• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN PASAMAN - DOCRPIJM 1502699729BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN PASAMAN - DOCRPIJM 1502699729BAB III"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN PASAMAN

3.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

Rencana pengembangan sistem perkotaan di Provinsi Sumatera Barat dimaksudkan untuk menggambarkan peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam lingkup provinsi Sumatera Barat. Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara berhirarkhi sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan. Artinya penetapan sesuai potensi didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting) baik yang menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan pengembagan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan, namun pertimbangan pada sumberdaya yang ada tidak menjadi pertimbangan utama. Penetapan tersebut selain didasarkan pada kondisi saat ini yang lebih penting adalah rencana pengembangan ke depan dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

Rencana Pusat Kegiatan

(2)

Tabel 3.1. Kriteria Fungsi Kota

No Fungsi Kota Kriteria

1 Pusat Kegiatan

Nasional (PKN)

a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;

b. kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau

c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

2 Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW)

a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

3 Pusat Kegiatan

Wilayah Provinsi (PKWp)

a. Kawasan perkotaan yang berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor;

b. Kawasan perkotaan yang berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani beberapa kabupaten;

c. Kawasan perkotaan yang berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau

d. Dipromosikan oleh Pemerintah Provinsi 4 Pusat Kegiatan Lokal

(PKL)

a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan;

b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau

c. Diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota

Sumber : PP 26 Tahun 2008 dan RTRW Sumbar 2007-2029

(3)

Tabel 3.2. Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2028

PKN PKW PKWp PKL

Kota Padang 1. Kota Bukittinggi 2. Kota Pariaman 3. Kota

Sawahlunto 4. Kota Solok 5. Muara Siberut

1. Kota Payakumbuh 2. Kota Pulau Punjung 3. Kota Tapan

4. Kota Simpang Empat

1. Kota Painan

2. Kota Padang Panjang 3. Kota Lubuk Sikaping 4. Kota Sari Lamak 5. Kota Batusangkar 6. Kota Padang Aro 7. Kota Tuapejat 8. Kota Lubuk Basung 9. Kota Muaro Sijunjung 10. Kota Lubuk Alung 11. Kota Aro Suka

12. Kota Parik Malintang

Sumber : PP 26 Tahun 2008, dan RTRW Sumbar 2007-2029 Keterangan :

PKN dan PKW : ditetapkan sesuai kebijakan nasional

PKWp dan PKL : ditetapkan atas usulan sesuai potensi dan arah kebijakan Provinsi Sumatera Barat

3.2. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Sumatera 3.2.1. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang

Strategi operasionalisasi perwujudan pola ruang terdiri atas strategi operasionalisasi perwujudan: 1). kawasan lindung nasional; dan 2). kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.

1. Kawasan lindung Nasional

Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan lindung nasional terdiri atas strategi operasionalisasi perwujudan: .

a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; b. kawasan perlindungan setempat;

c. kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan cagar budaya; d. kawasan rawan bencana alam;

e. kawasan lindung geologi; dan f. kawasan lindung lainnya

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri atas:

(4)

Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya meliputi:

a.mengembangkan pengelolaan, meningkatkan fungsi, dan mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan lindung yang bervegetasi hutan tetap;

b. merehabilitasi kawasan hutan lindung yang terdegradasi;

c. melestarikan kawasan bergambut untuk menjaga sistem tata air alami dan ekosistem kawasan;

d. melestarikan kawasan hutan lindung dan kawasan bergambut yang bernilai konservasi tinggi; dan

e. merehabilitasi kawasan resapan air yang terdegradasi, serta mempertahankan fungsi lahan dan mengendalikan alih fungsi lahan kawasan resapan air.

(5)

Kabupaten Muara Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musirawas, Kabupaten Lubuklinggau, Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Pulau Bangka, Pulau Belitung, Kabupaten Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, Kabupaten Lampung Barat, dan Kabupaten Lampung Timur.

(6)

(Kabupaten Indragiri Hulu), Kemumu (Kabupaten Bengkulu Utara), Kepahiang (Kabupaten Kepahiang), Kepulauan Lingga (Kabupaten Lingga), Pasir Ganting (Kabupaten Pesisir Selatan), Pulau Belitung (Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur), Pulau Nias (Kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Barat, Nias Utara, dan Kota Gunung Sitoli), Pulau Weh (Kota Sabang), Sicike-cike (Kabupaten Dairi), Sungai Batang Hari (Kabupaten Batanghari), Tana Massa (Kabupaten Nias Selatan), dan Tuntungan (Kabupaten Deli Serdang).

Pengembangan pengelolaan dan pemertahanan fungsi suaka margasatwa, cagar alam, taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam, dan taman wisata alam laut (taman wisata perairan) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan pada:

(7)

2. Kawasan Strategis Nasional

Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf b terdiri atas strategi operasionalisasi perwujudan:

a. kawasan peruntukan hutan; b. kawasan peruntukan pertanian; c. kawasan peruntukan perikanan; d. kawasan peruntukan pertambangan; e. kawasan peruntukan industri; f. kawasan peruntukan pariwisata; dan g. kawasan peruntukan permukiman.

Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan peruntukan hutan sebagaimana dimaksud dalam huruf a meliputi:

a. mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan sebagai upaya untuk mewujudkan kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas Pulau Sumatera sesuai dengan ekosistemnya;

b. mengembangkan pengelolaan kawasan peruntukan hutan dengan prinsip berkelanjutan; dan

c. rehabilitasi kawasan peruntukan hutan yang mengalami deforestasi dan degradasi

(8)
(9)

Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran, dan Kabupaten Tanggamus.

Rehabilitasi kawasan peruntukan hutan yang mengalami deforestasi dan degradasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan pada kawasan peruntukan hutan di Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Nagan Raya, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Phakpak Barat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Meranti, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kota Sawahlunto, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Kerinci, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Merangin, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Lahat, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lampung Timur, dan Kabupaten Lampung Barat.

3.2.2. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Nasional

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau Sumatera digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau Sumatera. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau Sumatera terdiri atas:

a. indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional. b. arahan perizinan.

(10)

3.3. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat - Rencana Pengembangan Struktur Ruang

A. Program pengembangan struktur ruang perkotaan di Provinsi Sumatera Barat yaitu :

a. Pengembangan dan penataan PKN Kota Padang

b. Pengembangan PKW Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kota Sawahlunto, Muara Siberut dan Kota Solok.

c. Pengembangan PKWp Kota Payakumbuh, Kota Pulau Punjung, Kota Tapan dan Kota Simpang Empat.

d. Pengembangan seluruh ibukota kabupaten dan kota lain dengan fungsi PKL.

PKN, PKW dan PKL perlu didukung oleh ketersediaan serta fasilitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan skala pelayanannya.

1. PKN

Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki PKN adalah pelabuhan laut internasional, Bandar udara pengumpul, terminal tipe A, pasar induk antar wilayah, rumah sakit umum kelas A, perguruan tinggi, serta prasarana perumahan permukiman yang meliputi jaringan air minum lintas wilayah, tempat pembuangan akhir sampah regional, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT).

Penataan PKN (Padang sekitarnya) dilakukan melalui kegiatan :

a. Peningkatan kapasitas pelayanan Bandara Internasional Minangkabau sebagai pengumpul

b. Pengembangan pelabuhan laut Teluk Bayur sebagai pelabuhan laut internasional

c. Fungsionalisasi Terminal Regional Bingkuang (tipe A) di Kawasan Aia Pacah.

d. Pengembangan infrastruktur jalan Kota.

e. Peningkatan pelabuhan perikanan Samudera Bungus.

f. Pengembangan agro industri dan manufaktur di kawasan PIP, industri Semen Padang di Kawasan Indarung.

g. Pengembangan sarana perdagangan Pasar Raya Padang sebagai pasar induk antar wilayah.

h. Pengembangan sarana pendidikan tinggi Universitas Andalas (UNAND) dan Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai perguruan tinggi terkemuka di tingkat nasional.

i. Pengembangan sarana kesehatan Rumah Sakit Umum (RSU) dr. M. Djamil sebagai salah satu rumah sakit tipe A di Indonesia.

(11)

k. Peningkatan TPA Regional di Aie Dingin serta prasarana dan sarana persampahan.

l. Peningkatan dan pengembangan sistem pengelolaan limbah terpadu melalui pipanisasi.

m. Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana permukiman.

2. PKW

Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki setiap PKW terdiri dari terminal kelas B dan atau, pelabuhan udara pengumpan atau pelabuhan laut nasional, pasar regional, rumah sakit umum tipe B, perguruan tinggi serta prasarana perumahan dan permukiman yang meliputi jaringan air minum lintas wilayah, tempat pembuangan akhir sampah regional, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT).

Pengembangan PKW (Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kota Sawahlunto, Kota Muara Siberut dan Kota Solok) serta pengembangan PKWp (Kota Payakumbuh, Kota Pulau Punjung, Kota Tapan dan Kota Simpang Empat ) yang dilakukan melalui kegiatan :

a. Peningkatan pelayanan rumah sakit kelas B. b. Peningkatan pasar regional.

c. Peningkatan fasilitas terminal tipe B.

d. Pengembangan Bandar udara pengumpan Kota Pulau Punjung di Kabupaten Dharmasraya, Kota Muara Siberut di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

e. Pengembangan pelabuhan laut nasional Kota Simpang Empat di Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, Kota Tapan di Air Haji Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kota Muara Siberut di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

f. Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di perkotaan.

g. Peningkatan TPA Regional serta prasarana dan sarana persampahan n. Peningkatan dan pengembangan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). h. Peningkatan kapasitas prasarana dan sarana permukiman.

3. PKL

(12)

Pengembangan PKL dilakukan melalui kegiatan : a. Peningkatan sarana pasar.

b. Pembangunan atau peningkatan pelayanan terminal tipe C menjadi tipe B.

c. Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di perkotaan. d. Pengembangan prasarana dan sarana permukiman.

e. Pengembangan prasarana dan sarana agropolitan/minapolitan

B. Program Pengembangan Infra Struktur Wilayah

1. Sektor Pengembangan Prasarana Sumber Daya Air dan Irigasi

Untuk mewujudkan keseimbangan ketersediaan air dalam rangka ketahanan pangan serta meningkatkan dan mempertahankan jaringan irigasi yang ada, maka program pengembangan prasarana sumberdaya air dan irigasi berupa : a. Peningkatan dan pemeliharaan sumberdaya air yang berskala nasional

guna menjaga kelestarian lingkungan dilakukan pada :

- Batang Natal – Batang Batahan (Sumatera Barat – Sumatera Utara) - Rokan (Sumatera Utara - Sumatera Barat - Riau)

- Kampar Kanan dan Kampar Kiri (Sumatera Barat – Riau) - Indragiri (Sumatera Barat – Riau)

- Batanghari (Sumatera Barat – Jambi)

- Selain itu juga terdapat beberapa aliran sungai yang termasuk sungai strategis nasional, yaitu Anai-Kuranji-Arau-Mangau-Antokan.

Peningkatan pengairan irigasi teknis yaitu di :

- Kabupaten Padang Pariaman melalui pengembangan Irigasi Batang Anai II seluas 6.840 Ha.

- Kabupaten Pesisir Selatan melalui pengembangan Irigasi Inderapura seluas 6.000 Ha.

- Kabupaten Pasaman Barat melalui pengembangan Irigasi Batang Tongar seluas 6.644 Ha dan Batang Batahan seluas 6.300 Ha.

- Kabupaten Pasaman melalui pengembangan Irigasi Panti Rao seluas 8.300 Ha.

- Kabupaten Dharmasraya melalui pengembangan Irigasi Batanghari seluas 18.936 Ha.

b. Pengembangan dan rehabilitasi area rawa seluas 18.500 Ha dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan,Kabupaten Pasamandan Kabupaten Padang Pariaman.

(13)

Sawahlunto, Kota Payakumbuh, Kota Muara Siberut, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Pesisir Selatan.

d. Pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Barat.

e. Program pembangunan prasarana pengendalian banjir pada :

- Alur sungai Batang Kandis-Anai (Kabupaten Padang Pariaman)

- Alur sungai Batang Bayang Lubuk Gambir, Batang Lumpo, Batang Lengayang, Batang Kambang, dan seterusnya Batang Kapeh, Batang Surantih, Batang Lubuk Nyiur Batang Pelangai, Batang Air Haji, Batang Inderapura, Batang Tapan, Batang Nilau, (Kabupaten Pesisir Selatan)

- Alur sungai Batang Masang Kanan dan Masang Kiri (Kabupaten Agam)

- Alur sungai Batang Sinamar, Batang Kapur, Batang Lampasi, Batang Maek (Kabupaten Limapuluh Kota)

- Alur sungai Batang Lembang (Kota Solok)

- Alur sungai Batang Kandis; dan Pengembangan sistem pengendalian banjir Kota Padang dengan membangun integrasi saluran sekunder dan tersier; dan pembangunan kanal timur.

f. Program pengamanan abrasi pantai yaitu di : Pesisir Pantai Padang – Batas kota (Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Air Haji dan Luhung (Kabupaten Pesisir Selatan), Tiku (Kabupaten Agam), Sasak dan Air Bangis (Kabupaten Pasaman Barat).

g. Program pengamanan abrasi danau, yaitu Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas dan Danau Dibawah.

2. Sektor Pengembangan Sistem Transportasi

Untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat pelayanan infrastruktur transportasi guna mendukung tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan, program pengembangan infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara adalah :

a. Peningkatan kapasitas pelayanan sistem jaringan jalan arteri primer.

b. Pembangunan jaringan jalan arteri primer

(14)

d. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana terminal.

e. Pengembangan jaringan jalur kereta api.

f. Pengembangan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan

g. Peningkatan kapasitas dan pelayanan bandar udara.

h. Peningkatan kapasitas dan pelayanan pelabuhan laut.

Program tersebut dijabarkan atas kegiatan sebagai berikut :

Program Transportasi Darat a. Peningkatan jalan arteri primer

- Ruas jalan Padang – Bukittinggi – Lubuk Sikaping – Batas Provinsi Sumatera Utara.

b. Pembangunan jaringan jalan arteri primer

- Ruas jalan Rao – Rokan Hulu

- Ruas jalan Buluh Kasok – Batas Riau

c. Pembangunan jaringan jalan kolektor primer

- Ruas jalan Pangkalan – Sialang – Panti

- Ruas jalan Gelugur – Batas Riau

- Ruas jalan Koto Tinggi – Bonjol.

d. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana terminal.

- Pengembangan terminal Simpang Empat (Kabupaten Pasaman Barat), Lubuk Sikaping (Kabupaten Pasaman).

3. Sektor Pengembangan Prasarana Energi dan Sumberdaya Mineral

Untuk meningkatkan ketersediaan energi dan sumberdaya mineral dilakukan melalui kegiatan :

a. Pengembangan energi geothermal (panas bumi) di Provinsi Sumatera Barat (Kabupaten Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar danKabupaten Pasaman).

(15)

4. Sektor Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

Pengembangan jaringan telekomunikasi didasarkan atas tingkat kebutuhan suatu wilayah yang mengikuti tingkat perkembangan penduduk. Program pengembangan jaringan telekomunikasi dilakukan melalui kegiatan :

a. Pembangunan sistem jaringan telekomunikasi di seluruh ibukota kecamatan dan nagari.

b. Menciptakan keanekaragaman model telekomunikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

5. Sektor Pengembangan Prasarana Perumahan dan Permukiman Program Pengembangan Prasarana Perumahan dan Permukiman

a. Penyediaan prasarana dan sarana air minum terutama pada kawasan rawan air minum di perkotaan dan perdesaan.

b. Pembangunan TPA pada setiap kota dan kabupaten, meliputi Kota Padang (Aia Dingin Kecamatan Koto Tangah), Kota Pariaman (Tiram Kanagarian Tapakis), Kota Padang Panjang (Sungai Andok Kelurahan Kebun Sikolos Kecamatan Padang Panjang Barat), Kota Sawahlunto (Kayu Gadang), Kota Payakumbuh (Kubu Gadang, Kelurahan Ampangan Kecamatan Payakumbuh Barat), Kota Bukittinggi (Panorama Baru), Kabupaten Padang Pariaman (Koto Buruak), Kabupaten Sijunjung (Muaro Batuk), Kabupaten Dharmasraya (Kecamatan Koto Baru), Kabupaten Pesisir Selatan (Bukit Penyambungan Lumpo, Gunung Bungkuk Salido, Painan), Kabupaten Limapuluh Kota (Rimbo Piobang), Kabupaten Pasaman (Jambak), Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Tanah Datar (Bukit Sangkiang Koto Limo Kaum), Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Agam (Manggis),

(16)

- Rencana Pengembangan Pola Ruang

Tabel 3.3. Program Pengembangan Pemanfaatan Ruang 1. Program Pemantapan Kawasan Lindung N

o Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

- Pengembangan hutan

tanaman(mencapai luas 95.014 Ha)

Kaw. Lahan kritis hutan Sumbar APBN

APBD

Dishut/ Pemda Kab/ Kota

- Pengembangan Hasil

Hutan Bukan Kayu (seperti komoditi rotan, tanaman obat, atau sutera alam).

Kaw. Hutan Sumbar APBD

SWAST

Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Kawasan Danau Singkarak, Kawasan Danau Kembar, Kawasan Danau Maninjau, Taman Hutan Raya dan Cagar Alam Bukit Barisan di Kota Padang, Cagar alam Lembah Harau, Cagar alam Air Putih/Kelok Sembilan, Kawasan Danau Koto Panjang dan kawasan lainnya yang potensial.

APBD

- Pengembangan tanaman

hutan atau tanaman obat-obatan pada lahan hutan rakyat.

Kaw. Hutan Rakyat APBD

SWAST

- Evaluasi kebijakan pemanfaatan kawasan hutan lindung.

(17)

N

o Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

n & Energi, Pem Kab/Kota

- Rehabilitasi dan konservasi lahan di kawasan lindung guna mengembalikan meningkatkan fungsi lindung.

Kawasan kritis dalam kaw. Hutan dan luar kaw. hutan

APBD Dinas

- Evaluasi kondisi eksisting pemanfaatan lahan kawasan lindung

- APBD Dinas

Kehutanan

- Penyusunan

rekomendasi kebijakan pemanfaatan lahan kawasan lindung tanpa mengganggu fungsi lindung.

- APBD Dinas

Kehutanan

kawasan rawan bencana alam di Sumatera Barat secara lebih akurat.

- APBD Dinas Tarkim

- Penyusunan Perda

zonasi pembangunan di kawasan rawan bencana

- APBD Dinas Tarkim

- Pembangunan sistem

peringatan dini tsunami

(18)

2. Program Pemantapan Kawasan Budidaya

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

an Kawasan Permukiman

- Pengembangan kota

kecil dan nagari kawasan pusat pertumbuhan.

Kota kecamatan dan nagari potensial APBD

SWAS TA

Pemkab/ Provinsi

- Pengembangan sarana

prasarana nagari kawasan tertinggal.

Nagari tertinggal APBD

SWAS

Dharmasraya, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan

APBD Dinas

PU,Dinas Tarkim, Pemda kab.

- Pengembangan pulau

kecil.

Pesisir Sumbar APBD Dinas KP,

Dinas PU,

Dinas Tarkim

- Revitalisasi kawasan tradisional/bersejarah, kawasan pariwisata dan kawasan lain yang menurun kualitasnya

Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Sawahlunto, Kota Bukittinggi dan lainnya

APBD Dinas

Tarkim/PU Kab/Kota

- Pengembangan sistem

jaringan transportasi

Sentra produksi APBD Dinas PU

(19)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana yang mendukung alur

produksi kaw. perdesaan.

PU Kab

- Penyediaan prasarana dan sarana kawasan perdesaan

Kaw. pertumbuhan Perdesaan prioritas

- Percepatan penyediaan perumahan melalui kegiatan : Penyediaan KPR – RSH bersubsidi, Pengembangan

perumahan swadaya dan Pengembangan Kasiba/Lisiba.

Kota PKN,PKW, PKL APBD

SWAS

- Penataan dan

rehabilitasi lingkungan kawasan permukiman kumuh

kota-kota yang menjadi pusat pengembangan

APBD Dinas Tarkim

- Penataan dan

rehabilitasi lingkungan kawasan perkampungan nelayan.

Kantong permukiman di pesisir Sumbar

APBD Dinas Tarkim

- Revitalisasi kawasan lama (tradisional/ etnis/ bersejarah) yaitu kawasan yang

mempunyai bangunan

Padang, Batusangkar, Payakumbuh, Sawahlunto, Bukittinggi

APBD Dinas

(20)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana bersejarah yang bernilai

atau bermakna penting

- Peningkatan

penyehatan lingkungan permukiman.

PKW,PKL APBD Dinas

Tarkim/ PU Kab/ Kota

2 Pengembang

an Kawasan Pertanian

- Perluasan lahan padi

sawah beririgasi teknis seluas 53.020 Ha

DI Batang Anai II, DI Inderapura, DI Batang Tongar, DI Batang Batahan, DI Panti Rao, DI Batanghari

APBD

produktifitas lahan padi sawah

lahan padi sawah yang ada di Provinsi Sumatera Barat.

APBD Dinas (seperti kubis, kentang, bawang merah, cabe)

Kab. Agam, Kab. Tanah Datar, Kab. Solok, Kab. Limapuluh Kota, Kab. Pasaman Barat, Kota Pariaman

APBD Dinas

Pertahor//Pe mda Kab/Kota

- Pengembangan buah-buahan (seperti : manggis, pisang, jeruk, melinjo, markisah, alpokat, salak)

Kab. Padang Pariaman, Kab. Pasaman, Kab. Lima puluh Kota, Kab. Agam, Kab. Tanah Datar, Kab. Padang Pariaman, Kab. Solok, Kab. Solok Selatan, Kab. Sijunjung, Kab. Dharmasraya, Kab. Kep. Mentawai, Kota Pariaman,

Tanaman hias dan obat-obatan

Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Padang, kota

Payakumbuh, Ka. Limapuluh Kota,

APBD Dinas

(21)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

Kab. Tanah Datar. Kab/Kota

3 Pengembang

an

Perkebunan

a. Pengembangan komoditi perkebunan

Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat APBD

Swast

Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat APBD

Swast

Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat APBD

Swast

Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat APBD

Swast

perikanan tangkap laut dalam

Kota Padang APBD

Swast a

Dinas KP

b. Pengembangan sentra budidaya perikanan laut (udang, kerapu, dan rumput laut)

Kota Padang, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, Agam, Kep. Mentawai,

APBD

Swast a

Dinas KP

(22)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana budidaya perikanan air

tawar

Padang, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman, Kab. Limapuluh kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, Kota Solok dan Kota Payakumbuh.

Swast a

d. Rehabilitasi dan

konservasi sumber daya pesisir dan laut.

APBN APBD

Dinas KP

- konservasi biota laut langka

Pulau Penyu dan Pulau Pasumpahan APBN

APBD

Dinas KP

- rehabilitasi terumbu karang

Kaw. Pesisir APBN

APBD

Dinas KP

- rehabilitasi hutan bakau

Kaw. Pesisir APBN

APBD

Dinas KP

e. Pengembangan industri pengolahan perikanan

Kota Padang APBD

Swast a

Pemda

f. Pengembangan industri maritim

Padang, Pesisir Selatan, Agam, Pasaman Barat

APBD Swast

a

Pemda

(23)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

h. Peningkatan sarana prasana pelabuhan perikanan

Kab. Pasaman Barat (Air Bangis, Sasak), Kab. Agam (Tiku), Kota Pariaman (Pariaman), Kota Padang (Bungus, Gaung, Muara, Teluk Kabung), Kab.Pesisir Selatan (Carocok Tarusan), Kab.Mentawai (Sikakap)

Kab. Pesisir Selatan (Muara Gadang), Kab. Mentawai ( Tua Pejat), Kab. Padang Pariaman (Pasir Baru)

APBD

- Inventarisasi daerah yang berpotensi untuk usaha pertambangan yang berada pada kawasan hutan lindung.

Kab/kota Prop. Sumbar APBD Dinas

Pertambanga n & Energi

- Usulan kebijakan pertambangan di kawasan hutan lindung.

Kab/kota Prop. Sumbar APBD Dinas

Pertambanga n & Energi

- Penetapan aturan zonasi penambangan rakyat yang diijinkan agar tidak menimbulkan dampak lingkungan.

Kab/kota Prop. Sumbar APBD Dinas

Pertambanga n & Energi

- Relokasi dan lokalisasi tambang rakyat

Kab/kota Prop. Sumbar APBD Dinas

(24)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

n & Energi

- Rehabilitasi lahan pasca tambang.

Sijunjung APBD Pemda

- Pelarangan dan penghentian kegiatan penambangan yang menimbulkan kerusakan lingkungan

Kab/kota Prop. Sumbar APBD Dinas

Pertambanga n & Energi/

Pemda

industri pengolahan kakao

Sentra produksi/kota pusat pengolahan

industri bio diesel

Sentra produksi/kota pusat pengolahan

industri pengolahan

pangan (makanan

ringan, industri

pengolahan

buah-buahan, gula aren)

(25)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana inti Kabupaten dan Kota

- industri pengolahan hasil laut.

Sentra produksi/kota pusat pengolahan

- industri pengolahan hasil ternak (industri

pengolahan daging

dan perkulitan).

Sentra produksi/kota pusat pengolahan

- industri pengolahan

hasil perkebunan

(pengolahan

perkelapaan, CPO,

minyak nilam)

Sentra produksi/kota pusat pengolahan

- industri kerajinan

(industri

bordir/konveksi/ pertenunan/garmen, mebel kayu dan rotan, kerajinan tanah liat)

Sentra produksi/kota pusat pengolahan

(26)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

- Kawasan Wisata Pesisir Kota Padang

Kota Padang APBD

Swast a

Dinas Pariwisa ta,

Pemkot

- Kawasan Mandeh

Pesisir Selatan

Kabupaten Pesisir Selatan APBD

Swast a

Dinas Pariwisa ta,

Pemkab

- Kawasan Koridor Anai Resort - Minangkabau Village – Amur

Sekitarnya.

Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang dan Kabupaten Agam

APBD

- Kawasan Teluk Katurai Siberut

Kab. Kep. Mentawai APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Taman

Nasional Siberut

Kab. Kep. Mentawai APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Kota

Tambang Sawahlunto

Kota Sawahlunto APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Danau

Kembar Sekitarnya

Kabupaten Solok APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Taman

Nasional Kerinci Seblat

Kabupaten Solok Selatan APBD

Swast a

(27)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

- Kawasan Bukittinggi sekitarnya

Kota Bukittinggi APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Lembah

Harau

Kabupaten Lima Puluh Kota APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Maninjau Sekitarnya

Kabupaten Agam APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Danau

Singkarak

Kabupaten Tanah Datar dan kabupaten Solok

- Kawasan Istana

Pagaruyung Sekitarnya

Kabupaten Tanah Datar APBD

Swast

Kabupaten Tanah Datar (Balimbing dan Pariangan)

- Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti

Kabupaten Pasaman APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Wisata Pesisir Kota Padang

Kota Padang APBD

Swast a

Dinas Pariwisata,

Pemkot

(28)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

Pesisir Selatan Swast

a

Pariwisata, Pemkab

- Kawasan Koridor Anai Resort - Minangkabau Village – Amur

Sekitarnya.

Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang dan Kabupaten Agam

APBD

- Kawasan Teluk Katurai Siberut

Kab. Kep. Mentawai APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Taman

Nasional Siberut

Kab. Kep. Mentawai APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Kota

Tambang Sawahlunto

Kota Sawahlunto APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Danau

Kembar Sekitarnya

Kabupaten Solok APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Taman

Nasional Kerinci Seblat

Kabupaten Solok Selatan APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Bukittinggi sekitarnya

Kota Bukittinggi APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

(29)

No Program Kegiatan Lokasi

Tahun Pelaksanaan Sumber

Dana Pelaksana

- Kawasan Maninjau Sekitarnya

Kabupaten Agam APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

- Kawasan Danau

Singkarak

Kabupaten Tanah Datar dan kabupaten Solok

- Kawasan Istana

Pagaruyung Sekitarnya

Kabupaten Tanah Datar APBD

Swast

Kabupaten Tanah Datar (Balimbing dan Pariangan)

- Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti

Kabupaten Pasaman APBD

Swast a

Dinas Pariwisata

(30)

3.4 Arahan RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

Kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c meliputi :

a. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional;

b. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;

c. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional;

d. pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

e. pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa;

f. pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar; dan

g. pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antarkawasan.

Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi :

a. menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung;

b. mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;

c. membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;

d. membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;

(31)

f. merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional.

Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara meliputi:

a. menetapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budi daya terbangun.

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional meliputi:

a. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;

b. menciptakan iklim investasi yang kondusif;

c. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan;

d. mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;

e. mengintensifkan promosi peluang investasi; dan

f. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.

Strategi untuk pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal meliputi :

(32)

3.5 Indikasi Program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, Pulau, Provinsi dan RTRW KSN yang terkait dengan Kabupaten Pasaman

Gambar

Tabel 3.1. Kriteria Fungsi Kota
Tabel 3.2. Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2028
Tabel 3.3. Program Pengembangan Pemanfaatan Ruang

Referensi

Dokumen terkait

segala rahmat dan karunianya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Intensitas Perilaku

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aplikasi Metode

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kortisol pada kedua kelompok yang diberi obat analgetik ketorolak ataupun kelompok yang diberi

Untuk mengembangkan perpustakaan agar dapat melayani masyarakat dengan baik tidak lepas dari tantangan dan hambatan baik secara internal maupun eksternal itulah yang akan

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti yang berkaitan dengan penggunaan teori Utami

antara kemahiran berbicara dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong

Pada penelitian kali ini, dapat dilihat bahwa, sikap seorang user dalam menggunakan suatu aplikasi pada pekerjaannya hanya dipengaruhi oleh dari manfaat aplikasi (PU) tersebut