• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS II MAN I SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS II MAN I SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Perpustakaan STA:N Sa,at/ga

m m m m m

08TD1011735.0:

KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR

PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PAI SISWA KELAS II MAN I

SALATIGA TAHUN 2 0 0 7 / 2 0 0 8

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Ilmu Tarbiyah

YULIATIN

NIM :

111

0 3

0 3 6

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

DEPA R TEM EN A G A M A Rl

S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A

JL S ta tio n 03 Telp. (0298) 323706y 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

(%-*>■ j i t

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 12 Maret 2008

Penulis,

Yuliatin NIM: 111 03 0 3 6

(3)

DEPARTEM EN A G A M A Rl

S EK O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A

JL S ta tio n 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Drs. Masykur Minan, M.A

DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEM B IM B IN G

Lamp : 3 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudari Yuliatin

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

A ssalam u'alaikum . Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : YULIATIN

NIM : 11103 036

Jurusan / Progdi : T ARBI YAH / PAI

Judul : KED ISIPLIN A N GURU DALAM M ENGAJAR

PENGARUHNYA TERHA D A P PRESTASI

B ELA JA R PA I SISW A K ELA S II MAN I

Salatiga, 12 Maret 2008

’embimbing

D\ U-<-—5 D rs. M aslvkur M in an , M.A

NIP. 150 182 685

(4)

DEPARTEM EN A G A M A Rl

S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A

JL S ta tio n 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : E-mail: administrasi@stamsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : YULIATIN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 036

yang beijudul : "KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR

PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS

II MAN I SALATIGA TAHUN 2007/2008", Telah dimunaqasahkan dalam

sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga pada hari: Rabu, 19 Maret 2008 yang bertepatan dengan tanggal 12

Rabiul Awal 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

19 Maret 2008 M

Salatiga, ---12 Rabiul Awal 1429 H

NIP. 150 234 916 NIP. 150 254 299

Pembimbing

(5)

MOTTO

a s y ____ > ; > £ / y

/ / " z / / / ** V "'

<B arang sia p a menempuH s n a tu jaC an u n tu f^ m e n u n tu t ifm u, niscaya

f lt t a f i S W T a £ a n m en u n ju fijig n jaC an fe s y u rg a ^ep adanya.

M u s lim )

O ra tig y a n g susses adaCaH orang y a n g seCaCu m au m em pergunabgn

(6)

PERSEM BAHAN

S k jip si in i penuCis persembakkan untuki

1. K fdua orang tuaku (Bapak^ ‘Rpckani dan I6u S iti

(Rgkkayak yan g seCaku mendoakan, mendidik^ dan

membiayaikji

dengan

segaka

kemampuan,

kesabaranmu, kgsik sayangmu dan 6udi jasam u taki

kan 6isa ter6akas dengan apapunjuga.

2. % gkgk.dan A dikku (!Mas Jlris, ydbk^Siti, dan <Dekl

dan to) yan g seCaku menemani kari-kariku daCam

6er6agi, saat dukg dan 6akagia daCam m eniti Cangkgk

kekidupan in i agar Ce6ik 6erarti

3. Xgkek^ dan Nenek&u yan g seCaku mendoakan dan

menasekatiku agar cita-citaku tercapai

4. Saka6at saka6at sejatiku V itri, Im ut, W idd, (Dekjkt

(Bero d a n ja n a k y o u r is tke best".

5. CaCon

suamiku

aku

akgn

seCaCu

menunggu

kekadiranmu.

6. Teman teman seperjuangan (J4ni, J4ida, JArif, Siun,

JlCbastomi, KempCang) "goodCuckkk

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas

rahmat dan hidayahNya sehinga dengan anugrah dan keridhoanNya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Kedisiplinan Guru dalam Mengajar

Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa pada Kelas II MAN I Salatiga

tahun 2007-2008.

Dan tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

tauladan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sanak kerabat, para sahabat yang

telah menunjukkan jalan yang benar, melalui agama Islam.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai

syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak akan berhasil menyelesaikanya

tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini, maka dari itu penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada yang terhorm at:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Fatchurahman, S.Ag, M.Pd, selaku Ketua Progdi Studi PAI STAIN

Salatiga yang telah merestui penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Masykur Minan, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, waktu dan perhatiannya hingga

terselesaikannya skripsi ini.

(8)

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

5. Bapak H. Badaruddin, M.Ag, selaku Kepala Sekolah MAN I Salatiga yang

telah memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian beserta

bapak dan ibu guru dan staf karyawan yang telah membantu penulis.

6. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Keponakan-keponakanku (Helmi, I mas, Rizal dan

Dimas) serta semua family yang telah memberikan dukungan dan doa

restunya.

7. Teman teman PAI B angkatan 2003 (Janah 29, Ika, Titik, Janah 30, Maria

Ulfa, Hid, Ulfatun, Ani, Evi, Gachi, Naila, Nurhidayah, Amri, Baeat, Zaidun)

jangan lupakan kenangan kenangan indah bersama saat dibangku kuliah.

8. Semua teman teman angkatan 2003 Progdi PAI, PBA, PTBI semoga sukses.

9. Dot.Com yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

10. Pembaca yang budiman, dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah menerima jasa-jasanya, serta mencatat sebagai amal yang

shalih di sisi Allah SWT. Dan akhimya semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya..

Salatiga, 12 Maret 2008

Penulis

Yuliatin NIM : 111 03 036

(9)

4. Metode dalam Mengajar 25

B. Prestasi Belajar... 30

1. Pengertian Prestasi Belajar... 30

2. Teori-Teori Belajar... 32

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 33

4. Prinsip-Prinsip Belajar... 36

5. Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Prestasi belajar... 38

6. Fungsi Prestasi Belajar... 39

C. Kedisiplinan Guru dalam Mengajar Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar... 40

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MAN I Salatiga ... 42

1. Identitas Sekolah... 42

2. Letak Geografis... 42

3. Sejarah Singkat Berdirinya MAN I Salatiga... 43

4. Visi dan Misi MAN I Salatiga... 43

5. Struktur Organisasi MAN I Salatiga... 44

6. Keadaan Guru dan Karyawan... 47

7. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah... 48

B. Keadaan Responden... 51

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ... 56

B Analisis Kedua... 62

(10)

C. Analisis Ketiga... 67

D. Interpretasi D ata... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 74

B. S a ra n ... 75

C. Penutup... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFAR RIWAYAT HIDUP

(11)

DAFTAR TA BEL

TAHUN PELA JARA N 2007/2008

KEADAAN SISW A KELAS II MAN I

SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008

JAW ABAN A N G K ET KEDISIPLINAN

GURU DALAM M EN G A JA R

H A SIL TES PAI SISW A KELAS n M AN I

SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008

NILAI A N G K ET KEDISIPLINAN GURU

PROSENTASE PRESTASI BELAJAR PAI

(12)

SISW A KELAS II MAN I SALATIGA

TA BEL XIV

TA BEL XV

TA BEL XVI

KEDISIPLIN A N GURU DALAM 68

M EN G A JA R (X) DENGAN PRESTA SI

B ELA JA R PA I SISW A (Y)

K E R JA PRO D U C T M O M E N T K O EFISIEN 69

K O R ELA SI K ED ISIPLIN A N GURU DALAM

M EN G A JA R (X) TERHA D A P PRESTA SI

B ELA JA R PA I (Y) MAN I SALATIGA

(13)

BA B I

PENDAH ULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang

mempunyai tanggung jaw ab untuk terns mendidik siswanya. Untuk itu

sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan

pendidikan. Adapun yang menjadi penanggung jaw ab dalam kegiatan proses

belajar mengajar di dalam kelas adalah guru. Seorang guru adalah orang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, yang mengemban tugas dan

tanggung jawab yang berat. Selain itu, gurulah yang secara langsung

memberikan kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar yang efektif.

Yang mana proses belajar mengajar bertujuan mengembangkan potensi

siswa secara optimal, yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang

diharapkan dan bertanggung jawab bagi anggota masyarakat. Dalam upaya

mencapai tujuan pendidikan banyak faktor yang hams dipenuhi serta

i

diperhatikan oleh seorang gum baik secara langsung maupun tidak secara

langsung. Diantaranya adalah bagaimana menjadi seorang gum yang

berdisiplin di dalam mendidik siswa supaya menjadi anak yang baik,

bertanggung jawab sekaligus berprestasi.

Hal ini didasarkan pada fitrah manusia sebagai makhluk Allah yang

memiliki potensi dapat mendidik dan dapat dididik sehingga mampu menjadi

khalifah di bumi pengembang peradaban dan kebudayaan yang lebih maju.

Manusia dilengkapi dengan fitrah berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi

(14)

D A FT A R IS I

HALAM ANJUDUL... i

HALAMAN DEKLARASI... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN M O TTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR I S I ... ix

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Penegasan Istilah ... 3

C. Rumusan M asalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Anggapan Dasar dan H ipotesis... 6

F. Metode Penelitian... 7

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kedisiplinan Guru dalam M engajar... 13

1. Batasan Pengertian... 13

2. Tanggung Jawab dan Kode Etik G u ru ... 17

3. Prinsip-Prinsip dalam M engajar... 22

(15)

2

dengan berbagai kecakapan-kecakapan dan ketrampilan yang dapat

berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk Allah yang mulia.

Keberadaan siswa di sekolah tidak pemah lepas dari interaksi guru

dengan siswa, bahkan siswa menganggap guru adalah orang tua kedua setelah

keluarganya di rumah. Interaksi ini diharapkan merupakan proses motivasi.

Maksudnya, pihak pengajar mampu memberikan dan mengembangkan

motivasi kepada siswa dalam belajar, sehingga hasilnya mampu membawa

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap

dalam arti anak didik yang berprestasi.

Untuk mencapai prestasi belajar yang baik diperlukan banyak faktor

terutama kemampuan dasar yang dimiliki tiap-tiap siswa serta teknik atau

metode yang baik. Di samping faktor kemampuan siswa juga terdapat faktor

lain yaitu faktor dari seorang guru diantaranya faktor kemampuan guru di

dalam membentuk jiw a dan watak anak didik. Salah satu kemampuan tersebut

adalah kemampuan pribadi guru itu sendiri.

Kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru

dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan

perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik). Alexander

Meikeljohn mengatakan bahwa "No one can be genuine teacher unless he is

h im self actively sharing in the human attem pt to understand men and their

w o rd '} Maksudnya tidak ada seorangpun yang dapat menjadi guru yang sejati

(mulia) kecuali bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik,

yang berusaha untuk memahami semua anak didik dan kata- 1

(16)

3

katanya, memahami kesulitan anak didik dan kesulitan lainnya di luar masalah

belajar, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya.

Sebagai teladan, guru hams memiliki kepribadian yang dapat dijadikan

profil dan idola. Sedikit saja gum berbuat yang tidak atau kurang baik akan

mengurangi kewibawaannya dan kharismanyapun perlahan akan menurun.

Beberapa gum yang dalam pandangan siswa berdisiplin temyata dapat

menjadikan motivasi tersendiri dalam proses belajar mengajar, sehingga

prestasipun meningkat. Sementara jika menghadapi gum yang kurang

berdisiplin mereka cendemng seenaknya. Benarkah kedisiplinan gum dalam

mengajar cukup efektif dalam meningkatkan prestasi siswa ?

Menurut hemat penulis, hal semacam di atas bisa saja terjadi di

lingkungan mana saja, bisa saja gejala ini ditemukan di MAN I Salatiga, di

mana anak memiliki prestasi yang kurang disebabkan karena gum yang tidak

atau kurang berdisiplin. Bertolak dari permasalahan di atas maka penulis

tertarik untuk mengambil judul “KEDISIPLINAN GURU DALAM

MENGAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI

SISWA KELAS II MAN I SALATIGA TAHUN 2 0 0 7 ’.

B. Penegasan Istilah

1. Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke-

dan akhiran-an yang berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata

tertib yang berlaku.2

(17)

4

2. Guru

Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya/

profesinya) mengajar.3

Jadi yang dimaksud dengan kedisiplinan guru adalah ketaatan guru

da lam melaksanakan tata tertib dan sebagainya yang berkaitan dengan

tugasnya di sekolah dalam membimbing dan mendidik siswa-siswinya

maupun tugasnya di luar sekolah (pemerintah).

Guru yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah para guru

dalam pendidikan formal yang dalam hal ini adalah para guru MAN I

Salat iga.

3. Mengajar

Mengajar adalah menyerahkan kebudayaan berupa pengalaman-

pengalaman, kecakapan-kecakapan kepada anak didik.4

4. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu

(orang atau benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan

ghoib dan sebagainya.5

5. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah suatu pengertian yang terdiri dari

serangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah suatu

proses yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).6 Belajar

adalah berusaha (berlatih) supaya mendapatkan suatu kepandaian atau

3 Ib id , him. 110

* Roestiyah NK., Masalah-masalah llm u Keguruan, Bina Aksara, Jakarta, 1986, him. 12 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., him. 766

(18)

5

pada pokoknya didapatkannya kecakapan-kecakapan dan perubahan yang

teijadi karena usaha.7 Sedangkan siswa mengandung arti anggota

masyarakat yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih

baik.8

Sehingga prestasi belajar siswa dapat diartikan suatu bentuk

pertumbuhan dan perubahan yang diperoleh seseorang (siswa) yang

nampak dari tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan yang

dialaminya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang

akan diteliti adalah:

1. Bagaimana variasi tingkat kedisiplinan guru dalam mengajar pada MAN I

Salat iga ?

2. Bagaimana variasi prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga?

3. Adakah pengaruh kedisiplinan guru dalam mengajar terhadap prestasi

belajar PAI siswa MAN I Salatiga ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui variasi tingkat kedisiplinan guru dalam mengajar pada

MAN I Salatiga.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga.

7 WS. Winkels, Psikologi Pengajaran, PT Gramedia, Jakarta, 1987, him. 34

(19)

6

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kedisiplinan guru dalam mengajar

terhadap prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga.

Selain rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, penelitian ini

diharapkan dapat membawa manfaat untuk berbagai di ant ar any a:

1. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dorongan

kepada siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di dalam kegiatan

belajar mengajar.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman untuk

selalu meningkatkan sikap kedisiplinan khususnya dalam mengajar,

mendidik dan melatih siswa di sekolah.

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan dalam penelitian sampai terbukti

melalui data yang terkumpul.9 Dengan kata lain hipotesis adalah praduga yang

mungkin benar dan mungkin salah.10

Wiranto Surakhmad mengatakan bahwa suatu proses belajar tidak

dapat tercapai secara maksimal disebabkan karena ketiadaan yang mendorong

di dalam meningkatkan prestasi belajar. Dalam hal ini perlunya guru untuk

selalu meningkatkan kemampuannya di dalam mendidik, mengajar dan

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 67

(20)

7

melatih serta diperlukannya kemampuan pribadi guru di dalam proses belajar

mengajar. Kemampuan pribadi guru yang harus dimiliki diantaranya adalah

sikap disiplin seorang guru, yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan siswa

dalam belajar.

Berdasarkan kajian teori di atas maka penulis mengemukakan hipotesis

sebagai berikut: “Ada pengaruh positif antara kedisiplinan guru dalam

mengajar terhadap prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga” yang berarti

semakin disiplin guru maka prestasi belajar PAI siswa semakin meningkat

pula.

F. Metodologi Penelitian

Dalam pembicaraan metode penelitian akan dibahas beberapa

komponen yang meliputi:

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas dan ciri-

ciri yang telah ditetapkan.11 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas II MAN I Salatiga tahun ajaran 2007/2008 dengan jum lah siswa 223.

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian kecil dari

seluruh populasi yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto sampel

digunakan untuk sekedar ancang-ancang apabila obyeknya kurang dari

100 maka harus diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 maka dapat

diambil 10%, 20% atau lebih menurut kemampuan.12 Dari populasi yang

ada diambil 20% dari siswa 223 diperoleh 45 siswa.

(21)

8

2. Variabel Penelitian

Dengan demikian penelitian ini terdapat dua variabel penelitian

yaitu:

a. Variabel pengaruh yaitu kedisiplinan guru, yang mana dalam hal ini

memiliki beberapa indicator diantaranya adalah:

1) Melaksanakan tata tertib dengan baik

2) Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan

3) Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau

lembaga pendidikan.

4) Raj in dalam mengajar

5) Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya

6) Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan

yang ada

7) Tepat waktu dalam mengajar

8) Loyalitas

9) Peningkatan prestasi kerja

10) Kualifikasi

b. Variabel berpengaruh yaitu prestasi belajar siswa

Pembahasan data tentang prestasi belajar pendidikan agama

Islam, penulis mengunakan metode tes yang dilaksanakan satu kali

dengan memberikan dua kali tes kepada siswa. Yang pertama, dengan

cara prites, yang berupa pertanyaan kepada siswa dan yang kedua

dengan cara memberikan tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda.

(22)

9

diadakan ketentuan agar dalam memberikan nilai hasilnya akan lebih

meyakinkan dan lebih terarah. Kententuan tersebut adalah :

Nilai Kualitatif Nilai

Kuantitatif Nilai Kualitatif

Nilai

Kuantitatif

Istimewa 10 Hampir cukup 5

Baik sekali 9 Kurang 4

Baik 8 Kurang sekali 3

Lebih dari cukup 7 Buruk 2

Cukup 6 Buruk sekali 1

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan

metode sebagai berikut:

a. Metode tes

Metode tes adalah merupakan alat atau pros^dur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.13 Metode ini

digunakan untuk mengetahui prestasi siswa MAN I Salatiga kelas II.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematik

dan sengaja dengan menggunakan alat-alat indra terhadap kejadian-

kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu.14 Metode

ini akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data siswa MAN I

Salatiga.

13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, him. 5 1

(23)

10

c. Metode angket

Metode angket yaitu suatu penyelidikan mengenai suatu

masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum, yang

dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa

formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk

mendapatkan jawaban atau tanggapan.15 Angket ini digunakan untuk

memperoleh data tentang variasi kedisiplinan guru da lam mengajar

terhadap prestasi belajar siswa.

d. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya

barang tertulis.16 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang

sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan siswa, struktur

organisasi dan data-data yang lain.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis data

deskriptif yaitu data yang sudah ada disusun, dijelaskan dan dianalisis.

Kemudian metode yang digunakan adalah metode statistik, yaitu dalam

mengumpulkan data, menyajikan dan menganalisa dalam bentuk angka,

penulis menggunakan teknik rumus prosentase dan rumus product

moment.

15 Kartini Kartono, Pengartlar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1990, him. 217

(24)

11

a. Rumus Analisis Prosentase

Analisis digunakan untuk menghitung masing-masing variabel

secara terpisah diketahui ciri masing-masing variabel penelitian,

dengan rumus sebagai berikut:

P = — x 100%

N

K eterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

b. Rumus Analisis Product M oment

Untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut yaitu

untuk mengetahui kedisiplinan guru dalam mengajar terhadap prestasi

belajar PAI siswa, analisis ini menggunakan rumus korelasi product

moment dengan rumus:17

N

(5 X )2 1 L v2 ( x r ) 2 ~

Keterangan:

rxy : Koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y.

X Y : Product dari X dan Y.

X : Variabel dependen (sikap kedisiplinan).

Y : Variabel independen (prestasi belajar PAI siswa)

N : Jumlah responden (sampel).

(25)

— —

-^ 11 • l a n d a sa n t e o r i

lam bab m, membahas tentang kedisip|in£m ^ ^

mengajar ^ “ * « * «— Pengertian, tanggung jawab dan

k° de etik «uru> Pnnsip-prinsip dalam mengajar dan metode dalam

belajar. Sedangkan prestasi belajar meliputi: pengertian prestasi

belajar, teori-teori belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar, prinsip-prinsip belajar dan faktor-faktor yang

menumbuhkan prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, kedisiplinan

guru dalam mengajar pengaruhnya terhadap prestasi.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini bensi tnncang [ * " ' ” • — M AN 1 S ,“ g*

n d ip m l idanliias W • * * * * * * * * *

siswa, fasiUtas sekolah, dan keadaan responded

"*W

!:rmT

analisis ketiga dan analisis lanjut

A

'—****■

BAB V : PENUTUP

. n saran-saran dan penutup.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kedisiplinan Guru dalam Mengajar

1. Batasan Pengertian

Secara etimologi kedisiplinan diambil dari kata disiplin yang

berarti ketaatan (kepatuhan) kepada tata tertib.1 Sedangkan menurut WJS.

Poerwadarminto, bahwa disiplin adalah latihan batin dan watak dengan

supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (di sekolah dan

sebagainya).2

Selain pengertian di atas istilah disiplin juga mengandung banyak

arti G ood’s D ictionary o f Education menjelaskan “disiplin” sebagai

b e rik u t:

a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan atau

kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai sesuatu tindakan

yang lebih efektif.

b. Pencarian suatu cara bertindak terpilih dengan gigih, aktif, dan

diarahkan sendiri sekalipun menghadapi rintangan.

c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman

dan hadiah.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, him. 208

2 WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 254

(27)

14

d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara-cara yang tak enak atau

menyakitkan.3

Sedangkan yang dimaksud guru di sini adalah orang yang

pekerjaannya (mata pencahariannya) sebagai pengajar.4

Dari pengertian di atas yaitu tentang kedisiplinan guru, maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kedisiplinan guru adalah

ketaatan seorang guru melaksanakan tata tertib (kode etik) keguruan, baik

yang berkaitan dengan tugas kepada atasan (pemerintah) maupun dengan

tanggung jawabnya dalam mendidik, mengajar, membimbing serta

mengarahkan siswanya baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Dalam dunia pendidikan, teijadinya interaksi guru dengan murid

tidak pemah bisa dipisahkan. Salah satu tugas seorang guru diantaranya

adalah mengajar. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam

rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk teijadinya proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.5

Prof. Nasution sendiri mengemukakan beberapa pokok tentang

mengajar yaitu sebagai b erik u t:

a. Mengajar berarti membimbing aktivitas anak

b. Mengajar berarti membimbing pengalaman anak

3 Oteng Sutrisna, Administrasi Pendidikan, Angkasa, Bandung, 1983, him. 97 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., him. 288

5 A Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remadja Karya, Bandung, 1989, him. 26

(28)

15

c. Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan

dengan lingkungan6

Sehingga dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

yang dimaksud kedisiplinan guru dalam mengajar adalah ketaatan seorang

guru dalam melaksanakan tata tertib yang berkaitan dengan tugas seorang

guru yaitu membimbing, mendidik, mengajar, dan mengarahkan siswanya

di dalam proses belajar mengajar, karena dengan disiplin yang tinggi

semua aktifitas akan berhasil dengan lancar, dan tujuan yang diinginkan

dapat tercapai.

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa di

dalam sekolah maupun di dalam belajar. Kedisiplinan tersebut mencakup

kedisiplinan guru dalam mengajar yaitu dengan melaksanakan tata tertib,

kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam hal administrasi, kebersihan,

keteraturan gedung, halaman dan lain-lain. Kedisiplinan kepala sekolah

dalam mengelola staf beserta siswa siswanya dan kedisiplinan team BP

dalam pelayanan kepada siswa.

Karena apabila seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan

bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula dan yang

lebih utama adalah kedisiplinan akan memberikan pengaruh yang positif

terhadap belajar siswa anak akan lebih tanggung jawab, giat dalam belajar

dan akan selalu menghargai waktu. Namun apabila seluruh staf dan guru

(29)

16

sendiri tidak berdisiplin maka dapat dipastikan anak tidak akan disiplin

pula.

Pada kenyataannya dewasa ini telah terjadi erosi sopan santun

disiplin dalam melaksanakan proses pendidikan, baik yang dilakukan

peserta didik maupun oleh guru itu sendiri, terjadinya erosi disiplin banyak

dipengaruhi beberapa faktor, faktor tersebut ialah :

a. Masyarakat pada umumnya sudah berpandangan lebih maju untuk

meningkatkan kehidupan sosial ekonomi artinya tuntutan materi lebih

banyak dan kebutuhan hidup lebih mendesak. Sehingga bagaimanapun

caranya, jalannya banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup

tersebut.

b. Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah sehingga

membingungkan siswa dan guru untuk melaksanakan proses

pendidikan sehingga tidak berjalan secara semestinya.

c. Motivasi para guru dan siswa menurun dengan asumsi bahwa tanpa

belajar baik, tanpa disiplin tinggi, tanpa mengikuti kegiatanpun mereka

pasti lulus atau naik kelas.

d. Longgamya peraturan yang ada, terutama pada sekolah-sekolah di kota

besar

e. Munculnya manusia atau sekelompok manusia yang ingin hidup bebas

tanpa ikatan dan aturan.7

(30)

17

Oleh karena itu seorang guru hendaklah dapat memegang dan

memiliki disiplin yang tinggi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik terutama dalam mengajar dan sekaligus menjadi suri tauladan bagi

para siswanya, sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam surat A1

A zhabayat 218

Artinya : Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (QS. A1 Azhab : 21)

Jadi menurut penulis untuk menjadi tenaga pendidik hams benar-

benar menjadi suri tauladan artinya mempunyai kualitas keilmuan

pendidikan dan keguruan yang memadai guna menunjang tugas

profesinya, yang disertai dengan kepribadian yang benar-benar mantap di

dalam membina kepribadian dan intelektual anak didik. Supaya menjadi

anak yang berdisiplin dan bertanggung jawab.

2. Tanggung jaw ab dan kode etik gum

Sebagai seorang pendidik, mengajar bukan sebagai pekerjaan yang

mudah akan tetapi mengajar mempakan pekerjaan yang sulit dan nimit

yang masih membutuhkan persiapan-persiapan sebelumnya. Gum

memiliki tanggung jaw ab yang besar dalam mendidik siswanya. Selain

dituntut untuk mampu tampil sebagai pegawai pemerintah yang patuh

berdisiplin dan taat terhadap kode etik gum, juga dituntut sebagai aktor

(31)

18

yang ideal di depan anak didiknya, baik saat menyampaikan materi

pelajaran ataupun di luar jam pelajaran.

Mengingat mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan

tanggung jaw ab moral maka berhasil tidaknya pendidikan siswa secara

formal terletak pada tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas

mengajar. Oleh sebab itu seorang guru hendaknya memiliki sifat seperti

yang telah dikatakan oleh Wens Tanlain bahwa guru yang bertanggung

jawab memiliki beberapa sifat diantaranya adalah :

a. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan

b. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas bukan

menjadi beban baginya)

c. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta

akbiat-akibat yang timbul (kata hati)

d. Menghargai orang lain termasuk anak didik

e. Bijaksana dan hati-hati

f. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.9

Secara moral guru mempunyai ikatan norma di dalam berinteraksi

dengan murid, menyikapi hal ini guru harus mengedepankan harga diri dan

tidak lengah dalam menjunjung tinggi keteladanan sebagaimana Allah

berfirman dalam surat A1 Arrod ayat 37:

(32)

19

Y \ < * y * * ® s * ) s y * i .

" j , * > i r v . i i u J j i

x / v ^

Artinya : "Dan Demikianlah, kam i Telah menurunkan A l Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu m engikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, M aka sekali-kali tidak ada pelindung dan pem elihara bagimu terhadap (siksa) A llah*10

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap manusia dituntut

untuk mampu mematuhi berbagai ketentuan atau peraturan sesuai dengan

nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Begitu juga seorang guru di sekolah

hendaklah memathui dan melaksanakan peraturan yang berlaku salah

satunya adalah bagaimana cara berinteraksi yang baik terhadap murid itu

sendiri. Dalam hal ini terdapat beberapa etika yang harus dijalankan dalam

berinteraksi dengan murid diantaranya adalah :

a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri

tauladan bagi anak didiknya

b. Dalam melaksanakan tugas guru harus memiliki jiw a kasih sayang dan

adil serta menumbuhkannya dengan penuh rasa tanggung jawab.

c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.

d. Guru seyogyanya tidak memberikan pelajaran tambahan kepada murid

dengan memungut biaya.11

10 Departemen Agama RI, op.cit, him. 202

(33)

Sehingga guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah

laku dan perbuatan dalam rangka membina jiw a dan watak anak didik.

Dengan demikian tanggung jaw ab guru adalah untuk membentuk anak

didik agar menjadi orang bersusila, cakap, berguna bagi agama, nusa dan

bangsa.

Sebagai pendidik yang memiliki tanggung jaw ab yang besar

seorang guru juga harus melaksanakan serentetan kode etik guru di dalam

melaksanakan tugasnya. Istilah “kode etik” terdiri dari dua kata yakni

“kode dan etik” kata etik berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti

watak, adab atau cara hidup. Sedangkan kode artinya nilai. Sehingga kode

etik dapat diartikan tata susila keguruan.12 Rostiyah NK mengatakan

bahwa etik adalah cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan dari

kelompok manusia, etik biasanya dipakai untuk mengkaji nilai-nilai atau

kode.13

Berikut ini akan dikemukakan beberapa kode etik guru Indonesia

yang terdiri dari beberapa item, antara lain :

a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk

manusia pembangunan yang ber-Pancasila

b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum

sesuai kebutuhan anak didik

20

12 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., him. 49

(34)

21

c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi

tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk

penyalahgunaan

d. Guru menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di sekitar

sekolahnya maupun masyarakat ang lebih luas untuk kepentingan

pendidikan

e. Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan

meningkatkan mutu profesinya

f. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik

berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.

g. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan

meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana

pengabdian.

h. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang pendidikan.14

Guru sebagai tenaga profesional perlu memahami dan

melaksanakan kode etik guru serta menjadikannya pedoman di dalam

melaksanakan tugasnya dengan penuh kasih sayang dan mengedepankan

keteladanan. Karena di dalam kode etik keguruan memuat ketentuan-

ketentuan yang mengikat semua sikap dan perbuatan guru itu sendiri.

Apabila guru telah melakukan perbuatan asusila atau amoral berarti guru

telah melanggar kode etik keguruan.

(35)

22

Dalam kenyataannya tidak sedikit guru yang melakukan

pelanggaran administrator maupun pelanggaran moral. Clarence A Weber

mengatakan ada beberapa pelanggaran yang sering dilakukan seorang guru

diantaranya adalah

a. Guru bekerja lebih keras mengejar keuntungan materi seperti jabatan,

gaji yang tinggi dan cuti sakit daripada mutu pekeijaan mereka sebagai

guru

b. Guru lebih menaruh perhatian kepada perolehan gelar sarjana supaya

mendapat gaji yang lebih tinggi daripada menjadi guru yang lebih baik.

r c. Guru suka membicarakan guru lain mempercakapkan kekurangan

mereka

d. Guru lebih memperhatikan mata pelajaran daripada mengajar anak-

anak

e. Guru tidak setia pada jabatan, mereka menghalang-halangi orang lain

untuk memangkunya.15

Setidaknya pelanggaran-pelanggaran di atas tidak akan teijadi jika

seorang guru menghayati profesi keguruan dan selalu berpedoman pada

kode etik guru dan selalu mengingat sumpahnya di depan umum saat

( diangkat menjadi pegawai pemerintah.

3. Prinsip-prinsip dalam Mengajar

Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Mengingat

tugas yang berat, maka seorang individu harus memiliki prinsip. Dalam

(36)

23

hal ini terdapat beberapa macam prinsip mengajar, namun di sini penulis

hanya menguraikan lima prinsip saja diantaranya adalah :

a. Perhatian

Dalam mengajar seorang guru haras dapat membangkitkan

perhatian anak terhadap pelajaran yang telah diberikan. Perhatian ini

dapat teijadi secara langsung maupun tidak secara langsung. Dikatakan

secara langsung karena pada anak sudah ada kesadaran akan tujuan

dan kegunaan maka pelajaran yang telah diperoleh. Sedangkan

perhatian yang tidak secara langsung akan muneul bila dirangsang oleh

guru yaitu dengan penyajian pelajaran yang menarik, serta

menggunakan media yang merangsang anak berpikir. Bila perhatian

kepada pelajaran itu ada maka pelajaran yang diterimanya akan

dihayati sehingga mengakibatkan anak dapat membandingkan,

membedakan dan menyimpulkan dari pengetahuan yang telah

diterimanya.

b. Appersepsi

Setelah menguraikan tentang prinsip yang pertama yaitu

perhatian maka prinsip yang kedua yaitu menghubungkan pelajaran

yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Hal ini akan lebih melancarkan jalannya guru dalam mengajar.

c. Korelasi

Hasil dari kegiatan belajar mengajar akan sukses apabila di

dalam mengajar guru selalu memperhatikan dan memikirkan hubungan

24

diantara setiap mata pelajaran karena semua ilmu pengetahuan itu

saling berkaitan. Jadi dalam mengajar guru haras selalu

memperhatikan apakah yang diajarkan guru berkorelasi atau tidak,

dapat diterima akal, dapat dimengerti, yang bertujuan untuk

memperluas dan memperdalam pengetahuan baik guru maupun siswa

itu sendiri.

d. Individualisasi

Setiap siswa satu dengan yang lain pastmya memiliki

(37)

26

1) Langkah persiapan

Persiapan yang dimaksud di sini adalah menjelaskan

kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok masalah yang

akan dibahas dalam pelajaran tersebut.

2) Langkah penyajian

Tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan

pokok-pokok masalah.

3) Langkah generalisasi

Adanya unsur yang sama maupun berlainan dihimpun

untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-

pokok masalah.

4) Langkah Aplikasi penggunaan

Pada langkah ini kesimpulan atau konklusi yang diperoleh

digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna

kesimpulan itu.19 20

b. Metode Tanya Jawab

Yang dimaksud dengan metode tanya jawab adalah

penyampaian materi pelajaran dengan cara guru mengajukan

pertanyaan dan murid menjawab atau cara penyajian pelajaran dalam

bentuk tanya yang hams dijawab terutama dari gum kepada murid.

19 Armai Arief, Pengantar llmu dan M etodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 137

(38)

28

d. Metode demontrasi dan eksperimen23

Metode demontrasi adalah salah satu teknik mengajar yang

dilakukan guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa

sendiri ditunjuk untuk memperhatikan kepada kelas tentang suatu

proses atau cara melakukan sesuatu misalnya bekerjanya suatu alat

pencuci otomatis, cara membuat kue dan lain sebagainya.

Sedangkan eksperimen dipakai dalam pengajaran dimana guru

dan murid bersama melakukan sesuatu, misalnya murid bersama guru

mengadakan eksperimen menyelenggarakan sholat Jum ’at, sholat

jenazah dan sebagainya.

e. Metode resitasi24

Metode ini biasa disebut metode pekeijaan rumah karena siswa

diberi tugas khusus di luar jam pelajaran. Penekanan metode ini

terletak pada jam pelajaran berlangsung dimana siswa disuruh untuk

me near i informasi atau fakta-fakta yang berupa data-data yang

diperoleh dari laboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar dan

sebagainya.

f. Metode kerja kelompok25

Metode keija kelompok adalah kelompok dari kumpulan

beberapa individu yang di dalamnya terdapat beberapa hubungan

23 M. Basyiruddin Usman, M etodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 43

24 Ib id , him. 47

(39)

29

timbal balik antara individu serta saling percaya mempercayai diantara

anggota kelompoknya.

Dalam menggunakan metode ini, seorang guru mempunyai

peran di dalam membimbing siswanya, diantara peranan guru dalam

penggunaan metode keija kelompok adalah :

1) Manager

Guru berperan membantu para siswa yaitu dengan

mengorganisasi diri, tempat duduk, serta bahan yang diperlukan.

2) Observer

Guru bertugas mengamati dinamika kelompok yang teijadi

sehingga ia dapat mengarahkan serta membantu siswa, yaitu

dengan memberikan balikan kepada kelompok tentang

kepemimpinan, interaksi, tujuan, perasaan, serta norma-norma

yang teijadi dalam kelompok.

3) Advisor

Guru juga memberi saran-saran tentang menyelesaikan

tugas bila diperlukan tetapi pemberian saran bukan berarti guru

yang menyelesaikan tugas buat peserta. Guru hanya memberikan

saran melalui pertanyaan-pertanyaan bukan memberikan informasi

(40)

30

4) Evaluator

Peran yang terakhir adalah menilai peserta kelompok dalam

proses pelaksanaan tugas. Guru menilai harus secara kelompok

bukan secara individu.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).26

Sedangkan menurut para pakar ahli prestasi belajar dapat diartikan sebagai

b e rik u t:

a. Menurut Zaenal Arifm prestasi berasal dari kata prestatic yang berarti

hasil usaha sehingga dapat diartikan bahwa prestasi adalah hasil usaha

dalam bidang pendidikan.

b. Menurut Nana Sudjana prestasi adalah kemampuan yang dimiliki

28 siswa setelah ia menerima pengalaman-pengalaman belajar.

Adapun pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai

b erik u t:

a. Menurut A Tabrani Rusyan dkk memberikan definisi tentang belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi

dengan lingkungan.29

26 WJS. Poenvadarminto, op.cit., him. 768

27 Zaenal Arifin, Evaluasi Intruksional, Prinsip, Teknik, dan Prosedur, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, him. 3

28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Remadja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 22

29 A. Tabrani Rusyan dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remadjakarya, Bandung, 1989, him. 7 31 * * * *

31

b. Menurut Oemar Hamalik bahwa belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan

dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berlcat pengalaman dan

latihan.30

C. Sedangkan menurut Tadjab mengatalcan bahwa belajar adalah

perubahan kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir, merasakan,

mengerjakan sesuatu, melalui berbagai pengalaman-pengalaman dan

(41)

34

Untuk lebih jelasnya, penulis mencoba menguraikan beberapa

faktor yang mempengaruhi belajar di antaranya adalah :

a. Faktor jasmaniah (fisiologi) seperti mengalami sakit, cacat tubuh, atau

perkembangan yang tidak sempuma. Sehingga menyebabkan kelainan

pada tingkah laku.36

b. Faktor psikologis

Beberapa faktor psikologis yang mendorong seseorang untuk

belajar diantaranya ad alah :

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman dalam pelajaran

6) Adanya ganjaran atau hukuman dari akhir belajar.37 * * * * *

36 Moh Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, 1993, him. 10

37 Tadjab, op. cit., him. 54

d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya

e. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang

f. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungan

g. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan intruksional yang harus dicapai

h. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ketrampilan/sikap mendalam pada siswa.43 *

5. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Prestasi Belajar

(42)

«---40

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstem dari suatu institusi

pendidikan. Secara intern karena prestasi belajar dapat dijadikan

indikator produktivitas pendidikan secara ekstem karena tinggi

rendahnya prestasi sebagai indikator kesuksesan anak didik di

masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) siswa.45

C. Ked siplinan Guru dalam Mengajar Pengaruhnya terhadap Prestasi

Mengajar mempakan suatu pekeijaan yang bersifat profesional, yang

harus dilaksanakan dan dikerjakan dengan penuh tanggung jawab, ketekunan,

kesabaran dan penuh perhatian, serta penggunaan metode dan strategi yang

benar. Karena sifat dan cara guru dalam mengajar sangat berpengaruh bagi

keberhasilan belajar siswa. Akan tetapi terdapat satu daya atau kekuatan yaitu

masalah kedisiplinan mengajar seorang guru yang tidak beda jauh memiliki

pengaruh yang begitu besar terhadap rpestasi siswa.

Hal ini dapat dilihat pada proses kegiatan proses belajar mengajar

dimana siswa tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik, tidak bisa serius

dalam belajamya, tidak aktif, siswa cenderung seenaknya, dan yang

memprihatinkan adalah prestasi anak menjadi menurun. Penurunan ini di

sebabkan guru yang kurang berdisiplin.

Berbeda dengan beberapa guru yang dalam pandangan siswa bahwa

guru itu disiplin. Akan menjadikan motivasi tersendiri bagi siswa. Anak lebih

(43)

41

aktif dalam mengikuti pelajaran sehingga prestasi siswapun akan meningkat.

Dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang guru terhadap prestasi siswa

siswanya.

Kedisiplinan merupakan bagian dari pribadi seorang guru yang harus

dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Karena kemantapan kepribadian

guru dalam melaksanakan proses belajar berbengaruh terhadap situasi belajar

mengajar yang diselengarakannya.

Keberhasilan belajar pada dasamya adalah tumpuan dan arah yang

utama dalam segala bentuk pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru di

sekolah maupun di luar sekolah. Untuk itu seorang guru di tuntut supaya dapat

bekerja secara teratur, konsisten dan disiplin terutama dalam proses belajar

mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan dan mutu pendidikan.

Berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa dalam penelitian

ini penulis mengambil mata pelajaran PAI yang mana kedisiplinan guru dalam

mengajar dapat menunjang keberhasilan belajar siswa.

Sebagai penulis memberikan hipotesis yang berbunyi semak indi&iplin

(44)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM MAN I SALATIGA

1. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri Salatiga

b. Alamat Sekolah : Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga

c. Didirikan (swasta) PGAN : 1953

d. Diresmikan MAN : 1990

e. Status Madrasah : Negeri

f. Luas Tanah : 2.882 m2

g- Luas Bangunan : 5. 113 m2

h. No. Statistik Madrasah :3 11 37301270

i. SK Akreditasi Terakhir : KW .l 1.4/4/PP.03.2/625.32. (27 Juni

2005)

2. Letak Geografis

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) terletak di JL KH. Wahid Hasyim

No. 12 Salatiga. Desa/Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo,

Kabupaten/Kodya Salatiga, dan menempati gedung yang dibangun di atas

tanah 2.882 m2 dengan keadaan bangunan permanent. MAN I Salatiga

berdekatan dengan perumahan penduduk yang terletak sangat strategis

dengan dibatasi oleh :

a. Sebelah Utara : Jin. Seruni

(45)

b. Sebelah Selatan : Pasar Jetis dan perumahan masyarakat

c. Sebelah Barat : Perumahan masyarakat

d. Sebelah Timur : JL Raya Solo - Semarang

3. Sejarah Singkat Berdirinya MAN I Salatiga

Semula Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga adalah yang bemama

Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) yang kemudian pada tanggal 25

April tahun 1990 berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri Salatiga. Hal

ini disesuaikan dengan Surat Keputusan M enteri Agama Republik

Indonesia No. 64 tahun 1990 yang didirikan wilayah salatiga di JL KH.

Wahid Hasyim No. 12 Salatiga di atas luas tanah 2.882 m2 No. Hak Milik

No: 49 dengan luas bangunan 5.113 m2.

Pada tahun 1990 mulailah era baru dalam pelaksanaan pendidikan.

Sebagai lembaga pendidikan formal yang dikelola oleh lembaga milik

Departemen Agama menjadi sekolah yang setara dengan SMA. Yang

bercirikan keagamaan dengan membuka berbagai macam jurusan, di

antaranya : I.A, I.S, dan Bahasa, Serta Muatan Lokal, Otomotif, Tata

Busana, dan Komputer.

4. Visi dan Misi MAN I Salatiga

a. Visi

Memadukan dzikir, fikir dan skill untuk mempersiapkan generasi

Islami, berprestasi, dan hidup mandiri.

b. Misi

43

(46)

44

2. Mempersiapkan generasi Islami ke depan yang menguasai iptek

dan keterampilan sebagai bekal hidupnya.

3. Mampu mengembangkan kreativitas dan inovatif.

4. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

5. Membentuk perilaku islami dalam kehidupan sehari-hari.

5. Struktur Organisasi MAN I Salatiga

STRUKTUR ORGANISASI MAN I SALATIGA

TAHUN 2007/2008

K eterangan:

1. Komuite sekolah

2. Kepala Madrasah

3. Kepala Tata Usaha

: Drs. HM. Zulfa Mahasin, M.Ag

: Drs. H. badaruddin, M.Ag

(47)

45

4. Waka Kurikulum Joko Susilo, S.Pd

5. Waka Sarpras Aris Handoyo Wibowo, S.Pd

6. Waka Humas Drs. Mahsum A1 Wa'id, M.Ag

7. Waka Kesiswaan Drs. Nasuha

8. Sie. Asrama Drs. Sukarman

9. Sie. Kesra/Ibsos M. Sidiq Pumomo, S.Pd

10. Koordinator BK Drs. Affifudin

11. Guru BK - Dra. Hartatik Sri W.

- Sofiana Rosyidah, S.Psi

12. Sie. Pengajaran Drs. Kastomo

13. Sie. Bina Prestasi Drs. Fahrurozi

14. Sie. Laborat Dra. Sumiyarti

15. Sie. Laborat M. Kholil, S.Pd

16. Sie. Laborat Bhs/kom

17. Wali Kelas

Ameliasari TK, SE

18. Sie. Perpustakaan

19. Petugas Perpustakaan

Dra. Fathonah

20. Guru Semua Guru

21. Siswa Seluruh siswa kelas X, XI, XII

22. Sie. Pembina Osis Drs. Saifudin

23. Sie. Pembina Pramuka Farhan Budi S., S.Pd

24. Sie. Pembina PMR/UKS Hanifah, S.Pd

(48)

46

26. Sie. Koperasi : Drs. Saifiidin

27. Bendahara UVHD : Drs. Eko Suparmo

28. Pembina Pdhr Komite : Dra. Nurul Isnaini

29. UP & Pembuat gaji : M. Shubkan

30. Bendahara barang : Kumaedi

31. Tykery : Hamo. A.Md

32. Adm. Kesiswaan : Anggun Taruna

33. Pengelola Koperasi : Afiyati Baroroh

34. Bg. Sarpas : Fahrudim

35. Satpam : Agung Haryanto

36. Tukang Kebun : Damsuki

MAN I Salatiga telah mengalami pergantian kepala sekolah. Berikut

ini adalah daftar nama yang pemah menjabat sebagai kepala sekolah di

MAN I Salatiga hingga sekarang adalah :

a. R. Soemamo

b. R. Soetomo Broto Artono

c. H. Amin Syahri

d. R. Soemilan Notoraharjo, SH

e. H. Sotfyan Ahmadi, BA

f. H. Marsudi

g. H. Abdul Djabar M.

h. H. Djumadi, BA

(49)

j. Drs. Hadits

k. Drs. Soeharto

l. Drs. Satjibi

m. Drs. H. Cholid Trenggonoi, M.Pd

n. Drs. H. Badaruddin, M.Pd (hingga sekarang)

MAN I Salatiga adalah sebagai lembaga pendidikan formal yang

sekalius merupakan organisasi yang bekerja sama secara dinamis untuk

melaksanakan programnya. Dalam menghadapi persaingan yang semakin

ketat dengan sekolah umum, maka pihak manajemen MAN I Salatiga

hams menciptakan program pendidikan dengan bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan kepada piha stake holders. Hal itu disesuaikan

dengan penerapan kurikulum bam yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. MAN I Salatiga berkomitmen untuk menyelenggarakan

pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan

membentuk sumber daya manusia yang unggul, berdaya, sekaligus

mandiri dan berwawasan masa depan.

6. Keadaan Gum dan Karyawan

Suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan

haruslah terdapat dua unsur pokok dalam proses pembelajaran yaitu

pendidikan peserta didik. Adapun jumlah tenaga pengajar M AN I Salatiga

tahun 2007 / 2008 berjumlah 91 orang yang terdiri dari gum Pendidikan

Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa dan Sastra

Indonesia, Matematika, Kesenian, Pendidikan Jasmani, Ilmu Pengetahuan

(50)

48

Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi Informasi dan Komunikasi,

Muatan Lokal, dengan data sebagai b e rik u t:

Data G u ru :

Guru Negeri : 53 orang

Guru Tidak Tetap : 21 oranc

Jumlah : 74 orang

Data K aryaw an:

Karyawan Tetap : 3 orang

Karyawan Tidak Tetap : 14 orane

Jumlah : 17 orang

Jadi jumlah guru dan karyawan keseluruhan ada 91 orang.

7. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah

a. Keadaan Siswa

Siswa adalah merupakan satu faktor terpenting dalam

pembelajaran karena tanpa adanya siswa maka proses pembelajaran

tidak akan berlangsung. Mengenai jumlah siswa dapat dilihat pada

tabel.

(51)

49

Untuk mengkoordinasikan jum lah siswa MAN I Salatiga, dan

untuk menciptakan ketertiban komunikasi antar guru dengan siswa,

dalam hal ini dibentuk OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) sebagai

wadah kesiswaan yang bertugas mengatur, mengkoordinir siswa

dalam bakat dan kreativitas. Selain hal tersebut, OSIS juga membantu

kelacaran kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. Untuk lebih

jelasnya penulis cantumkan struktur kepengurusan OSIS MAN I

Salatiga.

Adapun Susunan Pengurus OSIS MAN I Salatiga

KETUA Ketua Umum : M. Syafii Ketua I : Eko Kumiawan Ketua 11 : Wahyu Ihsan M.

SEKSI-SEKSI

Sek bid Ketaqwaan : A. Aditya S Sek bid Oranisasi : Feri. A Sek bid Kehidupan berbangsa dan bemegara : Nur Rohm at Sek bid Bela Negara : Samsul Maarif Sek bid Kewirausahaan : Fitri Lestari Sek bid Apresiasi & Seni: Subkhan Eko.S Sek bid Olaharaga : Misbah Azizah Sek bid Kepribadian : Fendi A. BENDAHARA

b. Keadaan Fasilitas Sekolah

MAN I Salatiga menempati tanah seluas 2.882 m2 dengan luas

bangunan 5.113 m2 dengan bangunan permanen terdiri atas lantai

keramik, atap genteng, dan langit-langit etemit. Fasilitas pendidikan

(52)

50

mengajar. Adapun fasilitas gedung/ruang dan alat-alat pelajaran yang

dimiliki oleh MAN I Salatiga adalah sebagai b erik u t:

TABELII

FASILITAS GEDUNG DAN PERLENGKAPAN MAN 1 SALATIGA

No. Fasilitas Gedung Jumlah Luas m2

1 Ruang Kepala Sekolah 1 buah 32

2 Ruang Guru. 1 buah 126

3 Ruang TU 1 buah 60

4 Perpustakaan 1 buah 90

5 Ruang UKS 2 buah 24

6 Ruang Komputer 1 buah 56

7 Koperasi 1 buah 32

8 Ruang Ibadah 1 buah 60

9 Ruang BP/BK 1 buah 32

10 Ruag Kelas 24 buah 1728

11 Ruang OSIS 1 buah 24

12 LAB. Kimia 1 buah 216

13 LAB. Fisika 1 buah 216

14 LAB. Biologi 1 buah 216

15 LAB. Bahasa 1 buah 56

16 LAB. Multimedia 1 buah 56

17 Gudang 1 buah 20

18 WC. Guru 3 buah 24

19 WC. Siswa 2 buah 36

20 Rumah Penjaga Sekolah 1 buah 32

PERLENGKAPAN MAN I SALATIGA

No. Perlengkapan Satuan No. Perlengkapan Satuan

1 Bangku murid 468 buah 12 Radio tape recorder 7 buah

2 Kursi murid 916 buah 13 Televisi 3 buah

3 Meja/kursi kepsek 1 buah 14 Pesawat telepon 1 buah

4 Alamri buku/pustaka 3 buah 15 Mesin tulis/ketik 13 unit

5 Meja/kursi guru 74 buah 16 Foto copy 6 unit

6 Rakbuku 12 buah 17 Peta dinding 14 unit

7 Papan tulis 24 buah 18 Mesin jahit 6 buah

8 Filling kabinet 22 buah 19 Alat-alat olahraga 2 set

9 Kursi tamu 4 buah 20 Alat-alat musik 2 unit

10 Komputer 48 buah 21 Buku-buku pustaka 12.006

11 Sound system 2 buah 22 Video 1 unit

(53)

51

B. KEADAAN RESPONDEN

1. Data Responden

Data nama responden pada penelitian ini adalah sebagai b erik u t:

TA BEL III

8 M iftakhulJannah P XI IS 3

9 Nurul Hendiyanto L XI IS 3

10 Jazik Z.N. P XI IS 3

11 Muhammad Maksum L XI IS 3

12 Nur Hidayati P XI IS 3

19 Marisa Tri Hantari P XI IS 3

20 Dwi Yustiani P XI IS 3

21 Siti Nurwakhidah P XI IS 3

22 Lilik Wijiastuti P XI IS 3

23 Titin Ari haryani P XI IS 3

31 Nunung Nurhani'ah P XI IAI

(54)

52

NO. NAMA JENISK ELAMIN KELAS

L P

2. Jawaban Angket tentang Kedisiplinan Guru dalam Mengajar

Variabel yang pertama yaitu kedisiplinan guru dalam mengajar.

Data ini diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 16 pertanyaan.

(55)

Sambungan ...

Variabel yang kedua yaitu prestasi belajar siswa. Untuk mengukur

prestsi belajar, penulis mengadakan tes Pendidikan Agama Islam yang

meliputi bidang studi Aqidah Ahlak, Q ur’an Hadits, Fikih, yang hasilnya

(56)

54

T A B E L V

H A SIL TES PA I SISW A K ELA S II M AN ISA L A TIG A

NO. NAMA SISW A N ILA I

TES NO. NAM A SISW A NILAI TES

1 Nu t Mahfud 72 24 Dzulky K. 88

2 Ahmad Marzuki 64 25 Umi Khoiriyah 72

3 Nuza HM. 84 26 Ratih Asti S. 72

4 Fitri Lutfiani 80 27 Bagus Prasodjo 80

‘5 Emi Astutik 72 28 Ayu Diningtyas 80

6 M. Ulum Azmi 72 29 Rismawati 84

7 Dwi Saputri 60 30 Ajana Dinafitriyah 76

8 Miftakhul Jannah 72 31 Nunung Nurhani'ah 88

9 nurul Hendiyanto 80 32 Amirul bahri 76

10 Jazik Z.N. 56 33 Siti Nurlaila 80

11 Muhammad Maksum 60 34 Imam Buchori 72

12 Nur Hidayati 60 35 Eky Taufik 84

13 Indah Astuti 72 36 Sa'idah Ervina 88

14 M. Mujib 60 37 Ratri Ika Maria 76

15 Fikri Hidayat 84 38 Nur Saadah 80

16 M. Nurul Huda 72 39 Syarifah Aini 80

17 Kaesyiah 56 40 Putri Ragil 84

18 Shi J. Saadah 84 41 Kadarwati 88

19 Marisa Tri Hantari 64 42 Titi Fatmawati 76

20 Dwi Yustiani 76 43 Farida Jauharatul Ula 84

21 Shi Nurwakhidah 60 44 Muhammad feizin 76

22 Lilik Wijiastuti 76 45 Faridhotul Khasanah 84

(57)

BAB IV

ANALISIS DATA

Setelah data dikumpulkan secara lengkap, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisa data tersebut. Pada tahap ini penulis akan membahas tentang

serangkaian analisis terhadap data yang telah terkmpul lewat penyebaran angket

megenai kedisiplinan guru dalam mengajar dan hasil tes yang diperoleh dari

penyebaran soal untuk mengetahui prestasi PAI siswa sebagaimana tercantum

pada bab III. Analisis dengan statistik ini dimaksudkan untuk membuktikan

hipotesis yang sesuai dengan judul penelitian ini yakni kedisiplinan guru dalam

mengajar dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas II MAN I

Salatiga.

Penelitian ini memiliki tujuan sebagaimana telah disebutkan dalam bab

pendahuluan di antara tujuan tersebut adalah :

1. Untuk mengetahui variasi tingkat kedisiplinan guru dalam mengajar pada

MAN I Salatiga.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kedisiplinan guru dalam mengajar

terhadap prestasi belajar PAI siswa MAN I Salatiga

Maka dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data tersebut. Untuk

memudahkan penganalisaan maka ditempuh tahapan-tahapan analisis sesuai

dengan jenis data yaitu sebagai b erik u t:

(58)

56

A. ANALISIS PENDAHULUAN

Analisis data mengenai kedisiplinan guru dalam mengajar. Penulis

menggunakan angket yang terdiri dari 16 pertanyaan, dan prestasi siswa

berdasarkan nilai tes kelas II pada 45 responden. Dari masing-masing

pertanyaan tersebut disediakan alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai

berikut.

- Alternatif jawaban A memiliki nilai 3

- Alternatif jawaban B memiliki nilai 2

- Alternatif jawaban C memiliki nilai 1

TABEL VI

NILAI ANGKET KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR

KELAS II MAN I SALATIGA

(59)

Gambar

TABEL XIVKEDISIPLINAN
TABEL IIIKEADAAN SISWA KELAS II MAN I SALATIGA
NILAI ANGKET KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJARTABEL VI
TABEL VIIINTERVAL KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, variabel-variabel eksogen (independen) dalam model permintaan impor yang dibangun yaitu harga lada dunia yang dideflasi dengan indeks harga

tertentu untuk editor, guna mempermudah pengerjaan paska produksi. 10) Membantu tugas-tugas lain yang memerlukan bantuan. 11) Bertanggung jawab atas seluruh hasil produksi dari

Tujuan penerapan model listening team adalah untuk melatih siswa agar terbiasa belajar kelompok secara harmonis untuk mencapai prestasi belajar yang lebih afektif. Dapat

Hasil penelitian didapatkan pengalaman yang menyenangkan tentang penerapan PCC yaitu pasien senang mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan dari petugas, pasien

dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang ber judul, “ APLIKASI ARDUINO MEGA 2560 DALAM RANCANG BANGUN ALAT KONTROL KADAR PH AIR PADA TAMBAK UDANG ” diselesaikan

Perbedaan harga (mark up) dalam transaksi murabahah dengan bai` bi tsaman ajil tidak dapat disamakan dengan transaksi kredit di bank-bank konvensional, bila dalam kredit

Seksi Fasilitasi Kerjasama Desa mempu nya i tu gas melaksanakan sebagian tu gas b idang pemberdayaan masyarakat ya ng terkait dengan fasilitasi kerjasama desa.. melaksanakan

Mahasiswa dapat menjelaskan 3 kemampuan yang diharapkan dihasilkan dari lulusan pendidikan tinggi.. Mahasiswa dapat menjelaskan latar belakang diberikannya ISD