• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pada

Oktober 2015

,

Kota Ternate

mengalami

Inflasi

sebesar

0,91 persen

dengan indeks

harga konsumen (IHK) sebesar 125,87.Sedangkan

Nasional

mengalami

Deflasi

sebesar

0,08

persen

dengan indeks harga konsumen sebesar 121,56. .

Dari 82 kota IHK, 38 kota mengalami

inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado 1,49 persen, Kota Ambon 1,02 persen, dan Kota Merauke 1,01 persen. Sedangkan 44 kota mengalami deflasi, di mana deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan 1,95 persen, Kota Tual 1,53 persen dan Kota Singaraja 1,05 persen.

Inflasi Kota Ternate Oktober 2015, menurut kelompok pengeluaran adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan 3,34 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,65 persen; kelompok perumahan,air, listrik, gas dan bahan bakar 0,40 persen; kelompok sandang 1,07 persen; kelompok kesehatan 0,00 persen; kelompok pendidikan; rekreasi dan olahraga 0,00 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,11 persen.

Inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar 2,92 persen (peringkat ke-17)dan inflasi year on year

Kota Ternate sebesar 6,55 persen (peringkat ke-27). Sedangkan inflasi tahun kalender dan inflasi

year on year Nasional yaitu masing-masing sebesar 2,15 persen dan 6,24 persen.

 Menurut inflasi tahun kalender, 77 kota mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong 6,03 persen, Kota Balik Papan 6,03 persen, dan Kota Ambon 5,74 persen. Sedangkan 5 kota mengalami deflasi yaitu, Kota Padang 1,39 persen, Kota Bungo 0,20 persen, Kota Meulaboh 0,19 persen, Kota Padangsidimpuan 0,19 persen dan Kota Jambi 0,20 persen.

 Menurut inflasi year on year, semua kota mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak 9,79 persen, Kota Balik Papan 9,60 persen dan Kota Tual 9,54 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh 2,07 persen, Kota Manokwari 3,36 persen dan Kota Tembilahan 3,88 persen.

 Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua yang berjumlah 18 kota, pada Oktober 2015 tercatat 7 kota mengalami Inflasi dimana Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado 1,49 persen, Kota Ambon 1,02 persendan Kota Merauke 1,01 persen. Sedangkan kota mengalami

Deflasi tertinggi yaitu Kota Tual 1,53 persen, Kota Bulukumba 1,03 persen dan Kota Bau Bau 1,02

No. 59/11/82/Th.XIV, 02Nopember 2015

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku Utara, pada pasar tradisional dan pasar modern di wilayah Kota Ternate, bulan Oktober 2015 terjadi inflasi 0,91 persen, atau terjadi kenaikan indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,73 pada Agustus 2015, menjadi 125,87 pada Oktober 2015. Tingkat inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi year on year yaitumasing-masing sebesar 2,92 persen dan 6,55 persen.

Pada Oktober 2015, empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi, dua kelompok stabil dan satu kelompok pengeluaran mengalami deflasi. Adapun perubahan indeks harga konsumen (IHK) masing-masing kelompok pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan 3,04 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,65 persen; kelompok perumahan,air, listrik, gas dan bahan bakar 0,40 persen; kelompok sandang 1,07 persen; kelompok kesehatan 0,00 persen; kelompok pendidikan; rekreasi dan olahraga 0,00 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,11 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Oktober 2015 antara lain: beras, ikan kembung, cakalang, cakalang asap, ekor kuning, ekor kuning asap, lolosi, teri, tomat, jeruk, cabe rawit, cabe merah, bawang merah, kangkung, kol, wortel, buncis, kacang tanah, makanan bayi, cat kayu/cat besi, seng.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: biji nangka,bawal, malalugis, selar, tuna, tongkol, tongkol pindang, daging ayam ras, rebung, bawang putih, ayam hidup, susu bayi, susu balita, bahan bakar rumah tangga, perhiasan dan tarif angkutan udara.

Gambar 1.

Inflasi Kota Ternate Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100), September2015 – Oktober 2015 -1,58 -6,77 -0,16 0,15 0,08 0,19 2,14 -1,45 0,91 3,04 0,65 0,40 1,07 0,00 0,00 -0,11 -8,00 -6,00 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

(3)

Tabel 1.

IHK dan Inflasi Kota Ternate Oktober2015, Inflasi Tahun Kalender, dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK Agustus 2015 IHK September 2015 IHK Oktober 2015 Inflasi Oktober 2015 1) Inflasi Tahun Kalender 2) Inflasi Year on Year3) UMUM 126.73 124.73 125.87 0.91 2.92 6.55 1 Bahan Makanan 127.37 118.75 122.36 3.04 4.63 5.48

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok &

Tembakau 123.22 123.02 123.82 0.65 4.35 4.77

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas &

Bahan Bakar 123.85 124.04 124.54 0.40 2.56 4.62

4 Sandang 142.33 142.44 143.97 1.07 13.05 15.19

5 Kesehatan 125.18 125.42 125.42 0.00 1.30 6.01

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 121.77 124.37 124.37 0.00 4.04 5.16

7 Transpor, Komunikasi & Jasa

Keuangan 132.77 130.85 130.70 -0.11 -2.96 12.13

1) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya. 2) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 3) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2015 terhadap IHK bulan September 2014

Pada Oktober 2015, kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi masing-masing sebagai berikut: kelompok bahan makanan 0,63 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,09 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15 persen; kelompok sandang 0,06 persen; kelompok kesehatan 0,00 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,00 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,02 persen.

Tabel 2.

Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Ternate, Bulan Oktober 2015(2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Oktober 2015

UMUM 0.91

1 Bahan Makanan 0.63

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.09 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.15

4 Sandang 0.06

5 Kesehatan 0.00

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00

(4)

Gambar 2.

Perkembangan Inflasi Kota Ternate dan Nasional September 2014 – September 2015

IHK DAN INFLASI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Oktober 2015 mengalami inflasi 3,04 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,75 pada September 2015, menjadi 122,36 pada Oktober 2015.

Tabel 3.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Bahan Makanan, Oktober 2015 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi (%) Tahun Kalender (%) Year on Year (%) Umum 125.87 0.91 2.92 6.55 I. Bahan Makanan 122.36 3.04 4.63 5.48

a. Padi-padian, umbi- umbian, dan Hasilnya 121.00 0.27 7.46 8.84

b. Daging dan hasil-hasilnya 135.60 -6.52 -3.47 -4.44

c. Ikan Segar 123.52 2.46 -0.57 -2.13

d. Ikan Diawetkan 144.22 17.71 44.49 28.64

e. Telur, Susu, dan hasil-hasilnya 129.04 0.13 3.75 2.82

f. Sayur-sayuran 102.03 13.80 23.34 19.91

g. Kacang-kacangan 128.97 0.62 2.78 3.80

h. Buah-buahan 172.01 3.25 3.25 1.09

i. Bumbu-bumbuan 107.68 5.51 -7.11 14.27

j. Lemak dan Minyak 102.55 0.15 0.36 -0.16

k. Bahan Makanan lainnya 123.41 0.00 4.39 4.39

Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agt-15 15-Sep Okt-15

Ternate 0,96 0,41 3,11 -0,55 -0,83 0,35 0,62 0,65 0,89 0,90 1,56 -1,58 0,91 Nasional 0,47 1,50 2,46 -0,24 -0,36 0,17 0,36 0,50 0,54 0,93 0,39 -0,05 -0,08 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00

(5)

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, Sembilan subkelompok mengalami Inflasi, satu subkelompok stabil dan satu subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu, padi-padian,umbi-umbian dan hasilnya 0,27 persen; subkelompok ikan segar 2,46 persen; subkelompok ikan diawetkan 17,71 persen; subkelompok buah-buahan 3,25 persen; subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 0,13 persen; subkelompok sayur-sayuran 13,80 persen; subkelompok kacang-kacangan 0,62 persen; subkelompok buah-buahan 3,25 persen; kelompok bumbu-bumbuan 5,51 persen serta subkelompok lemak dan miyak 0,15 persen.

Kelompok ini pada Oktober2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,63 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain; ikan kembung, cakalang segar, malalugis/sorihi,selar, cakalang asap,ekor kuning, ekor kuning asap, lolosi, cabe merah, cabe rawit, bawang merah, kangkung, buncis,tomat dan makanan bayi. Sementara itu komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain; ikan bawal, ikan biji nangka, tongkol, daging sapi, dan bawang putih, sambal jadi, susu bayi, susu balita.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Oktober 2015 mengalami inflasi 0,65 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,02 pada September 2015, menjadi 123,82 pada Oktober2015.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok makanan jadi 0,97 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol 1,38 persen; serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,00persen.

Kelompok ini pada Oktober2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain: gula pasir, coklat batang, sirop, biskuit dan ice cream.Sedangkan komoditi lainnya relatif stabil.

Tabel 4.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau,

Oktober2015 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi (%) Tahun Kalender (%) Year on Year (%) Umum 125.87 0.91 2.92 6.55

II. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 123.82 0.65 4.35 4.77

a. Makanan Jadi 123.76 0.97 2.83 3.87

b. Minuman yang Tidak Beralkohol 109.11 1.38 7.74 7.43

(6)

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Oktober 2015 mengalami inflasi 0,40 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 124,04 pada September 2015, menjadi 124,54 pada Oktober2015.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok biaya tempat tinggal 0,44 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air -0,17 persen; subkelompok perlengkapan rumah tangga 1,50 persen; serta subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,10 persen.

Kelompok ini pada Oktober 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,15 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain; tarif sewa rumah, pipa paralon, blender, setrika dan sabun detergen bubuk/cair. Sementara itu bahan bakar rumah tangga mengalami penurunan harga.

Tabel 5.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar,

Oktober 2015 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi (%) Tahun Kalender (%) Year on Year (%) Umum 125.87 0.91 2.92 6.55

III. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 124.54 0.40 2.56 4.62

a. Biaya Tempat Tinggal 124.52 0.44 2.17 3.65

b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 120.47 -0.17 1.93 5.66

c. Perlengkapan Rumah Tangga 133.83 1.50 8.90 14.87

d. Penyelenggaran Rumah Tangga 125.14 0.10 3.58 6.79

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Oktober 2015 mengalami inflasi 1,07 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 142,44 pada September 2015, menjadi 143,97 persen pada Oktober 2015.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok sandang laki-laki 2,12 persen; subkelompok sandang wanita 2,25 persen; subkelompok sandang anak-anak 0,00 persen; serta subkelompok barang pribadi dan sandang lain -1,34 persen.

(7)

Tabel 6.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Sandang, Oktober 2015 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi (%) Tahun Kalender (%) Year on Year (%) Umum 125.87 0.91 2.92 6.55 IV. Sandang 143.97 1.07 13.05 15.19 a. Sandang Laki-laki 140.23 2.12 9.67 18.17 b. Sandang Wanita 152.61 2.25 19.85 21.03 c. Sandang Anak-anak 150.85 0.00 11.05 6.95

d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 125.96 -1.34 13.53 16.40

Kelompok ini pada Oktober 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain: pembalut wanita, kaos baju berkerah, dan kemeja pendek. Sedangkan perhiasan emas mengalami penurunan.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Oktober 2015 stabil tidak mengalami perubahan.

Tabel 7.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Kesehatan, Oktober 2015 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi (%) Tahun Kalender (%) Year on Year (%) Umum 125.87 0.91 2.92 6.55 V. Kesehatan 125.42 0.00 1.30 6.01 a. Jasa Kesehatan 104.52 0.00 0.59 0.59 b. Obat-obatan 120.63 0.00 1.73 6.32

c. Jasa Perawatan Jasmani 167.74 0.00 1.38 5.73

d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 128.21 0.00 1.37 8.28

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Oktober 2015 juga stabil tidak mengalami perubahan.

(8)

Tabel 8.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga,

Oktober 2015 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi (%) Tahun Kalender (%) Year on Year (%) Umum 125.87 0.91 2.92 6.55

VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 124.37 0.00 4.04 5.16

a. Jasa Pendidikan 127.50 0.00 7.19 7.19

b. Kursus-kursus / Pelatihan 111.76 0.00 3.91 3.91

c. Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 101.19 0.00 -1.28 -1.08

d. Rekreasi 126.06 0.00 -0.79 2.76

e. Olah Raga 165.86 0.00 9.91 12.35

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Oktober 2015 mengalami deflasi 0,11 persen atau terjadi penurunan indeks dari 130,85 pada September 2015, menjadi 130,70 pada Oktober 2015.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok transpor -0,15 persen; subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,00 persen; subkelompok sarana dan penunjang transpor 0,00 persen; serta subkelompok jasa keuangan 0,00 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2015 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,02 persen. Beberapa komoditi yang mengalami penurunanharga yaitu, tarif angkutan udara. Sementara komoditas yang lain stabil.

Tabel 9.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan,

Oktober 2015 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi (%) Tahun Kalender (%) Year on Year (%) Umum 125.87 0.91 2.92 6.55

VII. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 130.70 -0.11 -2.96 12.13

a. Transpor 150.54 -0.15 -3.42 16.76

b. Komunikasi dan Pengiriman 92.72 0.00 -2.33 -0.80

c. Sarana dan Penunjang Transpor 122.91 0.00 1.54 10.85

(9)

PERBANDINGAN ANTARKOTA DI INDONESIA

Pada Oktober 2015, Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,91 persen (peringkat ke-5) dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 125,87. Sedangkan Nasional mengalami deflasi sebesar 0,08 persen

dengan indeks harga konsumen sebesar 121,56. Dari 82 kota IHK, 38 kota mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado 1,49 persen, Kota Ambon 1,02 persen, dan Kota Merauke 1,01 persen. Sedangkan 44 kota mengalami deflasi, di mana deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan 1,95 persen, Kota Tual 1,53 persen dan Kota Singaraja 1,05 persen.

Inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar 2,92 persen (peringkat ke-17)dan inflasi year on year

Kota Ternate sebesar 6,55 persen (peringkat ke-27). Sedangkan inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu masing-masing sebesar 2,15 persen dan 6,24 persen.

Menurut inflasi tahun kalender, 77 kota mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong 6,03 persen, Kota Balik Papan 6,03 persen, dan Kota Ambon 5,74 persen. Sedangkan 5 kota mengalami deflasi yaitu, Kota Padang 1,39 persen, Kota Bungo 0,20 persen, Kota Meulaboh 0,19 persen, Kota Padangsidimpuan 0,19 persen dan Kota Jambi 0,20 persen.

Menurut inflasi year on year, semua kota mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak 9,79 persen, Kota Balik Papan 9,60 persen dan Kota Tual 9,54 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh 2,07 persen, Kota Manokwari 3,36 persen dan Kota Tembilahan 3,88 persen.

Perbandingan Antar Kota di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua yang berjumlah 18 kota, pada Oktober 2015 tercatat 7 kota mengalami Inflasi dimana Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado 1,49 persen, Kota Ambon 1,02 persendan Kota Merauke 1,01 persen. Sedangkan kota mengalami Deflasi tertinggi yaitu Kota Tual 1,53 persen, Kota Bulukumba 1,03 persen dan Kota Bau Bau 1,02 persen.

(10)

Tabel 10.

Perbandingan IHK dan Inflasi Oktober 2015

Kota-kota di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua dengan Nasional (2012 = 100)

KOTA Oktober 2015 Tahun Kalender Year on Year KOTA Oktober 2015 Tahun Kalender Year on Year IHK Inflasi (%) (%) (%) IHK Inflasi (%) (%) (%) 1 MANADO 123.07 1.49 3.76 9.42

11 MAMUJU

119.99 0.13 2.69 6.55 2 PALU 122.24 0.78 1.69 4.81

12 AMBON

121.64 1.02 5.74 8.58 3 BULUKUMBA 126.63 -1.03 0.81 5.23

13 TUAL

131.59 -1.53 4.99 9.54 4 WATAMPONE 117.68 -0.02 0.28 4.18

14 TERNATE

125.87 0.91 2.92 6.55 5 MAKASSAR 121.38 -0.03 4.19 8.44

15 MANOKWARI

113.16 -0.43 0.52 2.36 6 PARE-PARE 118.34 -0.28 0.54 6.26

16 SORONG

123.04 -0.21 6.03 7.97 7 PALOPO 119.29 -0.05 2.36 6.74

17 MERAUKE

124.45 1.01 0.44 6.29 8 KENDARI 117.58 -0.36 1.22 6.28

18 JAYAPURA

121.65 -0.05 1.21 6.82 9 BAU-BAU 123.60 -1.02 1.40 6.49

NASIONAL

121.56 -0.08 2.15 6.24 10 GORONTALO 117.78 0.05 2.19 7.06

(11)

Tabel 11.

Inflasi Oktober 2015, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah (2012 = 100) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

1 MANADO 1.49 29 JAMBI 0.07 57 SORONG -0.21

2 AMBON 1.02 30 MEULABOH 0.05 58 CILACAP -0.23

3 MERAUKE 1.01 31 SUKABUMI 0.05 59 TEMBILAHAN -0.25

4 BIMA 0.92 32 GORONTALO 0.05 60 BANYUWANGI -0.25

5 TERNATE 0.91 33 METRO 0.03 61 PARE-PARE -0.28

6 BALIKPAPAN 0.87 34 MALANG 0.03 62 SERANG -0.3

7 PALU 0.78 35 PURWOKERTO 0.02 63 BUNGO -0.32

8 TANJUNG 0.7 36 PROBOLINGGO 0.02 64 BEKASI -0.32

9 TASIKMALAYA 0.59 37 TANGERANG 0.02 65 MEDAN -0.33

10 PALANGKARAYA 0.55 38 YOGYAKARTA 0.01 66 SURABAYA -0.34

11 PEMATANG

SIANTAR 0.43 39 PADANGSIDIMPUAN -0.01 67 KENDARI -0.36

12 KUPANG 0.37 40 WATAMPONE -0.02 68 BUKITTINGGI -0.4

13 LHOKSEUMAWE 0.36 41 MAKASSAR -0.03 69 MANOKWARI -0.43

14 SAMPIT 0.34 42 KEDIRI -0.04 70 PADANG -0.44

15 TARAKAN 0.33 43 CILEGON -0.04 71 SINGKAWANG -0.44

16 TEGAL 0.29 44 MAUMERE -0.04 72 BENGKULU -0.52

17 SURAKARTA 0.26 45 DKI JAKARTA -0.05 73 LUBUKLINGGAU -0.55

18 PALEMBANG 0.19 46 JEMBER -0.05 74 DENPASAR -0.56

19 SAMARINDA 0.18 47 PALOPO -0.05 75 BATAM -0.67

20 BANJARMASIN 0.16 48 JAYAPURA -0.05 76 BOGOR -0.7

21 SUMENEP 0.15 49 BANDUNG -0.06 77 TANJUNG PINANG -1.01

22 MATARAM 0.13 50 PONTIANAK -0.07 78 BAU-BAU -1.02

23 MAMUJU 0.13 51 KUDUS -0.11 79 BULUKUMBA -1.03

24 DUMAI 0.11 52 SEMARANG -0.16 80 SINGARAJA -1.05

25 BANDA ACEH 0.1 53 PEKANBARU -0.19 81 TUAL -1.53

26 CIREBON 0.1 54 DEPOK -0.2 82 TANJUNG PANDAN -1.95

27 MADIUN 0.1 55 SIBOLGA -0.21

(12)

Tabel 12.

Inflasi Tahun Kalender, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah (2012 = 100) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

1 SORONG 6.03 29 PALOPO 2.36 57 BANYUWANGI 1.26

2 BALIKPAPAN 6.03 30 BENGKULU 2.34 58 SURAKARTA 1.23

3 AMBON 5.74 31 DUMAI 2.26 59 KENDARI 1.22

4 PONTIANAK 5.30 32 MALANG 2.24 60 PALEMBANG 1.21

5 TANJUNG 5.00 33 MATARAM 2.24 61 JAYAPURA 1.21

6 TUAL 4.99 34 MAUMERE 2.23 62 TEMBILAHAN 1.13

7 MAKASSAR 4.19 35 GORONTALO 2.19 63 CIREBON 1.12

8 PANGKAL PINANG 4.11 36 KUDUS 2.12 64 SINGARAJA 1.09

9 SAMPIT 3.80 37 METRO 2.05 65 PEKANBARU 1.05

10 MANADO 3.76 38 YOGYAKARTA 1.98 66 BULUKUMBA 0.81

11 BANDAR

LAMPUNG 3.32 39 MADIUN 1.93 67 KEDIRI 0.80

12 BANJARMASIN 3.29 40 LUBUKLINGGAU 1.80 68 DEPOK 0.79

13 BATAM 3.16 41 PALU 1.69 69 LHOKSEUMAWE 0.77

14 CILEGON 3.00 42 BOGOR 1.65 70 PARE-PARE 0.54

15 TANGERANG 2.96 43 JEMBER 1.65 71 MANOKWARI 0.52

16 BANDUNG 2.93 44 PROBOLINGGO 1.64 72 BANDA ACEH 0.50

17 TERNATE 2.92 45 CILACAP 1.61 73 MERAUKE 0.44

18 TEGAL 2.74 46 KUPANG 1.61 74 SIBOLGA 0.42

19 SERANG 2.69 47 SUMENEP 1.53 75 TANJUNG PANDAN 0.28

20 MAMUJU 2.69 48 PURWOKERTO 1.41 76 WATAMPONE 0.28

21 SINGKAWANG 2.69 49 TANJUNG PINANG 1.41 77 BUKITTINGGI 0.14

22 SAMARINDA 2.64 50 BAU-BAU 1.40 78 JAMBI -0.02

23 BIMA 2.54 51 MEDAN 1.39 79 PADANGSIDIMPUAN -0.19

24 SURABAYA 2.48 52 SUKABUMI 1.39 80 MEULABOH -0.19

25 TASIKMALAYA 2.45 53 DENPASAR 1.33 81 BUNGO -0.20

26 DKI JAKARTA 2.44 54 SEMARANG 1.30 82 PADANG -1.39

27 PALANGKARAYA 2.42 55 PEMATANG SIANTAR 1.28

(13)

Tabel 13.

Inflasi Year on Year, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah (2012 = 100) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

1 PONTIANAK 9.79 29 BAU-BAU 6.49 57 SURAKARTA 5.07

2 BALIKPAPAN 9.60 30 SAMARINDA 6.43 58 BANYUWANGI 5.05

3 TUAL 9.54 31 JEMBER 6.34 59 KEDIRI 5.05

4 MANADO 9.42 32 MERAUKE 6.29 60 TANJUNG PINANG 5.04

5 TANJUNG 8.86 33 KENDARI 6.28 61 DENPASAR 5.02

6 AMBON 8.58 34 PARE-PARE 6.26 62 CILACAP 4.98

7 MAKASSAR 8.44 35 SINGKAWANG 6.21 63 YOGYAKARTA 4.94

8 SORONG 7.97 36 PALEMBANG 6.18 64 MAUMERE 4.92

9 PANGKAL PINANG 7.96 37 SURABAYA 6.09 65 PEKANBARU 4.92

10 BENGKULU 7.67 38 SINGARAJA 6.09 66 PURWOKERTO 4.87

11 SERANG 7.62 39 TASIKMALAYA 6.08 67 BIMA 4.87

12 BATAM 7.51 40 PEMATANG SIANTAR 6.03 68 JAMBI 4.83

13 SAMPIT 7.29 41 KUDUS 6.01 69 PALU 4.81

14 BANDAR

LAMPUNG 7.24 42 DUMAI 5.89 70 DEPOK 4.80

15 KUPANG 7.23 43 MEDAN 5.77 71 PADANG 4.72

16 CILEGON 7.08 44 MATARAM 5.75 72 SIBOLGA 4.65

17 GORONTALO 7.06 45 MADIUN 5.74 73 LHOKSEUMAWE 4.38

18 LUBUKLINGGAU 7.05 46 METRO 5.74 74 BUNGO 4.20

19 JAYAPURA 6.82 47 TEGAL 5.53 75 WATAMPONE 4.18

20 TANGERANG 6.82 48 SUMENEP 5.49 76 PADANGSIDIMPUAN 4.13

21 DKI JAKARTA 6.76 49 SUKABUMI 5.47 77 BUKITTINGGI 4.06

22 PALOPO 6.74 50 BEKASI 5.35 78 BANDA ACEH 4.01

23 TARAKAN 6.72 51 BULUKUMBA 5.23 79 CIREBON 3.95

24 BANDUNG 6.68 52 PROBOLINGGO 5.19 80 TEMBILAHAN 3.88

25 MALANG 6.61 53 TANJUNG PANDAN 5.15 81 MANOKWARI 2.36

26 MAMUJU 6.55 54 SEMARANG 5.13 82 MEULABOH 2.07

27 TERNATE 6.55 55 PALANGKARAYA 5.11

Referensi

Dokumen terkait

terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian antara Klaster Industri

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Kepekaan terhadap makhluk hidup dan lingkungannya merupakan sikap ilmiah khusus yang sangat diperlukan oleh orang yang belajar biologi maupun pendidik biologi untuk menempa

Revolusi Hijau yang dijalankan melalui intensifikasi pertanian, terutama dalam penerapan penanaman varietas bibit unggul baru, tidak semuanya dipatuhi petani.. Utamanya pada

Nilai pretes, postes literasi sains pada aspek proses secara keseluruhan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih tinggi dengan

Analisis hasil pretest merupakan acuan dari kemampuan awal siswa, tahap berikutnya siswa dijelaskan oleh peneliti pada materi pengenalan bentuk aljabar dan

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 20 Oktober 2014, menggunakan data perusahaan yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang melakukan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, susu kacang tanah, susu kacang hijau dan susu kacang kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku dalam fermentasi kefir; kadar asam