• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro Konsentrasi Listrik Tenaga di Universitas Pendidikan

Indonesia

Oleh : Astrie Lestari E.0451.1005340

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

BANDUNG

2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Oleh Astrie Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Astrie Lestari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Oleh :

Astrie Lestari

1005340

Skripsi Ini Telah Disetujui dan Disahkan

sebagai Syarat Kelulusan Program S-1 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Departemen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia

Pembimbing I,

Dr. Jaja Kustija, M.Sc

NIP. 19591231 198503 1 022

Pembimbing II,

Drs. Tjetje Gunawan

NIP. 1951122 198101 1 001

Mengetahui,

(4)

FPTK UPI Bandung

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST, MSIE

(5)

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penerapan Media Pembelajaran Pengukuran Besaran Proses Dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran

Pengukuran Besaran Proses

Oleh Astrie Lestari

1005340

Penerapan media pembelajaran trainer pengukuran besaran proses bertujuan untuk pengembangan suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengukuran besaran proses. Latar Belakang dari penelitian ini adalah proses pembelajaran Kurikulum 2013 yang berpusat pada peserta didik sehingga diterapkannya media belajar pengukuran besaran proses yang menjadi media belajar yang mempermudah siswa memahami materi ajar pengukuran tekanan dan pengukuran temperature dengan konstruksi trainer menyerupai keadaan di industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dicapai setelah menggunakan media pembelajaran pengukuran besaran proses sebagai pelengkap pembelajaran pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design, dengan bentuk

one-group pretest-posttest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatkan

penguasaan konsep peserta didik dalam aspek kognitif ditinjau dari perolehan nilai rata-rata peningkatan (normalized gain) hasil belajar peserta didik berada pada kategori sedang., hasil pengukuran rata-rata ranah afektif peserta didik berada dalam kategori sangat baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75, serta hasil rata-rata ranah psikomotor diperoleh nilai rata-rata untuk aspek keterampilan berada dalam kategori sangat baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75., juga hasil respon peserta didik yang menyatakan minat terhadap ketertarikan media belajar Pengukuran besaran proses. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran pengukuran besaran proses pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan respon yang sangat baik.

(6)

ABSTRACT

Learning Media Measurement Application Process for Magnitude Scientific Approach Curriculum 2013 For Improving Learning Outcomes Subject On Magnitude Measurement

Process

by Astrie Lestari

1005340

Application of Learning Media Measurement magnitude aims for Development Process a medium of learning that can improve the results on the subjects of Student Learning Measurement scale compete. Background a Learning Process Research Curriculum 2013 The learner-centered so that the implementation of the Media Learning Process Measurement scale become the media learning facilitate student understanding of teaching materials Pressure Measurement And Temperature measurement with construction resembles the situation in industry. This research using design methods pre - experimental, with form one group pretest - posttest design. The research shows that are increasing under the control aspect of the concept of sudents owned, Value cognitive terms of average of increase ( normal gain ) findings Learning Students in middle category. Outcomes Measurement average of affective students in category very good and almost entire student is in the differences value KKM 75, As well as the findings of the average of psychomotor average value skills in Category Good And almost The entire student in KKM 75. also findings The response of stating Interests Against Media Learning Measurement of the amount of interest process. Conclusion of this research is the application of Learning Media Measurement scale on subjects Measurement Process Magnitude can improve outcomes student with a good response .

(7)

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II STUDI PUSTAKA ... 7

2.1 Implementasi Kurikulum 2013 ... 7

2.2 Hasil Belajar ... 20

2.2.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 21

2.2.2 Hasil Belajar Ranah Afektif ... 22

2.2.2 Hasil Belajar Ranah Psikomotor... 23

2.3 Minat Belajar ... 24

2.4 Media Pembelajaran ... 25

2.4.1 Pengertian Media Belajar ... 25

2.4.2 Jenis – Jenis Media Pembelajaran ... 27

2.4.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 28

2.4.4 Prinsip penggunaan Media Pembelajaran ... 29

2.4.5 Trainer PBP sebagai Media Pembelajaran ... 30

2.4.6 Pengenalan Trainer Pengukuran Besaran Proses... 30

2.5 Instrument dan Besaran Proses ... 33

2.6 Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 48

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 48

3.1.2 Subjek Penelitian ... 48

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 48

(8)

3.2.2 Desain Penelitian ... 49

3.3 Proses Pengembangan Instrumen ... 56

3.4 Teknik Pengumpulan ... 62

3.5 Analisis Data ... 64

3.5.1 Analisis Data Kognitif ... 64

3.5.2 Analisis Data Afektif ... 68

3.5.3 Analisis Data Psikomotor ... 70

3.5.4 Analisis Data Lembar Wawancara Akhir ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

4.1 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 72

4.1.1 Hasil Uji Validitas ... 72

4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 73

4.1.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 73

4.1.4 Hasil Uji Daya Pembeda ... 73

4.2 Analisis Data ... 74

4.2.1 Analisis Data ... 74

4.2.1.1 Data Aspek Kognitif ... 74

4.2.1.2 Data Aspek Afektif ... 80

4.2.1.3 Data Aspek Psikomotor ... 83

4.3 Pengujian Hipotesis ... 86

4.3.1 Uji Asumsi Statistik ... 86

4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas Data ... 86

4.3.1.2 Hasil Uji Gain Normalisasi ... 87

4.4 Pengujian Hipotesis ... 88

4.4.1 Uji Hipotesis Kognitif ... 88

4.4.2 Uji Hipotesis Afektif ... 90

4.4.3 Uji Hipotesis Psikomotor ... 91

4.5 Hasil Angket Respon Siswa dan Minat ... 93

4.5 Temuan dan Pembahasan Hasil Analisis ... 94

4.5.1 Temuan Hasil Analisis... 94

4.5.2 Pembahasan Hasil Analisa... 94

4.5 Matrik Penelitiam ... 99

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1 Simpulan ... 102

5.2 Saran ... 102

(9)

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal ... 58

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal ... 60

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 61

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 62

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63

Tabel 3.6 Kriteria Gain Normalisasi ... 65

Tabel 3.7 Tabel Uji Normalitas ... 67

Tabel .8 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif ... 69

Tabel 3.9 Konversi Skala Likert ... 70

Tabel 3.10 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor ... 70

Tabel 3.11 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara ... 71

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Soal ... 72

Tabel 4.2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal ... 73

Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal ... 74

Tabel 4.4. Data Nilai Pretest, Posttest, dan Gain Normalisasi ... 75

Tabel 4.5 Deskripsi Data Pretest ... 76

Tabel 4.6 Deskripsi Data Posttest ... 78

Tabel 4.7 Deskripsi Data N-Gain ... 79

Tabel 4.8 Data Penilaian Aspek Afektif ... 81

Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Aspek Afektif ... 82

Tabel 4.10 Deskripsi Data Afektif... 82

Tabel 4.11 Data Penilaian Aspek Psikomotor ... 84

Tabel 4.12 Kriteria Penilaian Aspek Psikomotor ... 85

(10)

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data ... 87

Tabel 4.15 Perolehan Hasil Gain Normalisasi ... 87

Tabel 4.16 Hasil angket respon peserta didik ... 93

Tabel 4.20 Matrik Penelitian ... 99

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 11

Gambar 2.2 Pendekatan Ilmiah saintifik ... 12

Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 26

Gambar 2.4 Trainer Pengukuran Tekanan ... 32

Gambar 2.5 Trainer Pengukuran Temperatur ... 32

Gambar 2.6 Sensor RTD ... 38

Gambar 2.7 Kurva Resistansi RTD ... 39

Gambar 2.8 Range temperatur ... 39

Gambar 2.9 Thermocouple ... 40

Gambar 2.10 Manometer Pipa U ... 43

Gambar 2.11 C-Type Bourdon Tube ... 44

Gambar 2.12 Spiral Bourdon Tube ... 45

Gambar 2.13 Helical Bourdon Tube ... 45

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest ... 51

Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Penelitian ... 52

Gambar 4.1 Histogram Data Pretest... 77

Gambar 4.2 Histogram Data Posttest ... 78

Gambar 4.3 Histogram Data N-Gain ... 80

Gambar 4.4 Histogram Data Afektif ... 83

Gambar 4.5 Histogram Data Psikomotor ... 86

Gambar 4.6 Diagram Data Hasil Uji N-Gain ... 88

(11)

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.8 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Afektif ... 91

Gambar 4.9 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Psikomotor ... 92

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A :

Lampiran A.1 Surat Penelitian

Lampiran A.2 Surat Pengantar Menjadi Mitra Penelitian

Lampiran A.3 Hasil Wawancara Awal dengan Guru

Lampiran A.4 Silabus Pengukuran Besaran Proses Tahun Ajaran 2013/2014

Lampiran A.5 Daftar Nilai Peserta Didik

Lampiran A.6 Surat Permohonan Pengisian Lembar Expert Judgement

Lampiran A.7 Lembar Expert Judgement Instrumen Penelitian

Lampiran A.8 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.9 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.10 Soal Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.11 Data Hasil Uji Validasi

LAMPIRAN B :

Lampiran B.1 Silabus Basic Skills Penelitian

Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-1

Lampiran B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-2

Lampiran B.4 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Pretest-Posttest

Lampiran B.5 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Pretest-Posttest

(12)

Lampiran B.7 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Pretest

Lampiran B.8 Lembar Kerja Peserta Didik

Lampiran B.9 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Posttest

Lampiran B.10 Lembar Kriteria Pemberian Skala Penilaian Aspek Afektif

Lampiran B.11 Lembar Kriteria Penilaian Afektif

Lampiran B.12 Lembar Kriteria Penilaian Psikomotor

Lampiran B.13 Lembar Hasil Akhir Penilaian Psikomotor

Lampiran B.14 Hasil Angket Respon Peserta Didik

Lampiran B.15 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran B.16 Hasil Uji Normalitas Data Pretest

Lampiran B.17 Hasil Uji Normalitas Data Posttest

Lampiran B.18 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain

Lampiran B.19 Tabel Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen

Lampiran B.20 Hasil Uji Normalitas Data Penilaian Psikomotor Kelas

Eksperimen

Lampiran B.21 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen

Lampiran B.22 Hasil Uji Normalitas Penilaian Afektif Kelas Eksperimen

LAMPIRAN C :

Lampiran C.1 Perhitungan Manual Uji Validitas

Lampiran C.2 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas

Lampiran C.3 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran

Lampiran C.4 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda

Lampiran C.5 Perhitungan Manual Uji Normalitas

Lampiran C.6 Perhitungan Manual Gain Normalisasi

Lampiran C.7 Perhitungan Manual Uji Hipotesis

Lampiran C.8 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t

Lampiran C.9 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran C.10 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat

(13)

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN D :

Lampiran D.1 Lembar Asistensi/ Bimbingan Skripsi

Lampiran D.2 Surat Tugas Penunjukkan Dosen Pembimbing

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perubahan kurikulum pendidikan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 harus dibarengi dengan usaha peningkatan sarana dan prasarana penunjang seperti perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang terdapat pada kurikulum 2013 diharapkan mampu meningkatkan keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Pengadaan perangkat pembelajaran dalam menghadapi perubahan kurikulum pendidikan menjadi kurikulum 2013 bukan hal yang mudah dalam pelaksanaannya.

Sosialisasi akan perubahan kurikulum masih dirasa kurang oleh masyarakat pendidikan, mengingat sedikitnya media dan waktu sosialisasi. Pemahaman yang kurang tersebut menjadi salah satu penyebab minimnya produk perangkat pembelajaran sebagai sarana penunjang pembelajaran pada sistem pendidikan kurikulum 2013. Rendahnya pemahaman dan minat pihak-pihak terkait dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang bercirikan kurikulum 2013, tentunya menjadi situasi yang memprihatinkan.

(15)

2

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang berpusat pada proses keaktifan siswa, sehingga terciptanya suatu proses pembelajaran yang interaktif dalam menggali segala sumber belajar yang ada. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

(16)

menempati posisi cukup strategis untuk menambah dan mengembangkan pengalaman belajar dalam rangka mewujudkan proses belajar secara optimal. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas.

Pada SMKN 1 Cimahi Jurusan Kontrol Mekanik tepatnya di kelas XI terdapat mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran basic skill yang sangat penting karena sangat berhubungan untuk kompetensi inti siswa jurusan kontrol mekanik untuk kedepannya. Berdasarkan pengamatan dan observasi pada saat praktek pengalaman lapangan, proses pengajaran mata pelajaran tersebut masih menggunakan metoda ceramah dan belum terdapat media pembelajaran apapun yang menunjang proses pembelajaran siswa. Sedangkan karakteristik dari mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses yang lebih cenderung pada praktek, eksplorasi dan pengembangan logika berfikir sesuai dengan aplikasi di industri membutuhkan cara penyajian menarik, sistematik dengan penyajian visual yang mendekati dengan simulasi di dunia industri. Trigger untuk memicu perhatian dan pengembangan logika peserta didik dan tentunya peranan guru sebagai tutor dan fasilitator sangat penting dalam pengajaran mata pelajaran ini. dimulai dari penjelasan materi secara bertahap dan sistematis, kemudian guru mempraktekan dan menjelaskan secara bertahap mulai dari pemahaman konsep besaran proses sampai cara pengukuran besaran proses. Semua tahapan itu dilakukan hanya dalam sekali penjelasan dan keterbatasan pada saat demonstrasi, sehingga membuat siswa sulit mengerti dan kebingungan untuk memahami konsep dasar dari mata pelajaran ini.

(17)

4

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, mengaplikasikan dan menyimpulkan. Permasalahan yang ada saat ini yaitu siswa cenderung lambat dalam pemahaman konsep dan pengaplikasian konsep materi, sulitnya terbentuk pola pikir yang sistematis untuk memecahkan masalah. Berdasarkan Hasil Tes yang diberikan kepada 34 siswa diperoleh hasil sebanyak 12 orang mendapat nilai lebih besar dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM), dan 22 orang mendapat nilai kurang dari KKM, maka jika dipresentasikan jumlah siswa yang lulus KKM sebesar 35, 29% dan siswa yang belum mencapai KKM sebesar 64,71 %, dengan nilai KKM sebesar 75, oleh karena itu masih diperlukan proses perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan sesuai dengan kenyataan dilapangan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan di atas karena media pembelajaran menempati posisi cukup strategis untuk mewujudkan prestasi belajar siswa. Dalam dunia pendidikan, guru pendidik harus memiliki inovasi pembelajaran disekolah, terutama di sekolah menengah kejuruan yang memerlukan media pembelajaran yangs sesuai dengan kenyataan di lapangan agar mempermudah siswa ketika masuk ke dunia kerja dan dunia industri.

Penelitian tentang penerapan media pembelajaran telah banyak dilakukan.

(18)

Pada penelitian ini, peneliti berusaha ingin mengungkapkan sampai sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh media pembelajaran Pengukuran Besaran Proses siswa SMK kelas XI yang bercirikan saintifik kurikulum 2013.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diimplementasikan

alat peraga pengukuran besaran sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses ?

2. Bagaimanakah hasil belajar ranah afektif siswa pada saat digunakannya alat peraga pengukuran besaran sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses ?

3. Bagaimanakah hasil belajar ranah psikomotor siswa pada saat digunakannya alat peraga pengukuran besaran sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui hasil belajar yang mencangkup ranah kognitif pada siswa yang telah menggunakan media pembelajaran pengukuran pengukuran besaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses.

2. Mengetahui hasil belajar yang mencangkup ranah afektif pada siswa yang telah menggunakan media pembelajaran pengukuran pengukuran besaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses.

3. Mengetahui hasil belajar yang mencangkup ranah psikomotor pada siswa yang telah menggunakan media pembelajaran pengukuran pengukuran besaran pada mata pelajaran pengukuran besaran proses. 4. Mengembangkan media pembelajaran yang mudah dalam

(19)

6

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap mata pelajaran pengukuran besaran proses .

2. Memberikan masukan kepada guru mengenai media yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sebagai salah satu upaya penyempurnaan dan perbaikan dalam proses pembelajaran. 3. Memberikan masukan kepada lembaga sekolah mengenai media

pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran.

4. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dalam menyusun penelitian.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Adapun pembahasan pada sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima pokok bahasan, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini berisi tentang teori-teori pendukung dari masalah yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, serta hipotesis dari penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

(20)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, serta pembahasan temuan dari penelitian ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(21)

48

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi Jalan Maharmartanegara No 48 Telp. (022)6629683 Kota Cimahi 40533. Sebagai lokasi penerapan trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses.

3.1.2 Subjek Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012, hlm 119).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). (Sugiyono, 2012, hlm 120).

Sebagai perwakilan dari populasi sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini, agar lebih spesifik dan dapat merepresentasikan populasi yang dituju, maka subjek penelitian adalah siswa siswi kelas XI KM A jurusan Kontrol Mekanik di SMKN 1 Cimahi dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

(22)

Menurut Sugiyono (2012 , hlm 3), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, Sugiyono menyebutkan terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan Trainer Pengukuran Besaran Proses, dimana dapat dilihat dari perbedaan prestasi belajar siswa sebelum menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses dan setelah menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses pada pembelajaran Pengukuran Besaran Proses. Subjek yang akan diteliti adalah kelas yang belum pernah dan baru akan belajar materi Pengukuran Besaran Proses

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode eksperimen. Menurut Nana Sudjana (1989, hlm 19) metode eksperimen adalah metode yang mengungkapkan hubungan dua variabel atau lebih dan mencari pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.

(23)

50

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Millan dalam Ibnu Hadjar (1999, hlm 102), desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Dalam bukunya, Sugiyono (2012 , hlm 110-118) mengkategorikan desain eksperimen menjadi 4 desain, yaitu : Pre-Experimental Design, True

Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan desain Pre-Eksperimental Design.

Pre-Eksperimental Design merupakan salah satu bentuk penelitian yang di

dalamnya masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol.

Sugiyono (2012, hlm 112-113) membagi desain penelitian

Pre-Experimental Design menjadi 3 macam, yaitu One-Shoot Case Study, One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparison. Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah desain pre-experimental design dengan bentuk one-group pretest-postest yang merupakan pengembangan dari one-shot

case study. Pengembangan desain penelitian ini yaitu dengan cara melakukan

satu kali pengukuran sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Digunakannya pre-experimental design dalam penelitian ini karena di SMK Negeri 1 Cimahi khususnya pada program keahlian Kontrol Mekanik pada kelas XI hanya terdapat dua kelas, sehingga satu kelas akan digunakan untuk keperluan uji instrumen, dan kelas yang lain akan digunakan sebagai kelas eksperimen sekaligun sampel penelitian. Kelas eksperimen akan diberikan

(24)

trainer PBP (Pengukuran Besaran Proses) sebagai media pembelajaran, kemudian kelas eksperimen akan diberikan posttest setelah mendapatkan perlakuan tersebut.

Menurut Sugiyono (2011, hlm 111), pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Keterangan:

O1 : merupakan tes awal (pretest), yang dilakukan sebelum berikannya perlakuan (treatment) media pembelajaran menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses di SMK Negeri 1 Cimahi.

X : merupakan perlakuan (treatment), yaitu penggunaan media pembelajaran menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses di SMK Negeri 1 Cimahi.

O2 : merupakan tes akhir (posttest), yang dilakukan setelah berikannya perlakuan (treatment) menggunakan Trainer Pengukuran Besaran Proses pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses di SMK Negeri 1 Cimahi.

Sebelum dilakukan pretest dan posttes agar dapat mengukur nilai O1 dan O2, dibutuhkan instrumen. Instrumen yang dibuat untuk mengukur komptensi siswa pada ranah kognitif, afektif dan Psikomotorik. Pada ranah kognitif akan dibuat soal yang yang akan diujicoba pada suati kelas, tahap selanjutnya adalah melakukan uji

(25)

52

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas, uji reliabilitas, tingkat kesuakaran dan daya beda. Pada ranah afektif dan psikomotorik, intrumen dibuat berupa lembar observasi penilaian yang kriterianya akan ditentukan.

Oleh karena itu peneliti merumuskan langkah –langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam pembuatan instrumen penelitian ini, dengan terlebih dahulu menyusun prosedur yang akan dilakukan pada proses penelitian, sebagai berikut :

Gambar 3.2. Flowchart Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pelaksanaan

3. Tahap Akhir

(26)

a. Studi Pustaka

 Identifikasi Masalah

Pada tahap studi pustaka ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di lapangan dan dirasa penting, hangat dan aktual, serta dapat memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar jika diteliti.

Studi lapangan melalui pengamatan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum penelitan yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran yang sedang berlangsung, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, serta sarana dan fasilitas pembelajaran yang mendukung di SMK Negeri 1 Cimahi, terutama pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses.

 Perumusan Masalah

Perumusan masalah terkait dengan fokus masalah serta dengan adanya perumusan ini perlu dibatasi pada faktor atau variabel-variabel yang dominan. Faktor atau variabel-variabel tersebut ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah.

Adapun rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan penerapan Trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses Mengumpulkan Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metode penelitian. Pengumpulan landasan teori dengan cara studi literatur terhadap beberapa sumber sebagai referensi.

 Merumuskan Hipotesis

(27)

54

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Menentukan Desain dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini tentunya perlu menentukan desain penelitian yang berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian dengan menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut. Desain dan metode penelitian ini kemudian ditentukan yaitu dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain pretest-posttest one group.

b. Observasi Sekolah

Observasi disekolah dilakukan untuk mengetahui kondisi dan situasi yang ada dilapangan guna memberikan gambaran terhadap proses penelitian. Kemudian menelusuri kelas-kelas yang dapat dijadikan sebagai sasaran penelitian atau lebih tepatnya menjadi kelas eksperimen.

Pada tahap observasi sekolah peneliti melakukan penelusuran dengan melihat hal yang terjadi secara real yang ada di lapangan yaitu SMK Negeri 1 Cimahi.

c. Wawancara Awal dengan Guru

Wawancara awal dilakukan pada guru mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses yaitu bapak Sugiono,S.Sos sebagai guru mata pelajaran yang akan diteliti. Wawancara awal dilakukan untuk mengetahui persepsi awal dan menguatkan latar belakang penelitian.

d. Menentukan Materi dan Subjek Penelitian

Menentukan materi dan sampel dilakuakna setelah melaksanakan tahap awal wawancara dengan guru yaitu materi ajar pengukuran tekanan dan pengukuran temperatur yang sesuai dengan media pembelajaran yang menjadi penelitian. Subjek penelitian yaitu kelas XI KM A semester 3 paket keahlian Kontrol Mekanik yang sedang mendalami materi ajar tersebut.

e. Penyusunan Instrumen Penelitian

(28)

- Pembuatan pedoman observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan objek penelitian, berpedoman pada aspek-aspek yang akan diungkap.

- Merumuskan kisi-kisi wawancara terhadap guru yang bersangkutan yaitu guru mata pelajaran sistem kontrol terprogram untuk memperoleh data terhadap kondisi awal subjek penelitian.

- Merumuskan kisi-kisi soal serta pembuatan soal uji validitas yang sesuai pada kompetensi dasar yang mengacu pada silabus SMK mata pelajaran Sistem Pengukuran Besaran Proses paket keahlian Kontrol Mekanik Kelas XI semester 3 yang telah mempelajari dengan baik mata pelajaran tersebut terutama materi ajar Pengukuran Tekanan dan Pengukuran Temperatur.

- Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum 2013 sebagai

treatment proses belajar mengajar terhadap media pembelajaran.

- Lembar tes kognitif sebanyak 28 soal pilihan ganda yang valid dan memiliki kredibilitas yang sangat tinggi sebagai soal pretest dan posttest. Lembar observasi untuk afektif dan psikomotorik untuk menilai keterampilan peserta didik selama berlangsung.

- Penyusunan angket terhadap minat belajar dan proses pembelajaran dengan menggunakan media belajar PBP (Pengukuran Besaran Proses).

f. Uji coba instrumen

Setelah semua persiapan dilaksanakan maka ada tahap uji coba intrumen yaitu untuk mengukur valid atau tidaknya soal pretest dan posttest yang akan diberikan kepada peserta didik. Soal tersebut sebelumnya terlebih dahulu sudah dilakukan

expert judgement oleh guru mata pelajaran tersebut untuk diuji kelayakannya.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pretest (tes awal)

Pretest digunakan untuk menilai pengetahuan awal peserta didik sebelum

(29)

56

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai kelas eksperimen dan dilakukan dengan cara memberikan lembar tes kognitif yang telah dinyatakan valid, sebanyak 28 soal pilihan ganda kepada 34 orang peserta didik. Hasil pretest akan dicari nilai ratanya dan dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil posttest untuk melihat nilai rata-rata-rata-rata peningkatan (gain) terhadap hasil belajar kelas eksperimen.

b. Treatment (perlakuan)

Treatment merupakan perlakuan yang diberikan kepada kelas XI KM A sebagai

kelas eksperimen dengan cara menerapkan media pembelajaran trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik. Pada tahapan ini, peneliti disebut sebagai guru dan sampel penelitian pada kelas eksperimen disebut peserta didik.

c. Posttest (tes akhir)

Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi belajar

peserta didik pada kelas eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pengukuran Besaran Proses pada materi Pengukuran Tekanan dan Pengukuran Temperatur. Adapun soal-soal posttest yang diberikan setelah perlakuan (treatment) sama dengan soal pretest sebelum diberikan perlakuan.

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan Data

Pengolahan data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa tabel, grafik, profil, bagan atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, statistika penelitian dan lain-lain.

b. Kesimpulan

(30)

dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan yang lainnya, antara temuan dengan konteks ataupun dengan kemungkinan penerapannya.

c. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan merupakan wujud nyata penelitian berupa tulisan dan dilengkapi dengan dokumentasi-dokumentasi saat melakukan penerapan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.

3.3 Proses Pengembangan Instrumen

Supaya penyusunan instrumen lebih sistematis,sehingg amudah untuk dikontrol, dikoreksi dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen.

Item-item instrumen harus disusun dengan bahasa yang jelas sehingga semua fihak yang berkepentingan tahu apa yang dimaksud dalam item instrumen tersebut. (Sugiyono, 2012, hlm 158).

Pada proses pengembangan setelah pembuatan instrumen, kemudian untuk lebih melengkapi proses instrumen yang telah dikonsultasikan instrumen tersebut harus diuji kembali.

Menurut Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa, data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu, yaitu : Valid, Reliabel dan Obyektif.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel diharapkan hasil penlitian akan menjadi valid dan reliabel. (Sugiyono, 2012, hlm 168).

(31)

58

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas Instrumen

Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson:

= � − � �

√ � − � � − �

(Arikunto, 2010, hlm 213)

Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

� = Jumlah skor tiap peserta didik pada item soal � = Jumlah skor total seluruh peserta didik n = Jumlah sampel penelitian

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,800 < x ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 < x ≤ 0,800 Tinggi

0,400 < x ≤ 0,600 Cukup 0,200 < x ≤ 0,400 Rendah

0,000 ≤ x ≤ 0,200 Sangat Rendah

(32)

Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:

t

hitung

=

√ −

√ −

(Sugiyono, 2012, hlm 236)

Keterangan:

t

hitung = Hasil perhitungan uji signifikansi

r

xy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y,

dua variabel yang dikorelasikan n = Jumlah sampel penelitian

Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi (� = , 5. Apabila thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung< ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur.

Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:

= (� − ∑

� )

(Arikunto, 2010, hlm 231) Keterangan ;

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total

(33)

60

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian, harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

� = ∑ − ∑�

� (Arikunto, 2010, hlm 227)

Keterangan:

∑ = Jumlah skor total N = Jumlah responden S = Standar Deviasi

S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat

Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product

moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,800 < x ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 < x ≤ 0,800 Tinggi

(34)

0,200 < x ≤ 0,400 Rendah

0,000 ≤ x ≤ 0,200 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010, hlm 319) c. Daya Pembeda

Arikunto (2010, hlm 211) mengemukakan bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik berkemampuan rendah (bodoh).”

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai 1,00.

Untuk mengetahui daya pembeda pada soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.

2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada butir soal.

4. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D =

� �

(Arikunto, 2002, hlm 213) Keterangan: D = Daya pembeda

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

= Banyaknya peserta tes kelompok atas = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :

(35)

62

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang

(Arikunto, 2010, hlm 218)

d. Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto (2010, 208) bahwa “Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar.”

Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:

P =

(Arikunto, 2010, hlm 210) Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.4 sebagai berikut :

(36)

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00 ≤ P < 0,30 Soal Sukar 0,31≤ P < 0,70 Soal Sedang 0,71 ≤ P < 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2010, hlm 210)

3.4 Teknik Pengumpulan

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, angket, tes, observasi dan studi dokumenter. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penlitian ini adalah :

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (partcipatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

(37)

64

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Keahlian Kontrol Mekanik kelas XI guna mendapatkan data mengenai keadaan pembelajaran di kelas.

2. Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan media belajar sehingga menghasilkan data. Instrumen tes berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban sebanyak 28 soal. 3. Angket

Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Angket yang dibuat adalah angket untuk mengetahui minat anak terhadap media pembelajaran yang digunakan juga pembelajaran dengan pendekatan saintifik, sehingga memperoleh data deskriptif dari angket yang diberikan.

Tabel 3.5 Teknik pengumpulan data

No Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data

1 Studi

Hasil prestasi belajar peserta

didik setelah dan sebelum

menggunakan media

pembelajaran pada kelas

eksperimen

Peserta didik

4 Angket Angket minat dan

model

Data deskriptif siswa mengenai

minat dan pembelajaran terhadap

(38)

3.5 Analisis Data

3.5.1 Analisis Data Kognitif

Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah karena dengan mengolah data tersebut dapat memberikan hasil untuk pemecahan masalah penelitian. Data diperoleh melalui soal tes uji kognitif pada tes awal (pretest) hingga tes akhir (posttest), serta diperoleh dari lembar observasi afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen.

Sebelum mengolah data, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa hasil tes awal dan tes akhir setiap peserta didik pada kelas eksperimen XI KM A, sekaligus memberi skor pada lembar jawaban, dimana soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci jawaban

pembelajaran

saintifik

(39)

66

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan 100 pada hasil jawaban peserta didik.

Pemberian skor terhadap jawaban peserta didik berdasarkan butir soal yang dijawab benar oleh peserta didik. Setelah penskoran tiap butir jawaban, selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing peserta didik dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus berikut:

� � � ℎ

� � � �

(Suharsimi Arikunto, 2010)

b. Menghitung Gain Ternormalisasi

Untuk menentukan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menerapkan trainer Pengukuran Besaran Proses dengan pendekatan saintifik, dilakukan dengan menghitung nilai gain ternormalisasi yang diperoleh dari data skor pretest dan

posttest yang kemudian diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi.

Rata-rata gain normalisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

<g> =

Tabel .6 Kriteria Gain Normalisasi

Batas Kategori

(40)

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Savinainen & Scott, 2002, hlm 45)

c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik 1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametris (Sugiyono, 2010).

Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi Kuadrat (χ²).

Pengujian data dengan (χ²) dilakukan dengan membandingkan kurve normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah: 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (A).

(41)

68

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah (Sugiyono, 2009, hlm 80): a) Menghitung rentang skor (r)

r = skor tertinggi-skor rendah

b) Menentukan banyak kelas interval (k/BK)

Jumlah kelas interval ditetapkan = 6 sesuai dengan Kurva Normal Baku. k/BK= 1+ 3,3 log n ; n= Jumlah sampel penelitian

c) Menentukan panjang kelas interval (PK)

� = � �

� �ℎ � � �

d) Membuat distribusi fh (frekuensi yang diharapkan)

Menghitung fh didasarkan pada presentasi luas setiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu sampel).

Interval Fo Fh fo-fh (fo-fh)2 fo − fh

fh

Keterangan:

fo : jumlah data hasil observasi fh : jumlah data yang diharapkan

e) Menghitung mean (rata-rata

X

)

i

f) Mengitung simpangan baku / Standar deviasi (S/ SD)

g) Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus :

(42)

Dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas. h) Menghitung harga baku (Z)

1,2

 ; x1,2= Batas atas/ batas bawah

i) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (l)

Li = L1 – L2 ; L1 = Nilai peluang baris atas ; L2 = Nilai peluang baris bawah j) Menghitung frekuensi expetasi/ frekuensi yang diharapkan (ei)

ei =

L

i

.

f

i

; Li= Luas interval ; Σ fi= Jumlah frekuensi interval k) Menghitung Chi-kuadrat (x)

l) Membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Apabila χ2

hitung < χ2 tabel berarti data berdistribusi normal. m) Menghitung tabel uji normalitas

Tabel 3.7 Tabel Uji Normalitas

No Kelas o) Kriteria pengujian

Jika χ2hitung < χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal.

2) Uji Hipotesis Penelitian

(43)

70

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jenis data interval menggunakan uji t-test. Menurut Sudjana (2011), “Untuk melakukan uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal.”

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>) dan H0 berbunyi lebih kecil atau sama dengan (≤), uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kanan.

Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:

t

=

_ µs

µo = nilai yang di hipotesiskan

s

= simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampel

Kriteria pengujian adalah thitung > �= . 5 dimana �= , 5 didapat dari daftar normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung ≤

�= , 5 maka Ha ditolak dan H0 diterima.

3.5.2 Analisis Data Afektif

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :178), tujuan dari pengukuran ranah afektif adalah:

1. Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.

2. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku anak didik,

(44)

pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau tidaknya anak didik.

3. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.

4. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik (Depdikbud, 1983: 2).

Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif bukan bukan pengetahuan dari peserta didik, melainkan perilaku peserta didik didik. Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Aspek yang dinilai pada penelitian ini meliputi aspek kedisiplinan, antusias dan inisiatif, kejujuran, kerjasma, dan tanggung jawab dalam melakukan percobaan pada kegiatan pembelajaran pengukuran besaran proses.

Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

� � � ℎ

� � � �

(Suharsimi Arikunto, 2010)

Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif ditunjukan pada Tabel 3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.8 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif

Kategori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% ≤ Nilai ≤ 100%

Baik Bila 80% ≤ Nilai ≤ 89%

Cukup Bila 70% ≤ Nilai ≤ 79%

Kurang Bila 0 % ≤ Nilai ≤ 69%

Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa :

(45)

72

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).

Adapun konversi jawaban kedalam hitungan kuantitatif untuk mengukur ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.9 sebagai berikut :

Tabel 3.9 Konversi Skala Likert

Jawaban Skor

Penilaian hasil belajar psikomotor (Suharsimi, 2010) dengan cara :

a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung.

b. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

c. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Data hasil belajar psikomotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut

:

�� � � ℎ

� � �

(Suharsimi Arikunto, 2010)

Tabel 3.10 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor

Kategori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% ≤ Nilai ≤ 100%

Baik Bila 80% ≤ Nilai ≤ 89%

Cukup Bila 70% ≤ Nilai ≤ 79%

(46)

3.5.4 Analisis Data Lembar Wawancara Akhir

Untuk mengetahui respon atau tanggapan peserta didik terhadap penerapan trainer pengukuran besaran proses dengan pendekatan saintifik, yaitu dengan menghitung persentase frekuensi setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut :

� = � %

(Anas Sudjiono, 2004)

Keterangan : P = Presentase frekuensi dari setiap jawaban responden f = Frekuensi dari setiap jawaban responden

N = Jumlah responden

Tabel 3.11 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara

Presentasi Intepretasi

0% Tidak ada seorangpun

1%-5% Hampir tidak ada

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya

76%-95% Sebagian besar

96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(47)

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan media pembelajaran Pengukuran Besaran Proses pada kelas eksperimen ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pengukuran tekanan dan pengukuran temperature dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik dalam aspek kognitif ditinjau dari perolehan nilai rata-rata peningkatan (normalized gain) hasil belajar peserta didik berada pada kategori sedang.

2. Hasil belajar siswa pada ranah afektif diukur dari aspek kedisiplinan, antusias dan inisiatif pada saat praktikum, kejujuran saat pengumpulan data, kerjasama dan tanggung jawab.Dari hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata untuk aspek berada dalam kategori baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75.

3. Hasil belajar siswa pada ranah psikomotor diukur dari aspek keterampilan serta ketelitian membuat program dengan bantuan Trainer Pengukuran Besaran Proses.Dari hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata untuk aspek keterampilan berada dalam kategori baik dan hampir seluruh siswa berada di atas nilai KKM 75.

4. Dari hasil angket respon terhadap proses pembelajaran, menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik menyukai kegiatan belajar mengajar yang menggunakan media pembelajaran pengukuran besaran proses dengan pendekatan saintifik.

5.2 Saran

(48)

1. Fasilitas yang belum dapat terpenuhi karena hanya memiliki satu trainer sehingga siswa harus menggunakannya secara bergantian

2. Tidak hanya trainer pengukuran tekanan dan temperature saja yang dapat digunakan, kedepannya diharapkan siswa dapat menggunakan trainer pengukiran besaran proses lain seperti trainer pengukuran level dan pengukuran aliran .

(49)

103

Astrie Lestari, 2015

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGUKURAN BESARAN PROSES

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1992). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-8. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Edisi pertama. Jakarta: Rajawali Pers.

Burhanudin dan Soejoto. (2006). Implementasi Upaya Meningkatkan Minat

Belajar Geografi Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah II Mojosari-Mojokerto.. Laporan Penelitian

Tindakan Kelas . [Online]

Tersedia : http://www.geocities.com/guruvalah. Diakses: 8 September

2014.

Danim, S. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Edisi pertama-cetakan ke 3. Jakarta: Bumi Aksara.

Fusilat, Iman. (2014). Implementasi Media Pembelajaran Video Tutorial pada

Mata Pelajaran Pemograman Komputer di SMK. Skripsi Strata Satu (S-1).

Universitas Pendidikan Indonesia.

Guntur, Hilman. (2009). Pengembangan dan Aplikasi Prototipe Pendiferensial

Pressure. Skripsi Strata Satu (S-1). Institut Teknologi Bandung

Hamalik, Oemar. (2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Bandung: Trigenda Karya.

Karim, Syaiful. (2013). Teknik Sensor dan Aktuator. Edisi Pertama. Malang. PPPPTK BOE

Komara, E. (2013). Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013. Artikel, Sosiologi Pendidikan, STKIP Pasundan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Pendidikan. (2013). Konsep dan

Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud

Gambar

Gambar 3.2. Flowchart Prosedur Penelitian
Tabel 3.5 Teknik pengumpulan data
Gambar  3.7 Kurva Baku Normal Uji Normalitas
Tabel 3.7 Tabel Uji Normalitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memberikan pelayanan, pustakwaan wajib mempromosikan produk layananya kepada masyarakat. Mempromosikan produk layanan bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain

Peneliti akhirnya meminta bantuan kepada guru-guru tersebut untuk menunjukkan siapa saja guru ekonomi yang berasal dari lulusan Pendidikan Ekonomi UNY dan

Pengujian sistem penjejak dengan sumber cahaya matahari memiliki tujuan yang sama dengan pengujian sistem dengan sumber cahaya lampu yaitu untuk mengetahui kemampuan

dokumen dan Up Load Dokumen 3 Mampu menjelaskan proses prakontrak/proses lelang melalui sistem LPSE Kelengkapan dan Legaitas Perusahan dan dokumen pengadaan Ceramah

Puji Syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dengan judul “Kemampuan Berpikir Kritis

Penerimaan usaha tani padi sistem tanam SRI diperoleh dengan cara mengalikan jumlah produksi padi per musim tanam per hektar dengan rata-rata harga gabah kering

b) Apabila yang bergerak push rod katup masuk silinder 4 pada saat anda menggerak-gerakkan atau memutar poros engkol, berarti ketika tanda pada puli tepat dengan tanda 0 : yang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat Medik memiliki presentase terbesar pada kategori beban kerja berat adalah