• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT (SERAT KAWAT) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON BERTULANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT (SERAT KAWAT) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON BERTULANG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT (SERAT KAWAT) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON

BERTULANG

Mariance Napitupulu1 dan Besman Surbakti2

1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: mariance_napitupulu@yahoo.com

2

Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: besmansurbakti@yahoo.com

ABSTRACT

Rebars is the most expensive material in the construction. Bendrat fiber / wire fiber was selected material because aside from having the material factors - factors principles concrete reinforcing, but also easily obtained. This experiment was done with cylinders (15x30) and reinforced concrete beams (15x25x320 with addition of 2% bendrat/wire fiber in the tensile’s area of reinforced concrete beam. The result of this experiment showed that compressive strength of concrete increase 37.22% when using bendrat / wire fiber. However, a significant increase occurred in tensile strength, that was 74.52%. The test were done to reinforced concrete beams showed decreasing of deflection 35.26% and Increasing flexural capacity 27.97%. Coefficient of comparison between of load test (P) and load theory (Pn) of reinforced concrete beams without bendrat / wire fiber (normal )is 0.9903 and with bendrat / wire fiber is 0.7335. Coefficient of comparison between collapse load testing (P) and the analytical ultimate load (Pu) of reinforced concrete beams without bendrat / wire fiber: coefficient (φ) = 1.6 and with bendrat / wire fiber: coefficient (φ) = 1.15.

Keyword: Bendrat Fiber, Wire Fiber, Reinforced Concrete Beams ABSTRAK

Tulangan besi bisa dikatakan adalah material termahal dalam bangunan. Serat bendrat/kawat adalah material terpilih karena selain mempunyai prinsip penguat beton, juga mudah diperoleh. Penelitian ini menggunakan silinder beton (15x30) dan balok beton bertulang (15x25x320) dengan penambahan serat bendrat sebesar 2% di daerah tarik balok. Pengujian menunjukan kuat tekan beton mengalami peningkatan sebesar 37.22% jika menggunakan serat bendrat/kawat. Namun peningkatan signifikan terlihat pada kuat tarik beton, yaitu sebesar 74.52%. Pengujian balok menunjukan terjadi penurunan lendutan sebesar 35.26%, dan peningkatan kapasitas lentur sebesar 27.97%. Koefisien perbandingan beban pengujian (P) dan beban teori (Pn) balok beton bertulang tanpa serat bendrat/kawat (normal) adalah 0.9903 dan dengan serat bendrat/kawat 0.7335. Koefisien perbandingan beban runtuh pengujian (P) dan beban ultimate secara teori (Pu) balok beton bertulang tanpa serat bendrat/kawat 1.6 dan dengan serat bendrat/kawat 1.15.

(2)

1. PENDAHULUAN

Beton merupakan bahan yang tidak asing lagi di telinga dan telah lama dikenal. Pengetahuan tentang beton pun berkembang dengan menggunakan kombinasi-kombinasi bahan lainnya seperti tulangan besi atau yang pada saat ini dikenal dengan istilah beton bertulang (The Reinforced Concrete).

Beton sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan konstruksi yang mempunyai banyak kebaikan, antara lain:

1. Harganya relatif murah karena dapat menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen Portland.

2. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.

3. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apa pun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan.

4. Kuat tekannya yang tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan dengan baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) dapat dikatakan mampu dibuat untuk struktur berat.

5. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah.

Disamping memiliki kebaikan, beton juga memiliki kelemahan. Kelemahan beton antara lain:

1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak.

2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah, sehingga dilatasi (contraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.

3. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.

4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.

5. Beton bersifat getas (mudah pecah).

Melihat beton yang memiliki banyak kelebihan, maka beton sangat populer dipakai, tetapi nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya (kuat tariknya hanya berkisar 9% - 15%).

Pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat bekerja sama dan mampu membantu

(3)

kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan gaya tarik. (Istiamawan Dipohusodo,1996:1)

Tulangan besi bisa dikatakan adalah material termahal dalam bangunan. Oleh karena semakin mahalnya harga tulangan, dibutuhkan bahan pengganti lain yang lebih murah tetapi juga mampu menopang gaya tarik yang terjadi. Di negara-negara maju seperti Amerika dan Inggris, para peneliti telah berusaha memperbaiki sifat-sifat kurang baik dari beton dengan cara menambahkan serat atau fiber pada adukan beton.

Suhendro (1991), telah menemukan bahan lokal yang mudah didapat di Indonesia juga harganya lebih murah dibandingkan dengan fiber baja berupa potongan kawat bendrat diameter 1 mm, panjang 60 mm (aspek rasio l/d = 60). Hasilnya menunjukan peningkatan kualitas beton yaitu beton menjadi sangat liat atau daktail (ductile), kuat desak, kuat tarik dan ketahanan terhadap kejut juga meningkat.

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan membandingkan kapasitas kuat lentur balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat bendrat pada daerah tarik.

2. Untuk mengetahui besar peningkatan kapasitas regangan balok beton bertulang dengan penambahan serat bendrat pada daerah tarik.

3. Untuk mengetahui dan membandingkan lendutan balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat bendrat pada daerah tarik.

4. Untuk mengetahui dan membandingkan kapasitas kuat tekan dan kuat tarik beton dengan dan tanpa penambahan serat bendrat pada daerah tarik.

5. Untuk mengetahui besar peningkatan kapasitas kuat tekan dan kuat tarik beton dengan dan tanpa penambahan serat bendrat pada daerah tarik.

2. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode observasi yang dilakukan terhadap benda uji beton silinder dan balok beton bertulang dan data sekunder yang digunakan merupakan data pendukung berupa jurnal, literatur, dan beberapa buku referensi.

Metode Pengolahan dan Analisa Data

Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan kinerja beton, khususnya kuat tekan dan kuat tarik belah, pada beton normal dan beton serat bendrat/kawat. Serta akan dilakukan perbandingan kapasitas lentur pada balok beton bertulang normal dan balok beton bertulang

(4)

serat bendrat/kawat. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung tinggi garis netral balok beton bertulang normal dan balok beton bertulang serat bendrat/kawat dengan metode kekuatan batas (ultimit).

2. Membuat benda uji, meliputi langkah berikut: a. Perencanaan campuran beton (Mix Design)

b. Persiapan pembuatan benda uji beton silinder dan balok beton bertulang c. Pengecoran benda uji

d. Perawatan benda uji

3. Menguji benda uji, yang terdiri dari beberapa pengujian sebagai berikut:

a. Pengujian kuat tekan benda uji beton silinder dengan dan tanpa penambahan serat bendrat/kawat.

b. Pengujian kuat tarik belah benda uji beton silinder dengan dan tanpa penambahan serat bendrat/kawat.

c. Pengujian lendutan balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat bendrat/kawat.

d. Pengujian regangan balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat bendrat/kawat.

e. Pengukuran pola retak balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat bendrat/kawat.

Gambar 1 Potongan Memanjang Benda Uji Balok Beton Bertulang

Gambar 2 Penempatan beban, pen pembaca regangan dan dial indikator pada balok beton bertulang dengan dan tanpa serat

(5)

Gambar 3 Beton Silinder tanpa dan dengan serat bendrat/kawat 4. Mengolah data hasil pengujian di laboratorium

5. Menarik kesimpulan

Dalam mempermudah memahami rangkaian penelitian ini dari awal hingga akhir, maka diperlukan suatu bagan yang dapat mendeskripsikan secara struktur proses-proses dalam penelitian ini. Berikut adalah bagan alir percobaan (flowchart) yang akan dilaksanakan pada penelitian ini:

30 cm 15 cm 15 cm

(6)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton Silinder Umur 28 hari Nama Silinder Kuat Tekan (KN) Kuat Tekan Rata-Rata (KN) f’c (MPa) Kuat Tarik (KN) Kuat Tarik Rata-Rata (KN) F’ct (MPa) BN1 540 464.333 19.763 BN2 452 BN3 401 BN4 169 184.333 1.864 BN5 221 BN6 163 BB1 594 571.333 27.119 BB2 508 BB3 612 BB4 234 239 3.253 BB5 234 BB6 249

Dari hasil data Pengujian di atas dapat dilihat bahwa kuat tekan beton silinder dengan serat bendrat/kawat mengalami peningkatan sebesar 37.22% dibandingkan dengan kuat tekan beton silinder tanpa serat bendrat/kawat. Namun peningkatan signifikan terlihat pada kuat tarik, beton silinder dengan serat bendrat/kawat mengalami peningkatan sebesar 74.52% dibandingkan dengan beton silinder tanpa serat bendrat/kawat.

Lendutan Balok Beton Bertulang

Grafik 1 Hubungan Lendutan - Beban Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Bendrat/Kawat

0 22 28.5 38 60 115 203 237 310 389 506 882 1203 0 31 44 64 118 242 314 478 515 738 900 1126 0 26 36 49 79 171 272 315 402 477 669 1019 1084 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 B e b an , P (k g) Lendutan ( x 10-2 mm) Y1 Kiri Y2 Tengah

(7)

Grafik 2 Hubungan Lendutan - Beban Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat

Grafik 3 Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang Dengan/Tanpa Serat Bendrat/Kawat (Teoritis)

Grafik 4 Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang Dengan/Tanpa Serat Bendrat/Kawat (Pengujian) 0 68 11 31 82 179 210 304 365 410 530 770 860915 0 2233 68 98 152 246 309 378 468 515 640 813 908 1050 0 35 21 54 157 316 410 523 775 865918 1170 1245 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 B eb an , P (kg ) Lendutan ( x 10-2 mm) Y1 Kiri Y3 Kanan Y2 Tengah 0.233 0.82 1.4071.994 2.581 9.695 11.973 14.16 16.289 18.381 20.449 22.499 24.538 0.198 0.706 1.2011.702 2.203 2.704 3.206 7.555 9.066 10.623 12.219 13.845 15.49817.173 18.867 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 0 5 10 15 20 25 30 B eb an , P (kg ) Lendutan (mm) Tanpa Serat Bendrat/Kawat Dengan Serat Bendrat/Kawat 0 0.31 0.44 0.64 1.18 2.42 3.14 4.78 5.15 7.75 9 11.26 0 0.03 0.05 0.21 0.54 1.57 2.16 4.1 4.53 7.15 8.65 9.18 11.7 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 0 2 4 6 8 10 12 14 B e b an , P (k g) Lendutan (mm) Tanpa Serat Bendrat/Kawat Dengan Serat Bendrat/Kawat

(8)

Grafik 5 Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian Dan Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Bendrat/Kawat

Grafik 6 Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian Dan Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat

Penurunan lendutan rata-rata yang terjadi dengan ditambahkan serat bendrat/kawat sebesar 2% pada balok beton bertulang adalah 35.26%.

Pengujian Regangan Balok Beton Bertulang

Pengujian regangan dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat yang disebut Strain Meter. Dan dalam pelaksanaannya, pengujian dilakukan pada 3 titik di salah satu sisi balok yang sebelumnya terlebih dahulu ditempatkan 3 pasang pointer seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

0 0.31 0.44 0.64 1.18 2.42 3.14 4.78 5.15 7.75 9 11.26 0.233 0.82 1.407 1.994 2.581 9.695 11.973 14.16 16.289 18.381 20.449 22.499 24.538 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 0 5 10 15 20 25 30 B e b an , P (k g) Lendutan (mm) ΔPengujian ΔTeoritis 0 0.03 0.05 0.21 0.54 1.57 2.16 4.1 4.53 7.15 8.65 9.18 11.7 12.45 0.198 0.706 1.201 1.702 2.203 2.704 3.206 7.555 9.066 10.623 12.219 13.845 15.498 17.173 18.867 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 B e b an , P (k g) Lendutan (mm) ΔPengujian ΔTeoritis

(9)

𝜀𝑐 𝜀𝑐1

𝜀𝑐 𝜀𝑐1

𝜀𝑠 𝜀𝑐3 𝜀𝑐2

Gambar 3 Pengujian Regangan Balok 𝜀 =∆𝑙

𝑙 Dimana:

𝜀 = regangan (‰)

∆𝑙 = pertambahan panjang (mm)

𝑙 = panjang semula penempatan pen (300 mm) Perhitungan nilai regangan serat atas beton, 𝜀𝑐: 𝜀𝑐3 − 𝜀𝑐

187.5 =

𝜀𝑐1 − 𝜀𝑐 62.5 𝜀𝑐 = 1.5𝜀𝑐1 − 0.5𝜀𝑐3

Perhitungan nilai regangan serat atas beton, 𝜀𝑠: 𝜀𝑠 − 𝜀𝑐1 203 − 62.5= 𝜀𝑐3 − 𝜀𝑐1 187.5 − 62.5 𝜀𝑠 − 𝜀𝑐1 140.5 = 𝜀𝑐3 − 𝜀𝑐1 125 𝜀𝑠 = −0.124𝜀𝑐1 + 1.124𝜀𝑐3 Keterangan :

𝜀𝑐 = regangan beton pada sisi tekan terluar 𝜀𝑠 = regangan pada tulangan tarik baja

𝜀𝑐1 = regangan beton pada jarak 62.5 mm dari sisi atas balok 𝜀𝑐2 = regangan beton pada garis tengah penampang balok 𝜀𝑐3 = regangan beton pada jarak 62.5 mm dari sisi bawah balok

(10)

Grafik 7 Hubungan Beban-Regangan Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Bendrat/Kawat

Grafik 8 Hubungan Beban-Regangan Balok Beton Bertulangan Dengan Serat Bendrat/Kawat

Grafik 9 Hubungan Beban-Regangan Beton (εc) Balok Beton Bertulang 0 0.03 0.06 0.07 0.13 0.17 0.18 0.21 0.25 0.27 0.32 0.34 0.38 0.000 0.017 0.040 0.057 0.093 0.103 0.117 0.147 0.173 0.187 0.227 0.237 0.273 0.000 0.057 0.170 0.273 0.317 0.367 0.587 0.727 0.923 1.050 1.293 1.340 1.623 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 B e b an , P (k g) Regangan, ε (‰) Pointer 1 (Atas) Pointer 2(Tengah) Pointer 3 (Bawah) 0.000 0.023 0.040 0.067 0.127 0.157 0.167 0.190 0.217 0.263 0.300 0.327 0.367 0.410 0.460 0.000 0.007 0.017 0.040 0.077 0.090 0.107 0.127 0.143 0.167 0.180 0.207 0.230 0.250 0.270 0.000 0.050 0.127 0.160 0.253 0.317 0.527 0.607 0.827 0.960 1.050 1.257 1.403 1.627 1.680 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 B e b an , P (k g) Regangan, ε (‰) Pointer 1(Atas) Pointer 2(Tengah) Pointer 3(Bawah) 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018 B e b an , P (k g)

εc

Tanpa Serat Bendrat/Kawat Dengan Serat Bendrat/Kawat

(11)

Grafik 10 Hubungan Beban- Regangan Besi (εs )Balok Beton Bertulang Penurunan regangan rata-rata yang terjadi dengan ditambahkan serat bendrat/kawat sebesar 2% pada balok beton bertulang adalah 27.121% untuk regangan beton dan 30.201% untuk regangan besi.

Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang

Balok beton bertulang yang digunakan pada percobaan ini mengalami lentur murni dan lentur tak seragam sekaligus. Daerah tengah balok mengalami lentur murni karena gaya geser adalah nol dan momen lentur adalah konstan. Bagian-bagian balok didekat ujung mengalami lentur tak seragam karena gaya geser ada dan momen lentur bervariasi.

Gambar 4 Diagram Tegangan Lentur Pada Balok Momen Lentur Positif 𝜎 = 𝐸𝑥𝜀

Dimana:

𝜎 : tegangan 𝜀 : regangan

𝐸 : modulus elastisitas bahan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 0.0000000 0.0005000 0.0010000 0.0015000 0.0020000 0.0025000 B e b an , P (k g)

εs

Tanpa Serat Bendrat/Kawat Dengan Serat Bendrat/Kawat

(12)

Gambar 5 Diagram Momen Balok Beton Bertulang

Grafik 11 Hubungan Beban-Tegangan Lentur Ultimate Balok Beton Bertulang Tanpa/Dengan Serat Bendrat/Kawat

Peningkatan kapasitas rata-rata yang terjadi dengan ditambahkan serat bendrat/kawat sebesar 2% pada balok beton bertulang adalah 27.97%.

a. Perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Teori berdasarkan data regangan (Pn) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal):

Koefisien (𝜑) = Ppengujian/Pn Koefisien rata-rata(𝜑) = 𝑃/𝑃𝑛

𝑛 =

12.87374

13 = 0.9903

b. Perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Teori berdasarkan data regangan (Pn) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat:

Koefisien (𝜑) = Ppengujian/Pn Koefisien rata-rata(𝜑) = 𝑃/𝑃𝑛

𝑛 = 11

15 = 0.7335

c. Perbandingan Beban Runtuh Pengujian (P) dan Beban Ultimate Secara Teori (Pu) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Bendrat/Kawat:

Koefisien (𝜑) = P runtuh pengujian/Pu Koefisien rata-rata(𝜑) = 6000 𝑘𝑔 3756 = 1.6 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Be b an , P (k g)

Tegangan Lentur Ultimate, σu (N/mm²)

Tanpa Serat Bendrat/Kawat Dengan Serat Bendrat/Kawat

(13)

d. Perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Ultimate Secara Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat:

Koefisien (𝜑) = P runtuh pengujian/Pu Koefisien rata-rata(𝜑) = 7000

6064 = 1.15

e. Perbandingan Beban Pengujian (P) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat dan Beban Pengujian (P) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal):

Koefisien 𝜑 =𝑃 𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢 ℎ 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡

𝑃 𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢 ℎ 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡

=

7000 𝑘𝑔

6000 𝑘𝑔

=

1.167

f. Perbandingan Beban Secara Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat dan Beban Secara Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal):

Koefisien 𝜑 =𝑃𝑛 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡

𝑃𝑛 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡

=

12070 .83424 𝑘𝑔

8006.045 𝑘𝑔

=

1,508

Pola Retak Balok Beton Bertulang

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh pola retak sebagai berikut:

Gambar 6 Pola Retak Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Bendrat/Kawat Pada Pembebanan 6000 kg

Gambar 7 Pola Retak Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat Pada Pembebanan 7000 kg

Jika dilihat, dari gambar di atas dapat disimpulkan jenis retak yang terjadi adalah retak lentur, karena retak yang terjadi hamper tegak lurus terhadap sumbu balok. Dan dapat disimpulkan bahwa retak terjadi di daerah Momen lentur terbesar.

(14)

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium yang telah dilakukan dengan penambahan serat bendrat/kawat 2% pada beton silinder dan balok beton bertulang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kuat tekan beton dengan serat bendrat/kawat mengalami peningkatan sebesar 37.22% dibandingkan dengan kuat tekan beton tanpa serat bendrat/kawat. Namun peningkatan signifikan terlihat pada kuat tarik. Beton dengan serat bendrat/kawat mengalami peningkatan kuat tarik sebesar 74.52% dibandingkan dengan beton tanpa serat bendrat/kawat.

2. Berdasarkan hasil pengujian, dengan ditambahkan serat bendrat/kawat sebesar 2% pada daerah tarik balok beton bertulang, terjadi peurunan lendutan rata-rata sebesar 35.26%.

3. Penurunan regangan rata-rata yang terjadi dengan ditambahkan serat bendrat/kawat sebesar 2% pada balok beton bertulang adalah 27.121% untuk regangan beton (𝜀𝑐) dan 30.201% untuk regangan besi (𝜀𝑠).

4. Perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Bendrat/Kawat (Normal): Koefisien (𝜑) = 0.9903 dan perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat: Koefisien (𝜑) = 0.7335. Perbandingan Beban Runtuh Pengujian (P) dan Beban Ultimate Secara Teori (Pu) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Bendrat/Kawat: Koefisien (𝜑) = 1.6. Perbandingan Beban Runtuh Pengujian (P) dan Beban Ultimate Secara Teori (Pu) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat: Koefisien (𝜑) = 1.15

5. Perbandingan Beban Pengujian (P) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat dan Beban Pengujian (P) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal): Koefisien 𝜑 = 1,167 dan perbandingan Beban Secara Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Bendrat/Kawat dan Beban Secara Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Serat Bendrat/Kawat (Normal): Koefisien 𝜑 = 1.508.

5. SARAN

Untuk penelitian selanjutnya dapat memperhatikan hal-hal berikut:

(15)

2. Harus sangat diperhatikan proses pengecoran beton karena kualitas beton sangat tergantung terkhususnya selama proses pengerjaan beton.

3. Gunakan alat yang sudah lebih canggih dengan tingkat keakurasian yang tinggi sehingga data yang diperoleh lebih akurat.

4. Pada proses pengujian regangan, diusahakan strain meter tidak mengalamai goncangan (harus dalam keadaan stabil) agar pembacaan dapat lebih akurat. 5. Berdasarkan kesimpulan point 4, perbandingan antara beban pengujian dan beban

secara teori berdasarkan regangan pada balok beton bertulang serat bendrat diperoleh < 1. Ini disebabkan karena pada penelitian ini digunakan pengujian tarik belah pada beton serat dan bukan pengujian tegangan tarik. Dimana seharusnya yang dilakukan adalah pengujian tegangan tarik pada beton serat bendrat.

6. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2002, Standar SK SNI 03-2847-2002 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, LPMB Dep. Pekerjaan Umum RI, Bandung.

Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia.

McCormac, Jack C. 2004. Design of Reinforced Concrete, Fifth Edition. Jakarta: Erlangga. Timoshenko, Stephen P. dan James M. Gere. Mechanics of Material, Fourth Edition. Jakarta:

Erlangga.

Tjokrodimuljo, Kardiyono. 1994. Teknologi Beton. Yogyakarta.

Vis,W.C dan Gidion Kusuma. 1995. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga.

Ariatama, Ananta. 2007. Pengaruh Pemakaian Serat Kawat Berkait Pada Kekuatan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasai Diameter Serat. Tesis, Pasca Sarjana Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang.

Kadreni, Emilia. 2002. Pengaruh Steel Fiber Pada Sifat Mekanis Beton dan Kapasitas Balok Beton Bertulang Pasca Kebakaran. Jurnal.

Karolina, Rahmi. 2008. Analisa dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen-Kurvatur Pada Balok Beton Bertulang. Fakultas Teknik USU Medan.

Kusuma, Wira. 2012. Penelitian Balok Beton Bertulang Dengan dan Tanpa Pemakaian Sikafibre. Fakultas Teknik USU, Medan.

Gambar

Gambar 2 Penempatan beban, pen pembaca regangan dan dial indikator pada balok beton  bertulang dengan dan tanpa serat
Gambar 3 Beton Silinder tanpa dan dengan serat bendrat/kawat  4.  Mengolah data hasil pengujian di laboratorium
Tabel 1 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton Silinder Umur 28 hari  Nama  Silinder  Kuat  Tekan  (KN)  Kuat  Tekan  Rata-Rata  (KN)  f’c (MPa)  Kuat  Tarik (KN)  Kuat  Tarik  Rata-Rata (KN)  F’ct  (MPa)  BN1  540  464.333  19.763 BN2
Grafik 4 Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang Dengan/Tanpa Serat  Bendrat/Kawat (Pengujian) 068113182179210304365410530770 860 915022336898152246309378468515640813908 10500352154157316410523775865918 1170 124501000200030004000500060007000800002004
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai kontribusi agroforestri terhadap rumah tangga petani dan informasi pola pengelolaan agroforestri yang

Hal ini terkait dengan tujuan dari penelitian ini, yakni ingin memperoleh pemahaman bagaimana sistem kepercayaan Marapu sebagai agama suku Masyarakat Wunga

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa kependidikan di Universitas Negeri Semarang sebagai

Jelaskan makna dari film ini yang dikaitkan dengan perkembangan sosial emosional

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Selebriti Endorser Terhadap Citra Merek Pada Iklan Produk Sabun Mandi Nuvo

Kebutuhan ruang untuk rumah tinggal didasarkan pada identifikasi berbagai macam aktivitas dan perilaku manusia di dalamnya. Sebagaimana telah diuraikan di atas

Secara sederhana penerjemahan dapat diartikan sebagai kegiatan pemindahan suatu maksud yang terkandung dalam suatu bahasa ke dalam bahasa lain dengan tetap

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)