• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

2.

URUSAN KESEHATAN

Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pembangunan

kesehatan diselenggarakan untuk memenuhi hak setiap warga negara Indonesia yaitu hak

untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini ditegaskan dalam amanat

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) yang berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Melalui pembangunan urusan kesehatan

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo terus berupaya agar pelayanan kesehatan dapat

dinikmati secara merata oleh semua warga masyarakat baik yang tinggal di perkotaan

maupun pedesaan, masyarakat miskin, menengah ataupun kaya. Upaya ini dilaksanakan

dengan penyediaan minimal satu pelayanan kesehatan dasar di setiap desa, dan sampai

saat ini Kabupaten Wonosobo sudah menyediakan sarana kesehatan dasar berupa 191

PKD, 47 puskesmas pembantu dan 24 puskesmas dengan 7 puskesmas rawat inap.

Sedangkan untuk tingkat rujukan sudah ada 1 Rumah sakit Umum Daerah dengan

pelayanan spesialis yang cukup banyak dibanding dengan RSU pemerintah di sekitarnya

yang mulai tahun 2011 sudah berubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

sehingga pendapatan rumah sakit dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional

rumah sakit sendiri. Selain penyediaan sarana kesehatan, Kabupaten Wonosobo juga

mengalokasikan anggaran Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) untuk membantu biaya

perawatan masyarakat miskin non kuota JAMKESMAS.

Kesehatan sebagai investasi akan menghasilkan penduduk yang sehat dan produktif

sebagai SDM pembangunan yang berkelanjutan serta memiliki daya saing global. Oleh

karena itu, pembangunan kesehatan menjadi prioritas pembangunan daerah seperti yang

tercantum dalam RPJMD 2010- 2015 dengan sasaran utama yaitu (1) Peningkatan kualitas

dan akses pelayanan kesehatan masyarakat; (2) Perbaikan gizi mayarakat (3) Pencegahan

dan penanggulangan penyakit (4) Penyehatan lingkungan (5) Pelaksanaan program

kesehatan preventif terpadu yang meliputi peningkatan desa siaga aktif dan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) (6) Pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan dan (7)

Pemerataan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Kesehatan.

Pembangunan

urusan

kesehatan

terus

menunjukkan

perbaikan

yang

cukup

menggembirakan, namun masih dihadapkan pada beberapa permasalahan diantaranya

belum optimalnya kemandirian masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat,

belum optimalnya kualitas layanan kesehatan ibu dan bayi, masih terbatasnya tenaga

medis dan paramedis dan belum meratanya pelayanan kesehatan yang berkualitas, serta

masih tingginya kejadian penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria dan TBC. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka pembangunan urusan kesehatan berdasarkan RKPD tahun

2012 diarahkan untuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan

peningkatan desa siaga aktif, pencegahan dan penanggulangan penyakit, perbaikan gizi

masyarakat serta meningkatkan peran tenaga kesehatan untuk meningkatkan keberdayaan

sarana kesehatan dasar terutama di daerah pedesaan.

a.

PROGRAM DAN KEGIATAN

Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan tersebut pada tahun 2012 telah

dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya

(2)

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Melalui Anggaran Belanja dan

Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 telah dialokasikan anggaran

sebesar Rp 105.733.833.288,- atau sebesar 9,54% dari total APBD Tahun 2012 yang

berjumlah

Rp

.

1.107.938.250.383,-.

Dari

alokasi

tersebut

terealisasi

sebesar

Rp

.

97.791.056.483 atau sebesar 92,48 %. Anggaran tersebut digunakan untuk

melaksanakan 13 program dan 122 kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan,

RSUD Setjonegoro dan SETDA (Bagian Kessejahteraan Rakyat). Adapun rincian dan

realisasi anggaran untuk urusan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.B.2.1

Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kesehatan Tahun 2011

No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

A Belanja Langsung 55.694.058.058 53.664.011.832

1 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 27.429.438.900 26.311.036.822

2 Program obat dan perbekalan kesehatan 15.800.185.280 15.729.501.919

3 Program Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan masyarakat

185.000.000 173.269.500

4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 115.000.000 114.720.942

5 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 50.000.000 49.435.500

6 Program Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Menular

325.000.000 306.233.500

7 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4.156.787.000 3.980.305.138

8 Program peningkatan sarana dan prasarana

aparatur

1.460.648.300 1.096.828.686

9 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 63.356.800 51.326.048

10 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

136.100.000 130.552.000

11 Program Pengadaan, peningkatan sarana

prasarana rumah sakit

244.746.628 168.500.198

12 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan

Kesehatan

339.500.000 307.695.585

13 Program Pengadaan, Peningkatan dan

perbaikan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan rujukan

5.388.295.150 5.244.842.350

B Belanja Tidak Langsung 50.039.775.230 44.126.833.795

1 Belanja Pegawai 47.984.275.230 42.286.441.816

Gaji dan Tunjangan 45.011.846.000 39.871.410.410

Tambahan Penghasilan 2.584.600.000 2.220.526.000

Insentif Pajak/Retribusi Daerah 387.829.230 194.505.406

2 Belanja Hibah dan Bantuan Sosial 2.000.000.000 1.785.479.979

3 Belanja Tak Terduga 55.500.000 54.912.000

Jumlah Total 105.733.833.288 97.731.056.493

(3)

b.

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan

kualitas pelayanan kesehatan melalui pelayanan kesehatan bagi masyarakat ditingkat

dasar (Puskesmas, Pustu dan PKD) maupun rujukan (Rumah Sakit). Dalam rangka

peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan dasar Dinas Kesehatan Tahun 2012

sudah membangun 10 PKD dan 3 Puskesmas dan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan sertifikasi ISO 9001-2008 di Puskesmas Kaliwiro

sebagai percontohan sistem manajemen mutu puskesmas lain di Kabupaten Wonosobo.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan, RSUD Setjonegoro telah

melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan dari tahun ke tahun selalu mengalami

peningkatan. Pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Wonosobo berupaya untuk

memenuhi kecukupan obat dan berbekalan kesehatan sesuai dengan standar. Adapun

kegiatan yang telah dilakukan yaitu pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan

kesehatan melalui pengadaan obat generik esensial dan perbekalan kesehatan baik

untuk rumah sakit maupun puskesmas, pustu dan PKD.

Untuk menjaga kualitas obat yang diberikan kepada masyarakat telah dilakukan

kegiatan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan, pelatihan manajemen

kefarmasian, pengadaan sarana pendukung instalasi farmasi, pembinaan pemantauan

dan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di sarana kesehatan dasar. Peningkatan

keamanan sediaan farmasi swasta di Kabupaten Wonosobo juga sangat penting untuk

melindungi kesehatan masyarakat sehingga Dinas Kesehatan melaksanakan kegiatan

Pembinaan dan Pengawasan farmasi swasta.

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kesehatan sangat penting terkait dengan

penyampaian informasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, penyakit,

pencegahan dan pengobatannya guna meningkatkan kemandirian masyarakat untuk

hidup sehat. Program ini terus diupayakan melalui kegiatan Pengembangan dan

peningkatan desa siaga aktif, pembinaan pos kesehatan pondok pesantren, peningkatan

strata posyandu, kampanye PHBS dan pengembangan media promosi kesehatan serta

penyuluhan terpadu.

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Program ini bertujuan untuk menangani permasalahan gizi masyarakat. Melalui program

ini telah dilaksanakan berbagai kegiatan diantaranya Pencegahan dan penanggulangan

GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium), upaya ini terus dilakukan mengingat

kasus GAKY masih sering terjadi di Wonosobo dan jika tidak ditangani secara intensif

dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental dan kecerdasan masyarakat (2)

Pencegahan dan penanggulangan KEP yang diutamakan untuk meningkatkan status gizi

ibu hamil dan balita yang dilaksanakan melalui penimbangan dan pemberian PMT di

posyandu serta pelacakan dan perawatan kasus gizi buruk di masyarakat (3) untuk

(4)

menurunkan kasus anemia pada remaja putri dan ibu hamil dilaksanakan pemberian

tablet Fe (4) Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A dilaksanakan

dengan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas. Mengingat

pentingnya ASI eksklusif untuk peningkatan status gizi dan kekebalan tubuh bayi

dilaksanakan kegiatan peningkatan ASI eksklusif di masyarakat.

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Dalam rangka pencegahan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan seperti diare,

malaria, demam berdarah, TBC serta pencegahan penyakit degeneratif karena makanan

yang mengandung bahan berbahaya dilaksanakan program pengembangan lingkungan

sehat dengan kegiatan advokasi penyediaan air minum berkualitas, advokasi dan

kampanye stop BABS, dukungan Program Percepatan Sanitasi Perkotaan (PPSP) bidang

kesehatan. Kegiatan pengawasan dan pembinaan keamanan dan bahan berbahaya

industri Rumah Tangga Pangan (IRT-P) dan sosialisasi, pemeriksaan dan pengamanan

jajan anak sekolah dan operasi pasar dilaksanakan untuk Meningkatkan keamanan

pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat Wonosobo.

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Program ini bertujuan untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit

baik penyakit menular maupun penyakit degeneratif. Berbagai kegiatan telah

dilaksanakan diantaranya melalui kegiatan pelayanan imunisasi bagi bayi, balita, anak

sekolah dan ibu untuk menekan angka kesakitan adan kematian akibat penyakit PD3I

yang meliputi TBC, Hepatitis, campak, polio, Dipteri, pertusis dan tetanus. Kegiatan

penangulangan TBC dilaksanakan untuk mencegah penularan TBC di masyarakat

dengan penemuan kasus TBC sedini mungkin untuk dilakukan pengobatan dengan

strategi DOTS

(Direct Observed Treatment Short-Course Chemotherapy) sehingga

tidak terjadi penularan ke orang lain

. Pencegahan dan penanggulangan penyakit

Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS dilaksanakan dengan peningkatan

pengetahuan tentang HIV/AIDS serta pelacakan penderita untuk dilakukan pembinaan

sehingga perilaku berbahaya dapat dihindari. Selain itu dilaksanakan kegiatan

penemuan dan tata laksana kusta di masyarakat, pencegahan dan penanggulangan

penyakit diare dan ISPA, pencegahan dan penananggulangan penyakit malaria, DBD,

cikungunya, flu burung dan filariasis serta penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Penyakit dan polio.

Untuk mencegah penyakit degeneratif sudah dilaksanakan kegiatan surveilans dalam

rangka pengendalian penyakit tidak menular dengan pembentukan Pos Pembinaan

Terpadu (POSBINDU) di 10 desa.

Program administrasi perkantoran

Tujuan program ini adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan

pembangunan urusan Kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Dinas Kesehatan dan

RSUD Setjonegoro sudah melaksanakan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat,

penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi

keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan,

penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan, penyediaan peralatan

dan perlengkapan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat koordinasi dan konsultasi keluar

(5)

daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyelesaian pekerjaan

kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintah.

Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Program ini meliputi kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan

rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kantor,

pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas, pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.

Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Program ini dilaksanakan untuk meningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas

kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan formal yang dilaksanakan oleh RSUD

Setjonegoro.

Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan prasarana Rumah sakit

Program ini difokuskan pada pemenuhan sarana prasarana pelayanan rujukan kepada

masyarakat. Tahun 2012 RSUD Setjonegoro sudah membangun Gedung Pelayanan

Terpadu (IGD) dan peralatan kesehatan penunjang yang sesuai standart sehingga

diharapkan mampu meningkatkan keselamatan pasien.

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Masalah kesehatan tidak bisa diselesaikan oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya saja

tetapi perlu melibatkan peran stakeholder lain. Keterlibatan Disdikpora dalam upaya

untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak sekolah dilakukan melalui

peningkatan peran UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Pencegahan penyakit AIDS

dilakukan bekerja sama dengan KP AIDS (Komisi penanggulangan AIDS) Kabupaten,

Penanganan terhadap Lansia dengan melibatkan Komda Lansia Kabupaten Wonosobo.

Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan

Rujukan

Sarana dan prasarana kesehatan rujukan utamanya di RSUD Setjonegoro terus

ditingkatkan melalui pengadaan alat-alat kesehatan,

terutama pemenuhan peralatan

untuk mendukung program MDG’s yaitu peralatan PONEK, IGD, ICU/ICCU dan Tempat

Tidur kelasa III untuk pelayanan bagi masyarakat kurang mampu.

c.

CAPAIAN KINERJA URUSAN KESEHATAN

Capaian Kinerja urusan kesehatan dapat dilihat pada beberapa indikator kinerja

kesehatan yang tersaji pada tabel berikut :

(6)

Tabel IV.B.2.2

Capaian Kinerja Urusan Kesehatan

Berdasarkan IKK Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD)

No. Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD

Capaian Kinerja

2011 2012

1 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

(Jumlah komplikasi kebidanan yg mendapat penanganan definitif di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu)/

(jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yg sama) x 100 %

100% 3.021

--- x 100% 2.814

= 107,36%

2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (Jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu)/

(Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah Kerja dalam kurun waktu yg sama) x 100 %

98,13% 13.913

--- x 100% 14.071

= 98,88%

3 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child

Immunization (UCI)

(Jumlah Desa / Kelurahan UCI) / (Jumlah Seluruh Desa / Kelurahan) x 100 %

96,23% 262

--- x 100% 265

= 98,87%

4 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

(Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu) / (Jumlah seluruh balita gizi buruk buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama) x 100%

100% 19

---- x 100% 19

= 100%

5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit TBC BTA positif (Jumlah penderita TBC BTA positif yang ditemukan)/(Jumlah penderita TBC BTA positif yang ditangani)

100% 336

---- x 100% 336

= 100%

6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit DBD

(Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai SOP di satu wilayah Kerja selama 1 thn)/ (Jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu wilayah dalam Kurun waktu yang sama) x 100 %

100% 24

--- x 100% 24

= 100%

7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin

(Jumlah kunjungan pasien maskin di sarana kesehatan Strata 1)/

(Jumlah seluruh maskin di Kab/Kota) x 100 %

31,63% 34.516

--- x 100% 321.935

= 10,72%

8 Cakupan kunjungan bayi

(Jumlah kunjungan bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar di satu

100,92% 13.248

--- x 100% 13.947

(7)

No. Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD

Capaian Kinerja

2011 2012

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu)/ (Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pd kurun waktu yang sama) x 100 %

= 94,99%

Sumber : Dinas Kesehatan

Tabel IV.B.2.3

Capaian kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2012 berdasarkan Indikator Kinerja RPJMD 2010-2015

No. Indikator Satuan 2011 2012

1 Angka Kematian Bayi per mil kelahiran hidup 13,23 12,98

2 Angka Kematian Ibu per seratus ribu kelahiran

hidup 112,72 129,07

3 Angka Harapan Hidup Tahun 70,23 70,48*

4 Prevalensi Gizi Kurang % 6,90 2,35

Sumber : BPS dan Dinas Kesehatan

Pembangunan urusan kesehatan pada tahun 2012 terus menunjukkan perbaikan. Hal ini

terlihat dari beberapa indikator seperti menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

12,98 (per mil kelahiran hidup), meningkatnya Angka harapan hidup menjadi 70,48 tahun,

menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi 2,35%. Namun pembangunan urusan

kesehatan di Kabupaten wonosobo masih dihadapkan pada permasalahan tinginya angka

kematian ibu yaitu 129,07 per 100.000 kelahiran hidup. Permasalahan tingginya Angka

Kematian Ibu di Kabupaten wonosobo selain permasalahan medis juga sangat

dipengaruhi faktor sosial masyarakat seperti kehamilan tidak diinginkan (30%) dan

tingkat pendidikan ibu dan keluarga yang masih rendah. Dari 18 kematian ibu di

Kabupaten Wonosobo 14 diantaranya tingkat pendidikan ibu masih lulusan SD sehingga

ibu dan keluarga sulit menerima informasi bahaya resiko tinggi kehamilan yang

disampaikan oleh tenaga kesehatan maupun kader kesehatan.

Dalam hal pelayanan kepada ibu dan bayi, capaian pembangunan kesehatan terus

mengalami peningkatan hal ini terlihat dari cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

meningkat menjadi 107,36%, cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan meningkat menjadi 98,88%, Selanjutnya cakupan desa/kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) meningkat menjadi 98,87%, cakupan balita gizi buruk mendapat

perawatan 100%.

Keberhasilan program pengendalian penyakit menular dapat dilihat dari indikator

cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dan penyakit TBC BTA

100% .

(8)

d.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Beberapa permasalahan dalam urusan kesehatan antara lain :

1.

Pengetahuan ibu dan keluarga tentang resiko tinggi kehamilan masih terbatas

sehingga kemauan untuk berkontak/memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan

(bidan) dan menggunakan fasilitas kesehatan untuk melahirkan masih kurang.

2.

Kesadaran sebagian masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) masih kurang.

3.

Belum adanya standarisasi pelayanan kesehatan di Puskesmas.

4.

Rendahnya kualitas pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)

Beberapa solusi pemecahan yang dapat dilakukan diantaranya:

1.

Revitalisasi Posyandu dan peran kader, partisipasi keluarga, tokoh masyarakat dan

peran aktif tenaga puskesmas dan bidan desa terus ditingkatkan dalam peningkatan

pengetahuan ibu dan keluarga tentang bahaya resiko tinggi kehamilan.

2.

Peningkatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terkait perilaku hidup bersih

dan sehat.

3.

Standarisasi pelayanan kesehatan melalui akreditasi Puskesmas.

4.

Revitalisasi PKD sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan dan

pelayanan kesehatan dasar guna lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat

serta untuk meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan.

Gambar

Tabel IV.B.2.1
Tabel IV.B.2.2
Tabel IV.B.2.3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Kinerja guru mapel Sejarah di MAN 1 maupun MAN 4 Kota Pekanbaru secara umum sering mengaitkan materi pelajaran Sejarah dengan situasi kehidupan siswa sehari-hari atau

Hal ini menandakan bahwa penambahan ekstrak meniran dan bawang putih mampu merangsang nafsu makan sehingga pem- berian ekstrak meniran pada perlakuan pencegahan

Info Box berfungsi untuk menampilkan elemen-elemen peng- gambaran yang sedang terpilih pada ToolBox maupun untuk memilih metode konstruksi (penggambaran), pengubahan metode geometri,

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 311 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

Pelajar Tempat Pusat Pembelajaran UTMSPACE Pulau Pinang.. Pejabat Am, Aras 3, Lot 32, D'Piazza

Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pemasaran yang berupa variabel-variabel karakteristik pimpinan, orientasi pasar, dan orientasi pembelajaran

tidak ada maka dihitung jumlah sisik pada garis dimana biasa garis rusuk berada. 1enghitungan berakhir pada permulaan pangkal ekor, atau pada ruas tulang  belakang bagian

angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera