Perpustakaan STA:N Sa,at/ga
m m m m m
08TD1011735.0:
KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR
PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PAI SISWA KELAS II MAN I
SALATIGA TAHUN 2 0 0 7 / 2 0 0 8
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah
YULIATIN
NIM :
111
0 3
0 3 6
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
DEPA R TEM EN A G A M A Rl
S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A
JL S ta tio n 03 Telp. (0298) 323706y 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
(%-*>■ j i t
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 12 Maret 2008
Penulis,
Yuliatin NIM: 111 03 0 3 6
DEPARTEM EN A G A M A Rl
S EK O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A
JL S ta tio n 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
Drs. Masykur Minan, M.A
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEM B IM B IN G
Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudari Yuliatin
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
A ssalam u'alaikum . Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : YULIATIN
NIM : 11103 036
Jurusan / Progdi : T ARBI YAH / PAI
Judul : KED ISIPLIN A N GURU DALAM M ENGAJAR
PENGARUHNYA TERHA D A P PRESTASI
B ELA JA R PA I SISW A K ELA S II MAN I
Salatiga, 12 Maret 2008
’embimbing
D\ U-<-—5 D rs. M aslvkur M in an , M.A
NIP. 150 182 685
DEPARTEM EN A G A M A Rl
S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A
JL S ta tio n 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : E-mail: administrasi@stamsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : YULIATIN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 036
yang beijudul : "KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR
PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS
II MAN I SALATIGA TAHUN 2007/2008", Telah dimunaqasahkan dalam
sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga pada hari: Rabu, 19 Maret 2008 yang bertepatan dengan tanggal 12
Rabiul Awal 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
19 Maret 2008 M
Salatiga, ---12 Rabiul Awal 1429 H
NIP. 150 234 916 NIP. 150 254 299
Pembimbing
MOTTO
a s y ____ > ; > £ / y
/ / " z / / / ** V "'
<B arang sia p a menempuH s n a tu jaC an u n tu f^ m e n u n tu t ifm u, niscaya
f lt t a f i S W T a £ a n m en u n ju fijig n jaC an fe s y u rg a ^ep adanya.
M u s lim )
O ra tig y a n g susses adaCaH orang y a n g seCaCu m au m em pergunabgn
PERSEM BAHAN
S k jip si in i penuCis persembakkan untuki
1. K fdua orang tuaku (Bapak^ ‘Rpckani dan I6u S iti
(Rgkkayak yan g seCaku mendoakan, mendidik^ dan
membiayaikji
dengan
segaka
kemampuan,
kesabaranmu, kgsik sayangmu dan 6udi jasam u taki
kan 6isa ter6akas dengan apapunjuga.
2. % gkgk.dan A dikku (!Mas Jlris, ydbk^Siti, dan <Dekl
dan to) yan g seCaku menemani kari-kariku daCam
6er6agi, saat dukg dan 6akagia daCam m eniti Cangkgk
kekidupan in i agar Ce6ik 6erarti
3. Xgkek^ dan Nenek&u yan g seCaku mendoakan dan
menasekatiku agar cita-citaku tercapai
4. Saka6at saka6at sejatiku V itri, Im ut, W idd, (Dekjkt
(Bero d a n ja n a k y o u r is tke best".
5. CaCon
suamiku
aku
akgn
seCaCu
menunggu
kekadiranmu.
6. Teman teman seperjuangan (J4ni, J4ida, JArif, Siun,
JlCbastomi, KempCang) "goodCuckkk
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayahNya sehinga dengan anugrah dan keridhoanNya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Kedisiplinan Guru dalam Mengajar
Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa pada Kelas II MAN I Salatiga
tahun 2007-2008.
Dan tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
tauladan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sanak kerabat, para sahabat yang
telah menunjukkan jalan yang benar, melalui agama Islam.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai
syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak akan berhasil menyelesaikanya
tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini, maka dari itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada yang terhorm at:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Fatchurahman, S.Ag, M.Pd, selaku Ketua Progdi Studi PAI STAIN
Salatiga yang telah merestui penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Masykur Minan, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, waktu dan perhatiannya hingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.
5. Bapak H. Badaruddin, M.Ag, selaku Kepala Sekolah MAN I Salatiga yang
telah memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian beserta
bapak dan ibu guru dan staf karyawan yang telah membantu penulis.
6. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Keponakan-keponakanku (Helmi, I mas, Rizal dan
Dimas) serta semua family yang telah memberikan dukungan dan doa
restunya.
7. Teman teman PAI B angkatan 2003 (Janah 29, Ika, Titik, Janah 30, Maria
Ulfa, Hid, Ulfatun, Ani, Evi, Gachi, Naila, Nurhidayah, Amri, Baeat, Zaidun)
jangan lupakan kenangan kenangan indah bersama saat dibangku kuliah.
8. Semua teman teman angkatan 2003 Progdi PAI, PBA, PTBI semoga sukses.
9. Dot.Com yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
10. Pembaca yang budiman, dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah menerima jasa-jasanya, serta mencatat sebagai amal yang
shalih di sisi Allah SWT. Dan akhimya semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya..
Salatiga, 12 Maret 2008
Penulis
Yuliatin NIM : 111 03 036
4. Metode dalam Mengajar 25
B. Prestasi Belajar... 30
1. Pengertian Prestasi Belajar... 30
2. Teori-Teori Belajar... 32
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 33
4. Prinsip-Prinsip Belajar... 36
5. Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Prestasi belajar... 38
6. Fungsi Prestasi Belajar... 39
C. Kedisiplinan Guru dalam Mengajar Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar... 40
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MAN I Salatiga ... 42
1. Identitas Sekolah... 42
2. Letak Geografis... 42
3. Sejarah Singkat Berdirinya MAN I Salatiga... 43
4. Visi dan Misi MAN I Salatiga... 43
5. Struktur Organisasi MAN I Salatiga... 44
6. Keadaan Guru dan Karyawan... 47
7. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah... 48
B. Keadaan Responden... 51
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ... 56
B Analisis Kedua... 62
C. Analisis Ketiga... 67
D. Interpretasi D ata... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 74
B. S a ra n ... 75
C. Penutup... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TA BEL
TAHUN PELA JARA N 2007/2008
KEADAAN SISW A KELAS II MAN I
SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008
JAW ABAN A N G K ET KEDISIPLINAN
GURU DALAM M EN G A JA R
H A SIL TES PAI SISW A KELAS n M AN I
SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008
NILAI A N G K ET KEDISIPLINAN GURU
PROSENTASE PRESTASI BELAJAR PAI
SISW A KELAS II MAN I SALATIGA
TA BEL XIV
TA BEL XV
TA BEL XVI
KEDISIPLIN A N GURU DALAM 68
M EN G A JA R (X) DENGAN PRESTA SI
B ELA JA R PA I SISW A (Y)
K E R JA PRO D U C T M O M E N T K O EFISIEN 69
K O R ELA SI K ED ISIPLIN A N GURU DALAM
M EN G A JA R (X) TERHA D A P PRESTA SI
B ELA JA R PA I (Y) MAN I SALATIGA
BA B I
PENDAH ULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang
mempunyai tanggung jaw ab untuk terns mendidik siswanya. Untuk itu
sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan
pendidikan. Adapun yang menjadi penanggung jaw ab dalam kegiatan proses
belajar mengajar di dalam kelas adalah guru. Seorang guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, yang mengemban tugas dan
tanggung jawab yang berat. Selain itu, gurulah yang secara langsung
memberikan kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar yang efektif.
Yang mana proses belajar mengajar bertujuan mengembangkan potensi
siswa secara optimal, yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang
diharapkan dan bertanggung jawab bagi anggota masyarakat. Dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan banyak faktor yang hams dipenuhi serta
i
diperhatikan oleh seorang gum baik secara langsung maupun tidak secara
langsung. Diantaranya adalah bagaimana menjadi seorang gum yang
berdisiplin di dalam mendidik siswa supaya menjadi anak yang baik,
bertanggung jawab sekaligus berprestasi.
Hal ini didasarkan pada fitrah manusia sebagai makhluk Allah yang
memiliki potensi dapat mendidik dan dapat dididik sehingga mampu menjadi
khalifah di bumi pengembang peradaban dan kebudayaan yang lebih maju.
Manusia dilengkapi dengan fitrah berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi
D A FT A R IS I
HALAM ANJUDUL... i
HALAMAN DEKLARASI... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN M O TTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR I S I ... ix
DAFTAR TABEL... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Penegasan Istilah ... 3
C. Rumusan M asalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Anggapan Dasar dan H ipotesis... 6
F. Metode Penelitian... 7
G. Sistematika Penulisan Skripsi... 12
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kedisiplinan Guru dalam M engajar... 13
1. Batasan Pengertian... 13
2. Tanggung Jawab dan Kode Etik G u ru ... 17
3. Prinsip-Prinsip dalam M engajar... 22
2
dengan berbagai kecakapan-kecakapan dan ketrampilan yang dapat
berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk Allah yang mulia.
Keberadaan siswa di sekolah tidak pemah lepas dari interaksi guru
dengan siswa, bahkan siswa menganggap guru adalah orang tua kedua setelah
keluarganya di rumah. Interaksi ini diharapkan merupakan proses motivasi.
Maksudnya, pihak pengajar mampu memberikan dan mengembangkan
motivasi kepada siswa dalam belajar, sehingga hasilnya mampu membawa
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap
dalam arti anak didik yang berprestasi.
Untuk mencapai prestasi belajar yang baik diperlukan banyak faktor
terutama kemampuan dasar yang dimiliki tiap-tiap siswa serta teknik atau
metode yang baik. Di samping faktor kemampuan siswa juga terdapat faktor
lain yaitu faktor dari seorang guru diantaranya faktor kemampuan guru di
dalam membentuk jiw a dan watak anak didik. Salah satu kemampuan tersebut
adalah kemampuan pribadi guru itu sendiri.
Kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru
dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan
perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik). Alexander
Meikeljohn mengatakan bahwa "No one can be genuine teacher unless he is
h im self actively sharing in the human attem pt to understand men and their
w o rd '} Maksudnya tidak ada seorangpun yang dapat menjadi guru yang sejati
(mulia) kecuali bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik,
yang berusaha untuk memahami semua anak didik dan kata- 1
3
katanya, memahami kesulitan anak didik dan kesulitan lainnya di luar masalah
belajar, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya.
Sebagai teladan, guru hams memiliki kepribadian yang dapat dijadikan
profil dan idola. Sedikit saja gum berbuat yang tidak atau kurang baik akan
mengurangi kewibawaannya dan kharismanyapun perlahan akan menurun.
Beberapa gum yang dalam pandangan siswa berdisiplin temyata dapat
menjadikan motivasi tersendiri dalam proses belajar mengajar, sehingga
prestasipun meningkat. Sementara jika menghadapi gum yang kurang
berdisiplin mereka cendemng seenaknya. Benarkah kedisiplinan gum dalam
mengajar cukup efektif dalam meningkatkan prestasi siswa ?
Menurut hemat penulis, hal semacam di atas bisa saja terjadi di
lingkungan mana saja, bisa saja gejala ini ditemukan di MAN I Salatiga, di
mana anak memiliki prestasi yang kurang disebabkan karena gum yang tidak
atau kurang berdisiplin. Bertolak dari permasalahan di atas maka penulis
tertarik untuk mengambil judul “KEDISIPLINAN GURU DALAM
MENGAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI
SISWA KELAS II MAN I SALATIGA TAHUN 2 0 0 7 ’.
B. Penegasan Istilah
1. Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke-
dan akhiran-an yang berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata
tertib yang berlaku.2
4
2. Guru
Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya/
profesinya) mengajar.3
Jadi yang dimaksud dengan kedisiplinan guru adalah ketaatan guru
da lam melaksanakan tata tertib dan sebagainya yang berkaitan dengan
tugasnya di sekolah dalam membimbing dan mendidik siswa-siswinya
maupun tugasnya di luar sekolah (pemerintah).
Guru yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah para guru
dalam pendidikan formal yang dalam hal ini adalah para guru MAN I
Salat iga.
3. Mengajar
Mengajar adalah menyerahkan kebudayaan berupa pengalaman-
pengalaman, kecakapan-kecakapan kepada anak didik.4
4. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(orang atau benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan
ghoib dan sebagainya.5
5. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah suatu pengertian yang terdiri dari
serangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah suatu
proses yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).6 Belajar
adalah berusaha (berlatih) supaya mendapatkan suatu kepandaian atau
3 Ib id , him. 110
* Roestiyah NK., Masalah-masalah llm u Keguruan, Bina Aksara, Jakarta, 1986, him. 12 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., him. 766
5
pada pokoknya didapatkannya kecakapan-kecakapan dan perubahan yang
teijadi karena usaha.7 Sedangkan siswa mengandung arti anggota
masyarakat yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih
baik.8
Sehingga prestasi belajar siswa dapat diartikan suatu bentuk
pertumbuhan dan perubahan yang diperoleh seseorang (siswa) yang
nampak dari tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan yang
dialaminya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang
akan diteliti adalah:
1. Bagaimana variasi tingkat kedisiplinan guru dalam mengajar pada MAN I
Salat iga ?
2. Bagaimana variasi prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga?
3. Adakah pengaruh kedisiplinan guru dalam mengajar terhadap prestasi
belajar PAI siswa MAN I Salatiga ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui variasi tingkat kedisiplinan guru dalam mengajar pada
MAN I Salatiga.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga.
7 WS. Winkels, Psikologi Pengajaran, PT Gramedia, Jakarta, 1987, him. 34
6
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kedisiplinan guru dalam mengajar
terhadap prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga.
Selain rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, penelitian ini
diharapkan dapat membawa manfaat untuk berbagai di ant ar any a:
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dorongan
kepada siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di dalam kegiatan
belajar mengajar.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman untuk
selalu meningkatkan sikap kedisiplinan khususnya dalam mengajar,
mendidik dan melatih siswa di sekolah.
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan dalam penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.9 Dengan kata lain hipotesis adalah praduga yang
mungkin benar dan mungkin salah.10
Wiranto Surakhmad mengatakan bahwa suatu proses belajar tidak
dapat tercapai secara maksimal disebabkan karena ketiadaan yang mendorong
di dalam meningkatkan prestasi belajar. Dalam hal ini perlunya guru untuk
selalu meningkatkan kemampuannya di dalam mendidik, mengajar dan
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 67
7
melatih serta diperlukannya kemampuan pribadi guru di dalam proses belajar
mengajar. Kemampuan pribadi guru yang harus dimiliki diantaranya adalah
sikap disiplin seorang guru, yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan siswa
dalam belajar.
Berdasarkan kajian teori di atas maka penulis mengemukakan hipotesis
sebagai berikut: “Ada pengaruh positif antara kedisiplinan guru dalam
mengajar terhadap prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga” yang berarti
semakin disiplin guru maka prestasi belajar PAI siswa semakin meningkat
pula.
F. Metodologi Penelitian
Dalam pembicaraan metode penelitian akan dibahas beberapa
komponen yang meliputi:
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas dan ciri-
ciri yang telah ditetapkan.11 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas II MAN I Salatiga tahun ajaran 2007/2008 dengan jum lah siswa 223.
Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian kecil dari
seluruh populasi yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto sampel
digunakan untuk sekedar ancang-ancang apabila obyeknya kurang dari
100 maka harus diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 maka dapat
diambil 10%, 20% atau lebih menurut kemampuan.12 Dari populasi yang
ada diambil 20% dari siswa 223 diperoleh 45 siswa.
8
2. Variabel Penelitian
Dengan demikian penelitian ini terdapat dua variabel penelitian
yaitu:
a. Variabel pengaruh yaitu kedisiplinan guru, yang mana dalam hal ini
memiliki beberapa indicator diantaranya adalah:
1) Melaksanakan tata tertib dengan baik
2) Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan
3) Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau
lembaga pendidikan.
4) Raj in dalam mengajar
5) Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya
6) Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan
yang ada
7) Tepat waktu dalam mengajar
8) Loyalitas
9) Peningkatan prestasi kerja
10) Kualifikasi
b. Variabel berpengaruh yaitu prestasi belajar siswa
Pembahasan data tentang prestasi belajar pendidikan agama
Islam, penulis mengunakan metode tes yang dilaksanakan satu kali
dengan memberikan dua kali tes kepada siswa. Yang pertama, dengan
cara prites, yang berupa pertanyaan kepada siswa dan yang kedua
dengan cara memberikan tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda.
9
diadakan ketentuan agar dalam memberikan nilai hasilnya akan lebih
meyakinkan dan lebih terarah. Kententuan tersebut adalah :
Nilai Kualitatif Nilai
Kuantitatif Nilai Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
Istimewa 10 Hampir cukup 5
Baik sekali 9 Kurang 4
Baik 8 Kurang sekali 3
Lebih dari cukup 7 Buruk 2
Cukup 6 Buruk sekali 1
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan
metode sebagai berikut:
a. Metode tes
Metode tes adalah merupakan alat atau pros^dur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.13 Metode ini
digunakan untuk mengetahui prestasi siswa MAN I Salatiga kelas II.
b. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematik
dan sengaja dengan menggunakan alat-alat indra terhadap kejadian-
kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu.14 Metode
ini akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data siswa MAN I
Salatiga.
13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, him. 5 1
10
c. Metode angket
Metode angket yaitu suatu penyelidikan mengenai suatu
masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum, yang
dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa
formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk
mendapatkan jawaban atau tanggapan.15 Angket ini digunakan untuk
memperoleh data tentang variasi kedisiplinan guru da lam mengajar
terhadap prestasi belajar siswa.
d. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya
barang tertulis.16 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan siswa, struktur
organisasi dan data-data yang lain.
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis data
deskriptif yaitu data yang sudah ada disusun, dijelaskan dan dianalisis.
Kemudian metode yang digunakan adalah metode statistik, yaitu dalam
mengumpulkan data, menyajikan dan menganalisa dalam bentuk angka,
penulis menggunakan teknik rumus prosentase dan rumus product
moment.
15 Kartini Kartono, Pengartlar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1990, him. 217
11
a. Rumus Analisis Prosentase
Analisis digunakan untuk menghitung masing-masing variabel
secara terpisah diketahui ciri masing-masing variabel penelitian,
dengan rumus sebagai berikut:
P = — x 100%
N
K eterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
b. Rumus Analisis Product M oment
Untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut yaitu
untuk mengetahui kedisiplinan guru dalam mengajar terhadap prestasi
belajar PAI siswa, analisis ini menggunakan rumus korelasi product
moment dengan rumus:17
N
(5 X )2 1 L v2 ( x r ) 2 ~
Keterangan:
rxy : Koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y.
X Y : Product dari X dan Y.
X : Variabel dependen (sikap kedisiplinan).
Y : Variabel independen (prestasi belajar PAI siswa)
N : Jumlah responden (sampel).
— —
-^ 11 • l a n d a sa n t e o r i
lam bab m, membahas tentang kedisip|in£m ^ ^
mengajar ^ “ * « * «— Pengertian, tanggung jawab dan
k° de etik «uru> Pnnsip-prinsip dalam mengajar dan metode dalam
belajar. Sedangkan prestasi belajar meliputi: pengertian prestasi
belajar, teori-teori belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar, prinsip-prinsip belajar dan faktor-faktor yang
menumbuhkan prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, kedisiplinan
guru dalam mengajar pengaruhnya terhadap prestasi.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini bensi tnncang [ * " ' ” • — M AN 1 S ,“ g*
n d ip m l idanliias W • * * * * * * * * *
siswa, fasiUtas sekolah, dan keadaan responded
"*W
!:rmT
analisis ketiga dan analisis lanjutA
—
—
'—****■
BAB V : PENUTUP
. n saran-saran dan penutup.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kedisiplinan Guru dalam Mengajar
1. Batasan Pengertian
Secara etimologi kedisiplinan diambil dari kata disiplin yang
berarti ketaatan (kepatuhan) kepada tata tertib.1 Sedangkan menurut WJS.
Poerwadarminto, bahwa disiplin adalah latihan batin dan watak dengan
supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (di sekolah dan
sebagainya).2
Selain pengertian di atas istilah disiplin juga mengandung banyak
arti G ood’s D ictionary o f Education menjelaskan “disiplin” sebagai
b e rik u t:
a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan atau
kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai sesuatu tindakan
yang lebih efektif.
b. Pencarian suatu cara bertindak terpilih dengan gigih, aktif, dan
diarahkan sendiri sekalipun menghadapi rintangan.
c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman
dan hadiah.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, him. 208
2 WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 254
14
d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara-cara yang tak enak atau
menyakitkan.3
Sedangkan yang dimaksud guru di sini adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya) sebagai pengajar.4
Dari pengertian di atas yaitu tentang kedisiplinan guru, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kedisiplinan guru adalah
ketaatan seorang guru melaksanakan tata tertib (kode etik) keguruan, baik
yang berkaitan dengan tugas kepada atasan (pemerintah) maupun dengan
tanggung jawabnya dalam mendidik, mengajar, membimbing serta
mengarahkan siswanya baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dalam dunia pendidikan, teijadinya interaksi guru dengan murid
tidak pemah bisa dipisahkan. Salah satu tugas seorang guru diantaranya
adalah mengajar. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam
rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk teijadinya proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.5
Prof. Nasution sendiri mengemukakan beberapa pokok tentang
mengajar yaitu sebagai b erik u t:
a. Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
b. Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
3 Oteng Sutrisna, Administrasi Pendidikan, Angkasa, Bandung, 1983, him. 97 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., him. 288
5 A Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remadja Karya, Bandung, 1989, him. 26
15
c. Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan
dengan lingkungan6
Sehingga dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
yang dimaksud kedisiplinan guru dalam mengajar adalah ketaatan seorang
guru dalam melaksanakan tata tertib yang berkaitan dengan tugas seorang
guru yaitu membimbing, mendidik, mengajar, dan mengarahkan siswanya
di dalam proses belajar mengajar, karena dengan disiplin yang tinggi
semua aktifitas akan berhasil dengan lancar, dan tujuan yang diinginkan
dapat tercapai.
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa di
dalam sekolah maupun di dalam belajar. Kedisiplinan tersebut mencakup
kedisiplinan guru dalam mengajar yaitu dengan melaksanakan tata tertib,
kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam hal administrasi, kebersihan,
keteraturan gedung, halaman dan lain-lain. Kedisiplinan kepala sekolah
dalam mengelola staf beserta siswa siswanya dan kedisiplinan team BP
dalam pelayanan kepada siswa.
Karena apabila seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan
bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula dan yang
lebih utama adalah kedisiplinan akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap belajar siswa anak akan lebih tanggung jawab, giat dalam belajar
dan akan selalu menghargai waktu. Namun apabila seluruh staf dan guru
16
sendiri tidak berdisiplin maka dapat dipastikan anak tidak akan disiplin
pula.
Pada kenyataannya dewasa ini telah terjadi erosi sopan santun
disiplin dalam melaksanakan proses pendidikan, baik yang dilakukan
peserta didik maupun oleh guru itu sendiri, terjadinya erosi disiplin banyak
dipengaruhi beberapa faktor, faktor tersebut ialah :
a. Masyarakat pada umumnya sudah berpandangan lebih maju untuk
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi artinya tuntutan materi lebih
banyak dan kebutuhan hidup lebih mendesak. Sehingga bagaimanapun
caranya, jalannya banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
tersebut.
b. Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah sehingga
membingungkan siswa dan guru untuk melaksanakan proses
pendidikan sehingga tidak berjalan secara semestinya.
c. Motivasi para guru dan siswa menurun dengan asumsi bahwa tanpa
belajar baik, tanpa disiplin tinggi, tanpa mengikuti kegiatanpun mereka
pasti lulus atau naik kelas.
d. Longgamya peraturan yang ada, terutama pada sekolah-sekolah di kota
besar
e. Munculnya manusia atau sekelompok manusia yang ingin hidup bebas
tanpa ikatan dan aturan.7
17
Oleh karena itu seorang guru hendaklah dapat memegang dan
memiliki disiplin yang tinggi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik terutama dalam mengajar dan sekaligus menjadi suri tauladan bagi
para siswanya, sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam surat A1
A zhabayat 218
Artinya : Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (QS. A1 Azhab : 21)
Jadi menurut penulis untuk menjadi tenaga pendidik hams benar-
benar menjadi suri tauladan artinya mempunyai kualitas keilmuan
pendidikan dan keguruan yang memadai guna menunjang tugas
profesinya, yang disertai dengan kepribadian yang benar-benar mantap di
dalam membina kepribadian dan intelektual anak didik. Supaya menjadi
anak yang berdisiplin dan bertanggung jawab.
2. Tanggung jaw ab dan kode etik gum
Sebagai seorang pendidik, mengajar bukan sebagai pekerjaan yang
mudah akan tetapi mengajar mempakan pekerjaan yang sulit dan nimit
yang masih membutuhkan persiapan-persiapan sebelumnya. Gum
memiliki tanggung jaw ab yang besar dalam mendidik siswanya. Selain
dituntut untuk mampu tampil sebagai pegawai pemerintah yang patuh
berdisiplin dan taat terhadap kode etik gum, juga dituntut sebagai aktor
18
yang ideal di depan anak didiknya, baik saat menyampaikan materi
pelajaran ataupun di luar jam pelajaran.
Mengingat mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan
tanggung jaw ab moral maka berhasil tidaknya pendidikan siswa secara
formal terletak pada tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas
mengajar. Oleh sebab itu seorang guru hendaknya memiliki sifat seperti
yang telah dikatakan oleh Wens Tanlain bahwa guru yang bertanggung
jawab memiliki beberapa sifat diantaranya adalah :
a. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan
b. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas bukan
menjadi beban baginya)
c. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta
akbiat-akibat yang timbul (kata hati)
d. Menghargai orang lain termasuk anak didik
e. Bijaksana dan hati-hati
f. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.9
Secara moral guru mempunyai ikatan norma di dalam berinteraksi
dengan murid, menyikapi hal ini guru harus mengedepankan harga diri dan
tidak lengah dalam menjunjung tinggi keteladanan sebagaimana Allah
berfirman dalam surat A1 Arrod ayat 37:
19
Y \ < * y * * ® s * ) s y * i .
" j , * > i r v . i i u J j i
x / v ^
Artinya : "Dan Demikianlah, kam i Telah menurunkan A l Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu m engikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, M aka sekali-kali tidak ada pelindung dan pem elihara bagimu terhadap (siksa) A llah*10
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap manusia dituntut
untuk mampu mematuhi berbagai ketentuan atau peraturan sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Begitu juga seorang guru di sekolah
hendaklah memathui dan melaksanakan peraturan yang berlaku salah
satunya adalah bagaimana cara berinteraksi yang baik terhadap murid itu
sendiri. Dalam hal ini terdapat beberapa etika yang harus dijalankan dalam
berinteraksi dengan murid diantaranya adalah :
a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri
tauladan bagi anak didiknya
b. Dalam melaksanakan tugas guru harus memiliki jiw a kasih sayang dan
adil serta menumbuhkannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.
d. Guru seyogyanya tidak memberikan pelajaran tambahan kepada murid
dengan memungut biaya.11
10 Departemen Agama RI, op.cit, him. 202
Sehingga guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah
laku dan perbuatan dalam rangka membina jiw a dan watak anak didik.
Dengan demikian tanggung jaw ab guru adalah untuk membentuk anak
didik agar menjadi orang bersusila, cakap, berguna bagi agama, nusa dan
bangsa.
Sebagai pendidik yang memiliki tanggung jaw ab yang besar
seorang guru juga harus melaksanakan serentetan kode etik guru di dalam
melaksanakan tugasnya. Istilah “kode etik” terdiri dari dua kata yakni
“kode dan etik” kata etik berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti
watak, adab atau cara hidup. Sedangkan kode artinya nilai. Sehingga kode
etik dapat diartikan tata susila keguruan.12 Rostiyah NK mengatakan
bahwa etik adalah cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan dari
kelompok manusia, etik biasanya dipakai untuk mengkaji nilai-nilai atau
kode.13
Berikut ini akan dikemukakan beberapa kode etik guru Indonesia
yang terdiri dari beberapa item, antara lain :
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum
sesuai kebutuhan anak didik
20
12 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., him. 49
21
c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan
d. Guru menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat ang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan
e. Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya
f. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.
g. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan
meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdian.
h. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.14
Guru sebagai tenaga profesional perlu memahami dan
melaksanakan kode etik guru serta menjadikannya pedoman di dalam
melaksanakan tugasnya dengan penuh kasih sayang dan mengedepankan
keteladanan. Karena di dalam kode etik keguruan memuat ketentuan-
ketentuan yang mengikat semua sikap dan perbuatan guru itu sendiri.
Apabila guru telah melakukan perbuatan asusila atau amoral berarti guru
telah melanggar kode etik keguruan.
22
Dalam kenyataannya tidak sedikit guru yang melakukan
pelanggaran administrator maupun pelanggaran moral. Clarence A Weber
mengatakan ada beberapa pelanggaran yang sering dilakukan seorang guru
diantaranya adalah
a. Guru bekerja lebih keras mengejar keuntungan materi seperti jabatan,
gaji yang tinggi dan cuti sakit daripada mutu pekeijaan mereka sebagai
guru
b. Guru lebih menaruh perhatian kepada perolehan gelar sarjana supaya
mendapat gaji yang lebih tinggi daripada menjadi guru yang lebih baik.
r c. Guru suka membicarakan guru lain mempercakapkan kekurangan
mereka
d. Guru lebih memperhatikan mata pelajaran daripada mengajar anak-
anak
e. Guru tidak setia pada jabatan, mereka menghalang-halangi orang lain
untuk memangkunya.15
Setidaknya pelanggaran-pelanggaran di atas tidak akan teijadi jika
seorang guru menghayati profesi keguruan dan selalu berpedoman pada
kode etik guru dan selalu mengingat sumpahnya di depan umum saat
( diangkat menjadi pegawai pemerintah.
3. Prinsip-prinsip dalam Mengajar
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Mengingat
tugas yang berat, maka seorang individu harus memiliki prinsip. Dalam
23
hal ini terdapat beberapa macam prinsip mengajar, namun di sini penulis
hanya menguraikan lima prinsip saja diantaranya adalah :
a. Perhatian
Dalam mengajar seorang guru haras dapat membangkitkan
perhatian anak terhadap pelajaran yang telah diberikan. Perhatian ini
dapat teijadi secara langsung maupun tidak secara langsung. Dikatakan
secara langsung karena pada anak sudah ada kesadaran akan tujuan
dan kegunaan maka pelajaran yang telah diperoleh. Sedangkan
perhatian yang tidak secara langsung akan muneul bila dirangsang oleh
guru yaitu dengan penyajian pelajaran yang menarik, serta
menggunakan media yang merangsang anak berpikir. Bila perhatian
kepada pelajaran itu ada maka pelajaran yang diterimanya akan
dihayati sehingga mengakibatkan anak dapat membandingkan,
membedakan dan menyimpulkan dari pengetahuan yang telah
diterimanya.
b. Appersepsi
Setelah menguraikan tentang prinsip yang pertama yaitu
perhatian maka prinsip yang kedua yaitu menghubungkan pelajaran
yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Hal ini akan lebih melancarkan jalannya guru dalam mengajar.
c. Korelasi
Hasil dari kegiatan belajar mengajar akan sukses apabila di
dalam mengajar guru selalu memperhatikan dan memikirkan hubungan
24
diantara setiap mata pelajaran karena semua ilmu pengetahuan itu
saling berkaitan. Jadi dalam mengajar guru haras selalu
memperhatikan apakah yang diajarkan guru berkorelasi atau tidak,
dapat diterima akal, dapat dimengerti, yang bertujuan untuk
memperluas dan memperdalam pengetahuan baik guru maupun siswa
itu sendiri.
d. Individualisasi
Setiap siswa satu dengan yang lain pastmya memiliki
26
1) Langkah persiapan
Persiapan yang dimaksud di sini adalah menjelaskan
kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok masalah yang
akan dibahas dalam pelajaran tersebut.
2) Langkah penyajian
Tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan
pokok-pokok masalah.
3) Langkah generalisasi
Adanya unsur yang sama maupun berlainan dihimpun
untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-
pokok masalah.
4) Langkah Aplikasi penggunaan
Pada langkah ini kesimpulan atau konklusi yang diperoleh
digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna
kesimpulan itu.19 20
b. Metode Tanya Jawab
Yang dimaksud dengan metode tanya jawab adalah
penyampaian materi pelajaran dengan cara guru mengajukan
pertanyaan dan murid menjawab atau cara penyajian pelajaran dalam
bentuk tanya yang hams dijawab terutama dari gum kepada murid.
19 Armai Arief, Pengantar llmu dan M etodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 137
28
d. Metode demontrasi dan eksperimen23
Metode demontrasi adalah salah satu teknik mengajar yang
dilakukan guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa
sendiri ditunjuk untuk memperhatikan kepada kelas tentang suatu
proses atau cara melakukan sesuatu misalnya bekerjanya suatu alat
pencuci otomatis, cara membuat kue dan lain sebagainya.
Sedangkan eksperimen dipakai dalam pengajaran dimana guru
dan murid bersama melakukan sesuatu, misalnya murid bersama guru
mengadakan eksperimen menyelenggarakan sholat Jum ’at, sholat
jenazah dan sebagainya.
e. Metode resitasi24
Metode ini biasa disebut metode pekeijaan rumah karena siswa
diberi tugas khusus di luar jam pelajaran. Penekanan metode ini
terletak pada jam pelajaran berlangsung dimana siswa disuruh untuk
me near i informasi atau fakta-fakta yang berupa data-data yang
diperoleh dari laboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar dan
sebagainya.
f. Metode kerja kelompok25
Metode keija kelompok adalah kelompok dari kumpulan
beberapa individu yang di dalamnya terdapat beberapa hubungan
23 M. Basyiruddin Usman, M etodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 43
24 Ib id , him. 47
29
timbal balik antara individu serta saling percaya mempercayai diantara
anggota kelompoknya.
Dalam menggunakan metode ini, seorang guru mempunyai
peran di dalam membimbing siswanya, diantara peranan guru dalam
penggunaan metode keija kelompok adalah :
1) Manager
Guru berperan membantu para siswa yaitu dengan
mengorganisasi diri, tempat duduk, serta bahan yang diperlukan.
2) Observer
Guru bertugas mengamati dinamika kelompok yang teijadi
sehingga ia dapat mengarahkan serta membantu siswa, yaitu
dengan memberikan balikan kepada kelompok tentang
kepemimpinan, interaksi, tujuan, perasaan, serta norma-norma
yang teijadi dalam kelompok.
3) Advisor
Guru juga memberi saran-saran tentang menyelesaikan
tugas bila diperlukan tetapi pemberian saran bukan berarti guru
yang menyelesaikan tugas buat peserta. Guru hanya memberikan
saran melalui pertanyaan-pertanyaan bukan memberikan informasi
30
4) Evaluator
Peran yang terakhir adalah menilai peserta kelompok dalam
proses pelaksanaan tugas. Guru menilai harus secara kelompok
bukan secara individu.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).26
Sedangkan menurut para pakar ahli prestasi belajar dapat diartikan sebagai
b e rik u t:
a. Menurut Zaenal Arifm prestasi berasal dari kata prestatic yang berarti
hasil usaha sehingga dapat diartikan bahwa prestasi adalah hasil usaha
dalam bidang pendidikan.
b. Menurut Nana Sudjana prestasi adalah kemampuan yang dimiliki
28 siswa setelah ia menerima pengalaman-pengalaman belajar.
Adapun pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai
b erik u t:
a. Menurut A Tabrani Rusyan dkk memberikan definisi tentang belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan.29
26 WJS. Poenvadarminto, op.cit., him. 768
27 Zaenal Arifin, Evaluasi Intruksional, Prinsip, Teknik, dan Prosedur, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, him. 3
28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Remadja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 22
29 A. Tabrani Rusyan dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remadjakarya, Bandung, 1989, him. 7 31 * * * *
31
b. Menurut Oemar Hamalik bahwa belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berlcat pengalaman dan
latihan.30
C. Sedangkan menurut Tadjab mengatalcan bahwa belajar adalah
perubahan kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir, merasakan,
mengerjakan sesuatu, melalui berbagai pengalaman-pengalaman dan
34
Untuk lebih jelasnya, penulis mencoba menguraikan beberapa
faktor yang mempengaruhi belajar di antaranya adalah :
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) seperti mengalami sakit, cacat tubuh, atau
perkembangan yang tidak sempuma. Sehingga menyebabkan kelainan
pada tingkah laku.36
b. Faktor psikologis
Beberapa faktor psikologis yang mendorong seseorang untuk
belajar diantaranya ad alah :
1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi
5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman dalam pelajaran
6) Adanya ganjaran atau hukuman dari akhir belajar.37 * * * * *
36 Moh Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, 1993, him. 10
37 Tadjab, op. cit., him. 54
d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya
e. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang
f. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungan
g. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan intruksional yang harus dicapai
h. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap mendalam pada siswa.43 *
5. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Prestasi Belajar
«---40
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstem dari suatu institusi
pendidikan. Secara intern karena prestasi belajar dapat dijadikan
indikator produktivitas pendidikan secara ekstem karena tinggi
rendahnya prestasi sebagai indikator kesuksesan anak didik di
masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) siswa.45
C. Ked siplinan Guru dalam Mengajar Pengaruhnya terhadap Prestasi
Mengajar mempakan suatu pekeijaan yang bersifat profesional, yang
harus dilaksanakan dan dikerjakan dengan penuh tanggung jawab, ketekunan,
kesabaran dan penuh perhatian, serta penggunaan metode dan strategi yang
benar. Karena sifat dan cara guru dalam mengajar sangat berpengaruh bagi
keberhasilan belajar siswa. Akan tetapi terdapat satu daya atau kekuatan yaitu
masalah kedisiplinan mengajar seorang guru yang tidak beda jauh memiliki
pengaruh yang begitu besar terhadap rpestasi siswa.
Hal ini dapat dilihat pada proses kegiatan proses belajar mengajar
dimana siswa tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik, tidak bisa serius
dalam belajamya, tidak aktif, siswa cenderung seenaknya, dan yang
memprihatinkan adalah prestasi anak menjadi menurun. Penurunan ini di
sebabkan guru yang kurang berdisiplin.
Berbeda dengan beberapa guru yang dalam pandangan siswa bahwa
guru itu disiplin. Akan menjadikan motivasi tersendiri bagi siswa. Anak lebih
41
aktif dalam mengikuti pelajaran sehingga prestasi siswapun akan meningkat.
Dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang guru terhadap prestasi siswa
siswanya.
Kedisiplinan merupakan bagian dari pribadi seorang guru yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Karena kemantapan kepribadian
guru dalam melaksanakan proses belajar berbengaruh terhadap situasi belajar
mengajar yang diselengarakannya.
Keberhasilan belajar pada dasamya adalah tumpuan dan arah yang
utama dalam segala bentuk pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru di
sekolah maupun di luar sekolah. Untuk itu seorang guru di tuntut supaya dapat
bekerja secara teratur, konsisten dan disiplin terutama dalam proses belajar
mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan dan mutu pendidikan.
Berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa dalam penelitian
ini penulis mengambil mata pelajaran PAI yang mana kedisiplinan guru dalam
mengajar dapat menunjang keberhasilan belajar siswa.
Sebagai penulis memberikan hipotesis yang berbunyi semak indi&iplin
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM MAN I SALATIGA
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
b. Alamat Sekolah : Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga
c. Didirikan (swasta) PGAN : 1953
d. Diresmikan MAN : 1990
e. Status Madrasah : Negeri
f. Luas Tanah : 2.882 m2
g- Luas Bangunan : 5. 113 m2
h. No. Statistik Madrasah :3 11 37301270
i. SK Akreditasi Terakhir : KW .l 1.4/4/PP.03.2/625.32. (27 Juni
2005)
2. Letak Geografis
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) terletak di JL KH. Wahid Hasyim
No. 12 Salatiga. Desa/Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo,
Kabupaten/Kodya Salatiga, dan menempati gedung yang dibangun di atas
tanah 2.882 m2 dengan keadaan bangunan permanent. MAN I Salatiga
berdekatan dengan perumahan penduduk yang terletak sangat strategis
dengan dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara : Jin. Seruni
b. Sebelah Selatan : Pasar Jetis dan perumahan masyarakat
c. Sebelah Barat : Perumahan masyarakat
d. Sebelah Timur : JL Raya Solo - Semarang
3. Sejarah Singkat Berdirinya MAN I Salatiga
Semula Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga adalah yang bemama
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) yang kemudian pada tanggal 25
April tahun 1990 berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri Salatiga. Hal
ini disesuaikan dengan Surat Keputusan M enteri Agama Republik
Indonesia No. 64 tahun 1990 yang didirikan wilayah salatiga di JL KH.
Wahid Hasyim No. 12 Salatiga di atas luas tanah 2.882 m2 No. Hak Milik
No: 49 dengan luas bangunan 5.113 m2.
Pada tahun 1990 mulailah era baru dalam pelaksanaan pendidikan.
Sebagai lembaga pendidikan formal yang dikelola oleh lembaga milik
Departemen Agama menjadi sekolah yang setara dengan SMA. Yang
bercirikan keagamaan dengan membuka berbagai macam jurusan, di
antaranya : I.A, I.S, dan Bahasa, Serta Muatan Lokal, Otomotif, Tata
Busana, dan Komputer.
4. Visi dan Misi MAN I Salatiga
a. Visi
Memadukan dzikir, fikir dan skill untuk mempersiapkan generasi
Islami, berprestasi, dan hidup mandiri.
b. Misi
43
44
2. Mempersiapkan generasi Islami ke depan yang menguasai iptek
dan keterampilan sebagai bekal hidupnya.
3. Mampu mengembangkan kreativitas dan inovatif.
4. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
5. Membentuk perilaku islami dalam kehidupan sehari-hari.
5. Struktur Organisasi MAN I Salatiga
STRUKTUR ORGANISASI MAN I SALATIGA
TAHUN 2007/2008
K eterangan:
1. Komuite sekolah
2. Kepala Madrasah
3. Kepala Tata Usaha
: Drs. HM. Zulfa Mahasin, M.Ag
: Drs. H. badaruddin, M.Ag
45
4. Waka Kurikulum Joko Susilo, S.Pd
5. Waka Sarpras Aris Handoyo Wibowo, S.Pd
6. Waka Humas Drs. Mahsum A1 Wa'id, M.Ag
7. Waka Kesiswaan Drs. Nasuha
8. Sie. Asrama Drs. Sukarman
9. Sie. Kesra/Ibsos M. Sidiq Pumomo, S.Pd
10. Koordinator BK Drs. Affifudin
11. Guru BK - Dra. Hartatik Sri W.
- Sofiana Rosyidah, S.Psi
12. Sie. Pengajaran Drs. Kastomo
13. Sie. Bina Prestasi Drs. Fahrurozi
14. Sie. Laborat Dra. Sumiyarti
15. Sie. Laborat M. Kholil, S.Pd
16. Sie. Laborat Bhs/kom
17. Wali Kelas
Ameliasari TK, SE
18. Sie. Perpustakaan
19. Petugas Perpustakaan
Dra. Fathonah
20. Guru Semua Guru
21. Siswa Seluruh siswa kelas X, XI, XII
22. Sie. Pembina Osis Drs. Saifudin
23. Sie. Pembina Pramuka Farhan Budi S., S.Pd
24. Sie. Pembina PMR/UKS Hanifah, S.Pd
46
26. Sie. Koperasi : Drs. Saifiidin
27. Bendahara UVHD : Drs. Eko Suparmo
28. Pembina Pdhr Komite : Dra. Nurul Isnaini
29. UP & Pembuat gaji : M. Shubkan
30. Bendahara barang : Kumaedi
31. Tykery : Hamo. A.Md
32. Adm. Kesiswaan : Anggun Taruna
33. Pengelola Koperasi : Afiyati Baroroh
34. Bg. Sarpas : Fahrudim
35. Satpam : Agung Haryanto
36. Tukang Kebun : Damsuki
MAN I Salatiga telah mengalami pergantian kepala sekolah. Berikut
ini adalah daftar nama yang pemah menjabat sebagai kepala sekolah di
MAN I Salatiga hingga sekarang adalah :
a. R. Soemamo
b. R. Soetomo Broto Artono
c. H. Amin Syahri
d. R. Soemilan Notoraharjo, SH
e. H. Sotfyan Ahmadi, BA
f. H. Marsudi
g. H. Abdul Djabar M.
h. H. Djumadi, BA
j. Drs. Hadits
k. Drs. Soeharto
l. Drs. Satjibi
m. Drs. H. Cholid Trenggonoi, M.Pd
n. Drs. H. Badaruddin, M.Pd (hingga sekarang)
MAN I Salatiga adalah sebagai lembaga pendidikan formal yang
sekalius merupakan organisasi yang bekerja sama secara dinamis untuk
melaksanakan programnya. Dalam menghadapi persaingan yang semakin
ketat dengan sekolah umum, maka pihak manajemen MAN I Salatiga
hams menciptakan program pendidikan dengan bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kepada piha stake holders. Hal itu disesuaikan
dengan penerapan kurikulum bam yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. MAN I Salatiga berkomitmen untuk menyelenggarakan
pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan
membentuk sumber daya manusia yang unggul, berdaya, sekaligus
mandiri dan berwawasan masa depan.
6. Keadaan Gum dan Karyawan
Suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan
haruslah terdapat dua unsur pokok dalam proses pembelajaran yaitu
pendidikan peserta didik. Adapun jumlah tenaga pengajar M AN I Salatiga
tahun 2007 / 2008 berjumlah 91 orang yang terdiri dari gum Pendidikan
Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa dan Sastra
Indonesia, Matematika, Kesenian, Pendidikan Jasmani, Ilmu Pengetahuan
48
Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Muatan Lokal, dengan data sebagai b e rik u t:
Data G u ru :
Guru Negeri : 53 orang
Guru Tidak Tetap : 21 oranc
Jumlah : 74 orang
Data K aryaw an:
Karyawan Tetap : 3 orang
Karyawan Tidak Tetap : 14 orane
Jumlah : 17 orang
Jadi jumlah guru dan karyawan keseluruhan ada 91 orang.
7. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah
a. Keadaan Siswa
Siswa adalah merupakan satu faktor terpenting dalam
pembelajaran karena tanpa adanya siswa maka proses pembelajaran
tidak akan berlangsung. Mengenai jumlah siswa dapat dilihat pada
tabel.
49
Untuk mengkoordinasikan jum lah siswa MAN I Salatiga, dan
untuk menciptakan ketertiban komunikasi antar guru dengan siswa,
dalam hal ini dibentuk OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) sebagai
wadah kesiswaan yang bertugas mengatur, mengkoordinir siswa
dalam bakat dan kreativitas. Selain hal tersebut, OSIS juga membantu
kelacaran kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. Untuk lebih
jelasnya penulis cantumkan struktur kepengurusan OSIS MAN I
Salatiga.
Adapun Susunan Pengurus OSIS MAN I Salatiga
KETUA Ketua Umum : M. Syafii Ketua I : Eko Kumiawan Ketua 11 : Wahyu Ihsan M.
SEKSI-SEKSI
Sek bid Ketaqwaan : A. Aditya S Sek bid Oranisasi : Feri. A Sek bid Kehidupan berbangsa dan bemegara : Nur Rohm at Sek bid Bela Negara : Samsul Maarif Sek bid Kewirausahaan : Fitri Lestari Sek bid Apresiasi & Seni: Subkhan Eko.S Sek bid Olaharaga : Misbah Azizah Sek bid Kepribadian : Fendi A. BENDAHARA
b. Keadaan Fasilitas Sekolah
MAN I Salatiga menempati tanah seluas 2.882 m2 dengan luas
bangunan 5.113 m2 dengan bangunan permanen terdiri atas lantai
keramik, atap genteng, dan langit-langit etemit. Fasilitas pendidikan
50
mengajar. Adapun fasilitas gedung/ruang dan alat-alat pelajaran yang
dimiliki oleh MAN I Salatiga adalah sebagai b erik u t:
TABELII
FASILITAS GEDUNG DAN PERLENGKAPAN MAN 1 SALATIGA
No. Fasilitas Gedung Jumlah Luas m2
1 Ruang Kepala Sekolah 1 buah 32
2 Ruang Guru. 1 buah 126
3 Ruang TU 1 buah 60
4 Perpustakaan 1 buah 90
5 Ruang UKS 2 buah 24
6 Ruang Komputer 1 buah 56
7 Koperasi 1 buah 32
8 Ruang Ibadah 1 buah 60
9 Ruang BP/BK 1 buah 32
10 Ruag Kelas 24 buah 1728
11 Ruang OSIS 1 buah 24
12 LAB. Kimia 1 buah 216
13 LAB. Fisika 1 buah 216
14 LAB. Biologi 1 buah 216
15 LAB. Bahasa 1 buah 56
16 LAB. Multimedia 1 buah 56
17 Gudang 1 buah 20
18 WC. Guru 3 buah 24
19 WC. Siswa 2 buah 36
20 Rumah Penjaga Sekolah 1 buah 32
PERLENGKAPAN MAN I SALATIGA
No. Perlengkapan Satuan No. Perlengkapan Satuan
1 Bangku murid 468 buah 12 Radio tape recorder 7 buah
2 Kursi murid 916 buah 13 Televisi 3 buah
3 Meja/kursi kepsek 1 buah 14 Pesawat telepon 1 buah
4 Alamri buku/pustaka 3 buah 15 Mesin tulis/ketik 13 unit
5 Meja/kursi guru 74 buah 16 Foto copy 6 unit
6 Rakbuku 12 buah 17 Peta dinding 14 unit
7 Papan tulis 24 buah 18 Mesin jahit 6 buah
8 Filling kabinet 22 buah 19 Alat-alat olahraga 2 set
9 Kursi tamu 4 buah 20 Alat-alat musik 2 unit
10 Komputer 48 buah 21 Buku-buku pustaka 12.006
11 Sound system 2 buah 22 Video 1 unit
51
B. KEADAAN RESPONDEN
1. Data Responden
Data nama responden pada penelitian ini adalah sebagai b erik u t:
TA BEL III
8 M iftakhulJannah P XI IS 3
9 Nurul Hendiyanto L XI IS 3
10 Jazik Z.N. P XI IS 3
11 Muhammad Maksum L XI IS 3
12 Nur Hidayati P XI IS 3
19 Marisa Tri Hantari P XI IS 3
20 Dwi Yustiani P XI IS 3
21 Siti Nurwakhidah P XI IS 3
22 Lilik Wijiastuti P XI IS 3
23 Titin Ari haryani P XI IS 3
31 Nunung Nurhani'ah P XI IAI
52
NO. NAMA JENISK ELAMIN KELAS
L P
2. Jawaban Angket tentang Kedisiplinan Guru dalam Mengajar
Variabel yang pertama yaitu kedisiplinan guru dalam mengajar.
Data ini diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 16 pertanyaan.
Sambungan ...
Variabel yang kedua yaitu prestasi belajar siswa. Untuk mengukur
prestsi belajar, penulis mengadakan tes Pendidikan Agama Islam yang
meliputi bidang studi Aqidah Ahlak, Q ur’an Hadits, Fikih, yang hasilnya
54
T A B E L V
H A SIL TES PA I SISW A K ELA S II M AN ISA L A TIG A
NO. NAMA SISW A N ILA I
TES NO. NAM A SISW A NILAI TES
1 Nu t Mahfud 72 24 Dzulky K. 88
2 Ahmad Marzuki 64 25 Umi Khoiriyah 72
3 Nuza HM. 84 26 Ratih Asti S. 72
4 Fitri Lutfiani 80 27 Bagus Prasodjo 80
‘5 Emi Astutik 72 28 Ayu Diningtyas 80
6 M. Ulum Azmi 72 29 Rismawati 84
7 Dwi Saputri 60 30 Ajana Dinafitriyah 76
8 Miftakhul Jannah 72 31 Nunung Nurhani'ah 88
9 nurul Hendiyanto 80 32 Amirul bahri 76
10 Jazik Z.N. 56 33 Siti Nurlaila 80
11 Muhammad Maksum 60 34 Imam Buchori 72
12 Nur Hidayati 60 35 Eky Taufik 84
13 Indah Astuti 72 36 Sa'idah Ervina 88
14 M. Mujib 60 37 Ratri Ika Maria 76
15 Fikri Hidayat 84 38 Nur Saadah 80
16 M. Nurul Huda 72 39 Syarifah Aini 80
17 Kaesyiah 56 40 Putri Ragil 84
18 Shi J. Saadah 84 41 Kadarwati 88
19 Marisa Tri Hantari 64 42 Titi Fatmawati 76
20 Dwi Yustiani 76 43 Farida Jauharatul Ula 84
21 Shi Nurwakhidah 60 44 Muhammad feizin 76
22 Lilik Wijiastuti 76 45 Faridhotul Khasanah 84
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data dikumpulkan secara lengkap, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data tersebut. Pada tahap ini penulis akan membahas tentang
serangkaian analisis terhadap data yang telah terkmpul lewat penyebaran angket
megenai kedisiplinan guru dalam mengajar dan hasil tes yang diperoleh dari
penyebaran soal untuk mengetahui prestasi PAI siswa sebagaimana tercantum
pada bab III. Analisis dengan statistik ini dimaksudkan untuk membuktikan
hipotesis yang sesuai dengan judul penelitian ini yakni kedisiplinan guru dalam
mengajar dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas II MAN I
Salatiga.
Penelitian ini memiliki tujuan sebagaimana telah disebutkan dalam bab
pendahuluan di antara tujuan tersebut adalah :
1. Untuk mengetahui variasi tingkat kedisiplinan guru dalam mengajar pada
MAN I Salatiga.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kedisiplinan guru dalam mengajar
terhadap prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga
Maka dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data tersebut. Untuk
memudahkan penganalisaan maka ditempuh tahapan-tahapan analisis sesuai
dengan jenis data yaitu sebagai b erik u t:
56
A. ANALISIS PENDAHULUAN
Analisis data mengenai kedisiplinan guru dalam mengajar. Penulis
menggunakan angket yang terdiri dari 16 pertanyaan, dan prestasi siswa
berdasarkan nilai tes kelas II pada 45 responden. Dari masing-masing
pertanyaan tersebut disediakan alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut.
- Alternatif jawaban A memiliki nilai 3
- Alternatif jawaban B memiliki nilai 2
- Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
TABEL VI
NILAI ANGKET KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR
KELAS II MAN I SALATIGA