ATOMIC ORBITALS
• Solusi persamaan Schrödinger untuk satu elektron (atom Hidrogen)
dikenal dengan istilah orbital
• Jika kita selesaikan lebih lanjut, energi untuk orbital ini, secara eksperimen ditemukan bahwa ada tingkat energi n = 1, n = 2, n = 3 dst.
• Gambar disamping memperlihatkan sebuah elektron dalam orbital 1s (n = 1 dan l = 1)
• Area dimana titik are closer together
• Elektron ini memiliki distribusi speris dalam ruang yang berarti dapat ditemukan secara equal in any direction
• Namun distribusi elektron ini bervariasi sesuai jarak dari inti
• Berdasarkan jaraknya dari inti
maka kita bisa membuat maping probabilitas posisi elektron
• Semakin jauh dari inti semakin
kecil kemungkinan menemukan elektron
• Cara paling cepat untuk
merepresentasikan elektron adalah dengan memilih 1 kontur yang memiliki
probabilitas 95%
• Gambar kanan bawah adalah
• Bagaimana jika elektron terdistribusi bukan di orbital 1s, tetapi 2s atau 2p atau tingkat lebih tinggi?
• Boundary surface untuk elektron di orbital 1s, 2s, 3s dan 3p dalam atom hidrogen terlihat seperti pada
• Distribusi elektron orbital s (l = 0) adalah speris, elektron di orbital p (l = 1) membentuk 2 cuping yang terpisah dan
elektron orbital d (l = 2) membentuk 4 cuping (kecuali membentuk 3)
• Distribusi di orbital p dan d tidak berbentuk speris artinya suatu elektron dalam salah satu orbital ini memiliki
kemungkinan ditemukan diarah yang berbeda dari elektron lain
• Jika gambar kontur dibuat, maka ada beberapa garis, garis atau permukaan bagian tertentu mewakili same value dari distribusi elektron (mirip gunung kembar)
• Gambar slide berikut merepresentasikan kontur orbital 2p, 3p dan 2d
• Masing-masing dari 3 orbital p memiliki cuping diarah sumbu x, y dan z sehingga kita bisa melabelinya px, py dan pz
• Elektron yang menempati orbital 2px akan lebih mudah ditemukan searah sumbu x ketimbang arah sumbu y atau z
• Namun jika satu atom memiliki satu elektron orbital p, maka elektron tsb tidak akan secara ekslusif berada di 2px saja atau 2py atau 2pz akan tetapi spends an equal amount of time diantara ketiga orbital tersebut
• Ilustrasi yang sudah disajikan sejauh ini hanya menggambarkan seberapa banyak elektron pada satu titik
• Saat kita mengkombinasikan atom-atom membentuk molekul satu sifat penting lainnya dari elektron sebagai gelombang harus
diperhitungkan yakni fasa atau tanda (phase or sign)
• Jika dua gelombang naik dan turun pada saat yang bersamaan maka dikatakan in phase (se-fasa)
• Kedua gelombang ini jika ditambahkan akan membentuk gelombang lebih besar
• Namun jika dua gelombang memiliki bagian atas yang satu bersamaan dengan bagian bawah lainnya maka gelombang dikatakan out of phase
• Orbitals yang menguraikan elektron-elektron dalam atom atau molekul jauh lebih kompleks dari gelombang
sederhana pada previous slide
• Namun saat gelombang-gelombang orbital berkombinasi (overlap) hasilnya mirip dengan gambaran tsb
• Boundary surfaces adalah gambaran densitas elektron yang juga bermakna probabilitas menemukan elektron at any point of space
• Densitas elektron dituliskan dalam persamaan sebagai kuadrat dari fungsi gelombang
• Titik-titik dengan densitas elektron yang sama akan memiliki nilai numerik fungsi gelombang yang sama
• Jika probabilitas menemukan elektron pada titik tertentu adalah 0,25, maka fungsi gelombang pada titik tersebut akan bernilai +0,5 dan -0,5 karena (+0,5)2 dan (-0,5)2 keduanya bernilai 0,25
• Tanda dalam fungsi gelombang akan mengindikasikan
phase dari gelombang tsb
• Dalam ilustrasinya, boundary surfaces atau gambar
kontur bisa diberi tanda atau diberi warna yang berbeda untuk mengindikasikan adanya perbedaan phase
gelombang
• Orbital 1s memiliki warna yang sama karena satu phase
• Orbital 2p memiliki 2 cuping yang satu sama lain saling
ORBITAL ATOM SELAIN
HIDROGEN
• Titik awal dalam perhitungan fungsi gelombang untuk atom lain adalah
dengan mengasumsikan bahwa tiap-tiap elektron berada dalam orbital seperti orbital hidrogen
• Orbital demikian disebut dengan atomic orbitals
• Pada system many-electron untuk atom selain hidrogen, kita
menetapkan penempatan elektron-elektron dimulai dari tingkat energi terendah
• Dua elektron dengan tanda yang berlawanan akan mengisi tiap-tiap
orbital dan untuk 2 atau lebih orbital dengan tingkat energi sama,
ELECTRON CONFIGURATION OF
2
NDROW OF PERIODIC TABLE
•
3Li: 1s
22s
1•
4Be: 1s
22s
2•
5B: 1S
22s
22P
1•
6c: 1s
22s
22p
2•
7N: 1s
22s
22p
3•
8O: 1s
22s
22p
4•
9F: 1s
22s
22p
5• Orbital-orabital ini tidak sama dengan
yang ada pada atom hidrogen
• Karena semua atom memiliki bentuk
speris, orbital-orbitalnya masih tetap di-labeli s, p, d dst. namun jarak rata-rata elektron dari inti akan berbeda dengan jarak pada atom hidrogen
• Gambar disamping memperlihatkan
orbital 1s Litium dibandingkan dengan 1s Hidrogen
• Orbital dalam litium terkonsentrasi
lebih dekat ke inti karena
•
Terlihat bahwa orbital 1s H lebih menyebar
•
Untuk masing-masing atom, elektron-elektron
dalam orbital dengan bilangan kuantum utama
lebih tinggi (n) secara rata-rata lebih jauh dari
nucleus dibanding n rendah
•
So, elektron 2s litium walau lebih dekat secara
rerata ke arah inti dibanding elektron 2s atom H
tereksitasi, akan lebih jauh dari inti dibanding
elektron 1s litium
•
Ukuran atom atau ion ditentukan oleh distribusi
SUMMARY
• Standing wave solutions to the Schrodinger equation for an
electron in an atom or molecule are known as orbitals.
• The Schrodinger equation for the hydrogen atom can be solved
exactly and the orbitals obtained can be linked to the levels Is, 2s, 2p.. . found experimentally for the hydrogen atom.
• Orbitals of different second quantum number, 1, have different
directional properties, e.g. all s orbitals are spherical.
• Orbitals of atoms other than hydrogen have the same directional
• On average, electrons with higher principal quantum number, n, are further from the nucleus.
• On average, an electron in a particular orbital, e.g. 2s, will generally be closer to the nucleus the greater the nuclear charge of the atom.
• When building up a wavefunction for an atom with more than one electron, the electrons are assigned to atomic orbitals starting from that of lowest energy.
CALCULATING ATOMIC
ORBITALS
• Bahwa orbital dalam satu atom berbeda-beda dalam arahnya telah diketahui secara luas, hal ini yang memberikan bentuk s, p, d dan f
• Untuk atom-atom dengan banyak orbital, cara orbitalnya berbeda dengan jarak ke nucleus hanya dapat di-aproksimasi walaupun saat ini sudah sangat akurat dengan bantuan metode komputasi modern
• Sebagian besar kalkulasi diawali dengan set of mathematical
functions representing the orbital.
• Set fungsi matematika ini disebut sebagai basis set
• Dalam hampir semua perhitungan modern, basis set
adalah jumlah dari suku yang dikenal dengan Gaussian functions.
• Gambar memperlihatkan beberapa Gaussian functions untuk 1s orbital of fluorine.
• Satu fungsi saja tidak akan memberikan hasil
aproksimasi yang baik, tapi dengan menjumlahkan
•
Basis set yang mungkin untuk
fluorine mencakup setidaknya
6 Gaussian untuk orbital 1s, 4
untuk orbital 2s dan 4 untuk
orbital 2p
•
Orbital 2p tidak membutuhkan
banyak Gaussian karena fungsi
itu sendiri menguraikan variasi
fungsi gelombang terhadap
jarak nucleus, sementara 2p
x,
2p
ydan 2p
zhanya bervariasi
•
Gaussian mulanya digunakan karena lebih mudah
untuk ditangani secara matematis ketimbang fungsi
lain yang
fitted the orbitals more accurately.
•
Fungsi ini terus dipergunakan karena memberikan
good
approximation to orbitals
dengan
reasonably
small set
.
•
Orbital untuk elektron valensi biasanya dapat diurai
dengan baik
by three to five Gaussians.
•
Different sized basis sets yang mengandung jumlah
• Dalam sebuah prosedur standar yang dikenal dengan
the Hartree-Fock (HF) method, atomic basis sets digunakan untuk membuat initial guess orbitals, kemudian electrons are fed in using Hund’s rule.
• Untuk tiap-tiap elektron yang dihitung, energi dalam
orbital dihitung dengan mengasumsikan elektron bergerak dalam average electron distribution yang dihasilkan oleh other electrons yang menempati orbitals.
• Orbital kemudian divariasikan lalu di re-kalkulasi
HYBRID ORBITALS
• Penjelasan yang paling meyakinkan sebagai hasil dari quantum chemical theory untuk the shapes of molecules adalah the concept of hybrid orbitals.
• Ilustrasi terbaik hal ini ada pada atom karbon and is appropriate karena istilah hybridization masih umum dipakai organic chemistry
• Solusi yang diusulkan untuk hal ini adalah dengan re-organisasi 2s dan 3 orbital 2p untuk membentuk four equivalent hybrid orbitals.
• Jika ini berhasil dikerjakan maka terbentuk 4 orbital yang identik yang memiliki arah ke-empat sudut tetrahedron
• Pembentukan salah satu orbital-orbital ini dari 2s dan tiga orbital 2p ditunjukkan pada gambar
• Dengan satu elektron pada masing-masing orbital kita siap membentuk 4 ikatan tunggal seperti pada metana
• Carbon double bonds will leave one 2p orbital as it is and
only hybridize the other two with the 2s orbital. This gives sp2 hybrid
• In ethene there will be one electron in each sp2 hybrid and one in the non-hybridized p orbital on each carbon.
• Two of the electrons in sp2 hybrids will form bonds to hydrogen and one will form a bond to the other carbon.
• The electron in the p orbital will also form a bond to the
• In ethyne with its triple bond (HC-CH), two p orbitals on each carbon are left as p orbitals and two linear sp
hybrids are formed (Figure).
• The electrons in the sp hybrids form the carbon-hydrogen bonds and a carbon-carbon bond.
• The remaining two electrons on each carbon form carbon-carbon bonds as in ethene.
• Thus if carbon forms four single bonds, it is sp3
• Although hybridization is most commonly used in organic chemistry,
it is not confined to carbon.
• Consider ammonia, NH3. In this compound, nitrogen forms three
single bonds to hydrogen, leaving a non-bonding pair of electrons in the valence shell.
• Where we have non-bonding pairs, we assume they occupy a hybrid
orbital as this assumption leads to prediction of the correct geometry.
• So for nitrogen in ammonia we need four hybrid orbitals; that is, the
nitrogen is sp3 hybridized. One hybrid orbital can be filled with two
electrons, leaving the other three to form bonds.
• Thus ammonia will have three N-H bonds arranged tetrahedrally and
a fourth tetrahedral position occupied by a non-bonding pair.
• In methylamine, CH3NH2, the carbon will be sp3 hybridized with three
hybrid orbitals forming C-H bonds and one forming the C-N bond. The nitrogen will also be sp3 hybridized with two hybrids forming N-H