STRATEGI OPERASIONAL
ADVOKASI DAN KIE
1. Berkat usaha keras Pemerintah, bersama-sama bersama dengan LSM, Org. Prof, Toma/Toga/Todat serta komponen masy. Lainnya berhasil mengajak PUS menjadi Peserta KB;
2. Indonesia mendapat penghargaan tertinggi bidang
kependudukan (Population Award – PBB, 8 Juli 1987), Negara Center of Exellence bersama Thailand, Meksiko dan Tunisia (UNFPA, 1994), karena berhasil dalam penyelenggaraan KIE dan community partisipation prog kpddk dan KB;
3. Indonesia tempat belajar 97 negara maju dan berkembang dan 4.100 peserta dari benua Asia, Afrika, Amerika dan Eropa ; dan menjadi tenaga konsultan di negara-negara Asia dan Afrika; 4. LPP telah berhasil ditekan dari 1,98% (1980-1990) menjadi
1,49% (1990-2000), tapi krn jumlah penduduk yang besar msh bertambah sekitar 3,2 jt jiwa per tahun, atau sama dengan jlh pddk negara Singapura ;
1. Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata anak yang dimiliki WUS sudah turun dari 2,78 per WUS menjadi 2,6 per WUS (1997), namun untuk PUS yang berpendidikan dan status ekonomi rendah masih disekitar 3 atau lebih;
2. Proyeksi BAPPENAS pada tahun 2005 bahwa jumlah pddk Indonesia pada tahun 2015 menjadi 273 jt, dan pada tahun 2050 (opulation Reference Bureau – PRB, Amerika Serikat), namun angka itu mungkin akan lebih meningkat lagi bila intensitas dan frekuensi pengelolaan program KB menurun; tetapi Indonesia akan tetap berada pada urutan keempat setelah India, Cina dan AS, dan yang berubah posisi adalah India menjadi 1,6 m di urutan pertama dan Cina menjadi 1,4 m di urutan kedua;
3. Pengendalian kelahuran melalui program KB memiliki implikasi luas terhdp sektor pemb angunan lainnya
(pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, perumahan) bahkan
subsidi BBM . Konstentrasi terhadap penanganan prog KB akan meringankan persoalan bangsa di kemudian hari;
1. Ekonomi Senior “Widjoyo Nitisastro” pada HUT IPADI,
mengemukakan bhw perhatian terhadap pengangguran dan kemiskinan harus dirubah ke arah penanganan LPP,
urbanisasi, dan pertumbuhan angkatan kerja, supaya predikat Indonesia tempat belajar banyak negara akan dapat
dipertahankan;
2. Tiga skenario proyeksi kependudukan Indonesia pada tahun 2015:
Pertama: bila CPR meningkat 1% per tahun, menjadi 238,7 jt; Kedua : bila CPR tetap/konstan per tahun, menjadi 255,5 jt; ketiga : bila CPR turun 0,5% per tahun, menjadi 264,4 jt;
bila yang kedua dan ketiga terjadi maka akan menjadi 260 jt, akan mengalami kesulitan lagi karena harsu mengurus
penduduk miskin (17,75% = 37,75 jt pada tahun 2006, BPS) yang akan semakin bertambah jumlahnya karena tidak dapat memutus “rantai kemiskinan”, karena kelompok miskin ini rendah partisipasi ber KB nya dan akan melahirkan generasi yang miskin lagi;
1. United Nation Development Programs (UNDP), melaporkan bahwa IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau HDI (Human Development Index) Indonesia berada pada urutan 111dari 182 negara yang di survey dan urutan 6 di 10 negara di ASEAN;
2. Pemecahan pengendalian kelahiran melalui program KB
merupakan masalah pokok kependudukan; pertumb ekonomi tdk akan berjalan tanpa SDM yang memadai dan pemb SDM tdk akan tercapai tanpa pertumb ekonomi. Pertum ekonomi dan pemb SDM sulit terlaksana tanpa pengendalian jumlah pddk; maka KB memegang peranan penting dalam pembangunan kesejahteraan bangsa dan negara kita kedepan;
3. Dengan program KB kita dapat mencapai “bonus demografi”, dimana tingkat ketergantungan mengecil krn pddk usia
produktif relatif lebih besar dari pddk yang merupakan beban (usia muda dan tua), inilah kesempatan emas yang amat
0.00 25.00 50.00 75.00 100.00 125.00 150.00 175.00 200.00 225.00 1600 1700 1800 1900 2000 205.8 18.3 14.2 10.8 40.2
P E R K E MB A N G AN P E N DU DU K IN DO N E S IA
1 6 0 0 – 2 0 0 0
5 x lipat 2 x lipat0.00 25.00 50.00 75.00 100.00 125.00 150.00 175.00 200.00 225.00 1600 1700 1800 1900 2000 205 JT 18.3 14.2 10.8 40.2 250.00 275.00 300.00 285 JUTA KELAHIRAN TERCEGAH 80 JUTA P E R K E MB AN G AN P E N DUDUK IN DO N E S IA (J U T A) KELAHIRAN TERCEGAH 100 JUTA 330 JUTA 230 JT 2009
0.00 25.00 50.00 75.00 100.00 125.00 150.00 175.00 200.00 225.00
Sumber: Hasil Sensus & Supas, BPS
PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA 1950 - 2005 250.00 1950 1961 1971 1980 1990 2000 2005 2010 2015 PROYEKSI 248 234 219 206 180 148 119 97 77
PENDUDUK LIPAT DUA DALAM 30 – 40 TAHUN
PDDK LIPAT DUA DLM:
70
BILA LPP STAGNAN PADA 1,3%
PENDUDUK LIPAT DUA SETIAP 50 TAHUN
0 500 3000 2500 2000 1500 1000 470 940 1880 2010 2060 2110 2160 3760 2210 235 JUTA T A H U N P E N D U D U K
PEMBANGUNAN
SDM
SEBAGAI PRASYARAT
KEMAJUAN SUATU BANGSA
KUALITAS
SDM
(
80%?
)
KEKAYAAN
SDA
(
20%?
)
PELAYANAN SOSIAL DASAR: •Pendidikan •Kesehatan•
KB
KUALITAS SDM DAN KEMAJUAN
BANGSA
KEMAJUAN BANGSA DI
MASA DEPAN DITENTUKAN OLEH KUALITAS SDM, DAN BUKAN OLEH
MELIMPAHNYA SDA
KB
MEMPUNYAI PERAN PENTING DALAM PEMB.
5 th Pe rtum buha n o ta k
Investasi terlambat, hasil tidak optimal
Investasi tepat waktu
umur 2 th 80% lahir 100% “loss generation” Ascobatg/2000
GRAFIK PERTUMBUHAN OTAK ANAK SAMPAI USIA 5 TH
Sumber:
KESEHATAN PENDIDIKAN EKONOMI MMR IMR GIZI ANAK KECERDASAN PARTISIPASI SKLH PEDKN LEBIH TINGGI
PUBLIC SAVING PRIVATE SAVING
MUTU TENAGA KERJA
KB
PERAN KB DALAM PENINGKATAN IPM
Indonesia:
Penduduk besar Ranking 4
IPM rendah Ranking 111
(dari 182 negara)
BESAR +
BERKUALITAS
MODAL PEMBANGUNAN
BESAR +
TIDAK BERKUALITAS
BEBAN PEMBANGUNAN
Peringkat 10 Negara ASEAN
Berdasarkan HDI, Tahun 2009
NEGARA ASEAN DUNIA (182)
Singapura 1 23 Brunai Darussalam 2 30 Malaysia 3 66 Thailand 4 87 Filipina 5 105 Indonesia 6 111 Vietnam 7 116 Laos 8 133 Kamboja 9 137 Myanmar 10 138
KB
MEMPUNYAI PERAN PENTING
DALAM PENINGKATAN KUALITAS
SDM
MEMUTUS “LINGKARAN SETAN”
KEMISKINAN (POVERTY TRAP)
PERSENTASE PESERTA KB
0 10 20 30 40 50 60 70 80 1970 1980 1987 1997 2002 2007 26 % 5 % (?) 48 % 57 % 60 % 61 %PESERTA KB (CPR /ALL METHODS)
MENURUT PROVINSI, HASIL SDKI 2007
DIBAWAH RATA2 NASIONAL DIATAS RATA2 NASIONAL
Rata2 Nasional = 61,3 33.937.2 39.142.2 45.447.9 49.450.7 53.454.2 54.956.7 57.257.6 59.359.9 60.1 60.261.1 62.763.6 63.764.4 64.865.1 66.166.5 66.967.8 69.269.4 7173.9 MALUKUPAPUA PABARNTT SULBARNAD MALUT SULTRASULSEL SUMUTNTB RIAU BANTENKEPRI KALTIM SUMBARDKI GRTL JABAR KALBAR SULTENGJATENG KALSEL SUMSELJAMBI JATIM KALTENGDIY BABEL SULUTBALI LAMPUNGBENGKU… 61,3
KEINGINAN BER-KB TAK TERPENUHI
“UNMET NEED”
0 2.5 15.0 12.5 10.0 7.5 5.0 12.7 % 10.6 % 9.2 % 8.6 % 1991 1994 1997 2002/03SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA
9.1 %
DIATAS RATA2 NASIONAL RATA2 NASIONAL
DIBAWAH RATA2 NASIONAL
PERSEBARAN UNMET NEED
PERSEBARAN UNMET NEED
MENURUT PROVINSI, HASIL SDKI 2007
MENURUT PROVINSI, HASIL SDKI 2007
Rata2 Nasional = 9,1 RPJMN = 6,0
0 1 2 3 4 5 6 7 1971 1980 1987 1990 1994 1997 2002 2007 5.61 2.60 4.68 2.86 2.78 3.39 3.02 2.60
PERSEBARAN TFR
MENURUT PROVINSI, HASIL SDKI 2007
DIATAS RATA2 NASIONAL RATA2 NASIONAL
DIBAWAH RATA2 NASIONAL
Rata2 Nasional = 2,6 RPJMN = 2,2 1.82.1 2.1 2.12.3 2.42.5 2.5 2.7 2.7 2.7 2.72.8 2.8 2.8 2.8 2.82.9 3.03.1 3.13.2 3.3 3.33.4 3.43.5 3.83.9 4.2 2.6 2.6 2.6 0 2 4 DIYDKI JATIMBALI JATENG BNGKLUBABEL LAMPUN GORTALJABAR KALSEL BANTENRIAU KALTIM SUMSELSULSEL NTB KALBARJAMBI SULUT PAPUA KALTENNAD KEPRI MALUT SULTRA SULTENGPAPBAR SUMBARSULBAR SUMUT MALUKUNTT 2,6
ANGKA PERTUMBUHAN PENDUDUK
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2005-2010 2.32 % 1.98 % 1.47 % 1.30 % (?)POPULATION PYRAMIDS INDONESIA
118 juta
118 juta
220 juta
220 juta
POTENSIAL BABY BOOM
DEMOGRAPHIC BONUS
Suatu fenomena dimana
struktur penduduk
sangat
menguntungkan dari sisi pembangunan oleh karena jumlah
penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) sangat besar
jumlahnya
proporsi penduduk usia muda
sudah semakin kecil, sedangkan proporsi
yang berusia lanjut belum begitu besar
• ANGKA BEBAN KETERGANTUNGAN
(DEPENDENCY RATIO) RENDAH
BONUS DEMOGRAFI
Dikaitkan dengan munculnya suatu
kesempatan, the
window of opportunity
yang dapat dimanfaatkan untuk menaikkan
kesejahteraan masyarakat
THE WINDOW OF OPPORTUNITY
(JENDELA PELUANG)
The
window of opportunity
terjadi tahun
2020-2030 dimana dependency ratio
mencapai titik terendah, yaitu 44 per 100;
Meningkat lagi sesudah 2030 karena
meningkatnya proporsi penduduk lansia;
Hanya terjadi
satu kali
dalam sejarah suatu
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1950 1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 Persentase
Tahun
Bonus Demografi dan Jendela Peluang
Muda
Lansia
Angka
Ketergantungan
Jendela peluang
BONUS DEMOGRAFI LANDASAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Suplai tenaga kerja yang besar
meningkatkan pendapatan per kapita
apabila
tersedia lapangan kerja produktif;;
Jumlah anak sedikit
memungkinkan
perempuan memasuki pasar kerja, membantu
peningkatan pendapatan;
Tabungan masyarakat
yang besar dan
MASALAH YANG PERLU DIATASI
Unmet Need tinggi;
KB tradisional tinggi;
Non-MKJP tinggi dengan angka kelangsungan
rendah;
PUS tua dengan paritas tinggi;
Banyak daerah miskin dengan CPR rendah;
Banyak daerah galciltas dengan CPR rendah;
Usia Kawin Pertama (UKP) rendah;
Dan lain-lain;
STRATEGI ADVOKASI DAN KIE
Strategi Advokasi
dan KIE
BAGAN DESIGN STRATEGI ADVOKASI DAN
KIE
PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB
PENDEKATAN SASARAN Advokasi KIE Social Mobilization BCC Pembuat Kebijakan Publik Masyarakat Toma Toga Org Profesi Swasta Provider PUS KEGIATAN Lobby Audiensi Sosialisasi Melalui media Road show Sarasehan Capacity building Komunikasi Interpersonal Konseling Kebijakan Publik Mendukung Partisipasi Masyarakat meningkat Dukungan Moral dan operasiona meningkat PA/PB Mening kat LPP dan TFR turun PUS menjadi Peserta KB
TUJUAN OUTPUT DAMPAK PROGRAM
1. Tingkat pengetahuan masy thdp alokon sudah mencapai 95% ,
menggunakan 60,3% , alokon modern 56,7%, jalur swasta 63% dengan membayar sendiri, sisanya disubsidi pemerintah.
3. Unmet need 8,6% karena alasan ingin punya anak.
5. TFR 2,6 anak per ibu, namun dikhawatirkan meningkat (keluarga ingin rata-rata 2,9 anak dan remaja jika menikah ingin 3,1 anak).
7. Kebanyakan menggunakan metode jangka pendek dan metode jangka panjang makin berkurang.
9. Jumlah penduduk sekitar 220 juta dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,49% per tahun, sehingga pertambahan penduduk sekitar 3 sampai 4 juta setiap tahun.
1. Kel miskin memiliki TFR > 3, anak banyak, rendah penggunaan Alokon 3. Rendahnya jumlah keluarga yg mengikuti keg klp BKB/ BKR/ BKL (15%). 5. Pem sdh menyediakan alokon khusus utk kel miskin (30% dari PUS).
7. BKKBN data primer ttg kel termasuk Kel Pra S dan KS I
9. Aksi konkret dr Gub, Bupati/Walikota dan DPRD perlu ditingkatkan krn kurang memahami kaitan antara KB dan keberhasilan pembangunan. 11. Msh ada sbgn Politisi dan pimpinan daerah yg msh pro-natalis sehingga
blm menilai pentingnya prog KB.
13. Sbgn public figure cenderung memp anak banyak, padahal mereka menjadi contoh bg masy.
1. Kelembagaan KB di Kab/Kota bervariasi dan lemah. 3. MEKOP prog KB tdk berjalan di sbgn besar wilayah. 5. Mobilitas pelayanan provider perlu ditingkatkan.
7. Motivasi utk menjadi kader dan upaya penguatan/dukungan menurun; 9. Isu KB tdk popular dibandingkan isu lain (politik, criminal, ekonomi, dsb). 11. PPM Peserta KB Baru (PB) tdk tercapai.
13. Pelayanan dan alokon gratis bg kel miskin masih bayar/membeli alokon. 15. Alokon gratis utk kel miskin, sbgn kel mampu yg mendapatkannya gratis.
1. Komitmen Pres, DPR, Gub dan DPR/DPRD sangat tinggi terhdp prog. 3. Komitmen Bupati/Walikota dan DPRD Kab/Kota bervariasi.
5. Duk moral dr sbgn toga dan toma tinggi. Hanya ada bbrp tokoh dan public figure yg msh pro-natalis.
7. Satus kelembagaan KB di sbgn besar Kab/Kota bervariasi, yg lainnya bahkan blm terbentuk.
9. Jumlah Penyuluh KB berkurang krn banyak beralih fungsi, sehingga cakupan wilayah kerja terlampau luas. Idealnya seorang Penyuluh KB memiliki wilayah kerja satu sampai dua desa/kelurahan.
1. Pelaks forum kom dan keg pemb terutama thdp klpk KB/IMP di lini lap kurang berjalan, sehingga pembi peserta KB kurang efektif.
3. Mobilitas pelayanan provider perlu ditingkatkan.
5. Keg pel KB di RS, klinik dan pkm menurun, frekuensi dan intensitasnya. 7. Potensi Kader di lini lap tinggi namun frek dan intensitasnya menurun. 9. Banyak muncul isu yg menarik, sehingga isu KB kurang mendpt
perhatian.
11. Kompetisi antar media makin meningkat, sehingga mereka berpacu pada peningkatan pada kualitas informasi.
Dalam menyelenggarakan setiap kegiatan advokasi dan KIE, hendaknya
memperhatikan kuadran Total Fertility Rate (TFR) dan Jumlah Anak Ideal UAI) yang diinginkan. Bagi daerah yang TFR dan JAI-nya masih di atas rata-rata nasional, maka fokus kegiatan advokasi dan KIE lebih diarahkan pada:
1. Peningkatan pemahaman dan penerimaan konsep kel uarga keci I berkual itas. 2. Peningkatan kesertaan PUS menjadi peserta KB.
Bagi daerah TFR-nya di bawah rata-rata nasional, tetapi JAI yang diinginkan di atas rata-rata nasional, maka fokus kegiatan advokasi dan KIE lebih diarahkan pada: 1. Peningkatan pemahaman dan penerimaan konsep kel uarga keci I berkual itas. 2. Pemantapan kesertaan PUS ber-KB.
Bagi daerah yang TFR-nya di atas rata-rata nasional, tetapi JAI yang diinginkan di bawah rata-rata nasional, maka fokus kegiatan advokasi dan KIE lebih diarahkan pada:
1. Pemantapan pemahaman dan penerimaan konsep kel uarga keci I berkual itas. 2. Peningkatan kesertaan PUS menjadi peserta KB.
Bagi daerah yang TFR dan JAI yang diinginkan sudah berada di bawah rata-rata nasional, maka fokus kegiatan advokasi dan KIE lebih diarahkan pada:
1. Pemantapan pemahaman daFl penerimaan konsep keluarga kecil berkualitas. 2. Pemantapan kesertaan PUS ber-KB.
ANALISIS SEDERHANA
DAN PLAN OF ACTION?
57% 2,6 • Babel • Lampung • Bengkulu • Jabar • Bali • Gorontalo • Jateng • Jatim • Jambi • Sumsel • Kalbar • Sulut • Sulteng • DKI Jakarta • DIY • Aceh • Sumut • Sumbar • Riau • Kepri • Banten • NTT • NTB
CPR DAN TFR
SDKI 2007
CPR
TFR
• Kaltim • Sulsel • Sultera • Sulbar • Maluku • Maluku Utara • Papua • Papua Barat CPR tinggi TFR rendah CPR rendah TFR rendah CPR tinggi TFR tinggi CPR rendah TFR tinggi CPR = KONTR. MODERNMASALAH
KEMUNGKINAN
PENYEBAB MASALAH PRIORITAS ACTION PLAN
CPR rendah & TFR tinggi • Demand rendah (Pengetahuan KB terbatas); • Akses pelayanan terbatas;
• Create demand ADV & KIE besar2an; • Perkuat SDP; • Dekatkan pelayanan mobile; UNMET NEED & KB tradisional tinggi
• Takut efek samping; • Akses pelayanan terbatas; • KIE KIP/Konseling; • Perkuat SDP; • Dekatkan pelayanan mobile; • Perhatikan daerah galciltas;
MASALAH
KEMUNGKINAN
PENYEBAB MASALAH PRIORITAS ACTION PLAN
CPR tinggi, tapi TFR juga tinggi
• Peserta KB kebanyakan usia tua dengan paritas tinggi; • Banyak KB tradisional; • Non-MKJP dgn angka kelangsungan rendah; • Segmentasi sasaran arahkan peserta KB ke PUS Mupar; • Konversi ke KB modern
KIP/Konseling dan akses pelayanan; • Pembinaan PA/konversi ke MKJP; CPR rendah, tapi TFR juga rendah
• Ada faktor lain yang
berperan UKP tinggi, aborsi, post partum
infecundability;
• Create demand; • Perkuat jaringan
MASALAH
KEMUNGKINAN
PENYEBAB MASALAH PRIORITAS ACTION PLAN
PPM-PB tercapai, tapi CPR tetap rendah/tidak naik; • Banyak peserta KB
ganti cara (konversi) yg dilaporkan sebagai
Peserta KB Baru
jalan di tempat, poco2;
• Create demand; • Perkuat jaringan pelayanan; • Disiplin pelaporan; CPR naik, tapi TFR juga naik; • Peserta KB kebanyakan usia tua dengan paritas tinggi; • Banyak KB tradisional; • Non-MKJP dengan disiplin/kelangsungan rendah; • Segmentasi sasaran arahkan peserta KB ke PUS Mupar; • Konversi ke KB modern
KIP/Konseling dan akses pelayanan;
• Pembinaan PA/konversi ke MKJP;
MASALAH
KEMUNGKINAN
PENYEBAB MASALAH PRIORITAS ACTION PLAN
CPR turun, tapi TFR juga turun;
Ada faktor lain yang berperan:
• UKP meningkat; • Aborsi meningkat;
• Post partum infecund.;
• Create demand; • Perkuat jaringan pelayanan; CPR turun dan TFR naik;
Program KB mengendor! • Create demand; • Perkuat jaringan
pelayanan;
MASALAH YANG PERLU DIATASI
Unmet Need tinggi;
KB tradisional tinggi;
Non-MKJP tinggi dengan angka kelangsungan
rendah;
PUS tua dengan paritas tinggi;
Banyak daerah miskin dengan CPR rendah;
Banyak daerah galciltas dengan CPR rendah;
Usia Kawin Pertama (UKP) rendah;
Dan lain-lain;
1. Meningkatnya prevalensi peserta KB aktif 1% per tahun. 2. Menurunnya unmet need menjadi 5%.
3. Meningkatnya peserta KB pria menjadi 4,5%.
4. Meningkatnya penggunaan alokon efektif dan efisien. 5. Meningkatnya akses remaja thdp informasi KRR.
6. Semakin aktifnya klpk KB/IMP dlm keg KB di lini lap.
7. Semakin tinggi partisipasi kel miskin dalam keg klpk UPPKS. 8. Menurunnya TFR menjadi 2,1 anak per ibu.
9. Menurunnya Laju LPP menjadi 1,1% per tahun.
10. Meningkatnya rata-rata UKP perempuan menjadi 21 thn.
11. Terkendalinya jumlah pddk menjadi 245 juta jiwa pd thn 2015. 12. Meningkatnya kel dlm keg BKB, BKR, BKL.
a.
a.
Target Khalayak
Target Khalayak
:
:
•
Pembuat kebijakan publik di semua tingkatan mulai dari
pusat samapai dengan lini lapangan;
•
Pembuat opini baik oleh toma, toga, pakar, dsb;
•
LSOM, Org. Profesi, Swasta;
•
Provider;
•
Remaja, PUS, Keluarga.
b. Khalayak Sasaran:
•
Demografi (umur, jenis kelamin, tempat tinggal dll);
•
Psikografi (interest, opini, aktivitas);
•
Media habit (media dan format; frekuensi dan intensitas);
•
Product habit(produk dan jenis; frekuensi dan intensitas);
•
Strategi Pengembangan Pesan (Pesan inti, slogan, penetrasi);
•
Positioning (agar program diingat oleh masy luas).
1. Menurunkan LPP menjadi 1,1% per tahun.
2. Menurunnya TFR menjadi 2,1 per wanita usia subur. 3. Menurunnya Unmet need menjadi 5%.
4. Meningkatnya peserta KB pria menjadi 4,5%.
5. Meningkatnya penggunaan metoda kontrasepsi efektif dan efisien. 6. Meningkatnya rata-rata UKP perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi kel dlm pembinaan tumbuh kembang anak . 8. Meningkatnya jumlah Kel Pra S dan KS I yang berusaha dan ber KB . 9. Meningkatnya jumlah IMP dlm penyelenggaraan pel KB dan KR.
AFEKSI
a.
a.
Above the line media
Above the line media
:
:
•
Televisi;
•
Radio;
•
Surat kabar, Majalah, Tabloid;
•
Situs Berita Kpddk dan KB (BKKBN on line:
www.bkkbn.go.id).
b. Below the line media:
•
Printed Materials (leaflet, booklet, lembar balik, fact sheet,
journal, folder, ucapan selamat dan terima kasih);
•
Electronic Materials (CD Rooms, Kasete Aodio, Kaset Video).
c. Through the line media:
•
Transit media di Halte, Stasiun atau terminal;
•
Mobile Media pada Bus Kota, Bus Antar Kota atau Angk Kota;
•
Neon sign, poster, billboard, spanduk, umbul-umbul;
MEKANISME IMPLEMENTASI ADVOKASI DAN KIE
PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB
TINGKAT RANAH PRIORITAS PUSAT PROVINSI KAB/KOTA KOGNISI AFEKSI KONASI MEDIA PRIORITAS ABOVE THE LINE THROUGH THE LINE BELOW THE LINE THROUGH THE LINE, BELOW THE LINE ABOVE THE LINE, BELOW THE LINE ABOVE THE LINE, THROUGH THE LINE MEDIA
PENDUKUNG KOMUNIKASISALURAN MATERI
• MASSA •KOMUNITAS •KELOMPOK • KOMUNITAS • KELOMPOK •INTER PERSONAL •KONSELING MASSA KONSEP TEKNIS PRAKTIS