• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan ke-5 Atomic orbitals

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pertemuan ke-5 Atomic orbitals"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ATOMIC ORBITALS

• Solusi persamaan Schrödinger untuk satu elektron (atom Hidrogen)

dikenal dengan istilah orbital

• Jika kita selesaikan lebih lanjut, energi untuk orbital ini, secara eksperimen ditemukan bahwa ada tingkat energi n = 1, n = 2, n = 3 dst.

• Gambar disamping memperlihatkan sebuah elektron dalam orbital 1s (n = 1 dan l = 1)

• Area dimana titik are closer together

(3)

• Elektron ini memiliki distribusi speris dalam ruang yang berarti dapat ditemukan secara equal in any direction

• Namun distribusi elektron ini bervariasi sesuai jarak dari inti

(4)

• Berdasarkan jaraknya dari inti

maka kita bisa membuat maping probabilitas posisi elektron

• Semakin jauh dari inti semakin

kecil kemungkinan menemukan elektron

• Cara paling cepat untuk

merepresentasikan elektron adalah dengan memilih 1 kontur yang memiliki

probabilitas 95%

• Gambar kanan bawah adalah

(5)

• Bagaimana jika elektron terdistribusi bukan di orbital 1s, tetapi 2s atau 2p atau tingkat lebih tinggi?

Boundary surface untuk elektron di orbital 1s, 2s, 3s dan 3p dalam atom hidrogen terlihat seperti pada

(6)
(7)

• Distribusi elektron orbital s (l = 0) adalah speris, elektron di orbital p (l = 1) membentuk 2 cuping yang terpisah dan

elektron orbital d (l = 2) membentuk 4 cuping (kecuali membentuk 3)

• Distribusi di orbital p dan d tidak berbentuk speris artinya suatu elektron dalam salah satu orbital ini memiliki

kemungkinan ditemukan diarah yang berbeda dari elektron lain

• Jika gambar kontur dibuat, maka ada beberapa garis, garis atau permukaan bagian tertentu mewakili same value dari distribusi elektron (mirip gunung kembar)

• Gambar slide berikut merepresentasikan kontur orbital 2p, 3p dan 2d

(8)
(9)
(10)

• Masing-masing dari 3 orbital p memiliki cuping diarah sumbu x, y dan z sehingga kita bisa melabelinya px, py dan pz

• Elektron yang menempati orbital 2px akan lebih mudah ditemukan searah sumbu x ketimbang arah sumbu y atau z

• Namun jika satu atom memiliki satu elektron orbital p, maka elektron tsb tidak akan secara ekslusif berada di 2px saja atau 2py atau 2pz akan tetapi spends an equal amount of time diantara ketiga orbital tersebut

(11)

• Ilustrasi yang sudah disajikan sejauh ini hanya menggambarkan seberapa banyak elektron pada satu titik

• Saat kita mengkombinasikan atom-atom membentuk molekul satu sifat penting lainnya dari elektron sebagai gelombang harus

diperhitungkan yakni fasa atau tanda (phase or sign)

• Jika dua gelombang naik dan turun pada saat yang bersamaan maka dikatakan in phase (se-fasa)

• Kedua gelombang ini jika ditambahkan akan membentuk gelombang lebih besar

• Namun jika dua gelombang memiliki bagian atas yang satu bersamaan dengan bagian bawah lainnya maka gelombang dikatakan out of phase

(12)
(13)

• Orbitals yang menguraikan elektron-elektron dalam atom atau molekul jauh lebih kompleks dari gelombang

sederhana pada previous slide

• Namun saat gelombang-gelombang orbital berkombinasi (overlap) hasilnya mirip dengan gambaran tsb

Boundary surfaces adalah gambaran densitas elektron yang juga bermakna probabilitas menemukan elektron at any point of space

• Densitas elektron dituliskan dalam persamaan sebagai kuadrat dari fungsi gelombang

• Titik-titik dengan densitas elektron yang sama akan memiliki nilai numerik fungsi gelombang yang sama

(14)

• Jika probabilitas menemukan elektron pada titik tertentu adalah 0,25, maka fungsi gelombang pada titik tersebut akan bernilai +0,5 dan -0,5 karena (+0,5)2 dan (-0,5)2 keduanya bernilai 0,25

• Tanda dalam fungsi gelombang akan mengindikasikan

phase dari gelombang tsb

• Dalam ilustrasinya, boundary surfaces atau gambar

kontur bisa diberi tanda atau diberi warna yang berbeda untuk mengindikasikan adanya perbedaan phase

gelombang

• Orbital 1s memiliki warna yang sama karena satu phase

• Orbital 2p memiliki 2 cuping yang satu sama lain saling

(15)
(16)
(17)

ORBITAL ATOM SELAIN

HIDROGEN

• Titik awal dalam perhitungan fungsi gelombang untuk atom lain adalah

dengan mengasumsikan bahwa tiap-tiap elektron berada dalam orbital seperti orbital hidrogen

• Orbital demikian disebut dengan atomic orbitals

• Pada system many-electron untuk atom selain hidrogen, kita

menetapkan penempatan elektron-elektron dimulai dari tingkat energi terendah

• Dua elektron dengan tanda yang berlawanan akan mengisi tiap-tiap

orbital dan untuk 2 atau lebih orbital dengan tingkat energi sama,

(18)

ELECTRON CONFIGURATION OF

2

ND

ROW OF PERIODIC TABLE

3

Li: 1s

2

2s

1

4

Be: 1s

2

2s

2

5

B: 1S

2

2s

2

2P

1

6

c: 1s

2

2s

2

2p

2

7

N: 1s

2

2s

2

2p

3

8

O: 1s

2

2s

2

2p

4

9

F: 1s

2

2s

2

2p

5

(19)
(20)

• Orbital-orabital ini tidak sama dengan

yang ada pada atom hidrogen

• Karena semua atom memiliki bentuk

speris, orbital-orbitalnya masih tetap di-labeli s, p, d dst. namun jarak rata-rata elektron dari inti akan berbeda dengan jarak pada atom hidrogen

• Gambar disamping memperlihatkan

orbital 1s Litium dibandingkan dengan 1s Hidrogen

• Orbital dalam litium terkonsentrasi

lebih dekat ke inti karena

(21)
(22)

Terlihat bahwa orbital 1s H lebih menyebar

Untuk masing-masing atom, elektron-elektron

dalam orbital dengan bilangan kuantum utama

lebih tinggi (n) secara rata-rata lebih jauh dari

nucleus dibanding n rendah

So, elektron 2s litium walau lebih dekat secara

rerata ke arah inti dibanding elektron 2s atom H

tereksitasi, akan lebih jauh dari inti dibanding

elektron 1s litium

Ukuran atom atau ion ditentukan oleh distribusi

(23)

SUMMARY

• Standing wave solutions to the Schrodinger equation for an

electron in an atom or molecule are known as orbitals.

• The Schrodinger equation for the hydrogen atom can be solved

exactly and the orbitals obtained can be linked to the levels Is, 2s, 2p.. . found experimentally for the hydrogen atom.

• Orbitals of different second quantum number, 1, have different

directional properties, e.g. all s orbitals are spherical.

• Orbitals of atoms other than hydrogen have the same directional

(24)

• On average, electrons with higher principal quantum number, n, are further from the nucleus.

• On average, an electron in a particular orbital, e.g. 2s, will generally be closer to the nucleus the greater the nuclear charge of the atom.

• When building up a wavefunction for an atom with more than one electron, the electrons are assigned to atomic orbitals starting from that of lowest energy.

(25)
(26)
(27)

CALCULATING ATOMIC

ORBITALS

• Bahwa orbital dalam satu atom berbeda-beda dalam arahnya telah diketahui secara luas, hal ini yang memberikan bentuk s, p, d dan f

• Untuk atom-atom dengan banyak orbital, cara orbitalnya berbeda dengan jarak ke nucleus hanya dapat di-aproksimasi walaupun saat ini sudah sangat akurat dengan bantuan metode komputasi modern

• Sebagian besar kalkulasi diawali dengan set of mathematical

functions representing the orbital.

• Set fungsi matematika ini disebut sebagai basis set

(28)

• Dalam hampir semua perhitungan modern, basis set

adalah jumlah dari suku yang dikenal dengan Gaussian functions.

Gambar memperlihatkan beberapa Gaussian functions untuk 1s orbital of fluorine.

• Satu fungsi saja tidak akan memberikan hasil

aproksimasi yang baik, tapi dengan menjumlahkan

(29)
(30)

Basis set yang mungkin untuk

fluorine mencakup setidaknya

6 Gaussian untuk orbital 1s, 4

untuk orbital 2s dan 4 untuk

orbital 2p

Orbital 2p tidak membutuhkan

banyak Gaussian karena fungsi

itu sendiri menguraikan variasi

fungsi gelombang terhadap

jarak nucleus, sementara 2p

x

,

2p

y

dan 2p

z

hanya bervariasi

(31)

Gaussian mulanya digunakan karena lebih mudah

untuk ditangani secara matematis ketimbang fungsi

lain yang

fitted the orbitals more accurately.

Fungsi ini terus dipergunakan karena memberikan

good

approximation to orbitals

dengan

reasonably

small set

.

Orbital untuk elektron valensi biasanya dapat diurai

dengan baik

by three to five Gaussians.

Different sized basis sets yang mengandung jumlah

(32)

• Dalam sebuah prosedur standar yang dikenal dengan

the Hartree-Fock (HF) method, atomic basis sets digunakan untuk membuat initial guess orbitals, kemudian electrons are fed in using Hund’s rule.

• Untuk tiap-tiap elektron yang dihitung, energi dalam

orbital dihitung dengan mengasumsikan elektron bergerak dalam average electron distribution yang dihasilkan oleh other electrons yang menempati orbitals.

• Orbital kemudian divariasikan lalu di re-kalkulasi

(33)

HYBRID ORBITALS

• Penjelasan yang paling meyakinkan sebagai hasil dari quantum chemical theory untuk the shapes of molecules adalah the concept of hybrid orbitals.

• Ilustrasi terbaik hal ini ada pada atom karbon and is appropriate karena istilah hybridization masih umum dipakai organic chemistry

(34)

• Solusi yang diusulkan untuk hal ini adalah dengan re-organisasi 2s dan 3 orbital 2p untuk membentuk four equivalent hybrid orbitals.

• Jika ini berhasil dikerjakan maka terbentuk 4 orbital yang identik yang memiliki arah ke-empat sudut tetrahedron

• Pembentukan salah satu orbital-orbital ini dari 2s dan tiga orbital 2p ditunjukkan pada gambar

• Dengan satu elektron pada masing-masing orbital kita siap membentuk 4 ikatan tunggal seperti pada metana

(35)

• Carbon double bonds will leave one 2p orbital as it is and

only hybridize the other two with the 2s orbital. This gives sp2 hybrid

• In ethene there will be one electron in each sp2 hybrid and one in the non-hybridized p orbital on each carbon.

• Two of the electrons in sp2 hybrids will form bonds to hydrogen and one will form a bond to the other carbon.

• The electron in the p orbital will also form a bond to the

(36)

• In ethyne with its triple bond (HC-CH), two p orbitals on each carbon are left as p orbitals and two linear sp

hybrids are formed (Figure).

• The electrons in the sp hybrids form the carbon-hydrogen bonds and a carbon-carbon bond.

• The remaining two electrons on each carbon form carbon-carbon bonds as in ethene.

• Thus if carbon forms four single bonds, it is sp3

(37)

• Although hybridization is most commonly used in organic chemistry,

it is not confined to carbon.

• Consider ammonia, NH3. In this compound, nitrogen forms three

single bonds to hydrogen, leaving a non-bonding pair of electrons in the valence shell.

• Where we have non-bonding pairs, we assume they occupy a hybrid

orbital as this assumption leads to prediction of the correct geometry.

• So for nitrogen in ammonia we need four hybrid orbitals; that is, the

nitrogen is sp3 hybridized. One hybrid orbital can be filled with two

electrons, leaving the other three to form bonds.

• Thus ammonia will have three N-H bonds arranged tetrahedrally and

a fourth tetrahedral position occupied by a non-bonding pair.

• In methylamine, CH3NH2, the carbon will be sp3 hybridized with three

hybrid orbitals forming C-H bonds and one forming the C-N bond. The nitrogen will also be sp3 hybridized with two hybrids forming N-H

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan bagi (1) kepala sekolah dalam penerapan pembelajaran kooperatif disarankan kepa da kepala sekolah untuk

Hasil dari aplikasi ini adalah user dapat mengetahui salah satu budaya Indonesia yaitu Cerita Rakyat Malin Kundang dengan cara yang lebih unik dan lebih nyata dengan

meliputi : Berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau  panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya,

c. memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, yaitu mengunggah petunjuk teknis melalui laman Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dengan alamat http://www. Lembaga

Dari masalah poligami akhirnya Shah}ru>r menyatakan: “Sesungguhnya Allah swt tidak hanya sekedar memperbolehkan poligami akan tetapi Dia sangat menganjurkannya, namun

Tingginya biaya tersebut menjadikan alasan dibutuhkan metode lain yang dapat digunakan untuk menganalisis PCB dalam minyak transformator dengan ketepatan dan ketelitian yang sama atau

Cendana Teknika Utama Page 2 Digital Signage merupakan suatu bentuk layar elektronik yang menampilkan urutan informasi atau pesan dengan menggunakan media display

Secara khusus penulis ingin mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada Majelis Sinode GPIB yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melanjutkan