

25 b. Pada saat menunjuk siswa maju kedepan untuk membaca, masih

ada siswa yang tidak mau / tidak berani maju. c. Pada saat menyimak, masih ada siswa yang ribut

d. Pada saat maju untuk menceritakan kembali, ternyata ada siswa yang menggunakan bahasa tidak sesuai dengan teks bacaan.

2. Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I adalah…..

- Masih ada siswa yang tidak membaca

- Masih ada siswa yang tidak mau maju kedepan untuk menceritakan kembali

- Pada saat menyimak, masih ada siswa yang ribut.

- Pada saat meju ke depan untuk menceritakan kembali, masih ada siswa yang menggunakan bahasa tidak sesuai teks bacaan

3. Rancangan strategi penyelesaian masalah, dan langkah – langkah implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus I :

a. Siswa tidak mau membaca teks cerita pada saat pembelajaran berlangsung

Strategi penyelesaian :

- Guru mengingatkan untuk kembali membaca - Guru memberi contoh membaca yang benar

b. Siswa yang tidak mau maju kedepan untuk menceritakan kembali isi cerita

Strategi penyelesaian :

Siswa yang maju ke depan, sesuai urutan kesiapan siswa, tidak berdasarkan nomor urut absent.

c. Siswa yang rebut saat menyimak Strategi penyelesaian :

Didekati sambil diarahkan untuk menyimak

d. Siswa yang menggunakan bahasa tidak sesuai dengan teks bacaan Strategi penyelesaiannya :

(51)

commit to user

26 Guru memberi contoh dan membimbing dengan menggunakan bahasa yang benar.

Data temuan penelitian telah diperoleh dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan II namun hasil pembelaaran belum mencapai batas tuntas, yakni pada siklus I masih terdapat 5 siswa dari 34 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 60

Tabel 2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

DAFTAR NILAI BAHASA INDONESIA KELAS V

SD NEGERI KALISAPU 03

SIKLUS I

No NAMA SISWA NILAI TUNTAS/ KETERANGAN

TIDAK TUNTAS

1 AMROJI IRAWAN 68 TUNTAS

2 ADHEKA RISMIATI 70 TUNTAS KKM = 60

3 ANDIKA APRILIANTO 58 TIDAK TUNTAS

4 IRMAWATI 70 TUNTAS JML TUNTAS = 29

5 MOH IRIN R 59 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS = 5

6 NABILAH 65 TUNTAS

7 NORMA SUSILOWATI 65 TUNTAS

8 ZAKARIA 65 TUNTAS

9 ADELIA INKASARI 75 TUNTAS

10 AHMAD EFENDI 70 TUNTAS

11 AHMAD FIKRI M 80 TUNTAS

12 AJI PAMUNGKAS 75 TUNTAS

13 AFIF FERDIANSYAH 83 TUNTAS

14 DELVI MASTUROH 70 TUNTAS

15 DESTI OLIVIA H 70 TUNTAS

16 DODI WIBOWO 55 TIDAK TUNTAS

17 FAIZAL G 75 TUNTAS

18 FAIZAL MAULANA 60 TUNTAS

19 FAIZAL KHAERUL A 80 TUNTAS

20 FERI DWI A 70 TUNTAS

21 FREZA TAMA 75 TUNTAS

22 HAFIDZ FAJAR 75 TUNTAS

23 IKBAL MUKMIN 75 TUNTAS

24 KHOLIFA AMALIA 83 TUNTAS

25 ATSBIT SHULKHAN 75 TUNTAS

26 M. INDRA WIBOWO 70 TUNTAS

27 NURLAELI F 70 TUNTAS

28 RIZKI HERIAWAN 59 TIDAK TUNTAS

29 RIZKI AMALIA 75 TUNTAS

30 SLAMET WIBOWO 75 TUNTAS

31 TEGUH PRAYITNO 55 TIDAK TUNTAS

32 WULAN ANUGRAH 78 TUNTAS

33 ZUKHRUFIN A 80 TUNTAS

(52)

commit to user

27 Tabel 3 Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus I

Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus I

No

NAMA SISWA A B C D Nilai

1 AMROJI IRAWAN 70 65 70 65 67.5 2 ADHEKA RISMIATI 70 70 70 65 68.75 3 ANDIKA APRILIANTO 65 65 70 65 66.25 4 IRMAWATI 70 75 75 65 71.25 5 MOH IRIN R 60 65 65 65 63.75 6 NABILAH 65 65 65 60 63.75 7 NORMA SUSILOWATI 75 70 65 70 70 8 ZAKARIA 70 70 65 65 67.5 9 ADELIA INKASARI 70 75 80 80 76.25 10 AHMAD EFENDI 70 70 75 70 71.25 11 AHMAD FIKRI M 80 85 85 80 82.5 12 AJI PAMUNGKAS 80 75 75 75 76.25 13 AFIF FERDIANSYAH 90 90 80 90 87.5 14 DELVI MASTUROH 75 70 70 75 72.5 15 DESTI OLIVIA H 70 75 75 80 75 16 DODI WIBOWO 60 60 65 60 61.25 17 FAIZAL G 75 75 80 80 77.5 18 FAIZAL MAULANA 60 65 60 65 62.5 19 FAIZAL KHAERUL A 85 90 85 85 86.25 20 FERI DWI A 75 70 75 70 72.5 21 FREZA TAMA 75 70 75 70 72.5 22 HAFIDZ FAJAR 70 75 70 70 71.25 23 IKBAL MUKMIN 70 75 70 70 71.25 24 KHOLIFA AMALIA 85 85 80 90 85 25 ATSBIT SHULKHAN 80 80 80 85 81.25 26 M. INDRA WIBOWO 75 70 70 75 72.5 27 NURLAELI F 70 75 75 70 72.5 28 RIZKI HERIAWAN 70 65 65 70 67.5 29 RIZKI AMALIA 70 75 75 80 75 30 SLAMET WIBOWO 80 80 75 80 78.75 31 TEGUH PRAYITNO 60 65 70 65 65 32 WULAN ANUGRAH 75 70 75 75 73.75 33 ZUKHRUFIN A 85 90 85 90 87.5 34 DIDI PRIYANTO 65 70 75 70 70 Jumlah Nilai 2465 2490 2490 2490 2483.75

(53)

commit to user

28

Nilai rata - rata 72.50 73.24 73.24 73.24 73.05

Keterangan :

A : Nilai LKS keg. I ( Maksimal 100 ) B : Nilai PR ( Maksimal 100 )

C : Nilai LKS, keg II ( maksimal 100 ) D : Nilai Evaluasi ( maksimal 100 )

Tabel 4 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I

Bagian Pengamatan Skala

1 2 3 4 5

Persiapan

Skenario/Perencanaan Pembelajaran √

Penyiapan Alat Pembelajaran √

Penampilan Penyaji √

Penyajian

PENDAHULUAN

Pemeriksaan kehadiran siswa √

Pelaksanaan apersepsi √

Pengungkapan tujuan pembelajaran √ Pemberian motivasi pembelajaran yang menarik

berkaitan dengan tujuan pembelajaran

Penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran √ POKOK

Penerapan strategi pembelajaran √

Pemanduan sajian materi pembelajaran (Keterpaduan bahan)

Penggunaan media pembelajaran √

Penerapan tehnik bertanya √

Pemberian pengalaman berbahasa kepada siswa √ Pembahasan hasil kedua melibatkan kepada siswa √

Pemberian bimbingan siswa √

Penggunaan bahasa penyaji √

PENUTUP

Penggunaan system penilaian √

Pemberian tindak lanjut (perbaikan dan √ Kriteria Nilai :

Nilai akhir =

A + B + C + D 4

Gambar

Tabel 2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I
Tabel 5 Hasil Pengamatan Belajar Siswa
Tabel 7 Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini mendorong bidang ilmu teknik untuk terus melakukan penyempurnaan dari segi produktivitas, kreativitas, dan efektivitas.Tujuan yang

There is an estimated several billion dollars in hidden currency alone in this country, and who knows how much in silver, gold, jewelry and other things.. Here are some of the

Selain itu, Ustad Sobirin juga memberi tahu kepada lmaduddin bahwa j asa seorang ibu itu t idak dapat diganti meskipun setetes air susunya, kecuali dapat

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pengaruh Senam Aerobik Mix Impact Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Ibu-Ibu Obesitas Di Desa Pengkol Kecamatan

Adapun penelitian ini bertujuan untuk iiicndapatkan briket arang dengan kualitas yang sesuai dengan standar SNI dengan mcmvariasikan perbandingan campuran bahan baku dari 1 : 1

Pengaruh lingkungan pada responden di depan Benteng Vredenburg akan perilaku penyalahgunaan triheksifenidil bulan Mei-Juni 2007. Over dosis Triheksifenidil

- Nilai Mata Kuliah Basis Data sebagai syarat minat studi RPLD.

First, this study presents how the speaking material for immersion teachers of Grade X 2010/2011 at SMA N 2 Klaten by using communicative language teaching is designed.. Second,