• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MUSLIM INTEGRAL (P3KMI) DAN BILINGUAL FACULTY DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) IAIN SURAKARTA TAHUN 2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MUSLIM INTEGRAL (P3KMI) DAN BILINGUAL FACULTY DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) IAIN SURAKARTA TAHUN 2016 - Test Repository"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDAMPINGAN

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MUSLIM INTEGRAL

(P3KMI) DAN BILINGUAL FACULTY DALAM

MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

IAIN SURAKARTA TAHUN 2016

oleh

HAKIMAN

NIM: M1.14.002

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil

karya

sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan

tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis

oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah

pada IAIN Salatig

a atau perguruan tinggi lainnya.”

Surakarta, 29 Agustus 2016

Yang membuat pernyataan

(3)
(4)

ABSTRAK

This study aims to know how the development assistance programs personality

muslims integral (P3KMI) in faculty of Islamic education and teacher training

(FITK) IAIN Surakarta; to know how the implementation of bilingual faculty in

faculty of Islamic education and teacher training (FITK) IAIN Surakarta, and to

know how the role of development assistance personality muslims integral

programs (P3KMI) and bilingual faculty in developing the competence in faculty

of Islamic education and teacher training (FITK) IAIN Surakarta.

Method used in research is qualitative approach. Techniques of collecting

data in this research are interview, direct observation of the implementation of

P3KMI and bilingual faculty, and the study documents. Data analysis techniques

using interactive analysis started from collecting data, reducing data, displying

data, and conclusion retrieval. To test the validity used credibility,

transfermability, conformability, and dependibility.

The research results show that the implementation of learning P3KMI with a

mentoring model of learning with their pairs. M

ethods used namely: sema‟an,

recitation, question and answer, discussion, sharing, assignment, presentation,

practice and tausiah. The material studied namely al-Quran, hadist, qoidah ushul

fiqih, fiqih worship and further Islamic discourse. Evaluation of P3KMI

conducted by P3KMI team, guardian lecturers, and lecturer. Bilingual faculty

implementation done through classroom model and mentoring model. P3KMI

give the role against FITK IAIN Surakarta‟s student to develope the BTA,

recitation of Juz Amma and verses option, hadits-hadist option, qoidah ushul

fiqih, worship practice, Islamic insight, and create a good personality. While

bilingual faculty role to improve the mastery vocabulary of foreign language,

writing, talk, and mentally speaking.

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program

Pendampingan Pengembangan Kepribadian Muslim Integral (P3KMI) di Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Surakarta; untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan

bilingual faculty

di Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan

(FITK) IAIN Surakarta, dan untuk mengetahui bagaimana peran Program

Pendampingan Pengembangan Kepribadian Muslim Integral (P3KMI) dan

bilingual faculty

dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Surakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Tehnik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan (observasi)

secara langsung terhadap pelaksanaan P3KMI dan pelaksanaan

bilingual faculty,

dan studi dokumen. Tehnik analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan

menggunakan drajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan kepastian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran P3KMI yaitu

dengan model mentoring atau pembelajaran teman sebaya. Metode yang

digunakan yaitu: sema‟an, hafalan, tanya jawab, diskusi,

sharing

, penugasan,

presentasi, praktik dan tausiah. Materi yang dipelajari yaitu al-Quran, hadist,

qoidah ushul fiqih

, fiqih ibadah dan wacana keIslaman. Evaluasi P3KMI

dilakukan oleh tim P3KMI dan dosen wali studi serta dosen mata kuliah.

Pelaksanaan

bilingual faculty

dilakukan melalui model

classroom

dan model

mentoring. P3KMI memberikan peran terhadap mahasiswa FITK IAIN Surakarta

dalam meningkatkan BTA, hafalan

Juz Amma

, hafalan ayat-ayat pilihan,

hadits-hadist pilihan,

qoidah ushul fiqih

, praktik ibadah, wawasan keislaman dan

menciptakan kepribadian yang baik.

Bilingual Faculty

berperan meningkatkan

penguasaan kosa kata bahasa asing, menulis, berbicara dan mental berbahasa.

(6)

PRAKATA

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah. SWT. Atas limpahan rahmat,

taufik, hidayah serta inayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini yang

berjudul “Implementasi Program Pendampingan Pengembangan Kepribadian

Muslim Integral (P3KMI) dan

Bilingual Faculty

dalam Meningkatkan

Kompetensi Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN

Surakarta Tahun 2016” yang menjadi pelengkap persyaratan untuk memperoleh

gelar Magister Pendidikan Islam

Tersajinya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya

kami mengucapkan banyak terimakasih kepada.

1.

Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2.

Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN

Salatiga dan sekaligus pembimbing penulis sehingga atas bimbingannya

yang sabar tesis ini bisa selesai.

3.

Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A., Ka Prodi PAI yang telah memberi

arahan kepada penulis.

4.

Bapak ibu dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberi ilmu dan

pencerahan kepada penulis.

5.

Keluarga besar penulis ibu, bapak almarhum, istri, anak tercinta yang

selalu mendoakan, mendukung dan menyemangati penulis.

6.

Teman-teman angkatan 2014 Pascasarjana IAIN Salatiga yang selalu

memberi semangat penulis.

7.

Teman-teman Taekwondo Provinsi Jawatengah.

8.

Civitas akademika IAIN Surakarta atas bantuan dan dukungannya pada

penulis sehingga penelitian tesis ini bisa berjalan dengan baik.

Semoga apa yang telah bapak/ibu berikan menjadi barokah serta manfaat

bagi semua pihak. Kami berdo‟a semoga kebaikan bapak/ibu dan teman

-teman

semua menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah. SWT.

Surakarta, 29 Agustus 2016

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PENGESAHAN ...

ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PRAKATA ...

v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A. Latar Belakang Masalah ...

3

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ...

3

C. Signifikasi Penelitian ...

4

D. Kajian Pustaka ...

4

E. Metode Penelitian ... 15

F. Sistematika Penelitian ... 17

BAB II PELAKSANAAN P3KMI... 18

A. Pembelajaran P3KMI ... 18

B. Pengembangan Kepribadian ... 20

C. Evaluasi P3KMI ... 23

BAB III PELAKSANAAN

BILINGUAL FACULTY

... 25

A. Pembelajaran

Bilingual Faculty

... 25

B. Mentoring

Bilingual Faculty

... 27

BAB IV PERAN P3KMI DAN

BILINGUAL FACULTY

... 31

A. Peran P3KMI dalam Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa ... 31

1.

Meningkatkan Kompetensi baca tulis al-Qur'an ... 31

2.

Meningkatkan Kompetensi hafalan Juz Amma ... 32

(8)

1. Meningkatkan kosa kata dan menulis ... 36

2. Meningkatkan kemampuan berbicara dan mental ... 37

BAB V PENUTUP ... 39

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 43

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Catatan hasil wawancara ... 42

2.

Pedoman wawancara ... 70

3.

Foto kegiatan Mentoring ... 71

4.

Foto papan publikasi

bilingual faculty

... 71

5.

Jurnal mentoring

bilingual faculty

... 72

6.

Absensi

bilingual faculty

... 73

7.

SK penguji P3KMI ... 74

8.

Soal ujian P3KMI ... 76

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Perilaku individu maupun masyarakat pada hakikatnya dipegaruhi oleh

sistem nilai yang diyakininya. Sistem nilai tersebut merupakan jawaban yang

dianggap benar mengenai berbagai masalah dasar dalam hidup. Spranger dalam

Alisyahbana menggolongkan tipe nilai menjadi enam berdasarkan enam lapangan

kehidupan manusia yang membuat manusia berbudaya. Keenam lapangan itu

ialah: (1) lapangan pengetahuan, (2) lapangan ekonomi, (3) lapangan estetik, (4)

lapangan politik, dan (5) lapangan religi.

1

Penanaman nilai tentu harus dibarengi dengan pemahaman agama yang

untuh dan integral. Pemahaman agama hanya bisa dilakukan melalui proses

pendidikan baik secara formal maupun non formal. Perguruan tinggi Islam seperti

STAIN, IAIN/UIN sebagai salah satu institusi pendidikan harus mampu

menciptakan intelektual muslim yang berkarkater. Terobosan terus dilakukan di

berbagai perguruan tinggi Islam dalam meningkatkan kompetensi lulusan

mahasiswanya. Kebijakan yang dibuat oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) IAIN Surakarta adalah dengan membuat Program

Pendampingan Pengembangan Kepribadian Muslim Integral (P3KMI) dan

program

bilingual faculty

.

1

Alisyahbana, Antropologi Baru: Nilai-Nilai Sebagai Tenaga Integrasi dalam Pribadi,

(12)

Ditemukannya mahasiswa yang belum bisa membaca al-Quran,

kepribadian yang kurang baik, pemahaman agama yang kurang, peraktik amalan

ibadah yang kurang benar serta pemahaman bahasa asing yang lemah ini menjadi

dasar dibuatnya program P3KMI dan

bilingual faculty

, dengan tujuan supaya

mahasiswa FITK mempunyai kompetensi akademik, kepribadian yang baik dan

mampu bersaing di dunia global.

P3KMI merupakan salah satu jembatan untuk menuju visi dari FITK yaitu

mencetak guru yang

beraqidah, berakhlaq dan profesional

. Perlu ada kajian

akademis terhadap program ini kaitannya dengan impelementasi program, baik

dilihat dari intensitas program ini. P3KMI dan

bilingual faculty

hadir dalam

rangka meningkatkan kompetensi lulusan, tetapi masih juga ditemukan beberapa

mahasiswa FITK IAIN Surakarta yang tidak bisa membaca al-Quran dengan baik,

kepribadian yang jelek, dan penguasaan bahasa asing yang lemah. Ada

kesenjangan antara idealitas dan realitas, maka dalam hal ini perlu ada penelitian

yang mendalam terhadap program yang diberikan kampus.

Ada dua alasan kenapa penulis melakukan penelitian terhadap P3KMI dan

bilingual faculty

antara lain: (1) P3KMI merupakan sarana untuk meningkatkan

kompetensi mahasiswa dalam pemahaman keislaman karena latarbelakang

mahasiswa yang heterogen dan (2) program bilingual merupakan sarana untuk

meningkatkan penguasaan bahasa karena tingkat pemahaman mahasiswa yang

lemah.

Atas dengan pemikiran tersebut penulis akan meneliti Implementasi

Pendampingan Pengembangan Kepribadain Muslim Integral (P3KMI) dan

(13)

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Surakarta Tahun 2016. Penulis dalam

penelitian ini akan medeskripsikan berkaitan dengan proses pelaksanaan atau

intensitas dari penyelenggaraan P3KMI dan

bilingual faculty

.

B.

Rumusan dan Batasan Masalah

1.

Batasan Masalah

Penulis akan memfokuskan penelitian ini pada implementasi P3KMI

dan program

bilingual faculty

yang meliputi: pelaksanan P3KMI, pelaksanaan

bilingual faculty

dan perannya dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa

FITK IAIN Surakarta.

2.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka penulis akan fokus

meneliti permasalahan sebagai berikut:

a.

Bagaimana pelaksanaan P3KMI di FITK IAIN Surakarta?

b.

Bagaimana pelaksanaan

Bilingual Faculty

di FITK IAIN Surakarta ?

c.

Bagaimana peran P3KMI dan

Bilingual Faculty

dalam meningkatkan

kompetensi mahasiswa FITK IAIN Surakarta?

C.

Signifikansi Penelitian

1.

Tujuan Penelitian

a.

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan P3KMI di FITK IAIN

Surakarta.

b.

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

bilingual faculty

di FITK IAIN

Surakarta.

c.

Untuk mengetahui bagaimana peran P3KMI dan

bilingual faculty

dalam

(14)

2.

Manfaat Penelitian

a.

Manfaat Teoritis

1)

Dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat sekaligus menambah

khazanah ilmu pengetahuan mengenai pembuatan sebuah program yang

berorientasi pada peningkatan kompetensi mahasiswa.

2)

Dapat dijadikan informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang terkait

dengan bidang pendidikan dalam rangka inovasi pendidikan demi

tercapainya hasil pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

3)

Dapat digunakan sebagai bahan kajian penelitian berikutnya.

b.

Manfaat Praktis

1)

Bagi mahasiswa diharapkan penelitian ini bisa menjadi motivasi untuk

mengikuti program dengan baik.

2)

Bagi para dosen diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan inovasi

pengembangan kurikulum.

3)

Bagi lembaga diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi

program yang belum mengarah pada sasaran yang diharapkan.

D.

Kajian Pustaka

1.

Penelitian Terdahulu

Puspo Nugroho dengan judul Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq

Sebagai Pendidikan Karakter dalam Pengembangan Kompetensi Kepribadian

Mahasiswa Calon Guru PAI STAIN Salatiga.

2

Puspo Nugroho dalam hasil

penelitian menyimpulkan bahwa pendidikan karakater calon Guru PAI di STAIN

2

Puspo Nugroho, “Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq Sebagai Pendidikan Karakter dalam Pengembangan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Calon Guru PAI STAIN

(15)

Salatiga yaitu melalui

hiden

kurikulum yaitu disisipkan pada mata kuliah PAI,

atas kerjasama civitas akademika khususnya dengan para dosen PAI di STAIN

Salatiga. Salah satu strateginya yaitu kontrak pembelajaran dan keteladanan

kepada mahasiswa oleh dosen.

Ali Maskur dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter Dalam

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Manajemen Pembelajaran Guru

MI Di Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

3

Ali Maskur dalam hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa pendidikan karakter sudah terlaksana dengan

baik terbukti dengan para guru MI yang mencantumkan penanaman pendidikan

karakater pada perangkat pembelajaran. Keteladanan dari kepala sekolah dan

Guru MI menjadi faktor keberhasilan implementasi pendidikan karakter.

Mulyono dengan judul Pendidikan Karakter dalam ISMUBA (Al

Islam,

Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab) Sekolah Muhammadiyah Salatiga.

4

Kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah Pendidikan karakter telah ada dalam

konsep pembelajaran ISMUBA. Karakter yang ada adalah sesuai dengan karakter

Muhammadiyah. Guru mencantumkan nilai-nilai karakter dalam perangkat

pembelajaran dan didukung dengan kegiatan tambahan keagamaan dan

ektrakurikuler.

Zakaria Achmat tentang Efektifitas Pelatihan dan Pengembangan

Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK) dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

3

Ali Maskur, “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Di Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang”,Tesis, IAIN Salatiga, 2013.

4

Mulyono, “Pendidikan Karakter Dalam ISMUBA (al–Islam, Kemuhammadiyahan,

(16)

Mahasiswa Baru UMM Tahun 2005.

5

Zakaria dalam hasil penelitiannya

mengungkapkan bahwa hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan skor

pre-test

post-test

kepercayaan diri mahasiswa peserta pelatihan.

Program P2KK mampu meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa.

Suratno tentang

Efektivitas “Study Club” untuk Mengembangkan

Kemampuan Mahasiswa Dalam Rangka Peningkatkan Lulusan.

6

Suratno

menyimpulkan bahwa study club yang efektif dalam mengembangkan

kemampuan mahasiswa adalah study club yang diselenggarakan oleh mahasiswa

sendiri tanpa ada intervensi dari dosen.

Rugayah meneliti tentang Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Melalui

Magang Di Universitas Negeri Jakarta Tahun 2011.

7

Ruqayah dalam hasil

penelitiannya mengemukakan bahwa program magang yang diberikan kepada

mahasiswa

memberikan

efek

positif

sehingga

mahasiswa

mengalami

pengembangan kompetensi baik aspek: pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

serta nilai.

Eric Haas tentang

Demanding More: Legal Standards and Best Practices

for English Language Learners

.

8

Eric mengungkapkan bahwa harus ada aturan

standar pembelajaran karena masing-masing komunitas, sekolah, dan kelas adalah

lingkungan yang unik dan dinamis, guru harus fleksibel dalam mereka

5

Zakaria Achmat, “Efektifitas Pelatihan dan Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK) dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Mahasiswa Baru UMM Tahun 2005”, Humanity, Volume 1, No 2 (Maret 2006): 117-121.

6

Suratno, “Efektivitas “Study Club” untuk Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa dalam Rangka Peningkatkan Lulusan”, Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 8, No 2 (2011): 213-218.

7

Rugayah, “Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Melalui Magang Di Universitas Negeri JakartaTahun 2011”,Jurnal Manajemen Pendidikan, Volume 2, No 2 ( 2011): 209-219.

8 Eric Haas. “Demanding More: Legal Standards and Best Practicesfor English Language

(17)

perencanaan pelajaran, metode pengajaran, sumber daya instruksional, dan

penggunaan bahasa untuk mengakomodasi kebutuhan siswa bilingual

'berdasarkan usia mereka, tingkat kelas, budaya latar belakang, keahlian bahasa,

dan pengalaman pendidikan sebelumnya.

Leo Gomes, David Freeman, and Yvonne Freeman meneliti tentang

Dual

Langguage Education: A Promosing 50-50 Model

.

9

Leo Gomes mengungkapkan

bahwa model pendidikan bilingual memberikan peran terhadap peningkatan

prestasi akademik siswa. Model pendidikan dengan menggunakan dua bahasa

yaitu Inggris dan Spanyol juga mengembangkan siswa dari segi pengetahuan dan

keterampilan serta mendorong untuk studi lanjut.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang penulis paparkan di atas menjadi

dasar sebagai kerangka penelitian penulis. Perbedaan penulis dengan beberapa

penelitian di atas terletak pada 1). Objek penelitiannya, 2). Penelitian sebelumnya

hanya meneliti pada pendidikan kepribadian, moral dan karakter sedangkan

penulis akan meneliti bukan hanya kepribadian, moral dan karakter tapi juga

wawasan keagamaan dan peraktik ibadah, 3). Penelitian Bilingual sebelumnya

menggunakan bahasa Inggris dan bahasa spanyol sedangkan penulis dalam bahasa

Inggris, bahasa Arab dan bahasa Indonesia. 4). Penelitian sebelumnya hanya

melihat hasil akhir dari program tidak melihat proses implementasinya. Penulis

dalam penelitian ini akan meneliti secara mendalam kaitannya dengan

pelaksanaan dan peran dari P3KMI dan

bilingual faculty.

2.

Kerangka Teori

9

(18)

a.

Program Pendampingan Pengembangan Kepribadian Muslim Integral (P3KMI)

Program mengandung arti rancangan yang dipersiapkan atau dalam arti

akademis sistem persekolahan yang mempersiapkan sejumlah mata pelajaran

yang diperuntukan bagi siswa yang akan melanjutkan studi.

10

Pendampingan

11

terhadap mahasiswa bisa dikonotasikan dengan makna pendampingan agama.

Pendampingan keagamaan berasal dari dua kata yaitu pendampingan dan

keagamaan. Kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda. Pendampingan

merupakan suatu aktivitas yang bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan

yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol.

Sedangkan keagamaan berasal dari kata agama, yang menurut Endang Saifudin

Ansori yang dikutip oleh Jasa Ungguh Muliawan, pengertian agama yakni

kepercayaan dan cara hidup.

12

Pendampingan ditargetkan supaya kompetensi

mahasiswa bukan hanya pada tataran pengetahuan tapi harus sampai pada

tataran pengamalan.

Pengembangan

13

adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui

pendidikan dan latihan.

14

Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis,

konseptual, dan moral, sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan

10

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2005, 897.

11

Pendampingan asal kata dari damping yang mempunyai arti dekat. Pendampingan yaitu proses, cara, perbuatan mendampingi. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar,...234.

12

Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif: Upaya Mengintegrasikan

Kembali

Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005,10.

13

Secara etimologis, pengembangan berarti membina serta meningkatkan kualitas sedangkan secara terminologis, pengembangan masyarakat Islam berarti mentranformasikan dan melembagakan semua segi ajaran Islam dalam kehidupan keluarga (usrah), kelompok sosial (jamaah), dan masyarakat (ummah). Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei,

Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi, Bandung: Rosda Karya,

2001, 29. 14

(19)

keterampilan teknis pelaksanaan. Semua elemen masyarakat tak terkecuali

mahasiswa harus senantiasa dikembangkan baik dari segi intelektual, mental,

sosial dan spiritual.

15

Menjadi kewajiban semua elemen tak terkecuali yaitu lembaga

pendidikan tinggi negeri maupun swasta seperti: STAIN, IAIN atau UIN

sebagai lembaga yang bernafaskan Islam untuk selalu memberikan

pendampingan dan pengembangan kepada mahasiswanya. Sebagaimana firman

Allah dalam

Q.S asy-

Syu’ara ayat

214-217.

Artinya: 214. dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,

215. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu

orang-orang yang beriman. 216. jika mereka mendurhakaimu Maka Katakanlah:

"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu

kerjakan"; 217. dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi

Maha Penyayang.

Kepribadian mahasiswa IAIN harus mencerminkan kepribadian seorang

muslim

16

yaitu menjadi pemuda muslim ideal. Dalam diri seorang pemuda

muslim mempunyai karakteristik kritis, dinamis, responshif, kreatif dan

inovatif.

17

Selain itu pemuda Islam mempunyai potensi seperti: memiliki

semangat, memiliki fisik yang kuat, memiliki hati yang bersih dan memiliki

15

Secara umum pengembangan masyarakat (community development) adalah

kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan

diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi,

dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan

pembangunan sebelumnya.

Arif Budimanta dan Bambang Rudito, Metode dan Teknik

Pengelolaan Community Development,

cet. Ke II, Jakarta: CSD, 2008, 33.

16

Muslim adalah para penganut agama Islam yang menunaikan kewajibannya sebagaimana dalam rukun Islam. Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar,...767.

17

(20)

kecerdasan,

18

yang perlu difasilitasi oleh lembaga. Muslim Integral

19

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peroses pemahaman dan

implementasi dari apa yang telah dipelajari atau Islam

kaffah.

b.

Target P3KMI

Fungsi pembinaan mahasiswa tidak sebatas pada kognitif saja tetapi

penanaman spiritualitas yang bermuara pada pembentukan akhlaq itu

merupakan hal yang penting. Adapun target yang hendak dicapai dari

penyelenggaraan P3KMI adalah

1)

Terbentuknya mahasiswa yang memiliki kemampuan baca tulis al-Quran

dan al-hadits dengan baik (target hafal juz 30, ayat-ayat pilihan, hafal

hadis-hadis pilihan dan qoidah ushul fiqih)

2)

Teraktualisasinya nilai-nilai Islam dalam kehidupan mahasiswa

3)

Terciptanya sosial kultural yang kondusif di lingkungn kampus bagi

peserta

4)

Terlahirnya kesadaran peserta akan urgensi

amar ma’ruf nahi mungkar

5)

Terpenuhinya kompetensi mahasiswa baik kompetensi individual mapun

sosial.

20

Sedangkan visi dari P3KMI yaitu: membangun mahasiswa Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang berkepribadian muslim integral.

21

Berdasarkan uraian di atas, cita-cita luhur P3KMI adalah menjadikan manusia

yang sholeh baik secara spiritual maupun secara sosial. Manusia yang sholeh

ini adalah manusia yang memiliki kepribadian Islam, dimana pola pikir dan

pola sikapnya adalah Islami. Di antara ciri-ciri seorang muslim integral adalah

18

Tim P3KMI, Modul,...157-158. 19

Mempunyai arti pertama: mengenai keseluruhannya; meliputi seluruh bagian yang perlu untuk menjadikan lengkap; utuh; bulat; sempurna: masalah itu akan diselesaikan secara tidak sebagian-sebagian; kedua tidak terpisahkan; terpadu: bimbingan penyuluhan merupakan

bagian dari pendidikan. Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar,..854.

20

Tim P3KMI, Modul,...7.

21

(21)

1).

Salim al-

aqidah

(aqidah

22

yang kuat/

good faith

), 2).

Shohih al-ibadah

(ibadah yang benar/

right devotion

), 3).

Matin al-khuluq

(ahklaq

23

yang

kuat/

strong character

), 4).

Qowiyyu al- jismi

(jasad yang kuat/

pshycal power

),

5).

Mutsakofu al- fikri

(wawasan yang luas/

thinking brilliantly

), 6).

Haritsun

ala waqtihi

(manajemen waktu/

time management

), 7).

Naafi’un lighoirihi

(bermanfaat bagi sesama/

giving contribution

).

c.

Bilingual Faculty

Dalam rangka mewujudkan visi dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan FITK IAIN Surakarta yaitu menjadi fakultas yang unggul dalam

membentuk lulusan yang profesional pada bidang kependidikan dan

kebahasaan, beraqidah kuat, dan berakhlaq mulia.

24

Suatu hal yang sangat

penting bahwa mahasiswa harus mengusai berbagai bahasa salah satunya yaitu

bahasa Arab dan bahasa Inggris untuk menghadapi tantangan zaman.

Viorica Marian dalam jurnalnya mengatakan bahwa pendidikan

bilingual sangat berpengaruh terhadap peningkatan akademik siswa.

25

22

Secara etimologis, aqidah berakar dari kata „aqada-y’aqidu-‘aqdan-‘aqidatan. „Aqdan

mempunyai arti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Aqidah berarti keyakinan. Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, Yogyakarta: PP al-Munawwir Krapyak, 1984.1023. dan Secara terminologis menurut Al-jazairy yang dikutip Yunahar Ilyas adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah, (kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) di dalam hati (serta) diyakini keshohihan dan kebenarannya (secara pasti) dan ditolak segala sesutau yang bertentangan dengan kebenaran itu. Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI), 2011, 2.

23

Secara etimologis ahklaq adalah bentuk jamak dari kata khuluq yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara terminologis ahklaq menurut Imam Al-Ghazali yang dikutip Yunahar Ilyas adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI), 2011, 2.

24

Imam Makruf, Panduan Akademik dan Kemahasiswaan FITK IAIN Surakarta Tahun

akademik 2015-2016. 3.

25

(22)

Pembelajaran bilingual merupakan model penggunaan dua bahasa untuk

menyampaikan materi kuliah dengan tujuan menguatkan kompetensi

mahasiswa dalam berbahasa Asing. Dengan menggunakan model ini terdapat

dua hal utama yang diperoleh mahasiswa, yaitu penguasaan ilmu pengetahuan

dan melek dalam dua bahasa. Hingga saat ini telah banyak negara yang

melaksanakan pengajaran bilingual, seperti Filipina, Australia, Jepang dan cina.

Bahkan di Amerika sejak abda ke 20 kebijakan bilingual menjadi alat

hegemoni negara,

26

dan bahasa juga berperan sebagai control sosial masyarakat.

IAIN Surakarta yang bervisikan sebagai pusat ilmu dan budaya Islam

(center of knowledge Islamic culture).

Penguasaan bahasa sebagai sarana

menggapai visi digagas oleh FITK. Gagasan ini terintegrasi dalam Misi dari

FITK IAIN Surakarta sebagai berikut:

a.

Menyelengarakan pendidikan dan pengajaran yang berkarakter ke-Islaman,

bermutu tinggi, dan berbasis teknologi untuk memenuhi perkembangan

kebutuhan kependidikan masyarakat

b.

Menyelenggarakan penelitian untuk pengembangan ilmu pendidikan dan

kebahasaan.

c.

Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk pengembangan

dan penerapan ilmu kependidikan dan kebahasaan

d.

Membentuk lingkungan akademik yang Islami dan berbudaya.

27

Dalam rangka mewujudkan misi FITK khususnya pada poin (c) dalam

menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk pengembangan dan

penerapan ilmu kependidikan dan kebahasaan. Maka

bilingual faculty

yang

diselenggarakan merupakan jembatan untuk memberikan penguatan kepada

mahasiswa dari segi penguasaan bahasa khususnya bagi mahasiswa non

26 Carlos j Ovando, “

Bilingual Education in the United States: Historical Development and Current Issues”, The Journal of the National Association for Bilingual Education, Volume 27, Number1 (November 2010), 1-24.

27

(23)

bahasa seperti PAI, SKI, PGRA dan PGMI. Untuk meningkatkan bahasa perlu

didukung SDM, lingkungan dan akses penggunaan bahasa.

28

Bilingual faculty

merupakan bagian dari akses untuk membiasakan bahasa.

d.

Kompetensi Mahasiswa Tarbiyah

Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup

aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar

yang ditetapkan”

.

29

Kompetensi

merupakan seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan

diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN

Surakarta harus mempunyai kompetensi baik akademik, kepribadain maupun

professional.

30

Dalam rangka menciptakan calon guru yang beraqidah,

berakhlaq dan professional maka FITK membuat Program pendampingan

pengembangan kepribadian muslim integral (P3KMI)

Di antara tujuan dari FITK IAIN Surakarta yaitu:

a.

Menghasilkan lulusan yang professional, kompetitif, berbudaya, dan

berkarakter Islam yang dapat menjadi acuan secara lokal maupun nasional

b.

Menghasilkan temuan-temuan inovatif dalam bidang kependidikan dan

kebahasaan

c.

Menghasilkan layanan kependidikan dan kebahasaan kepada masyarakat

dalam berbagai bentuk baik akademik maupun non akademik

d.

Menghasilkan produk-produk inovatif dalam bidang kependidikan dan

kebahasaan yang dibutuhkan oleh masyarakat

28Audrey Lucero, “Dual Language Teachers‟ Use of Conventional,

Environmental, and

Personal Resources to Support Academic Language Development”, The Journal of the National

Association for Bilingual Education, Volume 38 Number 1 (May 2015), 107-123.

29

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2005,120.

30

Pendidik harus mempunyai kompetensi meliputi: 1) kompetensi kepribadian, 2) kompetensi profesional, 3) kompetensi pedagogik, dan 4) kompetensi sosial. E.Mulyasa, Standar

(24)

e.

Mewujudkan suasana interaksi akademik yang Islami dan berbudaya yang

mendukung pembentukan karakter dan kompetensi lulusan.

31

Tujuan penyelenggarakan FITK sebagaimana diatas bahwa FITK

berkomitmen untuk mencetak lulusan yang professional yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Dalam rangka menguatkan aqidah dan penanaman akhlaq maka

FITK membuat P3KMI sebagai sarana untuk menjadikan mahasiswa yang

bukan hanya mempunyai kompetensi akademik tapi juga mempunyai

kompetensi kepribadian yang mantap.

Dalam menghadapi era global khususnya era Masyarakat Ekonomi

Asean (MEA) maka kompetensi yang dibutukan mahasiswa bukan hanya

kompetensi kepribadian tapi juga kompetensi kebahasaan sebagaimana

terdapat dalam tujuan FITK poin (d) yaitu menghasilkan produk-produk

inovatif dalam bidang kependidikan dan kebahasaan yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Maka untuk mencapai itu FITK mneyelenggarakan

bilingual

faculty.

Selain itu, ada kompetensi SAFT

32

yang harus dimiliki seorang

mahasiswa tarbiyah sebagai calon guru. Lulusan FITK IAIN Surakarta harus

mempunyai kompetensi

hard skill

maupun

soft skill

.

Hard skill

kaitannya

31

Imam Makruf, Panduan Akademik...,3. 32

(25)

dengan kompetensi akademik yaitu berkaitan dengan pedagogik, professional

sedangkan

soft skill

berkaitan dengan kepribadian, mental, spiritual dan sosial.

E.

Metode Penelitian

Penelitian untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan P3KMI dan

Bilingual

Faculty

dan perannya dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa FITK IAIN

Surakarta. Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, mendalam dan dapat

memberikan jawaban yang tepat terhadap permasalahan yang diajukan, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif.

Tehnik pengumpulan data melalui: 1). Wawancara dengan Informan yaitu

mahasiswa peserta P3KMI, mentor, Tim P3KMI, pembina P3KMI dan dosen, 2).

Pengamatan (observasi) secara langsung terhadap pelaksanaan P3KMI dan

bilingual faculty,

3). Studi dokumen seperti jurnal, buletin, foto aktivitas P3KMI,

file

dan lain-lain.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis model interaktif yang

prosesnya dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang tertulis dalam catatan lapangan,

dokumen pribadi, dokumen resmi dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan

ditelaah maka langkah selanjutnya mengadakan reduksi data atau pemilahan data

kemudian disajikan dengan dibantu interpretasi penulis dan selanjutnya yaitu

penarikan kesimpulan. Kegiatan dari analisis yang dilakukan peneliti sesuai

dengan langkah-langkah yang digambarkan oleh Sugiyono dalam diagram berikut

ini.

Pengumpulan Data

Reduksi

Data kesimpulan Dan Penarikan

verifikasi Penyajian

(26)

Diagram analisis data (

interaktive model

)

33

Gambar 1.1

Untuk

melihat

keabsahan

data

dan

menetapkan

keabsahan

(

trustworthiness

) data diperlukan teknik pemeriksaan. Ada empat kriteria yang

dapat digunakan untuk menguji keabsahan data, yaitu 1). Drajat kepercayaan

(

credibility

) dengan menggunakan tiga cara yaitu: triangulasi sumber data,

pemanfaatan metode, dan

member check

, 2). Keteralihan (

transferability

) dengan

melaporkan hasil penelitian secara rinci, 3). ketergantungan (

dependability

), dan

4). kepastian (

confirmability

).

F.

Sistematika Penulisan

Bab I adalah latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,

signifikansi penelitian terdiri dari tujuan penelitian baik secara teoritis maupun

praktis, kajian pustaka yang berisi penelitian terdahulu yang bersumber dari tesis

dan jurnal, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II adalah hasil penelitian dan pembahasan pelaksanaan P3KMI

meliputi: pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan metoring atau pendampingan

dan pelaksanaan evaluasi.

Bab III adalah pelaksanaan

bilingual faculty

di FITK IAIN Surakarta yaitu

pelaksanaan proses pembelajaran dan sistem pendampingan.

Bab IV adalah peran atau dampak P3KMI dan

bilingual fakulty

dalam

meningkatkan kompetensi mahasiswa.

33

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

(27)

Bab V adalah kesimpulan dari hasil penelitian dengan mengacu pada

jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian. Penulis juga menyampaikan

saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait.

Selanjutnya yaitu lampiran-lampiran yang meliputi: uraian rekaman hasil

wawancara, uraian hasil pengamatan dan dokumentasi yang berkaitan dengan

(28)

BAB II

PELAKSANAAN P3KMI

A.

Pembelajaran P3KMI

P3KMI diselenggarakan sejak tahun 2007. Program ini dikhususkan bagi

mahasiswa semester satu dan dua. Sebagaimana informasi yang diberikan SC dan

SH kepada peneliti, bahwa P3KMI adalah program yang berasal dari pemikiran

para dosen dan mahasiswa yang diwakili BEM Fakultas. Karena pada waktu itu

banyak ditemukan mahasiswa yang tidak bisa membaca al-Quran ketika ujian

seminar proposal dan munaqosah, kemudian dibuatlah program pendampingan

kepada mahasiswa.34 Problem Mahasiswa bukan hanya pada al-Quran saja tetapi

juga dalam pemahaman keagamaan, ini disebabkan karena latarbelakang

mahasiswa yang beraneka ragam. P3KMI targetnya bukan hanya peningkatan

dalam hal bacaan al-Quran tetapi juga dalam peningkatan pemahaman

keagamaan.

Pada awal kuliah mereka harus mengikuti

placement-test

untuk

mengetahui tingkat pengetahuan keagamaan dan tingkat bacaan al-Quran. Mereka

akan dikelompokkan sesuai dengan kemampuannya dan setiap kelompok terdiri

dari 8-10 mahasiswa yang kemudian didampingi oleh mentor. Mentor atau

pendamping adalah mahasiswa yang mengajukan dirinya untuk membantu tim

P3KMI setelah lolos mengikuti seleksi yang diselenggarakan oleh tim dan dosen

FITK.

(29)

SH menuturkan bahwa yang menyeleksi calon pendamping adalah para

dosen yang ditunjuk oleh Fakultas, biasanya ketua jurusan dilibatkan. Materi yang

diajukan untuk para mentor terkait dengan motivasi, dedikasi, wawasan

keislaman/keagamaan, hafalan al-Quran, strategi menangani problem mahasiswa,

serta keseriusan dan niatnya.35 Penuturan SH selaras dengan penuturan IS, yang

mengemukakan bahwa sebelum jadi mentor P3KMI, IS mengikuti seleksi terlebih

dahulu seperti hafalan

Juz Amma

, wawasan keIslaman dan praktek ibadah.36

Pembelajaran P3KMI diadakan setiap hari Sabtu selama 2 semester.

Tempatnya di sekitar kampus seperti Teras, lorong tangga, Gajebo depan Masjid,

kelas, taman yang menurut mereka nyaman untuk belajar. 37 Model

pembelajarannya yaitu disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Materi

al-Quran menggunakan model semaan dan dibetulkan bila ada kesalahan baik

panjang pendeknya maupun makhrojnya. Sedangkan yang sama sekali belum bisa

membaca dengan menggunakan Iqra, dan yang terbata-bata bisa terus

mengulang-ulang bacaannya sampai lancar. F menungkapkan bahwa proses pembelajaran

al-Quran dengan model disemak. Adapun belajar keagamaan seperti yang ada di

buku panduan didiskusikan bersama. Ketika ada kesulitan memahami materi

dalam buku panduan maka mereka akan bertanya kepada dosen pembina atau

dosen yang lain.38

Selain metode semaan, tanya jawab dan diskusi, juga digunakan metode

penugasan. Mereka selama satu Minggu disuruh menghafal surat-surat pendek

35 Wawancara dengan SH pada hari Selasa 22/03/2016 di kantor PGMI, lampiran 1 No 16.

(30)

yang harus mereka setorkan setiap hari Sabtu. Mentor menargetkan selama dua

semester sebanyak 24 pertemuan, dan mahasiswa harus sudah hafal Juz 30 atau

Juz amma

, ayat-ayat pilihan, hadits-hadits pilihan dan

qoidah ushul fiqih

.

Pendalaman materi al-Quran bukan hanya pada cara membaca dan

identifikasi Ilmu tajwid, tetapi juga mereka dibekali pendalaman materi seperti:

definis al-Quran, nama-nama al-Quran serta kandungan ayat-ayat pilihan. Dalam

meningkatkan pemahaman keagamaan, peserta P3KMI didampingi mentornya

mendiskusikan materi yang ada di buku panduan dan terkadang mereka juga

mendiskusikan dengan para dosen ketika materi itu sulit untuk dipahami. FR

menggunakan metode ceramah, diskusi,

problem solving

, dialog,

sharing

dan

presentasi secara bergilir. 39 Metode ini cukup efektif dalam meningkatkan

pemahaman keagamaan.

Selain mendalami materi keagamaan yang bersifat teori. Mahasiswa juga

didampingi dalam memahami praktik ibadah seperti perawatan jenazah, sholat

ied

, sholat gerhana, menghitung pembagian harta waris dan cara berwudhu serta

tayamum yang benar. AL menuturkan bahwa dia beserta temannya disuruh sama

mentornya untuk praktek Ibadah satu persatu.40 Ini adalah salahsatu cara untuk

membina mahasiswa supaya bisa beribadah dengan baik dan benar.

B.

Pengembangan kepribadian

Mahasiswa selain memahami wacana dan praktik keagamaan, mereka juga

didampingi supaya mempunyai kepribadian atau akhlaq yang baik sebagai

cerminan mahasiswa FITK dan calon guru yang nantinya menjadi teladan bagi

39 Wawancara dengan FR pada hari Selasa 18/04/2016 di kantor P3KMI, lampiran 3 No 8.

(31)

anak didiknya. Pengembangan kepribadin di P3KMI diarahkan untuk

membiasakan hal-hal sederhana seperti: hormat kepada dosen, cara tegur sapa

yang sopan kepada yang lebih tua, cara sms kepada dosen dan cara masuk kelas

yang baik. Seperti dituturkan NM,

“saya jadi tahu pak cara sms dan cara sopan

santun kepada dosen”.

41

Selaras dengan yang dikatakan F bahwa mereka

diberikan pelajaran tata cara SMS dan sopan santun kepada dosen serta cara

berpakaian yang sesuai dengan ajaran Islam.42

Mereka dikembangkan kepribadiannya melalui kegiatan sehari-hari seperti

kegiatan Ibadah. Mentor yang bernama FR misalnya memantau sholat fardhu,

sholat tahajud dan tadarus al-Qurannya di rumah dengan cara SMS dan melihat

catatan kegiatan mereka dalam buku pantauan P3KMI. Setiap pertemuan terus

dipantau kegiatannya. 43

Selain dipantau kegiatan ibadahnya di rumah atau di

tempat kos, mereka juga dikembangkan kepribadiannya supaya menjadi

mahasiswa yang disiplin baik dalam ibadah maupun dalam kegiatan lainnya

dengan

memberikan

materi

manajemen

waktu

yang

harus

mereka

implementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Dengan mengikuti kegiatan P3KMI

setiap hari Sabtu dengan rajin berarti mereka telah mendisiplinkan dirinya sendiri.

Seperti AV dan AL peserta yang selalu aktif dalam mengikuti P3KMI. 44 Ini

sesuai dengan pengamatan peneliti di lapangan. F dan FR mengemukakan bahwa

peserta P3KMI mengikuti secara antusias dan jarang bolos mengikuti program.45

41 Wawancara dengan NM padahari Sabtu19/03/2016 di kantor P3KMI, lampiran 4 No 8. 42 Wawancara dengan F pada hari Selasa 18/03/2016 di kantor P3KMI, lampiran 4 no 12. 43 Wawancara dengan FR pada hari Selasa 18/04/2016 di kantor P3KMI, lampiran 3 No 10.

44 Wawancara dengan AV pada hari Selasa 04/04/2016 di kantor P3KMI lampiran 11 No 5, dan wawancara dengan AL pada hari Selasa 18/03/2016 di kantor P3KMI, lampiran 5 No 11.

(32)

Absensi P3KMI sesuai dengan pengamatan penulis juga menujukkan keaktifan

mahasiswa dalam mengikuti program P3KMI.

Pengembangan kepribadian lainnya dilakukan dengan metode tausyiah

atau menjadi da‟i

-da

iah. Mahasiswa dituntut untuk memahami dan menghayati

materi keagamaan serta bisa mengajarkan kepada orang lain sehingga mereka

mempunyai kepercayaan diri dan bisa mengamalkan amaliah agama.

AL dan AV

mendampingi

mentee

nya untuk melakukan presentasi, diskusi dan ceramah dalam

setiap kegiatan mentoring. Selain itu juga kegiatan mentoring menambah akrab

dengan teman-temannya walaupun beda jurusan.46

Selain kegiatan diatas

mentee

juga curhat dengan terbuka kepada

mentornya, dan pada waktu itulah mentor bisa mengarahkan kepada hal positif. F

mengemukakan bahwa mereka juga jujur kepada pendamping ketika mereka

sebelumnya sering meninggalkan sholat lima waktu atau ada permasalahan

dengan kehidupannya. Mereka bisa cerita ke pendamping. 47 Metode yang

digunakan dalam pengembangan kepribadian dalam hal ini ada

sharing

, curhat,

dialog dan pemecahan masalah.

Mahasiswa dibangun dalam berbagai aspek baik

hard skill

atau keilmuan

maupun

soft skill atau

kepribadiannya.48 Mereka harus cakap dalam mengajar

tetapi juga punya kepribadian yang baik. 49 Menjadikan mahasiswa yang

berkepribadian atau mahasiswa yang berakhlaq merupakan bagian dari visi yang

46 Wawancara dengan AL pada hari Selasa 18/03/2016 di kantor P3KMI, lampiran 5 No 7.

47 Wawancara dengan F pada hari Selasa 18/04/2016 di kantor P3KMI, lampiran 4 No 12. 48 Hard skill Menujukan kompetensi akademik yaitu ilmu, wacana, teori keguruan atau ranah kognitif sedangkan soft skill menunjukkan kompetensi afektif dan psikomotorik kaitannya dengan sikap dan prilku. Wawancara dengan SK pada hari Selasa 22/04/2016, lampiran 10 No 4.

(33)

dikembangkan oleh FITK IAIN Surakarta.

Mendalami dan menghayati materi

keIslaman yang disajikan oleh Fakultas dan didampingi mentor akan mengubah

pola kepribadian mahasiswa. Kepribadian yang jelek disebabkan kurangnya

pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai agama. Maka penanaman nilai

itu dikembangkan oleh P3KMI. Nilai adalah pedoman hidup yang bersumber dari

ajaran Islam yang abadi yang menjadi ruh setiap insan manusia. Mahasiswa

dituntut untuk memahami, menghayati ajaran Islam yang nantinya menjadi nilai

yang menyatu dalam dirinya dan mengarahkan pada kepribadian yang baik.

C.

Evaluasi P3KMI

Untuk melihat perkembangan mahasiswa dalam mengikuti P3KMI,

mereka harus mengikuti serangkaian evaluasi seperti ujian tulis tengah semester,

ujian bacaan dan hafalan al-Quran, ayat-ayat pilihan,

qoidah ushul fiqih

, ujian

praktik Ibadah seperti: wudhu, tayamum, sholat gerhana, perawatan jenazah dan

ilmu mawaris. Ujian tengah semester adalah secara terprogram bersamaan dengan

ujian tengah semester yang diadakan oleh Fakultas. Sedangkan untuk ujian akhir

semester diselenggarakan pasca ujian di Fakultas yang diselenggrakan selama

kurang lebih selama dua minggu.

Penguji pada ujian P3KMI adalah para dosen FITK yang ditunjuk oleh

Fakultas. Penguji pada ujian semester gasal akan menguji bacaan al-Quran,

hafalan

Juz Amma

dan ayat-ayat pilihan. Sedangkan pada ujian semester genap

mahasiswa selain diuji terkait dengan bacaan al-Quran, hafalan dan kemampuan

praktik ibadahnya. Sedangkan untuk pemahaman materi keislamannya diuji

dengan cara tes tertulis yang diawasi oleh tim P3KMI. SH dan SC

(34)

sesuaikan dengan kegiatan Fakultas dan untuk ujian hafalan boleh menyicil

dengan waktu yang sudah ditentukan.50

Selain melalui ujian terprogram yang diselenggarakan oleh tim P3KMI,

ujian juga dilakukan oleh wali studi mahasiswa dan dosen mata kuliah. MN dan

SC menuturkan bahwa sebelum menandatangani kartu rencana studi, mahasiswa

disuruh

membaca

al-Quran

terlebih

dahulu

supaya

bisa

terpantau

perkembangannya. Begitu juga dengan dosen MN dan HK misalnya, mahasiswa

disuruh membaca al-Quran dan menghafal ayat tertentu. Ketika mahasiswa tidak

bisa maka nilainya ditangguhkan atau diberi peringatan atau catatan supaya

ditindaklanjuti oleh tim P3KMI.

Evaluasi P3KMI dilakukan secara formal dan tidak formal. Adapun

evaluasi formal antara lain adalah tes bacaan al-Quran, tes hafalan

Juz Amma

, tes

hafalan

qoidah ushul fiqih

, tes hafalan hadits-hadits pilihan, tes praktik ibadah

serta tes wawasan keislaman yang dilakukan secara terprogram dan evaluasi tidak

formal yaitu tes yang dilakukan oleh para wali studi dan dosen mata kuliah

tertentu. Pendampingan dan evaluasi sejauh ini cukup intens dilakukan oleh

mentor terhadap mahasiswa.

(35)

BAB III

PELAKSANAAN

BILINGUAL FACULTY

A.

Pembelajaran

Bilingual Faculty

Bilingual faculty

adalah program yang diselenggarakan Fakultas Ilmu dan

Keguruan Tarbiyah (FITK) IAIN Surakarta dalam rangka menghadapi

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dengan menguasai bahasa Asing calon

pendidik lulusan IAIN Surakarta diharapkan mampu bersaing di era MEA. Dalam

sambutannya Dekan FITK dan wakil rektor bidang pengembangan akademik

pada pelepasan wisuda mengungkapkan bahwa

outcome

FITK harus siap pakai

dengan menguasai bahasa Asing.51

Mahasiswa FITK disiapkan untuk menjadi guru yang profesional. GY

menyampaikan bahwa kedepan ketika ada rekrutmen Pendidikan Profesi Guru

(PPG) syaratnya adalah harus menguasi bahasa Asing baik secara pasif maupun

aktif. Ketika lulusan FITK lemah dalam penguasaan bahasa maka ini menjadi

problem besar bagi civitas akademika. 52 Begitu juga di dunia kerja banyak

sekolah yang membuka lowongan dan mensyaratkan calon gurunya bisa

berbahasa Asing.

Pembelajaran bilingual yang sebelumnya berbasis kelas kemudian diubah

menjadi berbasis mata kuliah. KH mengatakan bahwa ada beberapa mata kuliah

yang dalam proses pembelajarannya harus menggunakan dua bahasa,53 antara

51 Disampaikan oleh dekan fakultas Tarbiyah Dr. Giyoto M.Hum dan wakil rektor I pengembangan Abdul Matin. M.Ag. Dalam acara pelepasan wisudawan-wisudawati FITK pada tanggal 9 April 2016 di Graha IAIN Surakarta.

52 Wawancara dengan GY pada hari Selasa 05/05/2016 di kantor Dekan, lampiran 17 No 3.

(36)

lain adalah manajemen pendidikan, evaluasi pendidikan, kecerdasan majemuk,

evaluasi bahasa Arab dan lain-lain.

Proses pembelajarannya secara otonomi diserahkan kepada dosen

pengampu. Sebagaimana diungkapkan NA, bahwa proses pembelajarannya

diserahkan kepada dosen pengampu yang ditunjuk. Pembelajaran dua bahasa

mencakup 50% bahasa Indonesia, dan 50% bahasa Asing, baik itu bahasa Inggris

maupun bahasa Arab. 54 Mahasiswa dituntut untuk memahami mata kuliah

melalui bahasa Asing

YA sebagai dosen yang ditunjuk untuk

bilingual faculty

mengungkapkan

bahwa dalam presentasi kelompok mahasiswa harus menyampaikan dalam bahasa

Inggris walaupun makalahnya berbahasa Indonesia. 55 Referensi yang

digunakanpun selain bersumber dari buku bahasa Indonesia juga bersumber dari

buku berbahasa Inggris. RS56 mahasiswa YA misalanya, dia menggunakan buku

yang berbahasa Inggris sebagai referensi tugas makalahnya.

PR mengatakan bahwa untuk mendukung kegiatan bilingual dalam kelas,

ia menulis di papan tulis dengan menggunakan bahasa Inggris walaupun harus

mengulang dalam menjelaskannya,57 begitupun juga mahasiswa dituntut untuk

berbicara dalam bahasa Inggris. Menurut ZA, dalam setiap pembelajaran dia

memerintahkan kepada mahasiswanya untuk merangkum setiap apa yang telah

dipelajarinya dalam setiap tatap muka perkuliahan, kemudian membacanya di

(37)

depan teman-temannya sehingga mahasiswa selain bisa berbicara tetapi juga bisa

menulis dan mendengar dengan bahasa Asing.58

Dalam meningkatkan

speaking

maka mereka harus berbicara dengan

bahasa Inggris, untuk meningkatkan

writing

mereka harus menulis rangkuman

dari apa yang mereka dengar, untuk meningkatkan

listening

mereka harus

mendengarkan apa yang telah dipaparkan dosen dan untuk meningkatkan

kemampuan

reading

mereka harus membacakan hasil tulisannnya kepada teman

atau kepada dosen.

Dosen

bilingual faculty

dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan

model pembelajarannya supaya tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. FB

mahasiswa

bilingual faculty

menuturkan bahwa dosennya selalu menggunakan

bahasa Inggris dalam pembelajarannya dan dia bersama teman sekelasnya selalu

diberi tugas untuk menulis materi perkuliahan dan menyampaikan dalam bentuk

power point

dengan bahasa Inggris.59

Proses pembelajaran bilingual di dalam kelas antara lain adalah

menyampaikan mata kuliah dengan dua bahasa, mengunakan referensi bahasa

Asing, menulis dan membaca rangkuman perkuliahan dengan bahasa Asing,

membuat

power point

dengan bahasa Asing, dan bertanya dengan menggunakan

bahasa Asing.

B.

Metoring

Bilingual Faculty

Untuk menujang pembelajaran

bilingual faculty

dalam rangka

meningkatkan kompetensi mahasiswa, selain dengan menggunakan

classroom

yaitu dengan proses pembelajaran di dalam kelas yang berbasis mata kuliah. FITK

58 Wawancara dengan ZA pada hari Selasa 10/03/2016 di kantor Sastra, lampiran 6 No 5.

(38)

juga memberikan pendampingan kepada mahasiswa atau mentoring diluar jam

pelajaran. GY mengungkapkan bahwa mentoring diselenggarakan secara

terjadwal yaitu setiap hari Rabu dan Kamis setelah jam 12 siang. Mahasiswa

semester empat dan semester enam non bahasa harus mengikuti mentoring. 60

Para mahasiswa didampingi oleh mentor yang berasal dari kaka kelas, alumni dan

dosen luar biasa (DLB) yang direkrut oleh tim bilingual.

ZA dan SJ mengungkapkan bahwa ada sekitar 62 mentor yang lolos

seleksi yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir, alumni FITK dan dosen luar

biasa (DLB) yang akan mendampingi mahasiswa.61 Dekan Fakultas FITK IAIN

Surakarta GY mengungkapkan bahwa para mentor bisa menjadi teman atau

partner bagi para mahasiswa untuk menggali bahasa yang sudah dia pelajari

dimasa SMP atau SMA. Ketika mahasiswa paham materi tersebut maka sudah

sangat luar biasa dan mampu bersaing dengan alumni lain.62

Pelaksanaan mentoring dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 16 mahasiswa dan satu mentor. Pada hari Rabu dan Kamis mereka

tersebar di area kampus untuk mengkaji bahasa baik itu

grammar

,

writing

,

reading

,

speaking

dan

listening

. GY mengatakan target sementara dari kegiatan

bilingual faculty

adalah bisa berbicara dengan bahasa Asing baik Arab maupun

Inggris.63

MN

mengatakan

bahwa

kegiatan

mentoring

bilingual

sengaja

menggunakan mahasiswa kakak kelas, alumni dan dosen luar biasa supaya

60 Wawancara dengan GY pada hari Selasa 05/05/2016 di kantor Dekan, lampiran 17 No 4. 61 Wawancara dengan ZA pada hari Selasa 10/03/2016 di kantor PBI, lampiran 14 No 5, dan wawancara dengan SJ pada hari Selasa 12/03/2016 di kantor PBI, lampiran 16 No 2.

62 Wawancara dengan GY pada hari Selasa 05/05/2016 di kantor Dekan, lampiran 17 No 5.

(39)

pembelajaran lebih efektif. 64 Pembelajaran dengan teman sebaya akan

menjadikan

mentee

merasa nyaman, tidak ada beban, tidak malu dan tidak

canggung, ini berbeda ketika mareka belajar dengan dosen.

NN dan ZA mengungkapkan bahwa dalam proses mentoring

bilingual

faculty

mereka menggunakan metode cerita, mendengarkan lirik lagu, penugasan,

drama, dan

games

. Kegiatan mentoring dilakukan selama dua tahun (empat

semester) yang diselenggrakan setiap hari Rabu dan Kamis dengan durasi waktu

100 menit pada setiap pertemuannya.65 Setiap enam kali pertemuan mentor harus

membuat laporan perkembangan

mentee

nya dengan cara mendeskripsikan hasil

pantauan selama mentoring berjalan.

Progress report

pelaksanaan mentoring

meliputi keaktifan

mentee

, perkembangan

mentee

dan kendala yang dihadapi.66

SJ sebagai koordinator bilingual selalu berkoordinasi dengan para mentor

dalam setiap pekan untuk melihat perkembangan pendampingannya dan ketika

ada problem maka para mentor langsung membicarakan dan mengambil

solusinya.67 Tim bilingual menggunakan grup Whatsapp untuk berkoordinasi

dengan cepat dan setiap ada kendala atau permasalahan maka langsung di

share

di

group dan dicari solusinya

Untuk mendukung

bilingual faculty

FITK memberlakukan kegiatan Rabu

dan Kamis berbahasa. Setiap hari Rabu dan Kamis mahasiswa dikondisikan untuk

berbicara dengan bahasa Asing baik Arab maupun Inggris. Berbicara bukan hanya

dengan teman-temannya atau mentornya tetapi dengan pegawai akademik. Pada

hari tersebut mulai mahasiswa, dosen dan karyawan diusahakan menggunakan

64 Wawancara dengan MN pada hari Selasa 11/05/2016 di kantor Warek II, lampiran 16 No 5. 65 Buku panduan mentoring bahasa program bilingual faculty FITK IAIN Surakarta 2016. 2. 66 Buku Panduan,...6.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada kenyataannya, dalam membuat perencanaan pembangunan sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan oleh setiap organisasi ternyata tidak semudah yang

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik simpulan bahwa (1) interaksi sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura tergolong sedang,

Oleh karena itu tidak halal uang hasil penjualan barang- barang haram sebagai berikut: Minuman keras dengan berbagai macam jenisnya, bangkai, babi, anjing dan patung. Bukhari

 Presesi dan nutasi [rotasi paksa]: rotasi bumi sumbu (dan bidang ekuator yang) tidak terus tetap dalam ruang, yaitu, dalam kaitannya dengan apa yang disebut "fixed-bintang"

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah dari pada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem

Karena ginjal berperan dalam proses eliminasi, maka mengingat kinetika obat yang dapat mencapai organ tersebut perlu diperhatikan aturan penggunaan untuk

Pengambilan Sentra Bordir Bangil sebagai objek penelitian dikarenakan ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada IKM Sentra Bordir yang ada di