PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum Gading Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2006-2007)
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memenuhi Gelar
Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGER1
PENGESAHAN
Skripsi Saudari: NUR HIDAYAH der.gan Nomor Induk Mahasiswa: 11405033 yang berjudul PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH GADING
DUREN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TH. 2006/2007 tclah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu, tanggal 19 Maret 2008 dan telah
diterima sebagaLbagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
19 Marct 2008 M Salatiga,
11 Rabiul Avval 1429 H Panitia Ujian
Pembimbing
1
4 ^
Drs. H. Nasafi NIP. 150 203 971
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian ini di hadapan siding munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga,
Peneliti
MOTTO
Artinya:
Perhatikanlah ketika Luqman berkata kepada anaknya. Sedang dia memberi
pengajaran atau ilmu pengetahuan kepadanya. (Katakanlah hai anakku) janganlah
segala ketulusan dan kerendahan hati telah banyak memberikan semangat dan dukungan yang tidak temilai harganya baik secara moril maupun spiritual demi kelancaran dan terselesainya studi dari awal sampai akhir.
KATA tȣNGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat seita salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang.
\
Berkat anugrah dan petunjuk dari Allah SWT. Penulis skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana dalam
Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
Juga tak lupa penulis sampaikan terima kasih serta penghargaan setinggi- tingginya kepada:
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Drs. Sa’adi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah. 3. Drs. Djoko Sutopo, selaku Ketua Program Ektensi
4. Drs. H. Nasafi, selaku Pembimbing Skripsi yang dengan sabar dan ikhlas telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ibu Dosen STAIN Salatiga
6. Segenap Civitas Akademik STAIN Salatiga.
7. Teman sejawat dan semua pihak yang telah membantu dan memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
semua.
Amin ya Robbal ‘ Alamin.
DAFTARISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
DEKLARASI... ii
NOTA PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR IS I... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR BAGAN... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Lafar Belakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 3
C. Pokok Permasalahan... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Hasil Penelitian... 6
F. Hipotesis... 6
A. Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa... 15
1. Pengertian Perhatian Orang Tua... 15
2. Fungsi dan Peran Orang T ua... 16
3. Faktor Orang Tua... 19
4. Pentingnya Perhatian Orang tu a ... 21
a. Kebutuhan Akan Rasa Kasih Sayang... 22
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman... 23
c. Kebutuhan Akan Rasa Kebebasan... 24
d. Kebutuhan Akan Rasa Sukses... 24
5. Tipe Orang T u a ... 25
B. Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah... 26
A. Pengertian Prestasi Belajar... 26
B. Belajar... 34
C. Kesulitan Belajar dan Altematif Pemecahannya... 39
D. Jenis-Jenis Belajar... 42
E. Prinsip-Prinsip Belajar... 44
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya... 45
G. Norma-Norma Sosial Dalam Situasi Belajar... 51 BAB III LAPORAN DATA HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Nurul Ulum, Gading, Duren,
Kec. Tengaran... 52
1. Sejarah Berdirinya MI Nurul Ulum Gading... 52
2. Letak Geografis MI Nurul Ulum Gading... 53
3. Struktur Organisasi MI Nurul Ulum Gading... 54
4. Sarana dan Prasarana... 56
5. Keadaan Guru MI Nurul Ulum Gading... 57
6. Keadaan Siswa MI Nurul Ulum Gading... 58
7. Kegiatan Ekstrakurikuler... 59
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan... 67
B. Analisis Lanjutan... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 77
B. Saran-saran... 78
C. Penutup... 79
DAFTAR PUSTAKA... 86
Tabel I : Responden/Siswa... 8
Tabel II : Daftar Nilai Prestasi Siswa... 29
Tabel III : Keterangan Struktur Organisasi MI Nurul Ulum Gading... 56
Tabel IV : Sarana dan Prasarana... 57
Tabel V : Keadaan Guru MI Gading Kec. Tengaran... 58
Tabel VI : Data Jumlah Siswa MI Nurul Ulum Gading Kec. Tengaran... 58
>. Tabel VII : Kegiatan Ekstrakurikuler MI Nurul Ulum Gading Kec. Tengaran... 59
Tabel VIII : Daftar Nama Responden... 60
Tabel IX : Daftar Nilai Angket Pengaruh Perhatian Orang T u a ... 62
Tabel X : Daftar Nilai Angket Prestasi Belajar Siswa... 63
Tabel XI : Nilai Hasil Angket Perhatian Orang Tua... 65
Tabel XII : Nilai Hasil Angket Prestasi Belajar Siswa... 66
Tabel XIII : Tabulasi Nilai Perhatian Orang Tua... 68
Tabel XIV : Klasifikasi Prestasi Perhatian Orang T ua... 69
Tabel XV : Tabulasi Nilai Prestasi Belajar Siswa... 70
Tabel XVI : Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa... 71
Tabel XVII : Interprestasi Perhatian Orang T ua... 72
Tabel XVIII: Interprestasi Prestasi Belajar Siswa... 73
DAFTAR BAGAN
Bagan
1. Bagan Struktur Organisasi MI Nurul Ulum Gading, Tengaran
V
Xlll
Halaman
.... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halarnan
Lampiran 1 : Angket... 81 Lampiran 2 : Daftar Riwayat H idup... Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Skripsi... Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian Skripsi... Lampiran 5 : Misi dan Visi MI Nurul Ulum Gading, Tengaran...
Lampiran 6 : Piagam Akreditasi MI Nurul Ulum Gading, Tengaran ... Lampiran 7 : Piagam Jenjang Akreditasi “Diakui” MI Nurul Ulum
Gading, Tengaran...
•r
BAB I
iyi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses belajar manusia. Kondisi yang menyebabkan pentingnya keluarga atau orang tua dalam proses menentukan prestasi anak. Keluaiga merupakan kelompok kecil yang anggotanya berinteraksi face to face secara
tetap. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak. Karena
anak merupakan buah cinta kasih hubungan suami istri. Anak merupakan
perluasan biologik dan sosial orang tuanya. Karena hubungan sosial dalam keluarga bersifat relatif tetap, maka orang tua memainkan peranan sangat penting terhadap proses menentukan prestasi anak.
Pendidikan akan bisa diperbaiki melalui para guru yang sehari-hari bekerja di lapangan dari TK sampai Guru Besar. Melalui tindakan mereka dari hari ke hari sampai tahun ke tahun. Guru-guru kita benar-benar menentukan
nasib pendidikan kita. Kalau tindakan kita lebih baik, maka akan menjadi lebih baik pulalah keadaan dunia pendidikan kita. Sebaliknya kalau tindakan mereka lebih memburuk, maka punahlah dunia pendidikan kita.
Lima faktor yang sangat mempengaruhi kualitas penilaian guru dalam
melaksanakan tugasnya. Jenis kewenangan (outority) yang benar-benat diserahkan kepada guru, kualitas atasan yang mengawasi dan mengontrol perilaku guru, kebebasan yang diberikan guru baik dalam kelas ataupun di luar
kelas, hubungan guru dengan murid-muridnya, pengetahuan guru tentang dirinya sendiri dan kepercayaan terhadap diri sendiri.1
Henry Murray (1979) mengembangkan suatu sistem klasifikasi berbagai kebutuhan manusia, yang diantaranya ia masukkan satu yang disebut kebutuhan akan prestasi. Hal ini sebagai kebutuhan untuk mengatasi berbagai rintangan menggunakan kekuasaan, berusaha berbuat sesuatu yang sulit sebaik dan secepat mungkin. Sebagai beban ia memberi perhatian atas tingkat dimana
kebutuhan untuk mendapat prestasi itu terwujud dalam penduduk yang besar
jumlahnya. Alison dan Teathe (1966) and Schuler (1973) memberikan lebih
banyak perhatian pada perkembangan motivasi prestasi dalam individu dan pada keterkaitannya pada keberhasilan dalam belajar di sekolah. Vildcr (1977) menguraikan kebutuhan untuk mencapai prestasi dari sudut standar keunggulan yang telah tertanam dan mengatakan bahwa sementara ini dapat mengakibatkan beberapa prestasi yang dapat diamati serta menonjol, maka sikap terhadap prestasilah yang penting.2
Dalam suatu penelitian ia mengetahui bahwa orang tua dari anak-anak berstatus rendah menghargai sifat penurut, kerapihan dan kejujuran di dalam anak mereka. Sedang para orang tua dari mereka yang berstatus tinggi
mementingkan sifat rasa ingin tahu, dapat menguasai diri, pengertian dan kebahagiaan, dapat disimpulkan bahwa para orang tua dari kelas rendah lebih
mirip mementingkan kemandirian anak dan para orang tua dari kelas pekerja meneican paca konfirmasi terhadap wibawa dari luar.
Muctar Buhori, llm u Pendidikan dan Praklik Pendidikan dalam Renungan, Tiara Wacana, Yogyakarta, Iial. 250.
3
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang membahas dan mengambil judul “PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MI GADING DUREN KEC. TENGARAN TAHUN 2006/2007.”
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul di
atas dan latar belakangnya, penulis menjelaskan beberapa istilah yang
digunakan sebagai berikut:
1. Pengaruh perhatian orang tua
Pengaruh adalah: daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berdekatan.J
Perhatian adalah: keaktifan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri kita.4
Orang tua adalah: ayah ibu kandung, orang yang dianggap (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya), orang-orang yang dihormati, disegani di kampung,
akan tctapi, orang tua di sini yang dimaksud: ibu, bapak dari anak atau wali murid dari anak yang bersangkutan.
Adapun yang dimaksud pengaruh perhatian orang tua dalam penelitian ini adalah daya atau kekuatan yang timbul dari perhatian orang tua (ibu, bapak) yang diberikan kepada anak dengan rasa yang penuh tanggung
1 Anonim, Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, ha!. 7 3 1.
jllW Ill).
2. I'restnsi lldiijnr Niswn di Sekolali
I’reslasi ialali basil yang dieapai (dilakukan, diknjakan dan sebngaiuyn).' Belajar ialali: sobagni pcrubahan-pcrubahan tingkali laku yang saling berhubungan yang lebih maju dalam penampilannya pada situasi dengan
usaha-usaha yang berulang-ulang dan yang bersangkutan agar dapat mencapai keefektifannya.5
Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa di sekolah
dilambangkan dalam buku raport siswa dengan nilai rata-rata “7 ’ dan
didukung dengan perilaku siswa dalam melaksanakan tugas belajar.
Kemudian yang menjadi indikator masing-masing variabel ini
adalah sebagai berikut:
A. Variabel perhatian orang tua
1. Orang tua melengkapi peralatan pada anak saat belajar.
2. Orang tua memberi kesempatan bantuan bagi anak untuk belajar di rumah.
3. Orang tua memberi bimbingan pada anak saat belajar.
4. Orang tua memberikan bantuan pada anak dalam menghadapi permasalahan.
5. Orang tua disiplin dalam memberikan uang sekolah. B. Variabel prestasi belajar
1. Nilai rata-rata raport semester 7.
5
2. Siswa pandai memanfaatkan waktu luang untuk belajar.
3. Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. '• * •? 4. Siswa mentaati tata tertib sekolah.
5. Siswa selalu mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah.
C. Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang diteliti ialah:
1. Bagaimana variasi perhatian orang tua pada siswa MI Nurul Ulum Gading, Tengaran Tahun 2006/2007.
2. Bagaimana variasi tingkat prestasi siswa MI Nurul Ulum Gading,
Tengaran Tahun 2006/2007.
3. Adakah pengaruh antara perhatian orang tua terhadap prestasi siswa pada MI Nurul Ulum Gading, Tengaran Tahun 2006/2007.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalah di atas, peneliti bertujuan untuk:
1. Mengetahui variasi perhatian orang tua pada siswa MI Nurul Ulum
Gading, Tengaran Tahun 2006/2007.
2. Mengetahui variasi prestasi siswa MI Nurul Ulum Gading, Tengaran Tahun 2006/2007.
K. M ili ii'11 at liiisii IVm-lilimi
liiis il p o n d ilin n in i d ih iin ip k n n dnpal m e m b o rik iin k o n lrib u s i in ln n n n s i
v a n g joins (c u b in g ntinnyn p c n g a rn h p o rlu ilin n o ra n g Inn lo rlin iln p pioslnsi
b e la ja r sis w a . D a r i in lo r in a s i le rs c b u t ila p a l m c m b c r ik a n m a n la a l socara
p ra k lis in a u p u n sccara Ic o rilis y a ilu :
a. Sccara praklis, apabila Icrnyala ada hubungun. Hal ini bcrarli bagi guru,
khususnya dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya
“pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi siswa. Selanjutnya pemahaman tersebut orang tua dapat memberikan bimbingan dan pembinaan dalam membangkitkan sikap positif pada peserta didik.
b. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan pendidik pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari hasil penelitian.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.7
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesi Altematif (Ha)
Ada pengaruh positif antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar
siswa di MI Nurul Ulum Gading, Tengaran tahun 2006/2007.
7
2. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar
siswa di MI Nurul Ulum Gading (tahun 2006/2007).
G. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian populasi
dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi.8 Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa kelas III MI Nurul Ulum Gading tahun 2006/2007.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.9
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya).10
Mengenai teknik pengambilan sampel tidak ada ketentuan yang pasti berapa banyaknya. Menurut Suharsini Arikunto sekedar sebagai
ancer-ancer bila populasinya besar bisa diambil antara 10-20% atau 21- 25%.11
Jika kita hanya meneliti satu kelas suatu jenis sekolah. Kesimpulan tak perlu diperluas sampel ke kelas-kelas lain. Apalagi sampai
sekolah lain dan mendapat kesan-kesan umum bahwa kelas-kelas lain atau 19
sampel-sampel yang diselidiki.
Untuk menghemat waktu, tenaga, biaya, maka penulis menetapkan sampel kurang lebih 25% dari besamya populasi. Menurut hemat peneliti, populasi yang diambil termasuk populasi besar, maka sampel diambil
sebanyak 30%. Jadi dari 87 siswa diambil 25% diperoleh 22 siswa. Sampel kemudian dibuat menjadi 21 siswa atau responden dengan rincian sebagai berikut:
Penelitian ini melengkapi dua variabei yaitu pengaruh perhatian orang tua variabei pertama (X) dan prestasi belajar siswa di sekolah sebagai variabei (Y).
Asumsi yang didapat dijadikan dasar penelitian ini bahwa pengaruh
9
3. Devinisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan sekaligus pengamatan
persepsi antar pembaca, peneliti, menjelaskan setiap istilah yang terdapat dalam judul di atas dengan interprestasi yang dimaksud.
a. Pengaruh perhatian orang tua
Pengaruh ialah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang,
benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berdekatan.13
Perhatian ialah: keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa
yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri kita.14
Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap cerdik, pandai, ahli dan sebagainya, orang-orang yang dihormati (disegani di kampung), akan tetapi, orang tua di sini yang dimaksud: ibu, bapak dari anak atau wali murid dari anak yang bersangkutan.
Adapun yang dimaksud pengaruh perhatian orang tua dalam penelitian ini ialah: daya atau kekuatan yang timbul dari perhatian orang tua/ibu bapak yang diberikan kepada anak dengan rasa yang penuh tanggung jawab.
b, Prestasi belajar siswa di sekolah
Prestasi ialah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).15
3elajar menurut Gates dalam bukunya: Educational Psychologi ialah:
sebagai perubahan-perabahan tingkah laku yang saling berhubungan yang lebih maju dalam penampilannya pada situasi dengan usaha-
usaha yang berulang-ulang dan yang bersangkutan agar dapat
mencapai keefektifannya.16
Kemudian indikator masing-masing variabel:
1) Variabel perhatian orang tua:
a) Orang tua melengkapi peralatan belajar pada anak.
b) Orang tua memberi kesempatan bagi anak untuk belajar di
rumah.
c) Orang tua memberi motivasi pada anak untuk belajar di rumah. d) Orang tua memberi bimbingan pada anak saat belajar.
e) Orang tua memberi bantuan pada anak dalam menghadapi
permasalahan.
f) Orang tua disiplin dalam memberikan uang sekolah.'1 2) Variabel prestasi belajar:
a) Nilai rata-rata raport semester minimal 7.
b) Siswa pandai memanfaatkan waktu luang untuk belajar. c) Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
d) Siswa mentaati tata tertib sekolah.
e) Siswa selalu mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah.
11
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode angket
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.17 Angket di sini digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi siswa di MI Nurul Ulum Gading, Tengaran.
b. Metode observasi
Observasi adalah sebagai pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.18
c. Metode dokumentasi dan wawancara
Dokumentasi yaitu mencari data-data mengenai hal-hal yang berupa catatan buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah
i '■
dengan mengambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah.
Wawancara ialah: dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara dan digunakan untuk menilai
II. Mctodc Analisis Data
Sctcluh data lerkumpul, kcmudian pcnulis mcnganalisis data dengan
rumus:
2. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa di sekolah, dengan rumus prodak moment:
y x Y s y ^ / }
Koefisien korelasi antara X dan Y Produck dari X dan Y
X = Variabel skor I (perhatian orang tua)
Variabel skor II (prestasi belajar siswa di sekolah
13
I. Sistematika Skripsi
Sistematika yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, pokok permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis, metode penelitian, metode pengumpulan data, sistematika penulisan
skripsi,
BAB II LANDASAN TEOR1 Bab ini berisi tentang:
A. Perhatian orang tua terhadap prestasi belajar meliputi: pengertian
perhatian orang tua, pentingnya perhatian orang tua, fungsi perhatian orang tua, peranan orang tua.
B. Prestasi belajar siswa di sekolah meliputi: pengertian pretasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, prinsip- prinsip belajar, pengaruh perhatian orang tua.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN meliputi
A. Gambaran umum MI Nurul Ulum Gading, Kec. Tengaran:
sejarah dan letak geografis, keadaan guru, karyawan dan siswa, struktur organisasi, sarana dan prasarana.
BAB IV ANALISIS DATA meliputi:
A. Analisis pertama, laporan data yang telah terkumpul dan
diperoleh dari hasil penelitian lapangan, analisa tentang perhatian orang tua, analisa tentang prestasi belajar siswa di sekolah, interprestasi data
BAB V PENUTUP meliputi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Perhatian Orang Tua
Perhatian ialah: keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik
yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri kita20
Dalam rangka untuk mencapai keberhasilan di dalam pendidikan anak, pengaruh orang tua sangatlah besar dalam mendorong anak dan
memperhatikan anaknya dalam belajar. Anak tidak lepas dari kesalahan dan kesulitan-kesulitan. Oleh karena itu peranan orang tua tidak bisa lepas
begitu saja. Orang tua perlu memberikan perhatian yang khusus kepada anaknya karena hal itu merupakan salah satu upaya untuk membimbing dan mengarahkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh anak.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian bantuan dan perhatian orang tua sangatlah membantu kegiatan belajar anak dan melatih tanggung jawab serta mampu mengatasi segala permasalahan dalam proses belajar mengajar anak di sekolah. Bagi orang tua harus dapat membimbing, mengarahkan dan memberi nasehat yang baik.
20 Dakir, D asar-dasar Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1993, hal. 114.
2. Fungsi dan Peran Orang Tua
Orang tua merupakan orang yang pertama di dalam keluarga dan memiliki peran utama bagi anak, dikala anak yang sejak lahir sudah mempunyai akal budi pekerti dan keahlian, akan tetapi juga mempunyai keterbatasan, dengan apa yang diberikan orang tua itu, cara hidupnya, pikiran, perasaan, pendapat, dan tingkah laku juga berpengaruh awal yang pemah diberikan orang tua kepada anak tidak terlepas.
Sebagaimana hadits Rosulullah SAW bersabda:
4-jLai^ojjl
Artinya: »•' *
Tiada anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan Islam, kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka anak itu Yahudi, Nasroni/Majusi.21
Di dalam kehidupan sehari-hari anak selalu mengidentifikasikan setiap perilaku orang tua. Untuk itu kewajiban orang tua adalah menjadi suri tauladan yang baik di dalam kehidupan anaknya. Karena pendidikan pertama kali sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap jalan kehidupan seseorang di masa depan.
Ada beberapa fungsi orang tua: 1. Sebagai Pelindung
Orang tua sebagai pelindung harus dapat menjaga serta memelihara keselamatan dan kelangsungan hidup keluarga, baik
17
jasmani/rohani. Karena anak merupakan amanat Allah yang harus dilindungi dari ancaman dan hambatan yang mengganggu
pertumbuhan anak.
2. Pusat Mengarahkan Pikiran dan Perbuatan
Pendidik biasa menurut sertakan anak dengan apa-apa yang dipikirkan. Baik yang menggembirakan ataupun yang dipertimbangkan. Anak diajak memahami serta menerima pendirian
dari orang tuanya. Di dalam suasana pendidikan yang demikianpun
menimbulkan jenis dan alat pendidikan seperti: memberi tugas,
mengingatkan janjinya, memberi penjelasan-penjelasan dan sebagainya.
3. Pencipta Perasaan Bersatu
Anak didik seolah-olah telah biasa di dalam suasana perasaan bersatu dengan pendidik. Dari suasana ini anak mendapatkan pengalaman dasar untuk hidup bermasyarakat seperti: saling percaya, rasa setia, saling meminta dan memberi.
Untuk memiliki perasaan-perasaan tersebut di atas anak dipersiapkan hidupnya dalam lingkungan keluarga yang teratur, dapat
Suasana dalam pendidikan menimbulkan alat-alat dan jensi pendidikan seperti: nasehat, hukuman, latihan mengendalikan diri, mengancam dan sebagainya.
4. Sebagai Teladan
Orang tua atau pendidik yang lain disengaja atau tidak, menjadi teladan bagi si anak yang ingin berbuat serupa dengan orang dewasa. Pendidik selalu berbuat bersama-sama dengan anak. Maka pendidik
perlu memperhatikan segi gerak-geriknya di dalam berbuat dan
percakapan dengan anak. 5. Sebagai Pemimpin
Orang tua harus memberi dasar pembentukan tingkab laku,
watak, moral kepada anak yang dipimpinnya yaitu keluarga ahlinya, baik buruknya keluarga tergantung kepada orang tuanya. Setiap orang tua tidak hanya mempunyai pengaruh kuat pada hubungan di dalam keluarganya tetapi juga pada sikap dan peri laku anaknya, maka orang tua harus menjadi suri tauladan yang baik dan terarah.22
6. Orang Tua Sebagai Contoh
Orang tua berhubungan dengan anak-anak akan menjadi contoh
untuk anak-anak, karena terus-menerus memberi contoh untuk ketunmannya apa yang diyakininya sebagai bemilai melalui tindakannya, yang lebih memberi pengaruh dari pada kata-kata.
19
Orang tua dapat mengajarkan anak-anaknya nilai-nilai tertentu dengan menjalankan hidupnya sesuai dengan nilai-nilai tersebut tidak
dengan memaksa anak-anak untuk hidup menuruti aturan-aturan tertentu. Orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai baik mereka jika mereka menjalankan nilai-nilai tersebut dalam hidup. Ajarkanlah apapun yang telah menjadi nilai bagi diri anda.
7. Orang Tua Sebagai Konsultan
Di samping mempengaruhi nilai-nilai anak melalui teladan para
orang tua dapat menggunakan pendekatan satu lagi untuk mengajarkan apa vang mereka rasakan sebagai “betul/salah”. Konsultan yang
sukses, membagi bersama dan tidak rnemberikan khotbah.
Memberikan dan tidak memaksanak, menyarankan dan menuntut. Konsultan yang sukses, membagi bersama dan menyarankan biasanya tidak lebih dari pada satu kali konsultan yang berhasil mengajukan ide-
idenya, lalu memberikan tanggung jawab pada kliennya untuk menerima/menolak.23
3. Faktor Orang Tua
a. Faktor keluarga: keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama
dan pertama.
1) Cara mendidik anak
Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-anak, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajar.
2) Hubungan orang tua dan anak
Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak.
Yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh pengertian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan dan lain-lain. Kasih sayang orang tua, perhatian atau penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak.
Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan emosional nisecunty.
Kasih sayang dari orang tua dapat berupa:
1) Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk omong- omong bergurau dengan anak-anak.
2) Biasakan orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan anak-anaknya.
b. Contoh/Bimbingan Orang tua
Orang tua merupakan terdekat dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Karenanya sikap orang tua yang bermalas-malas tidak baik, hendaknya
dibuang jauh-jauh. Demikian juga belajar memerlukan bimbingan
orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak. Orang tua yang sibuk bekerja, terlalu banyak anak yang diawasi, sibuk organisasi, berarti anak tidak mendapatkan pengawasan/bimbingan dari orang tua.24
21
4. Pentingnya Perhatian Orang Tua
Orang tua terutama ibu, hams dapat memperlakukan si anak
sedemikian rupa, sehingga ia merasa diperhatikan dan disayangi oleh
ibunya, walaupun ia dimarahi waktu bersalah. Tetapi dengan marahnya ibu itu, masih dapat ia rasakan kesayangan ibunya dan dapat menyadari bahwa ia salah dan patut dimarahi.
Di samping si anak merasa bahwa ia disayangi harus pula dapat merasakan bahwa tidak ada yang menakutkan atau yang membingungkan
dalam keluarga.
a. Pendidikan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih
dan menumbuhkan kepribadiannya. Sekolah bukanlah sekedar tempat untuk menuangkan ilmu pengetahuan ke otak murid, tetapi sekolah juga harus dapat mendidik dan membina kepribadian si anak.25
b. Kebutuhan-kebutuhan anak
Dalam perlakuan orang tua terhadap anaknya harus dijaga dan diperhatikan kebutuhan-kebutuhan si anak dalam hidup pada umumnya. Mulai dari kebutuhan-kebutuhan pokok (primer) sampai
kebutuhan-kebutuhan jiwa dan sosial yang perlu dalam hidup,
misalnya kebutuhan primer harus diperhatikan makannya, minumnya dan mengganti pakaian waktu basah. Maka perlakukan yang baik, haruslah menjamin agar kebutuhan-kebutuhan si anak terpenuhi 23
semuanya, misal: kasih sayang, rasa anak harga diri, kebebasan dan yang lain yang harus diperhatikan betul-betul.
a. Kebutuhan Akan Rasa Kasih Sayang
Orang tua yang mengaku kurang adil membagi cinta adalah mereka yang selalu berlebih-lebihan menyalahkan diri sendiri. Bagi anak usia dua tahun misalnya, arti cinta adalah rasa ketergantungan untuk memperoleh
perasaan aman yang kita maksudkan di sini adalah rasa cinta atau kasih
orang tua kepada anaknya, yaitu rasa sayang dan rasa senang agar bisa
mengetahui, apakah orang tua bisa atau harus mcngasihi anaknya secara adil. Ayah dan ibu (orang tua) mengharapkan semua anaknya berhasil dan bahagia dalam hidupnya dan rela berkorban.26
1) Si anak merasa tidak diperhatikan/kurang disayangi
Pada tahun pertama itu anak sangat bergantung kepada orang tuanya, dan sendirinya membutuhkan kasih sayang, perhatian dan pemeliharaan, karena itu masih lemah.
Banyak sebab-sebab yang membawa si anak kepada perasaan bahwa ia tidak disenangi antara lain:
1. Mengabaikan pemeliharaan akal. 2. Sering berpisah dengan ibu.
3. Mengancam dengan berbagai hukuman.
4. Terlalu banyak peringatan dan nasehat terhadap si anak.
Benyamin Spock, O rang Tua Perm asalahan dan U paya M engatasinya, Dahara Prize, 1991, hal. 11.
23
5. Menghina atau mengolok-olok si anak dengan bermacam-macam cara. Misalnya, mengeritik, mencela, membandirig-bandingkan dengan anak yang lain, sehingga ia merasa dikecilkan.27 *
2) Toleransi orang tua yang bcrlebih-lcbihan
Toleransi yang berlebihan terhadap anak juga punya pengaruh yang tidak baik bagi pertumbuhan. Banyak sebab yang mendorong orang tua untuk terlalu pemaaf terhadap si anak, misalnya hubungan orang tua kurang hangat. Hal ini menyebabkan orang tua, terutama ibu
mencari kepuasan itu dengan berlebih-lebihan menyayangi anak.
Mungkin pula sebab toleransi yang berlebih-lebihan itu timbulnya dari keadaan jiwa ibu yang waktu kecilnya dulu kehilangan kasih sayang
28 orang tuanya.
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Unsur-unsur pokok dalam rasa aman itu adalah kasih sayang, ketentraman dan penerirmian. Maka anak yang merasa sungguh-sungguh dicintai oleh orang tua dan keluarganya, pada umumnya akan merasa
bahagia dan aman. Seorang akan akan merasa diterima oleh orang tuanya, bila ia merasa kepentingannya diperhatikan, serta merasa bahwa ada
hubungan yang erat antara ia dan keluarganya.29
27 Zakiyah Darojat, Kesehatan M ental, Gunung Agung, Jakarta, 1976, hal. 76.
, KebuUilian icrbesar mink sclnmn perkembmignnnya ntlnlnh rnsn
aman yang tirnbul dari kesadaran bahwa ia diinginkan dan disayang oleh
orang dcwasa tcmpalnya berganUing.
c. Kebutuhan Akan Rasa Kebebasan
Orang tua meriganggap, jika si anak itu diberi terlalu banyak kebebasan, tentu ia akan menjadi orang yang tidak baik, karena anak-anak biasanya cenderung kepada melakukan hal-hal yang terlarang, kebebasan
yang dimaksudkan adalah kebebasan dalam batas-batas kewajaran.
Anak-anak pada umur antara dua dan empat tahun permainannya
bertujuan menumbuhkan dan memperkuat otot-ototnya. Untuk itu mungkin ia aan mendorong-dorong kursi, naik turun tangga, memanjat- manjat, dan sebagainya.30 31
d. Kebutuhan Akan Rasa Sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan dari padanya dapat dilakukan dan ia merasa sukses mencapai apa sesuatu yang diinginkan oleh orang tuanya. Sesungguhnya belajar suatu kepandaian
bagi si anak adalah tergantung pada dua faktor penting, yaitu kematangan dan latihan.
Karena rasa sukses yang dicapai oleh si anak diwaktu kecil akan
mempengaruhi hidupnya di kemudian hari. Anak yang biasa mendapatkan apa yang diinginkan secara wajar dan tidak berlebih-lebihan, akan
30 Andrew McGhie MA PhD, Penerapan Psikologi dalam Peraw atan, Yayasan Essentia Medica, Andi Yogyakarta, 1996, hal. 21.
25
mempunyai pandangan hidup yang optimis dikala ia besar nanti dan
hidupnya penuh dengan semangat dan kegembiraan.32
5. TipeOrangTua
a. Orang tua terlalu keras
Banyak orang tua yang menyangka bahwa kekerasan dalam mendidik anak itu baik, dan perlu agar anaknya nanti bisa hidup sebagaimana mestinya. Bermacam alasan yang mendorong orang iua menjadi keras, antara lain didorong oleh keinginan supaya anaknya
belajar disiplin dan hidup teratur sejak kecil agar setelah dewasa dapat
menghadapi hidup dengan baik dan mudah. Mungkin pula oleh karena memang orang tua itu mendapat perlakuan yang juga keras dari orang tuanya dahulu. Karena itu ia sukses disangkanya bahwa pcndidikan yang diterimanya dulu itu yang membawa sukses baginya dalam hidup.
b. Orang tua terlalu ambisius
Kadang-kadang orang tua karena ambisi atau keinginan yang berlebihan sering mendorong anaknya untuk melakukan sesuatu yang di luar batas kemampuan. Dalam mendorong anak-anak itu, mereka sering tidak memperhatikan kemampuan, kecerdasan, bakat dan minat anaknya. Dia tidak tahu bahwa ada perbedaan individual antara satu anak dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan individual harus diperhatikan sekali, supaya anak-anak dapat disalurkan kepada bidang
yang sesuai dengan kecerdasan, kemampuan, bakat dan minat masing- masing agar dapat mencapai sukses dan bahagia dalam menghadapi pelajarannya.33
Yang harus diperhatikan dan diketahui bahwa dapat tidaknya seorang anak mencapai sesuatu, tergantung pada dua hal yaitu kematangan dan pelajaran.
Kehilangan kasih sayang adalah faktor yang paling berbahaya
dalam hidup si anak, yang dapat menimbulkan kegelisahan,
kegoncangan jiwa. Kasih sayang yang berlebihan menimbulkan sifat egois, jika rasa egoisnya tidak diterima orang maka ia akan merasa bahwa orang tidak menghargainya.34
B. Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah
r * ' •} 1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah: hasil yang dicapai/dilakukan, dikerjakan dan sebagainya.35
Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan ekstemal yaitu kemungkinan adanya disfungsi neorologis, sedangkan
problem belajar (learning problems) adalah faktor ekstemal yaitu antara
33 Ibid, hal. 86.
27
lain, berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan
belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak.36 a. Kebutuhan Prestasi
Henry Murray (1938) mengembangkan suatu sistem klasifikasi berbagai kebutuhan manusia, yang sangat penting bagi pendidikan mengenai kebutuhan akan prestasi yang harus diraih oleh peserta didik.
David Me Clelland, memberi dorongan untuk mempelajari motif, dimana memberi perhatian atas tingkat kebutuhan untuk mendapatkan
prestasi itu terwujud dalam pendidikan.
Alkinson dan Feather, memberi lebih banyak perhatian pada
perkembangan motivasi prestasi dalam individu dan pada keterkaitannya keberhasilan dalam belajar di sekolah.
Vilder, menguraikan kebutuhan untuk mencapai prestasi dari sudut standar keunggulan yang telah tertanam dan mengatakan bahwa beberapa prestasi yang dapat diamati serta menonjol maka sikap terhadap prestasilah yang penting.37
b. Prestasi dan Persaingan
Prestasi dan motivasi prestasi pendidikan merupakah fokus dan
sebagai riset sejak Murry, dan hendaknya jelas bahwa tingkat prestasi yang relatif tinggi dapat dicapai oleh orang yang tidak memiliki
standar keunggulan yang mendalam yang merupakan cirri khas dari motivasi belajar.
36 Mulyono Abdurrohman, Pendidikan Dagi Anak Berkesulilan Belajar, Renika Cipta, 1999, hal. 13.
Prestasi dinilai secara instrumental sebagai cara untuk
mencapai tujuan, tapi maksud kita akan kita pertimbangkan tingkat prestasi, orientasi prestasi, motivasi prestasi.
Persaingan dengan prestasi pencapaian sebagai nilai, dan berkaitan dengan keberhasilan sekolah. Sedang prestasi diukur dengan standar yang terkait pada tugas, ketepatan jawaban, ketelilian penyslesaian tugas, persaingan mengandung arti pembandingan dengan prestasi dari satu orang atau lebih yang mempunyai tugas yang
sama.
Dari ZIGLER dan CHILD, 1973, telah membuktikan bahwa tingkat prestasi dalam individu secara positif terkait pada evaluasi kebudayaan umum prestasi. Dalam kontak prestasi akademis bukanlah berart' bahwa mereka berbeda dalam taraf orientasi prestasi total. Akan tetapi dalam hal lain menyangkut harapan-harapan dari keberhasilan sekolah.38
Nilai prestasi siswa diperoleh dari nilai formatif/harian, nilai portofolio, nilai UTS (Ulangan Tengah Semester), UUS (Ulangan Umum Semester)
29
Tabel II
Daftar Nilai Prestasi Siswa
No Nama Nilai Nilai Nilai Nilai Jumlah Rata- Nilai
Harian Portofolio UTS
uus
rata Raport1. Muhammad Marjuki 7 7 7 6 27 6,75 7
Rata-rata Kelas 7,61 7,76 7,42 7,23
c. Pengaruh Keluarga dan Prestasi Pendidikan
Keluarga merupakan sarana sosialisasi, yang terdiri dalam
Jika kita ingin tahu efek dan latar belakang keluarga terhadap
prestasi pendidikan untuk kelompok-kelompok besar orang-orang, maka akan mudah kita menggunakan kelas sosial sebagai variabel penengah.39 Brookover dan Erikson (1975), menunjukkan bahwa kesanggupan konsep yang merupakan suatu variabel yang paling menentukan mempengaruhi prestasi pendidikan. Latar belakang
keluarga yang menekankan kegunaan persekolahan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, akan memberikan suatu keuntungan kepada
siswa yang berasal dari keluarga.40
Keluarga merupakan variabel yang paling penting atau yang
menghalang antara variabel-variabel struktural tingkat makro seperti kelas dan prestasi pendidikan, sama seperti kelas, pengaruh keluarga dan sosialisasi diri akan berjalan terns selama persekolahan, tetapi banyak dari pengaruhnya telah memberikan cap kepada anak melalui cara tertentu sebelum ia mulai bersekolah.41
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi bagi dari dalam
diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
31
Yang tergolong faktor internal adalah:
1. Faktor jasmaniyah (Fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: - Faktor intelektif
- Faktor non intelektif a. Faktor intelektif yang meliputi:
1. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
2. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu \
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan motivasi, emosi, penyesuaian diri.4z
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor ekstemal ialah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas:
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah c. Lingkungan masyarakat d. Lingkungan kelompok
2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tehnologi, kesenian. 42
3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
a. Faktor-faktor stimuli belajar. b. Faktor-faktor metode belajar. c. Faktor-faktor individual.
a. Faktor-faktor stimuli belajar
Yang dimaksud stimuli belajar yaitu: segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
Stimuli dalam hal ini mencakup material, penugasan serta suasana lingkungan ekstemal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar.
Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimuli belajar:
1. Panjangnya bahan pelajaran.
2. Kesulitan bahan pelajaran.
3. Berartinya bahan pelajaran.
4. Berat ringannya tugas.
,:V
33
b. Faktor-faktor metode belajar.
Faktor yang menyangkut metode belajar:
1. Kegiatan berlatih dan praktek. 2. Over learning dan drill.
3. Resitesi selama belajar.
4. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar.
5. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian. 6. Penggunaan model latihan indera.
, p ' *r
7. Bimbingan dalam belajar.
8. Kondisi-kondisi insentif.43 c. Faktor-faktor individual.
Faktor yang menyangkut hal faktor-faktor individual: 1. Kematangan
2. Faktor usia kronologis.
3. Faktor perbedaan jenis kelamin. 4. Pengalaman sebelumnya. 5. Kapasitas mental.
6. Kondisi kesehatan mental.
7. Kondisi kesehatan rohani. 8. Motivasi.44
Hintzman dalam bukunya The Psychology o f Learning and Memory, Learning is a change in organism due to experience which
affect the organism’s behavior. Belajar adalah: suatu perubahan yang teijadi dalam diri organisme (manusia/hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.45
Firman Allah dalam Al-Qur’an S. Al-Alaq ayat 4 dan 5 yang berbunyi:
^lsu ^
1L<
j(jLoijVl
U
Artinya: Yang mengajarkan dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia sesuatu yang tidak diketahui.46
2. Belajar „
a. Arti Penting Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci), yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pemah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan.
Banyak sekali kalau bukan seluruhnya bentuk-bentuk
perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang bergantung pada
belajar, sehingga kualitas peradaban manusia juga bertujuan pulang pada apa dan bagaimana ia belajar. E.L. Thorndike meramalkan, jika
45 Muhibbinsyah, M.Ed., Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hal. 90
35
kemampuan belajar umat manusia dikurangai setengah saja, maka
peradaban yang ada sekarang tak akan berguna bagi generasi pendatang dan akan lenyap ditelan jaman (Howe. 1980).47
Belajar berfungsi sebagai: alat mempertahankan kehidupan manusia, artinya: dengan ilmu dan tehnologi, hasil belajar kelompok manusia bertindak itu juga dapat digunakan untuk membangun tentang
pertahanan.
Selanjutnya, dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini
Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka
memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat.
Hal ini dinyatakan dalam surat A1 Mujadalah ayat 11:
S y t * t ^ a ^ f ^ ( S ^
JU*JI1j j j I jijJ lj I j d j J ! <&! j i
Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan berilmu.48
b. Ciri Khas Perilaku Belajar
Setiap perilaku belajar selalu ditandai ciri-ciri perubahan
spesifik. Diantara ciri-ciri khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar adalah: perubahan itu intensional, perubahan itu positif dan aktif, perubahan itu efektif dan fungsional.
47 Op. cit, Muhibbin Syah, M.Ed. hal. 95
1. Perubahan Intensial
Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang- kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, ketrampilan dan seterusnya.
2. Perubahan Positif dan Aktif
Perubahan positif artinya, baik, bermanfaat, serta sesuai
dengan harapan. Aktif artinya, tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, misal, bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk.
3. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan yang bersifat efektif artinya: berhasil guna dan membawa pengaruh makro, dan manfaat bagi siswa. Fungsional artinya: relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan dapat diproduksi kembali dan dimanfaatkan.49
c. Perwujudan Perilaku Belajar
Manifestasi/perwujudan perilaku belajar lebih sering tampak
dalam perubahan-perubahan antara lain kebiasaan, ketrampilan,
pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat, berfikir rasional, sikap, insibisi, apresiasi, tingkah laku efektif.
49 Muhibbin Syah, M.Ed., P sikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Rosda
37
1) Kebiasaan
Menurut Burghardt (1973), kebiasaan timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Pembiasaan juga merupakan pengurangan perilaku yang tidak diperlukan.50
2) Ketrampilan
Ketrampilan ialah: kegiatan yang berhubungan dengan urat-
urat syaraf dan otot-otot (Neurumuscular) yang lazimnya tampak
da!am kegiatan jasmaniah, seperti menulis, mengetik, olah raga dan sebagainya.
Menurut Reber (1988) ketrampilan adalah: kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang komplek dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.51
3) Pengamatan
Pengamatan artinya: proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti
mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar sering siswa akan
mampu mencapai pengamatan yang benar dan obyektif sebelum mencapai pengertian.
4) Berfikir asosiatif dan daya ingat
Berfikir asosiatif ialah: berfikir dengan cara
mengasosiasikan sesuatu dengan yang lain, dan merupakan proses pernbentukan hubungan antara rangsangan dengan respon.
Daya ingat merupakan perwujudan belajar. Sebab merupakan unsur pokok dalam berfikir asosiatif dan akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan
pengertian) dalam memori.
5) Berfikir rasional dan kritis
Berfikir rasional dan kritis adalah: perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah dan siswa akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan, serta siswa menggunakan logika (akal sehat).
6) Sikap
Sikap ialah: pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987) sikap (attitude) ialah kecenderungan yang
relatif menetap untuk beraksi dengan cara baik atau buruk terhadap
orang atau barang tertentu. 7) Insibisi
39
kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya
yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungan. 8) Apresiasi
Apresiasi menurut (Chaplin, 1982) ialah:
penghargaan/penilaian terhadap benda-benda baik abstrak/kongkret
yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adalah: gejala awal efektif
yang pada umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti: seni sastra, musik, lukis, drama, dan sebagainya.
9) Tingkah laku efektif
Tingkah laku afektif ialah: tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.52
C. Kesulitan Belajar Dan Alternatif Pcmccahannya 1. Faktor-faktor Kesulitan Belajar
Fenomena/gejala kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi
belajamya. Secara garis besar ada 2 kesulitan belajar:
a. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan/kekurang mampuan psiko-fisik siswa yaitu:
52 Muhibbin Syah, M.Ed., Ibid, hal. 116-121.
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta) antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa.
2) Yang bersifat efektif (ranah rasa) antara lain seperti: labilnya emosi dan sikap.
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa) antara lain: terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar.
b. Faktor ekstem siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang
datang dari luar diri siswa. Faktor ekstem siswa meliputi: semua
kondisi dan situasi lingkungan sekitar yang tidak mendukung
aktivitas belajar siswa. Ada 3 macam, yakni:
1) Lingkungan keluarga: contoh, ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2) Lingkungan perkampungan/masyarakat. Contoh: unit perkampungan kumuh (slim area) dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3) Lingkungan sekolah. Contoh: kondisi/letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.53
2. Diagnosis Kesulitan Belajar
Langkah-langkah diagnosis yang ditempuh guru menurut prosedur Weener dan Senf (1982) sebagai berikut:
41
a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang
siswa ketika mengikuti pelajaran.
b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.
c. Mewawancarai orang tua/wali siswa untuk mengetahui ikwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
d. Memberikan teks diagnositik bidang kecakapan mengetahui
hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada
siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
3. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar
Beberapa langkah untuk pemecahan masalah belajar:
1. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh
pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
2. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan yang memerlukan perbaikan.
3. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial teaching (pengajaran perbaikan)/4
D. Jenis-Jenis Belajar
1. Belajar bagian, dilakukan oleh individu bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ektensif. Individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri.
2. Belajar dengan wawasan (learning by insight)
Menurut Gestalf teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan
pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku
yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan. 3. Belajar diskriminatif(discriminatiflearning)
Belajar diskriminatif artinya: sebagai suatu usaha untuk memilih
beberapa sifat situasi stimulus dan kemudian menjadi hanya sebagai pedoman dalam beringkah laku.
4. Belajar global/keseluruhan (global whole learning)
Bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai
individu menguasainya.
5. Belajar insidental (incidental learning)
Belajar disebut insidental, bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang
diberikan pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak.
6. Belajar instrumental
43
7. Belajar intensional, belajar dengan arah tujuan merupakan lawan dari
belajar insidental.
8. Belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera.
9. Belajar mental, berupa perubahan proses kognitif dari bahan yang dipelajari, juga sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari
tingkah laku orang lain.
10. Belajar produktif, sebagai belajar dengan transfer yang maksimum dan
bila individu mampu mentransfer prinsip penyelesaian satu persoalan
t' ‘ 4 dalam satu situasi ke situasi lain.
11. Belajar verbal, adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan.”
Prinsip belajar menurut teori Gestalt: 1. Belajar berdasarkan keseluruhan.
2. Belajar adalah suatu proses keseluruhan. 3. Siswa sebagai organisme keseluruhan.
4. Terjadi transfer.
5. Belajar adalah reorganisasi pengalaman.
6. Belajar harus dengan insight.
7. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa.
8. Belajar berlangsung terus-menerus.30 55
E. Prinsip-Prinsip Belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif meningkatkan minal dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
3. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
4. Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
5. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 6. Belajar harus mengembangkan kemampuan sesuai dengan tujuan
instruksional yang harus dicapai.
7. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
8. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
9. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
45
10. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.
11. Repitisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian, ketrampilan, sikap itu mendalam pada siswa.57
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Faktor yang mempengaruhi belajar ada 2:
1. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar.
A. Faktor Intern ada 3:
1) Faktor jasmaniah a. Faktor kesehatan
Proses belajar siswa akan terganggu jika kesehatan seorang terganggu, juga akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah atau gangguan lainnya.
b. Cacat tubuh
v Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik/kurang sempuma mengenai tubuhnya.
2) Faktor psikologis
Ada 7 faktor dalam psikologis yaitu: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
a. Intelegensi
Pengertian intelegensi ialah kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif.
b. Perhatian
Pengertian perhatian ialah keaktifan jiwa yang tinggi. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah kebosanan sehingga malas untuk belajar. Untuk dapat menanggulangi masalah ini, pelajaran selalu menarik perhatian siswa dengan cara bervariasi dalam mengajar. c. Minat
Minat adalah kecenderungan tetap untuk perhatian dan mengarang beberapa kegiatan dan selalu diikuti perasaan senang dan kepuasan. Jika ada siswa yang kurang berminat dalam belajar, usahakan siswa punya minat besar dengan penjelasan yang menarik.
d. Bakat
47
e. Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar diperhatikan motif berfikir dan memusatkan perhatian, dengan cara memberikan latihan/kebiasaan yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
f. Kematangan
Pengertian kematangan ialah: suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan barn.
g. Kesiapan
Kesiapan ialah kesediaan untuk memberi respon/jawaban. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar. Jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan maka hasil
belajar-Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya
tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan terjadi karena sisa pembakaran dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian-bagian certentu.
hilang. B. FaktorEkstem
Faktor ekstem ada 3: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor
masyarakat.
1. Faktor keluarga
a. Cara orang tua mendidik
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Orang tua yang tidak pemah memperhatikan akan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, dapat menyebabkan anak kurang berhasil dan lain-lain. Mungkin anak sendiri pandai, tetapi karena belajamya tidak teratur akhimya kesukaran dan
kesulitan akan menumpuk sehingga mengalami kegagalan
dan malas belajar, dan akhirnya studinya gagal dan tidak memuaskan.
b. Relasi/hubungan antar anggota keluarga
Relasi/hubungan yang baik adalah hubungan >ang penuh
pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan
49
c. Suasana rumah
Suasana rumah merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Agar anak dapat belajar
dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Karena dengan ketenangan anak bisa kerasan
dan belajar dengan baik.
d. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak dan harus terpenuhi semua kebutuhannya.
Misankan, fasilitas dan sarana belajar yang baik.39 2. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi: 1. Metode mengajar
2. Kurikulum
3. Relasi guru dengan siswa
4. Relasi siswa dengan siswa 5. Disiplin sekolah
6. Pelajaran dan waktu sekolah
7. Standar pelajaran
8. Keadaan gedung 9. Mctodc belajar
10. Tugas rumah
1. Metode mengajar
Ialah: suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar. 2. Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik bcrpengaruh tidak baik
terhadap belajar. Kurikulum yang kurang baik misalnya: kurikulum yang terlalu padat, tidak sesuai dengan bakat
minat, perhatian siswa.
3. Relasi guru dengan siswa
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan
menyukai gurunya juga akan menyukai pelajarannya yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari dengan baik.
4. Relasi siswa dengan siswa
Guru yang kurang dekat dengan siswa dan kurang bijaksana tidak mengetahui di dalam kelas ada group yang saling
bersaing secara tidak sehat. Siswa yang punya sifat seperti
itu merasa rendah diri dan menjalani tekanan batin.
5. Disiplin sekolah
IJAIt I I I
UAI’O R A N D A T A I I A S I I , I M . N I U T I A N
A. Gambaran Umum MI Nurul Ulum Gading, Tengaran 1. Sejarah berdirinya MI Nurul Ulum Gading
Awal mula berdirinya MI Nurul Ulum Gading, dulu Madrasah
Diniyah selama 2 tahun. Setelah berkembang dengan baik, ada 2 orang
dari dinas pendidikan datang ke Madrasah yang bemama Bapak Muh.
Amin dari Tengaran dan Bapak Setiadi dari Salatiga untuk mencari tenaga guru untuk diujikan ke Salatiga dengan nama UGA (Ujian Guru Agama)
dan mendata untuk didirikan Madrasah Ibtidaiyah. Dari masyarakat menanggapi dengan penuh serius. Langkah masyarakat selanjutnya untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah dengan jalan mewakafkan tanah 2 tempat. Tanah yang satu wakaf dari Bapak Imam Suharjo seluas + 180 m2,
yang kedua dari Bapak Darmowarti + seluas 105 m2.
Proses pembangunan dengan kesadaran masyarakat setempat,
semua bahan-bahan bangunan berupa, pasir, batu, bata, semen dari jariyah
masyarakat, bahkan tenaganya dengan suka rela dan gotong royong secara
bergilir dan diresmikan tanggal 21 Maret 1967. Setelah berdiri dan
diresmikan, tahun ajaran langsung pendaftaran siswa baru tahun ajaran 1967-1967 dengan jumlah siswa 150 dengan sistem paralel. Siswa berasal dari penduduk setempat, dusun Karang Wuri Babadan, Kragilan.
Dari tahun ke tahun siswa bertambah sampai + 200 siswa. Dari tahun 1967 sampai 1980 status MI masih terdaftar. Tahun berikutnya ada program akreditasi dari kecamatan status menjadi diakui. Tahun berikutnya lagi statusnya menjadi terakreditasi dengan nilai C. Kemudian
setelah terakreditasi diperbolehkan mengadakan ujian sendiri dengan hasil 100% lulus.
Dari tahun 1967 sampai sekarang belum pemah dibangun. Tapi
alhamdulillah tahun 2007 ini mendapat Bantuan Dana Alokasi Khusus untuk pembangunan.
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum ini di bawah naungan yayasan YASPINAMAT. Langkah ini diambil dengan melihat latar belakang sebagai berikut:
1. Kecenderungan masyarakat yang ingin memasukkan putra-putrinya ke sekolah Madrasah yang agamis.
2. Adanya dorongan dari kalangan masyarakat Gading dan sekitamya agar segera membangun Madrasah Ibtidaiyah.
2. Letak geografis
MI Nurul Ulum Gading berdasarkan letak geografis adalah sebelah
barat berbatasan dengan Dusun Kragilan, sebelah utara berbatasan dengan
54
3. Struktur organisasi
Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan pendidikan diperlukan organisasi yang baik.
Organisasi dalam arti yang luas adalah badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan kerja sama dalam
organisasi, adapun struktur organisasi Ml Nurul Ulum Gading, sebagai
barikut:
56
Keterangan
Tabel III
Keterangan Struktur Organisasi MI Nurul Ulum Gading
No Nama Jabatan
1. Tukiman Kepala Sekolah
2. K. H. Abdul Hanif Majelis Sekolah
3. Iskandar Komite Sekolah
4. Nur Azizah, S.Pdi. Administrasi 5. Kunto Wahyudi, S.Pdi. Bendahara 6. Nur Hidayah, A.Ma. B P
7. Amanatul Clolisoh Pengajaran
8. Qurrotul ‘Aini Pembina Pramuka 9. Siti Hidayati, A.Ma. Perpustakaan
4. Sarana dan prasarana
a. Alamat sekolah Jin. Pon Pen Bud RT: Kec. Tengaran, Kab. Semarang.
b. Memiliki luas tanah: 285 m2.
c. Sarana dan prasarana.
SARANA DAN PRASARANA
Tabel IV
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Ruang Kepala Sekolah
-2. Ruang TU
-3. Ruang Guru 1
4. Ruang Komputer
-5. Ruang Perpustakaan 1
6. Ruang Kelas 6
7. Ruang UKS
-8. Ruang Laboratorium
-9. Mushola 1
10. Kamar mandi/WC 1
11. Lapangan Upacara 1
12. Ruang Koperasi
-13. Kantin
-5. Keadaan guru MI Gading, Kec. Tengaran
Seluruhnya berjumlah 7 orang tcrdiri dari 2 orang guru putra, 5
orang guru putri. Di samping itu masing-masing mempunyai tugas secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar juga bertanggung jawab terhadap