36 BAB III
METODE PENGEMBANGAN 3.1 Desain Pengembangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dan model yang digunakan adalan model ADDIE.
Dipilihnya model ADDIE dalam penelitian pengembangan ini didasarkan pada beberapa alasan yakni : (1). Model ini merupakan model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk. (2). Tahap-tahap pengembangan dalam model ini sama dengan standar tahap penelitian pengembangan. (3). Model ADDIE telah digunakan secara luas dan terbukti dapat memberikan hasil yang baik.
Kelebihan dari ADDIE antara lain: (a) lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran, (b) uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis, (c) dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
3.2 Prosedur Pengembangan
Berdasarkan model pengembangan yang diadaptasi dari model ADDIE, adapun prosedur dalam penelitian ini meliputi lima tahap yakni analisis pendahuluan, desain pengembangan, pelaksanaan pengembangan, Implementasi dan Evaluasi.
37
Gambar 3.1 Skema Model ADDIE
3.2.1Tahap I : Analisis pendahuluan (Analysis)
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam analisis pendahuluan yakni sebagai berikut:
1. Melakukan analisis kebutuhan melalui survei lapangan
Untuk mengetahui kebutuhan yang mendasar mengenaipembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran kimia untuk kegiatan praktikum berbasis laboratorium virtual, maka peneliti melakukan analisis kebutuhan terhadap proses pembelajaran di sekolah, materi-materi pada mata pelajaran kimia yang dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum berbasis laboratorium virtual, tujuan pembelajaran, dan potensi SMA Islam Al-Falah Jambi.
a. Analisis materi
Analisis materi dilakukan dengan tujuan untuk menetapkan kebutuhan dalam pengembangan media pembelajaran. Analisis materi ini dapat dilakukan dengan melihat kurikulum yang digunakan di sekolah yang dijadikan tempat
38 penelitian sehingga materi yang terdapat dalam media pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dan dilakukan dengan penyebaran angket yang diberikan kepada guru dan kepada 10 orang siswa kelas XII IPA di SMA Islam Al-falah Jambi. Kemudian kegiatan pada tahap ini juga menganalisis materi-materi apa saja pada mata pelajaran kimia yang dapat dilakukan dengan metode praktikum berbasis virtual laboratorium. Kemudian menyesuaikan laboratorium virtual tersebut dengan materi yang ada pada mata pelajaran kimia yang berpedoman pada silabus kurikulum 2013.
b. Analisis Tujuan
Dalam melaksanakan analisis tujuan, ditinjau dari silabus kimia SMA kelas XIIkurikulum 2013, pada materi Elektrolisis disebutkan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pembelajaran, dan tujuan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
39 tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
b. Kompetensi Dasar (KD) KD pada KI 1
Menyadari adanya keteraturan dari sifat hirokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan penegtahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
KD pada KI 2
Menunjukkan prilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobban serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. KD pada KI 2
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
40 KD pada KI 2
Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
KD pada KI3
3.3 Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan.
Indikator:
1. Menganalisis reaksi yang terjadi (reaksi redoks)
2. Menggunakan aturan cara setengah reaksi dan perubahan bilangan oksidasi untuk menyelesaikan persamaan redoks
3. Menyimpulkan bahwa dalam sel elektrokimia melibatkan reaksi redoks. 4. Menyimpulkan karakteristik sel elektrokimia.
KD pada KI4
4.3 Menciptakan ide/gagasan produk sel elektrokimia.
1. Merancang percobaan terkait sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis), 2. Mendiskusikan hasil rancangan terkait sel elektrokimia (sel volta dan sel
elektrolisis)
3. Melakukan percobaan dengan seksama dalam kelompok.
4. Mencatat data hasil percobaan terkait yang terjadi di kedua elektroda,
5. Membedakan hasil pengamatan sebelum dan sesudah menghubungkan arus listrik (pada sel elektrolisis)
6. Menyimpulkan hubungan antara arus dengan jumlah zat hasil reaksi dalam proses elektrolisis.
41 Dikarenakan pengembangan ini adalah mengembangkan sebuah produk berupa media pembelajaran berbasis laboratorium virtual yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan praktikum dilaboratorium yang sebenarnya, maka untuk analisis tujuan pembelajaran pada pengembangan ini akan mengacu kepada KD pada KI 4 saja yaitu, 4.3Menciptakan ide/gagasan produk sel elektrokimia.
c. Analisis Kebutuhan Siswa
Berdasarkan penyebaranangketterhadap10 orang siswa kelas XII IPA SMA Islam Al-falah Kota Jambi pada tanggal 20 Maret 2015, didapat data bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa.berbagai alasan mengemukakan sulit dipahami, abstrak, mengandung matematika yang sulit dan monoton.pada mata pelajaran kimia juga sangat jarang dilakukan kegiatan praktikum dikarenakan keterbatasan alat dan bahan khusus nya pada materi elektrolisis penyepuhan emas. Kemudian didapat juga data bahwa di SMA Islam Al-Falah Kota Jambi telah memiliki laboratorium komputer dan infocus. Namun, belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran.
d. Potensi
Untuk tahap potensi ini merupakan langkah analisis peneliti terhadap potensi-potensi yang dapat menjadi dasar untuk mengembangkan media pembelajaran. Analisis yang dilakukan yaitu : tentang tersedia atau tidaknya laboratorium komputer, frekuensi terlaksananya kegiatan praktikum virtual laboratorium, dan sistem kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru untuk kegiatan praktikum virtual laboratorium.
42 2. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mendesain dan mengembangkan produk melalui buku sumber ataupun jurnal science dan pendidikan. Langkah yang dilakukan peneliti dalam studi literatur ini adalah melengkapi kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian dan sumber-sumber yang dapat mendukung pembuatan produk sehingga penelitian dan produk yang dihasilkan menjadi ilmiah.
3.2.2 Tahap 2 : Desain Pengembangan (Desgin)
Langkah selanjutnya setelah analisis dilakukan adalah desain produk. Sebelum membuat media pembelajaran terlebih dahulu di buat draft media pembelajaran yang telah disesuaikan dengan informasi dan data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya. Draft ini akan berguna untuk membuat Flowchart atau diagram alur dari media pembelajaran yang digunakan sebagai dasar atau patokan untuk membuat media tersebut. Selanjutnya dari Flowchart atau diagram alur dibuat storyboard yang akhirnya bisa menjadi dasar untuk membuat media pembelajaran. Adapun Gambar Flowchart atau diagram alur media pembelajaran berbasis laboratorium virtual pada materi titrasi asam basa sebagai berikut:
43
Gambar 3.2Flowchart media pembelajaran berbasis laboratorium virtual elektrolisis
3.2.3 Tahap 3 : Pengembangan (Development)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Software yang digunakan adalah Macro Media Flash 8, produk yang akandihasilkan berupa media pembelajaran berbasis laboratorium virtual. Perancangan pengembangan, meliputi:Jadwal pembuatan produk diperkirakan menghabiskan waktu selama 3 bulan yaitu bulan Januari, Februari, dan Maret. a. Designer, yaitu pembuat produk (peneliti) dan validator (tim ahli media dan
materi)
OPENING
START
MENU UTAMA
KOMPETENSI INDIKATOR TUJUAN DEFINISI DEFINISI ALAT DAN BAHAN
VIRTUAL LAB. PROFIL
44 b. Spesifikasi produk media pembelajaran berbasis laboratrium virtual pada materi elektrolisis meliputi : format media berupa swf atau exe, media pembelajaran berisi laboratorium virtual (laboatorium maya) untuk praktikum elektrolisis pada penyepuhan emas,penyepuhan seng dan penyepuhan tembaga dan sekilas mengenai materi elektrolis pada penyepuhanserta simulasi-simulasinya.
c. Mengumpulkan gambar-gambar yang akan dimasukkan kedalam media pembelajaran.
d. Mengumpulkan contoh-contoh media yang ada di internet sebagai bahan pendukung.
e. Menetapkan teks yang akan dijadikan model dalam media pembelajaran. f. Menetapkan animasi-animasi yang sesuai dengan materi.
g. Mengumpulkan musik-musik instrumen sebagai music pengiring. 1. Validasi Desain
Setelah produk selesai, selanjutnya produk divalidasi oleh dua tim ahli, yaitu ahli media dan ahli materi,validasi dilakukan sampai produk yang dihasilkan benar-benar dinyatakan layak.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara mendatangi atau mengunjungi para ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai validitas produk yang didesain tersebut. Setiap ahli diminta untuk menilai desain, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
2. Revisi Desain
45 guna lebih menyempurnakan produk. Revisi desain dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat dan masukan serta penilaian dari para ahli mengenai produk. Mempertimbangkan bagian mana yang harus ditambah dan dibuang atau yang harus diperbaiki. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan desain setelah diadakannya validasi dari para ahli.
Hasil dari para ahli membawa hasil tentang kualitas dan kesempurnaan produk media pembelajaran berbasis laboratorium virtual sehingga akan terjadi revisi terhadap produk yang sedang dikembangkan tersebut.
3.2.4 Tahap IV: Implementasi (Implementation)
Setelah dikembangkan menjadi sebuah produk media pembelajaran berbasis laboratorium virtual pada materi elektrolisis, tahap selanjutnya adalah semua yang telah dikembangkan diinstall atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya untuk diimplementasikan.
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui respon dari siswa terhadap pengembangan media pembelajaran berbasis laboratorium virtual pada materi elektrolisis, dimana sebelumnya telah divalidasi oleh tim ahli, dan setelah dinyatakan layak uji coba, maka selanjutnya diuji cobakan. Produk ini akan diuji cobakan kepada siswa kelas XII IPA di SMA Islam AL-FALAH Jambi dengan subjek sebanyak 10 siswa.
3.2.5 Tahap V Evaluasi (Evaluation)
Sebenarnya tahap evaluasi bukanlah tahap kelima dari model ADDIE. Tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
46 untuk kebutuhan revisi.Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formarif yang dilakukan untuk kebutuhan revisi atau perbaikan dan saran dari pembimbing serta tim ahli media dan materi pada empat tahap di atas seperti pada tahap pengembangan.
3.3 Uji Coba Produk
Pelaksanaan uji coba produk media dilakukan setelah rancangan produk draf awal divalidasi oleh ahli. Uji coba produk merupakan tahap penilaian dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan telah layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran atau tidak dengan mempertimbangkan kesesuaian antara produk media dengan pengguna dalam menyelesaikan masalah pada materi kimia larutan elektrolisis serta untuk mengetahui sejauh mana media yang dihasilkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hasil uji coba dilakukan juga untuk mengetahui dalam hal kemenarikan media. Untuk memudahkan pelaksanaan uji coba, secara berurutan diuraikan tentang : (1) Desain uji coba, (2) subjek uji coba, (3) jenis data, (Instrumen pengumpulan data), dan (5) teknik analisis data.
3.3.1 Desain Uji coba
Produk (Produk II) merupakan produk hasil revisi yang telah di validasi oleh tim ahli media dan materi. Dimana produk yang dikembangkan sudah cukup baik untuk dapat diujicobakan kepada siswa dan digunakan sebagaiacuan dalam proses pembelajaran.
47 Subjek Uji Coba dalam penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajran berbasis laboratorium virtual menggunakan pada materi elektrolisis yang akan diuji coba hanya sebatas kelompok kecil kepada 10 orang siswa kelas XII IPA SMA Islam Al-falah Jambi.
Dari uraian diatas maka langkah-langkah pengembangan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Tahap-tahap pengembangan media pembelajaran
Digabungkan Direvisi oleh ahli media
dan ahli materi Analisis
Design Membuat rancangan media dengan membuat flowchart dan dilanjutkan dengan story board
Produk 3 yang telah diuji cobakan ke kelompok kecil
Analisis materi Mengumpulkananimasi,simulasidan gambar Development (pengembangan) Implementasi
Analisis teknologi pendidikan Analisis karakteristik siswa
Produk akhir
Produk 1
Produk 3 Produk 2
Direvisi atas saran pada saat ujicoba kelompok kecil Divalidasi oleh ahli media dan ahli materi
48 3.3.3 Jenis Data
Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validasi yaitu tim ahli materi dan tim ahli media berupa isian angket yang berisikan saran dalam perbaikan media pembelajaran berbasis laboratorium virtual ini. Sedangkan data kuantitatif diperoleh darisiswa (responden) mengenai penilaian terhadap media pembelajaran elektrolisis berbasis laboratorium virtual.
3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Angket atau kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Uma Sekaran dalam (sugiyono:2010) mengemukakan beberapa prinsip dalam menulis angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket, angket yang digunakan ada 3, yaitu angket validasi ahli media, angket validasi ahli materi dan angket respon siswa.
Instrumen berupa angket digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dari validator berupa saran perbaikan, ketepatan, keefektifan dan efisiensi dari produk yang dikembangkan.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar validasi tim ahli baik ahli media maupun ahli materi dan respon siswa. Lembar validasi yang digunakan untuk masing–masing ahli berupa
49 angketyaitu lembar validasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan produk disertai dengan kolom komentar dan saran terhadap perbaikan produk.
Sebelum membuat instrumen perlu dibuat dulu kisi yang memuat aspek-aspek yang berkaitan dengan media pembelajaran. Bentuk kisi-kisi instrumen validasi ahli komputer dan materi menurut Yamasari (2010:6) terlihat seperti pada Tabel 3.1 Kisi-kisi angket validasi ahli media
Variabel Aspek Kriteria No.butir
instrument Penggunan media pembelajar an berbasis laboratoriu m virtual elektrolisis Kesederhanaan
1. Animasis dalam media pembeajaran berbantuan komputer
2. Animasi
dalammediapembelajaran
berbantuan komputer mudah dimengerti
3. Animasi yang disajikan dalam media pembelajaran berbantuan komputer
sesuaidengankarakteristik siswa 4. Kalimat yang digunakan mudah
dimengerti 1, 2 3 4 5 Keterpaduan
1. Urutan antar halaman sudah sesuai
2. Petunjuk yang digunakan dalam media pembelajaran berbantuan komputer sudah sesuai
6 7
Penekanan 1. Animasi yang diterapkan pada setiap halaman ada penekanan
8
Keseimbangan
1. Ukuran animasi dan tulisan tiap halaman sesuai
2. Ukuran gambar pada tiap halaman sesuai
3. Tata letak tulisan tiap halaman seimbang
9 10 11
Bentuk
1. Animasi yang digunakan menarik
2. Gambar yang menarik dan Bentuk huruf mudah dibaca
12 13
Warna
1. Warna tiap halaman sudah sesuai
2. Dagrasi warna sudah sesuai
14 15
50 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket ValidasiAhli Materi
NO Aspek/Materi/Indikator Nomor Butir Soal
1 Substansi Materi Keseluruhan (1-5) 1-5
2 Kesesuaian Materi dengan Indikator Pembelajaran 6-9
3 Adekuasi 10-12
4 Latihan dan Umpan Balik 13-15
Jumlah Pernyataan 15
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No Aspek/Indikator Nomor Butir Soal
1 Tampilan media 1-7
2 Kejelasan materi 8-9
3 Keefesien waktu 10
4 Kesesuaian animasi dengan materi 11
5 Penggunaan Bahasa 12
6 Kemudahan penggunaan 13
7 Ketepatan umpan balik/evaluasi 14-15
Jumlah pernyataan 15
3.3.5 Teknik Analisa Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa lembar validasi dari ahli yang berisi tanggapan, saran dan masukan. Dimana tanggapan, saran, dan masukan dari ahli tersebut dipertimbangkan dan dianalisis untuk perbaikan produk.
Deskriptor yang diberikan pada tim ahli media, ahli materi dan siswa. Masing-masing sebanyak 15 item pertanyaan untuk ahli media, dan 15 item pertanyaan untuk ahli materi, dan sebanyak 15 item pertanyaan untuk siswa.
Deskriptor yang diberikan untuk uji coba kelompok kecil sebanyak 15 item pertanyaan. Data kuantitatif yang diperoleh berupa penilaian terhadap pengembangan produk yang diperoleh dari angket respon siswa, dianalisis dan
51 diolah secara deskriptif menjadi data interval menggunakan skala likert, dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.4. Format pernyataan Skala Likert Pernyataan sikap Sangat
baik Baik Sedang Tidak baik
Sangat tidak baik
Pernyataan 5 4 3 2 1
Skor maksimal data penilaian bagi suatu unit analisis adalah jumlah item dalam skala penilaian dikalikan 5 diberi simbol 5k, sedangkan skor minimalnya adalah jumlah item dalam skala penilaian dikalikan 1 diberi simbol k. Jadi, rentang skor teoritik skala penilaian adalah k-5k (Djaali dan Muljono, 2008).
Deskriptor yang diberikan pada validasi ahli media dan materi sebanyak 15 pertanyaan, sehingga secara teoritik akan memperoleh skor minimal 15 dan maksimal 75 dimana interprestasi skor tersebut adalah sebagai berikut:
Skor minimum : 1 x 15 (deskriptor yang dinilai) = 15 Skor maksimal : 5 x 15 (deskriptor yang dinilai) = 75 Kategori kriteria : 5
Rentang nilai : = 12
Tabel 3.5. Kategori Tingkat Validasi Ahli Media dan Ahli materi
No. Skala Nilai Skor Tingkat Validasi
1 5 64-75 Sangat baik
2 4 52-63 Baik
3 3 40-51 Sedang
4 2 28-39 Tidak baik
5 1 15-27 Sangat tidak baik
Deskriptor yang diberikan pada validasi ahli materi,dan media dan untuk uji coba kelompok kecil sebanyak 15 pertanyaan, sehingga secara teoritik akan
52 memperoleh skor minimal 15 dan maksimal 75 dimana interpretasi skor tersebut adalah sebagai berikut:
Skor minimum : 1 x 15 (deskriptor yang dinilai) = 15 Skor maksimal : 5 x 15 (deskriptor yang dinilai) = 75 Kategori kriteria : 5
Rentang nilai : = 12 Tabel 3.6. Kategori Tingkat Respon Siswa
No. Skala Nilai Skor Tingkat Validasi
1 5 64-75 Sangat baik
2 4 52-63 Baik
3 3 40-51 Sedang
4 2 28-39 Tidak baik
5 1 15-27 Sangat tidak baik
Untuk menghitung presentase yang memberikan tanggapan sesuai dengan kriterian tertentu, yaitu dengan menggunakan rumus :
RS =
ℎ x 100 % Dengan:
RS : persentase jawaban
F : Jumlah skor uji coba
N : jumlah skor maksimal (Sihite, 2013).
Menentukan rata-rata dari respon positif siswa, kemudian menentukan kategori respon atau tanggapan yang diberikan siswa terhadap suatu kriteria dengan cara positif menurut Khabibah (Yamasari, 2010:4) yaitu:
85% ≤ RS : sangat positif 70% ≤ < 85% : positif
53 50% ≤ < 70% : kurang
RS < 50% : tidak positif