KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
6.1
GEOGRAFIS & ADMINISTRATIF WILAYAH
Secara geografis, wilayah Kabupaten Bone terletak di bagian Timur Provinsi Sulawesi Selatan
dan bagian Barat Teluk Bone dengan potensi sumberdaya alam yang cukup menjanjikan untuk
dikembangkan, disamping memiliki luas wilayah yang relatif luas. Kabupaten Bone se cara astronomis
terletak 04O13’ sampai 05O06’ Lintang Selatan (LS) dan 119O42’ sampai 120O40’ Bujur Timur (BT),
yang berada di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas -batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan So ppeng
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa
Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.
Ibukota Kabupaten Bone adalah Kota Watampone yang terletak 174 Km arah timur dari Kota
Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan). Luas wilayah Kabupaten Bone adalah 4.559,00 Km2.
Secara administrasi pemerintahan wilayah Kabupaten Bone terbagi menjadi 27 (dua puluh tujuh)
kecamatan, yang terdiri dari 333 desa dan 39 kelurahan. Tiga kecamatan di antaranya merupakan
wilayah perkotaan Watampone, yaitu Tanete Riattang Barat, Tanete Riattang, dan Tanete Riattang
Timur. Secara rinci luas masing-masing kecamatan di Kabupaten Bone, di uraikan pada tabel 6.1,
diagram 6.1, gambar 6.1 dan gambar 6.2.
Tabel 6.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bone Tahun 2014
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
7 Libureng 344,25 7.55
Sumber : BPS Kabupaten Bone, Tahun 2015
Diagram 6.1. Luas Wilayah Kabupaten Bone
Sumber : Tabel 4.1.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
6.2
DEMOGRAFI
Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, karakteristik
penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu
wilayah dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta
adat istiadat dan kebiasaan penduduk.
6.2.1 Pertumbuhan dan Proyeksi Penduduk
Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah
penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Perkembangan
jumlah penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (pertambahan
alami), dan adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada dasarnya
tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan p rediksi atau
meramalkan perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah
penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengan pendekatan statistik dengan pertimbangan
pertumbuhan jumlah penduduk 5 (lima) tahun terakhir.
Data jumlah penduduk Kabupaten Bone 5 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada
tahun 2007 sebanyak 699.474 jiwa, sedangkan pada tahun 2013 mencapai 724.905 jiwa. Hal
tersebut memperlihatkan adanya pertambahan jumlah penduduk sekitar 7.224 jiwa selama kurun
waktu 5 tahun terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan 0,72% pertahun. Indeks pertumbuhan jumlah
penduduk Kabupaten Bone pada setiap kecamatan selama waktu tahun 2007 hingga 2013, diuraikan
pada tabel 6.2 dan diagram 6.2.
Data perkembangan jumlah penduduk pada tabel 6.3., merupakan akumulasi dari
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bone. Data kecenderungan
perkembangan penduduk Kabupaten Bone 5 tahun terakhir dengan tingkat pertumbuhan rata-rata
0,72% pertahun, maka dengan metode pendekatan matematis dapat dilakukan proyeksi atau
perkiraan jumlah penduduk hingga tahun 2032. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan perkiraan
jumlah penduduk Kabupaten Bone hingga tahun 2032 mencapai 879.540 jiwa, dengan rata-rata
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Tabel 6.2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Bone Tahun 2010-2014
No Kecamatan Tahun Perkembangan Pertum-
buhan %
Jumlah 699.474 705.717 711.293 717.681 724.905
0,72
Perkembangan (Jiwa) - 6.243 5.576 6.388 7.224
Prosentase - 0,89 0,79 0,90 1,01
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Sumber : Tabel 3.8
Diagram 4.2. Pertumbuhan Penduduk Kab. Bone Tahun 2010-2014
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Tabel 6.3. Perkiraan dan Tingkat Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Bone Tahun 201 4-2032
No Kecamatan Tahun Perkembangan
Jumlah Penduduk 736.363 755.032 790.399 831.651 879.540
Perkembangan (Jiwa) - 18.669 35.367 41.252 47.889
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
6.2.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Distribusi penduduk terkait dengan jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau
pengelompokan jumlah penduduk yang didasarkan pada batasan administrasi wilayah yang
bersangkutan. Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu wilayah, akan mempengaruhi tingkat
konsentrasi pelayanan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan penduduk
pada wilayah tersebut.
Jumlah penduduk Kabupaten Bone pada akhir tahun 2014 berjumlah 724.905 jiwa yang
terditribusi pada 27 kecamatan, dengan tingkat persebaran yang tidak merata pada setiap
kecamatan. Distribusi penduduk sebagian besar pada kawasan perkotaan, terutama di Kawasan
Perkotaan Watampone yang terdiri atas Ke camatan Tanete Riattang, Tanete Riattang Barat, dan
Tanete Riattang Timur. Distribusi jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Tanete
Riattang, dengan jumlah sebesar 49.423 jiwa atau sekitar 6,82% dari jumlah penduduk kabupaten,
sedangkan distribusi penduduk terkecil adalah Kecamatan Tonra dengan jumlah penduduk kurang
lebih 13.033 jiwa atau sekitar 1,80% dari jumlah penduduk Kabupaten Bone, secara rinci diuraikan
pada tabel 4.4 dan gambar 4.3.
Tabel 4.4. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bone Tahun 2014
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
21 Amali 119,13 20.591 2,84 173
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Tabel 4.4., menunjukkan distribusi dan tingkat kepadatan penduduk masing -masing
kecamatan tidak merata, akumulasi kepadatan penduduk Kabupaten Bone mencapai 159 jiwa/Km2.
Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Tanete Riattang yaitu 2.077 jiwa/Km2,
kemudian disusul oleh Kecamatan Tanete Riattang Timur dengan kepadatan 840 jiwa/Km2, dan
Kecamatan Tanete Riattang Barat dengan kepadatan 833 jiwa/Km2. Sedangkan tingkat kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Bontocani dengan kepadatan rata-rata 33 jiwa/Km2.
Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk tersebut dipengaruhi oleh perbandingan jumlah
penduduk yang mendiami setiap kecamatan terhadap luasan (perubahan luas) wilayah kecamatan.
Sedangkan secara keruangan, pada dasarnya distribusi dan ke padatan penduduk di Kabupaten
Bone dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang.
6.2.3 Komposisi Kependudukan
6.2.3.1 Struktur Penduduk Menurut Jenis kelamin
Struktur penduduk menurut jenis kelamin merupakan perbandingan yang memperlihatkan
selisih antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Berdasarkan sumber data yang diperoleh,
dapat diuraikan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Bone terdiri dari laki-laki kurang lebih 345.394
jiwa dan jumlah penduduk perempuan kurang leb ih 379.511 jiwa.
Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Bone Tahun 2014
No Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Penduduk
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
7 Libureng 14.655 14.697 29.352
Jumlah 345.394 379.511 724.905
Prosentase (%) 47,65 52,35 100
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
6.2.3.2 Struktur Usia
Kajian tentang struktur penduduk menurut usia dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pada
setiap kelompok umur tertentu, terutama kelompok umur yang berkaitan dengan usia sekolah, usia
kerja, dan usia produktif atau usia angkatan kerja. Pengelompokan penduduk menurut umur di
Kabupaten Bone pada tahun 2013 dibagi atas 3 kelompok utama, yaitu :
a. Usia Balita (0-4) tahun : 65.967 jiwa
b. Usia Sekolah : 272.878 jiwa
c. Usia Angkatan kerja : 436.093 jiwa
Struktur penduduk menurut kelompok usia sekolah di Kabupaten Bone kurang lebih 272.878
jiwa, hal ini terkait dengan sistem penyediaan sarana pendidikan yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan di Kabupaten Bone. Sedangkan penduduk usia produktif atau angkatan kerja
sebanyak 436.093 jiwa, sedangkan selebihnya adalah usia non produktif. Secara rinci struktur
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Tabel 6.6. Struktur Penduduk Menurut Usia di Kabupaten Bone Tahun 2014
No Struktur Usia Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Porsentase
(%)
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Jumlah penduduk angkatan kerja di Kabupaten Bone mencapai 60,16%, hal ini menunjukkan
bahwa tingkat produktivitas angkatan kerja di wilayah relatif tinggi, yang implikasinya adalah
kebutuhan lapangan kerja yang akan terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, maka diperlukan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia untuk memperoleh tenaga kerja yang lebih produktif dan
dan berdaya saing. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di wilayah ini memerlukan
peningkatan dalam hal peningkatan kemampuan (skill) agar dapat memiliki daya saing dengan
wilayah lainnya dalam membangun wilayahnya sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
penyediaan sarana pendidikan yang memadai, baik secara formal maupun non formal berupa wadah
pelatihan dan pengembangan bakat.
6.2.3.3 Struktur Ketenagakerjaan
Struktur ketenagakerjaan dapat dibedakan atas angkatan kerja atau usia kerja dan pencari
kerja. Penduduk angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yaitu usia 15-54 tahun, sedangkan
pencari kerja penduduk angkatan kerja yang terdaftar sebagai pencari kerja.
Penduduk angkatan kerja di Kabupaten Bone sebanyak 436.093 jiwa, hal tersebut
memperlihatkan nilai prosentase yang sangat minim dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja.
Sumber data yang diperoleh menunjukkan struktur pencari kerja pada tahun 2014 didominasi oleh
pencari kerja dengan jenjang pendidikan Tidak Tamat/Belum Pernah Sekolah, yaitu sekitar 38,49%
(tabel 4.7., tabel 4.8., dan tabel 4.9.). Hal tersebut mengindikasikan minimnya kualitas pencari kerja
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN Tabel 6.7. Pencari Kerja Berdasarkan Jenjang Pendidikan
di Kabupaten Bone Tahun 2014
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Tabel 6.8. Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Bone Tahun 2014
No Kegiatan Utama Prosentase (%) Jumlah (%)
Laki-Laki Perempuan
1 Pertanian. Kehutanan. Perburuan, Perikanan 63,46 42,22 55,58
2 Industri Pengolahan 3,06 5,47 3,95
3 Perdagangan Besar, Eceran. Rumah Makan. Hotel 10,41 30,06 17,70
4 Jasa Kemasyarakatan 8,36 20,37 12,81
5 Lainnya 14,72 1,87 9,95
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Tabel 6.9. Persentase Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Bone Tahun 2014
No Kegiatan Utama Prosentase TPAK (%) Jumlah
(%)
Laki-Laki Perempuan
1 Persentase Angkatan Kerja Terhadap Penduduk 15 Tahun ke Atas
- Presentase Bekerja Terhadap Angkatan Kerja 82,71 41,18 60,20 - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,83 2,98 3,83 2 Persentase Bukan Angkatan Kerja Terhadap Penduduk 15 Tahun ke Atas
- Presentase Sekolah Terhadap Bukan Angkatan
Kerja 4,45 6,04 5,33
- Presentase Mengurus Rumah Tangga Terhadap
Bukan Angkatan Kerja 0,29 44,45 24,23 - Presentase Melakukan Aktifitas lain Terhadap
Bukan Angkatan Kerja 7,72 5,30 6,41
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
6.2.3.4 Agama dan Aliran Kepercayaan
Struktur penduduk agama dan kepercayaan di Kabupaten Bone didominiasi oleh pemeluk
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Bone. Sedangkan pemeluk agama lainnya terdiri atas pemeluk Agama Kristen Protestan sebanyak
1.264 jiwa, pemeluk Agama Kristen Katholik sebanyak 1.004 jiwa, Hindu sebanyak 45 jiwa dan
Budha masing-masing sebanyak 166 jiwa, selengkapnya diuraikan pada tabel 4.10.
Tabel 6.10. Struktur Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Bone Tahun 2014
No Kecamatan A g a m a Jumlah
(Jiwa)
Islam Protestan Katholik Hindu Budha
1 Bontocani 15.443 - - - - 15.443
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
6.2.3.5 Budaya dan Adat Istiadat
Terjadinya perubahan kultur dan sosial budaya masyarakat merupakan proses transformasi
global akibat tidak homogenisitasnya kultur budaya pada suatu daerah. Terjadinya dinamika
perkembangan akan tidak lagi memandang kultur budaya dan adat istiadat sebagai hukum
masyarakat (norma etika) yang berlaku, akan tetapi tergantikan oleh sifat individualistis dan
kepentingan sosial ekonomi akan menjadi dominan. Perubahan proses tersebut sulit dihindari karena
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
untuk mengaktualisasikan diri. Perubahan karakter dan kultur budaya sebagai ciri khas suatu
komunitas tidak perlu terjadi, jika masyarakat memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai budaya
yang secara turun-temurun dianutnya. Salah satu kekuatan masyarakat di Kabupaten Bone adalah
pembauran nilai religius keagamaan dalam suatu kebudayaan yang masih melekat hingga kini.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah komunitas masyarakat di Kabupaten Bone sebagian besar
masih dalam satu ikatan rumpun keluarga, sehingga konflik sosial tidak menjadi pemisah, tetapi
dapat terselesaikan secara kebersamaan dan kekeluargaan.
Kultur budaya masyarakat di Kabupaten Bone maih dipengaruhi oleh etnis budaya Bugis.
Keragaman kultur sosial budaya yang terdapat di Kabupaten Bone, merupakan pembentukan etnis
dan budaya lokal, secara umum masih tergolong dalam Suku Bugis. Perbedaan dalam hal budaya
umunya terletak pada dialek, dan sistem upacara adat dan ritual keagamaan, dan bentuk bangunan.
6.3
TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Bone terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan daerah perbukitan
dengan variasi ketinggian dari permukaan laut 0 meter hingga lebih dari 1.000 meter. Kondisi
permukaan lahan bervariasi mulai dari landai, bergelombang hingga curam.
Tabel 6.11. Luas Wilayah Menurut Ketinggian Di Kabupaten Bone Tahun 2014
No Kelas Ketinggian Luas Wilayah (Ha) Prosentase (%)
1 0 – 25 81.925,2 17,97
Daerah datar dengan kemiringan lereng 0-2% memiliki luas terbesar yakni 164.602 Ha, daerah
landai hingga sedikit bergelombang tersebar di sepanjang pantai dan bagian Utara seluas 91.519 Ha,
dan di bagian Barat dan Selatan pada umumnya merupakan wilayah bergelombang dengan
kemiringan 15-40% seluas 12.399 Ha, sedangkan wilayah curam >40% dengan luas 12.399 Ha.
Tabel 2.11 dan 2.12 memperlihatkan secara rinci kelas ketinggian dan kelas kemiri ngan wilayah
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Tabel 6.12. Luas Wilayah Menurut Kemiringan Lereng Di Kabupaten Bone Tahun 2014
No Kelas Kemiringan Lereng (%) Luas Wilayah (Ha) Prosentase (%)
1 0 – 2 (datar) 164.602 36,1
2 0 – 15 (landai & sedikit bergelombang) 91.519 20,07
3 15 – 40 (bergelombang) 12.399 24,65
4 > 40 (curam) 12.399 24,65
Sumber : BPS Kabupaten Bone, Tahun 2015
6.4
GEOHIDROLOGI
Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari
celah-celahnya terdapat aliran sungai. Disekitarnya terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisi sungai
yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian
mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti Sungai Walanae, Cenrana,
Palakka, Jaling, Bulubulu, Salomekko, Tobunne dan Sungai Lekoballo. Lebih Jelasnya pada Gambar
4.6 dan 4.7.
Tabel 6.13. Sungai-Sungai di Kabupaten Bone Tahun 2014
Sumber : BPS Kabupaten Bone, Tahun 2015
No Nama Sungai Hulu Muara Manfaat Daerah yg Dilalui
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
6.5
GEOLOGI
Potensi geologi diperlihatkan dengan terdapatnya potensi pertambangan di Kabupaten Bone
yang cukup besar terdiri dari emas, batu bara, pasir silika, tembaga, mangan, endapan besi, batu
gamping, marmer, pasir kuarsa dan lain-lain. Namun, sampai saat ini potensi yang ada belum ada
yang diolah. Selain kondisi geologi, kondisi jenis tanah yang ada di Kabupaten Bone terdiri dari
tanah Aluvial, Gleyhumus, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran dan Renzina. Jenis tanah
didominasi oleh tanah Mediteran seluas 67,6% dari total wilayah, kemudian Renzina 9,59% dan
Litosol 9%. Penyebaran jenis tanahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : sepanjang Pantai Timur
Teluk Bone ditemukan tanah Aluvial dengan kedalaman efektif tanah di Kabupaten Bone terbagi
dalam empat kelas yaitu :
0-30 cm seluas 120.505 Ha (26,44 %)
30-60 cm seluas 120.830 Ha (26,50 %)
60-90 cm seluas 30.825 Ha (6,76 %)
Lebih besar dari 90 cm seluas 183.740 Ha (40,30 %)
Mengenai sebaran lokasinya diperlihatkan pada gambar 4.8 dan 4.9.
6.6
KLIMATOLOGI
Kondisi klimatologis wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah yang beriklim sedang
dengan tingkat kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 26OC –
430C. Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada
Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten
Bone.
Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan,
yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan
sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Ratarata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi,
yaitu: rata-rata<1.750 mm; 1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.
Pada periode April-September angin bertiup dari timur dengan membawa hujan sehingga
terjadi musim hujan dan sebaliknya pada bulan Oktober-Maret bertiup angin barat di saat Kabupaten
Bone mengalami musim kemarau. Suhu cukup tinggi rata-rata terjadi pada bulan Januari dan
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
6.7
SOSIAL & EKONOMI
6.7.1 Kondisi Sosial
6.7.1.1 Pendidikan (Education)
Masalah pendidikan di Kabupaten Bone adalah bagian integral dari sistem pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, budi pekerti, kepribadian dan
semangat kebangsaan sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang
mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
Dalam rangka mencerdaskan bangsa serta meningkatkan partisipasi sekolah, penduduk
tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik pend idikan
formal maupun non formal.
6.7.1.2 Kesehatan (Health)
Kesehatan merupakan bagian yang terpenting dan diharapkan dapat menghasilkan derajat
kesehatan yang lebih tinggi dan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun
ekonomis. Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bone diharapkan agar pelayanan
kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh lapisan masyarakat. Penyediaan
sarana pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan seyogyanya
semakin ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seperti penyediaan obat-obatan, alat
kesehatan, pemberantasan penyakit menular dan peningkatan penyuluhan dibidang kesehatan.
Adapun sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bone pada tahun 2013 telah tersedia
berupa Rumah Sakit sebanyak 2 buah, Puskesmas sebanyak 36 buah, Puskesmas Pembantu 74
buah dan Posyandu sebanyak 915 buah.
6.7.1.3 Agama (Religion)
Upaya pemenuhan sarana dan prasarana kehidupan beragama pada dasarnya merupakan
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
kehidupan beragama dalam masyarakat, maka pemerintah telah memberikan bantuan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan tersebut.
Dalam menjalankan ajaran agama masing-masing tentunya harus ditunjang dengan adanya
sarana peribadatan seperti mesjid, mushalla, gereja, d an sebagainya. Adapun sarana peribadatan di
Kabupaten Bone pada tahun 2013 sebanyak 1.188 yang terdiri dari mesjid 1.033 buah, mushola 133
buah, gereja 3 buah dan pura 1 buah. Pada tahun 2010 jumlah jemaah haji Kabupaten Bone tercatat
sebanyak 768 orang, dan pada tahun 2014 turun menjadi 766 orang atau mengalami penurunan
sebesar 8,78 %.
6.7.1.4 Kriminal (Crime)
Keamanan dan ketertiban merupakan salah satu pendorong proses pembangunan.
Terjadinya masalah kriminalitas kemungkinan disebabkan antara lain karena pertambahan
penduduk dan banyaknya pengangguaran. Kedua hal tersebut akan menimbulkan kerawanan sosial
karena para penganggur dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka timbul k einginan
untuk melakukan tindakan kejahatan berupa pencurian, pembunuhan dan lain-lain.
Statistik peristiwa kejahatan masih terbatas, data yang diperoleh hanya pada gangguan
kejahatan yang dilaporkan pada Polres Bone. Adapun jumlah peristiwa kejahatan termasuk
kecelakaan lalu lintas yang dilaporkan pada tahun 2013, tercatat 677 peristiwa dan diselesaikan
sebanyak 396 peristiwa.
Jumlah pelanggaran lalu lintas yang ditindak pada tahun 2013 sebanyak 7.241 divonis
sebanyak 7.120 dengan total denda sebesar Rp. 316.153.000,-
6.7.2 Kondisi Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone selama tiga tahun terakhir cenderung meningkat.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 sekitar 6,01 %, kemudian tahun 2008, 2009, 2010, dan
2013 masing-masing 7,24 %, 7,54 %, 7,63 %, 7,63 %. Ini menandakan bahwa perekonomian di
Kabupaten Bone cukup stabil.
Dilihat dari sisi sektoral, pada tahun 2013 sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar
pada PDRB Kabupaten Bone yaitu sekitar 49,09 %, diikuti oleh sektor Jasa-jasa sekitar 17,62 %. Ini
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
6.7.2.1 Pertanian Tanaman Pangan (Food Crops)
Sasaran yang ingin dicapai adalah peningkatan produktifitas dan kualitas tanaman pangan.
Pembangunan pertanian khususnya tanaman p angan diarahkan untuk meningkatkan produksi padi,
palawija dan hortikultura. Peningkatan produksi padi dilakukan melalui program dalam bentuk insus
dan inmum serta ditunjang dengan pencetakan sawah baru dan peralatan yang memadai. Secara
umum perekonomian daerah Kabupaten Bone didominasi sektor pertanian, khususnya sub sektor
pertanian tanaman pangan, selanjutnya subsektor perkebunan, sub sektor peternakan dan sub
sektor perikanan. Luas panen tanaman padi di Kabupaten Bone akhir tahun 2010 sebesar 141.931
hektar dengan produksi tercatat 832.507 ton gabah kering giling atau rata-rata produksi 5,87
ton/hektar dan pada tahun 2013 turun yaitu luas panen tanaman padi hanya 140.644 hektar
sedangkan produksinya 817.871 ton dan rata-rata produksinya hanya 5,82 ton.
Luas panen tanaman jagung 39.634 Ha dengan produksi 197.707 ton atau rata-rata 4,99
ton/ha, ubi kayu 911 Ha dan produksi mencapai 9.002 ton, ubi jalar 733 Ha dan produksi mencapai
6.097 ton, kacang tanah hanya 4.126 Ha dan produksi 6.643 ton, kedelai hany a 6.648 Ha dan
produksi 11.938 ton dan kacang hijau mencapai 6.629 Ha dengan produksi 8.820 ton pata tahun
2013.
6.7.2.2 Perkebunan (Estate Crops)
Usaha pokok yang ditempuh dalam pembangunan tanaman perkebunan adalah
intensifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi. Tanaman Perkebunan di Kabupaten Bone termasuk
banyak namun yang termasuk dalam komoditi andalan tahun 2013 (produksi yang relatif banyak dari
beberapa komoditi yang ada di Kabupaten Bone) antara lain coklat 9.521 ton, kelapa 9.620 ton, tebu
28.405,42 ton, kemiri 11.898 ton, dan cengkeh 1.584 ton.
6.7.2.3 Kehutanan (Forestry)
Hutan sebagai sumber daya alam adalah merupakan modal kekayaan bangsa yang
mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Karena
hutan juga berfungsi sebagai daerah penyangga terutama sangat berperan dalam menjaga
kelestarian sumber air dan lingkungan hidup. Dengan demikian hutan perlu dilindungi, dikelola atau
dimanfaatkan dengan baik untuk kemakmuran rakyat sekaligus dijaga kelestariannya, tentunya
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
gundul. Kegiatan rehabilitasi lahan pada tahun 2013 ditunjukkan pada lahan yang perlu direhabilitasi
didalam kawasan yang luasnya mencapai 12.855 Ha.
6.7.2.4 Peternakan (Animal Husbandry)
Sumber protein yang utama bagi manusia berasal dari protein hewani termasuk ikan.
Keberhasilan sub sektor peternakan dapat dilihat melalui indikator naik turunnya populasi ternak dan
unggas. Populasi ternak besar (sapi, kerbau, kuda, dan kambing) di Kabupaten Bone selama kurun
waktu tahun 2010-2013 mengalami peningkatan 41,71 %, dari 220.910 ekor pada tahun 2010 naik
menjadi 313.053 ekor pada tahun 2013. Sedangkan ternak unggas (ayam ras petelur, ayam ras
pedaging, ayam buras dan itik) pada tahun 2010 populasinya sebesar 1.599.149 ekor, naik menjadi
2.224.035 ekor pada tahun 2013 atau naik sebesar 39,08 %.
6.7.2.5 Perikanan (Fishery)
Kabupaten Bone terletak di pinggir pantai yang berpotensi terhadap subsektor perikanan,
khususnya penangkapan ikan di laut. Pada sub sektor perikanan laut jumlah perahu tanpa motor
dan perahu pakai motor penangkap ikan pada tahun 2013 masing-masing tercatat 480 buah dan
4.095 buah. Untuk sub sektor perikanan darat menurut jenis pemeliharaan meliputi tambak dan
kolam masing-masing luasnya tercatat sebesar 15.244 hektar dan 1.085 hektar.
6.7.2.6 Perindustrian (Manufacturing Industry)
Sektor indusri pengolahan merupakan salah satu sektor yang cukup potensial untuk
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Selama tiga tahun terakhir, sumbangan sektor industri
terhadap PDRB Kabupaten Bone sekitar 6 -7 %. Jumlah unit usaha sektor industri pengolahan di
Kabupaten Bone tahun 2010 tercatat 5.762 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 5.794. Adapun
jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri pengolahan pada tahun 2010 sebanyak 18.957
orang dan pada tahun 2013 sebanyak 19.059 orang. Peningkatan jumlah unit usaha dan jumlah
tenaga kerja di sektor industri pengolahan ini akibat dari adanya kemudahan-kemudahan dalam
proses investasi dan tersedianya sarana dan prasarana yang bertujuan untuk memacu sektor
industri agar lebih efisien dan mampu bersaing pada pangsa pasar. Hal ini terbukti dengan semakin
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
6.7.2.7 Pertambangan (Mining)
Potensi pertambangan di Kabupaten Bone cukup besar yang terdiri dari emas, batu bara,
pasir silika, tembaga, mangan, endapan besi, batu gamping, marmer, pasir kuarsa dan lain-lain.
Namun, sampai saat ini belum ada yang diolah.
6.7.2.8 Listrik, Gas dan Air Minum (Electricity, Gas and Water)
Listrik dewasa ini sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup masyarakat, listrik
juga merupakan salah satu sarana produksi. Tanpa listrik maka perkembangan di berbagai bidang
akan berjalan lambat, karena berbagai macam kegiatan sosial ekonomi banyak tergantung pada
listrik. Produksi dan distribusi listrik yang dibangkitkan oleh PLN Ranting Bone (khusus di Kabupaten
Bone) pada tahun 2013 tercatat 82.906 kwh dan yang disalurkan sebanyak 82.541 kwh. Jumlah
pelanggan listrik pada tahun 2013 sebanyak 127.911 pelanggan. Angka ini lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya yang hanya mencapai 116.591. pelanggan. Namun demikan masih perlu
penambahan jaringan bagi wilayahwilayah pedesaan yang belum terjangkau.
Penyedian sarana air bersih yang memadai adalah merupakan hal yang sangat penting, hal
ini mengingat air adalah merupakan kebutuhan yang utama dalam kehidupan sehari -hari.
Ketersediaan air bersih, juga merupakan salah satu upaya untuk hidup sehat. Terbatasnya
penyediaan sarana jaringan perpipaan air bersih yang dikelola oleh PDAM Bone menyebabkan
sebagian besar masyarakat Kabupaten Bone belum dapat menikmati air bersih yang dihasilkan oleh
PDAM.
6.7.2.9 Perdagangan (Trade)
Perdagangan adalah kegiatan sebagian penduduk dan merupakan salah satu sektor yang
penting dalam ekonomi. Kegiatan perdagangan dalam hal ini tidak hanya menangani suatu
komoditas tertentu dari produsen kepada konsumen tetapi termasuk pula jasa angkutan. Pemerintah
senantiasa memberi kemudahan-kemudahan dan pelayanan di dalam proses perizinan usaha
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jumlah perusahaan yang memperoleh surat izin usaha perdagangan menurut golongan
usaha di Kabupaten Bone sebanyak 1.006 usaha pada tahun 2013 yang terdiri dari, usaha
perdagangan kecil tercatat 849 usaha, usaha perdagangan menengah tercatat 134 usaha serta
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Selama tahun 2013, Kabupaten Bone mengalami surplus beras yang ditandai dengan
pengiriman ke Sulawesi Tenggara sebanyak 1.000.000 kg.
6.7.2.10 Perhubungan (Transportation)
Perkembangan sarana dan prasarana perhubungan, baik langsung maupun tidak langsung,
akan berpengaruh pada perkembangan kehidupan sosial ekonomi suatu wilayah, demikian juga
sebaliknya. Oleh karenanya perhubungan menjadi penting karena akan memperlancar arus
penumpang, barang dan jasa. Di Kabupaten Bone kebijaksanaan pembangunan transportasi
diarahkan untuk berperan sebagai urat nadi kehidupan perekonomian daerah dan sekaligus
menunjang mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pengembangan wilayah dan hubungan
antara daerah sekaligus membuka daerah yang masih terisolasi.
Panjang jalan nasional di Kabupaten Bone pada tahun 2010 adalah 218.860 km sedang
tahun 2013 turun menjadi 206,970 km atau turun sekitar 5,43 persen. Panjang jalan propinsi
mengalami peningkatan sekitar 10,97 persen dari 173,650 km pada tahun 2010 menjad i 192.700 km
pada tahun 2013.
Angkutan laut merupakan salah satu sarana vital bagi perekonomian Kabupaten Bone. Di
Kabupaten Bone terdapat 8 pelabuhan. Salah satu diantaranya adalah Pelabuhan Penyeberangan
Bajoe merupakan pelabuhan nasional. Dua pelabuhan regional, 4 pelabuhan lokal dan satu
pelabuhan rakyat yang belum terdaftar.
6.7.2.11 Pos dan Telekomunikasi (Pos and Telecommunication)
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa pos dan telekomunikasi baik
pemerintah maupun swasta, pembangunan komunikasi sarana dan prasarana pengiriman dan
penyampaian berita yang cepat, aman dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Berbagai sarana pos
dan telekomunikasi telah dikembangkan antara lain tersedianya kantor pos, telepon dan telegram.
Lalulintas surat pos yang dikirim di dalam negeri pada tahun 2013 tercatat 47.299 dan yang dikirim
ke luar negeri 513. Sedangkan lalulintas surat pos yang di terima di dalam negeri pada tahun 2013
tercatat 101.604 dan keluar negeri hanya 513.
Dewasa ini sambungan induk telepon di Kabupaten Bone mengalami stagnasi. Peningkatan
pesat terjadi pada telepon selular. Sejak tahun 2007 Seluruh kecamatan di Kabupaten Bone sudah
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
6.7.2.12 Hotel dan Pariwisata (Hotel and Tourism)
Sektor Pariwisata dewasa ini semakin penting karena merupakan sumber devisa bagi
negara, merangsang perekonomian daerah (sumber penghasilan daerah) serta menciptakan
lapangan kerja. Untuk menunjang pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Bone tidak
ketinggalan di dalam mengembangkan obyek-obyek wisatanya walaupun daerah ini belum
ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata di Propinsi Sulawesi Selatan. Tercatat beberapa obyek
wisata di Kabupaten Bone baik obyek wisata alam maupun obyek wisata budaya. Untuk menunjang
kegiatan pariwisata tersebut di Kabupaten Bone terdapat 28 hotel/penginapan dengan jumlah kamar
420 dan 771 tempat tidur. Dan diharapkan penginapan tersebut bisa menarik minat wisatawan
domestik dan mancanegara untuk datang di Kabupaten Bone.
6.7.2.13 Perbankan (Banking)
Industri perbankan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana memegang
peranan sentral dalam suatu perekonomian. Terganggunya proses penghimpunan dan penyaluran
dana akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian. Jumlah dana yang di himpun dari
masyarakat oleh bank pemerintah maupun bank swasta yang ada di Kabupaten Bone dengan jenis
giro pada tahun 2014 naik 40,91 %, untuk jenis deposito turun 1,93 %. Sedangkan untuk jenis
tabungan naik sekitar 19,17 %.
Pada tahun 2014 pembiayaan perbankan meningkat 2,96 % dari tahun 2010. Peningkatan
terbesar terjadi pada kredit investasi yang mencapai 65,71 %. Kredit modal kerja turun sebesar