• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktifitas yang selalu dilakukan oleh manusia di dalam mencari pengetahuan, pemahaman ataupun sebagai sebuah pengalaman yang menjadi dasar perubahan bagi setiap manusia. Seseorang yang belajar baik melalui lingkungannya maupun melalui pengalaman akan menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan prilaku. Seperti yang dijelaskan oleh Anita E. Woolfolk dalam Sri Mawani menegaskan bahwa “belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan prilaku yang relatif permanen pada individu”. Senada dengan hal tersebut Abin Syamsudin menjelaskan bahwa” belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan prilaku dan pribadi”.

Seseorang dikatakan belajar apabila sudah terdapat perubahan pada diriny. Santrock and Yusen dalam Conny R menjelaskan bahwa “learning is defined as a relatively permanent change in behavior that accurs though experiences”, yang artinya adalah belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dari pengalaman.

Menurut Gagne seperti dikutip Segala belajar adalah sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry E. Garret dikutip sagala berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu.

Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktifitas yang dilakukan ecara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan pengalamannya.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dijalani seseorang yang mengahasilkan perubahan pengetahuan dan tingkah laku baik melalui lingkungan maupun pengalaman.

(2)

2.1.2 Pengertian hasil belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

(3)

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi, Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar :

a. Keterampilan dan kebiasaan b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

2.1.3 Pengertian Pembelajaran IPA

Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Heinich dkk. Dalam Erman menyatakan bahwa pembelajaran merupakan susunan dari informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi belajar.

Maples dan Webster seperti dikutip dalam Smith, Sebuah proses yang dengannya perubahan perilaku terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Gagne mengajukan bahwa pembelajaran adalah seperti sebuah proses membangun yang memanfaatkan sebuah hierarki keterampilan yang meningkat kompleksitasnya.

Menurut Gagne seperti dikutip dalam Amalia, Pembelajaran itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru.

Maka dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Pembelajaran merupakan suatu proses yang

(4)

sengaja dan sadar tujuan. Artinya pembelajaran merupakan proses interaksi yang terikat, terarah pada tujuan, dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2.2 HASIL BELAJAR

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa yang telah mengadakan suatu kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapat menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Hasil perubahan tersebut diwujudkan dengan nilai atau sekor. (Winkel, 2005: 532), sehingga prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan siswa setelah mendapatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dapat ditunjukkkan dengasn skor atau nilai. Menurut Muhibbin Syah (2004: 141), “prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasilkan perubahan yang khas yaitu hasil belajar”.

Dari pendapat tokoh di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari dari kegiatan belajar yang dicapai. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang tidak sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik adapula yang memiliki prestasi belajar yang kurang baik, tergantung bagaimanakah siswa itu dalam belajarnya. Siswa yang sungguh-sungguh dalam belajarnya akan mendapat prestasi yang baik dan memuaskan, dan siswa tersebut akan lebih baik dan giat dalam belajarnya. Berbeda dengan siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam belajarnya akan mendapatkan prestasi belajar yang kurang baik sehingga tidak memuaskan hatinya.

2.2.2 Cara Mengukur Hasil Belajar Siswa

Prestasi belajar seorang siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru dalam pelaksanaan penilaiannya dapat melalui ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum. Agar lebih jelas terhadap alat evaluasi tersebut maka dijelaskan sebagai berikut: a. Teknik Tes

Teknik tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang berupa serentetan pertanyaan atau latihan yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 29). Adapun wujud tes dapat berupa tiga macam yaitu:

(5)

a) Tes diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat diberikan perlakuan yang tepat.

b) Tes formatif adalah adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran.

c) Tes sumatif adalah tes yang digunakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulanganharian, dan sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum setaiap akhir semester (Arikunto, 2008: 26).

b. Teknik Non Tes

Teknik non tes adalah sekumpulan pertanyaan yang jawabannya tidak memiliki nilai benar atau salah sehingga semua jawaban responden bisa diterima dan mendapatkan skor.

a) Skala Bertingkat (Rating scale)

Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatuhasilpertimbangan.

b) Kuesioner (Questionair)

Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yangakan diukur (responden untuk mengetahui keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, atau pendapatnya.

c) Daftar cocok (Check List)

Merupakan deretan pertanyaan (yang biasanya singkat) dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (X) di tempat yang disediakan.

d) Wawancara

Merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.

e) Pengamatan

Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatn secara sistematis.

(6)

f) Riwayat Hidup

Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya (Arikunto, 2008: 27).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Muhibbin Syah (2004: 132), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut: a) Faktor Internal, 1)faktor Eksternal:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar, adapun faktor dalam yang dapat membantu siswa di dalam kegiatan belajar lain adalah sebagai berikut:

a) Faktor Fisiologis

Yang dimaksud faktor fisiologis adalah keadaan atau kondisi fisik siswa yang mempengaruhi belajar siswa itu sendiri, yang meliputi antara lain adalah: Kondisi fisiologis umum adalah keadaan dari keseluruhan fisik siswa yang sedang belajar. Kondisi fisik mempengaruhi prestasi belajar siswa sebab untuk kondisi fisik yang sedang sakit maka untuk prestasi belajar juga akan merosot, akan tetapi bila kondisi fisik siswa dalam kaedaan sehat maka hasil prestasi belajar akan baik.

b) Faktor Psikologis

Keadaan psikologis manusia yang satu dengan yang lain memanglah berbeda, dan perbedaan dalam faktor psikologis ini terlihat dari daya berpikir pada masing-masing orang, misalnya: ada yang kemungkinan daya berpikirnya tinggi dan ada yang kemampuan daya pepikirnya rendah.

Perbedaan dari kemampuan daya berpikir dalam belajar dapat disebabkan oleh: a) Kecerdasan

Kecerdasan merupakan hal yang paling pokok bagi seseorang sebab sebab kecerdasan sendiri merupakan kemampuan dasar yang dimiliki tiap orang dan kecerdasan orang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.

Seseorang yang mempunyai kecerdasan tinggi untuk prestasi belajar juga akan tinggi, dan dengan mudah untuk mempelajari semua pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Akan

(7)

tetapi untuk seseorang yang kecerdasannya rendah untuk prestasi belajarnya juga akan rendah sehingga orang tersebut akan mengalami kesukaran atau hambatan di dalam belajar.

b) Bakat

Bakat merupakan kemampuan laten dari seseorang yang dapat terus berkembang apabila sering melakukan latihan. Bakat tersebut antara yang satu dengan yang lainnya sangatlah berbeda, sebab ada seseorang yang memang mempunyai bakat dan ada juga seseorang yang memang tidak mempunyai bakat. Dalam hal ini dapat dilihat misalnya: orang yang memang benar-benar berbakat dalam suatu hal apabila terus berlatih akan dapat barkembang dengan baik, akan tetapi sebaliknya bila seseorang yang memang tidak berbakat walaupun berlatoh dengan tekun tetap akan masih banyak menemui keukaran, dan untuk perkembangan kemampuannya juga akan tersendat.

Maka diharapkan untuk seseorang yang ingin belajar tentang suatu hal hendaknya menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan bakat yang dimilikinya, misalnya: bakat menari, menyanyi, olahraga, perbengkelan, dan bakat lainnya.

c) Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan pads diri seseorang untuk melakukan belajar, agar dapat mencapai hasil prestasi belajar yang maksimal. Untuk dorongan belajar pada individu dapat berasal dari dalam diri individu atau disebut sebagai motivasi intrinsik, dan yang berasal dari luar diri individu atau yang disebut sebagai motivasi ekstrinsik.

d) Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan berpikir seseorang yang sangat penting kegunaannya didalam belajar, sebab didalam belajar lebih menitik beratkan pada penguasaan kognitif siswa. Oleh sebab itu pada individu yang mempunyai kemampuan kognitif baik akan mencapai hasil prestasi belajar tinggi, sebaliknya individu yang mempunyai kemampuan berpikir kognitif kurang baik akan menghasilkian prestasi belajar rendah.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang belajar, adapun faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a) Lingkungan alam

Dari lingkungan alam sekitar, diantaranya adalah keadaan cuaca, lingkungan tempat belajar, keadaan rumah dan sebagainya.Diharapkan agar lingkungan alam dapat memberikan

(8)

suasana tenang, sehingga siswa dapat memusatkan perhatian pada materi yang sedang dipelajari.

b) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial adalah suasana keluarga atau lingkungan tempat tinggal yang dapat mempengaruhi siswa yang sedang belajar sehingga akan berpengaruh juga terhadap pencapaian hasil prestasi belajar siswa.

2.3 Hakikat ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu: (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, (3) dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, dikembangkannya sikap ilmiah.

IPA berasal dari bahasa asing „scientia’ yang berarti saya tahu.Menurut H.W Fowler IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan Robert B. Sun, memandang bahwa IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses.

James B. Conant, mendefinisikan IPA sebagai serangkaian konsep-konsep yang saling berkaitan dan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai hasil eksperimen dan observasi dan bermanfaat untuk eksperimen serta observasi lebih lanjut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan serangkaian pengetahuan ilmiah, karena mengandung beberapa persyaratan, yaitu : bersifat obyektif, sistematik, metodik, dan universalis.

IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengematan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul).

(9)

Pada akhirnya dari semua definisi di atas, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan serangkaian pengetahuan ilmiah, karena mengandung beberapa persyaratan, yaitu : bersifat obyektif, sistematik, metodik dan universalis.

2.3.2 Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Tentang Gaya dan Gerak a. Pengertian Gaya

Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Pada saat kita membuka atau menutup pintu kita telah melakukan gaya yang berupa dorongan dan tarikan.Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan bendayang semula diam menjadi bergerak, menyebabkan benda yang semula bergerak menjadi berhenti atau berubah arah, atau merubah bentuk benda.

Sebagai contoh, pada saat kamu menendang bola maka bola akan bergerak dan berubah arahnya. Sedangkan contoh perubahan bentuk benda karena pengaruh gaya adalah ketika kamu bermain dengan plastisin. Kamu dapat membuat berbagai macam bentuk.Gaya tangan menyebabkan bentuk plastisin berubah sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

gambar 2.1 dinamometer.

Besar kecilnya gaya dapat diukur menggunakan alat yang bernama neraca pegas atau dinamometer. Sedangkan satuan gaya dinyatakan dalam satuanNewton yang biasa ditulis dengan huruf N. Kata Newton diambil dari nama Sir Isaac Newton, seorang ahli matematika dan

(10)

ilmuwan besar. Besarnya gaya yang diperlukan untuk menarik benda akan ditunjukkan oleh jarum pada skala dinamometer.

b. Jenis Gaya

Aktifitas sehari-hari kita memang sering melibatkan gaya. Gaya yang dihasilkan kerja otot manusia, seperti tarikan dan dorongan yang kita lakukan saat membuka dan menutup pintu disebut gaya otot. Tetapi sebenarnya tidak hanya otot manusia yang dapat menghasilkan gaya, berikut ini adalah jenis-jenis gaya:

a) Gaya magnet:

Gaya magnet adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Magnet alam adalah sejenis logam yang pertama kali ditemukan di kota magnesia. Magnet memiliki kekuatan yang menarik jarum, paku, atau benda lainnya terbuat dari besi atau baja. Kekuatan ini disebut gaya magnet.

Gambar 2.2 Bentuk Magnet b) Gaya listrik statis:

Gaya listrik statis adalah kekuatan yang dimiliki benda yang bermuatan listrik untuk menarik benda-benda disekitarnya. Kita dapat melakukan percobaan untuk membuktikan adanya gaya listrik statis. Coba kalian gosok-gosokkan penggaris plastik pada rambut kalian.Siapkan juga kertas yang disobek-sobek halus. Setelah digosokkan berulang kali pada rambut , dekatkan penggaris pada potongan-potongan kertas. KAlian akan melihat potongan tertas tertarik ke arah penggaris. Penggaris bisa menarik potongan kertas dengan gaya listrik statis.

(11)

Gambar 2.3 Penggaris

c) Gaya otot :

Kekuatan yang dihasilkan oleh otot manusia disebut gaya otot .Gaya ini sering dilakukan pada saat kita mengangkat beban atau sedang senam di sekolah. Apabila kita sering melakukan olahraga maka otomu akan bertambah besar dan kuat.

Gambar 2.4 Gaya otot

d) Gaya gravitasi bumi :

Gaya grafitasi adalah kekuatan bumi untuk menarik benda lain ke bawah. Bila kita melempar benda ke atas, baik dari kertas, pensil atau benda lain maka semua benda itu akan jatuh ke bawah. Berbeda bila di luar angkasa para astronot tidak merasakan gaya gravitasi, akibatnya mereka akan melayang-layang bila berada di luar angkasa.

(12)

Gambar 2.5 Gaya gravitasi bumi

e) Gaya Pegas :

Kekuatan yang ditimbulkan oleh karet atau pegas yang diregangkan. Misalnya saat kamu bermain panahan, karet mampu mendorong anak panah terlontar dengan cepat dan jauh.

Gambar 2.6 Gaya pegas

f) Gaya Gesekan:

Bila kedua benda saling bergesekkan, maka antara keduanya akan muncul gaya gesek. Gaya gesek bisa menguntungkan dan merugikan. Bila kita berjalan di jalan yang kering, antara sepatu dan jalan akan muncul gaya gesek. Gaya gesek ini membantu kita untuk bisa berjalan. Bayangkan bila jalanan licin, maka gaya geseknya akan kecil dan kita akan kesulitan untuk berjalan.

c. Definisi Gerak

Cobalah kita berlari. Pada saat berlari maka terjadi perpindahan, dimana kita berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Jadi yang dimaksud dengan gerak adalah perpindahan posisi

(13)

benda dari tempat asalnya karena adanya gaya. Contoh Gerak: Gaya dapat mempengaruhi gerak sebuah benda. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kegiatan seperti:

Gerak karena gaya otot:

 pada saat mengayuh sepeda,  saat berolaraga,

 saat bermain tarik tambang, atau

 mendorong lemari menggunakan kekuatan dua tangan dll.

Gambar 2.7 Gaya otot Gerak karena gaya pegas :

 Pada saat kamu bermain ketapel, atau

 Bermain panahan, kita memanfaatkan karet yang diregangkan untuk memudahkan anak panah terlontar jauh dan cepat.

Gerak karena gaya mesin:

Gaya mesin, yang dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan berat seperti:  mobil pengeruk,

 buldoser, dan

 berbagai mesin yang digunakan dalam bidang industri.

2.4 Metode Pembelajaran Kooperatif

Vena (2011: 189 – 190), yang mengatakan bahwa pembelajaran komperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa, sedangkan Sofan dan Amir

(14)

dan Lif Khoiru Ahmat (2010:67) berpendapat model pembelajaran komperatif merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.

Pembelajaran komperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakannya (Trianto, 2010:59). Menurut Lie (2003: 30-35) terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, antara lain : saling ketergantungan positif, tanggung jawab perorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.

2.4.1 Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 2.4.1.1 Defenisi Model Pembelajaran Teknik Jigsaw

Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil , seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.( Rusman, 2008.203).

(15)

Menurut Rusman (2008 : 205) pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di bawah kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan mambaca untuk menggali imformasi. Siswa memeperoleh topic.

topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari permasalahan tersebut.

b. Diskusi kelompok ahli.siswa yang telah mendapatka topic permasalahan yang samabertemu dalam satu kelompokataqu kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicaran topic permasalahan tersebut.

c. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.

d. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi. e. Perhitungan sekor. kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.

Sedangkan menurut Stepen, Sikes and Snapp (1978 ) yang dikutip Rusman (2008), mengemukakan langkah-langkah kooperatif model jigsaw sebagai berikut:

a) Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang siswa. b) Tiap orang dalam team diberi bagian materi berbeda.

c) Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan

d) Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusiksn sub bab mereka.

e) setelah selesai diskusi sebagai tem ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu tem mereka tentang subbab yang mereka kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama,

f) Tiap tem ahli mempresentasikan hasil diskusi g) guru memberi evaluasi

(16)

2.4.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:

a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Beberapa hal yang bisa menjadi kelemahan aplikasi model ini di lapangan, menurut Roy Killen, 1996, adalah :

a) Prinsip utama pembelajaran ini adalah „peer teaching‟, pembelajran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan diskusikan bersama siswa lain.

b) Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman.

c) Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.

d) Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

e) Aplikasi metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit. Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan, yaitu :

a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.

b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli.

c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.

d. Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan kelompok yang anggotanya lemah semua.

(17)

e. Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari.

f. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

Diskusi dalam kelompok ini, untuk mengatasi masalah atau kelemahan yang muncul dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Pengelompokan dilakukan terlebih dahulu, mengurutkan kemampuan belajar siswa dalam kelas.

b) Sebelum tim ahli, misalnya ahli materi pertama kembali kekelompok asal yang akan bertugas sebagai tutor sebaya, perlu dilakukan tes penguasaan materi yang menjadi tugass mereka.

2.5 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya kajian penelitian mengacu terhadap penelitian yang telah ada, mengenai kelebihan dan kekurangan sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Berikut ini ada beberapa penelitian yang sudah teruji kesahihannya diantaranya meliputi:

a. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yangdilakukan oleh Dian Supriyatin dengan judul perbedaan hasil belajar siswadengan metode jigsaw dan ekspositori pada konsep elektrolit dan non elektrolitterintegrasi nilai. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah perbedaan rata-rata hasil belajar sebesar 7,72 yang mana kelas eksperimen yangdiajarkandengan metode jigsawnilai rata-ratanya sebesar 75,92 sedangkan untuk kelaskontrol yang diajarkan dengan metode ekspositori rata-rata sebesar 68,20. Jadirata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelaskontrol.

b. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Aceng Haetami dan Supriadidengan judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untukmeningkatkan aktivitasdan hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasilkali kelarutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meningkatnya hasil belajar kimia yang ditandai dengan :1.meningkatnya hasil belajar kimia pada tiapsiklus, siklus I (rerata = 86,4) dan siklus II(rerata = 90,1); 2. Meningkatnyajumlah siswa yang benilai>70,37 (KKM) : dari siklus I (76,47%) menjadisiklus II (94,12%).

(18)

2.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berpikir serta kajian teori yang relevan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti melihat fokus masalah dan dapat dirumuskanhipotesis tindakan yaitu;“melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipejigsaw dapat meningkatkan hasil belajarIPA siswa kelas IV SD YPK Betlehem Amdui semester II tahun pelajaran 2014/2015 materi gaya dan gerak”.

2.7 Kerangka Berpikir

2.8 Hipotesis Penelitian

Tindakan Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Guru belum menggunakan metode Two Stay Two Stray Guru mengajar dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray

Hasil belajar siswa meningkat

Hasil belajar siswa rendah

 Guru membagi siswa dalam kelompok.  Siswa berdiskusi dengan kelompok.  2 siswa mengunjungin 2 kelompok lain.  2 siswa kembali ke

kelompok asal dan menerangkan apa yang diperoleh dari kelompok lain.  Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.  Evaluasin pemberian soal

(19)

Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD YPK Betlehem semester 2 tahun 2014/2015.

Gambar

gambar 2.1   dinamometer.
Gambar 2.2   Bentuk Magnet  b) Gaya listrik statis:
Gambar 2.4   Gaya otot
Gambar 2.6  Gaya pegas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengukuran variabel yang diukur yaitu perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran

Yes, sekali saya sarankan, segera Add Pak Udi Suhono (namanya saja, nggak pake Pak) dan dapatkan info lebih lanjut pada beliau.. FOLLOW YOUR PASSION. Saya sangat menyarankan anda

untuk mengizinkan auditor mengirim permintaan konfirmasi adalah tidak masuk akal, atau auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang relevan dan andal dari prosedur

Masalah operasional dalam penelitian ini adalah apakah kelompok siswa-siswi yang diberi bacaan dengan gambar memiliki skor pemahaman membaca yang

Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang, pengetahuan konsumen, kepercayaan merek, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas merek, maka

Partisipasi orang tua terhadap pelaksanaan pendidikan TK Anamirah Desa Tenggayun Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis ditinjau dari sub aspek Memonitor kegiatan

(2) Mutu pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal STIE MURA yang merupakan kegiatan sistemik