• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIM: 111 01 087 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SE K O L A H TIN G G I A G A M A ISLAM NEG ERI (ST A IN ) SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NIM: 111 01 087 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SE K O L A H TIN G G I A G A M A ISLAM NEG ERI (ST A IN ) SALATIGA"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SUASANA BELAJAR

(Studi Pada Siswa Kelas I MTs Negeri Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2004/2005)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah.

NIM: 111 01 087

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SE K O L A H TIN G G I A G A M A ISLAM NEG ER I (ST A IN ) SALATIGA

(2)

D E K L A R A S I

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pemah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 22 Juni 2006

Pene iti

(3)

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

P E N G E S A H A N

SKRIPSI Saudara : Ivan Syaiful Rusmadi dengan Nomor Induk Mahasiswa :

111 01 087 yang berjudul PENGARUH KOMITMEN ORANG TUA MENGEMBANGKAN MADRASAH TERHADAP SUASANA BELAJAR (Studi pada Siswa MTs Negeri Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2004/2005) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu 05 Agustus 2006 yang bertepatan

dengan tanggal 11 Rajab 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 05 Agustus 2006 11 Rajab 1427 II

Panitia Ujian

Ketna Sidang Sekretaris

NIP. 150 247 014

fy^guji II

Drs. Masykurminan, M .Ag NIP: 150 182 685

Dra. Nur Hasanah. M.Pd. NIP: 150 268 213

N I P . 1 5 0 1 7 0 1 3 4

(4)

NOTA PEMBIMBING

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,

maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi Saudara

Nama : Ivan Syaiful Rusmadi

NIM : 11101087

Jurusan/ Program : Tarbiayh/ Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH KOMITMEN ORANG TUA

MENGEMBANGKAN MADRASAH

TERHADAP SUASANA BELAJAR

(Studi Pada Siswa Kelas I MTs Negeri Plupuh

Sragen Tahun Ajaran 2004/2005

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera

dimunaqosahkan.

Demikian harap maklum.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

(5)

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

P E N G E S A H A N

SKRIPSI Saudara : Ivan Syaiful Rusmadi dengan Nomor Induk Mahasiswa :

111 01 087 yang beijudul PENGARUH KOMITMEN ORANG TUA MENGEMBANGKAN MADRASAH TERHADAP SUASANA BELAJAR (Studi pada Siswa MTs Negeri Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2004/2005) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu 05 Agustus 2006 yang bertepatan

dengan tanggal 11 Rajab 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-

syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 05 Agustus 2006 11 Rajab 1427 H

Panitia Ujian

Drs. Masykurminan, M.Ag NIP: 150 182 685

Sekretaris

Dr. M uh. Saerozi. M.Ag NIP. 150 247 014

NIP: 150 268 213

N I P . 1 5 0 1 7 0 1 3 4

(6)

\ y u\3 y ^ j j ^ \ (j l * > t ^ j

(A • *LuJ\) \ Jo Jw-« ^ j f i Ij ^aJj

I Undaklah takut kepada Allah orang-orangyang seandainya meninggalkan di belakang

mere ku anak-anak yang lemafgyang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mere ku.

Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An Nisa : 9)*

^Departemen R.I, Qur’an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, 1980, him. 116

(7)

Skripsi mi *k

u

persem bahan kepa&*

tercinta

Jurusan Penfcibikan A ^m A Islam Fakultas T^rbivj^k

(8)

#

jjJlll J Uj^Sl

j

^

a

!

(jA

*JuuU

Ajj

j

^

a

II*]! L

-J

j

jJi

A

a

^JI

^Iujj Jj-«a #a5il Jj-^j j' Afrjuj' j <dil V' All V j'

,^XJ Lol 4 jlX A'j Al%.x.O ^ Ail J lOj Aa.^A ^1g<

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

taufiq dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi yang beijudul “PENGARUH KOMITMEN ORANG TUA MENGEMBANGKAN MADRASAH TERHADAP SUASANA BELAJAR (Studi pada siswa kelas I MTs Negeri Plupuh Sragen Tahun ajaran 2004/2005)”

ini dapat selesai. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW, dan kepada orang-orang yang setia mengikuti jejaknya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,

motivasi dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Badwan, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs. H. M. Banany, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan

bimbingan dan pengarahan dan penuh kesabaran, keikhlasan dan ketelitian dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga

4. Bapak Drs. Axis Suparlan, M.Pd., selaku Kepala MTs Negeri Plupuh yang

berkenan memberikan ijin untuk penelitian ini.

(9)

yang telah memberikan dorongan moral, material, dan spiritual kepada penulis.

6. Adik tercinta (Atin) yang setia mendampingi penulis dan rekan-rekanku di Kost

Hendro Club, yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan secara rinci.

Atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT memberikan

balasan yang setimpal atas jasa-jasa mereka kepada penulis. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kemajuan perkembangan ilmu

pengetahuan. Amin.

Salatiga, 22 Juni 2004

Peneliti

Ivan Svaiful Rusmadi

(10)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 3

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Kegunaan Penelitian... 6

F. Hipotesa Penelitian... 6

G. Metodologi Penelitian... 6

H. Teknik Analisa Data... 8

(11)

1. Pengertian Madrasah... 11

2. Perkembangan Madrasah... 12

3. Pembagian Madrasah... 14

B. Peran Serta Orang Tua Terhadap Madrasah 1. Pengertian Orang Tua... 15

2. Fungsi Orang T ua... 17

3. Tuj uan Orang Tua Menyekolahkan Anak ke Madrasah... 24

C. Tingkat Perhatian Orang Tua Terhadap Suanasana Belajar Siswa 1. Suasana Belajar Siswa... 32

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Siswa.... 35

D. Hubungan Komitmen Orang Tua Mengembangkan Madrasah Terhadap Suasana Belajar Siswa... 37

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Negeri Plupuh Sragen 1. Letak Geografis MTs Negeri Plupuh Sragen... 39

2. Sejarah Singkat MTs Negeri Plupuh Sragen... 40

3. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri Plupuh Sragen... 41

4. Struktur Organisasi MTs Negeri Plupuh Sragen ... 42

5. Keadaan Guru dan Murid MTs Negeri Plupuh Sragen... 44

6. Sarana dan Prasarana MTs Negeri Plupuh Sragen ... 49

(12)

3. Skor Jawaban Tiap Item... 60

4. Hasil Angket... 61

BAB IV ANALISA DATA

A. Analisa Pertama... 71

B. Analisa Kedua... 75

C. Analisa Lanjut... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran-saran... 85

C. Penutup ... 86

DAFTAR KEPUSTAKAAN

DAFTAR ANGKET

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

TABEL I : Keadaan Guru Menurut Latar Belakang Pendidikan dan

Status Tahun 2005... 45

TABEL II : Kesesuaian Mengajar Guru Dengan Latar Belakang Guru

MTs Negeri Plupuh Sragen... 46

TABEL III : Keadaan Siswa MTs Negeri Plupuh Menurut Tingkat

Umur dan Jenis Kelamin... 47

TABEL IV : Keadaan Siswa MTs Negeri Plupuh Menurut Asal Sekolah 48

(14)

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga yaitu orang tua yang bertanggung jawab penuh atas

pemeliharaan anak-anaknya sejak mereka dilahirkan dan bertanggung jawab

penuh atas pendidikan watak anak-anaknya. Dalam Islam konsep bertanggung

jawab itu terletak pada konsep amanah. Amanah adalah suatu sistem nilai yang

meletak pada diri manusia karena begitu kita hidup dan mengenyam kehidupan

yang merupakan pemberian Tuhan kita harus mempertanggung jawabkannya,

karena kehidupan manusia berbeda dengan makhluk lainnya.1 Oleh karena itu

orang tua menyerahkan anak-anaknya kepaa madrasah dengan maksud utama

agar di madrasah itu anak-anak menerima pelajaran-pelajaran (ilmu pengetahuan

dan keterampilan-keterampilan) yang dapat digunakan sebagai bekal hidupnya

kelak di dalam masyarakat. Madrasah berkewajiban dan bertanggung jawab atas

hasil pelajaran-pelajaran yang telah diberikan kepada anak-anak yang umumnya

keluarga tidak mampu lagi memberikannya. Sedangkan pendidikan etika yang

telah diberikan di madrasah merupakan bantuan terhadap pendidikan yang telah

dilaksanakan oleh keluarga.

Disamping orang tua dan madrasah bertanggung jawab terhadap anak

didiknya orang tua juga ikut bertanggung jawab terhadap perkembangan 1

1 Achnmdi, Islam Sebagal Paradigma Ilmu Pengetahuan, Adilya Media, Yogyakarta, 1992,

him. 89

(15)

madrasah yang mana secara langsung ataupun tidak langsung hal ini berpengaruh

terhadap kualitas belajar anak.

Dalam kenyataannya partisipasi masyarakat dan orang tua masih rendah.

Secara historis sebenarnya peran masyarakat dan orang tua dalam pembangunan

pendidikan di Tanah air sangat besar, tetapi strategi pemerintah dalam

pembangunan pendidikan selama ini belum mampu menggali potensi tersebut.

Masyarakat dan orang tua sudah seharusnya bagian dari madrasah dalam

mengambil keputusan.

Terciptanya suatu lingkungan madrasah yang lebih nyaman dan tenang,

setidaknya lingkungan madrasah yang seperti itu akan membuat siswa libih

senang. Iklim seperti ini akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang

efektif dan efisien dan lebih menekankan belajar mengetahui (learning to know),

belajar menjadi diri sendiri (learning to do) dan belajar hidup bersama secara

harmonis (learning to live together).2

Masyarakat dan orang tua mempunyai hak dan kewajiban untuk

menghidupi, mengembangkan dan menjadikan madrasah sebagai tempat

pendidikan berkwalitas. Madrasah tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Namun

begitu, partisipasi aktif sebagai kelompok masyarakat dan pihak orang tua dalam

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program-program

madrasah perlu dikembangkan dan dimaksimalkan. Sebab ada kecenderungan

keterlibatan masyarakat di madrasah selama ini hanya dalam bentuk bantuan

finansial saja.

(16)

Seharusnya ke depan, masyarakat dan orang tua harus disadarkan lagi

bahwa madrasah merupakan lembaga pendidikan yang perlu didukung oleh

semua pihak. Prestasi keberhasilan madrasah harus menjadi kelembagaan

masyarakat dan lingkungannya.

Atas dasar itulah penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH KOMITMEN ORANG TUA MENGEMBANGKAN

MADRASAH TERHADAP SUASANA BELAJAR (Studi pada Siswa kelas I MTs Negeri Plupult Sragen Tahun Ajaran 2004/2005)”

Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah penafsiran atau pemahaman yang beraneka

ragam, perlu kiranya penulis menjelaskan istilah judul di atas sebagai berikut:

1. Komitmen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia komitmen berarti

“perjanjian (keterkaitan) untuk melakukan sesuatu”.3

2. Orang tua

Yaitu orang yang sudah dewasa dalam hal ini sepasang suami istri

yang memiliki anak.

3. Madrasah

Yang dimaksud dengan madrasah ialah : sekolah atau perguruan

tinggi biasanya yang berdasarkan agama islam.4

(17)

Yang dimaksud komitmen orang tua, mengembangkan madrasah

* .

dalam penelitian ini adalah keterikatan dan kesediaan untuk melakukan

sesuatu dalam mengembangkan madrasah. - '

Adapun indikator dari variabel komitmen orang tua mengembangkan

madrasah ialah:

a Menyekolahkan anak di madrasah,

b. Menyumbangkan dana untuk madrasah.

c Mensosialisasikan madrasah.

d. Menyumbangkan dukungan tenaga, sarana dan prasarana

4. Suasana

Yang dimaksud suasana adalah keadaan sekitar, sesuatu atau

dukungan sesuatu.5

5. Belajar

Suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan,

perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh

pertumbuhan atau keadaan sementara.

6. Siswa

Yang dimaksud siswa murid terutama pada tingkat sekolah dasar dan

menengah.6 Yang dimaksud dengan suasana belajar siswa adalah situasi atau

keadaan mengenai proses belajar siswa.

Adapun indikator dari variabel suasana belajar siswa ialah :

a. 1 ersedianva lingkungan yang nyaman dan tenang.

(18)

b. Tersedianya tempat yang menunjang untuk belajar.

c. Tersedianya kelengkapan alat-alat pelajaran.

d. Tersedianya fasilitas-fasilitas pendidikan yang memadai.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan penegasan istilah di atas, dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

L Bagaimana tingkat komitmen orang tua mengembangkan-Jnadrasah pada

MTs Negeri Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2004/2005 ?

« -2. Bagaimana suasana belajar pada siswa kelas I MTs Negeri Plupuh Sragen

Tahun Ajaran 2004/2005 ?

3. Adakah pengaruh antara komitmen orang tua mengembangkan madrasah

dengan suasana belajar pada siswa kelas I MTs Negeri Plupuh Sragen Tahun

Ajaran 2004/2005 ?

D. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari persoalan pokok, maka tujuan penelitian

dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat komitmen orang tua mengembangkan madrasah

pada MTs Negeri Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2004/2005.

2. Untuk mengetahui suasana belajar pada siswa kelas I MTs Negeri Plupuh

Sragen Tahun Ajaran 2004/2005.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara komitmen orang tua mengembangkan

madrasah dengan suasana belajar pada siswa kelas I MTs Negeri Plupuh

(19)

E. Kegunaan Penelitian

Dari aspek signifikansi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang jelas tentang ada tidaknya pengaruh komitmen orang tua

mengembangkan madrasah terhadap suasana belajar siswa. Apabila ada pengaruh

antara komitmen mengembangkan madrasah terhadap suasana belajar siswa-

penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi orang tua dapat memberikan

sumbangan bagi orang tua untuk lebih meningkatkan pengembangan madrasah.

F. Rumusan Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang di

identifikasikan.7

Adapun hipotesa yang dirumuskan adalah “ada pengaruh yang signifikan

antara komitmen orang tua mengembangkan madrasah dengan suasana belajar

siswa”.

G* Metodologi Penelitian

Agar diadakan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka perlu adanya

metodologi yang tepat.

Adapun metodologi itu adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi adalah sejumlah individu untuk siapa kenyataan yang di

peroleh dari sample yang di generalisasikan.8 Adapun yang menjadi populasi

(20)

dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 MTs Negeri Plupuh, Sragen Tahun

2004/2005, dengan jumlah populasi 225 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.9 10 11Sedangkan besar

kecilnya sampel tidak ada ketentuanyang pasti atau baku. Sesuai dengan

pendapat Sutrisno Hadi sebagai berikut:

“Mengambil jumlah sampel sebenarnya tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak beberapa persen atau sampel harus diambil dari populasi,10

Sedangkan Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa :

“Untuk sekedar pedoman/patokan, maka apabila subyeknya kurang dari 100, Lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25% atau lebih sesuai dengan kemamuan peneliti dan sempit luasnya wilayah pengamatan”11

Adapun sampel yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah 45

siswa atau 20% dari jumlah populasi sebanyak 225 siswa.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode observasi

Obsrevasi atau yang di sebut pula dengan pengamatan, meliputi

kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indera.12

9 Ibid, him. 70.

10 Ibid, him. 71

(21)

b. Metode Angket

Angket merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan

tentang topik tertentu yang di berikan kepada subkek baik secara

individual maupun kelompok umtuk mendapatkan iformasi tertentu.13

Angket yang penulis gunakan adalah angket yang tertutup

jawabannya diberikan dengan membutuhkan tanda tertentu,14 atau

jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal menyilangkan.

c. Metode Interview

Interview yaitu metode mengumpulkan data dengan jalan tanya

jawab yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan

penelitian.15 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang

komitmen orang tua mengembangkan madrasah dan data tentang suasana

belajar.

H. Teknis Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis

data tersebut sehingga mengandung arti atau dapat diambil suatu kesimpulan

akhir dari hasil penelitian yang dilakukan.

Dalam menganalisa data pokok penelitian ini, penulis menggunakan

statistik dengan rumus product moment sebagai berikut:

13 Ibid, him. 134.

14 Sunapiah dan Guntur Wasesa, Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1997, him. 178

(22)

x y

IXY -N

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y

X : Variabel pengaruh

Y : Variabel terpengaruh

XY : Perkalian antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah sampel

I. Sistematika Penulisan Skripsi

Memudahkan penyusunan dan pemecahan terhadap isi skripsi ini,maka

penulis dalam penulisan skripsi ini, mencantumkan lima bab dengan pokok tiap-

tiap bab sebagaimana tertulis di bawah ini Adapun sistematika penulisan skripsi

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang : latar belakang masalah,

penegasan istilah, pokok masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil

penelitian, rumusan hipotesis, metodologi penelitian, metode

pengumpulan data, teknik analisa data, sistematika penulisan skripsi

BAB II : Landasan Teori

Pada landasan teori ini penulis mengemukakan kepada para pembaca

agar mengetahui dasar teori ini yang meliputi : madrasah sebagai

(23)

tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap komitmen

mengembangkan madrasah, kaitan antara orang tua dengan suasana

belajar siswa.

BAB III : Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian ini berisikan gambaran umum MTs Negeri

Plupuh Sragen meliputi : letak geografis, sejarah singkat MTs Negeri

Plupuh Sragen, visi dan misi MTs Negeri Plupuh Sragen, keadaan

sarana dan prasarana, keadaaan guru dan karyawan, data tentang

responden.

BAB IV : Analisis Data

Bab ini berisikan analisis data tentang tingkat komitmen orang tua,

suasana belajar dan hubungan antara komitmen orang tua dan

suasana belajar. Analisa dilakukan melalui analisa tahap awal

ketahap lanjut.

BAB V : Penutup

Pada bab akhir ini berisi kesimpulan, saran-saran, penutup

DAFTAR PUSTAKA

(24)

A. Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

1. Pengertian Madrasah

Madrasah adalah salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang

berkembang di Indonesia yang diusahakan di samping masjid dan pesantren.1

Seiring dengan perkembangan Islam dan terbentuknya masyarakat

Islam, pendidikan Islam yang awalnya diselenggarakan di masjid, kemudian

berubah menjadi madrasah yang merupakan bentuk kelembagaan pendidikan

Islam secara formal. Dalam perkembangan berikutnya pelaksanaan dan

pembinaan madrasah dikelola dan berada di bawah tanggung jawab

Departemen Agama. Kemudian sistem pendidikan pada madrasah menjadi

bagian dari sistem pendidikan nasional yang mana kurikulum, ijazah dan

lulusannya setingkat dengan sekolah umum.

Adapun yang membedakan antara keduanya adalah madrasah

merupakan sekolah setingkat sekolah umum yang berciri khas agama Islam,

karena mata pelajaran agama lebih banyak sekurang-kurangnya 30%.

Menurut Dzakiah Daradjat suatu ciri pendidikan madrasah yang

terpenting adalah pembinaan jiwa agama dan akhlak anak didik. Pembinaan

jiwa dilakukan melalui berbagai segi kehidupan anak mulai dari tata krama,

sopan santun, cara bergaul, cara berpakaian dan cara bermain yang tidak *

'H. Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, him. 7

(25)

bertentangan dengan ajaran Islam. Di samping pelaksanaan ibadah yang

ketat, serta pembinaan hidup yang cocok dengan ajaran Islam atau dengan

kata lain bahwa pendidikan ibadah, akhlak atau kepribadian menjadi

perhatian madrasah.2

Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa madrasah sebagai lembaga

pendidikan Islam telah mempunyai identitas tersendiri yaitu pemahaman dan

penghayatan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

pendidikan dan pengajaran madrasah telah memberikan kontribusi bagi kita

khususnya generasi muslim dalam membina keyakinan beragama dan hidup

dalam lingkup ajaran agama.

2. Perkembangan Madrasah

Madrasah sudah menjadi fenomena yang menonjol sejak awal abad ke

11 - 12 M (abad 5 H), khususnya ketika Wazir Bani Saljuk Nizam al Mulk

mendirikan madrasah Niza Miyyah di Baghdad. Kebanyakan penulis sejarah

Islam juga membuktikan bahwa lembaga pendidikan itu merupakan salah

satu bentuk khas dari tradisi pendidikan dalam Islam, terutama di kalangan

kaum sunni. Sebelum pertumbuhan madrasah, praktek-praktek pendidikan

Islam lebih banyak dilakukan di masjid-masjid dan kuttab-kuttab disamping

ada beberapa pusat studi seperti Dar Al Hikmah. Pada abad pertengahan

madrasah dipandang sebagai lembaga pendidikan Islam pra exellence,

menjadi tren hampir di semua wilayah kekuasaan. Tentu saja, sejalan dengan

perkembangan masyarakat yang terus membawakan perubahan-perubahan

(26)

eksistensi madrasah di dunia Islam tidak lepas dari penyesuaian-penyesuaian,

dari yang semua bersifat eksklusif menjadi lembaga pendidikan yang lebih

terbuka, baik dari sudut kelembagaan metodologi maupun kurikulum dan

pengelolaannya.3

Sebagai saijana pendidikan berasumsi bahwa tradisi pendidikan Islam

di Indonesia tidak sepenuhnya khas Indonesia, kecuali hanya menambahkan

muatan dan corak keislaman terhadap tradisi pendidikan yang sudah ada,

terutama yang bermula dari agama Hindu. Atau ada anggapan bahwa

pertumbuhan madrasah di Indonesia sepenuhnya merupakan usaha

penyesuaian atas tradisi persekolahan yang dikembangkan oleh pemerintah

Hindia Belanda. Mengingat struktur dan mekanismenya yang hampir sama,

sekilas dapat diduga bahwa madrasah merupakan bentuk lain dari sekolah

yang hanya diberi muatan dan corak keislaman. Asumsi seperti itu agaknya

tidak sepenuhnya benar, meskipun dalam ukuran tertentu tidak bisa diabaikan

bahwa pertumbuhan madrasah itu merupakan respon pendidikan Islam

terhadap sistem persekolahan yang sudah menjadi kebijakan pemerintah

Hindia Belanda dalam kerangka politik etisnya. Latar belakang lain yang

layak dipertimbangkan adalah bahwa pertumbuhan dan perkembangan

madrasah pada awal abad 20 ini merupakan bagian dari gerakan

pembaharuan Islam di Indonesia yang memiliki kontak cukup intensif dengan

gerakan pembaharuan di Timur Tengah. Dalam kaitannya dengan

pertumbuhan madrasah di Indonesia aspek universal dari tradisi itu tidak bisa

(27)

dilepaskan karena memang dalam kenyataannya eksistensi lembaga madrasah

itu sudah berkembang sejak masa Islam klasik dan bahkan terus berkembang

hingga masa modem dengan segala bentuk penyesuaian dan

pembaharuannya.4

Perkembangan madrasah ada masa orde lama tidak lepas dari peran

Departemen Agama yang waktu itu resmi berdiri tanggal 3 Januari 1946.

Lembaga ini secara, intensif memperjuangkan politik pendidikan Islam di

Indonesia. Dalam kaitannya dengan perkembangan madrasah departemen ini

menjadi andalan atau pegangan yang dapat mengangkat posisi madrasah

sehingga mendapatkan perhatian yang terus menerus dikalangan pengambil

kebijakan sampai sekarang ini.

3. Pembagian Madrasah

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki beberapa jenis

dan tingkatan, yaitu:

a. Madrasah Ibtidaiyah (MI).

b. Madrasah Tsanawiyah (MTs).

c. Madrasah Aliyah (MA).

Madrasah jenis ini berbeda dengan Madrasah Diniyah. Madrasah diniyah

dahulu di desa-desa lebih dikenal dengan sekolah Arab yang terdiri dari

madrasah Diniyah Awaliyah, Madrasah Diniyah Wustho dan Madrasah

Diniyah Ulya. Idealnya madrasah Diniyah disediakan untuk memperdalam

agama para siswa yang pagi harinya belajar di sekolah umum.

(28)

4. Macam-macam Lembaga Pendidikan Madrasah

Lembaga pendidikan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam

yang berada dalam sistem pendidikan nasional dan ditempatkan di bawah

pembinaan Departemen Agama. Selain madrasah, pesantren merupakan

lembaga pendidikan Islam tetapi madrasah relatif terorganisasi dengan baik

dalam hal tujuan, kurikulum, kepemimpinan, dan proses belajar mengajarnya.

Lembaga pendidikan madrasah adalah :

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)

3. Madrasah Aliyah (MA)

B. Peran Serta Orang Tua terhadap Madrasah

1. Pengertian Orang tua

Berbicara mengenai orang tua tidak terlepas dari membicarakan

keluarga karena bagaimanapun juga orang tua terikat dalam satu wadah yang

dinamakan keluarga. Pembentukan orang tua (keluarga) dalam Islam dimulai

ketika ada hubungan antara laki-laki dan perempuan yang mana sudah terikat

dalam pernikahan yang syar’i menurut Islam. Dari sinilah maka terbentuklah

orang tua yang dapat bertanggung jawab terhadap keturunannya.

Menurut Muh. Shochib pengertian keluarga dapat ditinjau dari

dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi

hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan

darah antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan dimensi hubungan darah

(29)

Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu

kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan

saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Walapun diantara mereka

tidak terdapat hubungan darah.5

Suatu keluarga diawali dari sepasang suami istri, kemudian lahir

anak-anak memeka.6 Suami istri merupakan dua unsur utama dalam keluarga

jadi keluarga dapat disimpulkan suatu unit yang terdiri dari seorang suami

dan seorang istri atau bisa dikatakan bahwa keluarga adalah perkumpulan

yang halal antara seorang laki-laki dan perempuan yang berlangsung secara

terus menerus di mana satu sama lain merasa tentram dan nyaman. Dan ketika

mereka melahirkan seorang anak maka anak itu menjadi unsur utama ketiga

setelah orang tua.

Dengan kata lain esensi keluarga (ibu dan ayah) adalah kesatu arahan

dan kesatu tujuan atau keutuhan dalam mengupayakan anak untuk memiliki

dan mengembangkan potensi diri dengan baik. Keutuhan orang tua (ayah dan

ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk

memiliki dan mengembangkan potensi diri dengan baik. Jadi seperti kita

ketahui dalam satu keluarga terdapat tiga unsur yaitu suami, istri dan anak

yang mempunyai peranan penting dalam membina dan menegakkan keluarga,

jadi ketika salah satu unsur itu hilang maka keluarga akan kehilangan

keseimbangannya.

5Muh. Shochib, Pola Asuh Orang Tua, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 17

°Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta,

(30)

Islam memandang keluarga sebagai lingkungan pertama bagi individu

dimana ia berinteraksi. Dari interaksi dengan lingkungan pertama itu individu

memperoleh unsur-unsur dan ciri-ciri dasar dari kepribadiannya.7 * 9 Jelaslah

bahwasanya orang tua (keluarga) tidak hanya berhubungan langsung dengan

satu keluarga tetapi keluarga juga terus berinteraksi dengan orang lain karena

keluarga juga makhluk sosial yang membutuhkan pertolongan orang lain.

Dan dari segi lain pula keluarga menjadi ukuran buat atau lemahnya

masyarakat yaitu jika keluarga kuat maka masyarakat kuat, kalau lemah

o

masyarakat pun menjadi lemah. Dari sinilah kita mengetahui bahwa orang

tua (keluarga) sangat penting baik bagi anggota keluarga itu sendiri maupun

bagi masyarakat.

2. Fungsi Orang Tua

Keluarga adalah kelompok hidup yang paling kecil dari masyarakat di

suatu negara. Letak di mana kedamaian dan ketentraman hidup ada pada

keluarga. Mengingat hal tersebut dalam agama Islam keluarga dipandang

sebagai wadah apakah keluarga tersebut selamat baik di dunia maupun di

akhirat. Oleh karena itu keluarga harus mendapat pimpinan ayah sebagai kepala

keluarga yang mempunyai tanggung jawab. Fungsi orang tua dapat dibedakan

menjadi dua:

a. Orang Tua sebagai Pendidik

Tanggung jawab ini merupakan upaya untuk menjaga dan

melindungi akal yang merupakan salah satu dari lima tujuan syariat islam,

7Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Pustaka Al Husna, Jakarta, 1989, him. 348

(31)

sehingga dalam hal ini membekali anak dengan ilmu pengetahuan adalah

suatu kewajiban bagi orang tua agar anaknya mampu mengatasi

permasalahan-permasalahan dimasa yang akan datang. Lebih baik

memberikan kail daripada memberikan ikan, ituklah pepatah yang tepat

untukpermasalahan ini karena dengan memberikan ikan hanya bisaa

menghidupi sepanjang masa, artinya agar anak dapat mempetrtahankan

kehidupanya dimasa yang akan datang makaperlu diberikan bekal, yaitu

dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. menerima segala yang diukirkan atasnya dan condong kepada segala yang dicondongkan kepadanya. Maka bila ia dibiasakan ke arah kebaikan dan diajarkan kebaikan jadilah ia baik dan bahagia dunia akhirat, sedang ayah serta para pendidik-pendidiknya turut mendapat bagian pahalanya. Tetapi bila ia dibiasakan jelek atau dibiarkan dalam kejelekan maka celaka dan rusaklah ia sedang wali serta pemeliharaannya mendapat beban dosanya. Untuk itu wajiblah wali menjaga anak dari perbuatan dosa dengan mendidik dan mengajar berakhlak mulia, menjaga dari teman-temannya yang jahat dan tak boleh membiasakan anak dengan bernikmat-nikmat

Adapun konsep anak sebagai amanah ditegaskan sebagaimana

firman Allah, dalam QS. Al Anfal ayat 28 : 9 10

9H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, him. 72

(32)

* y ' - , t A A *

^ <ss*J^«l Lijl

Artinya : Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.10

Dari ayat tersebut ditegaskan bahwa orang tua hendaknya

mensyukuri apa yang dianugerahkan Allah SWT dengan cara mengasuh,

memelihara dan membimbing anak-anak mereka dengan keikhlasan dan

kesungguhan semata-mata mengharap ridho Allah,

b. Tugas Orang Tua Sebagai Pelindung/Pemelihara

Tugas ini merupakan dorongan alami yang harus dilaksanakan

oleh orang tua, karena orang tua harus memelihara keselamatan,

kehidupan keluarganya baik moril maupun materiilnya.

Jaminan materiil bagi kelangsungan hidup keluarga antara lain

berupa nafkah. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah QS. At Thalaq ayat

(33)

Artinya : Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka, dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya."

Dari ayat di atas ditegaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia

amat beragam dan kebutuhan tersebut harus dipenuhi. Menurut Zakiah

Daradjat membedakan kebutuhan pokok manusia menjadi dua golongan :

1) Kebutuhan Fisik Jasmani

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan pertama atau disebut

juga kebutuhan primer, seperti makan, minum, seks dan sebagainya,

tidak dipelajari manusia, sudah fitrahnya sejak lahir. Jika kebutuhan-

kebutuhan tersebut tidak dipenuhi akan hilanglah keseimbangan

fisiknya. Dalam pandangan agama, kebutuhan-kebutuhan fisik

jasmaniah ini diakui adanya, dan juga diakui bahwa semua makhluk

akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhinya.11 12 Ilal ini ditegaskan

dalam firman Allah QS. Hud ayat 6 :

l j i ej Cr? ^3

S CP*

11 Departemen RI, op.cit, him. 79

(34)

Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).13

Dari ayat di atas ditegaskan bahwa Allah menjamin tidak ada satu

makhlukpun yang tidak dijamin rejekinya.

2) Kebutuhan Mental Rohaniah

Di samping manusia berusaha memenuhi kebutuhan fisik

jasmaniahnya, dia juga harus memenuhi kebutuhan mental

rohaniahnya. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang membedakan

manusia dengan makhluk Allah lainnya. Kebutuhan-kebutuhan

rohaniah tersebut adalah:

(a) Kebutuhan akan agama

Bayi sejak lahir telah membutuhkan agama. Iman

ditumbuh kembangkan melalui pengalaman hidup setelah seorang

anak lahir. Perlu dikumandangkan adzan dekat telinganya, agar

pengalaman pertama lewat pendengarannya adalah kalimat-

kalimat tauhid yang berintikan pengakuan akan keagungan Allah

dan kerasulan Muhammad, ajakan kepada kemenangan dan seruan

untuk beribadah (shalat), diakhiri dengan pernyataan akan

keagungan dan ke-Esaan Allah.

Bayi yang baru lahir itu memang belum mengerti arti kata­

kah tauhid dalam adzan tersebut. Namun demikian dasar-dasar

(35)

keimanan dan keislaman sudah masuk ke dalam hatinya. Ketika

dia disusukan ibunya, dia mendengar ucapan basmallah dalam

pangkuan ibu, dan kebutuhan fisik jasmaniahnya

(minuman/makanan) terpenuhi setelah ia puas menyusu terdengar

pula suara ibu mengucapkan hamdalah.

(b) Kebutuhan akan kasih sayang

Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling

pokok dalam hidup manusia anak kecil yang merasa kurang

disayangi oleh ibu bapaknya kaan menderita batinnya.

Kasing sayang yang paling utama dibutuhkan anak adalah

dari ibu kandungnya. Kasih sayang yang timbul itu harus atas

kesadaran bahwa si anak sangat membutuhkannya. Dan kasih

sayang tersebut harus terpantul dalam sikap, tindakan, pelayanan,

dan kata-kata yang belum yang membawa ketentraman batin bagi

si anak.

(c) Kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan akan rasa aman mendorong orang untuk selalu

berusaha mencari rezeki dan meningkatkan nilai-nilai kehidupan.

Dalam perlakuan dan tindakan yang dilihat, didengar dan

dirasakan anak yang sedang dalam pertumbuhannya hendaknya

anak merasa aman, tidak terancam oleh tindakan keras seperti

(36)

(d) Kebutuhan akan rasa harga diri

Keluarga (Orang tua) kadang tidak menyadari bahwa anak

kecil mempunyai harga diri. Padahal rasa harga diri tumbuh dan

berkembang sejak kecil. Anak yang merasa disayangi dan dihargai

oleh orang tua atau pengasuhnya akan merasa bangga dengan

dirinya dan gembira. Maka sikapnya terhadap dirinya dan rang

lain di sekitarnya, akan positif dan menyenangkan.

(e) Kebutuhan akan rasa bebas

Kebutuhan akan rasa bebas, tidak terikat atau terhalang

oleh kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan tertentu, juga

salah satu kebutuhan jiwa yang terpokok dalam hidup marusia.

orang yang merasa tidak bebas mengeluarkan apa yang terasa

dalam hatinya maka ia akan mencari jalan agar ia dapat merasa

bebas dalam hidupnya. Kebebasan dalam batas yang wajar, tidak

berbahaya dan perlu dikembangkan. Dia hendaknya mendapat

kebebasan untuk mengungkapkan perasaan dan keinginannya.

(f) Kebutuhan akan rasa sukses

Rasa sukses atau berhasil juga termasuk kebutuhan jiwa

yang terpokok dalam hidup. Orang harus merasa berhasil dalam

hidupnya. Tetapi jika memang Tuhan mempunyai takdir lain

maka manusia harus bisa menerimanya yang terpenting manusia

(37)

(g) Kebutuhan pengenalan

Kebutuhan manusia akan mengenal inilah yang banyak

mendorong orang untuk mengadakan penelitian dan riset ilmiah,

yang menyebabkan orang mau bersusah payah mengorbankan

waktu dan tenagannya. Kebutuhan inilah yang memungkinkan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebutuhan ini pula yang

menyebabkan anak-anak kecil suka bertanya dan mencari-cari

jawab dari hal-hal yang meragukannya.14

3. Tujuan orang tua menyekolahkan anak ke madrasah

Setelah diuraikan tentang pengertian orang tua dan fungsi orang tua

maka semakin jelaslah bahwa orang tua mempunyai tujuan terhadap anak

dalam pendidikan. Di atas telah dikemukakan bahwa anak adalah amanah

sekaligus sebagai anugerah yang patut disyukuri dan perlu dipertanggung

jawabkan kepada Allah SWT.

Pendidikan berarti suatu kegiatan yang disengaja dari orang tua

kepada anak dengan cara yang sistematis yang berusaha untuk

mendewasakan anak.15 Sedangkan dalam ajaran Islam bahwa tujuan dari

pendidikan itu bukan semata-mata untuk mendewasakan anak, tetapi untuk

mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

14Zakiah Darajat, op.cit,, him. 22-23

(38)

Islam adalah agama yang selalu memberikan kewajiban bagi setiap

umatnya untuk selalu mencari ilmu. Sebab dalam Islam sasaran pendidikan

yang akan dicapai adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dalam pendidikan agama Islam usaha menciptakan manusia yang

sejahtera lahir dan batin merupakan target utama jangka panjang. Tujuan

akan dapat dicapai apabila manusia itu menjadi muslim yang sempurna. Allah

SWT telah memberikan jaminan kepada manusia yang beriman dan

bertaqwa, o'eh karena itu ketaatan menjalankan ajaran agama Islam

merupakan jalan bagi tercapainya tujuan tersebut.

Anak adalah amanah sekaligus sebagai anugerah yang patut disyukuri

dan perlu dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Oleh karena itu orang

tua hendaknya senantiasa memberikan pendidikan kepada anak sebagaimana

yang pernah dilakukan oleh Lukman Hakim,

a. Materi keimanan

Iman sebagai unsur dalam Islam dan merupakan sesuatu yang

sangat penting bagi kehidupan seseorang. Imanlah yang akan

menentukan seseorang bisa mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dengan demikian pendidikan agama Islam yang paling menentukan

dalam keluarga adalah masalah keimanan. Sedemikian pentingnya

keimanan, maka sesolah-olah Nabi dan Rosul hanya mengajarkan

masalah keimanan saja yaitu memperkukuh pondasi tauhid serta

(39)

Adapun didalam menanamkan keimanan dan ketauhidan kepada

anak meliputi dua pokok, yaitu:

1) Jangan menyekutukan Allah SWT

Pendidikan keimanan ini hendaknya ditanamkan kepada anak

sejak dini, karena naluri anak telah bisa menerima ajaran keimanan

dari orang tuanya. Hal ini terbukti telah mendapatkan tempat

pertama dalam QS. Al Lukman ayat 13:

*.

-* s,

' * ,* ' J ,

t

jL ih i iiiJ ii>LjT

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". 16

Kepercayaan bertauhid telah diajarkan oleh para Nabi dan

Rosul sejak zaman Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad SAW.

Hukuman sangat berat bagi orang yang berbuat syirik, karena syirik

berakibat bercabangnya kecintaan kepada Allah SWT, terbaginya

pengabdian atau ibadah, berkhianatnya hati yang mendua dan

selanjutnya penghinaan yang tiada ampun terhadap Allah SWT. 17

Syirik merupakan kezaliman yang amat besar, oleh karena itu

penanaman keimanan kepada anak harus dimulai sedini mungkin,

16 Departemen RI, op.cit, him. 371.

(40)

pada masa awal pertumbuhannya dengan latihan dan pembiasaan

dari orang tuanya.

Berbakti kepada orang tua adalah wajib, meskipun berlainan

kepercayaan atau agamanya. Kita hanyalah mengajak namun tidak

bisa memaksakan kehendak kita kepada orang tua. Dalam hal ini

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Lukman ayat 14-15:

j *k**i5 p i j J *

d j J 0> c»*lc- (J

p lf ^ ^ ^ g . o ' -UJI j ^ l>- oj3

Cr4

<4 U $1>-Ug>j Ll

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.18

(41)

kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.18

Meskipun orang tua berlainan aqidah dengan kita, hendaknya

kita tetap memperlakukan mereka secara baik dalam batas tertentu,

artinya kita tetap taat dan patuh atas perintah mereka asalkan masih

ada batas tertentu antara urusan dunia dan akhirat. Dalam hal ini

ditegaskan dalam firman Allah QS. Al Mumtahanah ayat 7 :

M JI» f r £.y '

^}) j y - ^

Artinya: Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka, dan Allah adalah Maha Kuasa, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 19

Seringkah terjadi dalam satu keluarga yang mana antara anak

dan orang tua berlainan aqidah, sehingga teijadi permasalahan-

permasalahan yang menyangkut keyakinan dan akhirnya dapat

menimbulakn perpecahan daam keluarga itu sendiri. Perlu disadari

bahwa masalah keimanan adalah masalah yang sangat pribadi bagi

individu sehingga siapapun tidak boleh memaksa untuk menganut

agamanya.

(42)

Dengan demikian, urusan agama tidak boleh mengikuti orang

tua yang ternyata kehendak dan perintahnya tidak sesuai dengan

agama atau keyakinan yang dianut. Meskipun urusan agama

berlainan, hendanya masih tetap bergaul dan musyawarah dengan

orang tua perkara keduniawian sebagaimana biasa. Masalah ini

dijelaskan dalam firman Allah SWT, QS Al Lukman ayat 16:

Artinya : (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.20

2) Balasan akhirat

Balasan akhirat adalah suatu kepercayaan yang harus

ditanamkan sejak masih kecil. Hari akhirat yang isinya adalah

kepercayaan gaib, termasuk balasan baik dan buruk, padang

Mashyar, hisab, sirothol mustaqim, surga dan neraka, dan semua

peristiwa akhirat lainnya.21

(43)

Karena kepercayaan kepada Allah SWT pasti mencakup para

Rosul-Nya, sedangkan akhirat mencakup segala isi kepercayaan

yang gaib yang berhubungan dengan akibat amalan di dunia.

Dalam hal ini Allah SWT menjelaskan pada firman-Nya

yaitu surat Al Lukman ayat 17:

f f

r > Jr* Oj i L ' U l n

Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan vsuruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). 22

Manusia datang dari Allah SWT, dan akan kembali kepada

Allah SWT, maka Aliahlah yang berhak menilai tingkah laku

perbuatan kita dan penilaian Allah SWT itu tidak ada yang tertinggal

meskipun satu biji sawi sekalipun.2''

Dengan demikian, maka orang tua perlu mengajari tentang

pendidikan tersebut sebab segala tingkah laku manusia yang baik

maupun yang buruk semuanya dinilai oleh Allah SWT dan akan

dibalas sesuai dengan amalan yang telah dilakukan ketika di dunia.

(44)

b. Akhlakul karimah

Pada QS. Al Lukman ayat 18-19:

hs dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya scburuk-buruk suara ialah suara keledai.24

Dari dua ayat di atas menggambarkan tentang perilaku sombong

yang antara lain:

1) Memalingkan muka dari manusia.

2) Bila berjalan kelihatan angkuh.

3) Berlebihan ketika berjalan.

4) Bila berkata selalu keras dengan gaya yang angkuh.

Untuk menghindari anak dari sifat sombong maka wajib bagi

orang tua untuk mengasuh dan mendidiknya supaya menjadi anak yang

sholeh dan sholehah.

Bila sikap-sikap tersebut sudah diajarkan pada anak sejak dini,

maka bukan tidak mungkin dalam pendidikan formal akan menjadi

(45)

landasan kepribadian yang kokoh. Orang tua tentunya menginginkan

anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dengan

dilandasi budi pekerti yang terpuji.

Madrasah baik itu Madrasah Ibtidaiyah yang setingkat dengan

Sekolah Dasar (SD), sampai IAIN Institut Agama Islam Neeri yang

sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri memiliki frekuensi lebih tinggi

mengenai pengajaran pendidikan agama, dibandingkan dengan sekolah

umum. Dalam hal ini orang tua mengharapkan anak-anaknya dapat

mengenal lebih jauh lagi tentang pendidikan agama pada khususnya dan

pendidikan lain pada umumnya. Selain tujuan tersebut di atas orang tua

juga ikut berpartisipasi dalam mengembangkan madrasah yakni

menyekolahkan anaknya di madrasah dan tentunya bertanggung jawab

terhadap perkembangan madrasah itu sendiri sehingga proses belajar

mengajar dapat terlaksana secara maksimal.

C. Tingkat Perhatian Orang tua Terhadap Suasana Belajar Siswa

1. Suasana Belajar Siswa

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya suasana ataupun keadaan tertentu

dapat mempengaruhi proses belajar siswa apakah siswa tersebut mampu

menangkap pelajaran dengan baik ataupun tidak. Siswa dengan sifat dan pola

pikiran yang berbagai macam memiliki cara berfikir yang berbeda ada siswa

yang bisa belajar hanya dengan lingkungan atau suasana yang sepi ada pula

(46)

belajar yang lain yang dimaksudkan mereka dapat menyerap ilmu

pengetahuan yang mereka pelajari.

Dalam hal ini penulis memfokuskan pada suaana belajar siswa di

sekolah selain siswa belajar di rumah. Berbicara mengenai proses belajar

mengajar di sekolah tentunya hal ini bergantung pula pada mutu sarana dan

prasarana sekolah itu sendiri termasuk juga pengajar dan tentunya tidak

terlepas dari perhatian orang tua.

Anak sebagai pelaku pendidikan bertugas belajar dengan baik dan

orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendukung proses belajar

dengan memberikan perhatian yang penuh terhadap lingkungan belajar

tempat anak mereka menggali ilmu.

Suasana atau lingkungan dalam arti yang luas mencakup iklim dan

geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam

dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat

dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang.13 Dari pengertian itu

dapat diketahui sejauh manakah seseorang berhubungan dengan

lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pendidikan

kepadanya akan tetapi pengaruh dari lingkungan itu tidak selamanya bernilai

positif bahkan bisa juga sebaliknya. Dalam keseluruhan proses pendidikan di

sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti

bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung

kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 15

(47)

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku. Sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.16 Dalam

pengertian yang lain belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan.

Individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.17

Kedua hal tersebut (suasana belajar) tidak dapat beijalan beriringan

apabila tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dari sekolah

dan yang menjadi tanggung jawab orang tua sebagai wali murid agar proses

belajar mengajar itu berhasil.

Dalam proses pendidikan di sekolah siswa membutuhkan sarana dan

prasarana yang memadai seperti tersedianya tempat yang sesuai untuk

belajar, peralatan pendidikan seperti meja, kursi, buku, almari dan sebagainya

dan hal-hal lain yang mendukung proses belajar. Dalam pengertian yang luas,

peralatan pendidikan adalah semua yang digunakan guru dan murid dalam

proses pendidikan ini mencakup perangkat keras dan perangkat lunak.

Perangkat keras misalnya gedung sekolah dan alat laboratorium dan

perangkat lunak misalnya kurikulum, metode dan administrasi pendidikan.18

Dalam pengadaan sarana dan prasarana tersebut orang tua dapat bekerja sama

l6Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 2

11 Ibid., him. 2

(48)

dalam badan perkumpulan orang tua untuk bersama-sama memajukan

sekolah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi

dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern yakni faktor

yang ada dalam diri individu itu sendiri dan faktor ekstern adalah faktor yang

ada di luar individu,

a. Faktor intern

1) Faktor jasmaniah

a) Faktor kesehatan

Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan

seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar

seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.

b) Cacat tubuh

Adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapat

berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah

tangan, lumpuh dan lain-lain.

2) Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor psikologis yang

mempengaruhi belajar yakni:

a) Intelegensi

(49)

c) Minat

d) Bakat

e) Motif

f) Kematangan

g) Kesiapan

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan

jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat

dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu

mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik siswa

haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam

belajarnya.

Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat

dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut:

a) Tidur

b) Istirahat

c) Mengusahakan variasi dalam belajar

d) Rekreasi yang teratur

(50)

f) Memenuhi makanan empat sehat lima sempurna

g) Jangan terlalu lelah

b. Faktor-faktor ekstern

1) Faktor keluarga

a) Cara orang tua mendidik

b) Relasi antar anggota keluarga

c) Suasana rumah

d) Keadaan ekonomi keluarga

e) Pengertian orang tua

f) Latar belakang kebudayaan.19

D. Hubungan Komitmen Orang Tua Mengembangkan Madrasah Terhadap

Suasana Belajar Siswa

Pengaruh orang tua (keluarga) terhadap pendidikan anak sangat penting

karena anak akan lebih semangat dalam belajar baik itu dalam lingkungan

keluarga maupun lingkungan sekolah.

Karena orang tua (keluarga) memiliki peran yang penting dalam

pengembangan madrasah, pengaruh orang tua, saudara dan anggota keluarga

lainnya terhadap tingkah laku anak ataupun situasi belajar anak dimadrasah

menjadi sangat kuat. Aspek penting sehubungan dengan bantuan orang tua

terhadap anak dalam mempersiapkannya untuk beradaptasi dengan kehidupan

madrasah ialah mendidiknya untuk menghargai peran peraturan di dalam

kehidupan komunitas, serta memberi sikap dan respons yang sesuai terhadap

(51)

kekuasaan, baik di dalam maupun di luar keluarga. Sebab peran siswa akan

dipengaruhi oleh sikap tersebut.

Peran orang tua dewasa ini tampak semakin bertambah dengan membantu

anak dalam menyelesaikan tugas-tugas madrasah di rumah serta memberi

pengalaman dan pengetahuan yang melengkapi fungsi pengajaran di sekolah. Hal

itu disebabkan kemampuan orang tua untuk andil dalam proses dari suasana

belajar siswa semakin bertambah karena adanya peningkatan intelektualitas

keluarga. Atas dasar itu, latar belakang, sosial anak bisa menjadi penyebab

(52)

A. GAMBARAN UMUM MTs NEGERI PLUPUH SRAGEN

Untuk mendapatkan gambaran umum lokasi penelitian, yakni MTs Negeri

Plupuh Sragen, berikut dikemukakan tentang letak geografis MTs Negeri Plupuh,

sejarah berdirinya MTs Negeri Plupuh, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi,

keadaan guru murid, dan sarana prasarana.

1. Letak Geografis MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen

Secara geografis MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen, tepatnya

terletak di Dusun Pedak, Desa Karangwaru, Kecamatan Plupuh, Kabupaten

Sragen, kurang lebih 18 KM sebelah barat daya kota Sragen dan kurang lebih

10 KM utara Sangiran, atau kurang lebih 20 KM sebelah utara Perumnas

Mojosongo.

Letak MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen meskipun berada

dipinggir jalan antar kecamatan, tetapi termasuk daerah yang kurang ramai,

karena Kecamatan Plupuh tidak mejadi jalur transportasi utama.

Transportasi umum tidak dapat diandalkan sehingga sebagian besar

siswa bersepeda meskipun ada yang jarak tempuhnya 8 KM lebih. Sedangka

bila dihubungkan dengan pendidikan yang terkait dengan lingkungan, MTs

Negeri Plupuh Kabupaten Sragen berada pada lingkungan pedesaan yang

kondusif untuk pelaksanaan KBM karena jauh dari keramaian industri atau

pasar. Keberadaan MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen dikelilingi 8 MI

(53)

dan 30 SD yang menjadi sumber input siswa meskipun keberadaannya

berdekatan dengan 2 SMP Negeri dan 3 SMP Swasta. 1

2. Sejarah Singkat MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen

MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen merupakan salah satu Sekolah

menengah yang berciri khas agama Islam dan berada dibawah Departemen

Agama. Madrasah ini berdiri pada tahun 1960, yang dulunya merupakan

madrasah swasta, sebagaimana dituturkan oleh H. Asjhuri yang merupakan

salah satu pendiri dan pernah menjabat sebagai Kepala Madrasah yang

pertama kali. Adanya keinginan dan kebutuhan pendidikan Islam bagi

masyarakat dan untuk menampung lulusan MWB yang telah berdiri sejak

tahun 1950, maka atas inisiatif Bapak Jaidi didirikanlah MTs swasta dan

kemudian diubah menjadi MTs Muhammadiyah dengan menempati sebagian

ruangan Sekolah Rakyat (SR) Plupuh. Adanya perubahan situasi dan kondisi

beberapa tahun kemudian MTs tersebut pada tahun 1969 MTs Negeri Plupuh

mengalami pembahan menjadi MTs Agama Islam Persiapan Negeri. Pada

tahun 1970 berubah menjadi MTsAIN , dan selanjutnya pada tahun 1974 ada

penertiban madrasah dan MTsAIN berubah nama, atas dasar Keputusan

Menteri Agama No. 16 tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978, MTsAIN berubah

menjadi MTs Negeri Plupuh.1 2

(54)

3. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen

a. Visi MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen

“TERDIDIK, TRAMPIL, BERAKHLAK MULIA”

b. Misi MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga

setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimiliki.

2) Menumbuhkan semangat unggulan secara intensif kepada seluruh

komponen MTs Negeri Plupuh.

3) Mendorong dan membantu segenap siswa untuk dapat

mengembangkan potensinya sehingga dapat mandiri.

4) Menumbuhkan penghayatan ajaran agama Islam untuk dijadikan

dasar kearifan dalam bertindak.

5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan memperdayakan semua

komponen madrasah dan staff holder madrasah.3

c. Tujuan MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen

1) Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama 369/93 pasal 2 disebutkan

MTs Negeri bertujuan memberikan bekal komponen dasar sebagai

perluasan dan peningkatan pengetahuan agama dan ketrampilan

yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya

sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat dan warga negara serta

(55)

mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah atau

mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat.

2) Tujuan jangka menengah selama 5 tahun kedepan siswa ditargetkan

sebagi berikut:

a) Tahun 2005 semua siswa MTs Negeri Plupuh telah mempunyai

wawasan keunggulan.

b) Tahun pertama kelas 1 MTs Negeri Plupuh mampu membaca Al

Qur’an dengan fasih dan mampu mengamalkan ibadah dalam

kehidupan sehari-hari.

c) Tahun ketiga, siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa asing

(Arab dan Inggris).

d) Lulusan MTs Negeri Plupuh mempunyai ketrampilan yang

memadai dibidang komputer, menjahit dan pertanian.

e) Meningkatnya perolehan prestasi siswa dalam bidang akademik,

sehingga dapat berkompetisi masuk SMU/SMK.4

4. Struktur Organisasi MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen

Dalam lembaga pendidikan diperlukan adanya organisasi, yaitu sistem

kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.

Pengorganisasian ini diwujudkan melalui perencanaan dan menetapkan

fungsi-fungsi atau bidang-bidang yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang

akan diselenggarakan oleh suatu kelompok kerjasama yang bergerak kearah

(56)

satu tujuan. Pembagian atau pembidangan kerja itu disusun dalam suatu

struktur yang kompak dengan hubungan kerja yang jelas agar yang satu akan

melengkapi yang lain dalam rangka mencapai tujuan.

Struktur organisasi merupakan kerangka yang terdiri dari satuan-satuan

kerja yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang bersifat hierarki.

Adapun struktur organisasi yang ada di MTs Negeri Plupuh Kabupaten

Sragen yaitu:

Struktur Organisasi Tata Kerja MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen5

(57)

Keterangan:

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

a. Kepala Madrasah Drs. Aris Suparlan, M.Pd.

b. Kepala Tata Usaha Sarmi

c. Waka Kesiswaan Muhsin, S.Ag.

d. Waka Kurikulum Sumanto, S.Pd.

e. Waka Sarana dan Prasarana : Drs. Sunarto

f. Waka Humas Sri Prihatin, S.Ag.

g. Bimbingan dan Penyuluhan : Hj. Siti Thoyibatun, A.Md. 5

5. Keadaan Guru dan Murid MTs Negeri Plupuh Kabupaten Sragen

Guru dan murid sebagai penggerak proses pembelajaran dan merupakan

pelaksana kurikulum untuk mencapai tujuan, masing-masing mempunyai

fungsi yang berbeda, tetapi pada hakekatnya menuju satu tujuan,

a. Guru Sebagai Tenaga Edukatif

Salah satu aspek dalam pendidikan yang keberadaannya tidak dapat

diabaikan adalah adanya guru yang berfungsi sebagai tenaga edukatif

yang akan mempertanggungjawabkan hasil pendidikan siswanya.

Pada tahun 2005 keadaan guru MTs Negeri Plupuh berjumlah 45

(58)

Tabel I

Keadaan Guru Menurut Latar Belakang Pendidikan dan Status Tahun 20056

mengelola rombongan kelas belajar sejumlah 18 SKB dengan alokasi

waktu 45 jam perminggu dan kewajiban mengajar setiap guru 18

jam/minggu, maka dapat diperhitungkan bahwa kebutuhan guru MTs

Negeri Plupuh secara kuantitatif masih ada kekurangan, sehingga

mengangkat GTT sejumlah 9 orang.

Disamping masih adanya kekurangan guru, MTs Negeri Plupuh

masih mengahadapi tantangan lain yang berupa banyaknya guru yang

tidak sesuai dengan spesifikasi profesionalnya. Hal ini dapat dilihat pada

table berikut:

(59)

Tabel II

Kesesuaian Mengajar Guru dengan Latar Belakang Guru pada MTs Negeri Plupuh7

No Mata Pelajaran

orang guru, sementara 18 orang guru lainnya merupakan kekurangan,

karena tidak sesuai dengan spesifikasi profesionalitasnya.

(60)

b. Keadaan Siswa MTs Negeri Plupuh

Berdasarkan data dokumen Mts Negeri Plupuh pada tahun

2004/2005, keadaan siswa dapat dilihat pada table berikut:

Tabel III

Keadaan Siswa Mts Negeri Plupuh Menurut Tingkat Umur dan Jenis Kelamin

Tahun Ajaran 2004/2005.8

No Klp

Umur

Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah Total

L P J L P J L P J L P J

1 13 th 30 54 84 - 5 5 - - - 30 59 89

2 14 th 56 51 107 16 29 45 - 5 5 72 85 157

3 15 th 22 6 28 63 72 135 19 48 67 104 126 230

4 16 th 4 2 6 44 17 61 59 73 132 107 92 199

5 17 th - - - 2 1 3 14 11 25 16 12 28

Jumlah 112 113 225 125 124 249 92 137 229 329 372 703

Input siswa Mts Negeri Plupuh berasal dari lulusan SD dan MI yang

ada didaerah sekitarnya. Jumlah perbandingan input siswa yang berasal

dari SD dan MI dapat dilihat pada table berikut:

(61)

Tabel IV

Keadaan Siswa MTs Negeri Plupuh Menurut Asal Sekolah

Jumlah 76 88 164 253 293 546 703

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya Tahun Ajaran 2004/2005

ini jumlah Mts Negeri Plupuh lebih sedikit. Ledakan jumlah siswa

terbesar di Mts Negeri Plupuh terjadi pada tahun 1995/1996, yakni

berjumlah 1425 anak.

Jumlah siswa ini kemudian semakin surut ari tahun ketahun, hingga

pada Tahun Ajaran 2004/2005 ini. Pada awal tahun ajaran ini, siswa

berjumlah 710 anak, namun karena ada siswa yang drop out, maka pada

akhir tahun tinggal 701 anak. Penurunan jumlah siswa ini disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu:10

a. Faktor ekonomi orang tua yang tidak mampu.

b. Siswa mengkuti kepindahan orang tua kedaerah lain.

c. Karena faktor akademik, yaitu siswa tidak naik kelas kemudian putus

sekolah.

Gambar

TABEL I : Keadaan Guru Menurut Latar Belakang Pendidikan dan
Tabel IKeadaan Guru Menurut Latar Belakang Pendidikan dan Status
Tabel IIKesesuaian Mengajar Guru dengan
Tabel IIIKeadaan Siswa Mts Negeri Plupuh
+7

Referensi

Dokumen terkait

mempunyai komitmen yang tinggi pada organisasi atau perusahaan.. hal

[r]

Standar Tarif Kapitasi di Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp.3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai dengan Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah) dan

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya jugalah sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena karyawan memiliki peran.. penting dalam hal mengoptimalkan bahan baku untuk menjadi suatu

Dari data penyakit akibat kerja pada tahun 2015 dapat dilihat bahwa. karyawan paling banyak mengalami kejadian terjatuh atau

Menurut Richard Paul (Kowiyah, 2012:176) memberikan definisi bahwa: berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana si

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “ PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP NEGERI 2 KALIBAGOR KELAS VIII C